M A J A L A H T R I W U L A N
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUBARA Jl. Jend Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp. : 022 - 607.6756 Ext. 147 - 129 Fax. : 022.604.6384, 022.603.5506 E-mail :
[email protected] Website : www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id
Berita Utama
Tokoh
Liputan Khusus
Peran Pusdiklat Minerba dalam Menunjang Program MP3EI
Prof Dr Ir Adjat Sudrajat
Diklat Fungsional Inspektur Tambang di Pekan Baru
“Kita Butuh SDM Pengelola Sumber Daya Mineral dan Batubara Yang kompeten”
MENJAWAB KEBUTUHAN INSPEKTUR TAMBANG DI RIAU
Kembangkan Potensi Pertambangan Daerah Melalui Program MP3EI
EDISI III | SEPTEMBER 2013
EDITORIAL Daftar isi
Berita Utama Peran Pusdiklat Minerba dalam Menunjang Program MP3EI
Penanggung Jawab Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara
Kembangkan Potensi Pertambangan
Pimpinan Redaksi Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Liputan Khusus
S
2
asaran dari pengembangan kualitas sumber daya aparatur itu, demi untuk meningkatkan kinerja operasional aparatur dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan di pusat dan daerah, sebagai pengelola sumber daya mineral dan batubara.
Daerah Melalui Program MP3EI
Diklat Fungsional Inspektur Tambang di Pekan Baru
6
Menjawab Kebutuhan Inspektur Tambang di Riau
Editor Rachmat Saleh Tim Redaksi Wien Evayanti Redina Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana Makmun Abdullah Hirawati Aseani Ariesta Gustarmono Wanda Adinugraha Sutrisna Nursasfrida Tri Handjani Irmayanti Kontributor Foto Yusuf Ahmad (Foto Cover & Editorial)
Forum Tokoh Prof Dr Ir Adjat Sudrajat “Kita Butuh SDM Pengelola Sumber Daya
Produksi Kreasinergi Alamat Redaksi Telp : 022-6076756 Fax : 022-6035506 Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623 Bandung, Indonesia
[email protected]
Jejaring Kerjasama Kerjasama Alih Teknologi Tambang Bawah Tanah di Sumatera dan Kalimantan
Warta Pusdiklat Minerba
14
Pertukaran Informasi Tambang Bawah Tanah Indonesia-Jepang
Sarana & Prasana Sarana Peralatan Praktek Lapangan
18
Pemantau Lingkungan
Sudut Pameran APKASI JIEXPO
19
Animo pengunjung stand Badan Diklat ESDM
Gadget Water Quality Monitoring
GalerI Foto
02
12
Mineral dan Batubara Yang kompeten”
Mulai dari Alat Peledak Hingga
Distribusi Pusdiklat Minerba
11
23 24
SDM Yang Handal dan Berkompeten Peningkatan kualitas sumber daya manusia (aparatur) di sektor pertambangan menjadi sangat urgent dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Tentu, dengan mengedepankan kemampuan dan profesionalisme.
Kualitas sumber daya aparatur inilah yang kemudian akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin. Dengan harapan, tanggung jawab dan fungsi masing-masing aparatur bisa lebih efisien, efektif, dan produktif. Pembahasan pengembangan sumber daya manusia (SDM), sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas dalam artian jumlah SDM. Sedangkan kualitas mutu SDM menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (kecerdasan dan mental). Namun, kuantitas tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban organisasi. Untuk itu, demi kepentingan akselerasi tugas pokok dan fungsi organisasi apapun, peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu syarat utama. Terutama yang menyangkut ke m a m p u a n b e ke r j a , b e r p i k i r, d a n keterampilan lain. Untuk menentukan kualitas fisik dapat diupayakan melalui dua program, yakni peningkatan kesejahteraan dan kesehatan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas non fisik, diperlukan upaya pendidikan dan pelatihan.
Inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan s u m b e r d ay a m a n u s i a . S e c a ra m a k ro, pengembangan ini bisa menjadi sebuah proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa. Mencakup perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia. Secara mikro, dalam sebuah lingkungan unit kerja atau departemen, sumber daya manusia adalah orang yang mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan. Fasilitas yang canggih dan lengkap, tidak menjadi jaminan keberhasilan sebuah organisasi tanpa dibarengi kualitas manusia yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Ke depan, tantangan semakin besar. Persoalanpersoalan di dunia pertambangan akan semakin berkembang. Rintangan demi rintangan bagi aparatur pun akan terus bermunculan. Dan, mau tidak mau, siap atau tidak, tantangan dan rintangan itu harus dihadapi. Dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan berkompoten dalam mengantisipasi berbagai persoalan tersebut. Sungguh betapa pentingnya peranan dan kedudukan aparatur sebagai unsur pelaksana kegiatan pemerintahan di sektor pertambangan. Aparatur yang penuh dedikasi dan kualitas yang mapan, yang mampu menghadapi berbagai kesulitan yang akan muncul dalam proses pembangunan, tentu dengan tidak mengenyampingkan dukungan semua pihak.
BERITA UTAMA
edisi ke III | 2013
Peran Pusdiklat Minerba dalam Menunjang Program MP3EI
Kembangkan Potensi Pertambangan Daerah Melalui Program MP3EI Istilah MP3EI, rasanya sudah tidak asing lagi bagi sejumlah kalangan, pernah membacanya atau sekedar mendengarnya. Namun tahukah anda apa MP3EI itu? MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) adalah salah satu program yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 Mei 2011 lalu, untuk dijadikan acuan bagi pembangunan ekonomi Indonesia hingga tahun 2025. Program ini merupakan sebuah konsep yang komprehensif dengan memadukan berbagai potensi wilayah Indonesia dari Sabang sampai
2
Info Pusdiklat Minerba
Merauke plus dengan berbagai dinamikanya. Tu j u a n nya a d a l a h m e m p e rc e p at d a n memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan delapan program utama yang meliputi sektor industri manufaktur, p e r t a m b a n ga n , p e r t a n i a n , ke l a u t a n , pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional. Tepat kiranya, ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pengantar peraturan presidennya pada program ini menyampaikan bahwa debottlenecking yang bermakna menghilangkan hambatan dalam pengembangan potensi perekonomian yang harus diurai atau dihilangkan. Dengan esensi di dalamnya antara lain, pengembangan potensi daerah melalui koridor ekonomi, konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional terkait infrastruktur dan regulasi serta kemitraan dengan dukungan pihak swasta melalui public private partnership. MP3EI
didesain sebagai upaya akselerasi dan ekspansi pembangunan ekonomi di tanah air sehingga kegiatan perekonomian tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Koridor MP3EI Tak dapat dipungkiri bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki keunggulan dan potensi yang berbeda-beda. MP3EI hadir untuk pemetaan pengembangan semua wilayah itu. Pembangunan koridor ekonomi ini dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masingmasing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik dan setiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025.
Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar telah ditetapkan enam koridor ekonomi, diantaranya: 1. Koridor Ekonomi Sumatera memiliki tema pembangunan sebagai “Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional”; 2. Koridor Ekonomi Jawa memiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”; 3. Koridor Ekonomi Kalimantan memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional”; 4. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional”; 5. Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional”; 6. Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional”. Berdasarkan potensi yang ada pada setiap kepulauan besar tersebut, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama pada sektor pertambangan yang berada pada koridor ekonomi tersebut sebagai berikut: 1. Sumatera : Batubara dan besibaja. 2. Kalimantan : B a t u b a r a , alumina/bauksit,
3. Sulawesi 4. Papua-Maluku
: :
migas, dan besi-baja. Nikel dan migas. Tembaga, migas, dan nikel.
