Mei 2011
kang
LAP PORA AN NER RACA A PEM MBA AYAR RAN IND DONE ESIA Realissasi Tw. I--2011
1
Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
2
Mei 2011
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan I-2011
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4
DAFTAR ISI
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
PERKEMBANGAN NPI TW. I-2011 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
3
TRANSAKSI BERJALAN
……………………………………………………………
5
1.
Neraca Perdagangan Barang
……………………………………………………………
5
1.1. 1.2.
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
6 12
Ekspor Barang Impor Barang
2.
Neraca Perdagangan Jasa
……………………………………………………………
16
3.
Neraca Pendapatan
……………………………………………………………
18
4.
Neraca Transfer Berjalan
……………………………………………………………
18
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
……………………………………………………………
21
1.
Investasi Langsung
……………………………………………………………
21
2.
Investasi Portofolio
……………………………………………………………
22
3.
Investasi Lainnya
……………………………………………………………
25
CADANGAN DEVISA
……………………………………………………………
29
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
……………………………………………………………
31
BOKS:
-
Penyempurnaan Format Penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia
……………………………………………………………
33
-
Inflasi Volatile Food dan Impor Pangan
……………………………………………………………
35
5
DAFTAR TABEL Hal
6
Hal
Tabel 1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi
4
Tabel 14
Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang
12
Tabel 2
Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5
6
Tabel 15
Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi
13
Tabel 3
Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor
6
Tabel 16
Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama
13
Tabel 4
Ekspor Nonmigas menurut Tujuan Utama
7
Tabel 17
Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut Negara Asal Utama
13
Tabel 5
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
7
Tabel 18
Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama
14
Tabel 6
Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama
8
Tabel 19
Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama
14
Tabel 7
Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama
9
Tabel 20
Impor Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama
15
Tabel 8
Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama
9
Tabel 21
Impor Makanan & Minuman Diolah untuk Rumah TanggamMenurut Negara Asal Utama
15
Tabel 9
Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama
10
Tabel 22
Perkembangan Impor Minyak
15
Tabel 10
Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama
10
Tabel 23
Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
16
Tabel 11
Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama
11
Tabel 24
Perkembangan Hibah Noninvestasi
19
Tabel 12
Perkembangan Ekspor Minyak
12
Tabel 25
Perkembangan Sovereign Rating Indonesia
23
Tabel 13
Perkembangan Ekspor Gas
12
Tabel 26
Indikator Sustainabilitas Eksternal
31
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal Grafik 1
Transaksi Berjalan
5
Grafik 17
Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi
22
Grafik 2
Neraca Perdagangan Nonmigas
5
Grafik 18
Perkembangan PMA menurut Negara Asal
22
Grafik 3
Neraca Perdagangan Migas
6
Grafik 19
Perkembangan Investasi Portofolio
23
Grafik 4
Perkembangan Harga Batubara Dunia
8
Grafik 20
Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing
23
Grafik 5
Perkembangan Harga CPO Dunia
9
Grafik 21
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
24
Grafik 6
Perkembangan Harga Karet Dunia
9
Grafik 22
Perkembangan SBI Rate
24
Grafik 7
Perkembangan Harga Minyak Dunia
16
Grafik 23
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
25
Grafik 8
Perkembangan Konsumsi BBM
16
Grafik 24
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
25
Grafik 9
Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
17
Grafik 25
Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi
25
Grafik 10
Perkembangan Jasa Perjalanan
17
Grafik 26
Perkembangan Investasi Lainnya
26
Grafik 11
Perkembangan Neraca Pendapatan
18
Grafik 27
Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
26
Grafik 12
Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja
19
Grafik 28
Perkembangan Lainnya
26
Grafik 13
Komposisi Penempatan TKI di Asia Pasifik
20
Grafik 29
Perkembangan PLN Sektor Publik
27
Grafik 14
Komposisi Penempatan TKI di Timur Tengah dan Afrika
20
Grafik 30
Perkembangan PLN Sektor Swasta
27
Grafik 15
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
21
Grafik 31
Perkembangan Cadangan Devisa
29
Grafik 16
Perkembangan Investasi Langsung
21
Transaksi
Kewajiban
Investasi
7
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
8
RINGKASAN
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2011 mencatat surplus USD7,7 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan I 2011 bertambah menjadi USD105,7 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Tren penyusutan surplus transaksi berjalan yang terjadi sejak triwulan IV 2009 tertahan di triwulan I 2011 dengan membukukan surplus sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus USD1,1 miliar pada triwulan IV 2010. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya pembayaran pendapatan, khususnya bunga utang, dan pembayaran jasa travel terkait berlalunya musim haji yang keduanya bersifat musiman. Penguatan transaksi berjalan lebih lanjut terhambat oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang karena tingginya impor minyak akibat penurunan produksi nasional dan peningkatan konsumsi BBM di tengah kenaikan harga minyak di pasar internasional. Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2011 mencatat surplus USD6,2 miliar, ditopang oleh kinerja investasi langsung dan investasi portofolio. Investasi langsung di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Sementara itu, derasnya arus masuk investasi portofolio didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar keuangan global dan relatif menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri.
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
PERKEMBANGAN NPI TW. I-2011 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw. I-2011 mencatat surplus USD7,7 miliar, ditopang oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, masing-masing sebesar USD1,9 miliar dan USD6,2 miliar. Penguatan surplus transaksi berjalan di triwulan laporan tertahan oleh tingginya transaksi impor terutama impor produk minyak akibat produksi minyak yang menurun dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang meningkat di tengah harga minyak di pasar internasional yang masih cenderung naik. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial terutama ditopang oleh arus masuk modal jangka panjang (PMA) dan investasi portofolio yang meningkat. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode naik mencapai USD105,7 miliar. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw. I-2011, antara lain: •
Harga komoditas yang masih meningkat di Tw. I-2011 serta proses perbaikan ekonomi dunia yang masih berlangsung mendorong pertumbuhan total ekspor tetap tinggi.
•
Pertumbuhan ekonomi Tw. I-2011 cukup tinggi mencapai 6,5%, yang didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang cukup tinggi masing-masing sebesar 4,5% dan 7,3%. Perkembangan ini mendorong berlangsungnya akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
•
Penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown), masalah offtaker proyek, dan kendala bawah tanah (subsurface) menyebabkan produksi minyak nasional turun dari triwulan sebelumnya sebesar 0,912 juta barel per hari (bph) menjadi sebesar 0,908 juta bph pada Tw. I-2011. Penurunan produksi minyak yang terjadi di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Kenaikan volume impor minyak, disertai oleh harga minyak di pasar internasional yang juga terus naik, memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
•
Di sisi lain, terjaganya stabilitas kondisi makroekonomi Indonesia, prospek bisnis ke depan yang baik, dan imbal hasil investasi dalam aset rupiah yang relatif menarik dibandingkan negara berkembang, mendorong arus masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung tetap deras.
Hal ini juga
berimplikasi pada apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp8.963/USD (Tw. IV-2010) menjadi Rp8.899/USD.
3
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi KOMPONEN
SATUAN
2009R
2010* Tw. I
Tw. II
Tw. III
2011** Tw. IV
Total
Tw. I
INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ China Harga Komoditas Dunia ‐ Minyak Mentah (OPEC) ‐ Batubara ‐ Tembaga ‐ CPO ‐ Karet Suku Bunga Internasional ¹⁾ ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ China Inflasi ²⁾ ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ China
‐2.6 ‐6.3 ‐4.1 ‐0.8 9.1
2.4 5.6 0.8 16.4 11.9
3.0 3.1 2.0 19.4 10.3
3.2 5.0 2.0 10.5 9.6
2.8 2.2 2.0 12.0 9.8
2.9 4.0 1.8 14.5 10.3
2.3 ‐1.0 2.5 8.3 9.7
61.1 71.8 5,149.7 682.8 214.6
75.5 95.2 7,232.4 807.7 345.2
76.6 99.5 7,027.4 813.0 381.5
73.8 93.6 7,242.8 874.7 360.7
83.9 107.6 8,636.5 1,108.0 459.1
77.5 99.0 7,534.8 900.8 386.6
101.3 129.6 9,642.2 1,251.0 602.2
% % % % %
0.3 0.1 1.2 0.7 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 1.8
0.3 0.1 1.0 0.5 1.8
0.3 0.1 1.0 0.4 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 2.0
0.3 0.1 1.0 0.3 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 2.3
% (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y)
2.7 ‐1.7 0.9 ‐0.5 1.9
2.3 ‐1.1 1.6 1.6 2.4
1.1 ‐0.7 1.5 2.7 2.9
1.1 ‐0.6 1.9 3.7 3.6
1.5 0.0 2.2 4.6 4.6
1.5 0.0 2.2 4.6 4.6
2.7 0.0 2.7 5.0 5.4
4.5 2.8 10,395 59.6 0.949 390.7 1,029.6 7.0 7.1
5.6 3.4 9,263 75.2 0.954 94.3 276.6 7.8 6.5
6.1 5.1 9,118 76.8 0.965 100.3 308.7 7.8 6.5
5.8 5.8 9,001 73.8 0.950 105.6 310.8 7.5 6.5
6.9 7.0 8,963 84.9 0.912 104.8 314.7 8.1 6.5
6.1 7.0 9,084 77.7 0.945 404.9 1,210.8 7.8 6.5
6.5 6.7 8,899 102.2 0.908 108.6 268.6 10.3 6.8
10,628 4,852 15,481 ‐2,975 12,506 66,105
1,938 5,590 7,528 ‐907 6,621 71,823
1,412 3,697 5,108 312 5,421 76,321
1,208 7,298 8,506 ‐1,551 6,955 86,551
1,096 9,550 10,646 643 11,289 96,207
% (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) USD/barel USD/metric ton USD/metric ton USD/ton cent USD/kg
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB Inflasi IHK ²⁾ Nilai Tukar Harga Minyak Indonesia Produksi Minyak Konsumsi BBM Ekspor Gas (LNG) Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) BI Rate 1)
% (y.o.y) % (y.o.y) (Rp/USD) USD/barel juta barel per hari juta barel per tahun mmbtu USD/mmbtu % (annual)
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Transaksi Berjalan Transaksi Modal dan Finansial Total Net Errors and Omissions Overall Balance Cadangan Devisa 2)
juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD
Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain ¹⁾ merupakan suku bunga kebijakan yang ditetapkan bank sentral/otoritas moneter (dihitung secara rata‐rata bulanan) ²⁾ posisi akhir bulan pada periode bersangkutan * Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia) ** Angka sangat sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia) R Revisi (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
4
5,654 1,926 26,134 6,221 31,788 8,147 ‐1,503 ‐481 30,285 7,666 96,207 105,709
TRANSAKSI BERJALAN
Transaksi berjalan Tw. I-2011 mencatat surplus
nonmigas mengalami penurunan dalam jumlah yang
USD1,9 miliar, lebih baik dari surplus USD1,1 miliar
lebih besar daripada penurunan impor nonmigas.
pada
surplus
Meski demikian, dibandingkan dengan periode yang
perbaikan
sama tahun sebelumnya, ekspor dan impor nonmigas
neraca perdagangan jasa dan pendapatan karena faktor
masih mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi,
musiman terkait berlalunya musim haji dan penurunan
masing-masing sebesar 29,7% dan 26,2%.
triwulan
tersebut
sebelumnya.
lebih
banyak
Kenaikan
didukung
oleh
pembayaran bunga pinjaman luar negeri, sementara
juta USD
juta USD 12,000
50,000
surplus neraca perdagangan barang menyusut.
45,000 10,000
40,000
Juta USD
35,000
12,000
30,000
10,000
25,000
8,000
20,000
6,000
15,000
4,000
10,000
2,000
5,000
0
0
8,000 6,000 4,000 2,000 0 Tw.I
-2,000
Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
-4,000
2009R
-6,000 Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
2009R Jasa
Pendapatan
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
2010* Nrc. Perdagangan
Trf. Berjalan
Tw.I 2011**
Penyusutan surplus neraca perdagangan barang juga disumbang oleh defisit neraca perdagangan
1. Neraca Perdagangan Barang
minyak yang melebar menjadi USD3,4 miliar pada
Surplus neraca perdagangan barang pada Tw. Iturun
USD0,8
miliar
dibanding
2011**
Nrc. Perdagangan (RHS)
Grafik2 Neraca Perdagangan Nonmigas
Transaksi Berjalan
Grafik1 Transaksi Berjalan
Impor
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
2011
2010*
Ekspor
-8,000
Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
triwulan
periode laporan dari defisit USD2,9 miliar pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan defisit perdagangan minyak
sebelumnya menjadi sebesar USD8,4 miliar akibat impor
terjadi karena peningkatan volume impor minyak akibat
yang tumbuh 32,6%, lebih tinggi dari pertumbuhan
turunnya produksi minyak nasional dan tingginya
ekspor (30,2%, y.o.y).
konsumsi
Penurunan kinerja neraca
BBM,
di
tengah
harga
minyak
yang
perdagangan barang berasal dari lebih rendahnya
meningkat.
surplus neraca perdagangan barang nonmigas dan
barang sedikit tertahan oleh neraca perdagangan gas
melebarnya defisit neraca minyak. Neraca perdagangan
yang membukukan surplus USD3,5 miliar, naik 16,7%
nonmigas pada Tw. I-2011 mencatat surplus USD8,3
dari triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan ini
miliar, lebih rendah dari surplus USD9,1 miliar pada
surplus neraca perdagangan migas pada triwulan
periode sebelumnya.
laporan menyusut menjadi
Penurunan surplus ini terjadi
karena, dibandingkan triwulan sebelumnya, ekspor
Penurunan surplus neraca perdagangan
USD87 juta dibanding
surplus USD135 juta pada triwulan sebelumnya.
5
juta USD
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekspor
juta USD 2,800
10,000 9,000
barang pada periode laporan mengalami penurunan
2,400
8,000 7,000
2,000
sekitar 0,3%.
6,000
1,600
karena pertumbuhan negatif pada ekspor produk
5,000 4,000
1,200
3,000
800
2,000 0 Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
Sementara itu, sektor pertambangan
tumbuh positif sebesar 4,3% (q.t.q).
0 Tw.I
pertanian (-9,8%; q.t.q) dan produk manufaktur (-2,0%; q.t.q).
400
1,000
Penurunan tersebut terjadi terutama
Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I
Lebih rendahnya kinerja ekspor barang pada 2009R Ekspor
2010* 2011** Nrc. Perdagangan migas (RHS)
Impor
Tw.
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
I-2011
ditengarai
karena
faktor
musiman,
dimana pada awal tahun ekspor akan lebih rendah
Grafik 3 Neraca Perdagangan Migas
dibanding bulan-bulan pada akhir tahun.
Hal ini
dikonfirmasi oleh pertumbuhan ekspor tahunan yang Selain berdasarkan pengelompokan nonmigasmigas, neraca perdagangan barang juga dapat dilihat berdasarkan pengelompokan lima jenis barang berikut: (1) barang dagangan umum, (2) barang untuk diolah, (3) barang yang diperbaiki, (4) barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut, dan (5) emas nonmoneter.
Berdasarkan
lima
kelompok
barang
tersebut, penyusutan surplus neraca perdagangan barang terjadi pada kelompok barang dagangan umum (-17,2%) dan emas nonmoneter (-9,6%), sementara
tetap tinggi, yaitu sebesar 30,2%, lebih tinggi dari pertumbuhan
tahunan
dan pertambangan tumbuh sebesar 17,2%
sebesar 13,3% dan 17,1% (y.o.y). Sedangkan sektor manufaktur melambat
tumbuh dari
Barang Dagangan Umum Barang untuk Diolah
6,995 6,143 7,430 8,881 29,449 7,350
-17.2
y.o.y 5.1
-313
147
-80
29
-216
605 1,988.5 -293.4
Barang yang Diperbaiki
-30
-32
-46
-51
-159
-34
-33.4
12.1
Barang yg diperoleh di pelabuhan
126
177
113
122
538
257
110.2
104.2
Emas Nonmoneter
176
412
176
251 1,016
227
-9.7
28.7
6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 8,404
-9.0
20.8
Neraca Perdagangan Barang
sebesar
pertumbuhan
32,5%,
sedikit
sebelumnya
sebesar
33,3%. Tabel 3 Pertumbuhan Ekspor Barang per Sektor Pangsa (%)
turun 33,3%.
2010* 2011** q.t.q Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw.I
dan
27,2% (y.o.y), lebih tinggi dari periode sebelumnya
dari 100%. Di sisi lain, defisit barang yang diperbaiki
Pertumb. Tw. I-2011**
triwulan
Secara tahunan (y.o.y), ekspor produk pertanian
di pelabuhan oleh sarana pengangkut meningkat lebih
Nilai
pada
sebelumnya (27,3%).
surplus barang untuk diolah dan barang yang diperoleh
Tabel 2 Neraca Perdagangan Barang menurut BPM5
ekspor
Produk Pertanian Produk Manufaktur (termasuk migas) Produk Pertambangan (termasuk migas) Barang Lainnya (termasuk minyak) Total Ekspor a.l. Minyak Gas
Pertumb. q.t.q (%) 2010 Tw.IV
Pertumb. y.o.y (%)
2011** Tw.I
3.2
2.8
1.4
-9.8
13.3
14.8
17.2
63.9
64.0
18.4
-2.0
33.3
33.3
32.5
31.5
31.8
10.3
4.3
17.1
31.8
27.2
1.5
1.4
31.3
1.4
34.6
31.7
31.9
100.0 100.0
15.4
-0.3
27.3
32.1
30.2
21.3 7.4
6.9 12.6
24.2 7.5
45.4 32.0
36.6 28.1
9.9 8.2
10.6 8.5
2011** Tw.I
2010* Tw.IV Total
2010*
2011** Tw.I
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
1.1. Ekspor Barang
6
Penurunan
ekspor
pada
triwulan
laporan
terutama terjadi pada ekspor barang nonmigas (-2,3%;
Ekspor barang pada Tw. I-2011 tercatat sebesar
q.t.q), sementara ekspor minyak dan ekspor gas
USD45,7 miliar dengan kontribusi terbesar dari sektor
masih meningkat masing-masing 6,9% dan 12,6%
manufaktur (64,0%) dan pertambangan (31,8%).
