ABSTRAK Setyo Kurniawan “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”. Dalam syiar Islam dan memberantas kejahilan didalam beragama. Diketahui bahwa setiap masjid selalu mengadakan kegiatan kajian yang diadakan setiap akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Kajian (bimbingan agama) ini diadakan karena sangat penting sekali untuk memberikan pemahaman beragama yang benar dan baik bagi para muslimin dan muslimat yang tidak sempat mengenyam pendidikan di pendidikan pesantren dan diperguruan tinggi agama Islam. Untuk itu biasanya pengurus masjid mendatangkan narasumber yang baik serta telah berpendidikan S2-S3, bahkan ada narasumber lulusan dari timur tengah seperti dari ; mekah, madinah, siria, libia, biasaya gelarnya Lc untuk menghadirkan mereka menjadi narasumber dengan tema yang telah disepakati dan bermanfaat bagi mad’u. Masjid Raya Pondok Indah adalah salah satu masjid yang mengadakan kegiatan pengajian yang diadakan setiap satu minggu sekali yaitu setiap hari ahad yang dihadiri oleh jamaah laki-laki dan jamaah perempuan. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.” Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui adakah pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan ( MRPI) Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pendekatan kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 140 jamaah tergabung dari jamaah laki-laki 70 dan jamaah perempuan 70, total 140 jamaah, sedangkan sample yang akan diteliti sebanyak 70 jamaah. Terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan. Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah MRPI, maka dapat diketahui bahwa karena F hitung
F table, maka Ho ditolak. ditolak dan Jika signifikansi > 0,05, maka Ho
diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, kesimpulannya Maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan masjid raya pondok indah Jakarta selatan (MRPI).
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendefinisikan agama para ahli mengemukakan berbagai teori tentang pengertian agama. Ada yang mengatakan bahwa kata agama diambil dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata a = tidak, dan gama = kacau atau kocarkacir. Dengan demikian agama berarti tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur. Selanjutnya teori lain menyebutkan bahwa kata agama tersusun dari kata a = tidak, gam = pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, atau diwariskan secara turun temurun. Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci, oleh karena ajaran agama biasanya tersimpan dalam kitab suci dan ada pula yang mengatakan bahwa kata gam sebagaimana tersebut diatas dapat berarti tuntunan, karena agama mengandung ajaranajaran yang dapat menjadi tuntunan bagi penganutnya. Adapun dalam arti terminologi (istilah), kata agama dianggap sama dengan peristilahan bahasa inggris: religion atau dalam peristilahan sehari-hari religi. 1 Murthada Munthari bekesimpulan, bahwa pada hakekatnya agama memiliki dua keistimewaan, yaitu agama sebagai kebutuhan fitri dan
1
Dr. Abuddin Nata. M.A, Al-Qur’an dan Hadis( Dirasah Islamiyah I), (Jakarta:Rajawali Press, 2000), Cet. Ke- 7 hal. 2-3
1
2
emosional manusia. Ia juga merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan fitri manusia, yang kedudukannya tak dapat digantikan oleh apapun 2 Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum: 30
س ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ َﻻ َﺗﺒْ ِﺪ َ ﻄ َﺮ اﻟﻨﱠﺎ َ ﷲ اﱠﻟﺘِﻰ َﻓ ِ تا َ ﺣﻨِﻴ ًﻔﺎ ِﻓﺘْ َﺮ ً ﻦ ِ ﻚ ﻟِﻠﺪّﻳ َ َﻓَﺎ ِﻗﻢْ َوﺟْ َﻬ ﻞ ًﻳ ن َ ﺲ َﻻ َﻳﻌَْﻠﻤُﻮ ِ ﻦ َاآْ َﺜ َﺮ اﻟ ﱠﻨ ﻦ اﻟْ َﻘ ﱢﻴ ُﻢ َوَﻟ ِﻜ ﱠ ُ ﻚ اﻟ ﱢﺪ ﻳ َ ﷲ َذِﻟ ِ ﻖا ِ ْﺨﻠ َ ِﻟ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30) Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan Illahi yang diwahyukan kepada nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup. Sementara itu Syaikh M. Abdullah Badrun, dalam bukunya Makhdal Ila Al-Adyan, berupaya untuk menjelaskan arti agama dengan merujuk kepada al-Qur’an ia memulai bahasannya dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah hubungan antara makhluk dan “khaliknya”. Hubungan ini mewujudkan dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariaannya. 3 Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Salah satu mengapa manusia sebgai makhluk yang mulia dan sempurna karena Allah telah memberikan kepadanya akal, yang dengan akal itu manusia dapat berfikir.
2
Drs. Muhammad Alim, M.Ag., Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke- 1, hal. 47 3 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1995), hal. 209
3
Manusia ketika dilahirkan ia tidak memilki ilmu. Namun Allah memberikan alat yang dengan alat itu manusia bisa mendapatkan ilmu. Alat itu adalah pendengaran, penglihatan dan hati. Dengan ketiga alat itu manusia bisa mendapatkan ilmu. Allah SWT berfirman,
⌧
☺ ☺
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” QS. Nahl: 78 Dengan mendapatkan ilmu, khususnya ilmu agama, karena ilmu agama merupakan ilmu pokok yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Dengan bekal ilmu agama ini , manusia terhindar dari menjadi manusia-manusia yang jahil (bodoh) menjadi manusia-manusia yang alim, bertakwa dan memiliki derajat yang mulia. Ada faktor-faktor mengapa seseorang sangat semangat dalam menghadiri kajian agama yang diadakan dimasjid-masjid, diantaranya, 4 1. Karena mereka bersekolah di sekolah umum, yang sangat minim sekali pelajaran ilmu agamanya. Disekolah umum ini mereka tidak memperoleh
4 Keterangan ini penulis dapat dari teman-teman penulis yang kebanyakan mereka yang mengaji sekolahnya di sekolah umum seperti STM, SMK, SMA. Dan ditanyakan kenapa tidak kuliah karena tidak punya biaya untuk kuliah .
4
materi pelajaran ilmu hadis, ilmu fiqih, ushul fiqh, bahasa arab (nahwu dan sharaf). Akan tetapi mereka hanya mendapat materi pelajaran umum ; seperti IPS, IPA, Bahasa Inggris, Fisika, Tata Boga, Tata Busana. 2. Karenan tidak sempat sekolah sampai ke perguruan Tinggi Agama Islam, mereka hanya sekolah sampai SD, SMP dikarenankan faktor ekonomi yang tidak memadai. Ilmu-ilmu agama ini hanya bisa mereka peroleh dengan mendatangi kajian-kajian rutin yang diakan di masjid-masjid yang diisi oleh para ulama, kiyai, ustazah, syaikh yang memilki ilmu agama yang cukup mumpuni. Terntunya dengan banyaknya ilmu agama yang seseorang dapat ketahui, maka ia akan menjadi lebih semangat dalam mengerjakan segala ibadah dalam kehidupannya sehari-hari. Motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dikenal pula dalam dunia psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. 5 Ibadah secara bahasa artinya taat, adalah aktivitas hubungan manusia sebagai hamba dengan Allah SWT Sang Pencipta sebagi Dzat yang diibadahi. Sedangkan secara istlah ibadah adalah taat kepada segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah Ta’ala berfirman : 5
Drs. H. Ahmad Fauzi. Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke- 4 hal. 59-60
5
ﻻ ِﻟ َﻴﻌْ ُﺒﺪُون ﺲ ِا ﱠ َ ْﻻﻧ ِ ْﻦ َوا ﺠﱠ ِ ﺖ اْﻟ ُ ْﺧَﻠﻘ َ َو َم “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku”. (QS. Ad Dzariyat : 56) 6 Setiap kali seorang muslim melaksanakan ibadah, dia harus memiliki target sebagai sesuatu yang hendak dicapai dalam aktivitasnya itu. Islam mengajarkan bahwa dalam setiap ibada ada target yang mesti dicapai. Sebagai contoh, target seorang muslim yang ihklas dalam melaksanakan shalat adalah menjauhkan diri dari perbuatan yang keji dan munkar. Dalam menjalankan ibadah puasa, seorang muslim mesti mencanangkan target untuk memiliki kemampuan membentengi diri dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah seperti berdusta, bersaksi palsu, berzina, berjudi, minum khamr, dan lainlainnya. Ibadah yang dilakukan seorang muslim secara ikhlas dan tekun akan membentuk bekas dalam dirinya. Pertama, memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Sebab, sehari semalam dia menghadap kepada-Nya, bermunajat, meminta pertolongan dan bantuan-Nya. Shalat, puasa, membaca Al-Qur’an , berzikir, bersedekah, berjihad, dan lain-lain yang itu semuanya membuat semakin dekat dengan Allah SWT. Kedua, Ibadah membentuk ketenangan jiwa dalam diri seorang muslim. Sebab, setelah beribadah seorang muslim merasakan dirinya taat kepada Allah, dan Dia akan membalas ibadahnya dengan sebaik-baik balasan, maka dia akan merasa tenang dengan masa depannya yang hakiki, yakni akhirat. Ketiga, ibadah akan memperkuat
6
Buletian Dakwah Kaffah oleh Saefuddin Zuhri, Ibadah Dalam Syariat Islam, ( Jakarta : Lipem, )
6
kualitas akhlak seorang muslim, yakni sifat-sifat terpuji yang melekat bersama ibadahnya. 7 Dengan latar belakang masalah inilah penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah Jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya pembatasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis membatasi pada persoalan. a. Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan, yang secara rutin mereka ikuti setiap ahad pagi? b. Apakah faktor-faktor yang membuat para jamaah rajin mengikuti bimbingan agama setiap sepekan sekali, pada setiap hari ahad? 2. Perumusan Masalah Agar skripsi ini tidak melebar kepada tema-teama yang tidak perlu tetapi terarah, berkenaaan dengan perumusan masalah tersebut adalah “Adakah Pengaruh yang Signifikan Bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan.” C. Tujuan dan Manfaat penelitian
7
Ibid
7
1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi dalam beribadah/beragama jamaah masjid raya pondok indah Jakarta selatan. 2. Manfaat penelitian a. Secara teoritis, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu bimbingan dan konseling Islam b. Secara pragmatis, skripsi ini digunakan sebagai prasyarat tugas akhir penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Bimbingan Penyuluhan Islam Universitas Syarif Hidayatullah c. Untuk dapat menjadi bahan bacaan referensi bagi masyarakat, pelajar, guru, dosen, mahasiswa. D. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan penelitian Penggunaan
penelitan ini dimaksudkan untuk menemukan data yang
valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan masalah yang diteliti. Untuk dapat mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah (
8
MRPI), maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kausal. 2. Tempat dan waktu penelitian Adapun tempat yang dijadikan untuk penelitian adalah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan sedangkan waktu penelitian dilakukan sejak awal bulan januari sampai dengan bulan juni 2010 3. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan yang terdiri manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian. 8 Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka yang menjadi populasi adalah para baik laki-laki dan perempuan jamaah masjid raya pondok Indah jakarta selatan dengan populasi sebanyak 140 jamaah Adapun sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. 9 Dari jumlah populasi diatas sebanyak 140 jamaah, terdiri dari 70 jamaah laki-laki dan 70 dari jamaah perempuan, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 70 jamaah, terdiri dari 35 jamaah laki-laki dan 35 jamaah perempuan 4. Variabel Penelitian
8
Sutisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi offset, 1990), cet/ ke – 22, jilid 1, h. 3 Mardalis, Metode penelian Suatu pendekatan proposal, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ),Cet. Ke6, h. 55 9
9
Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dengan variabel sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent Variabel) adalah bimbingan agama di masjid raya pondok indah jakarta selatan 2. Variabel Terikat (dependent variabel) adalah motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah jakarta selatan. 5. Tehnik Pengumpulan Data Mengenai tehnik pengumpulan data, penulis menggunakan angket. Dalam angket itu jawaban telah di sediakan dan responden hanya boleh memilih dari jawaban yang tersedia dengan skala likert.Angket ini diajukan dengan tiga puluh pernyataan mengenai dan motivasi beribadah jamaah di masjid raya pondok indah jakarta selatan. 6. Tehnik pengolahan data. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah pengolahan data secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan statistik. Berikut pelaksanaan pada tahap analisa: a. Editing: hal tersebut dilakukan untuk meneliti kembali catatan terhadap kuisioner yang disusun secara berstruktur sebelum diajukan ke responden. b. Coding dan scoring : yaitu mengolah data dengan memindahkan jawaban. Jawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam
10
tabel scoring. Tujuannya agar mudah dibaca dan maknanya agar mudah dipahami. 7. Uji coba instrumen Sebelum dilakukan analisis data dan interpretasi data mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok indah jakarta selatan, terlebih dahulu peneliti menguji valliditas dan reabilitas terhadap butir-butir pernyataan dengan menggunakan cronbach berdasarkan perhitungan statistik. Kemudian dari hasil angket, peneliti dapat membuat diagram prosentase berdasarkan kelasnya masing-masing. 8. Tehnik analisis data Selanjutnya peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan uji one way anova dengan program statistical product and service solution/spss 16 , dimana dengan menggunakan uji one way anova tersebut, peneliti dapat mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan motivasi beribadah menurut lamanya dalam mengikuti bimbingan agama. Dalam perhitungannya: i.
