TINGKAT PEMAHAMAN ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: UMU AEMAN NIM : 207046100478
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit, optimisme dan energi bagi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai meskipun melalui proses yang tidak sebentar. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah berhasil mengentaskan kemiskinan umat, kemiskinan etika, moral serta norma-norma agama. Juga para sahabat, keluarganya serta tabiin yang telah memperjuangkan agama Allah SWT dalam berbagai gelombang kehidupan, hingga berakhir kemenangan dan kejayaan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun tenaga, waktu dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekomomi syariah. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. v
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, AH Azharuddin Latif, M.Ag, yang masing-masing sebagai ketua jurusan dan Sekertaris Jurusan Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. Ketua Koordinator Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. Sekertaris Koordinator Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi, semoga Allah membalas dengan balasan yang berlipat ganda. Amin. 5. Pihak Masjid Raya Pondok Indah yang sudah memberikan informasi dan data yang sangat dibutuhkan oleh penulis. Khususnya kepada Bapak Syamsul Marlin sebagai pemimpin yang telah bersedia meluangkan waktu untuk wawancara, dan para anggota majelis taklim yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan penulis. 6. Bapak dan Pimpinan setra karyawan perpustakaan fakultas syariah dan Perpustakaan Utama Syarif Hidayatullah yang telah memudahkan penulis untuk memperoleh bahan-bahan pustaka penunjang yang sangat dibutuhkan oleh penulis. 7. Para dosen fakultas syariah yang telah menstransfer stock of knowledgenya dan memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
vi
8. Teristimewa, kedua orang tua tercinta, Bapak H. Sofan Zaen ba dan Ibu Hj. Masruroh, yang telah memberikan curahan cinta dan kasih sayang sehingga penulis bisa seperti ini, semoga ananda bisa membalas jasa dan kasih sayang Bapak dan Ibu. Dan semoga Allah selalu menyertai dalam setiap langkah beliau. Dan kepada adik-adikku Ahamd Baha Udin, Sofatullaely, dan Ahmad Anjas Maulana yang telah memberiakan semangat untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 9. Teman-teman angkatan 2007 PS-B, khususnya Intan, Neli, Septie, Silvi, Nita, Reny, Sri dan yang lainnya yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk menyelasaikan skripsi ini, serta banyak menoreh kenangan indah di saat-saat kuliah dan terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini, atas segala canda, tawa, suka, dan dukanya. 10. Teman-teman seperjuangan di Kosan Pa Galang, Ayu, fitri, ka Imas, Alvi, De2. Yang takan terlupakan kenangan indah selama di kosan Pa Galang. Serta pihak-pihak yang tidak tercantum namanya namun selau memberi semangat dan doanya kepada penulis. Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ridha-Nya dalam menggapai masa depan yang cerah. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika bahasa maupun dari segi materi yang terkandung. Atas dasar ini, komentar, saran, dan kritik konstruktif dari pembaca dari pembaca sangat penulis vii
harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lenih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv KATA PENGANTAR.................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7 D. Review Studi Terdahulu......................................................... 8 E. Metodoligi Penelitian ............................................................ 9 F. Teknik Penulisan.................................................................... 17 G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK A. Pengertian dan Sejarah .......................................................... 19 B. Dasar Hukum......................................................................... 22 C. Ketentuan Umum................................................................... 23 xi
D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan.......................................... 25 BAB III
BAB IV
BAB V
PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH A.
Latar Belakang Berdirinya .................................................. 46
B.
Visi dan Misi........................................................................ 47
C.
Sarana Dan Prasarana .......................................................... 48
D.
Struktur Organisasi .............................................................. 49
E.
Konsep Arsitektur ................................................................ 50
F.
Data Teknis Masjid.............................................................. 51
G.
Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi ................... 51
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A.
Profil Responden ................................................................ 54
B.
Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 57
C.
Analisis ............................................................................... 73
PENUTUP A.
Kesimpulan .......................................................................... 83
B.
Saran .................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85 LAMPIRAN.................................................................................................... 87
xi
DAFTAR GAMBAR No 1. Gambar 1.1 Chi-Square Uji (
Halaman ) ...................................................... 14
2. Gambar 2.1 Skema Sukuk Mudharabah............................................... 28 3. Gambar 2.2 Skema Sukuk Musyarakah ............................................... 30 4. Gambar 2.3 Skema Sukuk Ijarah.......................................................... 33 5. Gambar 2.4 Skema Sukuk Istishna ...................................................... 35 6. Gambar 2.5 Skema Sukuk Salam......................................................... 37 7. Gambar 2.6 Skema Sukuk Murabahan................................................. 39 8. Gambar 2.7 Skema Penerbitan Sukuk.................................................. 41 9. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah .............. 49
xi
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Tabel 2.1 Sukuk yang masih Beredar................................................... 42 2. Tabel 3.1 Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi.................... 52 3. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .................................................... 54 4. Tabel 4.2 Usia Responden.................................................................... 54 5. Tabel 4.3 Status pernikahan responden................................................ 55 6. Tabel 4.4 Pendidikan terakhir responden ........................................... 56 7. Tabel 4.5 Pendapatan perbulan responden ......................................... 56 8. Tabel 4.6 Pekerjaan responden............................................................ 57 9. Tabel 4.7 Case Processing Summary ................................................... 58 10. Tabel 4.8 Reliability Statistics ............................................................. 58 11. Tabel 4.9 Item-Total Statistics ............................................................. 58 12. Tabel 4.10 Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah) .................................................................................. 60 13. Tabel 4.11 Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi Konvensional........................................................................................ 61 14. Tabel 4.12 Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional ................................. 61 15. Tabel 4.13 Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk .................................................................................................... 62 xi
No 16. Tabel 4.14
Halaman Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan
bunga bank ........................................................................................... 63 17. Tabel 4.15 Apakah saudara tahu tentang konsep riba.......................... 63 18. Tabel 4.16 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil ........................... 64 19. Tabel 4. 17 Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk ..................................................................................... 64 20. Tabel 4. 18 Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional ........................................................................................ 65 21. Tabel 4.19 Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat................................................................................... 66 22. Tabel 4.20 Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram ..................... 66 23. Tabel 4.21 Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal ................................................................... 67
xi
No
Halaman
24. Tabel 4.22 Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan................................................................................... 68 25. Tabel 4.23 Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman.............................................................................. 68 26. Tabel 4.24 Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah ....................................... 69 27. Tabel 4.25 Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah .......................................................................... 70 28. Tabel 4.26 Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk....................................................................... 70 29. Tabel 4.27 Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk................................................................ 71 30. Tabel 4.28 Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk........................... 72 31. Tabel 4.29 Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk............................................................ 72 32. Tabel 4.30 Test Statistic ....................................................................... 74
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kajian mengenai produk sukuk telah menarik perhatian para pakar akademik, ulama, dan praktisi ekonomi. Masing-masing dari mereka telah memberikan pandangan yang berbeda. Ada yang berpandangan bahwa kontrak sukuk lebih unggul dibanding sejumlah kontrak lainnya dalam aktivitas bisnis pasar modal, karena ia dapat menggalakkan partisipasi sector privat dalam membentuk modal usaha. Sementara dilihat dari kacamata fiqih, kontrak ini masih memerlukan kajian lebih lanjut karena ulama salaf dalam kitab-kitab fiqih yang muktabar kurang terperinci membahasnya. Namun demikian, kontrak sukuk ini dalam bisnis
modern
dapat memberikan
arah
terhadap kemajuan
pertumbuhan pemikiran ekonomi Islam yang lebih sempurna.1 Agama Islam bersumber pada wahyu illahi dan Sunah Rasul mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik inilah yang dapat menjamin tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini berarti bahwa dalam mengajarkan kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan dengan menghalakan
1
Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010) h. 13.
1
2
segala cara. Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja keras saling membantu sesuai dengan prinsip-prinsip ajaranya. Saling membantu inilah yang digunakan dan dapat dilakukan oleh perusahaan yang kelebihan dana (likuiditas) terhadap perusahaan yang kekurangan dana dalam rangka meningkatkan produktivitasnya. Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah, memberikan harapan bagi perkembangan pasar modal yang dilandasi prinsip-prinsip syariah. Ada keterkaitan yang erat dalam upaya pengembangan lembaga keuangan syariah dalam pasar modal syariah. Lembaga syariah membutuhkan portofolionya pada pasar modal syariah dengan saham yang halal dalam obligasi syariah. Terutama untuk memenuhi kebutuhan penempatan dana investasi lembaga keuangan yang cenderung over likuiditas pasca fatwa MUI mengenai haramnya bunga bank. Sukuk merupakan salah satu instrument pasar modal syariah di samping saham syariah dan reksada syariah. Pada awalnya banyak kalangan yang meraguakan keabsahan dari sukuk/obligasi syariah. Mengingat obligasi merupakan surat bukti kepemilikan hutang, yang dalam Islam sendiri hal itu tidak diakui. Namun demikian, sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi.2
2
Firdaus, D.K.K. Konsep Dasar Obligasi Syariah, (Jakarta : PT. Renaisan, 2005), h. 13.
3
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrument-instrumen yang punya komponen bunga (interes-bearing instrument) ini keluar dari ivestasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Pada awalnya, penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk disyariahkan. Merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, “obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo.”3 Obligasi syariah selain merupakan pilihan investasi yang patut diperhitungkan namun sekaligus juga memelihara manusia untuk tetap sesuai dengan kaidah penciptaanya, yaitu hanya untuk menyembah Allah sehingga semua praktek investasi obligasi syariah disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam diantaranya harus bebas dari unsur maysir, gharar, dan riba. Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
3
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 88.
4
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya yang paling murah.4 Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan tersebut membutuhkn modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukaan bisnis maupun pengembangaanya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan. Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan investasi asing. Namun dana yang berasal dari pinjaman kreditur, serta investasi asing dirasa masih kurang. Oleh karena itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana penambah modal mereka. Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga keuangan non bank bagi para investor untuk melakuakan penanaman modal (investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkempentingan. Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin 4
Sutrisno, manajemen keuangan, teori dan aplikasi, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), h.3.
5
penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya.5 Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan nilai yang lebih besar dimasa yang akan datang6. Obligasi syariah/sukuk bukan merupakan utang bunga tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan. Dalam bentuk sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib, dan dibeli oleh investor atau shahibul maal. Sedangkan untuk obligasi syariah yang menggunakan akad murabahah, salam dan istishna investor akan memberikan return berupa margin dan obligasi syariah yang mengunakan akad ijarah memberikan return fee.7 Obligasi syariah/ sukuk memang diakui sebagai instrument keuangan publik yang disarankan dalam ekonomi Islam. Sukuk berperan besar dalam menyeimbangkan kekayaan yang terdapat dalam neraca keuangan pemerintah, otoritas moneter, perusahaan, bank dan lembaga keuangan serta berbagai bentuk entitas lain yang memobilisasi masyarakat.8
5
Artikel diakses pada 11 januari 2011 dari http://www.erdhika.com
6
Arifin Z, Teori Keuangan dan Pasar Moda, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h.8
7
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.