(q.t.q).
Di sisi nonmigas, penurunan ekspor dibanding periode
sebelumnya
beberapa
negara
terjadi tujuan
pada utama,
ekspor seperti
Tabel 4 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
ke
Tw. I-2011**
Uni Negara
Eropa, Jepang, dan China yang memiliki pangsa cukup besar. Pertumbuhan negatif terjadi pada kinerja ekspor
ke
tiga
tujuan
tersebut
masing-masing
sebesar 1,0%, 3,1%, dan 23,5%. Di sisi lain, ekspor ke Amerika Serikat dan Singapura yang tumbuh positif
sebesar
6,9%
(q.t.q)
dan
3,7%
(q.t.q)
mampu menahan penurunan ekspor nonmigas lebih
Nilai Pangsa (Juta USD) (%)
Uni Eropa Jepang Amerika Serikat China
Pertumbuhan (%) q.t.q
y.o.y
4,515 4,456 3,884 3,648
12.2 12.1 10.5 9.9
-1.0 -3.1 6.9 -23.5
29.1 24.9 30.0 18.0
Singapura Lainnya
2,770 17,700
7.5 47.9
3.7 14.3
15.2 36.6
Total
36,973
100.0
-2.3
29.7
**
lanjut.
Angka sementara
Penurunan ekspor nonmigas terutama terjadi pada beberapa komoditas utama, seperti minyak sawit, tembaga, dan peralatan listrik. Sementara itu, beberapa komoditas ekspor nonmigas lain, seperti batubara, produk karet, dan tekstil & produk tekstil, masih mengalami kenaikan.
Tabel 5 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama Pertumbuhan q.t.q (%) Nominal Riil Harga 2011** 2010* 2011** 2010* 2011** 2010* 2011**
Pangsa (%) 2010*
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batubara Karet Olahan Tekstil & Produk Tekstil Produk logam Minyak Sawit Peralatan listrik Tembaga Bahan Kimia Kertas Produk Kayu Olahan
Pertumbuhan y.o.y (%) Nominal Riil 2010* 2010* 2011** 2011**
Harga 2010* 2011**
Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I Tw. IV Total Tw. I
13.8 14.4 7.2 9.7 8.7 9.1 7.6 8.5 10.4 7.9 8.5 7.4 4.9 3.9 2.7 2.8 3.2 2.6 2.2 1.9
12.3 7.1 18.3 32.8 3.2 11.3 27.5 4.9 41.4 -42.8 2.3 -6.8 -7.7 -19.1 21.7 10.0 15.0 -14.7 11.4 -4.3
4.2 7.8 -0.6 11.7 14.9 2.2 -24.5 13.5 12.9 9.9
-8.4 19.3 6.6 -3.0 -51.7 -11.7 -29.7 3.8 -16.8 -8.2
7.8 9.8 3.8 14.1 23.0 0.2 22.2 7.3 1.9 1.4
17.0 11.3 4.4 8.1 18.5 5.5 15.2 6.0 2.4 4.2
24.5 81.5 26.1 35.3 44.6 19.5 -1.9 26.7 21.4 13.3
29.3 97.3 21.4 37.7 30.9 27.7 17.6 50.4 20.6 26.7
26.4 85.9 30.3 29.3 21.8 13.7 -0.3 29.9 3.2 -0.4
-3.2 41.6 20.0 7.7 -1.6 4.8 -15.9 8.6 8.8 4.1
12.1 -9.4 50.2 43.7 17.3 20.5 11.7 2.4 -0.2 -22.0 19.8 -3.2 -0.4 -31.1 26.2 13.8 4.5 -7.7 18.3 -12.2
28.6 28.2 5.1 25.7 47.0 14.1 16.6 16.7 11.6 8.9
15.4 31.4 3.5 23.3 31.2 6.6 18.0 19.1 15.3 7.1
39.5 29.4 8.1 26.3 56.1 17.5 44.6 14.2 11.8 13.4
*) Angka sementara **) Angka sangat sementara
7
pemenuhan sumber energi alternatif, selain bahan
Batubara Batubara
merupakan
komoditas
utama
bakar fosil. Tabel 6 Ekspor Batubara menurut Negara Tujuan Utama
ekspor nonmigas Indonesia dalam Tw. I-2011 dengan pangsa sebesar 14,4% terhadap total ekspor nonmigas.
Tw. I-2011**
Ekspor batubara selama periode laporan mencapai
Negara
USD5,3 miliar, tumbuh 7,1% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai ekspor batubara tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga, sementara volume ekspor mengalami penurunan. Harga batubara di pasar internasional pada Tw. I-2011 meningkat dari USD108/MTon (Tw. IV-2010) menjadi
India Jepang China Korea Selatan Taiwan Lainnya Total **
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
1,086 985 823 605 484 1,356 5,340
20.3 18.4 15.4 11.3 9.1 25.4 100.0
Pertumbuhan (%) q.t.q
89.1 22.7 -38.1 -2.0 -5.6 18.3 7.1
y.o.y
111.0 54.0 -30.7 8.0 41.3 38.5 26.4
Angka sangat sementara
USD129,61/MTon. Selain karena tren harga yang terus meningkat sejak pertengahan 2009, gangguan suplai
Selain tumbuh positif secara triwulanan, perbaikan
batubara yang terjadi akibat banjir bandang yang
kinerja
melanda Australia sebagai negara penghasil batubara
pertumbuhan secara tahunan yang meningkat dari
terbesar
24,5% pada Tw. IV-2010 menjadi 26,4%.
dunia
menjadi
faktor
penyebab
utama
ekspor
batubara
juga
tercermin
pada
kenaikan harga selama periode laporan.
Minyak Sawit USD/MTon 180
Ekspor
160
minyak
sawit
pada
Tw.
I-2011
140
sebesar USD2,9 miliar, turun dari nilai ekspor periode
120
sebelumnya (USD5,1 miliar). Salah satu penyebabnya
100
adalah produksi minyak sawit telah memasuki siklus
80 60
menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan
40 20
September-Oktober tahun lalu. Penyebab lain adalah
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
Q4
2009
Q1
Q2
Q3
2010
Q4
Q1 2011
peningkatan kebutuhan domestik. Penurunan kinerja ekspor minyak sawit pada periode laporan terjadi untuk ekspor ke seluruh negara tujuan utama. Penurunan ini
Source : World Bank
Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia
terjadi walaupun bea keluar minyak sawit menurun dari 22,5% menjadi 17,5% pada bulan Maret.
Naiknya nilai ekspor batubara juga tercermin
Jika dibandingkan dengan periode yang sama
dari pengiriman ke negara-negara utama tujuan
tahun sebelumnya (y.o.y), ekspor minyak sawit masih
ekspor, seperti India dan Jepang.
tumbuh kuat sekitar 21,8%. Peningkatan ekspor terjadi
dalam
8
negeri
India
yang
Kebutuhan energi
semakin
meningkat,
terutama pada ekspor ke Malaysia (154,7%) dan
sedangkan pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri
Singapura (38,5%), sementara ekspor ke kawasan Uni
India dibatasi oleh perizinan lingkungan yang ketat
Eropa mengalami penurunan (-20,7%). Penurunan
diperkirakan menjadi pendorong naiknya permintaan
ekspor
batubara dari India. Ekspor ke Jepang terkait dengan
pemberlakuan persyaratan bahwa produk minyak sawit
ke
Uni
Eropa
ditengarai
terkait
dengan
harus memiliki riwayat penanaman dan tidak boleh
yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada
ditanam pada lahan gambut.
tahun lalu, yakni sebesar 85,9% (y.o.y).
Tabel 7 Ekspor Minyak Sawit menurut Negara Tujuan Utama
Tw. I-2011** Negara
Nilai (Juta USD)
India Malaysia Uni Eropa China Singapura Lainnya Total **
Pangsa (%)
717 524 365 245 202 864 2,917
24.6 17.9 12.5 8.4 6.9 29.6 100.0
-52.6 -6.3 -46.7 -72.6 -22.9 -27.1 -42.8
ekspor
karet
olahan
y.o.y
-1.4 154.7 -20.7 -5.6 38.5 45.0 21.8
Angka sangat sementara
terutama
ditopang oleh kenaikan volume ekspor sebesar 19,3% (q.t.q) dan kenaikan harga 11,3% (q.t.q).
Pertumbuhan (%) q.t.q
Peningkatan
Kenaikan
volume disebabkan oleh tingginya permintaan dunia sejalan dengan kembali bangkitnya sektor industri, terutama industri otomotif.
Sementara itu, kenaikan
harga karet pada periode Tw. I-2011 menjadi sebesar USD573,24 cent/kg dari sebesar USD433 cent/kg pada Tw.
IV-2010
terjadi
akibat
anomali
iklim
yang
mengakibatkan produksi karet alam dunia menurun. c/kg
Di sisi lain, harga minyak sawit dalam triwulan
700
laporan masih meningkat mengikuti dinamika harga
600
minyak
500
mentah
dan
juga
dipengaruhi
oleh
400
ketersediaan pasokan. Pada Tw. I-2011, harga minyak
300
sawit naik menjadi USD1.251/MTon dari sebelumnya
200
sebesar USD1.108/MTon.
100
Kenaikan harga tersebut
0
membantu menahan penurunan nilai ekspor minyak
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
sawit lebih dalam.
2007
USD/MTon
2008
2009
2010
2011
Source : World Bank
1,400
Grafik 6 Perkembangan Harga Karet Dunia
1,200 1,000 800
Pada periode ini, peningkatan ekspor karet olahan
600
yang cukup signifikan ditujukan ke Jepang, Uni Eropa,
400
dan Amerika Serikat.
200 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008
2009
2010
Tabel 8 Ekspor Karet Olahan menurut Negara Tujuan Utama
Tw. I-2011**
2011
Negara
Source : World Bank
Grafik 5 Perkembangan Harga CPO Dunia
Karet Olahan Ekspor karet olahan pada Tw. I-2011 tercatat sebesar USD3,6 miliar atau naik 32,8% (q.t.q) dari periode sebelumnya.
Secara tahunan, ekspor karet
olahan pada Tw. I-2011 juga mengalami peningkatan
Amerika Serikat Uni Eropa Jepang China Singapura Lainnya Total **
Nilai Pangsa (Juta USD) (%)
893 525 518 479 145 1,019 3,580
24.9 14.7 14.5 13.4 4.1 28.5 100.0
Pertumbuhan (%) q.t.q
32.1 51.0 52.9 8.0 24.7 31.8 32.8
y.o.y
94.9 110.9 104.9 66.7 52.7 74.9 85.9
Angka sangat sementara
9
ekspor pada periode ini.
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Tw. I-2011 lebih tinggi 11,3% dari triwulan sebelumnya sehingga mencapai USD3,4 miliar. komoditas ini
Naiknya
ekspor
masih lebih banyak ditopang oleh
peningkatan volume ekspor sebesar 6,6% (q.t.q) dibandingkan oleh peningkatan harga sebesar 4,4% (q.t.q). Ekspor
TPT
pada
periode
laporan
terutama
ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Turki. Meskipun China belum masuk ke dalam lima besar negara tujuan utama, namun ekspor
terjadi pada produk tembaga dan timah masing-masing sebesar 17,2% (q.t.q) dan 15,1% (q.t.q).
pada bulan Maret 2011 merupakan harga tertinggi sejak awal tahun 2009. Ekspor ke
Jepang,
produk
logam
Singapura,
Korea Selatan.
secara
tahunan
yang
Pada periode laporan, ekspor TPT tumbuh 30,3% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 26,1% (y.o.y). Tabel 9 Ekspor TPT menurut Negara Tujuan Utama
Negara
Nilai (Juta USD)
Amerika Serikat Uni Eropa Jepang Korea Selatan Turki Lainnya Total **
1,226 565 222 172 160 1,027 3,373
Pangsa Pertumbuhan (%) (%)
36.3 16.8 6.6 5.1 4.8 30.5 100.0
q.t.q
16.9 3.5 18.1 34.1 17.8 4.6 11.3
y.o.y
21.0 36.8 57.5 59.6 55.7 26.7 30.3
Thailand,
dan
Barang-barang logam dimaksud
Tabel 10 Ekspor Produk Logam menurut Negara Tujuan Utama
Tw. I-2011** Negara
Nilai (Juta USD)
Pangsa (%)
956 576 303 254 187 858 3,133
30.5 18.4 9.7 8.1 6.0 27.4 100.0
Jepang Singapura Malaysia Thailand Korea Selatan Lainnya Total **
Tw. I-2011**
Malaysia,
ditujukan
timah.
mengalami
pertumbuhan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
terutama
antara lain terbuat dari besi/baja, nikel, tembaga, dan
sebesar 53,9% (y.o.y). Hal ini berimplikasi pada kinerja TPT
Harga
komoditas timah terus mengalami peningkatan dan
TPT ke China mengalami pertumbuhan yang signifikan,
ekspor
Kenaikan harga tertinggi
Pertumbuhan (%) q.t.q
20.9 -0.2 0.4 20.7 18.7 -9.6 4.9
y.o.y
48.7 58.4 3.2 32.5 -7.2 17.4 29.3
Angka sangat sementara
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja ekspor barang-barang dari logam mengalami pertumbuhan meskipun melambat dari 35,3% (y.o.y) pada periode sebelumnya menjadi 29,3% (y.o.y) pada triwulan I-2011.
Peralatan Listrik
Angka sangat sementara
Ekspor peralatan listrik pada periode laporan tercatat sebesar USD2,8 miliar, tumbuh negatif 6,8%
Produk Logam
(q.t.q). Penurunan ini akibat penurunan volume ekspor
Ekspor produk logam pada Tw. I-2011 tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 4,9% dari periode sebelumnya.
10
Meskipun
secara
volume
sebesar 11,7% (q.t.q) yang lebih dipengaruhi oleh faktor musiman.
ekspor
Negara tujuan utama ekspor peralatan listrik
mengalami penurunan sebesar 3,0% (q.t.q), namun
Indonesia antara lain Singapura, Amerika Serikat,
kenaikan harga ekspor mampu meningkatkan nilai
Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong.
Tabel 11 Ekspor Peralatan Listrik menurut Negara Tujuan Utama
Tw. I-2011** Negara
Nilai Pangsa (Juta USD) (%)
Singapura Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Hongkong Lainnya Total **
651 368 310 267 154 1,002 2,751
23.6 13.4 11.3 9.7 5.6 36.4 100.0
Kecenderungan masih
berlanjut
-3.7 -16.7 -13.6 -11.0 -0.5 -2.0 -6.8
36.3 42.3 6.4 -21.8 25.5 7.9 13.7
tumbuh positif namun melambat bila dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari 19,6% (y.o.y) pada Tw.
Utara
yang
minyak.
merupakan
Nilai ekspor minyak selama Tw. I-2011 mencapai tinggi
dibanding
periode
sebelumnya (USD4,5 miliar). Peningkatan tersebut lebih didorong oleh kenaikan harga minyak, sedangkan volume ekspor minyak mentah mengalami penurunan sebesar 14,6% (q.t.q). Negara tujuan ekspor minyak mentah tersebut antara lain Australia, China, Jepang, dan Korea dengan minyak mentah jenis Arjuna, Attaka, Belanak, SLC, dan Duri.
2010* Tw. IV
Harga minyak OPEC dan harga ekspor
masing sebesar USD109,84/barel dan USD102,4/barel, lebih
tinggi
dibandingkan
Tw.
IV-2010
USD88,59/barel dan USD85,2/barel.
sebesar
Hal yang sama
yang meningkat dari masing-masing USD89,16/barel dan USD92,70/barel pada akhir Tw. IV-2010) menjadi USD102,93/barel dan USD114,87/barel pada akhir Tw.
Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga (mbbl) ($/barel) (juta USD) (mbbl) ($/barel)
50.9 39.2 11.6
85.2 103.7
4,858 3,429 1,430
Tw.
volume
rata-rata
I-2011
ekspor
produksi
sebesar
0,908
diakibatkan
minyak juta
oleh
nasional
barel/hari
di dari
periode sebelumnya (0,912 juta barel/hari). Turunnya produksi minyak antara lain dikarenakan penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown), masalah offtaker proyek, dan kendala bawah tanah (subsurface).
Di
antara
ketiga
faktor
tersebut,
unplanned shutdown yang dipicu oleh terjadinya kerusakan pada peralatan dan kelistrikan merupakan faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi
Ekspor Gas
2011** Tw. I
(juta USD)
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) * Angka sementara ** Angka sangat sementara
penghasil
minyak.