jika statistik hitung < statistik tabel, H0 diterima.
ii.
Jika statistik hitung > statistik tabel, Ho ditolak.
9. Pengajuan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih diperlukan di uji kebenarannya melalui fakta-fakta pengujian hipotesis dengan menggunakan dasar
11
fakta diperlukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah analisa statistic. 10 Untuk menguji suatu hipotesis diperlukan sejumlah data, baik yang mendukung maupun yang bertentangan dengan hipotesa. Data tersebut akan diolah dengan tehnik atau perhitungan statistic guna memperoleh kesimpulan – kesimpulan dalam menerima dan mengolah hipotesa. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu bimbingan agama sebagai variabel x dan motivasi beribadah sebagai y. 10. Tinjauan pustaka Nama
: Abdullah
Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Judul
: Peranan Bimbnigan Agama Dalam meningkatkan pemahamam keagamaan majlis ta’lim nurul musthofa
Perbedaan antara skripsi saudara Abdullah dan penulis diantaranya: 1. Abdullah meneliti peranan bimbingan agama yang diadakan oleh majlis ta’lim nurul musthofa dan objeknya khusus diberikan kepada para pemuda atau remaja, sedangkan penulis objek yangnya bersifat umum, mulai dari remaja, dewasa dan lansiat (usia lanjut).
10
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. ( Jakarta : Kencana, 2004 ), Cet. Ke- 1, h. 97
12
2. Abdullah lebih menekankan kepadan peranan bimbingan agama yang diadakan oleh majlis ta’lim nurul musthofa sedangkan penulis mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah masjid raya pondok Indah Jakarta selatan. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II :Landasan Teori, Kerangka Fikir dan Pengajuan Hipotesis Terdiri dari: Pengertian Bimbingan Agama, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama, Metode Bimbingan Agama, Materi Bimbingan Agama, Pengertian Motivasi, Pengertian Ibadah, Kerangka Fikir dan Pengajuan Hipotesis. BAB III : Gambaran Umum Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Terdiri dari : Latar belakang Pendirian Masjid, Siapa yang mendirikan, tahun berapa didirikan, Visi dan dan Misinya, kegiatan apa saja yang diadakan?. BAB IV : Analisa data dari hasil penelitian BAB V
: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
13
LAMPIRAN
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama 1. Pengertian Bimbingan Agama Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide” memiliki beberapa arti : (a) menunjukkan jalan (showing the way), (b)
memimpin (leadering), (c) memberikan petunjuk
(giving instruction), (d) mengatur ( regulating), (e) mengarahkan (governing), dan (f) memberi nasihat (giving Advice) (Wingkel, 1991). Istilah “guidance” juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini , secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan. 1 Dalam buku dasar – dasar bimbingan dan konseling yang ditulis oleh Prof dr. Prayitno dan Drs. Erman Amti. Berbagai rumusan tentang bimbingan dikemukakan sebagai berikut: Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. (Chiskolm, dalam McDaniel) Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu – individu 1
guna
membantu
mereka
memperoleh
pengetahuan
dan
Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah Berbasis Integrasi, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 15 - 16
15
ketrampilan –ketrampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana – rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik. (Smith, dalam McDaniel) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidunya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. (Crow & Crow) Bimbingan adalah batuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan. 2 ( Jones, Staffire & Stewart) Menurut A.J Jones Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Menurut L.D Crow dan A. Crow bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik dan wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan
2
Prof. Dr. H. Prayitno, M. Sc. Ed. Dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet. Ke – 2, h. 94 - 95
16
untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangaannya, mengambil keputusannya sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny. Y Singgih
D.
Gunarsa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang, agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung kepada orang lain. 3 Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bimbingan adalah 1.
Bimbingan diberikan oleh seseorang yang bukan sembarangan akan tetapi bimbingan diberikan oleh seseorang yang
sudah
terlatih. 2.
Dalam bimbingan itu pembimbing memeberikan pilihan-pilihan solusi yang bijaksana dan individulah yang nantinya memilih mana pilihan yang paling tepat untuk pemecahan masalah yang sedang dialaminya.
3.
Bimbingan
dilakukan
agar
individu
(terbimbing)
dapat
memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya. 4.
Bimbingan dilakukan agar individu (terbimbing) bisa menjadi pribadi yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan
tidak tergantung dengan orang lain.
3
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007), cet. Ke – 11, h. 11 - 12
17
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata, yaitu a dan gama; a berarti tidak dan gama berarti kacau, maksudnya tidak kacau atau teratur; hal ini berarti orang beragama itu akan memperoleh ketentraman dan hatinya penuh kedamaian. Disamping itu ada pula yang mengatakan, kata agama berasal dari kata gam yang berarti tuntunan, karena agama itu menjadi penuntun dalam hidup dan kehidupan seseorang di dunia ini. Dalam bahasa Arab, kata yang semakna dengan kata agama adalah Din yang berarti menguasai, menundukkan, patuh atau balasan. Dalam kenyataaan sehari-hari memang agama itu dapat menguasai diri seseorang yang membuat ia patuh dan tunduk kepada Tuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Agama juga memberitahukan bahwa orang yang patuh terhadap ketentuan agama, akan mendapat balasan berupa kebahagiaan dan sebaliknya orang yang tidak patuh akan mendapat siksaan di akhirat kelak. 4 Dr. Harun Nasution dalam bukunya Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, mengemukakan beberapa definisi agama sebagai berikut: 1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. 2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengusai manusia. 3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan memperngaruhi perbuatan manusia. 4
Drs. H. M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah satu Pengantar Studi Al-Qur’an, Al- Hadits Fiqh dan Pranata Sosial ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), cwt. Ke- 2, h. 1
18
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib menimbulkan cara hidup tertentu. 5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib. 6. Pengakuan
terhadap
adanya
kewajiban-kewajiban
yang
diyakini
bersumber daripada suatu kekuatan gaib. 7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang yang timbul dari perasaaan lemah dan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. 8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada manusia, melalui seorang rasul.5 Sedangkan definisi yang lebih dikenal para santri adalah seperti yang dikemukakkan oleh KH. M. Taib Thahir Abd. Mui n sebagai berikut : “ Suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal,, memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat kelak.” 6 Dari pemaparan mengenai pengertian bimbingan dan agama diatas, maka dapat diketahui yang dimaksud bimbingan agama adalah proses bimbingan yang diarahkan kepada agama. Karena pada dasarnya, manusia fitrahnya mempunyai naluri beragama. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa
5 6
Dr. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979 ), h. 10 Prof. KH. M. Taib Abd. Muin, Ilmu Kalam Wijaya, ( Jakarta : 1975), cet. Ke- II, h. 121
19
sejak lahir secara optimal. Bimbingan agama ini diharapkan dapat menjadikan individu-individu bisa lebih menggali lagi potensi fitrah dalam beragamanya, sehingga nantinya akan memberikan dampak positif dalam setiap aspek kehidupannya. 7 Dengan bimbingan agama ini, diharapkan agar individu hidup dibawah ajaran syariat Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta hidup terarah sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya yang terdapat dalam AlQur’an dan As- Sunnah. Apabila individu-individu hidup terarah sesuai dengan Al-Qur’an dan AS-Sunnah, maka insya Allah tidak akan tersesat sebagaimana dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺳﻨﱠ ُﺔ ُ ﷲ َو ِ با ُ ﺴﻜْ ُﺘﻢْ ﺑِﻬِﻤَﺎ ِآﺘَﺎ ﻦ َﻟﻦْ ﺗَﻀِﱡﻠﻮْا ﻣَﺎ َﺗ َﻤ ﱠ ِ ْﺖ ِﻓﻴْ ُﻜﻢْ َاﻣْ َﺮ ﻳ ُ َْﺗ َﺮ آ َﻧ ِﺒ ﱢﻴ ِﻪ “Aku tinggalkan dua hal pada kalian. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”. ( HR. Malik ) 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama A. Tujuan Bimbingan Agama Ainurrahim Faqih dalam bukunya Bimbingan dan konseling Islam tujuan bimbingan agama dibagi
dua, yaitu tujuan umum dan khusus,
sebagai
berikut: 1. Tujuan umum
7 Skripsi Abdullah, Peranan Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan di Majlis Ta’lim Nurul Musthof, h. 17
20
Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. 2. Tujuan khusus a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya pembimbing berusaha membantu jangan sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegahnya timbul masalah bagi dirinya sendirinya. b. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi. c. Membantu individu memeliharan dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik. 2.
Fungsi Bimbingan Agama Pelayanan bimbingan memiliki beberapa fungsi yaitu a. Fungsi pencegahan Melalui fungsi pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada individu sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah
yang
dapat
menghambat
perkembangannya.
Pelayanan ini diberikan kepada setiap individu sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. b. Fungsi Pemahaman Melalu fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri individu beserta
21
permasahannya dan juga lingkungannnya oleh individu itu sendri dan oleh pihak-pihak yang membantunya.
c. Fungsi pengentasan Melalui fungsi in, diharapkan masalah yang sedang dialami oleh individu dapat segera terentaskan setelah individu bertemu dengan seorang pembimbing. d. Fungsi Pemeliharaan Melalui fungsi ini, menurut Prayitno dan Erman Amti fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. e. Fungsi Penyaluran Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan berupaya mengenali masingmasing individu secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. f.
Fungsi perbaikan Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi individu Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi individu. 8
3. Metode Bimbingan Agama 8
Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, h. 39-50
22
Pengertian secara harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari kata “meta “yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari “metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang pelaksanaaan kegiatan, bahkan pembimbingan juga termasuk metode media. Dengan Penjelasan tentang “metode” di atas maka kita dapat memahami tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama 9 . Maka metode yang dipakai dalam proses bimbingan agama itu dengan cara tabligh. Definisi tentang tabligh akan dijelaskan tersendiri di bawah ini dalam bab tabligh. Pengertian Tabligh Tabligh itu dari kata-kata balagha yuballighu tablighan. Yang artinya menyampaikan, seruan. Tentang tabligh Allah Ta’ala berfirman:
ﺖ َ ْﻚ َوِانْ َﻟﻢْ َﺗﻔْ َﻌﻞْ َﻓﻤَﺎ َﺑﱠﻠﻐ َ ﻚ ِﻣﻦْ َر ﱢﺑ َ ْل ِاَﻟﻴ َ ل َﺑﱢﻠﻎْ ﻣَﺎ ُاﻧْ ِﺰ ُ ﻳَﺎ اَ ﱡﻳﻬَﺎ اﻟ ﱠﺮ ﺳُﻮ ِرﺛَﺎَﻟ َﺘ ُﻪ ﻦ َ ﻚ ِﻓ ِﺮ ﻳ َ ْﻻ َﻳ ْﻬﺪِى اﻟْ َﻘﻮْ َم اﻟ َ ﷲ َ ن ا س ِا ﱠ ِ ﻦ اﻟﻨﱠﺎ َ ﻚ ِﻣ َ ﺼ ُﻤ ِ ْﷲ َﻳﻌ ُ وَا “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah mmelihara engkau dari (gangguan manusia). Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. . (Qs. Al-Maidah : 67).
9
Abdullah, Pengaruh Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Di Majlis Ta’lim Nurul Musthofa, h. 19-20
23
Jadi ayat ini sebagai dorongan wajib kepada Nabi menyampaikan tablighnya. Berdasarkan pada ayat ini. Tabligh itu menjadi tiang terpenting dari agama Islam. 10 Jadi dapat diketahui tabligh adalah menyampaikan sebuah materi bahasan tertentu dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik kepada mad’u dan juga memberikan dasarnya yaitu
dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih.
Mengajak dan menyeru manusia kembali kepada shirotol mustaqiim ( jalan yang lurus)
dan haq (benar) yaitu kepada jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga mad’u sebagai hamba Allah tidak salah dan tersesat nantinya bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
ج ِد ﻟْ ُﻬﻢْ ﺑِﺎ ﱠﻟﺘِﻰ َ ﺴ َﻨ ِﺔ َو َﺤ َ ْﻈ ِﺔ اﻟ َﻋ ِ ْﺤﻜْ َﻤ ِﺔ وَاﻟْ َﻤﻮ ِ ْﻚ ﺑِﺎ ﻟ َ ﻞ َر ﱢﺑ ِ ْﺳ ِﺒﻴ َ َع ِاﻟﻰ ُ ُْاد ﻲ َاﺣْﺴَﻦ ا َ ِه “Serulah (panggilah) manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” (QS. An-Nahl : 125 ) Juga dalam firman-Nya,
ل ِا ﱠﻧﻨِﻲ َ ﻞ ﺻَﺎِﻟﺤًﺎ وَﻗَﺎ َ ﻋ ِﻤ َ ﷲ َو ِ ﻦ َﻗﻮَْﻟًﺎ ﻣِﻤﱠﻦ َدﻋَﺎ ِاﻟَﻰ ا ُﺴ َ َْو َﻣﻦْ َاﺣ ﻦ َ ْﻦ اﻟْ ُﻤﺴِْﻠ ِﻤﻴ َ ِﻣ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang salih, dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-oarng yang menyerahkan diri.” (QS. Fushilat : 33)
10
Prof. Dr. Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, ( Jakarta : Pustaka Panjimas, 1984), Cet. Ke – II, h. 1-2
24
4. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh pembimbing agama (ustaz dan ustazah), berikut ini penulis akan menguraikannya dengan memberikan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih : a. Mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam melebihi apapun. Allah Ta’ala berfirman,
⌧ ☺ ⌧
⌧ “Katakanlah, Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudarasaudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang – orang yang fasik.” QS. At-Taubah: 24 11
ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﻲ ﻦ اﻟ َﻨ ِﺒ ﱢ ِﻋ َ : ﻋﻨْ ُﻪ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﺲ َر ٍ ﻋﻦْ َأ َﻧ َ :ل َ َﻗﺎ ﺐ ﺣ ﱠ َ ﺳﻮُْﻟ ُﻪ َا ُ ﷲ َو َر ُ ن َانْ َﻳ ُﻜﻮْﻧَﺎ ِ ﻻ ﻳْﻤَﺎ ِ ْﻼ َو َة ا َﺣ َ ﺟ َﺪ َ ث َﻣﻦْ ُآﻦﱠ ِﻓﻴْ ِﻪ َو ٌ ﻼ َ َﺛ ﻻ ِﻟﱠﻠ ِﻪ َوَانْ َﻳﻜْ َﺮ َﻩ َانْ َﻳ ُﻌﻮْ َد ﺤﺒﱡ ُﻪ ِا ﱠ ِ ﻻ ُﻳ َ ﺤﺐﱠ اْﻟ َﻤﺮْ َء ِ ﺳﻮَا ُهﻤَﺎ َوَانْ ُﻳ ِ ِاَﻟﻴْ ِﻪ ِﻣﻤﱠﺎ ف ﻓِﻲ اﻟﻨﱠﺎ ِر َ ِﻓﻲْ اْﻟ ُﻜﻔْ ِﺮ َآﻤَﺎ َﻳﻜْ َﺮ ُﻩ َانْ ُﻳﻘْ َﺬ 11
Amru Khalid, Silsilah Hidayah, ( Jakarta : Qisthi Press, 2006), Cet. Ke-1, h. 87
25
Dari Anas r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,“Akan mengecap manisnya iman, orang yang pada dirinya ada tiga perkara berikut: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari yang lainnya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagimana ia benci dilemparkan ke dalam api neraka. 12 ( HR. Bukhari) b. Memiliki manajemen waktu yang baik. Allah SWT berfirman, .
. ☺ . “ Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)
ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﷲ ِ لا ُ ْﺳﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻋﻨْ ُﻪ َﻗﺎ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻋﻦْ َا ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َر َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َ ﻻ َﻳﻌْ ِﻨﻴْﻪ َ ﻦ ِاﺳَْﻠ ِﻢ اﻟْ َﻤﺮْ ِء َﺗﺮْ ُآ ُﻪ ﻣَﺎ ِ ْﺣﺴ ُ ْ ِﻣﻦ:ﺳﱠﻠ َﻢ َ َو Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. bersabda, “Diantara tanda-tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” ( HR. Tirmidzi ) 13 c. Tidak menyembunyikan ilmu.
ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﷲ ُ لا َ ْﺳﻮ ُ ن َر ﻋﻨْ ُﻪ َا ﱠ َ ﷲ ُ ﻰا َﺿ ِ ﻋﻦْ َا ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َر َ ﺠ َﻢ َﻳﻮْ َم اﻟْ ِﻘ َﻴﻤَﺔ ِ ِﺑِﻠﺠَﺎ ٍم ﻣِﻦ ﻧَﺎ ٍر ِ ْﻋﻠْ ًﻢ َﻓ َﻜ َﺘ َﻤ ُﻪ اﻟ ِ ْﻋﻦ َ ﻞ َ ﺳ ِﺌ ُ ْ َﻣﻦ:ل َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻗﺎ َ Dari Abu Hurairah r.a., berkata, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, 12 13
Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, ( Bandung : Jabal, 2008), Cet. Ke- 1, h. 32
Syaikh Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits, (Yogyakarta, Ash-Shaff, 2006), Cet. Ke- 1, h. 660
26
maka ia bakal dikekang pada hari kiamat dengan tali kendali dari neraka.” ( HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu majah) 14 d. Sesuai antara ucapan dan perbuatan. Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan hal itu (amat besar murka Allah) jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash- Shaff : 2-3). 15 e. Istiqomah dalam menuntut (mencari) ilmu.
Allah Ta’ala berfirman,
.... ﺖ ٍ ﺟ َ ﻦ اُوﺗُﻮااﻟْ ِﻌﻠْ َﻢ َد َر َ ْﻦ ءَاﻣَﻨُﻮا ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ وَاﱠﻟ ِﺬﻳ َ ْﷲ اﱠﻟ ِﺬﻳ ُ َﻳﺮْ َﻓ ِﻊ ا... … Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS. Al-Mujadilah:11) 16
ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﷲ ُ لا ُ ْﺳﻮ ُ ن َر ﻋﻨْ ُﻪ َا ﱠ َ ﷲ ُ ﻰا َﺿ ِ ﺲ َر ٍ ﻋﻦْ َا َﻧ َ :ل َ ﻞ ُﻣﺴِْﻠ ٍﻢ َﻗﺎ ﻰ ُآ ﱢ َ ﺐ ا ْﻟﻌِﻠ ِﻢ َﻓ ِﺮﻳْﻀَﺔٌﻋَﻠ ُ ﻃَﻠ Dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam (HR. Ibnu Abdul Barr) 17
14
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ringkasan Targhib wa Tarhib, ( Jakarta selatan: Pustaka Azzam2006, Cet . ke- 1, h. 30 15 Al-Qur’an Dan Terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 16 Ibid 17 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju surga, ( Bogor : Pustaka AtTaqwa, 2009) Cet ke- 4, h. 6
27
ﷲ ُ ﺻﱠﻠﻰ ا َ ﷲ ِ لا َ ْﺳﻮ ُ ﻦ َر ﻋﱠ َ ﻋﻨْ ُﻪ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻋﻦْ َأ ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َر َ َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻗﺎ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ َﻟ ُﻪ ُ ﻞا ﺳ َﻬ ﱠ َ ﻋﻠْﻤًﺎ ِ ﺲ ِﻓﻴْ ِﻪ ُ ﻃ ِﺮﻳْﻘًﺎ َﻳﻠْ َﺘ ِﻤ َ ﻚ َ ﺳَﻠ َ ْل َﻣﻦ ﺠ ﱠﻨ ِﺔ َ ﻰ اْﻟ َ ﻃَﺮِﻳْﻘًﺎ اِﻟ Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang menuju jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR. Muslim) 18 f. Senantiasa menjaga dan Membersihkan hati.
ﺳﱠﻠﻢ َ ﻋ َﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻ َﻠﻰ ا َ ﻰ ﻦ اﻟ َﻨ ِﺒ ﱢ ِﻋ َ ﻋﻨْ ُﻬ َﻤﺎ َ ﷲ ُ ﻰا َﺿ ِ ﺸﻴْ ِﺮ َر ِ ﻦ َﺑ ُ ْﻋﻦْ اﻟ ُﻨﻌْ َﻤﻦْ ﺑ َ :َﻗ َﺎ َل
ﺴ َﺪ َ ﺴ َﺪتْ َﻓ َ ﺴ ُﺪ ُآﻠﱡ ُﻪ َوِا َذ َﻓ َﺠ َ ﺢ اْﻟ َ ﺻَﻠ َ ْﺤﺖ َ ﺻَﻠ َ ﺴ ِﺪ ُﻣﻀْ َﻐ ًﺔ ِاذَا َﺠ َ ْن ﻓِﻰ اﻟ ِإ ﱠ ﺐ ُ ْﻲ اﻟْ َﻘﻠ َ ﻻ َو ِه َ ُآﻠﱡ ُﻪ َا Dari Nu’man bin Basyir r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda,“ Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim) 19 Dalam firman Allah Ta’la,
20
ﺳِﻠﻴْ ٍﻢ َ ﺐ ٍ ْﷲ ِﺑ َﻘﻠ َ ﻻ َﻣﻦْ اَﺗَﻰ ا ن ِا ﱠ َ ْﻻ َﺑ ُﻨﻮ َ ﻻ َﻳﻨْ َﻔ ُﻊ ﻣَﺎلٌ َو َ َﻳﻮْ َم
“ Yaitu dihari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy. Syu’araa: 88-89)
ب َﻣﻦْ َدﺳﱠﺎهَﺎ َ َو َﻗﺪْ ﺧَﺎ.ﺢ َﻣﻦْ َزآﱠﺎهَﺎ َ َﻗﺪْ َاﻓَْﻠ Sesungguhnya berutunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.QS. ASy- Syams: 910) 21 18
Imam Nawawi, Riyadush shalihin jilid 2, Jakarta Selatan : Pustaka Azzam, 2004), Cet. Ke-3, h. 319 19
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah dala Tazkiyatun Nufus,( Bogor: Puataka At-Taqwa, 2010), Cet ke- 4, h. 18
20 21
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Terbitan Al-Huda Gema Insani Ibid
28
g. Birrul Walidain (Berbakti kepada kedua orang tua) Allah Ta’ala berfirman,
⌧ ☺ ☺
⌧
☺
⌧
☺ ☺
☺
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau keduaduanyanya sampai berumur lanjutdalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengtakan kepada kedua-duanya perkataan husy, cis (ah) dan janganlah kamu membentak kepada mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra: 23) 22 Juga Firman-Nya,
⌧ ⌧ … “Kami perintahkan kepada manusia agar supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” 23 (QS. Al-Ahqof: 15)
:ل َ ﻋﻨْ ُﻪ َﻗﺎ َ ﷲ ُ ﻰا َﺿ ِ ﻋﻦْ َأ ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َر َ ﷲ ِ لا َ ْﺳﻮ ُ ﻳَﺎ َر:ﻞ َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻓ َﻘ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻﻠﱠﻰ ا َ ﷲ ِ لا ِ ﺟﻞٌ اِﻟَﻰ َرﺳُﻮ ُ َﺟَﺊ َر َْﻣﻦ 22
23
Al-Qur’an dan Terjemahan, Terbitan Al-Huda Gema Insani Ibid
29
،َ ُا ﱡﻣﻚ:ل َ ل ُﺛﻢﱠ َﻣﻦْ؟ ﻗَﺎ َ ﻗَﺎ،َ ُا ﱡﻣﻚ:ل َ ﻦ ﺻَﺤَﺎ َﺑﻄِﻰ؟ ﻗَﺎ ِ ْﺤﺴ ُ ﺲ ِﺑ ِ ﻖ اﻟ ﱠﻨ ﺣﱠ َ َا ك َ ْ َا ُﺑﻮ:ل َ ل ُﺛﻢﱠ َﻣﻦْ؟ ﻗَﺎ َ ﻗَﺎ،َ ُا ﱡﻣﻚ:ل َ ل ُﺛﻢﱠ َﻣﻦْ؟ ﻗَﺎ َ ﻗَﺎ Dari Abu hurairah r.a., ia berkata,“Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: Ya Rasulullah siapakah orang yang paling berhak aku layani (patuhi)? Jawab nabi: “ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Ibumu” Ia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” Jawab nabi: “Bapakmu.” (HR. Bukhari Muslim) 24
ﺻَﻠﻰ َ ﻰ ﻦ اﻟ ِﱠﻨﺒ ﱢ ِﻋ َ ﻋﻨْ ُﻬ َﻤﺎ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻋ َﻤﺮو َر ُ ﻦ ِ ْﷲ ﺑ َ ﻋﺒْ ُﺪ ا َ ْﻋﻦ َ َو،ﻦ ِ ْب ِﻓﻰ ِرﺿَﺎ اﻟْ َﻮاِﻟ َﺪﻳ ﺿﺎ اﻟ ﱠﺮ ﱢ َ ِر:ل َ ﺳﱠﻠ َﻢ َﻗﺎ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ا ﻂ اﻟْ َﻮاِﻟ ِﺪ ِﺨ َﺳ َ ب ِﻓﻰ ﻂ اﻟ ﱠﺮ ﱢ ُﺨ َﺳ َ Dari Adullah ibnu umar r.a., dari Nabi saw bersabda, “ Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah ada di dalam kemurkaan orang tua.” HR. Tirmizi) 25 h. Istiqomah beramal saleh
Allah azza wa jalla berfirman,
ت ِ ﺴ ﱢﻴﺌَﺎ ﻦ اﻟ ﱠ َ ْت ُﻳﺬْ ِهﺒ َ ﺴﻨَﺎ َﺤ َ ْن اﻟ …ِإ ﱠ “ … Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan buruk.” (QS. Huud : 114) 26
ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﷲ َ لا ُ ْﺳﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻋﻨْ ُﻪ َﻗﺎ َ ﷲ ُ ﻰا َ ْﻋﻦْ َأ ِﺑﻰ َذ ٍر َرﺿ َ :ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﺤﻬَﺎ ُ ْﺴ َﻨ َﺔ َﺗﻤ َﺤ َ ْﺴ ﱢﻴ َﺌ َﺔ اﻟ … َو َاﺗْ ِﺒ ِﻊ اﻟ ﱠ Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“…Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya,” (HR. Tirmidzi) 27
24 Syaikh Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadis Dalil-dalil pilihan enam sifat utama, h. 482 25 Ibid, h. 480 26 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 5 27 Ibid, h. 295
30
ﷲ ِ لا َ ْﺳﻮ ُ ﺖ َر ُ ْﺳ ِﻤﻌ َ :ل َ ب َﻗﺎ ِ ﻄﺎ ﺨﱠ َ ْﻦ أﻟ ِ ْﻋ َﻤ َﺮ ﺑ ُ ﺺ ٍ ْﻋﻦْ َأﺑْﻰ َﺣﻔ َ :ل ُ َﻳ ُﻘﻮ ...ئ ﻣَﺎ َﻧﻮَى ِ ﻼﻣْ ِﺮ ت َو اِ ﱠﻧﻤَﺎ ِﻟ ُﻜ ﱢ ِ اِ ﱠﻧﻤَﺎ اﻟَْﺎ ﻋْﻤَﻠُﻮ ﺑِﺎ ﻟ ﱢﻨﻴَﺎ Dari Abu Hafsh Umar bin Khattab ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung niatnya. Dan sesunggunya setiap orang akan mendapat balasan berdasarkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari) 28
ﺳﱠﻠ َﻢ ﻗَﺎل َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﻰ ﺻَﻠَﻰ ا ﻦ اﻟ ﱠﻨِﺒ ﱢ ِﻋ َ ﺸﺔ َ ﻋﺎ ِﺋ َ ْﻋﻦ َ ﻞ ﷲ َادْ َو ُﻣﻬَﺎ ِوِانْ َﻗ ﱠ ِ ﻰا َ ل اِﻟ ِ ﺐ اﻟَْﺎ ﻋْﻤَﺎ ﺣ ﱠ َ َا Dari Aisyah, dari Nabi saw. Bersabda, “Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara kekal (terus-menerus)kontinue sekalipun sedikit.” (HR. Muslim). 29 Dari Abdur Rahman bin Abu Bakrah, dari ayahnya, bahwasanya Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw. Wahai Rasulullah , siapakah orang yang paling baik?
Jawab Rasulullah Saw
ﻋ َﻤُﻠ ُﻪ َ ﻦ َﺴ ُﺣ َ ﻋﻤْ ُﺮ ُﻩ َو ُ ل َ َﻣﻦْ ﻃَﺎ “Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.”
Orang itu bertanya lagi, lantas ya Rasulullah siapkah manusia yang paling buruk? Jawab Rasulullah,
ﻋ َﻤُﻠ ُﻪ َ ﻋﻤْ ُﺮ ُﻩ َوﺳَﺎ َء ُ ل َ َﻣﻦْ ﻃَﺎ “Yaitu orang yang panjang umurnya dan buruk amal perbuatannya.” (HR. Ahmad dan Tirmizi) 30
28 Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Syarah hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam Islam , h. 9 29 Sayyid Ahmad Al-Hasyim, Syarah Mukhtaarul Ahaadits ( Hadis-hadis pilihan berikut penjelasannya) , ( Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cet.ke- 8, h.29
31
i. Tidak bersikap sombong. Allah Ta’ala berfirman,
ﺨﻮْرًا ُ ﻻ َﻓ ً ﻦ ُﻣﺨْﺘَﺎ َ ﺤﺐﱡ َﻣﻦْ َآ ِ ﻻ ُﻳ َ ﷲ َ نا ِا ﱠ “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-nisa: 36) 31 j. Tidak dengki.
ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﻰ ن اﻟ َﻨ ِﺒ ﱢ ﻋﻨْ ُﻪ َأ ﱠ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻦ َﻣﺴْ ُﻌﻮْد َر ِ ْﻋﻦْ اﺑ َ :ل َ َﻗﺎ ﻂ ﻋَﻠﻰَ َهَﻠ َﻜ ِﺘ ِﻪ َ ﺴﱢﻠ ُ ﻻ َﻓ ً ﷲ ﻣَﺎ ُ ﻞ َاﺗَﺎ ُﻩ ا ٍﺟ ُ َر: ﻦ ِ ْﻻ ﻓِﻲ اﺛْ َﻨ َﺘﻴ ﺴ َﺪ ِا ﱠ َﺣ َ ﻻ َ ﺣﻜْ َﻤ َﺔ َﻓ ُﻬ َﻮ َﻳﻘْﻀَﻰ ِﺑﻬَﺎ َو ُﻳ َﻌﱢﻠ ُﻤﻬَﺎ ِ ﷲ ُ ﻞ َاﺗَﺎ ُﻩ ا ٍﺟ ُ َو َر,ﻖ ﺤﱢ َ ِْﻓﻲْ اﻟ Dari shahabat Ibnu Mas’ud r.a.,, dari Nabi saw. bersabda, “ Tidak boleh hasad kecuali dalam dua perkara : seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menggunakan harta tersebut di jalan kebenaran, serta seseorang yang dikarunia oleh Allah berupa hikmah (ilmu), lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 32 l. Bertakwa kepada Allah di manapun berada. Allah SWT berfirman,
ﺚ ﻟَﺎ َﻳﺤْ َﺘﺴِﺐ ُ ْﺣﻴ َ ْ َو َﻳﺮْ ُزﻗْ ُﻪ ِﻣﻦ.ﷲ َﻳﺠْ َﻌﻞْ ًﻟ ُﻪ َﻣﺨْ َﺮﺟًﺎ َ َو َﻣﻦْ َﻳ َﺘﻘِﺎ “ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscyaa Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( QS. AT- Talaq: 2-3) 33
ﻦ ِ ْﻦ ُﻣ َﻌﺎ ِذ ﺑ ِ ﻋﺒْ ِﺪ اﻟ ﱠﺮﺣْ َﻤ َ ﺟ َﻨﺎ َد َة َو َا ِﺑﻲ ُ ﻦ ِ ْب ﺑ ِ ﺟﻨْ ُﺪ ُ ﻋﻦْ َأ ِﺑﻲ َذ ﱟر َ ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ﷲ ُ لا َ ْﺳﻮ ُ ﻋﻦْ َر َ ﻋﻨْ ُﻪ َ ﷲ ُ ﻲا َ ْﻞ َرﺿ ٍ ﺟ َﺒ َ :ل َ َﻗﺎ Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, ( Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), Cet. Ke-1, h. 327 Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 32 Imam Nawawi, Riyadush Shalihin jilid 2, ( Jakarta selatan: Pustaka Azzam, 2007), h. 318 33 Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 30 31
32
س َ ﻖ اﻟﻨﱠﺎ ِ ﺤﻬَﺎ َو ﺧَﺎ ِﻟ ُ ْﺴ َﻨ َﺔ َﺗﻤ َﺤ َ ْﺴ ﱢﻴ َﺌ َﺔ اﻟ ﺖ َو َاﺗْ ِﺒ ِﻊ اﻟ ﱠ َ ْﺣ ِﻴْ ُﺜﻤَﺎ ُآﻨ َ ﷲ َ ﻖا ِ ِا ﱠﺗ ﻦ ٍﺴ َﺣ َ ﻖ ٍ ﺨُﻠ ُ ِﺑ Dari Shahabat Abu dzar r.a., dari Nabi saw. bersabda,“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscara kebaikan itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik.” ( HR. Tirmidzi) 34 m. Tidak cinta kepada dunia, dunia adalah sarana bukan tujuan. Tujuan seorang mukmin adalah akhirat. Allah SWT berfirman,
ﻲ َ ﺧ َﺮ َة َﻟ ِﻬ ِﻻ َ ن اﻟ ﱠﺪا َر ا ﻻ َﻟﻬْﻮلٌ َوَﻟ ِﻌﺐٌ َو ِا ﱠ ﺤ َﻴﻮ َة اﻟ ﱡﺪﻧْﻴَﺎ ِا ﱠ َ َْو َﻣﺎ َه ِﺬ ِﻩ اﻟ ن َ ن َﻟﻮْ َآ ُﻨﻮا َﻳﻌَْﻠ ُﻤﻮ ُ ﺤ َﻴ َﻮا َ ْاﻟ “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan mainmain. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 29) 35
⌧ ☺ . ⌧ .
☺
“ Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
34 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustsaimin, Syarah Hadis Arbain Penjelasan 42 hadis terpenting dalam Islam,( Pustaka Ibnu Katsir, 2009) cet ke- 2, h. 294 35 Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Gema Insani
33
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan siasialah apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Hud : 15-16) 36 n. Memiliki akhlakul karimah dan mahmudah (akhlak yang mulia dan terpuji).
: ﺳﱠﻠ َﻢ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ُ ﺻَﻠﻰ اﷲ َ ل اﷲ َ ْﺳﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻋﻦْ َا ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َﻗﺎ َ
ﻖ ِ ﻻ ﺧَْﻠ َ ْﻦ ا َ ْﺣﺴ ُ ﻻ َﺗ ِﻤ ﱠﻢ ُ ِﺖ ُ اِ ﱠﻧﻤّﺎ ُﺑﻌِﺜ Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim) 37
ْ َاآْ َﻤﻠُﻮ اﻟْ ُﻤﻮ: ﷲ َ لا َ ﺳﻮ ُ ل َر َ َﻗﺎ:ل َ ﻋﻨْ ُﻪ َﻗﺎ َ ﻰ اﷲ َﺿ ِ ﻋﻦْ َا ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة َر َ ﺧﻴَﺎ ُر ُآﻢْ ِﻟ ِﻨﺴَﺎ ِﺋﻬِﻢ ِ ْﺧﻴَﺎ ُر ُآﻢ ِ ﺧُﻠﻘًﺎ َو ُ ْﺴ ُﻨ ُﻬﻢ َ ْﻦ اِﻳْﻤَﺎ ﻧًﺎ َاﺣ َ ِْﻣ ِﻨﻴ Dari Shahabat Abu Hurairah r.a.,, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap istrinya.” 38 o. Tidak berbuat zalim (aniaya ), baik dengan ucapan dan perbuatan. Rasulullah Saw pada suatu hari bertanya kepada sahabatnya: Apakah kalian tahu siap yang dimaksud dengan orang yang bangkrut? Mereka menjawab: orang bangkrut menurut kami adalah orang yang modalya habis, tidak memiliki dirham lagi dan barangnyapun habis… Jawaban para sahabat memang tidak salah… tetapi ternyata Rasulullah ingin mengajarkan kepada mereka kebangkrutan yang lebih dahsyat daripada kerugian bisnis. Karena itu beliau mengatakan :
36 37 38
ibid Ibid, h. 411 Imam Nawawi, Riyadush shalihin, ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2008) , Cet. Ke- 4, h. 497
34
ﺻﻴَﺎ ٍم ِ ﻼ ٍة َو َﺼ َ ﺲ ِﻣﻦْ ُا ﱠﻣﺘِﻲ َﻣﻦْ َﻳْﺎﺗِﻲ َﻳﻮْ َم اَﻟ ِﻘﻴَﺎ َﻣ ِﺔ ِﺑ ُ َاﻟْ ُﻤﻔِْﻠ ﻚ َ ﺳ َﻔ َ ل َهﺬَا َو َ ﻞ ﻣَﺎ َ ﺷ َﺘ َﻢ َهﺬَا َو َﻗﺬَﻓ َﻬﺬَا َو َا َآ َ َْو َزآَﺎ ٍة َو ﻳَﺎﺗِﻲ َﻗﺪ ْﺴﻨَﺎ ِﺗ ِﻪ َو َهﺬَا ِﻣﻦ َﺣ َ ْب َهﺬَا َﻓ ُﻴﻌْﻄِﻰ َهﺬَا ِﻣﻦ َ ﺿ َﺮ َ َد َم هَﺬَا َو ْﺧ َﺬ ِﻣﻦ َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َا َ ﻞ َانْ َﻳﻘْﻀِﻲ ﻣَﺎ َ ْﺴ َﻨ ُﺘ ُﻪ َﻗﺒ َﺣ َ ﺴﻨَﺎ ِﺗ ِﻪ َﻓِﺎنْ ﻓَﻨِﻴْﻴَﺖ َﺣ َ ح ِﻓﻲ اﻟ ﱠﻨ ِﺮ َ ﻃ ِﺮ ُ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ُﺛﻢﱠ َ ْﺣﺖ َ ﻄ ِﺮ ُ ﺧﻄَﺎ ﻳَﺎ ُهﻢْ َﻓ َ Orang yang bangkrut dari ummatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, shaum, dan zakat… tetapi juga membawa dosa akibat mencaci, mencemarkan nama baik, mengambil harta orang, dan membunuh. Akibatnya dia memberikan kebaikannya kepada masing-masing orang yang pernah dizalimi. Jika kebaikannya habis sebelum yang semua yang dizalimi mendapatkannya maka dosadosa mereka dilimpahkan kepadanya, dan akhirnya dia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari Muslim) 39 p. Waspada terhadap musuh yang tidak terlihat namun sangat berbahaya yaitu syaiton. Berapa banyak sudah orang-orang yang terjebak dalam perbuatan yang salah dan akhirnya jatuh terperosok ke jurang kemaksiatan disebabkan karena bisikan dan godaan-godaan syetan yang menyesatkan. Seseorang yang tingkah lakunya normal bisa menjadi abnormal jika seseorang berhasil dikuasai setan. Penulis mendengar dari acara berita di televisi bahwa ada seseorang ayah yang begitu tega menggagahi/memperkosa anak gadis tirinya, ada lagi seorang suami yang membunuh istrinya, ada juga seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, juga seseorang yang putus asa dalam menjalani kehidupan kemudian terbujuk oleh bisikan syetan lalu ia membunuh dirinya dengan cara gantung diri, yang lebih parah adalah seorang guru ngaji yang tega mencabuli anak-anak muridnya. Masih banyak lagi diantaranya ada Juga 39
Harjani Hefni, MA, The 7 Islamic Daily Habits Hidup Islami dan Modern Berbasis Al-Fatihah, h. 157
35
seorang guru yang tega menggoda murid perempuannya, dengan modus purapura mengajarkan tapi tangannya merangkul pundak dan memegang tangan si murid wanita itu. Selain itu,
ini yang sering terkena oleh jebakan syetan ialah dua orang
pemuda pemudi yang sedang falling in love (jatuh cinta) dimabuk asmara. Mereka sukanya berdua-duaan ditempat yang sepi dan gelap. Kemudian karena nafsu dan setan sudah menguasai keduanya, akhirnya karena mereka tidak kuat merekapun
berdua melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan
dilarang
dalam agama yaitu zina. Nauzubillahiminzalik. Zina adalah perbuatan
keji
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ﻼ ً ْﺳ ِﺒﻴ َ ﺸ ًﺔ َو ﺳَﺎ َء َﺣ ِ ﻦ ﻓَﺎ َ ﻻ َﺗﻘْ َﺮﺑُﻮاا ﱢزﻧَىِﺎ ﱠﻧ ُﻪ َآ َ َو “Dan janganlah kamu mendekati zina karena itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32) 40 Rasulullah saw. juga mengingatkan kepada laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk tidak berduaan dalam sabdanya Rasulullah bersabda,
ﷲ ُ ﺻَﻠﻰ ا َ ل اﷲ َ ﺳﻮ ُ َأنْ َر، ﻋﻨْ ُﻬ َﻤﺎ َ ﷲ ُ ﻲا َﺿ ِ ﻋ ﱠﺒﺎ س َر َ ﻦ ِ ْﻋﻦْ اﺑ َ ﺣ ُﺪ ُآﻢْ ﺑِﺎﻣْﺮَا ٍة إﻻ َﻣ َﻊ ذِي َﻣﺤْ َﺮ ٍم َ ن َا ﻟَﺎ َﻳﺨُْﻠ َﻮ ﱠ:ﺳﱠﻠ َﻢ ﻗﺎل َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ “Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita (bukan mahram)kecuali disertai mahram.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalil tentang syaitan, Rasulullah saw. bersabda,
ْ ﻣَﺎ ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ ِﻣﻦ:ل َ ﻦ َا َد َم َﻣﺠْﺮَىﺎ ﱠد ِم َِﻗَﺎ ِ ْن َﻟ َﻴﺠْﺮِى ِﻣﻦْ اﺑ َ ﺸﻴْﻄَﺎ َ ن اﻟ ِا ﱠ ﻻ اَﻧَﺎ َ َو:ﻞ َ ﷲ ؟ َﻗ ِ لا َ ﺖ َﻳ َﺮﺳُﻮ َ ْﻻ َاﻧ َ َو: ﻞ َ ْ ِﻗﻴ.ٌﻻ َوَﻟ ُﻪ ﺷَﻴْﻄَﺎن ﺣ ٍﺪِا ﱠ َ َا ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َﻓَﺎﺳَْﻠ ُﻢ َ ﷲ َاﻋَﺎ َﻧﻨِﻰ َ نا ﻻ َا ﱠ ِا ﱠ 40
AL-Qur’an dan Terjemahan
36
“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam tubuh anak keturunan Adam pada tempat beredarnya darah.” Dan Rasul bersabda: Tidak satu pun di antara kamu kecuali ada setan dalam dirinya. “Para sahaat bertanya: Dan tidak terkecuali engkau yang Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Tidak terkecuali aku, melainkan aku ditolong Allah untuk mengalahkannya, sehingga aku selamat dari godaan setan.” (HR. Muslim) 41 Allah berfirman,
ﻋ ُﺪ ًّوا َ ﺨ ُﺬو ُﻩ ِ ﻋ ُﺪوٌ َﻓﺎ ﱠﺗ َ ْﻦ َﻟ ُﻜﻢ َﻄ َ ْﺸﻴ ن اﻟ ﱠ ِإ ﱠ “Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh.” Fathir: 6 42 Juga firman-Nya,
ٌﻋ ُﺪوٌ ﱡﻣ ِﺒﻴْﻦ َ ْﻦ ِإ ﱠﻧ ُﻪ َﻟ ُﻜﻢ ِﻄ َ ْﺸﻴ ت اﻟ ﱠ ِ ﻄ َﻮا ُﺧ ُ ﻻ َﺗ ﱠﺘ ِﺒ ُﻌﻮا َ َو “ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaiton, karena sesungguhnya syaiton itu musuh yang nyata bagimu.” QS. Al-Baqarah : 168 43 Firman-Nya
ﺠ ﱠﻨ ِﺔ َ ْﻦ اﻟ َ ج َا َﺑ َﻮﻳْ ُﻜﻢْ ِﻣ َ ن َآﻤَﺎ َاﺧْ َﺮ ُ ﺷﻴْﻄَﺎ ﻳَﺎ َﺑ ِﻨﻲْ ءَادَم َﻟَﺎ َﻳﻔْ ِﺘ َﻨ ﱠﻨ ُﻜ ُﻢ ا ﱠ... “Hai anak Adam, janganlah sekali-kalli kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga…” (QS. Al-A’raf: 27) 44
B. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
41
KH. Mawardi Labay El-Sulthani, Setan Berjasa, ( Jakarta : AL-Mawardi Prima, 2002), Cet, ke1, h. 24 42 Al-Qur’an dan terjemahan terbitan Al-Huda Gema Insani 43 Ibid 44 Ibid.
37
Motive muncul sebagai akibat dari kebutuhan. Kebutuhan yang akan muncul sangat dipengaruhi oleh perasaan atau keinginan. Kuat lemahnya emosi mempengaruhi kuat lemahnya pemunculan motive. Demikian pula kuat lemahnya motive yang berproses sebagai motivasi menentukan kuat lemahnya tingkah laku atau gerakan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan. 45 Mc.
Donald
sebagaimana
yang
dikutip
Drs.
Wasty
Soemanto
mendefinisikan motivasi sebagai “suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.” Dari definisi ini dapat dikupas apa-apa yang ada di dalam motivasi itu sendiri, antara lain berikut ini. -
Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
-
Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.
-
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan. 46 Dalam buku manajemen dakwah yang ditulis oleh
Drs. Rb. Khatib
Pahlawan Kayo menyebutkan Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin movere berarti bergerak atau menggerakkan. Dalam hubungan ini pengertian motivasi menurut istilah manajemen dakwah ialah suatu proses psikologis yang mendorong perilaku orang-orang agar tertuju ke arah tertentu. 47
45
Prof. Dr. Sahlan Asnawi, Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta Timur : Study Press, 2007), Cet. Ke- 3, h. 18 46 Drs. Totol Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, ( Jakarta : Amzah, 2001), Cet. Ke – I, h. 94 47 Drs. RB. Khatib Pahlowon Kayo, Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional, ( Jakarta : Amzah, 2007), Cet. Ke- I, h. 66
38
2. Prinsip-prinsip Motivasi Drs. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi memiliki dua prinsip, yaitu : 1. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kitaq amati dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku lain dari orang itu. 2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati. 48 3. Klasifikasi Motivasi Dr. W.A. Gerungan, Dip. Psychme menyatakan bahwa motif dapat diklasifikasikan dalam hal-hal berikut. a. Motif tunggal dan motif bergabung Misalnya datang ke pengajian, ia hanya ingin mendapatkan pahala, sedang orang lain hanya “thalabul ilmi”, lain lagi Romlah-Anak Baru Gede datang ke pengajian karena ingin mendapatkan calon pendamping yang islamis, dan Anton yang baru menginjak usia pubertas sedang meng-approach anaknya pak agus. Disini merupakan ilustrasi tunggal. Lain lagi si Kiai Muda, aktif sekali pada sebuah lembaga sosial keagamaan atau lembaga sosial kemasyarakatan, mungkin dalam dirinya terdapat beberapa motivasi, antara lain mengaplikasikan ilmu yang dimiliknya,
48
Ibid. h. 95
39
memperlancar khitobahnya, memperbanyak relasi. Disinilah Kiai Muda dengan segala aktivitasnya tersebut sebagai wakil illustrator dari motif bergabung. b. Motif biogenis dan motif sosiogenis Motif biogenis yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis, dan motif-motif yang berasal dari lingkungan kebudayaannya. Motif biogenis merupakan motif-motif yang berasala dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan hidupnya secara biologis. Motif ini asli dalam diri seseorang dan kurang terikat pada norma atau lingkungan masyarakat. Sedang motif sosiogenis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan. Motif ini merupakan hasil dari interaksi sosial dari manusia dalam masyarakat. Sebagai contoh, seseoran gdatang pada majlis ta’lim,
dengan
motivasi
tholabul
ilmi,
mendapatkan
status
sosial,
meningkatkan prestise dan lain-lain, bahkan seorang mengajar di suatu lembaga pendidikan pun ada yang hanya untuk menambah income, mendapatkan status sosial karena tidak butuh financial lagi, sebab telah punya lahan lain dan dan sebagainya, kesemua itu merupakan amstal dari motif sosiogenis. Biasanya motif ini ada pada orang yang telah dewasa. Tetapi perlu diketahui bahwa motif sosiogenis juga erat kaitannya dengan motif biogenis. c. Motif Teogenis
40
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada dasarnya , setiap manusia lahir membawa potensi bertuhan. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah dan fitrah kejadian manusia. Dalam jiwanya, manusia meraskan dorongan untuk mencari dan memikirkan hakikat “Sang Pencipta” pun mendorong untuk menyembah-Nya serta berusaha mengabdikan dirinya. Konon ceritanya orang atheis pun memiliki perasaan yang sama, hanya egonya mengalahkan perasaan itu. Al-Qur’an menyatakan bahwa dorongan beragama merupakan dorongan alamiah dan fitrah. Allah Ta’ala berfirman,
س ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ َﻻ َﺗﺒْ ِﺪ َ ﻄ َﺮ اﻟﻨﱠﺎ َ ﷲ اﱠﻟﺘِﻰ َﻓ ِ تا َ ﺣﻨِﻴ ًﻔﺎ ِﻓﺘْ َﺮ ً ﻦ ِ ﻚ ﻟِﻠﺪّﻳ َ َﻓَﺎ ِﻗﻢْ َوﺟْ َﻬ ﺲ َﻻ َﻳﻌَْﻠﻤُﻮن ِ ﻦ َاآْ َﺜ َﺮ اﻟ ﱠﻨ ﻦ اﻟْ َﻘ ﱢﻴ ُﻢ َوَﻟ ِﻜ ﱠ ُ ﻚ اﻟ ﱢﺪ ﻳ َ ﷲ َذِﻟ ِ ﻖا ِ ْﺨﻠ َ ﻞ ِﻟ ًﻳ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Ruum: 30) Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
ْﻇﻬُﻮ ِر ِهﻢْ ُذرﱢﻳﱠ َﺘ ُﻬﻢْ َو َاﺷْ َﻬ َﺪ ُهﻢ ُ ْﻚ ِﻣﻦْ َﺑﻨِﻰ َا َد َم ِﻣﻦ َ ﺧ َﺬ َر ﱡﺑ َ َو ِاذْ َا ﻋَﻠَﻰ ت ﻗُﻮ ﻟُﻮا َﻳﻮْ َم اﻟْ ِﻘ َﻴ َﻤ ِﺔ َ ْﺷ ِﻬﺪْ ﻧَﺎ َان َ ﺖ ِﺑ َﺮ ﱢﺑ ُﻜﻢْ ﻗَﺎ ﻟُﻮا ﺑَﻠَﻰ ُ ْﺴ ِﻬﻢْ َاَﻟﺴ ِ َاﻧْ ُﻔ ﻦ َ ْﻋﻦْ َهﺬَا ﻏَﺎ ِﻓِﻠﻴ َ ِاﻧﱠﺎ ُآﻨﱠﺎ “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “ Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “
41
Sesungguhnya ketika (QS. Al A’raaf : 172) 49
itu
kami
lengah
terhadap
ini,”
C. Ibadah 1. Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi ) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut Syara (terminology), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi lain adalah: 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tinkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berkupan ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. 50 Di dalam buku karangan Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Siddieqy yang berjudul kuliah ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah, terdapat pengertian ibadah yang lebih luas. a. Pengertian ahli Loghat Ahli loghat mengartikan dengan : Tha’at, menurut, mengikut, tunduk. Dan mereka mengartikan juga dengan : tunduk yang setinggi-tingginya, dan dengan 49 50
Ibid, h. 97 - 99 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam, (Bogor : Pustaka AT-Taqwa, 2007), cet. Ke- 4, h. 101
42
do’a. Dengan arti tha’at dipakai kata “ibadah dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Apakah Aku tidak pesankan kepadamu, wahai anak Adam, yaitu jangan kamu mentha’ati syaitan; bahwasanya syaitu itu musuh yang nyata bagimu.” ( QS. Yasin : 60 ) Dan diartikan dengan berdo’a (memohonkan hajat) dalam ayat : “Bahwasanya segala mereka yang membesarkan diri dari berdo’a kepadaku
(menyeru
daku
untuk
memohonkan
hajatnya)”.
( QS. Al-Mu’min : 60 ) b. Pengertian Ulama Tauhid, tafsir dan Hadist Ulama Tauhid mengartikan “Ibadah” dengan : “Meng Esakan Allah, MenthadimkanNya dengan sepenuh-sepenuh ta’dhim serta
menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-
Nya (menyembah Allah sendiri-Nya)”. Mereka berkata : Ibadat itu ialah : Tauhid ( Meng-Esakan Allah seru sekalian alam). c. Pengertian Ulama Akhlak Ulama akhlak mengertikan “Ibadah” dengan : “mengerjakan segala tha’at badaniyah dan menyelenggarakan segala syariat ( hukum )”. Dalam pengertian ini masuk “akhlak” ( budi pekerti ) dan masuk pula segala “tugas hidup” (kewajiban-kewajiban yang diwajibkan atas seseorang pribadi), baik mengenai diri sendiri, maupun mengenai keluarga dan masyarakat bersama. d. pengertian Ulama Tassawuf Ulama Tasawwuf mengartikan “Ibadah” dengan:
43
“Seseorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan nafsunya, untuk membesarkan Tuhannya” Dan beribadah menurut pengertian ahli Tasawuf terbagi tiga : 1. Beribadah kepada Allah karena mengharap akan memperoleh pahalaNya atau karena takut akan siksa-Nya. 2. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu perbuatan mulia, dilakukan oleh orang yang mulia jiwanya. 3. Beribadah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah (diibadati), dengan tidak memperdulikan apa yang akan diterima, atau diperoleh dari pada-Nya. e. Pengertian menurut Fuqoha Dalam pengertian Fuqoha “Ibadah “ itu ialah: “Segala ta’at yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat” Adapun makna ta’abbud atau beribadah ialah melaksanakan segala hak Allah.
Perkataan
Ta’abbud
diambil
dari
perkataan
(memperhambakan diri). Para ulama membagi ibadah kepada : a.Ibadah Mahdhah, seperti : Imam, shalat, puasa. b.Ibadah Ghairu Mahdhah, seperti : Zakat, kaffarah Kemudian mereka membagi lagi Ibadah itu kepada a. Ibadah Badaniyah ( Dzatiyah ), seperti shalat. b.Ibadah Maaliyah, seperti : Zakat. c. Ibadah Ihtima’iyah, seperti : Haji
“Ubudiyah”
44
d.Ibadah Ijabiyah, seperti : Thawaf e. Ibadah Salbiyah, seperti : Meninggalkan segala yang diharamkan dalam masa berihram. 51 2. Macam-macam Ibadah Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, ibadah lisan, dan anggota badan. Yang termasuk Ibadah hati adalah rasa khauf (takut), raja (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut). Sedangkan yang termasuk ibadah lisan adalah bertasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan. Sedangkan yang
termasuk dalam ibadah fisik
adalah shalat, zakat, haji, dan jihad. 52
3. Syarat diterimanya Ibadah Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar . Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat: a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil. b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syaahadat laa ilaaha illallaah, karena ia menghruskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari
51 Prof. Dr.T.M Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1994) Cet. Ke- 8, h. 1-5 52 Ibid, h. 102
45
syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariat’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ﻋﻨْ َﺪ ِ ﺑَﻠﻰَ َﻣﻦَْ أ ﺳَْﻠ َﻢ َوﺟْ َﻬ ُﻪ ِﻟﱠﻠ ِﻪ َو ُه َﻮ ُﻣﺤْﺴِﻦٌ َﻓَﻠ ُﻪ َاﺟْ ُﺮ ُﻩ ن َ ْﻻ ُهﻢْ َﻳﺤْ َﺰ ُﻧﻮ َ ﻋَﻠﻴْﻬِﻢ َو َ ٌﻻ ﺧَﻮْف َ َر ﱢﺑ ِﻪ َو “(Tidak demikian) bahkan barangsipa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-Nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati .” (QS. Al-Baqoroh: 112) 53 D. Kerangka Fikir Tujuan ibadah lainnya dapat dilihat dari segi kejiwaan manusia. sepanjang sejarahnya terlihat bahwa manusia selalu terdorong oleh dirinya dan alam lingkungannya untuk mencari Tuhan guna dipuja dan disembahnya. Jika ia tidak menemukan Tuhan yang sebenarnya, ia akan menyembah (beribadah) kepada tuhan apa saja, baik yang ada di dalam alam, seperti matahari, bulan bintang, baru atau kayu besar dan sebagainya maupun yang dibuatnya sendiri, seperti patung (berhala) atau lainnya. 54 Dari penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan Tuhan untuk disembahnya/diibadahi. Hanya saja godaan-godaan pada
dirinya baik dari dalam diri ataupun luar dirinya
membuat manusia terkadang malas dan berat untuk melaksanakan suatu ibadah.
53 54
Ibid, h. 104-105 Prof. DR. H. Baihaqi, Ak, Fiqh Ibadah, ( Bandung : M2S, 1996 ), Cet. Ke. 1, h. 13
46
Motivasi beribadah dalam diri setiap individu itu berbeda-beda. Tidak ada yang bisa mengetahui dengan jelas motivasi seseorang dalam menjalankan suatu ibadah, yang tahu adalah individu itu sendiri. Hanya bisa dilihat secara zhahirnya saja tingkah laku dari individu. Ketika individu memiliki suatu motivasi tertentu dalam ibadahnya maka yang dapat disaksikan adalah kerajinan dan semangatnya dalam beribadah, sebaliknya apabila terlihat motivasi yang kecil
dalam diri individu maka ibadah yang dikerjakannya
akan menurun dan cenderung biasa-biasa saja.
BAB III GAMBARAN UMUM MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN A. Latar belakang pendirian Majid Raya Pondok Indah
Masjid Raya Pondok Indah atau Masjid Biru (karena roofnya di dominasi warna biru) berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda No 1 Pondok Indah Jakarta Selatan. Masjid ini dibangun atas prakarsa Pendiri Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dan PT. Metropolitan Kencana Jakarta.
Pembangunan dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1992 dengan menhabiskan dana kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah). Adapun arsitektur pembangunan masjid mengacu pada arsitektur masjid nusantara pada umumnya yang memiliki atap susun tiga lapis yang dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru namun tetap menyatu dengan lingkungan.
Sedangkan peresmian Masjid Raya Pondok Indah dilaksanakan pada 4 Desember 1992 yang diresmikan oleh Bapak H. Sudharmono, SH (Wakil Presiden Republik Indonesia) dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Jum’at yang pertama di Masjid Raya Pondok Indah tersebut
47
48
B. Visi dan Misi Adapun Visi Masjid Raya Pondok Indah adalah menjadikan masjid sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, Dakwah dan social keagamaan dengan system pengelolaan yang modern. Sedangkan Misi Masjid Raya Pondok Indah adalah ; 1. Melaksanakan,
membina,
mengembangkan,
menanamkan
dan
menerapkan ajaran Islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. 2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang terencana, terarah, terpadu, professional, efektif dan efisien. 3. Membangun, membina dan mengembangkan usaha-usaha yang bersifat bisnis yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan kemasjidan dan pendidikan C.
Materi Bimbingan Agama Materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan agama di MRPI berkenaan tentang ilmu-ilmu keagamaan, dibawah ini adalah program yang telah dijadwalkan, berikut nama pembimbing/penceramah dan tema yang akan diajarkannya:
NO
Nama Penceramah
Topik Bahasan
49
1
Muhtaram Lc
Tujuh
Golongan
yang
akan
dinaungi/diselamatkan Allah di hari kiamat
2
Dr. Daud Rasyid M.A
Melawan Sekularisme
3
Syarifah Huriah Muthahar Tafsir Surat Al- Qiyamat Lc
4
M Yusuf Sisus M.si
Komitmen seorang muslim terhadap agamanya
5
Dr. Joserizal jurnalis Sp. OT
Pola berfikir muslim
6
Drs. Sukeri Abdillah
Membangun pribadi ikhlas
7
Drs. Ade Khalifah, Lc
Metodologi
setan
menyesatkan
manusia
8
Arifin Jayadiningrat
Makna Tasbih
9
KH. Ma’ruf Amin
Sudahkan rujukan
fatwa beragama
MUI umat
menjadi islam
50
Indonesia ?
10
Drs. Uci Armisi
Mengenal Allah menurut Al-Qur’an
11
Dr. Rusli Hasbi Lc, M.A
Manfaat yang diperoleh non muslim apabila hukukm Islam diterapkan
12
Mamah dedeh
Menerapkan Prinsip-prinsip Agama dalam keluarga
13
Dr. Asep Usman Ismail MA
Pengertian
Jahiliah
menurut
Al-
Qur’an
14
Andian Parlindungan, MA
Berada di frekwensi Allah
15
Zainal Abidin Syamsudin Sanksi dunia bagi penentang sunnah Lc
16
Dr.Adian Husaini MA
Faktor-faktor
kebangkitan
islam
17
Dr. Hasan Basri
Kiat melatih kepekaan iman
umat
51
D. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana Masjid Raya Pondok Indah 1. Ruang Sekretariat 2. Ruang Konsultasi Agama 3. Ruang Pendidikan 4. Ruang Perpustakaan 5. Toilet 6. Ruang utama shalat dan untuk pengajian ahad pagi E. Jadwal kegiatan Masjid Raya Pondok Indah
Hari
Senin
Selasa
Nama Kegiatan
Pembimbing
Peng. Al- Hilal (Al-Qur’an)
H. Husni Ismail
Salemba Prima (Bimbel
H. Bahtiar. Lc
Kultum Zuhur
Sesuai Jadwal
TPA
Ibu Zubaidah dan Siti Saroh
Terjemah Al-Qur’an 40 jam
Sesuai Jadwal
Salemba Prima (Bimbel)
Sesuai Jadwal
TPA
Ibu Zubaidah dan siti Saroh
52
Peng. Tafsir) Rabu
Al-Hilal
(Kajian Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal
Salemba Prima (Bimbel) Kajian Tafsir/ Hadis
DR.Asep & DR.Hamdan R
TPA
Zubaidah dan Siti Saroh
Peng. A-l Ummahat
Ust. Mahmud
Salemba Prima (Bimbel)
Sesuai Jadwal
Terjemah Al-Qur’an 40 jam
Sesuai Jadwal
Peng. Nurul Huda
Ust. Budiman Al-Hanif
Tilawah Al-Qur’an/Naghom
Drs. H Abdurrahman
Terjemah Al-Qur’an 40 jam
Sesuai Jadwal
Peng. Ahad Pagi
Sesuai Jadwal
Terjemah Al-Qur’an 40 jam
Sesuai Jadwal
Kajian Hadis
KH. Ali Mustofa Yakub
Pengajian I like Monday
Ust. Jefri AL-Buchory
Menuju Qolbul Salim
AA. GYM
Majelis Manajemen Qolbu
AA. GYM
Gebyar Maulid Nabi Saw
Kepanitian
Kamis
Jum’at
Sabtu
Ahad
Bulanan
Tahunan
Pelatihan Muadzin
Imam
dan Kepanitian
Kepanitian Temu muallaf dan nisfu Kepanitian sya’ban & seminar Gema Ramadhan
Kepanitian
53
F. Struktur Organisasi
DIREKTUR EKSEKUTIF/ WAKIL DIREKTUR KEPALA BIDANG KEMASJIDAN
KEPALA KANTOR Dewan Pembina Imam/Kiai Masjid& Pengurus Masjid
-Staf administrasi
Muadzin
-Kasir
BAGIAN PERIBADATAN DAN DAKWAH
Bagian usaha&pemeliharaan & kebersihan
Bagian peribadatan dan dakwah BAGIAN PENDIDIKAN
&PERPUSTAKAAN -Kepala bag. Pendidikan&
perpustakaan -Staf Bag. Pendidikan & Perpustakaan administrasi
Remaja Masjid
-Kepala bag. Usaha pemeliharaan dan kebersihan
54
G. Konsep Arsitektur 1) Arsitektur masjid mengacu pada arsitektur tradisional. 2) Ciri masjid tradisional yang tersebar di seluruh nusantara beratap susun, sebanyak tiga lapis. 3) Perencanaan Masjid Raya Pondok Indah dirancang tercipta bentuk baru. H. Data Teknis Masjid a. Masjid terdiri 2 lantai i. Lantai atas untuk ruang shalat utama ii. Lantai bawah untuk ruang serba guna b. Lantai atas yang merupakan ruang shalat terdapat dinding qiblat, tanpa ruang mihrab. Karakter ini merujuk pada Masjid Quba yang dibangun oleh Rasulullah SAW. c. Masjid menampung kurang lebih 2.600 jamaa’ah d. Menara Masjid -
Tinggi 50 meter
-
Bentuk runcing ke atas berakhir pada bulan bintang mencerminkan bentuk seberkas cahaya yang menerangi bumi dari bulan dan bintang melambangkan Islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam
BAB IV ANALISA DATA
A. Uji Validitas Realibilitas Sebelum peneliti melakukan penelitian yang sebenarnya,terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan realibilitas instrument. Berdasarkan perhitungan statistic uji validitas dengan menggunakan correlation dan realibillitas dengan menggunakan cronbach’s alpha. Yaitu dapat diketahui butir peryataan yang
valid dan invalid terhadap kuisioner yang telah dibagikan
kepada responden sebanyak 30 kuisioner. Dari hasil analisis data tersebut terdapat 27 butir pernyataan yang valid , dan 3 butir pernyataan yang invalid yaitu butir ke 5, 23, 25. Dibawah ini adalah hasil daripada uji validitas dan realibilitas.
55
56
B. Uji one way Anova Descriptives Motivasi Beribadah N Mean
PR LK Total
33 37 70
124.58 124.97 124.79
Std. Deviation
Std. Error
7.758 9.421 8.617
1.351 1.549 1.030
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 121.82 127.33 121.83 128.11 122.73 126.84
Minimum
Maximum
106 106 106
135 135 135
Hasil deskripsi data Untuk data kelompok perempuan diperoleh hasil jumlah data 33, rata-rata 124.58, deviasi standar 7.758, dan standar error 1. Untuk data kelompok laki-laki jumlah data 37, rata-rata 124.97, deviasi standar 9.421, dan standar error 1. 549. Test of Homogeneity of Variances Motivasi Beribadah Levene df1 df2 Sig. Statistic 2.112
1
68
.151
Hasil Tes homogenitas variansi Asumsi dalam pengujian annova adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Kriteria pengujiannya, yaitu jika signifikansi <0,05, maka varian kelompok data tidak sama: sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data adalah sama. Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi > 0,05 ( 151 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan, bahwa varian kedua kelompok data, yaitu perempuan dan laki-laki adalah sama.
Motivasi Beribadah Sum of Squares Between 2.752 Groups 5121.034 Within Groups 5123.786
df 1 68 69
Mean Square 2.752 75.309
F
Sig.
.037
.849
57
Total
Hasil perhitungan dengan annova Anova adalah analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi beribadah antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan Langkah-langkah uji Annova adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan hipotesis. Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata motivasi beribadah antara jamaah lakilaki dengan jamaah perempuan. Ha : Ada perbedaan rata-rata antara motivasi beribadah jamaah laki-laki dengan jamaah perempua. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi dari output didapat nilai F hitung adalah 037 dan signifikansi 0,849 3. Menentukan F table. F table di cari pada signifikansi 0, 05, df 1( Jumlah kelompok data -1)= 2, dan df 2 (n-3) atau 21-3 Df 1 2 df 2= n-3 (70-3) = 67 Hasil yang diperoleh untuk f table sebesar 3.134
4. Kriteria pengujian: -
Jika F hitung< F table, maka Ho diterima
-
Jika F hitung > F table, maka Ho ditolak Berdasarkan signifikansi:
-
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
-
Jika signifikansi < 0, 05 maka Ho ditolak.
58
5. Membuat kesimpulan. Karena F hitung < F table (037 < 3.134) dan signifikansi > 0,05 ( 0,849 > 0,05 ), maka Ho diterima.
Jadi, dapat disimpulkan tidak ada pengaruh
yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa data yang ada di bab IV,
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah bimbingan agama yang diadakan secara rutin setiap hari ahad pagi di
masjid raya pondok indah Jakarta selatan. Dengan
mengetahui bahwasanya F hitung <
F table ( 037 < 3. 134 ) dan
signifikansi > 0,05 ( 0, 849 > 0,05 ), maka Ho diterima. Jadi, kesimpulannya
tidak ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama
terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan masjid raya pondok Indah jakarta selatan (mrpi) B. Saran 1.Ada baiknya disisakan waktu selama tiga puluh menit untuk tanya jawab, agar pembahasan tentang tema yang disampaikan benar-benar dapat dimengerti oleh jamaah. 2.Sebaiknya agar memilih narasumber yang baik dan berkualitas, baik dari segi keilmuannya maupun jam terbangnya yang sudah cukup banyak. 3. Bimbingan agama setiap ahad pagi di Masjid Raya Pondok Indah terus diadakan, karena sangat bermanfaat bagi saudara muslim yang lain, agar mereka menjadi manusia berilmu dan beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena ilmu adalah nur/cahaya sebaliknya kebodohan adalah kegelapan. Manusia berilmu dan beriman mulia disisi Allah, malaikat dan mulia di mata manusia.
59
56
B. Uji one way Anova Descriptives Motivasi Beribadah N Mean
PR LK Total
33 37 70
124.58 124.97 124.79
Std. Deviation
Std. Error
7.758 9.421 8.617
1.351 1.549 1.030
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 121.82 127.33 121.83 128.11 122.73 126.84
Minimum
Maximum
106 106 106
135 135 135
Hasil deskripsi data Untuk data kelompok perempuan diperoleh hasil jumlah data 33, rata-rata 124.58, deviasi standar 7.758, dan standar error 1. Untuk data kelompok laki-laki jumlah data 37, rata-rata 124.97, deviasi standar 9.421, dan standar error 1. 549. Test of Homogeneity of Variances Motivasi Beribadah Levene df1 df2 Sig. Statistic 2.112
1
68
.151
Hasil Tes homogenitas variansi Asumsi dalam pengujian annova adalah bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Kriteria pengujiannya, yaitu jika signifikansi <0,05, maka varian kelompok data tidak sama: sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data adalah sama. Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi > 0,05 ( 151 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan, bahwa varian kedua kelompok data, yaitu perempuan dan laki-laki adalah sama.
57
Motivasi Beribadah Sum of Squares Between 2.752 Groups 5121.034 Within Groups 5123.786 Total
df 1 68 69
Mean Square 2.752 75.309
F
Sig.
.037
.849
Hasil perhitungan dengan annova Anova adalah analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi beribadah antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan Langkah-langkah uji Annova adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan hipotesis. Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata motivasi beribadah antara jamaah lakilaki dengan jamaah perempuan. Ha : Ada perbedaan rata-rata antara motivasi beribadah jamaah laki-laki dengan jamaah perempua. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi dari output didapat nilai F hitung adalah 037 dan signifikansi 0,849 3. Menentukan F table. F table di cari pada signifikansi 0, 05, df 1( Jumlah kelompok data -1)= 2, dan df 2 (n-3) atau 21-3 Df 1 2 df 2= n-3 (70-3) = 67 Hasil yang diperoleh untuk f table sebesar 3.134
58
4. Kriteria pengujian: -
Jika F hitung< F table, maka Ho diterima
-
Jika F hitung > F table, maka Ho ditolak Berdasarkan signifikansi:
-
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima
-
Jika signifikansi < 0, 05 maka Ho ditolak.
5. Membuat kesimpulan. Karena F hitung < F table (037 < 3.134) dan signifikansi > 0,05 ( 0,849 > 0,05 ), maka Ho diterima.
Jadi, dapat disimpulkan tidak ada pengaruh
yang signifikan bimbingan agama terhadap motivasi beribadah jamaah laki-laki dan jamaah perempuan.