Untuk koridor Jawa yang sebelumnya fokus di industri primer menjadi fokus di industri tersier dan berpotensi untuk dikembangkan dari ekonomi berbasis manufaktur ke jasa. Sedangkan koridor Bali dan Nusa Tenggara pembangunan ekonomi akan difokuskan kepada tiga kegiatan utama, yaitu pariwisata, perikanan, dan peternakan. MP3EI pada sektor pertambangan menitikberatkan percepatan ekonomi pada transformasi dengan pendekatan nilai tambah, mendorong inovasi, mengintegrasikan pendekatan sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai kebutuhan. Dalam desain ini, ada tiga strategi utama yang ditempuh, yakni pengembangan enam koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, serta percepatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Strategi Pengembangan Industri Pertambangan Sejalan dengan Program MP3EI Sejak Undang-Undang No. 4 tahun 2009 beserta aturan pelaksanaannya disahkan, kondisi usaha pertambangan minerba di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Program-program strategis sektor ESDM yang telah dilaksanakan diantaranya, penataan atau rekonsiliasi Izin Usaha Pertambangan (IUP), renegosiasi Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Subsektor mineral dan batubara juga berperan dalam MP3EI di semua koridor ekonomi Indonesia.Proyek yang akan dikembangkan dalam MP3EI meliputi infrastruktur, industri pengolahan dan pemurnian, railway dan upgrading coal. Adapun sumber pendanaan untuk proyek-proyek tersebut berasal dari APBN, BUMN, dan swasta. Peningkatan nilai tambah mineral melalui program hilirisasi sesuai dengan amanat UU. No. 4 tahun 2009 dan diatur lebih lanjut melalui Permen ESDM No.7/2012 dan perubahannya telah menegaskan bahwa setelah 12 Januari 2014, yang boleh diekspor ke manca negara hanyalah mineral yang telah diolah di dalam negeri. Kebijakan pelonggaran ekspor mineral melalui penghapusan kuota karena turunnya kondisi perekonomian saat ini jangan sampai merugikan perusahaan yang tengah serius membangun smelter. Semangat hilirisasi mineral ini jangan sampai turun mengingat selama ini kita lebih senang mengekspor bahan mentah dan mengimpor bahan jadi, padahal nilai tambah (multiplier effect) dari investasi pabrik pengolahan mineral terhadap perekomian nasional akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan hanya mengekspor bahan mentah. Nilai tambah tersebut akan dapat dinikmati dalam bentuk peningkatan penerimaan negara, pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, penyerapan tenaga kerja, dan dana p e m b a n g u n a n m a u p u n p e n g e n ta s a n kemiskinan. Kendala Investasi Sektor Pertambangan Sejak Program MP3EI ditetapkan pada tahun 2011 lalu, investasi pada sektor minerba berkontribusi 30 hingga 35 persen dari target investasi proyek MP3EI senilai Rp 703 Triliun. Info Pusdiklat Minerba
3
BERITA UTAMA
Meski demikian ada 107 proyek pertambangan mineral yang masih belum terealisasi. Sejumlah pemegang kontrak karya menyatakan tidak mampu menyelesaikan pembangunan fasilitas pemurnian atau pengolahan bahan mineral (smelter) pada 2014, padahal pelarangan ekspor mineral mentah akan dilaksanakan mulai tahun tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa perusahaan masih melakukan renegosiasi kontrak karya secara spesifik, khususnya untuk proyek-proyek yang besar. Kalau renegosiasi kontrak karya sektor mineral itu masih terhambat, maka jumlah total nilai proyek MP3EI akan turun. Investasi pembangunan smelter yang begitu besar akan menjadi penentu pencapaian target groundbreaking proyek-proyek MP3EI. Hingga saat ini, realisasi proyek MP3EI masih menghadapi beberapa masalah sehingga target investasi yang diproyeksikan tidak tercapai. Beberapa kendala yang dihadapi tersebut seperti yang dikemukakan Deputi Perencanaan Infrastruktur dan Regional, Kemenko Bidang Pe re ko n o m i a n , L u k y E ko Wu r ya nto diantaranya: 1. Lemahnya peran Pemerintah Daerah (Pemda) serta banyaknya Peraturan Daerah (Perda) yang bertabrakan dengan pusat, tumpang tindih, dan tidak probisnis. 2. Kurangnya dukungan infrastruktur yang akan menunjang investasi, diantaranya ketersediaan energi, jalan, dan pelabuhan. 3. Masih adanya kendala terkait masalah kepastian hukum, royalti, dan divestasi sehingga sampai saat ini beberapa perusahaan masih melakukan renegosiasi kontrak. 4. Masih ada belasan provinsi yang sampai saat ini belum menyelesaikan Rencana
4
Info Pusdiklat Minerba
edisi ke III | 2013
Umum Tata Ruang dan Wilayah. 5. Pembiayaan proyek pertambangan umumnya berjangka panjang dengan tingkat pengembalian yang rendah sehingga membutuhkan skema pendanaan berjangka panjang pula, sementara dana di perbankan nasional didominasi simpanan jangka pendek. 6. Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia (SDM) baik di perusahaan maupun aparatur pemerintah yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan program MP3EI sub sektor minerba. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan program MP3EI, terutama dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hal ini sejalan dengan salah satu strategi MP3EI, yaitu pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai
kebutuhan peningkatan daya saing dan percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis dengan memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan SDM yang unggul dan inovatif yang hanya bisa dicapai melalui pendidikan dan pelatihan. Peran ini dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi, Pusat Penelitian, dan Lembaga Diklat Pemerintah yang dalam hal ini juga menjadi tugas dan fungsi Pusdiklat Mineral dan Batubara. Peran Pusdiklat Minerba dalam Peningkatan Kapasitas SDM Sektor Pertambangan Pelaksanaan program MP3EI dalam dua tahun terakhir ini memang masih terlalu cepat untuk
dievaluasi secara menyeluruh. Namun, kita patut menyoroti peran sumber daya manusia, baik pemerintah maupun industri dalam m e n u n j a n g i m p l e m e n t a s i ke b i j a k a n pembangunan tersebut. Daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar akan menjadi fokus melalui pembangunan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) dengan tujuan membangun pusat pengembangan b a r u . K P I i n i j u ga d i t u j u k a n u n t u k mempermudah integrasi dengan kegiatankegiatan yang terkait infrastruktur, sumber daya manusia , Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta regulasi. Kebijakan MP3EI ini sejatinya mengembangkan potensi perekonomian wilayah dengan membangun sektor riil, infrastruktur daerah, dan SDM daerah untuk menciptakan konektivitas nasional sehingga saling bersinergi dan memiliki tingkat ekonomi yang merata yang tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konsepsi kebijakan MP3EI ini Pusdiklat Minerba sebagai lembaga diklat pemerintah di subsektor pertambangan minerba mendapat peran untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang mineral dan batubara terutama dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, baik aparatur pemerintah maupun tenaga kerja industri sehingga memiliki kemampuan dalam mengelola potensi sumber daya mineral dan batubara yang ada di wilayahnya. Sesuai dengan inisiatif dan strategi dalam pengembangan MP3EI dalam program pertambangan mineral dan batubara tersebut, m a k a p r o g ra m - p r o g ra m d i k l a t y a n g dilaksanakan oleh Pusdiklat Mineral batubara juga memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis yang dimiliki oleh masing-
masing daerah sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimiliki. Program-program diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Mineral dan Batubara pada tahun 2013 sebagian juga dimaksudkan untuk mendukung program pengembangan potensi ekonomi pada enam koridor ekonomi tersebut melalui pendidikan dan pelatihan yang terkait kegiatan ekonomi utama khususnya di sektor pertambangan mineral dan batubara. Program diklat tersebut difokuskan terutama terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama aparatur pemerintah di daerah yang nantinya akan menjadi ujung tombak dalam mendukung keberhasilan implementasi program-program MP3EI di wilayahnya. Melalui materi diklat yang diberikan, aparatur di daerah tersebut diharapkan memiliki kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan untuk dapat menyelesaikan berbagai hambatan di lapangan sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di enam koridor ekonomi. Sasaran peserta diklat yang telah maupun akan dilaksanakan pada tahun 2013 ini secara garis besar ditujukan bagi aparatur pemerintah sektor ESDM, baik pusat maupun daerah dan bagi tenaga kerja di industri pertambangan mineral dan batubara. Sedangkan subyek diklat diantaranya meliputi Diklat Perizinan Pe r ta m b a n ga n M i n e r b a , Pe n gawa s a n Pertambangan Minerba, Peningkatan Nilai Tambah Mineral, maupun diklat teknis lainnya. Jumlah diklat tahun 2013 ini sebanyak 118 diklat dengan total jumlah peserta 2.420 orang. Saat ini diklat pengawasan pertambangan (Diklat Inspektur Tambang) dan peningkatan nilai tambah mineral menjadi prioritas bagi Pusdiklat Minerba mengingat pentingnya
pembinaan dan pengawasan bagi pelaku usaha pertambangan di Indonesia agar dapat menerapkan pertambangan yang baik dan benar (good mining practices). Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pengelolaan sumber daya mineral dan batubara (four track strategy), yaitu pro-poor ( o r i e nta s i ke p a d a ke m i s k i n a n d a n pemerataan), pro-growth (orientasi pada pertumbuhan dan kontribusi makro terhadap perekonomian Indonesia), pro-job (orientasi pada penciptaan peluang kerja) dan proenvironment (orientasi pada pencapaian green mining). Program MP3EI sudah seyogyanya didukung semua kalangan karena jika program ini berjalan sesuai harapan, akan mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan menjadi 12 besar kekuatan ekonomi dunia dan delapan besar dunia pada tahun 2045. Melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan di tahun 2025 sehingga Indonesia yang saat ini sedang menapaki sebagai negara emerging country akan melesat menjadi developed country. Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai lembaga diklat pemerintah di bawah KESDM yang memiliki tugas untuk melaksanakan diklat di bidang mineral dan batubara diharapkan dapat berperan serta untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat mengawal program MP3EI ini. Karena untuk saat ini, program inilah yang paling diharapkan dapat membawa Indonesia ke pentas dunia di masa depan.