Tabel 12 Perkembangan Ekspor Minyak
4,547 3,340 1,207
negara-negara
minyak mentah Indonesia pada Tw. I-2011 masing-
turunnya
Ekspor Minyak
Ekspor Minyak Mentah Produk Kilang
akibat
di beberapa negara di regional Timur Tengah dan Afrika
Penurunan
Rincian
laporan
I-2011.
IV-2010 menjadi 13,7% (y.o.y) pada Tw. I-2011.
lebih
triwulan
minyak
juga terjadi pada harga minyak jenis WTI dan Brent
Secara tahunan, ekspor peralatan listrik masih
miliar,
pada
harga
gangguan suplai minyak dunia setelah terjadinya krisis
Pertumbuhan q.t.q ( ) y.o.y
Angka sangat sementara
USD4,9
kenaikan
46.4 33.5 12.9
102.4 110.4
Kinerja
ekspor
gas
pada
Tw.
I-2011
meningkat sebesar 12,6% dari triwulan sebelumnya menjadi USD3,9 miliar.
Peningkatan ekspor ini
didukung oleh kenaikan ekspor LNG dan gas alam yang masing-masing tumbuh sebesar 8,5% (q.t.q) dan 23,9% (q.t.q).
11
mengalami penurunan 0,3% (q.t.q). Kenaikan impor
Tabel 13 Perkembangan Ekspor Gas 2010* Tw. IV
Rincian
Nilai 1) Vol (juta USD)
Ekspor ‐ LNG ‐ LPG ‐ Natural Gas
terutama ditopang oleh kelompok barang konsumsi 2011** Tw. I
Harga
2)
Nilai 1) Vol (juta USD)
3,438 2,532 315 8.1 0 ‐ ‐ 906 91 10.6
3,870 2,747 269 0 ‐ 1,123 93
(20,5%, q.t.q), diikuti impor kelompok bahan baku Harga
2)
yang meningkat 2,6% (q.o.q). Sementara, impor barang modal menurun 12,3% (q.t.q). Besarnya impor
10.3 ‐ 12.0
kelompok barang konsumsi seiring dengan naiknya impor minyak guna memenuhi kebutuhan konsumsi BBM nasional.
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara
Secara
1)
Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton
2)
Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton
tahunan,
dalam
periode
laporan,
perkembangan impor total menunjukkan pertumbuhan
Sumber: BPMigas
yang tinggi mencapai 32,6% yang dipengaruhi oleh Peningkatan nilai ekspor LNG pada triwulan
akselerasi pada impor kelompok barang konsumsi,
laporan lebih didorong oleh peningkatan harga dari
bahan baku, dan barang modal masing-masing sebesar
periode sebelumnya sebesar USD8,1/juta MMBTU
51,2%, 34,2%, dan 14,3%.
menjadi sebesar USD10,3/juta MMBTU.
dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh cukup
Sedangkan sama
tinggi sebesar 6,5% (y.o.y) dengan pertumbuhan
mengalami penurunan menjadi 269 juta MMBTU dari
konsumsi rumah tangga dan investasi riil masing-
periode sebelumnya 315 juta MMBTU.
masing sebesar 4,5% dan 7,3%.
volume
ekspor
LNG
pada
periode
yang
Penurunan
Tabel 14 Impor (f.o.b) menurut Kelompok Barang
volume ekspor LNG antara lain dipengaruhi oleh gangguan produksi pada Blok Mahakam sehingga
Pangsa (%)
produksi kurang optimal.
2010*
Sementara itu, ekspor gas alam mengalami peningkatan baik dari sisi volume maupun harga. Volume gas alam meningkat dari 91 juta MMBTU pada Tw. IV-2010 menjadi 93 juta MMBTU di Tw. I-2011. Sedangkan harga gas alam pada periode yang sama naik dari USD10,6/juta MMBTU menjadi USD12,0/juta MMBTU mengikuti perkembangan harga minyak.
1.2. Impor Barang
2011** Tw.I
Pertumb. q.t.q (%) 2010* Tw.IV
Pertumb. y.o.y (%)
2011** Tw.I
2010* Tw.IV
2011** Tw.I
Barang Konsumsi (termasuk impor minyak)
12.4
14.3
11.2
20.5
64.6
51.2
Bahan Baku/Barang Penolong (termasuk impor minyak dan gas)
70.5
70.5
13.8
2.6
39.4
34.2
Barang Modal Bahan Lainnya
16.3 0.8
14.6 0.5
15.7 30.2
-12.3 -37.2
49.2 4.1
14.3 -9.4
100.0
100.0
13.9
1.9
43.2
32.6
19.0 0.8
22.0 1.0
29.3 100.6
11.6 -15.6
60.1 302.2
58.2 73.1
Total Impor a.l - Impor Minyak - Impor Gas * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Impor Nonmigas
Nilai impor barang (f.o.b) pada periode laporan
Dalam
triwulan
laporan,
impor
nonmigas
mencapai USD37,3 miliar, meningkat tipis (1,9%) dari
mencapai USD28,7 miliar (f.o.b), meningkat 26,2% dari
triwulan
Masih
periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu,
tersebut lebih disebabkan oleh
jika dibanding dengan triwulan sebelumnya, impor
melonjaknya impor minyak (11,6%, q.t.q), sementara
nonmigas pada Tw. I–2011 tercatat turun 0,3% dari
impor gas turun (-15,6%, q.t.q) dan impor nonmigas
impor triwulan sebelumnya.
sebelumnya
meningkatnya impor
12
Dinamika ini sejalan
(USD36,6
miliar).
Tabel 15 Impor 10 Komoditas Utama Nonmigas menurut Kategori Ekonomi Pertumbuhan (%) (q.t.q) (y.o.y)
Pangsa (%)
Rincian
Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11** Tw. IV'10* Tw. I'11**
Bahan Penolong untuk Industri
38.4
41.1
4.7
6.6
29.2
26.8
Barang Modal (kecuali Alat Angkutan)
16.5
14.4
19.6
-13.2
63.8
18.8
Suku Cadang & Asesori untuk Barang Modal
13.6
12.9
-2.1
-5.2
27.4
16.9
Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi
6.4
5.7
15.2
-10.6
62.9
32.6
Alat Angkutan Lainnya untuk Industri
4.6
4.0
6.4
-13.1
14.9
0.5
Bahan Baku untuk Industri
4.5
4.9
15.8
9.3
39.5
65.5
Makanan & Minuman Diolah, untuk R.Tangga
2.4
3.5
47.8
44.8
96.3
68.7
Makanan & Minuman Primer, untuk Industri
3.2
3.3
37.1
1.4
45.7
19.8
Makanan & Minuman Diolah, untuk Industri
2.8
2.8
58.0
1.2
62.8
105.4
1.1 93.5
1.3 93.9
0.7 10.0
19.6 0.2
50.4 38.5
57.9 27.2
Makanan & Minuman Primer, untuk R.Tangga Total 10 Komoditas Utama Impor Nonmigas *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Pangsa
terbesar
impor
komoditas
nonmigas
Indonesia terutama berasal dari China (17,5%), Jepang (14,6%), Thailand (8,5%), Singapura (8,4%), dan Amerika Serikat (7,2%). Di luar kebiasaan, impor nonmigas dari Thailand tumbuh secara signifikan, membawa Thailand menjadi negara sumber impor nonmigas ketiga terbesar dalam triwulan laporan. Hal ini terkait dengan impor bahan pangan yang tinggi dari negara tersebut. Sementara itu, impor dari China dan Jepang menurun dari triwulan sebelumnya, namun masih memiliki pangsa tertinggi dalam total impor nonmigas.
Bahan Penolong untuk Industri Impor bahan penolong untuk industri merupakan komoditas impor yang pangsanya terbesar terhadap total impor nonmigas (41,1%). Pada triwulan laporan, impor komoditas tersebut mencapai sebesar USD11,8 miliar atau meningkat 6,6% dibandingkan triwulan sebelumnya dan meningkat 26,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Komoditas yang diimpor tersebut antara lain terdiri dari produk manufaktur berupa besi & baja dan tekstil serta produk bahan kimia. Tabel 17 Impor Bahan Penolong untuk Industri menurut Negara Asal Utama
Tabel 16 Impor Nonmigas menurut Negara Asal Utama
Tw. I-2011** Negara
Nilai (Juta
Pangsa (%)
Pertumbuhan (%) q.t.q
y.o.y
China
5,015
17.5
-9.6
24.5
Jepang
4,184
14.6
-4.8
23.0
Thailand
2,436
8.5
37.5
41.4
Singapura
2,407
8.4
-2.0
-2.8
Amerika Serikat
2,063
7.2
8.8
36.0
12,551 28,656
43.8 100.0
-1.2 -0.3
33.5 26.2
Lainnya Total **
Angka sangat sementara
Negara
China Jepang Singapura Thailand Malaysia Lainnya Total
Tw. I - 2011** Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (juta USD) (%) q.t.q y.o.y
1,969 1,520 1,067 677 663 5,885
16.7 12.9 9.1 5.7 5.6 50.0
6.4 1.8 4.3 22.9 15.3 5.8
40.9 21.9 2.6 38.3 22.8 28.2
11,781
100.0
6.6
26.8
** Angka Sangat Sementara
13
Negara asal impor untuk komoditas tersebut terutama China (pangsa 16,7%), Jepang (12,9%), Singapura (9,1%), Thailand (5,7%), dan Malaysia (5,6%)
dengan
pertumbuhan
impor
triwulanan
tertinggi pada periode laporan berasal dari Thailand dan Malaysia.
Suku Cadang & Asesori untuk Barang Modal Tidak berbeda dengan impor barang modal, impor suku cadang & asesori untuk barang modal mengalami pergerakan yang sama, yaitu tumbuh 16,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan tumbuh negatif 5,2% dibanding triwulan sebelumnya. Arah yang relatif sama tersebut ditengarai karena adanya
Barang Modal (kecuali Alat Angkutan)
keterkaitan antara komoditas tersebut, terutama impor
Besarnya penanaman modal asing di Indonesia
produk perlengkapan peralatan listrik, perlengkapan
untuk
mesin-mesin umum, dan mesin-mesin untuk industri
membantu kelangsungan industri. Hal ini tercermin
khusus. Pangsa impor suku cadang & asesori untuk
pada
berupa
barang modal terbesar berasal dari Jepang (20,4%),
mesin-mesin untuk industri khusus dan umum serta
China (18,9%), dan Singapura (16,3%). Dibanding
alat-alat telekomunikasi yang tetap tinggi. Impor barang
triwulan sebelumnya, penurunan impor suku cadang &
modal selain alat angkutan pada periode laporan
asesori untuk barang modal pada periode laporan
tumbuh cukup tinggi sekitar 18,8% dibanding periode
terutama terjadi untuk impor dari negara asal Jepang,
yang sama tahun sebelumnya, meskipun nilai impor
Korea Selatan, China, dan Singapura.
ikut
mempengaruhi
impor
impor
komoditas
barang
barang
modal
modal
lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (-13,2%, q.t.q). Negara utama asal impor untuk komoditas ini adalah
China
(pangsa
41,4%),
Jepang
Tabel 19 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Barang modal menurut Negara Asal Utama
(20,3%),
Singapura (10,0%), Jerman (6,3%), dan Korea Selatan
Negara
(5,7%). Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi pada triwulan laporan berasal dari Jerman dan Korea Selatan, masing-masing sebesar 58,4% dan 38,4%. Tabel 18 Impor Barang Modal kecuali Alat Angkutan menurut Negara Asal Utama
Negara
Tw. I - 2011** Nilai Pangsa Pertumbuhan (%) (juta USD) (%) q.t.q y.o.y
China Jepang Singapura Jerman Korea Selatan Lainnya
1,709 837 412 259 236 677
41.4 20.3 10.0 6.3 5.7 16.4
-16.7 -2.3 -3.7 -19.9 -5.6 -3.8
2.3 16.0 -3.6 58.4 38.4 31.4
Total
4,130
100.0
-13.2
18.8
** Angka Sangat Sementara
14
Nilai (juta USD)
Tw. I - 2011** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y
Jepang China Singapura Amerika Serikat Korea Selatan Lainnya
756 702 605 266 233 1,147
20.4 18.9 16.3 7.2 6.3 30.9
-11.6 -8.9 -4.5 15.1 -10.2 -1.3
21.0 52.7 35.7 41.6 21.0 29.5
Total
3,710
100.0
-5.2
16.9
** Angka Sangat Sementara
Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi Dalam periode laporan, impor suku cadang & asesori untuk peralatan transportasi juga tumbuh signifikan yaitu sebesar 32,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jika dibandingkan
triwulan sebelumnya, impor suku cadang dan asesori
Tabel 21 Impor Makanan & Minuman diolah untuk Rumah Tangga Menurut Negara Asal Utama
untuk peralatan transportasi turun 10,6%. Pangsa impor suku cadang dan perlengkapan barang modal terbesar berasal dari Jepang (33,6%), Thailand (26,3%)
Negara
Nilai (juta USD)
dan China (8,1%). Dibanding triwulan sebelumnya, penurunan impor suku cadang & asesori untuk peralatan transportasi pada periode laporan terutama terjadi untuk impor dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan China. Tabel 20 Impor Suku Cadang & Asesori untuk Peralatan Transportasi menurut Negara Asal Utama
Negara
Nilai (juta USD)
Jepang Thailand China Singapura Amerika Serikat Lainnya Total
Tw. I - 2011** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y
549 431 133 118 90 315
33.6 26.3 8.1 7.2 5.5 19.2
-16.4 1.6 -8.9 -14.1 -36.0 -3.5
21.0 52.7 35.7 41.6 21.0 29.5
1,636
100.0
-10.6
32.6
Tw. I - 2011** Pangsa Pertumbuhan (%) (%) q.t.q y.o.y
Vietnam Thailand Australia Malaysia China Lainnya
383 264 154 53 38 105
38.4 26.4 15.5 5.3 3.9 10.5
Total
997
100.0
70.7 3,370.4 238.1 2.0 -6.4 8.0 0.8 5.6 -29.6 -19.5 11.2 52.3 44.8
68.7
** Angka Sangat Sementara
Impor Minyak Nilai impor minyak dalam kurun Tw. I-2011 mencapai USD8,3 miliar, naik 11,6% (q.t.q) dari triwulan sebelumnya, terutama karena peningkatan impor produk minyak menjadi 55,8 juta barel dari sebelumnya 51,5 juta barel. Kenaikan impor produk minyak sejalan dengan kenaikan konsumsi BBM dan penurunan produksi minyak.
** Angka Sangat Sementara
Sementara itu, impor minyak mentah mengalami
Makanan & Minuman Diolah, untuk Rumah Tangga
penurunan dari 32,2 juta barel menjadi 20,8 juta barel. Impor minyak mentah tersebut digunakan sebagai intake
Impor
nonmigas
dalam
bentuk
komoditas
beberapa
Balongan, dan
kilang,
seperti
kilang
Cilacap,
Balikpapan yang merupakan kilang
makanan & minuman diolah untuk rumah tangga
utama yang menopang kebutuhan BBM dalam negeri.
mempunyai pangsa 3,5% dari total impor nonmigas.
Impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur
Dalam Tw. I-2011, komoditas makanan dan minuman
Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude),
olahan mencatat pertumbuhan triwulan dan tahunan
Nile Blend, dan sisanya berasal dari Brunei, China, dan
yang tinggi (44,8%, q.t.q dan 68,7%, y.o.y) mencapai
Malaysia.
sebesar USD1,0 miliar. Produk-produk yang banyak
Tabel 22 Perkembangan Impor Minyak
diimpor terutama adalah beras, susu, mentega & lemak yang berasal dari susu, dan keju. Impor komoditas makanan & minuman olahan untuk rumah tangga terutama berasal dari Vietnam, Thailand, dan Australia, dengan pangsa impor dari Vietnam dan Thailand yang makin meningkat.
2010* Tw. IV
Rincian
2011** Tw. I
Nilai Volume Harga Nilai Volume Harga (mbbl) ($/barel) (juta USD) (mbbl) ($/barel)
(juta USD)
Impor Minyak Mentah Produk Kilang
7,406 2,677 4,728
83.7 32.2 51.5
83.1 91.7
8,266 2,114 6,152
76.6 20.8 55.8
101.6 110.3
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) * Angka sementara ** Angka sangat sementara
15
BBM oleh sektor transportasi, listrik, dan industri.
