METODE PENETAPAN MARGIN PADA HARGA JUAL KEMBALI PRODUK MURABAHAH di BMT USAHA MULYA MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh KOMARIAH NIM : 109053000044
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H
METODE PENETAPAN MARGIN PADA BARGA JUAL ~MBALI
PRODUKMURABAHAH di BMT USAHA MULYA
MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Komariah
NIM : 109053000044
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 MI1434 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "METODE PENETAPAN MARGIN PADA BARGA JUAL KEMBALI PRODUK MURABAHAH DI BMT USAHA MULYA MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA" telah diajukan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas lImu Dakwah dan lImu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 September 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SaIjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah, Program Studi Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta, 26 September 2013
Sidang Munaqasyab,
if
Drs.Su /. arto MA ~. 1 ~608061996031001
Anggota, Penguji II
HM ~.
asir, BA, S.Pd,MM 195501011983021001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakann hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 September 2013
Komariah
ABSTRAK KOMARIAH, NIM : 109053000044, Metode Penetapan Margin Pada Harga Jual Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta. Skripsi. Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. BMT Usaha Mulya merupakan salah satu lembaga keuangan yang bergerak dibidang syariah. Berkembangnya lembaga keuangan syariah membuat lembaga-lembaga keuangan syariah berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Salah satunya dalam segi pemberian pembiayaan. Pembiayaan yang paling dominan digunakan lembaga keuangan syariah adalah pembiayaan murabahah. Untuk meningkatkan pembiayaan murabahah dari tahun ke tahun maka, perlu dilakukan pemantauan dari segi prosedur pelaksanaan murabahah yanng telah ditetapkan, perhitungan margin secara tepat dan akurat agar dapat dirumuskan metode penetapan margin di BMT Usaha Mulya. Tentunya, penetapan margin berperan penting agar dapat menentukan perolehan margin dalam suatu pembiayaan yang diberikan BMT Usaha Mulya. Penulis membatasi masalaah pada metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya dalam hal kepemilikan sepeda motor. Perumusan masalah yang akan dibahas dalam metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta yaitu bagaimana prosedur pembiayaan murabahah, bagaimana perhitungan margin yang diterapkan di BMT Usaha Mulya, dan bagaimana metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan tentang prosedur pembiayaan murabahah, mengetahui perhitungan margin yang diterapkan di BMT Usaha Mulya agar dapat diketahui metode penetapan margin pada BMT Usaha Mulya. Metode penelitian yang digunakan untuk dapat menggambarkan margin pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta dengan menggunakan metode kualitatif. (1) sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan pemilik dan pengelolah BMT. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan penelitian. (2) metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung, wawancara, dan dokumentasi. (3) metode analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif yaitu peneliti mencoba mendeskripsikan metode penetapan margin pada pembiayaan murabahah. Metode penetapan margin yang digunakan BMT Usaha Mulya adalah metode margin keuntungan flat dimana perhitungan margin keuntuungannya terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari periode satu ke periode lainnya. Walaupun debetnya menurun sebagai akibat angsuran harga pokok.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah wa syukurillah, tiada kata yang pantas terucap selain memuji dan mensyukuri nikmat, rahmat, taufik dan hidayah yang diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menuju yang diridhai Allah SWT, juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa melaksanakan sunnahnya hingga akhir zaman. Aamiin Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang berjasa diantaranya adalah : 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan Bapak selaku pembimbing yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan dan saran yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3.
H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah sekaligus Pembimbing Akademik yang telah banyak
ii
membantu dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Amirudin, M.Si selaku Pembimbing skripsi yang tulus ikhlas telah memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku dosen Manajemen Dakwah yang telah memberikan pendapat dan saran untuk penulis. 6. H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM dan Nurul Hidayati, M. Pd selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 7. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. 8. Teristimewa orang tua penulis, ayahanda tercinta H. Matalih dan Ibunda tersayang Hj. Mansyuroh yang telah mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan terutama putra-putrinya, terima kasih untuknya. 9. Tercinta, ku persembahkan untuk suamiku Ridwan, SHI yang selalu menyediakan waktunya untuk kelancaran skripsi ini. 10. Abang, kakak, dan adik tersayang Abdul Rachman, Abdul Rozak, Abdullah, Dachlia, dan Sifa Fauziah yang selalu memberikan doa serta dukungan yang menjadi penyemangat penulis.
iii
11. Kakak ipar dan keponakan tersayang Polina, K’Risa, M.Rafi, M.Ramdani, Zacky, Manda, Aila, dan Danish yang menjadi penghibur penulis. 12. Warja, SE selaku bagian Sekretaris dan Seluruh karyawan BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah yang telah banyak memberikan informasi dan pengalaman sehingga terselesaikan skripsi ini. 13. Seluruh staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya. 14. Terima kasih buat teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Dakwah A dan B ( Lembaga Keuangan Syariah, Manajemen Haji dan Umroh, dan ZIS) yang selalu memberikan supportnya dari awal kuliah hingga saat ini. Semoga kita semua sukses kedepannya. Aamiin 15. Terima kasih untuk sahabat-sahabatku Nur’aipah, Fani Fadillah, St. Kholisah, Shinta Rusmiati, Faizah, Syarifuddin, Aditya Yudho, Amanda Harry, dan Yudistira yang menjadi penyemangat kuliah baik senang maupun sedih. Semoga silahturahmi kita tidak akan terputus. Aamiin 16. Serta teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu, penulis ucapankan terima kasih..
Jakarta, 26 September 2013
Komariah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................
1
B. Pembatasan Masalah ................................................................
4
C. Perumusan Masalah ..................................................................
4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................
4
1. Tujuan Penulisan ..........................................................
5
2. Manfaat Penulisan ........................................................
6
E. Metode Penelitian .....................................................................
6
1. Sumber Data .................................................................
6
2. Metode Pengumpulan Data ..........................................
7
3. Metode Analisa Data ....................................................
8
F. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................
8
G. Tinjauan Pustaka ......................................................................
8
H. Sistematika Laporan Hasil Penelitian.......................................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Penetapan Margin........................................................
12
B. Pembiayaan Murabahah...........................................................
30
C. BMT (Baitut Maal Wattamwil) ................................................
34
v
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT USAHA MULYA MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA A. Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................
49
B. Visi dan Misi BMT Usaha Mulya ..........................................
49
C. Jaringan Kerja Lembaga ........................................................
50
D. Identitas Lembaga ..................................................................
50
E. Struktur Organisasi ................................................................
51
F. Layanan Lemabaga ................................................................
52
G. Gambaran Layanan ................................................................
52
BAB IV ANALISIS METODE PENETAPAN MARJIN PADA HARGA JUAL KEMBALI PRODUK MURABAHAH di BMT USAHA MULYA MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Usaha Mulya ....
57
B. Perhitungan Margin pada Harga Jual kembali Produk Murabahah ............................................................................
61
C. Analisis Metode Penetapan Margin pada Harga Jual Kembali Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta .......................................................................... BAB V
65
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
76
B. Saran .........................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Menurun .........................
18
Table 2.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Rata-rata .........................
19
Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Margin Keuntungan Rata-rata .....................
20
Tabel 4.1 Angsuran margin Keuntungan Flat..............................................
21
Tabel 5.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Annuitas .........................
22
Tabel 6.1 Angsuran Pembiayaan Margin di BMT Usaha Mulya.................
63
Tabel 7.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Menurun ..........................
66
Tabel 8.1 Angsuran Margin Keuntungan Menurun .....................................
67
Tabel 9.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Rata-rata .........................
68
Tabel 10.1 Angsuran Margin Keuntungan Rata-rata ....................................
69
Tabel 11.1 Angsuran Margin Keuntungan Flat ............................................
70
Tabel 12.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Annuitas ........................
70
Tabel 13.1 Angsuran Margin Keuntungan Annuitas ....................................
71
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Islam sebagai suatu agama Rahmatan Lil Alamiindimana mengajarkan segala yang baik dan bermanfaat bagi manusia dengan tidak mengabaikan waktu dan tempat atau tahap-tahapan perkembangannya. Selain itu, Islam adalah agama yang fitrah yang sesuai dengan sifat dasar manusia. Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi. Maka, BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir lembaga keuangan syariah mengalami perkembangan yang pesat. Pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan Islam telah mengilhami lembaga keuangan konvensional untuk meniru dan menawarkan produk-produk Islam. Alasan mereka ikut menawarkan produk keuangan Islam semata-mata bersifat komersial yaitu untuk melihat besarnya pasar umat Islam yang pertumbuhannya diperkirakan mencapai 15%
1
2
pertahun.1 Perkembangan keuangan syariah yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan refleksi dari meningkatnya minat konsumen akan produk dan jasa yang sesuai dengan syariah Islam. Dengan berkembangnya jumlah lembaga keuangan mikro syariah menurut kesiapan sumber daya insani yang mampu bersaing baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Usaha
perbankan
perlu
mengemas
kegiatan
pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar, pemasaran harus dikelolah secara profesional sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan.2 BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah adalah Lembaga Keuangan
Mikro
berbasis
syariah
ini
berfungsi
sebagai
sarana
memberdayakan perekonomian ummat melalui kerjasama antara pihak BMT dengan masyarakat yang menjadi angota atau nasabah dalam bentuk pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpanan atau tabungan ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya. Semua transaksi muamalah yang BMT Usaha Mulya lakukan menggunakan beberapa mekanisme yang sesuai dengan standar muamalah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual dan ujrah atau fee. Sumber dana yang dikelolah BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga, dan ZIS produktif.3 Selama ini model pembiayaan yang menjadi dominan dalam perbankan syariah adalah murabahah. Walaupun terdapat produk-produk mudhorobah dan musyarakah. Namun, pada kenyataanya yang paling 1
Zinal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta : Alvabet, 2005), cet ke-3.
h-5. 2
Kasmir. Pemasaran Bank. (Jakarta: Alvabet,2005), cet ke-1. h.60-61. Sumber data yang diperoleh dari BMT Usaha Mulya, Kamis, 17 Januari 2013.
3
3
interaktif digunakan adalah produk murabahah karena produk tersebut lebih mudah digunakan. Pembiayaan murabahah ini terjadi karena pihak BMT tidak memiliki barang yang diinginkan oleh pembeli, sehingga BMT harus melakukan transaksi pembelian atas barang yang diinginkan kepada pihak lain yang disebut sebagai supplier. Dengan demikian, BMT bertindak selaku penjual disatu sisi dan bertindak sebagai pembeli disisi lain. Kemudian BMT akan menjualnya kembali kepada pembeli dengan harga jual yang disesuaikan yakni harga beli ditambah margin (mark up) atau keuntungan yang telah disepakati.4 Sistem pembayaran murabahah dilakukan secara tunai, cicilan, ataupun tangguh. Selain menggunakan sistem margin sebagai salah satu cara dalam memperoleh laba, sistem bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar yang dijalankan oleh BMT dalam mendapatkan laba. Untuk meningkatkan pembiayaan murabahah dari tahun ke tahun maka perlu dilakukan perhitungan margin secara tepat dan akurat. Tentunya, metode penerapan margin berperan penting untuk dapat menentukan perolehan margindalam suatu pembiayaan yang diberikan BMT. Disisi lain masyarakat tidak ingin disulitkan dengan perhitungan yang rumit, mereka hanya ingin tahu beberapa cicilan yang akan dibayar setiap bulannya secara pasti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal ini agar dapat diketahui metode penerapan margin di BMT Usaha Mulya.Berangkat dari 4
Sunarto Zulkiflli, Hakim, 2003), h.62.
Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul
4
latar belakang di atas ini ahirnya peneliti tertarik untukmengadakan studi penelitian dengan judul: “Metode Penetapan Margin pada Harga Jual Kembali Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta” B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini dibuat agar peneliti atau analisis ini lebih terarah maka, penulis membatasi masalah pada “Metode Penetapan Margin Pada Harga Jual Kembali Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Dalam Hal Pembiayaan Kepemilikan Sepeda Motor”. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : 1.
Bagaimana Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Usaha Mulya?
2.
Bagaimana Perhitungan Margin di BMT Usaha Mulya?
3.
Bagaimana Metode Penetapan Margin di BMT Usaha Mulya?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk memberikan jawaban terhadap pokok masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
5
a. Untuk menjelaskan tentang Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Usaha Mulya b. Untuk mengetahui Perhitungan Margin di BMT Usaha Mulya c. Untuk mengetahui bagaimana Metode Penetapan Margin di BMT Usaha Mulya 2. Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian sudah dapat dicapai dengan baik diharapkan berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan, baik berguna secara teoritis maupun praktis. Maka penelitian ini berguna : a.
Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
secara
teoritik
maupun
konseptual
dalam
rangka
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Lembaga Keuangan Syariah, terkait masalah metode penerapan margin di BMT Usaha Mulya. Tentunya, dengan tidak mengesampingkan prinsip-prinsip syariah. b. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi Lembaga Keuangan Syariah (BMT) umumnya dan khususnya bagi BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah agar dapat menerapkan metode penerapan margin secara tepat dan akurat tentunya, tidak terlepas dari Syariah Islam. Dari penerapan tersebut dapat menemukan upaya preventif untuk penetapan margin yang diperoleh. Serta diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan bagi
6
lembaga keuangan lain, agar dapat mengambil suatu cara yang efektif dan efisien dalam hal pembiayaan. E. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan untuk dapat menggambarkan margin pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, berikut beberapa prosedur pendekatan kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Sumber Data a. Data Primer Data yang peneliti peroleh saat penelitian itu berlangsung yaitu data dari informan yakni : Informan biasa diambil dari masyarakat umum yang dianggap mampu dan memahami terhadap masalah yang diajukan seperti pembiayaan Murabahah. Informan kunci yang terdiri dari pengurus di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah. b. Data Skunder Data yang diperoleh setelah penelitian berlangsung data-data tertulis baik yang sudah dipublikasikan seperti buku-buku BMT tentang Pembiayaan Murabahah, ataupun yang tidak dipublikasikan seperti dokumen dari sekretariat atau pengurus BMT Usaha Mulya atau hasil dari peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya.
7
2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah : a. Pengamatan langsung atau dengan melakukan observasi dilokasi BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah. b. Wawancara dengan pengurus BMT Usaha Mulya prihal pembiayaan murabahah. c. Dokumentasi BMT Usaha Mulya yang terdiri data, gambar, dan fotofoto. 3. Metode Analisa Proses analisa diawali dengan membaca kembali keseluruhan data yang telah diperoleh baik melalui wawancara dan pengamatan maupun dari
dokumen,
gambar,
dan
foto-foto.
Selanjutnya,
peneliti
mengkategorikan data yang telah diperoleh berdasarkan pendekatan yang digunakan. Selanjutnya lagi, data yang diperoleh diklasifikasikan kembali apakah data yang di dapat berhubungan dengan judul. Setelah tahap pengkategorian dan klasifikasi maka dibandingkan data tersebut dengan melihat pada pendekatan yang digunakan. Karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif maka metode analisanya adalah analisa kualitatif atau deskriptif analisis yaitu peneliti mencoba mendeskripsikan metode penerapan margin pada pembiayaan murabahah agar lebih produktif dengan pembiayaan mikro yaitu dengan menggunakan beberapa teori yang sebelumnya.
