Edisi Publikasi P Novem mber 2008
LAPO ORAN NERA ACA PEM MBAY YARA AN INDO ONES SIA Realisasi Triwu ulan III 2008
1
Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
2
Edisi Publikasi November 2008
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan III 2008
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4
DAFTAR ISI
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
3
TRANSAKSI BERJALAN
……………………………………………………………
7
1.
Neraca Perdagangan Nonmigas
……………………………………………………………
7
1.1.
Ekspor Nonmigas
……………………………………………………………
7
1.2.
Impor Nonmigas
……………………………………………………………
13
Neraca Perdagangan Migas
……………………………………………………………
16
2.1.
Minyak
……………………………………………………………
16
2.2.
Gas
……………………………………………………………
18
3.
Neraca Jasa
……………………………………………………………
19
4.
Neraca Pendapatan
……………………………………………………………
21
5.
Transfer Berjalan
……………………………………………………………
22
TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL
……………………………………………………………
25
1.
Transaksi Modal
……………………………………………………………
25
2.
Transaksi Finansial
……………………………………………………………
25
2.
2.1.
Sektor Publik
……………………………………………………………
26
2.2.
Sektor Swasta
……………………………………………………………
30
CADANGAN DEVISA
……………………………………………………………
35
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
……………………………………………………………
37
Fenomena Defisit Transaksi Berjalan
……………………………………………………………
41
LAMPIRAN
……………………………………………………………
43
BOKS :
5
DAFTAR TABEL Hal Tabel.1
Perkembangan NPI & Beberapa Indikator Ekonomi
Hal
5
Tabel.14
8
Tabel.15
Pada Triwulan III 2008 Tabel.2
Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.3
Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara
9
Tabel.16
Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara
9
Tabel.17
Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan
15
Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari
15
Nilai Impor Hydrocarbon dari Beberapa Negara
16
Asal Utama 10
Tabel.18
Tujuan Utama Tabel.6
Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal
Beberapa Negara Asal Utama
Tujuan Utama Tabel.5
15
Utama
Utama Tabel.4
Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama
Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa
16
Negara Asal Utama 10
Tabel.19
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
16
11
Tabel.20
Demand dan Supply Minyak Dunia
17
12
Tabel.21
Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
18
12
Tabel.22
Cadangan Gas Indonesia
19
12
Tabel.23
Implied Yield/Interest Rate
22
14
Tabel.24
Perkembangan Hibah Non Investasi
23
14
Tabel.25
Perkembangan HIbah Investasi
25
15
Tabel.26
Indikator Sustainabilitas Eksternal
37
Utama Tabel.7
Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.8
Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.9
Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.10
Nilai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Tabel.11
Share Impor yang Dipengaruhi Komponen
Tabel.12
Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa
Permintaan Akhir
Negara Asal Utama Tabel.13
Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal
Grafik.1
Transaksi Berjalan
7
Grafik.10
Grafik.2
Neraca Perdagangan Nonmigas
7
Grafik.11
Grafik.3
Nilai Ekspor Nonmigas
8
Grafik.12
Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara
11
Tujuan Utama Harga Udang Dunia
12
Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara
13
Tujuan Utama Grafik.4
Harga CPO Dunia
8
Grafik.13
Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal
13
Grafik.5
Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan
9
Grafik.14
Perkembangan Nilai Impor Nonmigas
13
Grafik.6
Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan
9
Grafik.15
Perkembangan Harga Minyak
18
Grafik.7
Harga Batubara Dunia
10
Grafik.16
Produksi Minyak dan Konsumsi BBM
18
Volume Ekspor batubara ke beberapa Negara
10
Grafik.17
Perkembangan Neraca Jasa
19
11
Grafik. 18
Perkembangan Jasa Travel
20
Utama
Utama
Grafik.8
Tujuan Utama Grafik. 9
6
Harga Karet Dunia
Grafik.19
Perkembangan Neraca Pendapatan
21
Grafik.30
Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara
29
Kreditor Utama Grafik.20
Perkembangan Worker’s Remittances
23
Grafik.31
Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis
29
Valuta Utama Grafik.21
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per
25
Grafik.32
Jenis Investasi Grafik.22
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per
Grafik.23
Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri
30
Pemerintah 26
Grafik.33
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
26
Grafik.34
Perkembangan Direct Investment di Indonesia
30
Grafik.24
BI Rate dan Fed Rate
27
Grafik.35
Arus Masuk FDI Migas
30
Grafik.25
Perkembangan Kepemilikan SUN dan SBI oleh
27
Grafik.36
Penyertaan Modal
31
27
Grafik.37
Perkembangan Transaksi Saham oleh Asing di
32
Sektor
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor
30
Swasta
Asing Grafik.26
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah
BEI dan IHSG
Grafik.27
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
28
Grafik.38
Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
32
Grafik.28
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
28
Grafik.39
Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
33
Grafik.29
Perkembangan Posisi ULN Berdasarkan Jenis
29
Grafik.40
Perkembangan Cadangan Devisa
35
Pinjaman
7
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
8
RINGKASAN
Kinerja transaksi berjalan pada triwulan III 2008 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perbaikan ini tercermin pada mengecilnya defisit transaksi berjalan, yaitu dari sekitar USD1,2 miliar pada triwulan II 2008 menjadi sekitar USD0,6 miliar pada triwulan III 2008. Defisit pada transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus pada transaksi modal dan keuangan yang mencapai USD0,5 miliar sehingga secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) hanya mengalami defisit kurang dari USD0,1 miliar atau tepatnya USD89 juta. Sejalan dengan defisit NPI, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan III 2008 turun menjadi USD57,1 miliar. Meskipun demikian, jumlah cadangan devisa tersebut masih berada pada posisi yang relatif aman, yaitu setara dengan kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan. Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, perbaikan yang paling signifikan terjadi pada neraca perdagangan minyak dan gas serta neraca pendapatan. Neraca perdagangan gas mencatat kenaikan surplus, karena didukung oleh kenaikan volume ekspor gas yang signifikan. Sementara itu, defisit neraca perdagangan minyak mengecil karena, sesuai dengan status Indonesia sebagai net oil importer, dampak penurunan harga minyak terhadap penurunan nilai ekspor minyak lebih kecil daripada dampaknya terhadap penurunan nilai impor minyak. Selain itu, penurunan harga minyak juga menjadi salah satu faktor yang memperkecil defisit neraca pendapatan melalui dampaknya terhadap penurunan keuntungan yang dibayarkan kepada kontraktor migas asing. Di tengah krisis keuangan global, transaksi modal dan keuangan pada triwulan III 2008 masih mampu mencatat surplus sekitar USD0,5 miliar, meskipun tidak sebesar surplus pada triwulan sebelumnya. Memburuknya kondisi pasar keuangan global telah mendorong arus keluar modal portofolio dalam bentuk pelepasan SBI, SUN, dan saham oleh investor asing. Namun, perkembangan tersebut tidak sampai membuat transaksi modal dan keuangan menjadi defisit karena dalam periode yang sama terjadi kenaikan penarikan utang luar negeri swasta dan penurunan pembayaran pokok utang luar negeri pemerintah dalam jumlah yang signifikan. Kenaikan penarikan utang luar negeri swasta itu diperkirakan tidak terlepas dari masih kuatnya kinerja perekonomian domestik pada triwulan III 2008.
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 2008 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2008 mencatat defisit sekitar USD89 juta. Defisit tersebut dipengaruhi oleh transaksi berjalan yang mencatat defisit sekitar USD0,6 miliar, lebih besar daripada surplus transaksi modal dan keuangan yang mencapai sekitar USD0,5 miliar. Meskipun transaksi berjalan pada triwulan laporan mencatat defisit, namun dibandingkan triwulan II 2008, defisit tersebut mengalami penurunan. Perbaikan kinerja dimaksud terutama bersumber dari meningkatnya surplus neraca perdagangan migas dan menurunnya defisit transaksi pendapatan. Kenaikan surplus neraca perdagangan migas tersebut dapat mengimbangi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas. Berbeda dengan kinerja pada transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial mencatat penurunan surplus bila dibandingkan triwulan sebelumnya (USD2,6 miliar). Penurunan surplus tersebut terutama disebabkan oleh arus keluar modal portofolio asing dalam bentuk penjualan SBI, SUN, dan saham terkait dengan kondisi pasar keuangan global yang memburuk. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode turun menjadi USD57,1 miliar1) atau setara kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan. Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan III 2008 tidak lepas dari beberapa faktor fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain: Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura, bahkan Cina pada Tw. III-2008 mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya sejalan dengan dampak krisis global yang terjadi. Di tengah pelemahan ekonomi di negara-negara maju, tekanan inflasi masih mengancam ekonomi negara tersebut meskipun sudah mulai menunjukkan kecenderungan yang mereda. Dengan perkembangan tersebut, beberapa bank sentral sudah mulai menurunkan suku bunganya guna menahan laju perlambatan ekonomi akibat krisis. Harga-harga beberapa komoditas ekspor nonmigas, seperti CPO, batubara, dan tembaga, di pasar dunia mulai mengalami penurunan sejak bulan September yang didorong oleh melemahnya permintaan dunia khususnya dari negara-negara maju terkait krisis keuangan global. Pergerakan harga CPO dan batubara cenderung mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang terus menurun. Setelah harga minyak meningkat tajam dan bertahan selama satu semester, pada Tw. III-2008, rata-rata harga minyak OPEC sedikit turun menjadi USD113,4/bl dari USD117,6/bl pada triwulan sebelumnya. Penurunan harga mulai terjadi pada akhir bulan Juli dan terus menurun secara tajam di bulan September hingga berada di bawah USD100/bl. Turunnya harga minyak tersebut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penurunan permintaan minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait pada preferensi investor 1
Posisi cadangan devisa per 28 November 2008 adalah USD50,2 miliar.
3
dalam menginvestasikan dananya. Berbeda dengan harga minyak yang cenderung mengalami penurunan, harga gas (LNG) justru mengalami kenaikan yaitu dari USD13,7/MBTU di triwulan II menjadi USD14,3/MBTU pada periode laporan. Perbedaan arah pergerakan harga minyak dan gas tersebut ditengarai sebagai akibat dari kontrak pengiriman gas yang sudah disepakati pada periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. III-2008 atau tumbuh 6,1%, lebih rendah dari 6,4% pada triwulan II. Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi pada level tersebut masih cukup tinggi di saat ekonomi dunia mengalami pelemahan lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi triwulan III didukung oleh pertumbuhan konsumsi 6,7% (pangsa 64,1%) terutama sektor pemerintah tumbuh 16,9%, investasi 10,1% (pangsa 24,4%), dan masih tingginya kinerja ekspor neto 25,9% (pangsa 9,6%). Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 12,1%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (11,0%). Kendati harga minyak dunia sudah mengalami penurunan, dampaknya belum terlalu signifikan terhadap inflasi Indonesia. Selain itu, masih relatif tingginya harga barang impor (imported inflation) turut mempengaruhi laju inflasi selama periode laporan. Di sisi nilai tukar, Rupiah bergerak pada kisaran yang stabil di level Rp9.219 per USD dari sebelumnya Rp 9.264. Walaupun demikian, demi menjaga tekanan inflasi ke depan, Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI Rate sebanyak 3 kali (sebesar 75bps) dari akhir Tw.II-2008 sebesar 8,5% menjadi 9,25%. Pada gilirannya, perkembangan suku bunga tersebut mempengaruhi selisih suku bunga domestik tetap tinggi dibandingkan suku bunga internasional yang sudah mulai menurun. Produksi minyak Indonesia selama Tw. III-2008 mencapai 0,982 juta barel per hari (bph), relatif sama dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,981 juta bph. Sementara itu, konsumsi BBM di Tw.III-2008 mencapai 100,8 juta barel, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 99,0 juta barel. Kebutuhan BBM yang meningkat ditengarai terkait dengan kebutuhan lebaran yang jatuh pada awal bulan Oktober. Pada periode laporan, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari 252,6MBTU di triwulan II menjadi 259,3MBTU pada triwulan III. Demikian juga volume ekspor natural gas meningkat dari 77,6MBTU menjadi 83,6MBTU pada triwulan laporan.
4
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan III 2008 KOMPONEN
2008
2008
2008
Tw.I
Tw.II
Tw.III
2.0 1.9 2.1 7.0 11.9
1.0 1.4 2.1 6.9 10.6
2.8 0.7 1.4 2.3 10.4
-0.5 -0.5 0.6 -0.6 9.9
69 66 7,118 780 248
93 114 7,796 1,156 293
118 139 8,443 1,198 312
113 163 7,680 928 329
5.0 0.5 3.9 2.7 6.8
2.9 0.5 4.0 1.5 7.5
2.0 0.5 4.0 1.3 7.5
2.0 0.5 4.3 1.4 7.4
4.1 0.7 3.1 4.4 4.8
4.0 1.2 3.6 6.7 8.3
4.9 2.0 4.0 7.5 7.1
4.9 2.1 3.6 6.7 4.6
6.3 6.6 9,136 70.1 0.952 382.8 1,079.8 9.0 8.60
6.3 7.1 9,260 93.4 0.977 95.4 283.6 11.6 8.00
6.4 11.0 9,264 119.3 0.981 99.0 252.6 13.7 8.25
6.1 12.1 9,219 113.4 0.982 100.8 259.3 14.3 9.00
10,347 3,466 13,814 -1,099 12,715 56,920
2,601 -1,623 978 54 1,032 58,987
-1,241 2,599 1,359 -35 1,324 59,453
-564 509 -55 -34 -89 57,108
2007
INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi (%) - Amerika Serikat - Jepang - Uni Eropa - Singapura - Cina
Harga Komoditi Dunia - Minyak Mentah OPEC
(USD/barel)
- Batu bara
(USD/metric ton)
- Tembaga
(USD/metric ton)
- CPO
(USD/ton)
- Karet
(cent USD/kg)
Suku Bunga Internasional (%) - Amerika Serikat (Fed Fund Rate) - Jepang (Uncollateral Call Rate) - Uni Eropa (MRO) - Singapura (Interbank rate, 3 bulan) - Cina
Inflasi (%) - Amerika Serikat - Jepang - Uni Eropa - Singapura - Cina
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB
(y.o.y, %)
Inflasi IHK
(y.o.y, %)
Nilai tukar 1)
(Rp/USD)
Harga rata-rata ekspor minyak mentah
(US$/bbl)
Produksi Minyak
(juta barel per hari)
Konsumsi BBM
(juta barel)
Ekspor gas (LNG)
(mbtu)
Harga rata-rata ekspor gas (LNG)
(US$/mbtu)
BI Rate 1)
(%)
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
(juta USD)
-
Transaksi Berjalan Transaksi Modal & Finansial Total Net Errors & Omissions Overall Balance Cadangan Devisa
Sumber: CEIC, IMF, dan Bank Indonesia rata-rata
1)
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
TRANSAKSI BERJALAN relatif
kuatnya permintaan domestik yang telah mendorong
membaik dibandingkan periode triwulan sebelumnya.
akselerasi pertumbuhan impor nonmigas sehingga
Perbaikan
tumbuh dua kali lebih cepat (44,6% y.o.y) dibanding
Transaksi
berjalan
tersebut
pada
Tw.
III-2008
disumbangkan
oleh
perbaikan
neraca perdagangan migas yang dapat menutupi pelemahan
neraca
perdagangan
nonmigas
dan
pertumbuhan ekspor nonmigas (22,4% y.o.y). Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas
juta USD
juta USD 8,000
33,000
mengecilnya defisit neraca pendapatan. Meningkatnya ekspor LNG dan menurunnya impor minyak telah menyebabkan neraca perdagangan migas membaik. Sementara tingginya permintaan impor nonmigas yang melebihi
pertumbuhan
ekspor
nonmigas
telah
menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas menurun. Di sisi lain, penurunan defisit neraca pendapatan
terkait
keuntungan
dengan
kontraktor
menurunnya
migas
seiring
7,000
28,000
6,000 23,000 5,000 18,000 4,000 13,000 3,000 8,000
2,000
3,000
1,000 Q.1
bagian
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2006
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Q.2
Q.3
2008
Ekspor Impor Neraca Perdagangan Nonmigas
dengan
menurunnya harga minyak. Sementara itu, meskipun tidak signifikan, neraca jasa mengalami penurunan defisit, sedangkan neraca transfer berjalan mengalami kenaikan surplus.
1.1 Ekspor Nonmigas Di tengah krisis global yang tengah melanda hampir seluruh negara, pertumbuhan tahunan ekspor
Grafik 1 Transaksi Berjalan
juta USD
nonmigas masih belum terpengaruh dan masih cukup
9,000
tinggi (22,4%) dibandingkan triwulan sebelumnya
7,000
(18,9%). Pertumbuhan ini ditopang oleh harga produk
5,000
ekspor (unit price) yang masih meningkat sebesar
3,000 1,000
22,8%, sedangkan secara volume menurun sebesar
-1,000
0,3%. Kenaikan pertumbuhan harga tersebut terutama
-3,000
didorong oleh kenaikan harga komoditas pertanian
-5,000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
sebesar 26,5% (pangsa 15%) dan produk manufaktur 2007*
2006 Services Trade Balance Current Account
2008
Income Current Trans.
sebesar 40,7% (pangsa 61,4%). Beberapa komoditas ekspor utama yang harganya
1. Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. III-2008 mencatat surplus sebesar USD3,8 miliar, lebih rendah dari surplus periode sebelumnya sebesar USD4,1 miliar. Penurunan surplus tersebut disebabkan oleh masih
mengalami kenaikan tajam antara lain Crude Palm Oil (CPO), TPT, produk elektronik, produk kimia (sektor
manufaktur);
pertambangan)
dan
karet
batubara (sektor
(sektor pertanian).
Kendati demikian, indikasi penurunan harga sudah
7
mulai terlihat pada September 2008 tetapi belum
bulan Agustus dan 7,5% di bulan September, eksportir
berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor pada
kembali memperbanyak volume ekspor meskipun harga
triwulan III 2008.
CPO sudah turun. Tabel 2 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Grafik 3 Nilai Ekspor Non Migas
Juta USD 19000 17000 15000
Periode
13000
Negara Tujuan
Tw. III-2007
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
India
481
29.3
897
39.9
9000
Uni Eropa
217
13.2
261
11.6
7000
Afrika
137
8.4
230
10.2
Cina
226
13.8
143
6.4
Lainnya
578
35.3
717
31.9
1,639
100
2,248
100
11000
5000 3000
Total
Share (%)
1000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2007*
Q.2
Q.3
Selain
2008
Pertanian Pertambangan Industri
tingginya
angka
pajak
ekspor
yang
ditetapkan pemerintah, penurunan ekspor CPO juga disebabkan oleh turunnya ekspor CPO ke Uni Eropa
Crude Palm Oil (CPO)
akibat
pembeli
di
Eropa
menerapkan
sertifikasi
Ekspor CPO pada Tw. III-2008 sebesar USD2,2
Rountable Sustainable For Palm Oil (RSPO) sejak bulan
miliar atau tumbuh 36,8% (y.o.y), lebih rendah dari
Januari 2008. Sebagai dampaknya, para importir dari
pertumbuhan triwulan sebelumnya (87%). Tingginya
Eropa hanya akan membeli CPO yang mempunyai
harga CPO di triwulan ini yang mencapai USD928/Mton
sertifikat
mampu menutupi penurunan volume ekspor yang
sertifikat yang membuktikan bahwa pengusaha sawit
mencapai 10,6%.
mengelola kebun secara ramah lingkungan. Hal ini
Sebagai
informasi,
RSPO
adalah
membuat eksportir Indonesia sulit untuk menembus
Grafik 4 Harga CPO Dunia
USD/MTon
RSPO.
pasar Eropa karena syarat penjualan semakin ketat
1,400 1,200
sementara pengusaha sawit di Indonesia sebagian besar
1,000
belum menerapkan metode produksi yang sesuai
800
dengan standar dalam RSPO.
600 400
Grafik 5 Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama
ribu Ton
200
1,200
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
1,000
800
2006
2007
2008 600
Penurunan volume ekspor CPO terkait dengan
400
besarnya pajak ekspor (PE) yang ditetapkan oleh
200
pemerintah. Pada bulan Juli 2008, PE CPO ditetapkan
0 Q1
sebesar 20% sehingga eksportir mengurangi kegiatan ekspor meskipun harga CPO pada waktu itu tinggi. Namun ketika PE CPO kembali turun menjadi 10% di
8
Q2
Q3
Q4
2006 India
Q1
Q2
Q3
2007 Uni Eropa
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Elektronik
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Ekspor TPT pada Tw.III-2008 sebesar USD2,9 miliar
Ekspor elektronik pada Tw. III-2008 sebesar USD2,5
atau tumbuh 7,1% (y.o.y), lebih tinggi dari triwulan
miliar atau tumbuh 14,9% (y.o.y), lebih tinggi dari
sebelumnya
triwulan
(6,8%).
Ekspor
TPT
terbesar
masih
sebelumnya
(13,6%).
Ekspor
elektronik
ditujukan ke negara Amerika Serikat yang mencapai
terbesar ditujukan ke Singapura
USD1,1 miliar (pangsa 37,5%).
USD748 juta (pangsa 30,3%), diikuti oleh Jepang
Tabel 3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. III-2007
Periode
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
996
37.4
1,071
37.5
Uni Eropa
469
17.6
505
17.7
Jepang
130
4.9
142
5.0
Lainnya
1,067
40.1
1,140
39.9
Total
2,662
100
2,858
100
Negara Asal
Meskipun sedang mengalami resesi, ekspor TPT ke Amerika
Serikat
pada
triwulan
laporan
yang mencapai
sebesar USD341 juta (13,8%). Produk-produk yang banyak diekspor antara lain alat elektronik untuk bisnis dan industri, media penyimpan elektronik selain hard disk,
printer
dan
monitor.
