Jumlah dan JAnalisis u r n aPengaruh l EKON O M IUang K A IBeredar NDON E SSuku I A Bunga Deposito ... Volume 1, Nomor 1, Juni 2012 Hal. 33-47
ISSN: 2338-4123
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito Terhadap Alokasi Dana Kredit Bank Umum di Indonesia
The data used in this study is a secondary data obtained from various relevant agencies. This study uses a model of analysis with Two Stage Least Squares Method. The purpose of this model is to view and analyze the effect of money supply on interest rates on deposits and subsequently how the influence of interest rates on deposits in commercial banks’ credit allocation of government funds in Indonesia. Based on the research results and the discussion indicates that the money supply has a positive influence on the allocation of funds and siqnifikan commercial bank credit in the Indonesian government during the period 1993-2010. Conversely deposit rates have a negative effect and not α siqnifikan at 5 percent in the allocation of government funds in commercial bank lending Indonesia. (Treatment with Eviews program) This is consistent with the theory that when interest rates rise, the cost of borrowing will increase and consequently the amount of credit requested funds in the financial system will decrease. Deposit rates have no direct ties to the allocation of credit, as interest rate bank deposits is commonly used as one component in the determination of lending rates and the determination of credit disbursement is more determined by the balance between the interest rates of loans (credits) with expectation of credit borrowers. The implications of this study are expected to stakeholders such as banks can optimize the credit intermediation and discretion in the determination of interest rates. The stability of the money supply and the interest rate also needs to get the most attention from the government, especially the Bank of Indonesia, which is expected to increase the role of business in the sector increased reel that can minimize the effects of inflation.
Fikriah Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Musrita Dwi Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Keywords: Money supply, deposit interest rate, credit, commercial bank, government
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
33
Fikriah & Musrita Dwi
Latar Belakang Bank yang merupakan lembaga intermediasi keuangan pemerintah memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan dananya dan mendukung kestabilan sistem keuangan. Pengelolaan dana tersebut harus ditunjang dengan kegiatan usaha, bank harus mampu menjaga agar spread bank tidak mencapai posisi negative, menjaga kestabilan likuiditasnya agar tetap mampu menyediakan dana untuk memenuhi penarikan simpanan maupun permintaan kredit. Bank pengelola yang dimaksud adalah bank umum yang memiliki tugas yang lebih luas dari pada bank perkreditan rakyat karena langsung melayani penyimpanan dan pendanaan oleh masyarakat. Kemampuan bank tersebut dipengaruhi oleh adanya keberadaan bank Indonesia yang mengatur perbankan di Indonesia, dimana setiap bank harus menempatkan dananya pada bank Indonesia sebagai cadangan. Bank melayani sebagian besar pembiayaan kegiatan ekonomi yang dijalankan masyarakat. Studi struktur dan perkembangan pasar keuangan Bank Indonesia (2001) menyatakan sumber utama pembiayaan investasi di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan. Meskipun kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir relatif membaik, tercermin dengan terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar dan turunnya suku bunga namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis. Taufik kurniawan (2004:439) menyatakan bahwa tingginya suku bunga pada September 1988 merupakan suatu sejarah bagi dunia perbankan dalam menekan suku bunga yang dinilai sangat tinggi dan tidak dapat menggairahkan investasi. Penyebab utama tingginya suku bunga bank pada waktu itu adalah mahalnya biaya memperoleh dana sendiri. Sebagian besar dana bank diperoleh 34