Tabel 23 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
Penambahan jumlah kendaraan bermotor, khususnya
2010 2011* Rincian 2009 (dalam mbpd ) Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Total Tw. I Permintaan Minyak Amerika Utara China Eropa Barat Lainnya
23.3 8.3 14.5 38.4
23.5 8.4 14.2 39.2
23.8 9.1 14.1 38.4
24.2 9.2 14.8 39.7
24.0 9.0 14.7 38.9
23.9 8.9 14.4 39.0
24.0 8.9 14.3 39.0
Total Permintaan Minyak
84.5
85.2
85.4
87.9
86.6
86.6
87.1
Penyediaan Minyak OPEC Non OPEC
28.7 55.5
29.2 52.1
29.1 52.1
29.2 51.9
29.3 52.9
29.2 52.3
29.7 52.9
Total Penyediaan Minyak
84.2
81.3
81.2
81.1
82.1
81.4
81.5
sepeda motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM. Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga relatif tetap. Juta Kilo Liter 18
Netto Permintaan ‐ Penyediaan
‐0.3
‐3.8
‐4.2
‐6.8
‐4.5
‐4.8
‐5.1
Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC ‐ April 2011
Listrik
16
Rumah Tangga
Industri
Transportasi
14 12 10
USD/barel
8
140
6
130
4
120
2
110
0
100
Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III Tw. IV
Tw. I
90
2009
80 70 60
SLC Indonesia's Export Price WTI OPEC
50 40 30
2010*
2011**
Sumber: Pertamina (diolah) * Angka sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 8 Perkembangan Konsumsi BBM
J S N J M M J S N J M M J S N J M M J S N J M 2008
2009
2010
2011
2. Neraca Perdagangan Jasa
Source: OPEC, Ditjen Migas
Pada
Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia
mencatat
Produksi minyak pada triwulan laporan menurun
I-2011,
defisit
neraca
USD2,2
perdagangan
miliar,
lebih
jasa
rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD2,8
menjadi rata-rata 0,908 juta barel dari sekitar 0,912 juta
miliar).
barel per hari dalam Tw. IV-2010, antara lain karena
dipengaruhi faktor musiman pada jasa perjalanan yang
adanya unplanned shutdown, masalah offtaker proyek
kembali
dan kendala bawah tanah. Sementara itu, konsumsi
sebelumnya mengalami defisit sehubungan dengan
BBM pada Tw. I-2011 tercatat sebesar 108,6 juta barel,
penyelenggaraan ibadah haji.
meningkat
perdagangan jasa pada triwulan laporan juga turut
dari
konsumsi
BBM
pada
periode
Berkurangnya
mencatat
defisit
surplus
tersebut
setelah
pada
terutama
periode
Perbaikan neraca
sebelumnya (104,8 juta barel). Kenaikan konsumsi ini
disumbang
seiring dengan aktivitas ekonomi yang terus meningkat
terutama jasa bisnis lainnya.
dan
tingginya
dengan meningkatnya permintaan domestik pada
disparitas harga minyak dalam negeri dan luar negeri.
triwulan laporan yang mendorong peningkatan impor
Berdasarkan
barang, defisit jasa transportasi barang (freight) juga
adanya
respon
sektor
konsumen
penggunanya,
akibat
sama
dengan
triwulan sebelumnya, peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan oleh tingginya penggunaan
16
Tw.
oleh
semakin membesar.
penyusutan
defisit
jasa
lainnya,
Sementara itu, sejalan
merupakan beberapa contoh lain kegiatan berskala
Juta USD 1000
internasional pada triwulan laporan.
500 0
Sebagaimana triwulan sebelumnya, negara-negara
-500 -1000
tetangga tetap merupakan sumber utama wisman yang
-1500 -2000
berkunjung ke Indonesia.
-2500 -3000
Wisman dari Singapura
menduduki posisi teratas (pangsa 15,9%), diikuti oleh
-3500 -4000 Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
2009R Transportasi
Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
2010* Jasa Lainnya
Travel
Tw.I 2011**
Jasa, net
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
Grafik 9 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
Malaysia (14,2%), dan Australia (11,3%). Tujuan
favorit
wisman
ke
Indonesia
masih
terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali (pangsa 39,0%), diikuti Jakarta (27,0%), dan Batam (15,6%). Inbound traveler terbanyak yang berkunjung ke Bali berasal dari Australia, selanjutnya China, dan Jepang.
Setelah pada periode sebelumnya mengalami desisit USD0,1 miliar, jasa perjalanan kembali mencatat surplus sebesar USD0,2 miliar. Penyelenggaraan ibadah haji di Tw. IV-2010 menjadi faktor utama penyebab lebih rendahnya impor jasa perjalanan pada periode laporan, yaitu dari USD2,0 miliar menjadi USD1,7 miliar. Sementara itu, ekspor jasa perjalanan relatif tidak berubah dibanding periode sebelumnya, yaitu sebesar USD1,9 miliar. Jumlah pelawat yang berkunjung ke Indonesia (wisatawan mancanegara-wisman / inbound traveler) selama Tw. I-2011 mencapai 1,7 juta orang, sedikit lebih rendah dari 1,8 juta orang pada periode sebelumnya, namun masih lebih baik dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,6 juta orang).
Bersamaan dengan penurunan jumlah inbound traveler, jumlah pelawat
ke luar negeri (wisatawan
nusantara-wisnus / outbound traveler) juga menurun selama Tw. I-2011 menjadi 1,7 juta orang dari triwulan sebelumnya (1,8 juta orang).
Berkurangnya
jumlah wisnus tersebut diikuti pula dengan turunnya impor jasa perjalanan dari USD2,0 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD1,7 miliar pada periode laporan. Dilihat dari negara tujuannya, wisnus lebih banyak mengunjungi negara-negara di kawasan Asia-Oceania, yaitu Singapura (pangsa 31,5%), Malaysia (27,5%), dan Australia (8,4%). Sementara untuk kawasan Amerika Utara, Amerika Serikat merupakan daerah tujuan utama outbound traveler (pangsa 3,6%).
Sejumlah agenda pariwisata berskala internasional telah juta USD
diselenggarakan guna menarik minat wisman datang ke
800.00
Indonesia. Penyelenggaraan Java Jazz Festival 2011 di
600.00
Jakarta pada bulan Maret 2011 yang diikuti sejumlah
400.00 200.00
musisi asing merupakan suatu contoh kegiatan berskala
0.00
internasional yang telah dilakukan. Pelaksanaan ASEAN
-200.00
Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREX)
-800.00
alam di Manado pada bulan Maret 2011 dengan
pada bulan yang sama dengan peserta dari 19 negara
2010*
2011**
-600.00
-1,000.00
Association for Court Administrator (IACA) di Jakarta
2009
-400.00
sebagai ajang pelatihan bagi penanggulangan bencana
peserta dari 27 negara, serta konferensi International
J F M AM J J A S O N D J F M AM J J A S O N D J F M
Inflows (juta USD)
Outflows (juta USD)
Trav. Balance (juta USD)
* Angka sementara ** Angka sngat sementara
Grafik 10 Perkembangan Jasa Perjalanan
17
Sementara itu, jasa transportasi pada Tw. I-2011
awal tahun. Turunnya pembayaran bunga korporasi
mencatat defisit sebesar USD1,8 miliar, lebih tinggi
ikut mempengaruhi penyusutan defisit investasi lainnya
dari defisit triwulan sebelumnya (USD1,6 miliar).
pada periode laporan.
Peningkatan tersebut terutama berasal dari impor
Berbeda dengan transaksi pendapatan investasi
jasa angkutan barang (freight) yang naik dari USD1,8
langsung dan investasi lainnya, defisit pendapatan
miliar
investasi portofolio pada triwulan laporan sedikit
menjadi
USD2,0
miliar,
sejalan
dengan
meningkatnya volume impor barang. Tingginya impor
meningkat
menjadi
jasa angkutan barang tersebut ditengarai terkait masih
sebelumnya sebesar USD1,2 miliar. Bertambahnya
dominannya peran maskapai pelayaran asing dalam
defisit
pengangkutan barang impor serta masih belum dapat
pembayaran bunga surat utang domestik yang dimiliki
diterapkannya asas cabotage secara menyeluruh di
asing khususnya Surat Berharga Negara (SBN) dan
industri hulu migas.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimiliki asing.
tersebut
USD1,3
terutama
miliar
dari
akibat
periode
peningkatan
Sementara itu, pembayaran dividen yang lebih kecil (USD0,3 miliar) dari triwulan sebelumnya (USD0,7
3. Neraca Pendapatan Neraca pendapatan selama Tw. I-2011 mencatat defisit sebesar USD5,4 miliar, lebih rendah dari defisit USD6,7 miliar pada periode sebelumnya.
Penurunan
miliar)
menahan
kenaikan
lebih
lanjut
defisit
pendapatan portofolio pada periode laporan. Juta USD 0
defisit ini terutama berasal dari turunnya pembayaran
-1,000
bunga utang luar negeri dan repatriasi keuntungan
-2,000
perusahaan PMA.
-3,000 -4,000
Pada triwulan laporan, pendapatan investasi
-5,000
langsung mencatat penurunan defisit dari USD4,4 miliar
-6,000
menjadi
-7,000
USD3,6
miliar.
Berkurangnya
defisit
ini
Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I
terutama disebabkan turunnya repatriasi keuntungan 2009
perusahaan PMA, yang umumnya banyak dilakukan pada triwulan keempat setiap tahun.
Selain itu,
penurunan defisit juga disumbang oleh lebih kecilnya
Income, net
Inv. Income
2010* DI Income
PI Income
2011** OI Income
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan
pembayaran bunga utang antar-perusahaan afiliasi di
4. Neraca Transfer Berjalan
periode laporan. Pendapatan investasi lainnya pada periode laporan USD0,9 miliar
surplus sebesar USD1,1 miliar, lebih rendah dari surplus
pada triwulan sebelumnya menjadi defisit USD0,3
USD1,3 miliar pada triwulan sebelumnya. Berkurangnya
miliar. Penyusutan defisit terutama akibat berkurangnya
surplus ini terutama akibat turunnya penerimaan hibah
pembayaran utang luar negeri
noninvestasi pemerintah menjadi USD6 juta dari
juga mencatat penurunan defisit dari
pemerintah
yang
berdasarkan jadwalnya memang masih rendah pada
18
Neraca transfer berjalan pada Tw. I-2011 mencatat
triwulan sebelumnya sebesar USD231 juta.
Tabel 24 Perkembangan Hibah Noninvestasi
Juta USD 2000 (Juta USD)
Transfer Berjalan
2009 2010* 2011** Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV Tw. I
1500 1000
Total
73
31
40
61
52
36
60
260
23
Pemerintah
4
14
20
52
3
18
34
231
6
Swasta
69
17
20
9
49
18
25
29
17
500 0 -500
*) Angka sementara **) Angka sangat sementara
-1000 Tw.I
Tw.II
Penerimaan hibah pemerintah dan swasta pada
Tw.III
Tw.IV
Tw.II
2009
Tw.III
Tw.IV
2010*
WR Inflows
periode laporan mencapai USD23 juta, lebih rendah
Tw.I
WR Outflows
Tw.I 2011**
WR, neto
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 12 Perkembangan Remitansi Tenaga Kerja
dari periode sebelumnya (USD260 juta). Hibah yang diterima pada Tw. I-2011 antara lain penerimaan sebagian dari keseluruhan bantuan sebesar juta
dari
Bank
Pembangunan
EUR7,72 (Kfw
ribu orang, lebih rendah dari triwulan sebelumnya
Bankengruppe) kepada Pemerintah Indonesia untuk
(132,1 ribu orang). Penurunan penempatan TKI yang
membiayai
bumi
cukup dominan terjadi di Saudi Arabia untuk sektor
(geotermal) di Aceh sebagai bagian kerja sama
formal dan Singapura untuk sektor informal. Meskipun
Indonesia-Jerman untuk perubahan iklim.
secara
kegiatan
Jerman
Penempatan TKI pada Tw. I-2011 mencapai 124,4
eksplorasi
panas
Bantuan
keseluruhan
menurun,
namun
khusus
Pemerintah Jepang bekerja sama dengan lembaga
penempatan untuk wilayah Amerika pada periode
swadaya masyarakat (LSM) Asian People’s Exchange
laporan mengalami kenaikan yang sangat signifikan,
(APEX) dan LSM domestik senilai USD0,4 juta dalam
terutama tenaga kerja di sektor formal.
bentuk proyek budi daya tanaman jarak pagar (Jatropha
Seiring
dengan
perkembangan
penempatan
Curcas) merupakan contoh lain hibah yang diterima
selama triwulan laporan, jumlah TKI pada akhir Maret
dalam triwulan laporan.
2011 mencapai 4,18 juta orang, lebih rendah dari posisi
Sementara itu, penerimaan remitansi dari tenaga
akhir
Desember
2010
sekitar
4,20
juta
orang.
kerja Indonesia (TKI) di luar negeri pada periode laporan
Sebagaimana periode sebelunya, penempatan TKI pada
relatif
sebelumnya,
periode laporan lebih banyak dilakukan di wilayah Asia
penempatan TKI
Pasifik (pangsa 58,0%), diikuti wilayah Timur Tengah
stabil
dibanding
periode
yaitu sebesar USD1,7 miliar meski ke
luar
negeri
mengalami
triwulan sebelumnya.
penurunan
dibanding
dan Afrika (41,6%).
Di saat yang sama, pembayaran
Menurut komposisi negaranya, jumlah TKI di
remitansi oleh tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia
wilayah Asia Pasifik pada akhir Maret 2011 sebagian
juga relatif tetap dibanding triwulan sebelumnya
besar terkonsentrasi di negara
(USD0,5 miliar).
77,7%), kemudian Hongkong (7,0%), dan Singapura
Malaysia (pangsa
19
(5,9%). Sementara Arab Saudi masih menjadi negara dengan jumlah TKI terbanyak (pangsa 83,1%) untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika di periode yang sama, diikuti Uni Emirat Arab (7,5%), dan Yordania (3,5%).
Grafik 14 Komposisi Penempatan TKI di Timur Tengah dan Afrika
Grafik 13 Komposisi Penempatan TKI di Asia Pasifik
20
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL triwulan sebelumnya (USD4,3 miliar). Di sisi lain,
Transaksi Modal dan Finansial Transaksi modal dan finansial pada Tw. I-2011 mencatat surplus yang signifikan sebesar USD6,2 miliar. Surplus tersebut didukung oleh berlanjutnya arus masuk investasi langsung asing (PMA) ke Indonesia, derasnya
arus
masuk
investasi
portofolio,
dan
meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta. Meski demikian, surplus transaksi modal dan finansial Tw.1-2011 tersebut lebih rendah dibanding
terjadi kenaikan arus investasi langsung
Indonesia
ke luar negeri sehingga arus investasi langsung neto pada periode laporan tercatat sebesar USD3,0 miliar,
lebih
rendah
dari
triwulan
sebelumnya
(USD4,2 miliar). Juta USD 5.000 4.000 3.000 2.000
triwulan sebelumnya (USD9,6 miliar) karena adanya 1.000
peningkatan investasi langsung Indonesia ke luar negeri
0
serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah yang
-1.000
lebih rendah sesuai pola musimannya.
-2.000 Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Juta USD 10,000
2009
8,000
2010*
Investasi Penduduk ke LN
* angka sementara
2011**
Penanaman Modal Asing-PMA
Investasi Langsung
** angka sangat sementara
6,000
Grafik 16 Perkembangan Investasi Langsung
4,000 2,000 0
Selama
-2,000
triwulan
laporan,
arus
investasi
langsung Indonesia ke luar negeri tercatat sebesar
-4,000 -6,000 Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I
Tw.II
2009R Investasi Langsung
Tw.III Tw.IV
2010*
Investasi Portofolio
Investasi Lainnya
Tw.I 2011**
Transaksi Modal&Finansial
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
tercermin
dalam
lebih
tinggi
sebelumnya (USD0,1 miliar).
dibanding
triwulan
Tingginya investasi
langsung ke luar negeri pada periode laporan antara
exchange) antara perusahaan domestik yang terdaftar di bursa dengan saham
1. Investasi Langsung arus
miliar,
lain terkait dengan transaksi tukar saham (share
Grafik 15 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial
Struktur
USD1,5
perusahaan publik di luar
negeri.
modal
berlanjutnya
valas yang dilakukan oleh anak perusahaan di luar
peningkatan arus masuk investasi langsung asing di
negeri (Special Purpose Vehicle–SPV) yang dananya
Indonesia.
kemudian diteruspinjamkan kepada induk usahanya di
Pada
Tw.
dengan
I-2011,
arus
NPI
Selain itu, meningkatnya investasi langsung ke luar negeri juga ditopang oleh adanya penerbitan obligasi
perbaikan
finansial
sebagaimana terus
menunjukkan
neraca
masuk
masuk
PMA
tercatat sebesar USD4,5 miliar, meningkat dibanding
dalam negeri.
21
Di sisi lain, kegiatan investasi yang tumbuh kuat
Pangsa
investasi
dari
negara-negara
tersebut
dengan didukung oleh semakin membaiknya iklim
mencapai 72,5% dari total investasi PMA pada periode
investasi
laporan.
dan
kondisi
makroekonomi
yang
stabil
tercermin dalam peningkatan aliran masuk PMA yang
Juta USD 2.000
mencapai USD4,5 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (USD4,3 miliar). Aliran masuk PMA yang lebih tinggi tersebut disumbang pula oleh transaksi tukar saham satu perusahaan yang tercatat di bursa. Ditinjau dari sisi sektoral, sektor pertambangan, industri
manufaktur,
dan
perdagangan
1.750 1.500 1.250 1.000 750 500
menjadi
250
penyumbang utama arus masuk modal PMA selama
0 Jepang
AS
Eropa
-250
Tw. I-2011. Kenaikan harga minyak yang mendorong kenaikan harga komoditas migas diperkirakan menjadi insentif bagi investor untuk berinvestasi di sektor
-500 * angka sementara
Tw.III'10*
Emerging Market Asia (termasuk C hina) Tw.III'10*
ASEAN
Lain-lain
Tw.I'11**
** angka sangat sementara
Grafik 18 Perkembangan PMA Menurut Negara Asal
pertambangan. Sementara itu arus masuk modal PMA pada sektor pertanian masih rendah dan cenderung
Perkembangan positif investasi negara kawasan
menurun.
ASEAN sejalan dengan data realisasi PMA yang
Juta USD
dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman
1.600 1.400
Modal (BKPM).
Data BKPM mencatat Singapura
1.200
sebagai negara dengan jumlah investasi dan proyek
1.000
terbanyak selama Tw. I-2011.