Tumbuhnya
ekspor
elektronik Indonesia didukung oleh tingginya harga barang-barang
elektronik
di
pasar
internasional,
sedangkan dari sisi volume, ekspor produk elektronik mengalami penurunan sebesar 3,1%. Tidak adanya
masih
pengembangan teknologi baru yang memberikan nilai
mengalami pertumbuhan, baik secara nilai maupun
tambah yang lebih tinggi terhadap industri elektronik
volume. Meskipun ke depan diperkirakan akan tumbuh
Indonesia
stagnan, ekspor TPT masih memiliki peluang yang
volume ekspor produk elektronik Indonesia.
cukup baik mengingat komoditas TPT merupakan salah satu
kebutuhan
primer
sehingga
masih
tetap
ditengarai
mengakibatkan
menurunnya
Tabel 4 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama
dibutuhkan. Selain itu, komoditas TPT Indonesia Periode
memiliki keunggulan kualitas dibandingkan dengan
Tw. III-2007
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
komoditas dari Cina. Pesaing utama komoditas TPT
Singapura
664
30.9
748
30.2
Jepang
313
14.6
341
13.8
Indonesia lainnya adalah India yang juga merupakan
Amerika Serikat
210
9.8
288
11.6
Uni Eropa
218
10.1
248
10.0
Lainnya
744
34.6
850
34.3
2,149
100
2,475
100
salah satu produsen TPT.
Negara Asal
Total Grafik 6 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama
ribu Ton
Share (%)
Terkait dengan krisis global yang terjadi saat ini,
120
Gabungan
Elektronika
Indonesia
(Gabel)
100
memperkirakan bahwa dampak krisis finansial di
80
Amerika Serikat belum terlihat pengaruhnya terhadap
60
ekspor elektronika pada triwulan III 2008, karena nilai
40
ekspor produk elektronik Indonesia ke AS tidak terlalu
20
besar. Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Uni Eropa
Q4
2007
2006 Amerika
Q3
Q1
Q2
Q3
ekspor elektronik ketiga setelah Singapura dan Jepang.
2008
Jepang
9
Tingginya harga batubara di pasar internasional
Produk Kimia Ekspor produk kimia pada Tw. III-2008 sebesar
didorong oleh besarnya permintaan dari Cina untuk
USD2,0 miliar atau tumbuh 15,1%, lebih tinggi dari
memenuhi kebutuhan industri baja dan pembangkit
triwulan
ini
listrik yang cukup besar di negara tersebut. Meskipun
didukung oleh relatif tingginya harga produk kimia di
sekitar 13% cadangan batubara dunia berada di Cina,
pasar
volume
namun besarnya kebutuhan batubara dari sektor
mengalami penurunan ekspor yang cukup besar
industri dan pembangkit menyebabkan Cina harus
mencapai 45,1% karena menurunnya permintaan.
melakukan impor.
sebelumnya
internasional,
(12,6%).
sementara
Pertumbuhan
dari
sisi
Penurunan permintaan impor produk kimia terbesar berasal dari Jepang dan Malaysia yang turun masingmasing
sebesar
32,1%
dan
11,2%.
Tabel 6 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Meskipun
permintaan dari Malaysia turun, namun pangsa ekspor ke negara tersebut masih menjadi yang terbesar (9,9%) dengan nilai ekspor mencapai USD193 juta, diikuti oleh Uni Eropa (9%) dengan nilai sebesar USD175 juta. Tabel 5 Nilai Ekspor Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama
Periode
Tw. III-2007
Negara Asal
Nilai (juta USD)
Tw. III-2008
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
377
21.6
616
21.1
Taiwan
246
14.1
462
15.8
Korea Selatan
250
14.3
339
11.6
India
148
8.5
311
10.6
China
125
7.2
256
8.8
Lainnya
602
34.4
938
32.1
1,748
100
2,922
100
Total
Sementara dari sisi volume, ekspor batubara Indonesia mengalami penurunan tipis, sebesar 1,2%, akibat turunnya permintaan batubara dari Jepang dan Korea Selatan. Di samping turunnya permintaan batubara dari negara tujuan utama ekspor, adanya penghentian sementara ekspor batubara terhadap 6
Batubara Ekspor batubara pada Tw.III-2008 sebesar USD2,9 miliar atau tumbuh 66,8% (y.o.y) lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya
(55,6%).
Pertumbuhan
ini
ditopang oleh harga batubara di pasar internasional yang mencapai USD162,8/Mton lebih tinggi dari
produsen batubara pada
bulan Juli 2008
turut
mengurangi volume ekspor batubara. Penghentian sementara kegiatan ekspor tersebut yang dilakukan oleh pemerintah terkait dengan harga ekspor yang dianggap terlalu murah. Grafik 8 Volume Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama
periode sebelumnya (USD138,7/Mton). ribu Ton 12000
Grafik 7 Harga Batubara Dunia
USD/MTon
10000
180
8000
160 6000
140 120
4000
100
2000
80 0
60
Q1
40 20
Q3
2006
0 Q1
Q2
Q3
2006
10
Q2
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2 2008
Q3
Jepang
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2007 Korea Selatan
Q1
Q2 2008
Taiwan
India
Q3
Produsen batubara yang mengalami penghentian
Grafik 9 Harga Karet Dunia
c/kg
ekspor antara lain Perusahaan Daerah Baramarta 350
dengan kapasitas ekspor per tahun sebesar 4 juta ton,
300
Tanjung Alam Jaya (1,6 juta ton), Antang Gunung
250 200
Meratus (1,5 juta ton), Sumber Kurnia Buana (1,5 juta
150
ton), PT. Kadya Caraka Mulia (0,5 juta ton) dan PT.
100 50
Bangun Buana Persada (0,4 juta ton).
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Karet 2006
2007
2008
Ekspor karet pada Tw. III-2008 sebesar USD1,9 miliar atau tumbuh 42%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (29,2%). Pertumbuhan yang cukup tinggi ini lebih disebabkan oleh tingginya harga karet dunia, sedangkan dari sisi volume ekspor pertumbuhannya hanya sebesar 1,4%. Tabel 7 Nilai Ekspor Karet Ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Tw. III-2007 Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
280
21.2
442
23.5
Cina
199
15.1
335
17.8
Jepang
223
16.9
329
17.5
Uni Eropa
124
9.4
147
7.8
Singapura
152
11.5
109
5.8
Lainnya
341
25.9
515
27.4
1,319
100
1,877
100
Total
tumbuh
sebesar
10,7%
melebihi
pertumbuhan
permintaan dari AS (6,4%). Dengan demikian, Cina berpotensi menjadi negara tujuan utama ekspor karet Indonesia menggantikan AS yang memiliki pangsa ekspor terbesar (23,6%). Lebih lanjut, nilai ekspor karet ke Cina pada triwulan ini sebesar USD335 juta sedikit di
Tw. III-2008
Amerika Serikat
Negara Asal
Di sisi permintaan, kebutuhan karet dari Cina
bawah nilai ekspor ke AS yang mencapai USD442 juta. Di samping beberapa komoditas yang didorong oleh kenaikan harga, terdapat beberapa komoditas yang secara volume meningkat tajam, antara lain mesin & mekanik (sektor manufaktur); timah (sektor pertambangan) dan udang (sektor pertanian).
Harga karet di pasar internasional mencapai USD329,1cent/kg, naik dari periode sebelumnya sebesar USD311,7cent/kg. Dalam perkembangannya, harga
Ketiga komoditas tersebut tidak terpengaruh oleh krisis finansial global yang terjadi, sehingga masih dapat mendukung nilai ekspor nonmigas pada Tw. III-2008.
karet mencapai puncaknya di triwulan laporan pada bulan Juli 2008 dengan harga harian komposit/daily
Grafik 10 Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama
ribu Ton 200
composite price (DCP) mencapai USD325,74 cent/kg.
180
Tingginya harga karet dipicu oleh terbatasnya pasokan
140
160
120
karet dari negara produsen dan tingginya permintaan karet dari Cina. Sementara itu, pasokan karet dari Indonesia juga menurun pada bulan Juli 2008 akibat
100 80 60 40 20
musim gugur daun yang terjadi di daerah selatan
Q1
katulistiwa yang pada gilirannya menyebabkan pohon sulit untuk menghasilkan getah karet.
Q2
Q3
Q4
2006 Amerika Serikat
Q1
Q2
Q3
2007 Jepang
Q4
Q1
Q2
Q3
2008 China
11
Mesin & mekanik Ekspor mesin & mekanik pada Tw. III-2008 sebesar USD2,5 miliar atau tumbuh 49,7%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (26,8%). Pertumbuhan ekspor
Tabel 9 Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Tw. III-2007
Negara Asal
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
407
86.2
684
86.5
18
3.8
51
6.4
2
0.4
13
1.6
Singapura Malaysia
tersebut didukung oleh tingginya permintaan dari negara Singapura dan Malaysia yang permintaannya
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Taiwan Jepang
12
2.5
11
1.4
Lainnya
33
7.0
32
4.0
472
100
791
100
Total
masing-masing tumbuh sebesar 66% dan 50,5%. Sementara
Mesin-mesin yang banyak diekspor ke negara-negara tersebut mencakup kendaraan bermotor, mesin khusus untuk industri tertentu, dan peralatan transportasi lainnya. Permintaan mesin & mekanik dari Singapura yang
merupakan
terbesar
negara
(23,8%)
dengan
sejalan
pangsa
dengan
ekspor
oleh Jepang dan Malaysia masing-masing sebesar
Tabel 8 NIlai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tw. III-2007
berasal dari Taiwan (tumbuh 350%), sedangkan pangsa ekspor terbesar ditujukan ke Singapura (86,8%) dengan nilai ekspor mencapai USD684 juta. Udang Ekspor udang pada Tw. III-2008 sebesar USD224 juta atau tumbuh 6%, lebih rendah dari triwulan
disebabkan oleh harga udang yang turun menjadi USD1.048 cent/kg dari USD1.109 cent/kg pada triwulan sebelumnya, sementara volume ekspor mengalami peningkatan sekitar 3,8%.
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Singapura
307
18.3
597
23.7
Jepang
203
12.1
286
11.4
Malaysia
123
7.3
258
10.3
Thailand
140
8.4
219
8.7
Uni Eropa
177
10.6
193
7.7
Lainnya
725
43.3
961
38.2
1,675
100
2,514
100
Timah
Tabel 10 NIlai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode
Tw. III-2007
Ekspor timah pada Tw. III-2008 sebesar USD791 juta atau tumbuh sebesar 67,2%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (158,8%). Perlambatan ekspor
Share (%)
Nilai (juta USD)
Amerika Serikat
83
39.3
96
42.9
Jepang
75
35.5
78
34.8
Uni Eropa
37
17.5
32
14.3
1
0.5
4
1.8
Hongkong
4
1.9
2
0.9
11
5.2
12
5.4
211
100
224
100
Total
1,150
timah
menjadi
1,050
USD2.051cent/kg dari periode sebelumnya sebesar
1,000
USD2.265cent/kg.
ini
turun
Grafik 11 Harga Udang Dunia
c/kg
1,100
triwulan
Share (%)
Cina
timah terkait dengan penurunan harga komoditas pada
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Negara Asal
Lainnya
yang
pertumbuhan
sebelumnya (11,3%). Melambatnya ekspor udang
USD286 juta dan USD258 juta.
Total
volume,
permintaan yang tinggi mencapai 108,9% terutama
ke negara itu mencapai USD597 juta, dikuti kemudian
Periode
sisi
semakin
berkembangnya industri di negara tersebut. Nilai ekspor
Negara Asal
dari
950 900 850 Q1
Q2
Q3
2006
12
Q4
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2 2008
Q3
Di sisi permintaan, volume ekspor ke negara tujuan
berasal dari Cina (73,6%) sehingga menempatkan Cina
utama ekspor, AS dan Jepang, masih tumbuh positif,
sebagai negara asal impor utama di Indonesia (pangsa
masing–masing sebesar 19,9% dan 4,6%. Selain
16,5%), menggeser Jepang dengan pangsa 13%.
didorong oleh naiknya permintaan, ekspor udang ke
Meskipun demikian, impor dari Jepang masih tumbuh
Jepang juga dipicu oleh adanya pembebasan bea masuk
cukup signifikan (46,3%).
bagi 51 produk perikanan Indonesia yang dimulai pada awal Juli 2008. Beberapa produk perikanan yang mendapat pembebasan bea masuk, antara lain udang,
Grafik 13 Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal
(%) 25
20
lobster, kaki kodok, mutiara dan ikan hias. Di samping 15
pembebasan bea masuk produk perikanan oleh Jepang, 10
hambatan ekspor produk perikanan yang dilakukan
udang setelah AS dan Jepang dengan pangsa sebesar
ribu Ton
Grafik 12 Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama
2007
Jpn
RRC
USA
Q3
Q2
Q1
Q4
Q3
Q2
Q1
Q4
2006 Sg
14,3%.
Q3
0
Q2
Eropa sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor
5
Q1
oleh Uni Eropa juga telah dicabut sejak Juli 2008. Uni
2008
Tha
Kor
Pertumbuhan impor yang tinggi terutama terjadi pada barang modal (66,8%), diikuti oleh bahan baku
16 14
(40,4%) dan barang konsumsi (34,8%).
12
Tingginya
impor barang modal dan bahan baku sejalan dengan
10 8
besarnya kebutuhan industri untuk memenuhi konsumsi
6
domestik ataupun ekspor.
4 2
juta USD
Grafik 14 Nilai Impor Nonmigas
0
Juta USD
24,000
6,000
20,000
5,000
16,000
4,000
12,000
3,000
8,000
2,000
Pertumbuhan impor nonmigas pada Tw.III-2008
4,000
1,000
yang masih tinggi (44,6%) terkait dengan pertumbuhan
0
Q1
Q2
Q3
Q4
2006 Amerika Serikat
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
Q3
2008
Jepang
1.2 Impor Nonmigas
0 Q1
ekonomi domestik yang masih cukup tinggi dan meningkatnya permintaan impor bahan baku untuk
Q2
Q3
2006 Bahan Baku
Q4
Q1
Q2
Q3
2007 Barang Konsums (RHS)
Q4
Q1
Q2
Q3
2008 Barang Modal (RHS)
kebutuhan ekspor. Kenaikan impor tertinggi terutama
13
Tabel 11 Pangsa Impor dalam Memenuhi Permintaan Akhir Berdasarkan Jenis Industri
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sektor
Industri Pengilangan minyak bumi Industri kimia Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik Industri alat pengangkutan dan perbaikannya Industri pengolahan dan pengawetan makanan Industri tekstil, pakaian dan kulit Industri gula Industri kertas, barang dari kertas dan karton Industri makanan lainnya Industri barang karet dan plastik Industri minyak dan lemak Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun Industri pupuk dan pestisida Industri dasar besi dan baja Industri barang dari logam Share terhadap Total Kebutuhan Impor
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (%) 12.21 10.62 9.70 9.05 2.97 2.79 2.65 2.49 1.99 1.85 1.58 1.42 1.36 1.34 1.17 44.2
Pembentukan Modal Tetap Bruto (%) 5.67 5.95 32.12 11.19 0.01 0.16 0.02 0.51 0.03 0.98 0.00 1.08 0.03 12.42 7.95 30.7
Perubahan Ekspor Barang Inventori (%) dan Jasa (%) 2.73 19.60 29.08 4.99 0.80 1.16 0.54 4.05 0.13 1.45 0.32 1.39 0.24 7.31 3.37 2.1
7.52 19.07 13.49 5.13 0.06 0.60 0.15 2.62 0.17 0.85 0.04 0.95 0.39 2.75 1.02 17.5
Berdasarkan analisis input-output tahun 2005,
Sementara itu, impor kendaraan bermotor roda
sebagian besar dari impor tersebut digunakan oleh
empat banyak berasal dari Thailand sejalan dengan
berbagai industri untuk memproduksi barang-barang
mulai dijadikannya negara ini sebagai basis produksi
untuk keperluan konsumsi rumah tangga (44%) dan
kendaraan oleh para produsen mobil, seperti Honda
2
pembentukan modal tetap bruto (31%).
dan Toyota.
Di sisi lain, impor barang konsumsi terbesar adalah
Komoditas impor yang terkait dengan tingginya
barang-barang konsumsi semi-durable serta kendaraan
permintaan domestik, baik untuk konsumsi maupun
bermotor. Barang-barang konsumsi tersebut terutama
sebagai bahan baku produksi, adalah pupuk (HS31) dan
berasal dari Cina dan Thailand. Hal ini sesuai dengan
baja (HS72). Impor pupuk pada Tw. III-2008 mencapai
kondisi di pasar domestik dimana banyak barang-
USD715 juta atau tumbuh 263,8% terutama berasal
barang konsumsi impor dari Cina dengan harga yang
dari negara Kanada, Afrika dan Rusia. Tingginya angka
relatif murah meskipun kualitas dan pelayanan pasca
impor tersebut merupakan dampak dari pembebasan
pembelian masih kurang memadai.
impor pupuk yang diberikan pemerintah kepada para
Tabel 12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa Negara Asal Utama
pengusaha
Periode
Tw. III-2007 Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
456
21.6
892
32.8
Thailand
346
16.4
463
17.0
Singapura
148
7.0
166
6.1
Cina
Korea Selatan
untuk
mengimpor
sesuai
dengan
kebutuhan. Hal ini didorong oleh masih tingginya ketergantungan pasar domestik terhadap pupuk impor
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Negara Asal
106
5.0
166
6.1
Lainnya
1,052
49.9
1,033
38.0
Total
2,108
100
2,720
100
2 Catatan Riset Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter, dalam rangka Rakor NPI Tw.III-2008.
14
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (%) 14.73 12.88 5.04 5.39 0.13 0.21 0.15 4.14 0.37 0.87 0.01 1.37 0.39 2.13 1.22 5.5
dan masih adanya kendala dalam distribusi yang menimbulkan kelangkaan pupuk di berbagai daerah. Menurut Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia (ANPI), setiap tahun 80% kebutuhan pupuk di Indonesia, kecuali
urea, diimpor dari negara lain baik berupa bahan baku
Terbatasnya
maupun produk jadi. Jenis pupuk yang diimpor antara
produktivitas kapas yang rendah (500 kg/ha).
lain Kalium Chlorida (KCL), Ammonia Sulfat (ZA) dan SP3. Tabel 13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama Tw. III-2007
Periode
Tw. III-2008
pasokan
antara
lain
akibat
dari
Tabel 15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal Utama Tw. III-2007
Periode
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Amerika Serikat
121
28.0
129
28.4
Cina
66
15.3
65
14.3
Afrika
51
11.8
54
11.9
Negara Tujuan
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Kanada
26
13.3
191
26.7
Lainnya
194
44.9
207
45.5
Afrika
7
3.6
125
17.5
Total
432
100.0
455
100.0
Negara Asal
Rusia
31
15.8
108
15.1
Lainnya
132
67.3
291
40.7
Total
196
100.0
715
100.0
Impor baja pada Tw. III-2008 sebesar USD2,3 miliar
Impor alat-alat telekomunikasi (SITC 764) pada triwulan III 2008 tumbuh sebesar 97,0% mencapai USD2,2miliar.
Peningkatan
impor
peralatan
atau tumbuh 91,4%. Tingginya impor baja disebabkan
telekomunikasi ini sejalan dengan kenaikan kebutuhan
oleh kenaikan konsumsi di sektor otomotif, elektronik,
investasi
konstruksi dan galangan kapal yang membutuhkan baja
telekomunikasi,
sekitar 7,5 juta ton per tahun, sementara industri
pembangunan 1000 tower (BTS). Selain itu, pesatnya
domestik hanya mampu berproduksi sebesar 4-4,5 juta
perkembangan
ton. Baja yang diimpor terutama berasal dari Jepang
menyumbang tingginya permintaan alat-alat tersebut.
(pangsa 18%), Cina (14,5%) dan Australia (7,5%).
Peralatan telekomunikasi yang diimpor antara lain
Tabel 14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama Periode
Tw. III-2007 Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
Jepang
205
17.2
411
18.0
Cina
209
17.5
331
14.5
Australia
50
4.2
171
7.5
Lainnya Total Lainnya Total
rangka
pengembangan
diantaranya
industri
adalah
jaringan program
telekomunikasi
turut
berupa peralatan transmisi, peralatan lainnya untuk Digital Line System, peralatan penerima, sambungan telepon & peralatan terkait, kabel komunikasi dan
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Negara Asal
dalam
729
61.1
1,370
60.0
1,193
100.0
2,283
100.0
-73
-146.0
-1,290
-754.4
2,108
100
2,865
100
Salah satu Komoditas impor yang terkait dengan
peralatan
telekomunikasi
peralatan ini diimpor
lainnya.
dari
Sebagian
besar
Cina, Singapura dan
Hongkong. Tabel 16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari Beberapa Negara Asal Utama Tw. III-2007
Periode
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
China
218
19.4
741
33.6
Singapura
263
23.5
265
12.0
Hongkong
103
9.2
207
9.4
tekstil domestik. Impor kapas pada Tw. III-2008 sebesar
Lainnya
537
47.9
993
45.0
USD455 juta atau tumbuh 5,2%, jauh lebih rendah dari
Total
1,120
100.0
2,206
100.0
pemenuhan kebutuhan untuk ekspor adalah impor kapas (HS52) yang merupakan bahan baku bagi industri
Negara Asal
triwulan sebelumnya (40,7%). Melambatnya impor
Impor Hydrocabon (SITC 511) pada triwulan III
kapas ini sejalan dengan penurunan volume ekspor TPT
sebesar USD829 juta atau tumbuh 75,8%. Tingginya
akibat terjadinya krisis finansial global. Impor kapas
impor bahan kimia ini terkait dengan ketergantungan
terutama berasal dari AS (pangsa 28,5%) dan Cina
industri kimia terhadap pasokan bahan baku dari luar
(14,3%), sementara pasokan kapas dalam negeri hanya
negeri.
Industri
yang
menggunakan
hydrocarbon
dapat memenuhi 0,5% dari total kebutuhan kapas.
15
sebagai bahan baku antara lain industri pupuk, industri cat dan industri kimia lainnya. Bahan baku kimia ini banyak diimpor dari India, Malaysia dan Thailand.
Periode
Tw. III-2007
dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode Tw.II-2008
(USD1,3
miliar).