dari deposito dengan tingkat bunga berada di atas 15 persen – 21 persen, baik jangka waktu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan maupun 12 bulan. Hal ini berdampak pada kenaikan bunga kredit dikarenakan biaya intermediasi dari bank. Pergerakan suku bunga SBI menjadi tolak ukur bagi pergerakan tingkat suku bunga lainnya, sehingga kenaikan suku bunga SBI ini dengan sendirinya mendorong kenaikan suku bunga dana antar bank dan suku bunga deposito. Kenaikan suku bunga deposito akhirnya mengakibatkan kenaikan suku bunga pinjaman di bank-bank, sehingga menyebabkan penyaluran kredit mengalami penurunan. Tinjauan Teoritis Teori Jumlah Uang Beredar Mankiw (2003 : 73) mengatakan uang adalah persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakuan transaksi. Jumlah uang beredar mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi di suatu negara. Seperti dikemukakan oleh kelompok monetaris, bahwa jumlah uang beredar berperan penting dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi yang berasal dari sektor moneter (Arief, 1996 : 207). Jumlah uang beredar (money supply) di Indonesia didefinisikan sebagai tagihan masyarakat terhadap sektor perbankan dan terbatas pada jumlah antara uang kartal dan uang giral. Ini berarti Indonesia menganut jumlah uang beredar M1 (narrow money), dimana uang kuasi yang berupa deposito berjangka (time deposits) dan tabungan atau simpanan berjangka (saving deposits) bukan merupakan komponen jumlah uang beredar, melainkan hanya sebagai likuiditas perbankan (Boediono, 1990 : 65). Dornbusch (1997 : 151) memberikan definisi tentang jumlah uang beredar sebagai berikut : M1 : Merupakan penjumlahan antara Demand Deposits (DD) dengan Currency yang dipegang masyarakat (CU). M1 = DD + CU. M2 : M1 ditambah dengan JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
simpanan dan tabungan berjangka. M2 = M1 + TD; M1 adalah pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) sedangkan M2 adalah pengertian jumlah uang beredar dalam arti luas (Broad Money). Besar kecilnya jumlah uang beredar menurut Nasution (1998 : 243) ditentukan oleh : a. Kebijakan Bank Indonesia b. Porsi kekayaan netto luar negeri Bank Indonesia c. Perilaku masyarakat dalam menahan uang Hasibuan (2005:13) mengatakan bahwa dalam mengatur jumlah uang beredar dapat dianalisis secara mendalam dari teori : a. Hukum permintaan dan penawaran dari J.B. Say Pada dasarnya harga barang ditentukan oleh rasio permintaan dengan penawaran. Dan harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Jika jumlah uang beredar bertambah dua kali lipat, harga barang juga akan naik dua kali lipat. Asumsinya uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga, velocity uang tetap dan barang dan jasaa akan di perdagangkan jumlahnya tetap. b. Teori Kuantitas Tingkat harga di tentukan oleh tiga faktor, yaitu M= jumlah uang beredar, V= rata-rata perputaran setiap unit uang, T= jumlah uang dan jasa yang diperdagangkan. Jika MV semakin besar dan tidak diikuti dengan kenaikan barang dan jasa dan harga akan naik dan menyebabkan nilai tukar uang akan turun atau inflasi. Sebaliknya, jika MV menurun, tetapi tidak diikuti oleh turunnya volume perdagangan, nilai tukar uang akan semakin besar, atau inflasi rendah, jadi kecepatan beredarnya uang mempengaruhi laju inflasi. c. Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes. Menurut Keynes ada tiga motif untuk memegang uang yaitu: Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
1. Motif Transaksi maksudkan bahwa seseorang tidak membelanjakan pendapatannya sekaligus karena mengatur uang pada masa yang akan datang. Jadi, penghasilannya dibelanjakan sebagian sesuai dengan kebutuhannya. 2. Motif Berjaga-Jaga ini dimaksudkan bahwa seseorang menyimpan sebagian pendapatannya karena ingin menjaga hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa datang. 3. Motif spekulasi dimaksudkan bahwa seorang menahan sebagian uangnya karena berspekulasi atau mengharapkan bunga di masa yang akan datang meningkat. Ketiga motif ini akan mempengaruhi kecepatan beredarnya setiap unit uang tersebut. Semakin cepat peredaran setiap unit uang akan mempengaruhi nilai tukar uang, yang akan mempengaruhi tingkat inflasi, hal ini akan mempengaruhi kebijakan perbankan, khususnya bank Indonesia dalam mengatur stabilitas moneter (Hasibuan, 2005 : 13). Perangkat kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh bank sentral (Insukindro, 1993 :211) : 1. Kebijaksanaan operasi pasar terbuka. Kebijakan ini dilaksanakan oleh bank sentral dengan cara menjualbelikan surat berharga. Dengan menjual atau membeli surat berharga dan menentukan suku bunga bank atau diskonto, bank sentral dapat mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan yang diinginkan. 2. Penentuan cadangan wajib minimum. Bila cadangan wajib meningkat kelebihan cadangan yang dimiliki bank-bank umum menjadi berkurang maka pada gilirannya akan menurunkan jumlah kredit yang dapat diciptakan serta dapat mengurangi laju pertumbuhan jumlah uang beredar. 3. Kebijakan kredit selektif. Kebijakan ini bukan mengawasi jumlah uang beredar tetapi lebih diarahkan untuk mengawasi 35
