September 2014
-
1
Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : +62 21 29818328 Faksimili : +62 21 3501935 E-mail :
[email protected] Website : www.bi.go.id
Desember 2014
LAPORAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA
Triwulan III-2014
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN
Transaksi Berjalan
1
PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL (PII) INDONESIA TRIWULAN III-2014
3
Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen
4
Investasi Langsung
5
Investasi Portofolio
6
Derivatif Finansial
7
Investasi Lainnya Cadangan Devisa Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL LAMPIRAN
7 9 9 10 11
13 15
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1
Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu
Hal
12
Tabel 2
Indikator Sustainabilitas Eksternal Indonesia
13
DAFTAR GRAFIK Hal
Hal Grafik 1
Perkembangan PII Indonesia
3
Grafik 11
Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio
7
Grafik 2
Perkembangan Posisi AFLN Indonesia
3
Grafik 12
Perkembangan Posisi Investasi Lainnya
8
Grafik 3
Perkembangan Posisi KFLN Indonesia
4
Grafik 13
Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya
8
Grafik 4
PII Indonesia menurut Komponen
5
Grafik 14
Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya
9
Grafik 5
Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Komponen
5
Grafik 15
Perkembangan Cadangan Devisa
9
Grafik 6
Perkembangan Posisi Investasi Langsung
5
Grafik 16
PII Indonesia menurut Sektor
10
Grafik 7
Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung
5
Grafik 17
Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Sektor
10
Grafik 8
Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung
6
Grafik 18
Komposisi AFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen
11
Grafik 9
Perkembangan Posisi Investasi Portofolio
6
Grafik 19
Komposisi KFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen
11
Grafik 10
Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio
6
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
1
RINGKASAN Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar USD413,1 miliar (49,0% PDB) pada akhir triwulan III-2014, meningkat 2,9% dari posisi net kewajiban sebesar USD401,5 miliar (47,7% PDB) akhir triwulan II-2014. Peningkatan tersebut didorong oleh surplus transaksi finansial dalam rangka pembiayaan defisit transaksi berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Surplus transaksi finansial tersebut mengakibatkan investasi asing di Indonesia (Kewajiban Finansial Luar Negeri) lebih besar dibandingkan dengan investasi Indonesia di luar negeri (Aset Finansial Luar Negeri). Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia meningkat USD6,6 miliar atau 3,2% menjadi USD214,5 miliar pada akhir triwulan III-2014.
Peningkatan
tersebut dipengaruhi oleh transaksi penambahan investasi Indonesia pada aset finansial asing yang sebagian besar berupa cadangan devisa. Namun demikian, peningkatan posisi AFLN tersebut tertahan oleh faktor negatif revaluasi aset sejalan dengan menguatnya dolar AS secara umum terhadap beberapa mata uang utama dunia dan turunnya harga emas global. Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia meningkat USD18,3 miliar atau 3,0% menjadi USD627,6 miliar pada akhir triwulan III-2014 didorong oleh aliran masuk modal asing, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. Selain itu, faktor revaluasi pada triwulan laporan tercatat positif terutama karena perubahan harga aset finansial domestik yang antara lain sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,3% dari penutupan triwulan sebelumnya. Faktor kenaikan harga aset tersebut melampaui dampak penurunan nilai kewajiban finansial karena penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang utama dunia lainnya.
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
2
PERKEMBANGAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA TRIWULAN III-2014 Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD413,1 miliar (49,0% PDB), meningkat 2,9% dari posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD401,5 miliar (47,7% PDB). Peningkatan tersebut didorong oleh surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Selain itu, peningkatan net kewajiban PII tersebut juga dipengaruhi oleh faktor penguatan dolar AS secara umum terhadap mata uang utama dunia lainnya, turunnya harga emas global, dan naiknya harga aset finansial domestik sebagaimana tercermin pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada triwulan laporan (Grafik 1). Posisi AFLN pada akhir triwulan III-2014 tercatat sebesar USD214,5 miliar, meningkat USD6,6 miliar atau 3,2% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II2014 sebesar USD207,8 miliar. Peningkatan AFLN tersebut terutama disebabkan oleh faktor transaksi yang mencatat bertambahnya investasi Indonesia pada aset finansial luar negeri sebesar USD9,9 miliar, sebagian besar merupakan komponen cadangan devisa. Namun demikian, dampak kenaikan posisi AFLN karena faktor transaksi tersebut tertahan oleh faktor negatif revaluasi aset sejalan dengan menguatnya dolar AS secara umum terhadap beberapa mata uang utama dunia dan turunnya harga emas global (Grafik 2).