800 600
2. Investasi Portofolio
400 200
Investasi portofolio pada Tw. I-2011 mencatat arus
0 -200
Pertanian, Pertambangan Perikanan dan Kehutanan
Manufaktur
Konstruksi
Keuangan (termasuk asuransi)
Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti)
triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar). Arus masuk yang
-400 * angka sementara ** angka sangat sementara
masuk neto USD3,6 miliar, lebih tinggi dibanding
Tw.III'10*
Tw.IV'10*
Tw.I'11**
Grafik 17 Perkembangan PMA Menurut Sektor Ekonomi
lebih tinggi tersebut terutama ditopang oleh derasnya aliran modal asing yang masuk pada instrumen surat utang sektor publik yang melebihi arus modal keluar
Berdasarkan
22
negara
asal
investasi,
negara
dalam bentuk pelepasan saham domestik oleh asing
kawasan Eropa dan ASEAN menjadi kontributor utama
maupun penempatan investasi Indonesia pada aset
peningkatan arus masuk PMA selama Tw. I-2011.
portofolio asing.
Juta USD
Miliar USD
8.000
24 22
6.000
20 18 16
4.000
14 12
2.000
10 8
0
6 4
-2.000 Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
2 0
2009
2010*
Investasi Portofolio, aset
Investasi Portofolio, kewajiban
2011**
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar
Investasi Portofolio, neto
2009
* angka sementara
2010
Kepemilikan SUN oleh Asing
2011
Kepemilikan SBI oleh Asing
** angka sangat sementara
Grafik 20 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing
Grafik 19 Perkembangan Investasi Portofolio
Arus masuk investasi portofolio pada triwulan
Pada triwulan laporan, lembaga pemeringkat
laporan tercatat sebesar USD4,2 miliar, jauh lebih tinggi
rating internasional Moody’s meningkatkan foreign and
dibanding
miliar).
local-currency bond ratings dari Ba2 ke Ba1 dengan
Kombinasi antara tingkat pengembalian investasi yang
stable outlook. Peringkat rating baru ini menempatkan
menarik dan ekspektasi apresiasi rupiah di tengah
Indonesia
masih
finansial
memasuki kategori investment grade. Sementara itu,
internasional merupakan faktor yang menarik investor
Fitch menegaskan peringkat utang Indonesia atau long-
asing untuk menempatkan dananya pada instrumen
term foreign and local currency issuer default ratings
portofolio domestik, terutama surat utang sektor publik
(IDRs) pada rating BB+ dan merevisi outlook keduanya
berupa Surat Utang Negara berdenominasi rupiah (SUN
menjadi positif dari stabil.
rupiah) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
memberikan peluang yang lebih besar bagi sovereign
triwulan
melimpahnya
sebelumnya
likuiditas
(USD1,8
di
pasar
Pada akhir Tw. I-2011, posisi kepemilikan asing pada SUN rupiah meningkat menjadi USD22,4 miliar dari USD20,2 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Sementara itu, posisi kepemilikan asing atas SBI di akhir Tw. I-2011 meningkat menjadi USD8,9 miliar dari USD6,1 miliar pada periode sebelumnya, setelah sempat menurun di awal Tw. I-2011 dipicu rambatan sentimen negatif akibat krisis keuangan di Eropa. Tingginya minat investor asing terhadap instrumen investasi portofolio domestik juga distimulasi oleh persepsi
positif
investor
atas
prospek
ekonomi
pada
posisi
satu
notch
lagi
sebelum
Outlook positif tersebut
rating Indonesia untuk meningkat dalam jangka waktu 12-18 bulan ke depan. Tabel 23 Perkembangan Sovereign Rating Indonesia Moody's
Standard & Poor's
December 23, 2008 Ba3* June 11, 2009 Ba3*** September 16, 2009 Ba2 June 21, 2010 Ba2*** January 17, 2011 Ba1 Rating and Investment Information (R&I) October 12, 2006 BBOctober 31, 2007 January , 2009 October 7, 2009 October 14, 2010
July 26, 2006 November 7, 2008 October 23, 2009 March 12, 2010
BBBB-* BB-*** BB
Fitch January 27, 2005 February 14,2008 January 21, 2009 January 25, 2010 February 24, 2011
BBBB BB* BB+ BB+***
Japan Credit Rating Agency September 25, 2008
BB+ February 5, 2009 BB+* July 7, 2009 BB+* July 13, 2010 BB+***
BB* BB** BB+ BBB-
* rating affirmation
Indonesia. Kondisi tersebut tercermin pada sovereign
** outlook revised from positive to stable
credit rating Indonesia yang terus membaik.
Note: Foreign Currency Long Term Debt
*** outlook revised from stable to positive
23
Membaiknya minat investor asing juga ditopang
% 11
oleh perbaikan risiko perekonomian secara keseluruhan yang terlihat dari indikator yield spread antara obligasi Pemerintah Indonesia dan US T-Notes yang semakin menyempit.
10
9
8
% 12
7
10
6 Jan Feb Mar AprMayJun Jul AugSep Oct NovDec Jan Feb Mar AprMayJun Jul AugSep Oct NovDec Jan Feb Mar
8 2009
6
SBI 1 bulan
2010
SBI 3 bulan
SBI 6 bulan
2011
SBI 9 bulan
Grafik 22 Perkembangan SBI Rate
4
2
Sementara itu, investasi asing pada instrumen
0 Jan FebMar AprMei Jun Jul Ags SepOktNov Des Jan Feb Mar AprMei Jun Jul AgsSep Okt NovDes Jan FebMar 2009
Yield Global Bond Indo'15
2010
2011
US: Treasury Securities Yield: 10 years
Grafik 21 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
saham pada triwulan laporan mencatat arus keluar neto sebesar
USD0,8
miliar,
setelah
pada
triwulan
sebelumnya masih mencatat arus masuk neto sebesar USD46 juta. Transaksi jual oleh asing pada periode laporan tercatat sebesar USD7,2 miliar, meningkat
Dari sisi imbal hasil, Indonesia masih menjadi salah
dibanding USD6,5 miliar pada triwulan sebelumnya;
satu tujuan utama investasi yang memberikan imbal
sementara transaksi beli oleh asing hanya sebesar
hasil yang cukup tinggi. Indikator imbal hasil rupiah
USD6,4
yang tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri
sebelumnya.
relatif
sama
dengan
triwulan
dan luar negeri (UIP–Uncovered Interest Parity) relatif
Transaksi net jual saham oleh investor asing terkait
tinggi (6,8%) dibandingkan dengan beberapa negara di
sentimen negatif atas tingginya ekspektasi inflasi,
kawasan regional Asia seperti Filipina, Korea dan
lambatnya pemulihan ekonomi Eropa dan dampak
Malaysia. Bahkan jika memperhitungkan premi risiko,
negatif bencana Jepang terhadap portfolio rebalancing
daya tarik investasi dalam rupiah tetap tinggi. Hal ini
pelaku pasar keuangan global. Di akhir triwulan I-2011
tercermin dari tren indikator CIP (Covered Interest
pembelian
Parity) yang terus meningkat sejak 2010 dan berada
meningkat didorong oleh pertumbuhan laba emiten
pada level 5,0% pada akhir triwulan laporan.
yang cukup tinggi dan meredanya sentimen dampak
Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku
24
miliar,
saham
oleh
investor
asing
kembali
bencana Jepang.
bunga yang ditawarkan oleh SBI. Suku bunga SBI
Gejolak transaksi asing di bursa saham selama
bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk
Tw.I-2011 terefleksikan dalam pergerakan indeks harga
seluruh tenor. Rata-rata tertimbang suku bunga SBI
saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang
dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar
cenderung menurun cukup tajam di awal triwulan dan
6,4%, 6,1%, dan 6,7%.
kembali meningkat di akhir periode laporan.
IHSG
Juta USD 600
4.000
500
3.600
400 3.200
300 200
2.800
100 2.400 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AugSep Okt NopDes Jan Feb Mar
2.000
-100 2009
-200
2010
2011
1.600
-300 1.200
-400
Neto Asing
IHSG (RHS)
-500
800 Sumber : BEI
Grafik 23 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
Selama Tw. I-2011, aktivitas pasar bursa juga diwarnai oleh tiga emiten yang melakukan penawaran saham
baru
(Initial
Public
Offering-IPO),
yaitu
Megapolitan Development Tbk., Martina Berto Tbk., dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Total penawaran saham baru ketiga emiten tersebut mencapai Rp18 triliun. Sementara itu, pada periode laporan terdapat satu emiten yang tercatat melakukan delisting, yaitu New Century Development Tbk. Di sisi lain, investasi penduduk pada aset portofolio asing meningkat dari USD0,4 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD0,6 miliar, terutama karena
Dengan perkembangan tersebut, IHSG ditutup pada level 3.678,7 di akhir triwulan I-2011, lebih rendah dari akhir periode sebelumnya (3.703,5).
sektor swasta kembali melakukan penempatan investasi asing pada periode laporan. Dengan berbagai perkembangan pada sisi aset dan
Pergerakan harga saham di Indonesia berjalan
kewajiban tersebut, investasi portofolio sektor publik
searah dengan pergerakan indeks harga saham di
pada triwulan laporan mencatat arus masuk neto
kawasan
sebesar
regional
yang
juga
sempat
mengalami
tekanan pada awal Tw. I-2011. Kondisi ini dipicu oleh penguatan dolar AS secara global serta kekhawatiran
USD4,1
miliar,
sementara
sektor
swasta
mengalami defisit USD0,5 miliar. Juta USD 8.000
terhadap proses pemulihan ekonomi Eropa yang lambat 6.000
dan meningkatnya inflasi global.
4.000
Index 4.500
2.000
4.000 3.500
0 3.000
-2.000
2.500
Tw.I
2.000
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
2009
1.500
Investasi Portofolio sektor Publik
1.000
Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
2010* Investasi Portofolio sektor Swasta
Tw.I 2011**
Investasi Portofolio, neto
* angka sementara ** angka sangat sementara
500 0 Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des Jan Feb Mar 2009 STI Singapore
2010 IHSG
SET Thailand
Grafik 25 Investasi Portofolio Menurut Sektor Institusi
2011
Phillipines Index (PCOMP)
Malaysia Index (KLCI)
Sumber : Bloomberg
Grafik 24 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
3. Investasi Lainnya Transaksi investasi lainnya pada triwulan laporan
Ditinjau dari sisi sektoral, kinerja indeks secara
mencatat defisit sebesar USD0,3 miliar, berkebalikan
umum masih mengalami pertumbuhan yang positif.
dengan periode sebelumnya (surplus USD3,8 miliar).
Pada Tw. I-2011, sektor aneka industri dan keuangan
Defisit tersebut terutama didorong oleh kenaikan aset
mengalami
investasi lain sektor swasta di luar negeri, terutama
pertumbuhan
indeks
masing-masing 3,6% dan 3,4%.
tertinggi,
yaitu
berupa tagihan trade credit (piutang dagang).
25
Juta USD
Juta USD 6,000
6,000 5,000
4,000
4,000
2,000
3,000
0
2,000
-2,000
1,000 0
-4,000
-1,000
-6,000
-2,000
-8,000
-3,000
Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
2009R
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
2010*
Investasi lainnya, aset
Investasi lainnya, kewajiban
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
2009 Piutang dagang
Uang & simpanan
Tw.III
Tw.IV
2010* Pinjaman, neto
Tw.I 2011**
Kewajiban lainnya
Inv. lainnya, kewajiban
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 26 Perkembangan Investasi Lainnya
periode
lainnya
mencatat
sebesar
USD1,0
sebelumnya
Tw.II
2011** Investasi lainnya, neto
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
Dalam
Tw.I
laporan, defisit
miliar,
mencatat
Grafik 28 Perkembangan Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya
aset
(arus
keluar
setelah surplus
pada USD2,4
investasi
Sisi kewajiban investasi lainnya sektor publik dalam
neto)
triwulan laporan mencatat surplus yang menurun
periode
menjadi USD95 juta dari USD1,4 miliar pada triwulan
miliar.
sebelumnya.
Hal tersebut dikarenakan penarikan
Peningkatan asset domestik di luar negeri tersebut
pinjaman luar negeri pemerintah, baik pinjaman
sebagian besar berasal dari sektor swasta berupa
program maupun pinjaman proyek, yang lebih rendah
kenaikan
dibandingkan
trade
credits
sejalan
dengan
tingginya
triwulan
sebelumnya,
sesuai
pola
historisnya. Penarikan pinjaman program dan pinjaman
kegiatan ekspor barang.
proyek tercatat masing-masing sebesar USD0,2 miliar
Juta USD 3,500
dan USD0,5 miliar, lebih rendah
2,500 1,500
sebelumnya
500 -500
(USD1,8
miliar
dibanding periode
dan
USD0,9
miliar).
Sementara itu, pembayaran pinjaman pemerintah juga
-1,500
mengalami penurunan menjadi USD0,9 miliar dari
-2,500 -3,500
USD1,9 miliar pada periode sebelumnya.
-4,500 -5,500
Pada triwulan laporan, Pemerintah Indonesia
-6,500 Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
2009R Pinjaman
Uang & simpanan
Tw.II
Tw.III
2010* Aset lainnya
Tw.IV
Tw.I
menandatangani perjanjian pinjaman luar negeri baru
2011**
di antaranya dari Islamic Development Bank (IDB),
Investasi lainnya sektor swasta, aset
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : revisi
Grafik 27 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
Pemerintah Korea, Bank Dunia, dan JICA. Pinjaman yang diberikan IDB rencananya akan digunakan untuk pengembangan Pusat Pendidikan dan Penelitian Medis
26
Di sisi kewajiban, investasi lainnya pada Tw. I-2011
serta dua Proyek Rumah Sakit Universitas sebesar
mencatat surplus sebesar USD0,7 miliar, lebih rendah
USD64 juta. Sementara pinjaman yang diberikan oleh
dari surplus pada triwulan sebelumnya (USD1,4 miliar).
Pemerintah
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh lebih
pengembangan jalan by-pass di Padang (Padang By-
rendahnya arus masuk investasi lainnya di sektor publik
Pass Capacity Expansion) sebesar USD58 juta. Pinjaman
pada periode laporan.
yang diperoleh dari JICA akan digunakan untuk
Korea
akan
digunakan
untuk
Infrastructure Reform Sector Development Program III
Juta USD 5,300
sebesar USD100 juta, sedangkan pinjaman yang
4,300
diperoleh dari Bank Dunia akan digunakan untuk
3,300
Scholarship Program for Strengthening Reforming
1,300
2,300
300
Institutions (SPIRIT) Project sebesar USD113 juta.
-700 -1,700
Juta USD 3,000
-2,700 -3,700
2,000
-4,700 Tw.I
1,000
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
2009
0
Penarikan
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
-1,000
Pembayaran
Tw.III
Tw.IV
2010* Neto
Tw.I 2011**
Grafik 30 Perkembangan PLN Sektor Swasta
-2,000 -3,000 Tw.I
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
2009
Tw.III
2010*
Penarikan
Pembayaran
Tw.IV
Tw.I 2011**
Beberapa pinjaman
korporasi
luar
negeri
swasta
memperoleh
dari
lembaga
pinjaman
dari
keuangan
Neto
* Angka sementara **Angka sangata sementara
internasional
Grafik29 Perkembangan PLN Sektor Publik
seperti
IFC
untuk
memperluas akses kredit kendaraan bermotor roda dua, terutama
Sebaliknya, sisi kewajiban investasi lainnya sektor
bagi
berpendapatan
usaha rendah
kecil dan
dan
pinjaman
masyarakat dari
Bank
swasta pada triwulan laporan mencatat surplus USD0,6
Pembangunan Asia (ADB) untuk pengembangan tiga
miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD5 juta pada
proyek panas bumi yang berlokasi di Karaha-Jawa
triwulan sebelumnya.
Barat,
Kenaikan surplus tersebut
Sungaipenuh-Jambi,
dan
Mataloko-Nusa
terutama berasal dari penarikan pinjaman luar negeri
Tenggara. Dalam triwulan laporan juga terdapat kerja
bank dan korporasi yang mencapai USD4,2 miliar, lebih
sama
tinggi dari periode sebelumnya (USD3,8 miliar). Di sisi
Pembangunan Asia (ADB) untuk mendapatkan dana
lain, pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta
pinjaman sebesar USD200 juta yang penggunaannya
pada Tw. I-2011 menurun menjadi USD2,7 miliar, lebih
ditujukan untuk mendukung pembiayaan term lending
rendah dibanding triwulan sebelumnya (USD4,5 miliar).
dan modal kerja korporasi serta usaha kecil-menengah
Pada
periode
laporan,
beberapa
perusahaan
domestik tercatat memperoleh pinjaman dari luar
sebuah
bank
domestik
dengan
Bank
yang berorientasi ekspor. Di samping itu, sejalan dengan tingginya kegiatan
Beberapa bank memperoleh pinjaman luar
impor pada periode laporan, kewajiban investasi lain
negeri antara lain untuk kebutuhan refinancing,
sektor swasta berupa trade credit membukukan arus
pengembangan kredit di sektor UMKM, dan membiayai
masuk neto sebesar USD0,2 miliar, lebih besar
perdagangan luar negeri.
dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).
negeri.