Fikriah & Musrita Dwi
apakah kredit yang diberikan oleh bankbank umum sesuai dengan keinginan pemerintah, atau tidak. 4. Bujukan moral. Kebijakan ini diambil oleh bank sentral dengan mengadakan pertemuan saran-saran dan himbauan. Dengan mengadakan pertemuanpertemuan, bank sentral dapat menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sedang dan mungkin akan dijalankan oleh pemerintah. Teori Tingkat Bunga Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli ekonomi mengenai tingkat bunga. Menurut Sinungan (1991 : 181) tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Naik turunnya tingkat bunga akan mempengaruhi “Rate of Preference” yaitu seseorang bersedia menempatkan dananya bila mengharapkan pendapatannya sekarang lebih besar dari aliran yang akan datang. Nopirin (1992 : 96) mengatakan tingkat bunga adalah harga yang terjadi di pasar uang dan modal, artinya sistem ekonomi diatur melalui mekanisme pasar, yakni pasar untuk berbagai barang dan jasa yang berbeda-beda. Berapa banyaknya suatu barang akan diproduksi, ditentukan oleh pasar yakni permintaan akan barang tersebut. Ada dua pandangan teori ekonomi yang menerangkan penentuan tingkat bunga. Pertama pandangan ekonomi klasik yang menyatakan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan dana yang tersedia dipinjamkan (loanable funds). Yang kedua adalah pandangan Keynesian, yang menganggap bahwa tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Teori Kredit dan Unsur-Unsur Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu Credere seperti yang dikutip oleh Sinungan (1993 : 2). Credere diartikan 36
pula dengan kepercayaan (truth and failt) atau dalam bahasa latin disebut Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena dasar utama pemberian pinjaman kredit adalah kepercayaan, maka kepercayaan ini didasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh pihak kreditur kepada pihak debitur dengan melihat kemampuan pihak debitur di masa yang akan datang untuk dapat melunasi segala sesuatu yang menjadi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang ada baik berupa uang, barang atau jasa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa di dalam transaksi kredit terdapat unsur-unsur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan debitur: 1. Kepercayaan, yaitu keyakinan pihak kreditur atas prestasi (uang, barang dan jasa) akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Waktu, yaitu jangka waktu pada saat pemberian prestasi dengan saat pengembaliannya. 3. Resiko, yaitu akibat yang dapat timbul dari pemberian pinjaman kredit. 4. Prestasi, yaitu objek yang disamakan dengan uang. Mulyono (1997 : 11) menjelaskan untuk meminimalkan resiko, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan oleh pihak bank yang dikenal dengan istilah 6 C, yaitu : 1. Caracter yaitu tingkah laku, watak, kebiasaan, pola hidup dan lain-lain 2. Capacity yaitu kemampuan untuk membayar pinjaman 3. Capital yaitu modal awal yang dimiliki oleh penerima kredit atau pembiayaan 4. Collateral yaitu barang-barang jaminan (agunan) 5. Condition yaitu situasi dan kondisi negara yang nantinya dapat mempengaruhi perekonomian yang akhirnya akan berakibat pada kelancaran pembayaran 6. Constraint yaitu batasan-batasan atau JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
hambatan-hambtan yang ada di suatu tempat yang akan mempengaruhi kredit/ pembiayaan Sinungan (1993 : 10) menjelaskan kredit dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis, yaitu : 1. Kredit menurut sifat dan penggunaannya, terdiri dari a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar konsumtif. b. Kredit Produktif, yaitu kredit untuk memperlancar jalannya proses produksi. c. Kredit perdagangan yaitu kredit untuk memudahkan terjadinya transaksi jual beli. 2. Kredit menurut jangka waktu a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang penggunaannya maksimal satu tahun. b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang penggunaannya maksimal tiga tahun. c. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang penggunaannya minimal tiga tahun. 3. Kredit menurut jaminan a. Unsecured Loan yaitu kredit tanpa jaminan (kredit blanko). Bank Indonesia melarang praktek kredit ini di Indonesia. b. Secured Loan yaitu kredit yang diberikan kepada debitur dengan jaminan yang berbentuk fisik, dimana besarnya kredit sangat tergantung kepada nilai jaminan tersebut. 4. Kredit menurut penggunaannya a. Kredit Eksploitasi taitu kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal guna meningkatkan proses produksi. b. Kredit Investasi yaitu kredit jangka menengah dan jangka panjang yang diberikan kepada perusahaan untuk melakukan penanaman modal Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
