Agustus 2013
0
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-2014
1
Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 29818328 Faksimili : (021) 3501935 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
2
Februari 2015
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan IV-2014
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN
Transaksi Berjalan
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN IV-2014
3
TRANSAKSI BERJALAN
4
Neraca Perdagangan Barang
4
Neraca Perdagangan Nonmigas
5
Neraca Perdagangan Migas
11
Neraca Perdagangan Jasa
14
Neraca Pendapatan Primer
15
Neraca Pendapatan Sekunder
15
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
4
1
16
Investasi Langsung
17
Investasi Portofolio
19
Investasi Lainnya
21
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
23
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN IV-2014
25
Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan III-2014
27
LAMPIRAN
29
DAFTAR TABEL Hal
Hal
Tabel 1
Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang (Berdasarkan SITC)
6
Tabel 6
Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama
11
Tabel 2
Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
7
Tabel 7
Perkembangan Ekspor Minyak
12
Tabel 3
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)
8
Tabel 8
Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)
13
Tabel 4
Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang
10
Tabel 9
Perkembangan Ekspor Gas
14
Tabel 5
Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama
11
Tabel 10
Indikator Sustainabilitas Eksternal
23
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal Grafik 1
Neraca Pembayaran Indonesia
3
Grafik 13
Perkembangan Investasi Langsung
17
Grafik 2
Transaksi Berjalan
4
Grafik 14
Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi
18
Grafik 3
Neraca Perdagangan Nonmigas
5
Grafik 15
Perkembangan PMA menurut Negara Asal
18
Grafik 4
Neraca Perdagangan Migas
12
Grafik 16
Perkembangan Investasi Portofolio
19
Grafik 5
Perkembangan Harga Minyak Dunia
13
Grafik 17
Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing
19
Grafik 6
Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
14
Grafik 18
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
20
Grafik 7
Pembayaran Jasa Freight
14
Grafik 19
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
20
Grafik 8
Neraca Jasa Travel
15
Grafik 20
Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi
21
Grafik 9
Perkembangan Neraca Pendapatan Primer
15
Grafik 21
Perkembangan Investasi Lainnya
21
Grafik 10
Perkembangan Transfer Personal
16
Grafik 22
Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
21
Grafik 11
Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. IV-2014
16
Grafik 23
Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta
22
Grafik 12
Transaksi Modal dan Finansial
17
Grafik 24
Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik
22
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
RINGKASAN
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2014 mencatat surplus sebesar US$2,4 miliar. Surplus NPI ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$7,8 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar US$6,2 miliar (2,81% PDB). Surplus NPI triwulan IV-2014 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari US$111,2 miliar pada akhir triwulan III-2014 menjadi US$111,9 miliar pada akhir triwulan IV-2014. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Januari 2015, posisi cadangan devisa kembali meningkat menjadi US$114,2 miliar.
T r a n Di tengah proses pemulihan global yang lebih lambat dari perkiraan, kinerja transaksi s berjalan membaik. Defisit transaksi berjalan triwulan IV-2014 lebih rendah dibandingkan dengan defisit a US$7,0 miliar (2,99% PDB) pada triwulan III-2014. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang seiring naiknya surplus k perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca neraca perdagangan nonmigas meningkat karena pertumbuhan ekspor (1,4%, qtq) yang melampaui si pertumbuhan impor (0,2%, qtq). Pertumbuhan ekspor nonmigas ditopang oleh kenaikan permintaan, B minyak nabati dan produk manufaktur, yang terjadi di saat tren penurunan harga khususnya komoditas masih berlanjut. Di sisi migas, meskipun volume impor minyak meningkat, defisit neraca e perdagangan migas menyusut sebagai dampak dari terus melemahnya harga minyak mentah dunia. Meski rj membaik dari triwulan sebelumnya, defisit transaksi berjalan triwulan IV-2014 tercatat lebih besar dibandingkan dengan defisit sebesar US$4,3 miliar (2,05% PDB) pada periode yang sama tahun al terutama karena melemahnya kinerja ekspor nonmigas. Selain itu, di tengah turunnya harga 2013 minyak, a defisit neraca migas triwulan IV-2014 juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya karena lebih rendahnya lifting migas yang disertai meningkatnya volume impor minyak. nSementara itu, persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan imbal hasil yang tetap menarik mendorong aliran masuk modal asing yang cukup besar dan mampu membiayai defisit transaksi berjalan. Pada triwulan IV-2014, surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk investasi langsung asing (FDI) dan surplus investasi lainnya yang berasal dari penarikan simpanan penduduk di luar negeri dan penarikan pinjaman LN korporasi. Namun demikian, surplus transaksi modal dan finansial ini masih lebih rendah dibandingkan dengan surplus triwulan III-2014 sebesar US$14,7 miliar karena keluarnya dana asing dari instrumen portofolio rupiah di bulan Desember 2014 yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terkait rencana kenaikan Fed Fund Rate akibat rilis data perbaikan ekonomi AS.
Secara keseluruhan tahun, kinerja NPI 2014 mencatat perbaikan signifikan didukung oleh keberhasilan sinergi kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah. NPI 2014 mencatat surplus US$15,2 miliar setelah sebelumnya mengalami defisit US$7,3 miliar pada 2013. Perbaikan tersebut ditopang oleh menyusutnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan menurun menjadi US$26,2 miliar (2,95% PDB) dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$29,1 miliar (3,18% PDB). Perbaikan kinerja tersebut terutama dipengaruhi oleh menurunnya impor akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi pertumbuhan ekonomi. Dari sisi ekspor, meskipun ekspor
1
secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur yang membaik, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi AS, juga turut membantu perbaikan kinerja tersebut. Selain itu, menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder turut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja transaksi berjalan. Pada sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tahun 2014 mencapai US$43,6 miliar, dari sebelumnya US$22,0 miliar pada 2013. Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial ini didorong oleh kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Proses perbaikan keseimbangan eksternal Indonesia yang tercermin pada struktur NPI yang lebih sehat diperkirakan akan terus berlanjut sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia serta langkah reformasi fiskal Pemerintah . Kinerja NPI ke depan diperkirakan terus membaik ditopang oleh struktur transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang lebih baik. Turunnya harga minyak dunia dan reformasi subsidi Pemerintah akan memperbaiki defisit transaksi berjalan migas, walaupun meningkatnya impor nonmigas terkait dengan proyek Pemerintah di bidang infrastruktur agak menahan perbaikan defisit transaksi berjalan. Di sisi transaksi modal dan finansial, membaiknya fundamental ekonomi sejalan dengan reformasi struktural yang terus berlangsung mendorong arus modal masuk, baik FDI maupun investasi portfolio, yang diprakirakan masih cukup memadai bagi pembiayaan defisit transaksi berjalan.
2
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN IV-2014 Di tengah proses pemulihan perekonomian
koreksi yang cukup tajam di bulan Desember 2014,
global yang lebih lambat dari perkiraan semula,
akibat meningkatnya kekhawatiran investor yang
keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan IV-
dipicu oleh membaiknya data perekonomian AS dan
2014 terus mencatat perbaikan ke arah yang lebih
rencana kenaikan Fed Fund Rate. Secara keseluruhan,
sehat. Kinerja ekspor nonmigas di triwulan laporan
surplus transaksi modal dan finansial
mencatat
triwulan
2014 tercatat sebesar USD7,8 miliar, lebih rendah
sebelumnya, melampaui kenaikan yang terjadi pada
dibandingkan dengan surplus sebesar USD14,7 miliar
sisi impor nonmigas. Defisit neraca perdagangan
pada triwulan III-2014.
migas
peningkatan
juga
dari
Dengan suplus transaksi modal dan finansial
itu,
yang jauh lebih besar dari defisit transaksi berjalan,
meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2014
sesuai pola musimannya, ikut membantu mengurangi
mencatat surplus USD2,5 miliar. Angka tersebut lebih
tekanan defisit transaksi berjalan. Secara keseluruhan,
kecil dibandingkan surplus triwulan III-2014 sebesar
defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang
USD6,5 miliar. Dengan perkembangan tersebut, posisi
lebih sehat, yaitu dari USD7,0 miliar atau 2,99% dari
cadangan devisa meningkat dari sebelumnya sebesar
PDB pada triwulan III-2014 menjadi USD6,2 miliar
USD111,2 miliar pada akhir triwulan III-2014 menjadi
atau 2,81% dari PDB pada triwulan IV-2014.
USD111,9 miliar dolar AS pada akhir Desember 2014
melemahnya
menyusut
dibanding
harga
sebagai
minyak
dampak
triwulan IV-
dunia.
Selain
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan periode transaksi
yang
sama
berjalan
tahun
triwulan
sebelumnya, IV-2014
defisit
mengalami
(Grafik 1). Membaiknya kinerja NPI tersebut tercermin pada beberapa indikator yang menunjukkan tetap terjaganya ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
pemburukan terutama karena melemahnya kinerja ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas turun 6,48% (yoy) akibat perlambatan ekonomi global dan terus menurunnya harga komoditas. Penurunan kinerja ekspor nonmigas semakin terlihat karena ekspor pertambangan pada triwulan IV-2013 tercatat cukup tinggi menjelang diterapkannya UU Minerba di awal 2014. Selain itu, di tengah pelemahan harga minyak dunia,
pemburukan
juga
terjadi
pada
neraca
perdagangan migas akibat turunnya lifting migas di Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia
saat volume impor minyak masih tinggi. Di sisi lain, persepsi investor yang positif terhadap prospek perekonomian Indonesia dan imbal
Sinergi kebijakan stabilisasi yang ditempuh oleh
hasil yang masih menarik mendorong masuknya aliran
Bank
modal asing pada triwulan laporan. Namun, aliran
menjaga dan memperbaiki keseimbangan sektor
modal masuk asing tersebut sempat mengalami
eksternal Indonesia di 2014. Secara keseluruhan,
Indonesia
dan
pemerintah
telah
berhasil
3
defisit transaksi berjalan 2014 tercatat sebesar USD26,2 miliar (2,95% PDB), menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD29,1 miliar (3,18% PDB). Perbaikan tersebut didukung oleh menurunnya impor, akibat melemahnya permintaan domestik
sebagai
dampak
dari
moderasi
pertumbuhan ekonomi domestik, menyusutnya defisit neraca jasa,
dan meningkatnya surplus neraca
pendapatan sekunder. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial meningkat tajam didorong oleh Grafik 2 Transaksi Berjalan
positifnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia menjadi USD43,6 miliar di 2014, dari
hanya
sebesar
USD22,0
miliar
di
tahun
Namun demikian, kinerja transaksi berjalan
sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, NPI
triwulan
IV-2014
tersebut
memburuk
bila
2014 mencatat surplus USD15,1 miliar setelah
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013
sebelumnya mengalami defisit USD7,3 miliar pada
yang mencatat defisit sebesar USD4,3 miliar (2,05%
2013.
PDB). Pemburukan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama karena menurunnya surplus perdagangan
TRANSAKSI BERJALAN Transaksi
nonmigas, sejalan dengan turunnya ekspor akibat
berjalan
pada
triwulan
IV-2014
mencatat defisit USD6,2 miliar (2,81% dari PDB),
masih belum kuatnya permintaan dan melemahnya harga komoditas.
lebih rendah dari defisit triwulan III-2014 sebesar
Secara keseluruhan, kinerja transaksi berjalan
USD7,0 miliar (2,99% dari PDB). Membaiknya kinerja
2014 membaik dengan mencatat defisit USD26,2
transaksi
berjalan
miliar (2,95% PDB), lebih rendah dibanding tahun
surplus
neraca
didukung
oleh
perdagangan
meningkatnya
nonmigas
dan
sebelumnya yang mencapai USD29,1 miliar (3,18%
menyusutnya defisit neraca perdagangan migas.
PDB).
Selain itu, berkurangnya tekanan defisit transaksi
menurunnya impor akibat melemahnya permintaan
berjalan juga dipengaruhi oleh meningkatnya surplus
domestik
neraca pendapatan sekunder yang mengikuti pola
pertumbuhan ekonomi domestik dan tertahannya
musimannya (Grafik 2).
pemburukan ekspor oleh kebijakan nilai tukar yang
Surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan
Perkembangan
sesuai
dengan
dampak
didukung dari
fundamentalnya.
oleh
moderasi
Selain
itu,
IV-2014 membaik didorong oleh peningkatan ekspor
menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya
nonmigas (1,4%, qtq) yang melampaui kenaikan
surplus
impor
memperbaiki kinerja transaksi berjalan.
nonmigas
(0,2%,
qtq).
Kinerja
ekspor
nonmigas terutama ditopang oleh minyak nabati dan produk manufaktur. Sementara itu, defisit neraca
neraca
pendapatan
sekunder
turut
Neraca Perdagangan Barang
menurun
Neraca perdagangan barang triwulan IV-2014
disebabkan impor migas terkoreksi lebih tajam
mencatat surplus sebesar USD2,4 miliar, lebih tinggi
dibanding penurunan ekspor migas sebagai dampak
dari triwulan sebelumnya sebesar USD1,6 miliar.
penurunan harga.
Surplus
perdagangan
migas
triwulan
IV-2014
didorong
4
sebagai
tersebut
neraca oleh
perdagangan meningkatnya
barang surplus
tersebut neraca
perdagangan nonmigas dan berkurangnya defisit
khususnya minyak nabati dan produk manufaktur, di
neraca perdagangan migas.
saat
Untuk keseluruhan tahun 2014, surplus neraca perdagangan barang mencapai USD6,9 miliar, lebih
tren
penurunan
harga
komoditas
masih
tahunan
ekspor
berlanjut. Namun
demikian,
secara
tinggi dari surplus tahun 2013 sebesar USD5,8 miliar.
nonmigas triwulan IV-2014 tumbuh negatif 6,5%
Kenaikan
(yoy) setelah pada triwulan III-2014 ekspor nonmigas
surplus
tersebut
disebabkan
oleh
peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas
tumbuh positif 3,0% (yoy).
Penurunan ekspor
sementara terjadi pemburukan pada defisit neraca
nonmigas triwulan IV-2014 secara tahunan utamanya
perdagangan migas.
dipicu oleh koreksi harga khususnya pada produk primer yang mengikuti penurunan harga komoditas dunia, baik produk pertanian maupun produk bahan
Neraca Perdagangan Nonmigas
bakar & pertambangan. Suplai yang berlebih, prospek
Neraca perdagangan nonmigas triwulan IV-2014
pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat dari
mencatat surplus sebesar USD5,1 miliar, meningkat
perkiraan
9,7% (qtq) dari surplus triwulan sebelumnya sebesar
menyebabkan harga komoditas dunia, seperti produk
USD4,7 miliar (Grafik 3). Peningkatan surplus tersebut
pertanian, logam dan logam berharga di triwulan IV-
dijelaskan oleh kenaikan ekspor nonmigas (1,4% qtq)
2014 mengalami penurunan.
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan impor nonmigas (0,2% qtq).
semula,
dan
apresiasi
dollar
AS
Selain itu, penurunan kinerja ekspor nonmigas tersebut juga disebabkan oleh penurunan volume
Untuk keseluruhan tahun 2014, surplus neraca
khususnya
pada
produk
bahan
bakar
&
perdagangan nonmigas mencapai USD18,7 miliar,
pertambangan. Penurunan volume ekspor produk
lebih
bahan bakar & pertambangan terutama terjadi pada
besar
dari
surplus
neraca
perdagangan
nonmigas 2013 sebesar USD15,5 miliar.
komoditas batubara, antara lain sebagai dampak dari melemahnya permintaan dunia. Selain itu, penurunan volume juga terjadi pada produk manufaktur setelah sejak triwulan I-2013 selalu mencatat pertumbuhan positif.