59-60 8
Khairunnisa Musari, Sukuk Untuk Fiskal, Majalah Saring, edisi 35 Thn IV (November, 2009), h. 22
6
Kalau kita analisa, sukuk ini sesungguhnya merupakan peluang bagi kita untuk mengundang para investor muslim dan non-muslim untuk mau terlibat berinvestasi ditanah air. Sehingga, sukuk dapat dimanfaatkan untuk membangun perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Fakta selama ini menunjukan bahwa pasar akan sangat responsip terhadap penerbitan sukuk. Hampir semua sukuk yang dikelurkan, diserap habis oleh pasar dan bahkan, pada beberapa kasus sampai menimbulkan kelebihan permintaan. Alasan penulis mengambil penelitian di Masjid Raya Pondok Indah karena sebagian besar investor sukuk adalah masyarakat dengan golongan ekonomi menengah keatas dan rata-rata anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah merupakan golongan ekonomi menengah keatas dan berpendidikan tinggi. Melalui latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis menentukan penelitian ini dengan judul TINGKAT PEMAHAMAN ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Setelah diuraikan latar belakang masalah diatas, tentu saja dalam pembahasan skripsi ini harus dilakukan pembatasan masalah agar penulis skripsi ini lebih terarah, penulis merasa perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas. Penelitian ini hanya dibatasi pada upaya mengkaji “tingkat pemahaman
7
anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia” yang di laksanakan setiap hari minggu jam 06:30-08:30 WIB, sukuk di batasi pada investasi jangka panjang yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan: 1. Bagaimana tingkat pemahaman anggota Masjelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia? 2. Bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap investasi pada sukuk?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap investasi pada sukuk. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan
8
2. Peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi islam khususnya dalam bidang obligasi dengan prinsip syariah serta menjadi perbandingan dan acuan bagi peneliti berikutnya.
D. Review Studi Terdahulu 1. Ani Khoironi, “Potensi Sukuk Bagi Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal Indonesia” Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syariah Hidayatullah Jakarta, 2008. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Dalam penelitian ani menyatakan bahwa disahkannya Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang SBSN, memberikan payung hokum dan memberikan peluang baik bagi pertumbuhan investasi syariah pada pasar modal di Indonesia. Didukung dengan populasi muslim terbesar di Indonesia dan banyaknya permintaan dari pasar Internasional khususnya timur tengah, sehingga memungkinkan pertumbuhan instrument sukuk berpengaruh bagi pertumbuhan pasar modal di Indonesia. 2. Amelia Febriani, “Obligasi Syariah: Studi Analisis Fatwa DSN-MUI”, Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. Dalam penelitiannya mengungkapakan perbedaan mendasar antara obligasi syariah dan obligasi konvensional, serta menjelaskan payung hokum
9
yang menaungi kehalalan dan keabsahan obligasi syariah di Indonesia dan dikeluarkannya fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah. Dikeluarkanya fatwa tersebut beriringan dengan perkembangan produk-produk syariah dalam negri seperti produk-produk yang ada dalam perbankan, asuransi, dan danareksa syariah. Namun dari semua skripsi yang saya gunakan sebagai acuan pokok bahasanya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini dengan tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia.
E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk menunjang data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistik. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analisis yaitu, suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas pemikiran pada masa sekarang.9 2. Kriteria dan Sumber Data
9
54.
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, Oktober 2005), cet. Ke-6, h.
10
Kriteria data yang akan digunakan pada penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil dari sumbernya. Di sini penulis akan memberikan kuisioner kepada responden yang merupakan anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta. Kemudian data sekunder adalah data yang diambil secara langsung dari tempat maupun objek penelitian dengan memakai data yang sudah tersedia. Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan cara mengumpulkan informasi yang terkait dengan penelitian ini. Baik informasi yang dapat melalui buku-buku, literatur, maupun data lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. 3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta yang berjumlah 200 orang. Kemudian yang menjadi sampel adalah anggoa Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta yang berjumlah 50 orang dengan menggunakan purposive sampling10 yaitu: teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu
(umumnya
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut. 4. Teknik Pengumpulan Data
10
Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 65.
11
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini adalah teknik observasi, angket (kuisioner), studi kepustakaan, dan wawancara. a. Teknik observasi, penulis mengamati secara langsung ke lapangan. b. Teknik angket (kuisioner) merupakan suatu pegumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika ada alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. c. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data-data dari literatur yang ada, seperti buku, dokumen Masjid Raya Pondok Indah Jakarta, makalah, internet, koran, serta tulisan lain yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. d. Sedangkan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penannya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yaitu data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan, agar data tersebut mudah diubah serta dipahami oleh penulis dan orang yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Dalam
12
mengeruaikan data tersebut, penulis menggunakan deskriptif analisis dalam mengkaji hasil penelitian, yaitu dari kuisioner dan wawancara. Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti. b. Skoring Yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket yang diberikan kepada responden dengan sekor (5= Sangat Tahu, 4= Tahu, 3= Cukup Tahu, 2= Tidak Tahu, 1= Sangat Tidak Tahu) berdasarkan jawaban yang dipilih oleh responden. c. Analisis Menganalisis setiap data yang didapat berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu melalui angket (kuisioner) dan wawancara. Kemudian dari angket yang telah diberi scoring ini akan di uji dengan menggunakan uji Chi-square. Chi-square bertujuan untuk menguji seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi harapan yang didasarkan pada sebaran yang dihipotesiskan. Dengan uji Chi-square ini penguji bisa menguji hipotesis awal yang sudah penulis berikan diawal, apakah harapan yang ada tentang pemahaman anggota Majelis Taklim terhadap sukuk di Indonesia sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari sini
13
kita bisa melihat apakah pemahaman yang diharapkan sudah sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan atau tidak. Karena dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan data yang digunakan merupakan hasil dari observasi langsung penulis. Maka penggunaan chi-square pada penelitian ini sangat tepat digunakan, karena seperti tujuan dari Chisquare untuk mencari kecocokan suatu permasalahan yang ada sudah sesuai dengan harapan atau belum. Namun, dalam uji Chi-square ini kita harus melakukan uji kebaikan sesuai (Goodness-of-Fit Test). Dimana Goodness-of-Fit Test ini kita menguji hipotesis nol bahwa frekuensi observasi akan sama atau mendekati frekuensi teoritis (nilai harapannya).11 Dari Goodness-of-Fit Test kita menentukan nilai kritisnya ( nilai-nilai ujinya (
uji).
kritis)
dan
Dari nilai kritis dengan tingkat signifikan 0,05
yang artinya luas daerah di sebelah kanan adalah 0,05. Dan niali df (degrees of freedom) = k=50-1= 49. Maka nilai chi-square kritis 67,5. Dari nilai kritis, kemudian kita menentukan nilai-nilai ujinya (
uji)
yang
disajikan dalam gambar berikut:
11
189.
Abdul Hakim, Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002) h.
14
Gambar 1.1 uji
Tidak Tolak H-0
Tolak H-0
X2
0
67,5
Lalu dari gambar 1.1 tentang
uji ini kita melihat daerah penolakan dan
penerimaan Ho. Dengan kata lain kita menolak hipotesis bahwa anggota Majelis Taklim tidak paham terhadap sukuk di Indonesia dan menerima Ha. Dengan adanya Goodness-of-Fit Test ini, kita bisa mengetahui apakah uji chi-square yang telah dibuat sesuai atau tidak. Sehingga mempengaruhi hipotesisnya. Adapun rumus chi-square ini adalah:
=∑ Keterangan: = chi-square o = frekuensi yang diobservasikan e = frekuensi yang diharapkan
15
Kemudian dari angket ini juga akan di uji dengan tujuan apakah angket ini sudah valid dan reliable dalam mengumpulkan data dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas. Dalam uji validitas dan reabilitas ini bisa menggunakan program SPSS dan dapat dilihat dalam file uji validitas dan reliabilitas.sav12. Dari program uji validitas dan reliabilitas.sav. ini akan bisa terlihat apakah data yang dikumpulkan valid dan reliable. Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada setiap variabel dinilai valid atau tidak maka harus dilakukan cara-cara berikut13: menentukan besarnya nilai r table dengan ketentuan tingkat kepercayaan (degrees of freedom = df) jumlah kasus dikurangi dua, membandingkan r table dengan setiap butir pertanyaan, dengan cara membandingkan Output Correlated Item Total Corelation dengan nilai r table. Dari rumus di atas, nilai r table untuk penelitian ini yaitu k-2 dengan tingkat signifikan 5 %, dari hasil nilai r table itu kita bisa mengetahui apakah data tersebut sudah valid atau tidak. Sedangkan untuk menganalisis reliabilitasnya bisa menggunakan metode alpha cronbach. Dalam buku Ety Rochaety disebutkan jika nilainya sama dengan atau lebih besar dari 0,800 maka butir-butir pertanyaan tersebut sudah reliabel.
12 13
Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, h. 211. Ibid, h. 208
16
Adapun rumus metode Cronbach yang disebut dengan koefisien alpha yaitu:
ɑ= )
(1-
Keterangan: n = jumlah butir vi = varians butir vt = varians total 6. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta 7. Variabel Penelitian Variabel independen dikenal dengan variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan variabel dependen disebut juga variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim sebagai variabel independen, sedangkan sukuk di indonesia sebagai variabel dependen. 8. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Jawaban sementara dari penulis, yaitu anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta paham terhadap sukuk di Indonesia. Maka bisa ditarik hipotesis awal yaitu:
17
H0 = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta tidak paham terhadap sukuk di Indonesia Ha = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah paham terhadap sukuk di Indonesia
F. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan karya ilmiah ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.
G. Sistematika Penulisan Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Metodologi Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II :
KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
18
Dalam bab ini penulis akan menguraikan Pengertian dan Sejarah, Dasar Hukum, Ketentuan Umum, dan Jenis-jenis dan Proses Penerbitan. BAB III : PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai Latar Belakang Bersirinya, Visi dan Misi, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi, Konsep Arsitektur, Data Teknis Masjid, dan Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi . BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai Profil Responden, Deskripsi Hasil Penelitian, dan Analisis. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil rangkuman dari deskripsi dan analisis hasil analisis penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan dengan objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah dilakukan.
19
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
A. Pengertian dan Sejarah Kata sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk dari kata shakk, yang dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed, atau check. Secara istilah sukuk didefinisikan sebagai surat berharga yang berisi kontrak (akad) pembiayaan
berdasarkan
prinsip
syariah.
Sukuk
dikeluarkan
oleh
lembaga/institusi/organisasi baik swasta maupun pemerintah kepada investor (sukuk holder). Penerbit sukuk wajib membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil atau marjin atau fee selama masa akad. Emiten wajib membayar kembali dana investasi pada investor pada saat jatuh tempo.14 Sementara itu, sukuk disamakan dengan obligasi syariah, yang menurut fatwa DSN no: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi syariah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Menurut Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk negara). Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan 14
Muhammad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 246.
18
20
bahwa yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk negara) adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan Aset SBSN baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Menurut
peraturan
Bapepam&LK
No.
