Edisi Publikasi P Februari 2009
LAPO ORAN NERACA PEM MBAY YARA AN INDO ONES SIA Realissasi Triwu ulan IV 20 008 Realissasi 2008
1
Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
2
Edisi Publikasi Februari 2009
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan IV 2008 Realisasi 2008
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4
DAFTAR ISI RINGKASAN
……………………………………………………………
1
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
3
Neraca Perdagangan Nonmigas
……………………………………………………………
7
1.1. 1.2.
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
7 13
Neraca Perdagangan Migas
……………………………………………………………
16
2.1. 2.2.
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
16 18
TRANSAKSI BERJALAN 1.
2.
Ekspor Nonmigas Impor Nonmigas
Minyak Gas
3.
Neraca Jasa
……………………………………………………………
19
4.
Neraca Pendapatan
……………………………………………………………
21
5.
Transfer Berjalan
……………………………………………………………
22
TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL 1.
Transaksi Modal
……………………………………………………………
25
2.
Transaksi Finansial
……………………………………………………………
25
2.1.
Sektor Publik
……………………………………………………………
26
2.2.
Sektor Swasta
……………………………………………………………
30
CADANGAN DEVISA
……………………………………………………………
35
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
……………………………………………………………
37
PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
39
BOKS : KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA
……………………………………………………………
45
LAMPIRAN
……………………………………………………………
47
5
DAFTAR TABEL Hal
Hal Tabel.1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
5
Tabel.14
Nilai Impor Bahan Baku Berdasarkan Negara
14
Asal
Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV 2008 Tabel.2
Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak
Tabel.3
Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
Berdasarkan
15
Tabel.16
Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima
15
9
Tabel.17
Nilai Impor Pupuk Berdasarkan Negara Asal
10
Tabel.18
Nilai
10
Tabel.19
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
16
11
Tabel.20
Demand dan Supply Minyak Dunia
17
12
Tabel.21
Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
18
12
Tabel.22
Cadangan Gas Indonesia
19
12
Tabel.23
Implied Yield/Interest Rate
22
13
Tabel.24
Perkembangan Hibah Non Investasi
23
13
Tabel.25
Perkembangan Hibah Investasi
25
14
Tabel.26
Indikator Sustainabilitas Eksternal
37
8
Tabel.15
9
Utama Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara
Impor
Barang
Modal
Negara Asal
Diekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama
Tabel.4
Nilai
Belas Komoditi Utama 16
Tujuan Utama Tabel.5
Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.6
Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara
Impor
Kendaraan
Bermotor
&
16
Komponennya Berdasarkan Negara Asal
Tujuan Utama Tabel.7
Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan
Tabel.8
Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan
Utama
Utama Tabel.9
Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.10
Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.11
Nilai Ekspor Mesin & Mekanik Berdasarkan Negara asal
Tabel.12
Jenis Komoditi Nonmigas Yang Paling Banyak Diimpor dari Beberapa Negara Asal
Tabel.13
Nilai Impor Barang Konsumsi Berdasarkan Negara Asal
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal
Grafik.1
Transaksi Berjalan
7
Grafik.10
Perkembangan Harga Batubara Dunia
12
Grafik.2
Neraca Perdagangan Nonmigas
7
Grafik.11
Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas
13
Berdasarkan Negara asal Grafik.3
Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan
8
Grafik.12
8
Grafik.13
Perkembangan Harga Minyak Dunia
17
Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi
18
Negara Tujuan Utama Grafik.4
Nilai Ekspor Nonmigas
BBM Grafik.5
Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
9
Grafik.14
Perkembangan Neraca Jasa
19
Utama Grafik.6
Perkembangan Harga Karet Dunia
10
Grafik.15
Perkembangan Jasa Travel
20
Grafik.7
Perkembangan Harga Tembaga Dunia
10
Grafik.16
Perkembangan Neraca Pendapatan
21
Grafik.8
Perkembangan Harga Nikel Dunia
11
Grafik.17
Perkembangan Workers’ Remittances
23
Grafik. 9
Perkembangan Harga CPO Dunia
11
Grafik. 18
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
25
Per Jenis Investasi
6
DAFTAR GRAFIK Hal Grafik.19
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
26
Hal Grafik.29
Per Sektor Grafik.20
Perkembangan
Posisi
Utang
Luar
Negeri
30
Finansial
Sektor
30
Pemerintah
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
26
Grafik.30
Perkembangan
Transaksi
Swasta Grafik.21
Perkembangan BI Rate dan Fed Rate
27
Grafik.31
Perkembangan Direct Investment di Indonesia
31
Grafik.22
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan
27
Grafik.32
Perkembangan Arus Masuk FDI Migas
31
US T-Note Grafik.23
Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
28
Grafik.33
Perkembangan FDI per Negara Asal
32
Grafik.24
Perkembangan
28
Grafik.34
Perkembangan FDI per Sektor
32
Grafik.35
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
33
Penarikan
dan
Pembayaran
Pinjaman Pemerintah Grafik.25
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
28
Grafik.26
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Grafik.27
Perkembangan
29
Grafik.36
Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
33
Negara
30
Grafik.37
Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
34
Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis
30
Grafik.38
Perkembangan Cadangan Devisa
35
Posisi
Pinjaman
per
Kreditor Utama Grafik.28
Valuta Utama
7
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
8
RINGKASAN Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi pada triwulan III 2008 (defisit USD0,9 miliar). Namun, secara umum Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih mengalami tekanan, terutama pada sisi neraca perdagangan dan transaksi modal dan finansial, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan keuangan dunia yang semakin meluas. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa berkurang dari USD57,1 miliar pada akhir triwulan III 2008 menjadi USD51,6 miliar pada akhir triwulan IV 2008. Walaupun menurun, jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4 bulan. Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain adalah impor minyak yang mengecil karena berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai impor nonmigas. Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya permintaan ekspor selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8% dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam periode yang sama, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007. Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing di pasar keuangan internasional menyebabkan terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia, dan saham, terutama selama Oktober hingga awal November 2008. Arus keluar modal asing mulai berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah pemerintah di negara-negara maju meningkatkan komitmennya untuk membantu lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi ekonomi melalui stimulus fiskal. Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih tumbuh positif. Sejalan dengan perkembangan NPI triwulan IV di atas, secara keseluruhan 2008 NPI mengalami defisit. Namun demikian, transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus meskipun kecil (USD0,6 miliar), turun dibandingkan surplus pada 2007 (USD10,5 miliar). Sementara itu, transaksi modal dan finansial mengalami defisit USD1,7 miliar, setelah pada tahun 2007 mencatat surplus sebesar USD3,6 miliar. Secara keseluruhan, overall balance NPI 2008 mengalami defisit USD1,9 miliar, berbeda dari tahun 2007 yang mencatat surplus USD12,7 miliar.
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN IV 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2008 mencatat defisit sekitar USD4,2 miliar. Defisit tersebut terutama disumbangkan oleh transaksi modal dan finansial yang mengalami defisit sekitar USD3,8 miliar. Sementara transaksi berjalan hanya mengalami defisit sekitar USD0,2 miliar, mengecil dari defisit pada triwulan sebelumnya. Defisit pada transaksi modal dan finansial tersebut terutama disebabkan oleh derasnya arus keluar pada investasi portofolio dan investasi lainnya yang tidak dapat diimbangi oleh meningkatnya arus masuk pada investasi langsung. Sementara itu, perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama berasal penurunan defisit neraca perdagangan minyak dan defisit neraca pendapatan. Dampak positif dari penurunan defisit neraca perdagangan minyak dan pendapatan tersebut relatif dapat mengimbangi dampak negatif dari turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan neraca perdagangan gas. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode turun menjadi USD51,6 miliar atau setara kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,0 bulan. Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan IV 2008 tersebut tidak lepas dari beberapa faktor fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain: Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura, bahkan Cina menunjukkan penurunan sebagai akibat dari krisis keuangan global yang terjadi. Pelemahan permintaan domestik di beberapa negara tersebut ikut mempengaruhi tekanan inflasi yang cenderung turun. Sebagai upaya memulihkan kondisi perekonomiannya, mayoritas otoritas moneter melanjutkan kebijakan penurunan suku bunganya ke level yang cukup rendah. Pelemahan permintaan dunia ikut mendorong penurunan harga beberapa komoditas ekspor nonmigas unggulan, seperti CPO, batubara, tembaga, dan karet. Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditas minyak yang turun drastis setelah mengalami puncaknya pada pertengahan tahun 2008. Rata-rata harga minyak (unit price) pada Tw. IV-2008 terus menurun hingga menjadi USD48,0/bl dari USD113,4/bl pada triwulan sebelumnya. Turunnya harga minyak disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penurunan permintaan minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait pada preferensi investor dalam menginvestasikan dananya. Sejalan dengan perkembangan harga minyak dunia, harga gas (LNG) juga menurun yaitu dari USD14,3/MBTU di triwulan III menjadi USD8,8/MBTU pada periode laporan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. IV-2008 atau tumbuh 5,2%, lebih rendah dari 6,4% pada triwulan III. Perlambatan yang terjadi sejalan dengan perkembangan perekonomian di berbagai negara, bahkan negara utama dunia mengalami perlambatan yang cukup tajam. Pertumbuhan ekonomi yang
3
terjadi pada periode laporan dikontribusikan oleh konsumsi sebesar 4,4% (terutama oleh rumah tangga), investasi sebesar 2,8%, dan ekspor neto sebesar 2,3%. Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 11,1%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (12,1%). Kondisi ini sejalan dengan pelemahan permintaan domestik, penurunan harga komoditas dunia, dan pengaruh dari kebijakan peningkatan suku bunga yang terjadi pada triwulan sebelumnya. Di sisi nilai tukar, Rupiah selama triwulan laporan mengalami tekanan hingga ditutup melemah menjadi rata-rata Rp11.023/USD dari rata-rata sebelumnya Rp9.219/USD. Mencermati dan mempertimbangkan perkembangan keuangan dan ekonomi global dan kemungkinan dampaknya terhadap perekonomian nasional, Bank Indonesia mulai menurunkan suku bunga BI Rate sejalan perkiraan dampak memburuknya ekonomi global terhadap ekonomi dalam negeri dan tekanan inflasi yang sudah menunjukkan penurunan. Produksi minyak Indonesia selama Tw. IV-2008 mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (0,982 juta bph). Penurunan produksi tersebut sebagai konsekuensi dari banyaknya sumur minyak yang sudah tua dan sebagian besar mengalami penurunan produksi (natural declining) yang tidak dapat ditutupi oleh tambahan produksi dari sumur-sumur baru. Sementara itu, konsumsi BBM di Tw.IV-2008 mencapai 87,6 juta barel, juga lebih rendah dari triwulan sebelumnya (100,8 juta barel). Kebutuhan BBM yang menurun ditengarai terkait dengan kegiatan ekonomi domestik yang melemah pada triwulan IV. Berkebalikan dengan perkembangan minyak, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari 259,3 MBTU di triwulan III menjadi 272,2 MBTU pada triwulan IV. Namun demikian, volume ekspor natural gas menurun dari 83,6 MBTU menjadi 73,8 MBTU pada triwulan laporan.
4
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan IV 2008
KOMPONEN
SATUAN
2007
2008 Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina Harga Komoditas Dunia ‐ Minyak Mentah (OPEC) ‐ Batu Bara ‐ Tembaga ‐ CPO ‐ Karet
% % % % %
2.0 2.0 2.7 7.0 13.0
2.5 1.5 2.1 6.9 10.6
2.1 0.7 1.5 2.3 10.1
0.7 ‐0.2 0.7 ‐0.6 9.0
‐0.2 ‐4.6 ‐1.2 ‐3.7 6.8
USD/barel USD/metric ton USD/metric ton USD/ton cent USD/kg
69.1 66 7,118 780 248
92.5 114 7,796 1,156 293
117.5 139 8,443 1,198 312
113.8 163 7,680 928 329
53.1 93 3,905 512 203
Suku Bunga Internasional 1) ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina
% % % % %
5.0 0.5 3.9 2.7 6.8
2.8 0.5 4.0 1.5 7.5
2.0 0.5 4.0 1.3 7.5
2.0 0.5 4.3 1.4 7.4
0.8 0.1 2.5 1.0 5.9
Inflasi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina
% % % % %
4.1 0.7 2.1 4.4 4.8
4.0 1.2 3.4 6.7 8.3
5.0 2.0 3.6 7.5 7.1
4.9 2.1 3.8 6.7 4.6
0.1 0.4 2.3 4.3 1.2
(y.o.y, %) (y.o.y, %) (Rp/USD) USD/barel juta barel per hari juta barel per tahun mbtu USD/mbtu %
6.3 6.6 9,136 70.1 0.952 382.8 1,080 9.0 8.6
6.2 7.1 9,260 93.4 0.977 95.4 284 11.5 8.0
6.4 11.0 9,264 119.3 0.981 99.0 253 13.7 8.3
6.4 12.1 9,219 113.4 0.982 100.8 259 14.3 9.0
5.2 11.1 11,023 48.0 0.967 87.6 272 8.8 9.4
juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD
10,493 3,591 14,085 ‐1,370 12,715 56,920
2,794 ‐1,395 1,400 ‐367 1,032 58,987
‐1,022 2,524 1,504 ‐180 1,324 59,453
‐943 918 ‐25 ‐64 ‐89 57,108
‐223 ‐3,753 ‐3,976 ‐236 ‐4,212 51,639
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB Inflasi IHK Nilai Tukar 1) Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah Produksi Minyak Konsumsi BBM Ekspor Gas (LNG) Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) BI Rate 1) NERACA PEMBAYARAN INDONESIA ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Current Accout Capital & Financial Account Total Net Errors and Omissions Overall Balance International Reserves
Sumber: CEIC, IMF, World Bank, Bank Indonesia, dan berbagai sumber 1) rata‐rata
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
TRANSAKSI BERJALAN Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008
naik 0,2% dibandingkan triwulan IV 2007. Dalam
mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang
periode yang sama, sejalan dengan melambatnya
lebih kecil (defisit USD0,2 miliar) daripada yang terjadi
pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas
pada
turun 12,4% dibandingkan triwulan III 2008 tetapi
triwulan
III
2008
(defisit
USD0,9
miliar).
Kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan
masih naik 27,9% dibandingkan triwulan IV 2007.
adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan juta USD
juta USD
akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada
38,000
8,000
kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain
33,000
7,000
adalah
28,000
6,000
23,000
5,000
18,000
4,000
13,000
3,000
8,000
2,000
impor
minyak
yang
mengecil
karena
berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Berbagai faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena
1,000
3,000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai
Ekspor
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007* Impor
Q.2
Q.3
Q.4
2008** Nrc. Perdagangan Nonmigas (RA)
Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas
impor nonmigas. juta USD
1.1. Ekspor Nonmigas
9,000 7,000
Di tengah lemahnya permintaan eksternal, ekspor
5,000
nonmigas pada Tw.IV-2008 hanya mampu mencapai
3,000 1,000
USD24,5 miliar (tumbuh 0,2%, y.o.y) lebih rendah dari
-1,000
triwulan sebelumnya sebesar USD28,8 miliar (22,4%).
-3,000
Sementara itu, dari sisi volume, ekspor nonmigas
-5,000 Q.1
Q.2
Q.3
2006 Services Current Trans.
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2007* Income Current Account
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008** Trade Balance
Grafik 1 Transaksi Berjalan
mengalami pertumbuhan negatif sebesar 12% (y.o.y). Penurunan tersebut terjadi baik pada kelompok barang pertanian (-6,1%), pertambangan (-10,6%) maupun manufaktur (-19,3%). Tekanan terhadap turunnya ekspor nonmigas selain dari volume juga disebabkan
1. Neraca Perdagangan Nonmigas Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya permintaan ekspor selama triwulan IV 2008 sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8% dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya
oleh turunnya harga komoditas dunia. Secara umum rata-rata harga produk ekspor mencapai tingkat terendahnya pada Tw.IV-2008. Sejalan terutama
dengan
perlambatan
di Amerika Serikat
ekonomi
dunia,
yang pertumbuhan
7
ekonominya menjadi -3,8% dari -0,5% pada triwulan
Ekspor
Indonesia
masih
didominasi
oleh
10
sebelumnya, nilai ekspor ke negara tersebut juga ikut
komoditas utama, diantaranya karet (pangsa 4,2%),
menurun sebesar 0,7%. Penurunan ekspor ke negara
batubara (pangsa 12,5%) dan CPO (pangsa 11,6%).
tersebut cukup berpengaruh terhadap kinerja ekspor
Penurunan permintaan dunia dan melambatnya laju
total mengingat pangsa ke negara dimaksud mencapai
kenaikan
11,4%. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dipicu
mempengaruhi
oleh melemahnya permintaan komoditi karet mentah,
tersebut. Komoditas yang nilai ekspornya urun akibat
udang dan pakaian terkait dengan menurunnya daya
penurunan volume antara lain: TPT dan produk kimia
beli masyarakat akibat krisis yang melanda negara
(sektor manufaktur); sedangkan komoditas yang nilai
tersebut. Namun ditengah krisis yg melanda dunia, nilai
ekspornya turun akibat volume dan harga yang
ekspor ke Jepang masih menunjukkan kenaikkan
melemah antara lain: karet (sektor pertanian),
sebesar
tersebut
tembaga dan nikel (sektor pertambangan); dan
didorong oleh ekspor komoditas batubara terkait
komoditas yang nilai ekspornya turun akibat turunnya
dengan tingginya permintaan dari sektor kelistrikan di
harga adalah CPO (sektor manufaktur).
5%
(pangsa
13.2%). Kenaikan
harga
ekspor
di
kinerja
dari
pasar
internasional
komoditas-komoditas
negara tersebut. Negara tujuan ekspor lainnya adalah Singapura, India dan Cina dengan pangsa masing-
Juta USD 19,000
masing sebesar 9,1%, 7,3% dan 6,2%.
17,000 15,000
(%)
13,000
18.00
11,000
15.00 9,000
12.00
7,000 5,000
9.00
3,000
6.00
1,000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
3.00 2006
0.00
2007*
2006 Singapura
2007 Jepang
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Pertanian
USA
2008**
Industri
Grafik 4 Nilai Ekspor Nonmigas
2008 Cina
Pertambangan
India
Grafik 3 Pangsa Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama Tabel 2 Jenis Komoditas Nonmigas Yang Paling Banyak di Ekspor Ke Negara-Negara Tujuan Utama (Berdasarkan SITC-2 Digit, % Pangsa Terhadap Total Ekspor Nonmigas) Jepang Komoditi
8
Amerika Serikat Share
Komoditi
Singapura Share
Komoditi
India Share
Komoditi
Cina Share
Komoditi
Share
Batubara, krokas & briket
2.4 Pakaian
3.3 Mesin elektronik
1.6 Minyak sayur & lemak
4.2 Minyak sayur & lemak
1.7
Biji logam & sisa logam
2.2 Karet mentah
1.2 Peralatan transp. lainnya
1.0 Batubara, krokas & briket
1.6 Pulp & sisa kertas
0.7
Mesin elektronik
0.9 Alat-alat telekomunikasi
0.9 Msn ktr & pemrosesan data 0.9 Biji logam & sisa logam
0.2 Batubara, krokas & briket
0.6
Karet mentah
0.9 Kopi, teh, rempah-rempah
0.7 Logam bukan besi
0.1 Karet mentah
0.4
0.7 Buah & sayur
TPT Nilai ekspor TPT pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,3 miliar atau tumbuh negatif 3,8% (y.o.y). Pertumbuhan negatif ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor yang mencapai 10,5%. Daya beli yang menurun akibat krisis
memberikan
tekanan
lebih besar terhadap
permintaan produk tekstil, meskipun harga bahan baku tekstil, seperti serat kapas dan bahan baku wol turun di pasar internasional. Penurunan permintaan tersebut terutama berasal dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. ribu Ton 120 100 80 60 40 20 0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
2007
Amerika
Q3
Q4
2008
Uni Eropa
Jepang
Grafik 5 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia, selain karena permintaan TPT dunia yang menurun, minimnya infrastruktur pelabuhan, tingginya suku bunga bank, membanjirnya produk impor dan kurangnya pasokan energi ditengarai menjadi penghambat pertumbuhan industri tekstil, terutama pada sisi ekspor. Tabel 3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
903
37.6
865
37.5
Uni Eropa
421
17.5
403
17.5
Jepang
124
5.2
136
5.9
Lainnya
952
39.7
904
39.2
2,400
100
2,308
100
Total
9
mempengaruhi penjualan otomotif sehingga konsumsi
Produk Kimia Ekspor produk kimia pada Tw.IV-2008 sebesar
karet menurun.
Penurunan ekspor karet tersebut
USD1,5 miliar atau tumbuh negatif 13,8% (y.o.y).
terutama terjadi ke Cina dan Amerika Serikat sebagai
Penurunan ekspor ini disebabkan oleh
produsen otomotif dan ban dunia.
penurunan
Tabel 5 Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama
volume yang cukup tajam mencapai 52,8%. Turunnya permintaan produk kimia terutama berasal dari Cina, seiring
melemahnya
permintaan
domestik
negara
tersebut dari 9,0% di Tw. III menjadi 6,8% di Tw.IV2008. Di tengah krisis global yang terjadi saat ini, Departemen Perindustrian mengambil langkah antisipasi untuk melindungi industri kimia dari membanjirnya produk impor dari negara lain yang mengalihkan tujuan ekspornya dari Amerika Serikat ke Indonesia dengan melakukan
upaya
pencegahan
impor
ilegal
dan
menerapkan wajib SNI untuk produk kimia.
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
326
26.0
292
28.2
Jepang
207
16.5
212
20.5
Cina
195
15.6
97
9.4
Lainnya
525
41.9
434
41.9
1,253
100
1,035
100
Total
Di
sisi
lain,
penurunan
harga
karet
turut
mempengaruhi kinerja ekspor pada Tw.IV-2008. Harga karet mengalami penurunan menjadi USD202,8 cent/kg lebih
rendah
dari
USD329,1 cent/kg.
Tabel 4 Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Periode
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
triwulan
sebelumnya
sebesar
Menghadapi kondisi penurunan
harga tersebut maka para produsen karet seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand yang tergabung dalam
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat menjalankan empat langkah untuk mengatasi tren
Uni Eropa
106
6.1
166
11.2
Jepang
118
6.8
142
9.5
Cina
205
11.9
134
9.0
penurunan harga karet, yaitu dengan mempercepat
102
5.9
119
8.0
peremajaan karet, memperlambat penanaman baru
Lainnya
1,196
69.3
926
62.3
Total
1,727
100
1,487
100
pohon karet, mengurangi intensitas penyadapan karet
Amerika Serikat
dan melakukan koordinasi ekspor antara eksportir Karet
dengan para produsen karet.
Ekspor karet selama Tw.IV-2008 sebesar USD1,0
c/kg
miliar atau tumbuh negatif 17,4% (y.o.y). Pertumbuhan
350
negatif ini disebabkan oleh penurunan volume ekspor
300
yang mencapai 24,2%.