8
F. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Waktu penelitian penulis akan dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013. 2. Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian di BMT Usaha Mulya, yang beralamat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.1 Pondok Indah Jakarta 12310 Telp dan Fax 75905868 G. Tinjauan Pustaka Dalam studi pendahuluan ini, penulis mencoba mengeksplorasi 3 skripsi yang membahas tentang margin pembiayaan murabahah, yaitu sebagai berikut : 1. Judul Skripsi. “Faktor-faktor Penetapan Margin Pembiayaan Murabahah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah)” yang disusun oleh Winda mahasiswi perbankan syariah. Dalam skripsi ini hanya menjelaskan tentang faktor Direct Competitor’s Market Rate (DCMR), Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR), Expected Competitive Return for Investor (ECRI), Acquiring Cost, dan Overhead
Cost
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
margin
pembiayaan murabahah. 2. Judul Skripsi. “Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif (murabahah, istishna, qard, mudhorobah, musyarokah, ijarah) Terhadap Profit Margin PT. Bank Muamalat Indonesia TBK” yang disusun oleh Ahmad Fauzan mahasiswa perbankan syariah. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang
9
bagaimana tingkat pertumbuhan aktiva produksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profit margin dan berapa besar pengaruh dari aktiva produksi itu. 3. Judul skripsi. “Analisis Profit Margin Pada Produk Asuransi Kendaraan Bermotor (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumi Putera Muda 1967)” yang disusun oleh Anita Aulia mahasiswa perbankan syariah. Dalam skripsi ini membahas tentang proses profit margin suatu produk kendaraan bermotor yang akan didapat dengan cara biaya premi, pengeluaran biaya akuisisi, dan biaya-biaya operasional.
Dari ketiga skripsi diatas, ketiganya belum banyak membahas mengenai metode penetapan margin pada produk murabahah. Dimana dalam skripsi ini akan membahas tentang prosedur pembiayaan murabahah, perhitungan margin murabahah, sehingga akan dirumuskan metode penetapan margin pada pembiayaan murabahah (margin keuntungan menurun, margin keuntungan rata-rata, margin keuntungan flat, dan margin keuntungan annuitas) Selain itu, dari skripsi diatas belum ada yang membahas tentang lembaga dari BMT.
H. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini, penullis akan memberikan gambaran berupa kerangka keseluruhan isi skripsi. Agar mempermudah dalam pembahasan tersebut penulis menyajikan kerangka skripsi yang terdiri dari 5 Bab, dimana keseluruhan bab tersebut saling berkesinambungan.
10
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan Latar belakang masalah, ruang lingkup pembahasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika pembahasan.
BAB II
Landasan Teori Pengertian yang akan mengupas secara tuntas akan teori tentang margin, pembiayaan murabahah, BMT, dan metode penetapan margin
BAB III
Profil BMT Usaha Mulya Sejarah, visi dan misi, jaringan kerja lembaga, identitas lembaga, struktur lembaga, dan layanan lembaga (produkproduk BMT).
BAB IV
Pembahasan Dalam bab ini peneliti akan mengungkapkan dari hasil penelitian tersebut, yang meliputi prosedur pelaksanaan pembiayaan
murabahah,
perhitungan
margin
pada
pembiayaan murabahah, dan Analisis Metode Penetapan Margin Pada BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta.
11
BAB V
Penutup Dibagian bab ini peneliti memposisikan sebagai bagian akhir dalam penelitian, yang akan disajikan antara lain kesimpulan, saran dan yang lainnya.
12
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Penerapan Margin 1. Pengertian Margin Pengertian marginberdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa adalah sebagai berikut:“ Margin adalah laba kotor atau tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar ”.5 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan margin sebagai “laba bruto atau tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar dan deposit atau uang muka oleh investor dengan atau tanpa makelar yang merupakan pembayaran sebagian atau harga beli saham atau komoditas”.6 Secara teknis, yang dimaksud dengan margin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari; perhitungan marginkeuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12bulan.7 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa marginadalah tingkat selisih atau kenaikan nilai dari aset yang mengalami peningkatan nilai dari biaya produksi dan harga jual.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,Edisi Revisi 2008), h.879 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka,Edisi Ketiga.2005), h.715-716 7 Ir.Adiwarman A.Karim, S.E., M.B.A.,M.A.E.P, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h.279-280
12
13
2. Landasan Pengambilan Keuntungan / Margin pada Jual Beli Menurut Fiqih Menurut ulama Hambali, Ibnu Qayyim, “ Ketika orang menjual sesuatu seratus untuk pembayaran tunda, atau untuk lima puluh pembayaran tunai, tidak ada riba didalamnya”. Baghawi menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pendapatan pada penjualan murabahahdalam keadaan bahwa pembeli dan penjual sepakat pada satu harga dari dua harga, yakni harga tunai dan harga hutang, ini adalah pendapat dari Tawus. Pandangan ini mengungkapkan bahwa membayar harga lebih tinggi dalam penjualan pembayaran tunda dilarang jika penjual mengatakan kepada pembeli, “ aku akan menjual barang ini demikian-demikian untuk tunai dan demikian-demikian untuk kredit.8 Jika penjual dari awal mengatakan bahwa ia akan menjualnya untuk kredit dan tidak menyebutkan sesuatu yang berkaitan dengan harga tunai, maka tidak ada masalah dengan keabsahan menurut hukum. Banyak ahli agama, termasuk Sarakshi, Marghinami, Ibnu Qudama, dan Nawawi menyatakan bahwa menurut kategori membayar lebih tinggi untuk penjualan kredit adalah kebiasaan pedagang, dan dengan dasar ini, para ahli agama mengijinkan harga yang lebih tinggi.9
3. Referensi Margin Keuntungan Yang dimaksud dengan Refensi Margin Keuntungan adalah margin keuntungan yang ditetapkan dalam rapat ALCO Bank Syariah. Penetapan 8 9
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta : UII Press, 2005), h.94-95 Ibid, h.95
14
margin keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut :10 a. Direct Competitors Market Rate (DCMR) Yang dimaksud dengan Direct Competitor’s Market Rate (DCMR) adalah tingkat margin keuntungan rata-rata perbankan syariah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kelompok kompetitor langsung, atau tingkat margin keuntungan bank syariah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung terdekat. b. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR) Yang dimaksud dengan Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR) adalah tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat rata-rata suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kelompok kompetitor tidak langsung, atau tingkat rata-rata suku bunga bank konvensional tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kompetitor tidak langsung yang terdekat. c. Expected Competitive Return for Investors (ECRI) Yang dimaksud dengan Expected Competitive Return for Investor (ECRI) adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.
10
Ir.Adiwarman A.Karim, S.E., M.B.A.,M.A.E.P, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h.280-281
15
d. Acquiring Cost Yang dimaksud dengan Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga. e. Overhead Cost Yang dimaksud dengan Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
4. Penetapan Harga Jual Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli atau harga pokok atau harga perolehan bank dan margin keuntungan.11 5. Pengakuan Angsuran Harga Jual Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu :12 a.
Metode Margin Keuntungan Menurun (Sliding) Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan atau angsuran harga pokok, jumlah
11 12
Ibid Ibid, h.281-282
16
angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun. b.
Metode Margin Keuntungan Rata-Rata Margin Keuntungan Rata-rata adalah margin keuntungan menurun yang perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan.
c. Metode Margin Keuntungan Flat Margin Keuntungan Flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu priode ke priode lainnya, walaupun debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. d.
Metode Margin Keuntungan Annuitas Margin Keuntungan Annuitas adalah margin keuntungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.
6. Persyaratan untuk Perhitungan Margin Keuntungan Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung apabila komponen-komponen yang dibawah ini tersedia :13
13
Ibid, h.282-283
17
a.
Jenis perhitungan margin keuntungan.
b.
Plafond pembiayaan sesuai jenis.
c.
Jangka waktu pembiayaan.
d.
Tingkat margin keuntungan pembiayaan
e.
Pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun margin keuntungan). Tanggal jatuh tempo tagihan merupakan tanggal yang tidak termasuk
dalam perhitungan dari margin keuntungan. 7. Perhitungan Margin Keuntungan a. Margin Keuntungan Menurun Contoh :14 1)) Nasabah dengan Plafond, PLFN = Rp.100.000.000,00 2)) Jangka waktu pembiayaan 1 tahun 3)) Tingkat Margin keuntungan setahun. MRJ = 16% Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : 4)) Angsuran harga pokok per bulan APPB = (PLFN/12) = (Rp. 100.000.000,00/12) = Rp. 8.333.333,33 5)) Pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00
14
Ibid, h. 283
18
Tabel 1.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Menurun No.
Tanggal
Pokok
MarjinKeuntungan
1.
05-04-2000
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/12
2.
05-05-2000
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/12
3.
05-06-2000
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/12
12.
05-04-2001
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/12
Jadi, untuk menghitung angsuran kedua maka: APPB = Pokok = 8.333.333,33 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/12=
Margin
Keuntungan
=
((100.000.000,00-((2-1)*8.333.333,33))*0.16)/12 = Rp. 1.333.333,33 Angsuran (2) Angsuran Harga Pokok
= Rp. 8.333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan = Rp. 1.333.333,33 Rp. 9.666.666,66 Angsuran (5) APPB = Pokok = 8.333.333,33 ((100.000.000-((5-1)* 8.333.333,33))* 0.16)/12 = Rp. 888.888,88 Angsuran Harga Pokok
= Rp. 8.333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan = Rp.
888.888,88
Rp. 9.222.222,21
19
b. Margin Keuntungan Rata-rata Contoh : 15 1)) Nasabah dengan Plafond, PFLN = Rp. 100.000.000,00 2)) Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun 3)) Tingkat margin keuntungan, MRJ = 16 % Maka jadwal Angsuran Pembiayaan adalah sebagai berikut : 4)) Pencairan 05-03-2000 Sejumalah Rp. 100.000.000,00 5)) APPB = PFLN/12 ( 1 tahun – 12 bulan) 6)) Margin Keuntungan = (( JWK+1) / (2* JWK))*PLFN*(MRJ/12) Tabel 2.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Rata-rata No.
Tanggal
Pokok
Margin Keuntungan
1.
05-04-2000
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/12)
2.
05-05-2000
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/12)
3.
05-06-2000
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/12)
12.
05-04-2001
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/12)
15
Ibid, h.284
20
Maka rumusnya adalah : Tabel 3.1 Rumus Perhitungan Margin Keuntungan Rata-rata Angsuran (i)
= Harga Pokok (i) + Margin Keuntungan (i), untuk i =
1 s/d JWK Angsuran Harga Pokok (i) = APPB= 100.000.000/12 = Rp. 8.333.333,33 Angsuran Margin
(( JWK+1) / (2* JWK)) *
Keuntungan (i) =
PLFN * (MRJ/12)
= Rp. 720.000,00
((12+1) / (2*12))* 100.000.000*(0.16/12) Total
= Rp. 9.053.333,33
c. Margin Keuntungan Angsuran Flat Contoh :16 1)) Nasabah dengan Plafond, PFLN = Rp. 100.000.000,00 2)) Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun 3)) Tingkat Margin Keuntungan setahun, MRJ = 16 % 4)) K = Angsuran ke 1, 2, 3, ..., ... dan seterusnya. Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : 5)) Pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp.100.000.000,00 6)) APPB (k) = Harga Pokok (k) = PLFN/ JWK 7)) APMB (k) = Margin keuntungan (k) = (PLFN/ JWK) * (MRJ/12) 16
ibid
21
Maka angsuran kelima : Tabel 4.1 Angsuran Margin Keuntungan Flat Angsuran Harga Pokok = (100.000.000/12)
= Rp. 8.333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan (5)
= (100.000.000/12)*(0.16/12)= Rp. 444.444,44 Total
= Rp. 8.777.777,77
d. Margin Keuntungan Annuitas Contoh :17 1)) Nasabah dengan Plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,00 2)) Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun 3)) Margin keuntungan setahun, MRJ = 16% 4)) K= Angsuran ke 1, 2, 3,.. ,... dan seterusnya Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : 5)) Pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00 Tabel 5.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Annuitas No.
Tanggal
Pokok
MarginKeuntungan
1.
05-04-2000
APPB (No)
AMPB (No)
2.
05-05-2000
APPB(2)
AMPB (2)
3.
05-06-2000
APPB(3)
AMPB (3)
12.
05-04-2001
APPB(12)
AMPB (12)
17
Ibid, h.285
22
Dimana angsuran (k) = APPB (k) = Harga Pokok (k) = =
( 1+(MRJ/12)) (k-1)
X PLFND x (MRJ/12)
( 1+ (MRJ/12)) (JWK)-1
AMPB (k) = Margin Keuntungan (k) = ( 1+(MRJ/12)) (JWK)-1
X Harga Pokok (k)
( 1+ (MRJ/12)) (k-1)
Misalnya, kita ingin mengetahui angsuran ketiga : Angsuran Harga Pokok (3) (1+ 0.0133) (3-1
X 100.000.000 X 0.0133 = Rp. 7. 948.478,09)
(1+0.0133) (12)-1
Harga pokok + margin keuntungan
Angsuran Margin Keuntungan (1+0.0133)(12)- 1
X 7.948.478,09
= Rp. 1.122.447,72
(1+0.0133)(3-1) Total angsuran ke-3
= Rp. 9.070.925,81
23
2. Penetapan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Bank Syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil terhadap produkproduk pembiayaan yang berbasis Natural Umcertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan musyarakah.18 Penetapan
nisbah
bagi
hasil
pembiayaan
ditentukan
dengan
mempertimbangkan sebagai berikut :19 a.
Referensi tingkat (margin) keuntungan Yang dimaksud referensi tingkat (margin) keuntungan adalah referensi tingkat (margin) keuntungan yang ditetapkan oleh rapat ALCO.
b. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis atau proyek yang dibiayai. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis atau proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan sebagai berikut : 1) Perkiraan Penjualan : a) Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap bulan b) Sales Turn Over atau frekuensi penjualan setiap bulan c) Fluktuasi harga penjualan d) Rentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan e) Margin keuntungan setiap transaksi 18 19
Ibid, h.286 ibid
24
2) Lama Cash to cash cycle : a) Lama proses barang b) Lama persediaan c) Lama piutang 3) Perkiraan biaya-biaya Langsung Yang dimaksud biaya-biaya langsung adalah biaya yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan, dan biaya-biaya lain yang lazim dikategorikan. dalam cost of goods sold (COGS). 4) Perkiraan Biaya-biaya Tidak Langsung Yang dimaksud biaya-biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan, dan biaya-biaya lain yang lazim dikatagorikan dalam overhead cost (OHC). 5) Delayed Factor Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah kepada bank. Terdapat tiga metode dalam menentukan nisbah bagi hasil pembiayaan yakni :20 a)
Penentuan nisbah bagi hasil keuntungan Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan keuntungan yang
20
Ibid, h.287
25
diperoleh
nasabah
dibagi
dengan
referensi
tingkat
keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan tingkat keuntungan bisnis atau proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan : 1)) Perkiraan penjualan 2)) Lama cash to cash cycle 3)) Perkiraan biaya-biaya langsung (COGS) 4)) Perkiraan biaya-biaya Tidak Langsung (OHC) 5)) Delayed factor b)
Penentuan nisbah bagi hasil pendapatan Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan pendapatan yang diperoleh
nasabah
dibagi
dengan
referensi
tingkat
keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan tingkat pendapatan bisnis atau proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan : 1)) Perkiraan penjualan 2)) Lama cash to cash cycle 3)) Perkiraan biaya-biaya Langsung (COGS) 4)) Delayed factor c)
Penentuan nisbah bagi hasil penjualan Dalam hal ini, nisbah bagi hasil pembiayaan untuk bank ditentukan berdasarkan pada perkiraan penerimaan penjualan yang diperoleh nasabah dibagi dengan pokok pembiayaan
26
dan referensi tingkat keuntungan yang telah ditetapkan dalam rapat ALCO. Perkiraan penerimaan penjualan dihitung dengan mempertimbangkan : 1)) Perkiraan penjualan 2)) Lama cash to cash cycle 3)) Delayed factor
9. Penentuan Angsuran Pokok Penentuan angsuran pokok dilakukan dengan cara sebagai berikut :21 a.
Pembiayaan Berjangka Waktu dibawah Satu Tahun Pembiayaan pokok pembiayaan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.
b.