Info Pusdiklat Minerba
5
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke III | 2013
tahun 2006 hingga Juli 2003, telah dilaksanakan diklat IT 34 Angkatan dengan meluluskan sebanyak 726 orang. Namun sayangnya dari jumlah lulusan diklat IT tersebut sampai saat ini hanya sebagian kecil saja yang telah diangkat menjadi Inspektur Tambang.
Diklat Fungsional Inspektur Tambang di Pekan Baru
MENJAWAB KEBUTUHAN INSPEKTUR TAMBANG DI RIAU Sumber Daya Mineral dan Batubara merupakan potensi kekayaan SDA yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) yang suatu saat akan habis (depleted).
P
erlu pengelolaan yang baik dan benar. Salah satu upaya itu dengan menerapkan teknik pertambangan yang tepat, peduli lingkungan, peduli keselamatan dan kesehatan kerja, menerapkan prinsip konservasi, dan punya nilai tambah sehingga pada akhirnya akan memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Saat ini masyarakat sudah lebih kritis, terutama terhadap usaha pertambangan yang tidak mematuhi peraturan lingkungan hidup. Alihalih memberikan manfaat, keberadaannya justru dapat menjadi bencana untuk anak cucu kita. Alasan itu pulalah yang kemudian m e m u n c u l ka n ke b e ra d a a n p e n gawa s
pengelola sumber daya mineral dan batubara yang kita sebut Inspektur Tambang (IT) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan inspeksi tambang sangat diperlukan. Hingga saat ini pemerintah, terutama di daerah masih kekurangan IT sehingga seringkali dituding sebagai penyebab lemahnya pengawasan terhadap perilaku para pengusaha tambang. Karena itu upaya Pusdiklat Mineral dan Batubara sampai dengan tahun 2014 diberi tugas untuk mencetak 1000 orang Tenaga Inspektur Tambang, terus digenjot. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan diklat di daerah yang membutuhkan. Sejak
Tak mau berpangku tangan, upaya terus dilakukan oleh Pusdiklat Mineral dan Batubara. Kali ini Diklat Inspektur Tambang dilaksanakan di Pekanbaru, Riau. Ini sekaligus merupakan jawaban atas permohonan penyelenggaraan diklat dari Dinas ESDM Provinsi Riau dikarenakan keberadaan Inspektur Tambang, baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota sampai saat ini masih sangat kurang. Sebagai gambaran sampai saat ini di Provinsi Riau terdapat satu Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan 34 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sudah clear and clean (verifikasi tahap IX), namun ini hanya memiliki satu orang Inspektur Tambang saja. Dibandingkan dengan jumlah Inspektur Tambang maka jelas tak ideal, akibatnya pengawasan tidak akan berjalan maksimal. Diklat Fungsional Inspektur Tambang di Provinsi
6
Info Pusdiklat Minerba
Riau diselenggarakan dari tanggal 23 April hingga 29 Juni 2013 di salah satu hotel, Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru, Riau. Diklat diikuti oleh 20 orang peserta, terbanyak dari Dinas ESDM. Provinsi Riau berjumlah 12 peserta, 7 orang dari Provinsi Sumbar, dan 1 orang dari Provinsi Sumut. Pembelajaran ditempuh dalam waktu 68 hari, meliputi teori 43 materi dan praktik inspeksi tambang yang dilaksanakan di PT Riau Baraharum, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, dari tanggal 1 hingga 5 Juni 2013 dan PT Tambang Timah Unit Timah Kundur, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau dari tanggal 9 hingga 12 juni 2013. Dari hasil penilaian yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang ditunjukkan oleh peserta selama diklat berlangsung, delapan orang peserta dinyatakan lulus dengan hasil baik, sepuluh orang cukup, dan 2 orang mengundurkan diri karena sakit. Sebagai peserta terbaik peringkat pertama dan kedua masing-masing diduduki oleh Candra Widya Sastrawijaya, ST dan Bambang Sidharta, ST dari dari Distamben
Provinsi Riau, dan Lira Mofa Arhas, ST dari Dinas ESDM Kabupaten Solok Selatan. Pada penutupan Diklat Fungsional Inspektur Tambang Pertama yang dihadiri oleh Bapak Toto Ridwan, MT selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara dan Bapak Ir. Bambang Susigit, M.Sc mewakili Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba itu kembali menekankan pentingnya peran Inspektur Tambang dalam mengawasi usaha pertambangan.
Suasana kelas saat peserta diklat mempresentasikan materi
Info Pusdiklat Minerba
7
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke III | 2013
Kiprah Pusdiklat Minerba Dalam Menunjang Capacity Building
BAWA INDONESIA KE PENTAS DUNIA DI MASA DEPAN
P
enetapan yang pertama termaktub dalam Keputusan Menteri dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tertanggal 20 juni 2005.
daerah, tanggung jawab pengembangan jatuh di pemerintahan masingmasing daerah. Oleh karenanya kemampuan SDM menjadi elemen utama dalam rangka menyukseskan MP3EI yang membuat pengembangan kapasitas SDM di daerah menjadi sangat krusial. Dari 571 program diklat yang telah diselenggarakan tersebut, 38 diklat diselenggarakan koridor Sumatera dan 21 diklat diselenggarakan di koridor Kalimantan. Banyaknya penyelenggaraan diklat di kedua koridor ini terkait dengan banyaknya jumlah IUP di daerah tersebut, terlebih lagi, selaku “Lumbung Energi Nasional” kedua koridor tersebut menjadi sasaran utama penyelenggaraan diklat di daerah pada beberapa tahun terakhir.
Dengan mengakomodir peserta dari seluruh pelosok Indonesia. Selama delapan tahun terakhir Pusdiklat Minerba telah menyelenggarakan sebanyak 571 program diklat dengan jumlah lulusan sebanyak 12,722 orang. Yang bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi baik pada sektor pemerintah maupun industri.
Trend Penyelenggaraan di koridor MP3EI
pertambangan (Diklat Inspektur Tambang) dan peningkatan nilai tambah mineral menjadi perhatian utama bagi Pusdiklat Minerba (dengan proporsi 30% dari total diklat pada tahun 2013). Mengingat pentingnya pembinaan dan pengawasan bagi pelaku usaha pertambangan di Indonesia agar dapat menerapkan pertambangan yang baik dan benar (good mining practices).
Kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sejatinya mengembangkan potensi perekonomian wilayah dengan membangun sektor riil, infrastruktur, dan SDM daerah untuk menciptakan konektivitas nasional sehingga saling bersinergi dan memiliki tingkat ekonomi yang merata.
Grafik jumlah lulusan dari pusdiklat Mineral dan Batubara
Pada tahun 1992 Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan ditetapkan sebagai Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan sektor Mineral dan Batubara yang berpusat di Bandung, mengalami dua kali perubahan dari Pusdiklat Tekmira dan sekarang Pusdiklat Minerba. 8
Info Pusdiklat Minerba
Hal ini tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konsepsi kebijakan MP3EI, Pusdiklat Minerba sebagai lembaga diklat pemerintah di subsektor pertambangan minerba mendapat peran untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang mineral dan batubara terutama dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, baik aparatur pemerintah maupun tenaga kerja industri, sehingga memiliki kemampuan dalam mengelola potensi sumber daya mineral dan batubara yang ada di wilayahnya. Target jumlah lulusan dan jumlah program yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Minerba memiliki trend naik dari tahun ke tahun, sebagai upaya pemenuhan komitmen capacity building di sektor pertambangan mineral dan batubara, terutama sumber daya manusia yang berada di daerah. Pusdiklat Mineral dan Batubara secara pro-aktif menyelenggarakan diklat di Daerah yang target pesertanya dikhususkan bagi aparatur pemerintah di daerah tersebut. Hal ini mengingat setelah diberlakukannya otonomi
Sesuai dengan inisiatif dan strategi dalam pengembangan MP3EI dalam program pertambangan mineral dan batubara, maka program-program diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Mineral dan Batubara juga memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis yang dimiliki oleh masing-masing daerah sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimiliki untuk mendukung pengembangan potensi ekonomi. Jumlah diklat pada tahun 2013 direncanakan sebanyak 119 diklat dengan total jumlah peserta 2.420 peserta. Diklat pengawasan
Program dan Sasaran Diklat Pusdiklat Minerba pada 2013
Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pengelolaan sumber daya mineral dan batubara (four track strategy), yaitu pro-poor (orientasi kepada kemiskinan dan pemerataan), pro-growth (orientasi pada pertumbuhan dan kontribusi makro terhadap perekonomian Indonesia), pro-job (orientasi pada penciptaan peluang kerja) dan pro-environment (orientasi pada pencapaian green mining).