Turunnya permintaan karet
250
sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global
200
yang
semakin
memburuk
akibat
krisis.
Menurut
Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), konsumsi karet alam sebesar 70% diserap oleh industri ban untuk kebutuhan otomotif. Terjadinya krisis global
150 100 50 0 Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
2008
Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia
10
Q3
Q4
terkait juga dengan anjloknya harga nikel di pasar
Tembaga Ekspor tembaga pada Tw.IV-2008 sebesar USD836
internasional sehingga eksportir mengurangi ekspornya
juta atau tumbuh negatif 42,6%. Turunnya nilai ekspor
dan menunggu hingga harga membaik kembali. Pada
tembaga berasal dari volume ekspor yg turun sebesar
Tw.IV-2008 harga nikel hanyasebesar USD10.843/Mton
23,1%. Penurunan ekspor tembaga terjadi ke begara
turun
tujuan Malaysia dan Jepang, sedangkan ekspor ke
USD18.961/Mton. Ekspor nikel terbesar ditujukan ke
Korea Selatan relatif stabil.
Jepang dengan pangsa mencapai 91,0%.
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
triwulan
sebelumnya
sebesar
Tabel 7 Nilai Ekspor Nikel ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel 6 Nilai Ekspor Tembaga ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
dari
Periode
Tw. IV-2008
Tw. IV-2007
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
563
84.9
254
91.0
Negara Tujuan
Jepang
376
25.8
337
40.3
Cina
70
10.6
14
5.0
Korea Selatan
130
8.9
130
15.6
Lainnya
30
4.5
11
3.9
Malaysia
145
10.0
104
12.4
Total
663
100
279
100
Lainnya
806
55.3
265
31.7
1,457
100
836
100
Total
USD/MTon 60,000
Sementara itu, anjloknya harga tembaga pada Tw.IV-2008 yang hanya sebesar USD3.905/Mton jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD7.680/Mton, menjadi pendorong utama turunnya ekspor tembaga. Turunnya harga tembaga ini dipicu oleh meningkatnya cadangan tembaga terkait dengan
50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
perlambatan ekonomi global.
Q1
Q2
Q3
Q4 Q1
2006
USD/MTon
Q2
Q3
Q4 Q1
2007
Q2
Q3
Q4
2008
Grafik 8 Perkembangan Harga Nikel Dunia
9,000 8,000 7,000
Crude Palm Oil (CPO)
6,000
Ekspor CPO pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,9 miliar
5,000
atau tumbuh negatif 4,6%. Meskipun volume ekspor
4,000
naik sebesar 22,5%, namun terus melemahnya harga
3,000 Q1
Q2
Q3
2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2008
Grafik 7 Perkembangan Harga Tembaga Dunia
Nikel
CPO telah mendorong nilai ekspor turun. Harga CPO terus mengalami penurunan, dan pada triwulan ini hanya sebesar USD512/Mton lebih rendah dari triwulan sebelumnya USD928/Mton. Penurunan harga CPO ini sejalan dengan merosotnya harga minyak
Ekspor nikel pada Tw.IV-2008 sebesar USD279 juta
mentah dunia pada triwulan laporan. Melambatnya
atau tumbuh negatif 57,9% akibat turunnya volume
pertumbuhan ekonomi yang memangkas permintaan
ekspor yang mencapai 48,9%. Turunnya volume ekspor
akan CPO mempengaruhi harga komoditas
menjadi
anjlok.
kontrak
Selain
itu,
adanya
pembatalan
perdagangan minyak sawit mentah yang dilakukan
11
importir asal India turut mempengaruhi anjloknya harga
elektronik,
komoditas CPO di pasar internasional.
manufaktur).
serta
mesin
&
mekanik
(sektor
USD/MTon 1,400
Batubara
1,200
Ekspor batubara pada Tw.IV-2008 sebesar USD3,1
1,000
miliar atau tumbuh 69,4% didukung oleh tingginya
800
harga,
600
sedangkan
dari
sisi
volume
mengalami
penurunan sebesar 8,6%. Harga batubara pada Tw.IV-
400
2008 sebesar USD92,97/MTon naik 11,4% dari tahun
200
sebelumnya.
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4 US D/MTon
2006
2007
2008
180
Grafik 9 Perkembangan Harga CPO Dunia
160 140
Untuk mengatasi harga CPO yang terus menurun,
120 100
pemerintah Indonesia dan Malaysia - yang memasok
80
85% CPO ke pasar dunia - sepakat untuk melakukan
60 40
peremajaan kebun kelapa sawit seluas 250.000 hektar.
20
Indonesia akan meremajakan 50.000 hektar, sementara
0 Q1
Malaysia akan meremajakan 200.000 hektar lahan
berkurang, masing-masing
sepakat
untuk
meningkatkan
konsumsi
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2007
Q2
Q3
Q4
2008
Turunnya volume ekspor batubara yang terjadi
biodiesel
mulai bulan November ditengarai terkait dengan
domestik mulai tahun 2009 sehingga mengurangi
ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) yang
pasokan ke pasar internasional.
mulai
Ekspor CPO pada Tw. IV-2008 terutama ditujukan
diterapkan
pada
bulan
Desember
2008.
Ketentuan ini mengatur persentase minimal penjualan
ke India, Uni Eropa dan Cina, masing-masing dengan
batubara
pangsa 34,5%, 17,3% dan 11,7%.
produsen batubara. Penetapan DMO berkisar 20-30
Tabel 8 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Tw. IV-2007
Negara Tujuan Nilai (juta USD) India
822
Tw. IV-2008
bagi
seluruh
persen dari total produksi nasional, disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan riil batubara. Sementara itu, permintaan batubara terbesar berasal dari Jepang,
27.5
982
34.4
Taiwan dan India masing-masing dengan pangsa 19,5%, 17,3% dan 12,7%.
441
14.8
492
17.3
348
11.7
332
11.6
Lainnya
1,376
46.1
1,045
36.7
Total
2,987
100
2,851
100
pertumbuhan ekspor positif di tengah krisis global batubara
(PMPBDN)
Share (%)
Cina
lain:
negeri
Nilai (juta USD)
Uni Eropa
antara
dalam
Share (%)
Sementara itu, komoditas yang masih mengalami
12
Q4
Grafik 10 Perkembangan Harga Batubara Dunia
sebesar
75.000 ton dan 500.000 ton. Selain itu, kedua negara
Q3
2006
sawit. Dengan langkah ini pasokan CPO Indonesia dan Malaysia akan
Q2
(sektor
pertambangan),
penurunan sebesar 36,5%. Ekspor mesin & mekanik
Tabel 9 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. IV-2007
Periode
Negara Tujuan Nilai (juta USD)
terutama terutama ditujukan ke Singapura dan Jepang.
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Tabel 11 Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Japang
291
16.1
596
19.4
Taiwan
218
12.1
530
17.3
Periode
India
256
14.2
388
12.7
Negara Tujuan
Lainnya
1,044
57.7
1,551
50.6
Total
1,809
100
3,065
100
Elektronik Ekspor elektronik pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,6
Tw. IV-2007 Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Singapura
309
17.3
483
22.5
Jepang
204
11.4
290
13.5
Uni Eropa
166
9.3
181
8.4
Lainnya
1,108
62.0
1,189
55.5
Total
1,787
100
2,143
100
miliar atau tumbuh 14,0%. Pertumbuhan ekspor ini selain karena tingginya harga elektonik, juga didorong
1.1 Impor Nonmigas
oleh peningkatan volume ekspor yang pada triwulan ini
Impor nonmigas pada Tw.IV-2008 sebesar USD21,9
naik sebesar 1,5%. Meskipun krisis finansial global
miliar (tumbuh 27,9%) lebih rendah dari triwulan
memperlambat
sebelumnya
permintaan,
namun
kebutuhan
sebesar
USD25,0
miliar
(44,7%).
elektronik di pasar dunia masih cukup tinggi mengingat
Perlambatan laju impor ini lebih disebabkan oleh
produk-produk elektronika, seperti printer, dibutuhkan
penurunan volume yang lebih besar dibandingkan
untuk perkantoran. Permintaan produk elektronik
harga. Volume impor mulai mencatat pertumbuhan
terutama berasal dari Singapura, Jepang dan Amerika
negatif sejak November khususnya pada kelompok
Serikat dengan pangsa masing-masing sebesar 28,6%,
bahan baku dan barang konsumsi, sedangkan pada
12,3% dan 11,9%.
barang modal pada triwulan laporan masih mencatat
Tabel 10 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. IV-2007
Periode Negara Tujuan
Nilai (juta USD)
Tw. IV-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Singapura
721
32.1
732
28.6
Jepang
331
14.8
315
12.3
Amerika Serikat
179
8.0
305
11.9
Lainnya
1,013
45.1
1,205
47.1
Total
2,244
100
2,557
100
pertumbuhan positif. Sementara itu, dalam periode tersebut harga impor nonmigas belum mengalami penurunan yang signifikan.
Mesin & mekanik Ekspor mesin & mekanik pada Tw.IV-2008 sebesar USD2,1 miliar atau tumbuh 19,9% yang didukung oleh masih tingginya harga mesin & mekanik di pasar internasional. Sementara itu, dari sisi volume terjadi
13
Turunnya pertumbuhan volume impor barang
(%) 25
konsumsi (-39,2%) dan bahan baku (-1,8%) terkait dengan
berkurangnya
permintaan
domestik
kebutuhan bahan baku untuk ekspor.
dan
20
Sedangkan
15
pertumbuhan impor barang modal sebesar 18,3%, 10
meskipun melambat dibanding periode sebelumnya, 5
mengindikasikan masih kuatnya investasi domestik. Barang-barang yang diimpor terutama berasal dari Jepang berupa kendaraan bermotor, dari Cina berupa
2006 Sg
peralatan telekomunikasi, dari Uni Eropa berupa
2007
J pn
RRC
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
0 2008
USA
Tha
Kor
Grafik 11 Perkembangan Pangsa Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal
peralatan transportasi lainnya, dari Amerika Serikat berupa minyak biji-bijian & kacang-kacangan serta dari Korea Selatan berupa kain tekstil.
Tabel 12 Jenis Komoditas Nonmigas yang Paling Banyak Diimpor dari Beberapa Negara Asal (Berdasarkan SITC-2digit, % Pangsa Terhadap Total Impor Nonmigas) Jepang
Cina
Komoditi
Share
Uni Eropa
Komoditi
Share
Amerika Serikat
Komoditi
Share
Korea Selatan
Komoditi
Share
Komoditi
Share
Kendaraan bermotor
3.0 Alat telekomunikasi
1.7 Peralatan transportasi lainnya
3.1 Minyak biji, kacang-kacangan
0.7 Benang, bahan & produk
0.7
Besi dan baja
2.4 Mesin utk industri umumnya
1.4 Mesin utk industri tertentu
0.8 Mesin pembangkit
0.6 Besi dan baja
0.6
Mesin utk industri tertentu
1.7 Mesin pembangkit
1.2 Mesin utk industri umumnya
0.7 Serat tekstil
0.5 Alat telekomunikasi
0.4
Mesin utk industri umumnya
1.6 Alat elektronik
1.1 Alat elektronik
0.6 Mesin utk industri tertentu
0.5 Pupuk
0.4
Tabel 13 Nilai Impor Barang Konsumsi (C&F) Berdasarkan Negara Asal Periode
Impor barang konsumsi pada Tw.IV-2008 sebesar USD1,9 miliar (pangsa 7,9%) atau tumbuh 5,9%. Melambatnya
pertumbuhan
impor
dari
triwulan
sebelumnya (34,8%) sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.44/MDAG/PER/10/2008 tentang ketentuan barang impor tertentu. Peraturan ini diterbitkan untuk melindungi pasar dalam negeri dari membanjirnya produk impor yang dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan industri
domestik.
Barang-barang
konsumsi
yang
diimpor terutama berasal dari Cina, Uni Eropa dan Jepang.
14
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Cina
426
23.9
591
31.3
Uni Eropa
124
7.0
164
8.7
Jepang
124
7.0
112
5.9
Lainnya
1,110
62.2
1,022
54.1
Total
1,784
100
1,889
100
Negara Tujuan
Adapun barang konsumsi yang diatur impornya adalah elektronik, sepatu, mainan anak, makan dan minuman serta garmen. Impor komoditas tersebut hanya dapat masuk melalui lima pelabuhan utama yaitu Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung
Mas (Semarang),
Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno-Hatta (Makassar) dan Belawan (Medan) serta seluruh bandar udara
internasional. Selain itu, importir untuk komoditas
berat bukan baru (bekas). Barang modal bukan baru
tersebut harus memiliki status Importir Terdaftar (IT) dan
adalah barang yang masih layak dipakai, atau untuk
wajib
direkondisi, remanufakturing, digunafungsikan kembali
melakukan
verifikasi
sebelum
pengapalan
dilakukan dari pelabuhan muat dengan biaya yang
dan bukan skrap.
ditanggung oleh importir bersangkutan. Aturan yang
Dalam pelaksanaanya, Departemen Perdagangan
ditandatangani Mendag pada 31 Oktober 2008 itu
hanya memperbolehkan impor barang modal bekas
mulai diberlakukan sejak 15 Desember 2008 hingga 31
dilakukan oleh perusahaan pemakai langsung, yaitu
Desember 2010.
perusahaan yang telah memiliki izin usaha yang
Impor bahan baku pada Tw.IV-2008 sebesar
mengimpor untuk keperluan proses produksi atau
USD15,9 miliar (pangsa 66,6%) atau tumbuh 26,7%.
untuk keperluan lainnya yang tidak dalam proses
Melambatnya
baku
produksi. Selain perusahaan pemakai langsung, impor
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (40,4%)
barang modal bukan baru dapat juga dilakukan oleh
sejalan dengan menurunnya kebutuhan bahan baku
perusahaan
untuk ekspor ataupun produksi dalam negeri. Selain itu
memproses barang modal bukan baru menjadi produk
Pemerintah juga telah memutuskan untuk membatasi
akhir untuk tujuan ekspor atau memenuhi pesanan
impor bahan baku produk konsumsi untuk melindungi
pemakai dalam negeri. Perpanjangan izin ini dilakukan
industri bahan baku dan barang modal di dalam negeri.
untuk penyediaan barang modal yang terjangkau oleh
Aturan pembatasan tersebut memiliki ketentuan bahwa
sektor industri mengingat belum kondusifnya kondisi
pengimpor bahan baku adalah merupakan produsen
perekonomian secara keseluruhan saat ini. Barang-
produk tersebut di Indonesia, sehingga pelaku impor
barang modal ini terutama diimpor dari Jepang, Uni
harus memiliki pabrik di Indonesia. Bahan baku yang
Eropa dan Cina
pertumbuhan
impor
bahan
diimpor terutama berasal dari Jepang, Cina dan
Periode
Tw. IV-2007
Periode
Negara Tujuan
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
262
2.1
2,734
17.2
Cina
11
0.1
1,885
11.8
perusahaan
yang
Tw. IV-2007
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Jepang
575
13.9
1,422
24.1
Uni Eropa
834
20.2
1,160
19.7
Negara Tujuan
Tw. IV-2008
yaitu
Tabel 15 Nilai Impor Barang Modal (C&F) Berdasarkan Negara Asal
Singapura. Tabel 14 Nilai Impor Bahan Baku (C&F) Berdasarkan Negara Asal
rekondisi,
Cina
Share (%)
513
12.4
951
16.1
Lainnya
2,209
53.5
2,369
40.1
Total
4,131
100
5,902
100
Di sisi lain, dari 15 produk impor nonmigas
Singapura
8,522
67.9
1,750
11.0
Lainnya
3,764
30.0
9,540
60.0
terbesar,
12,559
100
15,909
100
pertumbuhan, yaitu peralatan telekomunikasi, baja (flat
Total
4
produk
mengalami
perlambatan
laju
Sementara itu, impor barang modal pada Tw.IV-
rolled), peralatan & suku cadang konstruksi & teknik
2008 sebesar USD5,9 miliar (pangsa 24,7%) atau
sipil, dan makanan ternak. Melambatnya pertumbuhan
tumbuh 42,9%. Terkait dengan
masih positifnya
tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
pertumbuhan impor barang modal, pemerintah kembali
disebabkan oleh penurunan volume sementara dari sisi
memperpanjang izin impor barang modal bukan baru
harga masih cenderung meningkat. Sementara itu, 1
yang seharusnya berakhir pada 31 Desember 2008
produk mengalami pertumbuhan negatif, yaitu produk
sesuai
hidrokarbon; sedangkan 3 produk tumbuh cukup
dengan
Permendag
Nomor
49/M-
DAG/PER/12/2007 tentang izin importasi mesin dan alat
15
tinggi, yaitu pupuk, kendaraan bermotor beserta
komponen & aksesorisnya.
Tabel 16 Pertumbuhan Nilai dan Volume Impor Lima Belas Komoditas Utama Pertumbuhan (%) Komoditi
Nilai
Volume
Tw.III-2008 Tw.IV-2008 764 - TELECOMUNICATION EQUIPMENT N.E.S AND PARTS
97.0
12.4
2.9
-38.0
511 - HYDROCARBON,N.E.S AND THEIR HALOGENATED,NITRATED DERIVATIVES
75.8
-12.5
29.8
2.9
562 - FERTILIZERS,MANUFACTURED
264.2
234.9
40.6
20.9
673 - FLAT ROLLED PRODUCTS NOT CLAD
122.8
26.3
53.0
-17.2
723 - CIVIL ENGINEERING AND CONTRACTOR PLANT AND EQUIPMENT AND PARTS
70.5
49.9
46.2
57.8
784 - PARTS AND ACCESSORIES, N.E.S OFTHE MOTOR VEHICLES
44.2
82.8
37.1
-24.7
672 - INGOTS AND OTHER PRIMARY FORMS,OF IRON OR STEEL
64.3
56.3
-8.1
-11.0
041 - WHEAT AND MESLIN,UNMILLED
43.8
35.2
-21.7
-6.9
776 - THERMIONIC, COLD CATHODE AND PHOTO CATHODE VALVES AND TUBES
-1.0
3.5
-19.1
-25.9
778 - ELECTRICAL MACHINERY AND APPARATUS, N.E.S
30.9
12.0
-17.0
-46.1
081 - FEEDING STUFF FOR ANIMALS
45.6
9.0
27.6
-12.4
312.5
250.4
274.1
174.1
792 - AIRCRAFT AND ASSOCIATED EQUIPMENT AND PARTS THERE OF, N.E.S
35.8
29.4
25.9
2.7
713 - INTERNAL COMBUSTION PISTON ENGINES AND PARTS
64.3
30.6
23.9
-21.5
772 - ELECTRICAL APPARATUS FOR MAKING AND BREAKING ELECTRICAL CIRCUIT
26.2
30.4
12.7
-18.4
782 - MOTOR VEHICLE FOR THE TRANSPORT OF GOODS
16
Tw.III-2008 Tw.IV-2008
Di tengah melemahnya permintaan barang impor,
2. Neraca Perdagangan Migas
impor pupuk (SITC 562) pada Tw.IV-2008 masih tetap
Selama periode laporan, neraca minyak dan gas
tinggi mencapai USD751 juta atau tumbuh mencapai
mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, relatif tetap
235,3%. Tingginya nilai impor ini didukung oleh
dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode
besarnya kebutuhan pupuk yang tidak dapat dipenuhi
Tw.III-2008. Relatif tetapnya nilai surplus yang terjadi
oleh produksi dalam negeri. Pupuk tersebut diimpor
bersumber dari penurunan surplus yang terjadi pada
antara lain dari Kanada, Rusia dan Korea Selatan.
neraca perdagangan gas yang dapat diimbangi oleh
Tabel 17 Nilai Impor Pupuk (C&F) Berdasarkan Negara Asal Tw. IV-2007
Periode
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Kanada
66
29.5
242
32.2
Rusia
7
3.1
98
13.0
Negara Tujuan
penurunan defisit neraca perdagangan minyak. Di sisi neraca perdagangan minyak, anjloknya harga minyak mengakibatkan defisit neraca perdagangan minyak turun
secara
signifikan
dibandingkan
triwulan
2
0.9
85
11.3
sebelumnya. Hal ini sebagai implikasi dari posisi
Lainnya
149
66.5
326
43.4
Total
224
100
751
100
Indonesia
Korea Selatan
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, selain dengan mendatangkan pupuk impor, pemerintah menambah pasokan pupuk bersubsidi sebesar 300 ribu ton pada periode ini. Tambahan pasokan pupuk itu sebagian akan dipenuhi oleh sejumlah produsen, antara lain
sebagai
negara
pengimpor
minyak.
Sementara itu, harga jual gas yang juga menurun mengikuti pergerakan harga minyak berimbas pada penurunan surplus neraca perdagangan gas yang cukup besar.
Pupuk Kaltim (sebesar 80 ribu ton), Pupuk Iskandar
2.1 Minyak Neraca perdagangan minyak pada Tw.IV-2008
Muda (40 ribu ton) dan Petrokimia Gresik (5 ribu ton).
mencatat penurunan defisit yang signifikan menjadi
Sementara itu, impor kendaraan untuk pengangkut
sebesar USD0,9 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar
barang (SITC 782) beserta komponen & aksesorisnyanya
USD2,8 miliar. Sebagai negara yang sudah termasuk
(SITC 784) pada Tw.IV-2008 sebesar USD1,2 miliar atau
dalam negara pengimpor minyak, penurunan harga
tumbuh
Industri
minyak justru memberikan dampak positif bagi neraca
impor
perdagangan minyak. Harga minyak yang sejak akhir
disebabkan banyak komponen yang belum diproduksi
triwulan III hingga akhir triwulan laporan yang terus
di dalam negeri, sehingga harus mengimpor dari negara
turun hingga sebesar $48,0 per barel menjadi faktor
lain. Impor kendaraan bermotor terutama berasal dari
penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan minyak
Jepang, Thailand dan Amerika Serikat.
tersebut.
138,9%.
