Edisi Publikasi P Febru uari 2011
kang
LAP PORA AN NER RACA A PEM MBA AYAR RAN IND DONE ESIA Realissasi Tw. IV V-2010
1
Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 3817088 Faksimili : (021) 3800134 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
2
Edisi Publikasi Februari 2011
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan IV-2010
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
4
DAFTAR ISI
RINGKASAN
……………………………………………………………
1
PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
……………………………………………………………
3
TRANSAKSI BERJALAN
……………………………………………………………
7
1.
Neraca Perdagangan Nonmigas
……………………………………………………………
7
1.1. 1.2.
…………………………………………………………… ……………………………………………………………
8 12
……………………………………………………………
14
2.
Ekspor Nonmigas Impor Nonmigas
Neraca Perdagangan Minyak dan Gas 2.1.
Neraca Perdagangan Minyak
……………………………………………………………
14
2.2.
Neraca Perdagangan Gas
……………………………………………………………
16
3.
Neraca Jasa
……………………………………………………………
16
4.
Neraca Pendapatan
……………………………………………………………
18
5.
Transfer Berjalan
……………………………………………………………
18
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
……………………………………………………………
21
1.
Transaksi Modal
……………………………………………………………
21
2.
Transaksi Finansial
……………………………………………………………
21
2.1.
Sektor Publik
……………………………………………………………
22
2.2.
Sektor Swasta
……………………………………………………………
25
CADANGAN DEVISA
……………………………………………………………
31
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
……………………………………………………………
33
BOKS :
-
Kebijakan Manajemen Arus Modal
……………………………………………………………
35
-
Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi
……………………………………………………………
37
-
Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan
……………………………………………………………
39
5
DAFTAR TABEL Hal
6
Hal
Tabel 1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Tw. IV 2010
5
Tabel 12
Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (C&F)
12
Tabel 2
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor
8
Tabel 13
Impor Barang Konsumsi menurut Negara Asal Utama (C&F)
13
Tabel 3
Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama
8
Tabel 14
Impor Bahan Baku Menurut Negara Asal Utama (C&F)
13
Tabel 4
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
9
Tabel 15
14
Tabel 5
Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama
9
Tabel 16
Impor Barang Modal Menurut Negara Asal Utama (C&F) Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
14
Tabel 6
Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama
10
Tabel 17
Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
15
Tabel 7
Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara Tujuan Utama
11
Tabel 18
Perkembangan Neraca Perdagangan Gas
16
Tabel 8
Ekspor Alat-Alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan Utama
11
Tabel 19
Perkembangan Hibah Non-Investasi
19
Tabel 9
Ekspor TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama
11
Tabel 20
Perkembangan Hibah Investasi
21
Tabel 10
Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan Utama
12
Tabel 21
Indikator Sustainabilitas Eksternal
33
Tabel 11
Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang (C&F)
12
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal Grafik 1
Transaksi Berjalan
7
Grafik 18
Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
23
Grafik 2
Neraca Perdagangan Nonmigas
7
Grafik 19
Grafik 3
Perkembangan Harga CPO Dunia
10
Grafik 20
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
24
Grafik 4
Perkembangan Harga Batubara Dunia
10
Grafik 21
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
24
Grafik 5
Perkembangan Harga Minyak Dunia
15
Grafik 22
25
Grafik 6
Perkembangan Konsumsi BBM
16
Grafik 23
Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta
Grafik 7
Perkembangan Neraca Jasa
17
Grafik 24
Perkembangan Investasi Langsung
25
Grafik 8
Perkembangan Jasa Travel
17
Grafik 25
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)
26
Grafik 9
Perkembangan Neraca Pendapatan
18
Grafik 26
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal
26
Grafik 10
Perkembangan Workers’ Remittances
19
Grafik 27
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi
27
Grafik 11
Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik
19
Grafik 28
Perkembangan PMA Sektor Migas
27
Grafik 12
Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika
19
Grafik 29
Perkembangan PMA Sektor Nonmigas
27
Grafik 13
Transaksi Modal dan Finansial
21
Grafik 30
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
28
Grafik 14
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor
21
Grafik 31
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
28
Grafik 15
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
22
Grafik 32
Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang Luar Negeri Sektor Swasta
29
Grafik 16
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
22
Grafik 33
Perkembangan Cadangan Devisa
31
Grafik 17
Perkembangan SBI Rate
23
24
25
7
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
8
RINGKASAN
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar, meningkat dibandingkan surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010 menjadi USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7% PDB), didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan mengalami kenaikan surplus berkat tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis sumber daya alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar internasional. Namun, surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah daripada triwulan sebelumnya karena pembayaran jasa transportasi dan imbal hasil kepada investor asing yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal asing. Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus hingga mencapai USD9,9 miliar. Arus masuk investasi langsung meningkat signifikan sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber dari penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan domestik di luar negeri. Penarikan simpanan perbankan tersebut, selain akibat meningkatnya kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan oleh berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa. Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih besar dari surplus NPI tahun sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang tinggi mencapai USD26,2 miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat mengalami arus keluar pada bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan mengalami surplus USD6,3 miliar, menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw.IV-2010 mencatat surplus USD11,3 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif dengan mencatat surplus masingmasing sebesar USD1,2 miliar dan USD9,9 miliar. Kinerja transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas yang melampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global serta membaiknya harga sejumlah komoditas ekspor unggulan. Sementara itu, transaksi modal dan keuangan mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan, terutama berasal dari surplus pada komponen investasi langsung dan investasi lainnya. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode naik dan mencapai posisi tertinggi selama ini, yakni sebesar USD96,2 miliar. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010, antara lain: •
Proses perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan menyebabkan ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara mitra dagang utama Indonesia sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA. Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat dan Jepang yang tumbuh lebih baik dari perkiraan semula juga menambah dorongan penguatan kinerja ekspor lebih lanjut.
•
Permintaan dunia yang semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang ekstrim menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia, seperti CPO, tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.
•
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan pada Tw. IV-2010 (6,9%, y.o.y) dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,8%). Perkembangan ini kemudian mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
•
Produksi minyak Indonesia selama kurun waktu Tw. IV-2010 mencapai 0,912 juta barel per hari (bpd), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (0,950 juta bpd). Kendala natural declining pada sumur-sumur minyak tua dan kerusakan pipa gas yang digunakan dalam proses produksi minyak di Riau adalah beberapa faktor penyebab penurunan kinerja tersebut. Penurunan produksi minyak tersebut, di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi, menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Sejalan dengan status Indonesia sebagai net oil importer, harga minyak yang meningkat dari rata-rata USD73,8/barel menjadi USD84,9/barel ikut memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
•
Membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung stabil (Rp8.963/USD) dan suku bunga acuan (BI Rate: 6,5%) yang masih menarik menyebabkan investasi di Indonesia menjadi relatif menarik dibandingkan negara berkembang. Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya arus masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio.
3
Dengan perkembangan pada Tw.IV-2010 seperti tersebut di atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2010 mengalami perbaikan tajam dibandingkan 2009. Perkembangan NPI 2010 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut: •
Proses pemulihan perekonomian global yang terus berlangsung menyebabkan ekspor nonmigas 2010 naik sebesar 31,1%. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut terutama terjadi pada produk berbasis sumber daya alam yang didorong oleh kenaikan volume ekspor dan kenaikan harga. Di sisi lain, permintaan domestik yang tinggi mendorong peningkatan impor nonmigas sehingga impor nonmigas tumbuh tinggi mencapai 38,6%, lebih cepat daripada peningkatan ekspor.
•
Dalam periode yang sama, relatif lebih baiknya perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya dibandingkan negara maju, imbal hasil investasi domestik yang menarik, rating investasi yang membaik, dan besarnya likuiditas global menyebabkan arus masuk modal dalam bentuk investasi portofolio mengalir sangat deras. Meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan dan perbaikan iklim investasi juga memperkuat aliran masuk investasi langsung (PMA) sehingga memperbaiki komposisi aliran modal asing ke arah yang lebih berjangka panjang. Penarikan pinjaman luar negeri, baik pemerintah dan swasta, serta penarikan simpanan penduduk di luar negeri turut juga menyebabkan transaksi modal dan keuangan 2010 mencatat surplus yang tinggi hingga mencapai USD26,2 miliar, meningkat tajam dari surplus di tahun sebelumnya (USD5,0 miliar).
•
Berdasarkan perkembangan tersebut di atas, secara keseluruhan NPI tahun 2010 mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya (surplus USD12,5 miliar). Sejalan dengan surplus NPI tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari USD66,1 miliar pada akhir 2009 menjadi USD96,2 miliar pada akhir tahun 2010 (setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah).
4
Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi KOMPONEN
SATUAN
2008
2009 Tw. I
Tw. II
Tw.III
2010* Tw.IV
Total
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Total
INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa
% (y.o.y)
‐ Singapura ‐ China
% (y.o.y)
Harga Komoditas Dunia ‐ Minyak Mentah (OPEC) ‐ Batu Bara ‐ Tembaga ‐ CPO ‐ Karet Suku Bunga Internasional ¹⁾ ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina Inflasi ²⁾ ‐ Amerika Serikat ‐ Jepang ‐ Uni Eropa ‐ Singapura ‐ Cina
% (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) USD/barel USD/metric ton USD/metric ton USD/ton cent USD/kg
0.4 ‐1.2 0.6
‐3.8 ‐8.9 ‐5.2
‐4.1 ‐5.7 ‐4.9
‐2.7 ‐5.2 ‐4.0
0.2 ‐1.1 ‐2.1
‐2.6 ‐6.3 ‐4.1
2.4 4.6 0.8
3.0 2.4 2.0
3.2 4.1 1.9
2.8 2.5 1.7
1.8 9.1
‐8.9 6.2
‐1.7 7.9
1.8 9.1
3.8 10.7
‐1.3 9.1
16.9 11.9
19.5 10.3
10.6 9.6
12.5 9.8
f
2.8 f 4.3 f 1.8 10.6 10.3
f
94.5 43.0 58.7 67.6 74.3 61.1 75.5 76.6 73.8 83.8 73.8 127.1 71.9 66.5 71.3 77.7 71.8 95.2 99.5 93.6 106.5 98.7 6,955.9 3,428.4 4,663.0 5,859.1 6,648.4 5,149.7 7,232.4 7,027.4 7,242.8 8,636.5 7,534.8 948.5 577.3 743.0 678.7 732.3 682.8 807.7 813.0 874.7 1,108.0 900.8 284.1 165.8 187.0 221.0 284.7 214.6 345.2 381.5 360.7 459.1 386.6
% % % % %
2.1 0.5 3.9 2.8 4.0
0.3 0.1 1.8 1.2 1.8
0.3 0.1 1.1 0.8 1.8
0.3 0.1 1.0 0.4 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 1.8
0.3 0.1 1.2 0.7 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 1.8
0.3 0.1 1.0 0.5 1.8
0.3 0.1 1.0 0.4 1.8
0.3 0.1 1.0 0.3 2.0
0.3 0.1 1.0 0.3 1.8
% (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y) % (y.o.y)
0.1 0.4 1.6 5.5 1.2
‐0.4 ‐0.3 0.6 2.6 ‐1.2
‐1.4 ‐1.8 ‐0.1 0.0 ‐1.7
‐1.3 ‐2.2 ‐0.3 ‐0.5 ‐0.8
2.7 ‐1.7 0.9 ‐0.5 1.9
2.7 ‐1.7 0.9 ‐0.5 1.9
2.3 ‐1.1 1.4 1.6 2.4
1.1 ‐0.7 1.4 2.7 2.9
1.1 ‐0.6 1.8 3.7 3.6
1.5 0.0 1.8 4.6 4.6
1.5 0.0 1.8 4.6 4.6
6.0 11.1 9,700 93.5 0.976 381.4 1,067.7 11.9
4.5 7.9 11,631 41.8 0.962 91.1 256.8 5.5
4.1 3.7 10,531 56.9 0.941 94.1 228.1 6.3
4.2 2.8 10,002 66.5 0.943 107.3 243.7 8.2
5.4 2.8 9,473 73.1 0.951 104.3 301.0 7.8
4.5 2.8 10,395 77.1 0.961 32.9 95.3 7.8
5.6 3.4 9,263 75.2 0.954 93.1 276.6 7.8
6.1 5.1 9,118 76.8 0.965 100.6 308.7 7.8
5.8 5.8 9,001 73.8 0.950 105.5 310.8 7.5
8.7
8.3
7.3
6.5
6.5
7.1
6.5
6.5
6.5
6.5
6.5
126 ‐1,832 ‐1,706 ‐238 ‐1,945 51,639
2,591 1,835 4,425 ‐470 3,955 54,840
2,570 ‐2,320 250 802 1,052 57,576
1,500 2,924 4,424 ‐879 3,546 62,287
3,531 2,564 6,095 ‐2,141 3,954 66,105
10,192 5,002 15,194 ‐2,688 12,506 66,105
2,093 5,013 7,106 ‐485 6,621 71,823
1,603 4,661 6,264 ‐843 5,421 76,321
1,374 6,669 8,044 ‐1,089 6,955 86,551
1,224 9,874 11,098 191 11,289 96,207
6,294 26,218 32,512 ‐2,227 30,285 96,207
INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB Inflasi IHK ²⁾ Nilai Tukar Harga Rata‐Rata Ekspor Minyak Mentah Produksi Minyak Konsumsi BBM Ekspor Gas (LNG) Harga Rata‐Rata Ekspor Gas (LNG) BI Rate 1)
% (y.o.y) % (y.o.y) (Rp/USD) USD/barel juta barel per hari juta barel per tahun mmbtu USD/mmbtu % (annual)
6.9 6.1 7.0 7.0 8,963 9,084 84.9 77.7 0.912 0.945 103.6 402.8 314.7 1,210.8 8.1 7.8
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Transaksi Berjalan Transaksi Modal dan Finansial Total Net Errors and Omissions Overall Balance Cadangan Devisa
juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD juta USD
Sumber: Bank Indonesia, CEIC, IMF, World Bank, dan berbagai sumber lain ¹⁾ merupakan suku bunga kebijakan yang ditetapkan bank sentral/otoritas moneter (dihitung secara rata‐rata bulanan) ²⁾ posisi akhir bulan pada triwulan bersangkutan f) angka perkiraan dari publikasi WEO * Angka sementara (khusus data Neraca Pembayaran Indonesia)
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
TRANSAKSI BERJALAN
Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus
neraca pendapatan yang disebabkan bertambahnya
USD1,2 miliar, lebih rendah dari surplus USD1,4 miliar
pembayaran hasil keuntungan perusahaan PMA dan
pada triwulan sebelumnya. Surplus transaksi berjalan
imbal hasil kepada investor asing.
didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Namun, surplus transaksi berjalan
Juta USD 12,000 10,000 8,000 6,000
tersebut menurun dari triwulan sebelumnya karena
4,000
lebih tingginya pembayaran jasa transportasi dan imbal
2,000
hasil kepada investor asing, mengikuti kenaikan impor
-2,000
0
-4,000
dan arus masuk modal asing yang signifikan.
-6,000
Neraca perdagangan nonmigas membaik dengan
-8,000 Q1
Q2
kenaikan surplus yang ditopang oleh kuatnya kinerja ekspor nonmigas, terutama ekspor komoditi berbasis
Q3
Q4
Q1
Q2
2008 Jasa
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Pendapatan
Q3
Q4
2010*
Nrc. Perdagangan
Trf. Berjalan
Transaksi Berjalan
* Angka Sementara
Grafik 1 Transaksi Berjalan
sumber daya alam, seiring kenaikan permintaan dunia dan tingginya harga di pasar internasional. Kenaikan ekspor
nonmigas
tersebut
mampu
mengimbangi
akselerasi pertumbuhan impor nonmigas yang dipacu
1. Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. IV-2010
oleh tingginya permintaan domestik. Neraca gas juga
mencatat
mencatat surplus yang besar terutama akibat kenaikan
dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD6,7
harga ekspor gas (LNG dan natural gas) yang sejalan
miliar. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekspor
dengan kenaikan harga minyak.
nonmigas yang secara triwulanan lebih tinggi daripada
Tingginya aktivitas ekonomi domestik berimplikasi pada peningkatan permintaan impor minyak di tengah tren kenaikan harga minyak, sementara produksi
surplus
USD9,1miliar,
meningkat
pertumbuhan impor nonmigas. juta USD
juta USD
45,000
10,000
minyak di dalam negeri menurun, sehingga menambah
40,000
9,000
35,000
8,000
besarnya defisit neraca perdagangan minyak.
30,000
7,000
25,000
6,000
20,000
5,000
15,000
4,000
10,000
3,000
5,000
2,000
Neraca jasa dan neraca pendapatan mengalami defisit yang meningkat terkait dengan tingginya pertumbuhan
impor
dan
arus
modal
masuk.
Peningkatan defisit neraca jasa terutama bersumber dari
0
1,000 Q1
naiknya pengeluaran jasa transportasi barang impor serta tingginya pengeluaran travel sehubungan dengan
Q2
Q3
Q4
Q1
2008 Ekspor
Q2
Q3
2009 Impor
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2010* Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS)
* Angka Sementara
perjalanan haji. Peningkatan defisit juga terjadi pada
Grafik 2 Neraca Perdagangan Nonmigas
7
Pertumbuhan ekspor nonmigas pada periode
1.1. Ekspor Nonmigas Ekspor
nonmigas
Tw.
IV-2010
menunjukkan
kinerja yang impresif dengan pertumbuhan sebesar 16,7% (q.t.q) sehingga mencapai USD38,2 miliar. Pertumbuhan
triwulanan
tersebut
tertinggi
dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya, terutama karena
tingginya
pertumbuhan
ekspor
sektor
manufaktur (19,4%, q.t.q). Sementara itu, sektor pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 1,8% (q.t.q) dan 9,6% (q.t.q). Secara tahunan, ekspor nonmigas Tw. IV-2010 mencatat pertumbuhan sebesar 31,2%, meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 28% (y.o.y). Perbaikan kinerja ekspor tersebut didukung oleh sektor manufaktur
yang
meningkat
dari
tumbuh
sebesar
sebelumnya
35%
29,7%
(y.o.y),
laporan terutama ditopang oleh kinerja ekspor ke China yang tumbuh sebesar 53,3% (q.t.q); Jepang (21,4%), dan India (12,3%). Peningkatan ekspor nonmigas ke negara-negara mitra dagang tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat di negaranegara dimaksud. Khusus untuk China, penerapan ACFTA diperkirakan juga ikut mendorong kegiatan ekspor ke negara ini. Pertumbuhan ekspor yang tinggi ke India menjadikan Negara ini masuk ke dalam 5 besar negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia
dalam
periode
Indonesia. Tabel 3 Perkembangan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama
didorong baik oleh kenaikan harga maupun kenaikan
Tw. IV-2010*
volume ekspor. Sementara itu, sektor pertanian dan
Negara
Nilai (Juta USD)
pertambangan tumbuh positif masing-masing sebesar
Kenaikan ekspor sektor pertanian lebih didorong oleh peningkatan volume,
sedangkan kenaikan ekspor
sektor pertambangan lebih ditunjang oleh faktor kenaikan harga.
samping
selama ini sudah menjadi negara tujuan utama ekspor
Pertumbuhan ekspor manufaktur yang tinggi tersebut
sebelumnya sebesar 18,1% (y.o.y) dan 24,0% (y.o.y).
di
China, Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat yang
(y.o.y).
13,8% (y.o.y) dan 20,8% (y.o.y), melambat dari periode
laporan,
China Jepang Uni Eropa
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
4,984 4,915 4,627
13.0 12.9 12.1
53.3 21.4 11.6
73.8 37.4 31.7
Amerika Serikat India Lainnya
3,628 2,963 17,108
9.5 7.8 44.8
5.7 12.3 12.2
26.5 30.5 21.8
Total
38,226
100.0
16.7
31.2
*)
Angka sementara
Tabel 2 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
2010 Tw. III
Pertanian Nominal Riil Harga
-
-
Manufaktur Nominal Riil Harga
75.0 77.0 -
Pertambangan Nominal Riil Harga Total 1) Nominal Riil Harga *) Angka sementara
8
2010
Tw. IV*
4.2 5.1
3.7 5.2
Tw. III
Pertumb. y.o.y (%)
laporan didukung oleh peningkatan ekspor beberapa
2010
Tw. IV*
Tw. III
Perbaikan kinerja ekspor nonmigas pada periode
Tw. IV*
23.4 14.7 7.5
1.8 2.7 -0.9
18.1 6.2 11.3
13.8 16.5 -2.3
89.5 85.7 -
5.3 2.6 2.6
19.4 11.3 7.3
29.7 16.0 11.8
35.0 16.5 15.9
20.5 16.7 -
22.4 16.4 -
17.1 11.3 5.2
9.6 -1.8 11.6
24.0 11.3 11.4
20.8 -0.4 21.3
-
-
8.1 4.8 3.2
16.7 8.9 7.1
28.0 14.5 11.7
31.2 13.7 15.4
komoditas
utama,
antara
lain
minyak
sawit,
batubara, barang dari logam, alat-alat listrik, TPT, dan karet olahan.
Tabel 4 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama Pertumbuhan q.t.q (%) Nominal Riil Harga 2010 2010 2010
Pangsa (%) 2010 Tw. III
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Minyak Sawit Batubara Barang dari Logam Alat-alat Listrik Tekstil & Produk Tekstil Karet Olahan Bijih Tembaga Kertas & Produk Kertas Makanan Olahan Bahan Kimia
Tw. IV*
11.0 13.5 7.1 8.8 9.0 7.0 5.9 3.0 2.7 2.4
Tw. IV*
13.3 13.2 8.0 8.0 7.9 7.0 4.8 3.0 2.7 2.6
Tw. IV*
41.3 13.5 31.1 6.0 3.4 18.2 -3.9 15.4 16.5 24.7
Tw. IV*
14.8 5.1 15.2 4.7 -0.3 7.7 -20.2 13.2 15.5 16.8
Pertumbuhan y.o.y (%) Riil 2010
Nominal 2010 Tw. III
23.0 8.0 13.8 1.3 3.8 9.7 20.5 2.0 0.9 6.8
32.5 19.4 17.9 21.7 21.3 85.3 31.0 13.8 21.5 18.6
Tw. IV*
Tw. III
44.5 25.8 39.2 23.9 26.4 81.5 2.1 21.8 17.8 29.8
Tw. IV*
9.0 0.4 0.7 10.0 17.9 43.6 28.8 -1.6 10.2 4.1
Harga 2010
Tw. III
-1.7 -2.2 10.7 7.1 20.3 41.5 -11.2 9.2 13.3 11.4
Tw. IV*
21.6 18.9 17.1 10.7 2.8 29.0 1.7 15.7 10.3 14.0
47.0 28.6 25.7 15.6 5.1 28.2 15.1 11.6 4.0 16.5
*) Angka sementara
nabati jenis lainnya di dunia yang merupakan produk
Minyak Sawit Ekspor
minyak
sawit
pada
Tw.