Info Pusdiklat Minerba
9
LIPUTAN KHUSUS Kedepannya, diklat-diklat bertemakan pengawasan, nilai tambah dan perizinan akan mendominasi komposisi diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Mineral dan Batubara, terutama untuk penyelenggaraan diklat di daerah. Penyelenggaraan diklat di koridor Papua-Kepulauan Maluku pun diekspektasikan meningkat untuk mendukung percepatan pertumbuhan kawasan Indonesia Timur.
FORUM
Seminar Pengembangan Pejabat Fungsional Widyaiswara
Widyaiswara Pilar Utama Diklat
S
Program MP3EI sudah sepatutnya didukung semua kalangan karena jika program ini berjalan sesuai rencana, diharapkan akan dapat mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan menjadi 12 besar kekuatan ekonomi dunia dan 8 besar dunia pada tahun 2045. Melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan di tahun 2025, Indonesia yang saat ini sedang menapaki sebagai negara emerging country akan melesat menjadi developed country. Harapan besar ditujukan untuk Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai lembaga diklat pemerintah di bawah KESDM, agar bertugas melaksanakan diklat di bidang mineral dan batubara, yang dapat berperan serta untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat mengawal program MP3EI ini. Karena untuk saat ini, program inilah yang paling diharapkan dapat membawa Indonesia ke pentas dunia di masa depan.
10 Info Pusdiklat Minerba
ekitar 20 peserta turut ambil bagian dalam kegiatan seminar dengan tema ”Pengembangan Pejabat Fungsional Widyaiswara Melalui Seminar Tata Cara, Prosedur, dan Bobot Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit Serta Tata Cara Sertifikasi Widyaiswara”, yang diselenggarakan selama tiga hari, dari tanggal 1 hingga 3 Juli 2013 di salah satu hotel di Jalan Raya Parahyangan Km 1.8 Padalarang. Peserta berasal dari Pusdiklat Mineral dan Batubara, Pusdiklat Minyak dan Gas, Cepu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan EBTKE, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Ombilin, Pusdiklat Geologi, Pusdiklat Keagamaan, Badan Diklat Provinsi Jabar, dan Badan Diklat ESDM. Seminar yang mengangkat tema ”Pengembangan Pejabat Fungsional Widyaiswara Melalui Seminar Tata Cara, Prosedur, dan Bobot Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit Serta Tata Cara Sertifikasi Widyaiswara”, ini diharapkan agar Widyaiswara sebagai pilar utama diklat harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya karena kualitas diklat berbanding lurus dengan kualitas Widyaiswaranya. Selain itu Widyaiswara juga diharapkan dapat memahami dan melakukan proses pengumpulan DUPAK secara baik dan teliti. Terakhir, Widyaiswara diharapkan menjadi jabatan fungsional yang memiliki ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan melatih PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun tenaga industri sehingga widyaiswara tidak hanya dituntut selain berwawasan luas namun juga harus kreatif, jujur, bekerjasama, bertanggungjawab, dan mandiri.
edisi ke III | 2013
Tanya jawab mengenai informasi seputar Pusdiklat Minerba yang dikelola oleh tim redaksi Pusdiklat Minerba Tanya: Jika saya mengikuti diklat di Pusdiklat Minerba, fasilitas apa saja yang dapat saya peroleh? (Widodo, S.Sc, Barito Timur) Jawab: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Pihak Pusdiklat Minerba menyediakan Wisma yang terletak berseberangan dengan lokasi diklat. Jika anda peserta diklat APBN maka anda dapat memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa ada tambahan biaya. Demikian pula dengan fasililtas tambahan yang ada, seperti tempat ibadah, lapangan olah raga, dan fitness center. Jika Anda mengikuti diklat APBN, fasilitas yang sama dapat Anda manfaatkan dengan membayar Rp 100.000/hari. Pada setiap kamar di wisma sudah terdapat pendingin ruangan serta pemanas air pada kamar mandi. Tanya: Apakah Program Diklat yang berkaitan dengan nilai tambah seperti diklat pengolahan bijih timah yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Minerba dapat juga diikuti oleh pihak industri, terutama industri kecil? (Hera, Bangka Belitung) Jawab: Program Diklat yang berkaitan dengan nilai tambah yang saat ini ditawarkan oleh Pusdiklat Minerba disusun sesuai untuk kebutuhan pegawai negeri sipil di pusat maupun daerah sehingga secara substansi tidak cocok. Selain
itu program diklat tersebut dibiayai oleh APBN sehingga tidak memungkinkan diikuti oleh pihak swasta tanpa ada MOU yang resmi. Tanya: Bagaimanakah caranya apabila saya ingin mengikuti Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP). (Syarif, Purwakarta) Jawab: Pendaftaran dapat dilakukan secara on-line m a u p u n v i a te l e p o n ke s e k reta r i at penyelenggara di 022-6076756 ext 129. Untuk dapat mengikuti Diklat POP, calon peserta harus diajukan oleh perusahaan (atas Boleh, siapapun dapat mengikuti Program persetujuan HRD atau Kepala Teknik Tambang) Diklat Masyarakat yang ditawarkan oleh Pusdiklat Minerba selama membayarkan biaya dan memenuhi persyaratan: 1. Lulusan S1 dan minimal memiliki 1 tahun penyertaan. Kecuali untuk diklat yang pengalaman kerja di perusahaan tambang dikhususkan untuk penjenjangan karier di industri antara lain: atau 2. Lulusan D3 dan minimal memiliki 3 tahun - Rangkaian Diklat Pengawas Operasional (Pertama, Madya, dan Utama) pengalaman kerja di perusahaan tambang - Rangkaian Diklat Juru Ledak (Kelas I dan II) atau 3. Lulusan SMA dan minimal memiliki 3 tahun - Diklat Juru Ukur Tambang pengalaman kerja di perusahaan tambang . Tanya: Saya seorang PNS, apakah saya dapat Kirimkan pertanyaan anda seputar mengikuti Program Diklat Masyarakat Pusdiklat Mineral dan Batubara ke alamat redaksi : yang ditawarkan oleh Pusdiklat Pusdiklat Mineral dan Batubara Minerba? (Suroyo, Dairi) Jl. Jendral Sudirman No 623Bandung, Indonesia atau Jawab: email :
[email protected]
Info Pusdiklat Minerba
11
TOKOH
edisi ke III | 2013
P
“Kita Butuh SDM Pengelola Sumber Daya Mineral dan Batubara yang Kompeten”
ria kelahiran Tasikmalaya 71 tahun silam ini adalah seorang Guru besar Universitas Padjajaran Bandung. Pengalamannya di dunia pertambangan di Mineral bisa dibilang mumpuni. Gelar Master yang ia peroleh di Belanda tahun 1971, membuat alumni ITB tahun 1965 ini dipercaya memegang sejumlah jabatan. Tidak sedikit jabatan penting yang pernah beliau emban, Diantaranya Dirjen Pertambangan Umum, Dirjen Geologi dan SDM, Komisaris Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam.
Prof Dr Ir Adjat Sudrajat Berikut wawancara tim Majalah INFO, Rachmat Saleh beserta pewarta foto Majalah INFO di Kampus tempat pengabdiannya saat ini, sebagai berikut: 1. Menurut Bapak, apa yang dimaksud Sumber Daya Manusia dalam kaitannya dengan Pengembangan Sumber Daya Mineral? Dalam manajemen sumberdaya mineral, sumberdaya manusia yang diperlukan dapat digolongkan dalam empat bidang, yaitu pengaturan, industri, penelitian-pengembangan, dan internasional. Bidang pengaturan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bentuk organisasi Kementerian, Kantor Wilayah, dan Dinas. Bidang industri dilaksanakan oleh pelaku industri pertambangan, baik BUMN, swasta, koperasi maupun perorangan. Pada kedua bidang ini diperlukan hampir semua jenis dan tingkat keahlian. Karena itu, jelas terlihat peranan signifikan kualitas berbagai keahlian sumberdaya manusia terhadap keberhasilan pengembangan sumberdaya mineral. Agar peluang keberhasilan tersebut semakin membesar, maka program peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia di bidang tersebut masih harus terus dilaksanakan. Terlebih dengan datangnya era globalisasi, tantangan tersebut bertambah menjadi permasalahan tersendiri yakni bagaimana agar tenaga kerja Indonesia tidak tersisihkan oleh tenaga kerja dari bangsa lain.
