235
PENGARUH SUPLEMENTASI TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Val) SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER Oleh : Deki Zulkarnain 1) ABSTRACT The objectives of this research were: 1) To study the advantage of the use of turmeric meal (Curcuma domestica Val) in rancid feeds of broiler chickens, and 2) explore its potency as an antioxidant to maintain the quality of easily rancidised feeds. The experiment used 80 female day old broiler chickens which were divided into five dietary treatments based on the supplementation of turmeric meals into diets. The respective diets were R-1 (containing 0% turmeric meals), R-2 (0.5%), R-3 (1%), R-4 (1.5%) and R-5 (2% turmeric meal), the experimental animals were raised for six weeks. Variables being observed were feed consumption, body weight gain, feed water content, peroxide value of the liver and peroxide value of the muscle. Data obtained were analyzed using analysis of variance following a complete randomizet design, and followed with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results indicated that turmeric supplementation in the diets had cause differences (P<0.05) on feed consumption and peroxide value of the liver. On the contrary body weight gain, and peroxide value of muscle were not statistically different (P>0.05). It was concluded that the use of turmeric meals as much as 2% gave relatively good influence on the performances, peroxide value of the liver and as well as of the muscle. Key words: antioxidant, broiler, turmeric, performance, peroxide value
PENDAHULUAN Latar belakang Kebijakan pemerintah Indonesia tentang ketahanan dan keamanan pangan adalah menghasilkan produk peternakan (daging, telur dan susu) dalam jumlah yang cukup, murah, terjangkau serta memiliki standar kualitas yang baik. Kondisi demikian menuntut kita untuk mampu memproduksi pangan yang aman (safety products) dan berkualitas (quality products) yang kini menjadi suatu kebutuhan (Departemen Kesehatan, 1999). Hasil usaha peternakan unggas di Indonesia khususnya berupa daging menduduki peringkat tertinggi yakni sebesar 1.355.200 ton atau 65,46% dari total produk daging 2.070.300 ton tahun 2006, sedangkan khususnya pada ternak ayam broiler total daging yang disumbangkan sebesar 955.800 ton atau 46,17% (BPS Peternakan, 2006). Berdasarkan data tersebut diatas mengarahkan bahwa ternak ayam broiler nampak lebih dominan. Kenyataan ini disebabkan karena
ayam broiler memiliki siklus hidup yang relatif singkat dapat menghasilkan produk akhirnya berupa daging. Singkatnya periode pemeliharaan tersebut menuntut adanya suatu persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah perbaikan kualitas pakan. Pakan yang memenuhi persyaratan adalah pakan yang berkualitas baik dalam arti tidak rusak maupun komposisi zat gizinya sesuai dengan kebutuhan ternak. Menurut Widyani et al. (2001) bahwa untuk mendukung produktivitas ayam broiler sangat tergantung pada manajemen pakan yang diatur sesuai dengan kebutuhan produksinya. Kerusakan bahan pakan merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam penyusunan pakan, utamanya bahan pakan yang mengandung minyak atau lemak. Kerusakan tersebut memberi dampak terhadap perubahan rasa, bau, bentuk dan akhirnya dapat berakibat pada perubahan nilai nutritif atau nilai biologis pada pakan tersebut. Bentuk kerusakan bahan pakan adalah terbentuknya reaksi ransiditas. Ransiditas merupakan suatu proses perubahan kimia karena proses enzimatik sehingga menyebabkan bau dan rasa
) Staf Pengajar Pada Jurusan Peternakan Universitas Haluoleo, Kendari. AGRIPLUS, Volume 18 Fakultas NomorPertanian : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
1
235
236
tidak enak atau tengik. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian antioksidan sehingga proses oksidasi bahan pakan yang dapat menyebabkan kerusakan dapat dihambat atau di perlambat. Menurut (Duell, 1996; Shireman, 1996; Jacob, 1994; dan Germann, 1992 yang disitasi Yanuakhiriyah, 1998) menyatakan bahwa antioksidan merupakan senyawa yang mampu memadamkan reaksi oksidasi, karena senyawa ini mampu memutuskan rantai reaksi dalam oksidasi atau menstabilkan senyawa radikal hasil oksidasi. Penggunaan antioksidan sebenarnya telah lama digunakan terutama senyawa antioksidan sintetik, yang umumnya digunakan untuk pengawetan produk makanan termasuk pakan yang berlemak/minyak tinggi. Namun akhir-akhir ini penggunaan senyawa sintetik sebagai sumber antioksidan telah dihindari karena meskipun efektif senyawa sintetik ini diduga menimbulkan efek yang tidak diinginkan bagi kesehatan sehingga kemudian perhatian beralih kepenggunaan antioksidan alami (Santoso, 2006). Potensi antioksidan alami di Indonesia masih sangat sedikit dijadikan sebagai subyek penelitian ilmiah, meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia yakni ± 300.000 jenis tumbuhan beserta biota lautnya. Dari sekian spesies tersebut baru sekitar 940 spesis yang diketahui dan 180 spesies telah dimanfaatkan dalam temuan obat tradisional, meskipun pengobatan tersebut umumnya hanya berdasarkan pada pengalaman empiris yang diwariskan secara turun-temurun tanpa ditunjang dengan persyaratan tertentu (Lisdawati dan Sirait, 2001). Salah satu sumber antioksidan alami yang dapat dimanfaatkan adalah rimpang kunyit. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah curcuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Curcuminoid kebanyakan berupa kurkumin yang salah satu fungsinya adalah sebagai antioksidan yang dapat melindungi bahan dari destruksi oksidatif (Anonim, 2004). Menurut Wijayakusuma (2005) bahwa kurkumin dalam rimpang kunyit mempunyai
efek antiperadangan, antioksidan, antibakteri dan imunostimulan yang menstimulasi dinding kantong empedu untuk meningkatkan sekresi cairan empedu yang berperan dalam pemecahan lemak. Kurkumin mempunyai rumus melekul C12H20O6 dengan berat molekul (BM) 368,37 dan titik lebur 1830C, tidak larut dalam air dan eter tetapi larut dalam etil asetat, metanol, etanol, benzena, asam asetat glasial, aseton dan alkali hidroksida. Dalam hal performan dan kualitas karkas ayam broiler sangat tergantung pada kualitas pakan yang dikonsumsinya. Akibat adanya kerusakan pakan atau pakan yang kualitasnya jelek maka secara fisik sebelum pemotongan akan menampakan kondisi yang buruk, yang secara tidak langsung telah mencerminkan produk daging yang dihasilkan setelah pemotongan. Berdasarkan uraian tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap performan dan kualitas karkas ayam broiler. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengkaji manfaat penggunaan tepung kunyit dalam pakan ayam broiler yang mengalami ransiditas, (2) Mengeksplorasi potensi tanaman kunyit sebagai salah satu sumber antioksidan yang mampu mempertahankan kualitas pakan yang mudah mengalami ransid (berbau tengik). Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan: (1) Memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang nutrisi unggas, khususnya mengenai penggunaan tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam ransum yang mengalami proses ransiditas, (2) Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai seberapa jauh peranan kunyit dalam pakan ternak ayam broiler sebagai sumber antioksidan.
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
237
METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang unggas, Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan, dan Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) unit Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan yakni mulai dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2007. Materi penelitian Materi yang digunakan adalah ayam broiler yang berjenis kelamin betina strain “Lohmann” umur 7 hari yang dipasarkan oleh
Poultry Shop “Eka Putra” Yogyakarta sebanyak 80 ekor. Kandang yang digunakan adalah kandang litter yang bersekat dengan ukuran masing-masing kelompok (1x1) m2 dengan dinding kandang strimin setinggi 0,5 meter sebanyak 20 petak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Timbangan yang digunakan untuk menimbang bobot badan dan pakan adalah timbangan duduk kapasitas 5 kg (kepekaan 20 g), neraca ohaus kapasitas 20 kg (kepekaan 1 kg) dan timbangan digital kapasitas 1,2 kg. Bahan baku dan kandungan nutrien pakan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan perlakuan dan kandungan nutrien pakan penelitian Bahan baku (%) Jagung Bungkil kedelai Tepung ikan Minyak Kelapa Garam (NaCl) Top mix Filler Kunyit Jumlah Kandungan Nutrien * ME (kcal/kg) Protein Kasar (%) Ca (%) Phosfor (%) Lisin (%)
R1 50,00 32,50 10,00 5,00 0,30 0,20 2,00 0,00 100,00 3321,10 22,83 0,50 0,45 1,08
R2 50,00 32,50 10,00 5,00 0,30 0,20 1,50 0,50 100,00 3340,73 22,85 0,50 0,45 1,08
Perlakuan R3 50,00 32,50 10,00 5,00 0,30 0,20 1,00 1,00 100,00 3360,36 22,88 0,50 0,45 1,08
R4 50,00 32,50 10,00 5,00 0,30 0,20 0,50 1,50 100,00 3379,99 22,90 0,50 0,45 1,08
R5 50,00 32,50 10,00 5,00 0,30 0,20 0,00 2,00 100,00 3399,62 22,93 0,50 0,45 1,08
* Hasil perhitungan berdasarkan kandungan protein kasar dan energi metabolisme setiap bahan baku pakan
Untuk mengetahui pakan yang digunakan dalam penelitian ini telah mengalami ketengikan, maka terlebih dahulu dilakukan penentuan angka peroksida untuk bahan pakan yang tengik. Bahan pakan yang ditengikan adalah minyak kelapa. Penentuan
angka peroksida bahan pakan yang tengik (minyak kelapa) dilakukan dengan metode feri tiosianat dengan benzena-metanol, hasil yang diperoleh sebagaimana yang disajikan pada Tabel 2 dan 3.