IV-2010
substitusi dari minyak sawit. Tabel 5 Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama
mencapai USD5,1 miliar, tumbuh 41,3% (q.t.q) dari triwulan
sebelumnya.
melebihi
periode
Pertumbuhan
sebelumnya
ekspor
tersebut
yang
Tw. IV-2010*
ditopang
Negara
Nilai (Juta USD)
India China Uni Eropa Malaysia Singapura Lainnya Total
1,526 910 693 567 257 1,140 5,093
oleh kenaikan harga (23%, q.t.q) dan volume (14,8, q.t.q). Secara tahunan, ekspor minyak sawit pada periode
laporan
juga
mengalami
peningkatan
tajam (44,5%; y.o.y) dibanding triwulan sebelumnya (32,5%). Pertumbuhan
ekspor
yang
tinggi
ini
meningkatkan pangsa ekspor minyak sawit menjadi
*)
Pangsa (%) 30.0 17.9 13.6 11.1 5.0 22.4 100.0
Pertumb. q.t.q (%) 17.8 142.3 7.6 176.0 89.3 20.0 41.3
Pertumb. y.o.y (%) 39.7 118.6 3.4 87.0 109.8 23.9 44.5
Angka sementara
13,3% pada periode laporan, menggeser batubara yang pada periode sebelumnya memiliki pangsa ekspor yang tertinggi. Peningkatan tersebut
terutama
dipengaruhi
ekspor CPO
oleh
tambahan
Sementara itu, harga minyak sawit di pasar internasional pada periode laporan juga mengalami peningkatan
dari
USD875/MTon
menjadi
permintaan dari Uni Eropa, China, dan India, di
USD1,108/MTon. Kenaikan harga tersebut ditengarai
samping permintaan ekspor CPO yang juga tumbuh
dipicu oleh meningkatnya harga minyak dan perubahan
tinggi
iklim global yang mengakibatkan kegagalan panen
dari
Malaysia
dan
Singapura.
Kenaikan
permintaan ini dikarenakan turunnya produksi minyak
yang mengganggu pasokan.
9
Ekspor batubara terutama ditujukan ke China.
USD/MTon 1,400
Peningkatan
1,200
laporan
1,000
ekspor
sejalan
ke
dengan
selama
kebutuhan
serta
periode
energi
semakin
yang
800
semakin
600
ongkos angkut batubara ke China.
400
negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia di
200
meningkat
China
murahnya
Selain China,
antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, India, dan
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008
2009
Taiwan. Tabel 6 Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama
2010
Sumber : Bank Dunia
Grafik 3 Perkembangan Harga CPO Dunia
Negara
Batubara
Pertumb. y.o.y (%)
1,405 891
27.9 17.7
46.2 30.2
35.2 72.7
Korea India
625 611
12.4 12.1
-1.1 12.8
29.2 36.0
mencapai USD5,0 miliar atau meningkat 13,5% dari
Taiwan Lainnya
535 970
10.6 19.3
46.9 -22.6
23.9 -10.5
periode sebelumnya.
Total
5,037
100.0
13.5
25.8
Batubara merupakan komoditas ekspor nonmigas Indonesia nomor 2 dengan pangsa ekspor mencapai 13,2%.
Ekspor
batubara
pada
periode
laporan
China Jepang
Nilai (Juta USD)
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. (%) q.t.q (%)
*)
Peningkatan nilai ekspor batubara lebih banyak
Angka sementara
didorong oleh faktor harga. Harga batubara di pasar
Perbaikan kinerja ekspor batubara tersebut juga
internasional pada Tw. IV-2010 meningkat menjadi
tercermin pada pertumbuhan secara tahunan. Ekspor
USD106,5/MTon dari USD93,6/MTon di Tw. III-2010.
batubara Tw. IV-2010 tumbuh lebih tinggi (25,8%) dari
Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga
triwulan sebelumnya (19,4%).
minyak akibat permintaan yang melonjak memasuki musim dingin, terutama di Eropa dan AS.
Barang dari Logam
USD/MTon 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Q1
Ekspor barang dari logam pada Tw. IV-2010 tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 31,1% dari periode
kenaikan volume ekspor.
terutama
didorong
oleh
Kenaikan permintaan akan
barang-barang dari logam terjadi seiring dengan semakin pulihnya perekonomian global. Barang-barang logam dimaksud antara lain terbuat dari tembaga, Q2
Q3
2008
Q4
Q1
Q2
Q3
2009
Q4
Q1
Q2
Q3
2010
Sumber : Bank Dunia
Grafik 4 Perkembangan Harga Batubara Dunia
10
sebelumnya,
Q4
besi/baja, nikel, dan timah. Barang-barang logam tersebut diekspor ke beberapa negara tujuan utama, seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Uni Eropa.
ekspor komoditas ini
Tabel 7 Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara Tujuan Utama
peningkatan harga sedangkan volumenya mengalami sedikit
Tw. IV-2010* Negara
Nilai (Juta USD)
Jepang Singapura Malaysia Thailand Uni Eropa Lainnya Total *)
957 580 302 210 180 841 3,071
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
31.2 18.9 9.8 6.8 5.9 27.4 100.0
36.9 36.7 13.0 50.1 31.5 24.9 31.1
lebih banyak ditopang oleh
Pertumb. y.o.y (%) 61.5 51.0 16.3 34.7 219.7 11.0 39.2
penurunan.
Kenaikan
harga
produk
TPT
disebabkan oleh kenaikan harga kapas. Perbaikan kinerja ekspor TPT pada triwulan laporan juga tercermin dari pertumbuhan tahunannya yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pada periode laporan, ekspor TPT tumbuh 26,4% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan
dengan
periode
sebelumnya
periode
laporan
yang
tumbuh 21,1% (y.o.y).
Angka sementara
Ekspor
TPT
pada
terutama
ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Turki,
Alat-alat Listrik
dan Korea Selatan. Pertumbuhan ekspor ke Amerika
Ekspor alat-alat listrik pada periode laporan
Serikat, negara tujuan utama dari produk TPT Indonesia,
membukukan nilai sebesar USD3,1 miliar, lebih tinggi
pada Tw. IV-2010 mengalami penurunan dibandingkan
6,0%
triwulan sebelumnya, namun secara tahunan masih
(q.t.q)
dibanding
periode
sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan volume ekspor. Negara tujuan utama ekspor alat-alat listrik Indonesia antara lain Singapura, AS, Jepang, Uni Eropa, dan Hongkong.
tumbuh tinggi (36,4%, y.o.y). Tabel 9 Ekspor Produk TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Peningkatan ekspor alat-alat Negara
listrik antara lain disebabkan oleh relokasi yang dilakukan oleh dua produsen utama elektronik ke Indonesia, yaitu LG dan Panasonic. Tabel 8 Ekspor Alat-alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan Utama Tw. IV-2010* Negara
Singapura Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Hongkong Lainnya Total *)
Nilai (Juta USD) 745 441 359 300 154 1,059 3,059
Pangsa (%)
Pertumb. q.t.q (%)
24.4 14.4 11.7 9.8 5.0 34.6 100.0
10.9 8.8 9.8 14.9 -21.4 -40.1 6.0
Pertumb. y.o.y (%) 30.6 -13.4 10.2 19.7 9.8 13.1 23.9
Angka sementara
Nilai (Juta USD)
Amerika Serikat Uni Eropa Jepang Turki Korea Selatan Lainnya Total *)
1,050 548 188 136 128 986 3,037
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. (%)
34.6 18.0 6.2 4.5 4.2 32.5 100.0
q.t.q (%)
-5.8 4.7 17.6 19.7 25.4 7.0 3.4
Pertumb. y.o.y (%)
36.4 40.9 17.5 76.1 5.2 28.6 26.4
Angka sementara
Karet Olahan Ekspor karet olahan pada Tw. IV-2010 meningkat 18,2% (q.t.q) sehingga berhasil membukukan nilai ekspor sebesar USD2,7 miliar. Pertumbuhan ekspor karet olahan terutama ditopang oleh kenaikan harga karena pasokan dunia yang menurun akibat pengaruh musim hujan terus menerus di tiga negara produsen
Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
utama, yakni
Thailand, Malaysia, dan
Indonesia,
Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada
sementara permintaan terhadap komoditas tersebut
Tw. IV-2010 lebih tinggi 3,4% dari triwulan sebelumnya
sangat tinggi seiring dengan perbaikan ekonomi di
sehingga mencapai USD3,0 miliar.
sejumlah negara konsumen karet terbesar.
Pertumbuhan
11
Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada
Tabel 11 Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang (c&f)
ekspor ke Amerika Serikat, diikuti oleh Uni Eropa, China, dan Singapura.
Pangsa (%)
Secara tahunan, ekspor karet pada Tw. IV-2010 juga
mengalami
peningkatan
yang
dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar 81,5%. Tabel 10 Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Nilai
Negara
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb.
(Juta USD)
(%)
q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
Amerika Serikat China
672 443
24.9 16.4
41.9 22.8
91.6 157.7
Uni Eropa Jepang
348 339
12.9 12.6
32.1 6.7
84.7 58.2
Singapura Lainnya Total
116 776 2,695
4.3 28.8 100.0
21.3 1.2 18.2
46.8 61.6 81.5
*)
2010
signifikan
Angka sementara
Tw. III
Barang Konsumsi Nominal Riil Harga Bahan Baku Nominal Riil Harga
Tw. IV*
8.1 8.1
Pertumb. q.t.q (%) 2010
Pertumb. y.o.y (%) 2010
Tw. III
Tw. III
Tw. IV*
Tw. IV*
8.4 8.3
-
-
2.7 -2.2 5.0
14.1 7.0 6.6
25.9 15.0 9.5
55.6 34.2 15.9
67.7 74.5 -
66.4 72.9 -
4.0 0.4 3.5
8.2 2.5 5.5
37.0 15.5 18.6
34.4 13.4 18.5
Barang Modal Nominal Riil Harga
23.5 20.7 -
24.1 21.3 -
18.3 14.4 3.4
12.8 8.0 4.5
37.8 36.9 0.7
37.8 32.9 3.6
Total 1) Nominal Riil Harga
-
-
6.9 2.1 4.8
10.2 4.7 5.2
35.7 19.4 13.7
36.8 19.2 14.8
*) Angka sementara
Impor komoditas nonmigas Indonesia terutama berasal dari kawasan Asia, seperti China, Jepang, dan Singapura. Impor dari negara China dari waktu ke waktu terus meningkat dan pangsanya pada Tw. IV2010 mencapai 19,2%, mengungguli negara asal impor
1.2. Impor Nonmigas
utama
lainnya,
Jepang
(pangsa
15,4%),
periode
Singapura (8,7%), Uni Eropa (7,45%) dan Amerika
laporan mencapai USD30,3 miliar, lebih tinggi 10,2%
Serikat (6,7%). Sebaliknya, impor dari Amerika Serikat
dari triwulan sebelumnya (USD27,5 miliar). Kenaikan
menurun 6,8% dari triwulan sebelumnya.
Nilai
impor
impor
terjadi
nonmigas
pada
(barang
konsumsi,
modal).
Kenaikan
(c&f)
ketiga bahan
impor
pada
kelompok baku,
barang
dan
barang barang
konsumsi
Tabel 12 Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
dan
Negara
barang modal terutama ditopang oleh kenaikan volume permintaan, sementara kenaikan impor bahan baku terutama lebih disebabkan oleh peningkatan harga. Impor nonmigas triwulan laporan tumbuh sebesar 36,8% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Tw. III-2010 yang sebesar 35,7%.
12
seperti
Nilai (Juta USD)
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. Pertumb. (%) q.t.q (%) y.o.y (%)
China Jepang
5,826 4,655
19.2 15.4
13.9 2.7
47.4 62.8
Singapura Uni Eropa
2,624 2,250
8.7 7.4
4.8 12.3
8.4 21.6
Amerika Serikat
2,017
6.7
-6.8
8.4
Lainnya
12,924
42.7
15.7
40.4
Total
30,296
100.0
10.2
36.8
*)
Angka sementara
Impor Barang Konsumsi Impor
barang
Impor Bahan Baku
konsumsi
pada
Tw.
IV-2010
Mulai pulihnya kegiatan industri di tanah air dan
mencapai USD2,5 miliar (c&f), lebih tinggi 14,1%
meningkatnya
dibanding
periode
terutama
terjadi
sejalan
dengan
mengatasi yang
sebelumnya. pada
impor
upaya
gejolak
diakibatkan
oleh
konsumsi
diimpor
pada
peningkatan impor bahan baku/penolong pada periode
komoditas
beras,
laporan sehingga mencapai USD20,1 miliar (c&f), lebih
untuk
tinggi
di
8,2%
dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
pasar
domestik
Pertumbuhan impor bahan baku tahunan di Tw. IV-
keterbatasan
pasokan
2010 juga masih tinggi (34,4%), meskipun sedikit
lainnya
Tw.
mendorong
impor
beras di dalam negeri. Selain komoditas beras, barang
produksi
Kenaikan
pemerintah
harga
kegiatan
yang
Jenis
kelompok
komoditas
bahan
baku
yang banyak diimpor pada triwulan laporan antara lain
bermotor. Hal ini sejalan dengan permintaan kendaraan
bahan baku olahan untuk industri dan suku cadang &
bermotor yang tumbuh secara signifikan di pasar
perlengkapan untuk barang modal. Kedua kelompok
domestik pada tahun 2010 (mencapai hampir 765.000
komoditas tersebut memiliki pangsa 75,4% dari total
unit).
impor bahan baku pada Tw. IV-2010. komoditi
adalah
banyak
kendaraan
Kelompok
IV-2010
juga
melambat dibanding periode sebelumnya (37,0%).
makanan
rumah
tangga
memiliki
pangsa
impor
barang
konsumsi,
olahan
untuk
Komoditas impor bahan baku utama Indonesia
terbesar
dalam
diantaranya adalah suku cadang mesin kendaraan
mencapai
28,4%
dari
kendaraan
bermotor
dan
produk
kimia
turunan
total nilai impor barang konsumsi di Tw. IV-2010.
hidrokarbon. Impor bahan baku tersebut terutama
Pertumbuhan
berasal dari Jepang, China, dan Singapura.
impor
tahunan
juga
periode
sebelumnya.
tersebut
barang
mengalami
terutama
konsumsi
secara
percepatan
dibanding
Barang-barang
konsumsi
diimpor
dari
China,
Tabel 14 Impor Bahan Baku Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
Thailand,
Vietnam, Jepang, dan Uni Eropa, sementara komoditas beras sebagian besar diimpor dari Vietnam dan Thailand. Tabel 13 Impor Barang Konsumsi Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
Nilai
Negara
(Juta USD)
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. (%)
q.t.q (%)
Nilai
Negara
(Juta USD)
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. (%)
q.t.q (%)
Pertumb. y.o.y (%)
Jepang
3,052
15.2
4.4
52.6
China
2,885
14.3
3.3
29.7
Singapura Amerika Serikat
1,936 1,438
9.6 7.1
1.5 15.8
27.2 20.6
Uni Eropa
1,250
6.2
-0.1
14.8
9,569 20,129
47.5 100.0
12.6 8.2
37.7 34.4
Pertumb.
Lainnya Total
y.o.y (%)
*) Angka sementara
China
602
23.6
2.7
53.1
Thailand
365
14.3
-8.8
30.2
Vietnam Jepang
248 216
9.8 8.5
623.7 -1.7
628.5 69.8
Uni Eropa
194
7.6
5.7
15.2
meningkat mendorong impor barang modal pada Tw.
921 2,547
36.2 100.0
13.9 14.1
45.3 55.6
IV-2010 mencapai USD7,3 miliar (c&f), lebih tinggi
Lainnya Total *) Angka sementara
Impor Barang Modal Kegiatan investasi di dalam negeri yang terus
12,8% dari triwulan sebelumnya.
13
Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,
tren harga yang meningkat. Sementara pada sisi neraca
impor barang modal mencatat pertumbuhan yang
perdagangan gas, surplus yang terjadi masih ditopang
tinggi mencapai 37,8%, relatif sama besarnya dengan
oleh besarnya nilai ekspor LNG dan gas alam.
triwulan sebelumnya. Jenis kelompok barang modal yang banyak diimpor adalah barang modal di luar
2.1. Neraca Perdagangan Minyak
peralatan transportasi dengan pangsa mencapai 18,5%
Neraca perdagangan minyak pada Tw. IV-2010
dari total impor nonmigas pada triwulan berjalan. Dari
mencatat defisit sekitar USD2,9 miliar, lebih besar
sisi komoditas, komoditas impor utama Indonesia
dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD1,9
diantaranya adalah perangkat telekomunikasi, kapal
miliar). Peningkatan defisit neraca perdagangan minyak
dan kendaraan bermotor. Hal ini sejalan dengan kinerja
tersebut disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor,
sektor telekomunikasi dan pengangkutan dalam PDB
yaitu peningkatan volume impor minyak sejalan dengan
Tw. IV-2010 yang secara triwulanan tumbuh 3,7% dan
peningkatan aktivitas ekonomi
secara tahunan tumbuh 15,5%, pertumbuhan tertinggi
produksi minyak dan tren kenaikan harga minyak.
dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Sebagian besar impor barang modal berasal dari China, Jepang, dan
Tabel 16 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak 2010*
Uni Eropa.
Nilai
Negara
(Juta USD)
China Jepang Uni Eropa
2,310 1,363 795
Singapura Amerika Serikat Lainnya Total
549 416 1,861 7,295
Tw. IV-2010* Pangsa Pertumb. (%)
31.7 18.7 10.9 7.5 5.7 25.5 100.0
q.t.q (%)
35.1 -0.3 42.0 20.4 -47.4 17.7 12.8
Pertumb. y.o.y (%)
75.7 90.1 36.1 -28.7 -25.4 37.8 37.8
*) Angka sementara
Tw. IV
Harga Harga Nilai Volume Nilai Volume (juta USD) (mbbl) (USD/barel) (juta USD) (mbbl) (USD/barel)
Ekspor Minyak Mentah Produk Kilang
3,744 2,764 981
48.3 37.4 10.9
73.9 89.8
4,305 3,340 965
48.1 39.2 8.9
85.2 108.2
Impor Minyak Mentah Produk Kilang
5,600 1,382 4,219
72.8 19.5 53.3
70.9 79.1
7,166 2,814 4,352
83.5 34.5 49.0
81.5 88.8
Neraca Perdagangan Minyak
‐1,856
‐2,860
Sumber: BPMigas dan PT Pertamina (diolah) *) Angka Sementara
Nilai impor minyak dalam kurun Tw. IV-2010 mencapai
USD7,2
miliar
dengan
peningkatan
terbesar pada impor minyak mentah (104%, q.t.q).
Neraca Perdagangan Minyak & Gas
Impor minyak mentah digunakan sebagai intake
Neraca perdagangan minyak & gas (migas) pada
14
Tw. III
Rincian
Tabel 15 Impor Barang Modal Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)
2.
domestik, penurunan
beberapa kilang, seperti kilang Cilacap, Balongan, dan
Tw. IV-2010 mencatat surplus yang menipis, yaitu
Balikpapan
sebesar USD0,1 miliar, dibandingkan surplus pada
menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Sementara
periode sebelumnya (USD1,1 miliar). Penurunan surplus
itu, impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur
tersebut
neraca
Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude),
perdagangan minyak yang melebihi kenaikan surplus
Nile Blend, dan sisanya berasal Brunei, China, dan
neraca perdagangan gas. Meningkatnya defisit neraca
Malaysia. Sementara itu, impor produk minyak hanya
perdagangan minyak dipengaruhi kenaikan volume
meningkat sebesar 3% (q.t.q). peningkatan impor
impor yang melebihi kenaikan volume ekspor di tengah
produk minyak lebih disebabkan oleh faktor kenaikan
akibat
bertambahnya
defisit
yang
merupakan
kilang
utama
yang
harga,
sementara
menurun
volume
seiring
impor
dengan
minyak
Tw. I dan Tw. II. Permintaan minyak yang cukup tinggi
rendahnya
masih dapat dipenuhi oleh penambahan suplai oleh
produk
lebih
negara-negara non OPEC sehingga negara-negara yang
konsumsi BBM pada triwulan laporan. Nilai ekspor minyak selama periode laporan tercatat sebesar USD4,3 miliar, lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya
sebesar
USD3,7
miliar.
Peningkatan tersebut didorong terutama oleh kenaikan
tergabung dalam OPEC berkomitmen untuk tetap tidak meningkatkan produksi minyaknya. USD/barel 140 130
harga minyak dan kenaikan volume ekspor minyak
120
mentah. Minyak mentah yang diekspor masih pada
100
jenis Sumatera Light Crude (SLC), Duri, Senipah, dan
110
90 80
Belanak dengan tujuan utama ke Australia, China,
70
Jepang, dan Korea.
50
30 J
2010 2008
2009
Tw. I
Tw. II
SLC Harga Ekspor Indonesia WTI OPEC
40
Tabel 17 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia Rincian 2007 (dalam mbpd )
60
2010
Tw. III Tw. IV
S N J M M J
S N J M M J
S N J M M J
2008 Sumber: OPEC, Ditjen Migas
2009
2010
S N
Grafik 5 Perkembangan Harga Minyak Dunia
Permintaan Minyak Amerika Utara China Eropa Barat Lainnya
25.5 7.6 15.3 37.8
24.2 8.0 15.3 38.4
23.3 8.3 14.5 38.4
23.5 8.3 14.2 39.0
23.7 8.9 14.1 38.5
24.2 9.2 14.8 39.2
23.8 8.9 14.4 39.7
23.8 8.8 14.4 39.1
Total Permintaan Minyak
86.2
85.9
84.5
85.0
85.2
87.4
86.8
86.1
Penyediaan Minyak OPEC Non OPEC
30.2 54.5
31.2 54.5
28.7 55.5
29.2 56.7
29.1 56.9
29.2 56.8
29.2 57.8
29.1 57.0
dibandingkan triwulan sebelumnya diduga menjadi
Total Penyediaan Minyak
84.7
85.7
84.2
85.9
86.0
86.0
86.9
86.2
faktor melambatnya pertumbuhan ekspor minyak
Netto Permintaan ‐ Penyediaan
‐1.6
‐0.2
‐0.3
0.9
0.8
‐1.4
0.1
0.1
Produksi penurunan
minyak (0,912
Indonesia
juta
barel
yang per
mengalami
hari
(mbpd))
mentah selama Tw. IV-2010.
Sumber: Laporan Minyak Bulanan OPEC ‐ Januari 2011
Selain karena adanya natural declining yang Optimisme
global
dialami oleh sumur-sumur tua yang dimiliki oleh
dan faktor musiman, yaitu cuaca dingin yang ekstrim
beberapa perusahaan minyak, adanya kebocoran pipa
di
mendorong
gas milik PT Transportasi Gas Indonesia di daerah
kenaikan harga minyak. Harga minyak OPEC dan harga
Grissik, Riau, menjadi faktor penyebab terjadinya
minyak Indonesia jenis SLC pada akhir Desember
penurunan
masing-masing
dan
tersebut menyalurkan gas milik Conoco Phillips guna
akhir
menunjang operasi produksi lapangan minyak yang
Juni (Tw. III-2010). Kondisi yang sama juga terjadi
dioperasikan oleh Chevron Pacific Indonesia, BOB
pada harga minyak jenis WTI yang meningkat menjadi
Pertamina-Bumi Siak Pusako, dan BUMN Sarana
USD89,2/barel (Tw. III-2010: USD75,3/barel).
Pembangunan Riau dengan lebih dari 1.000 sumur
belahan
USD93,8/barel,
perbaikan
Amerika
dan
sebesar lebih
tinggi
perekonomian
Eropa,
USD88,6/barel dibandingkan
Selain kedua faktor penyebab di atas, aksi spekulasi ditengarai ikut memicu pergerakan harga
produksi
minyak
nasional.
Jalur
pipa
minyak. Konsumsi
BBM
pada
Tw.
IV-2010
tercatat
minyak pada periode laporan. Hal ini tercermin dari
sebesar 103,6 juta barel, sedikit lebih rendah dari
sisi permintaan dan penawaran di pasar global
konsumsi BBM pada periode sebelumnya (105,5 juta
(Laporan Bulanan OPEC) yang menunjukkan adanya
barel). Meskipun lebih rendah dari Tw. III-2010,
kelebihan persediaan minyak seperti yang terjadi pada
konsumsi BBM tersebut cenderung meningkat bila
15
sebelumnya
Selama periode laporan volume ekspor LNG
dan tahun sebelumnya seiring aktivitas ekonomi yang
tercatat sebesar 314,7 juta MMBTU, naik dari periode
terus meningkat. Berdasarkan sektor penggunanya,
sebelumnya 310,8 juta MMBTU. Sementara itu, ekspor
peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan
gas alam menurun dari 92,6 juta MMBTU menjadi 90,9
oleh
juta
dibandingkan
dengan
tingginya
transportasi, jumlah
dua
triwulan
penggunaan
listrik,
kendaraan
dan
BBM
oleh
industri.
bermotor,
sektor
Penambahan
khususnya
sepeda
MMBTU.
