PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009
TESIS
Oleh NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
THE ROLES OF HEALTH STAFFS, TEACHERS AND STUDENTS’ PARENTS IN PERFORMING SDHP WITH ORAL AND DENTAL HEALTH CARE OF THE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN MEDAN CITY YEAR 2009
THESIS
BY NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
POSTSCHOLAR SCHOOL UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA MEDAN 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SD DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 : Natalina Hutabarat : 077012016 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM) Ketua
(Drs. Tukiman, MKM) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T.Chairun Nisa B,MSc)
Tanggal lulus : 6 Juli 2009
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Telah diuji pada Tanggal 6 Juli 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Lina Natamihardja, drg, SKM
Anggota
: 1. Drs. Tukiman, MKM 2. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., MKes, Sp.Pros(K) 3. Drs. Amru Nasution, MKes
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERNYATAAN
PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2009
(Natalina Hutabarat)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi yang mencakup pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan desain potong lintang (crosssectional). Populasi terdiri dari petugas kesehatan, guru olah raga kesehatan (orkes), orang tua dan murid sekolah dasar (SD). Sampel petugas kesehatan 8 orang, guru orkes 8 orang, orang tua 320 orang dan murid SD 320 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yang dianalisa dengan memakai uji Chi Square dan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih kurang. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi, penyebab karang gigi dan perawatan gigi berlubang masih rendah. Status kesehatan gigi dan mulut murid: rata-rata DMFT 1,43 termasuk kategori rendah menurut WHO. Rata-rata sekstan sehat 3,32; sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 sesuai target WHO 2010. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang. Dalam pelaksanaan UKGS, peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih rendah. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan kumur-kumur dengan fluor masih rendah. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran petugas kesehatan ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid. Peran guru orkes ada hubungan dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak ada hubungan dengan status periodontal. Peran orang tua ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid Petugas kesehatan perlu meningkatkan perawatan komprehensif dengan penambalan gigi dan scaling, kumur-kumur dengan fluor, sikat gigi massal agar status kesehatan gigi murid meningkat. Disamping itu perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke kepala Puskesmas serta meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan menindaklanjutinya.
Kata Kunci : UKGS, Peran, Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT
School Dental Health Program (SDHP) with the elementary school students target is the implementation of the dental health services including promotive, preventive and curative services based on need and demand. The implementation of this program directly combines the potentials of students’ parents, teachers, dental health staffs in the public health center or in local health departement. The purpose of this study is to analyze the relationship between the roles of health staffs, teachers, and students’ parents in the implementation of School Dental Health Program (SDHP) and in tooth filling and oral brushing behaviour and dental health status of the elementary school students in Medan. This is a survey study with cross sectional design and analytical descriptive approach. Population consisted of teachers, health staffs and elementary school students. Physical exercise teacher and health staff samples were 8 respectively, whereas parents and elementary school students were 320 respectively. Samples were taken randomisely were analyzed by using chi square test and ANOVA test. The result of study showed that the student tooth brushing habit and the use of fluor tooth paste is still low. Children knowledge about dental health care information source, calculus teeth causes and decay teeth care is still low. The oral and dental health status of student: the DMFT average 1,43 include in lower category of WHO. The average of health sextant 3,32; gingivitis sextant 0,88 and calculus sextant 1,70 according to 2010 WHO target. The average of OHI 1,71 include moderate category. In performing School Dental Health Program (SDHP), the role of health staff in monitoring SDHP activity and socialitation of SDHP program is still low. The role of physical exercise teachers in leading tooth brush campaign and gargling with fluor is still low. The role of parents in controlling tooth brushing and bring their children to check up their teeth to dentist is still low. The roles of health staff and physical exercise teacher didn’t related with the student tooth brushing habit. The role of parent related to student tooth brushing habit. The role of health staff related with the dental caries status and student’s oral hygiene. Health staffs have less role in periodontal status. The role of physical exercise teachers related with caries experience and oral hygiene of the student. Physical exercise teachers have less role in periodontal status. The role of parents related with the dental caries status, periodontal status and student’s oral hygiene. The health staffs are necessary to improve comprehensive care with tooth filling and scaling, tooth brushing campaign so that dental health status of students will increase. Besides it is necessary to suggest to facilitating additional instruments and filling materials to the head of the public health center and to increase the evaluation of the report of dental health program and to follow up.
Key words: SDHP, Role, Oral and Dental Health Care.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2009”. Proses Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. 2. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. 3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. 4. Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM selaku ketua komisi pembimbing dalam penulisan tesis ini dan Drs. Tukiman, MKM sebagai anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5. Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes, Sp.Pros(K) dan Drs. Amru Nasution, M.Kes sebagai komisi penguji tesis. 6. Para dosen di lingkungan SPs Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, khususnya pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara. 8. Kepala Puskesmas PB Selayang II, Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang, Rantang, Polonia, Padang Bulan dan Tuntungan. 9. Kepala Sekolah SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN 064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885. 10. Para teman sejawat dan rekan-rekan mahasiswa di lingkungan SPs Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, khususnya pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan angkatan tahun 2007. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibunda, suami dan ananda tercinta serta seluruh keluarga. Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin, SE yang telah memberi dorongan dan .........
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dukungan baik moril maupun materil yang tak terbatas kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Medan, Juni 2009
Penulis
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Natalina Hutabarat
Tempat/Tanggal Lahir
: Silau Dunia/26 Desember 1963
Alamat
: Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 40/41 Medan
Riwayat Pendidikan
: - SD Negeri 01264 selesai tahun 1976 - SMP Immanuel Medan selesai tahun 1979 - SMA Immanuel Medan selesai tahun 1982 - Fakultas Kedokteran Gigi USU selesai tahun 1990
Riwayat Pekerjaan
: - Dokter Gigi di Puskesmas Denpasar Barat II Denpasar Bali, Tahun 1992-1993. - Dokter Gigi di Puskesmas Ngesrep Semarang, Jawa Tengah, Tahun 1994-2002. - Dokter Gigi di Puskesmas Banyumanik Semarang, Jawa Tengah, Tahun 2002-2006. - Dokter Gigi di Puskesmas PB. Selayang II Medan, Sumatera Utara, Tahun 2006 s/d sekarang.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK.....................................................................................................
i
ABSTRACT....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR...................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang .......................................................................... Permasalahan ............................................................................. Tujuan Penelitian ....................................................................... Hipotesis .................................................................................... Manfaat Penelitian .....................................................................
1 6 6 6 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
8
2.1. Karies Gigi ................................................................................ 2.2. Penyakit Periodontal................................................................... 2.3. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut .................... 2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut ................. 2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah ........................ 2.4. Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas........................................ 2.4.1. Strategi Pentahapan UKGS ............................................. 2.4.2. Sasaran Pelaksanaan UKGS ............................................ 2.5. Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS ................ 2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS .................... 2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam Pelaksanaan UKGS ......................................................... 2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS ................... 2.6. Landasan Teori .......................................................................... 2.7. Kerangka Konsep .......................................................................
8 12 14 14 19 20 21 23 24 24 25 26 28 31
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................
33
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 3.2.2. Waktu Penelitian............................................................. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 3.3.1 Populasi Penelitian.......................................................... 3.3.2. Cara Sampling dan Besar Sampel.................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 3.5. Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 3.5.1. Variabel Bebas................................................................ 3.5.2. Variabel Terikat .............................................................. 3.5.3. Definisi Operasional........................................................ 3.6. Metode Pengukuran .................................................................... 3.7. Metode Analisis Data .................................................................
33 33 33 33 34 34 34 36 37 37 38 39 45 46
BAB 4 HASIL PENELITIAN.......................................................................
48
4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5.
Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ Karakteristik Responden............................................................. Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ............................ 4.6. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 4.7. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 4.8. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan .......... 4.9. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ........................................................................................ 4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...................... 4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ....... BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 5.1. Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan .........................................................
48 48 49 52 53 57
58 60
61 63 64 67 67
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5.2. Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan .......................... 5.3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 5.4. Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ............................................... 5.5. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan ......................................................... 5.6. Keterbatasan Penelitian.............................................................
69
71
74
77 79
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
80
6.1. Kesimpulan ............................................................................... 6.2. Saran ..........................................................................................
80 82
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
84
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2.1
Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO ...............
11
3.1
Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal...........
43
3.2
Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil Ukur ........................................................................
45
4.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes...............................
48
4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320).........................
49
4.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid ..........................
49
4.4
Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan (N = 320).............................................................................
50
4.5
Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan.............
50
4.6
Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320).......
52
4.7
Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320) .....................
52
4.8
Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320) ....
53
4.9
Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320) .......................
53
4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan.....................................................
54
4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ................................................................
55
4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ................................................................
55
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan................................................................................. 4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan ................................................................
56 56
4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan.....................................................................................
57
4.16 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...............
57
4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan
58
4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan.........
59
4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan.........
60
4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...........................
61
4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............
61
4.22 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan.....................
62
4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan.....................
63
4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan ...........................
64
4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan............
64
4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan.....................
65
4.27 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan.....................
66
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1.
Kerangka Konsep Penelitian ...........................................................
Halaman 32
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR BAGAN
Nomor 2.1.
2.6.
Halaman
Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent (Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu) ...........................................................................................
9
Empat Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan Mulut ..............................................................................................
30
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Kuesioner ............................................................................................
88
2.
Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut ..........................
97
3.
Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ........................................
99
4.
Output SPSS .......................................................................................
106
5.
Surat Izin Melakukan Penelitian ..........................................................
125
6.
Surat Keterangan dari Lokasi Penelitian ..............................................
127
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dewasa ini, tujuan pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya
peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut namun penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan masyarakat. Di Indonesia, masalah kesehatan gigi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi adalah penyakit kelainan jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan karies gigi (dental caries) (DepKes RI, 2000). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi pengunyahan yang dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan. Selain itu, dapat mempengaruhi kesehatan secara umum misalnya menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes. Hal ini terjadi karena gigi berlubang yang tidak dirawat akan menjadi gangren (busuk) dan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) yang dapat menimbulkan penyakit pada organ tubuh lainnya (Axellson, 1999; Harris & Christen, 1995). Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menginformasikan prevalensi karies 90,05%, sedangkan prevalensi penyakit periodontal sampai mencapai 96,58%. Selain itu, 63% penduduk Indonesia menderita karies gigi aktif, namun untuk beberapa provinsi angka tersebut lebih tinggi dari angka nasional seperti di Provinsi Sumatera Utara (DepKes RI, 2000).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara menunjukkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Profil Data Dinas Kesehatan Kota Medan (2007), tentang penelitian di beberapa Puskesmas Lingkar Dalam dan Puskemas Lingkar Luar Kota Medan yang menunjukkan prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah di kota Medan sebanyak 74,69%. Untuk program UKGS sebanyak 9655 murid (15,12%) telah diperiksa dan dari 2383 murid SD/MI yang terdeteksi memerlukan perawatan, hanya 578 (24,26%) yang mendapat perawatan. Survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas PB Selayang II dan Puskesmas Padang Bulan Kota Medan (2008) pada siswa SD, diperoleh prevalensi karies gigi yang tinggi sebesar 80,21%. Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year 2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa staf gigi di puskesmas dan Dinas kesehatan Kota Medan (2008), diketahui bahwa penyebab non klinis penyakit gigi pada siswa sekolah dasar (SD) adalah rendahnya tingkat pemeliharaan gigi oleh siswa.
Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkait dengan peran
stakeholders atau orang-orang atau yang relatif dekat dengan siswa yang terkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1) keluarga siswa terutama orang tua, (2) guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kesehatan, dan (3) tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS. Tingginya prevalensi dan derajat keparahan karies serta rendahnya motivasi anak untuk merawat gigi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku atau tindakan dalam memelihara kesehatan gigi yang masih rendah. Hasil SKRT (2001) menunjukkan hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi sangat sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur malam) dan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi atau sebelum tidur malam). Secara keseluruhan (52%) penduduk Indonesia dilaporkan mengeluh sakit selama satu bulan terakhir. Walaupun demikian, hanya 5,5% dari penduduk yang memeriksakan giginya ke dokter gigi atau perawat gigi dalam 6 tahun terakhir dan di antara yang datang hanya 18,6% yang bertujuan memeriksakan giginya (check up). Sebagian besar (61,8%) bertujuan untuk berobat karena sakit gigi, 10% di antaranya bertujuan menambal gigi, 5,8% memasang gigi palsu dan 24,8% karena alasan lainnya. Keadaan ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat ke sarana pelayanan yang tepat (DepKes RI, 2004). Salah satu kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Medan untuk tahun 2007-2010 adalah peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat serta ikut dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan (Profil Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju visi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat (DepKes RI, 2004). Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Peran orang tua murid dan guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah, berada dalam 2 jalur, yaitu: (1) jalur sekolah, potensi orang tua murid dan guru diarahkan untuk membantu pelaksanaan UKGS; dan (2) jalur primary health care, orang tua dan guru yang juga orang tua di rumah mendorong anak-anak mereka dalam melaksanakan kebiasaan memelihara kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Unsur tenaga kesehatan adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup membina UKGS (Direktorat Kes. Gigi Depkes RI, 2000). Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa di samping petugas kesehatan gigi, maka keluarga/orang tua dan sekolah melalui para guru mempunyai peranan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah. Orang tua dan guru sekolah adalah orang yang berkepentingan dalam memelihara kesehatan gigi anak sekolah, baik karena kepentingan pribadi maupun kepentingan tugas. Menurut Green (2005), orang tua dan
guru mempunyai peran terhadap
perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
anaknya; dengan peran yang dilakukan oleh orang tua meliputi memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke pelayanan kesehatan gigi jika anak sakit gigi, baik melalui jalur rumah maupun sekolah atau UKGS (DepKes RI, 2004). Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru adalah orang yang membantu orang lain belajar; dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman, dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manajer, dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Peran orang tua dan guru sekolah dalam perawatan gigi anak secara teoritis relatif teridentifikasi. Namun tingginya angka kesakitan gigi adalah fakta riil. Fenomena ini menunjukkan kecenderungan adanya hubungan sebab akibat yang belum maksimal. Dengan demikian, fenomena ini sangat penting dianalisis yang hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan dalam menurunkan angka kesakitan gigi di kalangan anak usia sekolah, melalui peran orang tua, guru dan petugas kesehatan. Mereka merupakan panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan. Oleh sebab itu, mereka juga harus mempunyai sikap dan perilaku positif dan merupakan pendorong atau penguat perilaku sehat anak sekolah.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan.
1.4. Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian, dapat dirumuskan hipótesis penelitian yaitu ada hubungan antara peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar di Kota Medan.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 1. Sebagai input bagi Dinas Kesehatan, puskesmas, dan sekolah dasar dalam pelaksanaan program UKGS. 2. Sebagai input bagi pengelola program untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan sehingga dapat menurunkan insidens dan prevalens karies.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Pengembangan konsep Administrasi dan Kebijakan Kesehatan khususnya konsep manajemen program peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi siswa sekolah dasar. 4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dari semua golongan umur yang mempunyai sifat progresif bila tidak dirawat akan makin parah. Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit ini lambat dan realitanya bahwa penyakit ini jarang menyebabkan kematian maka sering penderita tidak memberikan perhatian khusus (DepKes RI, 2004). Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Di Indonesia, umumnya masalah kesehatan gigi yang dijumpai di masyarakat adalah penyakit kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan karies gigi (dental caries). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi pengunyahan yang akan menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan (Axellson, 1999; Depkes RI, 2007, Pintauli & Hamada, 2008). Status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan penyakit karies dan penyakit periodontal.
2.1.
Karies Gigi Karies gigi merupakan proses infeksi yang memiliki keterkaitan dengan
kesehatan dan status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan penyakit di organ tubuh lainnya. Infeksi oral berpengaruh pada kesehatan sistemik (Axellson, 1999; WHO report 2003).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktorial, yaitu adanya 3 faktor utama yang saling mempengaruhi. Ketiga faktor tersebut adalah (Panjaitan, 1997; Harris & Christen, 1995): a. tuan rumah (host): gigi dan saliva, b. agen (agent): mikroorganisme c. substrat: lingkungan Selain ketiga faktor ini juga terdapat faktor waktu yang mempengaruhi terjadinya karies. Agar karies dapat terjadi, maka kondisi dari setiap faktor harus saling mendukung yaitu adanya tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kareiogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. Rangkaian faktor-faktor yang berhubungan dengan status karies gigi dapat dilihat melalui Bagan 2.1 berikut ini : Agen (Mikroorganisme)
Host (Tuan Rumah)
Tidak Karies
Tidak Karies
Tidak Karies KARIES Tidak Karies
Tidak Karies Substrate Lingkungan Tidak Karies
Time (Waktu)
Sumber : Harris, N.O., Christen, A.G., 1995.
Bagan 2.1. Interaksi Terjadinya Karies Gigi Antara Host (Tuan Rumah), Agent (Agen Mikroorganisme), Substrate (Lingkungan) dan Time (Waktu)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses kerusakan jaringan keras gigi. Efek merusak
ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme
mikroorganisme di dalam plak gigi. Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning. Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi mikro organisme pada permukaan enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga puluh (Panjaitan, 1997). Penelitian-penelitian membuktikan bahwa penambahan karbohidrat pada makanan hanya menyebabkan akumulasi plak yang sangat tebal. Penumpukan plak sudah dapat terlihat dalam waktu 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur kebersihan mulut (Antasari, 2005;Axelsson, 1999), sedangkan waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang pada gigi cukup bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan (Panjaitan, 1997). Mengingat bahwa terjadinya gigi membutuhkan waktu dan proses yang panjang, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegahnya dapat dimulai sejak dini, yaitu pada usia sekolah dasar. Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan melalui indeks karies gigi, indeks yang biasa dipakai adalah indeks DMF-T, dari WHO dengan rumus : ∑ DMF-T = D + M + F DMF-T rata-rata = ∑ DMF-T / N D = Decayed (gigi berlubang) M = Missing (gigi telah dicabut karena karies) F = Filling (gigi dengan tumpatan baik)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
T = Tooth (gigi tetap) Di bawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO Tingkat Keparahan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
DMF-T 0,8 – 1,1 1,2 – 2,6 2,7 – 4,4 4,5 – 6,5 6,6 keatas
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004. Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah 1) prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF) akibat karies, 2) PTI (Performance Treatment Indeks), yaitu persentase yang melakukan penambalan (F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF). diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi tetapnya (DepKes RI, 2000). Mengacu pada Indikator Oral Health Global Goal dari WHO 2015, data status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia (SKRT, 2001) menunjukkan bahwa sebanyak 52% penduduk usia >10 tahun menderita karies aktif dan prevalensi karies aktif meningkat dengan bertambahnya umur. Anak usia >10 tahun yang mengalami karies sebesar 44%, pada usia 18 tahun meningkat sebesar 51% dan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
meningkat tajam pada usia 35-44 tahun sebesar 80% dan pada usia >65 tahun sebesar 97%. Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology (1995) menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun sebanyak 76,92% dengan DMFT rata-rata 2,21 (Maulani & Enterprise, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi karies gigi di Indonesia sebanyak 90,05%.