Namun,
penurunan
volume
ekspor
manufaktur tersebut mampu diimbangi oleh harga yang masih meningkat sehingga secara nilai ekspor manufaktur masih mencatatkan pertumbuhan positif. Dengan perkembangan sampai dengan triwulan IV-2014, ekspor nonmigas untuk keseluruhan tahun 2014 tercatat USD146,5 miliar. Meskipun secara
Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas
nominal lebih rendah dibanding dengan tahun sebelumnya
Ekspor Nonmigas
pertumbuhan
Ekspor nonmigas triwulan IV-2014 tercatat
dibanding
sebesar
USD148,5
ekspor
nonmigas
pertumbuhan
miliar, 2014
pada
tahun
namun membaik 2013.
sebesar USD36,9 miliar, lebih tinggi 1,4% (qtq)
Membaiknya pertumbuhan ekspor nonmigas tahun
dibandingkan dengan ekspor nonmigas triwulan
2014 utamanya didorong oleh pertumbuhan positif
sebelumnya
produk manufaktur, baik karena naiknya permintaan
tersebut
sebesar
didorong
USD36,3 oleh
miliar.
naiknya
Kenaikan
permintaan,
ekspor maupun faktor harga (Tabel 1).
5
Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang (Berdasarkan SITC) Pangsa (%)
Pertumbuhan Tahunan (% yoy) 2013*
Rincian 2013* A. Produk Primer Nominal Riil Indeks Harga Produk Pertanian Nominal Riil Indeks Harga
2014**
TOTAL
2014** Tw. I*
Tw. II*
Tw. III*
Tw. IV**
TOTAL**
53.8 47.6 -
50.2 45.1 -
-3.8 7.5 -10.6
-9.0 -3.4 -5.8
-9.4 -10.6 1.4
0.8 -0.3 1.2
-13.5 0.6 -13.9
-8.1 -3.4 -4.4
28.7 25.8 -
30.1 27.2 -
-4.8 3.5 -8.0
5.0 4.5 0.3
2.2 2.0 0.2
11.1 12.6 -1.3
-3.0 9.6 -11.4
3.5 7.2 -3.0
Makanan Nominal Riil Indeks Harga
20.9 18.2 -
23.4 19.8 -
-5.0 1.9 -7.0
10.9 6.3 4.1
9.1 4.1 4.9
21.1 18.3 2.3
3.8 13.9 -8.6
10.8 10.7 0.7
Bahan Baku Nominal Riil Indeks Harga
7.8 5.6 -
6.7 5.3 -
-4.0 3.7 -7.4
-10.0 -2.1 -8.1
-15.8 -5.2 -11.2
-14.5 -4.8 -10.2
-23.4 -6.6 -18.0
-15.9 -4.7 -11.8
25.1 11.0 -
20.0 9.0 -
-2.6 10.0 -11.5
-24.3 -16.4 -9.6
-22.4 -22.0 -0.4
-11.2 -11.3 0.3
-25.9 -16.1 -11.6
-21.3 -16.5 -5.4
44.5 51.6 -
48.3 54.1 -
0.1 2.7 -2.5
9.2 10.3 -1.0
8.6 8.2 0.4
6.8 3.1 3.5
3.4 -1.4 4.8
6.9 5.0 1.9
1.6 0.8 -
1.6 0.8 -
-7.8 1.1 -7.8
41.3 61.7 -12.0
20.8 27.2 -4.9
-24.3 -23.0 -1.2
-32.2 -28.7 -4.7
-4.9 0.1 -5.9
100.0 100.0 -
100.0 100.0 -
-2.2 4.7 -6.6
-0.3 2.8 -3.0
-0.9 -2.6 1.8
3.0 -0.2 3.2
-6.5 -1.9 -4.6
-1.3 -0.6 -0.7
Produk Bahan Bakar & Pertambangan Nominal Riil Indeks Harga B. Produk Manufaktur Nominal Riil Indeks Harga C. Lainnya Nominal Riil Indeks Harga Total Nominal Riil Indeks Harga *) data sementara **) data sangat sementara
Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Utama
43,2% dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Penurunan ekspor ke India terutama disebabkan oleh
Secara
tahunan,
penurunan
kinerja
ekspor
nonmigas triwulan IV-2014 tercermin dari penurunan ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti Tiongkok,
India,
Korea
Selatan,
Thailand,
dan
Australia & Oceania. Di sisi lain, akselerasi ekspor ke Amerika Serikat dan Singapura menahan penurunan ekspor nonmigas lebih lanjut. Sedangkan ekspor ke Jepang, Malaysia, dan Belanda membaik meskipun masih tumbuh negatif hampir di sepanjang triwulan 2014 (Tabel 2).
dan bijih tembaga dengan total pangsa 36,7% dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Penurunan ekspor ke Korea Selatan terutama disebabkan oleh turunnya ekspor batubara dan tekstil dengan total pangsa 42,4% dari total ekspor ke negara tersebut. Penurunan ekspor batubara, mesin-mesin/pesawat mekanik, dan kendaraan & bagiannya (total pangsa 42,2%) menjadi penyebab turunnya ekspor ke Thailand. Sedangkan penurunan ekspor barang dari
terutama
logam tidak mulia dan alat listrik (total pangsa
disebabkan oleh turunnya ekspor batubara dan
29,4%) menjadi penyebab turunnya ekspor ke
minyak kelapa sawit yang memiliki total pangsa
Australia & Oceania.
Penurunan
6
turunnya ekspor minyak nabati, karet alam olahan,
ekspor
ke
Tiongkok
Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama Pangsa (%)
nonmigas
2013* 2014**
keseluruhan ke
negara
tahun tujuan
2014, utama
ekspor membaik
dibanding tahun 2013 meskipun masih tumbuh
Pertumbuhan Tahunan (%, yoy) 2013*
Rincian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk
2014**
TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III* Tw. IV**TOTAL**
Tiongkok Amerika Serikat Jepang India Singapura Malaysia Korea Selatan Thailand Australia dan Oceania Belanda
14.2 10.1 10.8 8.7 5.9 4.8 4.0 3.5 2.6 2.7
11.2 10.8 10.0 8.3 6.7 4.4 3.9 3.4 3.1 2.7
1.8 3.6 -6.6 4.0 -5.7 -15.2 -9.9 -4.8 -2.6 -10.4
-2.7 2.6 -12.6 -13.9 2.3 -19.9 -11.0 -5.7 36.5 1.5
-17.8 7.6 -11.4 -16.9 23.4 -6.8 -6.5 -10.4 39.3 -2.2
-24.8 6.5 -5.6 19.8 8.1 -8.0 2.9 2.8 13.8 -8.2
-39.1 5.5 -4.8 -7.2 12.7 -7.4 -3.0 -2.7 -15.6 -0.9
-22.2 5.6 -8.7 -5.7 11.7 -10.7 -4.6 -4.2 15.2 -2.5
Total 10 Negara *) data sementara **) data sangat sementara
67.5
64.5
-3.0
-5.0
-4.7
-1.9
-10.7
-5.7
negatif. Perbaikan ekspor negara tujuan utama terutama didorong oleh pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat, Singapura, dan Australia & Oceania. Sedangkan penurunan ekspor ke Tiongkok, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Belanda menahan pertumbuhan ekspor nonmigas 2014 lebih lanjut (Tabel 2). Ekspor Nonmigas Menurut Komoditas Utama Pada triwulan IV-2014, peningkatan ekspor
Di sisi lain, pertumbuhan ekspor tujuan Amerika
komoditas
utama
seperti
minyak
nabati,
TPT,
Serikat terutama ditopang oleh kenaikan ekspor
makanan olahan,
udang segar/beku, makanan olahan, alas kaki, dan
kendaraan & bagiannya, dan kayu olahan mendorong
alat listrik yang memiliki total pangsa 29,0% dari
pertumbuhan ekspor nonmigas triwulan IV-2014
keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Sedangkan
secara tahunan. Pertumbuhan komoditas-komoditas
pertumbuhan ekspor ke Singapura terutama didorong
utama tersebut didorong oleh kenaikan permintaan
oleh kenaikan mesin-mesin/pesawat mekanik dan alat
ekspor dan faktor harga, kecuali pada minyak nabati,
listrik dengan total pangsa 29,0% dari keseluruhan
TPT, dan kayu olahan yang harganya mengalami
ekspor ke negara tersebut.
koreksi pada triwulan laporan.
mesin-mesin/pesawat mekanik,
Perbaikan ekspor ke Jepang didorong oleh
Sedangkan penurunan yang terjadi pada ekspor
kenaikan ekspor barang dari logam tidak mulia (nikel),
batubara, alat listrik, barang dari logam tidak mulia,
tekstil, dan mesin-mesin/pesawat mekanik (total
dan karet olahan disebabkan baik karena penurunan
pangsa 24,9%). Namun penurunan ekspor batubara
volume ekspor maupun faktor harga. Penurunan
dan alat listrik (total pangsa 26,9%) menahan
ekspor komoditas-komoditas tersebut menyebabkan
pertumbuhan
ekspor komoditas utama nonmigas triwulan IV-2014
ekspor
ke
Jepang
lebih
lanjut.
Perbaikan ekspor ke Malaysia didorong oleh kenaikan
tumbuh negatif 5,6% (yoy) (Tabel 3).
ekspor minyak nabati, kendaraan & bagiannya, dan
Ekspor minyak nabati, yang 86,7% berupa
tekstil dengan total pangsa 21,2% dari keseluruhan
minyak kelapa sawit (CPO) tumbuh 3,1% (yoy) di
ekspor ke negara tersebut. Namun penurunan ekspor
triwulan IV-2014 didorong oleh naiknya volume
batubara, makanan olahan, dan barang dari logam
ekspor sebesar 22,7% (yoy).
tidak
mulia
menekan
Kenaikan ekspor minyak nabati triwulan IV-2014
Sedangkan
terjadi untuk negara tujuan Belanda dan Italia yang
perbaikan ekspor ke Belanda didorong oleh kenaikan
masing-masing mencatatkan pertumbuhan 11,4%
ekspor minyak nabati, alat listrik, makanan olahan,
(yoy)
dan bahan kimia dengan total pangsa 52,6% dari
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), kenaikan
keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Penurunan
ini didorong oleh fakta bahwa minyak kelapa sawit
asam berlemak dan barang dari logam tidak mulia
masih merupakan minyak nabati yang paling efektif
(total pangsa 17,5%) menahan kenaikan ekspor ke
dan murah ditengah gencarnya kampanye hitam
pertumbuhan
(total ekspor
pangsa ke
35,5%)
Malaysia.
dan
1,9%
(yoy).
Berdasarkan
Gabungan
Belanda.
7
minyak kelapa sawit terkait isu lingkungan dan
ini selain bertujuan untuk mendorong volume ekspor
pemberlakuan anti dumping duty dinegara Uni Eropa.
CPO ditengah turunnya harga juga untuk menjaga
Di sisi lain, permintaan ekspor ke negara India
daya saing ekspor CPO dengan Malaysia yang
dan Tiongkok sebagai negara utama tujuan ekspor
menerapkan bea keluar 0%.
minyak nabati (total pangsa 30,5%) mengalami
Permintaan ekspor TPT triwulan IV-2014 tumbuh
penurunan masing-masing -15,3% (yoy) dan -16,2%
2,8% (yoy). Namun koreksi harga yang terjadi pada
(yoy). Penurunan ekspor minyak nabati ke Tiongkok
triwulan IV-2014 menahan pertumbuhan nilai ekspor
disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok
TPT lebih lanjut sehingga nilai ekspor TPT tumbuh
yang melambat, tingkat kepercayaan bank yang
0,5% (yoy). Pertumbuhan ekspor TPT terjadi untuk
menurun sehingga pelaku usaha kesulitan mencari
ekspor tujuan Jepang (6,8% yoy), Tiongkok (14,7%
pinjaman, pemberlakuan syarat regulasi standar
yoy), Malaysia (8,1% yoy), dan Australia & Oceania
residu pestisida, dan persediaan kedelai yang tinggi di
(5,9% yoy)
dalam negeri Tiongkok. Sedangkan penurunan ekspor
keseluruhan total ekspor TPT.
minyak nabati ke India selain disebabkan karena
Ekspor
dengan total pangsa 18,3% dari makanan
olahan
triwulan
IV-2014
perlambatan perekonomian India akibat inflasi yang
meningkat 12,7% (yoy) didorong oleh naiknya
begitu tinggi, disebabkan juga oleh pelemahan nilai
permintaan ekspor sebesar 9,9% (yoy) dan akselerasi
tukar Rupee terhadap Dollar AS sejak pertengahan
harga sebesar 2,5% (yoy). Peningkatan ekspor
hingga akhir tahun 2014 dan dinaikannya pajak
makanan olahan terjadi pada tujuan Amerika Serikat
impor minyak nabati mentah dari 2,5% menjadi
(20,3% yoy), Jepang (13,6% yoy), dan Singapura
7,5%.
(0,2% yoy) dengan pangsa total 27,9% terhadap
Pada sisi harga, harga ekspor CPO Indonesia
keseluruhan ekspor makanan olahan.
triwulan IV-2014 turun 15,7% (yoy) sejalan dengan
Nilai
ekspor
mesin-mesin/pesawat
mekanik
penurunan harga CPO dunia dari USD772/mt di
tumbuh 9,6% (yoy) di triwulan IV-2014, disebabkan
triwulan III-2014 menjadi sebesar USD715/mt di
baik karena kenaikan permintaan ekspor maupun
triwulan IV-2014. Harga CPO dunia triwulan IV-2014
harga. Kenaikan ekspor terjadi untuk negara tujuan
merupakan titik terendah sepanjang tahun 2014.
Singapura (10,6%; yoy), Jepang (6,4%; yoy), Australia
Rendahnya harga CPO Indonesia triwulan IV-2014
& Oceania (67,2%; yoy), dan Amerika Serikat (28,6%;
membuat pemerintah Indonesia menerapkan 0%
yoy) dengan total pangsa 54,5% dari keseluruhan
untuk bea keluar CPO selama triwulan IV-2014. Hal
ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik.
Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS) Share (%) Uraian
2013* 2013* 2014**
TOTAL
Tw. I
Growth (%,yoy) Riil 2014**
2013*
Indeks Harga 2014**
2013*
Tw. II* Tw. III* Tw. IV** TOTAL** TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III* Tw. IV** TOTAL** TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III* Tw. IV** TOTAL**
1. Batubara
16.4
14.2
-7.2
-11.8
-15.1
-10.4
-20.7
-14.6
11.6
-6.2
-18.2
-15.7
-14.2
-14.3
-16.9
-6.0
3.9
6.3
-7.5
-0.3
2. Minyak Nabati
12.4
13.7
-8.7
8.0
3.0
25.5
3.1
9.1
2.8
3.9
0.2
30.2
22.7
11.6
-11.2
3.7
3.0
-3.7
-15.7
-2.2
3. Tekstil dan Produk Tekstil
8.6
8.8
2.1
1.0
1.1
-0.3
0.5
0.6
3.9
2.5
2.9
1.1
2.8
2.1
-1.7
-1.5
-1.7
-1.5
-2.2
-1.5
4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll
7.2
6.9
-4.0
-5.7
-6.1
-6.1
-4.7
-5.7
12.1
9.9
-1.0
-6.1
-2.1
0.0
-14.3
-14.4
-5.2
-0.2
-2.8
-5.6
5. Barang dari Logam tdk Mulia
5.8
6.2
-7.4
-13.4
16.3
27.6
-3.2
5.5
-5.5
-9.2
13.0
17.3
-2.5
3.8
-2.0
-4.7
2.9
8.5
-0.6
1.6
6. Karet Olahan
6.3
4.8
-10.2
-16.0
-24.1
-25.2
-33.7
-24.5
-2.7
-5.6
-14.6
-19.3
-24.0
-16.2
-7.7
-11.0
-11.0
-7.3
-12.7
-10.0
7. Makanan Olahan
3.6
4.3
5.5
18.4
18.7
22.4
12.7
17.8
2.3
11.3
14.5
13.6
9.9
12.1
3.2
6.4
3.7
7.5
2.5
5.1
8. Mesin-mesin/pesawat mekanik
3.9
4.1
-4.7
10.9
0.5
3.7
9.6
6.0
-3.6
13.0
0.6
3.8
9.3
6.5
-1.2
-1.9
-0.1
-0.1
0.4
-0.4
9. Kendaraan dan Bagiannya
3.1
3.6
-5.1
11.6
7.6
24.7
15.2
14.8
-4.7
13.3
6.2
18.8
9.7
12.3
-0.5
-1.4
1.5
4.9
5.1
2.2
10. Kayu Olahan
2.4
2.7
5.2
17.3
12.1
16.4
1.2
11.3
13.1
18.1
9.2
12.6
3.9
10.1
-7.0
-0.8
2.6
3.5
-2.6
1.1
69.6
69.3
-5.2
-2.1
-2.7
3.9
-5.6
-1.8
2.4
1.2
-2.9
2.2
-0.6
-0.6
-7.4
-3.2
0.1
1.7
-5.0
-1.2
Total 10 Komoditas
*) data sementara **) data sangat sementara
8
Nominal 2014**
Pertumbuhan
nilai
ekspor
kendaraan
&
Pada sisi harga, harga ekspor batubara Indonesia
bagiannya sebesar 15,2% (yoy) di triwulan IV-2014
triwulan IV-2014 mengalami koreksi 7,5% (yoy),
didorong oleh kenaikan volume ekspor 9,7% (yoy)
sejalan dengan penurunan harga batubara dunia.
dan faktor harga 5,1% (yoy). Kenaikan ekspor terjadi
Harga batubara di pasar internasional triwulan IV-
untuk ekspor tujuan Philipina (21,6%; yoy), Arab
2014 turun menjadi USD62,9/mt dari triwulan
Saudi (64,9%; yoy), dan Malaysia (9,7%; yoy) dengan
sebelumnya USD67,9/mt atau terendah sepanjang
total pangsa sebesar 35,3% dari keseluruhan ekspor
tahun 2014. Penurunan harga batubara dunia
kendaraan & bagiannya.
tersebut dipicu oleh pembatasan impor batubara
Tingginya pertumbuhan ekspor kendaraan &
Tiongkok sebagai importir batubara terbesar dunia.
bagiannya ke Arab Saudi terutama didorong oleh
Pembatasan impor tersebut dilakukan dalam bentuk
kenaikan ekspor kendaraan bermotor roda empat dan
pengenaan
lebih. Sementara ekspor ke Thailand sebagai negara
melindungi produsen lokal yang sedang mengalami
tujuan utama ekspor kendaraan & bagiannya dengan
kerugian akibat pelemahan perekonomian Tiongkok.
tarif
pajak
impor
batubara
untuk
pangsa 14,8% justru mengalami penurunan 9,6%
Nilai ekspor alat listrik triwulan IV-2014 turun
(yoy) terutama pada penurunan ekspor kendaraan
4,7% (yoy) disebabkan baik oleh turunnya ekspor riil
bermotor roda empat dan lebih.