IX.A.13
tentang
Efek
Syariah/Sukuk Korporasi. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Efek Syariah/Sukuk Korporasi adalah efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaanya yang akad mapun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. Ia dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Namun demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata “cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer. Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. “Bahwa kombinasi aset tertentu dapat diwakili dalam bentuk instrument pembiayaan
21
tertulis yang dapat dijual pada harga pasar dengan ketentuan bahwa komposisi kelompok aset yang diwakili oleh sukuk mayoritas terdiri dari asetyang tangiable”. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan sukuk salam berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar internasional.15 Produk syariah di bursa efek Indonesia secara resmi baru di luncurkan pada 2003. Namun sebenarnya, instrumen atau produk syariah pasar modal telah ada di bursa efek Indonesia sejak 1997. Karena, pada 3 Juli 1997 PT. Danareksa Investment Management telah meluncurkan Danareksa Syariah. Kemudian, Bursa Efek Indonesia berkerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management melahirkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000. Peluncuran JII diharapkan menjadi panduan bagi investor yang ingin menanamkan dananya sesuai dengan prinsip syariah. Dengan adanya JII, para pemodal yang memegang prinsip syariah dalam investasinya di busra efek dapat menggunakannya sebagai acuan untuk memilih saham-saham syariah. Produk syariah atau instrumen investasi di bursa efek semakin berkembang dengan diterbitkannya Obligasi Syariah (Sukuk) Mudharabah pertama oleh PT. Indosat Tbk awal September 2002, disusul kemudian dengan 15
Artikel diakses pada 7 April 2011 http://hendrakholid.net/blog/2009/05/12/obligasi-syariah.
22
penerbitan obligasi syariah lain. Selanjutnya, terbit Obligasi Syariah Ijarah pertama pada 11 Mei 2004 oleh PT. Matahari Prima Tbk. Pada 2006, diluncurkan produk syariah yaitu Reksa Dana Indeks, dengan menjadikan Jakarta Islamic Indeks sebagai underlying index.16
B. Dasar Hukum 1. Firman Allah Swt: Al- Baqarah ayat 275
…17 “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” 2.
Hadist
18
“Tiga bentuk usaha yang di dalamnya mengandung barakah: yaitu jual beli secara tangguh, mudharabah/kerja sama dalam bagi hasil dan mencampur
16
Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h.259. M. Nadratuzzaman Hosen D.k.k, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008), h. 185 18 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz 2, (Bairut: Dar Al Kutb Al Banani, T. Th), h.768. 17
23
gandum dengan kedelai (hasil keringat sendiri) untuk kepentingan keuarga bukan untuk di jual”. (HR. Ibnu Majah:2289) 3. Adapun fatwa DSN-MUI mengenai obligasi syariah antara lain:
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah Murabahah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2004. Tentang Obligasi Syariah Ijarah.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2000. Tentang Distribusi Bagi Hasil Usaha.
Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2007. Tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
3. Sedangkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam yaitu:
Peraturan No.IX A.13 KEP-130/BL/2006 tanggal 23 November. Tentang Penerbitan Efek.
Peraturan No.IX A.14 KEP-131/BL/2006. Tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Sukuk.
C. Ketentuan Umun Terdapat beberapa aturan umum operasional berkaitan dengan obligasi syariah, yaitu:19 19
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, hal. 71 & 72.
24
1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan gharar (spekulasi murni atau terdapat unsur judi). 2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan syariah seperti akad kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli barang (murabahah, salam, dan istishna, atau jual beli jasa). Dengan demikian, sertifikat sukuk tidak bukanlah surat hutang tapi surat investasi karena terkait dengan pembiayaan riil. Berdasarkan akad-akad tersebut, asset sukuk dapat berupa tanah yang akan dibangun, pelabuhan darat dan laut, dam, rumah sakit, jalan raya, banggunan, proyek-proyek pembangunan, mesin, real estate, kendaraan, perkebunan, jasa dan hak bernilai aset. 3. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi (propekstus atau sertifikat) 4. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal. 5. Pemberian pendapatan dapat dilakukan secara periodik (sesuai karakter masing-masing akad). 6. Tidak semua sertifikat sukuk dapat diperjal belikan dan tidak semua pendapatan dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif.
25
7. Pengawasan terhadap pelaksanaan dilaksanakan oleh Dewan Pengawas Syariah dari aspek Syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi opeasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten. 8. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian, dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang. 9. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat perlindungan resiko aset sukuk.
D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan Pembedaan sukuk dapat dilakukan berdasarkan tiga kategori yaitu, jenis akad yang dipakai, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan kepada pihakpihak yang berakad, dan basis pembiayaan, serta multiple sukuk. Berdasarkan jenis akad sukuk terbagi ke dalam enam jenis.20 1. Sukuk Mudharabah Pada sistem mudharabah, salah satu pihak bertindak sebagai pemberi dana (shahibul al -mal) atau financer, sedangkan pihak lain bertindak sebagai pengelola dana, karena memiliki keahlian (mudharib) di bidang usaha yang dibiayai. Tujuan akad ini adalah memperoleh keuntungan. Pembagian pendapatan menggunakan sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Besar kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal akad berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang berakad. Apabila terjadi resiko, misalnya kerugian akibat 20
Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 252-253.
26
kelalaian pihak mudharib, kerugian itu menjadi tanggung jawab mudharib. Apabila mudharib tidak mampu menyelesaikan tanggung jawab tersebut maka tanggungan itu menjadi utang mudharib kepada shahibul mal. Apabila disebabkan oleh siklus bisnis, kerugian ditanggung bersama oleh pihak-pihak yang berakad. Pihak shahibul mal menanggung kerugian keuangan yang timbul atau risiko keuangan yang ditanggung oleh shahibul mal, sedangkan pihak mudharib menanggung risiko bisnis sehingga ia tidak menerima imbalan atas jasanya mengelola usaha. Sukuk mudahrabah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang menggunakan sisem akad mudharabah. Sukuk mudharabah dapat juga diartikan sebagai surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana yang telah disetorkan pemilik dana serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo. Dalam Fatwa No. 33/DSN-MUI/X/2002 tentang obligasi syariah mudharabah, dinyatakan antara lain bahwa:21 a. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi
21
&96.
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h. 95
27
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. b. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad mudharabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah. c. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola modal), sedangkan pemegang obligasi syariah mudharabah bertindak sebagai shahibul maal (pemodal). d. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. e. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad. f. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin pengembalian dana dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat pengakuan utang. g. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindah tangankan selama disepakati dalam akad.
28
Gambar 2.1 Skema Sukuk Mudharaah Perusahaan 3b. Penerimaan bagi hasil secara periodik
2b. Kontribusi skills/ profesionalisme
Mudharabah 3a. Penerimaan bagi hasil secara periodik
2a. Kontribusi dana 100% 1. Investasi/ Membeli sukuk
KIK/SPV
Investor/ Sukuk Holder
4. Pendapatan bagi hasil secara periodic
Investor yang membeli sertifikat sukuk mudharabah berarti telah menjadi shahibul mal bagi emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio total nilai sertifikat sukuk dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini juga merupakan porsi bagian pembagian hasil dari pengelolaan dana. Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor diberikan kepada mudharib (emiten) oleh SPV. Pembagian hasil antara SPV dan emiten didasarkan atas nisbah yang disepakati antara SPV dan emiten. Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV sesuai nisbahnya, kemudian SPV akan membagikannya secara periodik kepada para pemegang sukuk mudharabah sesuai dengan komposisi kepemilikan masing-
29
masing sukuk. Pokok sukuk akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo sebesar nilai penyertaan masing-masing investor. 2. Sukuk Musyarakah22 Musyarakah adalah akad pembiayaan dengan prinsip joint venture. Pihak-pihak yang terlibat dalam akad memberikan kontribusi berupa dana atau sumber daya (resources). Sistem pembaginya adalah bagi hasil atau profit and lost sharing. Besar kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal akad berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang berakad. Kerugian yang terjadi ditanggung semua pihak berdasarkan proporsi kontribusi dana dan sumber daya masing-masing. Sukuk musyarakah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang menggunakan akad musyarakah. Atau, sukuk musyarakah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana kontribusi pihakpihak yang berakad serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
22
Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 254-256.
30
Gambar 2.2 Skema Sukuk Musyarakah Perusahaan/ Emiten 3b. Penerimaan bagi hasil secara periodik
2b. Kontribusi investor x% dalam sukuk
Musyarakah 3a. Penerimaan bagi hasil secara periodik
2a. Kontribusi investor y% dalam sukuk 1. Investasi/ Membeli sukuk
KIK/SPV
Investor/ Sukuk Holder
4. Pendapatan bagi hasil secara periodik
Konsep musyarakah dapat diterapkan dalam penerbitaan surat berharga syariah atau sukuk. Pihak-pihak yang terlibat dalam musyarakah adalah investor (sukuk holder), Special Purpose Vehicle (SPV) atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan perusahaan (emiten). Investor membeli sukuk musyarakah dengan mempertimbangkan prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan serta informasi lainnya. Investor yang membeli sertifikat sukuk musyarakah bearti telah menyertakan modal pada emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio total nilai sertifikat sukuknya dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini juga merupakan porsi pembagian hasil pengelolaan dana sukuk tersebut.
31
Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor di-share-kan oleh SPV dengan modal dari emiten. Misalnya, komposisi sukuk musyarakah y% dan komposisi emiten sebesar x%. Maka, pembagian hasil antara SPV dan emiten disesuaikan dengan komposisi modal masing-masing. Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV, kemudian SPV membagikannya juga secara periodik kepada para pemegang sukuk sesuia komposisi kepemilikan (penyertaannya) masing-masing. Pokok sukuk akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo sebesar nilai penyertaan masing-masing investor. 3. Sukuk Ijarah Ijarah adalah akad sewa menyewa barang dengan pembayaran tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Dalam istilah ekonomi konvensional, ijarah dikenal dengan istilah leasing. Dalam sistem ijarah, kontrak dapat berakhir dengan perpindahan kepemilikan dan bisa juga tanpa perpindahan kepemilikan. Ada yang hanya sewa operasi, dan ada juga yang sewa operasi dan perpindahan kepemilikan. Ijarah yang berakhir dengan perpindahan kepemilikan dalam istilah fikih disebut ijarah muntahiyah bi al-tamlik, atau dalam istilah umum dikenal dengan istilah sewa beli. Harga sewa disepakati di awal akad dan harga jual akhir dari barang yang disewakan juga dapat disepakati pada awal akad. Akad ijarah dalam praktiknya selalu melibatkan tiga pihak yaitu pihak yang menyewa, pihak
32
yang menjual atau pemilik barang, dan pihak yang membiayai pembelian barang. Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijarah, atau surat berharga yang berisi akad pembiayaan bedasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan kepada pemegang sukuk berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo. Terdapat dua macam sukuk ijarah berdasarkannya yaitu: a. Sukuk ijarah dengan pendapatan tetap (fixed rate ijarah certificates), dimana sewa yang didapatkan bersifat tetap selama masa kontrak dan, b. Sukuk ijarah dengan pendapatan tidak tetap (floating rate ijarah certificates), yaitu dimana tingkat sewa bersifat tidak tetap karena ia kembali ditetapkan (diperbaharui) secara periodik sesuai dengan gerakan tingkat sewa pasar yang dipatok berdasarkan kontrak persetujuan akad ijarah. Dari segi objek akad sukuk ijarah terdapat tiga macam bentuk sukuk ijarah yaitu: a. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas manfaat dari aset (bukan wujud aset itu sendiri). Sukuk jenis ini disebut dengan sukuk ijarah manafi’ al-A’Yan al-Musta’jarah atau Certificates of ownership of usufructs of existing assets.