Kendaraan
Menurut
Bermotor
Gabungan
Indonesia,
lonjakan
Tabel 18 Nilai Impor Kendaraan Bermotor & Komponennya (C&F) Berdasarkan Negara Asal Periode
Tw. IV-2007
2008 Rincian
Tw. IV-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
233
45.5
591
48.3
Thailand
122
23.8
302
24.7
Amerika Serikat
16
3.1
72
5.9
Lainnya
141
27.5
258
21.1
Total
512
100
1,223
100
Negara Tujuan
Tabel 19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Tw. III Volume (mbbl)
Tw. IV
Nilai (juta Harga USD) (USD/barel)
Volume (mbbl)
Nilai (juta Harga USD) (USD/barel)
Ekspor Minyak Mentah Produk Kilang
37.8 28.0 9.8
4,422 3,160 1,262
112.9 128.4
40.1 31.1 8.9
1,996 1,459 537
46.8 60.3
Impor Minyak Mentah Produk Kilang
60.8 22.9 37.9
7,183 2,542 4,640
111.1 122.5
48.6 22.3 26.2
2,879 1,210 1,669
54.2 63.6
Neraca Perdagangan Minyak
‐2,761
‐884
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah)
17
Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat
dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude). Jenis
ekspor minyak sebesar USD2,0 miliar atau menurun
minyak tersebut digunakan untuk kebutuhan kilang
sebesar 54,9% dibandingkan triwulan sebelumnya
Cilacap yang memproduksi sekitar 30% dari total
(USD4,4 miliar). Penurunan tersebut bersumber dari
produksi BBM dalam negeri.
menurunnya nilai ekspor produk kilang dan nilai ekspor
Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia
minyak mentah yang mayoritas dipengaruhi oleh
sejalan dengan perkembangan rata-rata harga minyak
turunnya harga minyak. Untuk ekspor produk kilang,
mentah basket OPEC dan WTI yang masing-masing
volume ekspor selama triwulan IV tercatat penurunan
sebesar USD52,5 dan USD58,4 per barel. Pelemahan
sekitar
permintaan minyak yang ditandai oleh menurunnya
9,2%
dibandingkan
triwulan
sebelumnya,
sementara volume ekspor minyak mentah meningkat
kondisi
sebesar 11,1%.
mempengaruhi pergerakan harga minyak yang terus
Ekspor minyak mentah Indonesia (pangsa 73,0%
perekonomian
dunia
diperkirakan
anjlok. Kondisi ini diperkuat dengan data permintaan –
dari total ekspor minyak) terutama ditujukan ke negara-
penyediaan
negara seperti Jepang, Australia, Singapura, dan Korea.
terjadinya surplus cadangan minyak pada triwulan IV
Dari sekitar 48 jenis minyak mentah domestik, volume
setelah selama dua triwulan terus mengalami defisit.
eskpor terbesar adalah antara lain jenis minyak SLC,
OPEC
yang
menggambarkan
Tabel 20 Demand dan Supply Minyak Dunia
Duri, Senipah dan Belanak. Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.IV-2008
minyak
Rincian (dalam mbpd )
2007
2008 Tw. II
Tw. I
Tw. III
Tw. IV
Permintaan Minyak Amerika Utara Cina Eropa Barat Lainnya
25.5 7.6 15.3 37.5
24.8 8 15.2 38.7
24.5 8.2 14.9 37.8
23.8 8.1 15.3 37.8
24.3 7.7 15.5 38.8
USD7,2 miliar. Faktor penurunan harga minyak juga
Total Permintaan Minyak (1)
85.9
86.7
85.4
85.0
86.3
menjadi penyebab utama nilai impor minyak menjadi
Penawaran Minyak OPEC Non OPEC
30.1 54.5
31.2 55.0
31.2 55.3
31.5 54.3
30.2 55.3
Total Penawaran Minyak (2)
84.6
86.3
86.6
85.8
85.5
Netto (1 ‐ 2)
‐1.2
‐0.4
1.2
0.9
‐0.8
tercatat sebesar USD2,9 miliar, juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai
lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Secara rata-rata, harga minyak impor1 selama periode laporan turun secara signifikan dari USD118,2/barrel menjadi
Sumber: OPEC
USD59,3/barrel. Selain
faktor
harga
yang
menjadi
penyebab
dominan, nilai impor yang menurun juga dipengaruhi
USD/bbl 140 130 120
oleh lebih rendahnya volume impor selama triwulan IV. Selama periode laporan, impor minyak
tercatat
mengalami penurunan menjadi 48,6 juta barel dari
110 100 90 80 70
sebelumnya 60,8 juta barel. Hal ini disumbang oleh mengecilnya impor produk kilang yang ditengarai sejalan dengan konsumsi BBM yang munurun cukup
60 50 40 30 J
F
M
A M
besar. Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia untuk intake kilang terutama berasal dari Saudi Arabia 1
Merupakan rata-rata harga impor minyak mentah dan produk kilang.
18
J
J
A
S
O
N
D
J
F
M
A
2007 SLC
M
J
J
A
S
2008 Harga Ekspor
WTI
OPEC
Grafik 12 Perkembangan Harga Minyak Dunia
O
N
D
Juta bph
juta barel/bln
1.300
40.0
1.200 35.0
bahan
bakar
minyak
ke
penggunaan
gas
dan
melemahnya kegiatan ekonomi. 2.2. Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. IV-2008
1.100 30.0 1.000
mencatat penurunan surplus menjadi USD2,9 miliar dari sebelumnya USD4,8 miliar. Mengecilnya surplus selama
25.0
kurun Oktober – Desember 2008, lebih didorong oleh
0.900
0.800
20.0 Jan
Jun
Dec
Jun
2005
Dec
Jun
2006
Oil Production
Jan
2007
anjloknya harga gas yang mengikuti penurunan harga
Jun
minyak meskipun secara volume, ekspor gas masih
2008
Konsumsi (RHS)
Grafik 13 Perkembangan Produksi Minyak dan Konsumsi BBM
menunjukkan peningkatan. Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas Rincian
Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama
Tw
IV-2008
mengalami
penurunan
dibandingkan dengan rata-rata produksi pada Tw.III2008. Pada periode laporan, rata-rata produksi minyak mencapai 0,967 juta barel per hari (bph), sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,982 juta bph. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi sumur-sumur
tua
yang
terus
mengalami
natural
declining sementara sumur-sumur penemuan baru belum berproduksi secara optimal bahkan sebagian
2007
Tw. I
Tw. II
2008 Tw. III
Tw. IV
LNG Volume (mmbtu) Nilai (juta USD) Harga (USD/mmbtu)
1,080 284 253 9,723 3,275 3,462 9.0 11.5 13.7
259 3,699 14.3
272 2,350 8.8
LPG Volume (000 metric ton) Nilai (juta USD) Harga (USD/MTon)
337 66 35 210 51 28 604.7 777.2 802.2
‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐
Natural Gas Volume (mmbtu) Nilai (juta USD) Harga (USD/mmbtu)
293 69 78 2,443 747 978 8.3 10.9 12.6
84 1,164 13.9
74 580 8.0
Neraca Perdagangan Gas Ekspor (juta USD) Impor (juta USD)
12,407 4,073 4,501 4,945 3,000 12,376 4,073 4,468 4,863 2,929 ‐31 0 ‐34 ‐82 ‐70
Sumber: BPMigas (diolah)
belum berproduksi. Sementara itu, produksi minyak yang
terjadi selama periode laporan didukung oleh
Volume ekspor gas, pada Tw.IV-2008 masih
adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola
mengalami peningkatan yang disumbang oleh ekspor
oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina (Jatim), PT.
LNG yang meningkat sebesar 259 MBTU menjadi 272
Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik, Sumsel), PT.
MBTU. Cukup besarnya volume ekspor tersebut, antara
Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT. Petrochina
lain dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama
(Jambi),
kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan
PT. Conoco (South Natuna), BP West Java
(Block A) dan PT. Chevron (Kaltim). Konsumsi
BBM
selama
laporan
pengiriman periode sebelumnya. Berdasarkan nilai mengalami
kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam
penurunan bila dibandingkan dengan konsumsi periode
terutama ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan
sebelumnya. Volume konsumsi BBM di triwulan IV
dan Taiwan.
sebesar 87,6 juta barel, lebih rendah dibandingkan
Harga gas yang turun secara signifikan tersebut
triwulan sebelumnya sebesar 100,8 juta barel. Dilihat
mempengaruhi surplus neraca perdagangan menjadi
dari sektor penggunanya, penurunan konsumsi BBM
lebih kecil. Pada akhir triwulan IV 2008, harga gas
terjadi pada sektor rumah tangga dan listrik. Hal ini
sudah mengalami penurunan sebesar 40,5%2. Hal ini
ditengarai terkait dengan program konversi energi dari 2
Penurunan rata-rata ekspor LNG dan Natural gas.
19
mempengaruhi nilai ekspor gas menjadi USD3,0 miliar
berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya
dari triwulan sebelumnya yang mencapai USD4,9 miliar.
nonmigas, yang turun dari USD2,2 miliar menjadi
Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di
USD1,9 miliar seiring dengan menurunnya volume
Indonesia sekitar 170,1 TSCF (triliun standar cubic feet)
impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan
dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan
barang migas menurun dari USD0,6 miliar menjadi
terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila
USD0,3 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007,
minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut
cadangan gas bumi di tahun
masih terkait dengan dominasi armada asing dalam
2008
mengalami
pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri
peningkatan.
pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan
Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia (billion cubic feet) Tahun
2003
2004
2005
2006
internasional melalui kewajiban semua pengiriman 2007
2008
Cadangan
domestik masih sulit untuk diterapkan.
Terbukti Potensial Total
91
91
97
94
106
113
87
98
89
93
59
58
178
188
186
187
165
170
Sumber: Ditjen Migas
Sektor pariwisata, selama Tw. IV-2008 mencatat surplus sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah daripada periode sebelumnya (USD0,6 miliar). Penurunan surplus
3. Neraca Jasa
tersebut disumbang oleh pengeluaran haji 2008 sekitar
Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2008 mencapai
USD0,4 miliar sehingga pengeluaran jasa travel menjadi
USD3,3 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan angka
sekitar USD1,7 miliar, sedangkan penerimaan devisa
pada
dari wisman relatif tidak berubah sekitar USD2,0 miliar.
periode
triwulan
sebelumnya.
Penyumbang
terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi.
Jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia
Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat
(inbound) mencapai sekitar 1664 ribu orang dengan
penerimaan devisa yang juga tidak jauh berbeda
pengeluaran rata-rata sebesar USD1,178 per kunjungan
daripada triwulan sebelumnya.
per orang. Pada periode tersebut terjadi penurunan wisman transit (exercusionist) menjadi 49 ribu orang
Juta USD
3000
dari periode sebelumnya 60 ribu orang dengan
2000
pengeluaran rata-rata sebesar USD153 per kunjungan
1000
per orang. Dengan memperhitungkan wisman transit
0 -1000
tersebut jumlah total wisman yang berkunjung ke
-2000
Indonesia pada triwulan IV mencapai 1,7 juta orang,
-3000
relatif tidak berbeda daripada triwulan sebelumnya.
-4000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006 Transportasi
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007* Travel
Q.2
Q.3
Q.4
2008** Jasa Lainnya
Jasa, net
Grafik 14 Perkembangan Neraca Jasa
20
komoditas nasional dengan menggunakan armada
Pelemahan
ekonomi
dunia
diperkirakan
belum
mempengaruhi arus masuk wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Sejalan dengan hal itu,
Badan Pariwisata Dunia (UN-WTO) memperkirakan
Jasa transportasi pada triwulan IV mencatat defisit
persentase laju pertumbuhan kunjungan wisatawan
yang lebih rendah daripada triwulan sebelumnya, yaitu
dunia akhir tahun ini masih positif meskipun hanya
sekitar USD2,6 miliar dibandingkan defisit USD3,0 miliar
sebesar 2%-3% yang disebabkan krisis keuangan
pada triwulan III 2008. Angka defisit tersebut terutama
global.
Negara asal wisman yang datang ke Indonesia
sekitar 40% (y.o.y). Dampak positif lain seperti windfall
masih didominasi oleh Singapura (pangsa 19%),
profit kenaikan harga minyak pada negara-negara
Malaysia (14%), Jepang (8%), Australia (8%), dan Cina
Timur Tengah juga terlihat dari kenaikan kunjungan
(5%). Cina dan Australia termasuk negara utama asal
wisman asal Bahrain dan Uni Emirat Arab ke Bali yang
wisman yang tumbuh cukup tinggi, masing-masing
meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan
sekitar 51% dan 39% (y.o.y). Sementara itu, wisman
periode triwulan III 2008.
dari Arab Saudi, meskipun pangsanya masih relatif rendah, tumbuh cukup signifikan sekitar 33% (y.o.y).
Secara kumulatif tahun 2008, jumlah wisman (termasuk wisman transit) telah mencapai 6,4 juta
Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia
orang atau meningkat 17% (y.o.y) dibanding jumlah
adalah Bali dengan pangsa 39%, diikuti Jakarta (28%)
wisman pada periode yang sama tahun 2007 sebanyak
dan Batam (21%). Dengan adanya beberapa kegiatan
5,5
berskala internasional terkait Visit Indonesian Year 2008
Pemerintah telah berhasil mendekati target realistis
seperti Asian Beach Games, pariwisata Bali sepanjang
kunjungan wisman sebesar 6,5 juta dari target semula
triwulan keempat tumbuh sekitar 18% (y.o.y). Negara
sebesar 7 juta orang sepanjang tahun 2008.
asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali adalah Australia (pangsa 16%), Jepang (15%), Malaysia (8%),
juta
orang.
Dengan
pencapaian
tersebut,
Ribu Orang
Juta USD
800
800
700
Korea Selatan (7%) dan Cina (7%). Cina dan Australia
600
kembali menjadi negara utama asal wisman ke Bali
400
600
500 400
300
yang pertumbuhannya meningkat cukup signifikan,
200 200 100
-200
dengan
-300
dibukanya penerbangan langsung Brisbane-Denpasar
-500
wisman
asal
Australia
ditengarai
terkait
mulai bulan Desember 2008 meskipun pemerintahnya masih menetapkan travel warning pasca eksekusi mati tiga terpidana kasus bom Bali. Sementara itu, Jepang meskipun jumlah wismannya termasuk paling banyak berkunjung ke Bali namun pertumbuhannya negatif. Dampak krisis keuangan global nampaknya mulai berpengaruh pada kunjungan wisman dari negara tersebut. Namun demikian, dampak krisis tersebut belum terlihat pada kunjungan wisman asal Eropa karena meskipun Komisi Uni Eropa belum mencabut larangan penerbangan bagi maskapai penerbangan Indonesia ke wilayahnya, jumlah wisman Eropa yang berkunjung ke Bali masih cukup tinggi. Selama triwulan IV 2008 wisman Eropa yang berasal dari Jerman dan Belanda
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
2007
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
Mar
Jan
-100
May
Masih cukup tingginya pertumbuhan kunjungan
0 0
Feb
yaitu masing-masing sebesar 62% dan 46% (y.o.y).
-200
2008 -400
-400 -600 Jumlah Inbound (ribu orang) Travel Balance (ribu orang) Devisa Inflows (juta USD) RHS
Jumlah Outbound (ribu orang) excl. Hajj Travel Balance (Juta USD) RHS Devisa Outflows (juta USD) RHS
Grafik 15 Perkembangan jasa travel
Berbeda dengan kunjungan wisman yang relatif tetap, selama triwulan IV jumlah WNI pergi ke luar negeri relatif menurun menjadi 1.229 ribu orang, atau tumbuh negatif sekitar 11% dari triwulan sebelumnya (1.380 ribu orang). Namun dengan memasukan perjalanan haji pada akhir tahun 2008, jumlah WNI pergi ke luar negeri meningkat menjadi 1.447 ribu orang. Meskipun jumlah WNI yang pergi ke luar negeri menurun namun pengeluaran devisa terkait dengan perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai USD1,6 miliar, lebih tinggi dari USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Hal ini terkait meningkatnya pengeluaran per kunjungan.
Negara tetangga di
tumbuh cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan
21
ASEAN
masih menjadi tujuan utama kunjungan
4. Neraca Pendapatan
wisatawan nusantara (wisnus), yaitu Singapura (pangsa
Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-
44%), Malaysia (25%) dan Thailand (4%). Sedangkan
2008 mencatat USD2,9 miliar, lebih rendah dari defisit
Australia (6%) dan Amerika (4%) adalah negara tujuan
USD4,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca
utama kunjungan wisnus di luar ASEAN.
pendapatan
Jasa bisnis lainnya neto pada Tw. IV-2008 mencatat
mencerminkan
penduduk
kepada
bukan
bahwa penduduk
kewajiban lebih
besar
defisit USD0,4 miliar, sedikit lebih tinggi dari defisit
daripada
USD0,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Jasa bisnis
penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari
lainnya terdiri dari jasa perdagangan (merchanting), jasa
berkurangnya pendapatan investasi langsung (Direct
sewa (operational leasing) dan berbagai jasa keahlian
Investment) terutama profit transfer perusahaan migas
(profesional)
jasa
yang menurun dari USD2,4 miliar menjadi USD1,2
akuntansi, jasa arsitektur, rekayasa dan teknik, jasa riset
miliar. Turunnya harga minyak menjadi salah satu faktor
dan pengembangan, dan lainnya. Negara berkembang,
yang memperkecil pendapatan perusahaan migas
termasuk Indonesia,
sehingga
seperti
jasa
konsultan
hukum,
pada umumnya lebih banyak
menggunakan jasa tersebut dari bukan penduduk (non resident) sehingga nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa lain (konstruksi, asuransi, keuangan, komputer & informasi, royalti & lisensi, serta personal, budaya
&
rekreasi)
semuanya
mencatat
defisit.
dari
keuntungan
0 ‐1,000 ‐2,000
‐4,000
domestik
‐5,000
sehingga
bagian
bukan
Juta USD
relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi perlambatan
mengurangi
kepada
1,000
‐3,000
mengalami
penduduk
penjualan migas yang menjadi hak kontraktor asing.
Sebagian besar jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang
yang
tagihan/aset
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4
mengurangi impor jasa selama triwulan IV. 2006
Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan
2007
Neraca Pendapatan PI Income
jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini
2008* DI Income OI Income
Grafik 16 Perkembangan Neraca Pendapatan
transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa telekomunikasi dan pos & kurir masih lebih besar daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan,
Selain itu, penurunan defisit neraca pendapatan
jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD2
pada Tw. IV 2008 disumbang oleh menurunnya tingkat
juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya (USD76
profitabilitas
juta).
dari
sahamnya dimiliki oleh asing. Profit transfer hasil
asing
keuntungan perusahaan PMA ke luar negeri mencatat
berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan
penurunan dari USD0,8 miliar pada triwulan III menjadi
belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan
USD0,4 miliar pada periode laporan. Krisis keuangan
pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar
global
negeri.
pemerintah
penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya
mencapai neto surplus USD58 juta, relatif sama dengan
mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian
angka pada triwulan sebelumnya (USD61 juta).
pemegang saham asing.
Demikian
pembelanjaan
22
Selama
juga,
penerimaan
kedutaan/perwakilan
periode
laporan
devisa negara
jasa
perusahaan
ditengarai
turut
PMA
memberi
nonmigas
dampak
yang
pada
Secara
keseluruhan,
penurunan
pendapatan
5. Transfer Berjalan
investasi langsung (Direct Investment) juga tercermin
Transfer berjalan pada Tw. IV-2008 mencatat
dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia (Foreign
surplus sebesar USD1,5 miliar, relatif tidak berbeda
Direct Investment) yang menurun menjadi 14,6% dari
daripada triwulan sebelumnya.
18,1% pada triwulan sebelumnya.
masih tetap disumbangkan oleh workers’ remittances
Tabel 23 Implied Yield/Interest Rate Implied Interest Rate (%)*
Penerimaan terbesar
(WR)-TKI sebesar USD1,6 miliar, sedikit lebih rendah daripada
2008*
periode
sebelumnya
(USD1,7
miliar).
Q.1.
Q.2.
Q.3.
Q.4.
Meskipun tidak signifikan, melemahnya perekonomian
Inflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment
15,1 3,5 3,3
9,0 3,5 2,8
6,0 3,9 2,3
6,7 4,0 1,6
di negara-negara tujuan TKI, khususnya Malaysia,
Outflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment
18,6 5,6 3,0
18,6 5,1 3,1
18,1 5,6 3,0
14,6 5,3 2,9
mengakibatkan transfer pendapatan TKI ditengarai menurun. Penurunan lebih besar dapat ditahan oleh
* rasio interest/dividend (annualized) thd posisi investasi
penempatan TKI baru ke Korea.
Sementara itu,
outflows WR-TKA (Tenaga Kerja Asing) pada periode laporan mencapai USD0,2 miliar, juga relatif sama
Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi portofolio menurun menjadi USD0,2 miliar dari triwulan sebelumnya (defisit USD1,0 miliar). Penurunan defisit tersebut terkait dengan menurunnya pembayaran deviden atas surat berharga saham yang dimiliki asing menjadi USD0,3 miliar dari sebelumnya USD0,9 miliar. Sementara itu,
pendapatan investasi dari surat
berharga utang sebesar USD0,4 miliar relatif seimbang dibanding pembayaran pendapatn investasi kepada investor asing. Penurunan defisit pendapatan investasi portofolio tersebut seiring dengan kenaikan persentase imbal hasil investasi surat berharga penduduk milik asing di dalam negeri dari 5,6% menjadi 5,3%, lebih tinggi daripada kenaikan imbal hasil investasi surat berharga asing milik penduduk di luar negeri dari 3,9% menjadi 4,0%. Sementara mencatat
defisit
Hal
Penempatan
TKI
selama
triwulan
keempat
mencapai sekitar 258 ribu orang, meningkat 54% dibandingkan 168 ribu orang pada triwulan ketiga. Dengan penempatan sebesar itu, posisi (stok) TKI yang bekerja di luar negeri sampai dengan akhir triwulan IV mencapai sekitar 4,4 juta orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar, sekitar 2,1 juta orang bekerja di Malaysia,
1,4 juta orang bekerja di Arab Saudi dan
sekitar 0,9 juta orang bekerja di beberapa negara seperti Hongkong, Taiwan, Singapura serta Uni Emirat Arab. TKI yang ditempatkan di Malaysia sebagian besar TKI formal (72%) yang bekerja di sektor perkebunan dan properti. Sebaliknya, penempatan
TKI di Arab
Saudi hampir seluruhnya TKI informal (99%) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
itu,
pendapatan USD0,9
investasi
miliar,
lebih
lainnya tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD0,4 miliar).
dibandingkan triwulan sebelumnya.
itu
terutama
akibat
meningkatnya
pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun menjadi 2,9% dari 3,0% pada triwulan sebelumnya.
Adapun negara penyumbang terbesar WR-TKI selama triwulan laporan adalah Malaysia USD578juta (pangsa 36%), Arab Saudi USD547 juta (34%), Hongkong USD115 juta (7%), dan Taiwan USD95 juta (6%). Meskipun Malaysia masih menjadi negara utama penyumbang Workers’ Remittances (pengiriman uang TKI), namun pada periode laporan WR dari Malaysia mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya
23
jumlah TKI yang bekerja di Malaysia (stok TKI) sampai
resmi di bawah Kementerian Tenaga Kerja Korsel untuk
dengan bulan November 2008. Penurunan tersebut
merekrut sekaligus menempatkan tenaga kerja asing
ditengarai terkait dengan kepulangan TKI akibat
sektor formal di berbagai perusahaan di Korsel. TKI di
berkurangnya aktivitas perkebunan kelapa sawit di
Korsel yang terkena PHK diberi waktu dua bulan untuk
Malaysia sebagai dampak pelemahan ekonomi dunia.
beralih pekerjaan ke tempat lain.