2.2.
Penyakit Periodontal Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi (Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di Indonesia sampai mencapai 96,58%. Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan pendukung gigi yang terdiri atas jaringan periodontal, sementum, tulang alveolar dan gusi (Depkes RI, 1990). Sama seperti karies, plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi (Panjaitan, 1999). Studi epidemiologi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan kontrol plak, sikat gigi yang teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah reaksi peradangan jaringan gingiva yang terjadi akibat akumulasi plak bakteri gigi, sedangkan periodontitis adalah adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi pada keadaan gingiva yang terinflamasi (Axellson, 2005; Harris & Christen, 1995). Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodontal (Panjaitan M, 1997), yaitu : 1. Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri dan produksinya, faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi tiruan yang tidak sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang tidak normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi mekanis terhadap jaringan periodontal yaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, trauma sikat gigi, dan menggigitgigit bibir atau kuku. 2. Faktor sistemik, yaitu keadaan sistemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang tidak seimbang, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan manifestasi pada mukosa mulut. Beberapa penyakit sistemik menunjukkan manifestasi berupa kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis, leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.3.
Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
2.3.1. Perilaku Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Menurut konsep kesehatan Blum dalam Notoatmodjo (2003), status kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut seseorang maupun masyarakat. Sehubungan dengan itu, perilaku menyikat gigi, diet, merawat gigi dan kunjungan berkala ke dokter gigi akan mempengaruhi baik buruknya kesehatan gigi dan mulut, yang akan mempengaruhi skor karies (DepKes RI, 2005). Peran perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Perilaku kesehatan yang dikembangkan sejak usia dini sangat efektif dalam menurunkan karies (Situmorang, 2005). Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian, dan sebagainya. Perilaku juga merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal (karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan
misalnya
kecerdasan,
tingkat
emosional),
maupun
eksternal
(lingkungan) yang perkembangannya dimodifikasi untuk pengukuran pengetahuan dan sikap di mana pengetahuan merupakan stimulus yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Situmorang, 2005; Notoatmodjo, 2003). Kwick (cit. Notoatmodjo), mengatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003). Pemicu perilaku adalah isyarat/stimulus dari lingkungan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, misalnya, perilaku menyikat gigi sering dikaitkan dengan mandi, yaitu setelah mencuci muka biasanya orang menyikat gigi. Pemicu perilaku bergantung pada dampak perilaku tersebut. Bila seseorang melakukan suatu tindakan dan pengaruhnya dirasa menguntungkan, orang tersebut pasti akan mengulangi tindakan tadi. Sebaliknya, bila pengaruhnya tidak menyenangkan, perilaku tersebut tidak akan diulangi (Green, 2005; Notoatmodjo, 2003; Situmorang, 2005). Menurut Green & Kreuler (2005), perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: 1. Faktor predisposing (individu si anak) yaitu umur, pengetahuan, sikap dan status ekonomi. 2. Faktor enabling (pemungkin) yang mendorong terwujudnya perilaku kesehatan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Faktor reinforcing (penguat) yang meliputi komunikasi, sikap dan perilaku orang tua dan guru. Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar. Dari pengertian tersebut, perilaku kesehatan diartikan sebagai respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi, tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit. Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%) (Situmorang, 2005). Ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain (Herijulianti dkk, 2002): a. Bersifat intensional, yaitu pengalaman atau latihan dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan secara kebetulan. b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan atau berhasil baik dipandang dari segi siswa maupun guru.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
c. Bahwa perubahan itu efektif, artinya membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa. d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka. Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi bercampur yaitu anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani & Enterprise, 2005). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), 60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang salah satunya adalah penyakit periodontal, padahal hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi paling sesuai dengan anjuran program sedangkan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program. Sebagian besar penduduk (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai anjuran program menyikat gigi, bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan ini menunjukkan pentingnya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui kebiasaan pelihara diri yang meliputi (DepKes RI, 2004) : 1. Menyikat gigi Menyikat
gigi dengan
menggunakan sikat
gigi merupakan
bentuk
penyingkiran plak secara mekanis. Sebagaimana diketahui, plak adalah faktor
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
penyebab karies maupun penyakit periodontal. Tujuan menyikat gigi adalah untuk memlihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya, menimbulkan rasa segar dengan penambahan pasta gigi sehingga karies dapat dicegah (Harris & Christen, 1995; Pintauli & Hamada, 2008). Faktor yang perlu diperhatikan pada waktu menyikat gigi adalah (Panjaitan, 1997; Pintauli & Hamada, 2008): a. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 2 kali sehari. b. Waktu menyikat gigi yang dianjurkan setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. c. Durasi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 5 menit, namun pada umumnya orang-orang hanya menyikat gigi sekitar 1-3 menit. d. Gerakan yang digunakan dalam menyikat gigi adalah metode Bass yaitu sikat diletakkan 45º terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat sikat pada tepi gusi. Sikat digerakkan dengan gerakan pendek-pendek secara horisontal dengan getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10 kali. 2. Menggunakan pembersih interdental Program pemeliharaan kesehatan gigi harus juga ditujukan pada daerah interdental dan proksimal. Pembersih interdental mencakup benang gigi, tusuk gigi, brus interdental, sikat gigi berumpun tunggal, dan alat pembersih mekanis atau elektrik lainnya.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3. Menggunakan obat kumur Secara umum, obat kumur digunakan untuk memberikan nafas yang segar. Kebanyakan obat kumur mengandung campuran amonium, asam benzoat dan fenol. Sama seperti pasta gigi, pemasaran obat kumur berhubungan dengan rasa, warna, bau dan sensasi yang diberikan obat kumur tersebut.
2.3.2. Pendekatan Komunikasi terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah Salah satu komunikasi antar personal adalah komunikasi orang tua dengan anaknya (Liliweri, 2007). Komunikasi orang tua terhadap anaknya, tentang pengalaman perawatan gigi yang baik cenderung dapat menciptakan perilaku perawatan gigi anak yang benar. Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid (Astoeti, 2006; Herijulianti dkk, 2002). Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi orang tua dan guru mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah. Green & Kreuler (2005) juga menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan guru cenderung mempunyai pengaruh terhadap perilaku anak dan pemeliharaan kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dengan kata lain, tidak hanya tenaga kesehatan saja yang berperan dalam perubahan perilaku anak tetapi juga perlunya keterlibatan orang tua dan guru sekolah.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.4.
Penyelenggaraan UKGS di Puskesmas Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
kegiatan pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan penyakit gigi dan mulut. Pelayanan kesehatan gigi puskesmas juga dilakukan dengan mengembangkan program pelayanan luar puskesmas, yaitu dengan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah atau UKGS. Program UKGS menjadikan Sekolah Dasar (SD) sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi dalam skala terbatas (Depkes RI, 2000; DepKes RI, 2005). UKGS adalah suatu komponen dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif hingga pelayanan paripurna. Tujuan UKGS adalah: a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif. b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene). c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation). d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective approach).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
e. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem pembayaran yang bersifat pra-upaya (pre-payment system).
2.4.1.
Strategi Pentahapan UKGS Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dan pemerataan jangkauan dan
adanya target kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 yang harus dicapai, maka kegiatan UKGS diterapkan berdasarkan strategi pentahapan yang disesuaikan dengan paket-paket UKS yang meliputi:
1. UKGS Tahap I Pada tahap ini, usaha kesehatan gigi dan mulut
belum terjangkau oleh
fasilitas tenaga kesehatan gigi sehingga dilakukan oleh tim pelaksana UKS di SD/MI dan guru sekolah. Kegiatannya berupa: a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru dengan materi sesuai kurikulum olahraga dan kesehatan. b. Upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa kebiasaan pelihara diri dan sikat gigi masal satu kali sebulan minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor. c. Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi anak didik yang memerlukan. 2. UKGS Tahap II Pada tahap ini, sudah ada tenaga kesehatan walaupun masih terbatas. Kegiatan berupa: a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
b. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal dengan pasta gigi mengandung fluor satu kali sebulan untuk kelas I, II dan III, pembersihan karang gigi dan kumurkumur dengan larutan fluor. c. Upaya penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I. d. Upaya perawatan medik dasar bagi anak didik yang memerlukan misalnya pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit (oleh guru). f. Rujukan bagi yang memerlukan.
3. UKGS Tahap III Pada tahap ini sudah ada tenaga kesehatan gigi yang lengkap. Kegiatannya berupa: a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. b. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut oleh guru. c. Upaya pencegahan berupa sikat gigi masal kelas I-VI dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluor minimal 1 kali sebulan, pembersihan karang gigi dan aplikasi fluor. d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk murid kelas I diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. e. Upaya perawatan medik gigi dasar berupa pengobatan atas permintaan pada murid kelas I-VI (care on demand).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
f. Upaya perawatan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk kelas I, III, V dan VI (treatment need). g. Rujukan bagi yang memerlukan.
2.4.2.
Sasaran Pelaksanaan UKGS Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi sasaran primer, sekunder
dan tersier. Sasaran primer adalah peserta didik atau murid sekolah. Pada awalnya UKGS ditujukan pada anak SD dan SMP (6-14 tahun), yang kemudian meluas sampai anak SMA. Yang menjadi sasaran sekunder adalah guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan dan orang tua murid sedangkan sasaran tersier meliputi (DepKes RI, 2004): 1.
Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.
2.
Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
3.
Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal,
UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2.5.
Peranan Tenaga Pelaksana dalam Pelaksanaan UKGS Berdasarkan peranannya, ada beberapa tenaga yang dilibatkan dalam
pelaksanaan UKGS. Untuk tenaga pelaksana di puskesmas, maka petugasnya adalah dokter gigi dan perawat gigi. Guru adalah pelaksana di sekolah, dan orang tua adalah pelaksana di rumah. Dokter gigi biasanya bersama perawat gigi akan menyusun rencana kegiatan menentukan target tahunan serta jadwal kegiatan bulanan, monitoring program dan evaluasi. Selain itu melaporkan dan mengkoordinasikan kepada pihak terkait puskemas yaitu Kepala Puskemas dan petugas UKS. Jika diperlukan, mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas I pada setiap tahun anggaran baru berkoordinasi dengan kepala sekolah. Perawat gigi bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD. Perawat gigi juga melakukan pembersihan karang gigi, pelayanan medik gigi dasar, monitoring pelaksanaan UKGS, melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.
2.5.1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi dalam UKGS Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya masalah dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pencegahan yang meliputi (DepKes RI, 2000):
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
1. memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah. 2. mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik. 3. melaksanakan kegiatan sikat gigi masal. 4. melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I. 5. melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal. 6. melakukan perawatan/penambalan gigi. 7. melakukan scaling (pembersihan karang gigi).
2.5.2. Peran Guru Olah Raga Kesehatan (Orkes) dalam Pelaksanaan UKGS Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan guru adalah (Astoeti, 2006): 1. Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi berfluor. 2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor. 3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata pelajaran olahraga dan kesehatan. 4. Menjaring murid kelas 1 SD. 5. Merujuk murid ke Puskesmas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan benar sesuai yang diajarkan dengan guru mereka. Dokter kecil juga dapat membantu guru dalam memberi dorongan/motivasi agar murid berani untuk memeriksakan gigi. Selain itu, memberi penyuluhan dengan mendampingi para murid sehingga bertambah pengetahuannya tentang kesehatan gigi
2.5.3. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka (Hurlock, 1998; Pinkham et al., 2005).
Dalam
hubungannya dengan perilaku kesehatan, maka anak-anak mempunyai hubungan yang dekat dengan orang tua terutama ibunya. Kaum ibu sangat berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memelihara kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani & Enterprise, 2005; Pintauli dan Melur, 2004). Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, dapat diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik. Beberapa peran yang perlu dilakukan ibu dalam upaya pencegahan karies gigi meliputi: 1. Mengawasi anak menyikat gigi dan membantu membersihkan gigi terutama bila ibu mempunyai anak balita; 2. Mengajari anak dan mengontrol waktu menyikat gigi anak. Kebiasaan baik yang ditanamkan oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti menggosok gigi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan contoh yang dilakukan dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang sifatnya menetap pada si anak; 3. Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi; 4. Membawa anak ke dokter gigi; 5. Mengawasi jajanan anak; 6. Membawa anak ke Puskesmas, rumah sakit, ke praktek dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan dan perawatan; 7. Memeriksa gigi anaknya untuk menemukan adanya lubang pada gigi ataupun karang gigi. Orang tua adalah tokoh panutan anak, oleh karena itu diharapkan orang tua dapat ditiru sehingga anak yang belum bersekolahpun sudah mau dan mampu menyikat gigi dengan baik dan teratur melalui model yang ditiru dari orang tua atau ibunya (Maulani & Enterprise, 2005). Menurut
Herijulianti (2002),
keluarga
sebagai
lembaga
pendidikan
mempunyai peran membangun atau mempengaruhi anak dalam belajar. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan tertua, bersifat informal dan kodrati, yang pertama dan utama dialami oleh anak. Orang tua sebagai orang yang sangat dekat dengan anak, akan sangat menentukan cara belajar anak tentang sesuatu, seperti dalam hal pemeliharaan kesehatan gigi. Menurut Hurlock dalam Tjandrasa dan Green (2005) sikap dan tindakan orang tua sangat mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku anak. Kebanyakan orang yang berhasil setelah menjadi dewasa berasal dari keluarga
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dengan orang tua yang bersikap positif dan hubungan antara mereka dengan orang tua adalah “sehat”. Bimbingan orang tua kepada anaknya, tentang pengalaman perawatan gigi yang baik dapat menciptakan perilaku perawatan gigi anak yang benar. Menurut para ahli (Astoeti, 2006; Herijulianti, 2002), peran orang tua dalam pendidikan kesehatan gigi adalah melaksanakan pendidikan kesehatan yang bersifat informal, bersifat terus-menerus, lebih banyak memberikan contoh langsung, dan memberikan pengetahuan dan dorongan yang bersifat positif secara tepat, sederhana dan menyenangkan sehingga dapat diikuti dan dilaksanakan oleh anak dengan tanpa paksaan dan selanjutnya anak dapat menetapkan perawatan gigi sebagai bagian dari sikap dan tingkah lakunya.
2.6.
Landasan Teori Anak merupakan bagian dari keluarga yang perlu mendapat perhatian
terutama dalam perkembangannya. Mengubah perilaku anak pada dasarnya memerlukan keterampilan khusus. Perubahan itu sendiri dapat terjadi secara alamiah atau secara terencana dan sistematis yang dikenal sebagai lingkungan didik. Lingkungan didik yang merupakan komponen pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kesehatan yaitu dibedakan atas 3 bagian: keluarga (ibu), sekolah (guru), dan tenaga kesehatan sendiri. Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orang tua dan guru mempunyai peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004). Di samping orang tua, guru memegang peranan penting dalam proses belajar seorang anak, seperti belajar tentang perawatan gigi. Menurut Astoeti (2006), guru adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah, atau mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan manajer dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi ketiga lingkungan didik yaitu orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas. Unsur tenaga kesehatan adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pembinaan UKGS. Salah satu kegiatan UKGS diarahkan kepada menanamkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kebiasaan pelihara diri yang akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi anak di kemudian hari. Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah akumulasi plak. Sehubungan dengan pendapat di atas, maka frekuensi membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies dan jaringan periodontal. Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan termasuk status kesehatan gigi dan mulut seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
KETURUNAN
LINGKUNGAN
STATUS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERILAKU Sumber: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Notoatmodjo 2003 Bagan 2.6. Empat Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Dari gambar di atas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat dalam mempengaruhi status kesehatan. Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
2.7.
Kerangka Konsep Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar di 2
Puskesmas Kota Medan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh peran faktor orang tua, tenaga kesehatan dan guru sebagai variabel yang mempengaruhi variabel utama. Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori di atas maka dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Variabel Bebas Peran Petugas Kesehatan (Dokter gigi/perawat gigi): -
-
UKGS
Menentukan target tahunan Merencanakan jadwal kegiatan Melakukan monitoring Melakukan evaluasi Membuat laporan pelaksanaan UKGS kepada kepala Puskesmas Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua Melaksanakan pendidikan kesehatan gigi Melaksanakan sikat gigi masal Mengajar cara menyikat gigi yang baik Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut Melaksanakan penjaringan Melakukan perawatan gigi sederhana
Peran Unit Sekolah (kepala sekolah dan guru Orkes) -
-
Memimpin sikat gigi masal Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor Memberikan pendidikan kesehatan gigi Menjaring anak (screening) Merujuk anak ke puskesmas Membuat laporan pelaksanaan UKGS, kumur-kumur dan pendidikan kesehatan gigi
Peran Orang Tua -
Mengawasi anak menyikat gigi Menyediakan sikat gigi Menyediakan pasta gigi Memeriksa keadaan gigi anak Mengawasi jajanan anak Membawa anak ke dokter gigi atau puskesmas Mengajari anak menyikat gigi
Variabel Terikat Tindakan pemeliharaan kes gigi pada anak: a.perilaku menyikat gigi waktu menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi waktu penggantian sikat gigi penggunaan pasta gigi b.status kesehatan gigi DMFT status periodontal OHIS
Pemahaman pengetahuan anak: - waktu menyikat gigi - jenis jajanan yang baik - sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi - penyebab gigi berlubang - penyebab karang gigi - perawatan gigi berlubang
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain potong lintang
(cross-sectional) yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari korelasi antara variabel bebas dan terikat melalui pengujian hipotesa, yang bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dengan tindakan anak sekolah dasar dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut khususnya di Kota Medan.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan karena kota Medan merupakan ibukota
provinsi
Sumatera
Utara
sehingga
menjadikannya
sebagai
pusat
pemerintahan dan informasi, selain itu juga asumsi dari tingginya prevalensi karies gigi pada anak sekolah dasar yang dapat dilihat dari survei pendahuluan dan data kunjungan pasien ke poliklinik gigi puskesmas, serta belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.