Peningkatan
surplus
tersebut bersumber dari menurunnya defisit neraca
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
50
10.6
139
16.8
China
Selama periode laporan, neraca minyak dan gas mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih tinggi
Tabel 17 Nilai Impor Hydrocabon dari Beberapa Negara Asal Utama Negara Asal
2. Neraca Perdagangan Migas
Singapura
14
3.0
75
9.0
Hongkong
38
8.1
61
7.4
Lainnya
370
78.4
554
66.8
Total
472
100.0
829
100.0
perdagangan minyak dan meningkatnya surplus neraca gas. Di sisi neraca perdagangan minyak, turunnya harga minyak menjadi faktor utama yang menyebabkan defisit neraca perdagangan minyak lebih rendah daripada
Impor flat rolled product not clad (SITC 673) yang
periode sebelumnya. Sementara di sisi gas, peningkatan
merupakan bahan baku bagi industri baja pada Tw. III-
volume ekspor gas mampu mendorong peningkatan
2008 sebesar USD659 juta atau tumbuh 189,6%.
surplus neraca perdagangan gas.
Pertumbuhan impor bahan baku baja ini untuk memenuhi tingginya permintaan baja yang berasal dari sektor
transportasi
(kendaraan
2.1 Minyak
bermotor),
Neraca perdagangan minyak pada Tw.III-2008
telekomunikasi (proyek pembangunan 1000 tower),
mengalami defisit sebesar USD2,8 miliar, lebih rendah
dan properti. Selain itu, program konversi minyak tanah
dibanding triwulan sebelumnya (defisit USD3,1 miliar).
ke gas elpiji yang membutuhkan tabung baja juga
Menurunnya harga minyak, setelah sempat mencapai
memicu peningkatan permintaan komoditas tersebut di
level tertinggi pada bulan Juli, menjadi faktor penyebab
dalam negeri.
lebih rendahnya defisit neraca perdagangan minyak
Sementara itu, Gabungan Industri Pengerjaan
tersebut, karena dampak penurunan harga terhadap
Mesin dan Logam (Gamma) menyatakan bahwa
penurunan nilai impor minyak lebih besar daripada
lonjakan
dampaknya terhadap penurunan ekspor minyak.
impor
baja
terkait
dengan
realisasi
kesepakatan kerja sama ekonomi (economic partnership agreement/EPA) antara Indonesia dan Jepang yang mulai
diberlakukan
pada
1
Juli
2008.
Tabel 19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
Dalam
2008
Rincian
kesepakatan tersebut, produk baja Jepang yang masuk
TW.II Volume (mbbl)
Nilai (jt USD)
ke Indonesia tidak dikenakan bea masuk (BM). Selain
Ekspor (fob)
41.9
4,999
Jepang, impor baja berasal dari Cina dan Korea Selatan.
Minyak Mentah Produk Kilang
32.1 9.8
3,821 1,178
Tabel 18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa Negara Asal Utama
Impor (c&f)
64.9
8,798
Minyak Mentah Produk Kilang
25.8 39.1
3,134 5,664
Neraca Perdagangan Minyak
TW.III Harga (USD/bbl)
Volume (mbbl)
37.8
4,422
119.3 108.8
28.0 9.8
3,160 1,262
60.8
7,745
113.8 129.9
22.9 37.9
2,763 4,982
-3,799
Nilai (jt USD)
Harga (USD/bbl)
113.4 4.0
107.5 120.3
-3,323
Sumber: PT. Pertamina & BP. Migas, data diolah Periode Negara Asal Jepang
16
Tw. III-2007
Tw. III-2008
Nilai (juta USD)
Share (%)
Nilai (juta USD)
Share (%)
98
33.1
215
32.6
Cina
54
18.2
130
19.7
Korea Selatan
37
12.5
96
14.6
Lainnya
107
36.1
218
33.1
Total
296
100.0
659
100.0
Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat ekspor minyak sebesar USD4,4 miliar atau menurun sebesar 11,5% dibandingkan triwulan sebelumnya
(USD5,0 miliar). Penurunan tersebut bersumber dari
ALC
menurunnya nilai ekspor minyak mentah, sementara
digunakan untuk kebutuhan kilang Cilacap yang
nilai ekspor produk (non BBM) masih meningkat.
memproduksi sekitar 30% dari total produksi BBM
Volume ekspor selama periode laporan yang lebih
dalam negeri.
(Arab
Light
Crude).
Jenis
minyak
tersebut
rendah dibandingkan periode sebelumnya menjadi
Sementara itu, impor produk BBM juga mengalami
salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan nilai
penurunan dari sebelumnya sebesar 39,1 juta barel
ekspor minyak mentah. Di samping itu, penurunan
menjadi sebesar 37,9 juta barel (turun 3,2%). Lebih
harga minyak di pasar internasional juga berdampak
rendahnya impor produk BBM di tengah kebutuhan
pada lebih turunnya nilai ekspor minyak.
konsumsi BBM yang meningkat, ditengarai terkait
Ekspor minyak mentah Indonesia terutama ditujukan
dengan meningkatkan optimalisasi kinerja kilang. Impor
ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Cina
BBM yang digunakan untuk mendukung kebutuhan
dan
42 jenis minyak mentah
konsumsi dalam negeri tersebut, terutama berasal dari
domestik yang di ekspor, volume terbesar adalah jenis
Singapura, seperti gasoline, avtur, fuel oil dan kerosene.
minyak SLC, Duri, Senipah dan Belanak. Sementara itu,
Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia
ekspor produk kilang (non BBM), terutama dalam
selama triwulan laporan sejalan dengan perkembangan
bentuk LSWR, NAPTHA, PTA, Green coke, Slack Wax,
rata-rata harga minyak mentah basket OPEC dan WTI
ditujukan terutama ke negara Jepang, Singapura dan
yang masing-masing sebesar USD113,5 dan USD112,0
Korea Selatan.
per barel. Pergerakan harga minyak yang berbeda arah
Australia. Dari sekitar
Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.III-2008 mencapai
USD7,2
miliar,
juga
lebih
rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya tersebut, antara lain dipengaruhi
oleh
krisis
global
yang
diperkirakan
dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai
menyebabkan melemahnya permintaan dunia. Selain
USD8,1 miliar. Penurunan nilai impor tersebut antara
itu, OPEC sebagai organisasi negara pengekspor minyak
lain dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia
belum merencanakan untuk menurunkan kapasitas
setelah sempat mencapai level tertinggi pada bulan Juli
produksinya.
(USD139,9/barrel). Secara rata-rata, harga minyak
Tabel 20 Demand dan Supply Minyak Dunia
selama periode laporan sebesar USD113/barrel atau lebih
rendah
dibandingkan
harga
pada
triwulan
sebelumnya yang tercatat USD119/barrel. Volume impor minyak mentah selama Tw.III-2008
2008
2007 QI
QII
Q III
Oil Demand 25.5 7.6 15.3 37.5 85.9
24.8 8.0 15.2 38.8 86.7
24.5 8.2 14.9 37.8 85.4
24.0 8.1 15.3 37.9 85.3
dengan meningkatnya intake minyak mentah produksi
North America China Western Europe Others Total Demand Oil Supply
domestik
Non OPEC
53.6
54.2
54.4
53.5
OPEC Total Supply
31.0 84.6
32.1 86.3
32.1 86.5
32.4 85.9
BALANCE
-1.3
-0.4
1.1
0.6
mengalami penurunan sebesar 11,4% menjadi 22,9 juta barel dibandingkan periode sebelumnya sebesar 25,8 juta barel. Penurunan impor dimaksud terkait
ke
kilang
sehingga
berdampak
pada
penurunan ekspor minyak mentah yang terjadi pada periode yang sama. Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia terutama berasal dari Saudi Arabia dengan jenis minyak
Sumber : OPEC Monthly Oil Market Report (edisi November 2008)
17
BBM di triwulan III sebesar 101 juta barel (triwulan
Grafik 15 Perkembangan Harga Minyak
USD/bbl
sebelumnya sebesar 99 juta barel) tidak dikuti oleh
140 130
peningkatan volume impor produk (BBM). Hal ini
120 110
ditengarai oleh adanya penambahan produksi BBM hasil
100 90
kilang seperti yang tercermin dari penurunan volume
80 70 60
SLC Harga Ekspor WTI OPEC
50 40 30 04 05 06 0708*
ekspor minyak mentah pada periode yang sama.
J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S 2007
2008
Neraca perdagangan gas selama Tw. III-2008
Sumber: OPEC, Ditjen Migas, Bank Indonesia
mencatat kenaikan surplus menjadi USD4,8 miliar dari
Grafik 16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM
Juta bph
2.2. Gas
juta barel/bln 40.0
periode Tw II-2008 yang mencapai USD4,4 miliar. Lebih besarnya surplus selama kurun Juli – September 2008
1.200 35.0
dimaksud, lebih didorong oleh bertambahnya volume ekspor gas (terutama LNG). Selain didorong oleh
1.100
30.0 1.000
volume
ekspor,
peningkatan
ekspor
gas
juga
dipengaruhi oleh naiknya harga gas. 25.0
0.900
Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas
0.800
20.0 Jan
Jun
Dec
2005
Jun 2006
Oil Production
Dec
Jun 2007
J F MAM J J A S 2008
2008
Ekspor Gas
Konsumsi (RHS)
Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama Tw III-2008 relatif sama dengan rata-rata produksi pada Tw.II-2008. Pada periode laporan, ratarata produksi minyak mencapai 0,982 juta barel per hari (bph), sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar 0,981 juta bph. Produksi minyak tersebut didukung oleh adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina (Jatim), PT. Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik,
Tw. II
Tw. III
253 3,462 13.7
259 3,699 14.3
35 28 802
-
Natural Gas Volume (mmbtu) Nilai ( juta USD) Harga (USD/mmbtu)
78 978 12.6
84 1,164 13.9
Neraca Perdagangan Gas Ekspor (juta USD) Impor (juta USD) Net (juta USD)
4,468 34 4,434
4,863 82 4,781
LNG Volume (mmbtu) Nilai ( juta USD) Harga (USD/mmbtu) LPG Volume (000 metric ton) Nilai ( juta USD) Harga (USD/MTon)
Sumsel), PT. Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT. Petrochina (Jambi),
PT. Conoco (South Natuna), BP
West Java (Block A) dan PT. Chevron (Kaltim). Produksi yang dapat dipertahankan pada level yang relatif sama tersebut mencerminkan adanya kenaikan produksi, baik dari sumur baru maupun optimalisasi sumur lama yang
Peningkatan volume ekspor gas pada Tw.III-2008
dapat mengimbangi natural declining sumur-sumur tua.
disumbang oleh naiknya ekspor LNG dan gas alam yang
Konsumsi BBM selama laporan sedikit mengalami
masing-masing meningkat sebesar 7 MBTU dan 6
peningkatan
bila
dibandingkan
dengan
konsumsi
periode sebelumnya. Peningkatan volume konsumsi
18
Sumber: BP. Migas, data diolah
MBTU menjadi 259 MBTU dan 84 MBTU. Lebih tingginya
volume
ekspor
dimaksud,
antara
lain
dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama kurun
kenaikan penerimaan devisa yang lebih besar daripada
waktu laporan guna menutupi kekurangan pengiriman
triwulan sebelumnya.
periode sebelumnya. Berdasarkan nilai kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam terutama
Grafik 17 Perkembangan Neraca Jasa
Juta USD 1000 500
ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan dan
0 -500
Taiwan.
-1000
Kenaikan volume ekspor gas turut mempengaruhi
-1500 -2000
nilai ekspor sehingga menambah surplus neraca perdagangan
gas.
Nilai
ekspor
gas
mengalami
peningkatan dari periode sebelumnya sebesar USD396
-2500 -3000 -3500 -4000 Q.1
juta menjadi USD4,9 miliar yang ditopang oleh naiknya
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2006
Q.4
Travel
Q.1
Q.2
Q.3
2008
2007
Transportasi
nilai ekspor LNG sebesar 6,9% (setara USD237 juta) dan
Q.3
Jasa Lainnya
Jasa, net
gas alam sebesar 19,1% (setara USD 186 juta).
Jasa transportasi pada triwulan III mencatat defisit
Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat
yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu
ekspor LPG terkait dengan kebijakan pemerintah untuk
sekitar USD3,0 miliar. Angka defisit tersebut terutama
menghentikan ekspor LPG guna pemenuhan kebutuhan
berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya
domestik dalam rangka konversi energi dari minyak
nonmigas, yang sedikit naik dari USD2,1 miliar menjadi
tanah ke LPG.
USD2,2 miliar seiring dengan meningkatnya volume
Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di
impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan
Indonesia sekitar 170,1 TSCF (triliun standar cubic feet)
barang migas menurun dari USD0,7 miliar menjadi
dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan
USD0,6 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor
terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila
minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007,
terkait
cadangan gas
pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri
bumi
di tahun 2008
mengalami
dengan
dominasi
armada
asing
dalam
pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan
peningkatan.
internasional melalui kewajiban semua pengiriman
Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia (billion cubic feet)
komoditas nasional dengan menggunakan armada domestik masih sulit untuk diterapkan.
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Cadangan Terbukti Potensial Total
Di sektor pariwisata, selama Tw. III-2008 mencatat surplus sebesar USD0,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan
91
91
97
94
106
113
87
98
89
93
59
58
178 Sumber: Ditjen Migas
188
186
187
165
170
Neraca Jasa Defisit neraca jasa pada Tw. III-2008 mencapai
periode sebelumnya (USD0,3 miliar). Surplus tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia (inbound) dari 1,6 juta orang menjadi 1,7 juta orang, atau tumbuh sekitar 11,4% (q.t.q).
Peningkatan
kunjungan
wisman
tersebut
USD3,6 miliar, relatif masih sama dengan angka pada
mendorong penerimaan devisa jasa travel dari USD1,5
periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar
miliar menjadi USD1,6 miliar.
defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi.
Negara asal wisman yang datang ke Indonesia
Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat
masih didominasi oleh Singapura (pangsa 16%),
19
Malaysia (11%), Jepang (10%), Australia (8%), Cina
diterapkan
oleh
beberapa
negara.
Maskapai
(5%) dan Korea Selatan (4%. Jepang dan Australia
penerbangan dalam negeri belum sepenuhnya mampu
termasuk negara utama asal wisman yang tumbuh
menjangkau kebutuhan angkutan ke daerah-daerah
cukup tinggi, masing-masing sekitar 29% dan 25%
tujuan wisata. Sementara promosi masih dilakukan
(q.t.q). Sementara wisman dari Arab Saudi, meskipun
secara terbatas meskipun sudah ada peningkatan
pangsanya masih relatif rendah, tumbuh signifikan
anggaran pariwisata. Partisipasi pemerintah daerah
hingga mencapai 80% (q.t.q).
dinilai masih belum optimal dalam berpromosi dan
Tujuan utama wisman berkunjung ke Indonesia
mengelola obyek wisata daerah. Untuk mengejar
adalah Bali dengan pangsa 41%, diikuti Jakarta (28%)
peningkatan wisman sampai akhir tahun, pemerintah
dan Batam (18%). Dengan adanya beberapa kegiatan
telah menerapkan injury time strategy seperti fokus
terkait Visit Indonesian Year 2008, pariwisata Bali
pada promosi di pasar Singapura, Malaysia, Tiongkok
sepanjang triwulan ketiga tumbuh sekitar 15% (q.t.q).
dan Australia. Sementara untuk menyiasati dampak
Negara asal wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali
krisis keuangan global, Pemerintah sedang menggenjot
adalah Jepang (pangsa 19%), Australia (17%), Taiwan
kunjungan wisman dari wilayah perbatasan di Riau,
(6%), dan Cina (5%). Jepang dan Australia kembali
Entikong, Papua, berupa 411 paket wisata bersama
menjadi dua negara utama asal wisman ke Bali yang
Garuda Indonesia di empat destinasi tersebut.
pertumbuhannya meningkat cukup signifikan, yaitu
Grafik 18 Perkembangan Jasa Travel
ribu orang
juta USD
700
masing-masing 39% dan 30% (q.t.q).
Dampak
800
600 600
500
pencabutan travel warning dari AS pada triwulan II
400
pada
300
kunjungan wisman dari negara lain, khususnya Eropa.
100
Wisman Eropa yang berkunjung ke Bali terutama
-100
2008
masih
memberikan
persepsi
positif
400
200 200
0
berasal dari Inggris, Perancis, Belanda dan Rusia dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 34% (q.t.q).
Dampak
J F M A M J
J A S O N D J F M A M J
2006
-200
J A S O N D J F M A M J
2007
J A S
0
2008 -200
-300 -400
-400
-500
positif lain seperti windfall profit kenaikan harga minyak pada negara-negara Timur Tengah juga terlihat dari
Jumlah Inbound (ribu orang) Travel Balance (ribu orang) Travel Balance (juta USD) RHS
Jumlah Outbound (ribu orang) Devisa Inflows (juta USD) RHS Devisa Outflows (juta USD) RHS
kenaikan kunjungan wisman asal Arab Saudi dan
Berbeda dengan kunjungan wisman yang masih
Bahrain ke Bali yang meningkat lebih dari dua kali lipat
tumbuh cukup tinggi, selama triwulan III, jumlah WNI
dibandingkan periode triwulan II 2008.
pergi ke luar negeri mencapai 1,4 juta orang, atau
Secara
20
-600
-600
kumulatif
(Januari-September),
jumlah
hanya tumbuh sekitar 2,0% dari triwulan sebelumnya.
wisman telah mencapai 4,6 juta orang atau meningkat
Sementara
pengeluaran
devisa
terkait
12,2% (y.o.y) dibanding jumlah wisman pada periode
perjalanan WNI ke luar negeri tersebut mencapai
yang sama tahun 2007 sebanyak 4,1 juta orang.
USD1,2 miliar relatif masih sama dengan triwulan
Berarti setelah tiga triwulan berlalu, baru 2/3 dari target
sebelumnya.
kunjungan wisman 2008 sebanyak 7 juta orang yang
menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara
berhasil dicapai. Kendala utama yang menghadang
(wisnus), yaitu Singapura (pangsa 44%), Malaysia
program tahun kunjungan wisata 2008 menurut
(25%) dan Thailand (4%). Sedangkan Australia (6%)
Pemerintah antara lain transportasi, promosi dan
dan Amerika (4%) adalah negara tujuan utama
masalah travel warning ke Indonesia yang masih
kunjungan wisnus di luar ASEAN.
Negara tetangga di ASEAN
dengan
masih
Jasa bisnis lainnya pada Tw. III-2008 mencatat defisit
4. Neraca Pendapatan
USD0,4 miliar relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. III-
Jasa bisnis lainnya terdiri dari jasa perdagangan
2008 mencatat USD4,2 miliar, lebih rendah dari defisit
(merchanting), jasa sewa (operational leasing) dan
USD4,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Defisit neraca
berbagai
pendapatan
jasa
keahlian
(profesional)
seperti
jasa
mencerminkan
bahwa
kewajiban
konsultan hukum, jasa akuntansi, jasa arsitektur,
penduduk
rekayasa dan teknik, jasa riset dan pengembangan, dan
daripada
lainnya. Negara berkembang, termasuk Indonesia,
penduduk. Penurunan defisit tersebut berasal dari
pada umumnya lebih banyak menggunakan jasa
berkurangnya pendapatan investasi langsung (Direct
tersebut dari bukan penduduk (non resident) sehingga
Investment) terutama profit transfer perusahaan migas
nilainya selalu defisit. Demikian juga dengan jasa-jasa
yang menurun dari USD2,1 miliar menjadi USD1,9
lain (konstruksi, asuransi, keuangan, komputer &
miliar. Turunnya harga minyak telah mengurangi bagian
informasi, royalti & lisensi, serta personal, budaya &
dari keuntungan penjualan migas yang menjadi hak
rekreasi) semuanya mencatat defisit.
kontraktor asing.
Sebagian besar
kepada
tagihan/aset
jasa-jasa tersebut mencatat defisit yang relatif menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang
penduduk
penduduk
lebih
besar
kepada
bukan
Grafik 19 Perkembangan Neraca Pendapatan juta USD 1,000
mengalami perlambatan sehingga mengurangi impor jasa selama triwulan III.
bukan
0
-1,000
Di antara jasa lainnya, hanya jasa komunikasi dan jasa pemerintah yang mencatat surplus. Sampai saat ini
-2,000
-3,000
-4,000
transaksi incoming jasa komunikasi yang mencakup jasa -5,000
telekomunikasi dan pos & kurir masih lebih besar
Q.1
jasa komunikasi mencatat surplus neto sebesar USD76
juta).
Demikian
Q.2
Q.3
Q.4
2007
Q.1
Q.2
Q.3
2008
Investment Income
Direct Investment Income
Portfolio Investment Income
Other Investment Income
Selain itu penurunan defisit neraca pendapatan juga disumbangkan oleh menurunnya repatriasi hasil keuntungan perusahaan PMA nonmigas ke luar negeri
berupa belanja pegawai, barang, pemeliharaan, dan
mencapai USD0,9 miliar, sedikit lebih rendah dari
belanja perjalanan, masih lebih besar dibandingkan
periode sebelumnya (USD10,0 miliar). Krisis keuangan
pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar
global
negeri.
pemerintah
penurunan kinerja perusahaan yang pada gilirannya
mencapai neto surplus USD61 juta, relatif sama dengan
mengurangi tingkat keuntungan yang menjadi bagian
angka
pemegang saham asing.
kedutaan/perwakilan
Selama
periode
triwulan
laporan
sebelumnya
devisa
Q.1
asing
pada
penerimaan
Q.4
dari
pembelanjaan
juga,
Q.3
2006
daripada transaksi outgoing. Selama periode laporan,
juta, menurun dari pada triwulan sebelumnya (USD115
Q.2
negara
jasa
(USD65
juta).
ditengarai
turut
memberi
dampak
pada
21
Secara
keseluruhan,
penurunan
pendapatan
5. Transfer Berjalan
investasi langsung (Direct Investment) juga tercermin
Transfer berjalan pada Tw. III-2008 mencatat
dari profitabilitas perusahaan PMA di Indonesia (Foreign
surplus sebesar USD1,4 miliar, relatif tidak berbeda
Direct Investment) yang sedikit menurun menjadi
dibandingkan
18,3% dari 18,7% pada triwulan sebelumnya.
terbesar masih tetap disumbangkan oleh workers’
Tabel 23 Implied Yield/Interest Rate Implied Interest Rate (%)*
Q.3.
Inflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment
15,1 3,4 3,5
9,0 3,3 3,1
6,1 3,6 2,8
Outflows: Direct Investment Portfolio Investment Other Investment
18,6 5,6 3,0
18,7 5,1 3,1
18,3 5,6 3,0
pelemahan ekonomi dunia pada akhir triwulan III
WR- TKI tersebut khususnya pada akhir triwulan laporan.
miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal itu ditengarai sebagai dampak mulai melemahnya pertumbuhan ekonomi domestik.
portofolio meningkat menjadi USD0,9 miliar dari sebelumnya defisit
(defisit
USD0,3
miliar).
tersebut
terkait
dengan
meningkatnya pembayaran deviden atas surat berharga saham yang dimiliki asing menjadi USD0,7 miliar dari sebelumnya USD0,3 miliar. Sementara itu, pendapatan neto investasi dari surat berharga utang mencapai defisit USD0,3 miliar, sedikit meningkat dari periode sebelumnya (defisit USD0,1 miliar). Peningkatan defisit pendapatan investasi portofolio tersebut seiring dengan kenaikan persentase imbal hasil investasi surat berharga penduduk milik asing di dalam negeri dari 5,1% menjadi 5,6%, lebih tinggi daripada kenaikan imbal hasil investasi surat berharga asing milik penduduk di luar negeri dari 3,3% menjadi 3,6%. itu,
defisit
pendapatan
USD0,3
Hal
itu
terutama
lainnya
lebih
rendah
miliar,
akibat
meningkatnya
pembayaran bunga utang luar negeri khususnya sektor swasta akibat kenaikan posisi utang luar negeri meskipun rata-rata bunga utang sedikit menurun menjadi 3,0% dari 3,1% pada triwulan sebelumnya.
22
Penempatan TKI selama triwulan ketiga mencapai sekitar 162 ribu orang, menurun 3,2% dibandingkan 167 ribu orang pada triwulan kedua.
Dengan
penempatan sebesar itu, posisi (stok) TKI yang bekerja di luar negeri sampai dengan akhir triwulan III mencapai sekitar 4,3 juta orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar, sekitar 2,1 juta orang bekerja di Malaysia, 1,4 juta orang bekerja di Arab Saudi dan sekitar 0,8 juta orang bekerja di beberapa negara seperti Taiwan, Korea Selatan, Hongkong serta Singapura. TKI yang bekerja di Malaysia sebagian besar TKI formal (70%) yang bekerja di
sektor
perkebunan
dan
properti.
Sebaliknya,
penempatan TKI di Arab Saudi hampir seluruhnya TKI informal (97%) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Adapun negara penyumbang terbesar WR-TKI
investasi
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD0,9 miliar).
Sementara itu, outflows WR-TKA (Tenaga
Kerja Asing) pada periode laporan mencapai USD0,3
Di sisi lain, defisit pendapatan neto dari investasi
mencatat
Kondisi
diperkirakan mulai memberi dampak pada penerimaan
* rasio interest/dividend (annualized) thd posisi investasi
Sementara
Penerimaan
lebih rendah daripada periode sebelumnya.
Q.1.
Peningkatan
sebelumnya.
remittances (WR)-TKI sebesar USD1,7 miliar, sedikit
2008 Q.2.
triwulan
triwulan
selama triwulan laporan adalah Malaysia USD619 juta (pangsa 37%), Arab Saudi USD562 juta (34%), Hongkong USD144 juta (7%), dan Taiwan USD97 juta (6%). Meskipun Malaysia masih menjadi negara utama penyumbang Workers’ remittances (pengiriman uang TKI), namun sejak bulan Agustus 2008 mengalami
penurunan sejalan dengan menurunnya jumlah TKI
Komponen lain yang menyumbang surplus transfer
yang bekerja di Malaysia (stok TKI). Penurunan tersebut
berjalan adalah penerimaan hibah non investasi,
terkait dengan kepulangan TKI lebih besar daripada
bantuan berupa barang habis pakai seperti makanan,
penempatan baru. Malaysia aktif mendeportasi tenaga
pakaian,
kerja asing di negaranya, sehingga terjadi peningkatan
penerimaan hibah mencapai USD25,2 juta, lebih tinggi
frekuensi pemulangan atas tenaga kerja. Menurut
dari triwulan sebelumnya (USD15,8 juta). Penyaluran
pemerintah, jumlah TKI yang dipulangkan mencapai
hibah masih didominasi oleh NGO (sekitar 98%), lebih
500-1000 orang tiap minggunya.
tinggi dibandingkan yang diterima dan disalurkan
dan
obat-obatan.
Pada
Tw.
III-2008
Selain keempat negara utama penyumbang WR-
melalui pemerintah. Hibah yang disalurkan melalui NGO
TKI, Korea Selatan memiliki potensi yang cukup besar.
mencapai USD24,2 juta, meningkat dibandingkan
Meskipun pengiriman uang TKI dari Korea Selatan
USD13,8 juta pada periode sebelumnya.
selama Tw.III hanya mencapai USD 22,6 juta (pangsa
hibah yang disalurkan melalui
1,4%) namun sampai dengan akhir Juli 2008 sudah
USD1 juta, juga lebih rendah dari USD2 juta pada
diberangkatkan sebanyak 6000 orang untuk tenaga
triwulan sebelumnya.
Sedangkan
Pemerintah mencapai
formal. Jumlah TKI tersebut masih belum dapat
Pada triwulan III 2008, beberapa program yang
memenuhi kuota 9000 tenaga kerja sampai dengan
didanai oleh hibah luar negeri antara lain bantuan
akhir tahun 2008. Menurut pemerintah, kuota tersebut
pendidikan dari RANTF (Recovery of Aceh-Nias Trust
akan dapat dipenuhi
karena pengiriman terus
Fund) pada bulan September 2008 untuk sekolah di
dilakukan secara bertahap sekitar 1000 – 1500 TKI
Lamno provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
berangkat setiap sebulan hingga akhir Desember tahun
bantuan sosial berupa beasiswa pendidikan dasar bagi
ini.
anak yatim piatu di Aceh pada bulan Agustus 2008. Tabel 24 Perkembangan Hibah Non Investasi
Grafik 20 Perkembangan Workers' Remittances
juta USD 2000
(juta USD)
HIBAH NON INVEST.
1500
(Current Transfer)
Total
1000
2007
2008*
Q.1.
Q.2.
Q.3
Q.4
Total
Q.1.
Q.2.
Q.3.
116
43
88
143
391
70
16
25
Public (Govt.)
14
8
7
14
44
1
2
1
Private (NGO)
101
35
81
129
346
69
14
24
500
0 sumber: BRR & UN
-500 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2006 TKI Inflow
Q.3
2007 TKA Outflow
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2008 worker remittance, net
23
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
24
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Transaksi modal dan finansial pada Tw. III 2008
Bentuk hibah investasi antara lain bantuan sosial
mencatat surplus USD0,5 miliar, menurun dibandingkan
dari RANTF berupa pembangunan rumah anak yatim
triwulan
piatu di kabupaten Aceh Jaya pada bulan Agustus 2008
sebelumnya
(surplus
USD2,6
miliar).
Penurunan surplus tersebut terutama disebabkan oleh
dan
bantuan
arus keluar modal portofolio asing dalam bentuk
puskesmas pada bulan Juli di kabupaten yang sama.
penjualan SBI, SUN dan saham terkait dengan kondisi
yang dapat mengimbangi defisit transaksi berjalan. Grafik 21 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial per Jenis Investasi
Juta USD
pembangunan
(juta USD)
HIBAH INVESTASI (Capital Transfer)
modal dan finansial tersebut masih mencatat surplus
berupa
Tabel 25 Perkembangan Hibah Investasi
pasar keuangan global yang memburuk. Meskipun terjadi arus keluar modal portofolio, namun transaksi
kesehatan
2008*
2007 Q.1.
Q.2.
Q.3
Q.4
Total
Q.1.
Q.2.
Q.3.
43
127
255
122
546
60
57
67
Total Public (Govt.)
4
3
29
45
81
4
6
7
Private (NGO)
39
124
226
77
465
56
51
60
sumber: BRR & UN
5000 4000
2. Transaksi Finansial
3000 2000
Kondisi keuangan global yang memburuk dan
1000 0
ketatnya likuiditas di pasar keuangan internasional
-1000
menyebabkan kinerja transaksi finansial pada triwulan III
-2000 -3000
2008 hanya mencatat surplus USD0,3 miliar, lebih
-4000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2006
Q.3
Q.4
Q.1
2007
Q.2
Q.3
rendah dari surplus USD2,5 miliar pada triwulan
2008*
Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
Cap & Fin Acc.
sebelumnya. Penurunan surplus terjadi terutama pada transaksi investasi portofolio akibat kondisi pasar
1.
Transaksi Modal
keuangan global yang memburuk. Arus keluar modal
Transaksi modal pada triwulan III 2008 mencatat
portofolio asing banyak terjadi dalam bentuk penjualan
surplus
sebesar
USD200
juta,
sedikit
meningkat
SBI, SUN dan saham, terutama sejak September 2008.
dibanding triwulan sebelumnya (USD73 juta). Surplus
Sejalan
tersebut terutama berasal dari bantuan hibah untuk
mengalami defisit USD58 juta. Sementara itu, transaksi
investasi,
investasi lainnya (other investment) berupa penarikan
seperti
pembangunan
rumah
tinggal,
dengan
swasta
itu,
investasi
utang
hibah tersebut diberikan masih dalam rangka bantuan
meningkatnya kebutuhan pembiayaan valas domestik
korban bencana alam di beberapa tempat di tanah air.
sehingga mencatat neto surplus sekitar USD0,3 miliar.
Dari total hibah tersebut, sebagian besar (90%)
Adapun arus masuk PMA (FDI) pada triwulan III relatif
merupakan hibah investasi melalui sektor swasta (NGO)
tetap
yakni sekitar USD192 juta dan sisanya USD7 juta melalui
pertumbuhan ekonomi domestik mulai melambat.
harga
minyak
kenaikan
(neto)
jembatan, jalan, sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan
meskipun
mengalami
portofolio
terkait
menurun
dan
sektor publik (pemerintah).
25
Juta USD
berjalan. Hal ini tercermin dari indeks tendensi bisnis
Grafik 22 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial per Sektor
sepanjang triwulan tersebut yang mencapai 111,12,
4,000
cukup stabil dibandingkan periode sebelumnya yang
3,000 2,000
mencapai
1,000 0
111,72.
Meskipun
demikian,
adanya
penyesuaian minat investor asing serta fenomena flight
-1,000
to quality akibat gejolak di pasar finansial global
-2,000 -3,000
mengakibatkan tekanan di sisi investasi portofolio.
-4,000 -5,000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
Q.2
2006 Sektor Publik
Q.3
Q.4
Q.1
2007
Q.2
Q.3
Pada periode Tw.III, investasi portofolio asing dalam
2008*
Sektor Swasta
Transaksi Modal
bentuk
pembelian
SUN
pada
Tw.III-2008
mencapai USD1,1 miliar (netto), lebih rendah daripada pembelian SUN oleh asing pada periode sebelumnya
2.1 Sektor Publik Di sektor publik, selama periode triwulan III 2008, transaksi investasi portofolio mencatat defisit USD251 juta, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya (surplus USD3,9 miliar). Meskipun masih terjadi neto surplus transaksi SUN oleh asing, namun transaksi investasi portofolio mengalami defisit karena terjadi arus keluar modal berupa pelepasan kepemilikan SBI
sebesar USD3,6 miliar (netto). Meningkatnya risiko eksternal terkait meluasnya dampak perlambatan dan ketidakpastian kondisi sektor keuangan AS mengurangi minat
investor
asing
untuk
membeli
surat-surat
berharga di emerging markets. Meskipun demikian, arus keluar yang lebih besar dapat dihindari berkat terjaganya kepercayaan asing terhadap pengelolaan kebijakan makro dan tingginya imbal hasil SUN.
oleh asing yang lebih besar. Grafik 23 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik Juta USD 4000
Kinerja SUN yang sempat membaik pada Juli 2008 kembali mengalami tekanan sejak Agustus 2008. Hal ini
3000
sebagai imbas dari meningkatnya risiko domestik dan
2000
eksternal. Dari sisi domestik, kenaikan yield SUN pada
1000
akhir triwulan III 2008 didorong antara lain oleh likuiditas
0 -1000
perbankan
yang
dipersepsikan
ketat,
penyesuaian terhadap inflasi dan tambahan pasokan
-2000
SBN domestik yang cukup besar. Sementara itu dari sisi
-3000 Q.1
Q.2
Q.3
2006
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2007
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2008*
Kondisi makro ekonomi domestik yang masih relatif
eksternal,
kenaikan
risiko
global
berpotensi
menyebabkan terjadinya flight to quality dengan menghindari
emerging
markets.
Hal
tersebut
stabil di tengah gejolak pasar finansial global serta
menyebabkan rata-rata bulanan yield SUN kembali
imbal hasil yang tinggi masih cukup kondusif dalam
mengalami kenaikan 87 bps meski masih lebih rendah
mendukung aliran modal asing di pasar SUN. Di
dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II 2008.
samping itu, nilai tukar yang cukup stabil semakin
Sementara itu, secara triwulanan, rata-rata yield SUN
menambah daya tarik investor untuk melakukan
pada triwulan III-2008 masih mengalami penurunan
pembelian. Dari sisi lain, iklim bisnis di dalam negeri
sebesar 27 bps.
dalam kondisi baik, sehingga sektor riil yang selama ini
Di tengah kinerja SUN yang belum membaik,
menopang aktivitas perekonomian masyarakat terus
kepercayaan investor asing pada SUN masih relatif tinggi. Kepercayaan asing dilandasi oleh masih relatif
26
terjaganya beberapa faktor diantaranya risiko fiskal
Bank
yang lebih minimal sebagai dampak dari kenaikan harga
moneter dengan menaikkan BI rate sampai dengan 75
BBM yang lebih terkendali dibanding 2005. Sentimen
bps selama triwulan III-2008 serta mengoptimalkan
positif yang berasal dari kondisi keuangan pemerintah
seluruh kebijakan moneter yang tersedia. Di sisi lain,
pada triwulan III-2008 yang kembali mencatat surplus
selama
sebesar Rp20 triliun (0,5% dari PDB).
mempertahankan suku bunga di level 2%. Dengan
%
Indonesia
mengambil
triwulan
III,
kebijakan
Fed
rate
pengetatan
masih
tetap
demikian, rentang antara BI rate dengan Fed Fund rate-
Grafik 24 BI rate dan Fed rate
14.00
pun menjadi semakin lebar. Namun kondisi ini belum
12.00
mampu menarik investor untuk berinvestasi, khususnya 10.00
pada SBI.
8.00
Dengan perkembangan tersebut, posisi kepemilikan
6.00
SBI oleh asing mengalami penurunan menjadi USD2,2
4.00 2.00
miliar dari USD3,6 miliar pada periode sebelumnya. Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct
0.00
Grafik 25 Perkembangan Kepemilikan SUN dan SBI oleh Asing
billion USD 14
2006 SBI rate
2007
2008
Fed rate
12
10
Dengan terjadinya neto surplus selama periode
Berkebalikan dengan transaksi SUN, pada triwulan
Oct
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
2007 Kepemilikan SUN Oleh Asing
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
Aug
0 Jun
(USD10,2).
Apr
2
May
USD11,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya
Mar
4
Jan
6
Tw.III-2008 masih mengalami peningkatan menjadi
Feb
8
laporan, posisi kepemilikan asing untuk SUN pada
2008 Kepemilikan SBI Oleh Asing
III transaksi SBI oleh asing mencatat neto defisit yang cukup besar (USD1,4 miliar), berlawanan dengan
Transaksi finansial sektor publik dalam bentuk
periode sebelumnya yang justru mencatat neto surplus
investasi
sebesar USD326 juta.
penurunan defisit menjadi USD191 juta dibanding
Meskipun sempat terjadi pembelian SBI oleh asing secara besar-besaran pada awal periode laporan, namun pada pertengahan dan akhir triwulan III justru terjadi aksi jual. Hal ini antara lain disebabkan oleh kenaikan BI rate yang
lainnya
pada
Tw.III-2008
mengalami
periode sebelumnya (defisit USD1,4 miliar). Grafik 26 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Pemerintah
Juta USD 2,500
2,000
masih tidak sesuai dengan 1,500
harapan para investor asing, aksi profit taking, dan kondisi keuangan global yang mulai mengetat. Dalam kondisi yang masih diselimuti oleh beberapa
1,000
500
permasalahan seperti ekspektasi inflasi yang tinggi,
0
kuatnya permintaan domestik serta pelemahan rupiah,
Drawing
Q.1
Q.2
Q.3 2006
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3 2007
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2008*
Repayment
27
oleh
Penarikan pinjaman program pada Tw.III-2008
peningkatan penarikan pinjaman menjadi sebesar
sebesar USD295 juta seluruhnya berasal dari Jepang
USD840
(JBIC). Penarikan pinjaman program ini digunakan
Penurunan
defisit
juta
tersebut,
dibandingkan
disebabkan
periode
sebelumnya
(USD655 juta). Di samping itu, pembayaran utang luar
untuk
negeri pada periode laporan mengalami penurunan dari
infrastruktur dan program bantuan pembangunan
USD2,1 miliar pada periode sebelumnya menjadi
kebijakan. Selain itu, dana ini juga digunakan untuk
USD1,0 miliar.
membantu departemen terkait dan pemerintah daerah dalam
Grafik 27 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
Juta USD
program
1000
reformasi
menyiapkan
birokrasi,
proyek-proyek
reformasi
infrastruktur,
khususnya proyek yang mampu memberikan pemulihan
900
biaya (cost recovery) tinggi.
800 700
Grafik 29 Perkembangan ULN berdasarkan Jenis Pinjaman
600 500
Juta USD
400
35000
300
30000
200
25000 100
20000
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
IBRD
Q4
Q1
2007
2006 ADB
Q3
Q2
Q3
15000 10000
2008*
Jepang (JBIC)
5000 0
Peningkatan penarikan pinjaman terjadi baik pada
Q1
pinjaman program maupun pinjaman proyek. Penarikan
Q2
Q3
Q4
Q1
2006 Bilateral
Multilateral
Q2
Q3
Q4
2007
Q1
Q2
Q3
2008*
FKE
pinjaman program pada triwulan III meningkat menjadi USD295
juta
dibandingkan
periode
sebelumnya
Penarikan pinjaman proyek pada Tw.III-2008 juga
(USD200 juta). Sedangkan penarikan pinjaman proyek
mengalami
mengalami peningkatan yang hampir sama menjadi
dibandingkan periode sebelumnya (USD455 juta).
sebesar USD545 juta dibandingkan periode sebelumnya
Pinjaman tersebut terutama berasal dari negara-negara
(USD455 juta).
yang pernah bergabung di CGI (ODA) sebesar USD423
menjadi
USD545
juta
juta. Sama dengan periode sebelumnya, sebagian besar
Grafik 28 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
Juta USD
peningkatan
penarikan berasal dari lembaga multilateral dan sisanya
350 300
diperoleh secara bilateral. Di samping pinjaman ODA,
250 200
pemerintah juga mendapatkan fasilitas kredit ekspor
150
sebesar USD122 juta, lebih tinggi daripada yang
100
diperoleh pada periode sebelumnya (USD105 juta).
50
Penarikan pinjaman proyek paling banyak digunakan
0 Q1
Q2
Q3
Q4
2006 Bilateral
28
Multilateral
Q1
Q2
Q3
2007 Non CGI
Q4
Q1
Q2 2008*
Q3
untuk
pembangunan
pendidikan.
infrastruktur
dan
sektor
Dalam pelaksanaannya proses pencairan pinjaman
Indonesia
(pangsa
35,3%
dari
total
pinjaman
luar negeri untuk pendanaan proyek terkendala oleh
pemerintah). Sementara itu, posisi pinjaman yang
beberapa hal antara lain: (1) proses tender atau tender
diberikan oleh Jepang mengalami peningkatan menjadi
ulang yang lama; (2) lamanya penerbitan No Objection
USD25,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya
Letter; (3) terhambatnya proses penerbitan anggaran
(USD25,5 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman yang
dokumen; (4) masalah manajemen dan koordinasi; (5)
diperoleh dari Amerika Serikat dan Jerman (pangsa
kegiatan fund chanelling hanya sampai tingkat provinsi
17,8% dan 5,0%)
justru mengalami
dan tidak langsung ke kabupaten (dampak dari PP No.
menjadi
miliar
7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
dibandingkan periode sebelumnya (USD13,1 miliar dan
Pembantuan); (6) terlambatnya proses usulan eskalasi
USD3,9 miliar).
dan tambahan pekerjaan dalam berbagai proyek; (7) Juta USD
masalah pelaksanaan pembebasan tanah.
USD13,0
dan
penurunan
USD3,6
miliar
Grafik 31 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis Valuta Utama
38000
Dengan terjadinya pembayaran utang luar negeri
33000
pemerintah yang lebih besar daripada penarikannya,
28000 23000
posisi ULN pemerintah mengalami penurunan. Posisi pinjaman bilateral turun menjadi USD29,6 miliar dibandingkan periode sebelumnya USD29,7 miliar.
18000 13000 8000 3000
Begitu
pula
dengan
posisi
pinjaman
multilateral
Q1
Q2
mengalami penurunan menjadi USD18,4 miliar setelah pada periode sebelumnya mencatat posisi USD18,8
Q3
Q4
2006 USD
JPY
Q1
Q2
Q3
2007
Q4
Q1
Q2
Q3*
2008
EUR
miliar. Sementara itu, posisi pinjaman yang diperoleh
Menurut jenis mata uang, pinjaman dalam bentuk
dari negara donor non CGI berupa fasilitas kredit ekspor
USD masih mendominasi keseluruhan pinjaman luar
juga mengalami penurunan menjadi USD26,9 miliar
negeri pemerintah (45,3%). Sedangkan posisi pinjaman
dibandingkan posisi pada periode sebelumnya (USD27,6
bermata uang Yen dan Euro hanya mencapai 34,7%
miliar).
dan 13,8%. Posisi pinjaman berdenominasi USD dan Euro mengalami penurunan menjadi USD33,0 miliar
Grafik 30 Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara Kreditor Utama
Juta USD
dan USD10,1 miliar dari periode sebelumnya (USD33,5
30000
miliar dan USD10,9 miliar). Sebaliknya, posisi pinjaman
25000
berdenominasi
20000
Yen
justru
mengalami
sedikit
15000
peningkatan menjadi USD25,3 miliar dari periode
10000
sebelumnya sebesar USD25,1 miliar.