Ancaman pemulangan TKI juga terjadi pada TKI yang
Komponen lain yang menyumbang surplus transfer
bekerja di Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan
berjalan adalah penerimaan hibah non investasi,
terutama di sektor manufaktur akibat berkurangnnya
bantuan berupa barang habis pakai seperti makanan,
permintaan dunia. Penurunan WR juga terjadi pada TKI
pakaian,
yang bekerja di Arab Saudi. Penurunan kiriman uang
penerimaan hibah mencapai USD145 juta, lebih tinggi
tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah TKI yang
dari triwulan sebelumnya (USD62 juta).
bekerja di sana akibat kepulangan TKI ke tanah air.
hibah mulai didominasi oleh Pemerintah (sekitar 88%),
dan
obat-obatan.
Pada
Tw.
IV-2008
Penyaluran
juta USD
lebih tinggi dibandingkan yang diterima dan disalurkan
2000
melalui NGO. Hibah yang disalurkan melalui Pemerintah
1500
mencapai
1000
USD38 juta pada periode sebelumnya.
USD128
juta,
meningkat
dibandingkan Sedangkan
hibah yang disalurkan melalui NGO hanya USD17 juta,
500
lebih
rendah
dari
USD24
juta
pada
triwulan
0
sebelumnya. -500 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2007*
TKI Inflow
TKA Outflow
Q.3
didanai oleh hibah luar negeri antara lain bantuan dari
2008** worker remittance, net
American Red Cross pada bulan Oktober untuk
Grafik 17 Perkembangan Workers’ Remittances
pembangunan ekonomi di Aceh berupa program
Selain keempat negara utama penyumbang WRTKI, Korea Selatan merupakan negara penempatan TKI baru. Meskipun pengiriman uang TKI yang bekerja di sana baru pada triwulan IV mencapai USD20 juta (pangsa 1,2%) namun memiliki potensi yang cukup besar.
Pemerintah
Indonesia
dan
Korsel
Indonesia
(TKI)
yang
terkena
pemutusan
hubungan kerja (PHK) akibat dampak krisis keuangan global
yang
difasilitasi
oleh
Human
Resources
Development of Korea (HRDK). HDRK adalah badan
24
rehabilitasi dan pengembangan perikanan dan akua kultur pasca tsunami. Selain itu, bantuan dari Canadian Red Cross pada bulan yang sama untuk pembangunan ekonomi
di
Nias
berupa
program
pemulihan
peternakan. Tabel 24 Perkembangan Hibah Non Investasi
telah
menyepakati program penyelamatan sekitar 300 tenaga kerja
Pada triwulan IV 2008, beberapa program yang
Q.4
(juta USD)
HIBAH NON INVEST. (Current Transfer)
2007
2008*
Tw. I
Tw. II
Tw. I
Tw. II
Total
159
69
111
187
86
41
62
145
Public (Govt.) Private (NGO)
58 101
34 35
30 81
58 129
17 69
27 14
38 24
128 17
sumber: BRR & UN
Tw. III Tw. IV
Tw. III Tw. IV
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
25
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan
Transaksi Modal
1.
finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit
Transaksi modal pada triwulan IV 2008 mencatat
sekitar USD3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing
surplus sebesar USD29 juta, menurun dibanding
di
menyebabkan
triwulan sebelumnya (USD200 juta). Surplus tersebut
terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk
terutama berasal dari bantuan hibah untuk investasi,
penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia,
seperti pembangunan rumah tinggal, jembatan, jalan,
dan saham, terutama selama Oktober hingga awal
sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan hibah tersebut
November 2008. Arus keluar modal asing mulai
diberikan masih dalam rangka bantuan korban bencana
berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah
alam di beberapa tempat di tanah air. Dari total hibah
pemerintah di negara-negara maju meningkatkan
tersebut, sebagian besar (90%) merupakan hibah
komitmennya
lembaga-lembaga
investasi melalui sektor swasta (NGO) yakni sekitar
keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi
USD26 juta dan sisanya USD3 juta melalui sektor publik
ekonomi melalui stimulus fiskal.
(pemerintah).
pasar
keuangan
untuk
internasional
membantu
Bentuk
Kinerja transaksi modal dan finansial juga terbantu
hibah
investasi
antara
lain
bantuan
oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk
pendidikan dari RANTF (Recovery of Aceh-Nias Trust
investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik
Fund)
pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan
kabupaten Aceh Jaya pada bulan Oktober 2008. Selain
permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih
itu, bantuan dari Caritas Austria pada bulan yang sama
tumbuh positif.
untuk pembangunan infrastruktur, rumah dan tanah
berupa
pembangunan
sekolah
di
Lamno
berupa proyek pembangunan akses jalan desa Tugala
Juta USD
5000
Oyo di Aceh.
4000
Tabel 25 Perkembangan Hibah Investasi
3000 2000
(juta USD)
1000
HIBAH INVESTASI (Capital Transfer)
0 -1000 -2000 -3000 -4000
Tw. I
2007 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
2008* Tw. II Tw. III Tw. IV
Total
43
127
255
122
52
73
199
29
Public (Govt.) Private (NGO)
4 39
3 124
29 226
45 77
4 48
6 67
7 192
3 26
sumber: BRR & UN
-5000 Q.1
Q.2
Q.3
2006 Direct Investment Other Investment
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2007*
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Portfolio Investment Financial Account
Grafik 18 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Jenis Investasi
2. Transaksi Finansial Ketatnya likuiditas di pasar keuangan internasional menyebabkan kinerja transaksi finansial pada triwulan IV 2008 mengalami defisit USD3,8 miliar, jauh lebih
26
rendah dari surplus USD0,7 miliar pada triwulan
terutama disebabkan oleh meningkatnya arus keluar
sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada transaksi
modal asing dalam bentuk investasi portofolio.
investasi portofolio. Arus keluar modal portofolio asing
Transaksi investasi portofolio pada periode laporan
banyak terjadi dalam bentuk pelepasan SBI dan SUN
mencatat defisit USD2,9 miliar, lebih tinggi daripada
oleh investor asing selama Oktober – November 2008.
defisit yang terjadi pada periode sebelumnya (USD251
Sejalan
juta). Peningkatan defisit terjadi akibat pelepasan
dengan
itu,
investasi
portofolio
(neto)
kepemilikan asing baik atas SBI maupun SUN.
mengalami defisit USD4,3 miliar. Sementara itu, transaksi investasi lainnya (other
Selama periode Tw.IV-2008, terjadi neto defisit
investment) berupa simpanan bank-bank domestik di
pada transaksi SUN sebesar USD1,6 miliar akibat
perbankan luar negeri mengalami peningkatan yang
pelepasan SUN oleh asing. Kondisi ini berbeda dengan
diperkirakan sebagai implikasi dari tutunnya GWM valas
periode sebelumnya yang mencatat adanya pembelian
dan masuknya dana asing dari hasil akuisisi dua bank
SUN oleh asing hingga USD1,1 miliar (neto). Hal yang
domestik yang kemudian di merger. Sebaliknya, neto
sama juga terjadi pada transaksi SBI oleh asing yang
penarikan utang luar negeri sektor korporasi mengalami
mencatat neto defisit sebesar USD1,3 miliar, sedikit
penurunan terkait kenaikan pembayaran ULN swasta
lebih rendah daripada neto defisit pada periode
yang lebih besar daripada kenaikan penarikan utangnya
sebelumnya (USD1,4 miliar).
sehingga transaksi investasi lainnya mencatat neto defisit sekitar USD1,2 miliar. Adapun arus masuk Investasi langsung neto (Direct Investment) pada triwulan IV mencatat kenaikan surplus dibandingkan
Juta USD
5000 4000 3000 2000 1000
triwulan III 2008, antara lain didukung oleh transaksi merger Bank Lippo-Bank Niaga oleh CIMB Malaysia.
0 -1000 -2000
Juta USD
-3000
4,000
-4000 3,000
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2,000
2006 1,000
2007*
Portfolio Investment
0
2008**
Other Investment
Financial Account
Grafik 20 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
-1,000 -2,000 -3,000
Gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh
-4,000
krisis
-5,000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006 Sektor Publik
Q.2
Q.3
2007* Sektor Swasta
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Transaksi Modal & Finansial
di
AS
terus
menekan
dan
menimbulkan pesimisme pelaku pasar secara global. Selain
itu,
krisis
tersebut
juga
mengakibatkan
kebutuhan likuiditas di masing-masing negara investor semakin meningkat dan memicu proses deleveraging. Fenomena flight to quality akibat faktor risiko yang
2.1 Sektor Publik Di sektor publik, selama periode triwulan IV 2008, transaksi finansial mencatat defisit USD2,3 miliar, lebih tinggi daripada defisit yang terjadi pada periode (USD369
kredit
2008**
Grafik 19 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor
sebelumnya
pasar
juta).
Peningkatan
defisit
meningkat juga masih terjadi terutama terhadap negara-negara emerging markets. Kondisi tersebut mendorong investor asing menarik dananya dari SBI dan SUN.
27
Gejolak faktor eksternal tersebut pada gilirannya
tersebut terlihat tidak berpengaruh signifikan, sehingga
memberikan tekanan terhadap harga SUN. Harga SUN
minat investor asing untuk menanamkan modalnya di
juga
SBI dan SUN masih rendah.
menghadapi
tekanan
lain
seiring
dengan
melemahnya nilai tukar rupiah secara tajam sejak awal
Dalam perkembangannya di akhir periode laporan,
triwulan IV 2008. Penurunan harga ini menyebabkan
yield SUN kembali mengalami penurunan. Hal ini dipicu
investor menuntut yield yang lebih tinggi.
oleh kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan BI rate
Yield spread pada periode laporan mengalami
dari 9,5% menjadi 9,25% pada Desember 2008. Selain
peningkatan dari 411 bps pada akhir triwulan III 2008
itu,
hingga mencapai 716 bps pada akhir triwulan IV 2008.
menguatnya nilai tukar rupiah turut menjadi faktor
Bahkan yield SUN dengan tenor benchmark 10 tahun
pendorong.
sempat mencapai posisi tertingginya di 20,96%. Peningkatan
yield
SUN
yang
cukup
tinggi
menghentikan penerbitan SUN sampai dengan akhir IV
2008.
Selain
itu,
pemerintah
perkiraan
inflasi
serta
mulai
%
menyebabkan pemerintah mengambil keputusan untuk
triwulan
menurunnya
juga
membatalkan penerbitan sukuk global kepada Islamic
18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00
Development Bank (IDB) yang sebelumnya direncanakan
2.00 0.00
akan terbit pada akhir tahun 2008.
Jan
Fe
Ma
Ap
Me
%
Jun
Jul
Ag
Se
Ok
No
De
2008 Yield Global Bond Indonesia
10.00 9.00
Yield US T Note
Grafik 22 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Note
8.00 7.00 6.00 5.00
Faktor pendorong lainnya dari sisi eksternal adalah
4.00
mulai
3.00 2.00 1.00
membaiknya
faktor
risiko
investasi
dan
menurunnya imbal hasil US T-Bills. Kondisi ini ditambah BI Rate
Fed rate
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
0.00
2007
2008
Grafik 21 Perkembangan BI Rate dan Fed Rate
dengan semakin turunnya harga minyak dunia yang diikuti
dengan
keputusan
pemerintah
untuk
menurunkan harga premium. Perkembangan tersebut semakin menambah keyakinan investor asing untuk menanamkan dananya melalui SBI dan SUN, sehingga
28
Secara keseluruhan Tw.IV-2008, kebijakan moneter
tekanan arus keluar modal asing pada SBI dan SUN
Bank Indonesia yang cenderung ketat di tengah
mulai mereda sejak pertengahan November. Hal ini
penurunan suku bunga global, telah mengakibatkan
terlihat dari meningkatnya kepemilikan asing atas SBI
spread imbal hasil rupiah semakin lebar. Hal ini
dan SUN pada akhir periode setelah mengalami
diindikasikan dengan semakin besarnya selisih suku
penurunan yang tajam pada awal periode laporan,
bunga dalam negeri dengan luar negeri dan selisih yield
terutama selama Oktober hingga awal November 2008.
obligasi pemerintah dengan yield US T-Note. Akan
Dengan perkembangan tersebut, posisi kepemilikan
tetapi peningkatan risiko investasi di negara-negara
asing atas SUN dan SBI pada Tw.IV-2008 masih
emerging markets menyebabkan pelebaran spread
mengalami penurunan menjadi USD8,0 miliar dan
USD772
juta
dibandingkan
periode
sebelumnya
(USD11,1 miliar dan USD2,2 miliar).
Peningkatan penarikan pinjaman terjadi baik pada pinjaman program maupun pinjaman proyek. Penarikan
Transaksi finansial sektor publik dalam bentuk
pinjaman program pada triwulan IV 2008 meningkat
investasi lainnya pada Tw.IV-2008 mengalami surplus
menjadi USD2,0 miliar dibanding periode sebelumnya
sebesar USD549 juta, lebih tinggi dibanding periode
(USD295 juta). Sementara itu, penarikan pinjaman
sebelumnya yang mencatat defisit sebesar USD118 juta.
proyek meningkat menjadi USD771 juta dibanding periode sebelumnya (USD618 juta). Perkembangan penarikan utang pemerintah ini sesuai dengan pola
billion USD 14
musiman selama ini.
12
Penarikan pinjaman program pada Tw.IV-2008
10
berasal dari ADB sebesar USD830 juta, IBRD sebesar
8
USD995 juta, dan Perancis (AFD) senilai USD200 juta.
6
Pinjaman program tersebut digunakan diantaranya 4
untuk
2
program
pengurangan
dampak
negatif
perubahan iklim yang meliputi sejumlah kebijakan. Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
Feb
0
2008
Kepemilikan SUN Oleh Asing
Kepemilikan SBI Oleh Asing
Grafik 23 Perkembangan Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
Pertama, pengurangan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan, energi dan industri. Kedua, adaptasi terhadap perubahan iklim (air dan pertanian). Ketiga, aktivitas cross-cutting seperti perencanaan tata ruang,
Pencapaian surplus tersebut disebabkan oleh
pembangunan Clean Development Mechanism (CDM).
peningkatan penarikan pinjaman yang lebih besar
Sampai dengan akhir periode laporan, pinjaman
daripada peningkatan pembayaran. Penarikan pinjaman
program
pada periode laporan meningkat menjadi USD2,8 miliar
pemerintah akan mencapai total USD500 juta, lebih
dibanding periode sebelumnya (USD913 juta). Di sisi
tinggi USD100 juta dari target yang ditetapkan dalam
lain, pembayaran pinjaman juga meningkat menjadi
APBN-P 2008 sebesar USD400 juta. Di samping itu,
USD2,2 miliar daripada periode sebelumnya (USD1,0
pinjaman program juga digunakan untuk program
miliar).
Bantuan Operasional Sekolah, Development Policy Loan
untuk
perubahan
iklim
yang
ditarik
V serta Infrastructure Development Policy Loan I dan II.
Juta USD 3000
Juta USD
2500
1200
2000
1000
1500 800
1000 600
500
400
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4 200
2006 Drawing
2007*
2008**
0 Q1 Q2 2006
Repayment
Grafik 24 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah
ADB
IBRD
Q3
Q4
Q1 Q2 2007*
Q3
Q4
Q1 Q2 2008**
Q3
Q4
Jepang (JBIC)
Grafik 25 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
29
Di sisi pinjaman proyek, penarikan pinjaman
proyek yang menyangkut masalah pengadaan barang
terutama dilakukan untuk pinjaman yang berasal dari
dan jasa, proses tender yang memakan waktu lama,
negara-negara yang pernah bergabung dalam CGI
serta adanya tender ulang untuk seluruh atau sebagian
sebesar USD671 juta. Pinjaman tersebut dilakukan
paket proyek. Proses penerbitan dokumen anggaran
dengan menggunakan skema ODA yang sebagian besar
yang cukup lama juga menjadi salah satu faktor
dilakukan secara bilateral (USD467 juta). Di samping itu,
penyebabnya.
pemerintah juga mendapatkan pinjaman di luar negara-
Di samping itu, masalah pembebasan lahan yang
negara yang pernah bergabung dengan CGI sebesar
membutuhkan waktu yang tidak sedikit juga menjadi
USD100 juta, lebih rendah daripada pinjaman yang
penyebab mundurnya pelaksanaan kegiatan dari jadwal
ditarik
semula. Secara umum, masalah pengadaan atau
pada periode sebelumnya
(USD164
juta).
Penarikan pinjaman proyek paling banyak digunakan
pembebasan
untuk
pembangunan
proyek-proyek
pembangunan
infrastruktur.
terjadi
jalan
pada
perkotaan
banjir
dan
diantaranya adalah proyek pembangunan pembangkit
Departemen Pekerjaan Umum seperti proyek Urban
listrik 10.000 megawatt, revitalisasi sejumlah pabrik
Sector
gula, dan revitalisasi perkebunan kelapa sawit.
pembebasan
Development
lahan
terjadi
perkeretaapian
500
proyek-proyek di lingkungan PT. PLN. Kendala
350
lain
Departemen
terkait
lingkungan
Program.
Juta USD
400
di
juga
di
proyek
penanggulangan
Reform
perkotaan
proyek-proyek
Beberapa proyek yang sudah memperoleh pembiayaan
450
Masalah
pada
proyek
Perhubungan
dengan
masih
dan
tidak
maksimalnya penyerapan pinjaman luar negeri dari
300
pagu
250 200
pinjaman proyek adalah kekurangan dana
pendamping dari porsi Anggaran Pendapatan dan
150 100
Belanja Daerah (APBD), seperti pada proyek Water
50
Resource and Irrigation Sector Management serta
0 Q1 Q2 2006 Bilateral-CGI
Q3
Q4
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007* 2008** Multilateral-CGI Non CGI
Q3
Q4
Grafik 26 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Sementara itu, dari sisi penyerapan pinjaman, realisasi penyerapan pinjaman program dari seluruh kreditor sampai dengan akhir periode laporan telah mencapai 100% dari pagu APBN-P 2008 dengan total USD2,8 miliar atau setara dengan Rp26 triliun. Akan tetapi realisasi penyerapan pinjaman proyek untuk periode yang sama hanya mencapai Rp18,3 triliun atau 87% dari pagu APBN-P 2008 sebesar Rp21 triliun. Realisasi penyerapan pinjaman proyek yang tidak maksimal terjadi akibat keterlambatan pelaksanaan
30
lahan
proyek Second Eastern Indonesia Region Transport. Dari sisi posisi pinjaman, berdasarkan negara pendonornya, Jepang masih tercatat sebagai negara pemberi pinjaman terbesar untuk Indonesia (pangsa 38,1% dari total pinjaman pemerintah). Posisi pinjaman yang diberikan oleh Jepang mengalami peningkatan menjadi USD29,6 miliar dibanding periode sebelumnya (USD25,8 miliar). Sementara itu, posisi pinjaman yang diberikan oleh Amerika Serikat (pangsa 16,6%) dan Jerman (pangsa 4,3%) mengalami penurunan menjadi USD12,9 miliar dan USD3,3 miliar dibanding periode sebelumnya (USD13,0 miliar dan USD3,6 miliar).
dimiliki
Juta USD 35000
asing)
USD77,8
30000
mengalami
miliar
peningkatan
dibanding
periode
menjadi
sebelumnya
(USD73,2 miliar).
25000 20000
Juta USD
15000
80000
10000
75000
5000 70000
0 2006
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007 Jepang
Amerika
Q3
Q4*
65000 60000
2008
Jerman
55000
Grafik 27 Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara Kreditor Utama
50000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2006
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Q3
Q4*
2008
Posisi ULN Pemerintah
Berdasarkan jenis mata uangnya, pinjaman dalam bentuk USD masih mendominasi keseluruhan pinjaman luar negeri pemerintah (pangsa 44,5%). Sedangkan posisi pinjaman bermata uang Yen dan Euro hanya mencapai pangsa 37,6% dan 12,2%. berdenominasi
dolar
AS
dan
Posisi pinjaman
Yen
mengalami
peningkatan menjadi USD34,7 miliar dan USD29,3 miliar dibanding periode sebelumnya (USD33,0 miliar dan USD25,4 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman berdenominasi menjadi
Euro
USD9,5
justru
miliar
mengalami
dari
penurunan
periode
Grafik 29 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
2.2 Sektor Swasta Meluasnya pengaruh krisis yang berujung pada ketatnya likuiditas global berdampak pada transaksi finansial
sektor
mengalami
swasta
defisit
selama
USD1,4
Tw.IV-2008
miliar,
jauh
yang
menurun
dibandingkan triwulan sebelumnya (surplus USD1,1 miliar). Defisit tersebut terutama akibat meningkatnya pembayaran utang luar negeri sektor korporasi.
sebelumnya Juta USD
(USD10,1 miliar).
3000 2000
Juta USD
1000
38000 33000
0
28000
-1000
23000
-2000
18000
-3000
13000
-4000 Q.1
8000
Q.3
Q.4
Q.1
2006
3000 Q1
Q2
Q3
2006 USD
Q.2
JPY
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
Q3
Q4*
2008
EUR
Grafik 28 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis Valuta Utama
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
Financial Account
Grafik 30 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Swasta
Di tengah ketatnya likuiditas global, aliran masuk investasi langsung (PMA/direct investment in Indonesia)
Dengan perkembangan tersebut, posisi utang
pada Tw.IV-2008 mengalami kenaikan sebesar 24,3%
luar negeri pemerintah (di luar SUN dan SBI yang
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut
31
terutama terjadi pada arus modal masuk sektor non migas
yang
mengalami
pertumbuhan
57,0%,
Juta USD 3,000
sementara sektor migas mengalami penurunan 16,2%.
2,500
Dengan memperhitungkan arus keluar PMA, terutama
2,000
berupa
dan
1,500
pembayaran ULN perusahaan PMA sektor nonmigas
1,000
kepada perusahaan induknya di luar negeri, aliran
500
modal PMA neto selama triwulan laporan menjadi
0
cost
recovery
perusahaan
migas
Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4
surplus USD2,9 miliar, meningkat dibanding triwulan
2006
sebelumnya (USD1,9 miliar) Sementara itu, dengan memperhitungkan faktor investasi langsung penduduk di luar negeri (direct investment abroad) yang tercatat sebesar USD1,2 miliar, secara keseluruhan transaksi neto DI (direct investment) mencapai surplus USD1,7 miliar,
meningkat
dibanding triwulan
sebelumnya
(surplus USD0,4 miliar).
2007*
2008**
Grafik 32 Perkembangan Arus Masuk FDI Migas
Menurunnya pembayaran tersebut dipengaruhi oleh kinerja sektor migas di triwulan sebelumnya dimana harga minyak mulai mengalami penurunan secara
signifikan.
Secara
neto,
dengan
memperhitungkan arus keluar tersebut, PMA sektor
Juta USD
migas mencatat surplus menjadi sebesar USD0,7 miliar,
5000
relatif sama dengan periode sebelumnya.
4500 4000
Sementara itu, di sektor nonmigas, arus masuk
3500 3000
PMA mengalami peningkatan menjadi sebesar USD4,6
2500
miliar dari USD2,9 miliar pada triwulan sebelumnya.