Volume
ekspor
LNG
mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya permintaan dari beberapa
negara
pembeli
untuk
kebutuhan
motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM.
perekonomiannya, terutama Jepang, Korea, dan China.
Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih
Sementara itu, ekspor gas alam mengalami sedikit
menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan
penurunan sejalan dengan siklus pengiriman melalui
naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang
pipa ke Singapura dan Malaysia. Harga gas selama Tw.
kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di
IV-2010
sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga
dengan peningkatan harga minyak.
terus
menjadi faktor penyebab surplus neraca perdagangan
mengalami
penyusutan
seiring
dengan
berjalannya program konversi minyak tanah ke gas
mengalami
perkembangan
yang
sejalan
Hal ini juga
gas tetap tinggi.
(LPG).
Tabel 18 Perkembangan Neraca Perdagangan Gas
Juta Kilo Liter 18 Listrik
16
Rumah Tangga
Industri
Transportasi
14
Nilai Vol** (juta USD)
3,306 2,406 309 0 ‐ 900 91
6
Impor Neraca Perdagangan Gas
193 3,113
4
* Angka Sementara
10 8
2010* Tw. III
Tw. II
Ekspor ‐ LNG ‐ LPG ‐ Natural Gas
12
Harga***
7.8 ‐ 9.9
Nilai Vol** (juta USD)
Tw. IV Harga***
Nilai Vol** (juta USD)
Harga***
3,201 2,325 311 7.5 0 ‐ ‐ 876 93 9.5
3,438 2,532 315 8.1 0 ‐ ‐ 906 91 10.6
215 2,987
430 3,008
** Untuk LNG dan Natural Gas satuan juta mmbtu, LPG satuan ribu Metric Ton
2
*** Untuk LNG dan Natural Gas satuan USD/juta mmbtu, LPG satuan USD/ribu Metric Ton
0
Sumber: BPMigas
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Q3
Q4*
2010
Sumber: Pertamina (diolah) * Angka Sementara
Grafik 6 Perkembangan Konsumsi BBM
2.2. Neraca Perdagangan Gas
16
Rincian
3.
Neraca Jasa Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2010 mencapai
USD2,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (defisit USD2,3 miliar). Salah satu penyebabnya adalah defisit pada jasa travel. Berbeda
Pada Tw. IV-2010, neraca perdagangan gas
dengan triwulan-triwulan sebelumnya yang mengalami
mencatat surplus yang relatif sama dengan surplus
surplus, pada triwulan laporan jasa travel mengalami
triwulan sebelumnya, yaitu sebesar USD3,0 miliar.
defisit akibat adanya pengeluaran dalam rangka ibadah
Kinerja ekspor LNG maupun gas alam meningkat,
haji. Penyebab lainnya adalah peningkatan pembayaran
namun di saat yang sama disertai pula dengan
royalties & license fees oleh sejumlah perusahaan
peningkatan impor gas.
otomotif yang umumnya dilakukan di akhir tahun.
pariwisata berskala internasional turut mendorong
Juta USD 1000
kedatangan turis asing ke Indonesia. Penyelenggaraan
500 0
Mister International 2010 pada tanggal 8 s.d. 20
-500
November 2010 dengan peserta lebih dari 40 negara,
-1000 -1500
pelaksanaan the International World Conference on
-2000 -2500
Science,
-3000 -3500
Education
and
Culture
(WISDOM)
di
Yogyakarta tanggal 5 s.d. 8 Desember 2010 dengan
-4000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Transportasi
Travel
Q3
Q4
dunia di Jakarta pada bulan Desember 2010 yang
2010* Jasa Lainnya
750 peserta dari 15 negara, serta turnamen pencak silat
Jasa, net
* Angka Sementara
Grafik 7 Perkembangan Neraca Jasa
diikuti 425 atlet dari 32 negara merupakan sejumlah contoh kegiatan berskala internasional pada periode laporan.
Sektor pariwisata (jasa travel) selama Tw. IV-2010 mencatat defisit sebesar USD0,2 miliar, setelah selama tiga triwulan sebelumnya selalu mencatat surplus. Defisit tersebut terutama berasal dari pengeluaran devisa
untuk
pelaksanaan
ibadah
haji,
sehingga
pengeluaran travel secara keseluruhan pada periode laporan meningkat menjadi USD2,1 miliar. Sementara itu, penerimaan dari wisatawan mancanegara (wisman) hanya sedikit meningkat, yaitu dari USD1,8 miliar menjadi USD1,9 miliar di triwulan laporan.
Inbound traveler dari negara-negara tetangga masih
mendominasi
jumlah
kedatangan
turis
di
Indonesia. Wisman dari negara Singapura berada pada posisi pertama (pangsa 17,3%), diikuti oleh Malaysia (14,9%), dan Australia (12,1%). Daerah tujuan utama kedatangan wisman di Indonesia adalah Bali (pangsa 39,1%), kemudian Jakarta
(27,6%),
dan
Batam
(14,9%).
Wisman
terbanyak yang berkunjung ke Bali pada triwulan laporan berasal dari Australia, diikuti oleh Jepang dan
juta USD
Malaysia.
1,000.00
Di
800.00 600.00
sisi
lain,
outbound
traveler
(wisatawan
nusantara) yang berkunjung ke luar negeri menurun
400.00
menjadi 1,6 juta orang dari triwulan sebelumnya 1,7
200.00 0.00 -200.00
J F MAM J J A S ON D J F MAM J J A S ON D J F MAM J J A S ON D
-400.00
2008
2009
2010*
juta orang. Namun demikian, di tengah penurunan jumlah outbound traveler, pengeluaran devisa travel cenderung
-600.00 -800.00
meningkat
terutama
terkait
dengan
pelaksanaan haji yang melibatkan sekitar 211 ribu
-1,000.00 Inflows (juta USD)
Outflows (juta USD)
Trav. Balance (juta USD)
*) Angka sementara
Grafik 8 Perkembangan Jasa Travel
orang jemaah dengan pengeluaran devisa sebesar USD0,5 miliar. Negara-negara di kawasan ASEAN masih menjadi tujuan utama outbound traveler, yaitu Singapura
Wisman (inbound traveler) yang berkunjung ke
(pangsa 31,5%) dan Malaysia (27,5%).
Sementara
Indonesia pada Tw. IV-2010 mencapai 2,0 juta orang,
Australia (pangsa 8,4%) dan Amerika Serikat (3,6%)
sedikit lebih tinggi dari 1,9 juta orang pada triwulan
menjadi negara tujuan utama di luar kawasan ASEAN.
sebelumnya. Mulai membaiknya perekonomian negara
Sementara itu, defisit jasa trasportasi menurun dari
asal wisman serta pelaksanaan beberapa agenda
USD1,8 miliar menjadi USD1,7 miliar di Tw IV-2010.
17
Impor tumbuh kencang dalam periode laporan, namun
lebih kecil (USD0,7 miliar) daripada triwulan sebelumnya
semakin besarnya porsi impor yang berasal dari negara
(USD1,1 miliar) sesuai siklus musiman pembayaran
kawasan Asia yang lebih dekat jaraknya dengan
dividen oleh sebagian besar perusahaan. Pembayaran
Indonesia menyebabkan biaya freight sedikit lebih
bunga SBI juga turun akibat berkurangnya kepemilikan
rendah dari triwulan sebelumnya.
asing atas surat utang tersebut pada periode laporan. Juta USD
4.
0
Neraca Pendapatan
-1,000
Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-
-2,000 -3,000
2010 mencapai USD6,6 miliar, meningkat dibanding
-4,000
defisit USD5,4 miliar pada triwulan sebelumnya.
-5,000
Kenaikan defisit ini terutama berasal dari kenaikan
-6,000
profit (baik yang dibayarkan dalam bentuk dividen
-7,000
maupun
yang
ditanamkan
kembali
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
(reinvested 2008
earnings)) perusahaan investasi asing langsung (PMA) di Indonesia pada periode laporan. Peningkatan defisit
2009
2010*
Income, net
Inv. Income
PI Income
OI Income
DI Income
* Angka Sementara
Grafik 9 Perkembangan Neraca Pendapatan
juga didorong oleh kenaikan pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah dan korporasi. Sementara itu, pembayaran imbal hasil kepada investor asing dalam
Transfer Berjalan
rangka transaksi portofolio menurun pada periode
Transfer berjalan pada Tw. IV-2010 mencatat
laporan sejalan dengan menurunnya aliran masuk
surplus sebesar USD1,3 miliar, sedikit lebih tinggi
modal asing dalam jenis investasi tersebut.
dari
USD1,2
miliar
pada
periode
sebelumnya.
Pendapatan investasi langsung mencatat defisit
Bertambahnya suplus tersebut akibat penerimaan hibah
sebesar USD4,5 miliar, lebih tinggi dari defisit triwulan
noninvestasi oleh pemerintah yang meningkat menjadi
sebelumnya
USD0,1 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar USD21
tersebut
(USD3,0
disumbang
miliar). oleh
Peningkatan
naiknya
profit
defisit transfer
perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di
juta. Pasca-bencana
banjir
di
Wasior,
gelombang
sektor migas maupun perusahaan PMA di sektor
tsunami di kepulauan Mentawai, serta letusan Gunung
nonmigas.
Merapi di Yogyakarta, sejumlah negara memberikan
Pendapatan
investasi
lainnya
pada
periode
bantuan antara lain dalam bentuk uang dan alat
laporan juga mencatat kenaikan defisit sehingga
kesehatan guna penanggulangan bencana tersebut.
mencapai USD0,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya
Bantuan
(USD0,4 miliar). Pembayaran bunga utang pemerintah
Commission Humanitarian Aid and Civil Protection
yang naik dari USD0,2 miliar menjadi USD0,6 miliar
Department senilai €1,5 juta untuk korban bencana
menjadi faktor pendorong utama bertambahnya defisit
tsunami
yang terjadi.
merupakan satu bentuk hibah pada periode laporan.
Di sisi lain, defisit pendapatan investasi portofolio menurun
menjadi
USD1,1
miliar
dari
periode
sebelumnya (defisit USD1,8 miliar). Pembayaran dividen
18
5.
dari
Komisi
Mentawai
dan
Eropa
letusan
melalui
European
Gunung
Merapi
Bantuan lain diberikan oleh pemerintah Australia dan Timor Leste masing-masing senilai USD1,0 juta untuk penanggulangan tiga bencana tersebut.
Dengan perkembangan tersebut, jumlah TKI di luar
Tabel 19 Perkembangan Hibah Non-Investasi Tw. I
Transfer Berjalan
2009 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
(Juta USD)
negeri pada akhir Tw. IV-2010 mencapai sekitar 4,2 juta
2010* Tw. II Tw. III* Tw. IV*
orang, turun dari akhir triwulan sebelumnya sejumlah
Total
73
31
40
61
52
50
46
159
4,3 juta orang. Berdasarkan wilayah penempatan
Pemerintah
4
14
20
52
3
33
21
134
kerjanya, dalam periode laporan 57,9.% dari jumlah TKI
Swasta
69
17
20
9
49
18
25
25
ditempatkan di kawasan Asia Pasifik dan 41,7% bekerja di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Malaysia masih
Sumber : Depkeu
Sementara itu, penerimaan devisa dari tenaga
merupakan negara dengan jumlah TKI terbesar di
kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tetap menjadi
kawasan Asia Pasifik (pangsa 78,0%), diikuti Hongkong
penopang utama surplus transfer berjalan walaupun
(6,9%) dan Singapura (5,8%). Sementara untuk
sedikit menurun pada periode laporan sejalan dengan
kawasan Timur Tengah dan Afrika, Arab Saudi berada
menurunnya penempatan TKI ke luar negeri.
di urutan pertama (pangsa 83,0%), diikuti Uni Emirat
Pengiriman devisa dari TKI kepada keluarganya di
Arab (7,4%) dan Yordania (3,7%).
Indonesia (workers’ remittances/WR inflows) pada periode laporan mencapai USD1,7 miliar, sedikit lebih
Korea Selatan, 0.9%
Jepang, 1.0%
Lainnya, 0.8%
Taiwan, 5.6%
rendah dari USD1,7 miliar pada periode sebelumnya. Penurunan WR tersebut ditengarai terkait dengan
Hongkong, 6.9% Brunei, 1.0%
jumlah penempatan TKI yang hanya mencapai 132,1 ribu orang, turun dibanding periode sebelumnya
Singapura, 5.8%
sejumlah 142,4 ribu orang. Penurunan penempatan yang cukup signifikan pada triwulan laporan terjadi Malaysia, 78.0%
pada negara Arab Saudi, Malaysia, Yordania, dan Hongkong. Khusus Malaysia, penurunan penempatan TKI terjadi di sektor formal, sementara untuk ketiga
Grafik 11 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik
negara lainnya lebih banyak di sektor informal. Oman , 1.2%
Juta USD
Yordania, 3.7%
lainnya, 0.6%
Qatar, 1.6%
2000
Bahrain, 0.5% 1500
Kuwait, 2.0%
1000
UEA, 7.4%
500 0 -500 -1000 Q1
Q2
Q3
Q4
2008 WR Inflows
Q1
Q2
Q3
2009 WR Outflows
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Arab saudi, 83.0%
2010* WR, neto
* Angka Sementara
Grafik 10 Perkembangan Workers’ Remittances
Grafik 12 Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah dan Afrika
19
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
20
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL Surplus transaksi modal dan finansial Tw. IV-2010 mencatat
rekor
dibandingkan sebelumnya.
tertinggi
sebesar
USD6,6
miliar
miliar
dan persenjataan. Pemberian hibah oleh donator asing
triwulan
tersebut sebagian terkait dengan upaya pemulihan
USD9,9 pada
pembangunan sekolah, pembangunan perumahan,
Peningkatan surplus terutama ditopang
kondisi pasca bencana alam di Indonesia.
oleh arus masuk investasi langsung yang tinggi
Tabel 20 Perkembangan Hibah Investasi
sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil.
(Juta USD)
Di sisi lain,
investasi portofolio masih berkontribusi pada surplus
Tw. I
Transfer Modal
2009 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
2010 Tw. II Tw. III* Tw. IV*
Total
19
29
34
14
18
0
0
14
Pemerintah
2
3
4
2
0
0
0
14
Swasta
17
26
30
13
18
0
0
0
transaksi modal dan finansial walaupun dalam jumlah yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya antara lain akibat gejolak krisis utang di Eropa. Di tengah berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio
asing,
untuk
memenuhi
pembayaran
kewajiban luar negeri yang meningkat, perbankan domestik menarik simpanan mereka di luar negeri sehingga ikut menambah surplus transaksi modal dan finansial.
Sumber : Depkeu
2.
Transaksi Finansial Transaksi finansial pada Tw. IV-2010 mencatat
kenaikan surplus, terutama yang bersumber dari sektor swasta. Kenaikan surplus transaksi finansial sektor swasta terjadi pada komponen investasi langsung dan
Juta USD
investasi lainnya. Sementara itu, surplus transaksi
12,000
finansial sektor publik mengalami penyusutan karena
10,000 8,000
kenaikan penarikan utang luar negeri pemerintah tidak
6,000 4,000
dapat mengimbangi penurunan arus masuk investasi
2,000
portofolio ke instrumen SBI dan SUN.
0 -2,000 -4,000
Juta USD
-6,000
12,000
-8,000
10,000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Q3
Q4
2010*
Investasi Langsung
Investasi Portofolio
Investasi Lainnya
Transaksi Finansial
8,000 6,000 4,000 2,000
* Angka Sementara
Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial
0 -2,000 -4,000 -6,000
1.
Transaksi Modal Transaksi
modal
-8,000 Q1
pada
Tw.IV-2010
Q2
2008
mencatat
Sektor Publik
surplus USD14,0 juta. Surplus tersebut berasal dari adanya
bantuan
hibah
untuk
investasi,
seperti
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
2009 Sektor Sw asta
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2010* Transaksi Modal & Finansial
* Angka Sementara
Grafik 14 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor
21
menerbitkan Samurai Bond sebesar ¥60 miliar dengan
2.1 Sektor Publik Transaksi finansial sektor publik pada Tw. IV-2010 mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih rendah
kupon yang ditetapkan sebesar 1,6% atau 55bps di atas yen swap.
dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD4,4 miliar.
Di tengah krisis di Eropa, minat investor asing
Surplus tersebut ditopang oleh surplus komponen
terhadap instrumen surat utang pemerintah masih
transaksi investasi portofolio maupun transaksi investasi
tinggi, ditopang oleh persepsi internasional yang positif
lainnya.
terhadap perekonomian domestik, imbal hasil yang menarik, dan berlimpahnya likuiditas global.
Juta USD 8000
Sejalan
6000
dengan
terhadap
prospek
perekonomian domestik, kepercayaan investor asing
4000
terus
2000
meningkat
sebagaimana
tercermin
dari
membaiknya persepsi risiko Indonesia. Indikator Credit
0
Default Swap (CDS) Indonesia tetap stabil pada level
-2000
rendah (132 bps). Indikator risiko lainnya, yaitu yield
-4000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
2008
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Investasi Portofolio
Q3
Q4
spread antara Government Bond Indonesia dan US TNotes, juga menurun. Sementara itu, premi swap tetap
2010*
Investasi Lainnya
Transaksi Finansial
* Angka Sementara
Grafik 15 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik
bergerak stabil untuk semua tenor (1, 3, 6, dan 12 bulan) %12
Investasi Portofolio
8
sektor publik mencatat surplus sebesar USD1,2 miliar,
6
lebih rendah dibanding surplus USD4,8 miliar pada sebelumnya.
Yield Global Bond Indo'15 US: Treasury Securities Yield: 10 years
10
Pada triwulan laporan, transaksi investasi portofolio
periode
optimisme
Penurunan
surplus
tersebut
4 2
didorong oleh arus keluar modal asing dari surat Nov Des
Jun Jul Ags Sep Okt
Apr Mei
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Apr Mei Jun Jul
0 Jan Feb Mar
berharga berdenominasi rupiah sektor publik yang dipicu oleh rambatan sentimen negatif investor asing
2009
akibat krisis utang di Eropa.
Keluarnya arus modal
2010
Grafik 16 Perkembangan Yield Global Bond Indonesia dan US T-Notes
asing terutama terjadi pada transaksi SBI yang mencatat net outflow sebesar USD1,1 miliar, berkebalikan dengan periode sebelumnya yang mencatat net inflow
Di sisi lain, daya tarik investasi dalam rupiah tetap
sebesar USD2,6 miliar. Sementara itu, transaksi SUN
positif. Indikator imbal hasil rupiah yang ditunjukkan
rupiah dan SPN masih mencatat net inflow masing-
oleh selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri
masing sebesar USD1,5 miliar dan USD20,0 juta, lebih
(UIP-Uncovered Interest Parity) tetap berada dalam level
rendah dibanding net inflow pada periode sebelumnya
tinggi
sebesar USD1,8 miliar dan USD0,5 miliar.
memperhitungkan membaiknya premi risiko, maka
Dalam pada itu, untuk membiayai defisit APBN, pada
22
pertengahan
triwulan
laporan
Pemerintah
di
kawasan
regional
Asia.
Bahkan,
jika
daya tarik investasi dalam rupiah semakin besar. Hal tersebut tercermin dari kecenderungan indikator CIP
(Covered Interest Parity) yang terus meningkat selama tahun 2010 serta tetap yang tertinggi dibandingkan
Miliar USD 22 Kepemilikan SUN Oleh Asing
20
Kepemilikan SBI Oleh Asing
18
Korea, Filipina, dan Malaysia.
16
Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku
14 12
bunga yang ditawarkan oleh SBI.
Suku bunga SBI
bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk seluruh tenor.
Rata-rata tertimbang suku bunga SBI
8 6 4 2 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar
10
6,4%, 6,3%, dan 6,6%.
2008
% 11 SBI 1 bulan
SBI 3 bulan
SBI 6 bulan
2009
2010
Grafik 18 Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing
SBI 9 bulan
10
Investasi Lainnya 9
Dari sisi transaksi investasi lainnya, transaksi 8
finansial
sektor
publik
dalam
triwulan
laporan
mencatat surplus USD0,9 miliar, berkebalikan dengan
7
periode sebelumnya (defisit USD0,4 miliar).
Surplus
Des
Okt
Nov
Sep
Jul
Ags
Mei
2009
Jun
Apr
Mar
Jan
Feb
Des
Okt
Nov
Sep
Jul
Ags
Mei
Jun
Apr
Mar
Jan
Feb
6
tersebut didorong oleh kenaikan jumlah penarikan pinjaman
2010
Grafik 17 Perkembangan SBI Rate
luar
negeri
yang
melebihi
kenaikan
pembayarannya. Pada periode laporan, pemerintah melakukan
Perkembangan beberapa indikator penting dari sisi
penarikan pinjaman luar negeri sebesar USD2,7 miliar,
makroekonomi domestik, seperti nilai tukar yang relatif
lebih
stabil, prospek pertumbuhan ekonomi, dan ekspektasi
sebelumnya (USD0,5 miliar).
pencapaian investment grade dalam waktu dekat,
historis, penarikan pinjaman sebagian besar dilakukan
menambah
di Tw. IV karena
kepercayaan
investor
asing
untuk
tinggi
dibanding
penarikan
pada
periode
Sesuai dengan pola
realisasi proyek-proyek pemerintah
menempatkan dananya di instrumen surat utang
dan proses pemenuhan semua persyaratan penarikan
negara. Di samping itu, perkembangan tersebut juga
ULN biasanya baru dapat diselesaikan di triwulan akhir.
ditopang oleh sustainabilitas fiskal yang relatif terjaga. Posisi kepemilikan asing atas SUN rupiah pada akhir
Pada periode yang sama, pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah yang jatuh tempo tercatat
Tw. IV 2010 mengalami peningkatan dari USD18,9
sebesar
USD1,9
miliar,
lebih
tinggi
dibanding
miliar pada periode sebelumnya menjadi USD20,2
pembayaran pada periode sebelumnya (USD0,9 miliar).
miliar.
Sebaliknya, posisi kepemilikan asing atas SBI
Hal ini juga sesuai dengan pola historis bahwa
mengalami penurunan dari USD 7,2 miliar pada periode
pembayaran pinjaman luar negeri meningkat pada
sebelumnya menjadi USD6,1 miliar.
triwulan kedua dan keempat setiap tahunnya.
23
Sementara itu, penarikan pinjaman program pada
Juta USD 3,500 Penarikan
3,000
Pembayaran
neto
periode laporan tercatat sebesar USD1,8 miliar, lebih
2,500
tinggi dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).
2,000 1,500
Penarikan pinjaman tersebut diperoleh dari beberapa
1,000
kreditur, yaitu Bank Dunia, ADB, dan Jepang masing-
500 0
masing sebesar USD1,5 miliar, USD0,2 miliar, dan
-500 -1,000
USD0,1 miliar.