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
238
Tabel 2. Angka peroksida minyak kelapa (meq/kg) Bahan
a 2,78
Minyak kelapa segar Minyak kelapa tengik
Waktu analisis c d
b 22,08
18,68
e
34,05
34,97
f 35.07
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) UGM, 2007 Keterangan :
a = dianalisis tanggal 22 Juni 2007 b = dianalisis tanggal 9 Juli 2007 c = dianalisis tanggal 16 Juli 2007
d = dianalisis tanggal 23 Juli 2007 e = dianalisis tanggal 30 Juli 2007 f = dianalisis tanggal 6 Agustus 2007
Tabel 3. Angka peroksida pakan broiler selama penelitian (meq/kg) Waktu analisis
A
B
R-1 17,06 19,54 16,05 19,87 54,07 54,96 48,95 52,63
R-2 19,36 17,49 19,68 17,67 51,67 49,78 48,86 51,98
Perlakuan R-3 16,94 19,26 20,98 19,46 51,09 49,45 50,15 50,26
R-4 19,95 20,30 17,00 18,05 47,40 51,26 48,02 50,10
R-5 16,84 17,58 20,10 16,89 42,92 47,20 50,06 45,59
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Pusat Antar Universitas (PAU) Pangan dan Gizi UGM, 2007 Keterangan :
A = Analisis angka peroksida setelah bahan pakan dicampur B = Analisis angka peroksida setelah satu minggu penyimpanan pakan
Jalanya penelitian Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu dilakukan sanitasi yakni mencucihamakan kandang dan seluruh peralatannya dengan menggunakan antiseptik merek Rodalon buatan PT. Pyridan Jakarta. Selanjutnya ternak ayam dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan pakan yang berbeda dengan jumlah replikasi 4 kali ulangan. Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum. Untuk mencegah penyakit Newcatle disease (ND) pada ternak ayam broiler, dilakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin “Medivac ND La Sota B1” pada umur 3 hari dan “Medivac ND La Sota B2” pada umur 21 hari buatan Medion Bandung-Indonesia. Sedangkan untuk mencegah stres terutama pada saat ternak tiba di lokasi penelitian dan penimbangan bobot badan maka diberi air gula dan anti stres merk “Vita stres”.
Pengambilan data Pengambilan data sebagai variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan, angka peroksida daging dan angka peroksida hati. Analisis data Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (CRD) pola searah. Apabila terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) menurut Steel dan Torrie (1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan Pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap konsumsi pakan disajikan pada Tabel 4.