2000 1500
Peningkatan
1000 500
mengindikasikan
masih
kuatnya
kegiatan investasi di dalam negeri yang tumbuh 12,5%
0 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 2006 Inflows Oil & Gas
2007*
2008**
Inflows Non Oil & Gas
FDI, net
Grafik 31 Perkembangan Direct Investment di Indonesia
Arus masuk modal PMA di sektor migas turun menjadi USD2,0 miliar dibanding triwulan sebelumnya (USD2,4 miliar). Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kegiatan operasional perusahaan migas di Indonesia terkait mulai menurunnya harga minyak dunia. Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di sektor migas berupa pembayaran cost recovery pada perusahaan
induknya
mencapai
USD1,3
menurun dari Tw.III-2008 sebesar USD1,7 miliar.
32
ini
miliar,
(y.o.y)
dan
berkontribusi
sekitar
2,8%
pada
pertumbuhan ekonomi (tumbuh 5,2%) pada triwulan IV-2008. Arus masuk modal PMA nonmigas tersebut berupa tambahan modal ekuitas sebesar USD2,3 miliar terkait dengan transaksi merger Bank Lippo-Bank Niaga oleh CIMB Malaysia, dan penarikan utang sebesar USD2,3 miliar dari perusahaan induk di luar negeri. Sementara itu, pada periode laporan, tidak tercatat aliran modal masuk PMA melalui privatisasi yang dilakukan dengan cara strategic sale dan restrukturisasi perbankan. Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di sektor nonmigas sebesar USD2,4 miliar naik dibanding
triwulan sebelumnya sebesar USD1,7 miliar. Secara
USD1,0 miliar, lebih rendah dibanding surplus USD241
neto, PMA sektor nonmigas mengalami kenaikan
juta pada triwulan sebelumnya. Masih tingginya risiko
surplus menjadi sebesar USD2,2 miliar dari USD1,2
dan ketidakpastian di pasar keuangan global serta
miliar pada periode sebelumnya.
masih lemahnya bursa AS dan regional berdampak
Pada Tw.IV-2008, sebagian besar net PMA berasal
pada menurunnya kinerja pasar modal Indonesia. Proses
dari negara-negara ASEAN (USD1,4 miliar) dan Jepang
deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar
(USD0,5 miliar) sehingga total PMA dari negara-negara
keuangan
tersebut menjadi USD1,9 miliar atau 64,5% dari total
tingginya arus keluar portfolio asing. Di sisi domestik,
net PMA.
aktivitas pelaku pasar di bursa pada akhir Tw.IV-2008
global
diperkirakan
menjadi
penyebab
terlihat berkurang karena menjelang libur panjang akhir
Juta USD
tahun. Sementara itu, investasi portofolio penduduk di
1.500 1.300
luar negeri dalam bentuk surat berharga (sisi assets),
1.100
mencatat peningkatan sebesar USD434 juta, lebih
900 700
tinggi
500
USD65juta.
300
dibanding
Transaksi
100 -100
Japan
USA
Europe
Q1-08
Q2-08
Emerging Markets of East Asia (incl. China)
ASEAN
Q3-08
triwulan
saham
sebelumnya
sepanjang
sebesar
Tw.IV-2008
mengalami net outflows sebesar USD110 juta, sedikit
Other Countries
lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya
Q4-08
(net outflows USD98 juta). Selain faktor-faktor yang
Grafik 33 Perkembangan FDI per Negara Asal
telah disebutkan di atas, beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pasar keuangan Indonesia
PMA berdasar sektor ekonomi pada Tw.IV-2008 masih
didominasi
oleh
sektor
keuangan
dan
antara lain; masih memburuknya persepsi pelaku pasar domestik
karena
kasus
gagal
bayar
Danatama
pertambangan. Kedua sektor tersebut memberikan
(perusahaan afiliasi grup Bakrie), rumor negatif yang
peranan sebesar 69,7% terhadap total net PMA.
tidak
berdasar
sehingga
menekan
pasar
dan
Juta USD 1.400
membentuk mekanisme harga menjadi tidak wajar,
1.200
serta indikasi adanya transaksi short selling menjadi
1.000
bahan
pertimbangan
investor
untuk
mengurangi
investasi dalam bentuk penyertaan saham.
800 600
Kondisi likuiditas keuangan global yang ketat dan
400
pada waktu bersamaan persepsi risiko terhadap negara
200
emerging markets meningkat menyebabkan IHSG
0 -200
Agriculture, Mining & Quarriying Manufacturing Fishery&Forestry
Q1-08
Q2-08
Construction
Q3-08
Financial Int.&Services (incl. Insurance)
Others
Q4-08
Grafik 34 Perkembangan FDI per Sektor
Investasi portofolio sektor swasta, sisi liabilities, selama periode laporan mengalami defisit sebesar
terkoreksi di akhir triwulan empat yang menurun tajam sebesar 26,04% menjadi 1.355,4 dibanding posisi IHSG akhir Tw.III-2008. Walaupun demikian, beberapa saham unggulan masih menarik minat investor asing yaitu diantaranya saham sektor
perbankan (BCA, BRI,
Mandiri), sektor pertambangan (PGN, Adaro Energy, Bumi
Resources),
sektor
telekomunikasi
(Indosat,
33
Telkom) dan sektor perkebunan (Astra Agro Lestari). Hal
dari USD2,0 miliar menjadi USD2,4 miliar. Hal ini sesuai
ini
profitabilitas
pola musiman yang biasanya meningkat pada triwulan
perusahaan, khususnya Return On Equity (ROE), pada
terakhir. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa sektor
periode laporan. Secara sektoral, perusahaan yang
korporasi
bergerak
kewajibannya.
didukung
oleh
dibidang
peningkatan
pertanian
serta
pertambangan
mencatat kenaikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan sektor ekonomi lainnya
masih
mampu
untuk
memenuhi
Juta USD
600 400
Juta USD
IHSG
700
3.200
200
2.800
-200
0
600 500
-400
400 2.400 300
-600 -800
200 2.000
-1,000
100
Q.1
0
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
1.600 -100
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec 2007 2008
-200
2006 1.200
-300 Foreign Net
IHSG (RHS)
-400
800
Grafik 35 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
2007*
Diterbitkan di DN
2008**
Diterbitkan di LN
Grafik 36 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
Secara keseluruhan penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta (perbankan dan korporasi) meningkat dari
Dari sisi suplai, pada periode triwulan IV-2008
USD3,9 miliar menjadi USD4,1 miliar. Perkembangan ini
terdapat penawaran saham baru (IPO) oleh 1 emiten,
sejalan dengan pertumbuhan investasi riil selama
yaitu Sekawan Intipratama Tbk. Sedangkan 3 emiten
triwulan keempat. Dengan perkembangan tersebut,
tercatat melakukan delisting dari bursa, yaitu Bank
posisi utang luar negeri sektor swasta pada akhir
Lippo Tbk, Texmaco Jaya dan Bank UOB Buana Tbk.
triwulan keempat menjadi USD62,6 miliar. Masing-
Sementara itu, transaksi investasi portofolio dalam bentuk
surat
utang
yang
diterbitkan
korporasi
domestik, baik di pasar dalam negeri maupun luar
34
masing berupa utang lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar USD9,6 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar USD53,0 miliar.
negeri, mencatat net outflows sebesar USD0,9 miliar,
Di sisi aset, terjadi peningkatan yang signifikan
lebih rendah dibandingkan net inflows USD0,3 miliar
pada penempatan investasi lainnya oleh penduduk ke
pada triwulan sebelumnya.
luar negeri menjadi sebesar USD3,8 miliar, lebih tinggi
Transaksi investasi lainnya sektor swasta, sisi
dari kondisi triwulan sebelumnya yang bertambah
liabilities mencatat surplus sebesar USD2,1 miliar, relatif
USD1,6 miliar. Meningkatnya aset penduduk tersebut
sama dengan triwulan sebelumnya. Surplus tersebut
terutama akibat bertambahnya simpanan milik bank-
terutama disebabkan oleh kenaikan penarikan utang
bank domestik di perbankan luar negeri berupa
luar negeri terutama sektor korporasi dari USD3,3 miliar
Overseas Current Account (Nostro) dalam jumlah yang
menjadi USD3,6 miliar yang mengindikasikan masih
cukup
meningkatnya aktivitas ekonomi domestik selama
diperkirakan
Tw.IV-2008.. Kenaikan penarikan tersebut lebih besar
pasokan valas terkait dengan kebijakan BI untuk
daripada kenaikan pembayaran ULN sektor korporasi
menurunkan rasio GWM Valas dan masuknya dana
besar.
Peningkatan
sebagai
implikasi
simpanan dari
tersebut
bertambahnya
asing dari hasil merger Bank Lippo dan Bank Niaga pada bulan Oktober 2008.
Dengan memperhitungkan perkembangan sisi assets dan liabilities tersebut, secara neto investasi
Juta USD
lainnya sektor swasta mengalami penurunan dari
5,000
surplus USD0,5 miliar menjadi defisit USD1,7 miliar.
4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Q.1
Q.2
Q.3 2006
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2007*
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
2008**
Grafik 37 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
35
CADANGAN DEVISA \
Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran
(surat-surat berharga ) sebesar USD45,5 miliar (88%
Indonesia yang secara keseluruhan mencatat defisit,
dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar
cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2008 menurun
USD3,7 miliar (7%) dan monetary gold sebesar USD2,0
sekitar USD5,5 miliar (10%) menjadi USD51,6 miliar,
miliar (4%). Posisi surat-surat berharga meningkat dari
dari posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar
akhir triwulan III tahun 2008 sebesar USD41,0 miliar.
USD57,1 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup
Sementara itu, posisi currency & deposits dan monetary
untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar
gold mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari
negeri pemerintah selama 4,0 bulan.
USD13,5 miliar dan USD2,1 miliar pada akhir triwulan
Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities
sebelumnya.
Bulan Impor
Juta USD
7.00
70,000
6.00
60,000
5.00
50,000
4.00
40,000
3.00
30,000
2.00
20,000
1.00
10,000
0.00
0 I
II
III
IV
I
2006
II
III
IV
I
II
2007*
Cadangan Devisa (RHS)
Bulan Impor
Grafik 38 Perkembangan Cadangan Devisa
36
III
2008**
IV
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
37
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL masih
triwulan sebelumnya. Lebih tingginya DSR tersebut
memberikan kontribusi negatif terhadap pembentukan
terkait dengan kenaikan beban pembayaran pokok dan
PDB. Namun demikian, kontribusi negatif tersebut
bunga ULN pemerintah dan swasta (debt service
mengecil
sebelumnya
payment) serta menurunnya kinerja ekspor barang dan
sebagaimana tercermin pada penurunan rasio transaksi
jasa pada periode laporan. Peningkatan outstanding
berjalan terhadap PDB yang mencapai -0,2% dari
utang luar negeri yang disertai dengan pertumbuhan
sebelumnya -0,6%. Perbaikan tersebut terutama akibat
ekonomi yang melemah telah meningkatkan beban
menurunnya defisit neraca perdagangan minyak dan
pembayaran ULN ke depan sebagaimana tercermin
neraca pendapatan. Adapun rasio ekspor plus impor
pada rasio eksternal debt terhadap PDB yang sedikit
terhadap PDB yang mencerminkan derajat keterbukaan
meningkat.
Pada
Tw.
IV-2008
dibandingkan
sektor
eksternal
triwulan
ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebagai
Secara
umum
indikator
masih
akibat dari lebih rendahnya penurunan kinerja ekspor
menunjukkan
dan permintaan impor relatif terhadap pelemahan
Indonesia terhadap resiko gejolak eksternal, yang
pertumbuhan PDB. Peningkatan derajat keterbukaan
ditunjukkan oleh menurunnya rasio ULN jangka pendek
ekonomi
terhadap PDB. Namun di saat yang sama resiko
tersebut
membawa
konsekuensi
pada
relatif
kuatnya
ketahanan
ekonomi
ekonomi domestik yang relatif semakin lebih sensitif
likuiditas
terhadap gejolak eksternal.
sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan rasio ULN
Sementara itu, beban pembayaran utang luar
eksternal
mengalami
periode triwulan sebelumnya.
(DSR) cenderung meningkat dibandingkan periode Tabel 26 Indikator Sustainabilitas Eksternal INDIKATOR PDB (harga berlaku) (juta USD) Transaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor Barang dan Jasa (juta USD) Debt Service Payments (DSP), juta USD - Pemerintah - Swasta (termasuk BUMN) Debt Service Ratio (DSR) (%) Posisi ULN Total (juta USD) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) Posisi Cadangan Devisa (juta USD) PDB (annualized) (juta USD) Posisi ULN Total/PDB (%) Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%) Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%)
peningkatan
jangka pendek terhadap cadangan devisa dibandingkan
negeri (ULN) yang tercermin pada Debt Service Ratio
2007
2008
Tw. IV
Tw.I
Tw. II
Tw. III
113.940
121.573
133.556
145.749
112.845
3,0 5,7 56,6
2,3 3,7 59,3
-0,8 1,5 60,0
-0,6 1,7 55,8
-0,2 1,1 57,6
38.334 -8.124 -3.433 -4.691 21,2
41.259 -6.691 -1.827 -4.859 16,2
43.746 -7.789 -3.377 -4.880 17,8
44.732 -6.819 -2.101 -4.770 15,2
35.725 -8.737 -3.308 -5.749 24,5
136.640 14.125 56.920 438.329
145.519 16.176 58.987 457.190
146.226 16.757 59.453 482.125
147.339 15.876 57.108 514.818
149.141 14.576 51.639 513.723
31,2 3,2 240,1 24,8
31,8 3,5 246,7 27,4
30,3 3,5 246,0 28,2
28,6 3,1 258,0 27,8
29,0 2,8 288,8 28,2
Ket. PDB annualized adalah penjumlahan PDB selama empat kuartal ke belakang
38
eksternal
Tw. IV*
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
39
PERKEMBANGAN NPI 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA NPI 2008 diwarnai oleh kondisi ekonomi dan sebaik tahun
maju khususnya AS. Dampak perlambatan ekonomi
sebelumnya dan permintaan domestik yang sedikit
global diperkirakan sebagian dapat dikompensasi oleh
melambat meski masih pada level tinggi. Pada semester
tingginya pertumbuhan ekonomi negara berkembang.
pertama permintaan dunia masih relatif tinggi meskipun
Permintaan dunia yang masih kuat didorong oleh harga
melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan
komodiotas yang juga masih tinggi, ikut mempengaruhi
dunia yang masih tinggi tersebut ditopang oleh harga
kinerja ekspor sampai dengan tiga triwulan pertama
komoditas yang masih juga tinggi dipengaruhi oleh
2008 yang masih tumbuh cukup tinggi. Dengan
harga minyak yang terus memuncak. Namun pada
perkembangan tersebut, meskipun terjadi penurunan
semester
pada triwulan IV, realisasi ekspor untuk keseluruhan
keuangan
internasional
kedua,
yang tidak
khususnya
triwulan
empat,
permintaan dunia terus melemah yang diikuti oleh turunnya harga komoditas internasional, khususnya
2008 masih tumbuh cukup tinggi. Meskipun kondisi perekonomian dunia yang kurang
migas, sehingga mendorong kinerja transaksi berjalan
menggembirakan
menurun.
perekonomian domestik, namun ekonomi Indonesia
tersebut
berdampak
terhadap
Perekonomian dunia pada 2008 tumbuh 3,4%,
pada 2008 masih tumbuh sekitar 6,1%, sedikit
melambat dibandingkan 2007 (5,2%) meski masih
menurun dari tahun sebelumnya (6,3%). Permintaan
dalam level yang cukup tinggi.
Pelemahan tersebut
domestik masih berperan cukup tinggi meskipun
merupakan dampak negatif kondisi di pasar keuangan
melemah sejalan dengan realisasi PDB sampai dengan
internasional, terkait dengan krisis subprime mortgage
triwulan III sebesar 6,3%. Permintaan domestik yang
di AS yang telah berdampak luas ke sektor industri,
masih tumbuh tinggi telah mendorong impor yang
tenaga kerja, dan konsumsi.
Pertumbuhan ekonomi
tumbuh cukup signifikan pada tiga triwulan pertama
negara maju diperkirakan mengalami perlambatan dari
2008. Namun kondisi mulai menurun pada triwulan IV,
2,7% di 2007 menjadi 1,0% pada 2008.
permintaan domestik melemah, disertai dengan nilai
Perekonomian negara berkembang diperkirakan
tukar yang melemah dan sumber pembiayaan eksternal
tumbuh masih cukup tinggi di 2008 (6,3%), meskipun
yang
turun dari tahun sebelumnya (8,3%), khususnya
pertumbuhan impor pada Tw.IV dan keseluruhan 2008.
didorong oleh pertumbuhan ekonomi Cina dan India. Hal ini tidak terlepas dari masih kuatnya permintaan domestik di kedua negara tersebut meskipun ekonomi dunia cenderung berada dalam tekanan resesi. Selain itu, perkembangan intratrade regional yang semakin meningkat
akibat
mengakibatkan
40
perdagangan negara regional Asia terhadap negara
diversifikasi berkurangnya
tujuan
ekspor,
ketergantungan
berkurang,
Krisis
finansial
sedikit
yang
memperlambat
berdampak
besar
laju
pada
kontraksi ekonomi khususnya negara maju, merambat pada penurunan permintaan atas ekspor negara berkembang. Akibatnya, kinerja neraca berjalan negara kawasan Asia menurun dan memicu melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di kawasan. Pengaruh ekonomi global pada kinerja sektor eksternal diperkirakan cukup
signifikan,
tercermin
dari
perkiraan
volume
Pertumbuhan
konsumsi
BBM
mengalami
perdagangan dunia 2008 yang mencapai 4,1%,
penurunan dari sekitar 2,8% ditahun 2007 menjadi
melambat dari 2007 sebesar 7,2%.
sekitar -0,02% di 2008.
Menurunnya
Penurunan pertumbuhan
volume perdagangan dunia tersebut didorong oleh
konsumsi BBM tersebut sejalan dengan kecenderungan
rata-rata
pasar
perlambatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada
menurun
triwulan IV 2008. Konsumsi BBM masih tetap tumbuh
harga
internasional
komoditas
yang
nonmigas
diperkirakan
mulai
di
7,4%.
positif pada tiga triwulan pertama 2008, namun
Melemahnya harga komoditas nonmigas internasional
pelemahan ekonomi dunia berdampak pada pelemahan
tersebut terkait dengan turunnya harga minyak dunia
permintaan konsumsi energi khususnya sektor industri
dan berkurangnya permintaan dunia.
di triwulan terakhir 2008.
meskipun
masih
tumbuh
positif
sebesar
Perkembangan
harga komoditas tersebut memberi dampak negatif
Di sektor jasa khususnya transportasi, penurunan harga minyak meskipun mulai terjadi sejak bulan
terhadap kinerja ekspor Indonesia. Harga minyak dunia diperkirakan akan menurun
Agustus
namun
baru
direspon
oleh
perusahaan
meskipun masih akan berada pada level cukup tinggi.
maskapai dengan menurunkan biaya bahan bakar (fuel
Menurunnya harga minyak dunia tersebut didorong
surcharge) pada akhir tahun 2008. Demikian juga
oleh
akibat
perusahaan pelayaran nasional baru menurunkan tarif
kekhawatiran krisis ekonomi global. Rata-rata harga
angkut (freight) pada akhir tahun sehubungan dengan
ekspor minyak mentah domestik berada pada level
penurunan harga bahan bakar (bunker) kapal.
permintaan
dunia
yang
menurun
USD93,5 per barel, masih lebih tinggi dibandingkan angka APBN-P2008 USD80 per barel.
Kegiatan sektor pariwisata nasional 2008 terus berjalan positif terkait dengan Visit Indonesian Year
Produksi minyak rata-rata 2008 sekitar 0,977
(VIY) 2008. Meskipun target 7 juta wisman tidak
mbpd, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya
tercapai sampai dengan akhir 2008, namun dengan
sebesar 0,952 mbpd.
strategi menjadikan event sebagai tujuan wisata
Angka tersebut sama dengan
angka lifting asumsi produksi yang ditetapkan di APBN-
pemerintah telah banyak melakukan event
P
(Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) khususnya
2008.
Peningkatan
produksi
minyak
tersebut
didukung oleh mulai berproduksinya lapangan Kerisi
MICE
di Bali di triwulan akhir 2008.
(Conoco Philips, Natuna) pada awal Januari 2008 dan
Sementara itu penempatan TKI di LN pada 2008
lapangan Banyu Urip dan North Duri juga dapat mulai
mencatat peningkatan, khususnya dalam memenuhi
berproduksi pada triwulan empat .
peluang pasar formal yang masih belum dapat
Sementara itu, perkembangan sektor gas di 2008 mengalami peningkatan,
dipenuhi, seperti Jepang yang memerlukan tenaga
terutama disebabkan oleh
perawat dan pengasuh kaum jompo di negaranya.
harga gas yang masih tetap tinggi meskipun ada
Selain itu, kebutuhan TKI juga meningkat di beberapa
kecenderungan menurun pada Tw.IV mengikuti harga
negara yang masih memerlukan tenaga kerja asing
minyak. Sedangkan ekspor LPG sejak Tw.II-2008.
seperti Australia, Eropa dan beberapa negara Timur
Dihentikan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah
Tengah. Namun demikian dampak krisis global telah
untuk lebih memprioritaskan
menahan laju penambahan permintaan penempatan
kebutuhan
domestik,
pemanfaatan gas bagi
terutama
dalam
rangka
mendukung program konversi minyak tanah dengan LPG.
TKI tersebut. Di sektor finansial, dampak lanjutan pelemahan ekonomi dunia terhadap likuiditas global berpengaruh
41
pada arus masuk modal, terutama jangka pendek. Iklim
penurunan cukup tajam, memicu gejolak di pasar
investasi Indonesia didukung stabilitas ekonomi makro
keuangan khususnya di negara berkembang. Hal ini
dipandang
tercermin dari terdepresiasinya nilai tukar, menurunnya
masih kondusif sehingga dapat menarik
lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya
bursa
dalam bentuk investasi jangka panjang di Indonesia.
antarbank.