yang berguna untuk meningkatkan produktifitas. c. Kredit perdagangan yaitu kredit untuk keperluan perdagangan pada umumnya. Fungsi dari kegiatan pemberian kredit oleh suatu lembaga perbankan adalah (Suyatno dkk, 1990 : 14) : a. Kredit pada hakikatnya meningkatkan daya guna uang. Para pengusaha kecil menikmati kredit untuk memperluas dan memperbesar usahausahanya. Melalui usaha tersebut produksi akan mengalami peningkatan sehingga akan memperbesar penerimaan faktor-faktor produksi, seperti pendapatan tenaga kerja, keuntungan keahlian usahawan, sewa atau bentuk penerimaan lainnya. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Kredit yang disalurkan melalui rekeningrekening koran kepada pengusaha kecil menciptakan penambahan peredaran uang giral dan sejenisnya, seperti cek, giro, bilyet, wesel dan sebagainya. Dengan demikian melalui kredit, peredaran uang akan meningkat, baik uang kartal dari pemberian kredit tunai maupun uang giral melalui kredit rekening koran, sehingga uang akan bertambah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. c. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. Dalam suatu perekonomian, bank adalah sarana yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi khususnya melalui kebijkan moneter dan sektor riil. Stabilitas moneter dapat berupa pengendalian uang beredar, melalui pengendalian tingkat suku bunga dan cadangan perbankan. Sementara di sektor riil, bank yang berperan serta dalam mendukung stabilitas neraca pembayaran, saluran distribusi serta pengembangan usaha kecil dengan meningkatkan pengalokasian pendanaan yang lebih murah dan prioritas bagi dunia usaha nasional. 37
Fikriah & Musrita Dwi
d. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Para pengusaha yang memperoleh kredit, tentu saja bertujuan untuk meningkatkan laba melalui ekspansi usahanya. Melalui ekspansi usaha, maka jumlah tenaga kerja yang menerima pendapatan akan terus bertambah. Dengan pendapatan yang terus meningkat, maka penerimaan pajak oleh pemerintah jelas akan mengalami kenaikan. Di lain pihak, kredit yang disalurkan juga bertujuan untuk merangsang ekspor, sehingga akan menghasilkan tambahan devisa bagi negara, dan juga telah meningkatkan pendapatan nasional. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha. Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamika yang selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuannya. Karenanya manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk memenuhi kekurangan kemampuannya untuk berhubungan dengan manusia lain yang memiliki kemampuan. Dan aspek bisnis kondisi tersebut dapat berupa hubungan nasabah dengan perbankan untuk memperoleh bantuan modal untuk meningkatkan usahanya. Kepercayaan perbankan kepada nasabah adalah peluang dalam meningkatkan kegairahan usaha sejalan dengan tuntutan untuk berkewajiban melunasinya. f. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Negara-negara kaya atau kuat ekonominya di sektor perbankan, akan memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang atau yang sedang membangun. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat yang lunak. Melalui bantuan kredit antar 38
negara, maka hubungan antar negara juga akan semakin membaik. Tujuan diadakannya penilaian kredit ini adalah : 1. Keamanan kredit (safety) artinya bank harus benar-benar yakin bahwa nasabah akan mampu melunasi kreditnya kembali. 2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability) artinya kredit akan dipergunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat atau tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 3. Menguntungkan (profitability) artinya pihak kreditur maupun pihak debitur memperoleh kuntungan tersendiri. Definisi Bank Umum Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu : 1. Bank umum Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Keistimewaan bank umum (Sukirno, 2008 : 274) adalah : 1. Tabungan dapat diambil dengan cek 2. Dapat menciptakan daya beli 3. Memberikan pinjaman jangka pendek Hubungan Tingkat Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Kredit Salah satu instrumen dari pengendalian moneter adalah kuantitas uang primer yang berada dalam kendali otoritas JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