-1,500 -2,000
Penarikan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia
-2,500 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Q4
Q1
2009
Q2
Q3
Q4
2010*
ditujukan untuk dua program. Pinjaman program pertama senilai USD0,8 miliar akan digunakan untuk
* data sementara
Grafik 19 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
mendanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (Third National Program Community Empowerment in Rural Areas). Pinjaman
Penarikan pinjaman pada Tw. IV-2010 terjadi baik untuk pinjaman proyek maupun pinjaman program. Penarikan pinjaman proyek tercatat sebesar USD0,9 miliar, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya (USD0,4 miliar).
kerangka
Pinjaman
Kebijakan
Pembangunan
(Development Policy Loan/DPL). DPL ini akan disalurkan untuk
memperbaiki
iklim
investasi,
pengelolaan
keuangan publik, pengentasan kemiskinan, pelayanan
Sebagian besar pinjaman proyek berasal dari negara-negara
program kedua senilai USD0,8 miliar termasuk dalam
yang
pernah
bergabung
dalam
Consultative Group on Indonesia (CGI), yaitu sebesar USD0,7 miliar. Pinjaman tersebut seluruhnya dilakukan dengan menggunakan skema
Official Development
Assistance (ODA), baik secara bilateral (USD0,4 miliar) maupun multilateral (USD0,2 miliar). Pemerintah juga
publik, hingga pembangunan infrastruktur. Sedangkan pinjaman sebesar USD0,2 miliar yang telah disetujui oleh ADB akan digunakan untuk kelanjutan program perencanaan pengurangan kendala dalam bidang investasi infrastruktur (Infrastructure Reform Sector Development Program/IRSDP). Juta USD
melakukan penarikan pinjaman dari negara-negara di
1,600
luar yang pernah bergabung dengan CGI sebesar
1,400
ADB
IBRD
Jepang (JBIC)
Other
1,200
USD0,2 miliar.
1,000
Juta USD 500
800 Bilateral-CGI
Multilateral-CGI
Non CGI
600
450 400
400
350
200
300
0
250
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
200
2008 150
2009
2010*
* data sementara
Grafik 21 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program
100 50 0 Q1
Q2
Q3
2008
Q4
Q1
Q2
Q3
2009
Q4
Q1
Q2
Q3
2010*
* data sementara
Grafik 20 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek
24
Q4
Sejalan dengan penarikan utang baru tersebut, posisi utang luar negeri pemerintah (termasuk surat berharga
negara
domestik
yang
dimiliki
bukan
penduduk)
mengalami
sedikit
peningkatan
dari
Investasi Langsung
USD103,3 miliar pada akhir September 2010 menjadi USD103,8 miliar pada akhir November 2010.
Kondisi perekonomian dan
Juta USD
penerapan
domestik
berbagai
yang
kebijakan
positif
pemerintah
yang mendukung investasi menjadi faktor utama
110,000 103,250
105,000
103,835
yang
mendorong
perbaikan
kinerja
investasi
97,571
100,000
95,083
langsung sektor swasta selama Tw.IV-2010. Hal ini
95,000 90,000
tercermin pada surplus investasi langsung neto yang
85,000
mencatat kenaikan dari USD1,6 miliar menjadi USD3,4
80,000 75,000
miliar.
70,000 65,000
Juta USD
60,000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Q3
Q4*
2010
* data sementara sampai dengan November 2010
Grafik 22 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah
2.2. Sektor Swasta Neraca modal dan finansial sektor swasta pada
4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 -500 -1,000 -1,500 -2,000 -2,500
Investasi Penduduk ke LN
Q1
Tw.IV-2010 mencatat surplus USD7,9 miliar, lebih tinggi
Q2
Q3
Q4
Penanaman Modal Asing-PMA
Q1
Q2
2008
dibanding
surplus
USD2,2
miliar
pada
triwulan
Q3
Q4
2009
Q1
Investasi Langsung
Q2
Q3
Q4
2010*
* Angka Sementara
Grafik 24 Perkembangan Investasi Langsung
sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut ditopang oleh kenaikan investasi langsung (direct investment in Indonesia)
dan
investasi
lainnya.
Sementara
itu,
Kenaikan
surplus
investasi
langsung
neto
komponen investasi portofolio mencatat penurunan
tersebut disumbang oleh menurunnya arus keluar
surplus sehubungan dengan menurunnya arus masuk
modal investasi penduduk ke luar negeri (direct
modal asing di bursa saham domestik akibat imbas
investment abroad) neto, dan pada periode yang sama
krisis utang Eropa.
terdapat
peningkatan
net
arus
masuk
investasi
langsung di Indonesia. Pada triwulan laporan, arus
Juta USD 8.000
Investasi Langsung Investasi Lainnya
7.000
Investasi Portofolio Neraca Finansial Sektor Swasta
keluar modal investasi penduduk ke luar negeri neto
6.000
tercatat sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah dibanding
5.000 4.000
triwulan sebelumnya (USD1,2 miliar). Dampak krisis
3.000 2.000
fiskal yang masih melanda negara-negara Eropa (PIIGS-
1.000
Portugal, Ireland, Italy, Greek, Spain) mendorong
0 -1.000
investor
-2.000
domestik untuk
mengalihkan aset yang
-3.000
dinilai berisiko di luar negeri dan memilih berinvestasi di
-4.000 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
dalam negeri. 2008
2009
2010*
* Angka Sementara
Grafik 23 Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta
25
Selain itu, semakin membaiknya iklim investasi dalam negeri dan terjaganya kondisi fundamental ekonomi domestik mendorong perusahaan di dalam negeri untuk menerbitkan
Juta USD 4,000 PMA sektor Migas, neto
2,500
perusahaannya di luar negeri. Dana yang diperoleh
2,000
digunakan
untuk
membiayai
kegiatan
PMA, neto
3,000
obligasi melalui anak
kemudian
PMA sektor Non Migas, neto
3,500
1,500 1,000
investasi perusahaan induk di dalam
negeri. Selama
500
Tw.IV-2010 tercatat 1 (satu) korporasi melakukan
0 Q1
penerbitan obligasi senilai USD0,2 miliar.
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Kinerja investasi langsung juga ditopang oleh investasi langsung asing ke Indonesia (Penanaman Modal
Asing–PMA)
USD3,7
miliar,
sebelumnya
neto
lebih
(USD2,8
positif
tersebut
antara
lain
yang
tinggi
Kinerja
oleh
membaiknya
meningkatnya
dibanding
miliar).
didorong
mencatat
kepercayaan
PMA
yang faktor,
usaha
akan
prospek kondisi ekonomi mendatang, potensi kenaikan rating Indonesia mencapai investment grade, iklim investasi
yang
membaik,
perbaikan
birokrasi
pemerintahan, serta potensi pasar yang besar di
Sementara itu, seiring dengan kinerja investasi diprakirakan
juga
triwulan
realisasi
8,7%
terus
investasi
dibanding pada
Q3
Q4
2010*
Grafik 25 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)
Berdasarkan negara asal investasi langsung, pada triwulan laporan, investasi dari negara ASEAN, Jepang dan negara emerging markets Asia menjadi pendorong utama meningkatnya arus masuk PMA. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan Asia menjadi motor penggerak masuknya investasi ke Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan pangsa investasi dari negaranegara kawasan Asia tersebut meningkat mencapai 87,3% dari total investasi pada periode laporan.
Eropa
kualitas
Q2
Sementara itu, investasi dari negara AS dan kawasan
Indonesia.
yang
2009
Q1
* Angka Sementara
triwulan
makroekonomi,
dunia
Q4
surplus
berbagai
kondisi
Q3
pada
mengalami
dibanding
triwulan
sebelumnya. Kondisi tersebut atara lain didorong oleh relatif lebih lambatnya pertumbuhan ekonomi negara
peningkatan
maju dibandingkan pertumbuhan di negara-negara
Hal
ini
terlihat
emerging Asia.
investasi
riil
sebesar
sebelumnya.
Tw.IV-2010
penurunan
akselerasi,
mengalami
pertumbuhan
mengalami
dalam
publikasi
Produk
Juta USD 1,750 Q2-10*
Q3-10*
AS
Eropa
Q4-10*
1,500
Domestik
Bruto
(PDB)
laporan,
terlihat
oleh
BPS.
Pada
triwulan 1,250
bahwa
didominasi untuk barang-barang alat
berat
lebih
1,000
investasi non bangunan, yaitu
750
produktif
dan
alat
tujuan
terutama
angkut.
Di
investasi
mesin-mesin, samping
itu,
membaiknya kualitas investasi juga terlihat pada
500 250 0 Jepang -250
publikasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat bahwa kegiatan penanaman modal di
luar
Jawa
mengalami
periode sebelumnya.
26
peningkatan
dibanding
-500
Emerging Market Asia (termasuk China)
ASEAN
Lain-lain
* Angka Sementara
Grafik 26 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal
Ditinjau dari sisi sektoral, sektor manufaktur
operasional dan biaya investasi atas lapangan-lapangan
dan sektor lain-lain (termasuk jasa dan properti)
migas
menjadi
modal
meningkat dari USD1,5 miliar menjadi USD1,8 miliar.
PMA neto selama Tw.IV-2010. Peningkatan arus
Dengan demikian, PMA sektor migas secara neto
masuk investasi di sektor lain-lain (diantaranya investasi
mencatat surplus USD0,4 miliar, relatif sama dengan
di sektor properti) kemungkinan juga dipicu oleh telah
triwulan sebelumnya.
penyumbang
utama
arus
masuk
diberlakukannya dasar hukum bagi
kepemilikan
properti oleh asing (UU Perumahan dan Kawasan Permukiman). Kondisi tersebut sejalan dengan Survey
yang
telah
berproduksi
(outflows)
yang
Juta USD 3.500 Arus Masuk PMA
Arus Keluar PMA
PMA, neto
2.500 1.500
Perbankan Tw.IV-2010 yang mencatat peningkatan untuk kredit perumahan dari 46,8% menjadi 60,8%. Di sisi
lain
arus
masuk
modal
PMA
pada
500 -500
sektor
-1.500
pertambangan dan sektor perdagangan menunjukkan
-2.500
penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
-3.500 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Juta USD
1.400
2008 Q2-10*
Q3-10*
2009
2010*
* Angka Sementara
Q4-10*
1.200
Grafik 28 Perkembangan PMA Sektor Migas
1.000
800
600
Sementara itu, kinerja PMA di sektor nonmigas
400
secara neto meningkat dengan mencatat surplus
200
USD3,3 miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD2,4
0
-200
Pertanian, Pertambangan Perikanan dan Kehutanan
Manufaktur
Konstruksi
Keuangan (termasuk asuransi)
Perdagangan Lain-lain (tmsk Jasa, Properti)
miliar pada triwulan sebelumnya. Juta USD 8.000
-400
Arus Masuk PMA * Angka Sementara
Arus Keluar PMA
PMA, neto
6.000
Grafik 27 Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi
4.000 2.000
Seiring dengan tren meningkatnya harga minyak
0
dunia yang dipicu oleh peningkatan permintaan minyak
-2.000
akibat musim dingin di
-4.000
investor
untuk
negara-negara maju, minat
melakukan
kegiatan
investasi
-6.000 Q1
perusahaan di sektor migas tercatat meningkat secara signifikan. Pada
Tw.IV-2010, arus masuk PMA migas
berupa penerimaan dana untuk kegiatan operasional
Q2
Q3
Q4
2008
Q1
Q2
Q3
2009
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2010*
* Angka Sementara
Grafik 29 Perkembangan PMA Sektor Non Migas
dan investasi perusahaan migas asing di Indonesia (inflows) mengalami peningkatan dari USD1,8 miliar menjadi USD2,3 miliar. Di sisi lain, kenaikan harga
Investasi Portofolio Selama
kurun
waktu
Tw.IV-2010,
kinerja
minyak dunia juga telah memberikan insentif terhadap
investasi portofolio sektor swasta sempat beberapa
meningkatnya kegiatan eksplorasi migas. Hal ini terlihat
kali mengalami tekanan dari sisi eksternal. Kondisi
dari arus keluar PMA yang berupa pengembalian biaya
tersebut menyebabkan kinerja investasi portofolio
27
sektor swasta neto tercatat menurun, menjadi surplus
ditutup menguat pada level 3.703,5 atau meningkat
USD0,8 miliar, dibandingkan surplus USD1,2 miliar
sebesar 5,8% (q.t.q).
periode
sebelumnya.
Perkembangan
ini
terutama
Index 4,500
bersumber dari menurunnya arus masuk modal jangka pendek pada instrumen saham.
STI Singapore IHSG
4,000
SET Thailand Phillipines Index (PCOMP)
3,500
Malaysia Index (KLCI)
Sementara itu, transaksi investor asing pada instrumen surat utang menunjukkan kenaikan surplus menjadi USD0,6 miliar dibanding periode sebelumnya
3,000 2,500 2,000 1,500 1,000
(surplus USD3,0 juta). Peningkatan surplus surat utang
0 Nop
Des
Okt
Agust
Sep
Jul
2009
keseluruhan investasi portofolio sektor swasta neto
Jun
Mei
Apr
Feb
Mar
Jan
Nop
Des
Okt
Agust
surplus pada instrumen surat berharga, sehingga secara
Sep
Jul
Jun
Mei
Apr
Feb
Mar
Jan
sektor swasta tersebut lebih besar dari penurunan
500
2010
Sumber : Bloomberg
Grafik 31 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
masih mencatat surplus. IHSG 4,000
Juta USD 600 500
pertumbuhan yang positif. Pada Tw.IV-2010, sektor
3,200
perdagangan & jasa dan pertambangan mengalami
2,800
pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu masing-masing
2,400
25,7% dan 24,4%.
400 300 200
Dari sisi sektoral, indeks secara umum mengalami
3,600
100 0
-200
Des Nop Okt Sep Aug Jul Jun Mei Apr Mar Feb Jan Dec Nop Okt Sep Aug Jul Jun Mei Apr Mar Feb Jan Dec Nov Oct Sep Aug Jul Jun
-100
2008
2009
2010
2,000
dari
1,200
beberapa emiten. Selama Tw.IV-2010, tercatat 11
800
(sebelas)
-300 -400
Neto Asing
IHSG (RHS)
-500 Sumber : BEI
Grafik 30 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG
Bauran dari dampak krisis utang di Eropa yang dipicu oleh krisis fiskal di Irlandia serta ketegangan politik di Semenanjung Korea memberikan tekanan
28
Semakin bergairahnya pasar bursa juga terlihat
1,600
melonjaknya
baru,
emiten
meningkat
penawaran
melakukan dibanding
saham
baru
penawaran triwulan
oleh
saham
sebelumnya
(tujuh emiten). Sementara itu, pada periode laporan tidak ada emiten yang tercatat melakukan delisting.
Investasi Lainnya
pada pasar keuangan dunia selama Tw.IV-2010.
Kinerja investasi lainnya sektor swasta neto pada
Dampak dari kondisi eksternal tersebut merambat
Tw.IV-2010 menunjukkan perbaikan dengan mencatat
kepada bursa saham regional, termasuk bursa saham
surplus USD3,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan
domestik.
triwulan sebelumnya (defisit USD0,6 miliar).
Transaksi
saham
oleh
asing
tercatat
mengalami penurunan menjadi net intflows USD46,0
Kenaikan surplus tersebut terutama disebabkan
juta, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
oleh menurunnya penempatan dana milik residen pada
(net inflows USD1,3 miliar). Meskipun demikian,
perbankan di luar negeri (sisi assets). Berkurangnya
perkembangan tersebut tidak mampu menghambat laju
simpanan bank-bank domestik di perbankan luar negeri
kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
tersebut
merupakan
implikasi
dari
meningkatnya
kewajiban pembayaran luar negeri dan menyusutnyak etersediaan valas di dalam negeri seiring berkurangnya
Juta USD 4,500 Pembayaran
4,000
arus masuk modal investasi portofolio selama periode
3,500
laporan.
3,000
Penarikan
2,500
Sementara itu, di sisi liabilities, penarikan utang
2,000
luar negeri (ULN) sektor swasta pada Tw.IV-2010
1,500 1,000
mencapai USD2,9 miliar, lebih rendah dibandingkan
500
USD3,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Menurunnya
0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
penarikan ULN tersebut terjadi baik di sektor perbankan maupun korporasi. Di sisi lain, pembayaran ULN sektor swasta pada Tw.IV-2010 meningkat mencapai USD3,4 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya
2008
2009
2010*
* data sementara
Grafik 32 Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang Luar Negeri Sektor Swasta.
(USD2,6 miliar).
29
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
30
CADANGAN DEVISA Sejalan
dengan
kenaikan
surplus
Adapun
neraca
komponen
cadangan
devisa
terdiri
pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010, cadangan
dari
devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi
USD83,0 miliar (86,3% dari total cadangan devisa),
USD96,2 miliar, dari posisi pada akhir triwulan
currency & deposits sebesar USD6,8 miliar (7.0%),
sebelumnya sebesar USD86,1 miliar. Jumlah cadangan
monetary
devisa tersebut cukup untuk membiayai impor dan
dan special drawing rights (SDR) sebesar USD2,7
pembayaran utang luar negeri selama 7,0 bulan.
miliar (2,8%)
securities
gold
Bln Impor
(surat-surat
sebesar
berharga)
USD3,3
miliar
sebesar
(3,4%),
Juta USD 120,000
8.00 7.00
100,000
6.00 80,000
5.00 4.00
60,000
3.00
40,000
2.00 20,000
1.00 0.00
0 Q1
Q2
Q3
2008
Q4
Q1
Q2
Q3
2009 Cadangan Devisa (RHS)
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
2010* Bulan Impor
Grafik 33 Perkembangan Cadangan Devisa
31
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
32
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
Kendatipun surplus transaksi berjalan pada Tw.IV2010
menyusut,
kondisi
keseimbangan
eksternal
beberapa
posisi
ULN
total,
cadangan
devisa
maupun
baik
PDB)
terhadap
dari
periode
(tercermin pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB)
sebelumnya. Hal ini juga ditopang oleh semakin
dan kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin
besarnya
pada rasio ekspor dikurangi impor terhadap PDB) masih
oleh
tetap baik. Di sisi lain, besarnya transaksi perdagangan
2010.
menyebabkan
derajat
keterbukaan
perekonomian
posisi
Bank
cadangan
Indonesia
Sementara
itu
devisa
pada
debt
yang
akhir
service
dikelola Desember
ratio
(rasio
Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio
beban
ekspor ditambah impor terhadap PDB).
meningkat, disebabkan oleh pola musiman terkait
Dari sisi finansial, indikator pada Tw.IV-2010
pembayaran
dengan
menunjukkan perbaikan (tercermin dari penurunan
utang
meningkatnya
terhadap
pembayaran
utang
ekspor)
pada
Tw.IV-2010.
Tabel 21 Indikator Sustainabilitas Eksternal INDIKATOR 1)
Transaksi Berjalan/PDB (%) Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) Debt Service Ratio (DSR) (%)2) Posisi ULN Total/PDB (%)3) Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3) Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%) Memorandum: PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD) PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD) Ekspor Barang & Jasa (juta USD) Impor Barang & Jasa (juta USD) Debt Service Payments (juta USD) - Pemerintah - Swasta (termasuk BUMN) Posisi ULN Total (juta USD) 4) Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4) Posisi Cadangan Devisa (juta USD)
2009 Tw. I
Tw. II
2010*
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
2.3 3.7 44.1
2.0 3.9 43.4
1.0 3.0 44.7
2.3 4.4 47.3
1.3 3.0 44.6
0.9 2.7 44.7
0.7 3.0 44.2
0.7 3.5 50.3
23.3 29.7 5.3 275.3 49.4
25.0 30.3 5.6 267.0 49.0
19.8 33.0 6.2 269.7 50.3
24.6 31.8 5.8 261.5 47.9
21.2 30.4 5.6 251.8 46.1
23.2 28.7 5.3 240.2 44.1
20.3 28.6 5.7 224.5 44.3
21.3 27.9 5.6 207.2 41.5
113,327 508,432 29,563 -22,898 -6,858 -1,786 -5,072 150,965 27,079 54,840
131,771 507,550 33,527 -26,044 -8,356 -3,353 -5,004 153,741 28,230 57,576
146,047 508,658 37,402 -30,514 -7,387 -1,962 -5,425 167,989 31,356 62,287
153,205 544,350 41,925 -32,874 -10,300 -3,558 -6,742 172,871 31,673 66,105
163,767 594,790 38,954 -34,038 -8,722 -2,053 -6,669 180,834 33,102 71,823
174,988 638,007 41,465 -36,811 -10,134 -3,153 -6,981 183,329 33,672 76,321
186,669 188,058 678,629 713,483 44,043 50,527 -38,522 -44,017 -9,426 -11,279 -2,249 -3,264 -7,177 -8,014 194,349 199,344 38,363 39,884 86,551 96,207
Keterangan: 1)
Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan
2)
Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa
3)
Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat kuartal ke belakang)
4)
Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Des 2010-sementara) * Angka sementara
33
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
34
BOKS 1 Kebijakan Manajemen Arus Modal Perekonomian Indonesia relatif berdaya tahan tinggi di saat terjadi krisis keuangan global 2008/09 dan tumbuh tinggi di saat negara-negara lain dalam proses pemulihan dari krisis global tersebut. Berbagai pencapaian positif tersebut meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Di tengah melimpahnya likuiditas global (sebagai implikasi kebijakan quantitative easing di Negara-negara maju selama krisis), terus membaiknya kepercayaan internasional, serta lebarnya selisih suku bunga dalam dan luar negeri, mendorong arus masuk modal ke pasar keuangan domestik, terutama yang berjangka pendek (investasi portfolio). Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen kebijakan moneter, mengingat karakteristik arus modal jangka pendek yang volatile dan mudah berbalik arah. Guna menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan terkait dengan manajemen arus modal di tahun 2010 yang berdampak pada komponen neraca transaksi keuangan dalam neraca pembayaran Indonesia. Paket Kebijakan Juni 2010 Dinamika perekonomian selama tahun 2010 masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, baik dari sisi eksternal maupun domestik. Pemulihan ekonomi dan pasar keuangan global menghadapi berbagai ketidakpastian, misalnya, krisis fiskal yang membelit beberapa negara Eropa menjadi potensi risiko yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global dan memicu kembalinya gejolak di pasar keuangan. Sementara itu, keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus meningkat belum ditopang oleh struktur mikro pasar keuangan yang dalam dan likuid. Bahkan, pasar keuangan masih mengalami kelebihan likuiditas karena tidak mengalir optimal ke sektor riil. Untuk menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia harus menjaga keseimbangan jumlah likuiditas di pasar keuangan agar sesuai dengan kemampuan ekonomi untuk menyerapnya, antara lain melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan kondisi pasar keuangan domestik yang masih belum dalam dan terbatasnya instrumen keuangan yang tersedia, lalu lintas modal ke SBI dalam skala besar (in‐out) menyebabkan nilai tukar rupiah cenderung fluktuatif serta menimbulkan komplikasi bagi pengelolaan kebijakan moneter. Hal inilah yang mendorong Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan 16 Juni 2010. Diantaranya, yang terkait dengan manajemen arus modal adalah: 1) Penyempurnaan ketentuan mengenai Posisi Devisa Netto (PDN); 2) Penerapan minimum one-month holding period (OMH) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan 3) Penerbitan SBI berjangka waktu 9 dan 12 bulan (informasi lebih lanjut dapat dilihat pada http://www.bi.go.id). Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan pada saat bersamaan memperkuat ketahanan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gejolak perekonomian. Dampak Penerapan Kebijakan OMH terhadap Aliran Masuk dana Asing Dalam Rangka Investasi Portofolio Pelaksanaan sejumlah kebijakan yang diambil Bank Indonesia tersebut mempengaruhi preferensi investor asing dalam membeli instrumen surat utang yang ada di pasar keuangan. Selama semester II-2010, investor asing lebih banyak membeli SBN (USD3,8 miliar, atau meningkat 70,9%) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sebaliknya, kepemilikan asing di SBI cenderung menurun. Selama Semester II-2010 pembelian SBI oleh asing sebesar USD1,5 miliar, menurun 39,2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
35
Transaksi Asing di SBI dan SUN
Kebijakan yang Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010
6,000 SBI
SBN kec. Global Bond
5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Sem II‐09
Sem II‐10
Paket Kebijakan Desember 2010 Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat stabilitas moneter, mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan makroprudensial, dan memperkuat fungsi penguatan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id) Bagian dari paket kebijakan tersebut yang mempengaruhi manajemen arus modal antara lain: (1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30% dari modal bank. Kebijakan ini akan diberlakukan paling lambat akhir Januari 2011 dengan masa transisi 3 bulan. Kebijakan ini untuk memperkuat prinsip kehati‐hatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap memberikan peluang untuk mendorong sektor riil. (2) Meningkatkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas valas perbankan dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan valas baik dari penarikan DPK valas maupun kebutuhan valas lainnya. Kebijakan ini juga ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar dan tiba‐tiba.