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
239
Tabel 4. Rata-rata konsumsi pakan ayam broiler selama penelitian (g/ekor) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata * * a-b
R-1 3037,50 2922,60 2455,85 2816,50 2808,11 ab
Perlakuan pakan R-2 R-3 3120,80 2417,05 3035,75 2493,75 2921,20 2682,75 2939,80 2688,25 b 3004,39 2570,45 a
R-4 2675,50 2568,60 2500,60 2871,25 2653,99 a
R-5 2457,60 2574,80 2920,50 2674,80 2656,93 a
Berbeda nyata (P<0,05) superskrip huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap konsumsi pakan. Hasil uji Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan bahwa level suplementasi tepung kunyit antara perlakuan R2 (0,5% kunyit) berbeda secara nyata dengan R3 (1% tepung kunyit), R4 (1,5% tepung kunyit) dan R5 (2% tepung kunyit) tetapi tidak berbeda nyata dengan R1 (0% tepung kunyit). Rendahnya konsumsi pakan pada perlakuan R3, R4 dan R5 ini diduga adanya penetrasi senyawa-senyawa aktif yang terdapat dalam rhizome kunyit dalam hal ini minyak
atsiri atau minyak menguap (volatile oil). Minyak atsiri yang biasa disebut dengan minyak menguap tersebut merupakan komponen pemberi bau dan rasa yang spesifik (Anonim, 2004). Menurut Ulfah (2005) yang disitasi Dono (2005) bahwa minyak atsiri merupakan aditif pakan yang dapat dipakai untuk meningkatkan sistem pencernaan dengan cara mempengaruhi kerja sistem syaraf, pencernaan dan metabolisme tubuh. Pertambahan bobot badan Pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pertambahan bobot badan ternak ayam broiler selama penelitian (g/ekor) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata ns
R-1 1463,75 1229,20 1367,05 1303,95 1340,99
R-2 1511,00 1594,00 1486,00 1461,00 1513,00
Perlakuan pakan R-3 1181,65 1548,30 1444,75 1533,00 1426,93
R-4 1480,25 1368,60 1329,60 1624,50 1450,74
R-5 1321,40 1270,40 1487,50 1433,50 1378,20
ns = non signifikan
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan ternak percobaan. Kenyataan ini diduga bahwa nilai angka peroksida (Tabel 3) sebagai salah satu indikator ketengikan pakan yang dapat menurunkan nilai akseptabilitas dan nilai
energi minyak atau lemak sampai pada penelitian ini belum memberikan bukti yang nyata. Tidak adanya perbedaan yang nyata pada pertambahan bobot badan ternak broiler dalam penelitian ini kemungkinannya disebabkan oleh kemampuan ternak untuk mentolelir pakan tengik pada kadar tertentu. Menurut Anggorodi (1985) menyatakan bahwa
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
240
hewan atau burung dapat tahan dengan pakan yang mengandung peroksida berkadar rendah. Meskipun secara statistik tidak memberikan pengaruh perbedaan yang nyata namun nampak dari segi angka bahwa kelompok perlakuan suplementasi tepung kunyit sampai pada level 2% tepung kunyit dalam pakan memiliki laju pertambahan bobot badan yang lebih baik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya senyawa yang dikandung oleh tepung kunyit dalam hal ini kurkuminoid. Menurut Kumalaningsih (2006) bahwa kurkuminoid memiliki kemampuan
melindungi sel-sel dan jaringan organ tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas sehingga dengan demikian kemungkinan akan berdampak pada proses pencernaan pakan terstimulasi dengan baik untuk menjadi daging. Konversi pakan Pengaruh suplementasi tepung kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap konversi pakan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Konversi ransum broiler selama penelitian Ulangan 1 2 3 4 Rataan ns
R1 2,08 2,38 1,80 2,16 2,10
R2 2,07 1,90 1,97 2,01 1,99
Perlakuan pakan R3 2,05 1,61 1,86 1,75 1,82
R4 1,81 1,88 1,88 1,77 1,83
R5 1,86 2,03 1,96 1,87 1,93
ns = Non signifikan
Analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap konversi pakan tidak berbeda secara nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena dalam hal pertambahan bobot badan juga tidak memberikan perbedaan yang nyata, meskipun konsumsi pakan yang dihasilkan memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) sehingga dengan demikian konversi pakan memberi hasil yang tidak berbeda. Menurut Kamal (1994) menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi konversi pakan ternak salah satunya adalah bobot badan ternak. Meskipun tidak berbeda nyata namun secara angka terlihat rataan konversi pakan terendah ada pada perlakuan yang mendapat suplementasi tepung kunyit. Rendahnya nilai konversi pakan yang mendapat tepung kunyit
tersebut kemungkinan disebabkan senyawa yang terkandung dalam kunyit ternyata bukan hanya minyak atsiri yang dapat memberi efek dalam meningkatkan kerja organ pencernaan tetapi juga memiliki kandungan nutrien yang dapat mendukung pertumbuhan yang optimal. Kumalaningsih (2007) bahwa dalam rimpang kunyit juga mengandung beberapa nutrien seperti protein, lemak, karbohidrat, pati dan vitamin C sehingga dengan demikian kecukupan nutrien untuk kebutuhan dalam berbagai status fisiologis ternak dapat tercapai. Angka peroksida hati Pengaruh suplementasi tepung kunyit sabagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap angka peroksida hati ayam broiler disajikan pada Tabel 7.