Pembiayaan Berjangka Waktu diatas Satu Tahun Pembayaran pokok pembiayaan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun wajib diangsur secara proporsional selama jangka waktu pembiayaan. Yangdimaksud dengan proposional adalah pembayaran angsuran sesuai dengan arus kas (net cash inflow) dari usaha nasabah. Sebagai kelengkapan dari komposisi jangka waktu, manajemen margin yang efektif memerlukan koordinasi dengan struktur tingkat bunga. Struktur tingkat bunga merujuk kepada
21
Ibid, h.289
27
sensitifitas tingkat bunga pada aset dan liabilitas. Kenyataannya struktur tingkat bunga dan struktur jangka waktu berinteraksi untuk menentukan aspek-aspek kritis dari keuntungan bagi bank.22 3. Keuntungan murabahah, bunga, dan riba Dalam operasi investasi mereka, bank-bank Islam tampaknya hanya memperhatikan kecocokan ‘kulit’ dengan ajaran hukum Islam sebagai deteminan terpenting keislaman operasi mereka (cetakan miring dari penerjemah), seperti yang ditunjukan dalam hal murabahah, teknik pembiayaan terpenting dalam praktik perbankan Islam. Bank-bank Islam mengatakan bahwa al-Qur‟an mengizinkan perdagangan, yaitu jual beli dengan laba, dan murabahah pun termasuk jual beli dengan laba. Karena tidak ada pembatasan legal atas jumlah laba yang boleh diambil seseorang dari suatu penjualan, maka bank-bank Islam secara teoritis bebas menentukan berapa pun mark-up untuk suatu kontrak murabahah. Bank-bank Islam cenderung menafsirkan riba sebagai sesuatu yang umumnya terjadi dalam konteks transaksi finansial yaitu, kewajibankewajiban kontraktual untuk membayar tambahan oleh peminjam dalam utang piuang. Mereka tampaknya juga beragumen bahwa al-Qur‟an maupun Sunnah tidak ada yang secarakhusus mengatakan bahwa setiap tambahan karena tenggang waktu yang diberikan untuk membayar utang (seperti dalam kasus murabahah) adalah riba.
22
Zinul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Azkia Publisher, April 2009), h.150
28
Telah sering dikatakan bahwa teknik mark-up dan batas laba dalam perdagangan dan sewa tidak lain adalah bunga dengan nama yang berbeda. Justru, dari sudut pandang ekonomi, memang tidak ada perbedaaan yang mendasar antara mark-up dengan bunga. Perbedaaan keduanya hanyalah soal hukum : dasar bunga adalah kontrak utang piutang, sementara dasar mark-up atau sewa adalah kontrak jual beli atau kontrak penyewaaan. Perbedaan hukum ini tampaknya tidak membuat batas laba dalam murabahah terlalu berbeda dengan bunga pada utang piutang. Dalam pengertian ekonomi, pembiayaan berdasarkan mark-up harga (murabahah) tidak memiliki manfaat ekonomis yang lebih bila dibandingkan dengan sistem berbasis bunga, kecuali bahwa pembiayaan murni tidak bisa disediakan dibawah perjanjian mark-up bila tidak ada barang yang bisa ditransaksikan, misalnya, dalam hal jasa.23 Zaidi berkata : “Menurut pendapat saya, biaya kredit dalam pembiayaan bank berasarkanmurabahah atau mark-up harga, adalah sama halnya dengan pembiayaan berdasarkan bunga ringan, kecuali bahwa dalam pembiayaan murabahah, harga yang disepakati akan tetap sama bahkan sekalipun pembayaran tidak bisa dilakukan tepat waktu.”24
Para teoritis perbankan Islam dari tahun 1940-an sampai akhir 1970-an tidak membayangkan perbankan Islam sebagai perbankan berbasis mark-up. Mereka dulu mengandaikan perbankan Islam sebagai bank berbasis Profit and Loss Sharing (PLS) dengan menggunakan konsep musyarakah dan mudharabah. Buku Banking Without Intest karya Siddiq
23 24
Zaidi, N.A, “ Islamic Banking in Pakistan”, h.29 Ibid
29
tidak menyinggung murabahah sama sekali, demikian pula halnya dengan Intest Free Banking karya Uzair. Laporan Councilof Islamic Ideology ( Pakistan), mungkin dokumen terpenting mengenai perbankan Islam, yang mengizinkan penggunaan murabahah tetapi dengan ragu-ragu, dan bahkan kemudian membatasi penggunaannya untuk kasus-kasus yang tak terhindarkan dalam proses peralihan menuju sistem bebas bunga. Oleh sebab itu, perubahan sistem berbasis bunga menuju sistem berbasis mark-up hanyalah sekadar perubahan nama, tanpa mengubah subtansi sama sekali. Mempertimbangkan dampak dari sistem murabahah. Siddiq secara ringkas menyimpulkan seluruh persoalan murabahah itu dalam satu kalimat : “Untuk tujuan-tujuan praktis sistem mark-up ini akan sama baiknya bagi bank dengan memberikan pinjaman berdasarkan suku bunga tetap.”25Mengakui dampak yang sama dari sistem mark-up, CII sangat mengkritiknya : “Ada kekhawatiran yang sungguh dikalangan kelompokkelompok Islam bahwa jika bunga secara luas diganti dengan markup dalam pelaksanaan PLS, maka ini hanya akan mencerminkan perubahan nama ketimbang substansinya. PLS dengan sistem markup kenyataannya adalah melanjutkan sistem bunga yang lama dengan nama yang baru.”26
Karena bahayanya Latennya, Siddiqi setuju untuk sekalian saja menyingkirkan
instrumen
murabahah
mengatakan :
25 26
Siddiq, Issues in Islamic Banking, h.139 CII, Consolidated Recommandations, h.97,121
dari
perbankan
Islam.
Ia
30
“Saya lebih memilih agar bai’mu’ajjal(murabahah) dihapuskan sekalian dari daftar metode yang diperbolehkan. Kalaupun kita mengakui kebolehannya secara hukum, kita memiliki kaidah hukum yang membatalkannya, yaitu bahwa segala hal yang mendorong kepada sesuatu yang haram adalah haram. Ada baiknya untuk menerapkan kaidah hukum ini bagi bai’ mu’ajjal guna menyelamatkan perbankan bebas-bunga dari penjegalan dari dalam.”27
B. Murabahah 1. Pengertian Pembiayaan Murabahah Murabahah (al-bai bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin). Kedua belah pihak harus mnyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan. Salah satu skim fiqh yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang 27
Siddiq, Issues in Islamic Banking, h.139
31
tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengankeuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya misalnya 10% atau 20%.28 Jadi singkatnya, Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dengan kata lain, penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost plus profit.29 2. Landasan Syar’i Pembiayaan Murabahah Al-Qur‟an, bagaimanapun juga, tidak pernah secara langsung membicarakan tentang murabahah, meski ada sejumlah acuan tentang jual beli, laba, rugi, dan perdagangan. Demikian pula, tampaknya tidak ada hadist yang memiliki rujukan langsung kepada murabahah. Mengingat tidak adanya rujukan baik di dalam al-Qu‟an maupun hadits shahih, para fuqaha harus membenarkan murabahah dengan dasar yang lain. Malik membenarkan keabsahannya dengan merujuk kepada praktik penduduk Madinah : “Ada kesepakatan pendapat disini (Madinah) tentang keabsahan seseorang yang membelikan pakaian di kota, dan kemudian ia membawanya ke kota lain untuk menjualnya lagi dengan suatu keuntungan yang disepakati.”30
28
Ibnu Abidin, Rad al-Mukhtar „alal Ardh al-Mukhtar, VI, hlm.19-50 ; al-Kurtubi, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid II, hlm.211 29 Moh. Arieff, 1988, Islamic Banking, Asian Pasific Economi Literature. Vol 2, No 2, September, h.52 30 Al-kaff, Does Islam Assign Any Value, h.5-6
32
Syafi‟i tanpa menyandarkan pendapatnya pada suatu teks syariah, berkata : “Jika seseorang menunjukan suatu barang kepada seseorang dan berkata, “belikan barang (seperti) ini untukku dan aku akan memberikanmu keuntungan sekian,” lalu orang itu pun membelinya, maka jual beli ini adalah sah.”31
Faqih mazhab Hanafi, Marghinani (w.593/1197), membenarkan keabsahan murabahah berdasarkan bahwa “ syarat-syarat yang penting bagi keabsahan suatu jual beli ada dalam murabahah, dan juga karena orang
memerlukannya.”32
Faqih
dari
Mazhab
Syafi‟i
Nawawi
(w.676/1277) cukup menyatakan : “ murabahah adalah boleh tanpa ada penolakan sedikit pun.”33 Landasan Syar‟i tentang Murabahah menurut Sunarto Zulkifli dalam buku Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah :34 “.... Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(QS. Al-Baqarah 2 : 275) Dan berdasarkan dalil menurut Al-hadist : “Pendapat yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur.”(HR. Ahmad, al-Bazzar, dan ath-Thabarani)35 Dari Shaleh bin Suaib, dari bapaknya,bahwa Rasullah SAW bersabda :
31
Syafi‟i, UMM, III, h.33 Marghinani, Hedaya or Guide, h.282 33 Nawawi, Raudlat al-Thalibin, h.526 34 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2007), h.40 35 ibid 32
33
“Tiga hal yang didalam terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, Muqaradhah (nama lain mudharabah) dan mencampurkan gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR. Ibnu Majah)36
3. Rukun dan Syarat-syarat Murabahah Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara langsung ataupun secara angsuran. a.
Rukun Murabahah 1) Pihak yang berakad : penjual dan pembeli. 2) Objek yang diakadkan : barang yang diperjualbelikan dan harga 3) Sighat atau akad : serah (ijab) dan terima (qobul).
b.
Syarat-syarat murabahah 1) Pihak yang berakad : a)) Sebagai keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus cakap hukum. b)) Sukarela (ridho) tidak dalam keadaan terpaksa/ dipaksa dan tidak dibawah tekanan. 2) Obyek yang diperjualbelikan : a)) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang dilarang
(haram),
dan
bermanfaat
serta
menyembunyikan adanya cacat barang. b)) Merupakan hak miliki penuh pihak yang berakad. 36
Ibid
tidak
34
c)) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli. d)) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan. 3) Sighat: a)) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik (siapa) para pihak yang berakad. b)) Antara ijab dan qobul (serah terima) harus selaras dan transparan baik dalam spesifik barang (penjelasan fisik barang) maupun harga yang disepakati (memberitahu biaya modal kepada pembeli). c)) Tidak mengundang klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang. d)) Tidak dibatasi waktu, misalnya : “saya jual ini kepada Anda untuk waktu 12 bulan setelah itu jadi milik saya sendiri.”
C. BMT(Baitut Maal Wattamwil) 1. Pengertian BMT Baitut maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitut maal dan baitut tamwil. Baitut maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit seperti ; zakat, infaq, dan shadaqoh. Sedangkan Baitut Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.
35
Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.37 Keberadaaan BMT representasi dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, denganjalan ini BMT mampu mengakomordir kepentingan ekonomi masyarakat. Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan atauapun materi maka, BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. 2. Prinsip Operasi BMT Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR syariah yakni menggunakan 3 prinsip : a.
Prinsip bagi hasil Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT 1) Al-Mudharabah 2) Al-Musyarakah
37
M. Dawam Rahardjo,Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1999), h.431
36
3) Al-Muzara’ah 4) Al-Musaqah b.
Sistem jual beli Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT dan kemudian bertindak sebagai penjual dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana 1) Bai al-Murabahah 2) Bai al-Salam 3) Bai al-Istihna 4) Bai Bitsaman Ajil
c.
Sistem non profit Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja : 1) Al-Qardhul Hasan
d.
Akad bersyarikat Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikut sertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian pembagian/ kerugian yang disepakati : 1) Al- Musyarakat 2) Al- Mudharabah
37
e.
Produk pembiayaan Penyediaan
uang
dan
tagihan
berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan pinjam-meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu : 1) Pembiayaan al-Murabahah (MBA) 2) Pembiayaan al- Bai Bitsaman Ajil (BBA) 3) Pembiayaan al-Mudharabah (MDA) 4) Pembiayaan al-Musyarakah (MSA) Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan ekonomi masyakat, maka BMT terbuka untuk menciptakan produk baru. Tetap produk tersebut harus memenuhi syarat : 1) Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah 2) Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT 3) Membawa kemaslahatan bagi masyarakat
3) Proses Pembiayaan Salah satu aspek penting dalam perbankan syariah adalah proses pembiayaan yang sehat. Yang dimaksud dengan proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi halal dan baik serta menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan atau bahkan ketika pada bank yang sehat, tetapi juga berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayai.38
38
Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h.145
38
a. Permohonan pembiayaan Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan secara formal, permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada officer bank. Setelah itu, officer bank syariah akan melakukan solicit ke pengusaha dimaksud untuk melakukan penjajakan bisnis. Halhal yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindak lanjut sebuah usaha atau proyek antara lain : 1) Tren Usaha 2) Peluang Bisnis 3) Reputasi Bisnis Perusahaan 4) Reputasi Manajemen b. Pengumpulan Data dan Investigasi Data yang diperlukan oleh officer bank didasari pada kebutuhan dan tujuan pembiayaan. Untuk pembiayaan komsumtif, data yang diperlukan adalah data yang dapat menggambarkan kemampuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari penghasilan tetapnya. Data yang diperlukan antara lain : 1) Untuk pegawai ( karyawan swasta/ PNS/ ABRI) a) Kartu identitas calon nasabah dan istri : Kartu Tanda Keluarga (KTP) atau paspor b) Kartu Keluarga c) Slip gaji terakhir d) Surat
referensi
dari
kantor
tempat
bekerja
pengangkatan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
atau
SK
39
e) Salinan rekening bank 3 bulan terakhir f)
Salinan tagihan rekening telepon dan listrik
g) Data obyek pembiayaan h) Data jaminan 2) Untuk pengusaha perorangan a) Kartu identitas calon nasabah dan istri : Kartu Tanda Keluarga (KTP) atau paspor b) Kartu Keluarga c) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) e) Salinan rekening bank 3 bulan terakhir f)
Salinan tagihan rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir
g) Data obyek pembiayaan h) Data jaminan 3) Untuk profesional seperti dokter, pengacara, dan lain-lain : a) Kartu identitass calon nasabah dan istri : Kartu Tanda Keluarga (KTP) atau paspor b) Kartu Keluarga c) Surat Izin Profesi d) Surat Izin Praktik e) Salinan rekening bank 3 bulan terakhir f) Salinan tagihan rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir g) Data obyek pembiayaan h) Data jaminan : valuabilitas, legalitas, dan marketibilitas
40
c. Analisa Pembiayaan Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai kebijakan bank. Dalam beberapa kasus seringkali digunakan metode analisa 5C, yang meliputi : 1)
Character (karakter) Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara numerik.