Survei Bank Dunia menunjukkan bahwa peringkat
Gejolak
serta
pasar
ketatnya
finansial
likuiditas
global
di
pasar
masih
akan
kemudahan berusaha di Indonesia berpeluang naik dari
mempengaruhi dinamika lalu lintas modal portofolio
urutan ke-123 menjadi urutan ke-82 di 2008, dengan
asing akibat masih tingginya ketidakpastian pada
syarat pemerintah memperbaiki mekanisme memulai
kondisi ekonomi dan sektor keuangan di AS. Proses
usaha, pendaftaran kepemilikan, dan mendapatkan
deleveraging dan repricing yang terjadi di pasar
kredit.
keuangan
Meskipun dalam lingkup terbatas, perbaikan
global
diperkirakan
menjadi
penyebab
oleh
meningkatnya arus keluar modal asing dalam bentuk
implementasi beberapa proyek infrastruktur yang telah
SUN, SBI, dan saham, terutama selama Oktober hingga
dimulai di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa proyek
awal November 2008. Namun, defisit yang lebih besar
telah dimulai pada tahun 2008 antara lain pembangkit
diperkirakan dapat dihindari karena tekanan arus keluar
listrik Paiton 3-4 dan beberapa PLTU seperti PLTU
modal portofolio mulai mereda sejak pertengahan
Serang dan Tanjung Jati A; transmisi gas melalui pipa
November 2008. Berbagai tekanan yang terjadi di pasar
jalur Kaltim-Jawa dan Duri-Dumai-Medan fase I dan II;
keuangan regional, memicu persepsi tingginya default
pembangunan bandara baru Kualanamu di Medan dan
obligasi negara berkembang meski cenderung mereda
Selaparang di Lombok, pengembangan kawasan berikat
pada akhir Oktober. Dalam jangka pendek, aliran modal
industri dan pemrosesan kargo di Bandara Sukarno
ke emerging market termasuk Indonesia relatif masih
Hatta; serta beberapa ruas jalan tol seperti jalan tol
minimal. Masih belum stabilnya pasar finansial dunia,
Cikampek-Palimanan dan Cikarang-Tanjung Priok.
membuat investor asing secara umum cenderung
iklim
investasi
diperkirakan
akan
didukung
Sejalan dengan semakin kompetitifnya perusahaan
bersikap hati-hati terhadap aset negara berkembang.
domestik di kancah internasional, penanaman modal
Perilaku risk aversion terhadap aset berisiko tinggi serta
langsung oleh penduduk di luar negeri juga semakin
kawasan emerging market masih mewarnai dalam
meningkat. Investasi penduduk tersebut antara lain
beberapa waktu sampai akhir 2008.
didukung oleh penemuan cadangan minyak di Libya
Di sisi domestik, relatif tingginya imbal hasil
oleh anak perusahaan PT Medco Energi dan investasi PT
penempatan aset rupiah saat ini masih belum mampu
Bumi Resources pada tambang batubara di Australia.
menahan arus keluar modal asing. Arus dana asing ke
Pada arus lalu lintas modal jangka pendek,
SBI dan SUN pada 2008 menurun karena perubahan
intensitas gejolak pasar keuangan dunia meningkat dan
persepsi investor kepada kualitas surat berharga
menyebar ke berbagai kawasan termasuk Indonesia.
meskipun spread suku bunga dalam dan luar negeri
Memburuknya persepsi risiko investor terhadap aset-
yang semakin melebar. Sementara itu, arus dana asing
aset beresiko tinggi mendorong terjadinya perilaku
ke pasar saham masih tetap terbatas sejalan dengan
flight to quality yang menimbulkan gejolak di pasar
ketatnya likuiditas finansial global.
keuangan. US T-bill yang terus diburu menyebabkan
Sejalan dengan perkembangan asumsi makro di
imbal hasil (yield) surat berharga domestik menjadi terus
atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2008 menurun
meningkat. Bursa saham negara maju yang mengalami
42
saham
dibandingkan 2007. Gambaran NPI untuk keseluruhan
ekspor nonmigas yang juga cukup tinggi pada
2008 secara ringkas menjadi sebagai berikut:
2008
1. Transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus,
perdagangan nonmigas mengalami penurunan.
meskipun
sangat
kecil,
yaitu
USD0,6
sekitar
15,5%
sehingga
neraca
miliar.
Pengaruh resesi ekonomi global baru terasa pada
Perkiraan surplus ini turun tajam dibandingkan
Tw. IV seperti tercermin pada laju penurunan
tahun 2007 (surplus USD10,5 miliar).
ekspor yang lebih besar daripada laju penurunan
2. Transaksi modal dan finansial mencatat defisit
impor. Sejalan dengan turunnya pertumbuhan
USD1,7 miliar. Defisit ini menurun dibanding tahun
ekonomi dan permintaan dunia serta harga
2007 (surplus USD3,6 miliar).
komoditas di pasar internasional, kinerja ekspor
3. Overall balance NPI diperkirakan defisit USD1,9
dan impor nonmigas pada triwulan IV relatif
miliar, lebih buruk daripada tahun 2007 (surplus
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
USD12,7 miliar). 4. Cadangan devisa pada akhir 2008 mencapai posisi
b. Defisit neraca perdagangan minyak meningkat menjadi
USD51,6 miliar (4,0 bulan impor dan pembayaran
USD8,4
miliar
dibandingkan
tahun
sebelumnya (defisit USD6,7 miliar). Peningkatan
ULN pemerintah), menurun dibandingkan posisi
defisit
pada akhir 2007 (USD56,9 miliar).
tersebut
akibat
harga
minyak
yang
meskipun menurun tajam (dari USD113,4/bl pada Transaksi berjalan pada 2008 masih mengalami
triwulan III menjadi USD48,0/bl pada triwulan IV)
sedikit surplus, namun hal tersebut didorong oleh
akibat krisis ekonomi global, namun secara rata-
surplus yang cukup besar pada triwulan pertama
rata setahun mencapai USD93,5/bl, masih lebih
sehingga dapat menutupi akumulasi defisit pada tiga
tinggi
triwulan berikutnya. Transaksi berjalan mencatat defisit
Sementara itu, volume konsumsi BBM yang
pada Tw. II dan berlanjut hingga Tw. IV dengan
sedikit
kecenderungan
yang
pertumbuhan ekonomi domestik pada Tw.IV,
diperkirakan memberikan pengaruh pada transaksi
namun secara keseluruhan 2008 mencapai 382,7
berjalan pada 2008 antara lain:
juta barel, relatif sama dengan tahun sebelumnya.
a.
mengecil.
Faktor-faktor
Pertumbuhan impor nonmigas sepanjang tahun
c.
dari
USD70,2/bl
menurun
pada
akibat
tahun
2007.
melambatnya
Peningkatan impor menyebabkan pembayaran
2008 meningkat secara signifikan menjadi 39,4%
jasa transportasi barang impor ikut meningkat
dibandingkan
(14,5%).
secara signifikan. Akibatnya, defisit neraca jasa
Tingginya angka pertumbuhan impor tersebut
ikut mengalami kenaikan menjadi USD13,0 miliar
disumbangkan oleh pertumbuhan pada tiga
dibandingkan tahun sebelumnya (defisit USD11,8
triwulan
miliar).
tahun
pertama
sebelumnya
2008
akibat
permintaan
domestik yang cukup tinggi dan permintaan bahan baku untuk ekspor, menguatnya nilai tukar rupiah, serta tingginya harga komoditas impor di pasar internasional. Kondisi ini berpengaruh pada transaksi berjalan sehingga mengalami defisit khususnya pada Tw. II dan Tw. III. Tingginya laju pertumbuhan impor ini melebihi pertumbuhan
d. Turunnya harga minyak terutama pada triwulan IV telah mengurangi bagian dari keuntungan ekspor migas yang menjadi hak kontraktor asing. Selain itu, penurunan keuntungan perusahaan PMA akibat turunnya ekonomi dunia telah mengurangi
profit
transfer
pendapatan
perusahaan ke luar negeri khususnya pada
43
triwulan terakhir 2008 menyebabkan defisit
surplusnya transaksi investasi portofolio didorong
transaksi pendapatan (income) pada 2008 sedikit
oleh tingginya arus masuk modal asing jangka
menurun menjadi defisit USD15,3 miliar daripada
pendek pada paruh pertama tahun 2008. b. Investasi lainnya akan mengalami defisit yang lebih
tahun sebelumnya (defisit USD15,5 miliar). e.
Sementara itu, meningkatnya penempatan TKI ke
besar menjadi USD6,3 miliar dibandingkan tahun
luar
telah
sebelumnya (defisit USD4,8 miliar), terutama
TKI-LN
disebabkan oleh meningkatnya penempatan aset
sehingga tarnsfer berjalan pada 2008 mencapai
berupa simpanan penduduk di bank luar negeri
USD5,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan tahun
sejalan dengan kinerja ekspor pada tiga triwulan
sebelumnya (USD5,1 miliar).
pertama 2008.
negeri
meningkatkan
Akibat
krisis
dan
kenaikan
penerimaan
keuangan
gaji
TKI
remitansi
global
dan
ketatnya
Meskipun investasi potofolio dan investasi lainnya
likuiditas di pasar internasional, transaksi modal dan
mengalami penurunan seiring dengan gejolak di
finansial pada 2008 mengalami defisit dari surplus pada
pasar global,
tahun 2007. Transaksi modal dan finansial sudah
(Direct Investment) meningkat menjadi USD2,5
terkena dampak negatif dari krisis keuangan global
miliar dibandingkan tahun sebelumnya (USD2,3
sejak Tw. I. Dampak krisis tersebut sempat mereda pada
miliar)
Tw. II, namun kembali memburuk pada Tw. III dan
Berdasarkan perkiraan pada komponen utama di
mencapai puncaknya pada Tw. IV yang mencapai
atas, secara keseluruhan NPI pada 2008 mencatat
USD3,8 miliar. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
defisit sebesar USD1,9 miliar. Sejalan dengan defisit
a.
Investasi portofolio mengalami penurunan surplus
NPI tersebut jumlah cadangan devisa menurun dari
menjadi USD1,8 miliar daripada tahun 2007
USD56,9 miliar pada akhir 2007 menjadi USD51,6
(USD5,6 miliar) akibat tingginya arus keluar modal
miliar pada akhir 2008 (4,0 bulan impor dan
asing dalam bentuk SUN, SBI, dan saham, terutama
pembayaran utang luar negeri pemerintah).
selama Oktober dan awal November 2008. Masih
44
c.
namun investasi asing langsung
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
45
BOKS KRISIS KEUANGAN AS dan DAMPAKNYA pada PEREKONOMIAN INDONESIA 1. Kronologi Dunia finansial global kembali mendapatkan guncangan saat Lehman Brothers, bank investasi keempat terbesar di AS, menyatakan bangkrut pada pertengahan Oktober 2008. Hal ini menambah panjang rentetan lembaga keuangan terbesar lainnya yang ambruk setelah Bear and Sterns, Freddie Mac, Fannie Mae, Indy Mac, Northern Rock, Merrill Lynch hingga AIG. Dengan hutang sekitar USD613 billion, saham Lehman jatuh dari USD94 menjadi hanya USD29 cent. Sebagai upaya untuk menyelamatkan Negara, Federal Reserve dan Kementerian Keuangan Amerika sepakat menyuntik dana sebesar USD85 miliar kepada AIG. Sebelumnya, dua perusahaan pembiayaan rumah terbesar di AS, Fannie Mae dan Freddie Mac, juga diambil alih pemerintah (menyuntikkan dana USD200 miliar). Merrill Lynch diakuisisi melalui Bank of America. Jumlah dana (bail out) yang disediakan ke pasar untuk mengatasi masalah tersebut mencapai sekitar USD700 miliar. Pemerintah AS turun tangan karena jika dibiarkan, kerusakan di pasar keuangan akan kian parah dan bergulir ke sektor riil. Berbagai perusahaan (bank) dianggap terlalu besar untuk gagal (too big to fail). Dampak rentetannya adalah meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, berbagai problema sosial, mengganggu pembangunan nasional dan pada ujungnya mengancam kedaulatan negara. Rambatan krisis keuangan AS pada dasarnya adalah dampak dari gelembung pasar keuangan yang pecah. Implikasi yang paling menonjol adalah keketatan likuiditas (liquidity squeeze) yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet. Dana di tarik dari emerging markets ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain (flight to quality). Keketatan likuiditas ini merembet dari episentrum-nya, Amerika Serikat, ke Eropa dan Asia. Contagion effects ini sedang berjalan dan pada akhirnya dapat membawa pada resesi dunia, dengan implikasi terhadap pertumbuhan dan ekspor negaranegara berkembang.
2. Implikasi pada Perekonomian Indonesia dan Langkah Antisipasi Sampai saat ini, pengaruh gejolak di lembaga keuangan internasional bagi perbankan nasional minimal. Pemilikan surat berharga lembaga keuangan internasional yang bermasalah oleh perbankan nasional sangat kecil. Keadaan industri perbankan kita sampai saat ini solid. Sebagai akibat keketatan likuiditas (liquidity squeeze) di pasar keuangan internasional, diperkirakan akan terjadi keketatan likuiditas devisa dan credit line devisa di pasar internasional dalam 6 bulan sampai 1 tahun yang akan datang, dan akan memengaruhi pasar domestik. Grafik 1 Nilai Tukar Rupiah
Grafik 2 Indeks Harga Saham Gabungan
Rp/USD
IHSG
12.500
1.700
12.000
1.600 1.500
11.500
1.400 11.000
1.300 10.500
1.200
10.000
1.100
9.500
1.000
Oktober 2008
46
November 2008
Desember 2008
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Keketatan likuiditas dolar ini dirasakan oleh semua negara, termasuk Amerika Serikat sendiri, juga perbankan dan, dunia usaha. Kebijakan moneter perlu menyesuaikan terhadap realitas baru ini. Di samping itu, liquidity squeeze juga memengaruhi akses dan biaya bagi pembiayaan APBN. Krisis keuangan AS juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang akan mengalami perlambatan. Ekspor Indonesia akan terkendala dan juga investasi dari luar negeri. Krisis keuangan global dalam jangka panjang akan berimplikasi luas bagi peta keuangan dunia dan juga Indonesia. Kebersamaan dan koordinasi yang erat diperlukan untuk melewati badai dengan selamat dan menjadi lebih kuat dan diperlukan sikap penerimaan yang jernih atas realitas baru dan upaya-upaya penyesuaiannya, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan para pelaku ekonomi lain secara sinkron dan terukur. Untuk mengantisipasi dampak krisis tersebut, BI terus berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memilih kebijakan moneter dan akan menempuh beberapa langkah, yaitu: a. Memperkuat likuiditas sektor perbankan. Bisnis yang memanfaatkan dana dari pembiayaan asing harus menyesuaikan tingkat ekspansi usahanya. b. Menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, otoritas moneter akan memperkuat sektor perbankan nasional supaya pertumbuhan kredit berjalan pada level yang yang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi. Tahun 2009 dan 2010, akan menjadi tahun yang kritis untuk ekonomi nasional, tetapi pemerintah dan BI akan tetap menjaga suku bunga agar pertumbuhan kredit tetap sustainable. c. Terkait neraca pembayaran, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini aman. Namun demikian, BI akan terus menjaga volatilitas Rupiah agar gejolaknya tidak tajam serta akan tetap berada di pasar dengan tujuan menjaga stabilitas nilai tukar.
3. Implikasi pada Neraca Pembayaran Indonesia Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal, yakni pengeringan likuiditas dan pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dan relatif lamanya pemulihan ekonomi global akan berpengaruh pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Sesuai dengan perkembangan, IMF/WEO telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 menjadi hanya 0,5%. Perubahan tersebut berdampak pada menurunnya asumsi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 4-5%. Hal ini akan memberi dampak pada perkiraan NPI 2009 sebagai berikut : a.
Ekspor non migas akan memburuk hingga tumbuh negatif akibat permintaan eksternal terhadap produk ekspor Indonesia menurun tajam.
b. Impor non migas akan tumbuh menjadi negatif akibat perlambatan ekonomi domestik. c.
Transaksi berjalan akan mencatat defisit karena permintaan eksternal turun lebih tajam daripada permintaan domestik.
d. Transaksi modal dan finansial juga akan mengalami defisit, akibat berkurangnya arus masuk modal asing. Namun adanya rencana emisi global bond dan sukuk valas serta penarikan contigency loan (standby loan) akan menopang transaksi modal dan finansial sehingga hanya mengalami defisit yang kecil dan cadangan devisa tetap berada pada level aman.
Sumber: DKM, DPSHM dan DSM, Bank Indonesia
47
LAMPIRAN
Indonesia’s Balance of Payments Table
1.1
Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD)
Table
1.2
Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD)
Table
1.3
Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD)
Table
1.4
Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account
Table
1.5
Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD)
(millions of USD)
...................... ...................... ......................
49
...................... ......................
52
...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ......................
54
50 51
53
Non Oil and Gas Exports and Imports Table
2.1
Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
Table
2.2
Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons)
Table
2.3
Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
2.4
Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons)
Table
2.5
Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD)
Table
2.6
Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
3.1
Travel Inflows
3.2
Travel Outflows
...................... ......................
60
Table
4
Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)
......................
62
55 56 57 58 59
Travel 61
Securities Table
48
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
49
Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD) Feb-09
2007*
2008**
ITEMS Q.1 I.
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Current Account
2,640
2,271
2,151
3,430
10,492
2,794
-1,022
-943
-223
606
A. Goods, net (Trade Balance)
7,712
8,107
7,487
9,448
32,754
7,536
5,443
5,772
4,558
23,309
26,626 -18,914
29,202 -21,095
30,009 -22,521
32,177 -22,729
118,014 -85,260
34,412 -26,876
37,345 -31,902
38,081 -32,309
29,452 -24,894
139,291 -115,981
B. Services, net
-3,163
-2,991
-2,764
-2,922
-11,841
-2,991
-3,374
-3,316
-3,331
-13,011
C. Income, net
-3,163
-4,024
-3,811
-4,527
-15,525
-3,123
-4,460
-4,823
-2,929
-15,334
D. Current Transfers, net
1,254
1,178
1,240
1,432
5,104
1,373
1,369
1,423
1,478
5,643
II. Capital & Financial Account
1,836
2,029
-935
660
3,591
-1,395
2,524
918
-3,752
-1,706
127
255
1,793
1,902
-1,190
539
3,045
-1,447
2,451
718
-3,781
-2,059
-246 -1,282 1,037 2,491 -497 2,988 -452 -105 -348
1,426 392 1,034 3,810 -1,897 5,707 -3,334 -2,283 -1,051
764 -1,427 2,191 465 -1,257 1,722 -2,419 -2,360 -59
309 -2,358 2,667 -1,200 -764 -437 1,430 262 1,168
2,253 -4,675 6,928 5,566 -4,415 9,981 -4,775 -4,486 -289
-270 -1,730 1,460 1,984 -823 2,807 -3,160 -2,672 -489
605 -1,436 2,041 4,188 60 4,128 -2,342 -1,974 -367
405 -1,517 1,922 -74 -65 -9 387 -1,610 1,998
1,739 -1,179 2,918 -4,345 -434 -3,910 -1,176 -3,844 2,669
2,479 -5,861 8,340 1,753 -1,262 3,015 -6,291 -10,101 3,810
4,476
4,300
1,217
4,091
14,083
1,400
1,502
-25
-3,976
-1,100
-97
-663
-37
-570
-1,368
-367
-177
-63
-236
-845
4,379
3,637
1,179
3,520
12,715
1,032
1,324
-89
-4,212
-1,945
-4,379
-3,637
-1,179
-3,520
-12,715
-1,032
-1,324
89
4,212
1,945
-4,379 0
-3,637 0
-1,179 0
-3,520 0
-12,715 0
-1,032 0
-1,324 0
89 0
4,212 0
1,945 0
47,221 4.8
50,924 5.2
52,875 5.4
56,920 5.8
58,987 4.6
59,453 4.6
57,108 4.4
51,639 4.0
19.8 5.6
21.4 9.4
15.2 5.1
21.2 9.0
56,920 5.8 2.4 19.4 7.3
16.2 4.4
17.8 7.7
15.2 4.7
25.7 9.3
51,639 4.0 0.1 18.4 6.4
1)
1. Exports, fob 2) 2. Import, fob
A. Capital Account
43
B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad, net b. In Indonesia (FDI), net 2. Portfolio investment, net a. Assets, net b. Liabilities, net 3. Other investment a. Assets, net 3) b. Liabilities, net III. Total (I + II) IV. Errors & Omissions V. Overall Balance (III + IV) VI. Reserves and Related Items
4)
a. Reserve Asset Changes b. Use of Fund Credit and Loans Memorandum: 5) Reserve Assets Position (In Months of Imports & Official Debt Repayment) Current Account (% GDP) 6) Debt Service Ratio (%) o/w. Government & Monetary Authority 1)
Since May 2004 part of the reporting method of non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the reporting method of non oil & gas import han been changed into on-line-system
3)
Excluding the use of Fund credit and loans
122
546
52
73
200
4)
Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.
5)
Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000
6)
Ratio of external debt service payments to export of goods and services.