(-2,1%; yoy) maupun koreksi harga (-2,8%; yoy).
Naiknya permintaan ekspor di tengah harga yang
Penurunan ekspor alat listrik terutama terjadi untuk
terkoreksi ke bawah menjadi penyebab ekspor kayu
ekspor ke mitra dagang utama seperti Singapura
olahan
(-9,1%; yoy), Jepang (-7,5%; yoy), dan Hongkong
tumbuh 1,2% (yoy) di triwulan IV-2014.
Peningkatan
ekspor
tersebut
didorong
oleh
pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat (6,0% yoy),
(-17,3%; yoy) dengan total pangsa 39,7% dari keseluruhan ekspor alat listrik.
Australia & Oceania (11,5% yoy), dan Korea Selatan
Penurunan ekspor barang dari logam tidak mulia
(26,6% yoy) dengan total pangsa 18,7% dari
pada triwulan IV-2014 sebesar 3,2% (yoy) disebabkan
keseluruhan ekspor kayu olahan.
oleh penurunan permintaan ekspor dan koreksi
Ekspor batubara (pangsa 14,2% dari total ekspor
harga. Penurunan ekspor barang dari logam tidak
nonmigas) mengalami kontraksi sebesar 20,7% (yoy)
mulia disebabkan oleh turunnya ekspor besi/baja (-
di triwulan IV-2014. Penurunan ekspor batubara telah
10,5% yoy), timah (-26,2% yoy), dan seng (-20,8%
terjadi sejak triwulan III-2012. Turunnya ekspor
yoy).
batubara dipengaruhi oleh penurunan permintaan
Penurunan permintaan ekspor barang dari logam
ekspor sebesar 14,2% (yoy) yang terjadi pada negara
tidak mulia terjadi pada mitra dagang Singapura
tujuan Tiongkok (-49,3% yoy), Jepang (-18,7% yoy),
(-15,5%; yoy), Australia & Oceania (-42,0%; yoy), dan
Korea Selatan (-7,3% (yoy), dan Taiwan (-34,8% yoy)
Malaysia (-27,6%; yoy). Total pangsa ketiga negara
dengan total pangsa 52,5% dari keseluruhan ekspor
tersebut sebesar 37,7% dari keseluruhan ekspor
batubara.
barang dari logam tidak mulia. Penurunan ekspor
Ekspor batubara ke India sebagai negara tujuan
barang dari logam tidak mulia tertahan oleh naiknya
utama dengan pangsa terbesar (27,2%) tumbuh
ekspor ke Jepang (pangsa 17,9%) sebesar 10,5%
positif
(yoy) yang didorong oleh kenaikan ekspor nikel.
sebesar
batubara
ke
12,3% India
(yoy).
didukung
Kenaikan oleh
ekspor
kebijakan
Pada sisi harga, harga ekspor barang dari logam
pemerintah India untuk memenuhi kebutuhan energi
tidak mulia Indonesia mengalami koreksi mengikuti
di dalam negerinya meskipun Rupee mengalami
pergerakan harga di pasar internasional.
depresiasi.
triwulan IV-2014, harga alumunium, tembaga, bijih
Pada
9
besi, nikel, timah, dan seng di pasar internasional
barang baik barang konsumsi, bahan baku, maupun
turun
barang modal (Tabel 4).
dari
masing-masing
USD6.996/mt,
USD90/dmt,
USD1.990/mt,
Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang
USD18.584/mt,
USD21.915/mt, dan USD2.311/mt di triwulan III-2014 menjadi USD1.970/mt, USD6.632/mt, USD74/dmt,
Pangsa Rincian
USD15.860/mt, USD19.898/mt, dan USD2.235/mt. Penurunan
harga
tersebut
disebabkan
dari Tiongkok. Penurunan ekspor karet olahan pada triwulan IV2014 disebabkan oleh melemahnya permintaan maupun koreksi harga yang juga terjadi di sepanjang tahun 2014. Penurunan permintaan ekspor karet terjadi pada mitra dagang utama seperti Amerika Serikat (-28,5%; yoy), Jepang (-33,7%; yoy), Tiongkok (-65,8%; yoy), dan India (-21,7%; yoy) dengan total pangsa sebesar 54,3% terhadap total ekspor karet olahan. Pada harga internasional, harga karet di triwulan IV-2014 berada pada level USD1,62/kg, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar USD1,84/kg. Harga karet di pasar internasional tertekan oleh suplai karet yang melebihi permintaan karet dunia Untuk keseluruhan tahun 2014, kinerja ekspor komoditas
utama
tercatat
membaik
dibanding tahun sebelumnya, ditopang oleh faktor harga
yang
koreksinya
tidak
setajam
tahun
sebelumnya (Tabel 3).
2014**
Total
Tw. I*
Tw. II*
Tw. III* Tw. IV** Total**
Barang Konsumsi Nominal Riil Indeks Harga
8.6 8.1 -
8.4 7.4 -
2.8 2.0 0.8
4.8 -2.6 7.6
-8.8 -17.6 10.7
-7.6 -14.5 8.0
-10.3 -13.3 3.4
-6.1 -13.1 8.1
69.0 75.6 -
69.4 78.3 -
-0.7 4.2 -4.7
-6.2 -1.7 -4.7
-4.8 -2.2 -2.6
-0.8 0.3 -1.0
-1.6 3.4 -4.8
-3.4 -0.8 -2.7
22.0 16.3 -
21.8 14.4 -
-14.3 -21.4 9.0
-7.1 -17.7 12.8
-0.8 -11.0 11.6
-7.1 -19.8 15.8
-3.6 -18.6 18.5
-4.6 -15.4 12.8
Nominal 100.0 Riil 100.0 Indeks Harga *) data sementara **) data sangat sementara
100.0 100.0 -
-3.8 -2.8 -1.0
-5.6 -6.1 0.6
-4.2 -6.9 3.0
-2.9 -7.6 5.1
-2.9 -5.9 3.3
-3.9 -6.5 2.8
Bahan Baku Nominal Riil Indeks Harga
Barang Modal Nominal Riil Indeks Harga
Total
Impor barang konsumsi triwulan IV-2014 turun 10,3% (yoy) yang disebabkan oleh penurunan permintaan impor riil. Beberapa komoditas impor barang konsumsi yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu impor hasil olahan yang dapat dimakan (-1,6% yoy) dan barang-barang plastik buatan (-10,4% yoy). Sedangkan impor beberapa komoditas tercatat meningkat seperti buah-buahan (18,8%; (yoy), segar atau dikeringkan (2,4%; yoy), sayursayuran segar, dingin, dan obat-obatan termasuk obat hewan (44,7%; yoy) (Tabel 5).
Impor Nonmigas
Impor bahan baku triwulan IV-2014 mengalami
Pada triwulan IV-2014, impor nonmigas (cif)
penurunan sebesar 1,6% (yoy) dipengaruhi oleh
terkontraksi sebesar 2,9% (yoy). Penurunan impor
faktor harga yang menurun. Sementara volume impor
tersebut disebabkan oleh turunnya impor riil pada
masih tumbuh positif. Penurunan impor bahan baku
kelompok barang konsumsi dan barang modal.
terutama
disebabkan
Penurunan ini dapat ditahan lebih lanjut oleh
makanan
ternak
peningkatan volume impor bahan baku meskipun
halogenasi, dan sulfonasi (-1,4%; yoy), bagian dan
secara nilai mengalami kontraksi akibat koreksi harga.
perlengkapan kendaraan bermotor (-11,9%; yoy), dan
Dengan
10
2013* 2014**
oleh
berlebihnya suplai dunia dan menurunnya permintaan
sepuluh
Pertumbuhan Tahunan (% yoy) 2013*
perkembangan
tersebut,
oleh
(-15,9%;
turunnya yoy),
impor
hidrokarbon,
impor
alat penyambung atau pemutus arus listrik (-1,5%;
nonmigas keseluruhan tahun 2014 tercatat turun
yoy). Sementara itu kenaikan impor bahan plastik
sebesar 3,9% (yoy), sedikit lebih buruk dari tahun
lainnya dalam bentuk awal (16,1% yoy) menahan
sebelumnya. Pemburukan tersebut disebabkan oleh
laju penurunan impor bahan baku lebih lanjut
penurunan volume impor pada seluruh kelompok
(Tabel 5).
Tabel 5 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama Pangsa (%) Kelompok Impor
2013* 2013* 2014**
TOTAL IMPOR I. Barang Konsumsi, a.l: Buah-buahan, Segar, atau Dikeringkan Sayur-sayuran Segar, Dingin Hasil Olahan yang Dapat Dimakan Obat-obatan (Termasuk Obat Hewan) Barang-barang Plastik Buatan
100.0 100.0 8.6 8.4 0.5 0.6 0.4 0.5 0.5 0.4 0.3 0.4 0.4 0.4
Nominal 2014
Pertumbuhan (y.o.y, %) Riil 2014
2013*
Harga 2014
2013*
TOTAL Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV** TOTAL** TOTAL Tw. I Tw. II Tw. III* Tw. IV** TOTAL** TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III* Tw. IV** TOTAL** -3.8 -5.6 -4.2 -2.9 2.8 4.8 -8.8 -7.6 -21.3 86.9 -15.0 32.1 27.7 78.9 -0.9 -28.3 11.5 -13.5 -17.0 -5.6 8.8 2.2 9.4 19.8 32.0 -17.6 -1.8 -11.0
-2.9 -10.3 18.8 2.4 -1.6 44.7 -10.4
-3.9 -6.1 18.3 0.7 -10.1 19.4 -10.2
-2.8 -6.1 2.0 -2.6 -34.1 74.2 17.8 56.4 1.9 -11.0 10.9 5.7 23.2 -24.5
-6.9 -17.6 -26.9 -13.7 -11.2 10.8 -9.8
-7.6 -14.5 -4.5 -42.0 2.4 23.4 -17.0
-5.9 -13.3 -24.5 -23.0 6.6 45.9 -15.8
-6.6 -12.6 -8.2 -17.2 -4.0 21.8 -16.8
-1.0 0.8 19.4 8.3 9.5 -1.9 7.1
0.6 7.6 6.1 13.4 -2.9 -3.0 9.0
3.0 10.7 17.0 14.5 -6.6 -1.2 8.9
5.1 8.0 36.8 24.1 -8.1 -3.1 7.1
3.3 3.4 55.2 34.0 -7.6 -0.9 6.5
2.9 7.5 28.9 21.7 -6.3 -2.0 7.9
II. Bahan Baku / Penolong, a.l: Makanan Ternak Hidrokarbon, Halogenasi, Sulfonasi Bagian Dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor Bahan Plastik Lainnya, Dalam Bentuk Awal Alat Penyambung atau Pemutus arus Listrik
69.0 2.1 2.2 2.4 1.9 1.9
69.4 2.4 2.3 2.2 2.0 1.8
-0.7 -6.2 -4.8 -0.8 9.1 -25.3 47.6 29.8 1.0 4.2 3.6 5.1 6.4 -13.5 -9.9 -11.2 7.8 -7.6 -1.3 0.6 1.6 -15.2 -16.1 -3.8
-1.6 -15.9 -1.4 -11.9 16.1 -1.5
-3.4 7.6 2.9 -11.6 1.6 -9.6
4.2 8.1 -10.5 2.8 2.1 1.3
-1.7 -2.2 -29.6 34.2 -0.7 -0.4 -17.4 -15.2 -12.3 -7.8 -12.5 -10.9
0.3 13.4 4.9 -16.3 -8.4 1.3
3.4 -24.2 6.9 -14.7 5.4 4.0
0.0 -2.7 2.6 -15.9 -6.0 -5.0
-4.7 1.0 12.8 3.6 5.5 0.3
-4.7 6.6 5.0 4.8 5.4 -3.1
-2.6 10.0 4.2 6.3 6.9 -5.8
-1.0 14.7 0.2 6.0 9.8 -5.0
-4.8 10.9 -7.8 3.2 10.1 -5.3
-3.4 10.5 0.3 5.0 8.1 -4.8
III. Barang Modal, a.l: Pesawat Telekomunikasi dan Bagian-bagiannya Mesin Otomatis Pengolah Data dan Satuannya Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu Kendaraan Bermotor untuk Barang Mesin Bongkar Muat Barang
22.0 2.9 2.0 1.3 1.5 1.0
21.8 3.2 1.8 1.6 1.2 1.0
-14.3 -7.1 -0.8 -7.1 1.4 13.3 46.0 -20.7 5.6 -16.1 -10.9 -10.5 -2.3 10.0 15.0 25.4 -52.1 -21.1 -22.7 -25.4 11.8 -12.7 2.8 4.2
-3.6 -3.2 -4.6 14.6 -29.0 3.6
-4.6 6.3 -10.6 16.1 -24.3 -0.2
-21.4 6.3 6.0 -0.1 -47.1 10.5
-17.7 -11.0 19.7 53.9 -15.0 -10.6 11.4 16.0 -13.9 -24.9 -12.3 2.4
-19.8 -16.1 -9.7 26.1 -22.8 4.2
-18.6 2.3 -3.3 15.4 -33.3 2.5
-16.9 12.3 -9.7 17.1 -23.7 -0.4
9.0 -4.6 -0.4 -2.1 -9.5 1.2
12.8 -5.4 -1.2 -1.1 -8.5 -0.4
11.6 -5.1 -0.4 -0.9 3.0 0.4
15.8 -5.6 -0.9 -0.7 -3.8 0.0
18.5 -5.4 -1.3 -0.7 6.7 1.0
14.8 -5.4 -1.0 -0.9 -0.8 0.3
* angka sementara ** angka sangat sementara
Impor barang modal mengalami penurunan
negatif. Kenaikan impor utamanya berasal dari
3,6% (yoy) terutama karena melemahnya permintaan.
Tiongkok, Singapura, dan Australia & Oceania.