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
241
Tabel 7. Rata-rata angka peroksida hati ayam broiler (meq/kg) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata *
R-1 13,12 10,80 10,67 13,02 11,90c
R-2 12,00 9,22 8,75 11,00 10,24 bc
Perlakuan pakan R-3 10,08 7,30 6,77 10,06 8,55 ab
R-4 10,17 6,40 6,52 10,20 8,32 ab
R-5 8,79 7,28 6,79 7,34 7,55 a
* Berbeda nyata (P<0,05) abc Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
Hasil analisis variansi menujukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap angka peroksida hati ayam broiler. Uji lanjut perlakuan dengan menggunakan Duncan’s (DMRT) New Multiple Range Test menunjukkan bahwa perlakuan R1 (0% tepung kunyit) tidak berbeda dengan R2 (0,5% tepung kunyit) dan berbeda nyata dengan perlakuan R3 (1%), R4 (1,5%) dan R5 (2,0%) tepung kunyit. Perlakuan R2 tidak berbeda dengan R3 (1%) dan R4 (1,5%) tepung kunyit tetapi berbeda nyata dengan R5 (2% tepung kunyit), sementara perlakuan R3 (1,5% tepung kunyit) tidak berbeda dengan R4 (1,5%) maupun dengan R5 (2%) tepung kunyit. Tingginya angka peroksida hati pada perlakuan R1 (0% tepung kunyit) dibanding dengan perlakuan lainnya kemungkinan disebabkan oleh bahan pakan yang telah mengalami kerusakan lemak, akibat proses oksidasi. Bahan pakan tersebut jika diberikan
pada ternak tampa di imbangi dengan bahan penangkal (antioksidan) kemungkinan tidak akan termetabolis dengan sempurna dalam tubuh sehingga diduga bahan-bahan tersebut akan terakumulasi dalam hati dan dalam batas tertentu akan berakibat fatal bagi ternak. Widjaya (2003) bahwa dalam tubuh secara terus menerus mengalami proses oksidasi. Namun demikian pembawa radikal bebas dan aktivitas molekul radikal bebas atau spesies oksigen reaktif (SOR) dominan berasal dari makanan dan minuman yang di konsumsi. Selanjutnya menurut Kataren (1986) bahwa bahan pangan akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat di konsumsi jika angka peroksida dalam bahan pangan tersebut lebih dari 100 mgO2/100g. Angka peroksida daging Pengaruh suplementasi tepung kunyit sabagai bahan antioksidan dalam pakan terhadap angka peroksida daging ayam broiler disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata angka peroksida daging ayam broiler (meq/kg) Ulangan 1 2 3 4 Rata-rata ns
R-1 2,06 1,61 1,78 1,25 1,68
R-2 1,56 1,22 2,02 1,67 1,62
Perlakuan pakan R-3 1,13 1,20 1,26 1,49 1,27
R-4 1,24 1,39 1,24 1,18 1,26
ns = Non signifikan
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
R-5 1,39 1,33 1,32 0,65 1,17
242
Hasil analisis variansi menunujukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan dalam pakan tidak berbeda secara nyata terhadap angka peroksida daging broiler. Meskipun secara statistik tidak berbeda namun secara angka masih terlihat bahwa semakin tinggi level kunyit masih diringi dengan semakin menurunya angka peroksida daging broiler. Rendahnya angka peroksida daging seiring dengan meningkatnya level tepung kunyit kemungkinan disebabkan karena adanya peran kunyit sebagai bahan antioksidan mampu memperlambat laju oksidasi sehingga aktivitas molekul radikal bebas dari pakan yang mudah mengalami proses ransiditas dapat di tertekan. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Kumalawati (2007) bahwa sifat antioksidan sangat membantu dalam menekan pembentukan radikal bebas dan spesies oksigen reaktif (SOR) yang mungkin terbentuk selama proses pencernaan serta mengurangi keaktifan zat-zat yang merugikan tubuh, meskipun hal tersebut akan lebih banyak terakumulasi dalam hati dibanding dengan dalam daging. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi tepung kunyit sebagai bahan antioksidan hingga level 2% dalam pakan memberikan respon yang baik terhadap performan, angka peroksida hati maupun angka peroksida daging pada ayam broiler. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2004. Kunyit dan Jahe, Natural Antibiotic untuk Broiler. Available at: http:// www.poultryinonesia.com/modules.php. Diakses pada Tanggal 19 Pebruari 2007. Anggorodi, R., 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Ardiningsasi, S.M. dan W. Sarengat, 2003. Penggunaan Pellet Kunyit Segar Untuk Meningkatkan Kualitas Karkas Ayam Pedaging. Seminar Ketahanan dan Keamanan Pakan Proses Produksi dan Pengolahan untuk Mendukung Industri Peternakan yang Berkelanjutan. Universitas Diponegoro Semarang. Badan Pusat Statistik Peternakan, 2006. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. Departemen Kesehatan, 1999. Farmakologi Indonesia. Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Dono, N.D., 2005. Suplementasi Fitobiotik Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) Dalam Pakan Terhadap Penampilan, Kualitas Karkas, Profil Darah dan Organ Dalam Ayam Broiler. Tesis. Sekolah Pascasarjan. Fakultas Peternakan UGM. Forrest, J.C., E. D. Aberle, H.B. Hedrick, M.D. Judge and R.A. Markel. 1975. Principles of Meat Science. W.H. freeman and Co., San Fancisco. Grunder, A.A., J.R. Chambers, and A. Fortin, 1987. Plasma Very Low Density Lipoproteins. Abdominal Fat Lipase and fatness During Rearing in Two Strain of Broiler Chickens. Poultry Sci. 66:471-479. Kamal, M., 1994. Nutrisi Ternak Dasar I. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ketaren, S., 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta. Kumalaningsih, S., 2007. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas, Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Trubus Agrisarana. Surabaya. Kumalawati, E., 2006. Peingkatan Daya Guna Tanaman Obat. Rekayasa Pemanfaatan Iptek Kenukliran. http.//www.compas. com.cetak/0512/10/ilpeng/2276448/ htm Diakses 4 April 2007.
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128
243
Lisdawati, V., dan Sirait, 2001. Buah Mahkota Dewi-Toksisitas, Efek Antioksidan dan Efek Antikangker Bedasarkan Uji Penapisan Farmokologi. hppt://www. mah kotadewi.com/makalah/vivi201002.htm. Diakses 4 April 2007. Santoso, U., 2006. Antioksidan. Dikta Materi Kuliah Sekolah Pascasarjana. Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik. Suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah : Sumantri B., Penerbit PT. Gramedia Pustaka Sarana, Jakarta. Soeparno, 1989. Kimia dan Nutrisi Daging. Fakultas Peternakan. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta. Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-1. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Dalam Ransum yang Mengandung Minyak Tengik Terhadap Penampilan dan Kualitas Karkas Ayam Broiler. Tesis S2. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta. Widyani, R., S. Prawirokusuma, Nasroedin, dan Zuprizal, 2001. Effect of Energy and Protein Levels on Performance of Broiler Chicks. Buletin of Animal Science. Vol. 25 (3). Agustus 2001 : 109-119. Wijaya, C.H., 2003. Peran Antioksidan Terhadap Kesehatan Tubuh. Healthy Choice. Edisi IV. Wijayakusuma, H.M., 2005. Kunyit dan Temu Lawak Untuk Mencegah Flu Burung. http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kunyit curcumaedomestica. htm. Diakses 20 November 2006. Yanuakhiriyah, P.B., 1998. Penaruh Diet Minyak Oksidasi Termal Terhadap Lesi Aterosklerotik Pada Tikus Sprague Dawley. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilmu dan Teknologi Pangan. UGM. Yogyakarta.
Sompie, F.N. 1995. Pengaruh Pemberian Vitamin E, Mineral Selenium dan Kombinasinya
AGRIPLUS, Volume 18 Nomor : 03 September 2008, ISSN 0854-0128