3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini diperkirakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian Populasi pertama adalah tenaga kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat gigi) yang terlibat dalam pelaksanaan UKGS pada puskesmas terpilih. Populasi kedua adalah guru olah raga kesehatan pada SD terpilih. Populasi ketiga adalah murid SD yang berjumlah 264.332 orang (data berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008) sedangkan populasi keempat adalah orang tua murid SD.
3.3.2.
Cara Sampling dan Besar Sampel Kota Medan terdiri atas 39 Puskesmas. Secara Random diambil 8 buah
puskesmas (Helvetia, Glugur Darat, Petisah, Desa Lalang, Rantang, Polonia, Padang Bulan dan Tuntungan). Pengambilan sampel SD dilakukan secara random pada puskesmas terpilih yaitu SD MIN, SDN 060870, SDN 060848, SDN 064023, SDN 064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885. Sampel petugas kesehatan gigi adalah dokter gigi dan perawat gigi pada puskesmas terpilih. Sampel guru Orkes berjumlah 8 orang dari SD terpilih. Sampel murid adalah murid kelas V SD. Alasan peneliti mengambil sampel kelas V SD adalah keterbatasan waktu di mana penelitian akan dilaksanakan pada bulan April yang mana kelas VI SD menghadapi ujian akhir oleh karena itu, untuk mendukung kelancaran penelitian, sampel murid dialihkan kepada murid kelas V. Disamping itu, gigi permanen murid kelas V SD diasumsikan sudah banyak yang tumbuh. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan besar sampel dari Soedigdo (2002) sebagai berikut:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
pxq
SE=
√n nn
pxq
x
Np-n Np-n√
SE = d/zc = 0,05/1,96 = 0,025
√ Np-1
Np-1
SE2 = 0,746 x 0,254 x 264332 - n n 264331 2 (0,025) = 0,189 x 264332 – n n 264331 0,000625 = 49958,75-0,189 n 264331 n 165,21 n = 49958,75-0,189 n 165,21 n + 0,189 n = 49958,75 165,339 n = 49958,75 n = 49958,75 = 302,16 165,339 di mana: n = besar sampel yang digunakan dalam penelitian Np = jumlah murid SD yaitu 264.332 orang Cl = Tingkat kepercayaan (Confidence level) yang diinginkan adalah 95% Zc = 1,96 p = prevalensi karies yaitu 74,69% (data Dinas Kesehatan Kota Medan) d = penyimpangan dari populasi 5% Dari perhitungan besar sampel diperoleh besar sampel minimum 302 orang, dalam penelitian ini diambil sampel murid sebanyak 320 orang untuk 8 SD yang terpilih sehingga jumlah murid yang diperiksa untuk masing-masing sekolah adalah 40 orang. Jumlah Sampel petugas kesehatan dan guru orkes masing-masing 8 orang. Jumlah sampel orang tua disesuaikan dengan jumlah sampel murid yaitu sebanyak 320 orang.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.4.
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dikumpulkan secara wawancara langsung menggunakan kuesioner mengenai peran tenaga kesehatan gigi, guru dan guru olah raga sedangkan khusus untuk orang tua digunakan angket. Data status kesehatan gigi (DMFT, status periodontal dan OHI) diperoleh dengan melakukan pemeriksaan langsung di rongga mulut. Data sekunder yang terdiri atas jumlah puskesmas dan lokasi puskesmas diperoleh melalui studi dokumentasi dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sedangkan jumlah murid diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Medan. Khusus untuk daftar pertanyaan penelitian, agar dapat menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bila mana data yang dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk melihat validitas, maka nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected item total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Sedangkan untuk melihat reliabilitas adalah dengan melihat nilai cronbach’s alpha if item deleted (Situmorang, 2008). Menurut Ghozali (2005) dan Kuncoro (2003) suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden 10 orang petugas kesehatan dan guru serta 30 orang murid SD dan orang tua. Hasil analisis menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih besar dari r-tabel yaitu 0,361 untuk 30 responden dan 0,632 untuk 10 responden sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat validitas dan nilai Alpha lebih besar dari 0,60 memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada lampiran).
3.5.
Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Bebas Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter Gigi/Perawat Gigi) Kegiatan UKGS yang meliputi: 1.
Menentukan target tahunan
2.
Merencanakan jadwal kegiatan
3.
Melakukan monitoring pelaksanaan UKGS
4.
Melakukan evaluasi program UKGS
5.
Membuat laporan kepada kepala Puskesmas
6.
Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas 1 SD.
7.
Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah
8.
Melaksanakan sikat gigi massal
9.
Melakukan perawatan gigi sederhana
10. Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar 11. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
12. Melaksanakan penjaringan Peran Guru Olah Raga Kesehatan 1.
Memimpin sikat gigi massal
2.
Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
3.
Memberikan pendidikan kesehatan gigi di sekolah
4.
Melakukan penjaringan (screening) anak
5.
Merujuk anak ke puskesmas
6.
Membuat laporan pelaksanaan UKGS
Peran Orang Tua 1.
Mengawasi anak menyikat gigi
2.
Menyediakan sikat gigi
3.
Menyediakan pasta gigi
4.
Memeriksa keadaan gigi anak
5.
Membawa anak ke dokter gigi
6.
Mengawasi jajanan anak
7.
Mengajari anak menyikat gigi
3.5.2.
Variabel Terikat
Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi pada anak: a.
Perilaku menyikat gigi yang meliputi waktu penyikatan gigi, frekuensi menyikat gigi, waktu penggantian sikat gigi dan pasta gigi.
b.
Status kesehatan gigi dan mulut (DMFT, CPITN dan OHI).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.5.3. Definisi Operasional Variabel Bebas: 1. Peran Petugas Kesehatan Gigi (Dokter gigi/Perawat Gigi) yaitu: a. Membuat target tahunan UKGS seperti menentukan jumlah SD yang akan menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi massal dan loka karya mini untuk guru SD. b. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS yaitu menyusun jadwal pelaksanan kegiatan UKGS bulanan (setiap bulan). c. Membuat laporan bulanan yaitu mempersiapkan laporan bulanan dan melaporkannya kepada Kepala Puskesmas. d. Memonitoring program UKGS yaitu melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan UKGS. e. Melakukan evaluasi adalah menganalisis cakupan program, pencapaian target untuk menjadi dasar rencana kegiatan tahun berikutnya. f. Melakukan sosialisasi program yaitu mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas 1 pada setiap tahun ajaran baru dengan berkoordinasi dengan kepala sekolah. g. Melakukan pemeriksaan kebersihan mulut siswa adalah melihat apakah siswa sudah mempunyai oral hygiene yang baik. h. Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Gigi yaitu penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan minimal 7 kali dalam setahun pada semua kelas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
i.
Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu memberi pengetahuan tentang cara menyikat gigi dan mempraktekkannya dengan alat peraga.
j.
Sikat gigi massal yaitu kegiatan menyikat gigi secara massal yang dilakukan minimal 12 kali setahun secara bersama-sama dan serentak oleh semua murid.
k. Penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I yang dilakukan secara berkala 1 kali dalam setahun setiap awal masuk sekolah. l.
Perawatan gigi sederhana adalah tindakan penambalan dan pembersihan karang gigi serta pencabutan gigi yang sudah waktunya tanggal.
2. Peran Guru Olahraga dan Kesehatan a. Memimpin sikat gigi massal yaitu kegiatan memimpin sikat gigi secara bersama-sama dan serentak oleh murid. b. Memimpin kumur-kumur dengan larutan fluor adalah menyiapkan bahan kumur, membagikannya dan memberi aba-aba berkumur-kumur pada waktu mulai dan berhenti. c. Memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes. d. Melaksanakan penjaringan adalah pemeriksaan seluruh murid kelas I secara berkala yang dilakukan sekali dalam setahun dan memberikan surat rujukan bila diperlukan. e. Merujuk anak ke puskesmas adalah membawa anak ke poli gigi puskesmas untuk dilakukan perawatan baik dengan keluhan atau tidak.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
f. Membuat laporan pelaksanaan UKGS (kumur-kumur, pendidikan kesehatan gigi) minimal 6 bulan sekali. 3. Peran Orang Tua a. Mengawasi anak menyikat gigi adalah kegiatan sikat gigi anak yang baik dan benar di rumah dalam hal waktu menyikat gigi, memeriksa apakah sudah bersih atau tidak dan apakah seluruh permukaan gigi sudah disikat atau tidak. b. Menyiapkan sikat gigi dan pasta gigi adalah menyediakan sikat gigi baru jika sikat gigi yang lama sudah rusak dan menyediakan pasta gigi yang mengandung fluor. c. Memeriksa keadaan gigi anak adalah melihat apakah ada gigi yang berlobang, gigi goyang/berlapis, atau karang gigi di rongga mulut anak. d. Mengawasi jajanan anak adalah melarang anak untuk mengosunsumsi jenis makanan yang merusak gigi, membatasi makanan dan minuman ringan yang manis dan memberitahu jenis makanan yang sehat untuk kesehatan gigi. e. Membawa anak ke dokter gigi adalah kegiatan membawa anak ke dokter gigi bila ada atau tidak keluhan, minimal dilakukan 2 kali dalam setahun untuk pemeriksaan dan perawatan gigi bila diperlukan. f. Membawa anak puskesmas adalah kegiatan membawa anak ke poli gigi puskesmas dengan membawa surat rujukan.
Variabel Terikat:
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4. Menyikat gigi meliputi a. kegiatan menyikat gigi yang dilakukan dengan baik dan benar b. dengan frekuensi minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah makan pagi dan malam hari sebelum tidur malam c. waktu penggantian sikat gigi d. menggunakan pasta gigi atau tidak 5. Status kesehatan gigi adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang meliputi pemeriksaan pengalaman karies (DMFT), status periodontal dan oral hygiene (OHI). a. Pengalaman karies (DMFT) adalah jumlah gigi yang mengalami decay (D), missing (M) dan filling (F). Pengukuran DMFT dilakukan dengan menggunakan sonde dan kaca mulut. Indeks yang digunakan adalah indeks DMFT (WHO). b. Status periodontal adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang diukur berdasarkan indikator jumlah sekstan gigi sehat dengan Community Periodontal Index and Treatment Need (CPITN) dari WHO. Pengukuran status periodontal dilakukan dengan menggunakan sonde khusus yang disebut WHO Periodontal Examining Probe, yaitu suatu alat untuk mengetahui kondisi jaringan periodontal yang mana ujung sondenya merupakan sebuah bola kecil berdiameter 0,5 mm. Prinsip kerja CPITN adalah: 1) Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan, yaitu : Sekstan 1 : gigi 4,5,6,7, kanan rahang atas
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sekstan 2 : gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas Sekstan 3 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas Sekstan 4 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah Sekstan 5 : gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan kiri rahang bawah Sekstan 6 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah 2) Terdapat gigi indeks, tidak semua gigi diperiksa melainkan hanya beberapa gigi yang disebut gigi indeks. Untuk usia 19 tahun ke bawah, gigi indeks : 6 6
1 1
6 6
3) Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal Tabel 3.1 Penilaian (skor) untuk Tingkat Kondisi Jaringan Periodontal Nilai / Skor
Kondisi Jaringan Periodontal
0
Sehat
1
Perdarahan
2
Ada karang gigi
Keterangan Periodontal sehat tidak ada perdarahan karang gigi dan poket. Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde Perabaan dengan sonde terasa kasar, adanya karang gigi
Rata-rata sekstan sehat : Jumlah sekstan sehat Jumlah anak
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
c. Oral hygiene adalah suatu keadaan kebersihan gigi dan mulut yang diukur dari skor debris dan kalkulus menggunakan Oral Hygiene Index Simplified dari Green and Vermillion. OHI-S diperoleh dengan cara menjumlahkan indeks debris dan indeks kalkulus. Indeks Debris: Skor 0 1
2 3
Kriteria Tidak ada debris atau stein/pewarnaan ekstrinsik Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan Tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya Ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas lebih 1/3 permukaan atau kurang dari 2/3 permukaan Ada debris lunak yang menutupi 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi
Indeks Debris =
Jumlah skor debris Jumlah gigi yang diperiksa (6)
Indeks kalkulus: Skor 0 1 2
3
Kriteria Tidak ada kalkulus Ada kalkulus supragingiva yang menutupi kurang dari 2/3 permukaan gigi Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi Di bagian servikal terdapat sedikit kalkulus subgingiva Ada kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi atau seluruh permukaan gigi Ada kalkulus subgingiva yang menutupi dan melingkari seluruh servikal
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Indeks Kalkulus =
Jumlah skor Jumlah gigi yang diperiksa (6)
Indeks OHI = Indeks debris + Indeks kalkulus Indeks oral hygiene rata-rata =
3.6.
Jumlah OHI Jumlah anak yang diperiksa
Metode Pengukuran Untuk memperjelas variabel penelitian seperti pada kerangka konsep di atas,
maka diberikan metode pengukuran seperti pada tabel berikut: Tabel 3.2.
No 1
Nama Variabel, Cara dan Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur, dan Kategori Hasil Ukur
Nama Variabel 2
Variabel bebas 1. Peran tenaga kesehatan
Cara dan Alat Ukur 3
Hasil Pengukuran 4
Kategori
Skala Ukur
Menghitung skor peran tenaga kesehatan (skor max=12) Menghitung skor peran orang tua (skor max = 7
skor 9-12 skor 7-8 skor ≤6
Baik Cukup Kurang
Ordinal
skor 5-7 skor 3-4 skor ≤2
Baik Cukup Kurang
Ordinal
5
2.
Peran orang tua
3.
Peran guru Orkes
Menghitung skor peran guru Orkes (skor max= 6)
skor 5-6 skor 3-4 skor ≤2
Baik Cukup Kurang
Ordinal
4.
Pengetahuan anak
Mengukur pengetahuan anak (skor max= 4)
skor 4 skor 2-3 skor 1
Baik Cukup Kurang
Ordinal
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lanjutan Tabel 3.2. No Nama Variabel 1 2 Variabel terikat 1. Perilaku menyikat gigi
Cara dan Alat Ukur 3
Hasil Pengukuran 4
Kategori
Menghitung skor perilaku menyikat gigi (skor max=4)
skor 4 skor 2-3 skor 1
Baik Cukup Kurang
5
2
DMFT
Menghitung ratarata DMFT
-
-
3
Status peridontal
Menghitung ratarata sextan sehat
-
-
4
OHI
Menghitung OH rata-rata
-
-
3.7.
Skala Ukur
Ordinal
Metode Analisis Data Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses
pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi. b. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entri data. c. Entry data, setelah proses koding dilakukan pemasukan data ke komputer dengan menggunakan program komputer (SPSS v. 10)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
d. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk. Analisis data dilakukan dengan uji statistik memakai bantuan program komputer. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Analisis data Univariat Analisis ini bertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi dari masingmasing variabel peran tenaga kesehatan, guru dan orang tua dan tindakan pemeliharan kesehatan gigi pada anak yang mencakup menjaga kebersihan gigi dan mulut serta status kesehatan gigi. 2. Analisis data Bivariat Untuk menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga kesehatan, guru, dan orang tua dengan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Uji statistik yang dipakai adalah uji chi square sedangkan untuk menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel peran tenaga kesehatan, guru, dan orangtua dengan status kesehatan gigi anak digunakan uji ANOVA.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1.
Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang memiliki 21 kecamatan dan 39
Puskesmas. Jumlah SD/MI di Kota Medan sebanyak 859. Jumlah murid SD di Kota Medan adalah 264.332 orang (data Dinas Pendidikan Sumatera Utara 2008).
4.2.
Karakteristik Responden Responden petugas kesehatan seluruhnya adalah wanita yaitu 100%.
Responden guru orkes lebih banyak pria yaitu 62,5% dibandingkan responden wanita (Tabel 4.1). Kelompok umur murid terbanyak adalah 11 tahun yaitu 38,8% dan 10 tahun 32,2%. Jenis kelamin wanita lebih banyak dari pria yaitu 51,9% (Tabel 4.2). Pendidikan orang tua murid yang terbanyak adalah tamat SLTA/D1/D2 yaitu sebesar 45,6% (Tabel 4.3). Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Guru Orkes Jenis kelamin Pria Wanita Total
N 5 3 8
% 62,5 37,5 100
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid (N = 320) Karakteristik Murid
N
%
8 103 124 65 17 3
2,5 32,2 38,8 20,3 5,3 9
154 166
48,1 51,9
Umur (tahun) 9 10 11 12 13 14 Jenis kelamin Pria Wanita
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Murid Pendidikan Ibu Tidak tamat SD/Tidak sekolah Tamat SD/SLTP Tamat SLTA/D1/D2 Tamat D3/S1/S2 Total
4.3.