Penurunan impor barang modal terutama pada impor
Sedangkan penurunan impor terjadi impor dari
pesawat telekomunikasi dan bagian-bagiannya (-
negara Jepang, Thailand, Amerika Serikat, Korea
3,2% yoy), mesin otomatis pengolah data &
Selatan, Malaysia, Jerman, dan India (Tabel 6).
satuannya (-4,6% yoy), dan kendaraan bermotor untuk barang (-29,0% yoy). Namun demikian, impor mesin lainnya untuk industri tertentu bongkar
muat
barang
masih
dan mesin menunjukkan
peningkatan, masing-masing sebesar 14,6% (yoy) dan 3,6%(yoy) (Tabel 5). Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Berdasarkan negara asal, penurunan impor pada triwulan
IV-2014
secara
tahunan
dipengaruhi oleh turunnya impor
Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama
terutama
asal Jepang,
Pangsa (%)
Pertumbuhan Tahunan (%, yoy) 2013*
Rincian 2013* 2014**
2014**
TOTAL Tw. I* Tw. II* Tw. III*
Tw. TOTAL** IV**
1 China 2 Jepang 3 Thailand 4 Singapura 5 Amerika Serikat 6 Korea Selatan 7 Australia dan Oceania 8 Malaysia 9 Jerman 10 India
21.0 13.5 7.6 6.7 6.2 6.3 4.1 4.2 3.1 2.7
22.6 12.5 7.2 7.3 6.0 5.9 4.7 4.3 3.0 2.6
1.6 -16.3 -5.3 -6.6 -8.3 6.2 -0.1 -6.7 8.4 -5.9
9.5 -9.7 -14.6 -0.7 4.5 -19.3 15.7 -4.0 -22.0 -13.4
2.0 -11.7 -14.0 7.6 -9.7 1.3 4.8 -1.2 -2.7 -2.1
-6.3 -6.0 -5.1 5.2 -12.2 -11.1 22.0 -6.1 9.4 0.1
9.8 -17.3 0.9 7.1 -12.0 -6.2 2.5 0.4 -6.0 -4.7
3.4 -11.2 -8.8 4.9 -7.8 -8.8 10.5 -2.7 -6.5 -5.2
Total 10 Negara
75.4
76.1
-4.6
-3.6
-3.1
-3.7
-1.4
-2.9
*) data sementara **) data sangat sementara
Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman, dan India. Sedangkan impor dari Tiongkok, Thailand, Singapura, Australia & Oceania,
dan Malaysia mengalami
peningkatan (Tabel 6).
Neraca Perdagangan Migas Neraca perdagangan migas triwulan IV-2014 mencatat
defisit
USD2,8
miliar,
lebih
rendah
Untuk keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan
dibandingkan dengan defisit USD3,1 miliar di triwulan
impor nonmigas berdasarkan negara asal membaik
sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh menyusutnya
dibanding tahun 2013 meskipun masih tumbuh
defisit neraca perdagangan minyak (Grafik 4).
11
adanya keterlambatan kapal untuk domestik maupun kegiatan ekspor, dan kendala terkait keselamatan kapal. Sedangkan untuk tahun 2015, Pemerintah dalam APBN-P 2015 telah menetapkan target lifting sebesar 0,825 juta barel/hari1. Tabel 7 Perkembangan Ekspor Minyak 2014 Tw. III*
Rincian Ekspor Minyak Mentah Produk Kilang
Grafik4 Neraca Perdagangan Migas
Pada triwulan IV-2014, ekspor minyak tercatat sebesar USD2,8 miliar, turun 21,1% (qtq) dari
Tw. IV**
Nilai Volume Harga¹ Nilai Volume Harga¹ (juta USD) (mbbl) (USD/barel) (juta USD) (mbbl) (USD/barel)
3,590 2,406 1,184
35.7 24.5 11.2
98.1 106.1
2,831 1,737 1,094
37.6 24.3 13.3
¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah) * angka sementara ** angka sangat sementara
triwulan sebelumnya sebesar USD3,6 miliar (Tabel 7).
Pada sisi harga, koreksi harga yang terjadi baik
Lebih rendahnya kinerja ekspor minyak pada triwulan
pada minyak mentah maupun produk kilang sejalan
laporan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai
dengan
ekspor minyak mentah dan produk kilang. Penurunan
penurunan pada triwulan IV-2014. Rata-rata harga
ekspor minyak mentah disebabkan baik karena
minyak jenis WTI, Brent, OPEC, dan SLC turun
penurunan volume maupun koreksi harga. Penurunan
masing-masing dari USD97,5/barel, USD102,1/barel,
volume ekspor minyak mentah sejalan dengan
USD100,8/barel, dan USD100,2/barel di triwulan III-
penurunan lifting minyak sebesar 2,3% (qtq) dari
2014
0,800 juta barel/hari di triwulan III-2014 menjadi
USD73,3/barel, dan USD73,6/barel pada triwulan IV-
0,782 juta barel/hari di triwulan IV-2014. Sedangkan
2014 (Grafik 5). Sementara rata-rata harga ekspor
volume ekspor produk kilang triwulan IV-2014
minyak mentah Indonesia bergerak turun ke level
menunjukkan
USD71,5/barel
peningkatan,
terutama
di
bulan
Oktober sebesar 5,9 juta barel, sebagai dampak Agustus 2014.
harga
minyak
menjadi
dunia
USD73,2/barel,
pada
triwulan
yang
mengalami
USD76,0/barel,
IV-2014
dari
USD98,1/barel di triwulan III-2014. Penurunan harga minyak dunia sepanjang 2014
adanya shifting yang seharusnya dikirim pada bulan
dipicu
oleh
adanya
ketidakseimbangan
antara
Secara keseluruhan, pencapaian lifting tahun
penawaran dan permintaan minyak. Penawaran
2014 tercatat sebesar 0,788 juta barel/hari, turun
minyak meningkat hampir 2 juta barel/hari di 2014
3,7% (yoy) dari tahun 2013 sebesar 0,818 juta
sementara permintaannya mengalami penurunan
barel/hari. Pencapaian lifting 2014 tersebut tidak
hingga dibawah 1 juta barel/hari. Pada triwulan IV-
dapat memenuhi target APBN-P 2014 sebesar 0,818
2014, meskipun produksi minyak Libya mengalami
juta barel/hari. Beberapa kendala yang menyebabkan
penurunan akibat kebakaran yang terjadi di tangki
belum tercapainya target lifting minyak di 2014
penyimpanan minyak terbesarnya, namun produksi
tersebut
minyak
diantaranya karena adanya gangguan
Rusia
dan
Amerika
Utara
mencatat
operasional di sejumlah terminal pada awal tahun
peningkatan sehingga mampu menutupi penurunan
yang salah satunya shutdown Floating Storage and
yang terjadi. Selain itu, apresiasi yang terjadi pada
Offloading (FSO) Cinta Natomas, cuaca buruk yang
dolar AS menambah tekanan pada harga minyak.
menyebabkan terlambatnya lifting stock minyak di beberapa kargo, terjadi penangguhan izin ekspor,
12
71.5 82.4
1
Berdasarkan Buletin SKK Migas Desember 2014
Pada
sisi
ketidakseimbangan
Impor minyak triwulan IV-2014 turun 11,6%
pemulihan ekonomi global menekan permintaan
(qtq) dari USD9,6 miliar di triwulan sebelumnya
minyak.
terus
menjadi sebesar USD8,5 miliar. Penurunan impor
menunjukkan perbaikan pertumbuhan ekonominya
terjadi baik pada minyak mentah maupun produk
sejak triwulan III-2014 tercermin dari membaiknya
kilang terutama disebabkan oleh faktor harga.
data-data perekonomian Amerika Serikat di Desember
Sedangkan di sisi volume, volume impor produk
2014 seperti penurunan data pengangguran sebesar
kilang mengalami kenaikan 14,2%; qtq (Tabel 8).
Di
permintaan,
satu
sisi,
Amerika
Serikat
5,6%, kenaikan non-farm payrolls, perbaikan data pasar properti, kenaikan kepercayaan konsumen
Tingginya level impor minyak Indonesia tidak terlepas dari kebutuhan BBM Indonesia yang masih tinggi. Kebutuhan BBM Indonesia hingga saat ini
yang masih menunjukkan level ekspansi yaitu sebesar 55,5. Sementara di sisi lain, perekonomian Tiongkok pada bulan Desember 2014 justru menunjukkan
mencapai 1,6 juta barel/hari sedangkan produksi minyak mentah nasional berada di level 800 ribu barel/hari.
perlambatan. PMI Tiongkok Desember 2014 berada
Tabel 8 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)
pada level 49,95 yang mengindikasikan sektor manufaktur
Tiongkok
mengalami
kontraksi.
Perlambatan pada sektor manufaktur menyebabkan
2014 Tw. III*
Rincian
Nilai (juta USD)
impor Tiongkok menurun, sehingga memberikan dampak negatif kepada negara-negara pemasoknya seperti ASEAN, Uni Eropa, dan Korea Selatan. Sedangkan perekonomian negara Uni Eropa meskipun sudah mencatat perbaikan namun berjalan lambat dan masih berisiko. Perbaikan ekonomi tersebut terutama terlihat di negara Jerman, namun sebaliknya
belum
ada
tanda-tanda
perbaikan
perekonomian yang cukup signifikan untuk Perancis dan Italia yang saat ini masih dalam fase krisis. Sementara itu, isu negatif mengenai Yunani yang berpotensi untuk keluar dari Uni Eropa sudah
Impor Minyak Mentah Produk Kilang
Volume (mbbl)
9,627 3,031 6,596
Tw. IV** Harga¹ Nilai (USD/barel) (juta USD)
87.8 29.0 58.8
104.4 112.3
Volume (mbbl)
8,514 2,250 6,264
Harga¹ (USD/barel)
96.0 28.9 67.1
77.8 93.3
¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah) * angka sementara
** angka sangat sementara
Ekspor gas pada triwulan IV-2014 turun 3,3% (qtq) menjadi USD3,5 miliar yang dipengaruhi oleh faktor harga. Sementara volume ekspor gas selama triwulan IV-2014 meningkat dibanding triwulan sebelumnya (Tabel 9). Sama halnya dengan lifting minyak, lifting gas di 2014 juga mengalami beberapa kendala seperti
ternetralisasi.
penurunan
USD/barel 140
karena
130
kerusakan
kebutuhan
120
pasokan pembeli
gas
dari
fasilitas
di
yang
masih
Kontraktor pihak relatif
KKS
pembeli, rendah
110
terutama waktu tertentu seperti awal tahun dan libur
100 90
Idul Fitri, dan tingginya jumlah persediaan gas di PT
80 70
Badak LNG1.
SLC
60
Unit Price
50
W TI
40
OPEC
30 JFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJASONDJFMAMJJ ASONDJFMAMJJASOND
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Ditjen Migas, NPI, Bloomberg
Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia
13
Tabel 9 Perkembangan Ekspor Gas
impor nonmigas yang hanya sebesar 0,2% (q.t.q) (Grafik 7).
2014
Rincian
Ekspor LNG Gas Alam LPG
Tw. III*
Tw. IV**
Nilai Volume¹ (juta USD)
Nilai Volume¹ (juta USD)
3,672 2,552 1,118 2
284.1 202.8 81.1 2.0
Harga²
12.5 13.7 1.0
3,553 2,454 1,097 1
Harga²
302.7 208.8 93.8 1.4
11.7 11.5 0.9
¹⁾ volume LNG & gas alam dalam juta mmbtu, volume LPG dalam ribu m/t, total volume dalam juta mmbtu ²⁾ harga LNG dan gas alam dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton Sumber: SKK Migas * angka sementara ** angka sangat sementara
Neraca Perdagangan Jasa Defisit neraca perdagangan jasa pada triwulan
Grafik 7 Pembayaran Jasa Freight
IV-2014 tercatat sebesar USD2,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD2,6
Pada periode laporan, surplus neraca jasa
miliar. Peningkatan defisit neraca jasa tersebut
perjalanan sedikit turun menjadi USD0,5 miliar dari
terutama disebabkan oleh turunnya net penerimaan
USD0,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Penurunan
jasa perjalanan seiring kenaikan jumlah pengeluaran
surplus neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi
penduduk Indonesia selama berkunjung ke luar
oleh kenaikan pembayaran jasa perjalanan (17,4%
negeri. Sementara itu, pembayaran jasa freight relatif
q.t.q) yang melampaui peningkatan penerimaan jasa
sama dengan triwulan III-2014.
perjalanan (8,9% q.t.q). Sesuai pola musimannya, peningkatan pembayaran jasa perjalanan dipengaruhi oleh
pembayaran
jasa
penyelenggaraan
ibadah
haji. Peningkatan
penerimaan
jasa
perjalanan
didorong oleh meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia. Selama triwulan IV-2014 jumlah wisman tercatat sebanyak 2,51 juta orang, meningkat
dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya sebesar 2,40 juta orang. Selain jumlah wisman Grafik 6 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
yang
meningkat,
pengeluaran
wisman
pada triwulan IV-2014 juga tercatat lebih tinggi sehingga menyebabkan penerimaan jasa perjalanan
Pembayaran jasa freight pada triwulan IV-2014
14
dari wisman meningkat menjadi USD2,7 miliar
tercatat sebesar USD2,1 miliar, relatif sama dengan
dari
triwulan sebelumnya dipengaruhi oleh pertumbuhan
III-2014.
sebelumnya
USD2,5
miliar
di
triwulan
sebelumnya (Grafik 9). Sesuai pola musimannya, meningkatnya defisit neraca pendapatan tersebut bersumber
dari
kenaikan
pembayaran
bunga
pinjaman luar negeri pemerintah maupun sektor swasta. Di sisi lain, pembayaran pendapatan investasi portofolio penurunan
dalam
bentuk
dibandingkan
dividen
mengalami
dengan
triwulan
sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan turunnya kepemilikan investor nonresiden di pasar saham. Grafik 8 Neraca Jasa Travel
Wisatawan
asal
Singapura,
Malaysia
dan
Australia merupakan kelompok wisman terbesar yang berkunjung ke Indonesia selama triwulan IV-2014. Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta, dan Batam. Meskipun
pembayaran
jasa
perjalanan
meningkat dibanding triwulan sebelumnya,
namun
jumlah wisatawan nasional (wisnas) yang bepergian ke luar negeri pada triwulan laporan tercatat lebih rendah (2,12 juta orang) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,13 juta orang). Hal ini terkait dengan pola musiman pengeluaran wisnas yang cenderung lebih besar di triwulan IV . Untuk keseluruhan tahun 2014, defisit neraca jasa mencapai USD10,5 miliar, turun dari defisit USD12,1 miliar pada tahun sebelumnya. Turunnya defisit neraca jasa pada 2014 terutama disumbang oleh penurunan pembayaran jasa freight, seiring dengan penurunan impor barang akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi pertumbuhan
ekonomi
domestik.
Selain
itu,
perbaikan neraca jasa juga didukung oleh kenaikan penerimaan
jasa
perjalanan
seiring
dengan
peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia.
Untuk keseluruhan tahun 2014, defisit neraca pendapatan primer meningkat dari USD27,1 miliar menjadi USD27,8 miliar. Peningkatan defisit tersebut terutama terjadi pada komponen pembayaran bunga ULN perusahaan afiliasi, serta
pembayaran dividen
dan bunga atas kepemilikan surat-surat utang domestik oleh nonresiden.
Neraca Pendapatan Sekunder Neraca pendapatan sekunder pada triwulan IV2014 mencatat surplus sebesar USD1,4 miliar, terutama disumbang oleh neto penerimaan transfer personal. Pada triwulan laporan, penerimaan transfer personal mencapai USD2,1 miliar, melebihi jumlah pembayaran transfer personal sebesar USD0,7 miliar pada triwulan sebelumnya. Dengan perkembangan
Neraca Pendapatan Primer Pada
Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan Primer
triwulan
IV-2014,
tersebut, neto penerimaan transfer personal pada defisit
neraca
triwulan laporan relatif sama dengan meskipun
terdapat
triwulan
pendapatan primer tercatat sebesar USD7,2 miliar,
sebelumnya
perpanjangan
sedikit lebih tinggi dari USD7,1 miliar pada triwulan
moratorium TKI informal ke negara-negara Timur
15
Tengah dan Roadmap Zero Domestic Worker 2017 (Grafik 10).
