ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
OUTLINE
1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
2
1. LINGKUNGAN STRATEGIS
3
PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi merupakan peluang:
2028-2031: Dependency Ratio terendah 46,9%
Meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia produktif memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi 2011: Proporsi penduduk usia produktif >50%
•
Peluang bonus demografi tidak otomatis, tetapi harus disertai dengan kebijakan yang tepat, terutama: – SDM: menyiapkan kualitas SDM yang akan masuk ke angkatan kerja melalui Kesehatan dan Pendidikan – Kependudukan: menjaga penurunan TFR – Tenaga Kerja: menyiapkan keterampilan dan kompetensi naker – Ekonomi: menyediakan lapangan kerja (termasuk kewirausahaan), penguatan pelaku usaha, fleksibilitas pasar tenaga kerja, keterbukaan perdagangan dan saving
4
PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI EKONOMI DUNIA Kawasan dengan pertumbuhan ekonomi >6% pada tahun 2019
Negara berkembang (termasuk Indonesia) akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, dan kontribusi PDB negara berkembang akan terus meningkat dalam 5 tahun ke depan
Perkembangan dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat Brazil Tiongkok India Indonesia Jepang Rusia Singapura Euro Area ASEAN-5 Sumber: WEO IMF April 2014
2010 2,5 7,5 10,4 10,3 6,2 4,7 4,5 15,1 2,0 7,0
2011 1,8 2,7 9,3 6,6 6,5 -0,5 4,3 6,0 1,6 4,5
2012 2,8 1,0 7,7 4,7 6,3 1,4 3,4 1,9 -0,7 6,2
2013 1,9 2,3 7,7 4,4 5,8 1,5 1,3 4,1 -0,5 5,2
2014* 2,8 1,8 7,5 5,4 5,4 1,4 1,3 3,6 1,2 4,9
2015* 3,0 2,7 7,3 6,4 5,8 1,0 2,3 3,6 1,5 5,4
2016* 3,0 3,0 7,0 6,5 6,0 0,7 2,5 3,6 1,5 5,6
2017* 2,9 3,1 6,8 6,7 6,0 1,0 2,5 3,6 1,5 5,6
2018* 2,6 3,3 6,6 6,7 6,0 1,0 2,5 3,7 1,5 5,6
2019* 2,2 3,5 6,5 6,8 6,0 1,1 2,5 3,8 1,5 5,6
5
PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS YANG BERDAMPAK PADA ARAH PENGEMBANGAN UMKM KE DEPAN Perkembangan dan Perkiraan Manufacturing Unit Value (MUV) Index
Energy Price Index
Non Energy Price Index
Agriculture
Metals and Minerals
2025
2024
123
127,2 125,1
2023
121
2022
2021
2020
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
112
2019
80,0
110,5
119,1 117,2 115,4 113,6
2018
90,0
106,1106,6
109
2017
100,0
2016
110,0
2015
120,0
2013
130 125 120 115 110 105 100 95
130,0
2014
Perkembangan dan Perkiraan Harga Komoditas di Pasar Internasional
Sumber: World Bank – Commodity Price Forecast (April 2014)
Peningkatan nilai barang manufaktur perlu dimanfaatkan dengan mendorong UMKM untuk lebih berperan dalam mendukung ekspor produk manufaktur
6
DAYA SAING DAN PELUANG INVESTASI Berdasarkan World Economic Forum 2013: Global Competitiveness Report 2013 – 2014, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 148 negara , atau naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya Peringkat Prospek Investasi Dunia 2013-2015
GCI Country Switzerland Singapore Malaysia Korea, Rep. Brunei Thailand Indonesia Mexico Brazil
2013-2014 Rank Score 1 5.67 2 5.61 24 5.03 25 5.01 26 4.95 37 4.54 38 4.53 55 4.34 56 4.33
2012-2013 Rank 1 2 25 19 28 38 50 53 48
Change 0 0 1 -6 2 1 12 -2 -8
Sumber: WEF – Global Competitiveness Index (2013-2014)
World Investment Prospects Survey 2013-2015 melaporkan bahwa dari 159 respon eksekutif Perusahaan Transnasional (TNC) dari negara-negara maju dan/atau berkembang, prospek untuk berinvestasi di Indonesia menduduki peringkat ke-4
Terdapat potensi yang besar untuk meningkatkan aliran investasi bagi UMKM, termasuk kemitraan investasi Sumber: World Investment Prospect Survey (2013-2015)
7
PELUANG DAN TANTANGAN BAGI UMKM DAN KOPERASI TERKAIT KERJASAMA INTERNASIONAL ASEAN Economic Community akan diimplementasikan pada tanggal 31 Desember 2015
ASEAN AKAN MENJADI PASAR TUNGGAL DAN KESATUAN BASIS PRODUKSI Sehingga akan terjadi aliran bebas: (1) barang; (2) jasa; (3) investasi; (4) modal; dan (5) tenaga kerja terampil
Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan, serta pemanfaatan peluang yang lebih optimal, termasuk penguatan UMKM dan Koperasi melalui peningkatan daya saingnya 8
MISSING MIDDLE DALAM STRUKTUR PELAKU USAHA NASIONAL
Sumber: Kementerian Koperasi (2010 dan 2013, diolah) dan Tambunan (2008)
Struktur pelaku usaha nasional belum berubah dalam 26 tahun terakhir. Struktur tersebut masih timpang dan didominasi oleh usaha mikro (98,8 persen) yang informal dan memiliki aset dan produktivitas yang rendah. Proporsi usaha kecil dan menengah sangat rendah. Fenomena missing middle yang mempengaruhi kapasitas perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi; Dibutuhkan akselerasi penyediaan kesempatan dan kemudahan bagi usaha mikro dan kecil untuk tumbuh menjadi usaha dengan skala yang lebih besar. 9
KESENJANGAN PRODUKTIVITAS ANTAR SEKTOR DAN PERMASALAHAN UMKMK LAINNYA
• 78 % sentra/klaster UMKM masih menggunakan teknologi tingkat sederhana.