N 34 117 146 23
% 10,6 36,6 45,6 7,2
320
100
Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Waktu menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan oleh murid SD 38,1%
yaitu pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, tetapi lebih banyak murid SD melakukannya pada waktu yang salah yaitu pada pagi dan sore hari sewaktu mandi sebanyak 46,6% (Tabel 4.4). Dalam hal waktu mengganti sikat gigi, sebanyak 48,4% melakukannya dengan benar yaitu setiap 2-3 bulan sekali. Penggunaan pasta gigi dengan fluor
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dilakukan 63,4% murid SD. Hampir semua murid SD memiliki sikat gigi sendiri yaitu 88,1% (Tabel 4.4). Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Perilaku Menyikat Gigi Waktu menyikat gigi Pagi dan sore hari sewaktu mandi Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur Pagi hari sewaktu mandi Malam sebelum tidur Tidak tentu Pagi setelah sarapan pagi Waktu mengganti sikat gigi Setiap 2-3 bulan Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak Lainnya : 1 bulan Tidak pernah diganti Penggunaan pasta gigi dengan fluor Ya Tidak tahu Tidak Kepemilikan sikat gigi Milik sendiri Milik bersama Lainnya : pinjam
N
%
149 122 31 8 8 2
46,6 38,1 9,7 2,5 2,5 0,6
155 120 44 1
48,4 37,5 13,8 0,3
203 112 5
63,4 35,0 1,6
282 37 1
88,1 11,6 0,3
Perilaku menyikat gigi murid SD yang baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4% dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5). Tabel 4.5 Kategori Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Perilaku Menyikat Gigi Baik Cukup Kurang Total
N 88 139 93 320
% 27,5 43,4 29,1 100
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sebagian besar murid mengetahui tentang waktu menyikat gigi yang benar yaitu pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur sebanyak 83,1%. Jenis jajanan yang baik hampir semua murid memilih pecal, keripik, kacang, buahbuahan yaitu sebanyak 96,6%. Dalam hal sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi, hampir semua murid memperolehnya dari dokter gigi atau perawat gigi yaitu sebanyak 85,6%. Pengetahuan tentang penyebab gigi berlubang, hampir semuanya mengetahui yaitu karena tidak sikat gigi dan makan yang manis-manis sebesar 89,4%. Untuk penyebab karang gigi, sebagian murid mengetahui karena tidak sikat gigi, yaitu 57,8%. Sedangkan untuk perawatan gigi berlubang, sebagian besar mengatakan tambal gigi yaitu 53,4% (Tabel 4.6).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pemahaman Pengetahuan Anak tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Pemahaman pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut Waktu menyikat gigi yang benar Pagi hari sesudah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur Pagi dan sore hari sewaktu mandi Jenis jajanan yang baik Pecal, keripik, kacang, buah-buahan Kue, es krim, coklat, permen Sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi Dokter gigi atau perawat gigi TV, surat kabar, majalah, buku Orang tua Guru Penyebab gigi berlubang Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis Dimakan ulat Penyebab karang gigi Tidak sikat gigi Makan yang manis-manis, kue-kue Perawatan gigi berlubang Tambal gigi Pencabutan gigi Dibiarkan
4.4.
N
%
266 54
83,1 16,9
309 11
96,6 3,4
274 21 16 9
85,6 6,6 5,0 2,6
286 34
89,4 10,6
185 135
57,8 42,2
171 146 3
53,4 45,6 0,9
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Rata-rata DMFT adalah 1,43 dengan nilai rata-rata Decay 1,14, Missing 0,23
dan Filling 0,06 (Tabel 4.7). Tabel 4.7 Rata-rata DMFT Murid SD di Kota Medan (N = 320) Decay Mean SD 1,14 1,367
Missing Mean SD 0,23 0,676
Filling Mean SD 0,06 0,267
DMFT Mean SD 1,43 1,857
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Rata-rata status periodontal yaitu sekstan sehat sebesar 3,32, sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan kalkulus 1,70 (Tabel 4.8). Tabel 4.8 Rata-rata Status Periodontal Murid SD di Kota Medan (N = 320) Sekstan Sehat Mean SD 3,32 2,250
Sekstan Gingivitis Mean SD 0,88 1,189
Sekstan Kalkulus Mean SD 1,70 1,440
Rata-rata OHIS dari 320 murid SD di Kota Medan adalah 1,71 dengan nilai rata-rata indeks plak 1,13 dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9). Tabel 4.9 Rata-rata OHIS Murid SD di Kota Medan (N = 320)
Plak Mean 1,13
4.5.
SD 0,57158
Rata-rata OHI Kalkulus Mean SD 0,58 0,59719
OHI Mean 1,71
SD 1,03776
Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal
kegiatan UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat peraga, melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas yaitu 100%. Petugas kesehatan yang melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah sebesar 87,5%. Petugas kesehatan yang melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid sebesar 75%. Sebanyak 62,5%
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
petugas kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program UKGS (Tabel 4.10). Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di kota Medan Pelaksanaan UKGS Merencanakan jadwal kegiatan UKGS Membuat laporan bulanan UKGS ke Puskesmas Mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid Mempraktekkan dengan alat peraga Melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 Melaksanakan sikat gigi massal Melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas Melakukan pendidikan kesehatan gigi sekolah Melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kpd murid Membuat target tahunan UKGS Melakukan monitoring kegiatan UKGS Melakukan sosialisasi program UKGS
Ya N % 8 100 8 100
Tidak N % 0 0 0 0
8
100
0
0
8
8 8 8 8 7 6
100 100 100 100 87,5 75
0 0 0 0 1 2
0 0 0 0 12,5 25
8 8 8 8 8 8
6
75
2
25
8
5 4 2
62,5 50 25
3 4 6
37,5 50 75
8 8 8
Total 8 8
Petugas kesehatan yang memiliki peran yang baik dan kurang dalam pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan petugas yang memiliki peran yang cukup 50% (Tabel 4.11).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.11 Kategori Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Peran Pelaksanaan UKGS
N
%
Baik Cukup
2 4
25 50
Kurang
2
25
Total
8
100
Guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan penjaringan kepada murid SD kelas 1 sebanyak 87,5%. Guru orkes yang telah melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit sebanyak 62,5%. Sedangkan guru orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan yang telah melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5% (Tabel 4.12). Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Pelaksanaan UKGS Melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut Melakukan penjaringan kepada murid SD kelas 1 Melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit Pernah memimpin sikat gigi massal Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD
Ya N 7 7
% 87,5 87,5
Tidak N % 1 12,5 1 12,5
5
62,5
3
37,5
8
3
37,5
5
62,5
8
1
12,5
7
87,5
8
Total 8 8
Tindakan guru orkes yang berperan cukup dan kurang dalam pelaksanaan UKGS murid SD masing-masing sebesar 50% (Tabel 4.13).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.13 Kategori Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Peran Pelaksanaan UKGS Baik Cukup Kurang Total
N 0 4 4 8
% 0 50 50 100
Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak 96,9%, memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi anak 76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14). Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Pelaksanaan UKGS Menyediakan pasta gigi baru Memeriksa gigi anak Rutin mengganti sikat gigi Mengawasi jajanan anak Pengawasan menyikat gigi Membawa anak memeriksa gigi ke dokter
Ya N 310 283 246 193 189 172
% 96,9 88,4 76,9 60,3 59,1 53,8
Tidak N % 10 3,1 37 11,6 74 23,1 127 39,7 131 40,9 148 46,2
Total 320 320 320 320 320 320
Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang baik dan kurang masingmasing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9% (Tabel 4.15).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.15 Kategori Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Peran Pelaksanaan UKGS Baik Cukup Kurang Total 4.6.
N 101 118 101 320
% 31,6 36,9 31,6 100
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Peran petugas kesehatan baik, cukup, dan kurang persentase perilaku
menyikat gigi murid SD yang terbesar kategori cukup, dimana lebih banyak dari kategori perilaku menyikat gigi murid SD yang baik dan kurang yaitu 43,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi murid (p = 0,638) (Tabel 4.16). Tabel 4.16
Peran Petugas Kesehatan Baik Cukup Kurang Jumlah
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Perilaku menyikat gigi Baik N % 24 30,0 40 25,0 24 30,0 88 27,5
Cukup N % 33 41,3 76 47,5 30 37,5 139 43,4
Kurang N % 23 28,8 44 27,5 26 32,5 93 29,1
Jumlah
Hasil Analisis Statistik
80 160 80 320
χ 2 = 2,535 df = 4 p = 0,638
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.7.
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Rata-rata pengalaman karies (DMFT) murid SD pada puskesmas yang
memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang baik yaitu puskesmas Polonia dan Padang Bulan adalah 1,38 ± 2,313. Puskesmas dengan peran petugas kesehatan pelaksanaan UKGS cukup yaitu puskesmas Helvetia, Rantang, Glugur Darat dan Tuntungan rata-rata DMFT muridnya lebih rendah yaitu 1,18 ± 1,418. Sedangkan puskesmas dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang kurang yaitu puskesmas Desa Lalang dan Petisah rata-rata DMFT muridnya lebih tinggi yaitu 1,96 ± 2,028. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,008) (Tabel 4.17). Tabel 4.17 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan Peran Petugas Kesehatan Baik Cukup Kurang
N 80 160 80
DMFT X 1,38 1,18 1,96
SD 2,313 1,418 2,028
Hasil Analisis Statistik F = 4,873 df = 2 p = 0,008
Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang baik nilai sekstan sehat rata-rata murid sebesar 3,63 ± 2,160, peran petugas kesehatan cukup memiliki nilai sekstan sehat rata-rata lebih rendah yaitu 3,41 ± 2,299, peran petugas kesehatan kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid paling rendah yaitu 2,84 ± 2,190. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
antara sekstan sehat dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,067). Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan gingivitis rata-ratanya 0,64 ± 0,984, yang cukup nilai sekstan gingivitis rata-ratanya 0,96 ± 1,295 dan yang kurang nilai sekstan gingivitis rata-ratanya 0,95 ± 1,135. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan gingivitis dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,119). Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan yang baik nilai sekstan kalkulus rata-ratanya 1,74 ± 1,516, yang cukup nilai sekstan kalkulus rata-rata 1,61 ± 1,392 dan yang kurang nilai sekstan kalkulus adalah 1,84 ± 1,462. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara rata-rata sekstan kalkulus dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,504) (Tabel 4.18). Tabel 4.18 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan
Peran Petugas Kesehatan Baik Cukup Kurang
N
80 160 80
Hasil Analisis Statistik
Sekstan Sehat
Sekstan Gingivitis
Sekstan Kalkulus
X SD 3,63 2,160 3,41 2,299 2,84 2,190 F = 2,720 df = 2 p = 0,067
X SD 0,64 0,984 0,96 1,295 0,95 1,135 F = 2,144 df = 2 p = 0,119
X SD 1,74 1,516 1,61 1,392 1,84 1,462 F = 0,686 df = 2 p = 0,504
Puskesmas yang memiliki peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang baik nilai indeks oral hygiene rata-rata murid 1,39 ± 0,845, peran petugas
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
kesehatan dalam pelaksanaan UKGS yang cukup nilai indeks oral hygiene rata-rata murid 1,82 ± 1,054, dan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS kurang nilai indeks oral hygiene rata-rata 1,82 ± 1,121. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara indeks oral hygiene dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS (p = 0,005) (Tabel 4.19). Tabel 4.19 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan Peran Petugas Kesehatan Baik Cukup Kurang 4.8.
N 80 160 80
Indeks Oral Hygiene X SD 1,39 0,845 1,82 1,054 1,82 1,121
Hasil Analisis Statistik F = 5,377 df = 2 p = 0,005
Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Peran guru orkes terhadap perilaku menyikat gigi murid SD tidak ada yang
baik. Peran guru orkes yang cukup dan kurang ternyata persentase perilaku menyikat gigi cukup persentasenya paling banyak dibandingkan yang baik dan kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran guru orkes dengan perilaku menyikat gigi murid SD di kota Medan (p = 0,453) (Tabel 4.20).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.20 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Peran Guru Orkes Cukup Kurang Jumlah
4.9.
Perilaku menyikat gigi Baik Cukup Kurang N % N % N % 39 24,4 73 45,6 48 30,0 49 30,6 66 41,3 45 28,1 88 27,5 139 43,4 93 29,1
Jumlah 160 160 320
Hasil Analisis Statistik χ 2 = 1,586 df = 2 p = 0,453
Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup adalah SD MIN, SDN
060870, SDN 060848, dan SDN 064023 rata-rata pengalaman karies (DMFT) muridnya 1,21 ± 1,389. Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang kurang adalah SDN 064985, SDN 064018, SDN 060880, dan SDN 060885 dengan rata-rata DMFT muridnya 1,64 ± 2,213. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran guru orkes (p = 0,040) (Tabel 4.21). Tabel 4.21 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan Peran Guru Orkes
N
Cukup Kurang
DMFT X
SD
160
1,21
1,389
160
1,64
2,213
Hasil Analisis Statistik F = 4,232 df = 1 p = 0,040
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan sehat ratarata 3,29 ± 2,343 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan sehat rata-rata murid
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3,35 ± 2,161. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan sehat dengan peran guru orkes (p = 0,804). Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan gingivitis 0,98 ± 1,238 dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan gingivitis rataratanya 0,78 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan gingivitis dengan peran guru orkes (p = 0,133). Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai sekstan kalkulus murid 1,64 ± 1,407dan peran guru orkes yang kurang nilai sekstan kalkulus rata-rata 1,76 ± 1,473. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sekstan kalkulus dengan peran guru orkes (p = 0,438) (Tabel 4.22). Tabel 4.22
Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan
Peran Guru Orkes
N
Cukup Kurang
160 160
Hasil Analisis Statistik
Sekstan Sehat X SD 3,29 2,343 3,35 2,161 F = 0,062 df = 1 p = 0,804
Sekstan Gingivitis X SD 0,98 1,238 0,78 1,081 F = 2,272 df = 1 p = 0,133
Sekstan Kalkulus X SD 1,64 1,407 1,76 1,473 F = 0,602 df = 1 p = 0,438
Sekolah yang memiliki peran guru orkes yang cukup nilai indeks oral hygiene rata-rata murid 1,85 ± 1,079 dan peran guru orkes yang kurang nilai indeks oral hygiene murid rata-rata 1,57 ± 0,978. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara indeks oral hygiene dengan peran guru orkes (p = 0,016) (Tabel 4.23).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.23 Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan Peran Guru Orkes
N
Cukup
160
Kurang
160
Indeks Oral Hygiene X SD 1,85 1,079 1,57
0,978
Hasil Analisis Statistik F = 5,822 df = 1 p = 0,016
4.10. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Peran orang tua yang baik 38,6% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang baik, 39,6% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 21,8% perilaku menyikat gigi yang kurang. Peran orang tua yang cukup 22% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang baik, 52,5% perilaku menyikat gigi yang cukup, dan 25,4% perilaku menyikat gigi yang kurang. Peran orang tua yang kurang 22,8% murid memiliki perilaku menyikat gigi yang baik, 36,6% perilaku menyikat gigi yang cukup dan 40,6% perilaku menyikat gigi yang kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat gigi anak (p = 0,002) (Tabel 4.24).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.24 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi Murid SD di Kota Medan Peran Orang Tua Baik Cukup Kurang Jumlah
Perilaku Menyikat Gigi Baik Cukup Kurang N % N % N % 39 38,6 40 39,6 22 21,8 26 22,0 62 52,5 30 25,4 23 22,8 37 36,6 41 40,6 88 27,5 139 43,4 93 29,1
Jumlah
Hasil Analisis Statistik
101 118 101 320
χ 2 = 17,310 df = 4 p = 0,002
4.11. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Rata-rata pengalaman karies gigi (DMFT) murid SD dengan peran orang tua yang baik adalah 1,05 ± 1,558, peran orang tua yang cukup rata-rata DMFT lebih tinggi yaitu 1,50 ± 2,054, dan peran orang tua yang kurang rata-rata DMFT paling tinggi yaitu 1,71 ± 1,846. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pengalaman karies gigi (DMFT) dengan peran orang tua (p = 0,034) (Tabel 4.25). Tabel 4.25 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Pengalaman Karies Gigi (DMFT) Murid SD di Kota Medan Peran Orang Tua
N
Baik Cukup Kurang
101 118 101
DMFT X 1,05 1,50 1,71
SD 1,558 2,054 1,846
Hasil Analisis Statistik F = 3,425 df = 2 p = 0,034
Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,73 ± 2,383, untuk peran orang tua yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat lebih rendah yaitu 3,31 ± 2,216, dan peran orang tua yang kurang nilai sekstan sehat paling rendah yaitu
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2,92 ± 2,203. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara status peridontal pada sekstan sehat dengan peran orang tua (p= 0,037). Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,74 ± 1,155, peran orang tua yang cukup nilai sekstan gingivitis murid 0,82 ± 1,075, dan peran orang tua yang kurang nilai sekstan gingivitis murid 1,07 ± 1,329. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara status periodontal pada sekstan gingivitis dengan peran orang tua (p = 0,123). Peran orang tua yang baik rata-rata sekstan kalkulus murid adalah 1,29 ± 1,458, peran orang tua yang cukup 1,77 ± 1,386, peran orang tua yang kurang rata-rata sekstan kalkulusnya 2,03 ± 1,396. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara status periodontal pada sekstan kalkulus dengan peran orang tua (p = 0,001) (Tabel 4.26). Tabel 4.26 Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Status Periodontal (CPITN) Murid SD di Kota Medan Peran Orang Tua Baik Cukup Kurang Hasil Analisis Statistik
Sekstan Sehat N X1 SD 101 3,73 2,383 118 3,31 2,216 101 2,92 2,203 F = 3,338 df = 2 p = 0,037
Sekstan Gingivitis N X2 SD 101 0,74 1,155 118 0,82 1,075 101 1,07 1,329 F = 2,107 df = 2 p = 0,123
Sekstan Kalkulus N X3 SD 101 1,29 1,458 118 1,77 1,386 101 2,03 1,396 F = 7,217 df = 2 p = 0,001
Rata-rata Indeks Oral Hygiene (OHI) murid SD di kota Medan dengan peran orang tua yang baik adalah 1,43 ± 1,038, lebih rendah dibandingkan dengan peran orang tua yang cukup adalah 1,62 ± 0,893 dan peran orang tua yang kurang
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
2,12 ± 1,081. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara indeks oral hygiene (OHI) dengan peran orang tua (p = 0,000) (Tabel 4.27). Tabel 4.27
Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Indeks Oral Hygiene (OHI) Murid SD di Kota Medan
Peran Orang Tua Baik Cukup Kurang
N 101 118 101
Indeks Oral Hygiene X SD 1,43 1,038 1,61 0,893 2,12 1,081
Hasil Analisis Statistik F = 12,833 df = 2 p = 0,000
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1.
Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk dilihat dari tingginya
persentase penduduk yang meyakini semua orang akan mengalami karies gigi, tanggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan pernyakit gigi tidak berbahaya atau perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit. Keyakinan ini akan berpengaruh buruk pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%) (Situmorang, 2005). Dari hasil penelitian diketahui bahwa perilaku menyikat gigi murid SD yang baik sebanyak 27,5%, cukup 43,4% dan yang kurang 29,1% (Tabel 4.5). Dapat dikatakan bahwa perilaku menyikat gigi murid SD belum dapat dikatakan baik. Hal ini didukung pula dengan hampir sebagian murid menyikat gigi pada waktu yang salah yaitu sebanyak 46,6% dan 37,5% murid mengganti sikat gigi jika bulu sikat gigi sudah melebar atau rusak. Keadaan ini bertolak belakang dengan perilaku murid dalam penggunaan pasta gigi berfluor dan kepemilikan sikat gigi. Sebanyak 63,4% menggunakan pasta gigi berfluor dan 88,1% murid memiliki sikat gigi sendiri (Tabel 4.4).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Disamping itu, dapat dilihat bahwa perilaku menyikat gigi murid ini sangat kontras dengan pengetahuan murid tentang kesehatan gigi dan mulut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hampir semua murid mengetahui waktu menyikat gigi yang benar yaitu 83,1%, pengetahuan jenis jajanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut juga cukup baik yaitu 96,6%, mereka juga mengetahui dengan benar penyebab gigi berlubang (89,4%) dan jika gigi berlubang mereka memilih untuk menambal atau mencabutnya (Tabel 4.6). Dapat dikatakan bahwa murid-murid ini telah mengetahui mana yang baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya, tetapi dalam mewujudkannya dalam perilaku masih juga buruk. Jika perilaku penggantian sikat gigi dan waktu menyikat gigi murid bisa berubah lebih baik tentu saja perilaku menyikat gigi murid akan baik pula dan secara perlahan-lahan buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk akan memudar. Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan indeks DMFT (Decay Missing Filling Tooth). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2001) menetapkan Oral Health Global Indicators for year 2015, bahwa skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun tidak lebih dari 3. Dari hasil penelitian didapat status karies gigi (DMFT) rata-rata murid SD adalah 1,43 dengan decay rata-rata 1,14, missing 0,23 dan filling 0,06 (Tabel 4.7). Rata-rata DMFT ini termasuk kategori rendah menurut WHO (rendah : 1,2-2,6) dan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
tidak lebih dari 3 sesuai skor DMFT pada kelompok usia 12 tahun pada Oral Health Global Indicators for year 2015 yang ditetapkan oleh WHO. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai suatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, perkembangan penyakit periodontal juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi (Axellson, 2005). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodontal di Indonesia sampai mencapai 96,58%. Dari hasil penelitian diperoleh sekstan sehat rata-rata adalah 3,32, sesuai dengan target WHO 2010 (sekstan sehat ≥ 3), sekstan gingivitis 0,88 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 0,3-0,9 dan sekstan kalkulus 1,70 sesuai dengan target WHO 2010 yaitu 1,3-3,0 (Tabel 4.8). Dari hasil penelitian didapat juga rata-rata indeks oral hygiene murid yaitu 1,71 dengan rata-rata indeks plak 1,13 dan dan indeks kalkulus 0,60 (Tabel 4.9). Rata-rata OHIS murid SD ini tergolong sedang (WHO, sedang : 1,3-3,0). 5.2.
Peran Petugas Kesehatan, Guru Orkes dan Orang tua dalam Pelaksanaan UKGS Murid SD di Kota Medan Dalam hal ini tenaga kesehatan (dokter gigi dan perawat gigi) berperan dalam
peningkatan kesehatan gigi, juga untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. Dalam menjalankan perannya, tenaga kesehatan harus mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
permasalahan yang terjadi dan memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya masalah dan cara mengatasinya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki peran yang baik dan kurang dalam pelaksanaan UKGS masing-masing 25%, sedangkan petugas yang memiliki peran yang cukup 50% (Tabel 4.11). Hal ini didukung dengan semua petugas kesehatan telah melakukan kegiatan merencanakan jadwal kegiatan UKGS, membuat laporan bulanan UKGS ke puskesmas, mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid, mempraktekkan dengan alat peraga, melaksanakan penjaringan pada murid-murid kelas 1, melaksanakan sikat gigi massal, dan melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas. Selain itu, 87,5% petugas kesehatan telah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah, 75% petugas kesehatan telah melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS dan melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada murid. Sebanyak 62,5% petugas kesehatan telah membuat target tahunan UKGS, 50% telah melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sebanyak 25% telah melakukan sosialisasi program UKGS (Tabel 4.10). Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, dan manajer dalam meenunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Guru sekolah memiliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran guru orkes yang berperan cukup dan kurang dalam pelaksanaan UKGS murid SD masing-masing sebesar 50%
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
(Tabel 4.13) dan ternyata tidak ada yang berperan baik. Hal ini dapat dilihat karena tidak ada satu program UKGS yang dilakukan oleh seluruh guru orkes, yaitu sebanyak 87,5% guru orkes yang telah melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dan penjaringan kepada murid SD kelas 1. 62,5% guru orkes yang telah melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit. Sedangkan guru orkes yang pernah memimpin sikat gigi massal sebesar 37,5% dan yang telah melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid SD 12,5% (Tabel 4.12). Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anakanaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS yang baik dan kurang masing-masing sebanyak 31,6%, sedangkan yang cukup 36,9% (Tabel 4.15). Dari 320 responden, orang tua yang menyediakan pasta gigi sebanyak 96,9%, memeriksa gigi anaknya 88,4% dan orang tua yang rutin mengganti sikat gigi anak 76,9%. Orang tua yang mengawasi jajanan anaknya sebanyak 60,3%, yang melakukan pengawasan terhadap menyikat gigi anaknya 59,1%. Sedangkan orang tua yang pernah membawa anaknya memeriksa gigi ke dokter hanya 53,8% (Tabel 4.14). 5.3.
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Hasil penelitian menunjukkan, persentase perilaku menyikat gigi murid SD
kategori cukup lebih banyak dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ternyata peran petugas baik, cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi murid pada ketiga kategori peran petugas kesehatan persentase cukup adalah yang terbanyak. Hal ini menunjukkan perilaku menyikat gigi murid tidak banyak dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,638 (Tabel 4.16). Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Peran petugas dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih kurang yaitu 50% dan 25% (Tabel 4.10). Untuk meningkatkan peran petugas kesehatan terhadap perilaku menyikat gigi murid SD perlu adanya peningkatan pelaksanaan monitoring dan sosialisasi program kegiatan UKGS tersebut. Peran petugas kesehatan baik nilai DMFT rata-rata murid SD 1,38 lebih rendah dari peran petugas kurang yaitu 1,96 namun lebih tinggi sedikit dari peran petugas kesehatan cukup yaitu 1,18, dan ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan DMFT dengan p = 0,008 (Tabel 4.17). Rata-rata decay masih tinggi yaitu 1,14 dibandingkan dengan rata-rata filling yaitu 0,06 dan missing 0,23 (Tabel 4.7). Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal melakukan penambalan gigi masih kurang yang seharusnya dilakukan pada murid kelas 5 dan 6. Gambaran decay rata-rata yang tinggi menunjukkan rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dalam menambal gigi, dan DMFT rata-rata
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
akan meningkat dengan bertambahnya umur setelah murid-murid meninggalkan bangku SD, maka karies gigi akan bertambah bila murid berada di SMP/SMA, dengan demikian perawatan komprehensif murid kelas 5 dan 6 perlu dilakukan agar gigi yang decay tidak menjadi missing. Di samping itu, program kumur-kumur dengan larutan fluor juga perlu ditingkatkan karena masih rendah yaitu 12,5% (Tabel 4.12). Bila dilihat perilaku menyikat gigi hampir separuhnya tidak menyikat gigi pada malam hari sebelum tidur, hal ini dapat merupakan penyebab penambahan jumlah DMFT. Didukung dengan masih kurangnya perilaku murid dalam waktu mengganti sikat gigi yang masih 48,4% saja yang menggantinya setiap 2-3 bulan sekali, bahkan 37,5% menggantinya jika bulu sikat gigi telah rusak dan melebar (Tabel 4.6). Dalam hal perawatan gigi berlubang, 53,4% murid memilih melakukan tambal gigi sedangkan 45,6% lainnya memilih mencabut gigi (Tabel 4.6). Jika persentase pencabutan gigi terus meningkat maka pada usia dewasa dapat diprediksi persentase penduduk dengan minimum 20 gigi berfungsi sebesar 90% akan sulit tercapai. Peran petugas kesehatan yang baik, rata-rata nilai sekstan sehat murid paling tinggi diantara peran petugas kesehatan yang cukup dan kurang yaitu 3,63. Petugas kesehatan yang berperan baik nilai rata-rata sekstan gingivitis murid 0,64, lebih rendah dibandingkan peran cukup yaitu 0,96 dan kurang yaitu 0,95. Peran petugas kesehatan yang baik nilai rata-rata sekstan kalkulus murid yaitu 1,74, lebih rendah dibandingkan peran petugas kesehatan kurang yaitu 1,84 dan lebih tinggi dari peran
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
cukup 1,61. Hal ini menunjukkan adanya peran petugas kesehatan, meskipun secara statistik tidak terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus (Tabel 4.18). Petugas kesehatan yang berperan baik nilai OHIS rata-rata murid paling rendah yaitu 1,39 dibandingkan dengan peran cukup dan kurang yaitu masing-masing 1,82. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan p = 0,005 (Tabel 4.19). Rata-rata OHIS murid SD termasuk dalam kategori sedang yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan dalam hal kebersihan mulut murid sudah ada. Persentase perilaku menyikat gigi anak menunjukkan 27,5% baik, 43,4% cukup, dan 29,1% kurang. Keadaan ini menunjukkan perlu ditingkatkan program yang dapat memperbaiki perilaku menyikat gigi pada murid SD, seperti program UKGS sikat gigi massal yang masih rendah persentasenya yaitu 37,5% (Tabel 4.12), karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini. 5.4.
Hubungan Peran Guru Orkes dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Persentase perilaku menyikat gigi murid SD kategori cukup lebih banyak
dibandingkan kategori baik dan kurang, dihubungkan dengan peran guru orkes ternyata peran guru orkes cukup dan kurang persentase perilaku menyikat gigi cukup adalah terbanyak dan secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara peran
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
guru orkes dengan perilaku menyikat gigi dengan p = 0,453 (Tabel 4.20). Keadaan ini didukung waktu menyikat gigi murid belum tepat karena sebanyak 46,6% melakukannya pada waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi, padahal hampir sebagian besar (83,1%) murid telah tahu waktu menyikat gigi yang benar yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dengan demikian pada waktu penyuluhan kesehatan gigi pada murid perlu di tekankan waktu menyikat gigi yang tepat. Sumber informasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi kebanyakan diperoleh dari dokter gigi atau perawat gigi. Sumber informasi media televisi dan cetak cukup rendah yaitu 6,6%. Hal ini menunjukkan peran media cetak dan televisi untuk memberikan informasi tentang kesehatan gigi perlu ditingkatkan. Peran guru orkes yang cukup rata-rata nilai DMFT murid 1,21 lebih rendah dibandingkan peran kurang yaitu 1,64. Hal ini didukung hasil uji statistik yaitu ada hubungan antara peran guru orkes terhadap DMFT (karies gigi) murid SD dengan p = 0,040 (Tabel 4.21). Nilai rata-rata DMFT murid ini tergolong rendah (WHO, DMFT rendah = 1,2-2,6), ini dimungkinkan karena kejadian karies gigi pada murid SD masih relatif kecil jumlahnya yang disebabkan banyak gigi tetap yang baru tumbuh. Penelitian membuktikan adanya hubungan karies gigi dengan gangguan kualitas hidup seperti rasa sakit, sulit mengunyah, terganggu tidur, tingkat ketidak hadiran, dan gangguan lainnya (Situmorang, 2004). Dapat diperkirakan kesulitan yang dialami murid SD apabila menderita karies gigi, antara lain tidak dapat
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
mengikuti proses belajar dengan baik pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi di sekolah. Peran guru orkes dibutuhkan seperti melakukan penjaringan dan rujukan kepada petugas kesehatan jika ditemuinya kejadian karies gigi pada murid SD. Peran guru orkes yang cukup nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,29 lebih rendah dibandingkan peran kurang yaitu 3,35, seharusnya peran cukup rata-rata sekstan sehat lebih tinggi. Peran guru orkes cukup ternyata nilai rata-rata sekstan gingivitis 0,98 lebih tinggi dari peran guru kurang yaitu 0,78 dan seharusnya peran cukup rata-rata sekstan gingivitis lebih rendah dari peran yang kurang. Peran guru orkes cukup nilai rata-rata sekstan kalkulusnya 1,64 lebih rendah dibandingkan dengan peran kurang yaitu 1,76. Hal ini sesuai dengan hasil statistik yaitu tidak terdapat hubungan antara peran guru orkes dengan sekstan sehat, sekstan gingivitis dan sekstan kalkulus (Tabel 4.22). Jika dilihat pengetahuan murid dalam penyebab gigi berlubang sudah sebagian besar mengetahuinya yaitu 89,4%. Hal ini bertolak belakang dengan pengetahuan murid mengenai penyebab karang gigi yaitu masih adanya murid yang menyebutkan penyebab karang gigi adalah karena makan yang manis-manis dan kue-kue yaitu 42,2% (Tabel 4.6). Guru orkes yang berperan cukup nilai OHIS rata-ratanya 1,85 lebih tinggi dibandingkan peran kurang yaitu 1,57. Nilai rata-rata OHIS murid termasuk kategori sedang (WHO sedang : OHIS = 1,3-3,0) (Tabel 4.23). Untuk mendapatkan OHIS murid yang baik, maka peran guru orkes harus lebih ditingkatkan dalam penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, agar
murid-murid sewaktu ke sekolah sudah
menyikat giginya setelah sarapan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Untuk mencapai status kesehatan gigi lebih baik yaitu DMFT < 1 maka perlu ditingkatkan program kampanye sikat gigi pada murid SD melalui program UKGS yang dilakukan oleh guru orkes diantaranya adalah meningkatkan pelaksanaan kumur-kumur dengan fluor, pelaksanaan sikat gigi massal dan melakukan rujukan kepada dokter gigi, puskesmas dan rumah sakit serta perlunya evaluasi terhadap program UKGS oleh kepala Puskesmas. 5.5.
Hubungan Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan UKGS dengan Perilaku Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid SD di Kota Medan Hasil penelitian menunjukkan perilaku menyikat gigi murid SD cukup lebih
banyak dibandingkan dengan baik dan kurang. Dihubungkan dengan peran orang tua ternyata persentase perilaku menyikat gigi murid cukup tetap yang terbanyak baik pada peran orang tua baik, cukup maupun kurang. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku menyikat gigi p = 0,002 (Tabel 4.24). Menurut Green (2005) dan Hurlock (1978), orangtua dan guru mempunyai peran terhadap perubahan perilaku anak dalam memelihara kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi. Orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam perawatan gigi anak-anaknya misalnya memberi contoh perawatan gigi, memotivasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke dokter gigi jika anak sakit gigi. Menurut Hurlock, perkembangan seorang anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan anggota keluarga terutama ibu. Ibu rumah tangga
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
merupakan tokoh kunci dalam keluarga karena berperan penting dalam perilaku kesehatan keluarga (Pintauli dan Melur, 2004). Peran ini sangat penting terutama dalam hal waktu menyikat gigi belum tepat, sebanyak 46,6% melakukannya pada waktu yang salah yaitu pagi dan sore hari sewaktu mandi. Orang tua yang berperan baik, nilai DMFT rata-rata murid 1,05 paling rendah dibandingkan peran cukup 1,50 dan kurang yaitu 1,71. Hal ini menunjukkan orang tua berpengaruh besar terhadap DMFT (karies gigi) murid dan secara statistik terdapat hubungan antara peran orang tua terhadap DMFT (karies gigi) dengan p = 0,034 (Tabel 4.25). Dalam hal jenis jajanan yang baik hampir sebagian besar murid telah mengetahuinya yaitu 96,6%, tetapi peran orang tua dalam mengawasi jajanan anaknya tetap harus ditingkatkan. Peran orang tua yang baik nilai rata-rata sekstan sehat murid 3,37 paling tinggi dibandingkan peran cukup yaitu 3,31 dan kurang yaitu 2,95 (p = 0,037). Peran orang tua baik nilai sekstan gingivitis rata-rata murid 0,74 paling rendah diantara peran cukup 0,82 dan kurang yaitu 1,07 (p = 0,123). Peran orang tua yang baik ratarata sekstan kalkulus murid adalah 1,29 paling rendah dibandingkan peran cukup 1,77 dan kurang yaitu 2,03 (p = 0,001). Secara statistik ada hubungan antara peran orang tua dengan sekstan sehat dan sekstan kalkulus (Tabel 4.26). Orang tua yang berperan baik nilai OHIS rata-rata murid yaitu 1,43 paling rendah dibandingkan peran cukup 1,62 dan kurang 2,12. Secara statistik OHIS murid SD dipengaruhi oleh peran orang tua dengan p = 0,000 (Tabel 4.27).
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Sumber penyakit gigi dan mulut pada anak-anak (karies dan penyakit periodontal) adalah terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadilah akumulasi
plak.
Sehubungan
dengan
pendapat
tersebut,
maka
frekuensi
membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, yang juga akan mempengaruhi prevalensi karies dan jaringan periodontal, maka orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam memperhatikan waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi, pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan membawa anaknya ke dokter gigi. 5.6.
