ANALISA KETUMBAR ASAL BULGARIA PADA LABORATORIUM GULMA BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN TAHUN 2013
OLEH : ENI SAHARA, SP NIP. 19721212.200003.2001
BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat AllahSWT, karena hanya dengan petunjuk dan ridhoNya, karya tulis yang berjudul Analisa Ketumbar Asal Bulgaria Pada Laboratorium Gulma Balai Besar karantina Pertanian Belawan tahun 2013 dapat tersusun dengan baik. Proposal ini bertujuan untuk mengetahui gulma yang terbawa ketumbar asal Bulgaria apakah merupakan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ataukah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sudah ada di Indonesia dan untuk mengetahui frekwensi pemasukan ketumbar pada tahun 2013 melalui Balai Besar Karantina Pertanian belawan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, maka kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..
ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..
iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………..
iv
I.
II.
III.
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
…………………………….
1
1.2.
Tujuan
.………………………………………
2
1.3.
Sasaran
..……………………………………..
2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Asal Usul Ketumbar
.……………………….
3
2.2.
Manfaat ketumbar
………………………….
4
2.3.
Importasi Ketumbar Melalui BBKP Belawan …
4
BAHAN DAN METODA 3.1.
Bahan dan Alat
..………………………………
11
3.2.
Metoda
.………………..………………….
13
3.3.
Waktu Pelaksanaan
……………………………
13
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………
14
V.
KESIMPULAN DAN SARAN ..……………………….
19
VI.
DAFTAR PUSTAKA
20
………………………………….
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Sclerotia (a); Irisan melintang sklerotia(b); Apothecia (c); hifa dan konidia Sclerotinia sclerotiorum (d) (CABI 2007)
Gambar 2.
Pemeriksaan ketumbar di laboratorium gulma
Gambar 3.
Biji Sorgum halepense (L.) Pers (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan)
Gambar 4. Biji Echinochloa crus-galli (L.) Beauv (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan) Gambar 5.
Biji Ipomoea purpurea (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan)
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Importasi Ketumbar yang masuk melalui Belawan tahun 2013
BBKP
Tabel 2. Data Importasi Ketumbar dari Bulgaria yang masuk melalui BBKP Belawan tahun 2013
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
5
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Salah satu tugas dan fungsi Balai Besar Karantina Pertanian Belawan adalah mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan atau organism pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya
dari
dalam
wilayah
Negara
Republik
Indonesia.
Pemasukan biji-bijian seperti gandum dari Australia, ketumbar dari Bulgaria, jagung dari Brazil dan masih banyak lagi merupakan suatu peluang ikut terbawanya hama penyakit dari luar negeri ke dalam Negara Indonesia. Salah satu organisme pengganggu tumbuhan yang dapat terikut pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan adalah gulma. Gulma dalam bentuk biji sering ikut terbawa pada produk pertanian berupa biji-bijian seperti gandum, kedelai, jagung, kacang-kacangan, benih
sayuran dan lain
sebagainya. Hal ini dikarenakan gulma merupakan tanaman yang habitatnya sama dengan tanaman komoditas pertanian sangatlah besar. Pemeriksaan laboratorium gulma di Balai Besar Karantina Pertanian Belawan ditujukan terhadap sampel (contoh) berupa bijibijian untuk konsumsi maupun sebagai bahan pakan ternak. Sampel-sampel
tersebut
dikhawatirkan
akan
menjadi media
pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) terutama OPT Karantina
(OPTK)
sehingga
perlu
dilakukan
pemeriksaan.
Pemeriksaan keberadaan gulma pada produk pertanian (media pembawa) bertujuan untuk memisahkan gulma dengan media pembawa dan benda lain. Selanjutnya gulma yang telah dipisahkan tersebut diidentifikasi.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
6
1.2.
Tujuan Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui gulma yang
terbawa
ketumbar
asal
Bulgaria
apakah
merupakan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ataukah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sudah ada di Indonesia.
1.3.
Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah gulma yang terbawa biji ketumbar asal Bulgaria merupakan target Pest dari Permentan No. 93/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Jenis Organisme PenggangguTumbuhan Karantina.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
7
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Asal-Usul Ketumbar Ketumbar (Coriandrum sativum Linn) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, komoditas tersebut dibudidayakan petani di Indonesia baru sebatas diambil daunnya yang masih muda untuk lalap, sayuran. Biji ketumbar masih di impor dari India, Rusia, Bulgaria, Rumania, China, Emirat Arab dan Negara lainnya penghasil ketumbar. Ketumbar (Coriandrum sativum) dari family
Apiaceae ini
adalah tumbuhan rempah-rempah yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat ia dinamakan fructus coriandri. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika Latin dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar Laut Kaspia. Berbagai
jenis
masakan
tradisional
Indonesia
kerap
menggunakan bumbu berupa biji berbentuk butiran beraroma keras yang dinamakan ketumbar. Dengan tambahan bumbu tersebut, aroma masakan akan lebih nyata. Tak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan. Daunnya yang majemuk seperti seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan taburan dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di Negara itu, ketumbar diberi nama phakchee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma tajam. Biasanya, tumbuhan ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian satu meter dari tanah. Daunnya
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
8
hijau
dengan
tepian
bergerigi.
Sedangkan,
untuk
bunga
mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Untuk buah, bentuknya hampir bulat berwarna kuning bersusun, Kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan. 2.2.
Manfaat Ketumbar Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai negara. Ketumbar biasanya digunakan sebagai pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica). Namanya berbeda-beda di berbagai Negara juga di berbagai daerah di Indonesia. Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji, dan buah. Dari semua bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, dekanal,
myrcene, a-terpinene, desilaldehida,
ocimene,
trantridecen,
linalool,
geraniol,
asampetroselinat,
asamoktadasenat, d-mannite,skopoletin,p-simena,
kamfena ,dan
felandren. Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan pusing, muntah-muntah, influenza, wasir, radang lambung dan radang payudara, campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan lemah syahwat. 2.3.
Importasi Ketumbar melalui BBKP Belawan. Importasi ketumbar melalui Balai Besar Karantina Pertanian Belawan pada tahun 2013 dapat dilihat pada table 1 dan tabel 2 di bawah ini :
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
9
Tabel 1. Data Importasi Ketumbar yang masuk melalui Belawan tahun 2013 No
Negara
1.
India
2.
Ukraina
117.500
3.
Bulgaria
2.335.700
4.
Singapura
15.975
5.
Argentina
373.140
6.
Rusia
41.768
7.
Pakistan
20.000
8.
Malaysia
23.000
9.
Mesir
69.250
10.
Ethiopia
25.005
BBKP
Jumlah (Kg) 1.572.486
Sumber e-plaq BBKP-Belawan diunduh ( Juli 2014)
Jumlah (Kg) 2335700
2500000 2000000
1572486
1500000 1000000 500000
Jumlah (Kg) 373140 117500
15975
4176820000230006925025005
0
Grafik 1. Jumlah Importasi Ketumbar yang masuk melalui BBKP Belawan tahun 2013
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
10
Tabel 2. Data Importasi Ketumbar dari Bulgaria yang masuk melalui BBKP Belawan tahun 2013 NO
Bulan
Jumlah (Kg)
1.
Januari
986.300
2.
Februari
139.000
3.
Maret
324.700
4.
April
22.700
5.
Mei
23.000
6.
Juni
7.
Juli
90.000 -
8.
Agustus
9.
September
36.8000
10.
Oktober
345.700
11.