Grafik 1 Perkembangan PII Indonesia
Grafik 2 Perkembangan Posisi AFLN Indonesia
Di sisi lain, posisi KFLN meningkat USD18,3 miliar (3,0%) menjadi USD627,6 miliar pada akhir triwulan III-2014 dari posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD609,3 miliar. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi derasnya aliran masuk modal asing (net inflow transaksi finansial sisi kewajiban di NPI) yang mencapai
3
USD17,1 miliar pada triwulan III-2014. Aliran masuk modal asing tersebut terutama dalam bentuk investasi langsung (USD7,7 miliar) dan investasi portofolio (USD5,8 miliar). Selain itu, bertambahnya posisi KFLN juga mencerminkan peningkatan nilai investasi asing di Indonesia antara lain sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,3% dari penutupan triwulan sebelumnya. Faktor kenaikan harga aset finansial domestik tersebut melampaui dampak penurunan nilai kewajiban finansial karena penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang utama dunia lainnya (Grafik 3).
Grafik 3 Perkembangan Posisi KFLN Indonesia
Perkembangan PII Indonesia menurut Komponen Seluruh komponen PII Indonesia, selain derivatif finansial dan cadangan devisa, mencatat posisi kewajiban yang lebih besar dari aset pada akhir triwulan III-2014. Peningkatan net kewajiban terbesar secara nominal dialami oleh komponen investasi portofolio, terutama akibat bertambahnya posisi kepemilikan asing atas saham dan surat utang Pemerintah. Di sisi lain, net kewajiban investasi lainnya mengalami penurunan terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aset investasi lainnya, sebagian besar berupa simpanan sektor swasta di luar negeri (Grafik 4). Peningkatan posisi AFLN terutama akibat kenaikan cadangan devisa sebesar USD3,5 miliar dan aset investasi lainnya sebesar USD2,4 miliar. Sementara itu, peningkatan posisi KFLN terutama karena bertambahnya kewajiban investasi portofolio sebesar USD10,0 miliar dan investasi langsung sebesar USD7,9 miliar (Grafik 5).
4
Grafik 4 PII Indonesia menurut Komponen
Grafik 5 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Komponen
Investasi Langsung Posisi investasi langsung pada triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD224,6 miliar, meningkat USD6,2 miliar (2,8%) dari triwulan sebelumnya sebesar USD218,4
miliar.
Peningkatan
net
kewajiban
investasi
langsung
tersebut
dipengaruhi kenaikan posisi kewajiban investasi langsung (3,0% qtq) di saat posisi aset investasi langsung juga tercatat meningkat sebesar 3,7% (qtq) (Grafik 6).
Grafik 6 Perkembangan Posisi Investasi Langsung
Grafik 7 Perkembangan Posisi Aset Investasi Langsung
Posisi aset investasi langsung meningkat USD1,7 miliar sehingga menjadi USD46,7 miliar pada akhir triwulan III-2014 disebabkan oleh faktor transaksi yang mencatat neto penempatan kepada anak perusahaan di luar negeri sebesar USD2,2 miliar, sebagian besar dalam bentuk modal ekuitas. Namun demikian, peningkatan tersebut sedikit tertahan oleh turunnya nilai investasi langsung Indonesia di luar negeri yang bergerak searah dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia (Grafik 7). Sementara itu, posisi kewajiban investasi langsung meningkat USD7,9 miliar (3,0%) menjadi USD271,2 miliar (32,2% PDB) pada akhir triwulan III-2014. Peningkatan tersebut terutama akibat derasnya arus masuk modal investasi langsung asing yang tercatat sebesar USD7,7 miliar pada triwulan laporan yang mencerminkan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
5
Selain itu, kenaikan posisi kewajiban investasi langsung tersebut juga dipengaruhi faktor revaluasi positif mengikuti penguatan IHSG yang melampaui dampak penurunan nilai kewajiban investasi langsung akibat penguatan dolar AS rupiah (Grafik 8).
Grafik 8 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Langsung
Investasi Portofolio Posisi investasi portofolio kembali mencatat net kewajiban sebesar USD191,4 miliar pada akhir triwulan III-2014, naik USD11,3 miliar (6,3%) dari USD180,1 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. Meningkatnya posisi net kewajiban tersebut karena bertambahnya kewajiban investasi portofolio sebesar 5,1% sementara aset investasi portofolio justru turun 8,5% dari posisi akhir triwulan sebelumnya (Grafik 9).