27
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
28
CADANGAN DEVISA Komponen
Dengan surplus neraca pembayaran selama Tw.1-
USD90,3 miliar (85,4% dari total cadangan devisa),
USD105,7 miliar dari posisi pada akhir triwulan
currency & deposits sebesar USD8,8 miliar (8,4%),
sebelumnya (USD96,2 miliar). Jumlah cadangan devisa
monetary gold sebesar USD3,3 miliar (3,2%), dan
tersebut
special drawing rights (SDR) sebesar USD2,8 miliar
bulan
impor
dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah.
berharga
antara
devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi
6,2
surat-surat
tersebut
lain
dengan
dari
devisa
2010 yang mencapai USD7,7 miliar, posisi cadangan
setara
terdiri
cadangan
sebesar
(2,6%).
Bln Impor
Juta USD
8.00
120,000
7.00
100,000
6.00 80,000
5.00 4.00
60,000
3.00
40,000
2.00 20,000
1.00 0.00
0 Tw.I
Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I
2009
Tw.II
Tw.III Tw.IV
2010* Cadangan Devisa (RHS)
Tw.I 2011**
Bulan Impor
* Angka Sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 33 Perkembangan Cadangan Devisa
29
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
30
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
Dari sisi finansial, indikator pada Tw. I-2011 masih
Penyusutan surplus transaksi berjalan yang tertahan pada periode laporan berdampak pada perbaikan
menunjukkan
beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Kondisi
penurunan
keseimbangan eksternal (tercermin pada rasio transaksi
cadangan
berjalan terhadap PDB) menjadi lebih baik, sementara
sebelumnya.
kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin
level
yang
terjaga
posisi
ULN
total,
devisa
Sementara
maupun
itu,
debt
(terefleksi
PDB)
service
baik
pada
terhadap
dari
ratio
periode
(rasio
pada rasio net ekspor terhadap PDB) kendati mengecil
beban
namun masih tetap pada level yang cukup tinggi. Di sisi
menurun secara signifikan sesuai pola musiman di mana
lain,
pembayaran utang pada triwulan laporan selalu lebih
semakin
menyebabkan
besarnya derajat
transaksi
perdagangan
keterbukaan
perekonomian
pembayaran
utang
terhadap
ekspor)
rendah dari Tw. IV.
Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio ekspor ditambah impor terhadap PDB).
Tabel 24 Indikator Sustainabilitas Eksternal 2009
INDIKATOR Tw. I 1)
Transaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) Debt Service Ratio (DSR) (%)2) Posisi ULN Total/PDB (%)3) Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3) Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) Ekspor Barang & Jasa (juta USD) Impor Barang & Jasa (juta USD) Debt Service Payments (juta USD) - Pemerintah - Swasta (termasuk BUMN) Posisi ULN Total (juta USD) 4) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4) Posisi Cadangan Devisa (juta USD)
Tw. II
2010*
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
2011**
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
2.4 3.9 44.0
1.8 3.8 43.5
1.2 3.2 44.5
2.5 4.6 47.1
1.2 3.0 44.6
0.8 2.6 44.8
0.6 2.9 44.3
0.6 3.4 50.1
1.0 3.2 49.1
23.3 29.7 5.3 275.3 49.4
25.0 30.3 5.6 267.0 49.0
19.8 33.0 6.2 269.7 50.3
24.6 31.8 5.8 261.5 47.9
21.2 30.4 5.6 251.8 46.1
23.2 28.7 5.3 240.2 44.1
20.3 28.6 5.8 224.5 45.5
23.7 28.4 6.0 210.4 44.6
17.0 28.2 6.1 198.0 42.6
113,327 508,432 27,122 -22,741 -6,858 -1,786 -5,072 150,965 27,079 54,840
131,771 507,550 31,189 -26,171 -8,356 -3,353 -5,004 153,741 28,230 57,576
146,047 508,658 34,838 -30,156 -7,387 -1,962 -5,425 167,989 31,356 62,287
153,205 544,350 39,653 -32,542 -10,300 -3,558 -6,742 172,871 31,673 66,105
163,767 594,790 38,961 -34,112 -8,722 -2,053 -6,669 180,834 33,102 71,823
174,988 638,007 41,459 -36,886 -10,134 -3,153 -6,981 183,329 33,672 76,321
186,669 678,629 44,046 -38,607 -9,426 -2,249 -7,177 194,349 39,366 86,551
188,058 713,483 50,374 -43,928 -12,553 -3,264 -9,289 202,413 42,908 96,207
191,575 741,291 50,165 -43,944 -8,934 -2,457 -6,477 209,327 45,017 105,709
Keterangan: 1)
Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan
2)
Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa
3)
Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)
4) Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Maret 2011-sementara) * Angka sementara
** Angka sangat sementara
31
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
32
Boks 1 Transaksi Asing di SBI dan SUN Kebijakan yang Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010 Penyempurnaan Format Penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia 6,000 SBI
SBN kec. Global Bond
Sejak publikasi Tw. I-2011 ini dilakukan penyempurnaan format penyajian Statistik Neraca Pembayaran Indonesia 5,000 (NPI). Penyempurnaan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berimbang kepada berbagai pemangku 4,000 kepentingan di tengah peningkatan akan kebutuhan informasi yang lebih rinci. Implementasi penyempurnaan format penyajian statistik dilakukan dengan mempertimbangkan praktek yang berlaku secara internasional. 3,000 Secara umum, penyempurnaan format penyajian statistik NPI mencakup penyediaan informasi transaksi yang 2,000 lebih lengkap dan terinci, dengan memperhatikan agar aliran, keterkaitan, dan konsistensi antartabel tetap 1,000 terjaga. NPI secara lengkap dan ringkas tersaji pada tabel pertama, sementara sembilan tabel berikutnya menyajikan rincian data komponen-komponen utama neraca pembayaran. Penjelasan perubahan selengkapnya 0 adalah sebagai berikut: Sem II‐09 Sem II‐10 1. “Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan” disempurnakan dengan menambahkan data: a. rincian perdagangan barang menurut kelompok nonmigas dan migas; b. transaksi bruto jasa-jasa, pendapatan, dan transfer berjalan; c. data total aset dan kewajiban transaksi financial; Paket Kebijakan Desember 2010 Mengikuti Balance of Payments Manual 5th Edition (BPM5), total aset transaksi finansial merupakan penjumlahan antara aset investasi portofolio dan investasi lainnya serta investasi langsung ke luar negeri, Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat walaupun kelompok transaksi yang terakhir tidak seluruhnya berupa aset (merupakan transaksi neto stabilitas investasi moneter, setelah mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan memperhitungkan kewajiban kepada afiliasi di luar negeri). Senada dengan aset, total kewajiban antara kewajiban investasi portofolio dan investasi lainnya serta makroprudensial, danmerupakan memperkuatpenjumlahan fungsi penguatan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id) investasi langsung di Indonesia; Bagian paketberdasarkan kebijakan tersebut mempengaruhi modalportofolio antara lain:dan investasi lainnya. d. dari rincian sektoryang institusi pada datamanajemen kewajibanarus investasi (1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30%
2. “Tabel Neraca Pembayaran: Berjalan”paling padalambat format lama dihapuskan danmasa diganti dengan tabeldari2modal bank. Kebijakan iniTransaksi akan diberlakukan akhir Januari 2011 dengan transisi 3 bulan. tabel rincian komponen transaksi berjalan: Kebijakan ini untuk memperkuat prinsip kehati‐hatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap a. “Tabel 2.A. Transaksi Berjalan: Barang” merupakan tabel rincian transaksi barang yang dikelompokkan memberikan peluang untuk mendorong menurut komponen standar BPM5. sektor Data riil. ekspor impor barang migas dinyatakan secara eksplisit dalam barang yang relevan; (2) kelompok Meningkatkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK b. “Tabel 2.B. Transaksi Berjalan: Ekspor Barang Menurut Sektor” merinci total ekspor barang berdasarkan valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. komoditas utama masing-masing sektor ekonomi. Pada dasarnya, yang termasuk dalam ekspor Produk Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011. Pertanian, Produk Manufaktur, serta Produk Pertambangan dan Lainnya merupakan ekspor kelompok Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah pada Tabel 2.A; valas sementara Barang Lainnya mencakup Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan dalam mengantisipasi tiga jenis barang lainnya pada 2.A, yaituDPK Emas Nonmoneter, Barangvalas yanglainnya. Diperoleh di Pelabuhan peningkatan kebutuhan valas baikTabel dari penarikan valas maupun kebutuhan Kebijakan ini juga oleh Sarana Pengangkut, dan Barang yang Diperbaiki; ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi c. “Tabel 2.C Transaksi Berjalan: Impor Barang Menurut Kategori Ekonomi” merinci total impor barang risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar dan tiba‐tiba. berdasarkan kelompok ekonomi komoditasnya sekaligus mengonversi data yang dikompilasi menurut Standard International Trade Classification (SITC) ke dalam kategori penggunaan akhir barang menurut kerangka the System of National Accounts (SNA), yaitu: barang modal, barang antara (bahan baku/penolong), dan barang konsumsi. Yang termasuk dalam impor Barang Konsumsi, Bahan Baku/Penolong, dan Barang Modal dalam tabel ini adalah impor barang yang tergolong sebagai Barang Dagangan Umum dan Barang untuk Diolah dalam Tabel 2.A, sementara impor lainnya tergabung dalam impor Barang Lainnya; d. “Tabel 2.D Transaksi Berjalan: Jasa-jasa” memuat data ekspor dan impor sebelas komponen standar jasa menurut BPM5; sembilan komponen jasa selain jasa transportasi dan jasa perjalanan dalam format sebelumnya tergabung sebagai Jasa-jasa Lainnya. Selain itu, data jasa transportasi penumpang dan lainnya yang sebelumnya tergabung menjadi satu sekarang disajikan terpisah. Informasi jumlah pelawat ke dalam negeri maupun ke luar negeri selama periode laporan ditampilkan sebagai memorandum;
33
e.
f.
“Tabel 2.E Transaksi Berjalan: Pendapatan” merinci data penerimaan dan pembayaran pendapatan yang dalam format sebelumnya tersaji secara neto. Lebih lanjut, data pendapatan investasi langsung dan investasi portofolio memisahkan antara data pendapatan ekuitas dan data pendapatan bunga. “Tabel 2.F Transaksi Berjalan: Transfer Berjalan” menyajikan rincian data penerimaan dan pembayaran transfer berjalan yang dalam format sebelumnya ditampilkan secara neto. Informasi jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Tenaga Kerja Asing di Indonesia per akhir periode laporan ditampilkan sebagai memorandum.
3. Tabel 3 yang berisikan data transaksi modal dan finansial serta Tabel 4 dan Tabel 5 yang berisikan rincian data transaksi finansial menurut sektor institusi dalam format penyajian sebelumnya direformat menjadi tabel-tabel komponen transaksi finansial: a. “Tabel 3 Transaksi Finansial: Investasi Langsung” memuat data investasi langsung yang sebelumnya tersaji dalam Tabel 3 dan Tabel 5 format lama; b. “Tabel 4 Transaksi Finansial: Investasi Portofolio” menyajikan data investasi portofolio berdasarkan aset dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masing-masing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen; c. “Tabel 5 Transaksi Finansial: Investasi Lainnya” menyajikan data investasi lainnya berdasarkan aset dan kewajiban sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3 format sebelumnya, namun dengan merinci masingmasing aset dan kewajiban tersebut berdasarkan sektor institusi terlebih dahulu, baru kemudian berdasarkan instrumen. Rincian instrumen ditambah dengan instrumen uang dan simpanan (baik di sisi aset maupun kewajiban sektor swasta) serta instrumen utang dagang di sisi kewajiban sektor swasta. Sementara itu, rincian jenis pinjaman luar negeri pemerintah disederhanakan karena informasi rinci tersebut sudah tersedia di dalam publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia.
34
Boks 2 Inflasi Volatile Food dan Impor Pangan Surplus transaksi berjalan Indonesia terus mengalami penyusutan dalam beberapa periode terakhir, seiring dengan laju kenaikan impor yang melebihi ekspor, baik di sektor migas maupun nonmigas. Untuk sektor nonmigas, dalam triwulan I-2011 impor tumbuh 27,2% (y.oy.), antara lain didorong oleh pertumbuhan impor kelompok barang konsumsi yang mencapai 40%, khususnya impor kelompok komoditas makanan & minuman (primer dan yang diproses) untuk rumah tangga yang tumbuh 67,3% (y.o.y). Tingginya impor kelompok komoditas pangan tersebut, antara lain terkait dengan meningkatnya kebutuhan komoditas bahan pangan tertentu yang pasokannya di dalam negeri terbatas akibat kondisi cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengganggu siklus produksi beberapa komoditas bahan pangan, seperti beras, cabe, dan bawang merah, sehingga produksi tidak optimal. Kelangkaan pasokan bahan pangan di pasar domestik pada gilirannya memicu inflasi pangan, khususnya inflasi volatile food. Di sisi lain, tingginya harga komoditas internasional yang ditransmisikan ke harga domestik melalui barang-barang yang diimpor juga memberikan kontribusi terhadap tekanan inflasi di Indonesia. Inflasi Pangan dan Volatile Food
Impor Kel. Makanan & Minuman utk RT juta USD
(%) 20
Vol Food (yoy) Pangan (yoy) Vol.Food (mom) Pangan (mom)
15
% 100
1,600 Impor Pangan - LHS
1,400
80
Pertumbuhan (yoy) - RHS
1,200
60
1,000
10
40
800 20
600
5
0
400
Mar-11
Jan-11
Nov-10
Sep-10
Jul-10
May-10
Mar-10
Jan-10
Nov-09
Sep-09
Jul-09
May-09
Mar-09
Jan-09
2009R
2010*
Tw.I
Tw.IV
Tw.III
Tw.II
Tw.I
-5
Tw.IV
-40 Tw.III
0 Tw.II
-20
Tw.I
0
200
2011**
* Angka sementara ** Angka sangat sementara R : Revisi
Komoditas pangan yang mengalami peningkatan impor signifikan pada triwulan I-2011 antara lain beras, bawang merah, cabe, kacang mete, dan lada. Bahkan, impor komoditas-komoditas dalam satu triwulan tersebut sudah melampaui nilai impornya selama tahun 2010. Kenaikan yang signifikan pada impor komoditas bahan pangan tersebut diharapkan akan mengatasi keterbatasan pasokan produksi di dalam negeri sehingga dapat meredam inflasi yang bersumber dari bahan pangan. Seperti tercermin dalam grafik di bawah ini, impor beras, bawang, dan cabe yang tinggi, sudah mulai diikuti dengan menurunnya tekanan harga pada komoditas tersebut. Namun, strategi impor bahan pangan perlu tetap memperhatikan siklus produksi dan kemampuan produksi domestik agar tidak terjadi kelebihan persediaan bahan pangan yang dapat menyebabkan penurunan harga yang tidak wajar dan merugikan produsen domestik.
35
Grafik 1 Komoditas Beras IHK
Grafik 2 Komoditas Bawang Merah Juta USD
160 IHK 150
300
300
280
Impor (RHS)
260 250
140
200 130
110
2010
14
220
12 10
100
160
6
50
140
4
120
2
100
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
2011
2009
Grafik 3 Komoditas Cabe IHK
Juta USD 1,800 IHK
260
Impor (RHS)
IHK
2011
1,400 1,200
220
juta USD
190
1,200 IHK
1,600
240
180
1,000
Impor (RHS)
170
800
160
600
150
400
140
200
130
0
800
180
600
160
400
120
200
100
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
140
2009
2010
2011
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1,000
200
36
2010
Grafik 4 Komoditas Kacang Mete
300 280
16
240
8
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
2009
18
Impor (RHS)
180
0
100
20 IHK
200
150 120
Juta USD
IHK
350
2009
2010
2011
LAMPIRAN
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Tabel
1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN
......................
39
Tabel
2
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, BARANG
......................
40
Tabel
3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, EKSPOR BARANG MENURUT
......................
41
......................
42
SEKTOR Tabel
4
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI
Tabel
5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA
......................
43
Tabel
6
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN
......................
44
Tabel
7
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI BERJALAN, TRANSFER BERJALAN
......................
45
Tabel
8
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG
......................
43
Tabel
9
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO
......................
47
Tabel
10
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA
......................
48
37
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
38
TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
I.
Transaksi Berjalan
II.