Keterbatasan Penelitian Disamping peneliti sendiri, pada penelitian ini juga digunakan 4 dokter gigi
sebagai tenaga pemeriksa status kesehatan gigi dan mulut murid SD. Untuk memeriksa status periodontal diperlukan ketelitian dalam penggunaan periodontal probe. Ada kemungkinan tenaga pemeriksa tersebut kurang terlatih dalam pemakaian periodontal probe untuk mengukur status periodontal yaitu sekstan sehat dan sekstan gingivitis, sehingga hasil penelitian sekstan sehat dan sekstan gingivitis tidak konsisten (Tabel 4.22). Untuk mengukur status periodontal disarankan bila dibutuhkan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih dahulu sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Perilaku menyikat gigi murid: a. Perilaku murid dalam hal waktu menyikat gigi masih sebagian besar belum melakukannya dengan tepat dan penggunaan pasta gigi dengan fluor masih kurang. b. Pengetahuan anak tentang sumber informasi pemeliharaan kesehatan gigi melalui media cetak dan elektronik serta penyebab karang gigi dan perawatan gigi berlubang masih rendah.
2.
Status kesehatan gigi dan mulut murid : a. Rata-rata DMFT 1,43 dengan D rata-rata 1,14, M 0,23 dan F 0,06 yang termasuk kategori WHO rendah. b. Rata-rata sekstan sehat murid 3,32, sekstan gingivitis 0,88 dan sekstan kalkulus 1,70, sesuai target WHO 2010 yaitu sekstan sehat ≥ 3, gingivitis 0,3-0,9 dan kalkulus 1,3-3,0. c. Rata-rata OHI 1,71 termasuk kategori sedang.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
3.
Peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS : a. Peran petugas kesehatan dalam melakukan monitoring kegiatan UKGS dan sosialisasi program UKGS masih rendah. b. Peran guru orkes dalam memimpin sikat gigi massal dan melaksanakan kumur-kumur dengan fluor masih rendah. c. Peran orang tua di dalam pengawasan menyikat gigi dan membawa anak memeriksakan gigi ke dokter gigi masih rendah.
4.
Hubungan peran petugas kesehatan, guru orkes dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi dan status kesehatan gigi dan mulut : a. Peran petugas kesehatan dan guru orkes tidak ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya dengan perilaku menyikat gigi murid. b. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran petugas kesehatan tidak ada hubungan dengan status periodontal murid. c. Peran guru orkes dalam pelaksanaan UKGS ada hubungan dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid. Peran guru orkes tidak memiliki hubungan dengan status periodontal. d. Peran orang tua dalam pelaksanaan UKGS ada hubungannya dengan status pengalaman karies gigi, status periodontal dan oral hygiene murid.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
6.2.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran dan rekomendasi
sebagai berikut : 1.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan a. Meningkatkan evaluasi laporan UKGS dari Puskesmas dan menindaklanjutinya. b. Advokasi kepada Kepala Puskesmas pada setiap pelaksanaan mini lokakarya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan melalui POA, dan Pemerintah Kota Medan melalui musrembang.
2.
Untuk Kepala Puskesmas Peran petugas kesehatan gigi dalam pelaksanaan UKGS masih termasuk kategori kurang. Dalam hal ini perlu ditingkatkan monitoring dan evaluasi, laporan pelaksanaan UKGS, rencana target tahunan UKGS, monitoring kegiatan dan sosialisasi program UKGS yang dibuat oleh dokter gigi.
3.
Untuk Petugas Kesehatan Gigi a. Decay rata-rata masih lebih tinggi dari filling rata-rata dan dijumpai sekstan kalkulus masih lebih tinggi. Perawatan komprehensif dengan penambalan gigi dan scaling perlu ditingkatkan agar status kesehatan gigi murid meningkat. b. Perlu pengajuan penambahan peralatan dan bahan tambalan ke kepala Puskesmas.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.
Untuk Guru Orkes a. Meningkatkan program kumur-kumur dengan fluor dan sikat gigi massal terhadap murid sekolah dasar. b. Pelatihan secara rutin 1x/tahun kepada guru orkes mengenai sikat gigi massal, kumur-kumur dengan larutan fluor, meningkatkan pengetahuan tentang waktu menyikat gigi, dan perawatan gigi berlubang.
5.
Untuk Orang Tua Orang tua masih perlu meningkatkan perannya dalam memperhatikan waktu menyikat gigi anaknya yang tepat, penggantian sikat gigi, pemakaian pasta gigi berfluor, mengawasi jajanan anaknya, dan membawa anaknya ke dokter gigi.
6.
Untuk Peneliti Lain Jika peneliti lain ingin melakukan penelitian dengan topik status kesehatan gigi dan mulut terutama tentang status periodontal dan menggunakan tenaga pemeriksa yang banyak sebaiknya dilatih terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Axelsson, P., 1999. An introduction to risk prediction and preventive dentistry. Illinois: Quintessence Publishing Co.,10-11. Axelsson, P., 2005. An introduction to risk prediction and preventive dentistry. Illinois: Quintessence Publishing Co.,113-114. Astoeti, TE., 2006. Total Quality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 20-30. BPPSDMK., 2007. Program model pendayagunaan dokter gigi dan perawat gigi di sekolah. http://www.bppsdmk.depkes.go.id/?show=beritautama (16 Oktober 2008). Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC: 212-49. Budiharto., 1998. Kontribusi umur, pendidikan, jumlah anak, status ekonomi keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi terhadap perilaku ibu, JKGUI; 5(2): 92-108. Debnath, T., 2002. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry. 2nd ed., India: AITBS Publishers & Distributors (Regd.): 1-45. Departemen Kesehatan RI., 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Departemen Kesehatan RI., 2005. Survei Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan Rumah Tanggal (SKRT) 2004. Vol. 3. Jakarta: Badan Litbangkes: 18-20. Departemen Kesehatan RI., 1996. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI., 2004. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan., 2008. Profil Kesehatan tahun 2007. Medan: 1-15.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Dinas Pendidikan Kota Medan ., 2007/2008. Data-data keadaan siswa SD/MI/SLB. Glanz, K., Rimer, BK., Jewis, FM., Eds., 2002. Health behavior and health education. 3rd ed., St Fransisco: John Wiley & Sons: 121-36. Green, L.W., Kreuler, M.W., 2005. Health and program planning: An educational and ecological approach. 4th ed., New York: Mc Graw Hill. Harris, N.O., Christen, A.G., 1995. Primary Preventive Dentistry. 4th ed., Connecticut: Appleton & Lange. 1-37. Herijulianti, E., Indriani, TS., dan Sri Artini., 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hurlock, E.B., Perkembangan anak. Jilid 2. Alih Bahasa. Tjandrasa, M., Child development. 6th ed.,:198-216. Jakarta: Erlangga: 202-7. Liliweri, A., 2007. Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. 2-22; 221-50. Maulani, S., Enterprise, J., 2005. Kiat merawat gigi anak. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. Murphy, E.M,, 2004. Promoting Healthy Behaviour. Health Bulletin. Population Refrences Bureau. Naito, M., dkk, 2006. Oral health status and health-related quality of life: a systematic review. J Oral Science; 48, 1-7. Nurlaila, A.M., Djuharnas, A., Darwita, R.R., 2003. Hubungan antara status gizi dengan karies gigi pada murid-murid di sekolah dasar Kecamatan Karangantu. JKGUI; 12(1): 5-9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta: 163-177.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Octiara, E., Roesnawati, Y., 2001. Karies gigi, oral higiene, dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. J Kedokteran Gigi UI; 6(1): 18-23. Panjaitan, M., 1997. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Ed ke-1. Medan: USU Press. Panjaitan, M., 1999. Ilmu pencegahan karies gigi. Ed ke-1. Medan: USU Press. Pinkham, J.R., Casamassimo, P.S., fields, H.W., McTigue, D.J., Nowak, A.J., 2005. Pediatric Dentistry. 4th ed., St Louis; Mosby: 157-62. Pintauli, S., dan Melur, T., 2004. Hubungan tingkat pendidikan dan skor DMFT pada ibu-ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan. Dentika Dental Journal; 9(2): 78-83. Pintauli, S., Hamada, T., 2007. Menuju gigi dan mulut sehat. Pencegahan dan Pemeliharaan. Medan: USU Press. Sabri, L., dan Hastono, S.P., 2006. Statistik kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada: 133-7. Singarimbun, Masri., dan Effendi, Sofian., 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Situmorang, N., 2001. Penyakit gigi dan mulut serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Dentika Dental Journal; 6(1): 184-8. Situmorang, N., 2004. Perilaku pencarian pengobatan dan pemeliharaan kesehatan gigi pengunjung poliklinik gigi puskesmas di dua kecamatan kota Medan. Dentika Dental Journal; 10(1). Soetiarto, F., 2001. Penelitian, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulutnya. Vredenbregt, J., 1984. Metode dan teknik penelitian masyarakat. Gramedia. 99 – 110.
Jakarta:
PT
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
World Health Organization., 1997. Oral Health Survey Basic Methods. 4th ed., Geneva. World Health Organization., 2003. The World Oral Health Report. Geneva: 1-33. _______________., Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
(17 November, 2008). Wright, G., 1997. Non-pharmacologic management of children behaviours. Dalam: Mc Donald et al., Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed., St. Louis: Mosby. Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, 2007. Program pelayanan http://www.ykgi.or.id/program.html (17 November 2007).
UKGS.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran: 1 PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA Nama
:
Tanggal Lahir
:
Nama Puskesmas
:
No kartu:
Tenaga Kesehatan Gigi : 1. Lokasi puskesmas: a. Lingkar Dalam
b. Lingkar Luar
1
b. Wanita
2
2. Jenis kelamin: a. Pria
3. Apakah Saudara ada membuat target tahunan UKGS (jumlah SD yang akan menjadi sasaran selama 1 tahun, frekuensi kegiatan sikat gigi masal, lokakarya mini puskesmas, dll)? a. Ya
b. Tidak
3
4. Apakah Saudara selalu merencanakan jadwal kegiatan pelaksanaan UKGS? a. Ya
b. Tidak
4
5. Apakah Saudara ada membuat laporan bulanan kegiatan UKGS kepada Kepala puskesmas? a. Ya
5 b. Tidak
6. Apakah Saudara melakukan monitoring kegiatan UKGS? a. Ya
b. Tidak
6
7. Apakah Saudara melakukan evaluasi pelaksanaan UKGS? a. Ya
b. Tidak
7
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
8. Apakah Saudara pernah melakukan sosialisasi program UKGS kepada orang tua murid kelas 1 SD?
8
a. Pernah
b. Tidak pernah
9. Apakah Saudara pernah melakukan pendidikan kesehatan gigi di sekolah? a. Ya
b. Tidak
9
9a. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melakukannya? a. <7x/tahun
b. >7x/tahun
9a
9b. Pernahkah Saudara mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada murid sekolah? a. Ya
b. Tidak
9b
9c. Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali Saudara mengajar cara menyikat gigi yang baik dan benar? a. 1x
b. 2x
c. 3x
d.>3x
9c
9d. Apakah Saudara mempraktekkannya dengan alat peraga? a. Ya
b. Tidak
9d
10. Apakah Saudara pernah melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut kepada semua murid? a.Ya
b. Tidak
10
11. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD? a. Ya
b. Tidak
11
12. Apakah Saudara pernah melaksanakan sikat gigi masal pada murid-murid SD di sekolah? a. Ya
b. Tidak
12
Jika Saudara menjawab ya, maka berapa kali saudara melaksanakan sikat gigi masal? ................... kali 13. Apakah Saudara melakukan perawatan gigi sederhana di puskesmas? a. Ya
b. Tidak
13
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
13a. Jika jawabannya ya, maka perawatan apa saja yang Saudara lakukan? a. penambalan gigi tetap
13a
b. pencabutan gigi sulung c. pencabutan gigi tetap d. pembersihan karang gigi
14. Kategori a. Baik, skor 9-12 (3) b.Cukup, skor 7-8
14
(2) c. Kurang, skor ≤ 6 (1)
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA
Nama orangtua (ibu): Tanggal Lahir
:
Pendidikan Ibu
:
a.
Tidak tamat SD/Tidak Sekolah
b.
Tamat Sd/SLTP
c.
Tamat SLTA/D1
d.
Tamat D3/S1/S2
No kartu:
Orang Tua 1. Apakah Ibu mengawasi anak menyikat gigi di rumah? a. Ya
b. Tidak
1
2. Jika jawaban no. 1 ya, maka kapan Ibu mengawasi anak menyikat gigi di rumah? a. Pagi hari
b. Malam hari
2 c. Pagi dan Malam hari
3. Apakah Ibu secara rutin mengganti sikat gigi yang telah rusak? a. Ya
b. Tidak
3
3a. Jika jawaban Ibu ya, maka setiap berapa bulan Ibu menggantinya? a. 1 bulan
b. 2 bulan
c. 3 bulan
d.>3bulan
3a
4. Apakah ibu ada menyediakan pasta gigi baru untuk mengganti pasta gigi yang telah habis? a. Ya
b. Tidak
4
5. Pernahkah Ibu memeriksa keadaan gigi anak Ibu? a. Pernah
b. Tidak
5
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5a. Jika jawaban no. 5 ya, maka pada saat kapan Ibu memeriksa keadaan gigi anak? a. 1x sebulan
b. 3-6 bulan sekali
5a c. >6bulan sekali
d. Tidak Tentu
6. Apakah Ibu selalu mengawasi jajanan anak yang dapat merusak gigi atau menyehatkan gigi? a. Ya
b. Tidak
6
6a. Jika jawaban Ibu ya, maka makanan apa saja yang merusak kesehatan gigi yang saudara ketahui? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Permen b. Coklat
6a
c. Ice cream d. Kue yang lengket dan manis e. Buah-buahan f. Sayur-sayuran g. Lain-lain, sebutkan 7.Apakah Ibu pernah membawa anak memeriksakan gigi ke dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit? a. Ya
7 b. Tidak
7a.Jika jawaban Ibu ya, untuk keperluan apa Ibu membawa anak ke dokter gigi?
7a
a.. memeriksakan gigi b. menambal gigi c. mencabut gigi d. lain-lain (Sebutkan .........................................) 8. Kategori
a. Baik, skor 5-7 (3) b.Cukup, skor 3-4 (2) c. Kurang, skor ≤ 2 (1)
8
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA
No kartu: Nama
:
Nama SD
:
Guru Orkes 1. Jenis kelamin: a. Pria
b. Wanita
1
2. Apakah saudara pernah memimpin sikat gigi masal pada murid-murid SD? a. Ya
b. Tidak
2
2a.Jika jawaban no. 2 ya, maka berapa kali dalam 1 tahun memimpin sikat gigi masal? a. <7x/tahun
b. >7x/tahun
2a
3.Apakah saudara melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor pada murid-murid SD? a. Ya
b. Tidak
3
3.a.Jika jawaban saudara no. 3 ya, maka tuliskan frekuensi kumur-kumur dalam setahun?........................................kali per tahun 4.Apakah Saudara melakukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut? a. Ya
b. Tidak
4
4a.Jika jawaban saudara no. 5 ya, maka berapa kali Saudara melakukan pendidikan kesehatan dalam setahun? a. 1x
b. 2x c. 3x
d.>3x
e. Sewaktu-waktu
4a
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
5. Apakah Saudara melakukan penjaringan pada murid-murid kelas 1 SD? a. Ya
b. Tidak
5
6. Apakah Saudara melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut kepada dokter gigi, puskesmas atau rumah sakit? a. Ya
b. Tidak
7
6a.Jika jawaban Saudara no. 7 tidak, apa alasan saudara? Tuliskan: ............................................................................. 8. Kategori
a. Baik, skor 5-6 (3) b.Cukup, skor 3-4 (2) c. Kurang, skor ≤ 2 (1)
8
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid SD di Kota Medan Nama SD : Nama Murid : Jenis Kelamin : Nama Ibu Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut anda benar 1. Waktu menyikat gigi yang benar adalah :
:
a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi b. Pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur 2. Jenis jajanan yang baik adalah : a. Kue, es krim, coklat, permen b. Pecal, keripik, kacang, buah-buahan 3. Sumber informasi tentang kesehatan gigi : a. TV, surat kabar, majalah, buku b. Guru c. Dokter gigi atau perawat gigi d. Orang tua 4. Penyebab gigi berlubang : a. Dimakan ulat b. Tidak sikat gigi, makan yang manis-manis 5. Penyebab karang gigi : a. Tidak sikat gigi b. Makan manis-manis, kue-kue 6. Bila gigi berlubang sebaiknya dilakukan apa : a. Pencabutan gigi b. Tambal gigi c. Dibiarkan
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
PERAN PETUGAS KESEHATAN GURU, ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 PEDOMAN WAWANCARA No kartu: Anak/Murid sekolah
1.Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin: a. Pria b. Wanita 4. Dalam sehari, kapan saja adik menyikat gigi? a. Pagi dan sore hari sewaktu mandi b. Pagi setelah sarapan pagi c. Malam sebelum tidur d. Pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur e. Tidak tentu 5. Kapan waktu adik mengganti sikat gigi? a. Setiap 2-3 bulan b. Jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak c. Tidak pernah diganti d. Lainnya, sebutkan .......................................... 6.Apakah adik menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor? a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu 7.Bagaimana kepemilikan sikat gigi adik? a. Milik sendiri b. Milik bersama c. Lainnya, sebutkan ................................... 8. Kategori
a. Baik, skor 4 (3) b.Cukup, skor 2-3 (2) c. Kurang, skor 1 (1)
3
4
5
6
7
8
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran : 2 Kartu Pemeriksaan Status Kesehatan Gigi dan Mulut a. Pemeriksaan DMFT (Oral Health Surveys Basic Method, 1987) 7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
Keterangan Kode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagnosa Gigi sehat Lubang (decayed) Tambalan dengan lubang Tambalan tanpa lubang Hilang karena karies Hilang karena sebab lain Sealant, varnish Gigi pegangan jembatan atau mahkota Tidak tumbuh Gigi tidak diperhitungkan, tidak dapat diperiksa
1. D=
2. M=
3. F=
4. Total DMFT=
B. Pemeriksaan Status Periodontal
16
11
26
46
31
36
Keterangan: Skor 0 1
2
Kondisi periodontal Sehat Periodontal sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi maupun poket Perdarahan Perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde Terdapat karang gigi Waktu diraba dengan sonde terasa adanya karang gigi
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Perhitungan CPITN:
6. Jumlah sextan kode 1 =
5.Jumlah sextan kode 0 =
7. Jumlah sextan kode 2 =
C. Pemeriksaan OHIS a. Pemeriksaan Plak 16 44
21 41
b. Pemeriksaan Kalkulus
24 36
16 44
21 41
24 36
0=Tidak ada plak
0=Tidak ada kalkulus
1=Adanya plak pada daerah interproksimal atau pada tepi gingival yang menutupi <1/3 separuh gingival permukaan vestibular dan oral gigi
1= Adanya kalkulus supragingiva yang menutupi <1/3 separuh gingival 2= Adanya supragingiva yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingival dan subgingiva atau kalkulus subgingiva yang belum mengingkari gigi
2=Adanya plak yang menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 separuh gingiva permukaan vestibular dan oral gigi 3=Adanya plak menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival permukaan vestibular atau oral gigi A
Indeks plak =
3= Adanya penumpukan kalkulus supragingiva yang menutupi 2/3 atau lebih separuh gingival dan subgingiva yang sudah melingkari gigi.