Untuk
keseluruhan
pendapatan
sekunder
2014,
surplus
mencatat
neraca
peningkatan,
terutama disumbang oleh meningkatnya penerimaan remitansi TKI. Meskipun jumlah TKI yang bekerja di luar negeri tidak mencatat peningkatan dibanding tahun sebelumnya, antara lain sebagai dampak perpanjangan moratorium TKI informal ke negaranegara Timur Tengah, namun nilai remitansi TKI meningkat 14,1% dari tahun 2013 menjadi USD8,3 miliar. Kondisi tersebut ditopang oleh perbaikan ratarata upah TKI di beberapa negara penempatan antara lain di Hongkong, Korea Selatan, Taiwan dan Grafik 10 Perkembangan Transfer Personal
Ditinjau dari negara asal transfer, sebagian besar
Malaysia.
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
transfer personal berasal dari remitansi TKI yang
Pada triwulan IV-2014, aliran masuk modal asing
bekerja di kawasan Asia Pasifik, yaitu mencapai USD1,1 miliar, diikuti kawasan Timur Tengah dan Afrika sebesar USD0,8 miliar, dan kawasan lain yang mencapai USD0,2 miliar. Sampai akhir triwulan IV-2014 tercatat 4,0 juta penduduk Indonesia bekerja menjadi TKI di luar negeri. Data BNP2TKI mengindikasikan bahwa 71,9% dari jumlah TKI tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik dengan porsi terbesar Malaysia, Taiwan, Singapura, dan Hongkong. Sementara itu, 24,9% dari seluruh TKI
bekerja di regional Timur Tengah dan Afrika,
terbesar berada pada Arab Saudi, Oman dan Uni Emirat Arab (Grafik 11).
pada instrumen finansial domestik masih mencatat surplus yang cukup besar, seiring persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia dan imbal hasil yang tetap menarik. Total aliran masuk dana asing tercatat sebesar USD6,7 miliar, terutama didukung oleh aliran masuk investasi langsung penarikan
dan
investasi
pinjaman
luar
lainnya,
dalam
negeri
bentuk
korporasi
dan
penarikan aset penduduk di luar negeri. Sementara itu, aliran masuk investasi portofolio mengalami defisit dibandingkan dengan surplus pada triwulan III-2014,
akibat
keluarnya
dana
asing
dari
instrumen surat utang publik berdenominasi rupiah dan saham yang terjadi pada Desember 2014, dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terkait rencana The Fed untuk mempercepat kenaikan suku
bunga
menyusul
mulai
membaiknya
perekonomian AS. Dengan perkembangan tersebut, surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV-2014 tercatat
sebesar
USD7,8
miliar,
lebih
rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD14,7 miliar (Grafik 12). Grafik 11 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. IV-2014
16
Di sisi aset, arus keluar investasi langsung Indonesia pada triwulan IV-2014 tercatat sebesar USD2,9 miliar, lebih tinggi dibanding outflow pada triwulan sebelumnya sebesar USD2,2 miliar. Dengan memperhitungkan aliran aset investasi langsung tersebut, investasi langsung neto pada periode laporan mencatat surplus sebesar USD2,6 miliar, lebih rendah dibanding surplus pada periode sebelumnya sebesar USD5,9 miliar (Grafik 13). Grafik 12 Transaksi Modal dan Finansial
Secara keseluruhan 2014, kinerja transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang signifikan, bahkan mencapai level surplus tertinggi sejak 2010. Surplus transaksi modal dan finansial mencapai USD43,6 miliar, meningkat lebih dari dua kali surplus pada tahun 2013 yang sebesar USD22,0 miliar. Kenaikan surplus tersebut bersumber baik dari komponen investasi langsung, investasi portofolio
Grafik 13 Agustus 2013 Perkembangan Investasi Langsung
maupun investasi lainnya.
Secara keseluruhan 2014, terjaganya tingkat
Investasi Langsung
kepercayaan investor nonresiden terhadap prospek
Aliran masuk investasi langsung (sisi kewajiban)
perekonomian indonesia mendorong arus masuk
pada triwulan IV-2014 masih mencatat surplus
investasi
sebesar USD5,5 miliar. Namun demikian, aliran masuk
kenaikan surplus dari USD23,4 miliar di 2013 menjadi
tersebut
triwulan
USD25,7 miliar. Arus masuk investasi langsung yang
dengan
meningkat
lebih
sebelumnya
rendah
(USD8,2
dibandingkan miliar)
seiring
langsung
terutama
(sisi
kewajiban)
disumbang
mengalami
oleh
investor
melambatnya pertumbuhan ekonomi (2,1%;qtq).
nonresiden yang melakukan akuisisi saham pada
Meningkatnya pembayaran ULN kepada afiliasinya,
perusahaan domestik serta penarikan pinjaman dari
terutama di sektor migas, menjadi faktor penyebab
perusahaan afiliasi yang berasal dari penerbitan global
utama berkurangnya arus masuk investasi langsung
bonds. Di sisi aset, ketidakpastian pasar keuangan
tersebut. Di samping itu, perlambatan investasi
global menyebabkan investasi langsung pada 2014
langsung pada periode laporan juga didukung
turun menjadi USD10,4 miliar dari USD11,1 miliar
oleh
yang
pada tahun sebelumnya. Namun demikian, karena
mengindikasikan kegiatan usaha tumbuh melambat
kenaikan surplus investasi langsung sisi kewajiban
dibanding periode sebelumnya.
lebih besar dibanding penurunan investasi langsung
hasil
SKDU
Bank
Indonesia
17
sisi
aset,
maka
surplus
investasi
secara
neto
mengalami kenaikan dari USD12,3 miliar di 2013
Juta USD 5,000
Tw. IV'13*
Tw. I'14*
Jepang
AS
Tw. II'14*
Tw. III'14*
Tw. IV14**
4,000
menjadi USD15,3 miliar di 2014. Berdasarkan arah investasi, arus masuk investasi langsung di Indonesia (PMA) selama triwulan IV-2014 mengalami penurunan dari USD7,6 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi USD4,7 miliar. Secara tahunan, net aliran masuk PMA pada periode laporan
3,000 2,000 1,000 0 -1,000 -2,000
tumbuh sebesar 0,8% (yoy), melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 28,1%
Eropa
* angka sementara ** angka sangat sementara
Emerging Market Asia (termasuk China)
ASEAN
Lain-lain
Grafik 15 Perkembangan PMA menurut Negara Asal
(yoy). Secara sektoral, sektor manufaktur, pertanian, dan sektor keuangan
Perkembangan PMA yang masih surplus tersebut
merupakan sektor utama yang menarik aliran masuk
sejalan dengan data realisasi PMA yang dipublikasikan
modal PMA selama triwulan IV-2014 (Grafik 14).
oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) .
Ketiga sektor tersebut memiliki pangsa sebesar
Selama triwulan IV-2014, BKPM mencatat realisasi
71,6% dari total PMA. Namun secara tahunan
PMA sebesar Rp78,7 triliun (ekuivalen dengan USD6,8
investasi
miliar),
perikanan & kehutanan,
langsung
di
ketiga
sektor
tersebut
2
meningkat
0,5%
dibanding
periode
mengalami pertumbuhan negatif sebesar 12,9% (yoy)
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp78,3 triliun
seiring dengan melambatnya perekonomian Indonesia
(ekuivalen dengan USD7,5 miliar). Secara sektoral, BKPM mencatat bahwa realisasi
dari 5,6% (yoy) pada triwulan yang sama tahun
PMA pada periode laporan terkonsentrasi pada sektor
sebelumnya menjadi 5,1% (yoy). miliar USD 3,000
Tw. IV'13*
Tw. I'14*
Tw. II'14*
Tw. III'14*
industri logam dasar, barang logam, mesin, dan
Tw. IV14**
elektronik (13,7%); pertambangan (12,9%); dan
2,500
konstruksi (11,4%). Ditinjau dari negara asal, nilai
2,000
realisasi investasi terbesar berasal dari Singapura
1,500
(USD0,9 miliar, pangsa 13,7%), Malaysia (USD0,8
1,000
miliar, pangsa 11,7%), dan Jepang (USD0,7 miliar,
500
pangsa 9,8%).
0
Ke depan, dalam rangka meningkatkan kegiatan
-500 Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Pertambangan
Manufaktur
Konstruksi
Keuangan (termasuk asuransi)
Perdagangan
* angka sementara; ** angka sangat sementara
penanaman
modal
dan mendorong
percepatan
realisasi investasi PMA, pemerintah telah membuka
Grafik 14 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan
Berdasarkan negara asalnya, arus masuk dana
Kabupaten/Kota
investasi langsung didominasi oleh negara di kawasan
selanjutnya akan diikuti oleh seluruh Provinsi dan dengan
membentuk
Badan
Penanaman Modal dan PTSP (BPM-PTSP) Daerah.
ASEAN, kemudian disusul Jepang dan negara-negara
emerging Asia lainnya, termasuk Tiongkok (Grafik 15). Negara di kawasan ASEAN tercatat melakukan investasi langsung pada triwulan IV-2014 sebesar USD2,4 miliar atau 51,6% dari total investasi langsung asing.
18
2
Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di seluruh sektor ekonomi.
Investasi Portofolio Arus masuk modal asing portofolio
domestik
(sisi
pada instrumen
kewajiban
investasi
portofolio) pada triwulan IV-2014 mengalami defisit, berbalik arah bila dibandingkan dengan surplus pada triwulan
sebelumnya.
Perkembangan
tersebut
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global maupun faktor domestik. Faktor global terkait dengan dinamika
geopolitik,
perkembangan
ekonomi
Tiongkok, dan normalisasi kebijakan the Fed yang terus berlangsung sehingga mendorong apresiasi dolar AS yang kuat terhadap hampir seluruh mata uang
dunia,
sehingga
meningkatkan
resiko
pembalikan modal asing dari emerging markets, termasuk Indonesia. Sementara itu, faktor domestik terkait kondisi dalam negeri yang diwarnai pelemahan Rupiah akibat faktor global dan adanya kebutuhan valas yang cukup besar untuk pembayaran kewajiban di akhir tahun.
Grafik 16 Perkembangan Investasi Portofolio
Selama kurun laporan, neto aliran masuk dana asing pada instrumen Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah mengalami penurunan dari USD4,3 miliar menjadi USD1,0 miliar. Sejalan dengan neto aliran masuk dana asing yang tipis pada triwulan IV-2014, kepemilikan asing pada SUN berdenominasi rupiah pada akhir triwulan laporan naik tipis menjadi USD35,5 miliar (41,6% dari total posisi SUN rupiah)
Arus masuk investasi portofolio asing selama triwulan IV-2014 tercatat defisit USD0,02 miliar,
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya USD35,2 miliar (40,7% dari total posisi SUN rupiah) (Grafik 17).
berbalik arah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai surplus sebesar USD6,1 miliar. Defisit tersebut dipengaruhi oleh keluarnya dana asing dari instrumen surat utang publik berdenominasi rupiah dan saham pada Desember 2014, sejalan dengan kondisi global yang diwarnai kekhawatiran The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga menyusul mulai membaiknya perekonomian AS. Di sisi aset, transaksi investasi portofolio pada triwulan IV-2014 tercatat surplus USD1,6 miliar, meningkat dibanding surplus triwulan sebelumnya
Grafik 17 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing
sebesar USD1,3 miliar, terutama terkait jatuh tempo utilisasi securities lending. Dengan memperhitungkan
Berkebalikan
dengan
perkembangan
SUN,
aliran aset investasi portofolio tersebut, investasi
investor asing pada triwulan IV-2014 melakukan net
portofolio neto pada triwulan laporan mencatat
beli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar USD0,1
surplus
rendah
miliar setelah pada triwulan sebelumnya mencatat net
dibandingkan dengan surplus USD7,4 miliar pada
jual sebesar USD1,1 miliar. Kondisi ini menyebabkan
triwulan sebelumnya (Grafik 16).
posisi SBI oleh asing meningkat menjadi USD0,15
sebesar
USD1,6
miliar,
lebih
19
miliar (2,1% dari total posisi SBI) dari sebelumnya USD0,09 miliar (1,5% dari total posisi SBI).
kawasan ASEAN-5, kinerja IHSG pada triwulan IV-
Neto arus masuk dana asing dari instrumen utang sektor publik selama triwulan IV-2014 juga terjadi pada instrumen surat utang berjangka pendek berupa
Surat
Perbendaharaan
Dibandingkan dengan kinerja bursa saham
Negara,
baik
konvensional maupun syariah (SPN dan SPNS),
2014 tercatat cukup baik dengan pertumbuhan 1,7% meski masih berada dibawah Singapura 2,7%. Sementara Malaysia, Filipina, dan Thailand mengalami pertumbuhan negatif masing-masing 4,6%, 0,7%, dan 5,5% (Grafik 19). Aktivitas pasar saham pada Bursa Efek Indonesia
dengan total nilai sebesar USD0,2 miliar. Secara keseluruhan, neto aliran masuk modal asing pada instrumen surat utang sektor publik tercatat sebesar USD1,3 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar USD5,3 miliar.
(BEI) pada triwulan IV-2014 ditopang oleh tambahan 6 emiten baru yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) dengan total emisi senilai USD290,4 juta.
Jumlah
tersebut
meningkat
dibandingkan
dengan 5 perusahaan yang melakukan IPO pada Sementara itu, di pasar saham, faktor sentimen
triwulan III-2014 senilai USD81,5 juta.
yang berasal baik dari global maupun domestik turut mewarnai perkembangan di lantai bursa sepanjang triwulan
IV-2014.
membukukan
net
Investor jual
nonresiden
sebesar
USD0,5
tercatat miliar,
berkebalikan dibandingkan dengan net beli pada triwulan sebelumnya yang mencapai USD0,4 miliar. Net jual tersebut dipengaruhi aksi jual pada Oktober dan Desember, masing-masing sebesar USD0,3 miliar dan USD0,6 miliar. Meskipun diwarnai oleh aksi net jual asing Grafik 19 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
selama dua bulan, pasar saham pada triwulan IV2014 menunjukkan kinerja yang cenderung positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara point-
to-point mengalami peningkatan dan ditutup pada level 5.226,95 dari posisi akhir triwulan III-2014 sebesar 5.137,58 (Grafik 18).
Dilihat dari sektor institusi, surplus investasi portofolio pada triwulan IV-2014 disumbang oleh sektor publik yang mencatat arus masuk investasi portofolio
neto
sebesar
USD2,9
miliar,
turun
dibandingkan surplus USD6,0 miliar pada triwulan sebelumnya. Penurunan investasi portofolio sektor publik tersebut terutama karena keluarnya dana asing dari
instrumen
surat
utang
sektor
publik
berdenominasi rupiah khususnya pada Desember 2014. Sementara itu, investasi portofolio sektor swasta secara neto mencatat arus keluar sebesar USD1,2 miliar, berkebalikan dibandingkan dengan surplus USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya Grafik 18 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
20
(Grafik 20).
Grafik 20 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi
Grafik 21 Perkembangan Investasi Lainnya
Secara keseluruhan 2014, arus masuk neto
Pada sisi aset, transaksi investasi lainya sektor
investasi portofolio nonresiden meningkat lebih dua
swasta pada triwulan IV-2014 mencatat surplus (arus
kali lipat menjadi USD25,8 miliar dari USD10,9 miliar
masuk bersih) sebesar USD2,3 miliar, berkebalikan
pada tahun 2013. Net inflow tertinggi sepanjang
dengan
sejarah tersebut didukung oleh persepsi positif
mengalami defisit (arus keluar bersih) USD2,9 miliar.
investor terhadap kestabilan perekonomian Indonesia
Surplus tersebut terutama bersumber dari transaksi
serta imbal hasil investasi yang kompetitif sehingga
penarikan simpanan sektor swasta di luar negeri dan
mampu menarik masuk likuiditas global yang relatif
penerimaan atas piutang dagang (Grafik 22).
tinggi.
Peningkatan
arus
masuk
neto
pencapaian
triwulan
sebelumnya
yang
investasi
portofolio terutama terjadi pada instrumen surat utang sektor publik berdenominasi rupiah yaitu sebesar USD11,7 miliar pada 2014 dari sebelumnya USD5,2 miliar pada 2013.