36
Box 2 Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi Kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara (moratorium) penempatan TKI ke 3 negara (Malaysia, Kuwait dan Yordania) sejak tahun 2009 telah mengakibatkan penurunan penempatan TKI sebesar 15,0% (2009) dan 10,4% (2010), serta penurunan jumlah TKI sebesar 1,3% (2009) dan 4,2% (2010). Jumlah TKI akhir tahun 2010 diperkirakan menjadi 4,2 juta orang. Kebijakan moratorium tersebut tampak relatif tidak terlalu berpengaruh terhadap total remitansi TKI, karena adanya peningkatan permintaan TKI dari beberapa negara lain yang rata-rata gajinya lebih tinggi. Kebijakan Pemerintah moratorium penempatan TKI Dalam upaya perbaikan pelayanan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri, sejak 2009 Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penghentian sementara pengiriman TKI atau dikenal dengan istilah “moratorium TKI”. Penghentian pengiriman TKI ini utamanya ditujukan bagi TKI yang bekerja sebagai penatalaksana rumah tangga/domestic helpers (TKI informal) di 3 negara yaitu Malaysia sejak 25 Juni 2009; Kuwait sejak 14 September 2009; dan Yordania sejak 29 Juli 2010. Alasan diberlakukannya kebijakan moratorium TKI ke Kuwait adalah belum adanya jaminan perlindungan terhadap TKI, sedangkan penghentian sementara pengiriman TKI ke Yordania dan Malaysia selain terkait dengan masalah perlindungan TKI, juga karena masih relatif rendahnya gaji yang diterima TKI yaitu sekitar Rp1 juta per bulan. Dampak moratorium TKI Dampak Moratorium terhadap Jumlah Penempatan dan Jumlah TKI Pemberlakuan moratarium TKI berdampak pada penurunan jumlah penempatan TKI secara total. Jumlah penempatan TKI tahun 2010 menurun menjadi sekitar 570 ribu orang dari 635 ribu orang di tahun sebelumnya (turun sebesar 10,4% (grafik 1). Dari ke-3 negara dimana kebijakan moratorium diberlakukan, Malaysia mengalami jumlah penurunan terbesar untuk penempatan TKI khususnya di sektor informal dari 256 ribu orang tahun 2008 menjadi 116 ribu orang di 2010 (turun 54,8%); sedangkan di Kuwait turun dari 38 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar seribu orang di 2010 (turun 98,5%); dan di Yordania turun dari 11 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar 6 ribu orang di tahun 2010 (turun 48,9%).
ribu orang
Grafik 1. Jumlah Penempatan TKI di Malaysia, Kuwait, Yordania & Total
ribu orang
800
Grafik 2. Jumlah TKI di Malaysia, Kuwait, Yordania, & Total
5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 ‐
700 600 500 400 300 200 100 ‐ Malaysia
Kuwait Yordania 2008 2009 2010 Jumlah Penempatan TKI
Total
Malaysia
Kuwait Yordania 2008 2009 2010 Jumlah TKI
Total
Disamping itu, penurunan penempatan TKI khususnya di tahun 2009 juga dipengaruhi oleh krisis keuangan global. Hal ini tercermin dari turunnya permintaan TKI formal dari 243 ribu orang di 2008 menjadi 106 ribu orang (turun 56,3%), terutama terjadi di Amerika Serikat (turun 98%) dan Korea (turun 84%). Namun, pada periode yang sama, turunnya permintaan TKI informal sebagai dampak berlakunya moratorium dioffset dengan kenaikan penempatan TKI informal di negara lainnya sehingga total penempatan TKI informal tahun 2009 meningkat 4,9% menjadi 530 ribu orang.
37
Moratorium TKI juga berdampak terhadap perbaikan komposisi penempatan TKI yang bekerja pada sektor fomal dan informal. Pada tahun 2009, perbandingan komposisi jumlah penempatan TKI fomal dan informal adalah 17% : 83%, sedangkan setelah moratorium berjalan 1 tahun, komposisi penempatan TKI formal pada tahun 2010 meningkat menjadi 28%, dan TKI informal turun menjadi 72%. Seiring dengan turunnya jumlah penempatan TKI tersebut, jumlah TKI yang bekerja di LN pada tahun 2010 menjadi sekitar 4,2 juta orang atau turun 4,2% dari tahun 2009 yang berjumlah sekitar 4,39 juta orang (grafik 2). Persentase penurunan jumlah TKI yang tidak setajam penempatan TKI disebabkan pada saat periode yang sama terdapat kenaikan permintaan TKI pada beberapa negara seperti UEA (19,6%), Singapura (11,4%), dan Arab Saudi (1,1%) sehingga dapat mengurangi dampak moratorium TKI. Jumlah TKI pada ke-3 negara yang diberlakukan moratorium mengalami penurunan yaitu di Malaysia turun 11,2% dari 2,14 juta orang di 2008 menjadi 1,90 juta orang di 2010; di Kuwait turun 54,5% dari 77 ribu orang di 2008 menjadi 35 ribu orang di 2010; dan di Yordania turun 9,6% dari 72 ribu orang di 2008 menjadi 65 ribu orang di 2010. Berdasarkan jenis pekerjaan, secara total jumlah TKI informal turun sebanyak 93 ribu orang dari 2,88 juta orang di 2009 menjadi 2,79 juta orang di 2010, sedangkan jumlah TKI formal pada periode yang sama turun sebanyak 86 ribu orang dari 1,34 juta orang menjadi 1,25 juta orang. Penurunan jumlah tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap komposisi TKI berdasarkan jenis pekerjaan yakni: 66% TKI informal, 30% TKI formal dan 4% TKI professional (grafik 3). Mengingat kebutuhan TKI informal di Malaysia sangat tinggi, kebijakan penghentian pengiriman TKI kemungkinan dapat mendorong arus TKI ilegal ke Malaysia.
ribu orang 5,000
Grafik 4 Remitansi TKI vs Surplus Current Account
Grafik 3. Jumlah TKI per Jenis Pekerjaan di Malaysia, Kuwait, Yordania, & Total
4,500
juta USD
4,000
12,000
3,500
10,198
10,000
3,000 2,500
8,000
2,000
6,618
6,618
6,735 6,295
6,000
1,500 1,000
4,000
500
2,000
0 2009
2010
2009
2010
2009
2010
2009
2010
Malaysia Kuwait Yordania Total TKI Profesional TKI Formal TKI Informal
126
‐ 2008 2009 2010 Remitansi TKI Current Account
Dampak Moratorium terhadap Remitansi TKI Meski jumlah TKI turun selama pemberlakukan moratorium, remitansi cenderung stabil, bahkan tahun 2010 sedikit meningkat menjadi USD6,7 miliar (2009: USD 6.6 miliar). Hal tersebut terkait adanya kenaikan permintaan TKI oleh negaranegara di luar 3 negara yang memberlakukan moratorium seperti Singapura, UEA dan Saudi Arabia, yang memberikan gaji secara rata-rata lebih tinggi dari ke-3 negara yang diberlakukan moratorium. Sementara itu, kontribusi remitansi TKI terhadap surplus current account menunjukkan trend yang meningkat sebagaimana tercermin dari peningkatan surplus transfer berjalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemberlakuan moratorium TKI relatif belum berpengaruh signifikan terhadap penurunan inflow remitansi TKI sehingga peranannya sebagai salah satu penyumbang surplus current account tetap terjaga.
38
BOKS 3 Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan
Dalam lima tahun terakhir, aliran masuk modal asing (foreign capital inflows/financial account liabilities) mengalami tren peningkatan dan mencapai puncaknya pada tahun 2010, yaitu sebesar USD 31,7 miliar (naik 65,5% yoy). Selama kurun waktu tersebut, penurunan aliran masuk modal asing hanya terjadi di tahun 2008 sebagai dampak merebaknya krisis keuangan global. Aliran masuk modal asing tersebut terutama ditopang oleh investasi portofolio. Kewajiban investasi portofolio di tahun 2010 mencapai USD15,7 miliar (50% dari total aliran masuk modal asing), meningkat 1,5 kali lipat dari 2009 sebesar USD10,5 miliar. Walaupun dalam skala yang lebih kecil (40% dari total aliran masuk modal asing), aliran investasi asing langsung yang tercatat sebesar USD12.7 miliar di tahun 2010 meningkat tajam (161%) dibanding tahun 2009 sebesar USD4,9 miliar sebagai cerminan membaiknya iklim investasi domestik dan berkurangnya persepsi risiko di dalam negeri. Faktor-faktor yang memicu tingginya aliran masuk modal asing tersebut adalah besarnya likuiditas global, relatif baiknya perekonomian domestik, dan imbal hasil yang menguntungkan. Grafik 1 Aliran Masuk Modal Asing
Derasnya aliran masuk modal asing selain berdampak pada peningkatan surplus transaksi modal dan finansial dalam Neraca Pembayaran Indonesia juga menambah jumlah kepemilikan asing atas aset finansial domestik (tercermin dari posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) Indonesia dalam Statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia).
Peningkatan
kepemilikan asing pada aset domestik tersebut pada gilirannya akan menambah imbal hasil atas modal investasi tersebut yang tercatat sebagai outflow pendapatan investasi dalam neraca pendapatan di Neraca Pembayaran Indonesia. Mengingat inflow pendapatan investasi yang lebih rendah sejalan dengan lebih kecilnya posisi aset finansial luar negeri (AFLN) dibanding KFLN Indonesia serta struktur AFLN yang didominasi oleh cadangan devisa dengan imbal hasil yang lebih relatif kecil, naiknya outflow pendapatan investasi akan menambah defisit neraca pendapatan.
39
Grafik 2 Aliran Keluar Pendapatan Investasi
Pendapatan investasi yang diterima investor asing (investment income, outflow) terus mengalami peningkatan sebagai cerminan menariknya imbal hasil investasi di Indonesia.
Pendapatan investasi tersebut terutama berasal dari investasi
langsung, baik berupa pembayaran dividen maupun dalam bentuk laba yang ditanam kembali (reinvested earnings-RE). Pendapatan investor asing dari investasi portofolio (berupa dividen dan bunga, tidak termasuk capital gain) juga mengalami peningkatan.
Sementara itu, pendapatan investasi lainnya berupa pembayaran bunga pinjaman luar negeri cenderung
menurun sejalan dengan relatif murahnya suku bunga pinjaman luar negeri. Besarnya imbal hasil investasi di Indonesia juga menggambarkan perbaikan kinerja keuangan perusahaan emiten di Indonesia yang terefleksi dari naiknya rata-rata Return on Equity (ROE) pada tahun 2010. Grafik 3 Return on Equity % 14.7
16 14
12.5
12
10.4
10.9
2009
2010
10 8 6 4 2 0 2007
40
Sumber: BEI
2008
LAMPIRAN
Indonesia’s Balance of Payments Table
1.1
Indonesia's Balance of Payments : Summary (millions of USD)
Table
1.2
Indonesia's Balance of Payments : Current Account (millions of USD)
Table
1.3
Indonesia's Balance of Payments : Capital And Financial Account (millions of USD)
Table
1.4
Indonesia's Balance of Payments : Government And Monetary Authority Sector Financial Account (millions of USD)
Table
1.5
Indonesia's Balance of Payments : Private Sector Financial Account (millions of USD)
...................... ...................... ......................
43
...................... ......................
46
...................... ...................... ...................... ...................... ...................... ......................
48
54
56
44 45
47
Non Oil and Gas Exports and Imports Table
2.1
Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)
Table
2.2
Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons)
Table
2.3
Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)
Table
2.4
Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (C&F, millions of USD)
Table
2.5
Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons)
Table
2.6
Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (C&F, millions of USD)
Table
3.1
Travel Inflows
Table
3.2
Travel Outflows
...................... ......................
4
Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)
......................
49 50 51 52 53
Travel 55
Securities Table
41
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
42
Table 1.1 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS SUMMARY (millions of USD) Feb 2011 2008
2009
2010*
ITEMS I.
Q1
Q2
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Current Account
2,742
-1,013
-967
-637
126
2,591
2,570
1,500
3,531
10,192
2,093
1,603
1,374
1,224
6,294
A. Goods, net (Trade Balance)
7,536
5,443
5,771
4,166
22,916
5,928
7,344
6,668
10,207
30,147
7,045
6,961
7,807
9,279
31,093
1. Exports, fob 2. Imports, fob
Q3
Q4
TOTAL
TOTAL
34,412 37,345 38,081 29,768 139,606 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,084 37,439 -26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478
TOTAL
39,708 45,970 158,201 -31,901 -36,690 -127,108
B. Services, net
-3,071
-3,387
-3,313
-3,227
-12,998
-1,704
-2,199
-2,345
-3,428
-9,675
-2,129
-2,307
-2,286
-2,770
-9,491
C. Income, net
-3,093
-4,425
-4,756
-2,881
-15,155
-2,742
-3,776
-4,072
-4,551 -15,140
-3,993
-4,262
-5,385
-6,619
-20,258
D. Current Transfers, net
1,371
1,356
1,331
1,305
5,364
1,109
1,201
1,248
1,303
4,861
1,169
1,210
1,238
1,334
4,950
II. Capital & Financial Account
-529
2,105
2,508
-5,915
-1,832
1,835
-2,320
2,924
2,564
5,002
5,013
4,661 0 0
6,669
9,874
26,218
A. Capital Account
17
B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad, net b. In Indonesia (FDI), net 2. Portfolio investment, net a. Assets, net b. Liabilities, net 3. Other investment a. Assets, net b. Liabilities, net III. Total (I + II) IV. Errors & Omissions V. Overall Balance (III + IV) VI. Reserves and Related Items
1)
a. Reserve Asset Changes b. Use of Fund Credit and Loans Memorandum: Reserve Assets Position 2) (In Months of Imports & Official Debt Repayment) Current Account (% GDP) Debt Service Ratio (%) 7) o/w. Government & Monetary Authority
62
187
29
294
19
29
34
14
4,906
4,995
4,661
0 6,669
9,861
26,186
779 2,628 239 -2,249 540 4,877 3,521 10,336 -307 -144 3,828 10,480 -1,750 -8,058 -2,585 -11,852 834 3,794
2,484 -427 2,911 6,159 -409 6,569 -3,648 -4,078 430
2,298 -982 3,280 1,089 -152 1,241 1,274 1,641 -367
1,615 -1,191 2,806 5,994 -121 6,114 -939 -2,288 1,349
3,439 -300 3,739 1,964 190 1,773 4,458 2,608 1,850
9,836 -2,900 12,736 15,205 -492 15,697 1,145 -2,118 3,263
15,194
7,106
6,264
8,044
11,098
32,512
-2,688
-485
-843
-1,089
191
-2,227
6,955
-546
2,043
2,321
-5,944
-2,126
1,815
-2,349
2,891
630 -1,730 2,360 1,984 -823 2,807 -3,160 -2,672 -489
197 -1,436 1,633 4,188 60 4,128 -2,342 -1,974 -367
1,871 -1,517 3,388 63 -65 128 387 -1,610 1,998
720 -1,217 1,937 -4,470 -467 -4,004 -2,194 -4,498 2,304
3,419 -5,900 9,318 1,764 -1,294 3,059 -7,309 -10,755 3,446
628 -1,276 1,904 1,950 133 1,817 -763 -241 -522
575 -872 1,447 1,893 362 1,532 -4,817 -2,943 -1,874
647 -340 987 2,972 -331 3,303 -728 -6,083 5,355
2,213
1,091
1,541
-6,552
-1,707
4,425
250
4,424
6,095
-1,181
233
-1,630
2,340
-238
-470
802
-879
-2,141 3,954
96
2,549
18
14
32
1,032
1,324
-89
-4,212
-1,945
3,955
1,052
3,546
12,506
6,621
5,421
11,289
30,285
-1,032
-1,324
89
4,212
1,945
-3,955
-1,052
-3,546
-3,954 -12,506
-6,621
-5,421
-6,955 -11,289
-30,285
-1,032
-1,324
89
4,212
1,945
-3,955
-1,052
-3,546
-3,954 -12,506
-6,621
-5,421
-6,955 -11,289
-30,285
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
58,987 4.6 2.28 16.2 4.4
59,453 4.6 -0.76 17.8 7.7
57,108 4.4 -0.67 15.2 4.7
51,639 4.0 -0.54 24.2 9.2
51,639 4.0 0.02 18.1 6.4
54,840 5.4 2.29 23.3 6.1
57,576 5.6 1.95 25.0 10.0
62,287 6.1 1.03 19.8 5.3
66,105 6.4 2.30 24.6 8.5
66,105 6.4 1.87 23.2 7.5
71,823 5.3 1.28 21.2 5.0
76,321 5.6 0.92 23.2 7.2
86,551 6.3 0.74 20.3 4.8
96,207 7.0 0.67 21.3 6.2
96,207 7.0 0.89 21.5 5.8
1)
Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.
2)
Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000
*
Provisional figures
43
Table 1.2 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS CURRENT ACCOUNT (millions of USD) Feb 2011 2008
2009
2010*
ITEMS Q1
Q2
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Current Account
2,742
-1,013
-967
-637
126
2,591
2,570
1,500
3,531
10,192
2,093
1,603
1,374
1,224
6,294
A. Goods, net (Trade Balance) - Non Oil and Gas - Oil and Gas
7,536 5,060 2,476
5,443 4,153 1,289
5,771 3,752 2,019
4,166 2,165 2,001
22,916 15,130 7,786
5,928 4,879 1,049
7,344 6,029 1,315
6,668 6,277 391
10,207 8,355 1,852
30,147 25,541 4,606
7,045 5,777 1,268
6,961 5,852 1,109
7,807 6,677 1,131
9,279 9,132 147
31,093 27,437 3,655
Exports, fob - Non Oil and Gas - Oil and Gas
34,412 26,405 8,007
37,345 27,879 9,466
38,081 28,796 9,284
29,768 24,805 4,963
139,606 107,885 31,721
24,195 20,530 3,665
28,158 23,751 4,407
31,289 25,603 5,686
36,004 119,646 29,145 99,029 6,859 20,616
35,084 28,511 6,573
37,439 30,298 7,141
39,708 32,763 6,946
Imports, fob - Non Oil and Gas - Oil and Gas B. Services, net 1. Transportation, net a. Freight, net b. Passenger and Other, net 2. Travel, net a. Inflow b. Outflow 3. Other services, net C. Income, net 1. Compensation of employees 2. Investment income a. Direct investment b. Portfolio investment c. Other investment o/w Government & Monetary Authority interest payments
Q4
Total
-4,425 -85 -4,340 -3,045 -328 -967 -822
-4,756 -102 -4,654 -3,235 -1,026 -393 -336
-2,881 -113 -2,767 -1,588 -243 -937 -730
-15,155 -383 -14,772 -10,306 -1,773 -2,693 -2,238
-2,742 -228 -2,514 -1,726 -385 -403 -264
-3,776 -178 -3,598 -2,054 -677 -866 -698
-4,072 -187 -3,885 -2,134 -1,408 -343 -238
D. Current Transfers, net 1. Government, net 2. Other sectors, net a. Workers' Remittances, net b. Other transfers, net
1,371 15 1,356 1,354 2
1,356 24 1,332 1,343 -11
1,331 34 1,298 1,294 4
1,305 116 1,189 1,215 -26
5,364 189 5,175 5,206 -31
1,109 4 1,105 1,150 -45
1,201 14 1,187 1,222 -35
1,248 20 1,228 1,236 -8
1,303 52 1,251 1,262 -10
Memorandum: Non Oil and Gas Export Growth, fob (%) Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%) Oil Unit Prices (USD/barrel) Oil Production (millions barrel per day) Tourist Inflows (thousand people)
21.8 41.2 93.4 0.977 1,451
18.9 44.1 119.3 0.981 1,537
22.4 44.7 113.4 0.982 1,728
1.4 32.0 48.0 0.967 1,713
15.8 40.4 93.5 0.976 6,429
-22.2 -29.4 41.8 0.962 1,464
-14.8 -28.1 56.9 0.941 1,590
-11.1 -25.7 66.5 0.943 1,671
17.5 -10.1 73.1 0.951 1,726
Provisional figures
TOTAL
Total
45,970 158,201 38,226 129,797 7,744 28,403
-26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478 -31,901 -36,690 -127,108 -21,345 -23,725 -25,044 -22,641 -92,755 -15,651 -17,722 -19,326 -20,790 -73,489 -22,734 -24,446 -26,086 -29,094 -102,360 -5,531 -8,177 -7,265 -2,962 -23,935 -2,616 -3,092 -5,295 -5,007 -16,010 -5,305 -6,032 -5,815 -7,596 -24,748 0 -3,071 -3,387 -3,313 -3,227 -12,998 -1,704 -2,199 -2,345 -3,428 -9,675 -2,129 -2,307 -2,286 -2,770 -9,491 -2,600 -2,973 -2,972 -2,549 -11,094 -786 -943 -1,196 -1,621 -4,545 -1,310 -1,659 -1,830 -1,666 -6,465 -1,993 -2,364 -2,428 -1,909 -8,694 -613 -701 -949 -1,407 -3,668 -1,076 -1,329 -1,504 -1,405 -5,315 -608 -609 -544 -640 -2,400 -174 -242 -247 -214 -877 -234 -330 -325 -261 -1,150 354 440 617 412 1,823 228 216 235 -397 282 349 72 284 -153 553 1,663 1,771 1,975 1,969 7,377 1,228 1,368 1,489 1,513 5,598 1,687 1,565 1,810 1,918 6,981 -1,310 -1,330 -1,357 -1,557 -5,554 -1,000 -1,152 -1,254 -1,910 -5,316 -1,338 -1,493 -1,526 -2,071 -6,428 -825 -854 -959 -1,090 -3,727 -1,146 -1,472 -1,384 -1,410 -5,412 -1,168 -720 -740 -951 -3,579 -3,093 -83 -3,011 -2,438 -176 -397 -350
*
44
Q3
-4,551 -15,140 -185 -778 -4,366 -14,362 -2,721 -8,635 -790 -3,260 -854 -2,466 -595 -1,795
-3,993 -181 -3,812 -2,619 -809 -384 -232
-4,262 -188 -4,074 -2,344 -988 -743 -560
-5,385 -205 -5,179 -2,959 -1,849 -371 -230
-6,619 -200 -6,419 -4,482 -1,145 -792 -575
-20,258 -774 -19,484 -12,404 -4,791 -2,289 -1,596
4,861 89 4,772 4,869 -98
1,169 3 1,166 1,218 -51
1,210 33 1,178 1,217 -40
1,238 21 1,217 1,224 -7
1,334 134 1,200 1,214 -14
4,950 190 4,760 4,873 -112
-8.2 -23.3 59.6 0.949 6,452
38.9 44.6 75.2 0.954 1,642
27.6 38.5 76.8 0.965 1,800
28.0 35.7 73.8 0.950 1,881
31.2 36.8 84.9 0.912 1,966
31.1 38.6 77.7 0.945 7,289
Table 1.3 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS CAPITAL AND FINANCIAL ACCOUNT (millions of USD) Feb 2011
2008
2009
2010*
ITEMS Q1 A. Capital Account
Q2
Q3
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Q4
TOTAL
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
17
62
187
29
294
19
29
34
14
96
18
0
0
14
32
B. Financial Account 1. Direct investment a. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
-546 630 -1,730 -605 -1,125
2,043 197 -1,436 -282 -1,154
2,321 1,871 -1,517 -282 -1,235
-5,944 720 -1,217 -251 -966
-2,126 3,419 -5,900 -1,420 -4,480
1,815 628 -1,276 -581 -695
-2,349 575 -872 -330 -542
2,891 647 -340 -320 -20
2,549 779 239 -292 531
4,906 2,628 -2,249 -1,524 -725
4,995 2,484 -427 -143 -284
4,661 2,298 -982 -207 -775
6,669 1,615 -1,191 -333 -858
9,861 3,439 -300 -363 63
26,186 9,836 -2,900 -1,046 -1,854
b. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans: - Drawings - Repayments
2,360 2,528 -167 1,740 -1,907
1,633 1,241 392 1,976 -1,585
3,388 3,351 37 1,750 -1,713
1,937 1,985 -48 2,312 -2,360
9,318 9,105 213 7,779 -7,565
1,904 1,865 39 2,582 -2,543
1,447 1,432 14 2,063 -2,049
987 1,186 -199 1,725 -1,924
540 498 41 2,166 -2,124
4,877 4,982 -104 8,536 -8,640
2,911 2,450 461 3,332 -2,871
3,280 2,607 673 3,680 -3,008
2,806 2,639 167 3,808 -3,641
2. Portfolio investment a. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
1,984 -823 -239 -584 -584 0
4,188 60 -72 132 132 0
63 -65 54 -119 -119 0
-4,470 -467 -42 -425 -425 0
1,764 -1,294 -298 -996 -996 0
1,950 133 -58 191 191 0
1,893 362 -16 378 378 0
2,972 -331 -184 -147 -147 0
3,521 -307 -105 -203 -203 0
10,336 -144 -363 219 219 0
6,159 -409 -63 -346 -346 0
1,089 -152 -37 -115 -115 0
5,994 -121 -17 -104 -104 0
1,964 190 12 179 179 0
15,205 -492 -106 -386 -386 0
b. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
2,807 11 2,795 2,467 328
4,128 519 3,608 3,283 326
128 -98 226 1,457 -1,231
-4,004 -110 -3,894 -2,533 -1,360
3,059 322 2,736 4,674 -1,937
1,817 -446 2,263 1,477 785
1,532 418 1,114 760 353
3,303 545 2,759 1,158 1,600
3,828 270 3,558 2,608 950
10,480 787 9,693 6,003 3,689
6,569 373 6,196 3,946 2,250
1,241 420 820 2,480 -1,660
6,114 1,292 4,823 1,778 3,045
1,773 46 1,727 2,795 -1,069
15,697 2,132 13,565 10,999 2,566
-3,160 -2,672 -105 -2,567
-2,342 -1,974 -89 -1,885
387 -1,610 -57 -1,554
-2,194 -7,309 -4,498 -10,755 -6 -257 -4,492 -10,498
-763 -241 -15 -227
-4,817 -2,943 45 -2,988
-728 -6,083 38 -6,121
-1,750 -8,058 -2,585 -11,852 -257 -188 -2,328 -11,664
-3,648 -4,078 -163 -3,915
1,274 1,641 27 1,614
-939 -2,288 -110 -2,178
4,458 2,608 92 2,515
1,145 -2,118 -154 -1,964
-489 -154 3,028 -3,182 -335
-367 -501 3,573 -4,073 133
1,998 1,509 4,789 -3,279 488
2,304 3,446 1,967 2,823 6,936 18,325 -4,969 -15,503 337 623
-522 559 3,411 -2,852 -1,081
-1,874 -2,297 2,208 -4,505 424
5,355 2,514 6,291 -3,777 2,841
834 3,794 1,097 1,873 7,096 19,006 -5,999 -17,133 -263 1,921
430 -127 3,830 -3,957 558
-367 -558 4,359 -4,917 191
1,349 607 4,105 -3,498 742
-529
2,105
2,508
1,835
-2,320
2,924
5,013
4,661
6,669
3. Other Investment a. Assets - Loans - Other b. Liabilities - Loans Drawings Repayments - Other C. Total (A + B) *
-5,915
-1,832
2,564
5,002
3,739 12,736 3,964 11,660 -225 1,075 3,241 14,062 -3,466 -12,986
1,850 3,263 335 257 5,598 17,891 -5,262 -17,634 1,515 3,006 9,874
26,218
Provisional figures
45
Table 1.4 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS GOVERNMENT AND MONETARY AUTHORITY SECTOR FINANCIAL ACCOUNT (millions of USD) Feb 2011
2008
2009
2010*
ITEMS Q1 I.