jumlah plak
8
Jumlah gigi yang diperiksa
Indeks kalkulus =
jumlah skor kalkulus
= …..…… =
9
Jumlah gigi yang diperiksa
Indeks oral higiene = indeks plak + indeks kalkulus =
10
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran :3 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Variabel r-tabel r-hitung Alpha Perilaku 1 0,361 0,4232 0,8086 Perilaku 2 0,361 0,6007 0,7087 Perilaku 3 0,361 0,7259 0,6514 Perilaku 4 0,361 0,6007 0,7087 Pemahaman 1 0,361 0,5989 0,6579 Pemahaman 2 0,361 0,4169 0,7178 Pemahaman 3 0,361 0,4574 0,7051 Pemahaman 4 0,361 0,4574 0,7051 Pemahaman 5 0,361 0,3961 0,7398 Pemahaman 6 0,361 0,6082 0,6616 D 0,361 0,7561 0,7025 M 0,361 0,8338 0,7542 F 0,361 0,5543 0,8443 DMFT 0,361 1,0000 0,6545 Sekstan 0 0,361 0,6615 0,8195 Sekstan 1 0,361 0,8643 0,6376 Sekstan 2 0,361 0,6202 0,8761 Indeks plak 0,361 0,7263 0,9105 Indeks kalkulus 0,361 0,8172 0,7893 Indeks oral hygiene 0,361 1,0000 0,6707 Petugas 2 0,632 0,6874 0,9243 Petugas 3 0,632 0,7262 0,9226 Petugas 4 0,632 0,6618 0,9254 Petugas 5 0,632 0,8669 0,9160 Petugas 6 0,632 0,6679 0,9252 Petugas 7 0,632 0,6874 0,9243 Petugas 8 0,632 0,7290 0,9224 Petugas 9 0,632 0,6679 0,9252 Petugas 10 0,632 0,6618 0,9254 Petugas 11 0,632 0,7290 0,9224 Petugas 12 0,632 0,7290 0,9224 Guru 2 0,632 0,7906 0,8667 Guru 3 0,632 0,7883 0,8675 Guru 4 0,632 0,6889 0,8889 Guru 5 0,632 0,6889 0,8889 Guru 6 0,632 0,7883 0,8675 Orang tua 1 0,361 0,6842 0,7561 Orang tua 2 0,361 0,6842 0,7561
Keterangan Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Orang tua 3 Orang tua 4 Orang tua 5 Orang tua 6
0,361 0,361 0,361 0,361
0,4239 0,4239 0,8803 0,3909
0,8127 0,8127 0,6970 0,8184
Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel
Perilaku menyikat gigi murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4.
QPRLK1 QPRLK2 QPRLK3 QPRLK4 N of Cases =
Statistics for Scale Item Means
Std Dev
Cases
.4000 .7333 .8000 .7333
.4983 .4498 .4068 .4498
30.0 30.0 30.0 30.0
30.0
Mean 2.6667
Mean .6667
Mean
Variance 1.9540
Minimum .4000
Std Dev 1.3979
Maximum .8000
N of Variables 4
Range .4000
Max/Min 2.0000
Variance .0326
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted QPRLK1 QPRLK2 QPRLK3 QPRLK4
Scale Variance if Item Deleted
2.2667 1.9333 1.8667 1.9333
Reliability Coefficients Alpha = .7749
1.2368 1.1678 1.1540 1.1678
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
.4232 .6007 .7259 .6007
4 items Standardized item alpha =
.1844 .4263 .5677 .4263
Alpha if Item Deleted .8086 .7087 .6514 .7087
.7841
Pemahaman pengetahuan murid Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A) Mean 1. 2. 3. 4. 5. 6.
QPHM1 QPHM2 QPHM3 QPHM4 QPHM5 QPHM6
.7333 .9333 .9000 .9000 .6333 .8667
Std Dev
Cases
.4498 .2537 .3051 .3051 .4901 .3457
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
N of Cases = Statistics for Scale
30.0
Mean 4.9667
Variance 2.1023
Item Means
Mean Minimum .8278 .6333 Item-total Statistics
QPHM1 QPHM2 QPHM3 QPHM4 QPHM5 QPHM6
Maximum .9333
Range .3000
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
4.2333 4.0333 4.0667 4.0667 4.3333 4.1000
1.2885 1.7575 1.6506 1.6506 1.4023 1.4724
.5989 .4169 .4574 .4574 .3961 .6082
Reliability Coefficients Alpha = .7361
N of Variables 6
Std Dev 1.4499
Max/Min 1.4737
Variance .0140
Squared Multiple Correlation .4574 .2782 .3428 .3350 .3058 .4917
6 items Standardized item alpha =
Alpha if Item Deleted .6579 .7178 .7051 .7051 .7398 .6616
.7519
Status kesehatan gigi dan mulut murid SD Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A) Mean 1. 2. 3. 4.
D M F DMFT
.9000 .3000 .1667 1.3667
Std Dev
Cases
1.1847 .6513 .4611 1.9025 30.0
30.0 30.0 30.0
* * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = Statistics for Scale Item Means
30.0
Mean 2.7333 Mean .6833
Variance 14.4782
Minimum .1667
Std Dev 3.8050 Maximum 1.3667
N of Variables 4 Range 1.2000
Max/Min 8.2000
Variance .3093
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Item-total Statistics
D M F DMFT
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
1.8333 2.4333 2.5667 1.3667
8.0057 10.5299 12.4609 3.6195
.7561 .8338 .5543 1.0000
Reliability Coefficients Alpha = .8121
Squared Multiple Correlation . . . .
4 items Standardized item alpha =
Alpha if Item Deleted .7025 .7542 .8443 .6545
.8840
Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3.
SEKST0 SEKST1 SEKST2 N of Cases =
Statistics for Scale Item Means
Std Dev
Cases
1.7667 1.8333 2.0000
.5683 .5307 .6433
30.0 30.0 30.0
30.0
Mean 5.6000
Mean 1.8667
Mean
Variance 2.3172
Minimum 1.7667
Std Dev 1.5222
Maximum 2.0000
N of Variables 3
Range .2333
Max/Min 1.1321
Variance .0144
Squared Multiple Correlation
Alpha if Item Deleted
Item-total Statistics
SEKST0 SEKST1 SEKST2
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
3.8333 3.7667 3.6000
1.1782 1.0816 1.0759
.6615 .8643 .6202
Reliability Coefficients Alpha = .8408
3 items Standardized item alpha =
.6235 .7579 .5168
.8195 .6376 .8761
.8497
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3.
IP IK IOH
Mean
Std Dev
Cases
1.1947 .6423 1.8370
.4406 .5961 .9093
30.0 30.0 30.0
* * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = Statistics for Scale Item Means
30.0
Mean 3.6740
Mean 1.2247
Variance 3.3072
Minimum .6423
Std Dev 1.8186
Maximum 1.8370
N of Variables 3
Range 1.1947
Max/Min 2.8599
Variance .3575
Item-total Statistics
IP IK IOH
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
2.4793 3.0317 1.8370
2.1702 1.6865 .8268
Reliability Coefficients Alpha = .8758
Corrected ItemTotal Correlation .7263 .8172 1.0000
3 items Standardized item alpha =
Squared Multiple Correlation . . .
Alpha if Item Deleted .9105 .7893 .6707
.9032
Peran petugas kesehatan Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
QUKGS2 QUKGS3 QUKGS4 QUKGS5 QUKGS6 QUKGS7 QUKGS8 QUKGS9 QUKGS10 QUKGS11 QUKGS12
Mean
Std Dev
Cases
.3000 .7000 .7000 .4000 .6000 .3000 .6000 .6000 .7000 .6000 .6000
.4830 .4830 .4830 .5164 .5164 .4830 .5164 .5164 .4830 .5164 .5164
10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
* * * Warning * * * Determinant of matrix is zero Statistics based on inverse matrix for scale ALPHA are meaningless and printed as . N of Cases = Statistics for Scale Item Means
10.0
Mean 6.1000 Mean .5545
Variance 17.8778
Minimum .3000
N of Variables 11
Std Dev 4.2282
Maximum .7000
Range .4000
Max/Min 2.3333
Variance .0227
Item-total Statistics
QUKGS2 QUKGS3 QUKGS4 QUKGS5 QUKGS6 QUKGS7 QUKGS8 QUKGS9 QUKGS10 QUKGS11 QUKGS12
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
5.8000 5.4000 5.4000 5.7000 5.5000 5.8000 5.5000 5.5000 5.4000 5.5000 5.5000
15.0667 14.9333 15.1556 14.2333 14.9444 15.0667 14.7222 14.9444 15.1556 14.7222 14.7222
.6874 .7262 .6618 .8669 .6679 .6874 .7290 .6679 .6618 .7290 .7290
Reliability Coefficients Alpha = .9298
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . .
11 items Standardized item alpha =
Alpha if Item Deleted .9243 .9226 .9254 .9160 .9252 .9243 .9224 .9252 .9254 .9224 .9224
.9297
Peran guru orkes Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4. 5.
QGURU2 QGURU3 QGURU4 QGURU5 QGURU6
N of Cases = Statistics for Scale Item Means
Mean
Std Dev
Cases
.4000 .3000 .7000 .7000 .3000
.5164 .4830 .4830 .4830 .4830
10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
10.0 Mean 2.4000
Mean .4800
Variance 4.2667
Minimum .3000
Std Dev 2.0656
Maximum .7000
N of Variables 5
Range .4000
Max/Min 2.3333
Variance .0420
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Item-total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if Item
Corrected ItemTotal
Deleted
Deleted
Correlation
2.0000 2.1000 1.7000 1.7000 2.1000
2.6667 2.7667 2.9000 2.9000 2.7667
.7906 .7883 .6889 .6889 .7883
Squared Multiple
Alpha if
Item Correlation
Deleted QGURU2 QGURU3 QGURU4 QGURU5 QGURU6
Reliability Coefficients Alpha = .8984
. . . . .
5 items Standardized item alpha =
.8667 .8675 .8889 .8889 .8675
.8984
Peran orang tua Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E (A L P H A)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
PENGAWAS GANTISIK PASTAGIG MEMERIKS JAJANANA PERIKSAD N of Cases =
Statistics for Scale Item Means
Std Dev
Cases
.7333 .7333 .9333 .9333 .6333 .8667
.4498 .4498 .2537 .2537 .4901 .3457
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
30.0
Mean 4.8333
Mean .8056
Mean
Variance 2.7644
Minimum .6333
Std Dev 1.6626
Maximum .9333
N of Variables 6
Range .3000
Max/Min 1.4737
Variance .0153
Item-total Statistics
PENGAWAS GANTISIK PASTAGIG MEMERIKS JAJANANA PERIKSAD
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
4.1000 4.1000 3.9000 3.9000 4.2000 3.9667
1.7483 1.7483 2.3690 2.3690 1.4759 2.2402
Reliability Coefficients Alpha = .8123
Corrected ItemTotal Correlation .6842 .6842 .4239 .4239 .8803 .3909
6 items Standardized item alpha =
Squared Multiple Correlation .9847 .9148 .8308 .7321 .9716 .9639
Alpha if Item Deleted .7561 .7561 .8127 .8127 .6970 .8184
.8055
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Lampiran : 4 OUTPUT SPSS Analisis Univariat Frequency Table umur anak
Valid
9 10 11 12 13 14 Total
Frequency 8 103 124 65 17 3 320
Percent 2.5 32.2 38.8 20.3 5.3 .9 100.0
Valid Percent 2.5 32.2 38.8 20.3 5.3 .9 100.0
Cumulative Percent 2.5 34.7 73.4 93.8 99.1 100.0
Asal SD
Valid
SDN 064985 SDN 064018 SD MIN SDN 060870 SDN 060848 SDN 060880 SDN 064023 SDN 060885 Total
Frequency 40 40 40 40 40 40 40 40 320
Percent 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 100.0
Valid Percent 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 100.0
Cumulative Percent 12.5 25.0 37.5 50.0 62.5 75.0 87.5 100.0
Jenis kelamin anak
Valid
pria wanita Total
Frequency 154 166 320
Percent 48.1 51.9 100.0
Valid Percent 48.1 51.9 100.0
Cumulative Percent 48.1 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Waktu menyikat gigi yang benar Frequency Valid
pagi dan sore hari sewaktu mandi pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
54
16.9
16.9
16.9
266
83.1
83.1
100.0
320
100.0
100.0
Jenis jajanan yang baik Frequency Valid
kue, es krim, coklat, permen pecal, keripik, kacang, buah-buahan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
11
3.4
3.4
3.4
309
96.6
96.6
100.0
320
100.0
100.0
Sumber informasi tentang kesehatan gigi Frequency Valid
TV, surat kabar, majalah, buku guru dokter gigi atau perawat gigi orang tua Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
6.6
6.6
6.6
9
2.8
2.8
9.4
274
85.6
85.6
95.0
16 320
5.0 100.0
5.0 100.0
100.0
Penyebab gigi berlubang
Valid
dimakan ulat tidak sikat gigi, makan yang manis-manis Total
Frequency 34
Percent 10.6
Valid Percent 10.6
Cumulative Percent 10.6
286
89.4
89.4
100.0
320
100.0
100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Penyebab karang gigi
Valid
tidak sikat gigi makan manis-manis, kue-kue Total
Frequency 185
Percent 57.8
Valid Percent 57.8
Cumulative Percent 57.8
135
42.2
42.2
100.0
320
100.0
100.0
Yang sebaiknya dilakukan bila gigi berlubang
Valid
pencabutan gigi tambal gigi dibiarkan Total
Frequency 146 171 3 320
Percent 45.6 53.4 .9 100.0
Valid Percent 45.6 53.4 .9 100.0
Cumulative Percent 45.6 99.1 100.0
waktu menyikat gigi
Valid
pagi hari sewaktu mandi pagi dan sore hari sewaktu mandi pagi setelah sarapan pagi malam sebelum tidur pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur tidak tentu Total
Frequency 31
Percent 9.7
Valid Percent 9.7
Cumulative Percent 9.7
149
46.6
46.6
56.3
2
.6
.6
56.9
8
2.5
2.5
59.4
122
38.1
38.1
97.5
8 320
2.5 100.0
2.5 100.0
100.0
Waktu penggantian sikat gigi
Valid
setiap 2-3 bulan jika bulu sikat gigi sudah melebar/rusak tidak pernah diganti lainnya Total
Frequency 155
Percent 48.4
Valid Percent 48.4
Cumulative Percent 48.4
120
37.5
37.5
85.9
1 44 320
.3 13.8 100.0
.3 13.8 100.0
86.3 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Penggunaan pasta gigi dengan fluor
Valid
ya tidak tidak tahu Total
Frequency 202 5 113 320
Percent 63.1 1.6 35.3 100.0
Valid Percent 63.1 1.6 35.3 100.0
Cumulative Percent 63.1 64.7 100.0
Kepemilikan sikat gigi
Valid
milik sendiri milik bersama lainnya Total
Frequency 282 37 1 320
Percent 88.1 11.6 .3 100.0
Valid Percent 88.1 11.6 .3 100.0
Cumulative Percent 88.1 99.7 100.0
Perilaku menyikat gigi
Valid
baik cukup kurang Total
Frequency 88 139 93 320
Percent 27.5 43.4 29.1 100.0
Valid Percent 27.5 43.4 29.1 100.0
Cumulative Percent 27.5 70.9 100.0
Pendidikan ibu Frequency Valid
Tidak tamat SD/Tidak sekolah Tamat SD/SLTP Tamat SLTA/D1/D2 Tamat D3/S1/S2 Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
34
10.6
10.6
10.6
117 146 23 320
36.6 45.6 7.2 100.0
36.6 45.6 7.2 100.0
47.2 92.8 100.0
pengawasan menyikat gigi
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 189 131 320
Percent 59.1 40.9 100.0
Valid Percent 59.1 40.9 100.0
Cumulative Percent 59.1 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
rutin mengganti sikat gigi
Valid
Frequency 246 74 320
Ya Tidak Total
Percent 76.9 23.1 100.0
Valid Percent 76.9 23.1 100.0
Cumulative Percent 76.9 100.0
menyediakan pasta gigi baru
Valid
Frequency 310 10 320
Ya Tidak Total
Percent 96.9 3.1 100.0
Valid Percent 96.9 3.1 100.0
Cumulative Percent 96.9 100.0
memeriksa gigi anak
Valid
Pernah tidak Total
Frequency 283 37 320
Percent 88.4 11.6 100.0
Valid Percent 88.4 11.6 100.0
Cumulative Percent 88.4 100.0
mengawasi jajanan anak
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 193 127 320
Percent 60.3 39.7 100.0
Valid Percent 60.3 39.7 100.0
Cumulative Percent 60.3 100.0
membawa anak memeriksa gigi kedokter
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 172 148 320
Percent 53.8 46.3 100.0
Valid Percent 53.8 46.3 100.0
Cumulative Percent 53.8 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
peran orang tua
Valid
Baik Cukup Kurang Total
Frequency 101 118 101 320
Percent 31.6 36.9 31.6 100.0
Valid Percent 31.6 36.9 31.6 100.0
Cumulative Percent 31.6 68.4 100.0
Jenis kelamin guru orkes
Valid
Pria Wanita Total
Frequency 5 3 8
Percent 62.5 37.5 100.0
Valid Percent 62.5 37.5 100.0
Cumulative Percent 62.5 100.0
pernah memimpin sikat gigi masal
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 3 5 8
Percent 37.5 62.5 100.0
Valid Percent 37.5 62.5 100.0
Cumulative Percent 37.5 100.0
melaksanakan kumur-kumur dgn larutan flour pd murid SD
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 1 7 8
Percent 12.5 87.5 100.0
Valid Percent 12.5 87.5 100.0