• Di ASEAN: Indonesia memiliki jumlah total usaha dan jumlah UMKM yang tergabung dalam jaringan produksi global yang paling rendah (6,3 persen) menunjukkan nilai tambah produk yang dihasilkan di Indonesia belum optimal, dan tingkat daya saing yang rendah. • Akses UMKM ke kredit perbankan masih rendah; baru menjangkau sekitar 16% UMKM (2013).
KUR
Sumber: Kementerian KUKM (2011, diolah)
Usaha mikro, dan UMKM di sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran, dan pengangkutan dan komunikasi memiliki produktivitas terendah.
• Koperasi belum berperan meningkatan efisiensi dan posisi tawar UMKM anggotanya.
10
2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
11
RANCANGAN ISU STRATEGIS 2015-2019 RPJPN 2005-2025 MISI
ARAH KEBIJAKAN Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang berbasis iptek dan berdaya saing
Bangsa yang berdaya saing
Pemerataan pembangunan dan berkeadilan
Koperasi: meningkat-kan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya Pemberdayaan usaha mikro: meningkatkan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah
Tema RPJMN 2015-2019 SASARAN
Lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang untuk pencapaian daya saing kompetitif berdasarkan kemampuan SDA, SDM dan IPTEK
Isu Strategis Peningkatan Daya Saing UMKMK
Pertumbuhan Ekonomi
Pengurangan Angka Kemiskinan
Program Peningkatan Daya Saing UMKM Peningkatan Produktivitas: SDM & Pembiayaan Peningkatan Inovasi & Standardisasi Perluasan Pemasaran & Kemitraan Penguatan Iklim Usaha
Program Penguatan Kelembagaan Koperasi
Peningkatan Kontribusi Anggota Koperasi Modernisasi Tata Kelola Koperasi
12
RANCANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING UMKMK 2015-2019 STRATEGI Peningkatan kompetensi SDM UMKMK: kewirausahaan, technopreneur, kompetensi teknis dan manajemen, layanan usaha terpadu;
1 ARAH KEBIJAKAN: Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi untuk memperkuat ketahanan perekonomian domestik dan membangun keunggulan global
2
3
4
5
Perluasan akses ke pembiayaan: inovasi skema pembiayaan, penguatan KSP dan keuangan mikro, penjaminan usaha, clearing house, credit scoring, pengembangan linkage; Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran UMKMK: produk unggulan, inovasi dan teknologi, standardisasi proses dan produk, trading house, informasi pasar; Penguatan kelembagaan usaha dan koperasi: kemitraan usaha berbasis rantai nilai, revitalisasi dan modernisasi koperasi;
Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi UMKMK: penataan regulasi, formalisasi/registrasi usaha, perlindungan usaha. 13
RANCANGAN SASARAN PENINGKATAN DAYA SAING UMKMK 2015-2019 • Indikator Utama: Pertumbuhan kontribusi UMKMK dalam pembentukan PDB: 6% (2015), 7% (2019) • 3 indikator pendukung
• Indikator Utama: Pertumbuhan produktivitas UMKM 5% (2015), 8,3% (2019) • 7 indikator pendukung
1. Meningkatnya kontribusi UMKMK dalam perekonomian
2. Meningkatnya daya saing UMKM
4. Meningkatnya tata kelola dan daya saing koperasi
3. Meningkatnya usaha baru yang berpotensi tumbuh dan inovatif
• Indikator Utama: Rasio promosi ekonomi anggota: 10% (2015), 12% (2019) • 4 indikator pendukung
• Indikator Utama: Proporsi wirausaha baru per jumlah penduduk usia produktif: 1,7% (2015), 2,0% (2019) • 1 indikator pendukung
14
PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN DAYA SAING UMKM Berdasarkan Rapat Kabinet Terbatas yang membahas rancangan awal RKP dan Pagu Indikatif 2015 pada tanggal 10 Maret 2014, Peningkatan Daya saing UMKM dan Koperasi ditetapkan sebagai salah salah satu isu strategis di bidang ekonomi dalam rancangan RKP 2015; Khusus untuk peningkatan daya saing UMKM pada periode 2015-2019 membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan: Sinergi dan kerja sama 10 Kementerian/Lembaga yang memiliki program dan kegiatan yang terkait dengan pengembangan UMKM, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal; Pelibatan Pemda, dunia usaha dan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan program nasional; dan Penyusunan payung hukum untuk meningkatkan sinergi dan efektivitas pelaksanaan program nasional.
Sinergi dan kerja sama pemangku kepentingan diusulkan untuk difasilitasi melalui Program Nasional Peningkatan Daya Saing UMKM. 15
TERIMA KASIH
[email protected]
16