moneter. Dengan asumsi bahwa money multiplier tetap stabil, serta perubahan uang primer akan mempengaruhi kegiatan perekonomian. Dalam hal ini, komposisi neraca bank terjadi karena perubahan uang primer yang salah satu komponennya adalah bank reserve, yang kemudian akan di akomodir oleh bank dengan mengubah komposisi assetnya terutama kredit atas inisiatif bank itu sendiri. Perubahan ini dikendalikan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter, sedangkan suku bunga hanya mengikuti arah keseimbangan yang terjadi. Oleh karena itu, sudut pandang ini disebut verticalist (Dornbusch dan Fisher, 1997 : 135). Teori tersebut sangat tidak relevan dengan perkembangan sistem keuangan yang semakin maju dan efisien, serta ditandai dengan adanya transnasionalisasi keuangan, inovasi produk-produk baru, dan membaurnya operasi bank-bank komersial dengan lembaga keuangan lainnya. Jumlah uang beredar tidak lagi dapat dikendalikan secara pasti oleh bank sentral karena semakin banyak ditentukan oleh sisi permintaan. Nasabah baik secara individual maupun secara agregat menentukan rencana kegiatan ekonominya yang tercermin dari kebutuhan pembiayaannya. Dengan demikian, sudut pandang yang beranggapan bahwa permintaan agregat dan kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengendalian jumlah uang beredar, secara perlahan akan berubah haluan sejalan dengan perkembangan sistem keuangan dan sistem pembayaran yang lebih efisien berdasarka pada mekanisme pasar. Mekanisme transaksi yang terjadi adalah bahwa jumlah uang beredar dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi yang dibiayai oleh kredit bank dan lembaga keuangan lainnya pada suatu harga (suku bunga) dan persyaratan tertentu. Kemampuan dan kesediaan bank untuk memberikan kredit mempunyai pengaruh terhadap jumlah uang beredar, dan demikian juga terhadap
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
keseimbangan antara arus uang dan barang dimana tindakan menciptakan kredit berakibat jumlah uang beredar bertambah. (Gilarso, 2002 : 285). Nopirin (1992 : 22) menyebutkan bahwa bank umum mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar melalui proses penciptaan kredit. Produk yang ditawarkan sebuah bank dalam penawaran kredit adalah uang sehingga penawaran kredit bisa diartikan sebagai penawaran uang kepada masyarakat. Dalam teori moneter penawaran uang merupakan jumlah uang yang beredar. Uang beredar di masyarakat ditentukan oleh pemerintah, bank sentral, bank-bank umum, dan masyarakat. Gilarso (2002 : 287) menyebutkan bahwa tinggi rendahnya suku bunga untuk bermacam jenis kredit ikut mempengaruhi keputusan para pengusaha untuk meminjam kredit bank. Bila bank menurunkan suku bunga kredit, harga kredit menjadi murah sehingga diharapkan dapat mendorong pengusaha untuk menggunakan lebih banyak kredit guna melakukan investasi. Sekaligus tinggi rendahnya suku bunga deposito ikut mempengaruhi keputusan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank sehingga bila suku bunga deposito diturunkan, lebih sedikit masyarakat yang terdorong menitipkan uangnya di bank sehingga bank sulit untuk menghimpun dana. Kedua hal ini sama-sama mempengaruhi jumlah uang beredar dan juga besarnya kredit yang dapat diberikan oleh dunia perbankan. Fungsi Permintaan akan dana pinjaman (kredit) (Puspopranoto, 2004 : 80) : DL = DL ( r ) ; < 0 Dimana: DL adalah permintaan akan dana pinjaman. Terdapat hubungan yang terbalik atau negatif antara jumlah dana pinjaman yang diminta dan tingkat bunga bilamana faktor-faktor lain tetap.
39
Fikriah & Musrita Dwi
Diduga jumlah uang beredar berpengaruh positif dalam pengalokasian dana kredit. Sebaliknya suku bunga deposito berpengaruh negatif dalam pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia.
Tingkat Bunga (r)
r0
DL1
L1
DL2
L2
Gambar 1. Fungsi Permintaan akan Dana Pinjaman Sumber : Puspopranoto(2004 :80)
Tingkat bunga mencerminkan biaya dari peminjaman. Bila tingkat bunga meningkat, biaya peminjaman juga meningkat dan akibatnya jumlah dana yang diminta dalam sistem keuangan juga menurun. Kerangka Pemikiran Naiknya suku bunga deposito dan simpanan akan menaikkan biaya mahal di perbankan dan menggerus laba bank. Sebagai kompensasi, maka suku bunga kredit dinaikkan hal ini memberikonsekuensi bagi dunia usaha dalam melakukan ekspektasi dan keputusan keuangan, sehingga permintaan kredit akan turun. Jika permintaan kredit turun dapat menurunkan LDR Bank dan menurunkan peranan Bank sebagai lembaga intermediasi. Namun meningkatnya pengucuran kredit akan menambah jumlah uang beredar yang dapat menimbulkan efek inflasi.
