Analisa Media Edisi September 2013 EdEEEEEE
Industri Kecantikan
Akhir September 2013 lalu perhelatan kontes ratu sejagad Miss World ke-63 usai diadakan di Nusa Dua Bali, Indonesia. Kontes ini diikuti 129 peserta dan disiarkan di 160 negara. Setelah menjalani masa karantina selama tiga mingguan, akhirnya miss Philipine, Megan Young berhasil dinobatkan menjadi Miss World 2013. Sementara posisi runner up pertama diduduki oleh miss France dan pada posisi ketiga diduduki miss Ghana. Perhelatan tersebut menjadi hal yang menarik untuk dibahas, karena sejak munculnya wacana Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pergelaran pemilihan ratu sejagad ini telah terjadi pro kontra di masyarakat. Hingga malam puncak perhelatan tanggal 28 September 2013, masih banyak terjadi perdebatan. Karena menuai pro kontra, ajang yang awalnya diadakan di dua tempat yakni di Jakarta dan di Bali akhirnya hanya diadakan di Bali, dengan pengamanan yang sangat ketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pro kontra menjadi hal yang biasa terjadi di negera ini sebagai bagian dari proses berdemokrasi yang dijamin oleh undang-undang. Dalam hal Miss World 2013 yang diadakan di Indonesia, kalangan yang pro berpendapat bahwa ajang tersebut dalam rangka memperkenalkan budaya dan pariwisata Indonesia ke dunia, mengingat acara tersebut disiarkan di 160 negara. Dengan demikian, Indonesia akan semakin dikenal keindahannya dan banyak turis mancanegara yang akan datang yang akhirnya akan mendatangkan banyak devisa. Sementara kalangan yang menolak menggunakan alasan-alasan yang berdasarkan pada persepsi agama. Kalangan ini menyatakan, bahwa Miss World adalah ajang maksiat yang hanya “memamerkan” aurat perempuan. Selain itu, dikatakan bahwa Miss World bertentangan dengan budaya ketimuran bangsa Indonesia dan bertentangan dengan agama Islam, agama mayoritas rakyat Indonesia. Ajang itu dianggap budaya barat yang harus ditentang, karena dapat merusak moral bangsa yang jelas-jelas menganut budaya ketimuran, yang dianggap lebih sopan dibanding budaya barat. Mereka yang kontra sebagian besar dari kalangan Islam garis keras, seperti Forum Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI) dan Hizburt Tahir Indonesia (HTI). Berbagai aksi untuk menolak perhelatan akbar tersebut dilakukan oleh ormas Islam ini dengan cara turun kejalan. FUI misalnya, bahkan sampai mengeruduk MNC Tower, salah satu stasiun swasta yang menjadi mitra media untuk menyiarkan acara tersebut.
Jl. SMA 14 No. 17 RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email:
[email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id
Analisa Media Edisi September 2013 EdEEEEEE
Selain ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menolak kontes tersebut, karena dianggap tidak sesuai dengan Alquran dan hadis, serta dinilai tidak sesuai dengan budaya bangsa, menonjolkan kemewahan dan lainnya. Senada dengan MUI, Menteri Agama, Suryadama Ali yang juga ketua Umum PPP menyarankan agar acara tersebut tidak digelar di Indonesia. Walaupun menuai pro kontra di masyarakat, nyatanya kontes tersebut berhasil diadakan dengan lancar tanpa ada gangguan apapun. Bahkan ormas Islam yang mengancam ingin membubarkan acara tersebut jika tetap diadakan di Indonesia, tidak menjadi kenyataan hingga berakhirnya acara tersebut. Sejarah mengenai Miss World Miss World merupakan kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley dan pertama kali diadakan tahun 1951 di Inggris. Awalnya ajang ini sebagai festival kontes bikini untuk mempromosikan pakaian renang yang baru diperkenalkan saat itu. Kemudian oleh media hal itu disebut sebagai Miss World. Pertentangan terhadap penggunaan bikini telah mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang dianggap lebih sopan. Miss World pertama merupakan Miss World pertama dan terakhir yang dinobatkan sebagai pemenang dalam busana bikini. Pada kontes Miss World direncanakan sebagai acara one-off namun setelah mempelajari kontes Miss Universe yang hadir kemudian hari, Morley memutuskan untuk membuat kontes tersebut menjadi acara tahunan. Morley kemudian membentuk Miss World Organization yang mengelola final tahunan Miss World sebagai kompetisi yang akhirnya tumbuh menjadi kontes kecantikan terbesar di dunia. Setelah Morley meninggal dunia pada tahun 2000, istrinya, Julia Morley mengantikannya sebagai ketua Miss World Organization. Tahun 1980-an kontes ini mereposisi dirinya dengan slogan Beauty with a Purpose (kecantikan dengan tujuan) dengan tes tambahan intelegensi dan tes kepribadian. Pemilihan Miss World menekankan tiga aspek penilaian, yakni 3B, Brain (kecerdasan), Behavior (kepribadian) dan Beauty (kecantikan). Ketiga hal itu tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya. Selain itu, Miss World juga tidak mengesampingkan budaya masing-masing negara peserta serta sisi kemanusiaan. Tiap kontestan dituntut untuk mempertontonkan kemampuan yang dimilikinya dengan mengusung budaya negara asalnya. Para peserta pun dituntut untuk melakukan suatu kegiatan sosial yang didokumentasikan untuk dijadikan salah satu poin penilaian dalam kontes tersebut. Kontes kecantikan lain Miss World bukan satu-satunya kontes kecantikan yang ada di dunia. Beragam kontes kecantikan lainnya digelar baik di tingkat internasional, regional hingga tingkat nasional. Di tingkat internasional, selain kontes kecantikan Miss World, ada Miss
Jl. SMA 14 No. 17 RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email:
[email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id
Analisa Media Edisi September 2013 EdEEEEEE
Universe, Miss Earth dan Miss International. Sedangkan di tingkat regional, ada Miss Asia-Pacific International, Miss Asia Pacific World, dan Miss ASEAN. Miss Universe merupakan kontes kecantikan yang dimulai tahun 1952 atau setahun setelah kelahiran Miss World. Awalnya kontes itu untuk mempromosikan produk pakaian renang Catalina. Tahun 1996, Donald Trump membeli hak kepemilikan kontes ini. Sama halnya seperti Miss World, peserta Miss Universe juga diwajibkan mengikuti kontes di negaranya terlebih dahulu. Sementara Miss International atau nama resminya Miss International Beauty Pageant merupakan kontes kecantikan terbesar setelah Miss Universe dan Miss World. Ajang ini pertama kali diselenggarakan tahun 1960 di Long Beach California. Miss Earth adalah kontes kecantikan yang dibentuk tahun 2001 di Filipina. Sejak itu, Miss Earth menjadi salah satu kontes kecantikan internasional dengan semboyan Beauties for a Cause. Miss Earth didirikan untuk mempromosikan bagaimana lingkungan dan masalah-masalahnya di bumi ini. Sementara ditingkat nasional, di Indonesia ada GADIS Sampul, Wajah Femina, Miss Indonesia Earth, Miss Indonesia, Putri Indonesia, Putri Pariwisata Indonesia, Miss beauty Indonesia, dan berbagai kontes kecantikan lainnya. Pemenang beberapa kontes tersebut akan dikirim untuk mewakili kontes kecantikan di level yang lebih tinggi. Bukan dominasi perempuan Kontes macam Miss World dan sejenisnya tidak hanya didominasi oleh perempuan. Di kalangan lelaki pun ada kontes serupa. Di tingkat Internasional, ada kontes Manhunt International, Mister International, Mister World, International Man, Mister Universe Model. Sedangkan di Indonesia, ada kontes L-Men of The Year dan Mister Indonesia, yang menonjolkan tubuh kekar laki-laki. Kelahiran kontes untuk lelaki tentu jauh setelah kelahiran kontes-kontes kecantikan untuk perempuan. Manhunt International misalnya, kontes ini pertama kali diadakan tahun 1993 dan tidak secara rutin diadakan. Sedangkan Mister International pertama kali diadakan tahun 2006. Sedangkan L-Men of The Year, yang diadakan secara rutin di Indonesia, dimulai tahun 2004. Pemenang kontes ini akan mewakili Indonesia pada ajang bertaraf internasional Manhunt International. Selain itu. Mulai tahun 2008 ajang tersebut juga mengirimkan wakilnya di kontes Mister International. Sama halnya dengan kontes kecantikan perempuan, maka kontes laki-laki juga menonjolkan bentuk tubuh proposional para kontestannya. Dalam Kontes L-Men of The Year, peserta harus bisa menunjukkan bentuk ideal tubuhnya. Tak jarang untuk
Jl. SMA 14 No. 17 RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email:
[email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id
Analisa Media Edisi September 2013 EdEEEEEE