Nopember
92.000
12
Desember
11.300
-
Sumber e-plaq BBKP-Belawan diunduh ( Juli 2014)
Jumlah (Kg)
Jumlah (Kg)
368000 345700
Desember
Oktober
Sepetember
Nopember
92000 11300
0 Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
1000000 900000 800000 700000 600000 500000 986300 400000 300000 200000 324700 100000 139000 90000 23000 22700 0 0
Grafik 2. Jumlah Importasi Ketumbar dari Bulgaria yang masuk melalui BBKP Belawan tahun 2013
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
11
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa pemasukan ketumbar melalui BBKP Belawan berasal dari sepuluh negara yaitu negara India, Ukraina, Bulgaria, Singapura, Argentina, Rusia, Pakistan Malaysia, Mesir dan Ethiopia. Pemasukan ketumbar yang paling banyak adalah dari negara Bulgaria dan India. Banyaknya importasi ketumbar dari Bulgaria setiap bulannya dapat dilihat dari tabel 2. Data yang diperoleh dari mulai bulan Januari 2013 sampai Desember 2013, import ketumbar mencapai 4.593.824 kg dengan frekwensi 105 kali. Masuknya ketumbar dari Bulgaria
tidak menutup kemungkinan juga menyebarnya Organisme
Pengganggu Tumbuhan yang menurut lampiran Peraturan Menteri Pertanian No. 93/Permentan/OT.140/12/2011 ada satu OPTK yang dapat terbawa ketumbar asal Bulgaria yaitu Sclerotinia sclerotiorum (Lib.) de Bary yang merupakan OPTKA2 Golongan 1 yang sudah pernah ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Walaupun target pest yang terdapat pada Permentan 93 tahun 2011 adalah cendawan tidak menutup kemungkinan pada biji ketumbar juga tercampur dengan biji gulma. Sclerotinia sclerotiorum (Lib.) de Bary (OPTKA2/Gol 1) Taksonomi. Sclerotinia sclerotiorum adalah cendawan dari class ascomycetes dan family Sclerotiniaceae. Susunan taksonomi cendawan yang dikenal sebagai cottony soft rot ini adalah sebagai berikut (CABI 2007) : Domain: Eukaryota Kingdom: Fungi Phylum: Ascomycota Class: Ascomycetes Subclass: Leotiomycetidae Order: Helotiales Family: Sclerotiniaceae
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
12
Nama ilmiah lain atau sinonim dari cendawan ini adalah Sclerotinia libertiana Fuckel; Whetzelinia sclerotiorum (Lib.) Korf & Dumont; Sclerotium varium Pers. Peziza sclerotiorum Lib. Inang Potensial di Indonesia. S. sclerotiorum merupakan pathogen yang polifaga, karena mempunyai inang yang sangat luas, antara lain tanaman hortikultura, tanaman pangan, cerealia, tanaman obat, buah-buahan hingga gulma.
Laporan awal menyebutkan bahwa
cendawan ini menginfeksi 64 famili tanaman, 225 genus dan 383 spesies (Purdy, 1979). Namun laporan terbaru telah menambah jumlah inning yang terinfeksi adalah 75 famili, 278 genus dan 408 species (Boland and Hall, 1994). Dispersi
dan
kemampuan
bertahan
hidup.
Siklus
hidup
S. sclerotiorum menghasilkan sclerotia pada tanaman terinfeksi. Sclerotia ini akan bertahan di tanah selama musim dingin (Adam, 1986). Perkecambahan sklerotia tergantung pada macam inang dan kondisi lingkungan.
Sclerotia yang berkecambah akan menghasilkan miselium
yang menginfeksi akar dan pangkal batang dan akan menyebabkan layu atau gugur daun pada tanaman tersebut (Huang and Dueck, 1980). Menurut Abawi et al., 1975, sclerotia yang memproduksi askospora akan terbawa angin sehingga menimbulkan infeksi pada jaringan diatas tanah. Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain melalui pertumbuhan miselia (McQuilken et al., 1994). Sklerotia yang terbentuk akan bertahan di lapangan atau sebagai kontaminan pada benih, akar, atau umbi yang dipanen. Distribusi spesies ini melalui benih (Steadman, 1975; Hims, 1979), melalui alsintan, atau dapat juga melalui binatang ternak (Melouk et al., 1989), bahkan air irigasi (Steadman et al., 1975). Ascospores dapat terbawa angin. Pada beberapa inang cendawan ini dapat terbawa pollen, tangkai bunga, dan putik (Huang and Kokko, 1993).