2)
Capacity ( kapasitas atau kemampuan) Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk berbisnis.
3)
Capital (Modal) Analisa modal ini diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri.
4)
Condision ( kondisi) Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah,
seperti
kebijakan
pembatasan
usaha
properti,
pelanggaran ekspor pasir laut, dan lain-lain. 5)
Collateral (jaminan) Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah.
d. Analisa Rasio 1) Rasio Likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuaan nasabah dalam membiayai operasional usaha dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya saat ditagih.
41
2) Rasio Laverage Rasio Laverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. 3)
Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan dalam melakukan penjualan, penagihan piutang, maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki.
4) Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperolah keuntungan. e. Persetujuan Pembiyaan Proses persetujuan adalah proses penentuan disetujui atau tidaknya sebuah pembiayaan usaha. Proses ini juga tergantung kepada kebijakan bank, yang biasaanya disebut sebagai komite pembiayaan. f. Pengumpulan Data Tambahan Proses pengumpulan data tambahan dilakukan untuk memenuhi persyaratan tambahan yang diperoleh dari disposisi komite pembiayaan. Pemenuhan persyaratan ini merupakan hal terpenting dan merupakan indikasi utama tindak lanjut pencairan dana. g. Pengikatan Tindakan selanjutnya setelah semua persyaratan dipenuhi adalah proses pengikatan baik pengikatan pembiayaan maupun pengikatan jaminan. Secara garis besar, pengikatan terdiri dari dua macam, yakni :
42
pengikatan dibawah tangan dan pengikatan notariel. Pengikatan dibawah tangan adalah proses penandatanganan akad yang dilakukan antara bank dan nasabah, sedangkan pengikatan notariel adalah proses penandatangan akad yang disaksikan oleh notaris. h. Pencairan Proses selanjutnya adalah pencairan fasilitas pembiayaan kepada nasabah. Sebelum melakukan proses pencairan, maka harus dilakukan pemeriksaan kembali semua kelengkapan yang harus dipenuhi sesuai disposisi komite pembiayaan pada proposal pembiayaan. i. Monitoring Proses selanjutnya adalah proses monitoring terhadap nasabah. Bagi officer bank syariah, pada saat memasuki tahapan ini, maka sebenarnya risiko pembiayaan baru saja dimulai saaat pencairan dilakukan. Monitoring dapat dilakukan dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan bisnis plan yang dibuat sebelumnya. 4) Penghimpunan Dana Penyimpanan dan Pengunaan Dana39 a.
Sumber dana BMT 1) Dana masyarakat 2) Simpanan biasa 3) Simpanan berjangka atau deposito 4) Lewat kerja antara lembaga atau institusi
39
Kumpulan Makalah, Pelatihan Baitul Maal Wattamwil (BMT), (Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 1997), h.18
43
Dalam penggalangan dana BMT biasanya terjadi transaksi yang berulang-ulang, baik penyetoran maupun penarikan. b.
Kebiasaan penggalangan dana 1) Penyandang dana rutin tetapi tetap, besarnya dana biasanya variatif 2) Penyandang dana rutin tidak tetap besarnya dana biasanya variatiif 3) Penyandang dana rutin temporal-deposito minimal Rp. 1.000.000,sampai Rp. 5.000.000,-
c.
Pengambilan dana 1) Pengambilan dana rutin tertentu yang tetap 2) Pengambilan dana tidak rutin tetapi tertentu 3) Pengambilan dana tidak tentu 4) Pengambilan dana sejumlah tertentu tapi pasti
d.
Penyimpanan dan penggalangan dalam masyararakat dipengaruhi 1) Memperhatikan momentum 2) Mampu memberikan keuntungan 3) Memberikan rasa aman 4) Pelayanan optimal 5) Profesionalisme
5) Penggunaan Dana a.
penggalangan dana digunakan untuk : 1) Penyaluran melalui pembiayaan 2) Kas tangan 3) Ditabungkan di BPRS atau dibank syariah
44
b.
Penggunaan dana masyarakat yang harus disalurkan kepada : 1) Penggunaan dana BMT yang rutin dan tetap 2) Penggunaan dana BMT yang rutin tapi tidak tetap 3) Penggunaan dana BMT yang tidak tentu tapi tetap 4) Penggunaan dana BMT tidak tentu
c.
Sistem pengangsuran atau pengembalian dana : 1) Pengangsuran yang rutin dan tetap 2) Pengangsuran yang tidak rutin dan tetap 3) Pengangsuran yang jatuh tempo 4) Pengangsuran yang tidak tentu (kredit macet)
d.
Klasifikasi pembiayaan 1) Perdagangan 2) Industri rumah tangga 3) Pertanian/pertenakan/perikanan 4) Konveksi 5) Konstruksi 6) Percetakan 7) Jasa-jasa lainnya
e.
Jenis angsuran 1) Harian 2) Mingguan 3) 2 mingguan 4) Bulanan 5) Jatuh tempo
45
f.
Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan BMT 1) Evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan. 2) Merevisi segala kegiatan pembiayaan. 3) Pemindahan akad baru. 4) Mencarikan donatur yang bisa menutup pembiayaan.
6) Pelayanan Zakat dan Shadaqoh a. Penggaalangan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (ZIS) 1) ZIS masyarakat. 2) Lewat kerjasama antara BMT dengan lembaga Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (BAZIS). b. Dalam penyaluran dana ZIS 1) Digunakan untuk pemberian pembiayaan yang sifatnya hanya membantu. 2) Pemberian beasiswa bagi peserta yang berprestasi atau kurang mampu dalam membayar SPP. 3) Penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena faktor kesulitan pelunasan. 4) Membantu masyarakat yang perlu pengobatan. 7) Sektor Riil Pada dasarnya, kegiatan sektor riil juga merupakan bentuk penyaluran dana BMT. Namun, berbeda dengan kegiatan sektor jasa keuangan yang penyalurannya berjangka waktu tertentu, penyaluran dana pada sektor riil bersifat permanen atau jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan didalamnya. Penyaluran dana ini selanjutnya disebut investasi
46
atau penyertaan. Investasi yang dilakukan BMT dapat dengan mendirikan usaha baru atau dengan masuk ke usaha yang sudah ada dengan cara membeli saham.40 8) Aspek Legalitas Sebagaimana
diuraikan
diatas
istilah
BMT
merupakan
penggabungan dari Baitul mal wat tamwil. Sebelum berkembang istilah BMT, kita telah lebih dahulu akrab denganistilah baitul maal (BM). Saat ini kita mengenal istilah BM sebatas sebagai lembaga pengelolah ZIS. Pengertian ini sebenarnyatelah mengalami penyempitan fungsi karena pada masa nabi SAW. dan para Khalifah sesudahnya, BM berfungsi mengelolah sebagian besar keuangan negara meliputi sumber pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Adapun istilah baitut tamwil (BT) kurang populer. Nama ini pernah terdengar melalui nama BT Teknosa di Bandung dan BT Ridha Gusti di Jakarta. Fungsiny kurang lebih sama dengan praktik perbankan Islam yang menerapkan sistem bagi hasil. Perbedaanya terletak pada status kelembagaannya sebagai kelompok swadaya masyarakat dan lingkup usaha yang relatif kecil.41 Pada awal perkembangannya, BMT memang tidak memiliki badan hukum resmi. BMT berkembang sebagai kelompok simpan pinjam (KSP). Namun, untuk
mengantisipasi perkembangan kedepan, status hukum
menajdi kebutuhan yang mendesak. Dalam peraturan perundanganundangan di Indonesia, yang memungkinkan penerapan sistem operasi 40
Hertanto Widodo Ak. et al., Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), (Bandung : Mizan Anggota IKAPI, 1999), h.83 41 Ibid, h.84-85
47
bagi hasil adalah perbankan dan koperasi. Saat ini, oleh lembaga-lembaga pembina BMT yang ada, BMT diarahkan untuk berbadan hukum koperasi menggingat BMT berkembang dari kelompok swadya masyarakat. Selain itu, dengan berbentuk koperasi, BMT dapat berkembang ke berbagai sektor usaha seperti keuangan dan sektor riil. Bentuk ini juga diharapkan dapat memenuhi tujuan memberdayakan masyarakat luas, sehingga kepemilikan kolektif BMT sebagaimana konsep koperasi akan lebih mengenal sasaran. 9) Aspek Akuntansi Berkaitan dengan kegiatan operasional dan legalitas BMT, penyusun praktik pelaporan keuangan BMT ini memperhatikan hal-hal sebagai berikut :42 a.
Laporan keuangan dibuat dengan asumsi bahwa BMT berbadan koperasi dan karena akan mengacu pada PSAK No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Hal ini akan berpengaruh terhadap penggunaan istilah akun dan kandungan ekuitas dalam neraca.
b.
Laporan keuangan juga akan mengacu pada PSAK No.31 untuk membandingkan akun-akun yang dapat disamakan dengan pengertian dalam perbankan konvensional dan mengacu pada AAOIFI yang telah menerbitkan standar akuntansi untuk lembaga keuangan islam.
c.
Memperhatikan bahwa sebagian besar aktivitas utama BMT dan ciri khasnya terdapat pada kegiatan jasa keuangan, laporan keuangan akan
42
Ibid, h.85-86
48
menyajikan kegiatan jasa keuangan sebagai laporan utamanya. Artinya, BMT diasumsikan sebagai koperasi simpan pinjam (syariat), dengan didalamnya menggambarkan juga kegiatan sektor riil dan sosial.
49
BAB III GAMBARAN UMUM BMT USAHA MULYA MASJID PONDOK INDAH
A. Sejarah Singkat Perusahaan BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta didirikan pada tanggal 01 Agustus 2002. Pada awalnya lembaga ini secara badan hukum masih bernaung dibawah Yayasan Pondok Mulya sebagai lembaga unit usaha dimana strukturnya di bawah Bidang Usaha Direktorat Pengelolahan Masjid Pendidikan dan Usaha Yayasan Pondok Mulya. Selanjutnya pada akhir tahun 2005 BMT Usaha Mulya melalui pengurus dan pengawas mendaftarkan lembaga ini pada KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH, hingga dimunculkan SURAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN
MENENGAH,
NOMOR
:
467/BH/MENEG.I/I/2006.
Diharapkan kehadiran lembaga BMT ini dapat merelasasikan cita-cita sebuah masjid ideal yang bisa merespon hajat umat baik yang berkaiatan dengan jalur ritual maupun yang berkaiatan dengan hubungan horizontal-jalur sosialkhususnya pada masalah pemberdayaan ekonomi umat yang menjadi tema utama didirikannya BMT di lingkungan Masjid Raya Pondok Indah. B. Visi dan Misi BMT Usaha Mulya Visi dari BMT Usaha Mulya adalah menjadi lembaga keuangan berbasis syariah terdepan serta terpecaya dalam mensosialisasikan dan
49
50
mengembangkan sistem keuangan sebagai solusi efektif untuk meningkatkan perekonomian,
produktivitas,
dan
kesejahteraan
masyarakat
bawah
menengah. Sedangkan misi dari BMT Usaha Mulya adalah : 1. Mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah Islam. 2. Memudahkan akses permodalan dan pengelolahan kegiatan usaha bagi masyarakat bawah menengah secara finansial maupun non finansial. 3. Mengembangkan potensi umat untuk dapat berkiprah membangun perekonomian dan mengetaskan kemiskinan. 4. Membangun budaya usaha yang amanah, bermartabat, dan adil.
C. Jaringan Kerja Lembaga Untuk mendukung usaha dibidang pelayanan jas keuangan, BMT Usaha Mulya telah menjalin kerjasama dengan : 1. PT. Asuransi Takaful 2. Bank Permata Syariah 3. Bank Muamalat Indonesia 4. Asosiasi BMT korwil Jakarta
D. Identitas Lembaga Nama Lembaga
: Koperasi Serba Usaha Baitut Maal Wat Tamwil Usaha Mulya
51
Alamat Kantor
:
Jl. Sultan Iskandar Muda No.1 Pondok Indah, Jakarta Selatan 12310 Telp./ Fax : 021-75905868
Tanggal Berdiri
: 01 Agustus 2002
Badan Hukum
: 467/BH/MENNEG.1/2006
Siup
: 0685/1.824.271
NPWP
: 02.503.943.9-013.000
TDP
: 09.03.2.51.01043
E. Struktur BMT Usaha Mulya Susunan Dewan Pengawas dan Pengurus adalah sebagai berikut : 1.
Pengawas Syariah
Prof. Dr. H. Achmad Sukardja, SH, MA
2. Pengawas Manajemen
M.Ridwan
H.Yusuf Sudono, SH
3. Pengurus
Ketua
: H.Ika Achmad Furqon,LC.
Sekretaris
: Warja, SE
Bendahara : Nur Baiti, Amd
52
F. Layanan Lembaga BMT Usaha Mulya adalah Lembaga Keuangan Mikro berbasis syariah, berfungsi sebagai sarana memberdayakan perekonomian umat dengan memberikan pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, layanan jasa pembayaran seperti listrik, telepon, dan lain-lain. Penghimpunan dana dalam bentuk simpanan/ tabungan atau deposito ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya. G. Gambaran Layanan 1.
Penghimpun Dana (Funding) Penghimpun dana yang dikelola oleh Lembaga BMT Usaha Mulya diperoleh dari tiga unsur : (1). Penyertaan Modal dari Yayasan Pondok Mulya, (2). Penghimpunan Dana dari ZIS Produktif bersinergi dengan Masjid Raya Pondok Indah-segmentasi pengelolahannya diperuntukan bagi usaha kaum dhuafa atau para mustahik zakat, (3). Himpunan dana Masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito yang terdiri dari : a.
Simpanan Mudharabah Adalah
simpanan
anggota/nasabah
dengan
konsep
yangdisetorkan
akan
Mudharabah, dikelola
simpanan
oleh
BMT,
anggota/nasabah akan mendapatkan keuntungan dari pengelolahan simpanan tersebut. Keuntungan lainnya saldo simpanan dapat dijadikan jaminan pembiayaan/ pinjaman. Setoran awal minimal Rp.10.000,.
53
b.