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
50
Q.2
29
353
Table 1.2 Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD) Feb-09
2007*
2008**
ITEMS Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Current Account
2,640
2,271
2,151
3,430
10,492
2,794
-1,022
-943
-223
606
A. Goods, net (Trade Balance) - Non Oil and Gas - Oil and Gas
7,712 6,560 1,152
8,107 6,994 1,114
7,487 6,217 1,270
9,448 7,313 2,135
32,754 27,084 5,670
7,536 5,060 2,476
5,443 4,153 1,289
5,772 3,752 2,020
4,558 2,583 1,975
23,309 15,549 7,761
Exports, fob 1) - Non Oil and Gas - Oil and Gas
26,626 21,682 4,944
29,202 23,456 5,746
30,009 23,529 6,480
32,177 24,475 7,702
118,014 93,142 24,872
34,412 26,405 8,007
37,345 27,879 9,466
38,081 28,796 9,285
29,452 24,527 4,925
139,291 107,607 31,683
-18,914 -15,122 -3,792
-21,095 -16,463 -4,632
-22,521 -17,311 -5,210
-22,729 -17,161 -5,567
-85,260 -66,058 -19,202
-26,876 -21,345 -5,531
-31,902 -23,725 -8,177
-32,309 -25,044 -7,265
-24,894 -21,944 -2,950
-115,981 -92,059 -23,922
B. Services, net 1. Transportation, net a. Freight, net b. Passenger and Other, net 2. Travel, net a. Inflow b. Outflow 3. Other services, net
-3,163 -1,640 -1,359 -281 -9 1,180 -1,188 -1,515
-2,991 -1,791 -1,520 -271 238 1,344 -1,106 -1,438
-2,764 -1,885 -1,618 -266 302 1,432 -1,130 -1,181
-2,922 -1,978 -1,620 -358 -89 1,390 -1,479 -855
-11,841 -7,294 -6,118 -1,177 442 5,346 -4,904 -4,989
-2,991 -2,560 -1,993 -567 394 1,663 -1,269 -825
-3,374 -2,957 -2,364 -593 438 1,770 -1,332 -854
-3,316 -2,973 -2,428 -544 616 1,974 -1,358 -959
-3,331 -2,561 -1,845 -716 321 1,968 -1,647 -1,091
-13,011 -11,051 -8,630 -2,421 1,768 7,374 -5,606 -3,728
C. Income, net 1. Compensation of employees 2. Investment income a. Direct investment b. Portfolio investment c. Other investment o/w Government & Monetary Authority interest payments
-3,163 -75 -3,088 -2,003 -142 -943 -429
-4,024 -72 -3,951 -2,718 -527 -706 -769
-3,811 -84 -3,727 -2,769 -658 -300 -363
-4,527 -82 -4,445 -3,024 -623 -798 -832
-15,525 -313 -15,212 -10,514 -1,952 -2,746 -2,393
-3,123 -83 -3,040 -2,457 -186 -397 -350
-4,460 -86 -4,374 -3,085 -322 -967 -822
-4,823 -110 -4,713 -3,276 -1,044 -393 -336
-2,929 -156 -2,773 -1,596 -245 -931 -730
-15,334 -435 -14,900 -10,414 -1,797 -2,688 -2,238
1,254 58 1,196 1,191 5
1,178 34 1,145 1,166 -21
1,240 30 1,210 1,181 29
1,432 58 1,373 1,295 78
5,104 180 4,924 4,833 91
1,373 17 1,356 1,354 2
1,369 27 1,342 1,353 -11
1,423 38 1,385 1,381 4
1,478 128 1,350 1,376 -26
5,643 210 5,433 5,464 -31
85.6 0.951 1,432
15.6 14.5 70.1 0.952 5,506
48.0 0.967 1,713
15.5 39.4 93.5 0.977 6,429
Imports, fob - Non Oil and Gas - Oil and Gas
2)
D. Current Transfers, net 1. Government, net 2. Other sectors, net a. Workers' Remittances, net b. Other transfers, net Memorandum: Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) Oil Unit Prices (USD/barrel) Oil Production (millions barrel per day) Tourist Inflows (thousand people) 1)
55.7 0.966 1,215
67.3 0.942 1,384
71.9 0.948 1,475
93.4 0.977 1,451
119.3 0.981 1,537
113.4 0.982 1,728
Since May 2004 part of the method of reporting non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the method of reporting non oil & gas import han been changed into on-line-system
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
51
Table 1.3 Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD) Feb-09
2008**
2007* ITEMS Q.1 A. Capital Account
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
43
127
255
122
546
52
73
200
29
353
B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
1,793 -246 -1,282 -343 -940
1,902 1,426 392 111 281
-1,190 764 -1,427 -277 -1,150
539 309 -2,358 -489 -1,869
3,045 2,253 -4,675 -997 -3,678
-1,447 -270 -1,730 -605 -1,125
2,451 605 -1,436 -282 -1,154
718 405 -1,517 -282 -1,235
-3,781 1,739 -1,179 -234 -945
-2,059 2,479 -5,861 -1,402 -4,459
b. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans: - Drawings - Repayments
1,037 1,350 -313 1,276 -1,589
1,034 1,545 -511 1,069 -1,581
2,191 1,933 258 1,553 -1,296
2,667 2,721 -54 1,562 -1,616
6,928 7,549 -621 5,460 -6,081
1,460 1,627 -167 1,740 -1,907
2,041 1,649 392 1,976 -1,585
1,922 1,885 37 1,750 -1,713
2,918 2,965 -48 2,312 -2,360
8,340 8,127 213 7,779 -7,565
2. Portfolio investment a. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
2,491 -497 66 -563 -563 0
3,810 -1,897 17 -1,914 -1,914 0
465 -1,257 34 -1,291 -1,291 0
-1,200 -764 -333 -431 -431 0
5,566 -4,415 -217 -4,199 -4,199 0
1,984 -823 -239 -584 -584 0
4,188 60 -72 132 132 0
-74 -65 54 -119 -119 0
-4,345 -434 39 -473 -473 0
1,753 -1,262 -217 -1,045 -1,045 0
b. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
2,988 362 2,626 2,456 171
5,707 1,282 4,425 2,312 2,113
1,722 1,262 460 172 288
-437 652 -1,089 250 -1,339
9,981 3,559 6,422 5,190 1,233
2,807 11 2,795 2,467 328
4,128 519 3,608 3,283 326
-9 -98 89 1,457 -1,368
-3,910 -110 -3,800 -2,534 -1,266
3,015 322 2,692 4,673 -1,980
-452 -105 43 -147
-3,334 -2,283 217 -2,500
-2,419 -2,360 62 -2,422
1,430 262 27 235
-4,775 -4,486 349 -4,834
-3,160 -2,672 -105 -2,567
-2,342 -1,974 -89 -1,885
387 -1,610 -57 -1,554
-1,176 -3,844 -154 -3,691
-6,291 -10,101 -404 -9,697
-348 -271 2,778 -3,050 -76
-1,051 -1,481 2,598 -4,079 430
-59 -172 2,523 -2,694 113
1,168 763 5,313 -4,550 405
-289 -1,161 13,212 -14,373 872
-489 -154 3,028 -3,182 -335
-367 -501 3,573 -4,073 133
1,998 1,509 4,789 -3,279 488
2,669 1,967 6,936 -4,969 701
3,810 2,822 18,325 -15,503 988
1,836
2,029
-935
660
3,591
-1,395
2,524
918
-3,752
-1,706
3. Other Investment a. Assets - Loans 1) - Other b. Liabilities 2) - Loans Drawings Repayments 1) - Other C. Total (A + B) 1) Including currency and deposits 2) Excluding the use of Fund Credit and Loans * Provisional figures ** Very Provisional figures
52
Q.2
Table 1.4 Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account (millions of USD) Feb-09
2007*
2008**
ITEMS Q.1 I.
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Government
1,888
507
-648
-28
1,719
1,853
2,117
1,034
-1,272
3,733
A. Portfolio investment 1. Assets b. Equity securities a. Debt securities 2. Liabilities b. Equity securities a. Debt securities
2,382 0 0 0 2,382 0 2,382
2,040 0 0 0 2,040 0 2,040
-230 0 0 0 -230 0 -230
-154 0 0 0 -154 0 -154
4,037 0 0 0 4,037 0 4,037
2,238 0 0 0 2,238 0 2,238
3,569 0 0 0 3,569 0 3,569
1,117 0 0 0 1,117 0 1,117
-1,626 0 0 0 -1,626 0 -1,626
5,298 0 0 0 5,298 0 5,298
-493 0
-1,532 0
-418 0
126 0
-2,318 0
-385 0
-1,451 0
-83 0
354 0
-1,565 0
-493 -493 573 200 0 0 200 0 373 307 307 91 216 0 66 0 0 0 -1,067
-1,532 -1,532 524 200 0 0 0 200 324 240 240 86 154 0 84 0 0 0 -2,057
-418 -418 567 0 0 0 0 0 567 334 334 234 100 0 233 0 0 0 -985
126 126 2,340 1,706 900 600 206 0 634 446 446 253 193 0 188 0 0 0 -2,213
-2,318 -2,318 4,004 2,106 900 600 406 200 1,898 1,327 1,327 664 663 0 571 0 0 0 -6,322
-385 -385 599 222 0 0 222 0 377 290 290 137 153 0 88 0 0 0 -984
-1,451 -1,451 635 200 0 200 0 0 435 331 331 134 197 0 105 0 0 0 -2,086
-83 -83 913 295 0 0 295 0 618 454 454 177 277 0 164 0 0 0 -996
354 354 2,596 1,826 830 995 0 0 771 671 671 467 204 0 100 0 0 0 -2,242
-1,565 -1,565 4,743 2,542 830 1,195 517 0 2,201 1,745 1,745 915 831 0 456 0 0 0 -6,308
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
156
2,111
261
-1,341
1,187
300
323
-1,404
-1,271
-2,051
171 0
2,113 0
288 0
-1,339 0
1,233 0
328 0
326 0
-1,368 0
-1,266 0
-1,980 0
171
2,113
288
-1,339
1,233
328
326
-1,368
-1,266
-1,980
-14 0
-2 0
-27 0
-2 0
-45 0
-28 0
-2 0
-36 0
-5 0
-71 0
-14 -14 0 -14
-2 -2 0 -2
-27 -27 0 -27
-2 -2 0 -2
-45 -45 0 -45
-28 -28 0 -28
-2 -2 0 -2
-36 -36 0 -36
-5 -5 0 -5
-71 -71 0 -71
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2,045
2,618
-387
-1,369
2,907
2,153
2,441
-369
-2,543
1,681
B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites a. Loans i. Drawings - Program Aid ADB IBRD JBIC Others - Project Aid CGI ODA Bilateral Multilateral Non ODA Non CGI - Reschedulling Principal Interest ii. Repayments 2. Other II. Monetary Authorities A. Portfolio investment 1. Assets 2. Liabilities B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites 1) a. Loans i Drawings ii. Repayments b. Other III. Total (I + II) 1)
Excluding the use of Fund Credit and Loans
*
Provisional figures
** Very Provisional figures … Data are not available yet
53
Table 1.5 Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD) Feb-09
2007*
2008**
ITEMS Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
A. Direct investment 1. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
Q.1 -246 -1,282 -343 -940
1,426 392 111 281
764 -1,427 -277 -1,150
309 -2,358 -489 -1,869
2,253 -4,675 -997 -3,678
-270 -1,730 -605 -1,125
605 -1,436 -282 -1,154
405 -1,517 -282 -1,235
1,739 -1,179 -234 -945
2,479 -5,861 -1,402 -4,459
2. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans : - Drawings - Repayments
1,037 1,350 -313 1,276 -1,589
1,034 1,545 -511 1,069 -1,581
2,191 1,933 258 1,553 -1,296
2,667 2,721 -54 1,562 -1,616
6,928 7,549 -621 5,460 -6,081
1,460 1,627 -167 1,740 -1,907
2,041 1,649 392 1,976 -1,585
1,922 1,885 37 1,750 -1,713
2,918 2,965 -48 2,312 -2,360
8,340 8,127 213 7,779 -7,565
B. Portfolio investment 1. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
-61 -497 66 -563 -563 0
-343 -1,897 17 -1,914 -1,914 0
407 -1,257 34 -1,291 -1,291 0
293 -764 -333 -431 -431 0
296 -4,415 -217 -4,199 -4,199 0
-582 -823 -239 -584 -584 0
294 60 -72 132 132 0
176 -65 54 -119 -119 0
-1,453 -434 39 -473 -473 0
-1,565 -1,262 -217 -1,045 -1,045 0
2. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
436 362 74 74 0
1,554 1,282 272 272 0
1,664 1,262 402 402 0
1,057 652 405 405 0
4,711 3,559 1,152 1,152 0
241 11 230 230 0
234 519 -286 -286 0
241 -98 340 340 0
-1,019 -110 -908 -908 0
-303 322 -625 -625 0
55 -105 43 -147
-1,799 -2,283 217 -2,500
-1,973 -2,360 62 -2,422
1,306 262 27 235
-2,411 -4,486 349 -4,834
-2,747 -2,672 -105 -2,567
-888 -1,974 -89 -1,885
506 -1,610 -57 -1,554
-1,725 -3,844 -154 -3,691
-4,855 -10,101 -404 -9,697
160 236 2,205 -1,969 -76
484 54 2,074 -2,020 430
387 274 1,956 -1,682 113
1,043 639 2,973 -2,334 405
2,074 1,202 9,208 -8,005 872
-76 259 2,429 -2,169 -335
1,086 953 2,938 -1,985 133
2,116 1,628 3,876 -2,248 488
2,120 1,418 4,139 -2,721 701
5,246 4,259 13,382 -9,123 988
-251
-717
-803
1,908
138
-3,599
10
1,087
-1,439
-3,940
C. Others investment 1. Assets - Loans 1) - Other 2. Liabilities - Loans - Drawings - Repayments 1) - Other D. Total (A+B+C) 1)
Including currency and deposits
*
Provisional figures
** Very Provisional figures
54
Q.2
Total
Total
Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
Commodities Value Total
2007 Q4 Share (%)
2008 Growth (%)
Value
Q1 Share (%)
Growth (%)
Value
Q2 Share (%)
Growth (%)
Value
Q3 Share (%)
Growth (%)
Value
Q4* Share (%)
Growth (%)
24,475
100
13.1
26,405
100
21.8
27,878
100
18.9
28,796
100
22.4
24,527
100
0.2
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
3,176 130 1,253 225 33 47 103 24 580 186 49 733
13.0 0.5 5.1 0.9 0.1 0.2 0.4 0.1 2.4 0.8 0.2 3.0
34.8 0.0 43.2 61.0 12.9 97.3 39.5 187.5 18.5 -11.0 19.9 34.2
3,336 142 1,456 201 38 71 112 28 593 192 50 646
12.6 0.5 5.5 0.8 0.1 0.3 0.4 0.1 2.2 0.7 0.2 2.4
34.7 0.3 41.1 86.2 21.7 310.5 -3.3 549.8 14.9 8.0 20.9 37.6
4,023 144 1,650 263 43 46 139 1 757 239 53 927
14.4 0.5 5.9 0.9 0.2 0.2 0.5 0.0 2.7 0.9 0.2 3.3
41.4 -5.1 29.2 126.4 31.8 56.2 46.7 448.2 31.4 11.3 5.1 79.2
4,331 138 1,877 369 44 41 126 4 762 224 45 925
15.0 0.5 6.5 1.3 0.2 0.1 0.4 0.0 2.6 0.8 0.2 3.2
35.1 -0.9 42.0 58.7 37.6 14.4 28.4 82.3 26.1 6.0 -3.2 33.4
3,170 113 1,035 246 39 24 125 9 654 151 32 894
12.9 0.5 4.2 1.0 0.2 0.1 0.5 0.0 2.7 0.6 0.1 3.6
-0.2 -13.0 -17.4 9.5 19.5 -49.4 21.2 -63.1 12.8 -19.1 -34.7 21.9
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
4,790 60 1,457 663 191 1,809 611
19.6 0.2 6.0 2.7 0.8 7.4 2.5
-15.4 -63.1 -31.0 -21.2 -10.0 8.1 -7.4
5,471 698 1,378 779 199 1,812 605
20.7 2.6 5.2 2.9 0.8 6.9 2.3
1.5 288.5 -27.2 10.3 -7.8 -1.3 8.1
5,545 355 1,407 473 210 2,492 609
19.9 1.3 5.0 1.7 0.8 8.9 2.2
-8.8 158.8 -38.4 -60.6 -13.7 55.6 -1.0
6,452 791 1,022 620 321 2,922 775
22.4 2.7 3.6 2.2 1.1 10.1 2.7
20.6 67.2 -39.3 -8.6 56.9 66.8 39.7
4,995 168 836 279 189 3,065 458
20.4 0.7 3.4 1.1 0.8 12.5 1.9
4.3 178.5 -42.6 -57.9 -1.1 69.4 -24.9
16,298 2,400 1,378 24 602 170 47 2,987 7 1,727 304 2,244 65 1,214 283 120 411 123 1,787 1,953
66.6 9.8 5.6 0.1 2.5 0.7 0.2 12.2 0.0 7.1 1.2 9.2 0.3 5.0 1.2 0.5 1.7 0.5 7.3 8.0
21.2 3.6 1.9 30.2 -20.4 -16.1 13.9 92.5 105.0 16.9 43.9 -8.2 -18.4 25.7 17.0 39.9 10.7 20.4 25.2 44.2
17,171 2,588 1,506 22 620 181 59 3,447 8 1,705 253 2,112 54 1,277 310 120 450 123 1,882 2,141
65.0 9.8 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 13.1 0.0 6.5 1.0 8.0 0.2 4.8 1.2 0.5 1.7 0.5 7.1 8.1
26.6 5.2 4.2 9.6 -16.8 -17.3 -15.1 188.7 65.0 17.6 3.7 -7.9 -21.5 27.5 11.8 22.1 10.4 21.6 8.8 53.6
18,075 2,671 1,584 27 644 189 45 3,306 13 1,846 282 2,315 57 1,398 328 109 516 127 2,107 2,284
64.8 9.6 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 11.9 0.0 6.6 1.0 8.3 0.2 5.0 1.2 0.4 1.9 0.5 7.6 8.2
26.4 6.8 8.7 23.8 -6.0 -8.0 -23.0 87.0 163.0 12.6 1.4 13.6 -32.3 27.6 12.6 4.6 16.8 24.1 26.8 49.4
17,675 2,858 1,754 26 671 186 32 2,248 6 1,958 344 2,475 66 1,502 344 108 468 143 2,514 1,911
61.4 9.9 6.1 0.1 2.3 0.6 0.1 7.8 0.0 6.8 1.2 8.6 0.2 5.2 1.2 0.4 1.6 0.5 8.7 6.6
20.4 7.1 12.1 12.4 6.1 -8.1 -25.7 36.8 -61.6 15.1 30.3 14.9 4.9 40.3 12.5 5.7 15.9 20.4 49.7 6.9
16,023 2,308 1,440 21 498 147 29 2,851 6 1,487 289 2,557 44 1,068 309 90 503 126 2,143 1,695
65.3 9.4 5.9 0.1 2.0 0.6 0.1 11.6 0.0 6.1 1.2 10.4 0.2 4.4 1.3 0.4 2.1 0.5 8.7 6.9
-1.7 -3.8 4.5 -14.7 -17.3 -13.6 -39.0 -4.6 -19.6 -13.8 -5.0 14.0 -32.6 -12.0 9.1 -24.9 22.4 2.6 19.9 -13.2
143
0.6
29.0
281
1.1
46.4
119
0.4
-23.6
230
0.8
9.6
222
0.9
54.8
68
0.3
-2.9
145
0.5
123.1
116
0.4
63.4
109
0.4
25.0
118
0.5
73.6
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others IV. Others (Non-Mon. Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers * Provisional figures
55
Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands of Tons)
Commodities Vol Total
78,604
100
2,277 273 586 109 23 14 22 159 205 26 3 883
2.9 0.3 0.7 0.1 0.0 0.0 0.0 0.2 0.3 0.0 0.0 1.1
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
60,813 14 407 2,442 2,051 51,177 4,722
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
IV. Others (Non-monetary Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers - Not available * Provisional figures
56
2007 Q4 Share (%)
2008 Growth (%)
Vol
Q1 Share (%)
0.7 73,244 9.7 -19.7 20.8 32.5 23.3 63.5 24.2 106.5 16.6 -6.3 1.4 1.8
100
Growth (%)
Vol
Q2 Share (%)
-7.3 83,408 3.7 -38.5 2.9 78.7 27.1 270.2 -7.4 12.8 -12.1 8.0 12.3 21.5
100
2,294 215 616 114 26 13 30 3 284 85 3 990
Growth (%)
Vol
Q3 Share (%)
11.8 75,394
2.7 12.7 0.3 -38.4 0.7 -1.1 0.1 113.3 0.0 25.6 0.0 40.6 0.0 31.0 0.0 1797.4 0.3 15.2 0.1 182.4 0.0 -3.3 1.2 39.9
100
Growth (%)
Vol
-0.3 69,152
2,017 196 598 90 25 20 25 41 211 27 3 809
2.8 0.3 0.8 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.3 0.0 0.0 1.1
6.8 -18.7 1.4 42.8 15.5 16.5 37.3 38.3 -17.0 3.8 -12.8 18.8
77.4 0.0 0.5 3.1 2.6 65.1 6.0
-1.3 57,228 -58.9 52 -51.8 428 33.3 4,090 3.0 3,008 -0.7 45,099 -12.0 4,551
78.1 0.1 0.6 5.6 4.1 61.6 6.2
-11.3 67,539 135.5 32 -35.4 358 74.3 3,464 84.5 3,779 -19.5 54,131 17.1 5,775
15,513 445 107 9 618 93 16 3,785 64 3,322 182 162 1,667 1,711 100 338 28 60 853 2,153
19.7 0.6 0.1 0.0 0.8 0.1 0.0 4.8 0.1 4.2 0.2 0.2 2.1 2.2 0.1 0.4 0.0 0.1 1.1 2.7
8.0 13,999 -3.4 474 2.3 123 19.2 8 -16.0 615 -37.3 89 8.5 18 5.6 3,634 38.5 68 22.6 3,285 52.4 138 -11.7 161 -30.5 1,175 9.9 1,689 16.0 98 84.8 202 6.8 32 11.8 52 188.7 349 13.4 2,000
19.1 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 5.0 0.1 4.5 0.2 0.2 1.6 2.3 0.1 0.3 0.0 0.1 0.5 2.7
12.0 13,575 -0.5 473 13.8 119 -8.7 10 -14.3 620 -38.6 98 -21.8 15 54.2 3,154 60.2 96 17.1 3,483 -35.0 121 -1.5 164 -40.7 1,101 3.7 1,604 -0.1 101 8.4 192 9.9 34 5.0 50 20.9 372 40.1 1,985
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.01