5000
Dengan perkembangan tersebut, posisi utang luar
0 2006
Q1
Q2
Q3 2007
Jepang
Amerika
Q4
Q1
Q2
Q3*
2008
Jerman
negeri pemerintah (di luar SUN dan SBI yang dimiliki asing) mengalami penurunan menjadi USD72,9 miliar dibanding periode sebelumnya (USD74,3 miliar).
Dari sisi negara donor, Jepang masih tercatat sebagai negara pemberi pinjaman terbesar untuk
29
Grafik 32 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
Juta USD
%
induknya di luar negeri, aliran modal PMA neto selama
80000
100
triwulan laporan menjadi surplus USD1,5 miliar, relatif
75000
90
sama dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu,
70000
80
65000
70
60000
60
55000
50
50000
40
dengan
menambahkan
faktor
investasi
langsung
penduduk di luar negeri (direct investment abroad) yang tercatat sebesar USD1,4 miliar, secara keseluruhan
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2006
Q2
Q3
Q4
Q1
2007
Q2
transaksi neto DI (direct investment) mencapai surplus USD87 juta, relatif tidak berubah daripada triwulan
Q3*
2008
sebelumnya (surplus USD40 juta).
Posisi ULN Pemerintah Ratio ULN Pemerintah terhadap PDB
Grafik 34 Perkembangan Direct Investment di Indonesia Juta USD 3500
2.2 Sektor Swasta
3000
Transaksi finansial sektor swasta selama Tw.III-2008 mengalami
surplus
USD0,8
miliar,
2500
meningkat
2000
dibandingkan triwulan sebelumnya (surplus USD65
1500 1000
juta). Kenaikan surplus tersebut terutama akibat meningkatnya penarikan utang luar negeri sektor
500 0 Q.1
korporasi sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
Q.2
Q.3
Q.4
Q.2
2006
pembiayaan valas domestik.
Q.3
Q.4
Q.1
2007
Inflows Oil & Gas
Grfaik 33 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Swasta
Q.1
Q.2
Q.3
2008*
Inflows Non Oil & Gas
FDI, net
Arus masuk modal PMA di sektor migas naik
Juta USD 3000
menjadi USD2,3 miliar daripada triwulan sebelumnya
2000
(USD2,0 miliar). Kenaikan tersebut disebabkan oleh
1000 0
masih tingginya kegiatan operasional perusahaan migas
-1000
di Indonesia dalam mengoptimalkan produksinya terkait
-2000 -3000
masih tingginya harga minyak dunia. Pada periode yang
-4000
sama, arus keluar modal PMA di sektor migas berupa
-5000 Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Q.1
2006 Direct Investment Other Investment
Q.2
Q.3
Q.4
2007
Q.1
Q.2
Q.3
pembayaran cost recovery pada perusahaan induknya
2008* Portfolio Investment Financial Account
mencapai USD2,0 miliar, meningkat dari Tw.II-2008
Dalam perkembangannya, aliran masuk investasi langsung (PMA/direct investment in Indonesia) pada Tw.III-2008
mengalami
kenaikan
sebesar
7,9%
yang sebesar USD1,8 miliar. Grafik 36 Arus Masuk FDI Migas
juta USD 3,500 3,000
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut
2,500
terutama terjadi pada arus modal masuk sektor migas
2,000
yang mengalami pertumbuhan 15,1%, sementara
1,500
sektor nonmigas hanya meningkat 2,9%. Dengan
1,000 500
memperhitungkan arus keluar PMA, terutama berupa cost recovery perusahaan migas dan pembayaran ULN perusahaan PMA sektor nonmigas kepada perusahaan
30
0 Q.1
Q.2
Q.3
2006
Q.4
Q.1
Q.2
Q.3
2007
Q.4
Q.1
Q.2 2008*
Q.3
Relatif tingginya pembayaran tersebut dipengaruhi
juta pada triwulan sebelumnya. Masih tingginya risiko
oleh kinerja sektor migas yang masih baik di triwulan
dan
ketidakpastian
sebelumnya dimana harga minyak masih mengalami
berdampak pada memburuknya kinerja pasar modal
kenaikan secara signifikan. Secara neto, dengan
Indonesia. Di sisi domestik, aktivitas pelaku pasar di
memperhitungkan arus keluar tersebut, PMA sektor
bursa pada akhir Tw.III-2008 terlihat berkurang karena
migas mengalami peningkatan surplus menjadi sebesar
kekhawatiran akan kemungkinan gejolak pasar saham
USD0,3 miliar dari USD0,2 miliar pada periode
global selama libur panjang hari raya Idul Fitri. Di
sebelumnya.
samping
itu,
di
pasar
keuangan
kekhawatiran
global
investor
akan
Sementara itu, di sektor nonmigas, arus masuk PMA
kesinambungan kondisi fiskal di dalam negeri serta
hanya mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar
meningkatnya ekspektasi inflasi jangka menengah ikut
USD3,0 miliar dari USD2,9 miliar pada triwulan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan pasar
sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya
keuangan Indonesia. Sementara itu, investasi portofolio
kegiatan
III-2008
penduduk di luar negeri dalam bentuk surat berharga
mencatatkan pertumbuhan 6,1%. Arus masuk modal
(sisi asset), mencatat peningkatan sebesar USD75 juta,
PMA nonmigas tersebut berupa tambahan modal
berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mencatat
ekuitas sebesar USD1,2 miliar dan utang sebesar
pelepasan surat berharga asing oleh penduduk sebesar
USD1,8 miliar dari perusahaan induk di luar negeri.
USD68 juta.
ekonomi
yang
pada
triwulan
Sementara itu, pada periode laporan, tidak tercatat aliran modal masuk PMA melalui privatisasi yang dilakukan dengan cara strategic sale dan restrukturisasi
Grafik 36 Penyertaan Modal
Juta USD 1,800 1,600 1,400
perbankan. Tingginya arus masuk PMA tersebut juga tercermin pada meningkatnya penyertaan modal secara cash melalui bank
yang dipantau melalui Sistem
1,200 1,000 800 600 400
Monitoring Lalu Lintas Devisa (LLD). Pada periode yang sama, arus keluar modal PMA di
200 0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
sektor nonmigas relatif mengalami sedikit peningkatan 2006
menjadi USD1,7 miliar dari USD1,6 miliar pada triwulan
2007
2008*
Sumber : Sistem Monitoring Lalu Lintas Devisa
sebelumnya. Peningkatan arus keluar modal berupa pembayaran utang anak perusahaan kepada induknya
Transaksi saham sepanjang Tw.III-2008 mengalami
(afiliasi) tersebut ditengarai terkait dengan peningkatan
net outflows sebesar USD0,1
kemampuan perusahaan PMA di Indonesia. Dengan
dibandingkan pada triwulan sebelumnya (net inflows
peningkatan arus keluar modal tersebut, secara neto,
USD0,5
PMA sektor nonmigas mengalami penurunan surplus
disebutkan di atas yang mempengaruhi kondisi pasar
menjadi sebesar USD1,2 miliar dari USD1,3 miliar pada
keuangan
periode sebelumnya.
negatif tekanan ekonomi global akibat kondisi pasar
Investasi portofolio sektor swasta, sisi liabilities,
miliar).
Selain
Indonesia,
miliar, lebih rendah
faktor-faktor
masih
yang
berlanjutnya
telah
dampak
keuangan yang memburuk dan volatilitas harga minyak
selama periode laporan mengalami surplus sebesar
menjadi
USD268 juta, sedikit lebih rendah dibanding USD346
mengurangi investasi dalam bentuk penyertaan saham.
bahan
pertimbangan
investor
untuk
31
Kuatnya
pengaruh
global
domestik, baik di pasar dalam negeri maupun luar
menyebabkan IHSG terkoreksi di akhir triwulan ketiga
negeri, mencatat net inflows sebesar USD0,4 miliar,
yang menurun tajam sebesar 22,0% menjadi level
lebih tinggi dibandingkan net outflows USD0,2 miliar
1.833,
Tw.II-2008.
pada triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong
Walaupun demikian, beberapa saham unggulan masih
oleh meningkatnya kebutuhan dana untuk keperluan
menarik minat investor asing yaitu diantaranya saham
refinancing.
dibanding
sektor
sentimen
posisi
perbankan
IHSG
(BCA,
akhir
sektor
Transaksi investasi lainnya sektor swasta, sisi
pertambangan (PGN, Adaro Energy, Bumi Resources),
liabilities mencatat surplus sebesar USD2,1 miliar,
sektor telekomunikasi (Indosat, Telkom) dan sektor
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
perkebunan (Astra Agro Lestari). Hal ini didukung oleh
(surplus USD1,1 miliar). Surplus tersebut disebabkan
peningkatan
khususnya
oleh kenaikan penarikan utang luar negeri terutama
Return On Equity (ROE), pada periode laporan. Secara
sektor korporasi dari USD2,0 miliar menjadi USD3,3
sektoral, perusahaan yang bergerak dibidang pertanian
miliar.
serta
tingkat
pembayaran ULN terutama sektor korporasi yang juga
pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan sektor
meningkat menjadi USD2,0 miliar dari USD1,7 miliar
ekonomi lainnya.
pada triwulan sebelumnya.
profitabilitas
pertambangan
BRI,
negatif
Mandiri),
perusahaan,
mencatat
kenaikan
Penarikan
Dari sisi suplai, pada periode triwulan III 2008 terdapat penawaran saham baru (IPO) oleh 6 emiten
tersebut
200
Energy,
Destinasi
Tirta
Nusantara, Hotel Mandarine Regency, Kertas Basuki
100 0 -100 -200
Sedangkan 1 emiten tercatat melakukan delisting dari
-400
Miliar Rp
-300 -500 Q1
Grafik 37 Perkembangan Transaksi Saham oleh Asing di BEI dan IHSG
IHSG
daripada
300
Rachmat Ind., Bayan Resources, dan Trada Maritime.
bursa, yaitu Bahtera Adimina Samudra, Tbk.
besar
500 400
Adaro
lebih
Grafik 38 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta
Juta USD
dan right issue sebanyak 10 emiten. Enam emiten baru adalah
tersebut
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2006
2007
Diterbitkan di DN
Diterbitkan di LN
Q4
Q1
Q2
Q3
2008*
3,200
7,000 Foreign Net Buying
IHSG (RHS)
2,800 5,000
Penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta
2,400
(perbankan dan korporasi) meningkat dari USD3,0
2,000
miliar menjadi USD3,9 miliar. Perkembangan ini sejalan
1,600
dengan pertumbuhan investasi riil selama triwulan
3,000
1,000
-1,000
-3,000
1,200
ketiga. Dengan perkembangan tersebut, posisi utang
800
luar negeri sektor swasta pada akhir triwulan ketiga
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept 2007
menjadi USD46,7 miliar. Masing-masing berupa utang
2008
Sumber : BEI
lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar
Sementara itu, transaksi investasi portofolio dalam bentuk
32
surat
utang
yang
diterbitkan
korporasi
USD5,4 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar USD41,3 miliar.
negeri menjadi sebesar USD1,6 miliar, lebih tinggi dari
Grafik 39 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta
Juta USD
kondisi triwulan sebelumnya yang bertambah USD1,5
4,500
miliar. Meningkatnya aset penduduk tersebut terutama
4,000 3,500
akibat
3,000
bertambahnya
simpanan
milik
perusahaan
domestik di bank luar negeri (Overseas Current
2,500 2,000
Account) dalam jumlah yang cukup besar. Sebaliknya,
1,500
currency
1,000 500
&
deposits
bank
(nostro)
mengalami
penurunan terkait dengan meningkatnya kebutuhan
0 Q1
Q2
Q3 2006
Q4
Q1
Q2
Q3
2007*
Q4
Q1
Q2
Q3
2008**
valas di pasar domestik. Dengan memperhitungkan perkembangan sisi asset dan liabilities tersebut, secara neto
Di sisi aset, terjadi peningkatan yang signifikan pada penempatan investasi lainnya oleh penduduk ke luar
investasi
lainnya
sektor
swasta
mengalami
peningkatan dari defisit USD0,4 miliar menjadi surplus USD0,5 miliar.
33
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
34
CADANGAN DEVISA Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran
dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar
Indonesia yang secara keseluruhan mencatat defisit,
USD13,5 miliar (24%) dan monetary gold sebesar
cadangan devisa pada akhir Tw. III-2008 menurun
USD2,1 miliar (4%). Posisi surat-surat berharga dan
sekitar USD2,4 miliar (4%) menjadi USD57,1 miliar, dari
monetary gold menurun dari posisi pada akhir triwulan
posisi pada akhir triwulan sebelumnya sebesar USD59,5
II tahun 2008, yaitu masing-masing sebesar USD43,9
miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk
miliar dan USD2,2 miliar. Sementara itu, posisi currency
membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri
& deposits mengalami peningkatan dari USD12,9 pada
pemerintah selama 4,4 bulan.
akhir triwulan sebelumnya.
Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities (surat-surat berharga ) sebesar USD41,0 miliar (72%
Grafik 40 Perkembangan Cadangan Devisa
Bulan Impor
Juta USD
7.00
70,000
6.00
60,000
5.00
50,000
4.00
40,000
3.00
30,000
2.00
20,000
1.00
10,000
0.00
0 I
II
III
2005
IV
I
II
III
2006
Cadangan Devisa (RHS)
IV
I
II
III
2007
IV
I
II
III
2008
Bulan Impor
35
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
36
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL Pada Tw. III-2008 sektor eksternal masih memberikan
(DSR) cenderung menurun dibandingkan periode
kontribusi negatif terhadap pembentukan PDB. Namun
triwulan sebelumnya. Lebih rendahnya DSR tersebut
demikian, kontribusi negatif tersebut tidak sebesar
terkait dengan penurunan beban pembayaran pokok
periode sebelumnya sebagaimana tercermin pada
dan bunga ULN pemerintah (debt service payment) dan
penurunan rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB
meningkatnya kinerja ekspor barang dan jasa pada
yang
-0,9%.
periode laporan. Peningkatan outstanding utang luar
Perbaikan tersebut terutama akibat meningkatnya
negeri yang disertai dengan pertumbuhan ekonomi
surplus neraca perdagangan migas dan menurunnya
yang meskipun melemah tetapi masih tinggi telah
defisit neraca pendapatan. Adapun rasio ekspor plus
menurunkan beban pembayaran ULN ke depan
impor terhadap PDB yang mencerminkan derajat
sebagaimana tercermin pada rasio eksternal debt
keterbukaan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan
terhadap PDB yang menurun.
mencapai
-0,4%
dari
sebelumnya
sebagai akibat dari lebih kuatnya kinerja ekspor dan
Secara umum beberapa indikator eksternal masih
permintaan impor relatif terhadap pertumbuhan PDB.
menunjukkan
Kenaikan
tersebut
Indonesia terhadap resiko gejolak eksternal, yang
membawa konsekuensi pada ekonomi domestik yang
ditunjukkan oleh menurunnya rasio ULN jangka pendek
semakin sensitif terhadap gejolak eksternal. Hal ini
terhadap PDB dan rasio ULN jangka pendek terhadap
tercermin pada krisis ekonomi global yang langsung
cadangan
memberi dampak pada pelemahan ekonomi domestik.
sebelumnya.
derajat
keterbukaan
ekonomi
relatif
devisa
kuatnya
ketahanan
dibandingkan
periode
ekonomi
triwulan
Sementara itu, beban pembayaran utang luar negeri (ULN) yang tercermin pada Debt Service Ratio Tabel 26 Indikator Sustainabilitas Eksternal 2007
INDIKATOR PDB (harga berlaku) (juta USD) Transaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%) Ekspor Barang dan Jasa (juta USD) Debt Service Payments (DSP), juta USD - Pemerintah - Swasta (termasuk BUMN) Debt Service Ratio (DSR) (%) Posisi ULN Total (juta USD) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) Posisi Cadangan Devisa (juta USD) PDB (annualized) (juta USD) Posisi Posisi Posisi Posisi
ULN ULN ULN ULN
Total/PDB (%) Jangka Pendek/PDB (%) Total/Cadangan Devisa (%) Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%)
Tw. I
Tw. II
102,712
108,621
2008 Tw. III 113,056
Tw. IV 113,940
Tw.I 121,573
Tw. II 133,556
Tw. III 145,749
2.5 4.4 53.5
2.1 4.7 54.6
1.9 4.2 54.2
3.0 5.7 56.6
2.1 3.6 59.0
-0.9 1.4 59.7
-0.4 1.5 55.5
32,025 -6,344 -1,803 -4,542 19.8
34,731 -7,430 -3,265 -4,166 21.4
35,582 -5,420 -1,815 -3,605 15.2
38,287 -8,124 -3,433 -4,691 21.2
40,938 -6,691 -1,827 -4,864 16.3
43,398 -7,789 -3,377 -4,412 17.9
44,288 -6,774 -2,101 -4,674 15.3
131,283 8,474 47,221 386,653
133,482 10,896 50,924 404,854
136,947 11,355 52,875 421,448
136,640 14,125 56,920 438,329
145,519 16,176 58,987 457,190
146,226 16,757 59,453 482,125
147,070 15,876 57,108 514,818
34.0 2.2 278.0 17.9
33.0 2.7 262.1 21.4
32.5 2.7 259.0 21.5
31.2 3.2 240.1 24.8
31.8 3.5 246.7 27.4
30.3 3.5 246.0 28.2
28.6 3.1 257.5 27.8
Ket. PDB annualized adalah penjumlahan PDB selama empat kuartal ke belakang
37
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
38
BOX DAN LAMPIRAN
Boks
FENOMENA DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN
......................
41
...................... ...................... ......................
43
...................... ......................
46
...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ......................
48
Lampiran Indonesia’s Balance of Payments Table
1.1
Indonesia’s Balance Of Payments Summary (millions of USD)
Table
1.2
Indonesia’s Balance Of Payments Current Account (millions of USD)
Table
1.3
Indonesia’s Balance Of Payments Capital and Financial Account (millions of USD)
Table
1.4
Indonesia’s Balance Of Payments Government and Monetary Authorities Sector Financial Account (millions of USD)
Table
1.5
Indonesia’s Balance Of Payments Private Sector Financial Account (millions of USD)
44 45
47
Non Oil and Gas Exports and Imports Table
2.1
Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
49
Table
2.2
Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons)
Table
2.3
Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
2.4
Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons)
Table
2.5
Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD)
Table
2.6
Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
3.1
Travel Inflows
3.2
Travel Outflows
...................... ......................
54
Table
4
Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)
......................
56
50 51 52 53
Travel 55
Securities Table
39
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
40
BOKS FENOMENA DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN 1. Defisit Transaksi Berjalan Transaksi berjalan (current account) adalah salah satu komponen utama neraca pembayaran, selain transaksi modal & finansial, yang mengukur penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang berasal dari transaksi barang (goods), jasa (services), pendapatan (income) dan transfer berjalan (current transfer). Ketidakseimbangan terjadi pada saat transaksi berjalan mengalami surplus atau defisit. Transaksi berjalan defisit dapat berarti bahwa suatu negara mengimpor lebih banyak (barang & jasa) daripada mengekspor. Meskipun transaksi berjalan juga mencakup pendapatan (mis. bunga) dan transfer (mis. hibah), namun biasanya secara rasio relatif kecil. Transaksi berjalan defisit juga dapat merefleksikan rendahnya tabungan masyarakat relatif terhadap tingginya investasi, sehingga muncul kebutuhan pembiayaan dari luar negeri karena pada kondisi tersebut penerimaan hasil ekspor tidak dapat mencukupi kebutuhan pengeluaran untuk impor. Pada kondisi tertentu, pembiayaan tersebut dapat juga berasal dari pundi-pundi negara atau cadangan devisa, sehingga dapat berdampak pada penurunan cadangan devisa. Apabila suatu negara mengalami current account defisit, maka akan muncul kewajiban pada negara lain yang tercermin pada arus masuk modal pada financial account, yang pada gilirannya akan memerlukan pembayaran kembali. Grafik 1 Grafik 2 Transaksi Berjalan Indonesia Neraca Perdagangan Nonmigas billions of USD
millions of USD
6,0
15000
Overall Balance
X Nonmigas
Current Account
4,0
M Nonmigas
Net
10000
Current Account
2,0
5000
0,0
0
-2,0
-5000
Capital & Financial Account -10000
-4,0
2005
2006
2007
Jul-08
Sep-08
Q3
Mei-08
Q2
Jan-08
Q1
Mar-08
Q4
Nop-07
Q3
Jul-07
Q2
Sep-07
Q1
Mei-07
Q4
Jan-07
Q3
Mar-07
Q2
Nop-06
Q1
Jul-06
Q4
Sep-06
Q3
Mei-06
Q2
Jan-06
Q1
Mar-06
-15000
-6,0
2008*
Transaksi berjalan pada triwulan ketiga 2008 masih mengalami defisit, meskipun lebih rendah daripada triwulan sebelumnya. Defisit tersebut terjadi karena nilai impor nonmigas tumbuh dua kali lebih cepat daripada pertumbuhan ekspor. Nilai impor nonmigas (c&f) pada triwulan III telah mencapai USD27,2 miliar atau tumbuh 44,6% (yoy). Angka tersebut mencerminkan kuatnya permintaan agregat domestik yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang meskipun mulai melemah namun masih cukup tinggi (6,1%) sepanjang triwulan III 2008. Di sisi lain, nilai ekspor non migas meskipun mulai mengalami akselerasi dan secara level masih tinggi mencapai USD28,8 miliar (fob) atau tumbuh 22,4%, namun masih lebih rendah daripada pertumbuhan impor. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III tersebut sebagian dibiayai oleh transaksi keuangan yang mencatat surplus USD0,5 miliar dan sebagian lainnya dibiayai oleh penjualan devisa sebesar USD89 juta.