memperlihatkan kekaran tubuhnya, para kontestan hanya menggunakan celana dalam ketika berjalan di atas panggung. Mengapa perempuan diprotes? Kontes kecantikan perempuan maupun kontes pria pada dasarnya sama yakni mencari bentuk tubuh yang ideal menurut dewan juri. Walaupun kontes-kontes tersebut tak hanya didominasi kalangan perempuan, namun masyarakat cenderung melakukan protes terhadap kontes yang melibatkan perempuan. Protes yang dilakukan semata-mata melihat pakaian yang digunakan perempuan. Di sisi lain, belum pernah ada protes masyarakat untuk kontes yang melibatkan kaum laki-laki. Masyarakat cenderung menerima kontes-kontes yang diikuti oleh laki-laki. Oleh karena masyarakat tidak memasalahkan tubuh laki-laki, karena dalam budaya patriarkhi masih dianut bahwa laki-laki bebas melakukan apa saja. Padahal dalam kontes tubuh laki-laki jauh lebih terbuka. Dalam kontes ini diperlihatkan tubuh yang benar-benar ideal hanya menggunakan pakaian minim dan berjalan di atas panggung. Tubuh perempun selalu menarik menjadi bahan perdebatan. Tubuh perempuan dianggap sebagai milik publik dan kontrolnya ada di masyarakat. Masyarakat selalu merasa punya hak untuk mengatur tubuh perempuan. Aturan-aturan tersebut menjadi norma yang berlaku di masyarakat yang akhirnya di beberapa tempat dijadikan sebagai aturan negara. Salah satu protes terhadap kontes kecantikan perempuan, karena kontes tersebut dianggap mengeksploitasi tubuh perempuan. Kontestan diharuskan menggunakan bikini. Walau akhirnya penggunaan bikini ditiadakan pun, banyak kalangan yang menolak kontes tersebut. Ketika bicara eksploitasi tubuh perempuan, mereka yang protes terhadap kontes kecantikan tidak melakukan protes ketika kasus trafficking yang benar-benar mengeksploitasi tubuh perempuan untuk pemenuhan seks laki-laki hidung belang, terjadi. Di mana mereka ketika ribuan remaja perempuan dan perempuan dewasa menjadi korban trafficking? Protes terhadap kontes kecantikan tak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga dibelahan dunia lainnya. Protes sering dilakukan tidak hanya oleh aktivis keagamaan, tetapi juga dari kalangan feminis. Eksploitasi sensualitas, seksualitas, dan kecantikan menjadi alasan utama maraknya penolakan terhadap kontes kecantikan. Cantik ala industri Terlepas dari pro kontra yang terjadi di masyarakat atas ajang Miss World atau ajang kecantikan lainnya yang banyak digelar, yang perlu disikapi ialah peran industri dibalik berbagai ajang itu. Dalam Miss World misalnya, industri kecantikan akan berlomba-lomba menjadi sponsor acara tersebut, karena mereka berharap produknya yang akan digunakan masyarakat. Jika produk mereka bisa terekspos dalam kontes
Jl. SMA 14 No. 17 RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email:
[email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id
Analisa Media Edisi September 2013 EdEEEEEE
tersebut, maka masyarakat akan percaya jika menggunakan produk merek tertentu akan menjadi cantik, seperti para kontestan kecantikan. Tak khayal, kecantikan pun dibentuk oleh industri dan untuk kepentingannya. Ukuran cantik pun akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini yang dianggap cantik oleh Industri adalah mereka yang tinggi, langsing, rambut lurus, putih, tubuh elok. Pada zaman kekaisaran Romawi, perempuan yang cantik adalah mereka yang memiliki tubuh gemuk dan subur. Maka tak heran, jika pada waktu itu, Julius Caesar tergila-gila pada Cleopatra yang bertubuh subur. Sementara di Eropa abad pertengahan, kecantikan perempuan diukur dari tingkat fertilitas dan kemampuan reproduksinya. Perempuan akan dianggap cantik dan seksi jika ia mempunyai perut dan panggul yang besar serta dada montok, yakni bagian tubuh yang berkaitan dengan fungsi reproduksi. Sedangkan awal abad ke-20, kecantikan perempuan identik dengan pantat yang besar dan paha langsing. Di Afrika dan India, perempuan dianggap cantik jika bertubuh montok, terutama setelah menikah, karena menjadi lambang kemakmuran hidupnya. Dan kemudian muncul era Twigy tahun 1965, yakni model Inggris yang mengentak dunia dengan tubuhnya yang kurus, kemudian digandrungi oleh perempuan lainnya. Kuatnya peran industri kecantikan dibalik ajang kontes-kontes kecantikan dapat dilihat di Indonesia dengan dua kontes, yakni Putri Indonesia dan Miss Indonesia. Dari kontes Putri Indonesia, pemenangnya akan mewakili Indonesia di Kontes Miss Universe. Kontes Putri Indonesia disponsori oleh Mustika Ratu. Sedangkan di Miss Indonesia, pemenangnya akan mewakili Indonesia di Kontes Miss World dengan Sari Ayu Martha Tilaar sebagai sponsornya. Kontes-kontes yang ada jelas melibatkan kepentingan industri dibaliknya. Industri kecantikan berlomba-lomba mempengaruhi cara berpikir masyarakat agar bisa mengikuti trend kecantikan yang mereka buat. Dengan demikian, masyarakat akan berlomba-lomba menggunakan produk yang dikeluarkan, dan akhirnya bisnis mereka akan tetap berjalan dengan sangat baik.
*****
Jl. SMA 14 No. 17 RT 009/09, Cawang, Jakarta Timur 13630 Tel. 021-8004712, Fax. 021-8004713 Email:
[email protected] Website: www.kalyanamitra.or.id