Beberapa peneliti
juga melaporkan bahwa propagul cendawan ini juga dapat bertahan pada alat pencernaan hewan ternak, ditransmisi ke tanaman lain melalui serangga penyerbuk (lebah madu). Sclerotia dapat bertahan hidup mulai
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
13
beberapa bulan (Halkilahti, 1962) hingga tujuh tahun (Ben-Yephet et al., 1993) atau 8 tahun (Tribe, 1957). Ekonomi dan Sosial. Penyakit yang disebabkan oleh Sclerotinia ini dapat menyebabkan kehilangan hasil bervariasi mulai dari o hingga 100% (Purdy, 1979) bergantung pada factor jenis/ kultivar tanaman , lokasi dan kondisi lingkungan. Kerugian ekonomi dari penyakit ini sebaiknya diases berdasarkan spesifik inang dan spesifik area. Impak secara keseluruhan akan berguna jika data tentang kehilangan hasil tersedia. Kategori risiko diberikan terhadap cendawan ini adalah tingi. Deteksi. Metode deteksi cendawan yang telah dilaporkan adalah secara Culture plate (Totir, 2000); USDA National Seed Health System Standard
Method,
(www.seedhealth.org)
dan
enzyme-linked
immunosorbentassay (ELISA) (Walczetal.,1985). Pengendalian. Perlakuan benih telah diteliti di beberapa inang antara lain thiram untuk benih bunga matahari (Yakutkin, 1978). Fungisida benomyl, iprodione + thiram, vinclozolin + folpet (Iliescu et al., 1980), thiophanate-methyl atau carbendazim (Vernescu and Iliescu, 1977) telah diuji menurunkan perkembangan kelayuan dari tanaman bunga matahari. Sklerotia pada Allium dapat dikurangi dengan aplikasi cloves dengan iprodione (Faure and Hooghe, 1979). Ekstrak daun garlic juga diketahui dapat mempunyai efek fungisidal (Singh et al., 1979).Muller et al. (1999) juga menunjukkan bahwa thiram, fludioxonil, dan captan + quintozene + thiabendazole yang diaplikasikan ke tanah mengurangi pembentukan sclerotia dari benih terinfeksi sebesar lebih dari 98% pada kondisi lapangan.
Rotasi tanaman juga akan membantu mengurangi
inokulum di lapang Morrall and Dueck (1982).
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
14
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 1 . Sclerotia (a); Irisan melintang sklerotia(b); Apothecia (c); hifa dan konidia Sclerotinia sclerotiorum (d) (CABI 2007)
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
15
III.
3.1.
BAHAN DAN METODA.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah sampel biji ketumbar asal Bulgaria yang masuk melalui BBKP Belawan. Alat yang digunakan antara lain : - Nampan berwarna terang (putih) ukuran 30 x 40 cm - 2 (dua) buah spatula - Petridish - Botol vial - Mikroskop stereo Cara Kerja: a. Sampel dituangkan di tengah-tengah nampan b. Biji-bijian yang masih bercampur tadi dipisahkan dengan menggunakan spatula antara biji tanaman dengan gulma dan sampah. c. Pisahkan biji gulma kedalam petridish, lalu diidentifikasi di bawah mikroskop
stereo.
menggunakan
kunci
Identifikasi
dapat
determinasi
dilakukan
dengan
(pustaka/software)
atau
dibandingkan dengan koleksi baku. d. Setelah diidentifikasi biji gulma dimasukkan kedalam botol vial dan diberi catatan/label tentang nama ilmiah, asal, tanggal identifikasi dan nama analis (kolektor) untuk dijadikan koleksi.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
16
Gambar 2. Pemeriksaan ketumbar di laboratorium gulma
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
17
3.2.
Metoda Metoda yang digunakan dalam pemeriksaan biji ketumbar asal Bulgaria ini adalah dengan pemeriksaan secara langsung yaitu memisahkan biji ketumbar dengan biji gulma, lalu biji gulma langsung diamati di bawah mikroskop stereo untuk diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi (pustaka/software) atau dibandingkan dengan koleksi baku.