Simpanan Pendidikan Simpanan untuk biaya pendidikan mulai jenjang sekolah TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Simpanan dapat diambil sesuai dengan tahapan periode pendidikan (sepekan sebelum tahun ajaran baru, semester, dan akhir semster), bentuk simpanan tahapan pendidikan tersebut juga mendapatkan bagi hasil atas pengelolaannya. Setoran awal minimal Rp. 10.000,.
c.
Simpanan Idul Fitri Simpanan bagi pemenuhan segala kebutuhan Hari raya Idul Fitri. Penarikan simpanannya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Ftri. Setoran awal minimal Rp.10.000,.
d.
Simpanan Idul Qurban Merupakan simpanan bagi pembelian hewan qurban, membantu penabung dalam menyalurkan hewan qurban pada para mustahik serta membuka kesempatan bagi Anda sekeluarga melaksanakan ibadah Qurban. Penarikan simpanannya dilakukan menjelang hari raya Idul Adha. Setoran awal minimal Rp. 50.000,.
e.
Simpanan Walimah Simpanan untuk memenuhi kebutuhan biaya pernikahan serta penyelenggaraan resepsi. Penarikan simpanan dilakukan menjelang acara pernikahan. Setoran awal minimal Rp. 50.000,.
f.
Simpanan Haji dan Umroh Simpanan ini dikhususkan bagi nasabah yang berniat melaksanakan ibadah haji dan umroh. Penarikannya dapat dilakukan menjelang
54
keberangkatan ibadah haji dan umroh sebagai setoran ONH dan umroh atau kondisi-kondisi tertentu (dapat dikerjasamakan dengan KBIH Masjid Raya Pondok Indah). Insya Allah melalui simpanan haji dan umroh niat Anda beribadah ke tanah suci dapat terwujud. Setoran awal minimal Rp. 500.000,. g.
Simpanan berjangka Simpanan ini adalah investasi syaraiah yang penarikannya berdasarkan jangka waktu tertentu (1,3,6, dan 12 Bulan) setelah jatuh tempo atau perjanjian dengan BMT. Nisbah bagi hassil yang akan diberikan BMT kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Minimal simpanan Rp. 500.000,.
2.
Pembiayaan (Landing) BMT Usaha Mulya menyediakan jasa pembiayaan untuk berbagai jenis usaha dan perniagaan. Usaha yang dibiayai diiantaranya dalam bentuk perdagangan, industri kerajinan/ home industry, serta usaha yang bersifat jasa seperti pendidikan dan jasa transportasi. Pada sisi lain BMT Usaha Mulya juga melayani pembiayaan konsumtif dengan prinsip jual beli serta kerjasama usaha dengan pihak kedua melalui skema Musyarakah atau Mudharabah. Produk pembiayaan yang ditawar BMT Usaha Mulya terdiri dari : a. Pembiayaan Murabahah 1) Murabahah dengan pembayaran jatuh tempo adalah pembiayaan untuk investasi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli. Pembayaran dilakuan secara tunai dan sekaligus pada saat
55
jatuh tempo dengan tenggang waktu maksimal 3 bulan. BMT Usaha Mulya mendapatkan selisih/margin dari harga jual. 2) Murabahah dengan pembayaran berangsur adalah pembiayaan untuk investassi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli. Pembayaran dilakukan secara angsur (harian, mingguan atau bulanan) dengan jangka waktu pembayaran mulai dari 4 bulan atau lebih. BMT Usaha Mulya mendapatkan selisih atau margin dari harga jual. b. Pembiayaan Ijarah 1) Ijarah Multi Jasa Adalah pemindahan hak guna danjasa. Pemohon/ Nasabah dan BMT melakukan kontrak ijarah dalam bentuk sewa jasa pendidikan. BMT mendapatkan ujrah/upah dari pemohon mengacu pada kesepakatan kontrak ijarah yang dilakukan. 2) Ijarah Muntahiah Bit-tamlik Adalah pemindahan hak guna atas barang. Nasabah/ pemohon dan BMT melakukan kontrak ijarah dalam bentuk sewa barang dengan jangka sesuai kesepakatan kedua belah pihak. BMT mendapatkan
ujrah/upah
dan
hasil
sewa
barang
sesuai
kesepakatan dalam akad. Pada akad persewaan yang berakhir dengan kepemilikan, nasabah/ pemohon dapat memiliki barang yang disewa bila dapat memenuhi ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
56
c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal antara BMT dan nasabah untuk menggarap suatu usaha. Tiap-tiap pihak meyertakan modal dalam jumlah yang sam atau berbeeda sesuai denga kesepakatan. Mekanisme bagi hasil dan keuntungan disesuaikan dengan jumlah nisbah yang disepakati kedua belah pihak. d. Pembiayaan Mudharabah Bentuk pembiayaan dari BMT untuk modal kerja atau investassi sampai 100%, penerima pembiayaan adalah nasabah/pemohon yang memiliki kemampuan, skill yang layak dan bertanggung jawab dalam mengelolah usaha tersebut. Pembagian keuntungan dibagi hasilkan sesuai nisbah yang disepakati antara BMT dan pengelolah.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teoriteori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan, maka bab ini akan memaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa data-data yang ada kaitannya dengan pembiayaan murabahah. Data-data tersebut akan digunakan penulis untuk menjawab masalah yang terdapat dalam penelitian sehingga tujuan penelitian ini tercapai. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Prosedur pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah dengan persyaratan permohonan pembiayaan mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan sebagai berikut:43 1.
Foto copy KTP Suami dan Istri
2.
Foto copy Kartu Keluarga
3.
Surat Keterangan domisili dari RT setempat
4.
Foto copy berkas jaminan (BPKB, Sertifikat + SPPT, SK PNS) untuk pembiayaan >Rp. 1.500.000,- dan Lembaga
5.
Foto copy Akta pendirian atau perubahan, SIUP TDP, NPWP dan Domisili Usaha untuk pembiayaan perusahaan atau lembaga
6.
Melampirkan Rekening Koran 3 bulan terakhir (lembaga)
43
Hasil Wawancara dengan Bapak Warja, SE selaku Sekretaris BMT Usaha Mulya, Senin, 27 Mei 2013
57
58
7.
Melampirkan laporan keuangan 2 tahun terakhir (lembaga) Adapun tahap-tahap akad murabahah di BMT Usaha Mulya
melalui beberapa proses yaitu :44 1.
Nasabah/ Anggota a. Menyampaikan tujuan meminta bantuan untuk membelikan barang atau alat produksi atau mesin yang dibutuhkan. Kegunaan barang tersebut dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang tersebut. b. Menyerahkan data-data : Legalitas keuangan
(minimal 3 bulan
terakhir). Data jaminan dan hubungan hukum nasabah dengan jaminan serta persyaratan lainnya yang diperlukan. c. Melampirkan informasi barang atau alat produksi atau mesin yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjual atau supplier barang tersebut. Account Officer
2.
a. Menganalisis kelayakan bisnis nasabah, historis usaha nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. b. Jika nasabah tidak mempunyai usulan atau calon supplier, account officer berhak untuk mencarikan supplier. 3.
Unit Support (Administrasi pembiayaan, Legal) a. Menganalisis nasabah dan supplier dari segi yuridis, kelengkapan dokumentassi perusahaan dalam badan hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh nasabah. 44
Ibid
59
b. Hasil analisis disampaikan kepada account officer. Selanjutnya, berdasarkan informasi tersebut dan analisis kualitatif atau pun kuantitatif account officer akan mempresentasikannya kepada komite. 4.
Komite Pembiayaan a. Bila permintaan nasabah dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk mendapatkan fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada nasabah dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada nasabah. b. Bila permintaan usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya menyangkut : 1) Harga beli barang dari supplier 2) Harga jual pada nasabah 3) Jangka waktu pelunasan barang 4) Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh nasabah 5) Penunjukan supplier atau penjual barang 6) Jaminan jika diperluan, dan 7) Persyaratan lain yang harus dipenuhi nasabah
5.
Account Officer a. Berdasarkan persetujuan komite, surat persetujuan murabahah disampaikan kepada nasabah b. Hubungan supplier dan meminta surat pernyataan sanggup dari supplier
untuk
memastikan
bahwa
supplier
sanggup
untuk
menyediakan barang sesuai kiteria yang disampaikan account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya barang.
60
6.
Nasabah a. Setelah menerima surat persetujuan murabahah,nasabah menyatakan persetujuanannya atas seluruh persyaratan yang diajukan termassuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta BMT. Nasabah setuju membayar uang muka. b. Pada saat mitra usaha melakukan pembayaran uang muka, maka BMT akan mengeluarkan tanda terima uang muka murabahah.
7.
Unit Support (Administrasi Pembayaran) a. Setelah menerima uang
muka murabahah, bagian administrasi
pembiayaan dapat mengeluarkan surat pemesanan barang pada supplier, supplier menerima surat pemesanan barang dan menyatakan barang tersedia dan siap dikirim pada nasabah. b. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad murabahah, yaitu akad jual beli antara BMT dan supplier untuk membeli barang yang dimaksud. Dilanjutkan dengan akad murabahah antara pihak BMT dengan mitra usaha. Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan pengikat
jaminan
(bila
perlu)
dapat
berupa
barang
yang
diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya. c. Supplier mengeluarkan surat permohonan realisasi murabahah kepada BMT meminta pelunasan harga beli barang. d. Bagian
administrasi
pembiayaan
dapat
melakukan
instruksi
pembayaran harga beli barang langsung pada rekening supplieratau melalui cek atau instrumen lainnya sesuai pernyataan supplier dalam surat permohonan relisasi murabahah.
61
e. Setelah menerima pembayaran, supplier akan menyerahkan tanda terima uang oleh supplier. f. Supplier mengirimkan barang pada nasabah dengan melampirkan surat pengiriman barang pada nasabah. g. Setelah barang diterima oleh nasabah, maka nasabah wajib untuk menyerahkan pada BMT tanda terima barang oleh nasabah. h. Nasabah setelah menerima barang sesuai dengan spesifikasi yang diminta, selanjutnya sesuai ketentuan dalam persetujuan murabahah pelunasan harga jual barang kepada BMT dilaksanakan oleh nasabah sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. i. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus maupun diangsur. Hasil analisis penulis terkait prosedur pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta dapat dikatakan sudah baik karena telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan di BMT Usaha Mulya. Begitu pun terhadap tahapan-tahapan akad murabahah sudah dijalankan sesuai ketentuan-ketentuan muamalah. Hal ini berfungsi agar tidak ada penyimpangan dalam transaksi pemberian pembiayaan murabahah kepada nasabah maupun komplein dari nasabah terhadap pihak BMT Usaha Mulya. B. Perhitungan Margin pada Pembiyaan Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Dalam pembiayaan murabahah terdapat beberapa alternative yang digunakan untuk menghitung margin pembiayaan, jika di bank konvensional
62
bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank karena nasabah tersebut memperoleh pinjaman dari bank.45 Mengenai pembiayaan jual beli murabahah, syariah menetapkan adanya suatu margin keuntungan yaitu jumlah uang sebagai keuntungan pihak bank atas adanya perjanjian pembiayaan yang harus dibayar nasabah sesuai dengan jadwal pembayaran. Margin keuntungan merupakan faktor penentu dalam transaksi murabahah, karena murabahah itu sendiri adalah penjualan suatu barang dengan harga beli ditambah dengan margin keuntungan. Mekanisme pembiayaan BMT Usaha Mulya yaitu pihak BMT sebagai pembeli untuk membeli sepeda motor pada suatu dealler yang sudah ditunjuk, kemudian BMT bertindak sebagai penjual untuk menjualnya kembali kepada nasabah dengan cara pembayarannya dianggsur atau dicicil. Dan dalam transaksi pembelian sepeda motor, BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk memilih sepeda motor yang akan dibeli dan membayarkan dana untuk pembelian sepeda motornya kepada supplier (dealer/penjual barang), Namun, mekanisme yang diterapkan BMT Usaha Mulya adalah nasabah tidak mendatangani wakalah karena BMT Usaha Mulya membeli langsung barang yang diinginkan nasabah, tanpa ada yang diwakilkan.46
45
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h.121 46 Hasil Wawancara dengan Bapak Warja, SE selaku Sekretaris BMT Usaha Mulya, Senin, 27 Mei 2013
63
Jadwal angsuran akad murabahah Nama nasabah
: -
Fasilitas Pembiayaan
: Pembiayaan Pemilikan Sepeda Motor
Tujuan Pembiayaan
: Pembelian Sepeda Motor
Plafond pembiayaan
: Rp. 15.000.000
Jangka waktu
: 36 bulan
Margin
: Rp.120.000 (1%)
Tanggal cair
: 05 Mei 2010
Tanggal jatuh tempo
: 05 Mei 2012
Angsuran/ bulan : Tabel 6.1 Angsuran Pembiayaan Margin di BMT Usaha Mulya Bulan
Tanggal Angsuran
Harga Pokok
Margin Jual
Ke-
Angsuran Per Bulan
1.
05 Mei 2010
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
2.
05 Juni 2010
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
3.
05 Juli 2010
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
4.
05 Agustus 2010
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
5.
05 September 2010
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
36.
05 Mei 2012
Rp.333.400
Rp. 120.000
Rp. 453.400
64
Margin
:
Harga beli – DP x 1%
= Margin Jual
Harga Pokok : Harga beli – DP
= Harga Pokok
Jangka waktu Angsuran cicilan per bulan
= Margin Jual + Harga Pokok
Harga beli sepeda motor : Rp. 15.000.000 Dp
: Rp. 3.000.000 +
BMT Biayai
Rp. 12.000.000 x 1% = Rp. 120.000/ bulan
Jangka waktunya 36 bulan x margin per bulan ( Rp.120.000) = Rp. 4.320.000 Nilai Jual BMT Usaha Mulya : pembiayaan yang BMT Biayai + jangka waktu marginnya Rp.12.000.000 + Rp. 4.320.000 = Rp.16.320.000 : 36 bulan = Rp.453.400/ bulan. Jadi, margin keuntungan merupakan faktor penentu dalam transaksi murabahah karena murabahah itu sendiri adalah penjualan suatu barang dengan harga beli ditambah dengan margin keuntunngan. Perhitungan margin pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya, memakai cara perhitungan margin yang mengikuti persaingan yang berkembang pada lembaga-lembaga keuangan umumnya. Sehingga, untuk menentuukan margin di BMT Usaha Mulya dengan cara : harga beli – DP x 1% = margin jual. Sedangkan, untuk menghitung angsuran per bulannya yaitu menambahkan margin jul dengan angsuran pokok ( harga beli- DP).