Q4
Total
Q1
Q2
Q3
Government
1,853 2,117 1,172 -1,165 3,976 2,314
2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276 0 0 0 0 0 0 0 2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276
2. Liabilities a. Loans i. Drawings - Program Loan ADB IBRD JBIC Others - Project Loan CGI ODA Bilateral Multilateral Non ODA Non CGI - Reschedulling Principal Interest ii. Repayments 2. Other II. Monetary Authorities A. Portfolio investment 1. Assets 2. Liabilities B. Other investment 1. Assets 2. Liabilites a. Loans i Drawings ii. Repayments b. Other III. Total (I + II)
46
Q3
A. Portfolio investment 1. Assets b. Equity securities a. Debt securities 2. Liabilities b. Equity securities a. Debt securities B. Other investment 1. Assets
*
Q2
Provisional figures
-385 -1,451 0 0 -385 -1,451 -385 -1,451 599 635 222 200 0 0 0 200 222 0 0 0 377 435 290 331 290 331 137 134 153 197 0 0 88 105 0 0 0 0 0 0 -984 -2,086 0
0
-83 0
555 -1,365 0 0
-83 555 -1,365 -83 555 -1,365 913 2,796 4,943 295 2,026 2,742 0 830 830 0 995 1,195 295 0 517 0 200 200 618 771 2,201 454 671 1,745 454 671 1,745 177 467 915 277 204 831 0 0 0 164 100 456 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -996 -2,242 -6,308 0
0
Q4
TOTAL
-729 4,110 2,020
Q1
Q2
Q3
Q4
Total
7,715
4,664
2,384
1,871
3,113
12,032
6,020 0 0 0 6,020 0 6,020
4,507 0 0 0 4,507 0 4,507
3,249 0 0 0 3,249 0 3,249
2,247 0 0 0 2,247 0 2,247
2,242 0 0 0 2,242 0 2,242
12,245 0 0 0 12,245 0 12,245
459 -3
1,695 101
157 2
-865 2
-376 -3
870 0
-214 0
45 -2,003 3,089 463 45 -2,002 369 461 992 289 1,362 2,887 315 11 559 2,077 0 0 0 500 125 11 259 1,162 190 0 0 414 0 0 300 0 676 278 803 810 436 215 661 733 436 215 661 733 177 145 461 286 259 70 200 446 0 0 0 0 240 63 141 77 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -946 -2,291 -993 -2,426
1,594 -1,127 5,529 2,962 500 1,558 604 300 2,567 2,045 2,045 1,069 975 0 522 0 0 0 -6,656
155 156 1,095 596 500 0 96 0 499 433 433 239 195 0 65 0 0 0 -939
-867 -867 1,008 607 0 0 307 300 401 392 392 213 179 0 9 0 0 0 -1,875
-373 -374 546 130 0 130 0 0 416 382 382 220 162 0 34 0 0 0 -920
870 870 2,725 1,840 200 1,539 102 0 885 673 673 446 227 0 212 0 0 0 -1,856
-214 -215 5,375 3,174 700 1,669 505 300 2,200 1,880 1,880 1,117 764 0 320 0 0 0 -5,590
981 1,561 0 0 0 0 0 0 981 1,561 0 0 981 1,561
112 -2,005 3,129 66 -3 40
0
0
-1 2,720
1
2,721
-1
0
1
1
1
300
323 -1,404 -1,271 -2,051
654
412 1,612
811
3,490
2,041
-2,264
2,561
-1,106
1,232
328 0
326 -1,368 -1,266 -1,980 0 0 0 0
700 0
420 1,616 0 0
822 0
3,558 0
2,049 0
-2,252 0
2,572 0
-1,089 0
1,281 0
328
326 -1,368 -1,266 -1,980
700
420 1,616
822
3,558
2,049
-2,252
2,572
-1,089
1,281
-28 0
-2 0
-36 0
-5 0
-71 0
-45 0
-7 0
-5 0
-11 0
-68 0
-8 0
-13 0
-11 0
-17 0
-48 0
-28 -28 0 -28
-2 -2 0 -2
-36 -36 0 -36
-5 -5 0 -5
-71 -71 0 -71
-45 -45 0 -45
-7 -7 0 -7
-5 -5 0 -5
-11 -11 0 -11
-68 -68 0 -68
-8 -8 0 -8
-13 -13 0 -13
-11 -11 0 -11
-17 -17 0 -17
-48 -48 0 -48
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-317 5,722 2,832
11,205
6,705
120
4,433
2,007
13,264
2,153 2,441
-232 -2,436 1,925 2,968
TABLE 1.5 INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS PRIVATE SECTOR FINANCIAL ACCOUNT (millions of USD) Feb 2011
2008
2009
2010*
ITEMS Total
Q1
Q2
Q4
Total
A. Direct investment 1. Abroad - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital
Q1 630 -1,730 -605 -1,125
197 -1,436 -282 -1,154
1,871 -1,517 -282 -1,235
720 -1,217 -251 -966
3,419 -5,900 -1,420 -4,480
628 -1,276 -581 -695
575 -872 -330 -542
647 -340 -320 -20
779 239 -292 531
2,628 -2,249 -1,524 -725
2,484 -427 -143 -284
2,298 -982 -207 -775
1,615 -1,191 -333 -858
3,439 -300 -363 63
9,836 -2,900 -1,046 -1,854
2. In Indonesia (FDI) - Equity capital & Reinvested earnings - Other capital o/w. Loans : - Drawings - Repayments
2,360 2,528 -167 1,740 -1,907
1,633 1,241 392 1,976 -1,585
3,388 3,351 37 1,750 -1,713
1,937 1,985 -48 2,312 -2,360
9,318 9,105 213 7,779 -7,565
1,904 1,865 39 2,582 -2,543
1,447 1,432 14 2,063 -2,049
987 1,186 -199 1,725 -1,924
540 498 41 2,166 -2,124
4,877 4,982 -104 8,536 -8,640
2,911 2,450 461 3,332 -2,871
3,280 2,607 673 3,680 -3,008
2,806 2,639 167 3,808 -3,641
3,739 3,964 -225 3,241 -3,466
12,736 11,660 1,075 14,062 -12,986
B. Portfolio investment 1. Assets - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
-582 -823 -239 -584 -584 0
294 60 -72 132 132 0
176 -65 54 -119 -119 0
-1,485 -467 -42 -425 -425 0
-1,597 -1,294 -298 -996 -996 0
-952 133 -58 191 191 0
197 362 -16 378 378 0
375 -331 -184 -147 -147 0
1,138 -307 -105 -203 -203 0
758 -144 -363 219 219 0
-396 -409 -63 -346 -346 0
92 -152 -37 -115 -115 0
1,174 -121 -17 -104 -104 0
810 190 12 179 179 0
1,679 -492 -106 -386 -386 0
2. Liabilities - Equity securities - Debt securities Bonds and Notes Other
241 11 230 230 0
234 519 -286 -286 0
241 -98 340 340 0
-1,019 -110 -908 -908 0
-303 322 -625 -625 0
-1,085 -446 -639 -639 0
-164 418 -582 -582 0
706 545 161 161 0
1,445 270 1,175 1,175 0
902 787 115 115 0
13 373 -360 -360 0
244 420 -177 -177 0
1,295 1,292 3 3 0
619 46 573 573 0
2,171 2,132 39 39 0
-2,747 -2,672 -105 -2,567
-888 -1,974 -89 -1,885
506 -1,610 -57 -1,554
-2,743 -5,873 -4,498 -10,755 -6 -257 -4,492 -10,498
-829 -307 -15 -293
-2,804 -2,941 45 -2,986
-3,853 -6,124 38 -6,161
-2,199 -9,685 -2,581 -11,953 -257 -188 -2,325 -11,765
-3,797 -4,080 -163 -3,917
2,152 1,639 27 1,612
-552 -2,285 -110 -2,175
3,605 2,608 92 2,515
1,407 -2,118 -154 -1,964
-76 259 2,429 -2,169 -335
1,086 953 2,938 -1,985 133
2,116 1,628 3,876 -2,248 488
1,755 4,882 1,418 4,259 4,139 13,382 -2,721 -9,123 337 623
-522 559 2,419 -1,860 -1,081
137 -288 1,919 -2,207 424
2,271 2,150 4,929 -2,779 121
382 2,268 646 3,068 4,209 13,477 -3,563 -10,409 -264 -800
283 -276 2,735 -3,010 559
513 321 3,351 -3,029 191
1,733 992 3,559 -2,567 741
997 3,526 -517 521 2,872 12,516 -3,389 -11,996 1,514 3,005
-2,699
-397
2,553
-3,508
-1,153
-2,032
-2,831
-1,709
4,541
2,237
7,854 12,922
C. Others investment 1. Assets - Loans - Other 2. Liabilities - Loans - Drawings - Repayments - Other D. Total (A+B+C) *
Q2
Q3
Q4
Total
-4,052
Q1
Q2
Q3
Q4
-282
-6,298
Q3
Provisional figures
47
Table 2.1 NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COMMODITIES (millions of USD)
Commodities Value Total
2010 Q3 Share Growth Value (%) (%)
Q4 Share Growth Value (%) (%)
Q1 Share Growth (%) (%)
30,298 100.0
Q3 Share (%)
Growth (%)
Value
Q4* Share (%)
Growth (%)
-22.2 23,751 100.0
-14.8 25,603 100.0
-11.1 29,145 100.0
27.6
32,763
100.0
28.0
38,226
100.0
31.2
-29.6 -24.5 -57.9 -17.4 -1.7 -68.2 24.9 -95.8 0.7 -16.8 -42.3 -1.3
2,673 118 721 267 43 37 157 0 612 156 29 687
11.3 0.5 3.0 1.1 0.2 0.2 0.7 0.0 2.6 0.7 0.1 2.9
-33.6 -17.7 -56.3 1.7 -0.1 -19.1 12.8 -77.8 -19.1 -34.9 -44.9 -25.9
2,901 129 814 274 46 39 133 5 579 177 27 856
11.3 0.5 3.2 1.1 0.2 0.2 0.5 0.0 2.3 0.7 0.1 3.3
-33.0 -6.5 -56.6 -25.7 4.9 -5.9 5.6 23.3 -24.1 -20.9 -39.6 -7.4
3,392 156 1,029 213 48 40 174 20 644 187 35 1,033
11.6 0.5 3.5 0.7 0.2 0.1 0.6 0.1 2.2 0.6 0.1 3.5
6.3 38.2 -0.6 -13.8 23.8 57.5 37.0 119.7 -3.3 24.1 9.9 15.1
3,608 152 1,479 145 47 29 183 4 620 169 26 923
12.7 53.55 0.5 41.13 5.2 141.49 0.5 -12.45 0.2 27.33 0.1 28.52 0.6 31.06 0.0 282.16 2.2 3.91 0.6 5.78 0.1 -8.67 3.2 44.58
4,122 161 1,905 241 46 45 181 0 718 192 33 792
13.6 0.5 6.3 0.8 0.2 0.1 0.6 0.0 2.4 0.6 0.1 2.6
54.2 35.7 164.1 -9.9 6.6 20.0 15.7 -25.6 17.3 23.1 13.3 15.2
4,277 152 1,794 318 44 88 156 5 649 197 31 1,041
13.1 0.5 5.5 1.0 0.1 0.3 0.5 0.0 2.0 0.6 0.1 3.2
47.4 17.9 120.5 16.0 -5.1 126.0 17.1 5.0 12.2 11.0 11.4 21.7
4,907 177 2,169 296 45 89 146 23 742 222 33 1,187
12.8 0.5 5.7 0.8 0.1 0.2 0.4 0.1 1.9 0.6 0.1 3.1
44.7 13.0 110.9 39.0 -6.9 124.4 -16.3 16.0 15.2 18.6 -4.6 14.9
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
5,158 295 1,573 207 127 2,539 417
25.1 1.4 7.7 1.0 0.6 12.4 2.0
-5.7 -57.7 14.1 -73.4 -36.3 40.1 -31.1
5,930 321 1,506 97 147 3,542 317
25.0 1.4 6.3 0.4 0.6 14.9 1.3
6.9 -9.5 7.0 -79.4 -29.9 42.1 -47.9
7,195 347 2,133 504 162 3,715 334
28.1 1.4 8.3 2.0 0.6 14.5 1.3
11.5 -56.1 108.7 -18.7 -49.6 27.1 -57.0
8,086 352 2,640 428 246 4,017 404
27.7 1.2 9.1 1.5 0.8 13.8 1.4
55.9 73.4 215.6 16.8 30.2 29.0 -15.2
8,171 315 2,351 518 256 4,229 501
28.7 58.43 1.1 6.74 8.2 49.45 1.8 150.02 0.9 102.34 14.8 66.60 1.8 20.23
7,726 387 1,993 1,001 332 4,166 -152
25.5 30.3 1.3 20.6 6.6 32.3 3.3 930.0 1.1 125.4 13.7 17.6 -0.5 -148.1
8,828 445 2,647 523 291 4,455 466
26.9 1.4 8.1 1.6 0.9 13.6 1.4
22.7 28.3 24.1 3.8 80.0 19.9 39.8
10,165 639 2,845 761 309 5,037 574
26.6 1.7 7.4 2.0 0.8 13.2 1.5
25.7 81.5 7.8 77.8 25.5 25.4 42.3
12,569 2,229 1,445 16 410 127 41 1,691 4 1,239 299 2,016 43 969 251 73 428 102 1,532 1,226
61.2 10.9 7.0 0.1 2.0 0.6 0.2 8.2 0.0 6.0 1.5 9.8 0.2 4.7 1.2 0.4 2.1 0.5 7.5 6.0
-26.8 14,928 -13.9 2,361 -4.0 1,475 -27.3 20 -33.9 476 -29.7 136 -30.8 35 -51.0 2,343 -54.0 9 -27.3 1,543 17.9 229 -4.5 2,505 -21.9 62 -24.1 1,010 -18.9 323 -38.7 130 -5.1 509 -16.7 112 -18.6 1,831 -42.7 1,431
62.9 9.9 6.2 0.1 2.0 0.6 0.1 9.9 0.0 6.5 1.0 10.5 0.3 4.3 1.4 0.5 2.1 0.5 7.7 6.0
-17.4 15,286 -11.6 2,467 -6.9 1,557 -23.1 24 -26.2 461 -27.8 124 -22.7 24 -29.1 2,721 -33.8 6 -16.4 1,639 -18.8 240 8.2 2,857 9.0 60 -27.7 1,033 -1.5 377 19.5 86 -1.4 362 -12.0 100 -13.1 1,455 -37.4 1,376
59.7 9.6 6.1 0.1 1.8 0.5 0.1 10.6 0.0 6.4 0.9 11.2 0.2 4.0 1.5 0.3 1.4 0.4 5.7 5.4
-13.5 17,359 -13.7 2,448 -11.3 1,436 -8.0 27 -31.2 543 -33.1 138 -23.9 23 21.0 3,525 -0.3 6 -16.3 1,927 -30.4 274 15.4 2,977 -8.8 54 -31.2 1,238 9.5 408 -20.5 101 -22.6 464 -30.7 117 -42.1 1,622 -28.0 1,607
59.6 8.4 4.9 0.1 1.9 0.5 0.1 12.1 0.0 6.6 0.9 10.2 0.2 4.2 1.4 0.3 1.6 0.4 5.6 5.5
7.6 16,467 6.0 2,646 -0.4 1,568 27.9 26 8.8 624 -6.0 139 -19.6 33 20.9 2,395 -5.0 7 28.7 1,885 -5.4 353 16.2 2,857 24.3 37 15.9 1,205 32.0 399 12.2 98 -7.6 522 -7.1 119 -24.9 1,755 -5.7 1,506
57.8 31.01 9.3 18.71 5.5 8.49 0.1 64.26 2.2 52.19 0.5 9.10 0.1 -19.13 8.4 41.66 0.0 80.33 6.6 52.08 1.2 18.10 10.0 41.69 0.1 -13.47 4.2 24.35 1.4 59.14 0.3 33.48 1.8 22.05 0.4 16.00 6.2 14.58 5.3 22.82
17,910 2,837 1,671 28 598 137 28 2,552 10 2,121 246 3,120 41 1,407 425 102 684 120 1,797 1,795
59.1 9.4 5.5 0.1 2.0 0.5 0.1 8.4 0.0 7.0 0.8 10.3 0.1 4.6 1.4 0.3 2.3 0.4 5.9 5.9
20.0 20.2 13.3 38.0 25.7 0.3 -21.5 8.9 17.2 37.5 7.3 24.6 -33.4 39.2 31.6 -21.5 34.4 7.0 -1.9 25.5
19,353 2,990 1,834 29 550 138 21 3,606 5 2,201 347 3,400 43 1,365 438 104 615 124 1,747 1,768
59.1 9.1 5.6 0.1 1.7 0.4 0.1 11.0 0.0 6.7 1.1 10.4 0.1 4.2 1.3 0.3 1.9 0.4 5.3 5.4
26.6 21.2 17.8 23.1 19.2 10.8 -11.8 32.5 -17.4 34.4 45.1 19.0 -28.1 32.1 16.2 21.2 69.8 24.3 20.1 28.4
22,745 3,088 1,782 34 605 146 31 5,093 7 2,701 374 3,590 43 1,553 479 123 717 144 1,934 2,231
59.5 8.1 4.7 0.1 1.6 0.4 0.1 13.3 0.0 7.1 1.0 9.4 0.1 4.1 1.3 0.3 1.9 0.4 5.1 5.8
31.0 26.1 24.1 27.7 11.5 5.4 32.8 44.5 24.7 40.2 36.8 20.6 -20.3 25.4 17.5 21.7 54.3 22.5 19.2 38.8
359
1.7
27.6
140
0.6
17.3
139
0.5
-39.4
218
0.7
-1.9
191
0.7 -46.94
431
1.4
207.8
201
0.6
44.4
279
0.7
28.3
95
0.5
-34.5
81
0.3
-30.4
81
0.3
-25.8
91
0.3
10.9
74
0.3 -21.79
109
0.4
35.4
103
0.3
28.1
129
0.3
41.2
* Provisional figures
38.87
Value
11.4 0.5 3.0 0.8 0.2 0.1 0.7 0.0 2.9 0.8 0.1 3.1
V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers
17.5 28,511 100.0
Value
Q2 Share Growth (%) (%)
2,350 107 612 166 37 23 139 1 597 159 29 638
IV. Others (Non-Mon. Gold)
20,530 100.0
2009 Q2 Share Growth Value (%) (%)
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others
48
Q1 Share Growth Value (%) (%)
Table 2.2 NON OIL AND GAS EXPORTS VOLUME BY COMMODITIES (thousands of Tons)
Commodities Vol Total
Q1 Share Growth (%) (%)
58,885
100.0
1,600 150 435 79 23 9 28 9 195 24 2 670
2.7 0.3 0.7 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 1.1
II. Mineral 1. Tin 2. Copper 3. Nickel 4. Aluminium 5. Coal 6. Others
46,553 38 695 1,119 2,061 32,680 9,960
III. Manufactured 1. Textile & Textile Products - Garments 2. Handicraft 3. Wood Products - Plywood 4. Rattan Products 5. Palm Oils 6. Copra Cake 7. Chemical Products 8. Metal Products 9. Electrical Appliances 10. Cement 11. Papers 12. Rubber Products 13. Glass & Glassware 14. Footwear 15. Plastic Products 16. Machinery & Mechanic 17. Others
I. Agriculture 1. Timber 2. Rubber 3. Coffee 4. Tea 5. Pepper 6. Tobacco 7. Manioc 8. Animal & Husb Products - Shrimps and prawns 9. Hides 10. Others
IV. Others (Non-monetary Gold) V. Repair on Goods & Goods Procure in port by carriers
Vol
-19.6 81,956
Q3 Share Growth (%) (%)
100.0
100.0
-1.7 89,382 -18.2 8.3 -15.7 43.1 -6.0 20.5 -0.5 -92.8 -27.3 -73.6 -33.6 -31.0
2010
2,239 270 519 179 24 13 23 32 215 52 2 962
2.5 0.3 0.6 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2 0.1 0.0 1.1
82.5 0.3 0.7 3.2 4.6 71.2 2.5
0.2 74,651 634.1 33 57.0 668 -23.3 3,273 -0.8 4,409 7.8 63,867 -63.9 2,401
15.2 0.6 0.1 0.0 0.6 0.1 0.0 4.5 0.1 2.4 0.1 0.2 1.7 2.0 0.1 0.2 0.0 0.1 0.4 2.1
-8.4 12,492 -0.9 460 -0.6 122 -20.8 8 -18.0 467 -32.6 59 -23.5 8 17.4 4,256 -28.0 48 -42.6 1,983 -11.3 107 -1.6 181 27.6 1,275 1.0 1,489 8.7 133 -2.1 165 1.3 26 2.9 43 -22.8 194 -14.5 1,648
Vol
18.6 103,082
1,877 233 519 163 24 16 30 0 206 22 2 684
2.3 0.3 0.6 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0 0.0 0.8
79.1 0.1 1.2 1.9 3.5 55.5 16.9
-18.7 67,648 -27.7 236 62.6 562 -72.6 2,656 -31.5 3,749 -27.5 58,360 118.9 2,085
10,732 417 103 6 374 61 54 3,322 23 1,557 133 133 602 1,645 79 147 29 44 272 1,896
18.2 0.7 0.2 0.0 0.6 0.1 0.1 5.6 0.0 2.6 0.2 0.2 1.0 2.8 0.1 0.2 0.0 0.1 0.5 3.2
-23.3 12,431 -12.1 469 -16.1 118 -25.8 8 -39.2 508 -32.0 66 202.6 11 -8.6 3,703 -66.9 69 -52.6 2,000 -3.3 107 -17.1 161 -48.8 1,405 -2.6 1,620 -19.4 110 -27.6 188 -9.4 34 -16.6 51 -22.1 287 -5.2 1,698
0.02
0.0
-88.2
0.01
0.0
31.1
0.01
0.0
-23.6
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
-20.6 -23.4 -27.1 -12.0 -8.4 -56.0 13.9 -78.3 -7.8 -12.6 -37.8 -17.1
2009 Q2 Share Growth (%) (%) Vol
-4.0 41.3 -16.7 4.6 -4.8 23.4 -18.7 60.7 -6.8 72.3 -18.9 -6.6
Q4 Share Growth (%) (%) 100.0
Vol
45.0 103,046
Q1 Share Growth (%) (%) 100.0
Vol
100.0
12.4
2.3 0.3 0.6 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0 0.9
3.0 29.4 18.1 -9.3 -4.7 65.5 13.3 -28.7 0.5 -54.5 -1.9 -9.6
2,705 477 615 134 22 21 22 96 245 25 2 1,070
2.3 0.4 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.9
9.9 14.9 27.3 15.7 1.6 64.0 -24.4 -25.7 6.7 -0.1 -14.8 4.7
87.2 0.0 0.7 4.2 5.2 72.0 5.2
93.1 84,432 -25.8 28 -1.7 600 286.0 3,939 158.5 6,651 127.0 68,906 -46.1 4,307
86.1 0.0 0.6 4.0 6.8 70.3 4.4
24.8 -88.0 6.7 48.3 77.4 18.1 106.6
85,360 33 835 4,088 6,609 68,612 5,182
84.4 0.0 0.8 4.0 6.5 67.9 5.1
14.3 -1.3 25.0 24.9 49.9 7.4 115.9
98,036 35 690 6,906 7,711 76,224 6,469
84.6 0.0 0.6 6.0 6.7 65.8 5.6
13.9 4.9 -8.8 89.3 46.2 6.8 29.9
11,045 515 123 9 645 65 10 3,289 70 1,874 236 191 494 1,583 146 186 37 48 274 1,438
10.7 0.5 0.1 0.0 0.6 0.1 0.0 3.2 0.1 1.8 0.2 0.2 0.5 1.5 0.1 0.2 0.0 0.0 0.3 1.4
2.9 11,438 23.5 503 19.6 121 44.8 9 72.3 578 7.9 67 -82.0 9 -1.0 3,081 208.8 69 20.4 2,206 77.3 119 43.6 192 -17.9 698 -3.7 1,673 84.7 123 26.5 188 28.5 43 9.7 49 0.5 331 -24.1 1,566
11.7 0.5 0.1 0.0 0.6 0.1 0.0 3.1 0.1 2.2 0.1 0.2 0.7 1.7 0.1 0.2 0.0 0.0 0.3 1.6
-8.0 7.3 2.7 18.1 13.6 0.8 -21.4 -16.8 -0.8 10.3 10.8 18.9 -50.3 3.3 12.2 0.0 26.7 -4.8 15.1 -7.7
13,449 520 148 9 518 62 7 4,575 46 2,432 176 202 756 1,746 120 198 38 46 307 1,753
13.3 0.5 0.1 0.0 0.5 0.1 0.0 4.5 0.0 2.4 0.2 0.2 0.7 1.7 0.1 0.2 0.0 0.0 0.3 1.7
7.7 13.0 21.1 14.8 11.0 4.6 -17.7 7.5 -5.6 22.6 64.2 11.3 -40.7 17.2 -9.7 19.9 45.5 9.0 58.1 6.4
15,122 524 126 10 560 64 10 5,217 49 3,046 215 210 634 2,032 128 246 47 54 312 1,827
13.1 0.5 0.1 0.0 0.5 0.1 0.0 4.5 0.0 2.6 0.2 0.2 0.5 1.8 0.1 0.2 0.0 0.0 0.3 1.6
3.7 5.9 13.8 5.0 1.4 -5.8 30.4 -2.8 -20.3 25.5 50.8 5.9 -35.7 18.1 0.6 19.5 41.7 16.5 5.8 -4.0
-1.2
0.01
0.0
-37.1
0.01
0.0
128.3
0.01
0.0
-17.0
0.01
0.0
7.3
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
2.0 0.3 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2 0.0 0.0 0.8
83.5 0.0 0.7 3.7 4.9 71.5 2.7
21.2 86,040 -72.0 33 195.6 757 129.7 3,648 -25.5 5,275 28.8 71,347 -44.0 4,980
83.5 0.0 0.7 3.5 5.1 69.2 4.8
53.2 51.8 141.8 127.6 70.2 50.3 35.4
89,905 28 684 4,320 5,326 74,178 5,369
14.0 0.5 0.1 0.0 0.5 0.1 0.0 4.8 0.1 2.2 0.1 0.2 1.4 1.7 0.1 0.2 0.0 0.0 0.2 1.8
8.7 14,579 -5.5 494 -7.7 111 -12.7 10 -22.7 552 -32.9 68 -21.0 8 88.3 5,369 29.7 61 -3.4 2,426 -59.7 142 3.9 198 -2.1 987 -18.9 1,721 36.7 127 -17.8 206 -14.8 33 -14.6 47 -58.3 295 2.3 1,902
14.1 0.5 0.1 0.0 0.5 0.1 0.0 5.2 0.1 2.4 0.1 0.2 1.0 1.7 0.1 0.2 0.0 0.0 0.3 1.8
14.3 24.3 3.9 43.7 24.0 -1.5 -9.1 12.6 40.7 49.0 4.0 20.3 21.4 13.3 47.1 18.1 0.0 7.8 -45.6 -1.7
0.01
0.0
n.a
n.a
31.0 140.5 19.8 -14.1 -6.1 2.2 16.6 184.0 27.8 -2.2 -3.5 20.4
13.1 115,863
Growth (%)
2,306 350 612 162 23 22 27 23 216 24 2 869
2,096 360 522 68 21 9 33 25 249 23 2 807
100.0
Vol
Q4* Share (%)
17.9 68.3 17.6 -26.4 -10.5 -29.1 247.3 -62.6 28.9 17.5 3.7 0.4
12.9 164.3 8.9 0.7 1.4 77.8 13.2 99.3 -13.6 15.6 26.8 -5.1
19.7 101,114
Growth (%)
2.3 0.4 0.6 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0 0.3 0.0 0.0 0.7
2.4 0.4 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 1.0
100.0
Vol
Q3 Share (%)
2,213 392 611 120 22 11 103 0 266 26 2 686
2,462 416 483 116 22 13 29 130 230 25 2 1,022
75.0 98,083
Q2 Share Growth (%) (%)
* Provisional figures
49
Table 2.3 NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COUNTRY OF DESTINATION (millions of USD)
COUNTRY Value
Q3 Share Growth Value (%) (%)
Q4 Share Growth Value (%) (%)
Q1 Share Growth Value (%) (%)
2010 Q2 Share Growth Value (%) (%)
Q3 Share (%)
Value
Q4* Share (%)
Growth (%)
-22.2 23,751 100.0
-14.8 25,603 100.0
-11.1 29,145 100.0
17.5 28,511 100.0
38.9 30,298 100.0
27.6 32,763
28.0 38,226
100.0
31.2
-25.4
703
3.0
-19.3
621
2.4
-27.7
10.4
768
2.7
33.4
824
2.7
17.2
864
2.6
39.1
975
2.550
16.4
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
2,895 2,370 298 106 121
14.1 11.5 1.5 0.5 0.6
-20.3 -19.9 -22.0 -26.7 -15.6
3,083 2,492 350 127 114
13.0 10.5 1.5 0.5 0.5
-25.1 -24.0 -35.2 -22.7 -14.3
3,447 2,715 444 136 152
13.5 10.6 1.7 0.5 0.6
-20.5 -20.9 -16.4 -26.0 -20.3
3,625 2,885 484 132 124
12.4 9.9 1.7 0.5 0.4
2.4 3.5 2.1 -14.4 0.0
3,785 3,004 494 157 130
13.3 10.5 1.7 0.6 0.5
30.7 26.8 65.6 48.1 7.9
4,253 3,263 634 178 178
14.0 10.8 2.1 0.6 0.6
38.0 30.9 81.4 39.8 56.9
4,503 3,451 691 182 178
13.7 10.5 2.1 0.6 0.5
30.6 27.1 55.6 33.8 17.6
4,778 3,651 772 203 152
12.5 9.5 2.0 0.5 0.4
31.8 26.5 59.6 53.1 22.6
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia - Lao PDR ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
13,270 4,532 11 961 536 2,153 495 297 34 43 0 8,738 451 1,579 22 2,546 892 164 1,398 193 520 973
64.6 22.1 0.1 4.7 2.6 10.5 2.4 1.4 0.2 0.2 0.0 42.6 2.2 7.7 0.1 12.4 4.3 0.8 6.8 0.9 2.5 4.7
-23.7 16,056 -24.9 5,224 -23.3 19 -40.8 1,371 27.0 566 -18.3 2,223 -37.3 575 -33.3 377 -47.9 45 8.5 46 -56.3 2 -23.1 10,832 -6.9 494 0.6 1,909 -23.7 7 -21.4 2,676 -25.7 1,207 -47.5 183 -38.7 2,343 -33.6 231 -9.0 744 -29.8 1,039
67.6 22.0 0.1 5.8 2.4 9.4 2.4 1.6 0.2 0.2 0.0 45.6 2.1 8.0 0.0 11.3 5.1 0.8 9.9 1.0 3.1 4.4
-9.5 17,141 -14.7 5,420 31.9 12 -12.6 1,549 1.6 590 -13.7 2,113 -32.2 713 -15.2 346 -31.3 46 -2.4 51 55.4 1 -6.7 11,721 6.7 551 11.3 1,746 -91.6 6 -17.1 3,511 1.1 1,337 -32.4 153 13.1 2,230 -25.2 251 1.5 809 -32.9 1,128
67.0 21.2 0.0 6.1 2.3 8.3 2.8 1.3 0.2 0.2 0.0 45.8 2.2 6.8 0.0 13.7 5.2 0.6 8.7 1.0 3.2 4.4
-7.6 19,916 -19.9 6,301 -20.1 15 -5.5 1,772 15.3 719 -31.1 2,420 -26.4 820 -24.3 438 -24.2 56 6.2 61 -3.7 1 -0.6 13,614 21.0 633 1.2 2,284 -91.6 6 -5.3 3,596 12.8 1,704 -27.6 159 18.1 2,883 -21.9 263 1.0 805 -20.8 1,282
68.3 21.6 0.1 6.1 2.5 8.3 2.8 1.5 0.2 0.2 0.0 46.7 2.2 7.8 0.0 12.3 5.8 0.5 9.9 0.9 2.8 4.4
26.4 19,229 20.6 6,167 4.8 14 27.6 1,632 69.4 704 5.8 2,417 22.4 894 24.0 365 25.8 89 38.7 52 10.6 1 29.3 13,062 50.9 523 25.2 1,893 -92.2 4 10.5 3,587 80.8 1,683 29.5 137 82.9 3,106 -3.9 276 7.2 707 -0.4 1,146
67.4 21.6 0.0 5.7 2.5 8.5 3.1 1.3 0.3 0.2 0.0 45.8 1.8 6.6 0.0 12.6 5.9 0.5 10.9 1.0 2.5 4.0
44.9 20,511 36.1 6,737 22.5 19 69.8 1,837 31.3 853 12.3 2,453 80.4 1,056 22.7 412 157.9 37 20.5 67 77.5 2 49.5 13,774 15.8 738 19.9 2,113 -82.1 14 40.9 3,896 88.6 1,565 -16.3 184 122.1 2,869 42.9 265 36.1 817 17.8 1,314
67.7 22.2 0.1 6.1 2.8 8.1 3.5 1.4 0.1 0.2 0.0 45.5 2.4 7.0 0.0 12.9 5.2 0.6 9.5 0.9 2.7 4.3
27.7 21,749 28.9 6,669 3.0 14 34.1 1,850 50.8 735 10.4 2,458 83.6 1,004 9.3 488 -19.1 64 44.7 54 -24.5 2 27.2 15,080 49.5 618 10.7 2,654 95.8 13 45.6 4,070 29.7 1,943 0.8 160 22.4 3,270 14.4 271 9.8 714 26.5 1,367
66.4 20.4 0.0 5.6 2.2 7.5 3.1 1.5 0.2 0.2 0.0 46.0 1.9 8.1 0.0 12.4 5.9 0.5 10.0 0.8 2.2 4.2
26.9 26,157 23.1 8,046 17.6 14 19.4 2,448 24.6 824 16.4 2,858 40.9 1,077 41.2 686 37.1 94 7.4 45 96.2 1 28.7 18,142 12.3 626 52.0 2,957 118.7 25 15.9 4,714 45.3 1,827 4.5 199 46.6 4,800 8.1 311 -11.7 971 21.2 1,681
68.4 21.0 0.0 6.4 2.2 7.5 2.8 1.8 0.2 0.1 0.0 47.5 1.6 7.7 0.1 12.3 4.8 0.5 12.6 0.8 2.5 4.4
31.3 27.7 -10.2 38.2 14.6 18.1 31.3 56.6 68.4 -25.8 32.0 33.3 -1.2 29.5 293.8 31.1 7.3 25.0 66.5 18.3 20.6 31.2
EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others NEW MEE Russia Others * Provisional figures
837 2.873
100.0
Growth (%)
2.8
AUSTRALIA & OCEANIA
20,530 100.0
2009 Q2 Share Growth Value (%) (%)
576
TOTAL AFRICA
50
Q1 Share Growth Value (%) (%)
537
2.6
-2.4
507
2.1
-13.5
542
2.1
-41.3
670
2.3
4.4
628
2.2
17.0
728
2.4
43.5
800
2.4
47.7
930
2.4
38.7
3,253 3,026 236 190 488 360 630 327 794 173 48 180
15.8 14.7 1.2 0.9 2.4 1.8 3.1 1.6 3.9 0.8 0.2 0.9
-19.8 -15.2 -29.5 -18.1 -19.5 -18.7 -25.2 -9.7 6.1 5.3 -48.5 -54.3
3,402 3,152 283 237 556 400 679 337 660 149 90 160
14.3 13.3 1.2 1.0 2.3 1.7 2.9 1.4 2.8 0.6 0.4 0.7
-25.5 -24.6 -23.3 -6.6 -16.0 -23.2 -34.5 -14.9 -29.8 -15.6 -5.2 -45.0
3,852 3,638 251 198 625 365 808 350 1,040 215 84 131
15.0 14.2 1.0 0.8 2.4 1.4 3.2 1.4 4.1 0.8 0.3 0.5
-6.5 -4.3 -28.7 -16.1 -5.2 -25.4 -6.9 -18.7 35.9 -9.9 -6.7 -42.8
4,096 3,823 283 238 724 544 850 379 806 211 93 180
14.1 13.1 1.0 0.8 2.5 1.9 2.9 1.3 2.8 0.7 0.3 0.6
-0.3 -0.2 -10.4 4.2 29.8 19.9 -23.7 -0.4 3.1 5.4 36.3 -13.1
4,102 3,791 317 244 738 556 690 385 860 199 127 184
14.4 13.3 1.1 0.9 2.6 2.0 2.4 1.4 3.0 0.7 0.4 0.6
26.1 25.3 34.2 28.2 51.2 54.4 9.6 17.8 8.3 15.2 165.6 2.2
3,981 3,665 298 272 710 515 694 403 774 240 113 203
13.1 12.1 1.0 0.9 2.3 1.7 2.3 1.3 2.6 0.8 0.4 0.7
17.0 16.3 5.0 14.9 27.7 28.8 2.1 19.6 17.3 60.9 26.4 26.2
4,847 4,475 289 246 784 657 1,043 429 1,028 229 142 229
14.8 13.7 0.9 0.8 2.4 2.0 3.2 1.3 3.1 0.7 0.4 0.7
25.8 23.0 14.8 24.3 25.4 79.8 29.1 22.7 -1.2 6.4 69.9 75.5
5,340 4,917 286 275 815 649 1,273 427 1,193 229 219 204
14.0 12.9 0.7 0.7 2.1 1.7 3.3 1.1 3.1 0.6 0.6 0.5
30.4 28.6 1.1 15.5 12.6 19.3 49.7 12.7 48.1 8.3 134.5 13.4
Table 2.4 NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC) (C&F, millions of USD)
Q1 Share Growth Value (%) (%)
2009 Q2 Share Growth Value (%) (%)
Q3 Share Growth Value (%) (%)
Q4 Share Growth Value (%) (%)
Q1 Share Growth Value (%) (%)
Q2 Share Growth (%) (%)
16,406
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
100.0
38.5
27,485
100.0
35.7
30,296
100.0
36.8
1,243 253 307 32 74 139 168 242 28
7.6 1.5 1.9 0.2 0.5 0.8 1.0 1.5 0.2
2,175 286 585 167 132 280 336 362 27
8.5 1.1 2.3 0.6 0.5 1.1 1.3 1.4 0.1
47.5 22.5 81.2 206.2 49.7 35.6 49.0 15.9 -12.6
2,233 321 494 188 157 290 360 389 33
8.1 1.2 1.8 0.7 0.6 1.1 1.3 1.4 0.1
25.9 25.5 40.1 96.7 -21.5 11.6 45.0 31.3 -48.4
2,547 322 724 166 176 257 382 425 95
8.4 1.1 2.4 0.5 0.6 0.8 1.3 1.4 0.3
55.6 47.4 91.3 15.2 132.9 20.5 38.6 34.2 519.6
10,506 574 218 479 5,864 5 22 2,333 1,012
51.1 17,896 36.5 746 82.0 533 78.3 1,155 59.6 10,372 -4.5 6 73.5 45 36.9 3,565 22.6 1,474
69.6 2.9 2.1 4.5 40.4 0.0 0.2 13.9 5.7
47.4 -3.4 17.5 65.8 52.2 17.7 40.6 41.3 74.8
18,612 675 509 1,116 10,637 7 50 4,022 1,597
67.7 2.5 1.9 4.1 38.7 0.0 0.2 14.6 5.8
37.0 0.1 34.4 47.8 36.2 41.5 38.8 36.5 62.6
20,129 869 738 1,296 11,187 5 52 3,989 1,992
66.4 2.9 2.4 4.3 36.9 0.0 0.2 13.2 6.6
34.4 36.6 49.2 39.6 29.6 -4.8 -7.1 28.9 76.0
Commodities Value Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others
-29.4 18,561 -39.8 12.2 -35.1 -73.2 -48.0 -47.4 -62.6 -32.2 -16.9
1,474 234 323 55 88 207 225 312 31
7.9 1.3 1.7 0.3 0.5 1.1 1.2 1.7 0.2
64.0 3.5 1.3 2.9 35.7 0.0 0.1 14.2 6.2
-36.9 12,142 -28.1 772 -15.8 453 -54.6 697 -39.4 6,816 0.6 5 -52.8 32 -28.7 2,524 -34.2 844
4,519 2,972 32 1,515
27.5 18.1 0.2 9.2
3.7 -11.9 -73.2 75.5
138
0.8
-8.5
-28.1 20,256 -37.5 2.0 -39.5 -62.4 -16.3 -43.1 -63.0 -14.0 175.9
2010
1,773 256 353 95 200 260 248 296 64
8.8 1.3 1.7 0.5 1.0 1.3 1.2 1.5 0.3
65.4 4.2 2.4 3.8 36.7 0.0 0.2 13.6 4.5
-34.6 13,589 -19.1 674 63.6 378 -48.2 755 -36.7 7,812 -10.9 5 -42.3 36 -28.7 2,947 -47.6 982
4,806 3,088 55 1,663
25.9 16.6 0.3 9.0
1.3 -19.3 -62.4 116.0
138
0.7
-14.3
-25.7 22,149 -34.8 3.5 -36.7 -26.9 125.5 -11.9 -75.8 -19.2 508.1
1,637 219 379 144 76 213 275 317 15
7.4 1.0 1.7 0.7 0.3 1.0 1.2 1.4 0.1
67.1 3.3 1.9 3.7 38.6 0.0 0.2 14.5 4.8
-27.3 14,978 -11.7 636 32.2 495 -44.4 929 -29.2 8,629 -47.5 5 -49.1 56 -18.5 3,096 -36.8 1,132
4,692 3,459 95 1,137
23.2 17.1 0.5 5.6
-16.5 -17.0 -26.9 -14.1
201
1.0
-4.7
-10.1 23,727 -14.6 47.9 1.6 75.2 1.7 5.1 -59.1 -1.0 -66.3
44.6 25,699 67.0 -4.0 102.5 460.3 40.9 115.9 60.2 27.5 81.1
Value
Q3 Share (%)
Growth (%)
Value
Q4* Share (%)
Growth (%)
2,076 243 622 178 104 299 270 308 51
8.7 1.0 2.6 0.7 0.4 1.3 1.1 1.3 0.2
67.6 2.9 2.2 4.2 39.0 0.0 0.3 14.0 5.1
-9.3 15,873 -16.3 783 99.5 396 -15.8 854 -7.1 9,361 -71.9 5 27.9 38 -5.5 3,194 -36.3 1,241
66.9 3.3 1.7 3.6 39.5 0.0 0.2 13.5 5.2
5,294 3,705 144 1,445
23.9 16.7 0.7 6.5
-12.4 -13.6 75.2 -13.5
5,598 4,076 178 1,344
23.6 17.2 0.7 5.7
23.9 37.2 460.3 -11.3
5,465 4,175 167 1,123
21.3 16.2 0.6 4.4
13.7 35.2 206.2 -32.5
6,466 4,777 188 1,501
23.5 17.4 0.7 5.5
37.8 38.1 96.7 32.0
7,295 5,600 166 1,529
24.1 18.5 0.5 5.0
37.8 51.1 15.2 5.8
240
1.1
50.0
180
0.8
30.7
163
0.6
17.9
174
0.6
-13.5
324
1.1
35.3
* Provisional figures
51
Table 2.5 NON OIL AND GAS IMPORTS VOLUME BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC) (thousands of Tons)
Commodities Import Total I. Consumption Goods 112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household 122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household 510 - Passenger Motor Cars 522 - Transport Equipment, non-industrial 610 - Durable Consumption Goods 620 - Semi-durable Consumption Goods 630 - Non-durable Consumption Goods 700 - Goods Not Elsewhere Specified II. Raw Materials & Auxiliary Goods 111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry 121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry 210 - Raw Materials (Primary), for Industry 220 - Raw Materials (Processed), for Industry 310 - Fuels & Lubricants (Primary) 322 - Fuels & Lubricants (Processed) 420 - Parts & Accessories for Capital Goods 530 - Parts & Accessories for Transport Equipment III. Capital Goods 410 - Capital Goods (except Transport Equipment) 510 - Passenger Motor Cars 521 - Transport Equipment for Industry IV. Others * Provisional figures