Grafik 9 Perkembangan Posisi Investasi Portofolio
Bertambahnya
posisi
kewajiban
Grafik 10 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Portofolio
investasi
portofolio
terutama
karena
meningkatnya posisi kepemilikan asing atas saham domestik sebesar USD5,7 miliar sehingga menjadi USD102,3 miliar pada akhir triwulan III-2014. Pada triwulan III-
6
2014, investor asing masih membukukan net beli tipis sebesar USD0,4 miliar setelah pada Agustus-September 2014 terjadi aksi jual yang dipengaruhi faktor sentimen yang berasal baik dari global maupun domestik. Namun demikian, meski diwarnai oleh aksi net jual asing selama dua bulan terakhir triwulan laporan, pasar saham menunjukkan kinerja yang cenderung positif. IHSG secara point-to-point mengalami peningkatan 5,31% dan ditutup pada level 5.137,58 dari posisi akhir triwulan II2014 sebesar 4.878,58. Perkembangan IHSG tersebut turut mendorong naiknya harga saham yang dimiliki asing sehingga meningkatkan posisi kepemilikan asing atas saham domestik (Grafik 10). Selain itu, posisi kepemilikan asing atas surat utang domestik juga tercatat meningkat sebesar USD4,2 miliar sehingga menjadi USD103,1 miliar pada akhir triwulan III-2014. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh transaksi net beli asing terhadap surat utang domestik yang mencapai USD5,4 miliar. Sepanjang triwulan III2014, penempatan asing di instrumen SUN rupiah secara neto mencapai USD4,3 miliar. Selain itu, net beli asing pada instrumen surat utang juga ditopang oleh penerbitan obligasi global Pemerintah dalam bentuk Eurobonds dan Sukuk, masingmasing sebesar EUR1 miliar dan USD1,5 miliar. Namun demikian, dampak net beli asing tersebut termoderasi oleh faktor negatif perubahan lainnya sejalan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya yield SUN bertenor 10 tahun. Pada akhir triwulan III-2014, aset investasi portofolio tercatat sebesar USD14,0 miliar, turun USD1,3 miliar dari posisi akhir triwulan sebelumnya sebesar USD15,3 miliar. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi turunnya kepemilikan penduduk atas surat utang asing (Grafik 11).
Grafik 11 Perkembangan Posisi Aset Investasi Portofolio
7
Derivatif Finansial Posisi net derivatif finansial pada akhir triwulan III-2014 mencatat net aset sebesar USD21 juta, lebih kecil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD37 juta. Penurunan net aset tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kewajiban derivatif finansial yang lebih besar dari kenaikan aset derivatif finansial. Kewajiban derivatif pada triwulan III-2014 tercatat sebesar USD130 juta, naik 37,4% (qtq), sedangkan aset derivatif finansial naik 14,2% (qtq) menjadi USD151 juta.
Investasi Lainnya Posisi investasi lainnya pada akhir triwulan III-2014 mencatat net kewajiban sebesar USD108,3 miliar, turun USD2,4 miliar (2,2%) dari posisi triwulan sebelumnya sebesar USD110,7 miliar. Penurunan posisi net kewajiban tersebut disebabkan oleh naiknya posisi aset investasi lainnya sebesar USD2,8 miliar (7,0%) dari triwulan sebelumnya menjadi USD42,5 miliar, sementara kewajiban investasi lainnya hanya meningkat 0,3% atau sebesar USD0,4 miliar menjadi USD150,8 miliar (Grafik 12).
Grafik 12 Perkembangan Posisi Investasi Lainnya
Grafik 13 Perkembangan Posisi Aset Investasi Lainnya
Kenaikan posisi aset investasi lainnya pada akhir triwulan III-2014 terutama disebabkan oleh peningkatan outstanding simpanan (currency and deposits) sektor swasta domestik di luar negeri sebesar USD2,5 miliar (10,6%) seiring masih derasnya aliran masuk modal portofolio asing dan meningkatnya dana pihak ketiga dalam valas pada perbankan domestik (Grafik 13). Di sisi lain, naiknya posisi kewajiban investasi lainnya pada akhir triwulan III2014 dipengaruhi surplus transaksi kewajiban investasi lainnya sebesar USD3,6 miliar, terutama akibat meningkatnya net penarikan pinjaman luar negeri korporasi dan penempatan simpanan bukan penduduk pada bank domestik. Namun demikian, dampak peningkatan tersebut tertahan oleh faktor negatif perubahan lainnya sebesar USD3,2 miliar, sebagian besar akibat penguatan dolar AS terhadap yen dan mata uang utama lainnya. Faktor revaluasi tersebut terutama berdampak
8
pada penurunan posisi pinjaman luar negeri Indonesia. Porsi pinjaman luar negeri dalam yen memiliki pangsa terbesar kedua setelah pinjaman dalam dolar AS (Grafik 14).