Suku Bunga Deposito
Jumlah Uang Beredar
Kredit
Dari kerangka pemikiran di atas suku bunga deposito mempengaruhi kredit secara tidak langsung, akibatnya terjadi perubahan jumlah uang beredar. Hipothesis: 40
Metodologi Penelitian Penelitian ini meliputi pembahasan mengenai jumlah uang beredar, suku bunga deposito serta pengaruhnya terhadap pengalokasian kredit perbankan pada Bank Umum Pemerintah. Data yang diteliti dalam kurun waktu 17 tahun, mulai tahun 1993 sampai dengan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang bersumber dari berbagai instansi antara lain : Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia dan Instansi serta lembaga lain yang terkait. Data yang digunakan adalah data jumlah uang beredar, suku bunga deposito dan kredit dalam bentuk kurun waktu (time series) Model dan peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Two Stage Least Squares yang menggunakan persamaan parsial dalam bentuk model persamaan linear. Persamaan [3] akan menganalisis pengaruh jumlah uang beredar terhadap kucuran kredit Bank Umum . Persamaan [4] akan menganalisis pengaruh suku bunga deposito terhadap kredit. Persamaan-persamaan tersebut adalah sebagai berikut : CR = f (JUB) ..............................................[1] CR = f (SBD) .............................................[2] CR = b0 + b1.JUB + e1.................................[3] CR = c0 + c1.SBD + e2................................. [4] Dimana: CR = Kredit b0 c0 = Konstanta JUB= Jumlah Uang Beredar b1 c1= Koefisisen Regresi (Parameter yang akan diestima SBD = Suku Bunga Deposito ei = Error term / disturbance term JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
Definisi Operasional Variabel Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Uang Beredar adalah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar dalam masyarakat yang dihitung dalam satuan miliar. 2. Suku bunga deposito adalah imbalan jasa atau harga yang harus dibayar kepada penabung agar ia bersedia melepaskan bagian dari tabungannya yang di ukur dalam persen,(Suku bunga deposito untuk 12 bulan) 3. Kredit bank umum adalah tagihan kepada sektor swasta domestik yang hanya mencakup kredit yang diberikan oleh bank umum yang beroperasi di wilayah Indonesia dan dihitung dalam satuan miliar. Hasil Penelitian Perkembangan JUB Dari gambar 2 terlihat bahwa perkembangan jumlah uang beredar dari tahun ke tahun terus meningkat. Nilai trend linear menunjukkan trend yang positif, artinya dari waktu ke waktu jumlah uang beredar terus meningkat dengan perubahan sebesar 29.734 milyar rupiah. Hal ini terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dengan cara merangsang pertumbuhan sektor riil. Dengan demikian secara elastis dapat digambarkan adanya pertumbuhan sektor riil yang memacu peningkatan belanja (pengeluaran) pemerintah sehingga akan turut pula memacu meningkatnya jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar selama tujuh belas tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 12,93 persen. Perkembangan Suku Bunga Deposito. Dalam tujuh belas tahun terakhir suku bunga deposito Bank Umum pemerintah menunjukkan trend yang menurun. Gambar 3 memperlihatkan trend linear Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
suku bunga deposito yang negatif, artinya dari waktu ke waktu suku bunga deposito cenderung menurun dengan nilai koefisien trend sebesar -0,593 persen. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan jumlah uang beredar. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank pemerintah akan menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank kepada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya di bank. Sedangkan bagi bank, semakin besar dana dari masyarakat yang dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat. Perkembangan Jumlah Dana Kredit Bank Umum di Indonesia Pada tahun 2007, pertumbuhan jumlah kredit di Indonesia sebesar 21,91 persen, diikuti pertumbuhan sebesar 40,43 persen pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sebesar 18,64 persen. Peningkatan penyaluran kredit didorong oleh kebijakan penurunan BI Rate dan penyesuaian berbagai ketentuan, terutama pada ketentuan penilaian aktiva produktif bank. Pada tahun 2008, dampak krisis global pada bank umum dapat diminimalkan oleh karakteristik perbankan Indonesia yang cenderung ”konservatif”. Sumber dana perbankan terutama berasal dari DPK lebih banyak ditempatkan pada kredit atau surat-surat berharga (SSB/SUN) yang diterbitkan Pemerintah. Pada gambar 4 memperlihatkan perkembangan kredit dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2009 dengan nilai trend yang positif sebesar 19.731 miliar rupiah, artinya setiap tahun kredit meningkat sebesar angka tersebut. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh perbankan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang potensial. Bagi bank umum bila sukses dalam kegiatan 41
Fikriah & Musrita Dwi
Gambar 2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar (Milyar Rupiah)
Gambar 3. Perkembangan Suku Bunga Deposito (Persen)
Gambar 4. Perkembangan Kredit Bank Umum Pemerintah (Miliar Rupiah)
42
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
bisnis kredit ini maka akan berhasil pula operasi bisnis mereka. Sebaliknya, bila mereka terjerat dalam banyak kredit bermasalah atau kredit macet (baik jumlah debitur maupun nilai pinjaman), mereka akan menghadapi kesulitan besar. Seperti yang telah kita ketahui bahwa tejadinya krisis moneter menyebabkan makin banyaknya kredit bermasalah yang pada akhirnya mengakibatkan kehancuran pada perbankan oleh karena itu kepercayaan masyarakat pada perbankan drastis mengalami penurunan. Selama tujuh belas tahun terakhir, dana kredit pada bank umum pemerintah mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 22,43 persen. Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Deposito Terhadap Pengalokasian Dana Kredit Bank Umum Pemerintah di Indonesia Besarnya pengaruh jumlah uang beredar dan suku bunga deposito terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah yang di analisis dengan menggunakan model Two Stage Least Squares, dengan persamaan - persamaan sebagai berikut : Berdasarkan hasil analisis diperoleh model regresi sebagai berikut : CR = -5112.190 + 0.726245 JUB + e1 CR = -5112.190 – 1211.100 SBD + e2