Investasi Lainnya Surplus transaksi investasi lainnya pada triwulan IV-2014 tercatat sebesar USD3,7 miliar, lebih tinggi dari surplus USD1,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut terutama dipengaruhi oleh kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang tinggi di triwulan
laporan
dari
Sejalan dengan sisi aset, sisi kewajiban transaksi
negeri
investasi lainnya di sektor swasta mencatat surplus
korporasi dan penarikan aset penduduk di luar negeri
USD3.1 miliar, lebih rendah dari surplus USD4,9 miliar
(Grafik 21).
pada triwulan sebelumnya. Surplus transaksi lainnya
meningkatnya
sebagaimana
penarikan
tercermin
Grafik 22 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
pinjaman
luar
pada sektor swasta dipengaruhi oleh peningkatan net penarikan pinjaman luar negeri korporasi, baik bank maupun nonbank (Grafik 23).
21
pinjaman
luar
negeri
sejumlah
USD1,6
miliar,
sebagian besar dalam bentuk pinjaman program dari World Bank dan Asian Development Bank (Grafik 24).
Grafik 23 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta
Sementara itu, transaksi investasi lainnya di sisi kewajiban untuk sektor publik mencatat defisit sebesar USD1,8 miliar, meningkat dibandingkan triwulan
Secara keseluruhan 2014, investasi lainnya
sebelumnya terutama akibat pembayaran utang
secara neto mencatat surplus sebesar USD2,7 miliar,
pemerintah dan kewajiban lainnya. Hal ini sesuai
dibandingkan dengan defisit USD0,9 miliar pada
dengan pola historis pembayaran pinjaman luar
tahun 2013. Perbaikan tersebut terutama dipengaruhi
negeri selama ini yang mencapai puncaknya pada
oleh kenaikan surplus investasi lainnya nonresiden di
triwulan II dan IV setiap tahunnya. Pada triwulan IV-
Indonesia (sisi kewajiban) dari USD2,6 miliar menjadi
2014, Pemerintah tercatat melakukan penarikan
USD6,9 miliar.
dengan
22
Grafik 24 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik
defisit
USD0,6
miliar
pada
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL Proses
pemulihan
keseimbangan
eksternal
Sementara itu, bertambahnya posisi cadangan
Indonesia yang terus berlangsung pada triwulan IV-2014
devisa pada triwulan IV-2014 menyebabkan kecukupan
tercermin pada perkembangan beberapa indikator
cadangan devisa dalam memenuhi kewajiban luar
sustainabilitas eksternal yang membaik. Rasio defisit
negeri
transaksi berjalan terhadap PDB mengecil menjadi
sebagaimana ditunjukkan oleh rasio posisi utang luar
2,81% dari 3,07% pada triwulan III-2014 sejalan dengan
negeri (ULN) terhadap cadangan devisa pada triwulan
turunnya defisit transaksi berjalan. Meskipun rasio
berjalan
tersebut memburuk dibandingkan dengan rasio pada
triwulan sebelumnya (264,2%). Selain itu, penurunan
triwulan yang sama pada tahun 2013, namun secara
posisi
keseluruhan tahun 2014 rasio defisit transaksi berjalan
perekonomian Indonesia menurunkan kembali rasio
terhadap PDB membaik. Perkembangan tersebut sebagai
ULN/PDB dari 33,3% (Tw. III-2014) menjadi 32,9% (Tw.
dampak dari kebijakan stabilisasi yang dilakukan oleh
IV-2014).
Bank Indonesia dan pemerintah.
total
dan
(261,6%) ULN
di
jangka
pendek
yang lebih kecil tengah
meningkat,
dibandingkan
bertambahnya
kapasitas
Secara keseluruhan 2014, indikator ketahanan
Penurunan impor barang dan jasa yang melampaui
eksternal masih menunjukkan perbaikan dibanding
penurunan ekspornya menyebabkan kontribusi sektor
tahun sebelumnya, meskipun terdapat pelemahan pada
eksternal terhadap perekonomian domestik (rasio net
beberapa indikator ULN. Perbaikan indikator diantaranya
ekspor barang dan jasa terhadap PDB) bergerak
terlihat pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB dan
membaik, dari -0,4% pada triwulan III 2014 menjadi -
rasio net ekspor barang dan jasa terhadap PDB yang
0,2% pada triwulan laporan. Kondisi tersebut seiring
membaik. Selain itu, posisi cadangan devisa juga
dengan derajat keterbukaan ekonomi Indonesia (rasio
meningkat signifikan menjadi USD111,9 miliar dibanding
akumulasi ekspor dan impor barang serta jasa terhadap
tahun sebelumnya sebesar USD99,4 miliar, seiring NPI
PDB) yang lebih tinggi di triwulan laporan (45,0%)
yang kembali surplus.
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (42,7%). Tabel 10 Indikator Sustainabilitas Eksternal 2012 INDIKATOR
Total
1)
2013* Tw. I
Tw. II
Tw. III
2014 Tw. IV
Total
Tw. I*
Tw. II*
Tw.III*
Tw.IV**
Total**
T ransaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) Posisi ULN T otal/PDB2) (%) Posisi ULN Jangka Pendek3)/PDB2) (%)
-2.78 -0.2 46.0 27.4 5.9
-2.71 -0.4 44.3 27.6 5.9
-4.47 -1.7 44.1 27.7 6.1
-3.89 -1.2 43.5 28.3 6.3
-2.13 0.8 50.3 29.1 6.1
-3.33 -0.7 45.5 29.1 6.1
-2.05 0.5 46.6 30.8 6.2
-4.06 -1.5 46.0 32.4 6.6
-3.07 -0.4 42.7 33.3 6.6
-2.81 -0.2 45.0 32.9 6.6
-2.95 -0.4 45.0 32.9 6.6
Posisi ULN T otal/Cadangan Devisa (%)
223.8 48.5
243.2 52.3
263.0 57.5
274.4 61.0
267.8 56.6
267.8 56.6
268.9 54.2
265.4 54.3
264.2 52.0
261.6 52.2
261.6 52.2
920,757 920,757 211,007 -212,891 252,364 54,649 112,781
230,994 924,130 50,647 -51,678 254,822 54,820 104,800
239,263 930,494 50,756 -54,864 258,007 56,368 98,095
233,466 929,246 49,468 -52,165 262,563 58,393 95,675
211,994 915,718 915,718 915,718 54,162 205,033 -52,565 -211,272 266,120 266,120 56,288 56,288 99,387 99,387
211,009 895,732 49,726 -48,606 275,910 55,622 102,592
224,917 881,386 50,136 -53,432 285,805 58,464 107,678
232,905 880,825 49,195 -50,229 293,681 57,774 111,164
220,176 889,007 49,357 -49,777 292,579 58,368 111,862
889,007 889,007 198,413 -202,043 292,579 58,368 111,862
Posisi ULN Jangka Pendek3)/Cadangan Devisa (%) Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) PDB Harga Berlaku (annualized , juta USD) Ekspor Barang & Jasa (juta USD) Impor Barang & Jasa (juta USD) Posisi ULN T otal (juta USD) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) Posisi Cadangan Devisa (juta USD) Keterangan: 1)
Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan
3)
menurut jangka w aktu sisa
5)
meliputi pembay aran pokok dan bunga atas utang dalam rangka inv estasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi
* Angka sementara
4)
2)
Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triw ulan ke belakang)
meliputi pembay aran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembay aran bunga atas utang jangka pendek
** Angka sangat sementara
23
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
24
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Ke depan, proses pemulihan keseimbangan eksternal
Indonesia
ke
arah
yang
lebih
sehat
diperkirakan terus berlanjut. Pemulihan ekonomi
konsumsi
BBM
sejalan
dengan
pertumbuhan
ekonomi. Di sisi transaksi modal dan finansial, aliran masuk
global diharapkan membawa dampak positif pada
modal
ekspor, khususnya ekspor manufaktur, meskipun
meskipun dengan intensitas yang lebih terbatas.
masih dibayangi risiko penurunan harga komoditas
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kombinasi berbagai
dunia
Tiongkok.
sentimen global maupun domestik. Rencana kenaikan
Sementara itu, reformasi struktural pemerintah yang
Fed Fund rate, kebijakan akomodatif Jepang dan
antara lain ditandai dengan kebijakan subsidi BBM
Eropa, serta berlanjutnya sentimen positif terhadap
dan pembangunan berbagai proyek infrastruktur
proses reformasi struktural perekonomian domestik
secara temporer akan mendorong naiknya impor
yang terus berlangsung akan mewarnai intensitas
dalam jangka pendek, namun dengan struktur impor
aliran masuk modal nonresiden ke depan.
dan
perlambatan
ekonomi
nonresiden
diperkirakan
masih
berlanjut
yang lebih sehat. Peningkatan kapasitas produksi
Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai
Indonesia sebagai hasil dari reformasi struktural
perkembangan, baik domestik maupun eksternal yang
tersebut
transaksi
dapat mengganggu tercapainya perbaikan kinerja
berjalan ke arah yang lebih baik dalam jangka
transaksi berjalan dan memastikan agar pertumbuhan
menengah-panjang.
ekonomi
akan
Defisit
mendukung
perdagangan
nasional
berjalan
dampak
dari
konsisten difokuskan pada upaya mengelola defisit
melemahnya harga minyak dunia. Perbaikan tersebut
transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat melalui
didukung juga oleh naiknya target lifting minyak
bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta
mentah, meskipun kebutuhan impor minyak juga
didukung
diperkirakan
pemerintah, baik di sektor riil maupun migas .
meningkat
akibat
meningkatnya
oleh
langkah
Indonesia
dan
berkelanjutan.
sebagai
Bank
kuat
juga
membaik
Kebijakan
dengan
migas
diperkirakan
neraca
perbaikan
reformasi
tetap
struktural
25
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
26
Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan III-2014 Pada publikasi statistik NPI triwulan IV-2014 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis sebelumnya di triwulan III-2014. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Publikasi NPI Juta USD
Komponen
Tw. I Lama Baru
Tw. II Lama Baru
2013* Tw. III Lama Baru
Tw. IV Lama Baru
TOTAL Lama Baru
Tw. I* Lama Baru
2014 Tw. II* Lama Baru
Tw. III* Lama Baru
Transaksi Berjalan Barang Jasa Pendapatan Primer Pendapatan Sekunder
-6,007 1,602 -2,633 -6,052 1,076
-6,007 -10,126 -10,126 1,602 -556 -556 -2,633 -3,552 -3,552 -6,052 -7,020 -7,020 1,076 1,003 1,003
-8,635 85 -2,781 -6,801 862
-8,640 85 -2,781 -6,805 862
-4,334 4,703 -3,105 -7,169 1,238
-4,342 -29,102 -29,115 4,703 5,833 5,833 -3,106 -12,071 -12,072 -7,177 -27,042 -27,055 1,238 4,178 4,178
-4,157 3,350 -2,230 -6,361 1,085
-4,149 3,350 -2,230 -6,354 1,085
-8,689 -126 -2,909 -7,193 1,540
-8,939 -375 -2,920 -7,178 1,534
-6,836 1,555 -2,531 -7,053 1,193
-6,963 1,560 -2,595 -7,133 1,204
Transaksi Modal dan Finansial Investasi Langsung Investasi Portofolio Derivatif Finansial Investasi Lainnya
37 3,261 3,820 -101 -6,945
37 3,261 3,820 -101 -6,945
4,515 5,481 1,511 -235 -2,246
4,578 5,453 1,514 -235 -2,158
8,762 167 1,775 -19 6,806
8,698 258 1,747 -19 6,679
6,968 2,803 8,703 -140 -4,398
7,190 3,288 8,703 -140 -4,662
14,329 3,695 8,317 45 2,265
13,872 3,459 8,046 45 2,314
13,670 5,429 7,090 -57 1,207
14,731 5,945 7,441 -57 1,398
* angka sementara
8,697 3,323 3,793 20 1,553
8,697 3,323 3,793 20 1,553
22,011 12,233 10,900 -334 -833
22,010 12,295 10,875 -334 -871
** angka sangat sementara
Transaksi Barang perubahan data transaksi barang triwulan III-2014 karena update data disebabkan perubahan penggunaan data dari data close file (data transaksi yang diterima pada periode laporan) ke data open file (data transaksi yang terjadi pada periode laporan). Sementara perubahan data transaksi barang triwulan II 2014 karena koreksi data impor nonmigas. Transaksi Jasa
perubahan data transaksi jasa triwulan III-2014 karena pengkinian data.
Transaksi Pendapatan Primer perubahan data karena realisasi profit transfer dan pengkinian data yang bersumber dari Laporan Lalu Lintas Devisa (LLD). Transaksi Pendapatan Sekunder
perubahan data karena koreksi data penempatan TKI .
Transaksi Investasi Langsung perubahan data karena adanya update data penarikan ULN dan penurunan R/E pada data non migas. Transaksi Investasi Portofolio Negeri (SIUL). Derivatif Finansial
perubahan data karena update data laporan Sistem Informasi Utang Luar
tidak ada perubahan data.
Transaksi Investasi Lainnya
perubahan data karena update data SIUL dan LLD.
27
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
28
LAMPIRAN
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
T r a n s a k si B e rj al a n
Tabel
1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN
......................
31
Tabel
2
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG
......................
32
Tabel
3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA
......................
33
Tabel
4
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER
......................
34
Tabel
5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER
......................
35
Tabel
6
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG
......................
35
Tabel
7
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO
......................
36
Tabel
8
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA
......................
37
29
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
30
TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN 1) (Juta USD)
ITEMS
2010 2011 2012 Total
I. Transaksi Berjalan
Total
Total
2013* Tw.I
Tw.II
Tw.III
2014 Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III*
Tw.IV**
Total**
5,144
1,685
-24,418
-6,007
-10,126
-8,640
-4,342
-29,115
-4,149
-8,939
-6,963
-6,181
A. Barang
31,003
33,825
8,680
1,602
-556
85
4,703
5,833
3,350
-375
1,560
2,368
6,902
- Ekspor
149,966
191,109
187,347
44,945
45,244
43,824
48,076 182,089
43,937
44,505
43,606
43,242
175,290
- Impor
-118,963 -157,284 -178,667
-43,374 -176,256
-168,387
-43,343
-45,800
-43,739
29,983
32,215
6,711
1,250
-842
-491
- Ekspor, fob.
148,866
189,432
185,337
44,584
44,950
- Impor, fob. a. Nonmigas
-118,884 -157,217 -178,626
1. Barang Dagangan Umum
-26,233
-40,588
-44,880
-42,046
-40,874
4,069
2,832
-703
1,192
2,072
5,393
43,241
47,518 180,294
43,414
44,171
43,232
42,941
173,757
-43,366 -176,225
-168,363
-43,334
-45,793
-43,733
26,750
32,865
11,950
4,105
1,262
2,135
- Ekspor, fob
120,208
151,366
149,766
36,111
37,037
- Impor, fob
-93,458 -118,500 -137,816
4,153
-40,581
-44,874
-42,039
-40,868
13,777
5,581
2,475
4,326
4,852
17,233
34,704
38,853 146,706
35,822
36,657
35,970
36,557
145,005
-32,577 -132,928
6,276
-32,007
-35,776
-32,569
-30,241
-34,182
-31,644
-31,705
-127,771
3,232
-650
-5,239
-2,855
-2,104
-2,626
-2,124
-9,709
-2,749
-3,178
-3,134
-2,779
-11,840
- Ekspor, fob
28,658
38,067
35,571
8,473
7,913
8,538
8,665
33,588
7,592
7,514
7,262
6,384
28,752
- Impor, fob
-25,426
-38,717
-40,810
-11,328
-10,017
-11,164
-10,788
-43,297
-10,341
-10,693
-10,395
-9,163
-40,592
2. Barang Lainnya
1,020
1,610
1,969
352
286
576
550
1,765
518
328
368
295
1,509
- Ekspor, fob.