12 Info Pusdiklat Minerba
2. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh Sumber Daya Manusia Pengelola Sumber Daya Mineral? Posisi yang sulit untuk dipenuhi oleh tenaga Indonesia adalah posisi manajer, karena pendidikan untuk kedudukan tersebut tidak dapat dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Perusahaan terkadang menetapkan persyaratan yang sulit dipenuhi, misalnya harus pernah bekerja di luar negeri pada perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Dalam industri minyak dan gas bumi saja setidaknya diperlukan 20 jenis keahlian. Pada bidang penelitian dan pengembangan, tingkat keahlian yang diperlukan sangat tinggi. Di sini diperlukan para peneliti, pengajar, dan perekayasa. Teknologi yang berkembang di luar negeri perlu pula diikuti, diamati, dimodifikasi, dan dimanfaatkan serta diselaraskan dengan kemampuan sumberdaya manusia kita. 3. Bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan kompetensi SDM Pertambangan, selain melalui Pendidikan dan Pelatihan? Meskipun telah ada upaya Pemerintah untuk terus meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dibidang ini, namun masih banyak ketertinggalan yang masih harus dibenahi. Selain dalam permasalahan teknis, terutama dalam kemampuan manajerial. Kemampuan memanajemen sumberdaya mineral penting dikuasai oleh aparatur Pemerintah sebagai landasan dalam mengatur strategi dan menetapkan kebijakan Pemerintah. Kekurangan ini nampak ketika sebagai salah satu negara penghasil sumberdaya energi, Indonesia malah ikut mengalami
krisis energi. Ditambah lagi status sebagai produsen bahan mentah dalam pasar dunia, membuat Indonesia berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Sudah menjadi pendapat umum bahwa negara yang mampu memanajemen sumberdaya mineral terutama sumber energi dengan baik, akan memiliki pengaruh lebih besar terhadap negara lain, baik secara ekonomi maupun politik. Bahkan terhadap negara – negara yang memiliki sumber energi itu sendiri. Karena dengan keunggulan manajemen tersebut, selain mendapatkan posisi ekonomi yang lebih kuat, juga diperoleh kontrol terhadap peranan sumber energi dalam percaturan politik dunia. 4. Apakah program peningkatan kompetensi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan, kondisi organisasi serta tuntutan masyarakat? Munculnya peningkatan kompetensi sebagai akibat globalisasi perlu dihadapi dengan mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkompetensi. Kekhawatiran saat ini adalah belum siapnya sumberdaya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan era tersebut. Sedangkan ditinjau dari permasalahan kepemilikan sumberdaya mineral harus diimbangi dengan kemampuan pengelolaan, agar kepemilikan tersebut dapat dijadikan sebuah keunggulan. Sumberdaya mineral terutama (batubara, minyak dan gas bumi), sebagai sumber energi yang sangat dibutuhkan dunia, memiliki peranan menentukan baik dalam menopang pembangunan maupun dalam hubungan antar
bangsa. Semua negara yang perekonomiannya semakin maju dan terus membangun tentu mengalami kenaikan kebutuhan energi terutama untuk keperluan industri – industrinya. Karena itu kemampuan mengelola sumberdaya mineral harus selalu diperbaharui untuk dapat mengimbangi tuntutan kebutuhan tersebut 5. Bagaimana kebutuhan SDM dan tantangannya dalam menghadapi era otonomi Daerah di masa depan? Beragam tantangan dan peluang mewarnai p e l a ks a n a a n kewe n a n ga n ya n g te l a h dilimpahkan dalam rangka Otonomi Daerah. Tantangan berhubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki Daerah, sedangkan peluang merupakan potensi Daerah yang masih b e l u m te rga l i . Ke d u a nya m e r u p a ka n permasalahan yang harus diselesaikan agar Daerah dapat memperoleh keuntungan maksimal dari diberlakukannya Otonomi Daerah. Pada hakekatnya tingkat keberhasilan manajemen sumberdaya mineral di suatu daerah, tergantung pada kemauan dan kemampuan aparatur Pemerintah Daerah tersebut. Dengan sinergi berbagai kemampuan aparatur baik dibidang manajemen maupun disiplin ilmu teknis terkait, Daerah akan mampu
mengatasi berbagai tantangan dan menangkap peluang dalam Otonomi Daerah 6. Bagaimana strategi menghadapi perubahan lingkungan, baik menyangkut perubahan struktur akibat kebijakan baru pengelolaan usaha Pertambangan (UU/PP, dsb), maupun tuntutan dalam era otonomi daerah dalam mengembangkan kompetensi SDM? Ada beberapa strategi manajemen yang dapat dilakukan daerah untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung. Misalnya membentuk peta investasi daerah dan profil – profil proyek investasi. Selain itu daerah juga d a p a t m e ny e d i a ka n i n s e n t i f b e r u p a penghapusan atau pengurangan pungutan, sekaligus memberikan pelayanan satu atap bagi perizinan yang menjadi kewenangan Daerah. Selanjutnya Daerah juga harus mempercepat pembangunan dan penyediaan infrastruktur untuk menunjang kegiatan investasi yang diharapkan. Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan kemampuan aparat pemerintah dalam manajerial sumberdaya mineral juga perlu diprioritaskan. Melihat kepada tugas dan kewajiban di bidang sumber daya mineral yang dibebankan kepada Daerah, maka di samping kesiapan para pelaksana dan manajer, diperlukan juga pengetahuan yang cukup mengenai kekayaan alam di wilayahnya. Terutama jika para calon investor sudah berdatangan ke Daerah untuk melakukan penjajakan kemungkinan investasi di bidang pertambangan. Dalam hal ini informasi adalah merupakan kekuatan dalam posisi tawar menawar dan posisi daya tarik (bargaining power). Dengan demikian diharapkan manajemen sumberdaya mineral di Daerah dapat terlaksana secara efektif dan bermanfaat bagi kemajuan Daerah
Info Pusdiklat Minerba
13
JEJARING KERJASAMA
edisi ke III | 2013
Kerjasama Alih Teknologi Tambang Bawah Tanah di Sumatera dan Kalimantan
Pertukaran Informasi Tambang Bawah Tanah INDONESIA - JEPANG AseaniPengembangan Ariesta, WI kapasitas
sumber daya manusia bidang mineral dan batubara merupakan tanggung jawab bersama baik kelembagaan pendidikan yang ada pada kementerian teknis, pemerintah daerah, maupun perguruan tinggi, sehingga perlu dilakukan secara terintegrasi melalui jalinan kerjasama.
J
alinan kerjasama dengan instansi lain, baik dalam maupun luar negeri bertujuan agar terjadi pertukaran informasi kediklatan, alih teknologi, dan pemanfaatan potensi kelembagaan masing-masing, untuk memenuhi kompetensi SDM bidang Minerba yang diharapkan. Salah satu kerjasama yang memfokuskan pada kegiatan tambang bawah tanah adalah “ The Training Program on Coal Mining Technology”. Program kerjasama dengan pemerintah Jepang ini dan sudah dimulai sejak tahun 2002, lalu diperpanjang lagi hingga tahun 2013. Ini kemudian melahirkan MoU baru antara Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dan JOGMEC yang ditandatangani pada 16 Mei 2013. Penandatanganan Implementation Plan dilakukan
14 Info Pusdiklat Minerba
oleh masing-masing pelaksana kegiatan. Dari pihak Indonesia diwakili Pusdiklat Mineral dan Batubara dan Jepang adalah Mitsui Matsushima Resources Co, Ltd (MMR). Proyek ini adalah merupakan program alih teknologi dan manajemen tambang batubara yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja Indonesia pada tambang batubara bawah tanah. Dalam pelaksanaan kerjasama ini tentunya tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kedepan yang tercantum dalam UU No. 4 tahun 2009 dan isu strategis yang harus didukung baik dari segi kebijakan, kelitbangan maupun kediklatan. Skema proyek ini fokus kepada pendidikan dan pelatihan di Indonesia dengan menunjuk lokus pelatihan di perusahaan-perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang disepakati oleh kedua belah pihak, untuk tahun ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu PT Gerbang Daya Mandiri (GDM) di Kalimantan Timur dan PT Allied Indo Coal Jaya (AICJ) di Sumatera Barat. Salah Satu kegiatan yang mengiringi kerja sama ini dan dilaksanakan di beberapa lokasi yaitu Team for Dissemination of Coal Preparation, Environment protection and Mine Safety Technology. Pada tahun ini, tenaga ahli Jepang yang ditugaskan sebanyak 22 orang (short term technical expert), ini tersebar disejumlah daerah diantaranya, PT GDM 10 orang, PT AICJ 4 orang, dan Team for Coal Preparation 8 orang. Bagi para tenaga kerja di perusahaan, secara umum pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan produktivitasnya serta sekaligus meningkatkan pula aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan pertambangannya. Sejumlah kesimpulan yang diambil oleh GDM yang telah merasakan manfaat secara langsung dari kerjasama telah menginjak tahun ke-2 ini, Pelatihan Tambang Bawah Tanah yang telah terlaksana atas kerja-sama antara, bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang sangat bermanfaat bagi PT. Gerbang Daya Mandiri sebagai bekal pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan penambangan Batubara di bawah tanah. Selain itu, pelatihan Tambang Bawah Tanah ini merupakan lanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya yang mencakup teknologi penambangan Batubara bawah tanah dengan menggunakan peralatan yang “fully mechanized”, seperti penggunaan Road Header, Side Dump Loader, Drum Shearer, Shield Support, Chain Conveyor dan lain-lain, melalui training ini dapat meningkatkan pengetahuan karyawan PT. Gerbang Daya Mandiri terhadap pengoperasian dan perawatan peralatan tersebut. Pihak GDM juga mengemukakan pada pertengahan tahun 2012 mulai melakukan pembuatan terowongan sebagai jalan masuk (roadway heading) ke lokasi tambang bawah tanah, namun dalam pembuatan terowongan tersebut mendapatkan kendala sehingga kegiatan perlu dilakukan kembali ditahun 2013. Berdasarkan dokumen studi kelayakan (feasibility study), PT. Gerbang Daya Mandiri akan membangun fasilitas pencucian Batubara untuk produk Batubara yang berasal dari tambang bawah tanah, diharapkan pelatihan yang diberikan mengenai coal preparation pada tahun ini dapat meningkatkan pengetahuan karyawan terhadap
pengoperasian washing plant. Selain diklat, untuk Team Coal Preparation lingkup kegiatan, juga melakukan kegiatan Survey Needs on Coal Preparation yang merupakan implementasi dari kegiatan The Training Project on Coal Mining Technology Program, kerjasama antara Indonesia – Jepang. Tahun 2012 lalu, telah dilakukan survey di beberapa perusahaan batubara di Kalimantan Timur seperti di PT Gerbang Daya Mandiri, PT Indo Mining, PT International Prima Coal, PT Fajar Bumi Sakti, PT Anugerah Bara Kaltim, PT Mahakam Sumber Jaya, PT Santan Batubara, PT Indominco Mandiri, PT Kitadin dan PT Mandiri Intiperkasa. Dalam rangka mendukung kegiatan Survey Needs tersebut pada tahun 2012 Pusdiklat Mineral dan Batubara bekerjasama dengan MMR menyelenggarakan Workshop on Coal Preparation Technology and Environment di Balikpapan, Kalimantan Timur. Tujuan Workshop on Coal Preparation Technology and Environment di Balikpapan, Kalimantan Timur: 1. Untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan pengalaman antara Indonesia dan Jepang mengenai isu yang relevan saat ini tentang coal preparation technology, dan sebagai sumber masukan bagi implementasi kebijakan yang lebih baik. 2. U nt u k m e n i n g kat ka n ke s a d a ra n d a n pemahaman peserta tentang pentingnya persiapan batubara dan kegiatan pertambangan yang berwawasan lingkungan; 3. Untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan
tentang coal preparation technology dan environment. 4. Untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengumpulan data kegiatan pengolahan batubara di industri pertambangan batubara .