Cumulative Percent 12.5 100.0
melakukan kesehatan gigi dan mulut
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 7 1 8
Percent 87.5 12.5 100.0
Valid Percent 87.5 12.5 100.0
Cumulative Percent 87.5 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
melakukan penjaringan pd murid kelas 1 SD
Valid
Frequency 7 1 8
Ya Tidak Total
Percent 87.5 12.5 100.0
Valid Percent 87.5 12.5 100.0
Cumulative Percent 87.5 100.0
melakukan rujukan kes. gigi dan mulut
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 4 4 8
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
Peran guru orkes
Valid
Cukup Kurang Total
Frequency 4 4 8
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
Jenis Kelamin Tenaga UKGS
Valid
Wanita
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Membuat target tahunan
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 3 5 8
Percent 37.5 62.5 100.0
Valid Percent 37.5 62.5 100.0
Cumulative Percent 37.5 100.0
merencanakan jadwal kegiatan ukgs
Valid
Ya
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
membuat laporan bulanan UKGS
Valid
Ya
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
monitoring kegiatan UKGS
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 4 4 8
Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
melakukan evaluasi UKGS
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 6 2 8
Percent 75.0 25.0 100.0
Valid Percent 75.0 25.0 100.0
Cumulative Percent 75.0 100.0
Sosialisasi program UKGS
Valid
Pernah Tidak pernah Total
Frequency 2 6 8
Percent 25.0 75.0 100.0
Valid Percent 25.0 75.0 100.0
Cumulative Percent 25.0 100.0
Melakukan pnddkan keshatan gigi
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 6 2 8
Percent 75.0 25.0 100.0
Valid Percent 75.0 25.0 100.0
Cumulative Percent 75.0 100.0
mengajar cara menyikat gigi
Valid
Ya
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
praktek dengan alat peraga
Valid
Frequency 8
Ya
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
pemeriksaan kbrsihan gigi dan mulut
Valid
Frequency 5 3 8
Ya Tidak Total
Percent 62.5 37.5 100.0
Valid Percent 62.5 37.5 100.0
Cumulative Percent 62.5 100.0
penjaringan kepada murid kelas 1 SD
Valid
Frequency 8
Ya
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
melaksanakan sikat gigi masal
Valid
Frequency 8
Ya
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
perawatan gigi sederhana di puskesmas
Valid
Ya
Frequency 8
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Peran tenaga pelaksana UKGS
Valid
Baik Cukup Kurang Total
Frequency 2 4 2 8
Percent 25.0 50.0 25.0 100.0
Valid Percent 25.0 50.0 25.0 100.0
Cumulative Percent 25.0 75.0 100.0
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Statistics
N
Decay 320 0 1.14 1.367
Valid Missing
Mean Std. Deviation
Missing 320 0 .23 .676
Filling 320 0 .06 .267
Total DMF 320 0 1.43 1.857
sekstan kode 0 320 0 3.32 2.250
sekstan kode 1 320 0 .88 1.189
Analisis Bivariat Crosstabs Case Processing Summary
Valid N peran orang tua * Perilaku menyikat gigi Peran guru orkes * Perilaku menyikat gigi Peran tenaga pelaksana UKGS * Perilaku menyikat gigi
Percent
Cases Missing N Percent
Total N
Percent
320
100.0%
0
.0%
320
100.0%
320
100.0%
0
.0%
320
100.0%
320
100.0%
0
.0%
320
100.0%
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
sekstan kode 2 320 0 1.70 1.440
Indeks Plak 320 0 1.1276 .57158
Indeks Kalkulus 320 0 .5857 .59719
Indeks Oral higiene 320 0 1.7133 1.03776
Peran tenaga pelaksana UKGS * Perilaku menyikat gigi Crosstab
Peran tenaga pelaksana UKGS
Baik
Cukup
Kurang
Total
Perilaku menyikat gigi baik cukup kurang 24 33 23 22.0 34.8 23.3
Count Expected Count % within Peran tenaga pelaksana UKGS % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within Peran tenaga pelaksana UKGS % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within Peran tenaga pelaksana UKGS % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within Peran tenaga pelaksana UKGS % within Perilaku menyikat gigi % of Total
Total 80 80.0
30.0%
41.3%
28.8%
100.0%
27.3%
23.7%
24.7%
25.0%
7.5% 40 44.0
10.3% 76 69.5
7.2% 44 46.5
25.0% 160 160.0
25.0%
47.5%
27.5%
100.0%
45.5%
54.7%
47.3%
50.0%
12.5% 24 22.0
23.8% 30 34.8
13.8% 26 23.3
50.0% 80 80.0
30.0%
37.5%
32.5%
100.0%
27.3%
21.6%
28.0%
25.0%
7.5% 88 88.0
9.4% 139 139.0
8.1% 93 93.0
25.0% 320 320.0
27.5%
43.4%
29.1%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
27.5%
43.4%
29.1%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 2.535a 2.542 .099
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) .638 .637
1
.753
df
320
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.00.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway Descriptives
N Decay
Baik Cukup Kurang Total Missing Baik Cukup Kurang Total Filling Baik Cukup Kurang Total Total DMF Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 0 Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 1 Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 2 Baik Cukup Kurang Total Indeks Plak Baik Cukup Kurang Total Indeks Kalkulus Baik Cukup Kurang Total Indeks Oral higieneBaik Cukup Kurang Total
80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320 80 160 80 320
Mean Std. Deviation Std. Error 1.01 1.595 .178 1.06 1.232 .097 1.41 1.357 .152 1.14 1.367 .076 .29 .845 .094 .08 .388 .031 .45 .855 .096 .23 .676 .038 .08 .348 .039 .04 .191 .015 .10 .302 .034 .06 .267 .015 1.38 2.313 .259 1.18 1.418 .112 1.96 2.028 .227 1.43 1.857 .104 3.63 2.160 .242 3.41 2.299 .182 2.84 2.190 .245 3.32 2.250 .126 .64 .984 .110 .96 1.295 .102 .95 1.135 .127 .88 1.189 .066 1.74 1.516 .169 1.61 1.392 .110 1.84 1.462 .163 1.70 1.440 .080 .8741 .49496 .05534 1.2355 .56362 .04456 1.1654 .58719 .06565 1.1276 .57158 .03195 .5141 .50519 .05648 .5883 .61906 .04894 .6520 .63555 .07106 .5857 .59719 .03338 1.3882 .84472 .09444 1.8238 1.05416 .08334 1.8174 1.12066 .12529 1.7133 1.03776 .05801
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum .66 1.37 0 8 .87 1.25 0 4 1.11 1.71 0 6 .99 1.29 0 8 .10 .48 0 6 .02 .14 0 3 .26 .64 0 3 .15 .30 0 6 .00 .15 0 2 .01 .07 0 1 .03 .17 0 1 .03 .09 0 2 .86 1.89 0 15 .96 1.40 0 5 1.51 2.41 0 8 1.22 1.63 0 15 3.14 4.11 0 6 3.05 3.77 0 6 2.35 3.32 0 6 3.07 3.57 0 6 .42 .86 0 3 .75 1.16 0 4 .70 1.20 0 4 .74 1.01 0 4 1.40 2.07 0 5 1.40 1.83 0 5 1.51 2.16 0 5 1.54 1.86 0 5 .7640 .9843 .00 2.00 1.1475 1.3235 .00 3.00 1.0347 1.2960 .00 2.00 1.0648 1.1905 .00 3.00 .4017 .6265 .00 2.00 .4917 .6850 .00 2.50 .5106 .7934 .00 2.33 .5200 .6514 .00 2.50 1.2003 1.5762 .00 3.32 1.6592 1.9884 .00 5.50 1.5680 2.0668 .00 4.00 1.5992 1.8274 .00 5.50
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 8.200 587.750 595.950 7.669 138.131 145.800 .225 22.525 22.750 32.819 1067.381 1100.200 27.256 1588.231 1615.487 6.019 444.981 451.000 2.850 658.350 661.200 7.117 97.102 104.219 .763 113.006 113.768 11.273 332.276 343.549
df 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319
Mean Square 4.100 1.854
F 2.211
Sig. .111
3.834 .436
8.800
.000
.113 .071
1.583
.207
16.409 3.367
4.873
.008
13.628 5.010
2.720
.067
3.009 1.404
2.144
.119
1.425 2.077
.686
.504
3.558 .306
11.617
.000
.381 .356
1.070
.344
5.637 1.048
5.377
.005
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Peran guru orkes * Perilaku menyikat gigi Crosstab
Peran guru orkes
Cukup
kurang
Total
Perilaku menyikat gigi baik cukup kurang 39 73 48 44.0 69.5 46.5
Count Expected Count % within Peran guru orkes % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within Peran guru orkes % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within Peran guru orkes % within Perilaku menyikat gigi % of Total
Total 160 160.0
24.4%
45.6%
30.0%
100.0%
44.3%
52.5%
51.6%
50.0%
12.2% 49 44.0
22.8% 66 69.5
15.0% 45 46.5
50.0% 160 160.0
30.6%
41.3%
28.1%
100.0%
55.7%
47.5%
48.4%
50.0%
15.3% 88 88.0
20.6% 139 139.0
14.1% 93 93.0
50.0% 320 320.0
27.5%
43.4%
29.1%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
27.5%
43.4%
29.1%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.586a 1.588 .931
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .453 .452
1
.335
df
320
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44.00.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway Descriptives
Decay
Cukup kurang Total Missing Cukup kurang Total Filling Cukup kurang Total Total DMF Cukup kurang Total sekstan kode 0 Cukup kurang Total sekstan kode 1 Cukup kurang Total sekstan kode 2 Cukup kurang Total Indeks Plak Cukup kurang Total Indeks Kalkulus Cukup kurang Total Indeks Oral higiene Cukup kurang Total
N 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320 160 160 320
95% Confidence Interval for Mean Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper BoundMinimum Maximum 1.10 1.219 .096 .91 1.29 0 4 1.18 1.503 .119 .94 1.41 0 8 1.14 1.367 .076 .99 1.29 0 8 .09 .361 .029 .03 .14 0 3 .36 .865 .068 .23 .50 0 6 .23 .676 .038 .15 .30 0 6 .03 .157 .012 .00 .05 0 1 .10 .340 .027 .05 .15 0 2 .06 .267 .015 .03 .09 0 2 1.21 1.389 .110 1.00 1.43 0 5 1.64 2.213 .175 1.29 1.98 0 15 1.43 1.857 .104 1.22 1.63 0 15 3.29 2.343 .185 2.92 3.65 0 6 3.35 2.161 .171 3.01 3.69 0 6 3.32 2.250 .126 3.07 3.57 0 6 .98 1.283 .101 .77 1.18 0 4 .78 1.081 .085 .61 .94 0 4 .88 1.189 .066 .74 1.01 0 4 1.64 1.407 .111 1.42 1.86 0 5 1.76 1.473 .116 1.53 1.99 0 5 1.70 1.440 .080 1.54 1.86 0 5 1.2501 .58293 .04609 1.1591 1.3411 .00 3.00 1.0051 .53428 .04224 .9217 1.0885 .00 2.00 1.1276 .57158 .03195 1.0648 1.1905 .00 3.00 .6021 .61694 .04877 .5058 .6985 .00 2.50 .5692 .57824 .04571 .4790 .6595 .00 2.33 .5857 .59719 .03338 .5200 .6514 .00 2.50 1.8523 1.07982 .08537 1.6836 2.0209 .00 5.50 1.5744 .97766 .07729 1.4217 1.7270 .00 4.00 1.7133 1.03776 .05801 1.5992 1.8274 .00 5.50
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares .450 595.500 595.950 6.050 139.750 145.800 .450 22.300 22.750 14.450 1085.750 1100.200 .313 1615.175 1615.488 3.200 447.800 451.000 1.250 659.950 661.200 4.802 99.417 104.219 .086 113.682 113.768 6.177 337.372 343.549
df 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319 1 318 319
Mean Square .450 1.873
F .240
Sig. .624
6.050 .439
13.767
.000
.450 .070
6.417
.012
14.450 3.414
4.232
.040
.313 5.079
.062
.804
3.200 1.408
2.272
.133
1.250 2.075
.602
.438
4.802 .313
15.360
.000
.086 .357
.242
.623
6.177 1.061
5.822
.016
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
peran orang tua * Perilaku menyikat gigi Crosstab
peran orang tua
Baik
Cukup
Kurang
Total
Perilaku menyikat gigi baik cukup kurang 39 40 22 27.8 43.9 29.4 38.6% 39.6% 21.8%
Count Expected Count % within peran orang tua % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within peran orang tua % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within peran orang tua % within Perilaku menyikat gigi % of Total Count Expected Count % within peran orang tua % within Perilaku menyikat gigi % of Total
Total 101 101.0 100.0%
44.3%
28.8%
23.7%
31.6%
12.2% 26 32.5 22.0%
12.5% 62 51.3 52.5%
6.9% 30 34.3 25.4%
31.6% 118 118.0 100.0%
29.5%
44.6%
32.3%
36.9%
8.1% 23 27.8 22.8%
19.4% 37 43.9 36.6%
9.4% 41 29.4 40.6%
36.9% 101 101.0 100.0%
26.1%
26.6%
44.1%
31.6%
7.2% 88 88.0 27.5%
11.6% 139 139.0 43.4%
12.8% 93 93.0 29.1%
31.6% 320 320.0 100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
27.5%
43.4%
29.1%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 17.310a 16.562 10.693
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .002
1
.001
df
320
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.78.
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Oneway Descriptives
Decay
Baik Cukup Kurang Total Missing Baik Cukup Kurang Total Filling Baik Cukup Kurang Total Total DMF Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 0 Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 1 Baik Cukup Kurang Total sekstan kode 2 Baik Cukup Kurang Total Indeks Plak Baik Cukup Kurang Total Indeks Kalkulus Baik Cukup Kurang Total Indeks Oral higiene Baik Cukup Kurang Total
N 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320 101 118 101 320
Mean Std. Deviation Std. Error .88 1.243 .124 1.17 1.386 .128 1.36 1.432 .143 1.14 1.367 .076 .14 .470 .047 .28 .866 .080 .25 .590 .059 .23 .676 .038 .03 .222 .022 .05 .256 .024 .11 .313 .031 .06 .267 .015 1.05 1.558 .155 1.50 2.054 .189 1.71 1.846 .184 1.43 1.857 .104 3.73 2.383 .237 3.31 2.126 .196 2.92 2.203 .219 3.32 2.250 .126 .74 1.155 .115 .82 1.075 .099 1.07 1.329 .132 .88 1.189 .066 1.29 1.458 .145 1.77 1.386 .128 2.03 1.396 .139 1.70 1.440 .080 .9973 .60763 .06046 1.0904 .53436 .04919 1.3014 .53816 .05355 1.1276 .57158 .03195 .4294 .55770 .05549 .5244 .51691 .04759 .8136 .65764 .06544 .5857 .59719 .03338 1.4267 1.03764 .10325 1.6148 .89281 .08219 2.1150 1.08113 .10758 1.7133 1.03776 .05801
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum .64 1.13 0 5 .92 1.42 0 8 1.07 1.64 0 6 .99 1.29 0 8 .05 .23 0 3 .12 .44 0 6 .13 .36 0 3 .15 .30 0 6 -.01 .07 0 2 .00 .10 0 2 .05 .17 0 1 .03 .09 0 2 .74 1.36 0 7 1.13 1.87 0 15 1.35 2.08 0 8 1.22 1.63 0 15 3.26 4.20 0 6 2.92 3.69 0 6 2.49 3.36 0 6 3.07 3.57 0 6 .51 .97 0 4 .63 1.02 0 4 .81 1.33 0 4 .74 1.01 0 4 1.00 1.58 0 5 1.52 2.02 0 5 1.75 2.31 0 5 1.54 1.86 0 5 .8774 1.1173 .00 2.00 .9930 1.1878 .00 2.16 1.1951 1.4076 .00 3.00 1.0648 1.1905 .00 3.00 .3193 .5395 .00 2.33 .4302 .6186 .00 2.00 .6837 .9434 .00 2.50 .5200 .6514 .00 2.50 1.2219 1.6316 .00 3.99 1.4521 1.7776 .00 3.52 1.9015 2.3284 .00 5.50 1.5992 1.8274 .00 5.50
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
ANOVA
Decay
Missing
Filling
Total DMF
sekstan kode 0
sekstan kode 1
sekstan kode 2
Indeks Plak
Indeks Kalkulus
Indeks Oral higiene
Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 11.597 584.353 595.950 1.158 144.642 145.800 .342 22.408 22.750 23.274 1076.926 1100.200 33.322 1582.165 1615.488 5.916 445.084 451.000 28.794 632.406 661.200 4.928 99.291 104.219 8.155 105.614 113.768 25.732 317.817 343.549
df 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319 2 317 319
Mean Square 5.799 1.843
F 3.146
Sig. .044
.579 .456
1.268
.283
.171 .071
2.421
.091
11.637 3.397
3.425
.034
16.661 4.991
3.338
.037
2.958 1.404
2.107
.123
14.397 1.995
7.217
.001
2.464 .313
7.866
.000
4.077 .333
12.238
.000
12.866 1.003
12.833
.000
Natalina Hutabarat : Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.