Data-data yang dikumpulkan diproses dengan menggunakan program Eviews dan diperoleh print out hasil yang ditabelkan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar -5112.190 menunjukkan bahwa pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia adalah sebesar -5112.190 milyar rupiah pada saat jumlah uang beredar dan suku bunga deposito dianggap konstan. 2. Koefisien variabel jumlah uang beredar adalah 0.726245. Artinya adalah apabila terjadi peningkatan jumlah uang beredar sebesar 1 milyar rupiah, maka akan meningkatkan pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah sebesar 0.726245 milyar rupiah, dengan asumsi suku bunga deposito dianggap konstan dan faktor-faktor lain juga tetap. 3. Koefisien variabel suku bunga deposito adalah -1211.100. Artinya adalah apabila terjadi peningkatan suku bunga deposito sebesar 1 persen, maka akan menurunkan pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah sebesar 1211.100 milyar rupiah, dengan asumsi jumlah uang beredar dianggap konstan dan faktorfaktor lain juga tetap. 4. R2 (koefisien determinasi) adalah 0.834349. Artinya adalah bahwa sebesar 83,43 persen perubahan-perubahan atau variasi yang terjadi di dalam perubahan
Tabel 1 Hasil Estimasi Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito Terhadap Pengalokasian Dana Kredit Bank Umum Pemerintah di Indonesia Tahun 1993-2009 Instrument list: JUB SBD Variable C JUB SBD R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient -5112.190 0.726245 -1211.100 0.834349 0.810684 52165.31 35.25749 0.000003
Std. Error t-Statistic 48834.21 -0.104685 0.120987 6.002666 2594.305 0.466830 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
Prob. 0.9181 0.0000 0.6478 165410.7 119891.6 3.81E+10 0.726528
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
43
Fikriah & Musrita Dwi
pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan atau variasi yang terjadi dalam variabel jumlah uang beredar dan suku bunga deposito. Sedangkan sisanya sebesar 16,57 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. 5. Perhitungan Adjusted R2 adalah 0.810684. Koefisien determinasi yang disempurnakan menunjukkan angka yang lebih rendah dari R2, artinya adalah bahwa derajat hubungan antara variabel bebas (jumlah uang beredar dan suku bunga deposito) dengan variabel terikat (kredit) adalah 81,06 persen. Sedangkan sisanya sebesar 18,94 persen berhubungan dengan faktor-faktor lain di luar penelitian ini. 6. Pengujian hipotesis dengan uji –t, menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif dan siqnifikan terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia selama periode 1993-2009 yang diperoleh dengan keyakinan sebesar 95 persen, Variabel suku bunga deposito memiliki pengaruh negatif dan tidaksiqnifikan terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia selama periode 1993-2009 yang diperoleh dengan keyakinan sebesar 95 persen. 7. Hasil uji simultan juga siqnifikan, ini berarti bahwa jumlah uang beredar dan suku bunga deposito mempengaruhi perubahan pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia selama periode 1993-2009. Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga deposito terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia pada kurun waktu tahun 1993 sampai 2009 dengan 44
menggunakan Pendekatan 2SLS (Two Stage Least Squares), dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan siqnifikan terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia. Suku bunga deposito berpengaruh negatif dan tidak signifikan, namun pengujian simultan signifikan terhadap pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah di Indonesia, Dimana koefisien variabel suku bunga adalah -1211.100. Artinya apabila terjadi peningkatan suku bunga sebesar 1 persen maka akan menurunkan pengalokasian dana kredit bank umum pemerintah sebesar 1211.100 milyar rupiah. Suku bunga deposito tidak berpengaruh langsung terhadap alokasi kredit, namun ketika sukubunga deposito naik, dapat menaikkan suku bunga kredit,karena merupakan salah satu komponen Bank umum dalam penentuan suku bunga kreditnya. Bagi bank umum selaku penyelenggara fungsi intermediasinya dapat tercermin dari menaiknya LDR (Loan Deposit Ratio), 2. Pengucuran kredit Bank Umum merupakan komponen yang lebih banyak ditentukan oleh keseimbangan antara sukubunga pinjaman (kredit) dengan ekspektasi peminjam kredit dan keputusan keuangan yang mereka rencanakan ketimbang perubahan sukubunga deposito. Saran 1. Pemberian kredit harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, apakah untuk konsumtif atau produktif. Karena dapat mempengaruhi terhadap jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga deposito, agar perkembangan jumlah uang beredar dan tingkat bunga deposito tidak membuat perekonomian memanas akibat inflasi yang pada akhirnya dapat JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
menciptakan iklim yang tidak sehat seperti banyaknya kredit macet yang terjadi di perbankan. 2. Untuk mengurangi laju pertumbuhan uang yang begitu tinggi dalam jangka panjang maupun pendek, maka pemerintah malalui Bank Indonesia selaku otoritas moneter diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga sehingga perekonomian dapat berjalan stabil.