41
2. Sustainabilitas Defisit Transaksi Berjalan Defisit transaksi berjalan menjadi bermasalah apabila disebabkan oleh tingginya impor yang bersifat konsumsi atau investasi yang tidak produktif. Defisit transaksi berjalan juga berbahaya apabila defisit tersebut lebih mencerminkan daya saing ekspor (competitiveness) yang rendah (Ghost, IMF 2008). Apabila modal pinjaman digunakan untuk proyek investasi domestik yang produktif sehingga dapat menghasilkan pendapatan sehingga nantinya mampu membayar kewajiban maka CA defisit akan sustain. Demikian juga, jika daya saing produk ekspor suatu negara cukup tinggi maka penerimaan hasil ekspor akan dapat membawa perbaikan CA defisit negara tersebut. Selain itu, sustainabilitas CA defisit juga bergantung pada ekspektasi investor dan jenis aset finansial yang digunakan untuk membiayai defisit. Apabila investor asing merasa investasi tidak lagi menguntungkan seperti yang diharapkan maka CA tidak sustain, karena dapat mendorong pembalikan arus modal (capital reversal). Demikian juga, jika komposisi pembiayaan CA defisit lebih banyak berupa pinjaman jangka pendek (investasi portofolio) dibanding arus masuk modal yang lebih stabil seperti FDI, maka dapat membawa pada ketidaksustainan CA defisit. Hal ini karena pendanaan yang sifatnya jangka pendek untuk membiayai investasi yang bersifat jangka panjang. Grafik 3 Porsi Pembiayaan Defisit Transaksi Berjalan
Grafik 4 Defisit Transaksi Berjalan di Beberapa Negara
juta USD
CA/GDP(%)
5.000
6
15,0
4
10,0
2.000
2
5,0
1.000
‐
0,0
4.000 3.000
0 ‐1.000 ‐2.000
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
(2)
5,0 Indonesia India
(4)
2006
2007*
2008**
Korea Thailand
10,0
(6)
‐3.000
15,0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
‐4.000 Direct Investment
Portfolio Investment
Other Investment
2004
2005
2006
2007
2008
Pada triwulan III 2008 rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB masih di bawah 1%. Selain itu jumlah cadangan devisa masih berada di atas 4 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah. Dan CA defisit dapat dibiayai oleh financial account surplus. Namun demikian, hal itu tetap harus diwaspadai karena saat ini proporsi pembiayaan Investasi Portofolio cenderung meningkat melebihi Direct Investment (penanaman modal langsung) maupun Other Investment (utang luar negeri). Hal ini dapat menimbulkan masalah apabila terjadi pembalikan modal yang masif dalam waktu yang cepat (suddent reversal). Sementara itu, permintaan domestik yang cukup kuat telah mendorong pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada ekspor sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi domestik triwulan III cukup tinggi (6,1%) disumbang oleh permintaan domestik (kontribusi 6,6%) yang terdiri dari konsumsi (4,3%) dan investasi (2,4%). Permintaan domestik tersebut didukung oleh peningkatan impor barang modal dan bahan baku yang masing-masing tumbuh sampai dengan triwulan III sekitar 57% dan 42% (ytd). Hal ini dapat membawa perbaikan pada CA defisit karena hasil pengolahan barang impor produktif tersebut sebagian dapat digunakan untuk keperluan ekspor. Tekanan defisit transaksi berjalan tidak saja dialami Indonesia tetapi juga oleh negara lain di kawasan Asia, seperti Thailand, Korea dan India. Dampak krisis keuangan global yang mempengaruhi penurunan permintaan negara tujuan ekspor di saat impor meningkat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik tetap tinggi diperkirakan menjadi penyebab defisit itu.
42
Table 1.1 Indonesia’s Balance Of Payments : Summary (millions of USD) Nov, 2008 2006
2007*
2008*
ITEMS Q.1 I.
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Current Account
10,859
2,594
2,243
2,127
3,383
10,347
2,601
-1,241
-564
A. Goods, net (Trade Balance)
29,660
7,712
8,107
7,487
9,448
32,754
7,536
5,443
5,780
103,528 -73,868
26,626 -18,914
29,202 -21,095
30,009 -22,521
32,177 -22,729
118,014 -85,260
34,412 -26,876
37,345 -31,902
38,080 -32,299
B. Services, net
-9,874
-3,165
-2,994
-2,767
-2,925
-11,850
-3,173
-3,564
-3,573
C. Income, net
-13,790
-3,163
-4,024
-3,811
-4,527
-15,525
-3,120
-4,463
-4,157
D. Current Transfers, net
4,863
1,210
1,153
1,218
1,387
4,968
1,358
1,343
1,385
II. Capital & Financial Account
3,025
1,778
1,985
-957
660
3,466
-1,623
2,599
509
127
255
1. Exports, fob 1) 2) 2. Import, fob
A. Capital Account
350
B. Financial Account
122
546
52
73
200
2,675
1,736
1,857
-1,212
539
2,920
-1,674
2,526
309
2,188 -2,726 4,914 4,277 -1,830 6,107 -3,791 -1,587 -2,204
-246 -1,282 1,037 2,491 -497 2,988 -510 -162 -348
1,426 392 1,034 3,769 -1,939 5,707 -3,337 -2,286 -1,051
764 -1,427 2,191 465 -1,257 1,722 -2,441 -2,383 -59
309 -2,358 2,667 -1,200 -764 -437 1,430 262 1,168
2,253 -4,675 6,928 5,525 -4,457 9,981 -4,858 -4,569 -289
-633 -1,729 1,096 1,923 -823 2,746 -2,964 -2,512 -452
40 -1,436 1,476 4,308 68 4,240 -1,822 -1,474 -348
87 -1,430 1,517 -58 -75 17 280 -1,645 1,925
13,884
4,372
4,227
1,170
4,043
13,812
978
1,357
-55
625
7
-591
10
-523
-1,097
54
-33
-34
14,510
4,379
3,637
1,179
3,520
12,715
1,032
1,324
-89
-14,510
-4,379
-3,637
-1,179
-3,520
-12,715
-1,032
-1,324
89
a. Reserve Asset Changes
-6,902
-4,379
-3,637
-1,179
-3,520
-12,715
-1,032
-1,324
89
b. Use of Fund Credit and Loans Purchases Repurchases
-7,608 0 -7,608
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
42,586 4.6 2.9 24.8 14.2
47,221 4.8 2.5 19.8 5.6
50,924 5.2 2.1 21.4 9.4
52,875 5.4 1.9 15.2 5.1
56,920 5.8 3.0 21.2 9.0
56,920 5.8 2.4 19.4 7.3
58,987 4.5 2.1 16.3 4.5
59,453 4.6 -0.9 17.9 7.8
57,108 4.4 -0.4 15.3 4.7
1. Direct investment a. Abroad, net b. In Indonesia (FDI), net 2. Portfolio investment, net a. Assets, net b. Liabilities, net 3. Other investment a. Assets, net 3) b. Liabilities, net III. Total (I + II) IV. Errors & Omissions V. Overall Balance (III + IV) VI. Reserves and Related Items
4)
Memorandum: Reserve Assets Position 5) (In Months of Imports & Official Debt Repayment) Current Account (% GDP) Debt Service Ratio (%) 6) o/w. Government & Monetary Authority 1)
43
Since May 2004 part of the reporting method of non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the reporting method of non oil & gas import han been changed into on-line-system
3)
Excluding the use of Fund credit and loans
4)
Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.
5)
Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000
6)
Ratio of external debt service payments to export of goods and services.
*
Provisional figures
43
Table 1.2 Indonesia’s Balance Of Payments : Current Account (millions of USD) Nov, 2008 2006
2007*
2008*
ITEMS Q.1
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Current Account
10,859
2,594
2,243
2,127
3,383
10,347
2,601
-1,241
-564
A. Goods, net (Trade Balance) - Non Oil and Gas - Oil and Gas
29,660 22,875 6,785
7,712 6,560 1,152
8,107 6,994 1,114
7,487 6,217 1,270
9,448 7,313 2,135
32,754 27,084 5,670
7,536 5,060 2,476
5,443 4,153 1,289
5,780 3,760 2,020
Exports, fob - Non Oil and Gas 1) - Oil and Gas
103,528 80,578 22,950
26,626 21,682 4,944
29,202 23,456 5,746
30,009 23,529 6,480
32,177 24,475 7,702
118,014 93,142 24,872
34,412 26,405 8,007
37,345 27,879 9,466
38,080 28,795 9,285
Imports, fob - Non Oil and Gas - Oil and Gas
-73,868 -57,703 -16,165
-18,914 -15,122 -3,792
-21,095 -16,463 -4,632
-22,521 -17,311 -5,210
-22,729 -17,161 -5,567
-85,260 -66,058 -19,202
-26,876 -21,345 -5,531
-31,902 -23,725 -8,177
-32,299 -25,035 -7,265
-9,874 -6,079 -5,147 -932 418 4,448 -4,030 -4,213
-3,165 -1,640 -1,359 -281 -9 1,180 -1,188 -1,516
-2,994 -1,791 -1,520 -271 238 1,344 -1,106 -1,440
-2,767 -1,885 -1,618 -266 302 1,432 -1,130 -1,184
-2,925 -1,978 -1,620 -358 -89 1,390 -1,479 -858
-11,850 -7,294 -6,118 -1,177 442 5,346 -4,904 -4,998
-3,173 -2,560 -1,993 -567 214 1,365 -1,151 -827
-3,564 -2,962 -2,364 -598 254 1,454 -1,200 -855
-3,573 -3,004 -2,428 -576 396 1,620 -1,224 -964
-13,790 -137 -13,652 -9,521 -1,516 -2,615 -2,592
-3,163 -75 -3,088 -2,003 -142 -943 -429
-4,024 -72 -3,951 -2,718 -527 -706 -769
-3,811 -84 -3,727 -2,769 -658 -300 -363
-4,527 -82 -4,445 -3,024 -623 -798 -832
-15,525 -313 -15,212 -10,514 -1,952 -2,746 -2,393
-3,120 -83 -3,037 -2,457 -181 -399 -350
-4,463 -86 -4,377 -3,085 -326 -967 -822
-4,157 -110 -4,047 -2,804 -895 -348 -336
D. Current Transfers, net 1. Government, net 2. Other sectors, net a. Workers' Remittances, net b. Other transfers, net
4,863 22 4,841 4,500 341
1,210 14 1,196 1,191 5
1,153 8 1,145 1,166 -21
1,218 7 1,210 1,181 29
1,387 14 1,373 1,295 78
4,968 44 4,924 4,833 91
1,358 2 1,356 1,354 2
1,343 1 1,342 1,353 -11
1,385 1 1,384 1,380 4
Memorandum: Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) Oil Unit Prices (USD/barrel) Oil Production (millions barrel per day) Tourist Inflows (thousand people) Current Account (% GDP)
20.7 8.0 62.5 1.005 4,871 2.9
22.1 11.6 55.7 0.966 1,215 2.5
19.9 19.2 67.3 0.942 1,384 2.1
8.8 20.6 71.9 0.948 1,475 1.9
13.1 7.4 85.6 0.951 1,432 3.0
15.6 14.5 70.1 0.952 5,506 2.4
21.8 41.2 93.4 0.977 1,405 2.1
18.9 44.1 119.3 0.981 1,497 -0.9
22.4 44.6 113.4 0.982 1,668 -0.4
2)
B. Services, net 1. Transportation, net a. Freight, net b. Passenger and Other, net 2. Travel, net a. Inflow b. Outflow 3. Other services, net C. Income, net 1. Compensation of employees 2. Investment income a. Direct investment b. Portfolio investment c. Other investment o/w Government & Monetary Authority interest payments
1)
44
Q.2
Since May 2004 part of the method of reporting non oil & gas export han been changed into on-line-system
2)
Since April 2004 part of the method of reporting non oil & gas import han been changed into on-line-system
*
Provisional figures
Table 1.3 Indonesia’s Balance Of Payments : Capital and Financial Account (millions of USD) Nov, 2008 2006
2007*
2008*
ITEMS Q.1 A. Capital Account
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
350
43
127
255
122
546
52
73
200
B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
2,675 2,188 -2,726 -609 -2,117
1,736 -246 -1,282 -343 -940
1,857 1,426 392 111 281
-1,212 764 -1,427 -277 -1,150
539 309 -2,358 -489 -1,869
2,920 2,253 -4,675 -997 -3,678
-1,674 -633 -1,729 -605 -1,124
2,526 40 -1,436 -282 -1,155
309 87 -1,430 -245 -1,185
b. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans: - Drawings - Repayments
4,914 4,616 298 3,649 -3,351
1,037 1,350 -313 1,276 -1,589
1,034 1,545 -511 1,069 -1,581
2,191 1,933 258 1,553 -1,296
2,667 2,721 -54 1,562 -1,616
6,928 7,549 -621 5,460 -6,081
1,096 1,263 -167 1,740 -1,907
1,476 1,084 392 1,976 -1,585
1,517 1,480 37 1,750 -1,713
2. Portfolio investment a. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
4,277 -1,830 10 -1,841 -1,841 0
2,491 -497 66 -563 -563 0
3,769 -1,939 -25 -1,914 -1,914 0
465 -1,257 34 -1,291 -1,291 0
-1,200 -764 -333 -431 -431 0
5,525 -4,457 -258 -4,199 -4,199 0
1,923 -823 -239 -584 -584 0
4,308 68 -72 140 140 0
-58 -75 54 -129 -129 0
b. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
6,107 1,898 4,210 3,834 375
2,988 362 2,626 2,456 171
5,707 1,282 4,425 2,312 2,113
1,722 1,262 460 172 288
-437 652 -1,089 250 -1,339
9,981 3,559 6,422 5,190 1,233
2,746 11 2,734 2,407 328
4,240 519 3,720 3,395 326
17 -101 118 1,486 -1,368
-3,791 -1,587 -71 -1,516
-510 -162 -15 -147
-3,337 -2,286 214 -2,500
-2,441 -2,383 39 -2,422
1,430 262 27 235
-4,858 -4,569 265 -4,834
-2,964 -2,512 -105 -2,408
-1,822 -1,474 -89 -1,385
280 -1,645 -83 -1,562
-2,204 -2,882 11,109 -13,991 678
-348 -271 2,778 -3,050 -76
-1,051 -1,481 2,598 -4,079 430
-59 -172 2,523 -2,694 113
1,168 763 5,313 -4,550 405
-289 -1,161 13,212 -14,373 872
-452 -117 3,065 -3,182 -335
-348 -481 3,592 -4,073 133
1,925 1,437 4,716 -3,279 488
3,025
1,778
1,985
-957
660
3,466
-1,623
2,599
509
3. Other Investment a. Assets - Loans 1) - Other b. Liabilities 2) - Loans Drawings Repayments 1) - Other C. Total (A + B) 1) Including currency and deposits 2) Excluding the use of Fund Credit and Loans * Provisional figures
45
Table 1.4 Indonesia’s Balance Of Payments : Government and Monetary Authorities Sector Financial Account (millions of USD) Nov,2008 2006
2007*
2008*
ITEMS Q.1 I.
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
Government
2,172
1,888
507
-648
-28
1,719
1,890
2,137
962
A. Portfolio investment 1. Assets b. Equity securities a. Debt securities 2. Liabilities b. Equity securities a. Debt securities
4,139 0 0 0 4,139 0 4,139
2,382 0 0 0 2,382 0 2,382
2,040 0 0 0 2,040 0 2,040
-230 0 0 0 -230 0 -230
-154 0 0 0 -154 0 -154
4,037 0 0 0 4,037 0 4,037
2,238 0 0 0 2,238 0 2,238
3,569 0 0 0 3,569 0 3,569
1,117 0 0 0 1,117 0 1,117
-1,967 0
-493 0
-1,532 0
-418 0
126 0
-2,318 0
-348 0
-1,432 0
-156 0
-1,967 -1,967 3,588 1,501 600 530 99 271 2,087 1,402 1,402 797 604 0 685 0 0 0 -5,555
-493 -493 573 200 0 0 200 0 373 307 307 91 216 0 66 0 0 0 -1,067
-1,532 -1,532 524 200 0 0 0 200 324 240 240 86 154 0 84 0 0 0 -2,057
-418 -418 567 0 0 0 0 0 567 334 334 234 100 0 233 0 0 0 -985
126 126 2,340 1,706 900 600 206 0 634 446 446 253 193 0 188 0 0 0 -2,213
-2,318 -2,318 4,004 2,106 900 600 406 200 1,898 1,327 1,327 664 663 0 571 0 0 0 -6,322
-348 -348 636 222 0 0 222 0 414 327 288 137 151 39 88 0 0 0 -984
-1,432 -1,432 655 200 0 200 0 0 455 350 311 133 178 39 105 0 0 0 -2,086
-156 -156 840 295 0 0 295 0 545 423 384 109 275 39 122 0 0 0 -996
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-153
156
2,111
261
-1,341
1,187
300
323
-1,404
375 0
171 0
2,113 0
288 0
-1,339 0
1,233 0
328 0
326 0
-1,368 0
375
171
2,113
288
-1,339
1,233
328
326
-1,368
-528 0
-14 0
-2 0
-27 0
-2 0
-45 0
-28 0
-2 0
-36 0
-528 -528 0 -528
-14 -14 0 -14
-2 -2 0 -2
-27 -27 0 -27
-2 -2 0 -2
-45 -45 0 -45
-28 -28 0 -28
-2 -2 0 -2
-36 -36 0 -36
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2,019
2,045
2,618
-387
-1,369
2,907
2,190
2,460
-442
-7,608 0 -7,608
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites a. Loans i. Drawings - Program Aid ADB IBRD JBIC Others - Project Aid CGI ODA Bilateral Multilateral Non ODA Non CGI - Reschedulling Principal Interest ii. Repayments 2. Other II. Monetary Authorities A. Portfolio investment 1. Assets 2. Liabilities B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites 1) a. Loans i Drawings ii. Repayments b. Other III. Total (I + II) Memorandum: The use of Fund Credit and Loans: Purchases Repurchases 1)
Excluding the use of Fund Credit and Loans
*
Provisional figures
-
Not available
… Data are not available yet
46
Q.2
Table 1.5 Indonesia’s Balance Of Payments : Private Sector Financial Account (millions of USD) Nov,2008
2006
2007*
2008*
ITEMS Q.1
Q.2
Q.3
Q.4
Total
Q.1
Q.2
Q.3
A. Direct investment 1. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