1,099
1,676
2,009
361
293
583
558
1,795
524
333
374
302
1,533
-79
-67
-41
-9
-7
-7
-8
-31
-6
-5
-6
-6
-24
-9,791
-9,803
-10,564
-2,633
-3,552
-2,781
-3,106
-12,072
-2,230
-2,920
-2,595
-2,788
-10,532
b. Migas
- Impor, fob. B. Jasa - jasa - Ekspor
16,670
21,888
23,660
5,702
5,512
5,644
6,086
22,944
5,788
5,632
5,589
6,115
23,123
- Impor
-26,461
-31,691
-34,224
-8,335
-9,063
-8,425
-9,192
-35,016
-8,018
-8,552
-8,183
-8,902
-33,656 -27,822
C. Pendapatan Primer
-20,698
-26,547
-26,628
-6,052
-7,020
-6,805
-7,177
-27,055
-6,354
-7,178
-7,133
-7,157
- Penerimaan
1,934
2,581
2,650
858
603
475
667
2,602
391
681
634
411
2,117
- Pembayaran
-22,632
-29,128
-29,277
-6,910
-7,623
-7,280
-7,844
-29,657
-6,745
-7,859
-7,767
-7,568
-29,939 5,220
D. Pendapatan Sekunder
4,630
4,211
4,094
1,076
1,003
862
1,238
4,178
1,085
1,534
1,204
1,396
- Penerimaan
7,571
7,636
8,067
2,038
2,060
2,036
2,375
8,508
2,084
2,505
2,306
2,479
9,374
- Pembayaran
-2,941
-3,425
-3,972
-962
-1,057
-1,174
-1,137
-4,330
-999
-970
-1,102
-1,082
-4,154
II. Transaksi Modal
50
33
51
1
7
5
32
45
1
7
3
15
27
- Penerimaan
50
33
51
1
7
5
32
45
1
7
3
15
27
- Pembayaran
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26,476
13,603
24,858
35
8,689
4,573
8,666
21,964
7,189
13,864
14,728
7,779
43,559
- Aset
-7,294
-16,453
-17,971
-9,701
1,779
-4,941
-2,604
-15,467
-6,245
-2,907
-3,917
1,031
-12,039
- Kewajiban
33,770
30,057
42,829
9,736
6,911
9,514
11,271
37,431
13,434
16,771
18,645
6,748
55,598
1. Investasi Langsung
11,106
11,528
13,716
3,261
3,323
5,453
258
12,295
3,288
3,459
5,945
2,574
15,266
-4,186
-9,037
-7,485
-2,028
-2,218
-1,780
-5,085
-11,112
-2,883
-2,407
-2,226
-2,905
-10,421
15,292
20,565
21,201
5,289
5,541
7,232
5,344
23,407
6,171
5,866
8,171
5,478
25,686
13,202
3,806
9,206
3,820
3,793
1,514
1,747
10,875
8,703
8,046
7,441
1,611
25,802
a. Aset
-2,511
-1,189
-5,467
-965
202
-670
160
-1,273
465
-991
1,299
1,635
2,409
b. Kewajiban
15,713
4,996
14,673
4,786
3,591
2,183
1,588
12,148
8,238
9,038
6,142
-25
23,393
III. Transaksi Finansial
a. Aset b. Kewajiban 2. Investasi Portofolio
- Sektor publik2)
13,526
827
9,251
1,047
3,088
3,506
2,617
10,257
5,917
2,891
5,298
1,274
15,380
- Sektor swasta3) 3. Derivatif Finansial
2,187
4,169
5,422
3,739
503
-1,323
-1,029
1,890
2,321
6,147
844
-1,298
8,013
-94
69
13
-101
20
-235
-19
-334
-140
45
-57
-61
-213
4. Investasi Lainnya
2,262
-1,801
1,922
-6,945
1,553
-2,158
6,679
-871
-4,662
2,314
1,398
3,655
2,705
a. Aset
-1,725
-6,754
-5,353
-6,759
3,691
-2,513
2,153
-3,427
-4,066
428
-2,870
2,323
-4,186
b. Kewajiban
3,987
4,954
7,275
-187
-2,139
355
4,526
2,556
-596
1,887
4,268
1,332
6,891
1,756
-2,258
2,453
-207
-1,997
440
388
-1,376
-1,534
-295
-613
-1,766
-4,209
- Sektor publik2) - Sektor swasta IV. Total (I + II + III)
3)
2,231
7,212
4,822
20
-142
-85
4,138
3,932
938
2,182
4,881
3,098
11,099
31,670
15,321
491
-5,971
-1,429
-4,061
4,356
-7,105
3,040
4,932
7,768
1,613
17,353
-1,327
-3,465
-275
-644
-1,048
1,416
56
-220
-974
-636
-1,292
797
-2,105
30,343
11,857
215
-6,615
-2,477
-2,645
4,412
-7,325
2,066
4,297
6,475
2,410
15,249
-30,343
-11,857
-215
6,615
2,477
2,645
-4,412
7,325
-2,066
-4,297
-6,475
-2,410
-15,249
-30,343
-11,857
-215
6,615
2,477
2,645
-4,412
7,325
-2,066
-4,297
-6,475
-2,410
-15,249
B. Kredit dan Pinjaman IMF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
C. Exceptional Financing
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
96,207
110,123
112,781 104,800
98,095
95,675
99,387
99,387 102,592 107,678 111,164
111,862
111,862
V. Selisih Perhitungan Bersih VI. Neraca Keseluruhan (IV + V) VII. Cadangan Devisa dan yang terkait A. Transaksi Cadangan Devisa
4)
Memorandum: - Posisi Cadangan Devisa Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah - Transaksi Berjalan (% PDB)
7.6
6.7
6.2
5.7
5.4
5.2
5.5
5.5
5.7
6.1
6.3
6.4
6.4
0.67
0.19
-2.65
-2.60
-4.23
-3.70
-2.05
-3.18
-1.97
-3.97
-2.99
-2.81
-2.95
Catatan 1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5 2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral 3) Terdiri dari Bank and Non Bank 4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit *angka sementara ** angka sangat sementara
31
TABEL 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN BARANG (Juta USD)
ITEMS
2010 2011 2012 Total
Barang 1) - Ekspor - Impor A. Barang dagangan umum 1. Nonmigas a. Ekspor b. Impor 2. Minyak a. Ekspor b. Impor 3. Gas a. Ekspor b. Impor B. Barang lainnya a.l. Emas nonmoneter a. Ekspor b. Impor Memorandum: 1. Nominal a. Total Ekspor (fob) - Nonmigas - Migas b. Total Impor (fob) - Nonmigas - Migas 2. Pertumbuhan (% , yoy) a. Total Ekspor (fob) - Nonmigas - Migas b. Total Impor (fob) - Nonmigas - Migas 3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari)
Catatan: 1)
32
Dalam free on board (fob).
2014
Tw.II
Tw.III
Tw.IV
31,003 33,825 8,680 149,966 191,109 187,347 -118,963 -157,284 -178,667 29,983 32,215 6,711 26,750 32,865 11,950 120,208 151,366 149,766 -93,458 -118,500 -137,816 -8,653 -17,526 -20,436 15,691 19,576 17,891 -24,344 -37,102 -38,327 11,886 16,876 15,197 12,968 18,491 17,680 -1,082 -1,615 -2,483 1,020 1,610 1,969 1,020 1,610 1,969 1,099 1,676 2,009 -79 -67 -41
1,602 44,945 -43,343 1,250 4,105 36,111 -32,007 -6,356 4,298 -10,654 3,501 4,175 -674 352 352 361 -9
-556 45,244 -45,800 -842 1,262 37,037 -35,776 -5,102 4,243 -9,345 2,998 3,670 -672 286 286 293 -7
85 43,824 -43,739 -491 2,135 34,704 -32,569 -5,664 4,812 -10,476 3,038 3,725 -688 576 576 583 -7
4,703 48,076 -43,374 4,153 6,276 38,853 -32,577 -5,361 4,536 -9,897 3,237 4,129 -892 550 550 558 -8
149,966 191,109 187,347 121,307 153,042 151,775 28,658 38,067 35,571 -118,963 -157,284 -178,667 -93,537 -118,567 -137,857 -25,426 -38,717 -40,810
44,945 36,472 8,473 -43,343 -32,015 -11,328
45,244 37,330 7,913 -45,800 -35,783 -10,017
43,824 35,286 8,538 -43,739 -32,576 -11,164
-6.5 -4.7 -13.4 -1.7 -4.3 6.2 109.2 0.831
-4.3 -2.1 -13.1 -1.4 -1.2 -2.4 97.8 0.840
-3.2 -5.0 5.0 3.8 -1.9 25.3 104.4 0.821
27.4 26.2 32.8 32.2 26.8 52.3 109.2 0.902
Total
2013* Tw.I
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 77.7 0.945
Total
-2.0 -0.8 -6.6 13.6 16.3 5.4 110.7 0.862
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III* Tw.IV** Total**
5,833 182,089 -176,256 4,069 13,777 146,706 -132,928 -22,483 17,889 -40,372 12,775 15,700 -2,925 1,765 1,765 1,795 -31
3,350 43,937 -40,588 2,832 5,581 35,822 -30,241 -6,056 3,500 -9,556 3,308 4,092 -785 518 518 524 -6
-375 44,505 -44,880 -703 2,475 36,657 -34,182 -6,137 3,885 -10,022 2,959 3,629 -670 328 328 333 -5
1,560 43,606 -42,046 1,192 4,326 35,970 -31,644 -6,037 3,590 -9,627 2,904 3,672 -768 368 368 374 -6
2,368 6,902 43,242 175,290 -40,874 -168,387 2,072 5,393 4,852 17,233 36,557 145,005 -31,705 -127,771 -5,682 -23,914 2,831 13,806 -8,514 -37,719 2,903 12,074 3,553 14,946 -649 -2,873 295 1,509 295 1,509 302 1,533 -6 -24
48,076 39,412 8,665 -43,374 -32,585 -10,788
182,089 148,501 33,588 -176,256 -132,959 -43,297
43,937 36,345 7,592 -40,588 -30,247 -10,341
44,505 36,990 7,514 -44,880 -34,187 -10,693
43,606 36,344 7,262 -42,046 -31,650 -10,395
43,242 175,290 36,858 146,538 6,384 28,752 -40,874 -168,387 -31,711 -127,795 -9,163 -40,592
2.8 3.1 1.3 -5.7 -6.9 -1.7 104.4 0.814
-2.8 -2.2 -5.6 -1.3 -3.6 6.1 104.0 0.826
-2.2 -0.3 -10.4 -6.4 -5.5 -8.7 105.9 0.795
-1.6 -0.9 -5.0 -2.0 -4.5 6.7 106.1 0.797
-0.5 3.0 -14.9 -3.9 -2.8 -6.9 98.9 0.782
-10.1 -6.5 -26.3 -5.8 -2.7 -15.1 72.3 0.778
-3.7 -1.3 -14.4 -4.5 -3.9 -6.2 95.8 0.788
TABEL 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN JASA-JASA (Juta USD)
ITEMS Jasa-jasa - Ekspor - Impor A. Jasa manufaktur - Ekspor - Impor B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan - Ekspor - Impor C. Transportasi - Ekspor - Impor a. Penumpang - Ekspor - Impor b. Barang - Ekspor - Impor c. Lainnya - Ekspor - Impor D. Perjalanan - Ekspor - Impor E. Jasa konstruksi - Ekspor - Impor F. Jasa asuransi dan dana pensiun - Ekspor - Impor G. Jasa keuangan - Ekspor - Impor H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual - Ekspor - Impor I. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi - Ekspor - Impor J. Jasa bisnis lainnya - Ekspor - Impor K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi - Ekspor - Impor L. Jasa pemerintah - Ekspor - Impor Memorandum: Jumlah pelawat (ribuan orang) - Ke dalam negeri - Ke luar negeri
2010 2011 2012
2013* Tw.I
Tw.II
Tw.III
2014
Total
Total
Total
Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III* Tw.IV** Total**
-9,791 16,670 -26,461 -216 -216 0 -159 65 -224 -6,007 2,665 -8,673 -1,377 660 -2,037 -4,847 1,479 -6,326 217 526 -310 563 6,958 -6,395 -72 520 -592 -1,131 22 -1,153 -209 388 -597 -1,557 60 -1,616 109 1,240 -1,131 -1,147 4,309 -5,456 -29 104 -133 65 555 -490
-9,803 21,888 -31,691 1,081 1,081 0 -124 73 -196 -8,693 3,456 -12,149 -1,357 1,041 -2,398 -7,453 1,866 -9,320 117 548 -432 1,741 7,997 -6,255 54 551 -497 -1,267 23 -1,290 -303 451 -754 -1,709 79 -1,788 137 1,658 -1,521 -704 5,789 -6,493 -54 159 -212 38 572 -535
-10,564 23,660 -34,224 397 397 0 -458 114 -572 -8,679 3,822 -12,501 -1,145 1,139 -2,284 -7,566 1,993 -9,560 33 690 -657 1,553 8,324 -6,771 231 863 -632 -1,072 24 -1,096 -469 225 -695 -1,742 58 -1,800 -149 1,294 -1,443 -109 7,739 -7,848 -71 210 -281 5 590 -585
-2,633 5,702 -8,335 98 98 0 -73 29 -101 -2,025 925 -2,949 -238 288 -526 -1,723 519 -2,242 -65 117 -182 501 2,243 -1,742 -4 226 -230 -253 2 -255 -122 57 -178 -354 13 -367 -177 245 -422 -244 1,654 -1,898 -25 38 -63 43 172 -129
-3,552 5,512 -9,063 103 103 0 -63 41 -104 -2,383 848 -3,231 -365 297 -662 -1,946 410 -2,356 -72 141 -213 41 1,963 -1,921 8 219 -211 -267 4 -271 -123 54 -178 -447 12 -459 -166 257 -423 -224 1,803 -2,027 -33 44 -76 3 164 -162
-2,781 5,644 -8,425 109 109 0 -49 37 -86 -2,256 847 -3,103 -379 294 -673 -1,785 393 -2,178 -92 160 -252 543 2,340 -1,797 44 200 -156 -273 5 -278 -89 69 -158 -483 13 -496 -98 281 -379 -227 1,555 -1,783 -12 51 -63 9 136 -127
-3,106 6,086 -9,192 120 120 0 -63 20 -83 -2,264 991 -3,256 -441 304 -745 -1,864 394 -2,258 40 293 -252 359 2,573 -2,214 -54 203 -256 -237 13 -250 -120 74 -194 -401 13 -414 -66 258 -324 -336 1,628 -1,964 -10 55 -64 -34 138 -172
-12,072 22,944 -35,016 430 430 0 -248 127 -374 -8,928 3,611 -12,539 -1,422 1,183 -2,605 -7,318 1,717 -9,034 -189 711 -899 1,444 9,119 -7,675 -5 848 -853 -1,029 25 -1,054 -454 254 -709 -1,684 52 -1,736 -507 1,041 -1,548 -1,031 6,641 -7,672 -80 187 -267 21 610 -590
-2,230 5,788 -8,018 111 111 0 -75 23 -98 -2,033 862 -2,895 -251 310 -561 -1,650 430 -2,081 -132 122 -253 778 2,484 -1,707 -19 198 -217 -226 2 -228 -64 60 -125 -429 12 -441 -70 265 -335 -241 1,576 -1,817 -9 37 -45 47 158 -111
-2,920 5,632 -8,552 113 113 0 -95 23 -118 -2,149 944 -3,093 -269 328 -596 -1,763 471 -2,234 -117 146 -263 314 2,146 -1,832 11 223 -212 -223 4 -227 -115 54 -169 -589 10 -599 -156 265 -421 -52 1,639 -1,691 -26 40 -66 46 170 -124
-2,595 5,589 -8,183 98 98 0 -119 30 -149 -2,047 917 -2,964 -331 329 -660 -1,658 424 -2,081 -58 165 -223 592 2,498 -1,906 15 149 -134 -247 5 -253 -110 44 -154 -359 13 -372 -84 333 -417 -359 1,321 -1,681 -27 38 -65 53 141 -88
-2,788 6,115 -8,902 103 103 0 -85 25 -110 -1,987 1,055 -3,041 -426 338 -764 -1,651 415 -2,065 90 302 -212 482 2,720 -2,237 41 150 -108 -243 14 -256 -123 67 -190 -425 25 -450 -169 277 -446 -350 1,503 -1,853 -33 35 -67 1 143 -142