Grafik 14 Perkembangan Posisi Kewajiban Investasi Lainnya
Grafik 15 Perkembangan Cadangan Devisa
Cadangan Devisa Posisi cadangan devisa pada akhir September 2014 tercatat sebesar USD111,2 miliar, naik USD3,5 miliar (3,2%) dari posisi akhir triwulan II-2014 sebesar USD107,7 miliar. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut sejalan dengan surplus NPI triwulan III-2014 sebesar USD6,5 miliar, terutama berasal dari penerimaan devisa hasil ekspor migas Pemerintah, penerbitan obligasi global Pemerintah, dan kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia yang melampaui pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah (Grafik 15). Perkembangan PII Indonesia menurut Sektor Pada akhir triwulan III-2014, seluruh sektor institusi kecuali sektor publik mencatat posisi net kewajiban yang lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor publik, yang terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral, membukukan net kewajiban sebesar USD16,5 miliar, turun 8,2% (qtq) karena kenaikan aset (2,4% qtq) yang melampaui kenaikan kewajiban (1,0% qtq). Di sisi lain, net kewajiban sektor bank meningkat menjadi sebesar USD47,9 miliar atau naik 11,6% (qtq) dipengaruhi kenaikan kewajiban finansial yang disertai dengan penurunan aset finansial. Sementara itu, net kewajiban sektor lainnya yang merupakan porsi terbesar dari total net kewajiban Indonesia meningkat 2,4% (qtq) dipengaruhi oleh kenaikan posisi kewajiban finansial yang jauh melampaui kenaikan posisi aset finansial (Grafik 16).
9
Grafik 16 PII Indonesia menurut Sektor
Grafik 17 Kontributor Perubahan PII Indonesia Tw. III-2014 menurut Sektor
Berdasarkan kontributornya, peningkatan posisi AFLN pada akhir triwulan III2014 terutama didorong oleh kenaikan aset sektor lainnya yakni sebesar USD4,9 miliar, diikuti oleh sektor publik sebesar USD2,4 miliar. Sementara itu, sektor bank justru mengalami penurunan AFLN sebesar USD80 juta. Di sisi lain, kenaikan posisi kewajiban sektor lainnya sebesar USD12,1 miliar menjadi penyumbang utama kenaikan posisi KFLN pada akhir triwulan III-2014. Selain itu, kenaikan posisi KFLN juga didorong oleh bertambahnya kewajiban sektor bank sebesar USD4,9 miliar dan sektor publik sebesar USD1,3 miliar. Dengan perkembangan tersebut, sektor lainnya dan sektor bank mengalami peningkatan net kewajiban masing-masing sebesar USD8,1 miliar dan USD5,0 miliar, sementara sektor publik mencatat penurunan kewajiban sebesar USD1,5 miliar (Grafik 17).
Komposisi PII Indonesia menurut Instrumen Net kewajiban PII Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi instrumen ekuitas (pangsa 72,4%), sisanya dalam bentuk instrumen utang (27,6%) dan derivatif finansial dalam jumlah sangat kecil (0,01%). Pada sisi aset, komposisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh instrumen utang (pangsa 83,3%), sisanya dalam bentuk instrumen ekuitas (16,7%), dan derivatif finansial dalam jumlah sangat kecil (0,06%). Lebih dari separuh instrumen utang di sisi AFLN tergabung dalam kelompok cadangan devisa (51,8% dari total AFLN) (Grafik 18) .