33
b. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas asset yang bertujuan untuk disewakan (investor adalah pemilik atas asset dan tentu saja berikut manfaatnya). Sukuk jenis ini disebut dengan sukuk ijarah Milkiyah alA’yan al-Mu’jarah atau certificates of ownership in leased assets. c. Sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas jasa pelayanan (bukan wujud itu sendiri). Sukuk jenis ini disebut sukuk ijarah Milkiyah al-A’mal al-Mu’jarah atau Certificates of ownership of services of a specifield supplier. Gambar 2.3 Skema Sukuk Ijarah Obligator (penjual/ dealer)
2a. Proses Sukuk untuk 4b. Proses pembelian/ membeli aset penjualan aset Obligator 3b. Pembayaran sewa SPV/KIK (penyewa) Hak atas asset 3a. Menyewa aset 1a. Sertifikat 1b. Pendapatan sukuk 1. Membeli sewa/marjin ijarah sukuk ijarah penjualan
Investor (sukuk holder) Secara umum, ada dua macam kontrak ijarah, yaitu ijarah muntahiah bittamlik dan ijarah ghair muntahiah bittamlik. Jenis ijarah pertama dapat dilakukan melalui beberapa cara: 1. Melalui pemberian (perpindahan kepemilikan tanpa pembayaran)
34
2. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) pada akhir sewa untuk pembayaran hadiah 3. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) pada akhir sewa sejumlah yang ditentukan dalam sewa 4. Melalui perpindahan kepemilikan (jual beli) sebelum berakhirnya masa sewa untuk harga yang sama dengan sisa cicilan ijarah 5. Melalui perpindahan kepemilikan tertahap (jual beli) dari aset yang disewa 6. Melalui proses jual dan sewa kembali (sale and leaseback) atau operating lease 4. Sukuk Istishna Dalam sistem istishna, produsen setuju membuat barang dan akan mengirimkan atau menyerahkannya dengan harga tertentu. Penyerahan barang dilakukan pada waktu tertentu di masa kemudian. Pembayarannya dapat dilakukan secara mencicil atau sekaligus sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berakad.
Perbedaan
salam
dengan
istishna
terletak
pada
waktu
pembayarannya. Pada sistem salam, pembayaran dilakukan di muka sedangkan pada sistem istishna pembayarannya dilakukan kemudian. Sukuk istishna adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang menggunakan akad istishna, atau surat berharga berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayar
35
pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari marjin keuntungan serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo. Gambar 2.4 Skema Sukuk Istishna 1. Memproses Perusahaan Sukuk istishna kontraktor (builder) 2. Hak atas aset
SPV/KIK
4b. Proses penjualan/ pembayaran sewa 4a. Jual/ sewa
4c. Pendapatan Marjin/ fee sewa
Pemakai (end buyer)
1. Membeli sukuk istishnah
Investor (sukuk holder) Sukuk istishna dapat berawal dari pihak yang membutuhan aset, sedangkan aset yang dibutuhkan itu harus dibuat oleh produsen atau kontaktor (builder) sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan pemakai (end user). Sukuk istishna lebih sesuai untuk industry property dan infrastruktur. Untuk memprodusi aset tersebut produsen membutuhkan dana yang umumnya dibayarkan secara periodik sesuai dengan penylesaian pekerjaan. Produsen menerbitkan sukuk untuk membiayai proyek tersebut. Basis pendapatannya adalah marjin keuntungan dari penjualan aset atau marjin pendapatan dari penyewa aset. Dengan atau tanpa keterlibatan SPV, produsen menerbitkan sukuk (pada struktur di atas produsen melibatkan SPV), kemudian menjualnya
36
kepada investor (sukuk holder). Para pembeli sukuk istishna akan mendapatkan pendapatan bagi hasil dari margin keuntungan penjualan aset secara kontan atau secara periodik sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan pokok sukuk akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. 5. Sukuk Salam Salam
adalah
system
jual
beli
atas
barang
tertentu
yang
pembayarannya dilakukan di muka sedangkan penyerahan barang dilakukan kemudian. Dalam pertanian, apabila hasil panen lebih besar dari dana yang digunakan untuk membiayai produksi maka kelebihan itu menjadi hak petani. Apabila nilai panennya lebih kecil dari dana yang digunakan untuk membiayai produksi maka petaninya berutang kepada pemberi pembiayaaan sebesar kekurangannya itu. Sukuk salam adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang menggunakan akad salam, atau surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk, yang biasanya berupa bagi hasil dari marjin keuntungan serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
37
Gambar 2.5 Skema Sukuk Salam
Obligator (membuat perjanjian menjual komoditi diwaktu mendatang untuk investor)
4a. Proses penjualan Komoditi SPV/KIK
2c. memproses sukuk salam
3. Undertaking 3. Komoditi 2b. Sertifikat 4b. Proses sukuk penjualan komoditi 2a. Membeli sukuk salam
Obligator (penjualan komoditi berbasis salam)
Investor ( sukuk holder) Pihak SPV atau KIK membuat kontrak dengan obligator untuk menjual komoditi dengan akad salam yang kemudian akan dijual lagi kepada sukuk holder. Untuk memenuhi permintaan komoditi itu pihak SPV menerbitkan sukuk salam untuk dijual kepada investor (sukuk holder). Dana dari investor diproses untuk membeli komoditi kepada obligator dengan akad salam. Komoditi yang telah dibeli oleh pihak SPV kemudian dijual kembali kepada investor yang membutuhkan komoditi tersebut. Komoditi yang dibeli secara salam akan dibeli oleh para sukuk holder yang memang membutuhkannya. Jadi, sertifikat sukuk yang dimiliki investor akan ditukar dengan komoditi. Sukuk salam jenis ini dilakukan demi efisiensi produksi, karena tidak efisien jika diproduksi sendiri oleh sukuk holder. Barang itu kemudian dipakai oleh sukuk holder atau dijual kepada pembeli
38
selanjutnya. SPV dapat menjualnya kepada pembeli selanjutnya atau end user dengan marjin keuntungan tertentu. Marjin keuntungan akan didistribusikan kepada para investor sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal kontrak. 6. Sukuk Murabahah Murabahah adalah menjual dengan marjin keuntungan tertentu. Pada sistem murabahah, penjual membeli barang yang diinginkan oleh pembeli lalu menjual dengan tambahan harga (marjin keuntungan) yang disepakati. Pembayaran dicicil dalam jangka waktu yang disepakati antara penjual dan pembeli, maupun dibayar kontan. Selama barang belum dikirim dan diterima pembeli, apabila terjadi risiko maka risiko tersebut menjadi tanggung jawab penjual. Sukuk murabahah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang menggunakan akad murabahah. Sukuk murabahah dapat juga didefinisakan sebagai surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar. Jadi, sukuk murabahah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari marjin keuntungan serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
39
Gambar 2.6 Skema Sukuk Murabahah Investor (sukuk holder) 6. Penerimaan marjin hasil penjualan
2. Membeli sukuk
SPV/KIK
3a. Pembelian komoditi 3b. Komoditi
1. Master Akad
Supplier Komoditi
4b. Penjualan 4a. Penjualan + margin komoditi
Peminjaman (Borrower)
5a. Menjual Komoditi pada Harga sekarang 5b. Pendapatan Penjualan
Pembeli komoditi
Sukuk murabahah terbentuk karena adanya kontrak jual beli yaitu ada pihak yang akan membeli barang (peminjaman/ borrower) kepada pihak SPV. Pihak SPV akan menerbitkan dan menjual sukuk kepada para investor (sukuk holder) untuk memperleh dana. Pihak pembeli sukuk atau investor membayarkan sejumlah dana sesuai dengan lembar jumlah dan harga sukuk yang dibelinya dan ia menerima sertifikat untuk serta berhak atas bagi hasil dari margin keuntungan yang dijanjikan dan disepakati saat pembelian sukuk. Sementara berdasarkan pembagian atau pendapatan hasil, sukuk terbagi ke dalam tiga jenis. Pertama, sukuk marjin, yaitu sukuk yang
40
pembayaran pendapatannya bersumber dari marjin keuntungan akad jual beli. Sukuk ini terdiri atas sukuk murabahah, sukuk salam, dan sukuk istishna. Kedua, sukuk fee, yaitu sukuk yang pembayaran pendapatannya bersumber dari pendapatan tetap dari sewa atau dari fee, yaitu sukuk ijarah. Ketiga, sukuk bagi hasil dari hasil yang diperoleh dalam menjalankan usaha yang dibiayai, yaitu sukuk mudharabah dan sukuk musyarakah. Berdasarkan basis aset, sukuk terbagi dalam dalam dua jenis, yaitu sukuk aset dan sukuk penyertaan atau sukuk equity. Sukuk aset adalah pembiayaan yang berbasis pada aset, termasuk didalamnya sukuk salam, seperti proyek kontruksi gedung dan perumahan, atau infrastruktur lainnya, sukuk murabahah seperti pembiayaan usaha perdagangan, pembiayaan bahan baku produksi, dan sukuk ijarah, misalnya leasing. Sukuk penyertaan atau sukuk equity adalah pembiayaan yang berbasis pada penyertaan modal. Sukuk yang termasuk dalam sukuk equity adalah sukuk mudharabah atau yang lebih dikenal dengan pembiayaan bisnis (business financing) dan sukuk musyarakah atau yang dikenal dengan kerja sama kemitraan (joint venture). Selain jenis-jenis sukuk di atas, ada juga multisukuk atau sukuk campuran, yaitu investasi atau pembiayaan yang dilakukan dengan multiple sukuk atau dibiayai dengan gabungan beberapa sukuk. Walaupun investasi ini dibiayai dengan beberapa sukuk, namun setiap sukuk punya akad masingmasing. Sebab, Islam melarang ada dua jenis atau lebih transaksi dalam satu akad.