-10,532 23,123 -33,656 425 425 0 -374 100 -474 -8,215 3,778 -11,993 -1,277 1,304 -2,581 -6,722 1,739 -8,461 -217 735 -952 2,166 9,848 -7,682 48 720 -672 -939 26 -964 -412 226 -638 -1,802 60 -1,862 -479 1,140 -1,619 -1,003 6,040 -7,043 -94 150 -244 147 611 -464
7,118 6,454
7,743 6,971
8,107 7,636
2,038 2,024
2,152 2,115
2,271 2,107
2,401 2,007
8,861 8,253
2,237 1,982
2,340 2,017
2,403 2,128
2,508 2,116
9,488 8,242
33
TABEL 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN PENDAPATAN PRIMER (Juta USD)
ITEMS Pendapatan Primer - Penerimaan - Pembayaran A. Kompensansi tenaga kerja - Penerimaan - Pembayaran B. Pendapatan investasi - Penerimaan - Pembayaran a. Pendapatan investasi langsung 1) Pendapatan modal ekuitas - Penerimaan - Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) - Penerimaan - Pembayaran b. Pendapatan investasi portofolio 1) Pendapatan modal ekuitas - Penerimaan - Pembayaran 2) Pendapatan utang (bunga) - Penerimaan - Pembayaran c. Pendapatan investasi lainnya - Penerimaan - Pembayaran
34
2010 2011 2012 Total
Total
Total
-20,698 1,934 -22,632 -781 181 -962 -19,917 1,753 -21,670 -12,705 -12,461 120 -12,582 -243 19 -262 -4,905 -2,232 358 -2,590 -2,673 1,002 -3,675 -2,307 253 -2,561
-26,547 2,581 -29,128 -884 188 -1,073 -25,663 2,393 -28,056 -17,776 -17,526 186 -17,712 -249 14 -263 -5,892 -2,646 284 -2,931 -3,246 1,378 -4,623 -1,995 531 -2,526
-26,628 2,650 -29,277 -1,037 194 -1,231 -25,590 2,456 -28,046 -17,913 -17,578 243 -17,821 -335 10 -345 -5,368 -2,005 453 -2,458 -3,363 1,212 -4,575 -2,310 538 -2,848
2013* Tw.I -6,052 858 -6,910 -269 50 -319 -5,783 808 -6,591 -4,048 -3,987 84 -4,071 -60 2 -63 -1,214 -87 216 -303 -1,128 294 -1,422 -521 212 -732
Tw.II -7,020 603 -7,623 -270 57 -327 -6,751 546 -7,297 -3,968 -3,923 20 -3,943 -45 12 -57 -1,961 -741 229 -970 -1,220 126 -1,347 -821 158 -979
Tw.III -6,805 475 -7,280 -297 45 -342 -6,508 429 -6,937 -4,439 -4,265 33 -4,298 -174 8 -183 -1,678 -652 64 -716 -1,026 192 -1,219 -390 132 -522
2014 Tw.IV -7,177 667 -7,844 -303 47 -350 -6,875 620 -7,494 -4,713 -4,635 66 -4,702 -78 1 -79 -1,494 -456 142 -598 -1,038 231 -1,269 -667 180 -847
Total -27,055 2,602 -29,657 -1,139 200 -1,338 -25,916 2,403 -28,319 -17,169 -16,811 203 -17,014 -358 23 -381 -6,348 -1,936 652 -2,588 -4,412 844 -5,256 -2,399 682 -3,081
Tw.I* -6,354 391 -6,745 -280 52 -332 -6,074 339 -6,414 -4,158 -4,044 32 -4,076 -114 4 -118 -1,464 -171 56 -228 -1,293 124 -1,416 -452 123 -576
Tw.II* -7,178 681 -7,859 -285 59 -344 -6,893 622 -7,515 -4,268 -4,160 62 -4,222 -108 3 -111 -2,046 -1,004 137 -1,141 -1,043 157 -1,200 -579 262 -841
Tw.III* Tw.IV** Total** -7,133 634 -7,767 -313 47 -360 -6,819 587 -7,406 -4,399 -4,255 33 -4,288 -144 20 -164 -2,052 -567 114 -681 -1,486 241 -1,726 -368 179 -547
-7,157 411 -7,568 -322 48 -370 -6,835 363 -7,198 -4,327 -4,098 13 -4,111 -229 22 -250 -1,722 -659 89 -748 -1,064 87 -1,150 -786 153 -939
-27,822 2,117 -29,939 -1,200 206 -1,406 -26,622 1,911 -28,533 -17,151 -16,557 140 -16,697 -594 50 -643 -7,285 -2,401 396 -2,797 -4,884 608 -5,493 -2,186 717 -2,903
TABEL 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI BERJALAN PENDAPATAN SEKUNDER (Juta USD)
ITEMS
2010 2011 2012 Total
Pendapatan Sekunder - Penerimaan - Pembayaran A. Pemerintah - Penerimaan - Pembayaran B. Sektor lainnya 1. Transfer personal - Penerimaan - Pembayaran 2.Transfer lainnya - Penerimaan - Pembayaran Memorandum: - Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) - Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang)
Total
Total
2013* Tw.I
Tw.II
Tw.III
2014 Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III* Tw.IV** Total**
4,630 7,571 -2,941 287 287 0 4,344 4,857 6,735 -1,877 -514 550 -1,063
4,211 7,636 -3,425 320 329 -9 3,891 4,645 6,736 -2,091 -754 571 -1,325
4,094 8,067 -3,972 455 455 0 3,639 4,616 7,018 -2,402 -977 593 -1,570
1,076 2,038 -962 11 11 0 1,065 1,235 1,861 -626 -170 166 -336
1,003 2,060 -1,057 63 64 -1 939 1,229 1,866 -637 -289 130 -419
862 2,036 -1,174 43 43 0 819 1,168 1,835 -668 -349 158 -507
1,238 2,375 -1,137 288 290 -2 950 1,171 1,853 -683 -220 232 -452
4,178 8,508 -4,330 405 408 -3 3,773 4,802 7,415 -2,613 -1,028 686 -1,714
1,085 2,084 -999 11 11 0 1,074 1,255 1,902 -647 -180 172 -352
1,534 2,505 -970 59 65 -6 1,475 1,524 2,195 -671 -49 245 -294
1,204 2,306 -1,102 28 29 -1 1,176 1,410 2,113 -703 -234 164 -398
1,396 2,479 -1,082 134 134 0 1,263 1,443 2,135 -692 -181 209 -390
5,220 9,374 -4,154 232 239 -7 4,987 5,632 8,345 -2,713 -645 789 -1,434
4,201 51
4,088 60
4,022 67
4,018 66
4,006 67
4,007 69
4,016 69
4,016 69
3,987 69
3,971 71
3,968 74
3,944 77
3,944 77
TABEL 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LANGSUNG (Juta USD)
ITEMS Investasi Langsung A. Aset 1. Modal ekuitas 2. Instrumen utang B. Kewajiban 1. Modal ekuitas 2. Instrumen utang a. Penerimaan b. Pembayaran Memorandum: Investasi langsung berdasarkan arah investasi A. Ke luar negeri 1. Modal ekuitas 2. Instrumen utang B. Di Indonesia (PMA) 1. Modal ekuitas 2. Instrumen utang
2010 2011 2012
2013* Tw.I
Total
Total
Total
11,106 -4,186 -1,020 -3,166 15,292 12,447 2,845 16,424 -13,579
11,528 -9,037 -5,064 -3,972 20,565 16,278 4,287 53,677 -49,390
13,716 3,261 3,323 5,453 258 12,295 3,288 3,459 5,945 -7,485 -2,028 -2,218 -1,780 -5,085 -11,112 -2,883 -2,407 -2,226 -4,377 -1,943 -2,121 -1,796 -5,093 -10,953 -2,431 -2,242 -2,047 -3,107 -85 -97 16 8 -159 -452 -165 -179 21,201 5,289 5,541 7,232 5,344 23,407 6,171 5,866 8,171 18,615 4,198 5,269 5,183 5,374 20,023 4,936 4,869 6,434 2,586 1,091 273 2,050 -30 3,384 1,235 997 1,738 60,871 14,736 15,592 17,237 18,225 65,790 18,646 19,965 19,477 -58,284 -13,645 -15,319 -15,187 -18,255 -62,406 -17,411 -18,968 -17,739
11,106 -2,664 -1,041 -1,623 13,771 12,468 1,302
11,528 -7,713 -3,137 -4,576 19,241 14,350 4,891
13,716 -5,422 -1,616 -3,806 19,138 15,853 3,285
3,261 -578 -860 282 3,840 3,116 724
Tw.II
3,323 -1,235 -1,029 -206 4,558 4,177 382
Tw.III
2014
5,453 -476 -761 285 5,929 4,148 1,781
Tw.IV
258 -4,362 -4,029 -333 4,620 4,309 311
Total
12,295 -6,652 -6,679 28 18,947 15,750 3,197
Tw.I*
3,288 -1,809 -1,360 -448 5,097 3,866 1,231
Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**
3,459 -1,469 -1,259 -210 4,928 3,885 1,043
5,945 -1,648 -1,071 -578 7,593 5,457 2,136
2,574 -2,905 -2,878 -26 5,478 5,270 208 19,719 -19,511
15,266 -10,421 -9,599 -822 25,686 21,509 4,177 77,807 -73,630
2,574 -2,084 -1,654 -430 4,658 4,046 612
15,266 -7,010 -5,344 -1,667 22,276 17,254 5,022
35
TABEL 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI PORTOFOLIO (Juta USD)
ITEMS
2010 2011 2012 Total
Investasi Portofolio A. Aset 1. Sektor publik a. Modal ekuitas b. Surat utang 2. Sektor swasta a. Modal ekuitas b. Surat utang B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Modal ekuitas b. Surat utang 1) Bank sentral 2) Pemerintah a) Jangka pendek b) Jangka panjang 2. Sektor swasta a. Modal ekuitas b. Surat utang 1) Jangka pendek 2) Jangka panjang Memorandum: Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 1. Dalam Rupiah 2. Dalam Valuta Asing
36
Total
Total
2013* Tw.I
Tw.II
Tw.III
2014 Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III* Tw.IV** Total**
13,202 -2,511 -2,021 0 -2,021 -490 -96 -394 15,713 13,526 N/A 13,526 1,281 12,245 1,286 10,960 2,187 2,132 56 19 36
3,806 -1,189 218 0 218 -1,408 -312 -1,096 4,996 827 N/A 827 -5,371 6,197 104 6,093 4,169 -326 4,495 1,244 3,251
9,206 -5,467 -4,674 0 -4,674 -793 -465 -328 14,673 9,251 N/A 9,251 -789 10,040 -626 10,665 5,422 1,698 3,725 -796 4,520
3,820 -965 -201 0 -201 -764 -214 -550 4,786 1,047 N/A 1,047 -11 1,058 -189 1,246 3,739 1,936 1,803 -838 2,641
3,793 202 936 0 936 -734 -349 -385 3,591 3,088 N/A 3,088 84 3,004 -313 3,317 503 -2,000 2,503 -1,093 3,596
1,514 -670 -223 0 -223 -447 -163 -283 2,183 3,506 N/A 3,506 238 3,269 357 2,911 -1,323 -812 -510 -593 83
1,747 160 336 0 336 -177 16 -193 1,588 2,617 N/A 2,617 -5 2,622 124 2,498 -1,029 -980 -49 -158 109
10,875 -1,273 848 0 848 -2,121 -710 -1,411 12,148 10,257 N/A 10,257 305 9,952 -21 9,972 1,890 -1,856 3,746 -2,684 6,430
8,703 465 1,398 0 1,398 -932 -161 -771 8,238 5,917 N/A 5,917 229 5,688 351 5,337 2,321 1,623 698 864 -166
8,046 -991 -730 0 -730 -261 -276 15 9,038 2,891 N/A 2,891 716 2,174 76 2,099 6,147 1,704 4,443 1,095 3,348
7,441 1,299 713 0 713 586 -190 775 6,142 5,298 N/A 5,298 -1,128 6,427 -522 6,949 844 395 448 115 333
1,611 1,635 1,584 0 1,584 51 -304 355 -25 1,274 N/A 1,274 66 1,208 214 994 -1,298 -463 -836 -786 -50
25,802 2,409 2,965 0 2,965 -557 -931 374 23,393 15,380 N/A 15,380 -117 15,497 118 15,378 8,013 3,259 4,754 1,289 3,465
12,245 9,651 2,594
6,197 3,217 2,980
10,040 5,007 5,033
1,058 1,058 0
3,004 259 2,745
3,269 1,001 2,268
2,622 2,622 0
9,952 4,939 5,013
5,688 3,170 2,519
2,174 3,712 -1,538
6,427 3,749 2,678
1,208 1,208 0
15,497 11,838 3,658
TABEL 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI LAINNYA (Juta USD)
ITEMS
2010 2011 2012 Total
Total
Total
2013* Tw.I
Tw.II
Tw.III
2014 Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III* Tw.IV** Total**
Investasi Lainnya A. Aset 1. Sektor publik 2. Sektor swasta a. Uang dan simpanan b. Pinjaman c. Piutang datang dan uang muka d. Aset lainnya B. Kewajiban 1. Sektor publik a. Uang dan simpanan b. Pinjaman
2,262 -1,725 1 -1,726 1,103 -224 -2,569 -37 3,987 1,756 0 -264
-1,801 -6,754 -2 -6,753 -496 -157 -6,210 109 4,954 -2,258 0 -2,040
1,922 -5,353 -1 -5,352 -521 344 -5,248 73 7,275 2,453 0 -2,220
-6,945 -6,759 0 -6,759 -6,444 238 -591 39 -187 -207 0 -408
1,553 3,691 0 3,691 4,635 68 -574 -438 -2,139 -1,997 0 -1,061
-2,158 -2,513 0 -2,513 -2,206 420 -664 -63 355 440 0 217
6,679 2,153 0 2,153 1,236 344 782 -209 4,526 388 0 725
-871 -3,427 0 -3,427 -2,779 1,071 -1,048 -671 2,556 -1,376 0 -527
-4,662 -4,066 0 -4,066 -2,449 -150 -1,046 -420 -596 -1,534 0 -137
2,314 428 0 428 494 189 43 -298 1,887 -295 0 -1,025
1,398 -2,870 0 -2,870 -2,876 494 -467 -22 4,268 -613 0 101
3,655 2,323 0 2,323 1,723 57 601 -58 1,332 -1,766 0 -182
2,705 -4,186 0 -4,186 -3,109 590 -869 -798 6,891 -4,209 0 -1,243
1) Bank sentral 1) a) Penarikan b) Pembayaran 2) Pemerintah a) Penarikan (1) Program (2) Proyek (3) Lainnya b) Pembayaran c. Kewajiban lainnya 2. Sektor swasta a. Uang dan simpanan b. Pinjaman 1) Penarikan 2) Pembayaran c. Utang dagang dan uang muka d. Kewajiban lainnya
-48 0 -48 -215 5,375 3,174 2,200 0 -5,590 2,020 2,231 1,635 366 13,430 -13,064 230 0
-94 0 -94 -1,946 3,428 1,559 1,869 0 -5,374 -218 7,212 1,266 5,242 26,243 -21,001 1,093 -389
-128 0 -128 -2,092 3,332 1,507 1,825 0 -5,425 4,674 4,822 1,146 3,397 34,196 -30,798 338 -59
-23 0 -23 -386 509 161 348 0 -895 201 20 223 76 6,086 -6,010 31 -310
-37 0 -37 -1,023 650 0 650 0 -1,673 -936 -142 526 -1,499 5,701 -7,201 671 160
0 0 0 217 1,179 0 1,179 0 -963 223 -85 -441 1,103 7,424 -6,321 -89 -658
-37 0 -37 761 2,608 1,290 1,318 0 -1,847 -336 4,138 1,126 3,001 12,774 -9,773 -15 25
-97 0 -97 -431 4,947 1,452 3,495 0 -5,377 -848 3,932 1,434 2,681 31,985 -29,305 599 -782
0 0 0 -137 695 135 560 0 -832 -1,398 938 639 222 7,557 -7,335 232 -154
-6 0 -6 -1,019 831 231 600 0 -1,850 730 2,182 528 1,161 8,435 -7,274 34 459
0 0 0 101 919 47 872 0 -818 -713 4,881 1,725 2,493 9,621 -7,128 475 188
-9 0 -9 -173 1,590 1,127 463 0 -1,763 -1,584 3,098 -511 4,294 11,403 -7,110 -129 -556
-15 0 -15 -1,228 4,035 1,540 2,494 0 -5,263 -2,965 11,099 2,381 8,170 37,017 -28,847 612 -64
37