65
C. Metode Penetapan Margin pada Harga Jual Kembali di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Pada kasus kepemilikan sepeda motor dalam pemberian pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya tidak ada penandatanganan wakalah karena BMT Usaha Mulya sudah mempunyai daftar list untuk setiap kendaraan sepeda motor, nasabah hanya menunjuk jenis dari kendaraan yang diinginkan. Setelah itu, BMT Usaha Mulya memberitahukan cicilan yang harus diangsur setiap bulannya dan BMT Usaha Mulya sendiri yang membelikannya ke pihak dealler. Sedangkan nasabah hanya menerima pesanan barang dari pihak dealler dan selanjutnya, nasabahnya melunasi angsurannya ke BMT Usaha Mulya.47 Perhitungan margin yang tepat tentunya bermanfaat untuk kelancaraan aktifitas di BMT Usaha Mulya. Untuk itu, maka perhitungan margin harus benar-benar teliti. Terkadang banyak nasabah yang tidak mempedulikan darimana perolehan harga angsuran dari setiap bulannya. Hal ini, dikarenakan keinginan nasabah yang tidak ingin dipersulitkan dalam hal hitung menghitung. Disini, BMT Usaha Mulya harus berkerja ekstra untuk hal pembiayaan. Dimana BMT Usaha Mulya harus bisa menjaga keseimbangan untuk setiap perhitungan. Dari contoh kasus kepemilikan sepeda motor, maka penulis, tertarik untuk menganalisis metode yang digunakan BMT Usaha Mulya dan telah dibahas di bab II tentang perhitungan margin keuntungan yaitu dengan cara metode margin keuntungan menurun, metode margin keuntungan rata-rata, metode margin keuntungan flat dan metode margin 47
Ibid
66
keuntungan anuitas. Dan penulis akan menjabarkan kasus kepimilikan sepeda motor dalam pembiayaan murabahah dengan menggunakan empat metode penerapan margin tersebut. Hal ini berguna agar dapat diketahui dari keempat metode margin keuntungan, mana yang lebih menjurus pada metode penetapan margin keuntungan yang ditetapkan BMT Usaha Mulya. 1. Margin Keuntungan Menurun a. Nasabah dengan Plafond, PLFN = Rp.12.000.000,00 Harga beli – DP (Rp. 15.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp.12.000.000) b. Jangka waktu pembiayaan 36 bulan atau 3 tahun c. Tingkat Margin keuntungan setahun. MRJ = 12% Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a. Angsuran harga pokok per bulan APPB = (PLFN/36) = Rp. 333.333,33 b. Pencairan 05-05-2010 sejumlah Rp. 12.000.000,00
Tabel 7.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Menurun No.
Tanggal
Pokok
Marjin Keuntungan
1.
05-05-2010
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/36
2.
05-06-2010
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/36
3.
05-07-2010
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/36
36.
05-04-2013
APPB
(PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/36
67
Jadi, untuk menghitung angsuran kedua maka: APPB = Pokok = Rp.12.000.000/36 = Rp. 333.333,33 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ)/36
=
Margin
Keuntungan
=
((12.000.000,00-((2-1)*333.333,33))*0.12)/36 = Rp. 38.888,88 Angsuran (2) Angsuran Harga Pokok
= Rp. 333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan= Rp. 38.888,88 Rp. 372.222,21 Angsuran (5) APPB = Pokok = 333.333,33 ((12.000.000-((5-1)* 333.333,33))* 0.12)/36 = Rp. 35.555,55 Angsuran Harga Pokok
= Rp. 333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan = Rp. 35.555,55 Rp. 368.888,88 Tabel 8.1 Angsuran Margin Keuntungan Menurun No.
Tanggal
Pokok
MarginKeuntungan
Angsuran Per bulan
1.
05-05-2010
Rp. 333.333,33
Rp. 40.000,00
Rp. 373.333,33
2.
05-06-2010
Rp. 333.333,33
Rp. 38.888,88
Rp. 372.222,21
3.
05-07-2010
Rp. 333.333,33
Rp. 37.777,78
Rp. 371.111,11
36.
05-04-2013
Rp. 333.333,33
Rp. 1.111,11
Rp. 334.444,44
68
2. Margin Keuntungan Rata-rata a. Nasabah dengan Plafond, PFLN = Rp. 12.000.000,00 Harga Jual – DP (Rp. 15.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp.12.000.000) b. Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 36, atau 3 tahun c. Tingkat margin keuntungan, MRJ = 12 % Maka jadwal Angsuran Pembiayaan adalah sebagai berikut : a. Pencairan 05-05-2010 Sejumalah Rp. 12.000.000,00 b. APPB = PFLN/36 c. Margin Keuntungan = (( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/36) Tabel 9.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Rata-Rata No.
Tanggal
Pokok
Margin Keuntungan
1.
05-05-2010
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/36)
2.
05-06-2010
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/36)
3.
05-07-2010
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/36)
36.
05-04-2013
APPB
(( JWK+1) / (2* JWK)) * PLFN * (MRJ/36)
69
Maka rumusnya adalah : Tabel 10.1 Angsuran Margin Keuntungan Rata-Rata Angsuran (i)
= HargaPokok (i) + MarginKeuntungan (i), untuk i = 1 s/d JWK
Angsuran Harga Pokok (i) = APPB= 12.000.000/36 Angsuran Margin
(( JWK+1) / (2* JWK)) *
Keuntungan (i) =
PLFN * (MRJ/36)
= Rp. 333.333,33 = Rp. 20.349,648
((36+1) / (2*36))* 12.000.000*(0.12/36) Total
= Rp. 353.682,978
3. Margin Keuntungan Angsuran Flat a. Nasabah dengan Plafond, PFLN = Rp. 12.000.000,00 Harga Jual – DP (Rp. 15.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp.12.000.000) b. Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 36, atau 3 tahun c. Tingkat Margin Keuntungan setahun, MRJ = 12 % d. K = Angsuran ke 1, 2, 3, ..., ... dan seterusnya. Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a. Pencairan 05-05-2010 sejumlah Rp.12.000.000,00 b. APPB (k) = Harga Pokok (k) = PLFN/ JWK c. APMB (k) = Margin keuntungan (k) = (PLFN/ JWK) * (MRJ/36)
70
Maka angsuran kelima : Tabel 11.1 Angsuran Margin Keuntungan Flat Angsuran Harga Pokok
= (12.000.000/36)
= Rp. 333.333,33
Angsuran Margin Keuntungan (5)
= (12.000.000/36)*(0.12/36
= Rp.
1.100,0
Total = Rp. 334.433,33
4. Margin Keuntungan Annuitas a.
Nasabah dengan Plafond, PLFN = Rp. 12.000.000,00 Harga Jual – DP (Rp. 15.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp.12.000.000)
b.
Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 36, atau 3 tahun
c.
Margin keuntungan setahun, MRJ = 12%
d.
K= Angsuran ke 1, 2, 3,.. ,... dan seterusnya
Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut :
Pencairan 05-05-2010 sejumlah Rp. 12.000.000,00 Tabel 12.1 Rumus Angsuran Margin Keuntungan Annuitas
No.
Tanggal
Pokok
MarginKeuntungan
1.
05-05-2010
APPB (No)
AMPB (No)
2.
05-06-2010
APPB(2)
AMPB (2)
3.
05-07-2010
APPB(3)
AMPB (3)
36.
05-04-2013
APPB(36)
AMPB (36)
71
Dimana angsuran (k) = APPB (k) = Harga Pokok (k) =
( 1+(MRJ/36)) (k-1)
X PLFND x (MRJ/36)
( 1+ (MRJ/36)) (JWK)-1 AMPB (k) = Margin Keuntungan (k) = ( 1+(MRJ/36)) (JWK)-1
x Harga Pokok (k)
( 1+ (MRJ/36)) (k-1) Misalnya kita ingin mengetahui angsuran ketiga : Angsuran Harga Pokok (3) (1+ 0,0033) (3-1)
X 12.000.000 X 0.0033
= Rp. 316.609,92
(1+0,0033) (36)-1
Harga pokok + margin keuntungan
Angsuran Margin Keuntungan (1+0.0133)(12)- 1
X 316.609,92
= Rp. 39.599,83
(1+0.0133)(3-1)
Total angsuran ke-3
= Rp. 356.209,75
Tabel 13.1 Angsuran Margin Keuntungan Annuitas No.
Tanggal
Pokok
MarjinKeuntungan
Angsuran Per bulan
1.
05-05-2010
Rp. 314.535,35
Rp. 39.600,00
Rp. 354.135,35
2.
05-06-2010
Rp. 307.989,77
Rp. 38.648,37
Rp. 346.638,14
3.
05-07-2010
Rp. 316.609,92
Rp. 39.599,83
Rp. 356.209,75
36.
05-04-2013
Rp. 352.971,56
Rp. 39.599,99
Rp. 392.571,55
72
Keterangan: APPB AMPB JWK MRJ PLFND
: Angsuran Pokok Pembiayaan : Angsuran Marjin Pembiayaan : Jangka Waktu : Margin : Plafond
Dilihat dari margin yang diberikan pihak BMT Usaha Mulya 1% untuk per bulannya tidak ada kenaikan margin tetapi, memperhitungkan margin keuntungan melalui nilai harga pokok sehingga angsuran per bulannya seimbang tidak ada perubahan dari periode satu dan diikuti periode selanjutnya, serta perhitungan margin pembiayaan murabahah menggunakan rumus perhitungan margin dalam peresentase dan rumus harga jual. Maka, metode penerapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya memakai sistem Metode Margin Keuntungan Flat. Yang mana Metode Margin Keuntungan Flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu priode ke priode lainnya, walaupun debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Berbeda dengan Metode Keuntungan Rata-rata walaupun dibayar setiap bulan secara tetap angsurannya namun, metode ini memperhitungkan antara keseimbangan harga pokok dan margin keuntungan. Dari sisi lain, Metode Keuntungan Flatini memang jauh berbeda antara BMT Usaha Mulya dengan metode penerapan margin dalam hasil yang memperhitungkan angsuran margin keuntungan untuk setiap bulannya. Hal ini dikarenakan, metode penerapan margin berdasarkan margin keuntungan yang ditetapkan dalam rapat ALCO Syariah.
73
Sedangkan, BMT Usaha Mulya memakai pola perhitungan yang sesuai dengan persaingan yang berkembang pada lembaga-lembaga keuangan. Sehingga, bila dikaitkan dengan pola metode flatyang digunakan untuk menghitung angsuran yang biasa digunakan pada bank syariah pada umumnya adalah :48 Formula flat
:
AP
= P/n
AM = P x m Keterangan : AP
= Angsuran pokok
m
= Margin (%)
P
= Pokok
n
= Tahun
AM
= Angsuran margin
AP
= P/n
AP
= Rp. 12.000.000/ 36
= Rp. 333.333,33
AM = P x m AM = Rp.12.000.000,00 X 1%
= Rp. 120.000,00 /bulan Rp. 120.000,00 X 36 bulan (3 tahun) = Rp. 4.320.000,00
48
Rahmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum ( Bandung : ALFABETA, 2004), h.74
74
Untuk angsuran per bulannya : AP + AM = Rp. 333.333,33 + Rp. 120.000,00 = Rp. 453.333,33 dibulatkan Rp. 453.400,00
Setelah dijabarkan diatas, maka analisis penulis dalam menentukan harga jual di BMT Usaha Mulya terlebih dahulu dijelaskan kepada nasabah beberapa harga belinya kemudian ditambah biaya yang dikeluarkan serta ditambah keuntungan yang akan diperoleh BMT Usaha Mulya. Sehingga, terjadi kesepakatan harga yang selanjutnya melakukan transaksi jual beli secara baik dan benar serta maslahat yang sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh BMT Usaha Mulya. Metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta menggunakan
metode
yangmengikuti
pada
yang
persaingan
berdasarkan
perhitungan
lembaga-lembaga keuangan
margin yang
berkembang. Sehingga, menghasilkan perhitungan yang berbeda antara BMT Usaha Mulya dengan ALCO Syariah. Namun, dilihat dari angsuran yang ditetapkan BMT Usaha Mulya tetap mengikuti priode satu dengan priode lainnya yaitu dengan margin 1% per bulannya. Jelas, telah diterangkan bahwasannya metode margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu priode ke priode lainnya, walaupun debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Maka, metode penetapan margin keuntungan pada harga jual
75
kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya menggunakan metode penetapan margin keuntungan flat. Sehingga, BMT Usaha Mulya belum bisa dikatakan sempurna dari segi metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah karena penetapan marginnya belum sesuai dari yang ditetapkan ALCO Syariah dengan BMT Usaha Mulya
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan penulis dari bulan April 2013 sampai bulan Mei 2013 di BMT Usaha Mulya tentang metode penerapan margin pada harga jual kembali produk murabahah, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian yaitu terletak dari segi tiga sisi. 1. Prosedur pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya : Dimana sudut pandang pertama dilihat dari sisi prosedur pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya, prosedur pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya adalah nasabah yang ingin melakukan pembiayaan murabahah khususnya untuk pembiayaan sepeda motor, maka pihak BMT memberikan list yang berupa merk dan harga setiap kendaraan sepeda motor. Setelah nasabah sudah memilih barang yang yang diinginkannya, maka BMT memberitahukan tentang angsuran per bulannya yang harus dilunasi nasabah. Setelah kedua pihak sepakat maka, BMT Usaha Mulya pergi ke dealler untuk membelikan sepeda motor. Selanjutnya, nasabah mulai mencicil angsuran apabila barang sudah diterima oleh nasabah. Untuk pembiayaan murabahah dalam hal kepemilikan sepeda motor maka, tidak ada penandatanganan wakalah karena pihak BMT Usaha Mulya langsung membeli langsung baang yang diinginkan nasabah ke dealler. Dengan demikian, prosedur pembiayaan pada BMT Usaha Mulya
76
77
telah dilakukan dengan baik karena menerapkan sistem pembiayaan yang sesuai dengan prosedur yang diterapkan BMT Usaha Mulya dimana terjadi kesepakatan terlebih dahulu sebelum dimulainya akad murabahah agar efektif dan efisien serta berjalan sesuai dengan program kerja organisasi serta terciptanya pencapaian hasil yang diharapkan BMT dengan tetap mempertahankan kaidah untuk saling menguntungkan kedua belah pihak antara nasabah dengan BMT Usaha Mulya. 2. Perhitungan margin murabahah di BMT Usaha Mulya dalam hal kepemilikan sepeda motor : Perhitungan margin keuntungan merupakan faktor penentu dalam transaksi murabahah karena murabahah itu sendiri adalah penjualan suatu barang dengan harga beli ditambah dengan margin keuntunngan. Perhitungan margin pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mulya, memakai cara perhitungan margin yang mengikuti persaingan yang berkembang pada lembaga-lembaga keuangan umumnya. Sehingga, untuk menentuukan margin di BMT Usaha Mulya dengan cara : harga beli – DP x 1% = margin jual. Sedangkan, untuk menghitung angsuran per bulannya yaitu menambahkan margin jul dengan angsuran pokok ( harga beli- DP). 3. Metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya : Analisis penulis dalam menentukan harga jual di BMT Usaha Mulya terlebih dahulu dijelaskan kepada nasabah beberapa harga belinya kemudian ditambah biaya yang dikeluarkan serta ditambah keuntungan yang akan diperoleh BMT Usaha Mulya. Sehingga, terjadi kesepakatan
78
harga yang selanjutnya melakukan transaksi jual beli secara baik dan benar serta maslahat yang sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh BMT Usaha Mulya. Metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta menggunakan metode yang berdasarkan perhitungan margin yang mengikuti pada persaingan lembaga-lembaga keuangan yang berkembang. Sehingga, menghasilkan perhitungan yang berbeda antara BMT Usaha Mulya dengan ALCO Syariah. Namun, dilihat dari angsuran yang ditetapkan BMT Usaha Mulya tetap mengikuti priode satu dengan priode lainnya yaitu dengan margin 1% per bulannya. Jelas, telah diterangkan bahwasannya metode margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu priode ke priode lainnya, walaupun debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Maka, metode penetapan margin keuntungan pada harga jual kembali produk murabahah di BMT Usaha Mulya menggunakan metode penetapan margin keuntungan flat. Sehingga, BMT Usaha Mulya belum bisa dikatakan sempurna dari segi metode penetapan margin pada harga jual kembali produk murabahah karena penetapan marginnya belum sesuai dari yang ditetapkan ALCO Syariah dengan BMT Usaha Mulya.