2,188 -2,726 -609 -2,117
-246 -1,282 -343 -940
1,426 392 111 281
764 -1,427 -277 -1,150
309 -2,358 -489 -1,869
2,253 -4,675 -997 -3,678
-633 -1,729 -605 -1,124
40 -1,436 -282 -1,155
87 -1,430 -245 -1,185
2. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans : - Drawings - Repayments
4,914 4,616 298 3,649 -3,351
1,037 1,350 -313 1,276 -1,589
1,034 1,545 -511 1,069 -1,581
2,191 1,933 258 1,553 -1,296
2,667 2,721 -54 1,562 -1,616
6,928 7,549 -621 5,460 -6,081
1,096 1,263 -167 1,740 -1,907
1,476 1,084 392 1,976 -1,585
1,517 1,480 37 1,750 -1,713
B. Portfolio investment 1. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
-238 -1,830 10 -1,841 -1,841 0
-61 -497 66 -563 -563 0
-384 -1,939 -25 -1,914 -1,914 0
407 -1,257 34 -1,291 -1,291 0
293 -764 -333 -431 -431 0
255 -4,457 -258 -4,199 -4,199 0
-643 -823 -239 -584 -584 0
413 68 -72 140 140 0
193 -75 54 -129 -129 0
2. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
1,593 1,898 -305 -305 0
436 362 74 74 0
1,554 1,282 272 272 0
1,664 1,262 402 402 0
1,057 652 405 405 0
4,711 3,559 1,152 1,152 0
180 11 169 169 0
346 519 -174 -174 0
268 -101 369 369 0
-1,295 -1,587 -71 -1,516
-3 -162 -15 -147
-1,802 -2,286 214 -2,500
-1,996 -2,383 39 -2,422
1,306 262 27 235
-2,495 -4,569 265 -4,834
-2,588 -2,512 -105 -2,408
-388 -1,474 -89 -1,385
471 -1,645 -83 -1,562
292 -387 7,521 -7,907 678
160 236 2,205 -1,969 -76
484 54 2,074 -2,020 430
387 274 1,956 -1,682 113
1,043 639 2,973 -2,334 405
2,074 1,202 9,208 -8,005 872
-76 259 2,429 -2,169 -335
1,086 953 2,938 -1,985 133
2,116 1,628 3,876 -2,248 488
656
-309
-761
-825
1,908
13
-3,864
65
751
C. Others investment 1. Assets - Loans 1) - Other 2. Liabilities - Loans - Drawings - Repayments 1) - Other D. Total (A+B+C) 1)
Including currency and deposits
*
Provisional figures
47
Table 2.1 Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
Commodities Value Total
Value
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
2,476 142 1,032 108 31 17 115 4 516 177 41 470
11.4 0.7 4.8 0.5 0.1 0.1 0.5 0.0 2.4 0.8 0.2 2.2
7.0 48.9 9.9 -20.7 -1.8 9.1 36.2 203.4 2.2 -21.2 36.7 -1.3
2,846 152 1,277 116 33 30 95 0 576 215 51 518
12.1 0.6 5.4 0.5 0.1 0.1 0.4 0.0 2.5 0.9 0.2 2.2
12.3 17.9 19.0 21.7 -11.7 217.4 10.7 13.9 9.2 -10.8 42.7 -4.5
3,206 139 1,322 232 32 36 98 2 605 211 47 693
13.6 0.6 5.6 1.0 0.1 0.2 0.4 0.0 2.6 0.9 0.2 2.9
7.0 1.7 -5.2 1.9 -13.9 36.9 19.3 -56.1 13.0 -15.2 33.0 33.8
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
5,391 180 1,893 706 216 1,836 560
24.9 0.8 8.7 3.3 1.0 8.5 2.6
49.8 -21.4 50.5 257.9 15.9 38.8 37.9
6,081 137 2,284 1,200 244 1,602 615
25.9 0.6 9.7 5.1 1.0 6.8 2.6
41.1 -50.1 61.3 207.8 21.8 4.0 25.5
5,348 473 1,684 679 204 1,752 555
22.7 2.0 7.2 2.9 0.9 7.4 2.4
9.9 86.6 -5.6 66.1 6.1 4.9 -0.2
13,558 2,461 1,445 20 745 219 70 1,194 5 1,449 244 2,292 69 1,001 277 98 408 101 1,730 1,394
62.5 11.4 6.7 0.1 3.4 1.0 0.3 5.5 0.0 6.7 1.1 10.6 0.3 4.6 1.3 0.5 1.9 0.5 8.0 6.4
16.3 14,303 8.7 2,501 9.3 1,457 -6.9 21 6.5 685 -12.1 205 27.9 59 11.9 1,767 16.7 5 25.1 1,639 34.6 278 8.7 2,038 25.7 84 17.8 1,095 16.3 291 3.7 104 2.6 442 7.6 103 58.6 1,662 9.0 1,529
61.0 10.7 6.2 0.1 2.9 0.9 0.3 7.5 0.0 7.0 1.2 8.7 0.4 4.7 1.2 0.4 1.9 0.4 7.1 6.5
15.2 14,679 4.6 2,669 3.1 1,565 -4.3 23 5.8 633 -4.3 202 11.6 43 52.8 1,643 25.4 16 32.4 1,701 28.3 264 -1.8 2,155 42.7 62 14.5 1,071 10.4 306 -2.8 102 1.6 404 8.6 119 13.8 1,679 24.1 1,788
62.4 11.3 6.7 0.1 2.7 0.9 0.2 7.0 0.1 7.2 1.1 9.2 0.3 4.5 1.3 0.4 1.7 0.5 7.1 7.6
192
0.9
39.2
156
0.7
-8.7
210
0.9
77.6
65
0.3
54.8
71
0.3
-45.8
87
0.4
97.7
V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers
100
19.9 23,529
Q3 Share Growth (%) (%)
100
IV. Others (Non-Mon. Gold)
22.1 23,456
2007 Q2 Share Growth Value (%) (%)
21,682
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others
48
Q1 Share Growth (%) (%)
100
Value
8.8 24,475
Q4 Share Growth (%) (%)
Value
Q1 Share (%)
Growth (%)
Value
2008 Q2 Share (%)
Growth (%)
Value
Q3 Share (%)
Growth (%)
100
13.1
26,405
100
21.8
27,878
100
18.9
28,796
100
22.4
3,176 130 1,253 225 33 47 103 24 580 186 49 733
13.0 0.5 5.1 0.9 0.1 0.2 0.4 0.1 2.4 0.8 0.2 3.0
34.8 0.0 43.2 61.0 12.9 97.3 39.5 187.5 18.5 -11.0 19.9 34.2
3,336 142 1,456 201 38 71 112 28 593 192 50 646
12.6 0.5 5.5 0.8 0.1 0.3 0.4 0.1 2.2 0.7 0.2 2.4
34.7 0.3 41.1 86.2 21.7 310.5 -3.3 549.8 14.9 8.0 20.9 37.6
4,023 144 1,650 263 43 46 139 1 757 239 53 927
14.4 0.5 5.9 0.9 0.2 0.2 0.5 0.0 2.7 0.9 0.2 3.3
41.4 -5.1 29.2 126.4 31.8 56.2 46.7 448.2 31.4 11.3 5.1 79.2
4,331 138 1,877 369 44 41 126 4 762 224 45 925
15.0 0.5 6.5 1.3 0.2 0.1 0.4 0.0 2.6 0.8 0.2 3.2
35.1 -0.9 42.0 58.7 37.6 14.4 28.4 82.3 26.1 6.0 -3.2 33.4
4,790 60 1,457 663 191 1,809 611
19.6 0.2 6.0 2.7 0.8 7.4 2.5
-15.4 -63.1 -31.0 -21.2 -10.0 8.1 -7.4
5,471 698 1,378 779 199 1,812 605
20.7 2.6 5.2 2.9 0.8 6.9 2.3
1.5 288.5 -27.2 10.3 -7.8 -1.3 8.1
5,545 355 1,407 473 210 2,492 609
19.9 1.3 5.0 1.7 0.8 8.9 2.2
-8.8 158.8 -38.4 -60.6 -13.7 55.6 -1.0
6,452 791 1,022 620 321 2,922 775
22.4 2.7 3.6 2.2 1.1 10.1 2.7
20.6 67.2 -39.3 -8.6 56.9 66.8 39.7
8.0 16,298 0.8 2,400 -3.6 1,378 -5.9 24 -20.6 602 -11.6 170 8.4 47 24.1 2,987 384.6 7 16.7 1,727 35.5 304 -16.5 2,244 -11.4 65 -3.5 1,214 22.7 283 2.8 120 1.7 411 8.1 123 44.7 1,787 34.5 1,953
66.6 9.8 5.6 0.1 2.5 0.7 0.2 12.2 0.0 7.1 1.2 9.2 0.3 5.0 1.2 0.5 1.7 0.5 7.3 8.0
21.2 3.6 1.9 30.2 -20.4 -16.1 13.9 92.5 105.0 16.9 43.9 -8.2 -18.4 25.7 17.0 39.9 10.7 20.4 25.2 44.2
17,171 2,588 1,506 22 620 181 59 3,447 8 1,705 253 2,112 54 1,277 310 120 450 123 1,882 2,141
65.0 9.8 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 13.1 0.0 6.5 1.0 8.0 0.2 4.8 1.2 0.5 1.7 0.5 7.1 8.1
26.6 5.2 4.2 9.6 -16.8 -17.3 -15.1 188.7 65.0 17.6 3.7 -7.9 -21.5 27.5 11.8 22.1 10.4 21.6 8.8 53.6
18,075 2,671 1,584 27 644 189 45 3,306 13 1,846 282 2,315 57 1,398 328 109 516 127 2,107 2,284
64.8 9.6 5.7 0.1 2.3 0.7 0.2 11.9 0.0 6.6 1.0 8.3 0.2 5.0 1.2 0.4 1.9 0.5 7.6 8.2
26.4 6.8 8.7 23.8 -6.0 -8.0 -23.0 87.0 163.0 12.6 1.4 13.6 -32.3 27.6 12.6 4.6 16.8 24.1 26.8 49.4
17,675 2,858 1,754 26 671 186 32 2,248 6 1,958 344 2,475 66 1,502 344 108 468 143 2,514 1,911
61.4 9.9 6.1 0.1 2.3 0.6 0.1 7.8 0.0 6.8 1.2 8.6 0.2 5.2 1.2 0.4 1.6 0.5 8.7 6.6
20.4 7.1 12.1 12.4 6.1 -8.1 -25.7 36.8 -61.6 15.1 30.3 14.9 4.9 40.3 12.5 5.7 15.9 20.4 49.7 6.9
143
0.6
29.0
281
1.1
46.4
119
0.4
-23.6
230
0.8
9.6
68
0.3
-2.9
145
0.5
123.1
116
0.4
63.4
108
0.4
24.4
Table 2.2 Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands of Tons) 2007
Commodities Vol Total
Q1 Share (%)
Growth (%)
Vol
Q2 Share (%)
Growth (%)
Vol
Q3 Share (%)
Growth (%)
Vol
Q4 Share (%)
78,993
100
29.0
74,622
100
3.8
75,628
100
-1.8
78,604
100
1,945 318 581 50 20 5 27 36 240 25 2 666
2.5 0.4 0.7 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.8
-10.8 13.2 2.2 -51.7 -24.5 -47.3 2.7 177.4 11.2 -26.5 -15.4 -28.7
2,035 349 623 53 21 9 23 0 247 30 3 708
2.7 0.5 0.8 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.9
5.3 16.5 8.7 -8.0 -20.9 85.9 -13.2 -79.2 9.2 -11.8 3.1 -1.0
2,184 235 614 120 22 9 21 14 278 29 3 867
2.9 0.3 0.8 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.4 0.0 0.0 1.1
-2.5 -7.8 -7.2 -26.5 -10.1 -21.3 -12.3 -64.0 43.6 -14.4 27.2 0.5
2,277 273 586 109 23 14 22 159 205 26 3 883
2.9 0.3 0.7 0.1 0.0 0.0 0.0 0.2 0.3 0.0 0.0 1.1
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
64,551 22 662 2,347 1,631 56,004 3,886
81.7 0.0 0.8 3.0 2.1 70.9 4.9
37.0 -53.9 31.0 247.1 28.0 41.9 -24.5
59,284 20 596 2,473 4,561 48,660 2,974
79.4 0.0 0.8 3.3 6.1 65.2 4.0
3.5 -58.6 7.2 112.6 137.8 1.2 -46.2
60,015 57 461 2,021 3,586 50,171 3,720
79.4 0.1 0.6 2.7 4.7 66.3 4.9
-1.5 32.2 -25.9 128.3 82.6 -3.2 -33.3
60,813 14 407 2,442 2,051 51,177 4,722
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others
12,496 477 108 9 718 145 23 2,356 43 2,804 212 163 1,982 1,629 98 187 29 50 289 1,427
15.8 0.6 0.1 0.0 0.9 0.2 0.0 3.0 0.1 3.6 0.3 0.2 2.5 2.1 0.1 0.2 0.0 0.1 0.4 1.8
4.8 0.5 5.7 -11.5 -17.4 -34.4 9.3 -19.0 -48.3 57.4 101.7 -9.4 29.7 7.8 6.8 -25.6 3.2 -4.5 7.2 -18.8
13,303 483 113 9 656 115 21 2,940 44 3,206 151 169 1,658 1,648 106 199 31 49 352 1,581
17.8 0.6 0.2 0.0 0.9 0.2 0.0 3.9 0.1 4.3 0.2 0.2 2.2 2.2 0.1 0.3 0.0 0.1 0.5 2.1
5.2 -1.6 2.9 6.6 -11.4 -34.3 9.2 -2.6 -33.0 43.2 24.6 -5.9 -1.6 2.7 8.8 -29.0 2.3 -6.8 21.8 -8.6
13,429 494 123 9 619 111 16 2,529 137 3,740 150 180 1,533 1,490 103 195 27 56 310 1,840
17.8 0.7 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 3.3 0.2 4.9 0.2 0.2 2.0 2.0 0.1 0.3 0.0 0.1 0.4 2.4
-3.3 -2.8 -5.6 -3.7 -26.6 -38.3 7.9 -22.4 196.3 49.4 38.0 -15.2 -24.0 -21.3 17.3 -21.5 0.7 -8.2 20.6 2.4
0.01
0.00
0.00
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
IV. Others (Non-monetary Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers -
Growth (%)
Vol
0.7 73,244 9.7 -19.7 20.8 32.5 23.3 63.5 24.2 106.5 16.6 -6.3 1.4 1.8
Q1 Share (%) 100
Growth (%)
Vol
2008 Q2 Share (%)
-7.3 83,408 3.7 -38.5 2.9 78.7 27.1 270.2 -7.4 12.8 -12.1 8.0 12.3 21.5
100
Growth (%)
Vol
Growth (%)
100
-0.3
2,333 191 623 171 25 11 29 20 231 30 2 1,030
3.1 0.3 0.8 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 1.4
6.8 -18.7 1.4 42.8 15.5 16.5 37.3 38.3 -17.0 3.8 -12.8 18.8
81.0 0.0 0.4 4.2 4.5 64.9 6.9
13.9 61,568 62.6 118 -40.0 226 40.1 1,425 -17.1 5,920 11.2 49,589 94.2 4,289
81.7 0.2 0.3 1.9 7.9 65.8 5.7
2.6 108.9 -50.9 -29.5 65.1 -1.2 15.3
16.3 0.6 0.1 0.0 0.7 0.1 0.0 3.8 0.1 4.2 0.1 0.2 1.3 1.9 0.1 0.2 0.0 0.1 0.4 2.4
2.0 11,494 -2.0 487 5.3 133 7.1 9 -5.6 604 -14.8 89 -29.4 10 7.3 2,261 121.3 37 8.6 2,052 -20.0 265 -2.9 174 -33.5 1,302 -2.7 1,836 -4.8 97 -3.5 201 10.0 31 1.6 50 5.5 465 25.6 1,611
15.2 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 3.0 0.0 2.7 0.4 0.2 1.7 2.4 0.1 0.3 0.0 0.1 0.6 2.1
-14.4 -1.4 7.8 -1.0 -2.3 -20.5 -35.8 -10.6 -72.8 -45.1 77.1 -3.1 -15.0 23.2 -6.0 3.1 13.1 -11.5 50.1 -12.4
0.01
0.00
0.00
-
-
-
2,294 215 616 114 26 13 30 3 284 85 3 990
11.8 75,394
Q3 Share (%)
2,017 196 598 90 25 20 25 41 211 27 3 809
2.8 0.3 0.8 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.3 0.0 0.0 1.1
2.7 12.7 0.3 -38.4 0.7 -1.1 0.1 113.3 0.0 25.6 0.0 40.6 0.0 31.0 0.0 1797.4 0.3 15.2 0.1 182.4 0.0 -3.3 1.2 39.9
77.4 0.0 0.5 3.1 2.6 65.1 6.0
-1.3 57,228 -58.9 52 -51.8 428 33.3 4,090 3.0 3,008 -0.7 45,099 -12.0 4,551
78.1 0.1 0.6 5.6 4.1 61.6 6.2
-11.3 67,539 135.5 32 -35.4 358 74.3 3,464 84.5 3,779 -19.5 54,131 17.1 5,775
15,513 445 107 9 618 93 16 3,785 64 3,322 182 162 1,667 1,711 100 338 28 60 853 2,153
19.7 0.6 0.1 0.0 0.8 0.1 0.0 4.8 0.1 4.2 0.2 0.2 2.1 2.2 0.1 0.4 0.0 0.1 1.1 2.7
8.0 13,999 -3.4 474 2.3 123 19.2 8 -16.0 615 -37.3 89 8.5 18 5.6 3,634 38.5 68 22.6 3,285 52.4 138 -11.7 161 -30.5 1,175 9.9 1,689 16.0 98 84.8 202 6.8 32 11.8 52 188.7 349 13.4 2,000
19.1 0.6 0.2 0.0 0.8 0.1 0.0 5.0 0.1 4.5 0.2 0.2 1.6 2.3 0.1 0.3 0.0 0.1 0.5 2.7
12.0 13,575 -0.5 473 13.8 119 -8.7 10 -14.3 620 -38.6 98 -21.8 15 54.2 3,154 60.2 96 17.1 3,483 -35.0 121 -1.5 164 -40.7 1,101 3.7 1,604 -0.1 101 8.4 192 9.9 34 5.0 50 20.9 372 40.1 1,985
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Not available
49
Table 2.3 Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
COUNTRY Value TOTAL
Value
100
22.1 23,456
2007 Q2 Share Growth Value (%) (%) 100
19.9 23,529
Q3 Share Growth (%) (%) 100
Value
8.8 24,475
Q4 Share Growth (%) (%) 100
13.1
Value 26,405
Q1 Share (%) 100
Growth (%) 21.8
Value 27,878
2008 Q2 Share (%) 100
Growth (%) 18.9
Value 28,796
Q3 Share (%) 100
Growth (%) 22.4
541
2.5
30.9
545
2.3
17.1
635
2.7
30.2
745
3.0
18.5
771
2.9
42.7
871
3.1
59.8
859
3.0
35.3
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
3,202 2,658 317 127 99
14.8 12.3 1.5 0.6 0.5
6.2 4.1 23.8 3.0 21.2
3,397 2,750 384 152 111
14.5 11.7 1.6 0.6 0.5
6.1 4.5 21.3 1.3 7.8
3,666 2,968 433 141 123
15.6 12.6 1.8 0.6 0.5
2.6 1.4 15.2 -5.7 1.2
3,421 2,800 379 132 110
14.0 11.4 1.5 0.5 0.4
10.1 11.2 3.4 10.3 9.1
3,630 2,960 382 145 143
13.7 11.2 1.4 0.5 0.5
13.4 11.4 20.6 13.7 44.2
4,118 3,281 540 165 133
14.8 11.8 1.9 0.6 0.5
21.2 19.3 40.5 8.6 19.7
4,336 3,431 531 184 191
15.1 11.9 1.8 0.6 0.7
18.3 15.6 22.5 30.3 54.8
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia - Lao PDR ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
13,721 4,472 11 909 440 2,146 601 266 67 30 2 9,249 418 1,033 0 3,291 923 176 1,494 175 615 1,124 0 694
63.3 20.6 0.1 4.2 2.0 9.9 2.8 1.2 0.3 0.1 0.0 42.7 1.9 4.8 0.0 15.2 4.3 0.8 6.9 0.8 2.8 5.2 0.0 3.2
26.5 15,302 14.7 4,817 22.1 12 -7.5 1,128 21.5 442 19.8 2,095 23.6 718 25.4 322 171.6 66 9.3 33 34.9 1 33.1 10,484 5.2 432 59.0 1,326 -99.3 0 36.2 3,717 23.6 968 -1.1 225 28.9 1,827 44.4 219 35.2 612 40.6 1,158 0.0 0 66.7 629
65.2 20.5 0.0 4.8 1.9 8.9 3.1 1.4 0.3 0.1 0.0 44.7 1.8 5.7 0.0 15.8 4.1 1.0 7.8 0.9 2.6 4.9 0.0 2.7
22.6 15,068 11.4 5,418 -13.1 11 5.3 1,286 31.9 489 2.8 2,502 32.1 716 24.4 342 91.4 43 24.5 28 -69.1 1 28.5 9,650 0.9 433 86.9 967 -98.6 2 25.4 3,271 30.3 1,067 15.4 143 36.0 1,647 29.1 288 -3.0 598 21.8 1,234 1.0 0 43.8 581
64.0 23.0 0.0 5.5 2.1 10.6 3.0 1.5 0.2 0.1 0.0 41.0 1.8 4.1 0.0 13.9 4.5 0.6 7.0 1.2 2.5 5.2 0.0 2.5
10.3 15,756 24.7 5,325 40.7 8 27.4 1,379 52.1 491 20.4 2,169 21.5 727 25.5 425 14.3 94 10.0 29 -7.1 1 3.6 10,431 -11.2 465 4.5 1,571 -92.9 10 -1.8 3,087 16.3 857 -33.5 345 0.2 1,840 52.9 266 -3.5 564 27.9 1,427 2.0 0 14.9 585
64.4 21.8 0.0 5.6 2.0 8.9 3.0 1.7 0.4 0.1 0.0 42.6 1.9 6.4 0.0 12.6 3.5 1.4 7.5 1.1 2.3 5.8 0.0 2.4
15.0 29.4 0.7 64.7 23.6 8.3 43.5 50.0 87.5 9.7 42.1 8.8 14.3 27.5 268.8 -12.8 -14.4 82.1 24.6 63.8 -6.1 46.1 2.0 -9.9
17,397 6,036 14 1,622 422 2,636 790 445 66 40 1 11,361 485 1,569 28 3,238 1,200 311 2,283 291 571 1,386 0 550
65.9 22.9 0.1 6.1 1.6 10.0 3.0 1.7 0.2 0.2 0.0 43.0 1.8 5.9 0.1 12.3 4.5 1.2 8.6 1.1 2.2 5.2 0.0 2.1
26.8 35.0 28.6 78.5 -4.0 22.8 31.4 67.3 -2.1 31.1 -56.7 22.8 16.0 51.9 16,743 -1.6 30.0 77.2 52.8 66.2 -7.2 23.3 2.0 -20.7
17,738 6,123 14 1,568 557 2,577 847 445 66 47 2 11,615 463 1,715 84 3,227 1,193 270 2,071 309 733 1,549 0 587
63.6 22.0 0.1 5.6 2.0 9.2 3.0 1.6 0.2 0.2 0.0 41.7 1.7 6.2 0.3 11.6 4.3 1.0 7.4 1.1 2.6 5.6 0.0 2.1
15.9 27.1 22.2 39.0 26.0 23.0 18.0 38.3 0.1 41.2 179.0 10.8 7.0 29.3 27,122 -13.2 23.3 20.1 13.3 41.5 19.8 33.7 3.0 -6.7
18,560 6,769 15 1,639 511 3,068 968 457 61 48 1 11,791 455 1,726 69 3,708 1,186 211 1,889 321 801 1,424 0 922
64.5 23.5 0.1 5.7 1.8 10.7 3.4 1.6 0.2 0.2 0.0 40.9 1.6 6.0 0.2 12.9 4.1 0.7 6.6 1.1 2.8 4.9 0.0 3.2
23.2 24.9 37.4 27.4 4.6 22.6 35.2 33.7 41.1 68.0 50.7 22.2 5.0 78.4 4,146 13.4 11.1 47.7 14.7 11.6 33.9 15.4 4.0 58.7
3,525 3,323 326 194 568 366 533 355 983 60 142
16.3 15.3 1.5 0.9 2.6 1.7 2.5 1.6 4.5 0.3 0.7
16.2 14.7 1.4 0.8 2.4 1.6 3.6 1.5 3.5 0.3 1.2