K
eseluruhan acara ini, baik Workshop dan Survey Needs on Coal Preparation mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010, tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, dimana pemberian nilai tambah melalui pengolahan terhadap batubara dan mineral menjadi suatu hal yang diwajibkan. Pengolahanan batubara (coal processing), meliputi beberapa kegiatan seperti peremukan/ pengecilan ukuran (coal crushing), preparasi batubara, peningkatan kualitas (coal upgrading), briket, pencairan batubara, gasifikasi batubara, CWM (coal water mixture) dan sebaginya. Pada batubara, peremukan (crushing) terhadap batubara hasil penambangan sudah dianggap sebagai aktifitas pengolahan seperti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah diatas, namun untuk mineral lain seperti ingot, bijih dsb, kewajiban untuk melakukan pengolahan masih harus dilakukan. Rencana pemberlakuan Peraturan Pemerintah ini selambat-lambatnya Januari 2014. S a at i n i p e m e r i n ta h I n d o n e s i a s e d a n g mempersiapkan sebuah rancangan peraturan untuk tidak memperbolehkan ekspor batubara dibawah 5600 kcal/kg mulai tahun 2014, sehingga produsen harus meningkatkan (upgrading) kualitas
batubara dibawah 5600 kcal/kg sebelum diekspor. Namun ketiadaan teknologi baik di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan kalori batubara secara komersial, akan membuat pelaksanaan kebijakan pemerintah tersebut menjadi sulit diwujudkan. Hal inilah yang menjadi masalah di dalam negeri Indonesia. Untuk itu melalui Workshop dan Survey Needs yang termasuk dalam kegiatan TPOC diharapkan pihak Indonesia dan Jepang dapat bertukar informasi, pengalaman dan wawasan tentang teknologi dimaksud sehingga mempermudah pelaksanaan kebijakan Pemerintah tersebut. Pelaksanaan training ini selain dilakukan di beberapa perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan dilakukan juga di beberapa Perguruan Tinggi yang terdapat jurusan tambang misalnya di Universitas Mulawarman dan Politeknik Akamigas Palembang. Kegiatan Survey meliputi: 1. Kebutuhan fasilitas proses dan kualitas yang ada 2. Kebutuhan maintenance dari fasilitas proses yang ada 3. Kebutuhan metode mining dari fasilitas yang ada 4. Kebutuhan lingkungan dari fasilitas yang ada 5. Kebutuhan terkait pemasangan fasilitas proses yang ada Kegiatan Training bidang Preparasi Batubara, Lingkungan dan Keselamatan meliputi: 1. Teknologi processing preparasi batubara dll (teknologi crushing, teknologi preparasi batubara, teknologi processing fine coal, teknologi penanganan air limbah); 2. Teknologi mining dan keselamatan (safety underground); 3. Teknologi mekanik elektrik underground dan surface untuk tambang batubara underground.
Info Pusdiklat Minerba
15
JEJARING KERJASAMA
edisi ke III | 2013
Foto – Foto Kegiatan
Upaya Pengembangan SDM Putra Bangsa
The Training Project on Coal Mining Technology di Indonesia
POLITEKNIK AKAMIGAS JALIN KERJASAMA DENGAN PUSDIKLAT MINERBA
Kunjungan ke GDM, AICJ dan Dinas Pertambangan Prop. Kaltim dan Prop. Sumatera Barat, 13 – 15 Juni 2013 Setelah penandatanganan Annual Plan 2013 antara Jepang (JCOAL, MMR) dan Indonesia (GDM, AICJ, Pusdiklat Minerba), maka pihak Jepang mengadakan peninjauan ke lokasi yang menerima bimbingan dan pelatihan tentang alih teknologi tambang batubara bawah tanah, yaitu PT. Gerbang Daya Mandiri (Samarinda) dan PT. Allied Indo Coal Jaya (Sawahlunto).
Kunjungan ke Distamben Kaltim 12 Juni 2013 oleh tim Pusdiklat Minerba, JOGMEC, MMR & JCOAL terkait diselenggarakannya program kerjasama Jepang-Indonesia di daerah Kaltim yang yg melibatkan melibatkan PT Gerbang Daya Mandiri.
Workshop Coal Preparation di Balikpapan, Kalimantan Timur
P
Kunjungan ke PT. Gerbang Daya Mandiri
Rencana lokasi portal (mulut tamda) yang baru saja mengalami longsor, sehingga rencana penggalian lubang bukaan menjadi tertunda.
16 Info Pusdiklat Minerba
Kunjungan ke PT. AICJ
di PT. Gerbang Daya Mandiri salah satu lokasi pelatihan, dengan membuat simulasi terowongan bawah tanah
di PT. Allied Indo Coal Jaya satu dari dua lubang tamda yg baru (penggalian sudah mencapai 50-60 meter)
Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Bawah Tanah di Politeknik Akamigas Palembang, 13 – 16 Maret 2013
alembang – “Penguatan kontribusi, partisipasi dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (Putra Bangsa) Politeknik Akamigas Palembang, khususnya dibidang batubara, harus terus dijalin. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang harmonis antar dua lembaga”, sambut Muchtar Luthfie, selaku Direktur Politeknik Akamigas Palembang, dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Pusdiklat Mineral dan Batubara dan Politeknik Akamigas Palembang, akhir bulan Agustus lalu di Aula Kampus Politeknik Akamigas Palembang. Lebih jauh, Muchtar Luthfie menegaskan tujuan kerjasama ini adalah untuk menunjang upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sub sektor mineral dan batubara yang mampu bersaing baik nasional maupun internasional. Yang pada akhirnya alumni Politeknik Akamigas Palembang jurusan teknik pertambangan batubara diharapkan mampu bersaing dan berperan dalam pengelolaan dan pengembangan mineral dan batubara. Penegasan itu disambut baik oleh Toto Ridwan selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) yang menyampaikan harapannya, agar dapat segera diimplementasikan dan terus dilakukan penyempurnaan, sehingga manfaat dari kegiatan tersebut dapat diraih secara maksimal. Penandatanganan perjanjian kerjasama dan implementasi program kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dan Politeknik Akamigas Palembang, Maret 2011 lalu di Sawahlunto, Sumatera Barat. Acara ditutup dengan saling bertukar cinderamata antar Pusdiklat Minerba dan Politeknik Akamigas Palembang. Dilanjutkan dengan makan siang dan hiburan Live music yang dipersembahkan oleh tamu-tamu yang hadir dalam acara tersebut.