41
Sebelum pemerintah atau perusahaan menerbitkan sukuk, perlu dilakukan persiapan internal, penyiapan dokumentasi, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk go public atau penawaran umum, serta penyertaan lain yang ditetapkan BAPEPAM-LK. Proses penerbitan sukuk, secara umum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penerbitan obligasi konvensional. Perbedaan utamanya adalah adanya proses fatwa atau opini dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan perusahaan itu harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS), sebagaimana tergambar dalam skema berikut.23 Gambar 2.7 Skema Penerbitan Sukuk
Presentasi di Badan Pelaksanaan Harian DSN
Disetuji
Dewan Syariah Nasional (DSN)
Penawaran
Proses pemberitahuan atau proposal
Investor
Underwriter
Pembayaran bagi hasil, marjin atau fee dan pembayaran pokok sukuk 23
Ibid., hal. 278 & 279
Dokumen penerbitan
Emiten
42
Penerbitan sukuk di bursa efek membutuhkan tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan penerbitan sukuk, proses di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), penawaran umum dan proses pencatatan dan perdagangan di bursa efek. Pada proses persiapan, emiten harus mempersiapkan dokumen-dokumen utama. Underwriter berfungsi menjamin dan membantu Emiten dalam proses emisi efeknya. Jaminan tersebut dinyatakan dalam bentuk surat perjanjian atau kontrak. Tabel 2.1 Sukuk yang masih Beredar, Per 28 Februari 201124
No
1
Nama Sukuk OS Ijarah Indosat Tahun 2005
Tanggal Efektif
Tanggal
Struktur/ Akad
Nama Penerbit Efek
Ijarah
PT Indosat Tbk
13-Jun-05
21-Jun-11
285,000,000,000
21-Jun-16
200,000,000,000
Jatuh Tempo
Nilai Nominal (Rp)
2
OS Ijarah PLN I Tahun 2006
Ijarah
PT Perusahaan 12-Jun-06 Listrik Negara (Persero)
3
Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007
Ijarah
PT Indosat Tbk
29-May-07
29-May-14
400,000,000,000
4
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Ijarah Tahun 2007
PT Berlian Laju Tanker Tbk
5-Jul-07
5-Jul-12
200,000,000,000
5
Sukuk Mudharabah
6-Jul-07
6-Jul-12
125,000,000,000
24
Mudharab PT Adhi
Artikel diakses pada 28 http://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/sukuk.html
Februari
2011
dari
43
I Adhi Tahun 2007
ah
Karya (Persero) Tbk
6
Sukuk Ijarah PLN II Ijarah Tahun 2007
PT Perusahaan 10-Jul-07 Listrik Negara (Persero)
10-Jul-17
300,000,000,000
7
Sukuk Ijarah Indosat III Tahun 2008
Ijarah
PT Indosat Tbk
27-Mar-08
9-Apr-13
570,000,000,000
8
Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008
Mudharab PT Mayora ah Indah Tbk
28-May-08
5-Jun-13
200,000,000,000
9
Sukuk Ijarah I Summarecon Agung Ijarah Tahun 2008
13-Jun-08
25-Jun-13
200,000,000,000
PT Summarecon Agung Tbk
Sukuk Ijarah Aneka 10 Gas Industri I Tahun Ijarah 2008
PT Aneka Gas 26-Jun-08 Industri
8-Jul-13
160,000,000,000
Sukuk Ijarah Metrodata 11 Eletronics I Tahun 2008
Ijarah
PT Metrodata Electronics Tbk
4-Jul-13
90,000,000,000
Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank 12 Muamalat Tahun 2008
PT Bank Mudharab Syariah 30-Jun-08 ah Muamalat Indonesia Tbk
10-Jul-18
314,000,000,000
Sukuk Ijarah PLN 13 III Tahun 2009 seri A
Ijarah
PT Perusahaan 31-Dec-08 Listrik Negara (Persero)
9-Jan-14
293,000,000,000
Sukuk Ijarah PLN 14 III Tahun 2009 seri B
Ijarah
PT Perusahaan 31-Dec-08 Listrik Negara (Persero)
9-Jan-16
467,000,000,000
15 Sukuk Ijarah
Ijarah
PT Matahari
14-Apr-12
90,000,000,000
26-Jun-08
1-Mar-09
44
Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri A Sukuk Ijarah Matahari Putra 16 Prima II Tahun 2009 Seri B
Putra Prima Tbk
Ijarah
PT Matahari Putra Prima Tbk
1-Mar-09
14-Apr-14
136,000,000,000
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Ijarah 17 II Tahun 2009 Seri A
PT Berlian Laju Tanker Tbk
15-May-09
28-May-12
45,000,000,000
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Ijarah 18 II Tahun 2009 Seri B
PT Berlian Laju Tanker Tbk
15-May-09
28-May-14
55,000,000,000
Sukuk Ijarah I Bakrieland 19 Development Th. 2009 seri A
Ijarah
PT Bakrieland Development 29-Jun-09 Tbk
7-Jul-11
60,000,000,000
Sukuk Ijarah I Bakrieland 20 Development Th. 2009 seri B
Ijarah
PT Bakrieland Development 29-Jun-09 Tbk
7-Jul-12
90,000,000,000
Sukuk Ijarah Salim 21 Ivomas Pratama I tahun 2009
Ijarah
PT Salim Ivomas Pratama
20-Nov-09
1-Dec-14
278,000,000,000
Sukuk Ijarah Pupuk 22 Kaltim I Tahun 2009
Ijarah
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
24-Nov-09
4-Dec-14
131,000,000,000
Sukuk Ijarah 23 Indosat IV Tahun 2009 Seri A
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov-09
8-Dec-14
28,000,000,000
Sukuk Ijarah 24 Indosat IV Tahun 2009 Seri B
Ijarah
PT Indosat Tbk
30-Nov-09
8-Dec-16
172,000,000,000
45
Sukuk Ijarah Mitra 25 Adiperkasa I Tahun 2009 Seri A Sukuk Ijarah Mitra 26 Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B Sukuk Ijarah PLN 27 IV Tahun 2010 Seri A Sukuk Ijarah PLN 28 IV Tahun 2010 Seri B Sukuk Ijarah Titan 29 Nusantara I Tahun 2010
Ijarah
PT Mitra Adiperkasa Tbk
8-Dec-09
16-Dec-12
96,000,000,000
Ijarah
PT Mitra Adiperkasa Tbk
8-Dec-09
16-Dec-14
39,000,000,000
Ijarah
PT Perusahaan 31-Dec-09 Listrik Negara (Persero)
12-Jan-17
130,000,000,000
Ijarah
PT Perusahaan 31-Dec-09 Listrik Negara (Persero)
12-Jan-20
167,000,000,000
Ijarah
PT Titan Petrokimia Nusantara
2-Jun-15
200,000,000,000
2-Jun-10
Sukuk Ijarah PLN V Ijarah 30 Tahun 2010 Seri A
PT Perusahaan 30-Jun-10 Listrik Negara (Persero)
8-Jul-15
160,000,000,000
Sukuk Ijarah PLN V Ijarah 31 Tahun 2010 Seri B
PT Perusahaan 30-Jun-10 Listrik Negara (Persero)
8-Jul-22
340,000,000,000
13-Jan-16
100,000,000,000
Sukuk Mudharabah 32 I Bank Nagari Tahun 2010
PT Bank Pembangunan Mudharab Daerah ah Sumatera Barat (Bank Nagari) Jumlah
Sumber: BAPEPAM-LK DEPKEU RI
31-Des-10
6,121,000,000,000
46
BAB III PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN
A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Raya Pondok Indah atau Masjid Biru (karena roofnya di dominasi warna biru) berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah Jakarta Selatan. Masjid ini dibangun atas prakasa Pendiri Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmoko dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dan PT. Metropolitan Kencana Jakarta. Pembangunan dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1992 dengan menghabiskan dana kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah). Adapun arsitektur pembangunan masjid mengacu pada arsitektur masjid nusantara pada umumnya yang memiliki atap susun tiga lapis yang dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru namun tetap menyatu dengan lingkungan. Sedangkan peresmian Masjid Raya Pondok Indah dilaksanakan pada 4 Desember 1992 yang diresmikan oleh Bapak H. Sudharmono, SH (Wakil Presiden Republik Indonesia) dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Jum’at yang pertama kali. Pada tanggal 2 Desember 1992 dilaksanakan serah terima tanah dan bangunan Masjid Raya Pondok Indah dari PT. Metropolitan Kencana atau Yayasan Pondok Indah kepada pemerintah DKI Jakarta dengan berita acara
47
nomor: 1828 tahun 1992 dan juga seraj terima pengurusan dan pengelolaan Masjid Raya Pondok Indah dengan berita acara nomor : 1829 tahun 1992.25
B. Visi dan Misi Adapun Visi Masjid Raya Pondok Indah adalah menjadikan masjid sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, Dakwah dan Sosial Keagamaan dengan sistem pengelolaan yang modern. Sedangkan Misi Masjid Raya Pondok Indah adalah: 1. Melaksanakan, membina, mengembangkan, menanamkan dan menerapkan ajaran Islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat
ukhuwah
Islamiyah,
ukhuwah
wathaniyah,
dan
ukhuwah
basyariyah. 2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang terencana, terarah, terpadu, profesional, efektif dan efisien. 3. Membangun, membina dan mengembangkan usaha-usaha yang bersifat bisnis yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan kemasjidan dan pendidikan.
25
Wawancara Pribadi dengan Syamsul Marlin. Jakarta, 25 April 2011.
48
C. Sarana dan Prasarana Saran dan Prasarana Masjid Raya Pondok Indah: 1. Ruang Sekretariat 2. Ruang Konsutasi Agama 3. Ruang Pendidikan 4. Ruang Perpustakaan 5. Toilet 6. Ruang utama shalat dan untuk pengajian ahad pagi
49
D. Struktur Orgaisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah
DIREKTUR EKSEKUTIF/ WAKIL DIREKTUR KEPALA BIDANG KEMASJIDAN Dewan Pembina
Pengurus Masjid
KEPALA KANTOR Staf Administrasi Kasir Teknis & Operator Satpam Pramubakti
Imam/Kiai Masjid & Muadzin
Bagian Peribadatan & Dakwah Bagian Peribadatan & Dakwah
Bagian Pendidikan & Perpustakaan
Bagian Usaha, Pemeliharaan & Kebersihan
Kepala bagian Pendidikan & Perpusatakaan Staf bagian Pendidikan & Perpustakaan
Kepala bagian usaha, pemeliharaaan & kebersihan Staf bagian usaha, pemeliharaan & kebersihan
Remaja Masjid
50
Berikut ini adalah nama-nama pengelola Masjid Raya Pondok Indah beserta bagiannya: Direktorat
Nama
Direktur Eksekutif
Prof.Dr.H.Ahmad Sukardja,SH.,MA
Wakil Direktur
H. Yusuf Sudono
Kepala Kantor
Syamsul Marlin,S.Ag
Staf Administrasi
-
Kasir
Darma Sakti,A.Md
Teknisi dan Operator
Jaka Satria & Jaka Zulkarnain
Satpam
LMJ
Pramubakti
H. Nur Ali
Bag. Peribadatan & Dakwah
H.Abdul Fattah Muttabik,S.Ag
Bag. Pendidikan & Perpustakaan
Ismasari,A.Md
Bag. Usaha, Pemeliharaan & Kebersihan
Ramli HM.Nur,S.A
E. Konsep Arsitektur 1. Arsitektur Masjid mengacu pada arsitektur tradisional. 2. Ciri Masjid tradisional yang tersebar di seluruh Nusantara beratap susun, kebanyakan tiga lapis. 3. Perencanaan Masjid Raya Pondok Indah dirancang tercipta bentuk baru.