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
45
Fikriah & Musrita Dwi
Referensi Aliesman, 1992. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deposito Berjangka di Daerah Istimewa Aceh, Darussalam, Banda Aceh. (skripsi, tidak dipublikasikan). Arief, Sritua, 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro lanjutan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Aryaningsih, Ni Nyoman (2008). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah Penghasilan Terhadap Permintaan Kredit di PT BPD Cabang Pembantu Kediri. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora, Lembaga Penelitian Undiksha. Bank Indonesia (BI), Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Dalam Beberapa Edisi. Bank Indonesia (BI). 2001. Studi Struktur dan Perkembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia, Tahun 2001. Badan Pusat Statistik (BPS), Indikator Ekonomi, Dalam Beberapa Edisi. Boediono, 1990. Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga . BPFE Yogyakarta. Dornbusch, Rudiger and Stanley Fisher, 1997. Macroeconomics, Terjemahan Julius A.Mulyadi. Erlangga, Jakarta. Gilarso, T, 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro, Kanisius, Yogyakarta. Gujarati, D, 1999. Ekonometrika Dasar, diterjemahkan oleh Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta. Hadad, Muliaman D, Wimboh Santoso, Dwityapoetra S. Besar (2003). Studi Biaya Intermediasi Beberapa Bank Besar di Indonesia : Apakah Bunga Kredit Bank Umum Overpriced?. Kajian Stabilitas Sistem Keuangan, Bank Indonesia Edisi Oktober 2003, Jakarta. Harmanta dan Mahyus Ekananda, 2005. “Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah Pendekatan dengan Model Disequilibrium”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Juni 2005. Hasibuan. (2005). Dasar-Dasar Perbankan. Edisi keempat. PT bumi aksara. Jakarta. Insukindro, (1993). Ekonomi Uang dan Bank (Teori dan Pengalaman di Indonesia), BPFE, UGM, Yogyakarta. Kurniawan Taufik, 2004. Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia Mahmud, Syamsuddin, 2004. Ekonomi Moneter Indonesia. Yayasan Kesejahteraan Umat, Jakarta. Tahun 1983-2002, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Ekonomi Makro, Edisi ke Empat, Alih bahasa Imam 46
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar dan Suku Bunga Deposito ...
Nurmawan, Erlangga, Jakarta. Meydianawati, Luh Gede (2007). Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Buletin Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007, Jakarta. Mulyono, Tr, 1997. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial. BPFE, Yogyakarta. Nasution, Anwar, 1998. Prospek Sektor Moneter 1988/1989. UI. Press, Jakarta. Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter I, Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta. Oriza, Muhammad, 2000. Analisis Pengaruh Tingkat Bunga, Inflasi Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia, skripsi (tidak dipublikasikan) Unsyiah, Banda Aceh. Puspopranoto, Sawaldjo, 2004. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Pustaka LP3ES, Indonesia Rahardja, 1997. Manajemen Perkreditan. PT.Gramedia, Jakarta. Rifai, Muhammad Faza, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perbankan Pada Bank Umum di Provinsi Jawa Tengah, Universitas Islam Indonesia. Sinungan, Muchdarsyah, 1991. Uang dan Bank. Bina Grafika, Jakarta. ---------------, 1993. Manajemen Kredit. Bina Aksara, Jakarta. Suyatno, Thomas, 1995. Dasar-Dasar Perkreditan. PT.Gramedia, Jakarta. Suyatno, Thomas, Djuhaepah T Marala, Azhar Abdullah, Johan Thomas Aponno, C Tinon Yunianti Ananda, H.A. Chalik, 1990. Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia, Jakarta.
Volume 1, Nomor 1, Juni 2012
47
Fikriah & Musrita Dwi
48
JURNAL EKONOMIKA INDONESIA