52
2009 2010 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4* Share Growt Share Growth Share Growth Share Growt Share Growt Share Growt Share Growt Share Growt Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol Vol (%) h (%) (%) (%) (%) (%) (%) h (%) (%) h (%) (%) h (%) (%) h (%) (%) h (%) 10,239 100.0 -42.0 14,024 100.0 -20.1 15,373 100.0 -7.9 16,715 100.0 20.3 17,054 100.0 66.6 18,333 100.0 30.7 17,557 100.0 14.2 19,800 100.0 18.5 730 387 214 3 10 31 45 40 1
7.1 3.8 2.1 0.0 0.1 0.3 0.4 0.4 0.0
-34.6 3.2 -56.8 -72.5 -54.7 -39.2 -49.7 -43.7 -52.3
757 338 213 6 26 43 67 52 12
8,890 1,131 332 2,027 5,078 18 20 187 98
86.8 11.0 3.2 19.8 49.6 0.2 0.2 1.8 1.0
-44.0 -35.0 -3.3 -46.5 -45.9 -53.3 -47.8 -43.4 -56.1
12,684 1,965 978 2,915 6,482 22 25 188 109
90.4 14.0 7.0 20.8 46.2 0.2 0.2 1.3 0.8
-19.9 13.1 211.2 -20.8 -31.2 -8.5 -43.2 -52.0 -51.8
14,000 1,701 716 3,294 7,903 15 32 214 126
91.1 11.1 4.7 21.4 51.4 0.1 0.2 1.4 0.8
-6.1 25.9 90.0 -8.4 -11.5 -60.6 -31.1 -32.7 -51.1
15,203 1,643 820 3,833 8,425 12 53 264 152
619 327 3 289
6.0 3.2 0.0 2.8
-6.9 -30.3 -72.5 57.5
584 322 6 256
4.2 2.3 0.0 1.8
-10.7 -31.0 -58.0 47.7
593 344 10 239
3.9 2.2 0.1 1.6
-15.1 -29.3 -27.7 20.7
758 366 15 378
n.a
n.a
n.a
n.a
5.4 -28.9 2.4 3.0 1.5 -53.1 0.0 -58.0 0.2 24.9 0.3 -42.1 0.5 -33.1 0.4 -28.9 0.1 2,278.6
n.a
n.a
780 326 242 10 18 43 76 51 13
n.a
5.1 -27.9 2.1 -12.9 1.6 -42.8 0.1 -27.7 0.1 -3.7 0.3 -33.1 0.5 -35.8 0.3 -24.6 0.1 2,556.0
n.a
n.a
754 288 262 15 15 46 73 54 0
n.a
4.5 1.7 1.6 0.1 0.1 0.3 0.4 0.3 0.0
8.1 1,303 41.7 314 -5.1 771 69.1 18 27.8 18 12.2 47 -21.3 61 -7.4 74 -91.6 2
91.0 21.3 14,938 9.8 17.1 1,764 4.9 125.2 601 22.9 23.2 3,546 50.4 20.3 8,574 0.1 -74.8 19 0.3 81.9 28 1.6 -29.5 238 0.9 -24.6 169 4.5 13.8 2.2 -27.2 0.1 69.1 2.3 143.3 n.a
n.a
812 367 18 427 n.a
7.6 78.6 1,015 1.8 -18.9 343 4.5 261.0 423 0.1 430.4 16 0.1 85.3 26 0.3 52.4 66 0.4 35.5 84 0.4 83.0 56 0.0 196.6 1 87.6 10.3 3.5 20.8 50.3 0.1 0.2 1.4 1.0
68.0 56.0 81.1 75.0 68.8 9.5 38.1 26.9 72.6
16,560 1,774 774 4,134 9,265 29 36 372 176
4.8 31.1 2.2 12.3 0.1 430.4 2.5 47.8
757 446 16 296
n.a
n.a
n.a
5.5 34.2 1.9 1.6 2.3 98.5 0.1 171.6 0.1 0.9 0.4 53.5 0.5 25.0 0.3 8.7 0.0 -88.4 90.3 9.7 4.2 22.5 50.5 0.2 0.2 2.0 1.0
896 358 263 18 26 76 95 60 2
5.1 2.0 1.5 0.1 0.1 0.4 0.5 0.3 0.0
30.6 15,909 -9.7 1,612 -20.9 768 41.8 4,035 42.9 8,984 34.6 33 44.0 39 97.3 258 62.1 180
90.6 9.2 4.4 23.0 51.2 0.2 0.2 1.5 1.0
4.1 29.7 2.4 38.2 0.1 171.6 1.6 15.6 n.a
n.a
751 469 18 265 n.a
4.3 2.7 0.1 1.5 n.a
14.9 9.6 8.5 81.6 43.4 77.1 24.2 16.7 -86.8
1,400 374 747 16 27 65 102 66 2
7.1 1.9 3.8 0.1 0.1 0.3 0.5 0.3 0.0
85.6 29.8 184.8 6.2 77.0 41.2 39.6 22.6 437.1
13.6 17,524 -5.2 1,919 7.3 1,156 22.5 4,496 13.7 9,420 118.0 17 21.5 35 20.5 268 43.3 212
88.5 9.7 5.8 22.7 47.6 0.1 0.2 1.4 1.1
15.3 16.8 41.0 17.3 11.8 39.6 -34.3 1.8 39.4
4.4 2.7 0.1 1.7
15.7 45.5 6.2 -12.8
26.7 36.2 81.6 10.7 n.a
877 532 16 329 n.a
n.a
n.a
Table 2.6 NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY COUNTRY OF ORIGIN (C&F, millions of USD)
COUNTRY TOTAL
2009 2010 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4* Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Share Growth Value Value Value Value Value Value Value Value (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 16,406 100.0 -29.4 18,561 100.0 -28.1 20,256 100.0 -25.7 22,149 100.0 -10.1 23,727 100.0 44.6 25,699 100.0 38.5 27,485 100.0 35.7 30,296 100.0 36.8 97
0.6
-41.8
132
0.7
-53.1
204
1.0
-43.4
243
1.1
-31.9
227
1.0
134.8
326
1.3
147.7
339
1.2
66.3
270
0.9
11.4
AMERICA USA Western Hemesphere Canada Others
2,094 1,473 284 270 67
12.8 9.0 1.7 1.6 0.4
-24.1 -14.4 -51.4 -36.3 134.6
2,369 1,343 555 276 195
12.8 7.2 3.0 1.5 1.0
-27.9 -36.9 1.9 -51.6 360.2
2,321 1,280 738 256 47
11.5 6.3 3.6 1.3 0.2
-31.2 -42.9 27.8 -49.5 4.5
2,625 1,765 561 252 47
11.9 8.0 2.5 1.1 0.2
-16.9 -14.2 -16.9 -29.7 -31.1
2,386 1,608 453 275 50
10.1 6.8 1.9 1.2 0.2
14.0 9.2 59.8 1.6 -24.4
2,713 1,649 612 356 96
10.6 6.4 2.4 1.4 0.4
14.5 22.8 10.2 28.9 -50.5
3,356 2,168 804 325 60
12.2 7.9 2.9 1.2 0.2
44.6 69.4 8.9 27.1 26.7
3,636 2,016 1,219 316 85
12.0 6.7 4.0 1.0 0.3
38.5 14.2 117.2 25.5 83.1
ASIA ASEAN - Brunei Darussalam - Malaysia - Philipina - Singapore - Thailand - Vietnam - Myanmar - Cambodia ASIA EXCL.ASEAN - Hongkong - India - Iraq - Japan - South Korea - Pakistan - China - Saudi Arabia - Taiwan - Others
11,096 3,854 1 655 84 2,196 817 92 9 1 7,242 302 399 0 2,119 749 10 2,755 86 422 401
67.6 23.5 0.0 4.0 0.5 13.4 5.0 0.6 0.1 0.0 44.1 1.8 2.4 0.0 12.9 4.6 0.1 16.8 0.5 2.6 2.4
-31.0 12,601 -32.2 4,463 -68.0 1 -31.3 824 -54.2 124 -24.1 2,342 -46.4 1,058 -22.3 100 24.0 13 151.6 1 -30.4 8,138 -52.9 387 -39.1 516 240.8 0 -40.1 2,253 -33.2 951 -22.9 10 -15.6 3,112 -38.5 118 -37.0 473 8.9 317
67.9 24.0 0.0 4.4 0.7 12.6 5.7 0.5 0.1 0.0 43.8 2.1 2.8 0.0 12.1 5.1 0.1 16.8 0.6 2.5 1.7
-27.7 13,996 -25.5 5,076 -89.4 0 -19.5 851 -42.0 185 -22.2 2,644 -33.5 1,279 -25.2 110 6.4 4 -0.8 1 -28.9 8,921 -39.2 400 -27.5 549 194.1 0 -37.0 2,508 -29.7 961 -57.3 17 -18.1 3,526 -26.3 130 -37.3 483 -25.3 347
69.1 -24.2 15,205 25.1 -21.2 5,113 0.0 -7.2 0 4.2 -24.3 946 0.9 9.6 159 13.1 -17.8 2,436 6.3 -26.9 1,381 0.5 -36.9 184 0.0 -53.8 1 0.0 24.2 1 44.0 -25.8 10,091 2.0 -34.3 408 2.7 -22.9 634 0.0 48,301 0 12.4 -29.0 2,875 4.7 -27.2 1,105 0.1 35.4 26 17.4 -21.7 3,975 0.6 -24.5 127 2.4 -31.6 596 1.7 -23.6 344
68.6 23.1 0.0 4.3 0.7 11.0 6.2 0.8 0.0 0.0 45.6 1.8 2.9 0.0 13.0 5.0 0.1 17.9 0.6 2.7 1.6
-6.6 17,223 -0.8 5,897 -94.6 1 -13.7 1,081 -40.0 140 0.3 2,618 25.0 1,825 -13.1 218 -96.2 10 -95.1 1 -9.3 11,326 -17.6 340 -49.8 638 -99.2 0 -27.2 3,592 8.6 1,206 -41.5 18 9.7 4,234 -27.2 285 -5.0 644 -58.0 369
72.6 24.9 0.0 4.6 0.6 11.0 7.7 0.9 0.0 0.0 47.7 1.4 2.7 0.0 15.1 5.1 0.1 17.8 1.2 2.7 1.6
55.2 18,668 53.0 5,824 -13.5 3 65.2 1,146 67.4 201 19.2 2,335 123.4 1,915 137.1 209 12.8 12 -57.7 1 56.4 12,844 12.4 463 59.9 655 31.1 0 69.5 4,077 61.1 1,448 82.9 12 53.7 4,859 232.0 161 52.7 739 -7.8 429
72.6 22.7 0.0 4.5 0.8 9.1 7.5 0.8 0.0 0.0 50.0 1.8 2.6 0.0 15.9 5.6 0.0 18.9 0.6 2.9 1.7
48.1 19,247 30.5 5,806 327.2 1 39.1 1,044 62.2 172 -0.3 2,508 81.1 1,846 107.8 228 -11.4 5 46.3 2 57.8 13,440 19.5 487 26.9 597 -0.7 0 80.9 4,537 52.2 1,374 22.0 12 56.2 5,120 36.3 133 56.3 734 35.4 446
70.0 21.1 0.0 3.8 0.6 9.1 6.7 0.8 0.0 0.0 48.9 1.8 2.2 0.0 16.5 5.0 0.0 18.6 0.5 2.7 1.6
37.5 21,469 14.4 6,392 355.0 3 22.6 1,253 -6.8 159 -5.2 2,620 44.4 1,880 107.1 471 37.2 5 110.0 2 50.7 15,077 21.9 554 8.8 862 44.4 0 80.9 4,681 42.9 1,570 -32.9 30 45.2 5,858 2.5 185 52.1 837 28.5 500
70.9 21.1 0.0 4.1 0.5 8.6 6.2 1.6 0.0 0.0 49.8 1.8 2.8 0.0 15.5 5.2 0.1 19.3 0.6 2.8 1.7
41.2 25.0 623.9 32.4 -0.2 7.5 36.2 156.1 534.9 126.3 49.4 35.8 36.1 -48.3 62.8 42.0 11.9 47.4 45.6 40.4 45.3
AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA EUROPE EUROPEAN COMMUNITY - Belgium - France - Germany - Italy - Netherlands - United Kingdom - Others Russia Others
783
4.8
-29.9
1,032
5.6
-19.1
1,158
5.7
-18.4
1,141
5.2
22.0
1,169
4.9
49.3
1,179
4.6
14.2
1,242
4.5
7.3
1,405
4.6
23.2
2,337 1,897 97 297 519 183 128 185 487 118 321
14.2 11.6 0.6 1.8 3.2 1.1 0.8 1.1 3.0 0.7 2.0
-24.5 -20.4 -16.0 -18.3 -31.0 -23.0 -17.9 -14.5 -9.8 -51.5 -31.3
2,427 2,190 106 413 556 184 111 209 611 61 176
13.1 11.8 0.6 2.2 3.0 1.0 0.6 1.1 3.3 0.3 0.9
-31.5 -17.5 -31.8 67.7 -31.7 -38.0 -30.7 -9.9 -18.6 -84.2 -65.0
2,577 2,170 114 457 618 166 141 153 522 126 279
12.7 10.7 0.6 2.3 3.1 0.8 0.7 0.8 2.6 0.6 1.4
-29.1 -23.2 -43.2 50.7 -33.2 -37.4 -19.0 -45.6 -22.7 -55.6 -47.2
2,936 2,321 121 473 651 208 169 189 510 253 362
13.3 10.5 0.5 2.1 2.9 0.9 0.8 0.9 2.3 1.1 1.6
-25.0 -30.8 -34.6 -37.2 8.9 -34.3 -70.8 -35.6 -18.7 1.6 16.4
2,722 2,059 119 198 659 215 160 197 511 259 404
11.5 8.7 0.5 0.8 2.8 0.9 0.7 0.8 2.2 1.1 1.7
16.5 8.6 23.5 -33.5 26.9 17.1 24.8 6.5 4.9 119.2 25.7
2,814 2,269 153 212 701 223 148 268 562 180 365
10.9 8.8 0.6 0.8 2.7 0.9 0.6 1.0 2.2 0.7 1.4
15.9 3.6 43.6 -48.6 26.2 21.5 34.0 28.4 -8.0 196.9 107.0
3,301 2,498 135 359 743 227 159 221 655 382 421
12.0 9.1 0.5 1.3 2.7 0.8 0.6 0.8 2.4 1.4 1.5
28.1 15.1 18.8 -21.5 20.3 36.4 12.3 45.1 25.4 204.2 51.0
3,514 2,765 136 434 888 245 167 204 691 401 349
11.6 9.1 0.4 1.4 2.9 0.8 0.6 0.7 2.3 1.3 1.2
19.7 19.1 12.0 -8.2 36.4 17.9 -1.4 8.0 35.6 58.5 -3.7
* Provisional figures
53
Table 3.1 TRAVEL INFLOWS Growth
Growth
Main Gates
Other Gates
Total
Value
y.o.y
y.t.d
(number of people)
(number of people)
(number of people)
(In millions of USD)
(1) 2004
(2) 4,541,165
(3) 779,941
(4) = (2)+(3) 5,321,106
(5) 4,798
(%) (6) 18.8
(%) (7) 18.8
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,074,354 1,003,616 1,045,871 1,183,757 841,110
927,747 215,625 228,421 239,116 244,585
5,002,101 1,219,241 1,274,292 1,422,873 1,085,695
4,522 1,102 1,152 1,286 981
-5.8 0.8 -0.8 -4.7 -17.8
-5.8 0.8 0.0 -1.8 -5.8
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
3,977,482 871,817 1,023,099 1,038,857 1,043,709
893,869 204,589 227,472 233,972 227,836
4,871,351 1,076,406 1,250,571 1,272,829 1,271,545
4,448 983 1,142 1,162 1,161
-1.6 -10.8 -0.9 -9.6 18.3
-1.6 -10.8 -5.7 -7.2 -1.6
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,541,458 1,001,697 1,142,077 1,215,723 1,181,961
964,301 213,289 242,394 258,803 249,815
5,505,759 1,214,986 1,384,471 1,474,526 1,431,776
5,346 1,180 1,344 1,432 1,390
20.2 20.0 17.7 23.2 19.7
20.2 20.0 18.8 20.3 20.2
2008 Q1 Q2 Q3 Q4
5,237,470 1,190,102 1,264,023 1,397,827 1,385,519
1,191,556 260,861 273,231 329,773 327,691
6,429,026 1,450,963 1,537,254 1,727,600 1,713,210
7,377 1,663 1,771 1,975 1,969
38.0 41.0 31.7 37.9 41.6
38.0 41.0 36.0 36.7 38.0
2009 Q1 Q2 Q3 Q4
5,756,050 1,309,381 1,430,543 1,506,690 1,509,435
695,716 154,904 159,608 164,162 217,043
6,451,766 1,464,285 1,590,151 1,670,852 1,726,478
5,598 1,228 1,368 1,489 1,513
-24.1 -26.1 -22.7 -24.6 -23.2
-24.1 -26.1 -24.4 -24.5 -24.1
2010* Q1 Q2 Q3 Q4
6,690,619 1,509,165 1,677,517 1,706,154 1,797,784
598,869 132,952 122,817 175,053 168,047
7,289,488 1,642,117 1,800,334 1,881,207 1,965,830
6,981 1,687 1,565 1,810 1,918
24.7 37.3 14.4 21.6 26.8
24.7 37.3 25.3 23.9 24.7
Period
* Provisional figures
54
Table 3.2 TRAVEL OUTFLOWS
Period
1)
Number of People Hajj Pilgrimage Other Gates (3) (4) 101,061 204,945
Value
Growth Growth
Hajj
y.o.y
y.t.d
Total1)
Pilgrimage
Value1)
(%)
(%)
(5) = (2)+(3) 3,837,497
(6) 452
(7) 3,507
(8) 13.8
(9) 13.8
(1) 2004
Main Gates (2) 3,736,436
2005 Q1 Q2 Q3 Q4
4,106,225 948,509 991,334 1,024,447 1,141,935
105,288 24,321 25,419 26,268 29,280
267,501 205,382 0 0 62,119
4,211,513 972,830 1,016,753 1,050,715 1,171,215
511 394 0 0 117
3,584 992 792 819 981
2.2 -6.3 14.5 -1.9 6.5
2.2 -6.3 1.9 0.7 2.2
2006 Q1 Q2 Q3 Q4
4,261,998 953,983 1,081,620 1,082,682 1,143,713
705,405 198,417 192,710 162,702 151,576
207,064 144,945 0 0 62,119
4,967,403 1,152,400 1,274,330 1,245,384 1,295,289
466 272 0 0 194
4,030 1,026 954 932 1,118
12.4 3.4 20.4 13.8 14.0
12.4 3.4 11.0 11.9 12.4
2007 Q1 Q2 Q3 Q4
4,594,582 1,055,961 1,105,288 1,146,177 1,287,156
563,859 169,520 142,136 127,774 124,429
209,319 104,660 0 0 104,660
5,158,441 1,225,481 1,247,424 1,273,951 1,411,585
515 195 0 0 320
4,904 1,188 1,106 1,130 1,479
21.7 15.8 16.0 21.3 32.3
21.7 15.8 15.9 17.6 21.7
2008 Q1 Q2
4,597,967 1,077,171 1,167,747
887,954 240,441 212,345
259,564 41,864 0
5,485,921 1,317,612 1,380,092
516 80 0
5,554 1,310 1,330
13.3 10.2 20.3
13.3 10.2 15.1
Q3 Q4
1,193,452 1,159,597
214,697 220,471
0 217,700
1,408,149 1,380,068
0 436
1,357 1,557
20.1 5.3
16.7 13.3
2009 Q1 Q2 Q3 Q4
5,177,588 1,026,173 1,201,882 1,304,510 1,645,024
764,583 165,796 171,603 190,976 236,208
207,753 0 0 0 207,753
5,942,172 1,191,969 1,373,485 1,495,486 1,881,231
506 0 0 0 506
5,316 1,000 1,152 1,254 1,910
-4.3 -23.7 -13.4 -7.6 22.7
-4.3 -23.7 -18.5 -14.8 -4.3
2010* Q1 Q2 Q3 Q4
5,746,848 1,285,842 1,437,146 1,532,184 1,491,676
529,617 127,207 135,975 136,895 129,540
211,000 0 0 0 211,000
6,276,465 1,413,049 1,573,121 1,669,079 1,621,216
490 0 0 0 490
6,428 1,338 1,493 1,526 2,071
20.9 33.8 29.6 21.7 8.4
20.9 33.8 31.5 27.9 20.9
Including hajj pilgrimage
* Provisional figures
55
Table 4 STOCK OF DEBT SECURITIES OWNED BY NON RESIDENTS (millions of USD)
2008
Securities Q1
Q2
2009 Q3
Q4
Q1
Q2
2010* Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
A. Private Sector 1 Bonds
361
200
185
250
298
249
254
287
186
113
292
700
2 Medium Term Notes
300
367
361
231
228
230
228
239
238
240
243
243
3 Floating Rate Notes
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4 Commercial Papers
15
19
15
19
19
19
19
19
19
19
10
10
1,524
1,488
1,618
1,410
1,412
1,410
1,421
1,414
1,417
1,413
1,408
1,375
2,200
2,075
2,180
1,910
1,957
1,908
1,922
1,958
1,861
1,786
1,954
2,328
1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN
8,760 10,200 11,171
8,001
6,897
8,524
9,630 11,489 14,532 17,842 20,424 21,772
2 Govt. Bond (Foreign Exch. Denomination)
8,320 10,446 10,446 10,446
1,366 13,964 14,354 14,343 16,199 16,219 16,423 16,989
3 SBI
3,330
1,428
5 Promissory Notes Total
B. Public Sector
Total *
56
Provisional figures
3,643
2,157
772
20,410 24,289 23,774 19,218
2,025
3,772
4,700
6,927
4,602
7,247
6,109
9,691 24,513 27,756 30,532 37,658 38,663 44,094 44,870