A. Barang 1 - Ekspor - Impor 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Jasa-jasa 1. Ekspor 2. Impor C. Pendapatan 1. Penerimaan 2. Pembayaran D. Transfer berjalan 1. Penerimaan 2. Pembayaran Transaksi Modal & Finansial A. Transaksi Modal 2 B. Transaksi Finansial
- Aset - Kewajiban 1. Investasi Langsung a. Ke luar negeri b. Di Indonesia (PMA) 2. Investasi Portofolio a. Aset b. Kewajiban 1) Sektor publik 2) Sektor swasta 3. Investasi Lainnya a. Aset b. Kewajiban 1) Sektor publik 2) Sektor swasta III. Total (I + II) IV. Selisih Perhitungan Bersih V. Neraca Keseluruhan (III + IV) 3 VI. Cadangan Devisa dan Yang Terkait A. Transaksi Cadangan Devisa B. Pinjaman IMF 1. Penarikan 2. Pembayaran Memorandum: Posisi Cadangan Devisa dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah Transaksi Berjalan (% PDB) Rasio Pembayaran Utang (%) a.l. Rasio Pembayaran Utang Pemerintah & Otoritas Moneter (%) 1) 2) 3) * ** R
2009R
2010* TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
2,690
2,377
1,781
3,781
10,628
6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714 4,883 6,033 6,282 8,362 25,560 20,530 23,751 25,603 29,145 99,030 -15,647 -17,718 -19,321 -20,783 -73,470 -571 -439 -2,012 -995 -4,016 1,798 2,394 2,938 3,660 10,790 -2,368 -2,833 -4,950 -4,655 -14,806 1,740 1,899 2,661 3,088 9,388 1,867 2,013 2,748 3,198 9,826 -127 -113 -87 -110 -438 -1,672 -2,476 -2,249 -3,344 -9,741 2,926 3,031 3,549 3,649 13,155 -4,598 -5,507 -5,798 -6,993 -22,896 -2,742 -3,776 -4,072 -4,551 -15,140 557 387 582 395 1,921 -3,299 -4,163 -4,653 -4,946 -17,061 1,051 1,135 1,171 1,221 4,578 1,719 1,790 1,838 1,894 7,241 -668 -655 -667 -673 -2,663 1,835 -2,320 2,924 2,414 4,852 19
29
34
1,815 -1,384 3,199 628 -1,276 1,904 1,950 133 1,817 2,902 -1,085 -763 -241 -522 0 -522 4,524 -570 3,955
-2,349 -3,454 1,105 575 -872 1,447 1,893 362 1,532 1,696 -164 -4,817 -2,943 -1,874 -2,010 137 57 995 1,052
2,891 -6,755 9,645 647 -340 987 2,972 -331 3,303 2,597 706 -728 -6,083 5,355 3,084 2,271 4,705 -1,159 3,546
14
2011** TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
1,938
1,412
1,208
1,096
Q1
5,654
1,926
6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447 5,812 5,881 6,605 9,097 27,395 28,511 30,298 32,763 37,845 129,416 -22,699 -24,417 -26,158 -28,747 -102,021 -1,663 -2,140 -1,991 -2,859 -8,653 3,556 3,840 3,749 4,547 15,691 -5,219 -5,980 -5,740 -7,406 -24,344 2,805 3,107 2,980 2,994 11,886 3,022 3,306 3,201 3,438 12,968 -217 -200 -222 -444 -1,082 -2,105 -2,274 -2,154 -2,787 -9,320 3,873 4,015 4,334 4,544 16,766 -5,978 -6,289 -6,488 -7,331 -26,086 -3,993 -4,262 -5,385 -6,652 -20,291 444 443 521 482 1,890 -4,436 -4,705 -5,906 -7,134 -22,181 1,081 1,100 1,153 1,303 4,637 1,815 1,816 1,883 2,057 7,571 -734 -716 -731 -754 -2,934 5,590 3,697 7,298 9,550 26,134
8,404 45,701 -37,297 8,317 36,973 -28,656 -3,408 4,858 -8,266 3,495 3,870 -375 -2,183 4,463 -6,646 -5,365 579 -5,944 1,070 1,829 -759 6,221
96
18
2
4
26
50
1
2,399 4,756 -2,803 -14,395 5,202 19,151 779 2,628 239 -2,249 540 4,877 3,521 10,336 -307 -144 3,828 10,480 2,383 9,578 1,445 902 -1,900 -8,208 -2,735 -12,002 834 3,794 452 1,526 382 2,268 6,195 15,481 -2,241 -2,975 3,954 12,506
5,572 -3,601 9,172 2,484 -427 2,911 6,159 -409 6,569 6,556 13 -3,072 -2,764 -308 147 -455 7,528 -907 6,621
3,695 -583 4,277 2,298 -982 3,280 1,089 -152 1,241 997 244 308 552 -244 -879 636 5,108 312 5,421
7,294 -4,748 12,042 1,617 -1,191 2,808 4,517 -1,597 6,114 4,820 1,295 1,160 -1,960 3,120 1,093 2,027 8,506 -1,551 6,955
9,524 2,031 7,494 4,241 -64 4,305 1,437 -353 1,789 1,154 636 3,846 2,447 1,400 1,395 5 10,646 643 11,289
26,084 -6,901 32,985 10,639 -2,664 13,304 13,202 -2,511 15,713 13,526 2,187 2,243 -1,725 3,968 1,756 2,212 31,788 -1,503 30,285
6,220 -3,116 9,336 2,956 -1,539 4,495 3,561 -593 4,154 4,383 -229 -296 -984 688 95 593 8,147 -481 7,666
-3,955
-1,052
-3,546
-3,954
-12,506
-6,621
-5,421
-6,955
-11,289
-30,285
-7,666
-3,955 0 0 0
-1,052 0 0 0
-3,546 0 0 0
-3,954 0 0 0
-12,506 0 0 0
-6,621 0 0 0
-5,421 0 0 0
-6,955 0 0 0
-11,289 0 0 0
-30,285 0 0 0
-7,666 0 0 0
54,840 5.4 2.37 23.3 6.1
57,576 5.7 1.80 25.0 10.0
62,287 6.1 1.22 19.8 5.3
66,105 6.5 2.47 24.6 8.5
66,105 6.5 1.95 23.2 7.5
71,823 5.2 1.18 21.2 5.0
76,321 5.6 0.81 23.2 7.2
86,551 6.3 0.65 20.3 4.8
96,207 7.0 0.58 23.7 6.2
96,207 7.0 0.79 22.2 5.8
105,709 6.2 0.98 17.0 4.7
Dalam free on board (fob) Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait. Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
39
TABEL 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN BARANG (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN Barang 1
Q1
Q2
Q3
2010* Q4
TOTAL
Q1
Q2
Q3
2011** Q4
TOTAL
Q1
- Ekspor - Impor
6,052 7,493 6,931 10,455 30,932 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 -18,143 -20,665 -24,358 -25,549 -88,714
6,954 6,848 7,593 9,232 30,628 35,088 37,444 39,712 45,830 158,074 -28,134 -30,596 -32,119 -36,597 -127,447
8,404 45,701 -37,297
A. Barang dagangan umum 1. Ekspor a.l. Minyak & Gas 2. Impor a.l. Minyak & Gas B. Barang untuk diolah 1. Ekspor 2. Impor C. Barang yang diperbaiki 1. Ekspor 2. Impor D. Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut 1. Ekspor a.l. Minyak & Gas 2. Impor a.l. Minyak & Gas E. Emas nonmoneter 1. Ekspor 2. Impor
6,108 7,263 7,397 22,310 26,075 29,386 3,526 4,248 5,529 -16,202 -18,812 -21,990 -2,478 -2,924 -5,006 -487 17 -605 1,293 1,705 1,526 -1,780 -1,687 -2,131 -46 -38 -64 19 25 15 -66 -63 -79 124 116 70 215 214 223 139 158 157 -91 -98 -153 -18 -23 -31 354 135 133 358 140 139 -4 -5 -6
6,995 6,143 32,686 34,703 6,349 6,906 -25,691 -28,560 -5,408 -6,137 -313 147 1,909 1,961 -2,222 -1,814 -30 -32 10 22 -40 -54 126 177 293 328 229 240 -167 -151 -27 -42 176 412 190 430 -14 -18
7,350 42,486 8,440 -35,137 -8,587 605 2,565 -1,960 -34 11 -45 257 399 289 -142 -55 227 241 -14
Memorandum: 1. Pertumbuhan (%, yoy) a. Ekspor (fob) - Nonmigas - Migas b. Impor (fob) - Nonmigas - Migas 2. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 3. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 1) Dalam free on board (fob) * Angka-angka sementara ** Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
40
2009R
-29.7 -22.2 -54.2 -32.5 -26.7 -54.9 41.8 0.962
-24.6 -14.8 -53.4 -35.2 -25.3 -64.0 56.9 0.941
-17.8 -11.1 -38.8 -24.6 -22.9 -30.7 66.5 0.943
10,382 31,150 33,744 111,515 6,690 19,994 -23,362 -80,365 -4,707 -15,115 -97 -1,172 1,783 6,307 -1,880 -7,479 -35 -184 13 72 -48 -256 -3 307 247 898 168 622 -250 -591 -58 -130 209 831 217 854 -8 -23
20.9 17.5 38.2 -0.2 -8.2 60.9 73.1 0.951
-14.3 -8.2 -35.0 -24.0 -20.8 -36.3 59.6 0.949
45.0 38.9 79.5 55.1 45.1 117.8 75.2 0.954
33.0 27.6 62.2 48.1 37.8 109.7 76.8 0.965
7,430 37,139 6,765 -29,710 -5,915 -80 2,085 -2,164 -46 14 -60 113 274 184 -161 -47 176 201 -24
26.9 28.0 22.2 31.9 35.4 18.3 73.8 0.950
8,881 29,449 43,100 147,629 7,752 27,772 -34,219 -118,179 -7,804 -25,264 29 -216 2,089 8,043 -2,060 -8,260 -51 -159 19 65 -70 -224 122 538 343 1,238 233 886 -221 -700 -47 -162 251 1,016 279 1,099 -27 -83
27.3 29.8 16.4 43.2 38.3 64.7 84.9 0.912
32.1 30.7 39.0 43.7 38.9 66.8 77.7 0.945
30.2 29.7 32.7 32.6 26.2 59.0 102.2 0.908
TABEL 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN EKSPOR BARANG MENURUT SEKTOR (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN Ekspor 1 Produk Pertanian Kopi Teh Rempah-rempah Tembakau Coklat Udang Lainnya Produk Manufaktur Tekstil & produk tekstil Produk kayu olahan Minyak sawit Bahan kimia Produk logam Peralatan listrik Semen Kertas Produk karet Produk minyak 2 Elpiji
3
Lainnya Produk Pertambangan dan Lainnya Tembaga Nikel Batubara Bauksit Minyak mentah 2 Gas alam 3 a.l. Gas alam cair Produk tambang lainnya Produk sektor lainnya Barang lainnya Emas nonmoneter Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut Barang yang diperbaiki 1) 2) 3) * ** R
2009R
2010*
Q1
Q2
Q3
Q4
24,195 902 144 31 46 31 179 208 262
28,158 1,035 245 36 60 34 202 179 279
31,289 1,173 254 37 63 17 323 195 283
15,703 2,188 471 1,691 371 1,556 1,692 30 770 899
18,283 2,315 551 2,343 500 1,442 2,057 48 854 1,079
331 0 5,704
TOTAL
2011**
Q1
Q2
Q3
Q4
TOTAL
Q1
36,004 119,646 1,238 4,347 181 825 40 144 71 239 21 102 375 1,079 204 786 347 1,171
35,088 1,081 113 38 60 20 310 184 355
37,444 1,123 184 38 78 25 206 217 375
39,712 1,385 272 38 130 17 368 214 348
45,830 1,404 245 37 142 16 305 238 421
158,074 4,991 814 150 410 77 1,190 853 1,498
45,701 1,266 281 35 106 10 208 239 386
19,389 2,421 554 2,721 661 1,986 2,372 45 872 1,230
22,368 2,402 655 3,525 753 2,206 2,470 36 940 1,485
75,742 9,326 2,232 10,279 2,284 7,191 8,590 158 3,437 4,693
22,069 2,589 713 2,395 807 2,423 2,419 17 943 1,925
23,868 2,765 706 2,356 889 2,149 2,717 24 1,066 2,362
25,184 2,936 666 3,606 784 2,342 2,885 27 993 2,279
29,825 3,030 742 5,098 954 2,986 2,953 41 1,142 2,696
100,947 11,319 2,828 13,454 3,434 9,900 10,974 109 4,144 9,262
29,231 3,373 710 2,917 1,049 3,133 2,751 34 974 3,580
460
575
793
2,160
868
943
800
974
3,586
1,141
0 6,633
0 5,952
48 7,055
48 25,344
0 6,970
0 7,891
0 7,867
0 9,210
0 31,937
0 9,571
6,999 1,154 31 2,538 32
8,462 969 67 3,542 57
10,351 1,464 92 3,715 69
11,921 1,805 102 4,004 83
37,732 5,393 292 13,798 241
11,446 1,438 125 4,224 90
11,673 1,212 125 4,198 111
12,655 1,919 128 4,437 126
13,960 1,771 197 4,984 128
49,733 6,340 576 17,844 455
14,554 1,433 223 5,340 151
1,328
1,775
2,206
2,699
8,008
2,459
2,656
2,764
3,340
11,219
3,429
1,867 1,426 46 3
2,013 1,448 38 2
2,748 1,989 54 3
3,150 2,326 74 3
9,778 7,189 212 11
3,022 2,169 84 2
3,306 2,406 62 2
3,201 2,325 76 3
3,438 2,532 99 2
12,968 9,432 322 10
3,870 2,747 103 5
592 358 215 19
379 140 214 25
377 139 223 15
477 217 247 13
1,824 854 898 72
493 190 293 10
780 430 328 22
488 201 274 14
641 279 343 19
2,402 1,099 1,238 65
650 241 399 11
Dalam free on board (fob) Merupakan komponen ekspor kelompok minyak Merupakan komponen ekspor kelompok gas Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
41
TABEL 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN Impor 1 Barang Konsumsi Makanan & minuman primer, untuk rumah tangga Makanan & minuman diolah, untuk rumah tangga Mobil penumpang Alat angkutan lainnya bukan untuk industri Barang konsumsi tahan lama Barang konsumsi setengah tahan lama Barang konsumsi tidak tahan lama Bahan bakar dan pelumas, diolah, produk minyak 2 Barang lainnya Bahan baku/barang penolong Makanan dan minuman primer (untuk industri) Makanan dan minuman diolah (untuk industri) Bahan baku untuk industri Bahan penolong untuk industri Suku cadang dan asesori untuk barang modal Suku cadang dan asesori untuk peralatan transportasi Bahan bakar dan pelumas, primer a.l. minyak mentah 2 Bahan bakar dan pelumas, diolah a.l. Produk minyak 2 a.l. Elpiji 3 Barang Modal Barang modal (kecuali alat angkutan) Mobil penumpang Alat angkutan lainnya untuk industri Barang lainnya Emas nonmoneter Barang yang diperoleh di pelabuhan oleh sarana pengangkut Barang yang diperbaiki 1) 2) 3) * ** R
42
Dalam free on board (fob) Merupakan komponen impor kelompok minyak Merupakan komponen impor kelompok gas Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
2009R Q1
Q2
Q3
-18,143 -20,665 -24,358 -1,946 -2,366 -2,973 -239 -221 -242 -290 -305 -334 -30 -51 -90 -70 -83 -189 -131 -195 -246 -159 -213 -235 -228 -295 -280 -774 -27
-974 -29
-1,297 -60
-12,119 -14,008 -17,191 -569 -767 -669 -216 -450 -375 -475 -692 -750 -5,811 -6,766 -7,747 -2,314 -2,507 -2,925 -1,004 -838 -975 -774 -890 -1,542
2010* Q4
TOTAL
-25,549 -2,689 -202 -351 -134 -70 -197 -255 -293
-88,714 -9,975 -904 -1,279 -305 -412 -769 -861 -1,096
-1,173 -14
-4,218 -130
-18,382 -61,700 -631 -2,636 -490 -1,532 -921 -2,838 -8,551 -28,876 -3,070 -10,816 -1,123 -3,940 -1,490 -4,696
Q1
Q2
-28,134 -30,596 -3,528 -3,896 -231 -270 -591 -551 -169 -157 -99 -124 -284 -263 -256 -316 -292 -340 -1,563 -45
-1,854 -21
Q3 -32,119 -3,979 -302 -466 -177 -148 -273 -339 -366 -1,883 -25
2011** Q4
TOTAL
-36,597 -127,447 -4,426 -15,829 -304 -1,107 -688 -2,296 -157 -659 -167 -538 -242 -1,063 -358 -1,268 -401 -1,400
Q1 -37,297 -5,333 -364 -997 -201 -154 -271 -327 -353
-2,025 -83
-7,324 -174
-2,607 -58
-19,609 -22,072 -22,514 -25,628 -778 -742 -671 -919 -393 -530 -505 -798 -849 -1,149 -1,110 -1,285 -9,293 -10,304 -10,555 -11,048 -3,174 -3,546 -3,997 -3,912 -1,233 -1,466 -1,587 -1,829 -1,723 -1,726 -1,434 -2,682
-89,823 -3,111 -2,227 -4,392 -41,199 -14,630 -6,116 -7,565
-26,305 -932 -808 -1,404 -11,781 -3,710 -1,636 -2,118
-769 -957
-885 -1,097
-1,537 -2,209
-1,485 -2,104
-4,675 -6,367
-1,718 -2,165
-1,720 -2,608
-1,427 -2,655
-2,677 -3,153
-7,543 -10,582
-2,114 -3,917
-808
-952
-2,086
-1,938
-5,784
-1,911
-2,364
-2,383
-2,657
-9,315
-3,490
-127
-113
-87
-110
-438
-217
-200
-222
-444
-1,082
-375
-3,917 -2,576 -28 -1,313
-4,125 -2,644 -47 -1,434
-3,956 -2,915 -80 -961
-4,171 -16,170 -2,903 -11,039 -113 -268 -1,156 -4,863