79
B. Saran Dalam kesempurnaan selalu tidak terlepas dari kekurangan meskipun telah diupayakan semaksimal mungkin untuk mencapai kesempurnaan dengan menghindari dan mengurangi hal-hal yang kurang baik. Berkenaan dengan hal tersebut, maka berdasarkan dari data yang telah didapat kemudian dianalisis selanjutnya disimpulkan maka penulis memiliki pandangan atau saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk perkembangan selanjutnya yang lebih baik bagi BMT Usaha Mulya, adapun saran tersebut adalah: 1. Melakukan penganalisaan yang lebih terhadap nasabah dan dilakukan pengindentifikasian dan evaluasi tentang hal-hal yang menjadi faktor penyebab dari nasabah yang bermasalah dalam pengembalian angsuran tersebut dengan cara melakukan survei rutin terhadap perkembangan nasabah, dan sebaiknya nasabah bersikap terbuka mengenai usahanya dan kesanggupannya dari mitra dalam pengembalian angsuran, kesanggupan dalam pembayaran uang dimuka, konsekuen dengan segala ketentuan yang diberlakukan oleh BMT Usaha Mulya. 2. Sebaiknya BMT Usaha Mulya dalam penerapan margin mengacu kepada keputusan ALCO Syariah agar teori dan praktek syariah berjalan dengan selaras. Dalam melakukan perhitungan margin keuntungan, BMT Usaha Mulya hanya menggunakan metode yang sesuai dengan persaingan pada lembaga-lembaga syariah lainnya. Alangkah baiknya BMT Usaha Mulya mengacu pada ketetapan syariah.
80
DAFTAR PUSTAKA
A.Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga. A.Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga. Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Ciputat : Azkia Publisher Anggota IKAPI, 2009. Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Alvabet, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta79: Balai Pustaka, 2005. Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Alvabet, 2005. Kumpulan Makalah.Pelatihan Baitul Maal Wattamwil (BMT). Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 1997. Nasuhi, Hamid. dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat : CeQDA UIN Syarif Hidayatullah, 2007. Saeed, Abdullah. Menyoal Bank Syariah. Jakarta : Paradina, 2004. Sudarsono,Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam, 2003. Wawancara Pribadi dengan Bapak Warja, SE selaku Sekretaris BMT Usaha Mulya, Jakarta : 17 Januari 2013. Widodo, Hertanto. Ak, et al., Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Bandung : Mizan Anggota IKAPI, 1999. Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta : UII Press, 2005. Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim Anggota IKAPI, 2007.
HASIL WA WANCARA
\Va~ja,
Responden
Bapak
SE
Jabatan
Sekretaris BMT Usaha tv1ulya
Haril TanggaJ
Sen in,
Waktu
II. 10-12.15 WlB
Mai 2013
. Tempat
Of\.,rr Usaha MuJya Masjid Raya Pondok lndah
Tanya
: Bagaimana sejarah berdirinya BMT Usaha Mulya?
Jawab
: Dilihat sebagian besar kaurn muslirnin selama ini cenderung rnengidentikan kebcradaan mas.iid lerutarna dalam hal kegiatan shaJat be rjamaah, penggalangan dana zakal, infaq dan shadaqoh, perayaan hari bcsar Islam, gelar doa bersama yang terkcmas daJam bentuk istiqhasah atau kegiatan-keg:atan daJam bentuk lain yang notabenenya
tidak
keluar
dari jalm
menghidupkan
ibadah
mahdhah.
Beranjak dari suatu pola pikir bawasannya masjid yang bcrfungsi sebagai tClllpat ibaJah alangkah baiknya darat bcrfungsi scbagal
sarand
lOauan
SUSJal.
l\laKd
Ilh;ngadl
pdua
lLiI;)aldJl
pemikiran tadi pada tanggal 01 AguslUs 2002 didirikanlah sebuah Lembaga Keuangan [vlikm S\ariah bernallla Usaha i\1ulya atau
1
lebih dikenal dengan istilah BMT Usaha Mulya. Pada awalnya lembaga int secara badan hukum masih bernaung dibawah Yayasan Pondok Mulya sebagai Jembaga unit usaha dimana strukturnya di bawah Bidang Usaha Direktorat PengeJoJahan Masjid Pendidikan dan Usaha Yayasan Pondok Mulya.
Selanjutnya pada akhir tahun 2005 BMT Usaha Mu/ya me/alui pengurus
dan
pengawas
KEMENTERIAN MENENGAH,
mendaftarkan
KOPERASI
hinge:a
lembaga
1m
pada DAN
DAN
USAHA
KECIL
dimunculkan
SURAT
KEPUTUSAN
MENTERI NEGAR.A. KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH, NOMOR : 467/BHINiENEGJ/1I2006. Diharapkan kehadiran lembaga BMT ini dapat merelasasikan cita-cita sebuah masjid ideal yang-bisa' merespon hajat umat baik yang berkaiatan dengan jalur ritual maupun yang berkaiatan dengan hubungan horizontal-jalur sosial-khususnya pada masalah pemberdayaan . \ ",.
ekonomi umat yang menjadi tema utama didirikannya BMT di lingkungan Masjid Raya Pondok
T!1d~.h.
Tanya
: Apa visi dan misi BMT Usaha Mulya?
.Jawab
: Vis! dari BMT Usaha 1\1ulya adalah menjadi lembaga keuangan berbasis syariah terdepan serta terpecaya dalam mensosialisasikan dan mengembangkan sistem keuangan sebagai solusi efeklif untuk meningkatkan perekonomian. masyarakat bawah menengah.
2
produktivitas. dan
kesejahteraan
Sedangkan misi dari BMT Usaha Mulya adalah : a. Mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah Islam. b. Memudahkan akses pennodaJan dan pengelolahan kegiatan usaha bagi masyarakat bawah menengah secara finansial mall pun non finansial. c. Mengembangkan
potensi
uma!
untuk
dapat
berkiprah
membangun perekonomian dan mengetaskan kemiskinan. d. Membangun budaya usaha yang amanah, bennatabat, dan adil.
Tanya Jawab
Bagaiamana tentang layanan BMT Usaha Mulya? : BMT Usaha Mulya adalah Lembaga Keuangan Mikro berbasis syadah, berfungsi sebagai sarana memberdayakan perekonomian umat dengan memberikan pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan usaha prodllktif, layanan konsumtif, layanan jasa pembayaran
seperti
I istrik,
teJepon,
palyja
dan
lain-lain.
Penghimpunan dana dalam bentuk simpananl tabungan atau deposito ataupun transaksi prodllk-produk syariah lainnya.
Tanya
: Berapa kisaran pembiayaan yang diberikan BMT Usaha Mulya : Dengan kisaran pernbiayaan yang diberikan BMT Rp. 500.000,00 hingga Rp.30.000.000,OO (untuk usaha kecil menengah) dan diatas Rp.30.000.000,OO (untuk pembiayaan menengah atas, perorangan atau coporate). Produk-produk pembiayaan yang
3
ditawarkan BMT Usaha Mulya yaitu pembiayaan Murabahah, pembiayaan !jamh, pembiayaan Mwyarakah, dan pembiayaan
Mudhorobah. Tanya
: Bagaimana syarat pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Usaha Mu Iya?
Jawab
: Prosedur pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah adalah usaha telah berjalan minimal I tahun, radius lokasi di Jakarta Selatan, dengan persyaratan permohonan pembiayaan mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan sebagai berikut .
• Foto copy KTP Suami dan Istri • Foto copy Kartu Keluarga • Surat Keterangan domisili dari RT setempat • Foto copy berkas jaminan (BPKB, Sertifikat + SPPT, SK PNS) untuk pembiayaan >Rp. 1.500.000,- dan Lembaga • Foto copy Akta pendirian atau peru bahan, SIUP TOP, NPWP dan Domisili.Usaha untuk pembiayaan perusahaan atau 1embaga • Melampirkan Rekening Koran 3 bulan terakhir (lembaga) • Melampirkan laporan keuangan 2 tahun terakhir (lembaga)
4
Tanya
: Bagaimana tahap-tahap prosedur pembiayaan murabahah hingga pihak
BMT
dan
nasabah
mendapatkan
kesepakatan
untuk
melakukan pelunasan harga jual barang kepada BMT?
Jawab
: Adapun tahap-tahap akad murabahah di BMT Usaha Mulya melalui beberapa proses yaitu :
I. Nasabahl Anggota a. Menyampaikan tujllan meminta bantuan untuk membelikan barang atau alat produksi atau mesin yang dibutuhkan. Kegunaan barang tersebut dalam usaha bisn isnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang \ _v'
tersebut. b. Menyerahkan data-data : Legalitas keuangan
(minimal 3
bulan terakhir).·Cata jaminan dan hllbungan hukum nasabah dengan jaminan serta persyaratan lainnya yang diperlukan. c. Melampirkan informasi barang atau alat produksi atau mesin yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran serta penjuai atau supplier barang tersebut.
2. Account Officer a. Menganalisis
kelayakan
bisnis
nasabah,
historis
usaha
nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. b. Jika nasa bah tidak mempllnyai usulan atau calon supplier,
account officer berhak untuk mencarikan supplier.
5
3. Unit Support (Administrasi pembiayaan, Legal) a. Menganalisis
nasabah
dan
supplier dari
segi
yuridis,
kelengkapan dokumentassi perusahaan dalam badan hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh nasabah. b. Hasi]
analisis
disampaikan
kepada
account
ojficer.
Selanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisis kualitatif atau
pun
account
kuantitatif
officer
akan
mempresentasikannya kepada komite. 4. Komite Pembiayaan. a. Bila pennintaan nasabah dianggap tidak layak, maka seluruh permintaan
Inl
dapat
dianggap
tidak
layak
untuk
mendapatkan fasilitas murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan
pada
nasabah
dan
account
officer
menyampaikan surat penolakan kepada nasabah. b. Bila pennintaan usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan khususnya menyangkut : a) Harga beli barang dad supplier.
b) HargajuaJ pada nasabah.
c) Jangka waktu pelunasan barang.
d) Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh
nasabah. e) Penunjukan supplier atau penjual barang. f) Jaminan j ika diperluan, dan
6
g) Persyaratan lain yang harus dipenuhi nasabah. 5. Account Officer a. Berdasarkan
persetujuan
komite,
surat
persetlljuan
rnurahahah disampaikan kepada nasabah. b. Hubungan supplier dan meminta surat pemyataan sanggup dari supplier untuk memastikan bahwa supplier sanggup untllk menyediakan barang sesuai kiteria yang disampaikan account officer pad a saat melakukan konfirmasi tersedianya barang. 6. Nasabah a. SeteIah menerima surat persetujuan murabah,,'h, nasabah menyatakan persetujuanannya atas seluruh persyaratan yang diajukan termassuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta BMT. Nasabah setuju membayar uang muka. b. Pada saat mitra usaha melakukan pernbayaran uang rnuka, maka BMT akan rnengeluarkan tanda terima uang muka murabahah. 7. Unit Support (Administrasi Pernbayaran) a. Setelah
menerima
administrasi
uang
pembiayaan
muka dapat
murabahah, rnengeluarkan
bagian surat
pemesanan barang pada supplier, supplier rnenerima surat pemesanan barang dan menyatakan barang tersedia dan siap dikirim pada nasabah.
7
b. Bagian
administrasi
pembiayaan
mempersiapkan
akad
murabahah, yaitu akad jual beli antara BMT dan supplier untuk rnembeli barang yang dimaksud. Dilanjutkan dengan akad murabahah antara pihak BMT dengan mitra usaha. Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan pengikat jaminan (bila perlu) dapat berupa barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya. c. Supplier
mengeluarkan
surat
permohonan
realisasi
murahahah kepada BMT meminta pelunasan harga beli barang. \::1:. Bagian administrasi pembiayaan dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang langsung pada rekening
supplier atau melalui cek atau instrumen lainnya sesuai supplier
pernyataan
dalam
surat
permohonan
relisasi
murabahah. e. Setelah menerima pembayaran, supplier akan menyerahkan tanda terima uang oleh supplier. f. Supplier
mengirimkan
barang
pada
nasabah
dengan
meiampirkan surat pengiriman barang pada nasabah. g. Setelah barang diterima oleh nasabah, maka nasabah wajib untuk menyerahkan pada BMT tanda terima barang oleh nasabah. h. Nasabah setelah menerima barang sesuai dengan spesifikasi yang diminta, selanjutnya sesuai ketentuan dalam persetujuan
8
nlurabahah pelunasan harga jual barang kepada BMT dilaksanakan oleh naS<'lbah sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. 1.
PelUllasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus mallpun diangsur.
Tanya
: Berapa persen (%) margin yang diberikan BMT Usaha Mu/ya dalam pembiayaan murabahah?
Jawab
: Untllk margin yang BMT Usaha Mulya berikan berkisar 2,5% per bulan untuk pembiayaan dibawah Rp. 17.000.000 rupiah. Diatas Rp. 17.000.000 rupiah margin yang ditentukan BMT Usaha Mulya 2% perbulan. Sedangkan khusus untuk pembiayaan kepemilikan sepeda molor BMT Usaha Mulya menetapkan 1% untuk margin per bulannya.
Tanya
: Bagaimana cara BMT Usaha Mulya menghitung margin yang diberikan untuk nasabah? : untuk perhitungan margin di BMT Usaha Mulya yaitu dengan cara: Hargabeli
Tanya
DPx 1%
marginjual
: Bagaimana cara mengetahui dad setiap angsuran yang harus dilunasi nasabah?
9
Jawab
: Karena pembahasanya adalah tentang pembiayaan kepemilikan sepeda motor maka BMT Usaha Mulya menetapkan 1% untuk margin per bulannya. Margin
harga beli- DP x 1%
Angsuran pokok= harga beli
DP
marginjual
=
Jangka waktu
Tanya
angsuran pokok + Anguran per bulan
Apakah perhitungan dari penerapan margin mengacu kepada keputusan rapat ALCO Syariah?
Jawab
Tidak,
BMT Usaha Mulya mengikuti \ .......
persaingan yang
berkembang pada lembaga-Iembaga keuangan
Tanya
: Apakah mitra yang telah sepakat untuk melakukan angsuran atau cicilan produk murabahah harus memberikan uang muka sebelum melakukan angsuran?