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Q4* Share (%)
Growth (%)
100
-12.0
2,139 157 444 115 21 7 25 65 230 22 2 1,073
3.1 0.2 0.6 0.2 0.0 0.0 0.0 0.1 0.3 0.0 0.0 1.6
-6.1 -42.6 -24.2 5.3 -8.2 -52.0 13.1 -59.1 12.1 -17.4 -29.9 21.6
2,333 191 623 171 25 11 29 20 231 30 2 1,030
3.1 0.3 0.8 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 1.4
81.0 0.0 0.4 4.2 4.5 64.9 6.9
13.9 61,568 62.6 118 -40.0 226 40.1 1,425 -17.1 5,920 11.2 49,589 94.2 4,289
81.7 0.2 0.3 1.9 7.9 65.8 5.7
2.6 54,380 108.9 19 -50.9 313 -29.5 1,247 65.1 3,057 -1.2 46,782 15.3 2,963
78.6 0.0 0.5 1.8 4.4 67.7 4.3
-10.6 36.3 -23.1 -48.9 49.1 -8.6 -37.2
16.3 0.6 0.1 0.0 0.7 0.1 0.0 3.8 0.1 4.2 0.1 0.2 1.3 1.9 0.1 0.2 0.0 0.1 0.4 2.4
2.0 11,494 -2.0 487 5.3 133 7.1 9 -5.6 604 -14.8 89 -29.4 10 7.3 2,261 121.3 37 8.6 2,052 -20.0 265 -2.9 174 -33.5 1,302 -2.7 1,836 -4.8 97 -3.5 201 10.0 31 1.6 50 5.5 465 25.6 1,611
15.2 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 3.0 0.0 2.7 0.4 0.2 1.7 2.4 0.1 0.3 0.0 0.1 0.6 2.1
-14.4 12,523 -1.4 398 7.8 107 -1.0 7 -2.3 445 -20.5 69 -35.8 9 -10.6 4,638 -72.8 44 -45.1 1,569 77.1 137 -3.1 165 -15.0 813 23.2 1,519 -6.0 86 3.1 174 13.1 33 -11.5 43 50.1 542 -12.4 1,902
18.1 0.6 0.2 0.0 0.6 0.1 0.0 6.7 0.1 2.3 0.2 0.2 1.2 2.2 0.1 0.3 0.0 0.1 0.8 2.8
-19.3 -10.5 0.3 -26.3 -28.1 -25.9 -46.5 22.5 -32.0 -52.8 -24.6 1.5 -51.2 -11.3 -13.9 -48.4 19.5 -27.5 -36.5 -11.7
0.01
0.00
0.00
-
-
-
Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
COUNTRY Value
2007 Q4 Share Growth Value (%) (%)
Q1 Share Growth Value (%) (%)
2008 Q2 Share Growth Value (%) (%)
Q3 Share Growth Value (%) (%)
Q4* Share Growth (%) (%)
24,475
100
13.1 26,405
100
21.8 27,878
100
18.9 28,796
100
22.4 24,527
100
0.2
745
3.0
18.5
771
2.9
42.7
871
3.1
59.8
859
3.0
35.3
758
3.1
1.7
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
3,421 2,800 379 132 110
14.0 11.4 1.5 0.5 0.4
10.1 11.2 3.4 10.3 9.1
3,630 2,960 382 145 143
13.7 11.2 1.4 0.5 0.5
13.4 11.4 20.6 13.7 44.2
4,118 3,281 540 165 133
14.8 11.8 1.9 0.6 0.5
21.2 19.3 40.5 8.6 19.7
4,336 3,431 531 184 191
15.1 11.9 1.8 0.6 0.7
18.3 15.6 22.5 30.3 54.8
3,541 2,787 474 155 125
14.4 11.4 1.9 0.6 0.5
3.5 -0.5 25.1 17.3 13.1
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia - Lao PDR ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
15,756 5,325 8 1,379 491 2,169 727 425 94 29 1 10,431 465 1,571 10 3,087 857 345 1,840 266 564 1,427 0 585
64.4 21.8 0.0 5.6 2.0 8.9 3.0 1.7 0.4 0.1 0.0 42.6 1.9 6.4 0.0 12.6 3.5 1.4 7.5 1.1 2.3 5.8 0.0 2.4
15.0 17,397 29.4 6,036 0.7 14 64.7 1,622 23.6 422 8.3 2,636 43.5 790 50.0 445 87.5 66 9.7 40 42.1 1 8.8 11,361 14.3 485 27.5 1,569 268.8 28 -12.8 3,238 -14.4 1,200 82.1 311 24.6 2,283 63.8 291 -6.1 571 46.1 1,386 2.0 0 -9.9 550
65.9 26.8 17,738 22.9 35.0 6,123 0.1 28.6 14 6.1 78.5 1,568 1.6 -4.0 557 10.0 22.8 2,577 3.0 31.4 847 1.7 67.3 445 0.2 -2.1 66 0.2 31.1 47 0.0 -56.7 2 43.0 22.8 11,615 1.8 16.0 463 5.9 51.9 1,715 0.1 16,743 84 12.3 -1.6 3,227 4.5 30.0 1,193 1.2 77.2 270 8.6 52.8 2,071 1.1 66.2 309 2.2 -7.2 733 5.2 23.3 1,549 0.0 2.0 0 2.1 -20.7 587
63.6 15.9 18,560 22.0 27.1 6,769 0.1 22.2 15 5.6 39.0 1,639 2.0 26.0 511 9.2 23.0 3,068 3.0 18.0 968 1.6 38.3 457 0.2 0.1 61 0.2 41.2 48 0.0 179.0 1 41.7 10.8 11,791 1.7 7.0 455 6.2 29.3 1,726 0.3 27,122 69 11.6 -13.2 3,708 4.3 23.3 1,186 1.0 20.1 211 7.4 13.3 1,889 1.1 41.5 321 2.6 19.8 801 5.6 33.7 1,424 0.0 3.0 0 2.1 -6.7 922
64.5 23.5 0.1 5.7 1.8 10.7 3.4 1.6 0.2 0.2 0.0 40.9 1.6 6.0 0.2 12.9 4.1 0.7 6.6 1.1 2.8 4.9 0.0 3.2
23.2 15,557 24.9 5,146 37.4 15 27.4 1,366 4.6 424 22.6 2,236 35.2 663 33.7 354 41.1 44 68.0 44 50.7 1 22.2 10,411 5.0 420 78.4 1,782 4,146 81 13.4 3,245 11.1 638 47.7 600 14.7 1,101 11.6 501 33.9 752 15.4 1,289 4.0 0 58.7 643
63.4 21.0 0.1 5.6 1.7 9.1 2.7 1.4 0.2 0.2 0.0 42.4 1.7 7.3 0.3 13.2 2.6 2.4 4.5 2.0 3.1 5.3 0.0 2.6
-1.3 -3.4 74.2 -1.0 -13.7 3.0 -8.8 -16.9 -53.1 52.1 22.8 -0.2 -9.7 13.4 721 5.1 -25.5 73.9 -40.1 88.5 33.4 -9.6 5.0 9.9
3,968 3,593 338 205 576 385 881 357 851 78 297
16.2 14.7 1.4 0.8 2.4 1.6 3.6 1.5 3.5 0.3 1.2
11.5 9.5 18.4 9.0 0.7 33.4 9.3 -2.0 9.6 -21.0 66.5
15.4 13.4 1.3 0.9 2.3 1.7 3.2 1.4 2.7 0.4 1.6
16.4 14.9 1.3 0.9 2.4 1.9 3.7 1.4 3.3 0.3 1.2
14.3 13.1 1.2 0.8 2.3 1.7 3.0 1.5 2.5 0.3 0.9
16.4 15.5 1.3 0.9 2.3 1.8 4.5 1.6 3.1 0.3 0.7
1.5 5.6 -6.4 11.4 -3.1 15.5 25.3 6.7 -10.5 -12.2 -43.8
TOTAL AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others
4,057 3,547 335 232 606 443 842 362 726 93 416
15.1 6.7 3.0 19.8 6.8 21.1 58.1 2.1 -26.2 55.4 192.6
4,564 4,147 370 254 662 521 1,037 396 908 95 323
27.3 24.5 13.3 22.2 13.4 58.8 52.1 5.9 9.5 4.6 97.7
4,119 3,764 352 236 659 490 868 430 729 90 265
15.1 14.0 8.2 19.7 10.4 52.4 17.9 13.4 -2.3 0.2 40.9
4,029 3,794 316 229 558 445 1,103 381 762 68 167
* Provisional figures
57
Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD)
Commodities
Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others * Provisional figures
58
2007 Q4 Share Growth Value Value (%) (%) 18,705
100
7.6 23,225
1,784 188 479 112 59 230 431 258 27
9.5 1.0 2.6 0.6 0.3 1.2 2.3 1.4 0.1
12,559 467 224 788 7,164 2 30 2,835 1,048
67.1 2.5 1.2 4.2 38.3 0.0 0.2 15.2 5.6
4,131 3,081 112 937
22.1 16.5 0.6 5.0
15.4 7.9 37.4 45.9
231
1.2
60.4
42.1 49.0 41.6 37.4 0.0 20.6 108.2 9.8 51.3
Q1 Share Growth Value (%) (%) 100
2,065 226 474 119 142 264 450 356 34
8.9 1.0 2.0 0.5 0.6 1.1 1.9 1.5 0.1
1.2 16,652 47.7 798 0.7 258 11.0 1,054 3.3 9,681 -91.1 5 5.9 47 -9.0 3,271 -1.5 1,538
41.2 25,819 23.9 34.2 0.4 59.0 121.9 -14.3 55.2 34.8 34.0
2008 Q2 Share Growth Value (%) (%) 100
2,359 229 533 145 105 363 608 363 11
9.1 0.9 2.1 0.6 0.4 1.4 2.4 1.4 0.0
71.7 3.4 1.1 4.5 41.7 0.0 0.2 14.1 6.6
41.5 18,557 73.0 955 10.7 277 32.6 1,344 47.8 10,773 145.2 6 1.2 56 22.7 3,538 52.0 1,609
4,357 3,375 119 863
18.8 14.5 0.5 3.7
52.1 39.7 59.0 131.1
151
0.7
-1.9
44.1 27,249 33.1 3.7 -6.4 105.5 154.6 66.4 84.5 26.7 -68.0
Q3 Share Growth Value (%) (%) 100
44.7 23,877
Q4* Share Growth (%) (%) 100
27.7
2,720 247 558 131 89 295 1,024 366 10
10.0 0.9 2.0 0.5 0.3 1.1 3.8 1.3 0.0
34.8 12.4 1.4 64.3 16.1 1.3 130.1 24.1 -82.8
1,889 147 372 82 74 197 662 311 44
7.9 0.6 1.6 0.3 0.3 0.8 2.8 1.3 0.2
5.9 -21.7 -22.3 -26.6 26.5 -14.5 53.6 20.5 60.6
71.9 3.7 1.1 5.2 41.7 0.0 0.2 13.7 6.2
44.4 18,697 78.6 763 14.0 286 70.8 1,358 46.2 11,037 317.0 9 22.8 71 28.3 3,617 44.0 1,555
68.6 2.8 1.0 5.0 40.5 0.0 0.3 13.3 5.7
40.4 15,909 39.5 743 -1.4 223 72.8 1,093 47.0 8,904 114.0 14 42.8 43 17.7 3,152 46.8 1,737
66.6 3.1 0.9 4.6 37.3 0.1 0.2 13.2 7.3
26.7 59.0 -0.3 38.7 24.3 706.1 42.9 11.2 65.7
4,742 3,827 145 770
18.4 14.8 0.6 3.0
51.3 53.5 105.5 35.0
5,622 4,167 131 1,324
20.6 15.3 0.5 4.9
66.8 55.3 64.3 118.0
5,902 4,202 82 1,618
24.7 17.6 0.3 6.8
42.9 36.4 -26.6 72.6
161
0.6
6.6
210
0.8
61.7
176
0.7
-23.8
Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands of Tons)
Commodities Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others
2007 2008 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4* Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Vol Vol Vol Vol Vol (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 14,072 100 2.9 19,148 100 30.1 17,563 100 13.6 16,692 100 10.2 13,493 100 3,751 1,141 252 676 12 13 47 79 61 0
8.1 1.8 4.8 0.1 0.1 0.3 0.6 0.4 0.0
29.3 33.5 43.7 29.9 5.5 16.2 4.5 -28.2 1.1
1,115 375 495 12 21 50 89 71 1
5.8 2.0 2.6 0.1 0.1 0.3 0.5 0.4 0.0
1.8 17,368 -3.9 3,220 -40.6 343 -2.0 3,788 7.1 9,387 -75.1 38 -2.8 39 32.2 331 10.9 223
90.7 16.8 1.8 19.8 49.0 0.2 0.2 1.7 1.2
-11.6 44.2 -37.1 16.8 101.7 -2.8 8.7 20.1 36.1
1,064 328 454 14 21 74 101 72 1
6.1 1.9 2.6 0.1 0.1 0.4 0.6 0.4 0.0
34.1 15,844 108.6 1,738 -31.0 314 17.6 3,682 30.3 9,424 95.3 24 15.3 44 24.6 393 34.9 225
90.2 9.9 1.8 21.0 53.7 0.1 0.3 2.2 1.3
-30.1 -5.6 -51.0 37.8 93.7 31.6 -0.4 4.0 -63.9
1,082 375 423 14 19 64 119 68 0
6.5 2.2 2.5 0.1 0.1 0.4 0.7 0.4 0.0
17.2 14,912 2.4 1,351 -23.2 377 7.1 3,595 26.3 8,930 113.0 39 -5.9 46 34.6 318 37.8 257
89.3 8.1 2.3 21.5 53.5 0.2 0.3 1.9 1.5
-18.6 19.2 -43.3 43.1 -0.5 -18.0 28.0 0.7 -60.3
694 203 276 9 12 41 92 57 5
5.1 1.5 2.0 0.1 0.1 0.3 0.7 0.4 0.0
212 85 76 1 2 12 19 16 0
12,405 1,314 276 3,087 7,172 14 25 288 228
88.2 9.3 2.0 21.9 51.0 0.1 0.2 2.0 1.6
11.9 12,176 -20.8 1,373 -9.8 285 15.0 3,064 19.4 6,822 38.7 36 -24.3 29 -7.3 368 54.2 199
90.2 10.2 2.1 22.7 50.6 0.3 0.2 2.7 1.5
3,330 413 110 850 1,830 2 11 72 41
526 437 12 77
3.7 3.1 0.1 0.5
-13.3 31.2 29.9 -71.0
665 469 12 184
3.5 2.4 0.1 1.0
32.0 32.5 16.8 31.9
654 467 14 173
3.7 2.7 0.1 1.0
56.3 27.7 37.8 306.9
698 487 14 198
4.2 2.9 0.1 1.2
42.4 20.1 43.1 160.8
623 487 9 128
4.6 3.6 0.1 0.9
209 157 1 50
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
* Provisional figures
59
Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Origin (millions of USD)
COUNTRY Value TOTAL
Value 23,225
Q1 Share Growth (%) (%) 100 29.7
Value 25,819
2008 Q2 Share Growth Value (%) (%) 100 37.1 27,249
Q3 Share Growth (%) (%) 100 45.7
Value 23,877
Q4* Share Growth (%) (%) 100 2.8
146
0.8
-3.5
166
0.7
1.2
281
1.1
40.7
360
1.3
146.2
736
3.1
343.6
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
2,347 1,579 444 306 17
12.5 8.4 2.4 1.6 0.1
36.0 33.0 53.9 33.2 -12.2
2,757 1,721 584 424 28
11.9 7.4 2.5 1.8 0.1
43.0 27.1 88.2 72.0 59.3
3,284 2,127 545 571 42
12.7 8.2 2.1 2.2 0.2
53.2 57.7 12.1 97.5 110.0
3,372 2,243 577 507 45
12.4 8.2 2.1 1.9 0.2
43.7 42.0 29.9 65.6 161.7
3,444 2,708 464 151 121
14.4 11.3 1.9 0.6 0.5
24.9 57.3 -20.5 -64.5 324.3
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
12,455 4,991 1 745 139 2,757 1,175 156 5 0 7,464 524 462 0 2,420 823 12 2,412 99 547 165
66.6 26.7 0.0 4.0 0.7 14.7 6.3 0.8 0.0 0.0 39.9 2.8 2.5 0.0 12.9 4.4 0.1 12.9 0.5 2.9 0.9
11.4 9.9 853.7 6.2 13.0 10.4 12.8 -4.9 -56.6 -62.8 12.4 17.2 8.0 1,734 6.7 -0.1 -27.0 21.8 29.5 20.0 14.5
16,092 5,699 3 952 182 2,893 1,525 118 7 0 10,393 643 655 0 3,538 1,121 13 3,263 139 670 351
69.3 24.5 0.0 4.1 0.8 12.5 6.6 0.5 0.0 0.0 44.7 2.8 2.8 0.0 15.2 4.8 0.1 14.1 0.6 2.9 1.5
31.6 20.2 4.3 37.2 43.1 10.9 37.5 -37.1 -33.9 34.4 38.8 30.4 33.4 -38 55.5 8.0 -46.1 38.3 117.5 16.8 106.4
17,435 6,007 6 1,024 214 3,011 1,591 134 12 1 11,428 637 712 0 3,578 1,354 24 3,800 160 754 409
67.5 23.3 0.0 4.0 0.8 11.7 6.2 0.5 0.0 0.0 44.3 2.5 2.8 0.0 13.9 5.2 0.1 14.7 0.6 2.9 1.6
38.0 23.5 15,902 34.2 49.6 13.8 37.4 -10.5 186.8 28.5 47.1 40.5 95.6 -38 48.3 25.6 81.3 46.5 41.2 26.8 174.0
18,463 6,451 0 1,125 169 3,215 1,750 174 9 1 12,012 609 712 0 3,532 1,320 13 4,504 172 706 445
67.8 23.7 0.0 4.1 0.6 11.8 6.4 0.6 0.0 0.0 44.1 2.2 2.6 0.0 13.0 4.8 0.0 16.5 0.6 2.6 1.6
48.2 29.3 -83.7 51.0 21.2 16.6 48.9 12.1 63.1 68.8 60.9 16.1 54.2 -99 45.9 60.3 2.3 86.7 74.0 29.1 170.0
15,142 4,997 14 1,330 413 2,163 646 344 44 43 10,146 408 1,751 78 3,156 634 558 1,093 476 734 1,259
876
4.7
5.3
1,117
4.8
18.3
1,277
4.9
36.0
1,419
5.2
62.0
624
2.6
-44.1
2,880 2,453 95 519 641 224 189 220 566 77 349
15.4 13.1 0.5 2.8 3.4 1.2 1.0 1.2 3.0 0.4 1.9
12.5 11.9 28.3 134.7 -7.6 51.1 53.3 6.8 -22.1 -27.0 33.5
3,093 2,376 115 364 753 238 156 217 534 243 473
13.3 10.2 0.5 1.6 3.2 1.0 0.7 0.9 2.3 1.0 2.0
16.9 7.7 12.7 -16.7 23.8 31.6 -6.2 19.7 0.5 62.1 63.5
3,542 2,651 156 246 814 296 160 232 747 383 507
13.7 10.3 0.6 1.0 3.2 1.1 0.6 0.9 2.9 1.5 2.0
21.2 6.3 39.7 -46.0 18.5 45.8 13.2 29.7 4.2 248.8 60.3
3,635 2,818 200 303 925 265 174 280 669 283 535
13.3 10.3 0.7 1.1 3.4 1.0 0.6 1.0 2.5 1.0 2.0
26.2 14.8 110.0 -41.6 44.4 18.6 -7.5 27.2 18.3 265.8 52.9
3,930 3,700 307 223 544 435 1,081 370 741 67 163
16.5 15.5 1.3 0.9 2.3 1.8 4.5 1.5 3.1 0.3 0.7
27.1 55.7 167.0 -38.7 -27.8 82.6 593.1 70.6 38.8 -72.6 -65.5
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others * Provisional figures
60
18,705
2007 Q4 Share Growth (%) (%) 100 13.7
63.4 -5.9 20.9 -12.3 0.1 455.0 5.6 39.6 1.7 126.6 9.1 -25.2 2.7 -57.7 1.4 190.7 0.2 509.8 0.2 8,826.5 42.5 -2.4 1.7 -36.6 7.3 167.2 0.3 246,615 13.2 -10.8 2.7 -43.4 2.3 4,347.0 4.6 -66.5 2.0 241.7 3.1 9.6 5.3 259.0
Table 3.1 Travel Inflows BOP
BOP
Growth
Growth
Main Gates
Other Gates
(2+3)
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(1) 2004 Q1 Q2 Q3 Q4
(2) 4,541,165 1,034,236 1,099,096 1,278,022 1,129,811
(3) 779,941 177,990 188,656 219,368 193,928
(4) 5,321,106 1,212,226 1,287,752 1,497,390 1,323,739
(4) 4,798 1,093 1,161 1,350 1,194
(%) (5) 18.8 15.2 44.3 16.3 6.3
(%) (6) 18.8 15.2 28.6 23.7 18.9
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,074,354 1,003,616 1,045,871 1,183,757 841,110
927,747 215,625 228,421 239,116 244,585
5,002,101 1,219,241 1,274,292 1,422,873 1,085,695
4,522 1,102 1,152 1,286 981
-5.8 0.8 -0.8 -4.7 -17.8
-5.8 0.8 0.0 -1.8 -5.8
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
3,977,482 871,817 1,023,099 1,038,857 1,043,709
893,869 204,589 227,472 233,972 227,836
4,871,351 1,076,406 1,250,571 1,272,829 1,271,545
4,448 983 1,142 1,162 1,161
-1.6 -10.8 -0.9 -9.6 18.3
-1.6 -10.8 -5.7 -7.2 -1.6
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,541,458 1,001,697 1,142,077 1,215,723 1,181,961
964,301 213,289 242,394 258,803 249,815
5,505,759 1,214,986 1,384,471 1,474,526 1,431,776
5,346 1,180 1,344 1,432 1,390
20.2 20.0 17.7 23.2 19.7
20.2 20.0 18.8 20.3 20.2
2008* Q1 Q2 Q3 Q4
5,237,470 1,190,102 1,264,023 1,397,827 1,385,519
1,191,556 260,861 273,231 329,773 327,691
6,429,026 1,450,963 1,537,254 1,727,600 1,713,210
7,374 1,663 1,770 1,974 1,968
37.9 40.9 31.6 37.9 41.5
37.9 40.9 36.0 36.7 37.9
Period
* Provisional figures
61
Table 3.2 Travel Outflows Hajj
BOP
Hajj
BOP
Growth
Growth
Main Gates
Other Gates
Pilgrimage
(2+3-4)
Pilgrimage
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(In millions of USD)
(%)
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2004 Q1 Q2 Q3 Q4
3,941,381 942,948 847,679 1,022,310 1,128,444
101,061 24,178 21,735 26,213 28,934
204,945 204,945 0 0 0
3,837,497 762,181 869,414 1,048,523 1,157,378
452 452 0 0 0
3,507 1,059 692 835 922
13.8 -6.0 52.8 40.1 1.6
13.8 -175.1 10.8 18.8 13.8
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,106,225 948,509 991,334 1,024,447 1,141,935
105,288 24,321 25,419 26,268 29,280
267,501 205,382 0 0 62,119
3,944,012 767,448 1,016,753 1,050,715 1,109,096
511 394 0 0 117
3,584 992 792 819 981
2.2 -6.3 14.5 -1.9 6.5
2.2 -6.3 1.9 0.7 2.2
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
4,322,464 941,626 1,081,620 1,082,682 1,216,536
705,405 198,417 192,710 162,702 151,576
144,945 144,945 0 0 0
4,882,924 995,098 1,274,330 1,245,384 1,368,112
466 272 0 0 194
4,030 1,026 954 932 1,118
12.4 3.4 20.4 13.8 14.0
12.4 3.4 11.0 11.9 12.4
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,593,183 1,055,961 1,103,889 1,146,177 1,287,156
563,859 169,520 142,136 127,774 124,429
104,660 104,660 0 0 0
16,628,620 1,225,481 1,246,025 1,273,951 12,883,163
515 195 0 0 320
4,903 1,188 1,106 1,130 1,479
21.7 15.8 15.9 21.2 32.3
21.7 15.8 15.9 17.6 21.7
2008* Q1 Q2 Q3 Q4
4,694,388 1,077,171 1,167,747 1,193,452 1,256,018
735,169 172,347 185,299 186,385 191,138
259,564 41,864 0 0 217,700
5,169,993 1,207,655 1,353,046 1,379,837 1,229,456
516 80 0 0 436
5,606 1,269 1,332 1,358 1,647
14.3 6.8 20.4 20.2 11.3
14.3 6.8 13.4 15.6 14.3
Period
* Provisional figures
62
Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)
No
2007*
Securities Tw I
A. Private Sector
Tw II
2008** Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw IV
Tw III
1
1 Bonds
192
270
225
351
361
200
185
250
2 Medium Term Notes
285
289
293
267
300
367
361
231
3 Floating Rate Notes 4 Commercial Papers
-
-
-
-
-
-
-
-
16
16
16
14
15
19
15
19
1,474
1,445
1,538
1,490
1,524
1,488
1,618
1,410
1,966
2,020
2,071
2,123
2,200
2,075
2,180
1,910
1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN
6,978
9,033
8,711
8,298
8,760
10,200
11,037
10,450
2 Govt. Bond (USD Denomination)
6,370
6,370
6,370
6,370
8,322
10,450
10,450
7,983
3 SBI
2,127
4,201
4,436
4,436
3,330
3,643
2,157
772
15,475
19,604
19,517
19,517
20,412
24,293
23,644
19,204
5 Promissory Notes Total
B. Public Sector
Total 1
*
Source : Custodian Bank Provisional figures
* * Very Provisional figures
63