10
Grafik 18 Komposisi AFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen
Grafik 19 Komposisi KFLN Tw. III-2014 menurut Instrumen
Di sisi kewajiban, PII Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh KFLN dalam bentuk ekuitas (53,3%) yang sebagian besar dalam rangka investasi langsung (69,4%). Sementara itu, KFLN dalam bentuk instrumen utang sebagian besar berupa pinjaman (loans) yang diterima dari non-afiliasi di luar negeri. Total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III-2014 tercatat sebesar USD292,3 miliar (34,68% PDB) (Grafik 19). Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Berdasarkan jangka waktu asal (original maturity), AFLN Indonesia pada akhir triwulan III-2014 didominasi oleh instrumen berjangka pendek (pangsa 73,3%), 1
terutama dalam bentuk cadangan devisa . Instrumen AFLN berjangka pendek meningkat
dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya
terutama
karena
meningkatnya cadangan devisa dan simpanan swasta domestik di luar negeri Kondisi berbeda terjadi pada posisi KFLN yang lebih banyak dalam bentuk instrumen kewajiban berjangka panjang (94,0%), terutama dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri berjangka panjang. Komposisi KFLN menurut jangka waktu ini relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
1
Cadev memiliki pula komponen berjangka panjang seperti obligasi, namun secara keseluruhan cadev digolongkan sebagai instrumen jangka pendek karena sifatnya yang likuid.
11
Tabel 1 Komposisi PII Indonesia menurut Jangka Waktu Juta USD *)
Posisi Tw. II-2014
Sektor
Nominal
Total Aset Jangka Panjang1 2
Jangka Pendek Total Kewajiban
Jangka Panjang1 2
Jangka Pendek 1
Pangsa
**)
Posisi Tw. III-2014 Nominal
Pangsa
Perubahan q.t.q **) Nominal
(%)
207,840
100.0
214,481
100.0
6,641
4.1
56,253
27.1
57,277
26.7
1,025
6.6
151,587
72.9
157,204
73.3
5,617
3.2
609,334
100.0
627,588
100.0
18,253
2.5
571,016
93.7
589,910
94.0
18,894
2.1
38,318
6.3
37,678
6.0
-641
8.6
Terdiri dari inv. langsung dan saham, serta surat utang, pinjaman, utang dagang, dan aset/kewajiban lainnya berjangka panjang
2
Terdiri dari cadev, derivatif, dan uang & simpanan, serta surat utang, pinjaman, utang dagang, dan aset/kewajiban lainnya berjangka pendek *)
12
angka sangat sementara; **) angka sangat sementara
3
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL Perkembangan Posisi Investasi Internasional Indonesia triwulan III-2014 yang mengalami peningkatan net kewajiban tercermin pada pergerakan beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Dari sisi solvabilitas, beberapa indikator mengindikasikan pelemahan sisi eksternal ekonomi Indonesia dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya. Hal ini antara lain dilihat dari kemampuan sumber pendapatan valas dari neraca berjalan NPI untuk membayar utang luar negeri (ULN) yang lebih rendah seiring bertambahnya KFLN Indonesia di saat kenaikan pendapatan valas relatif terbatas. Namun demikian, penambahan KFLN tersebut diiringi perbaikan pada struktur pembiayaan yang tercermin dari rasio aliran modal asing dalam bentuk non-utang (non-debt creating inflows) terhadap PDB dan porsi sumber pembiayaan berjangka panjang (tercermin dari rasio net kewajiban investasi langsung terhadap PDB) yang meningkat sejalan dengan masih derasnya aliran masuk modal investasi langsung. Di sisi likuiditas, posisi cadangan devisa yang meningkat memperbaiki kemampuan cadangan devisa untuk menjaga kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri jangka pendek. Namun demikian, bertambahnya jumlah uang beredar sedikit meningkatkan risiko penurunan kepercayaan terhadap rupiah. Tabel 2 Indikator Ketahanan Eksternal Indonesia 2013*
Tw. I-2014*
Tw. II2014*
Tw. III2014**
1. Net PII PDB
-42,4
-46,2
-47,7
-49,0
2. Utang Luar Negeri PDB