51
F. Data Teknis Masjid 1. Masjid terdiri 2 lantai a. Lantai atas untuk Ruang Shalat Utama b. Lantai bawah untuk Ruang Serba Guna 2.
Lantai atas yang merupakan ruang shalat terdapat dinding qiblat, tanpa ruang mihrab. Karakter ini merujuk pada
Masjid Quba yang dibangun oleh
Rasulullah SAW. 3. Masjid menampung kurang lebih 2.600 jama’ah 4. Menara Masjid a. Tinggi 50 meter b. Bentuk runcing ke atas berakhir pada bulan bintang mencerminkan bentuk seberkas cahaya
yang menerangi bumi dari bulan & bintang
melambangkan Islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam.
G. Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi Materi yang diberikan dalam kegiatan ceramah majelis pengajian ahad pagi di MPRI berkenaan tentang ilmu-ilmu keagamaan, dibawah ini adalah program yang telah dijadwalkan, berikut nama pembimbing/ penceramah dan tema yang akan dijarkannya:
52
Tabel 3.1 Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi
TANGGAL
NAMA PENCERAMAH
TOPIK PEMBAHASAN
02-JAN-11
Bpk. Arifin Jayadiningrat
Kisah Para Nabi dan Rasul : Pelajaran
09-JAN-11
dalam Kehidupan Sehari-hari
16-JAN-11 23-JAN-11 30-JAN-11 06-PEB-11
Ibu Syarifah Huriah
13-PEB-11
Muthamar LC
20-PEB-11
Bpk. Muhtamar LC
27-PEB-11 06-MAR-11
Tafsir Maudhu’I Surat Al-Furqaan
Musibah
Terbesar
yang
pernah
Menimpa Kaum Muslimin Bpk. Subhan Bawazier LC
Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka: Jagalah Lisan
13-MAR-11
Bpk.Drs.Syamsul Arifin Nababan MA
20-MAR-11 27-MAR-11
Bpk. Subhan Bawazier LC
Kebangkitan Islam Antara Realitas dan Optimisme Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka: Jagalah Hati Allah Maha Mengetahui Isi Hati dan Amal
53
03-APR-11
Bpk. Fadlan Garamatan (Fak-fak Irian Jaya)
10-APR-11
Bpk. Bachtiar Nasir LC
17-APR-11
Bpk.Dr. Hasan Basri MA
Dakwah Menembus Rimba Pedalaman Irian Jaya Tadabbur Surat Al-Ikhlas 10
Agenda
Reformasi
Rasulullah
sebagai Solusi Umat 24-APR-11
Mamah Dedeh
Fungsi dan Peran Wanita Menurut Islam
01-MEI-11
Bpk.Dr. Andian
Simpul-simpul
Kesuksesan
08-MEI-11
Parlindungan MA
17-MEI-11
Bpk.Dr. Daud Rasyid MA
Literatur Hadist
Bpk.Drs. Alfian Tanjung
Menjawab Tantangan Dunia Islam
dan
Kebahagiaan
22-MEI-11 29-MEI-11
MPD 05-JUNI-11
Bpk.Dr. Irhamsyah Putra LC MA
12-JUNI-11
Bpk.Dr. Irhamsyah Putra LC MA
19-JUNI-11 26-JUNI-11
Bpk.Dr. Rusli Hasbi LC MA
Sejarah Persyariatan Hukum Islam pada Masa Raasulullah dan Sahabat Sejarah Persyariatan Hukum Islam pada Masa Tabi’in dan Madzhab Zikir dan Do’a, antara Sunnah dan Bid’ah
54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Responden Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Laki-laki
22
44.0
44.0
44.0
Perempuan
28
56.0
56.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 responden dengan presentase sebesar 44,0%. Sedangkan jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden dengan presentase sebesar 56,0%.
Tabel 4.2 Usia Responden Cumulative Frequency Valid
dibawah 19 th
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
20-29 th
15
30.0
30.0
34.0
30-39 th
13
26.0
26.0
60.0
3
6.0
6.0
66.0
40-49
55
50 th ke atas
17
34.0
34.0
Total
50
100.0
100.0
100.0
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi dan presentase terbesar yang berusia 50 th ke atas sebanyak 17 responden dengan presentase 34,0%, usia20-29 th sebanyak 15 responden dengan presentase sebesar 30,0%, usia 30-39 th sebanyak 13 responden dengan presentase sebesar 26,0%, usia 40-49 th sebanyak 3 responden dengan presentase 6,0%, dan usia di bawah 19 th sebanyak 2 responden dengan presentase 4,0%. Tabel 4.3
Status pernikahan responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
belum menikah
11
22.0
22.0
22.0
Menikah
38
76.0
76.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
50
100.0
100.0
janda/duda Total
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi atau jumlah responden yang status pernikahannya menikah sebanyak 38 responden dengan presentase
56
76,0%, status pernikahan belum menikah sebanyak 11 responden dengan presentase 22,0%, dan status penikahan janda/duda sebanyak 1 responden dengan presentase 2,0%. Tabel 4.4 Pendidikan terakhir responden Cumulative Frequency Valid
SLTP/MTS
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.0
2.0
2.0
SLTA/MA
13
26.0
26.0
28.0
D1/D2/D3
5
10.0
10.0
38.0
S1/S2/S3
31
62.0
62.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Berdasarkan pendidikan terakhir responden, presentase terbesar adalah pendidikan S1/S2/S3, yaitu sebanyak 31 responden dengan presentase 62,0%, lulusan SLTA/MA sebanyak 13 resonden dengan presentase 26,0%, lulusan D1/D2/D3 sebanyak 5 responden dengan pesentase 10,0%, dan lulusan SLTP/MTS sebanyak 1 responden dengan presentase 2,0%. Tabel 4.5 Pendapatan perbulan responden Cumulative Frequency Valid
dibawah Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000-Rp.5.000.000
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
28
56.0
56.0
64.0
57
Rp. 5.000.000 ke atas
18
36.0
36.0
Total
50
100.0
100.0
100.0
Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan perbulan terbesar adalah Rp. 1.000.000-Rp.5.000.000 yaitu sebanyak 28 responden dengan presentase 56,0%, pendapatan perbulan Rp. 5.000.000 ke atas sebanyak 18 responden dengan presentase 36,0%, dan pendapatan perbulan dibawah Rp. 1.000.000 sebanyak 4 responden dengan presentase 8,0%. Tabel 4.6 pekerjaan responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
6
12.0
12.0
12.0
Wiraswasta
9
18.0
18.0
30.0
Karyawan
14
28.0
28.0
58.0
Lainnya
21
42.0
42.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Dari tabel di atas terlihat bahwa responden yang pekerjaan selain PNS, wiraswasta, karyawan sebanyak 21 responden dengan presentase 42,0%, karyawan sebanyak 14 responden dengan presentase 28,0%, wiraswasta sebanyak 9 responden dengan presentase 18,0%, dan PNS sebanyak 6 responden dengan presentase 12,0%.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
58
Dalam kuesiner ini, terdapat 20 butir pertanyaan dengan jumlah sampel sebanyak k= 50. Dan untuk mengetahui tingkat validitas, maka k – 2 (50 – 2 = 48). Hasil dari tabel r 48 adalah 0,284. Dan hasil SPSSnya sebagai berikut: Tabel 4.7 Case Processing Summary N
%
50
100.0
Excluded
0
.0
Total
50
100.0
Cases
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.8 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .941
.941
N of Items 20
Tabel 4.9 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah) Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
58.32
152.467
.703
.823
.937
58.14
152.653
.639
.660
.938
58.22
149.971
.721
.812
.936
58.50
157.357
.626
.793
.939
59
Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank Apakah saudara tahu tentang konsep riba Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk
57.00
153.918
.569
.685
.939
57.14
151.796
.680
.731
.937
57.10
156.541
.492
.619
.940
58.22
152.175
.695
.775
.937
57.94
147.731
.714
.733
.937
57.80
145.633
.740
.828
.936
57.68
145.283
.782
.830
.935
57.94
146.629
.807
.881
.935
57.90
150.622
.678
.806
.937
57.50
148.745
.731
.806
.936
57.04
155.223
.477
.587
.941
56.88
153.414
.561
.606
.939
57.56
155.353
.580
.708
.939
57.66
150.596
.660
.769
.938
60
Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk
58.16
155.688
.483
.606
.941
57.74
154.564
.573
.697
.939
Dari data di atas, Corrected Item-Total Correlation sudah menunjukan di atas 0,284. Ini berarti data yang digunakan sudah valid, karena berada di atas 0,284. Karena data di atas sudah valid, maka data bisa dipertanggung jawabkan. Untuk mengukur tingkat pengetahuan (aspek kognitif), tingkat keyakinan sikap (aspek afektif), dan tingkat kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik), penulis membagi kuesioner dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan (aspek kognitif), tingkat keyakinan sikap (aspek afektif), dan tingkat kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik) anggota majelis taklim. Dengan hasil sebagai berikut: 1. Tingkat Pengetahuan (aspek kognitif) Tabel 4.10 Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah) Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
27
54.0
54.0
62.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
86.0
Tahu
7
14.0
14.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden sebagian besar tidak tahu tentang sukuk (obligasi syariah). Hal ini terlihat dari tabel di atas,
61
sebanyak 27 responden dengan presentase 54,0% tidak tahu tentang sukuk (obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 7 responden denngan presentase 14,0% tahu tentang sukuk (obligasi syariah). Tabel 4.11 Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
21
42.0
42.0
50.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
80.0
Tahu
10
20.0
20.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 21 responden dengan presentase 42,0% tidak tahu tentang obligasi konvensional. Sedangkan, sebanyak 10 responden dengan presentase 20,0% tahu tentang obligasi konvensional dan sebanyak 15 responden dengan presentase 30,0% cukup tahu tentang obligasi konvensional. Tabel 4.12 Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.0
6.0
6.0
28
56.0
56.0
62.0
62
Cukup Tahu
10
20.0
20.0
82.0
Tahu
7
14.0
14.0
96.0
Sangat Tahu
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 28 responden dengan presentase 56,0% tidak tahu tentang perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional. Sedangkan, sebanyak 7 responden dengan presentase 14,0% tahu tentang perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional. Tabel 4.13 Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
36
72.0
72.0
76.0
Cukup Tahu
9
18.0
18.0
94.0
Tahu
3
6.0
6.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tidak tahu tentang produk-produk yang ada pada sukuk. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 36 responden dengan presentase 72,0% tidak tahu tentang produkproduk yang ada pada sukuk. Sedangkan, sebanyak 3 responden dengan presentase 6,0% tahu tentang produk-produk yang ada pada sukuk.