-4,776 -3,475 -152 -1,148
-4,405 -3,366 -133 -906
-5,381 -3,977 -156 -1,248
-6,225 -4,756 -141 -1,328
-20,787 -15,574 -583 -4,631
-5,459 -4,130 -175 -1,154
-160 -4 -91 -66
-166 -5 -98 -63
-238 -6 -153 -79
-221 -14 -167 -40
-223 -18 -151 -54
-245 -24 -161 -60
-319 -27 -221 -70
-1,008 -83 -700 -224
-200 -14 -142 -45
-306 -8 -250 -48
-870 -23 -591 -256
TABEL 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN JASA-JASA (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
2009R
2010*
2011**
Q1
Q2
Q3
Q4
TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
Jasa-jasa - Ekspor - Impor A. Transportasi 1. Ekspor 2. Impor a. Penumpang 1) Ekspor 2) Impor b. Barang 1) Ekspor 2) Impor c. Lainnya 1) Ekspor 2) Impor B. Perjalanan 1. Ekspor 2. Impor C. Jasa komunikasi 1. Ekspor 2. Impor D. Jasa konstruksi 1. Ekspor 2. Impor
-1,672 2,926 -4,598 -711 556 -1,267 -207 113 -320 -538 352 -890 33 91 -57 228 1,228 -1,000 159 247 -89 -3 215 -218
-2,476 3,031 -5,507 -854 593 -1,447 -302 99 -401 -612 386 -998 60 108 -48 216 1,368 -1,152 156 280 -125 -169 104 -273
-2,249 3,549 -5,798 -1,041 673 -1,714 -334 126 -461 -794 406 -1,200 87 141 -54 235 1,489 -1,254 150 258 -108 -15 140 -155
-3,344 3,649 -6,993 -1,477 617 -2,094 -293 117 -410 -1,263 354 -1,617 79 146 -67 -397 1,513 -1,910 114 245 -131 -25 127 -153
-9,741 13,155 -22,896 -4,083 2,439 -6,522 -1,136 456 -1,592 -3,206 1,498 -4,704 259 485 -226 282 5,598 -5,316 578 1,031 -452 -213 586 -798
-2,105 3,873 -5,978 -1,219 566 -1,785 -288 128 -416 -985 332 -1,318 54 105 -52 351 1,689 -1,338 115 247 -132 -81 103 -184
-2,274 4,015 -6,289 -1,546 664 -2,210 -382 143 -525 -1,216 394 -1,610 52 126 -75 61 1,554 -1,493 146 282 -136 -7 112 -119
-2,154 4,334 -6,488 -1,616 685 -2,300 -388 189 -577 -1,291 352 -1,642 63 144 -81 283 1,809 -1,526 168 297 -129 6 167 -161
-2,787 4,544 -7,331 -1,626 751 -2,378 -320 200 -519 -1,356 401 -1,757 49 151 -102 -133 1,905 -2,038 149 299 -150 9 138 -128
-9,320 16,766 -26,086 -6,007 2,665 -8,673 -1,377 660 -2,037 -4,848 1,479 -6,327 217 526 -309 563 6,958 -6,395 579 1,126 -547 -72 520 -592
-2,183 4,463 -6,646 -1,839 725 -2,564 -243 244 -487 -1,614 371 -1,985 18 110 -92 226 1,907 -1,681 149 294 -146 21 112 -91
E. Jasa asuransi 1. Ekspor 2. Impor F. Jasa keuangan 1. Ekspor 2. Impor G. Jasa komputer dan informasi 1. Ekspor 2. Impor H. Royalti dan imbalan lisensi 1. Ekspor 2. Impor I. Jasa bisnis lainnya 1. Ekspor 2. Impor J. Jasa personal, kultural, dan rekreasi 1. Ekspor 2. Impor K. Jasa pemerintah yang tidak dicatat di tempat lain 1. Ekspor 2. Impor Memorandum: Jumlah pelawat (ribuan orang) - Ke dalam negeri - Ke luar negeri
-238 2 -240 -23 38 -61 -79 36 -114 -314 16 -330 -783 420 -1,203 -7 16 -23 98 152 -54
-488 3 -491 -63 46 -108 -202 34 -236 -396 11 -407 -725 431 -1,156 -27 17 -44 76 144 -68
-293 4 -297 -83 42 -125 -111 30 -141 -401 7 -408 -734 769 -1,503 -8 20 -27 51 117 -66
-279 12 -291 -59 52 -111 -124 26 -151 -381 5 -385 -757 907 -1,663 -10 22 -32 52 124 -73
-1,298 21 -1,318 -227 178 -405 -516 126 -642 -1,492 38 -1,530 -2,998 2,527 -5,525 -51 75 -126 277 537 -260
-330 2 -332 -92 48 -140 -120 23 -143 -362 9 -371 -377 1,013 -1,391 -7 18 -25 16 154 -138
-281 4 -284 -32 81 -113 -111 33 -144 -330 12 -342 -210 1,100 -1,310 -5 26 -31 41 148 -107
-252 5 -256 -27 58 -85 -131 31 -162 -329 20 -350 -261 1,113 -1,375 -9 26 -35 14 123 -108
-264 12 -276 33 145 -112 -108 27 -135 -535 19 -554 -298 1,083 -1,381 -8 34 -42 -6 131 -137
-1,127 22 -1,149 -118 332 -450 -471 114 -585 -1,557 60 -1,616 -1,147 4,309 -5,456 -29 104 -133 65 555 -490
-258 2 -260 11 92 -81 -86 26 -111 -340 22 -362 -90 1,093 -1,183 -8 30 -38 32 161 -129
1,464 -1,192
1,590 -1,373
1,671 -1,495
1,726 -1,881
6,452 -5,942
1,642 -1,413
1,800 -1,573
1,833 -1,669
1,842 -1,799
7,118 -6,454
1,742 -1,672
* ** R
TOTAL
Q1
Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara Angka tidak tersedia Revisi
43
TABEL 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN PENDAPATAN (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
2010*
Q1
Q2
Q3
Q4
Pendapatan - Penerimaan - Pembayaran A. Kompensasi tenaga kerja 1. Penerimaan 2. Pembayaran B. Pendapatan investasi 1. Penerimaan 2. Pembayaran a. Pendapatan investasi langsung
-2,742 557 -3,299 -228 42 -271 -2,514 515 -3,029 -1,726
-3,776 387 -4,163 -178 48 -226 -3,598 339 -3,937 -2,054
-4,072 582 -4,653 -187 42 -229 -3,885 540 -4,425 -2,134
1) Pendapatan ekuitas a) Penerimaan b) Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) a) Penerimaan b) Pembayaran b. Pendapatan investasi portofolio 1) Pendapatan ekuitas a) Penerimaan b) Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) a) Penerimaan b) Pembayaran c. Pendapatan investasi lainnya a) Penerimaan b) Pembayaran
-1,694 41 -1,736 -32 2 -34 -385 -129 54 -183 -256 363 -619 -403 54 -457
-2,008 39 -2,048 -46 5 -51 -677 -399 89 -488 -278 143 -421 -866 64 -930
-2,099 53 -2,151 -35 4 -39 -1,408 -918 85 -1,002 -490 298 -788 -343 101 -444
* **
Angka-angka sementara Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia R Revisi
44
2009R TOTAL
2011**
Q1
Q2
Q3
Q4
-4,551 -15,140 395 1,921 -4,946 -17,061 -185 -778 43 175 -228 -953 -4,366 -14,362 352 1,746 -4,718 -16,108 -2,721 -8,635
-3,993 444 -4,436 -181 45 -226 -3,812 399 -4,211 -2,619
-4,262 443 -4,705 -188 51 -239 -4,074 392 -4,466 -2,344
-5,385 521 -5,906 -205 42 -248 -5,179 479 -5,658 -2,959
-6,652 482 -7,134 -208 43 -251 -6,445 439 -6,883 -4,375
-20,291 1,890 -22,181 -781 181 -962 -19,510 1,709 -21,218 -12,297
-5,365 579 -5,944 -201 47 -247 -5,165 532 -5,697 -3,568
-2,683 64 -2,748 -38 4 -42 -790 -367 61 -429 -423 156 -579 -854 66 -921
-2,591 39 -2,630 -28 2 -29 -809 -56 111 -167 -753 203 -956 -384 44 -428
-2,301 30 -2,331 -43 9 -51 -988 -504 70 -574 -484 236 -720 -743 47 -790
-2,889 25 -2,914 -70 3 -73 -1,849 -1,004 98 -1,102 -845 302 -1,147 -371 51 -422
-4,273 26 -4,299 -102 6 -109 -1,169 -668 79 -747 -500 261 -761 -901 67 -968
-12,053 120 -12,174 -243 19 -262 -4,814 -2,232 358 -2,590 -2,582 1,002 -3,584 -2,399 209 -2,608
-3,539 47 -3,586 -29 2 -31 -1,286 -179 79 -258 -1,107 317 -1,424 -311 87 -397
-8,485 198 -8,682 -151 15 -165 -3,260 -1,814 288 -2,102 -1,447 961 -2,407 -2,466 285 -2,751
TOTAL
Q1
TABEL 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN TRANSFER BERJALAN (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN Transfer berjalan - Penerimaan - Pembayaran A. Pemerintah 1. Penerimaan 2. Pembayaran B. Sektor lainnya 1. Remitansi Tenaga Kerja a. Penerimaan b. Pembayaran 2. Transfer lainnya a. Penerimaan b. Pembayaran Memorandum: - Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) - Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) *
Angka-angka sementara
**
Angka-angka sangat sementara
2009R
2010*
Q1
Q2
Q3
Q4
1,051 1,719 -668 4 4 0 1,048 1,150 1,566 -416 -102 150 -252
1,135 1,790 -655 14 14 0 1,121 1,222 1,662 -441 -100 114 -214
1,171 1,838 -667 20 20 0 1,150 1,236 1,683 -447 -86 135 -221
1,221 1,894 -673 52 52 0 1,169 1,262 1,707 -445 -93 135 -228
4,406 44
4,417 46
4,373 45
4,385 46
TOTAL
2011** TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
4,578 7,241 -2,663 89 89 0 4,488 4,869 6,618 -1,748 -381 534 -915
1,081 1,815 -734 3 3 0 1,079 1,218 1,659 -441 -139 154 -293
1,100 1,816 -716 18 18 0 1,082 1,217 1,681 -463 -136 117 -253
1,153 1,883 -731 34 34 0 1,118 1,224 1,706 -483 -105 143 -248
1,303 2,057 -754 231 231 0 1,072 1,199 1,689 -491 -127 136 -263
4,637 7,571 -2,934 287 287 0 4,350 4,857 6,735 -1,877 -507 550 -1,057
1,070 1,829 -759 4 6 -2 1,065 1,185 1,668 -483 -119 155 -274
4,385 46
4,379 47
4,358 49
4,332 50
4,201 51
4,201 51
4,180 51
- Angka tidak tersedia R
Revisi
TABEL 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LANGSUNG (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
Q1
Q2
2009R Q3
Q4
TOTAL
Q1
Q2
2010* Q3
Q4
TOTAL
2011** Q1
Investasi Langsung A. Ke luar negeri 1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 2. Modal lainnya
628 -1,276 -581 -695
575 -872 -330 -542
647 -340 -320 -20
779 239 -292 531
2,628 -2,249 -1,524 -725
2,484 -427 -143 -284
2,298 -982 -207 -775
1,617 -1,191 -333 -858
4,241 -64 -358 295
10,639 -2,664 -1,041 -1,623
2,956 -1,539 -981 -558
B. Di Indonesia (PMA) 1. Modal ekuitas dan laba ditanam kembali 2. Modal lainnya a. Penerimaan b. Pembayaran
1,904 1,865 39 2,582 -2,543
1,447 1,432 14 2,063 -2,049
987 1,186 -199 1,725 -1,924
540 498 41 2,166 -2,124
4,877 4,982 -104 8,536 -8,640
2,911 2,450 461 3,332 -2,871
3,280 2,607 673 3,680 -3,008
2,808 2,641 167 3,808 -3,641
4,305 4,303 2 3,548 -3,546
13,304 12,001 1,302 14,368 -13,066
4,495 3,748 746 3,670 -2,924
*
Angka-angka sementara
**
Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia
R
Revisi
45
TABEL 9 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI PORTOFOLIO (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
Investasi Portofolio A. Aset 1. Sektor publik
2009R
1) Otoritas moneter 2) Pemerintah a) denominasi valuta asing b) denominasi rupiah 2. Sektor swasta a. Saham b. Surat utang 1) Obligasi dan wesel 2) Lainnya *
Angka-angka sementara
**
Angka-angka sangat sementara - Angka tidak tersedia
N/A Tidak dapat diterapkan R
46
Revisi
TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
1,950 133 0
1,893 362 0
2,972 -331 0
3,521 -307 0
0 0
0 0
0 0
133 -58 191 285 -94 1,817 2,902
362 -16 378 140 238 1,532 1,696
N/A
2,902
2011** TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
10,336 -144 0
6,159 -409 0
1,089 -152 0
4,517 -1,597 -1,477
1,437 -353 -544
13,202 -2,511 -2,021
3,561 -593 -293
0 0
0 0
0 0
0 0
0 -1,477
0 -544
0 -2,021
0 -293
-331 -184 -147 -248 101 3,303 2,597
-307 -105 -203 -227 24 3,828 2,383
-144 -363 219 -50 269 10,480 9,578
-409 -63 -346 -142 -204 6,569 6,556
-152 -37 -115 -46 -69 1,241 997
-121 -17 -104 -70 -34 6,114 4,820
192 21 171 1 170 1,789 1,154
-490 -96 -394 -257 -137 15,713 13,526
-299 -209 -91 -46 -45 4,154 4,383
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
1,696
2,597
2,383
9,578
6,556
997
4,820
1,154
13,526
4,383
700 2,202
420 1,276
1,616 981
822 1,561
3,558 6,020
2,049 4,507
-2,252 3,249
2,572 2,247
-1,089 2,242
1,281 12,245
2,577 1,806
2,920 -718
598 678
370 611
0 1,561
3,888 2,132
1,860 2,647
0 3,249
0 2,247
734 1,508
2,594 9,651
0 1,806
-1,085 -446 -639 -101 -538
-164 418 -582 -307 -275
706 545 161 -100 261
1,445 270 1,175 558 617
902 787 115 50 65
13 373 -360 -192 -168
244 420 -177 -85 -91
1,295 1,292 3 16 -13
636 46 589 387 202
2,187 2,132 56 126 -70
-229 -802 573 -199 772
a. Saham b. Surat utang 2. Sektor swasta a. Saham b. Surat utang 1) Obligasi dan wesel 2) Lainnya B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Saham b. Surat utang
2010*
Q1
TABEL 10 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LAINNYA (Juta USD) Mei, 2011
URAIAN
Investasi Lainnya A. Aset 1. Sektor publik 2. Sektor swasta a. Pinjaman b. Uang dan simpanan c. Aset lainnya B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Pinjaman
2009R
2010*
Q2
Q3
Q4
TOTAL
Q1
-763 -241
-4,817 -2,943
-728 -6,083
-1,900 -2,735
-8,208 -12,002
-3,072 -2,764
66 -307
-3 -2,941
40 -6,124
-3 -2,731
101 -12,103
2 -2,766
Q1
Q2
2011** TOTAL
Q3
Q4
Q1
308 552
1,160 -1,960
3,846 2,447
2,243 -1,725
-296 -984
2 550
-3 -1,956
0 2,446
1 -1,726
-2 -983
-15
45
38
-257
-188
-163
27
-110
23
-224
2
-46 -247
-2,178 -808
-4,876 -1,285
-1,933 -542
-9,033 -2,882
-1,731 -871
1,063 -540
-1,470 -377
3,242 -818
1,103 -2,606
-11 -973
-522 0
-1,874 -2,010
5,355 3,084
834 452
3,794 1,526
-308 147
-244 -879
3,120 1,093
1,400 1,395
3,968 1,756
688 95
0
-2,010
364
451
-1,195
149
-879
-385
852
-264
-198
1) Otoritas moneter 1 a) Penarikan
-45 0
-7 0
-5 0
-11 0
-68 0
-8 0
-13 0
-11 0
-17 0
-48 0
-17 0
b) Pembayaran
-45
-7
-5
-11
-68
-8
-13
-11
-17
-48
-17
45 992
-2,002 289
369 1,362
461 2,887
-1,127 5,529
156 1,095
-867 1,008
-374 546
870 2,725
-215 5,375
-181 672
2) Pemerintah a) Penarikan (1) Program
315
11
559
2,077
2,962
596
607
130
1,840
3,174
216
(2) Proyek
676
278
803
810
2,567
499
401
416
885
2,200
456
0 -946
0 -2,291
0 -993
0 -2,426
0 -6,656
0 -939
0 -1,875
0 -920
0 -1,856
0 -5,590
0 -853
0 -522 -81 559 2,419 -1,860 -1,000 0
-1 137 -18 -288 1,919 -2,207 443 0
2,720 2,271 44 2,150 4,929 -2,779 77 0
1 2,721 382 2,268 23 -32 646 3,068 4,209 13,477 -3,563 -10,409 -287 -767 0 0
-1 -455 51 -276 2,735 -3,010 -230 0
0 636 81 321 3,351 -3,029 234 0
1,478 2,027 -17 992 3,559 -2,567 1,052 0
543 5 97 -672 3,785 -4,457 580 0
2,020 2,212 211 366 13,430 -13,064 1,635 0
293 593 180 1,457 4,151 -2,694 -1,044 0
(3) Lainnya 2 b) Pembayaran b. Kewajiban lainnya 2. Sektor swasta a. Utang dagang b. Pinjaman 1) Penarikan 2) Pembayaran c. Uang dan simpanan d. Kewajiban lainnya 1) Tidak termasuk penggunaan kredit dan pinjaman IMF 2) Termasuk bantuan pangan, fasilitas kredit ekspor, penjadwalan kembali, dll *
Angka-angka sementara
**
Angka-angka sangat sementara
-
Angka tidak tersedia
R
Revisi
47