Jawab
Iya, uang muka harus disetorkan sebelum akad murabahah karena uang muka mempengaruhi besamya cicilan angsuran per bulan.
Tanya
: Apakah dad setiap jangka waktll angsuran margin yang diberikan pihak BMT kepada nasabah berubah-ubah?
Jawab
: Tidak,
Tanya
: Apakah ada sistem negosiasi antara pihak BMT dan nasabah sebelum mendapatkan kesepakatan pembiayaan murabahah?
10
Jawab
: ladi, untuk BMT Usaha Mulya dalam pemberian pembiayaan khususnya untuk pembiayaan sepeda motor, BMT Usaha Mulya menunjukan list dari macam-macam harga kendaraan sepeda motor beserta harganya yang sudah dicantumkan. Setelah itu, BMT Usaha Mulya memberitahukan dari setiap angsuran per bulan. Selanjutnya, posisi nasabah disini yang sudah diberitahukan prosedur pembiayaan dan angsurannya bisa menentukan untuk memilih langsung apakah nasabah ingin mengambil pembiayaan
murabahah di BMT atau ingin melakukan kredit pembayaran ke dealler sepeda motomya. Tanya
: Apakah
ada penandatanganan
wakalah pada
pembiayaan
murabahah? ··';-.awab
: Ada, tapi khusus pembiayaan kepemilikan sepeda motor BMT Usaha Mulya yang beli sendid. Nasabah hanya menyebutkan spesifik sepeda motor yang ingin dibeli. ladi, untuk pembiayaan sepeda motor tidak memakai wakalah.
Tanya
: Dari prosedur pembiayaan yang telah ditetapkan dan perhitungan margin yang teliti, apa kendala yang didapat BMT Usaha Mulya dalam pembiayaan murabahah?
Jawab
: Tentunya, kendala yang sering dihadapi BMT Usaha Mulya yaihl terhadap
nasabah
yang
bermasalah.
Kadang
pembiayaanya
melebihi batas yang telah ditentukan. Tapi BMT Usaha Mulya mempunyai solusinya yaitu selalu menjembatani setiap masalah
11
dengan
pendekatan persuasif BMT mencari permasahihnya
dimana, setalah dapat dari akar permasalahannya, BMT berusaha mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya. Karena sebelum melakukan akad murabahah di back up dari segi analisanya yang matang, diarahkan, dan kemudian nasabah hanya menggansur cicilan yang harus dilunasi. Maka dari itu, setiap nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah, diwajibkan untuk menabung. Hal ini berguna untuk mengantisipasi untuk nasa bah yang kemudian hari bermasalah dan bisa diatasi dengan tabungan si nasabah. Jakarta, Mei.20I3 Responden,
'Y,arja, SE
12
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Fax: (021) 7432728/74703580
11. Ir. H. luanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Nomor: Un.01/FS/KM.01.3ISI 1 (satu bundel) Lamp Bimbingan Skripsi Hal
Website: ,,,,,,vJdkuinjakarta.ac.id, E-mail:
[email protected]
{01 2 12013
Jakarta, U Februari 2013
Kepada Yth. Amirudin, M.Si. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum Wr. Wh. Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut, Nama Komariah Nomor Pokok 109053000044 Jurusan ISemester : Manajemen Dakwah (MD) I VIII wleLude PCllerapafl Ivld.rgl11 paua Jual I-::e~ ilLal~ !1 10 JL,k ludul Skripsi Murabahah di 'B~,{T Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah. Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa terse but dalam penyusunan dan penyelesaian skripsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.
Tembusan : 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
~lID1JJ~
'mtW"
YAYASAN PONDOK MULYA L~K~H~ S~/4. gHTLI~H~
SURAT KETERANGAN
Nomor : 050.B / 5ek.BMT / V /2013
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : H. Ika Ahmad Furqon, Lc
Jabatan : Kepala Pelaksana Harian
IV
Menei"c:mgkan Nama Pekerjaan Program Jurusan NIM
bahwa :
: Komariah .,
: Mahasiswi Universitas Islam I\legeri
: 51
: Manajemen Dakwah (MD)
: 109053000044
Adalah benar telah melakukan Riset di Baitul Maal Wat Tamwiil (BMT) Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah pada bulan April dan Mei 2013. Demikian surat keterangan ini dibuat sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.
Mengetahui,
" jl. Sult,,~',ska~da"r Mud~.No •. fPondok Indah Jakarta 12310 Telp.
75905868. Fax. 75905868
.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Fax: (021) 7432728 / 74703580
J1. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Website: wwwJdkuinjakarta.ac.id, E-mail:
[email protected]
"
Nomor: Un.O 1IF5IKM.0 1.315(2. ~?D 12013 Lamp. Hal Permohonan PenelitianfWawancara
Jakarta, ~Maret 2013
Kepada Yth.
Pimpinan BMT Usaha, Mulya
Masjid Raya Pondok Indah
di Tempat
AssaZamu 'aZaikum Wr. Wb. Dengan ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah Ilmn Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta d.i bawah ini \~ Nama NIM JunlsaniSemester
Komariah 109053000044 Manajemen Dakwah (MD) 1VIII
b~rmaksud melaksanakan pene1itianlwawancara berjudul A1etode Pen(!l"irpi.:m Margin pada Harga Jual Kembali Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Pondok Indah. dalam rangka persiapan penulisan skripsi (Pra-Skripsi).
Sehubungan 'dengan itu kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr. kiranya berkenan menerimalmengizinkan mahasiswa karni tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatan dimaksud. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ~'"~:~,::::.
'. ~~i:,g~~~~\ ,
~
'.
.'
/
r
"
Subhan, MA 0110 199303 1 004 Tembusan: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Fakultas Hmu Dakwah dan 11mu Komunikasi
· ......
UIII
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
J1. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Namor : Un.01lFS/KM.01.3/S/2.."3rV2013 Lamp. Hal
TeleponjFax: (021) 7432728 j 74703580 Website: www.fdkuinjakarta.ac.id. E-mail:
[email protected]
Jakarta,~aret 2013
7-'
: PenelitianlWawancara
Kepada Yth. Pimpinan BMT UsahaMulya Masjid Raya Pondok Indah di Tempat
Assalamu 'alaikum Wr.Wh:' Dengan hannat bersama ini k8mi sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu ~0munikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta di bawah i?~,: Nama Namor Pakak . J urusan/Semester
: .Kamariah 109053000044 : Manajemen Dakwah (MD) I VIII
bennaksud melaksallakim penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul Metode Penerapan Margin pada Harga Jual Kembali Produk Murabahah di BMT Usaha Mulya Masjid Raya Pondok Indah. . Sehubungan dengan itu, kami memahon kepada BapaklIbu/Sdr. kiranya berkenan menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud. Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum Wr. Wh. Dekan,
Tembusan : 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan ManajemelJ.Dakwah (MD) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
·
,.:
..,"
...
~ L~ 1::~·~.S~~d
BMT USAHA MULYA MASJID RAYA PONDOK INDAH SK. Menkeh RI No. C-14.HT.03.02-TH. 1998 TGL.28·1·1998 > Produk ·Pembiayaan· Syari'ah • PE;:!rnbiayaan Mudharabah • Pembiayaan Murabahah Pembiayaan AI-Qordhul Hasan • Pembi,ayaan Musyarakah - • Pembiayaan Ijarah & Ijarah Multi Jasa IV
•
> Produk Simpanan Syari'ah
-
• • • • • • •
Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan
Mudharabah Pendidikan Idul Fitri Idul Qurban Walimah Haji
Berjangka
> Melayani J asa Pembayaran
• Pembayaran Rekening PLN • Pembayaran Rekening Telpon • Pembayaran Rekening PDAM • lsi UI~ng Pulsa Hp
'f~ 8MT USAHA MULYA
PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
Badan Hukum No. 4671BII/MENEG.IJliZOO6 .
Nomor Base NomQr Akad Pembiayaan Nomor Rekening Pembiayaan
Bfsmillah irrallmall irralJ iim
" lIai orallg-orallg yallg berimllll peJlu/zi/aJt akad-akad perjunjiall it" " (Qur'lln 5: J)
Pada hari ini ................... Tanggal ..................... yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:.;.. <••• : ............................................... .
Jabatan
: ...........
* •••
~.'" •••••••• ~ •••• ~ ••••• ; ••••••• ~ •••••••••
Dalamhal ini bertindak dan atas nama BMT USAHA MULYA yang berkedudukan di JI. Masjid Raya Pondok Indah
JI. Iskandar Muda No.1 Pondok Indah Jakarta Selalan (selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama)
Nama
Pekerjaan
A lam at : ...... ~ ............... ~ ..............~.......... ; ....................... ........... ~ ................ '" .... ... ~ ............. ... -..............
( untuk selanjutnya discbut sebagai Pihak Kedua )
Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat untuk menandatangani dan melaksanakan suatu perjanjian pembiayaan Murabahah (selanjutnya disebut perjanjian) dengan syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
,
,
,
Pasal J dan Penggunaan
Pcm~iayaan
I. Pihak Kedua dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah telah menerima pembiayaan Murabahah
sekaligus menerima Tawkil dari Pihak Pertama untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, seperti termaktub
pada permohonan pembiayaan yang diajukan Pihak Kedua dengan nilai barang ditambah marjin jual dari BMT
sebesar Rp.........................................:: ... ( ................................................................................................................... ..
.......................................................:........................)
2. Pembiayaan ini semata-mata akan dipergunakan oleh pihak kedua melengkapi sarana bagi usaha
.......... :..................................... yang beralamat di .......................................................................................................... .
Pasal2 Jangka Waktu, Angsuran dan Biaya Administrasi I. Pembiayaan Murabahah ini diberikan untukjangka waktu terhitung sejak tanggal ........................................ hingga
tanggal ..................................................... .
2. Pihak Kedua melakukan pembayaran kembaIi dari harga penjualan kepada Pihak Pertama secara angsuran dengan tertib dan teratur dalam ................... Kali angsuran yang dilakukan dalam tempo ........................................................................ 3. Semua biaya yang timbul dad akad p~mbiayaan Murabahah ini ditanggung oleh Pihak Kedua. 4. Pihak Kedua diwajibkan membayar administrasi sebesar Rp.........................................................................., ............. ..
Pasal3 Ketcntu3n Nisbah dan Bagi HasH I. Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat untuk mcnetapkan nisbah marjin Murabahah sebesar Rp............................
untuk Pihak Pertama sebagai penjual dari haiga barang oleh Pihak Kedua sebagai pembeli barang.
2. MaJjin Murabahah diberikan untuk Pihak Pertama oleh Pihak Kedua yang dilakukan da1am tempo' ........................... .
\'
Penarikan simpanan dilakukan menjelang acara pernikahan. Setoran awal minimal Rp. 50.000,-. Simpanan Mudharabah Adalah simpanan dengan konsep Mudharabah, simpanan anggota/nasabah yang disetorkan akan dikelola oleh ta/nasabah akan
Simpanan Haji & Umroh
~lt·: I;enarikannya
Simp~<1f1>P~lldillii~
,
Simpanan untul< biayapel'ldidikan mular jenjang sekolah TKsamp~dqRri&~,p'r:,~~glLran Tlnggi. Simpanandapat diamhiLs:esuakdengan ,petiQdep~h4~(;nk~ii'(S~B;~~~t~~,~~'~lQm~ah}i n -' ,·',c,--",.; ",,;';'" 'baw, semcsteidan akhif:Sei),1est~r),bentuksiill pendidikan tersebutjuga mendapatkan atas pengelolaannya.Setoran a:wal' ' lO,OOClr'
dapat dUAl<'
" "'tqn ibadah
haji a~;_''i':";·:;':';: atauko
,:,:~~t~rf~~c,tAJmroh tettentu(iiaRa
a~amakan
d~~i~h2~i.HfM~~Jili~~~yp'¥ij~i~61<'~a~j'.'IIl,sya Allah m'elaluisirIlpanari haji dart>u,mrohriiatanda beribadahke iahahsucidapat terwujud.Set9.rPJ;lawal
"mit;timatRp.500.000,~.
mpanan ini adalah investasi syariah
arikannya berdasarkan jangka waktu tertentu ' 6 dan 12 bulan) setelah jatuh tempo atau nPlrl"'T';Y»
bagi pemenuhan segala kebutuhan Ha rdul Fitri. Penarikan simpanannya ang Had Raya rdul Fitri. Setoran awal ,10.000,-,
Walimah
impanan untuk memenuhi kebutuhan bia rnikahan serta penyelenggaraan resepsi.
BMT. Nisbah bagi hasil yang akan
T kepada nasabah sesuai' dengan kesep
belah pihak. Mi:l!mal simpanan Rp.
-.JV,J.V\JI.
1.
2. Murabahah dengan pembayaran pembiayaan untuk investasi, usaha, l11elall.li mekanisme akad jual beli. secara angsur (harian, mi dengan jangkawaktu Ian atau.lebih. BMT Usa
hak guna dan jasa. ..' dan BMT melakukan kontrak ijarah jasa, seperli jasa pendidikan. BMT ujrah I upah dari pemohon mengacu tan kontrak ijarah yang dilakukan. tahiah Bit-tamlik pemindahan hak guna ,atas barang. mohon dan BMT melakukan kontrak m bel1tuk sewa barang dengan jangka kesepakatan kedua belah pihak. BMT ujrah / upah dan hasil sevva barang sepakatan dalam akad. Pada akad yang berakhir dengan kepemilikan, dapat memiliki bara~1g yang dapat memenuhi ketentuan yang tdab oleh kedua belah pihak
in nasab 'yang yang layan dan bertanggung jawab usaha tersebut. Pembagian keuntungan . sesuai nisbah yang disepakati antara pengelola.
2,875,000 1,875,000 1.625,000 1.208,333
.
·
·
25,000,000
30,000.000
11
12
·
·
20,000,000
10
._-"
..
17.500.000
9'
805,556
4,666.667 3.000.Uoo 5,600,000 3,600,000
.
3.733.333 2.400.000
933,333 1.233.333 1.066.667
1.079.167
1.000,000
"
955.556
836.111
.
.. .. •
.
·
..
666,667
..
to
..
. ..
,.
~
.
..
'
..
II
36 Bulan
.
·
·
·
30 Bulan
2.583.333 1.888.889 1.541.667 1.333.333 1.194,444 3.100.000 2,266.667 1.850,000 1.600,000 1,433,333
2.066,667 1,511.111
3,266,667 2,100,000 1,808.333 1.322,222
625,000
.
•
.
1.916,667 1,250,000 1.083,333
..
.
,
.
1.375,000
55,000
5~000.000
6
7 10,000.000 8 15,000,000
..
325,000
375,000
575,000
825,000
33.000
3.000.000
5 541.667
•
216,667
250,000
383.333
550,000
22.000
4 2,000.000 958,333
..
.
.
.
.
412,500
..
.
.
.
,.
.
275;000
•
.
.
..
137,500 . .
24 Bulan
5,500 1 ' 500,000 2 " -toOo,OOO . 1tOOO 3 1,500.000 :. 16.500
6Bulan
18 Bulan
4Bulan
12 Bulan
100 Hari
Harga Jual BMT dengan Jangka Waktu
10 Bulan
Harga Modal Barang