Info Pusdiklat Minerba
17
SARANA DAN PRASARANA
edisi ke I | 2013
SUDUT
edisi ke III | 2013
SARANA PERALATAN PRAKTEK LAPANGAN
Mulai dari Alat Peledak Hingga Pemantau Lingkungan
S
elaku penyelenggara diklat teknis, Pusdiklat Minerba telah memiliki perlengkapan dan fasilitas pendukung kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari peralatan yang berkaitan dengan peledakan, kesehatan dan keselamatan kerja,hingga peralatan pemantau lingkungan. Peralatan-peralatan ini dipakai oleh para instruktur saat mengajar di Pusdiklat Minerba sebagai alat peraga sehingga peserta diklat dapat melihat langsung bagaimana alat tersebut digunakan. Dengan demikian diharapkan para peserta dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Peralatan pemantauan lingkungan beserta peralatan lain, seperti peralatan diklat Peledakan atau diklat Kesehatan Keselamatan Kerja, dapat digunakan untuk praktek lapangan bagi diklat yang berhubungan. Peminjaman dapat dilakukan dengan menghubungi Bidang Sarana dan Standarisasi, Subbid Sarana. Perlu diketahui bahwa peralatan-peralatan tersebut hanya dapat dipinjamkan untuk kalangan Pusdiklat Minerba saja.
Beberapa peralatan yang berkaitan dengan lingkungan: pH meter, untuk mengukur tingkat keasaman-kebasaan suatu sampel air. pH meter terbagi dua jenis, digital dan manual. Pada jenis digital, elektrodenya dicelupkan pada sampel air atau langsung pada badan air dan pH akan langsung terbaca pada layar di alat tersebut. Sementara pada pH meter manual atau disebut pH indicator, berupa kertas tebal berbentuk strip yang dicelupkan pada sampel air sampai terjadi perubahan warna. Perubahan warna pada strip tersebut dibandingkan dengan standarnya untuk menentukan pH sampel.
Pameran APKASI JIEXPO
Peralatan pemeriksaan air (water quality monitoring), suatu paket portabel yang dapat digunakan untuk mengukur pencemar-pencemar di dalam air, antara lain: BOD, COD, pH, kalsium, magnesium, seng, raksa, nitrat, dan nitrit. Handsetnya diinstal dengan Windows mobile, yang dapat merekam data selama 30 hari dan electrode serta kabelnya tahan air.
Gas detector, digunakan untuk mengukur konsentrasi gas tertentu di udara. Umumnya digunakan pada tambang bawah tanah dan untuk mengukur gas O2, SOx, CO, NOx, dan hidrokarbon.
Anemometer, alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
18 Info Pusdiklat Minerba
Animo pengunjung stan Badan Diklat ESDM
Survei meter, alat yang digunakan untuk mengukur kadar radiasi di suatu daerah. Alat ini digunakan hanya untuk mengukur 3 jenis radiasi: alpha, GM, dan neutron.
E
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) KEMBALI MENGGELAR expo untuk memperlihatkan dan mempromosikan potensi kekayaan daerah, baik potensi ekonomi, potensi energi, maupun potensi terkait dengan pengembangan pariwisata yang sampai saat ini belum optimal dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
xpo ini bertajuk International Trade and Investment Summit 2013 (AITIS 2013). Expo yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan potensi ekonomi usaha kecil dan menengah kabupaten ini, diikuti oleh 170 kabupaten, 5 provinsi, 7 kota, 7 kementerian, dan 21 perusahaan di tingkat kabupaten di seluruh Indonesia ini dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, pertengahan Mei 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. “Saya yakin, ketua APKASI melakukan acara semacam ini, karena sadar betul investasi merupakan komponen penting di dalam pertumbuhan ekonomi kita, demikian juga perdagangan.” Demikian kata Menko Perekonomian dalam sambutannya. Sementara Ketua Umum APKASI Isran Noor mengungkapkan harapannya, semoga dengan diadakannya kegiatan ini, kita semua semakin berkarya untuk membangun dan melaksanakan tugas-tugas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa kita, khususnya perekonomian bangsa kita.
Tidak seperti pada pameran-pameran sebelumnya, stan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) kali ini, tidak hanya diwakili oleh Badan Diklat saja, tapi diwakili juga oleh Sekretariat Jenderal KESDM, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Minerba, dan Balitbang KESDM. Animo dari pengunjung pameran APKASI cukup bagus mendatangi stan Badiklat dari dinas, industri, dan lainnya. Jumlahnya pun cukup banyak yaitu 112 orang. Beberapa pertanyaan mereka lontarkan mengenai energi dan tambang, juga pertanyaan sekitar bagaimana cara mengikuti diklat yang ada pun mereka lontarkan. Dengan banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan tersebut, stan KESDM pun membagibagikan goody bag dengan informasi-informasi berupa Profile, Booklet, Video profile, dan Leaflet. Tak lupa stand kami pun membagikan souvenir cantik yang bermanfaat seperti USB Flash Disk, Jam Meja, Topi, dan Agenda. Dengan mengikuti pameran-pameran semacam ini diharapkan informasi yang diberikan dapat diterima oleh khalayak luas di seluruh kabupaten Indonesia. Info Pusdiklat Minerba
19
SSUUDDUUTT
edisi ke III | 2013
Inspeksi Tambang
Upaya Menciptakan Kesamaan Visi dalam Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Minerba
D
alam mewujudkan pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang memen u h i p rin s ip ekstern alitas , akuntabilitas, dan efesiensi, harus dilakukan p e m b i n a a n d a n p e n ga wa s a n te r h a d a p penyelenggaraan dan pengelolaan usaha pertambangan dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. Amanat Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 menyatakan bahwa sebagian pelaksanaan pengawasan kegiatan usaha pertambangan dilakukan oleh Inspektur Tambang. Inspektur Tambang menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 22/Kep/M.PAN/4/2002 yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan pelaksanaan inspeksi tambang. Untuk dapat membentuk inspektur tambang atau pelaksana inspeksi tambang yang profesional perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang mengarah pada upaya meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap
20 Info Pusdiklat Minerba
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan fungsional Inspektur Tambang / Pelaksana Inspeksi Tambang Selain itu, juga upaya menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas inspeksi tambang demi terwujudnya pertambangan yang baik dan benar. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ini berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Badiklat Energi dan Sumber Daya Mineral Unit Satuan Kerja Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Mineral Dan Batubara Nomor 93.K/64.13/BDP.I/2013 tanggal 25 April 2013, tentang Pengaturan Pelaksanaan Dan Pembiayaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan IV dan V. Pendidikan dan pelatihan dua angkatan ini dilaksanakan selama 68 (enam puluh delapan) hari, mulai 29 April 2013 hingga 5 Juli 2013 di Gedung Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jend Sudirman No 623, Bandung. Sedangkan Untuk praktek lapangan angkatan IV, dilaksanakan di PT.
Jorong Barutama Grestone dan PT. Cibaliung Sumberdaya. Dan praktek lapangan angkatan V, dilaksanakan di PT. Mahakam Sumber Jaya dan PT. Aneka Tambang, UPBE, Tbk Pongkor. Jumlah peserta angkatan IV sebanyak 20 orang, dan angkatan V sebanyak 18 orang, yang merupakan aparatur Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia. Evaluasi kelulusan angkatan IV, dari 20 orang peserta dengan rincian: 13 orang mendapat NILAI BAIK dan 7 orang dengan NILAI CUKUP. Sedangkan untuk angkatan V, dari 18 orang peserta dengan rincian: 2 orang mendapat NILAI BAIK, 15 orang dengan NILAI CUKUP, dan 1 orang mengundurkan diri. Pendidikan dan Pelatihan Inspektur Tambang angkatan IV dan V, diakhiri dengan pernyataan harapan dan do'a peserta sebagai berikut: - Mampu melaksanakan inspeksi di tempat kerja serta mengaplikasikan apa yang telah dipelajari mengenai K3, Lingkungan, Teknis Pertambangan dan Konservasi Lingkungan; - Mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tegas saat menghadapi kasus yang dihadapi di lapangan; - Dilantik dan benar-benar ditugaskan selaku Fungsional Inspektur Tambang di daerah masing-masing, Amin.
Kepala Badan Diklat Lantik Pejabat Struktural
Upaya Memacu Kinerja dan Prestasi Pejabat
B
andung – Kepala Badan Diklat ESDM dan Pusdiklat Minerba, Bapak M Teguh Pamuji kembali melantikan sejumlah pejabat Struktural Eselon III dan IV. Upacara pelantikan dengan agenda Pengambilan Sumpah, serta penyerahan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Periode April 2013 di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral itu berlangsung di Gedung Kantor Pusdiklat Minerba, Pertengahan Juni 2013 lalu. Bertindak selaku Saksi dalam acara itu, Sekretaris
Badan Diklat Bambang Gatot Ariyono, Kepala Pusat Diklat KEBTKE Munir Ahmad, dan Kepala Pusat Diklat Minerba Toto Ridwan dan dihadiri juga oleh Kapusdiklat Geologi, Direktur PTT Akamigas, Para Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, Dosen dan Widyaiswara, Dharma Wanita unit Badiklat, dan para Karyawan. “Semoga pada masa yang akan datang, saudarasaudara sekalian lebih mendapatkan prestasi dan kinerja yang lebih baik”, Ujar Kaban dalam sambutannya. Kaban juga menyampaikan
harapannya agar dengan adanya promosi ini, badan diklat bisa menjadi lebih baik. Peran Badiklat masih terus diharapkan. Olehnya itu upaya peningkatan sumber daya manusia di sektor ESDM harus terus dilaksanakan. Ini juga sebagai bentuk dukungan kebijakan pimpinan baik Menteri maupun Wakil Menteri ESDM, dalam pengembangan sumber daya manusia di lingkup ESDM.
Info Pusdiklat Minerba
21
SUDUT
GADGET
edisi ke III | 2013
GPS Geodetic Receiver Trimble R8
PENENTU TITIK BATAS WILAYAH TAMBANG
Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-68
Mengukir Prestasi sebagai Bentuk Kecintaan Terhadap Negara
J
akarta – Badiklat ESDM memberikan penghargaan kepada PNS teladan di lingkup Badiklat ESDM yang telah dipilih melalui berbagai tahapan penilaian yang meliputi beberapa kriteria seperti sikap hidup, kepribadian, integritas, orientasi kepada pekerjaan dan pembangunan, prestasi kerja, sikap terhadap keselamatan kesehatan kerja, kemasyarakatan dan kehidupan rumah tangga. Pemberian penghargaan ini dilakukan usai pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan ke-68 Republik Indonesia di Halaman Plaza Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM (Badiklat ESDM), Sabtu (17/8),
22 Info Pusdiklat Minerba
dipimpin oleh Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Gatot Ariyono. “S e m o ga p e m b e r i a n p e n g h a rga a n i n i memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja Organisasi Badiklat ESDM”, ungkap Bambang, dalam sambutannya. Ia juga berharap PNS teladan yang terpilih ini dapat dicontoh dan diteladani oleh teman-teman PNS lainnya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Peringatan Hari kemerdekaan Republik Indonesia Upacara yang dihadiri oleh pejabat dan pegawai di lingkungan Badiklat ESDM, Sekretariat Badan
Geologi dan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional ini, dianggap sebagai momentum untuk mendukung dan berpartisipasi aktif dalam gerakan penghematan energi sebagai bentuk kecintaan kita terhadap Negara. “Sebagai aparatur pengelola sektor energi dan sumber daya mineral, salah satu upaya yang harus kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan, yaitu dengan mewujudkan energi dan sumber daya mineral untuk kesejahteraan rakyat yang selama ini dijadikan slogan oleh Kementerian ESDM”, Kata Bambang.
Dalam dunia pertambangan, akurasi dalam penentuan posisi sangat penting. Kegagalan dalam hal ini akan menimbulkan masalah baik berupa sengketa lahan akibat perbedaan titik batas Izin Usaha Pertambangan, dalam teknik penambangan, konstruksi, hingga permasalahan lingkungan.
K
eputusan dirjen Nomor 697K/29/DDJP/1996 Tahun 1996 tentang Penataan batas wilayah pertambangan antara KP/KK/PKP2B bidang pertambangan umum telah menyatakan bahwa penentuan titik batas wilayah pertambangan dan perapatannya harus dihitung menggunakan konstelasi satelit Global Positioning System (GPS).
Seiring dengan kemajuan teknologi, GPS yang telah dikembangkan sejak tahun 1973 saat ini umumnya digunakan untuk pengukuran survey dan pemetaan hingga navigasi. Dalam bidang pemetaan misalnya, GPS geodetik dapat digunakan secara statik dan RTK. Pengukuran secara statik dapat memberikan tingkat presisi tingkat millimeter, sementara untuk pengukuran secara RTK, dapat diperoleh kecepatan pengukuran yang lebih tinggi dengan digunakannya dua buah GPS Geodetik yang terhubung dengan radio. Pusdiklat Minerba telah dilengkapi dengan beberapa unit GPS Geodetik. Antara lain, GPS Geodetik merk Trimble dengan tipe R8. Receiver tipe ini sudah dilengkapi antena yang menyatu dengan receiver yang menggunakan teknologi Trimble 360. GPS ini juga sudah mendukung konstelasi dan augmentasi dari satelit yang sudah dan direncanakan akan beroperasi seperti GPS, Glonass, Galileo, BeiDou, dan QZSS.
nirkabel juga memungkinkan penggunaannya untuk beberapa receiver secara bergantian. Selain di sisi hardware, Trimble juga melengkapi perangkat ini dengan software Trimble Business Center. Software ini relatif mudah digunakan saat mengolah data hasil pengukuran. Selain dapat mengolah data pengamatan satelit termasuk pengukuran statik dan Real Time Kinematic, Trimble Business Center juga dapat mengolah data survey teresterial dan aerial. Kecepatan processing data Trimble Business Center juga lebih baik dengan format output yang dapat diolah dengan software Computer Aided Design (CAD) lainnya.
Keunggulan GPS Geodetik tipe ini adalah terletak pada teknologi yang memungkinkan penyetelan pilihan pengamatan dilakukan dengan controller secara nirkabel. Sebelumnya pengendalian alat dilakukan dengan menggunakan kabel. Penggunaan controller
Info Pusdiklat Minerba
23
GALERI
edisi ke III | 2013
DAFTAR RENCANA DIKLAT BERDASARKAN KORIDOR EKONOMI TAHUN 2013 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUBARA Konsinyering Multimedia Bahan Ajar Bahan Peledak Penambangan Bahan Galian Tahap III
Kegiatan Diklat IT Angkatan IV di Kalimantan Selatan
Pameran Apkasi di JIExpo Kemayoran Jakarta
Sumpah Jabatan ikan dan Pengambilan
Pelant
NO
JUDUL DIKLAT
A. 1 2 3 4
KORIDOR SUMATRA - Pengawasan Produksi Mineral dan Batubara - Peningkatan Nilai Tambah Bijih Timah - Diklat Teknis Perhitungan Royalti Pertambangan Mineral dan Batubara - Diklat Pengawasan Eksplorasi Pertambangan
B. 1
KORIDOR BALI NUSA TENGGARA - Diklat Penyusunan Data Informasi SDM Berbasis SIG
C. 1 2 3 4
KORIDOR SULAWESI - MALUKU UTARA - Diklat Evaluasi Dokumen AMDAL Pertambangan - Analisis Potensi Sumber Daya Mineral dan Kendala Kewilayahan - Pengolahan dan Pemurnian Emas - Diklat Manajemen Pertambangan Rakyat Bagi Aparat Dinas Pertambangan dan Energi Sulawesi Tengah - Diklat Rekonsiliasi Konflik di Wilayah Pertambangan - Peningkatan Nilai Tambah Bijih Nikel
5 6 D. 1 2 3 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Politeknik Akamigas Palembang dengan Pusdiklat Minerba
4 5 6 7
KORIDOR MALUKU - PAPUA - Diklat Pengawasan Eksplorasi Pertambangan Mineral dan Batubara - Manajemen Perijinan Pertambangan Mineral dan Batubara - Diklat Teknis Perhitungan Royalti Pertambangan Mineral dan Batubara - Diklat Pengawasan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara - Penggunaan GPS dalam Menunjang Pengukuran Batas Wilayah Pertambangan - Pengetahuan Dasar K3 dan Lingkungan Pertambangan bagi Aparatur Non Teknis di Papua Barat - Manajemen Perijinan Pertambangan Mineral dan Batubara di Papua Barat TOTAL
an Praktek Lapang
24 Info Pusdiklat Minerba
TEMPAT PELAKSANAAN
JUMLAH
JADWAL PELAKSANAAN
Palembang Tanjung Pinang Padang
80 20 20 20
28 Oktober - 01 November 2013 17-19 Oktober 2013 09-12 Oktober 2013
Banda Aceh
20
07-12 Oktober 2013
Bali
20 20
11-16 November 2013
Gorontalo Mamuju, Sulbar Ternate Palu
95 15 15 15 20
08-11 Oktober 2013 16-18 Oktober 2013 28-30 Oktober 2013 22-26 Oktober 2013
Ternate Kendari
15 15
31 Oktober - 02 November 2013 06-08 November 2013
Ambon
115 15
04-09 November 2013
Jayapura Manokwari
15 20
12-16 November 2013 16-19 Oktober 2013
Jayapura
20
18-22 November 2013
Jayapura
15
23 Oktober - 06 November 2013
Manokwari
15
21-25 Oktober 2013
Manokwari
15
25-29 November 2013
310
IT di Pongkor Upacara Kemerdekaan HUT RI Info Pusdiklat Minerba
23