32,3
32,3
33,7
34,7
3. Utang Luar Negeri Ekspor
129,5
135,3
140,0
140,1
4. Utang Luar Negeri Neto1) Current Account Receipts 2)
48,6
50,6
52,7
53,1
5. Net Kewajiban Investasi Langsung PDB
28,7
30,2
31,3
32,2
6. Non-debt creating inflows (Kewajiban Investasi Langsung + PI-equity ) PDB
37,7
41,4
42,8
44,3
1. Reserve Assets Impor
47,0
49,3
52,1
54,3
2. Reserve Assets Broad Money (M2)
31,1
33,2
32,4
32,7
3. Reserve Assets Utang Luar Negeri Jangka Pendek (sisa jangka waktu)
175,4
184,3
183,1
193,9
INDIKATOR A. Rasio Solvabilitas
B. Rasio Likuiditas
1) 2) *
Selisih antara komponen utang di sisi KFLN dan sisi AFLN pada PII Indonesia Total penerimaan ekspor barang dan jasa serta pendapatan primer dan sekunder angka sementara
**
angka sangat sementara
13
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
14
4
LAMPIRAN POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA Juta USD Komponen
2010
2011
2012
149,981
166,843
187,265
190,240
199,676
207,840
214,481
19,293
19,998
27,985
39,688
42,519
45,008
46,673
10,359
10,183
15,335
26,430
28,784
31,040
32,656
1.2. Instrumen utang
8,934
9,814
12,650
13,259
13,735
13,968
14,018
2. Investasi portofolio
6,829
8,018
13,486
14,759
14,293
15,285
13,986
947
1,259
1,724
2,434
2,595
2,871
3,061
5,881
6,759
11,762
12,325
11,698
12,413
10,925
A. Aset 1. Investasi langsung 1.1. Modal ekuitas
2.1. Modal ekuitas 2.2. Surat utang 3. Derivatif finansial 4. Investasi lainnya 4.1. Piutang dagang & uang muka 4.2. Pinjaman 4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan 4.4. Aset lainnya
2013**
2014 Tw.I*
Tw.II**
Tw.III**
81
101
57
168
188
132
151
27,571
28,603
32,955
36,238
40,084
39,738
42,507
6,387
6,144
10,317
10,961
12,007
11,964
12,382
893
1,375
1,032
253
382
274
146
17,760
18,255
18,776
21,555
23,805
23,311
25,777
2,531
2,829
2,829
3,469
3,890
4,189
4,203
5. Cadangan devisa
96,207
110,123
112,781
99,387
102,592
107,678
111,164
5.1. Emas moneter
3,299
3,593
3,935
3,023
3,253
3,307
3,061
5.2. Special Drawing Rights (SDR)
2,714
2,696
2,715
2,712
2,721
2,719
2,619
224
223
224
224
225
225
216
89,970
103,611
105,907
93,427
96,393
101,427
105,268
441,043
485,115
548,489
560,467
594,335
609,334
627,588
173,356
198,598
227,219
250,742
258,080
263,367
271,237
151,018
170,883
196,405
216,148
220,946
225,804
232,507
1.2. Instrumen utang
22,339
27,715
30,814
34,594
37,134
37,563
38,730
2. Investasi portofolio
146,148
152,782
178,393
161,879
188,559
195,434
205,400
2.1. Modal ekuitas
88,847
89,253
100,911
77,692
95,557
96,574
102,306
2.2. Surat utang
57,302
63,529
77,483
84,187
93,003
98,860
103,094
57
87
95
136
90
95
130
121,481
133,648
142,782
147,710
147,606
150,439
150,821
5.3. Reserves Position in The Fund (RPF) 5.4. Cadangan devisa lainnya B. Kewajiban 1. Investasi langsung 1.1. Modal ekuitas
3. Derivatif finansial 4. Investasi lainnya 4.1. Utang dagang & uang muka
691
1,568
2,126
1,983
2,161
2,201
2,416
108,143
118,582
121,363
125,942
126,548
127,635
126,722
4.3. Uang kertas asing (UKA) dan simpanan
5,826
7,117
8,240
9,694
10,312
10,840
12,565
4.4. Kewajiban lainnya
6,821
6,381
11,053
10,092
8,585
9,762
9,119
-291,062
-318,272
-361,224
-370,227
-394,659
-401,494
-413,106
4.2. Pinjaman
Posisi Investasi Internasional, bersih Memorandum : Investasi langsung berdasarkan arah investasi
-154,063
-178,600
-199,234
-211,053
-215,561
-218,359
-224,564
A. Ke Luar Negeri
6,672
6,204
12,401
19,029
20,645
22,158
23,141
1. Modal Ekuitas
9,956
9,796
12,106
19,054
20,198
21,432
22,155
2. Instrumen Utang
-3,284
-3,592
295
-25
447
726
986
160,735
184,804
211,635
230,083
236,206
240,517
247,705
150,614
170,495
193,175
208,772
212,361
216,196
222,006
10,121
14,308
18,459
21,310
23,846
24,322
25,699
B. Di Indonesia (PMA) 1. Modal Ekuitas 2. Instrumen Utang *)
angka sementara, **) angka sangat sementara
15