3.3.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium gulma Balai Besar Karantina Pertanian Belawan pada bulan
bulan
Januari 2013
sampai dengan bulan Desember 2013.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
18
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa ketumbar asal Bulgaria ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 di laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Belawan. Hasil identifikasi di laboratorium Gulma Balai Besar Karantina Pertanian Belawan didapat 3 jenis gulma yaitu Sorghum halepense, Echinochloa crus-galli
dan Ipomoea purpurea.
Ketiga gulma ini adalah gulma yang selalu ada di areal budidaya tanaman sehingga kemungkinan gulma ini tercampur dengan hasil pertanian terutama jenis biji-bijian sangatlah besar. 1. Sorgum halepense (L.) Pers
Gambar 3. Biji Sorgum halepense (L.) Pers (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan) Klasifikasi Sorghum halepense (L.) Pers. Domain
:
Eukaryota
Filum
:
Spermatophyta
Subphylum
:
Angiospermae
Kelas
:
Monocotyledonae
Order
:
Cyperales
Famili
:
Poaceae
Genus
:
Sorghum
Species
:
Sorghum halepense (L.) Pers.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
19
Sorghum halepense atau lebih dikenal dengan Johnson rumput atau Johnsongrass, adalah tanaman dalam keluarga rumput, Poaceae, asli daerah Mediterania, tetapi tumbuh di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Tanaman ini telah diperkenalkan kepada semua benua kecuali Antartika, dan sebagian besar pulau-pulau besar dan kepulauan. Tanaman ini bereproduksi dengan rimpang dan biji. Johnson
rumput
telah
digunakan
untuk
pakan
ternak
dan
menghentikan erosi, tetapi sering dianggap sebagai gulma karena dapat
tumbuh
dan
menyebar
dengan
sangat
cepat.
Spesies ini dapat tumbuh pada lahan pertanian, padang rumput, ladang ditinggalkan, tepi hutan, dan sepanjang sungai atau saluran irigasi. Tanaman ini sangat mengganggu di bidang budidaya tanaman karena persaingan unsur hara karena mempunyai rimpang yang kuat . Johnson tahan terhadap herbisida glyphosate umum rumput telah ditemukan di Argentina dan Amerika Serikat sehingga gulma ini merupakan salah satu dari sepuluh gulma terburuk di dunia. Perbungaan adalah hijau pucat keunguan, berbulu, piramida, banyak bercabang malai, panjang 15-50 cm. Cabang-cabang utama panjang sampai 25 cm, biasanya tanpa spikelets selama 2-5 cm dari dasar. Spikelets biasanya berpasangan tetapi menjelang puncak perbungaan mereka terjadi di bertiga, salah satu spikelet dari masingmasing pasangan atau triplet adalah sessile dan sempurna dengan benang sari dan stigma, yang lainnya mengintai dan steril atau hanya membawa benang sari. Spikelets bulat telur, berbulu, 4,5-5,5 mm; awns jika ada panjang 1-2 cm dan tiba-tiba bengkok. Spikelets mengintai lebih sempit, 5-7 mm panjang. Biji tetap tertutup oleh glumes 4-6,6 mm panjang, 2-2,6 mm lebar, glumes berwarna coklat kemerahan sampai hitam mengkilap, mengkilap dan halus berjajar di permukaan.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
20
2. Echinochloa crus-galli ( L. ) Beauv
Gambar 4. Biji Echinochloa crus-galli (L.) Beauv (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan) Klasifikasi E. crus-galli ( L. ) Beauv Kingdom
:
Plantae
Super Division :
Angiosperms
Division
:
Magnoliophyta
Class
:
Monokotil
Order
:
Poales
Family
:
Poaceae
Subfamily
:
Panicoideae
Genus
:
Echinochloa
Species
:
E. crus-galli ( L. ) Beauv
Echinochloa crus-galli adalah jenis rumput liar yang berasal dari Asia tropis yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai jenis Panicum.. Echinochloa crus-galli merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal, tumbuh berumpun, dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan kokoh, tumbuh tegak serta daunnya rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar 0,5 – 1 cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung, yang mula-mula tumbuh tegak kemudian merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm tandan. Biasanya terbentuk piramid sempit,
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
21
warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak bulir panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 – 0,85 mm. Buah E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang 2 – 3,5 mm. Biji yang tua berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman. Echinochloa crus-galli terdapat di tempat-tempat basah, kadang-kadang terdapat juga di tempat setengah basah. Di sawah tumbuh bersama padi, akan tetapi umumnya lebih tinggi dan berbunga lebih dulu dari pada padi. 3. Ipomoea purpurea
Gambar 5. Biji Ipomoea purpurea (foto dokumentasi Laboratorium gulma BBKP Belawan) Klasifikasi Ipomoea purpurea Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Viridiplantae
Phylum
: Spermatophyta
Subphylum
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Order
: Solanales
Family
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomoea
Species
: Ipomoea purpurea
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
22
Ipomoea purpurea The Morning Glory atau corda-de-viola (di Brasil), adalah jenis Ipomoea, berasal dari Meksiko dan Tengah America.. Tumbuh sampai ketinggian 2 sampai 3 meter. Daun bentuk hati dan ranting dengan rambut cokelat. Bunga berbentuk seperti terompet, terutama biru sampai ungu atau putih, 3-6 cm. Buahnya agak bulat kapsul atau bulat telur dengan diameter 1 cm dan panjang 2,5 cm, mempunyai 6 kelopak yang berisi 3-6 biji. Permukaan biji granular, berwarna coklat kusam sampai hitam dan padat serta ditutupi dengan rambut coklat . Biji berbentuk baji (tapal kuda) dengan panjang 4-5,7 mm.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
23
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Dari hasil pemeriksaan di laboratorium gulma Balai Besar Karantina Pertanian Belawan ditemukan tiga jenis gulma yang di dapat dari hasil pemeriksaan pemasukan ketumbar dari Bulgaria yaitu Sorghum halepense, Echinochloa crus-galli
dan Ipomoea
purpurea. Ketiga gulma ini merupakan gulma kosmopolit, dimana gulma-gulma ini memang sudah ada di Indonesia dan tidak ditemukan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang merupakan
target
Pest
93/Permentan/OT.140/12/2011
dari tentang
Permentan Jenis
No.
Organisme
PenggangguTumbuhan Karantina.
SARAN Harus tetap dilakukan pemeriksaan biji ketumbar yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian Belawan walaupun tidak ditemukan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina karena tidak menutup kemungkinan adanya biji gulma yang dapat terbawa pada pemasukan biji ketumbar melalui BBKP Belawan.
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
24
VI.
DAFTAR PUSTAKA
[CABI] Centre in Agricultural and Biological Institute.
2007.
Crop
Protection Compendium [cd-rom]. London: CABI Publish. http://climbers.lsa.umich.edu/wpcontent/uploads/2013/07/IpompurpCO NVFINAL.pdf. tanggal 15 Januari 2014. http://edysuyitno10.blogspot.com/2012/03/budidaya-ketumbar.html. Tanggal 10 Januari 2014 http://en.wikipedia.org/wiki/Convolvulus arvensis.tanggal 15 Januari 2014 http://en.wikipedia.org/wiki/Johnson.grass. 15 Januari 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Ketumbar. 12 januari 2014 http://ucipm.ucdavis.edu/PMG/WEEDS/johnsongrass.html. Tanggal 20 Januari 2014 http://www.ipm.ucdavis.edu/PMG/WEEDS/field_bindweed.html. Tanggal 24Januari 2014 http://www.fao.org/agriculture/crops/thematic.sitemap/theme/biodiversit y/weeds/listweeds/ech-cru/en/tanggal 24 Januari 2014 http://www.cabi.org/isc/datasheet/50624, tanggal 24 Januari 2014
Tulisan ini dibuat untuk DUPAK masa penilaian Juli-November 2014
25