63
Tabel 4. 14 Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
5
10.0
10.0
10.0
Cukup Tahu
13
26.0
26.0
36.0
Tahu
21
42.0
42.0
78.0
Sangat Tahu
11
22.0
22.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukan bahwa 42,0% responden mengetahui tentang fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden tahu tentang fatwa tersebut. Tetapi sebanyak 5 responden dengan presentase 10,0% masih tidak tahu tentang fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. Tabel 4.15 Apakah saudara tahu tentang konsep riba Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
6
12.0
12.0
12.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
42.0
Tahu
21
42.0
42.0
84.0
8
16.0
16.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
64
Tabel di atas menunjukkan bahwa 42,0% responden mengetahui tentang konsep riba. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 21 responden tahu tentang konsep tersebut. Tetapi sebanyak 6 responden dengan presentase 12,0% masih tidak tahu tentang konsep riba. Tabel 4.16 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak Tahu
3
6.0
6.0
6.0
Cukup Tahu
20
40.0
40.0
46.0
Tahu
18
36.0
36.0
82.0
9
18.0
18.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 20 responden dengan presentase 40,0% cukup tahu tentang riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil. Dan sebanyak 18 responden dengan presentase 36,0% tahu tentang riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil. Tabel 4.17 Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
28
56.0
56.0
60.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
84.0
Tahu
7
14.0
14.0
98.0
Sangat Tahu
1
2.0
2.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
65
Tabel di atas menunjukan bahwa 28 responden dengan presentase 56,0% tidak tahu pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk. Sedangkan, sebanyak 12 responden dengan presentase 24,0% cukup tahu pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk. 2. Tingkat keyakinan sikap (aspek afektif) Tabel 4.18 Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
19
38.0
38.0
46.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
70.0
Tahu
12
24.0
24.0
94.0
3
6.0
6.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Tabel di atas menunjukan bahwa 19 responden dengan presentase 38,0% tidak tahu (tidak setuju) pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional. Sedangkan, 12 responden dengan presentase 24,0% tahu (setuju) pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional.
66
Tabel 4.19 Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat
Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
17
34.0
34.0
42.0
Cukup Tahu
11
22.0
22.0
64.0
Tahu
13
26.0
26.0
90.0
5
10.0
10.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Tabel di atas menunjukan bahwa 17 responden dengan presentase 34,0% tidak tahu (tidak setuju) terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat. Sedangkan, sebanyak 13 responden dengan presentase 26,0% tahu (setuju) terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat. Tabel 4.20 Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram
Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
16
32.0
32.0
36.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
66.0
Tahu
10
20.0
20.0
86.0
7
14.0
14.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
67
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 16 responden dengan presentase 32,0% respon tidak tahu (tidak setuju)
terhadap pandangan yang
mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram. Sedangkan sebanyak 15 responden dengan presentase 30% respon cukup tahu (cukup setuju) terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram. Tabel 4.21 Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.0
6.0
6.0
Tidak Tahu
20
40.0
40.0
46.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
70.0
Tahu
13
26.0
26.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 20 responden dengan presentase 40,0% respon tidak tahu (tidak setuju) mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal. Sedangkan sebanyak 13 responden dengan presentase 26,0% respon tahu (setuju) mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal.
68
Tabel 4.22 Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan
Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
18
36.0
36.0
40.0
Cukup Tahu
18
36.0
36.0
76.0
Tahu
9
18.0
18.0
94.0
Sangat Tahu
3
6.0
6.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Tabel di atas menggambarkan bahwa 18 responden dengan presentase 36,0% pendapat tidak tahu (tidak setuju) mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan. Sedangkan sebanyak 18 responden dengan presentase 36,9% pendapat cukup tahu (cukup setuju) mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan. Tabel 4.23 Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman
Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2.0
2.0
2.0
Tidak Tahu
11
22.0
22.0
24.0
Cukup Tahu
18
36.0
36.0
60.0
Tahu
14
28.0
28.0
88.0
6
12.0
12.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
69
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebanyak 18 rresponden dengan presentase 36,0% responden cukup tahu (cukup setuju) terhadap sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman. Dan sebanyak 14 responden dengan presentase 28,0% responden tahu (setuju) terhadap sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman. 3. Tingkat Kecendrungan Bertindak (aspek psikomotorik) Tabel 4.24 Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Tahu
1
2.0
2.0
2.0
Tidak Tahu
6
12.0
12.0
14.0
Cukup Tahu
8
16.0
16.0
30.0
26
52.0
52.0
82.0
9
18.0
18.0
100.0
50
100.0
100.0
Tahu Sangat Tahu Total
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tahu (setuju) dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 26 responden dengan presentase 52,0% tahu (setuju) dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan, 6 responden dengan presentase 12,0% tidak tahu (tidak setuju) dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.
70
Tabel 4.25 Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
5
10.0
10.0
10.0
Cukup Tahu
11
22.0
22.0
32.0
Tahu
19
38.0
38.0
70.0
Sangat Tahu
15
30.0
30.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Tabel di atas menggambarkan bahwa dari 50 responden mayoritas tahu (setuju) jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sebanyak 19 responden dengan presentase 38,0% tahu (setuju) jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah. Dan 15 responden dengan presentase 30,0% sangat tahu (sangat setuju) jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah.
Tabel 4.26 Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
12
24.0
24.0
24.0
Cukup Tahu
16
32.0
32.0
56.0
Tahu
22
44.0
44.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
71
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0% respon tahu (setuju) setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah) akan jadi investor sukuk. Sedangkan, sebanyak 12 responden dengan presentase 24,0% respon tidak tahu (tidak setuju) setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah) akan jadi investor sukuk. Tabel 4.27 Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
14
28.0
28.0
32.0
Cukup Tahu
13
26.0
26.0
58.0
Tahu
19
38.0
38.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Tabel di atas menunjukan bahwa 19 responden dengan presentase 38,0% respon tahu (setuju) akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk. Sedangkan, sebanyak 14 responden dengan presentase 28,0% respon tidak tahu (tidak setuju) akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk.
72
Tabel 4.28 Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
22
44.0
44.0
52.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
82.0
Tahu
8
16.0
16.0
98.0
Sangat Tahu
1
2.0
2.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0% respon tidak tahu (tidak setuju) membuat artikel/tulisan tentang sukuk sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 15 responden dengan presentase 30,0% respon cukup tahu (cukup setuju) membuat artikel/tulisan tentang sukuk sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah). Tabel 4.29 Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.0
2.0
2.0
Tidak Tahu
13
26.0
26.0
28.0
Cukup Tahu
22
44.0
44.0
72.0
Tahu
12
24.0
24.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
73
Tabel di atas menunjukan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0% cukup tahu (cukup setuju) untuk menambah referensi maka akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk. Sedangkan, sebanyak 13 responden dengan presentase 26,0% tidak tahu (tidak setuju) untuk menambah referensi maka akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk.
C. Analisis Pada hasil penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi tiga bagian yaitu tentang pengetahuan (aspek kognitif), keyakinan sikap (aspek afektif), dan kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik). Dalam bagian tingkat pengetahuan (aspek kognitif) anggota majelis taklim pertanyaan yang diberikan seputar tentang sukuk (obligasi syariah), obligasi konvensional, produk-produk yang ada pada sukuk, fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, pengetahuan tentang riba serta jenis-jenis riba, dan seputar pemahaman konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna, dan murabahah yang ada pada sukuk. Dalam bagian keyakinan sikap (aspek afektif) anggota majelis taklim, pertanyaan yang diberikan seputar pendapat mengenai klaim sukuk yang berbeda dengan obligasi konvensional, respon mengenai bunga obligasi konvensional haram, pendapat mengenai dana sukuk ketempat yang halal, dan pendapat mengenai sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan.
74
Kemudian dalam bagian kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik) anggota majelis taklim, pertanyaan yang diberikan seputar kecendrungan beraktivitas
akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah, setelah mengetahui
sukuk akan menjadi investor sukuk juga akan mereferensikan teman/ kerabat untuk turut menjadi investor sukuk, Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) membuat artikel/tulisan tentang sukuk, dan kecendrungan untuk menambah referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk. Dari hasil output SPSS-nya terlihat hasil uji chi-square dari data yang telah diolah. Berikut adalah hasil dari output SPSS chi-square: Tabel 4.30
75
Dari tabel di atas kolom kedua tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim pada arti sukuk (obligasi syariah), bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05, 0,000<0,05, maka hipotesis nol di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap arti sukuk (obligasi syariah). Dari tabel di atas kolom ketiga tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim pada arti obligasi konvensional, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,006. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,006<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap arti obligasi konvensional. Dari tabel di atas kolom keempat tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim terhadap perpedaan antara sukuk dengan obligasi, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap perbedaan antara sukuk dengan obligasi. Dari tabel di atas kolom kelima tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim terhadap produk-produk yang ada pada sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap produk-produk yang ada pada sukuk.
76
Dari tabel di atas kolom keenam tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim terhadap fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,015. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,015<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap fatwa MUI yang mengharamkan bungan bank. Dari tabel di atas kolom ketujuh tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim terhadap konsep riba, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,010. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,010<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap konsep riba. Dari tabel di atas kolom kedelapan tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim terhadap riba yang dapat diartikan pengambilan tambahan atas harga pokok atau modal secara bathil, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,002. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,002<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap riba yang dapat diartikan pengambilan tambahan atas harga pokok atau modal secara bathil. Dari tabel di atas kolom sembilan tentang aspek kognitif (pengetahuan) anggota majelis taklim pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna, dan murabahah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis
77
menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim tahu terhadap konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna, dan murabahah. Dari tabel di atas kolom sepuluh tentang aspek afektif (keyakinan sikap) anggota majelis taklim tehadap pendapat mengenai klaim sukuk yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,020. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,050. 0,020<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai klaim sukuk yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional. Dari tabel di atas kolom sebelas tentang aspek afektif (keyakinan sikap) tehadap pendapat mengenai klaim sukuk sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,017. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,017<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai klaim sukuk sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat. Dari tabel di atas kolom dua belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap) terhadap respon pandangan yang menyatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,009. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,009<0,05, maka hipotesis di tolak dan
78
artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap respon pandangan yang menyatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram. Dari tabel di atas kolom tiga belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap) pendapat mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal. Dari tabel di atas kolom empat belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap) pendapat mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan. Dari tabel di atas kolom lima belas tentang aspek afektif (keyakinan sikap) terhadap persetujuan pendapat mengenai sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,001. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,001<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim setuju terhadap pendapat mengenai sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman.
79
Dari tabel di atas kolom enam belas tentang aspek psikomotorik (kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap beraktivitas akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cenderung bertindak terhadap beraktivitas akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Dari tabel di atas kolom tujuh belas tentang aspek psikomotorik (kecendrungan bertindak) terhadap pendapat mengenai jasa investasi memilih investasi yang syariah, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,036. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,036<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cenderung bertindak terhadap jasa investasi memilih investasi yang syariah. Dari tabel di atas kolom delapan belas tentang aspek psikomotorik (kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim setelah mengetahui sukuk maka akan menjadi investor sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,219. Karena nilainya jauh lebih besar dari ɑ = 0,05. 0,219>0,05, maka hipotesis di terima dan artinya para anggota Majelis Taklim setelah mengetahui tentang sukuk cenderung tidak bertindak untuk menjadi investor sukuk.