11.5 9.5 18.4 9.0 0.7 33.4 9.3 -2.0 9.6 -21.0 66.5
4,057 3,547 335 232 606 443 842 362 726 93 416
15.4 13.4 1.3 0.9 2.3 1.7 3.2 1.4 2.7 0.4 1.6
15.1 6.7 3.0 19.8 6.8 21.1 58.1 2.1 -26.2 55.4 192.6
4,564 4,147 370 254 662 521 1,037 396 908 95 323
16.4 14.9 1.3 0.9 2.4 1.9 3.7 1.4 3.3 0.3 1.2
27.3 24.5 13.3 22.2 13.4 58.8 52.1 5.9 9.5 4.6 97.7
4,119 3,764 352 236 659 490 868 430 729 90 265
14.3 13.1 1.2 0.8 2.3 1.7 3.0 1.5 2.5 0.3 0.9
15.1 14.0 8.2 19.7 10.4 52.4 17.9 13.4 -2.3 0.2 40.9
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others
50
21,682
Q1 Share Growth (%) (%)
15.1 14.6 24.4 17.5 25.3 27.2 -9.4 4.8 21.9 18.6 28.0
3,584 3,330 326 207 584 328 682 374 829 90 163
15.3 14.2 1.4 0.9 2.5 1.4 2.9 1.6 3.5 0.4 0.7
20.5 19.0 10.5 16.7 28.2 13.3 14.7 4.7 31.6 47.6 44.1
3,579 3,302 326 197 597 322 736 379 746 89 188
15.2 14.0 1.4 0.8 2.5 1.4 3.1 1.6 3.2 0.4 0.8
5.6 3.9 7.9 3.4 6.3 -7.3 14.2 -2.0 -0.1 52.7 23.7
3,968 3,593 338 205 576 385 881 357 851 78 297
Table 2.4 Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (millions of USD) Commodities
Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others
2008 2007 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q4 Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Value Value Value Value Value Value Value (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 16,452
100
11.6 17,912
100
1,666 168 472 75 64 308 290 264 25
10.1 1.0 2.9 0.5 0.4 1.9 1.8 1.6 0.2
36.1 15.0 47.1 -41.5 -19.0 150.4 113.1 -8.3 616.8
1,773 221 570 71 41 218 330 287 35
9.9 1.2 3.2 0.4 0.2 1.2 1.8 1.6 0.2
11,768 461 234 795 6,552 2 46 2,667 1,012
71.5 2.8 1.4 4.8 39.8 0.0 0.3 16.2 6.1
10.1 12,855 56.2 535 19.9 243 37.3 787 10.4 7,368 -49.6 1 -4.6 45 -1.2 2,758 8.1 1,117
2,864 2,416 75 374
17.4 14.7 0.5 2.3
6.0 18.9 -41.5 -31.2
154
0.9
24.2
19.2 18,838 42.4 46.5 91.3 -44.6 -1.6 72.4 46.8 11.1 104.4
100
20.6 18,705 67.2 37.5 57.7 -19.9 93.2 118.7 138.9 26.9 697.1
100
1,784 188 479 112 59 230 431 258 27
9.5 1.0 2.6 0.6 0.3 1.2 2.3 1.4 0.1
18.3 12,559 38.6 467 17.9 224 0.8 788 13.5 7,164 0.1 2 21.7 30 31.5 2,835 26.8 1,048
67.1 2.5 1.2 4.2 38.3 0.0 0.2 15.2 5.6
7.6 23,225
2,018 220 550 79 77 292 445 295 61
10.7 1.2 2.9 0.4 0.4 1.5 2.4 1.6 0.3
42.1 49.0 41.6 37.4 0.0 20.6 108.2 9.8 51.3
71.8 3.0 1.4 4.4 41.1 0.0 0.3 15.4 6.2
19.8 13,320 53.5 547 -3.9 290 17.6 786 21.7 7,510 -41.5 4 25.7 50 11.4 3,074 25.8 1,059
70.7 2.9 1.5 4.2 39.9 0.0 0.3 16.3 5.6
3,134 2,492 71 571
17.5 13.9 0.4 3.2
10.4 22.9 -44.6 -16.4
3,370 2,683 79 607
17.9 14.2 0.4 3.2
11.4 13.0 -19.9 10.2
4,131 3,081 112 937
22.1 16.5 0.6 5.0
15.4 7.9 37.4 45.9
151
0.8
-29.8
130
0.7
1.6
231
1.2
60.4
100
2,065 226 474 119 142 264 450 356 34
8.9 1.0 2.0 0.5 0.6 1.1 1.9 1.5 0.1
1.2 16,652 47.7 798 0.7 258 11.0 1,054 3.3 9,681 -91.1 5 5.9 47 -9.0 3,271 -1.5 1,538
41.2 25,819 23.9 34.2 0.4 59.0 121.9 -14.3 55.2 34.8 34.0
100
44.1 27,249 33.1 3.7 -6.4 105.5 154.6 66.4 84.5 26.7 -68.0
100
44.7
2,720 247 558 131 89 295 1,024 366 10
10.0 0.9 2.0 0.5 0.3 1.1 3.8 1.3 0.0
34.8 12.4 1.4 64.3 16.1 1.3 130.1 24.1 -82.8
2,359 229 533 145 105 363 608 363 11
9.1 0.9 2.1 0.6 0.4 1.4 2.4 1.4 0.0
71.7 3.4 1.1 4.5 41.7 0.0 0.2 14.1 6.6
41.5 18,557 73.0 955 10.7 277 32.6 1,344 47.8 10,773 145.2 6 1.2 56 22.7 3,538 52.0 1,609
71.9 3.7 1.1 5.2 41.7 0.0 0.2 13.7 6.2
44.4 18,697 78.6 763 14.0 286 70.8 1,358 46.2 11,037 317.0 9 22.8 71 28.3 3,617 44.0 1,555
68.6 2.8 1.0 5.0 40.5 0.0 0.3 13.3 5.7
40.4 39.5 -1.4 72.8 47.0 114.0 42.8 17.7 46.8
4,357 3,375 119 863
18.8 14.5 0.5 3.7
52.1 39.7 59.0 131.1
4,742 3,827 145 770
18.4 14.8 0.6 3.0
51.3 53.5 105.5 35.0
5,622 4,167 131 1,324
20.6 15.3 0.5 4.9
66.8 55.3 64.3 118.0
151
0.7
-1.9
161
0.6
6.6
210
0.8
61.5
51
Table 2.5 Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands of Tons)
Commodities
2007 Q3 Q1 Q2 Q4 Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Vol Vol Value (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 14,715 100 7.0 15,460 100 11.5 15,143 100 4.2 14,072 100 2.9 Vol
Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others
52
1,261 260 786 10 11 52 82 59 1
8.6 1.8 5.3 0.1 0.1 0.4 0.6 0.4 0.0
38.0 1,523 0.9 347 61.2 926 -30.3 10 -11.0 11 27.0 56 57.3 101 21.5 70 369.3 1
9.8 2.2 6.0 0.1 0.1 0.4 0.7 0.5 0.0
83.1 1,328 34.8 315 162.2 746 -29.4 9 -11.1 19 31.0 78 14.6 93 11.5 67 104.4 1
8.8 2.1 4.9 0.1 0.1 0.5 0.6 0.4 0.0
53.1 1,141 13.8 252 102.2 676 -9.3 12 53.3 13 74.5 47 3.2 79 4.8 61 158.9 0
12,949 1,543 497 3,221 7,204 19 34 266 165
88.0 10.5 3.4 21.9 49.0 0.1 0.2 1.8 1.1
4.6 13.9 17.9 0.9 2.7 -28.3 -23.0 36.3 21.5
13,519 1,697 409 3,439 7,460 11 47 292 164
87.4 11.0 2.6 22.2 48.3 0.1 0.3 1.9 1.1
7.4 4.6 -25.2 4.6 11.1 -25.2 23.7 31.5 18.5
13,324 1,706 417 3,127 7,476 28 61 343 167
88.0 11.3 2.8 20.6 49.4 0.2 0.4 2.3 1.1
1.4 1.6 -17.0 -13.7 8.6 -7.2 54.4 47.3 15.9
504 354 10 139
3.4 2.4 0.1 0.9
12.0 3.5 -30.3 49.8
418 366 10 43
2.7 2.4 0.1 0.3
-5.9 12.1 -29.4 -59.2
491 405 9 76
3.2 2.7 0.1 0.5
0
0
0
0
0
0
0
0
Value 19,148
Q1 Share Growth (%) (%) 100 30.1
Value 17,563
2008 Q2 Share Growth (%) (%) 100 13.6
Value 16,692
Q3 Share Growth (%) (%) 100 10.2
8.1 1.8 4.8 0.1 0.1 0.3 0.6 0.4 0.0
29.3 33.5 43.7 29.9 5.5 16.2 4.5 -28.2 1.1
1,115 375 495 12 21 50 89 71 1
5.8 2.0 2.6 0.1 0.1 0.3 0.5 0.4 0.0
-11.6 44.2 -37.1 16.8 101.7 -2.8 8.7 20.1 36.1
1,064 328 454 14 21 74 101 72 1
6.1 1.9 2.6 0.1 0.1 0.4 0.6 0.4 0.0
-30.1 -5.6 -51.0 37.8 93.7 31.6 -0.4 4.0 -63.9
1,082 375 423 14 19 64 119 68 0
6.5 2.2 2.5 0.1 0.1 0.4 0.7 0.4 0.0
-18.6 19.2 -43.3 43.1 -0.5 -18.0 28.0 0.7 -60.3
12,405 1,314 276 3,087 7,172 14 25 288 228
88.2 9.3 2.0 21.9 51.0 0.1 0.2 2.0 1.6
1.8 -3.9 -40.6 -2.0 7.1 -75.1 -2.8 32.2 10.9
17,368 3,220 343 3,788 9,387 38 39 331 223
90.7 16.8 1.8 19.8 49.0 0.2 0.2 1.7 1.2
34.1 108.6 -31.0 17.6 30.3 95.3 15.3 24.6 34.9
15,844 1,738 314 3,682 9,424 24 44 393 225
90.2 9.9 1.8 21.0 53.7 0.1 0.3 2.2 1.3
17.2 2.4 -23.2 7.1 26.3 113.0 -5.9 34.6 37.8
14,912 1,351 377 3,595 8,930 39 46 318 257
89.3 8.1 2.3 21.5 53.5 0.2 0.3 1.9 1.5
11.9 -20.8 -9.8 15.0 19.4 38.7 -24.3 -7.3 54.2
-7.2 26.3 -9.3 -61.5
526 437 12 77
3.7 3.1 0.1 0.5
-13.3 31.2 29.9 -71.0
665 469 12 184
3.5 2.4 0.1 1.0
32.0 32.5 16.8 31.9
654 467 14 173
3.7 2.7 0.1 1.0
56.3 27.7 37.8 306.9
698 487 14 198
4.2 2.9 0.1 1.2
42.4 20.1 43.1 160.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
Table 2.6 Non Oil and Gas Imports Value by Country of Origin (millions of USD)
COUNTRY TOTAL
2007 Q2 Q3 Q1 Q4 Q1 Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Value Value Value Value Value (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 16,452 100 11.6 17,912 100 19.2 18,838 100 20.6 18,705 100 13.7 23,225 100 29.7
Value 25,819
2008 Q2 Share Growth (%) (%) 100 37.1
Value 27,249
Q3 Share Growth (%) (%) 100 45.7
151
0.9
-14.0
164
0.9
6.9
200
1.1
48.7
146
0.8
-3.5
166
0.7
1.2
281
1.1
40.7
360
1.3
146.2
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
1,726 1,188 289 230 20
10.5 7.2 1.8 1.4 0.1
15.7 14.0 6.8 50.0 -23.6
1,929 1,354 310 247 18
10.8 7.6 1.7 1.4 0.1
10.9 14.4 -8.8 27.3 -15.8
2,144 1,348 486 289 20
11.4 7.2 2.6 1.5 0.1
14.1 0.0 60.7 47.7 -38.6
2,347 1,579 444 306 17
12.5 8.4 2.4 1.6 0.1
36.0 33.0 53.9 33.2 -12.2
2,757 1,721 584 424 28
11.9 7.4 2.5 1.8 0.1
43.0 27.1 88.2 72.0 59.3
3,284 2,127 545 571 42
12.7 8.2 2.1 2.2 0.2
53.2 57.7 12.1 97.5 110.0
3,372 2,243 577 507 45
12.4 8.2 2.1 1.9 0.2
43.7 42.0 29.9 65.6 161.7
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
11,183 4,543 0 701 123 2,498 1,041 163 12 1 6,641 447 428 0 2,268 824 17 1,981 76 456 144
68.0 27.6 0.0 4.3 0.7 15.2 6.3 1.0 0.1 0.0 40.4 2.7 2.6 0.0 13.8 5.0 0.1 12.0 0.5 2.8 0.9
9.0 12,230 -2.2 4,743 -80.6 2 33.8 694 21.4 127 -18.4 2,609 16.1 1,109 196.1 188 110.7 11 806.0 0 18.8 7,487 34.1 493 28.6 491 -95.9 0 -3.4 2,275 17.9 1,038 17.2 23 55.1 2,360 49.3 64 4.5 574 20.3 170
68.3 26.5 0.0 3.9 0.7 14.6 6.2 1.0 0.1 0.0 41.8 2.8 2.7 0.0 12.7 5.8 0.1 13.2 0.4 3.2 0.9
21.5 12,635 15.6 4,864 176.7 0 37.2 762 25.0 143 4.2 2,646 17.4 1,158 373.4 150 77.4 4 -2.0 1 26.1 7,771 30.8 453 25.0 364 86.1 0 5.0 2,412 24.3 1,077 6.4 13 53.4 2,593 18.2 113 28.8 595 26.3 149
67.1 21.3 12,455 25.8 20.8 4,991 0.0 -98.1 1 4.0 31.3 745 0.8 24.5 139 14.0 12.9 2,757 6.1 23.8 1,175 0.8 223.3 156 0.0 -0.3 5 0.0 22.7 0 41.2 22.1 7,464 2.4 24.5 524 1.9 6.5 462 0.0 60,143 0 12.8 10.8 2,420 5.7 33.7 823 0.1 -4.6 12 13.8 31.2 2,412 0.6 54.9 99 3.2 27.0 547 0.8 -10.6 165
66.6 26.7 0.0 4.0 0.7 14.7 6.3 0.8 0.0 0.0 39.9 2.8 2.5 0.0 12.9 4.4 0.1 12.9 0.5 2.9 0.9
11.4 16,092 9.9 5,699 853.7 3 6.2 952 13.0 182 10.4 2,893 12.8 1,525 -4.9 118 -56.6 7 -62.8 0 12.4 10,393 17.2 643 8.0 655 1,734 0 6.7 3,538 -0.1 1,121 -27.0 13 21.8 3,263 29.5 139 20.0 670 14.5 351
69.3 24.5 0.0 4.1 0.8 12.5 6.6 0.5 0.0 0.0 44.7 2.8 2.8 0.0 15.2 4.8 0.1 14.1 0.6 2.9 1.5
31.6 20.2 4.3 37.2 43.1 10.9 37.5 -37.1 -33.9 34.4 38.8 30.4 33.4 -38 55.5 8.0 -46.1 38.3 117.5 16.8 106.4
17,435 6,007 6 1,024 214 3,011 1,591 134 12 1 11,428 637 712 0 3,578 1,354 24 3,800 160 754 409
67.5 38.0 23.3 23.5 0.0 15,901.8 4.0 34.2 0.8 49.6 11.7 13.8 6.2 37.4 0.5 -10.5 0.0 186.8 0.0 28.5 44.3 47.1 2.5 40.5 2.8 95.6 0.0 -38 13.9 48.3 5.2 25.6 0.1 81.3 14.7 46.5 0.6 41.2 2.9 26.8 1.6 174.0
18,463 6,451 0 1,125 169 3,215 1,749 174 9 1 12,012 609 712 0 3,532 1,320 13 4,504 172 706 445
67.8 23.7 0.0 4.1 0.6 11.8 6.4 0.6 0.0 0.0 44.1 2.2 2.6 0.0 13.0 4.8 0.0 16.5 0.6 2.6 1.6
48.2 29.3 -83.7 51.0 21.2 16.6 48.9 12.1 63.1 68.8 60.9 16.1 54.2 -99 45.9 60.3 2.3 86.7 74.0 29.1 170.0
832
5.1
18.9
944
5.3
10.5
939
5.0
6.2
876
4.7
5.3
1,117
4.8
18.3
1,277
4.9
36.0
1,419
5.2
62.0
2,560 2,192 74 221 693 148 123 206 726 106 262
15.6 13.3 0.5 1.3 4.2 0.9 0.7 1.3 4.4 0.6 1.6
20.8 26.4 -30.3 -9.2 53.1 24.3 -44.3 36.5 64.9 -19.0 3.3
2,645 2,206 102 437 608 181 166 181 531 150 289
14.8 12.3 0.6 2.4 3.4 1.0 0.9 1.0 3.0 0.8 1.6
19.7 16.3 9.1 40.0 19.5 5.6 30.2 -13.3 11.6 38.6 41.6
2,921 2,495 112 456 687 203 141 179 717 110 317
15.5 13.2 0.6 2.4 3.6 1.1 0.7 0.9 3.8 0.6 1.7
26.6 31.4 37.8 60.2 44.1 12.4 14.7 4.4 23.3 -12.5 12.1
2,880 2,453 95 519 641 224 189 220 566 77 349
15.4 13.1 0.5 2.8 3.4 1.2 1.0 1.2 3.0 0.4 1.9
12.5 11.9 28.3 134.7 -7.6 51.1 53.3 6.8 -22.1 -27.0 33.5
3,093 2,376 115 364 753 238 156 217 534 243 473
13.3 10.2 0.5 1.6 3.2 1.0 0.7 0.9 2.3 1.0 2.0
16.9 7.7 12.7 -16.7 23.8 31.6 -6.2 19.7 0.5 62.1 63.5
3,542 2,651 156 246 814 296 160 232 747 383 507
13.7 10.3 0.6 1.0 3.2 1.1 0.6 0.9 2.9 1.5 2.0
21.2 6.3 39.7 -46.0 18.5 45.8 13.2 29.7 4.2 248.8 60.3
3,635 2,818 200 303 925 265 174 280 669 283 534
13.3 10.3 0.7 1.1 3.4 1.0 0.6 1.0 2.5 1.0 2.0
26.2 14.8 110.0 -41.6 44.4 18.6 -7.5 27.2 18.3 265.8 52.9
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others
53
Table 3.1 Travel Inflows Period
BOP
%
%
Other Gates
(2+3)
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(1) 2004 Q1 Q2 Q3 Q4
(2) 4,541,165 1,034,236 1,099,096 1,278,022 1,129,811
(3) 779,941 177,990 188,656 219,368 193,928
(4) 5,321,106 1,212,226 1,287,752 1,497,390 1,323,739
(4) 4,798 1,093 1,161 1,350 1,194
(5) 18.8 15.2 44.3 16.3 6.3
(6) 18.8 15.2 28.6 23.7 18.9
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,074,354 1,003,616 1,045,871 1,183,757 841,110
927,747 215,625 228,421 239,116 244,585
5,002,101 1,219,241 1,274,292 1,422,873 1,085,695
4,522 1,102 1,152 1,286 981
-5.8 0.8 -0.8 -4.7 -17.8
-5.8 0.8 0.0 -1.8 -5.8
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
3,977,482 871,817 1,023,099 1,038,857 1,043,709
893,869 204,589 227,472 233,972 227,836
4,871,351 1,076,406 1,250,571 1,272,829 1,271,545
4,448 983 1,142 1,162 1,161
-1.6 -10.8 -0.9 -9.6 18.3
-1.6 -10.8 -5.7 -7.2 -1.6
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,541,458 1,001,697 1,142,077 1,215,723 1,181,961
964,301 213,289 242,394 258,803 249,815
5,505,759 1,214,986 1,384,471 1,474,526 1,431,776
5,346 1,180 1,344 1,432 1,390
20.2 20.0 17.7 23.2 19.7
20.2 20.0 18.8 20.3 20.2
1,190,102 1,264,023 1,396,827
215,317 233,096 271,061
1,405,419 1,497,119 1,667,888
1,365 1,454 1,620
15.7 8.1 13.1
15.7 11.7 12.2
2008* Q1 Q2 Q3
54
BOP Main Gates
Table 3.2 Travel Outflows Period
Hajj
BOP
Hajj
BOP
%
%
Main Gates
Other Gates
Pilgrimage
(2+3-4)
Pilgrimage
Value
(y.o.y)
(y.t.d)
(In millions of USD)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2004 Q1 Q2 Q3 Q4
3,941,381 942,948 847,679 1,022,310 1,128,444
101,061 24,178 21,735 26,213 28,934
204,945 204,945 0 0 0
3,837,497 762,181 869,414 1,048,523 1,157,378
452 452 0 0 0
3,507 1,059 692 835 922
13.8 -6.0 52.8 40.1 1.6
13.8 -175.1 10.8 18.8 13.8
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,106,225 948,509 991,334 1,024,447 1,141,935
105,288 24,321 25,419 26,268 29,280
267,501 205,382 0 0 62,119
3,944,012 767,448 1,016,753 1,050,715 1,109,096
511 394 0 0 117
3,584 992 792 819 981
2.2 -6.3 14.5 -1.9 6.5
2.2 -6.3 1.9 0.7 2.2
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
4,322,464 941,626 1,081,620 1,082,682 1,216,536
705,405 198,417 192,710 162,702 151,576
144,945 144,945 0 0 0
4,882,924 995,098 1,274,330 1,245,384 1,368,112
466 272 0 0 194
4,030 1,026 954 932 1,118
12.4 3.4 20.4 13.8 14.0
12.4 3.4 11.0 11.9 12.4
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,593,183 1,055,961 1,103,889 1,146,177 1,287,156
563,859 169,520 142,136 127,774 124,429
104,660 104,660 0 0 0
16,628,620 1,225,481 1,246,025 1,273,951 12,883,163
515 195 0 0 320
4,903 1,188 1,106 1,130 1,479
21.7 15.8 15.9 21.2 32.3
21.7 15.8 15.9 17.6 23.7
2008 *) Q1 Q2 Q3
1,077,171 1,167,747 1,193,452
172,347 185,299 186,385
41,864
1,207,655 1,353,046 1,379,837
80 0.0 0.0
1,151 1,200 1,224
-3.1 8.5 8.3
-3.1 2.5 4.4
0 0
55
Table 4 Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD) No
2006
Securities Tw I
Tw II
2007 Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
2008* Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
A. Private Sector * 1 Bonds
101
180
194
170
192
270
225
351
361
200
185
2 Medium Term Notes
367
295
321
288
285
289
293
267
300
367
361
3 Floating Rate Notes 4 Commercial Papers
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27
26
16
16
16
16
16
14
15
19
15
1,182
1,403
1,397
1,472
1,474
1,445
1,538
1,490
1,524
1,488
1,618
1,676
1,903
1,929
1,945
1,966
2,020
2,071
2,123
2,200
2,075
2,180
1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN
5,061
5,201
5,953
6,088
6,978
9,033
8,711
8,298
8,760
10,200
11,037
2 Govt. Bond (USD Denomination)
4,945
4,945
4,945
4,945
6,370
6,370
6,370
6,370
8,322
10,450
10,450
3 SBI
2,147
758
894
2,003
2,127
4,201
4,436
4,436
3,330
3,643
2,157
12,153
10,905
11,791
13,037
15,475
19,604
19,517
19,517
20,412
24,293
23,644
5 Promissory Notes Total
B. Public Sector
Total *Source : Custodian Bank
56