80
Dari tabel di atas kolom sembilan belas tentang aspek psikomotorik (kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap mereferensikan teman/ kerabat untuk turut menjadi investor sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cendrungan bertindak terhadap mereferensikan teman/ kerabat untuk turut menjadi investor sukuk. Dari tabel di atas kolom dua puluh tentang aspek psikomotorik (kecendrungan bertindak) anggota majelis taklim terhadap apresiasi terhadap sukuk akan membuat artikel/ tulisan tentang sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cendrungan bertindak terhadap apresiasi terhadap sukuk akan membuat artikel/ tulisan tentang sukuk. Dari tabel di atas kolom dua puluh satu tentang kecendrungan bertindak untuk menambah referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk, bisa kita lihat bahwa nilai signifikan asimtosis menunjukan 0,000. Karena nilainya jauh lebih kecil dari ɑ = 0,05. 0,000<0,05, maka hipotesis di tolak dan artinya para anggota Majelis Taklim cendrungan bertindak untuk menambah referensi akan mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk.
81
Sehingga pada hipotesis akhir bisa disimpulkan pada tingkat pengetahuan (aspek kognitif) anggota majelis taklim Ho ditolak yang artinya anggota majelis taklim tahu tentang sukuk di Indonesia. Pada tingkat keyakinan sikap (aspek afektif) Ho di tolak yang artinya anggota majelis taklim yakin terhadap sikap sukuk di Indonesia. Tetapi
dalam tingkat kecendrungan bertindak (aspek
psikomotorik), pada kolom delapan belas di baris pertama tingkat signifikan asimtosisnya berada di atas ɑ = 0,05. Jadi Ho diterima yang artinya para anggota Majelis Taklim setelah mengetahui sukuk maka cenderung tidak bertindak untuk menjadi investor sukuk. Berdasarkan analisis tersebut di atas, hasil pada penelitian ini adalah para anggota majelis taklim paham dan setuju pada konsep sukuk, namun pada bagian tingkat kecendrungan bertindak (aspek psikomotorik) para anggota Majelis Taklim cenderung tidak bertindak untuk menjadi investor sukuk. Sesuai dengan apa yang Bloom26 jelaskan bahwa tingkat pemahaman seseorang itu mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Maka tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim ini terletak pada: aspek kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir; aspek afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri; dan aspek psikomotorik
26
Artikel di akses pada 13 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom.
82
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang bersifat deskripsi analitis, dan juga dari pengolahan data statistik yang telah diukur dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil pengujian hipotesis dan pemetaan telah berhasil menggungkapkan apa yang peneliti harapkan. Dari penelitian ini, peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia adalah rendah. Hal ini dimungkinkan karena belum banyaknya sosialisasi mengenai sukuk di media, baik media cetak ataupun elektronik yang merupakan alat informasi utama saat ini. Menurut hasil penelitian, dari 50 responden sebagian besar tidak tahu tentang sukuk (obligasi syariah), sebanyak 27 responden atau 54% tidak tahu tentang sukuk (obligasi syariah). Sedangkan, sebanyak 7 responden atau 14% tahu tentang sukuk (obligasi syariah). 2. Dari anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta didapatkan bahwa 22 responden dengan presentase 44,0% menyatakan ingin menjadi investor sukuk. Selebihnya menyatakan tidak bersedia. Ini membuktikan bahwa pengetahuan mereka tentang sukuk cukup memotivasi mereka untuk menjadi investor didalamnya. 83
84
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca. 1. Berdasarkan hasil penelitian, anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta masih belum mengenal dan paham benar terhadap investasi syariah yaitu sukuk (obligasi syariah). Diperlukannya publikasi atau sosialisasi lagi mengenai sukuk (obligasi syariah). 2. Anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta masih belum begitu menguasai untuk investasi dananya secara tepat. Dibutuhkannya pelatihan untuk merencanakan investasi yang sesuai syariah. 3. Untuk peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti tentang sukuk di Indonesia dengan lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonosia, 2005. Firdaus, dkk. Konsep Dasar Obligasi Syaria. Jakarta : PT. Renaisan, 2005. Hakim, Abdul. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia, 2002. Hamid, Abdul. Pasar Modal syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Hejazziey, Djawahir. Pedoman Penulisan Skripsi, ed. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Hosen, M. Nadratuzzaman dkk. Materi Dakwah Ekonomi Syaria. Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008. Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana, 2008. Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah Juz 2, (Bairut: Dar Al Kutb Al Banani, T. Th). Mannan, Abdul. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana, 2009. Musari, Khairunnisa. Sukuk Untuk Fiskal. Majalah Saring, edisi 35 Thn IV November, 2009. Nafik HR, Muhamad. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2009. Nazir, Moh. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Rochaety, Ety D.K.K. Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009. Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Sutrisno. manajemen keuangan, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia, 2007. Wahid, Nazaruddin Abdul. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada Perbankan Syariah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010.
87
86
Wawancara Pribadi dengan Syamsul Marlin. Jakarta, 25 April 2011. Artikel diakses pada 11 januari 2011 dari http://www.erdhika.com Artikel diakses pada 28 Februari 2011 dari http://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/sukuk.html Artikel di akses pada 13 Mei 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom.
Lampiran Hasil Output Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah) Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
27
54.0
54.0
62.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
86.0
Tahu
7
14.0
14.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
21
42.0
42.0
50.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
80.0
Tahu
10
20.0
20.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.0
6.0
6.0
Tidak Tahu
28
56.0
56.0
62.0
Cukup Tahu
10
20.0
20.0
82.0
Tahu
7
14.0
14.0
96.0
Sangat Tahu
2
4.0
4.0
100.0
Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.0
6.0
6.0
Tidak Tahu
28
56.0
56.0
62.0
Cukup Tahu
10
20.0
20.0
82.0
Tahu
7
14.0
14.0
96.0
Sangat Tahu
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
36
72.0
72.0
76.0
Cukup Tahu
9
18.0
18.0
94.0
Tahu
3
6.0
6.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
5
10.0
10.0
10.0
Cukup Tahu
13
26.0
26.0
36.0
Tahu
21
42.0
42.0
78.0
Sangat Tahu
11
22.0
22.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Apakah saudara tahu tentang konsep riba Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
6
12.0
12.0
12.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
42.0
Tahu
21
42.0
42.0
84.0
8
16.0
16.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
3
6.0
6.0
6.0
Cukup Tahu
20
40.0
40.0
46.0
Tahu
18
36.0
36.0
82.0
9
18.0
18.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
28
56.0
56.0
60.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
84.0
Tahu
7
14.0
14.0
98.0
Sangat Tahu
1
2.0
2.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
19
38.0
38.0
46.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
70.0
Tahu
12
24.0
24.0
94.0
3
6.0
6.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
17
34.0
34.0
42.0
Cukup Tahu
11
22.0
22.0
64.0
Tahu
13
26.0
26.0
90.0
5
10.0
10.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
16
32.0
32.0
36.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
66.0
Tahu
10
20.0
20.0
86.0
Sangat Tahu Total
7
14.0
14.0
50
100.0
100.0
100.0
Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.0
6.0
6.0
Tidak Tahu
20
40.0
40.0
46.0
Cukup Tahu
12
24.0
24.0
70.0
Tahu
13
26.0
26.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
18
36.0
36.0
40.0
Cukup Tahu
18
36.0
36.0
76.0
Tahu
9
18.0
18.0
94.0
Sangat Tahu
3
6.0
6.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.0
2.0
2.0
Tidak Tahu
11
22.0
22.0
24.0
Cukup Tahu
18
36.0
36.0
60.0
Tahu
14
28.0
28.0
88.0
6
12.0
12.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Tahu
1
2.0
2.0
2.0
Tidak Tahu
6
12.0
12.0
14.0
Cukup Tahu
8
16.0
16.0
30.0
26
52.0
52.0
82.0
9
18.0
18.0
100.0
50
100.0
100.0
Tahu Sangat Tahu Total
Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
5
10.0
10.0
10.0
Cukup Tahu
11
22.0
22.0
32.0
Tahu
19
38.0
38.0
70.0
Sangat Tahu
15
30.0
30.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Tahu
12
24.0
24.0
24.0
Cukup Tahu
16
32.0
32.0
56.0
Tahu
22
44.0
44.0
Total
50
100.0
100.0
100.0
Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
Tidak Tahu
14
28.0
28.0
32.0
Cukup Tahu
13
26.0
26.0
58.0
Tahu
19
38.0
38.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
8.0
8.0
8.0
Tidak Tahu
22
44.0
44.0
52.0
Cukup Tahu
15
30.0
30.0
82.0
Tahu
8
16.0
16.0
98.0
Sangat Tahu
1
2.0
2.0
100.0
50
100.0
100.0
Total
Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Tahu
Percent 1
2.0
Valid Percent 2.0
Percent 2.0
Tidak Tahu
13
26.0
26.0
28.0
Cukup Tahu
22
44.0
44.0
72.0
Tahu
12
24.0
24.0
96.0
2
4.0
4.0
100.0
50
100.0
100.0
Sangat Tahu Total
LEMBARAN KUISIONER TINGKAT PEMAHAMAN ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH TERHADAP SUKUK DI DINDONESIA
A. Profil Responden 1. Nama 2. Jenis kelamin 3. Usia
4. Status penikahan 5. Pendidikan terakhir
6. Pendapatan perbulan
7. Pekerjaan
: : a. Laki-laki b. Perempuan : a. dibawah 19 th d. 40-49 th b. 20-29 th e. 50 th ke atas c. 30-39 th : a. belum menikah b. menikah : a. SD/MI d. D1/D2/D3 b. SLTP/MTS e. S1/S2/S3 c. SLTA/MA : a. dibawah Rp. 1.000.000 b. Rp.1.000.000-Rp.5.000.000 c. Rp.5.000.000 ke atas : a. PNS d. lainnya b. Wiraswasta c. Karyawan
B. Berilah tanda checklist pada pilihan yang telah tersedia sesuai dengan pendapat Saudara. Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = Sangat Tidak Tahu No Mengungkap Pengetahuan (aspek kognitif) ST T CT TT STT 1. Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk (obligasi syariah) 2. Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi konvensional 3. Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk (obligasi syariah) dengan obligasi konvensional 4. Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada sukuk 5. Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank 6. Apakah saudara tahu tentang konsep riba 7. Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil 8. Apakah saudara paham pada konsep ijarah, mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang ada pada sukuk Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = Sangat Tidak Tahu No Mengungkap keyakinan sikap (aspek afektif) ST T CT TT STT 9. Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk (obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi konvensional 10. Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia sekaligus akhirat 11. Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram 12. Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor sukuk ketempat yang halal 13. Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan sistem kemitraan 14. Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan kesimbol keislaman
Ket: ST = Sangat Tahu, T = Tahu, CT = Cukup Tahu, TT = Tidak Tahu, STT = Sangat Tidak Tahu No Mengungkap kecendrungan bertindak (aspek ST T CT TT STT psikomotorik) 15. Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah 16. Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih investasi yang syariah 17. Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya akan jadi investor sukuk 18. Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk turut menjadi investor sukuk 19. Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk 20. Untuk menambah referensi saya mengumpulkan artikel dan berita seputar sukuk KETERANGAN : ST T CT TT STT
= Sangat Tahu (5) = Tahu (4) = Cukup Tahu (3) = Tidak Tahu(2) = Sangat Tidak Tahu (1)
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA