PERAN UNIT SEJAHTERA MULYA (USM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN
Disusun Oleh: Kamalia 104053002053
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
PERAN UNIT SEJAHTERA MULYA (USM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh : Kamalia NIM : 104053002053
Di Bawah Bimbingan :
Drs. Hasanudin, MA NIP : 150270815
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
LEMBAR PENYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli buatan saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Februari 2009
Kamalia
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Dzat Yang Maha Besar. Penulis panjatkan syukur ke hadirat Ilaahi Rabbi atas segala nikmat yang telah diberikan pada penulis, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi dan Rasul akhir zaman, sang revolusioneris baginda Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti sunnahnya sampai akhir zaman. Dengan selesainya skripsi ini, penulis telah menjawab pertanyaan besar yang selalu membayangi penulis di akhir-akhir masa perkuliahan, terutama yang datang dari kedua orang tua penulis. kapan selesai studi-nya? Kesemuanya itu tidak lepas dari berkat rahmat inayahNya dan semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Ibunda tercinta yang sudah beristirahat dengan tenang disisiNya Dra. Muniroh Yayawati, MM. dan Ayahanda Muhammad Alaydrus, penulis sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Abah dan mama yang selalu memberikan segala yang penulis butuhkan, walaupun harus dengan tenaga dan air mata, mengajarkan banyak hal mengenai makna hidup. Keduanya telah memberikan bantuan moril maupun materiil, dan yang telah memberikan kasih sayangnya mereka selama ini, juga tidak pernah lupa mendoakan penulis.
2. Adik-adikku Eki dan Mahdi, terimakasih atas semua hal yang telah kalian berikan untuk Kakak yang juga telah memberikan motivasi sehinga kuliah dan skripsi ini dapat selesai. 3. Tanteku dan sepupuku tersayang,halati piah dan kakak enji (beserta suami dan anak-anaknya : nabila, muhammad haikal, zaki, oji, putri) yang sangat-sangat membantu penulis dan banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan. 4. Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu Dekan yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan studinya. 5. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pudek III yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini. 6. Drs. Hasanuddin, MA, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini. 7. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah yang telah melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi penulis. 8. Ibu Lilis Sa’adah, S.Ag, selaku Ketua USM Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan beserta seluruh staf yang memberikan kemudahan dan meluangkan waktu mereka dalam memberikan informasi dan data-data yang berkaitan dengan skripsi ini. 9. Suci Suryani S.Sos I, selaku kakak kelas dan informan yang turut membantu dalam pengumpulan informasi dan data-data dalam skripsi ini.
10. Seluruh staf perpustakaan, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan referensi dan buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. 11. Para Bapak dan Ibu dosen Fakutas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan ilmunya sehingga penulis mengerti akan makna hidup dan kehidupan, memberikan bekal kehidupan untuk penulis mengarungi hidup kelak. 12. Para team penguji yang telah memberikan koreksi, kritik dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. 13. Teman-temanku di Jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2004 terutama Susanti, Debi Utami, Pipit Pitriyani, (Almh.) Mimi, terimakasih sudah jadi temen terbaik yang setia menemani penulis sampai skripsi ini selesai. 14. Rekan-rekan HMI KOMFAKDA angkatan 2004, Debi Utami S.Sos I, Arip Syarifudin S.Sos I, Aji S.Sos I, Kak Rafii S.Sos I, Kak Muchlas Noor Hidayat S.Sos I, Kak Andi S.Sos I, Kak Umar S.Sos I , Kak Cucung S.Sos I, Kak Suryadi “Aa” S.Sos I, dan semua kanda yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga kita semua masih terus dapat berjuang demi sesuatu yang sangat prinsipil. Terimakasih atas semua pengalaman yang telah kita lalui bersama. 15. Rekan-rekan “MALF” (Mohamad Assegaf Law Firm) diantaranya Kak Emil SH. SE, Nadia dan Ricky yang sudah banyak sekali membantu penulis, dan semua rekan-rekan yang lainnya.
16. Teman-teman seperjungan BEM Fakulas Dakwah dan Komunikasi periode 20052006 diantaranya Dera S.Sos I, Zulham S.Sos I, Tyas S.Sos I, dan teman lainnya (sukses terus, salut atas kerjasama yang solid selama dalam kepengurusan). 17. Rekan-rekan di Aula Insan Cita yang selalu menghibur penulis saat penulis merasa jenuh mengerjakan skripsi ini,terutama Santi, fuad, Pipit, Otoy, Bhaenk, Chui, Penyok, Tyas dan Desta. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Walaupun demikian skripsi ini merupakan tanggung jawab sepenuhnya penulis sendiri. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat atas semua bantuannya. Skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan sarat sangat penulis butuhkan.
Jakarta, Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i DAFTAR ISI……………………………………………………………………. v ABSTRAK.......................................................................................................... viii SURAT PERNYATAAN................................................................................... ix BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........……………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........………………. 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………..........……....... 6 D. Metodologi Penelitian……………………………...........… 7 E. Tinjauan Pustaka…………………………….……............. 10 F. Sistematika Penulisan……………………………..........… 11
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Peran 1.
Pengertian Peran ………………………..….............. 12
2.
Tinjauan Sosiologi tentang Peran ………………….. 14
B. Pendapatan 1.
Pengertian Pendapatan ………………….…............... 16
2.
Karateristik Pendapatan ………………...................... 17
3.
Cara Memperoleh Pendapatan ……………………… 18
C. Masjid 1.
Pengertian Masjid ……………………….…............... 19
BAB III
2.
Fungsi – Fungsi Masjid .………………...................... 21
3.
Peranan Masjid ……………………………………… 23
: GAMBARAN UMUM MASJID RAYA PONDOK INDAH DAN USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA ) A. Masjid Raya Pondok Indah 1. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Pondok Indah.….......26 2. Letak Geografis Masjid Raya Pondok Indah ……….. 29 3. Visi Misi Masjid Raya Pondok Indah ………………. 29 4. Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah…….. 30 B. USM 1. Sejarah Berdirinya Unit Sejahtera Mulya……..….......34 2. Visi dan Misi Unit Sejahtera Mulya ………………... 35 3. Tujuan Berdirinya Unit Sejahtera Mulya …………… 35 4. Struktur Organisasi Unit Sejahtera Mulya …….……. 36 5. Program Kegiatan Unit Sejahtera Mulya…….……… 37
BAB IV
: ANALISIS PERAN USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA ) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN
PENDAPATAN
MASJID
RAYA
PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN A. Tugas dan Fungsi Pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan…………….….. 44 B. Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan
Masjid
Raya
Pondok
Indah
Selatan………………………………………......................... 49
Jakarta
C. Langkah-langkah yang dilakukan USM (Unit Sejahtera Mulya) Dalam Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan…………………….………………………… 51 D. Analisis…………………….……………………………… 58 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan………………………….…………………… 66 B. Saran……………………………….…………………….. 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat, dan tempat beribadah kepadaNya. Lima waktu dalam sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan salat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui azan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT. Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh kehidupan khaira ummatin, predikat yang diberikan Allah SWT kepada umat islam. Allah SWT berfirman: Q.S. Ali Imran : 110
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh
kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”. Predikat khaira ummatin menuntut usaha yang sungguh-sungguh dalam membimbing dan membina umat agar terus meningkat takwanya, bertambah ilmunya dan amalnya. Makin kokoh ukhuwah islamiyah, makin baik tingkat kesejahteraannya dan makin luhur akhlaknya Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat salat kaum muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata. Karena itu Al-Qur`an surah al-Jin (72) : 18, menegaskan bahwa
Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah karena janganlah menyembah selain Allah sesuatupun”.
Jika dikaitkan dengan bumi, masjid bukan hanya sekedar tempat sujud dan sarana penyucian . disini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat salat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudhu tetapi kata masjid disini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT. Dengan demikian, masjid menjadi pangkal tempat muslim bertolak, sekaligus pelabuhan tempat bersauh. 1 Masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan,tempat pengobatan para
1
M. Quraish Shihab, Tafsir Maudhu`I atas Pelbagai Persoalan Umat, (Jakarta:Mizan, 1996), h-6.
korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama. Selain itu, Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid dibangun Baitul Maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. ”Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke se-antero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.”2 Untuk mengembangkan dan memakmurkan masjid tentu saja bukan hal yang mudah, setiap pengurus masjid dalam mengemban amanah haruslah mengerti cara memanage masjid yang baik. Manajemen masjid yang baik akan berdampak positif pada citra masjid itu sendiri. Salah satu hal yang harus diperhatikan agar manajemen masjid itu baik adalah pengelolaan dan penempatan struktur dan bagian organisasi masjid. Penempatan serta pengelolaan struktur dan bagan organisasi masjid adalah langkah yang paling mendasar dalam proses pengembangan dan memakmurkan masjid. Pengurus masjid yang telah mendapatkan kepercayaan untuk mengelola masjid sesuai dengan fungsinya, memegang peran penting dalam menjadikan masjid makmur, selain itu pengurus masjid harus memiliki kesungguhan dalam mengelola masjid.3 Suhefri, dosen Fakultas Adab IAIN menegaskan, salah satu fungsi dan peran utama yang harus dioptimalkan oleh masjid adalah menggalakkan kegiatan ekonomi, seperti koperasi, minimarket, bank syariah, katering, dan usaha-usaha produktif lainnya, yang disebut sebagai tugas bidang 'imarah. '''Bidang 'imarah ini justru merupakan tujuan
2 3
http://www.republika.co.id Muhsin, MK, Menjadikan Masjid Makmur, (Jakarta: Ikatan Majid Indonesia), h. 56.
didirikannya masjid. Makin maju bidang ini, makin makmur masjid tersebut,'' ujar Suhefri yang juga pengurus Dewan Dakwah Sumbar ini. 4 Memang, masjid bukanlah suatu tempat untuk seremonial ritual semata, akan tetapi kegiatan lainnya bisa dilakukan, baik kegiatan pendidikan dan kegiatan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu pengelolaan secara profesional yang menyatu dengan kegiatan umat Islam dan masyarakat beragama, baik dalam bidang ritual, peribadahan, pendidikan kebudayaan dan sumber informasi. Disini penulis mengambil obyek pada Masjid Raya Pondok Indah karena pengelolaan seperti itulah yang diterapkan oleh Masjid Raya Pondok Indah. Dalam aktivitas sehari-hari, Masjid Raya Pondok Indah tak sekedar menjadi sarana ibadah. Aktivitas umat, mulai dari akad nikah, pemberdayaan ekonomi lemah, beasiswa hingga kematian, juga diselenggarakan masjid ini. ”Bagi kita, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah tapi juga segala macam aktivitas jamaah kita tampung di sini, dari akad nikah sampai kematian kita siapkan, ujar Drs H Ahmad Dahlan, ketub Bidang Kemasjidan Masjid Raya Pondok Indah. ”Bangunan Masjid Raya Pondok Indah memang dirancang untuk mendukung semua aktivitas itu. Masjid juga dikelola dengan manajemen yang profesional. Pengelolaan seperti layaknya sebuah perusahaan. Jadi ada program, ada pelaksanaan, ada evaluasi, dan ada saldo,” papar Dahlan.”5 Masjid Raya Pondok Indah ini sudah bisa menghasilkan sumber dana mandiri, sehingga masjid tidak perlu lagi donatur dari luar, akan tetapi ia bisa mendanai biaya operasional masjid itu sendiri dari bidang-bidang usaha yang terdapat dalam masjid ini. Bidang-bidang usaha yang terdapat dalam Masjid Raya Pondok Indah ini antara lain
4 5
http://masjidrayapondokindah.com http://www.republika.co.id
USM ( Unit Sejahtera Mulya ), BMT ( Baitul Maal Wa Takmil ), IMP ( Indah Mulia Press ) dan Parkir. Disini penulis menyoroti pada bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) yang memiliki sub unit yaitu rumah makan, klinik herbal, wartel dan penyewaan alat-alat pesta. Bidang usaha ini juga turut berperan dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah ini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan masjid, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis ”skripsi” dengan judul ”peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan masjid raya pondok indah jakarta selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka pada dasarnya masjid bukan hanya saja tempat beribadah saja, tetapi juga tempat kegiatan ekonomi. Dari kegiatan ekonomi ini, masjid dapat menghasilkan sumber dana mandiri untuk lebih memakmurkan masjid. Seperti pada Masjid Raya Pondok Indah yang memiliki beberapa bidang usaha yang dapat menunjang pendapatan masjid. Bidang usaha yang ada diantaranya USM ( Unit Sejahtera Mulya ) yang mempunyai subunit rumah makan, klinik herbal, wartel, dan penyewaan alat-alat pesta. Adapun yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis membuat suatu rusmusan masalah. Adapun masalah yang akan penulis teliti dan paparkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? 2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam rangka meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis: diharapkan dapat menambah pengetahuan, mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan masjid di masjid itu
b. Manfaat Praktis: diharapkan dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masjid melalui bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1 (satu) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Pada penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melaPkukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang ditulis dari orang atau perilaku yang diamati.6 Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penulis akan melakukan penelitiannya melalui pengamatan secara langsung di lapangan, dan setelah itu mendeskripsikannya secara sistematis, factual dan akurat mengenai masalah yang diteliti serta menganalisanya. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Masjid Raya Pondok Indah. Adapun waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan September 2008 sampai Januari 2009. 3. Subjek dan Objek Penelitian
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002), cet.-2
Subjek dari penelitian ini adalah pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis penulis menggunakan teknik atau cara sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara adalah proses pencarian data dengan cara tanya jawab secara langsung dan tatap muka antara penanya dengan responden. 7 Dalam kegiatan ini penulis akan mengadakan wawancara langsung dengan ketua dan beberapa pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.
b. Observasi Observasi atau pengamatan langsung, yakni pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala dan objek yang diteliti.8 Dalam hal ini penulis mengamati langsung bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan
7
Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: Dinas Olah Raga Dan Pemuda, 2003), hal.51, cet-3 8 Surakhmad Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1980), cet. Ke-7, hal. 102
Dalam observasi ini penulis akan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi yang akan diteliti. Data-data yang ditemukan selanjutnya akan disajikan dalam Bab IV mengenai analisis. c. Dokumentasi Untuk melengkapi data-data yang diperoleh, penulis juga akan melakukan penelitian dokumentasi data-data yang diperoleh dari Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang berhubungan dengan bidang usaha yang selanjutnya akan disajikan untuk company profile. Selanjutnya penyusunan skripsi ini dilaksanakan dengan mengacu pada buku “Pedoman Penulisan skripsi, tesis dan disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Teknik Analisis Data Informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini akan di analisis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil temuan secara sistematis, lalu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk Bab II dan Bab IV.
E. Tinjauan Pustaka Sebelumnya ada beberapa skripsi yang membahas mengenai Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa terdahulu, untuk mengetahui materi penelitiannya, dibawah ini diuraikan sebagai berikut:
a. Judul skripsi, Manajemen ZIS Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan, penulis Irvan Ridwan, fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah 2001, yang berisi tentang manajemen zakat, infak dan shadaqoh di Masjid Raya Pondok Indah. b. Judul Skripsi, Manajemen Masjid Raya Pondok Indah dalam Pengembangan Dakwah dan Pembinaan Umat, penulis Ukhuwah Islamiyah Sayidi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Daakwah 2001, berisi tentang manajemen masjid dalam mengembangkan dakwah dan membina umat di Masjid Raya Pondok Indah. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian kali ini penulis lebih membahas mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.
F. Sistematika Penulisan Dalam menyusun skripsi ini, penyusun akan menuliskannya kedalam bab-bab yang masing-masing memiliki sub-sub bab, dengan penyusunan sebagai berikut: BAB I merupakan bab pendahuluan yang diawali dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penelitian.
BAB II menjelaskan kerangka teoritis mengenai peran dan pendapatan, yang meliputi pengertian peran, tinjauan sosiologi tentang peran, pengertian pendapatan dan langkah-langkah meningkatkan pendapatan. BAB III gambaran umum tentang USM (Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuannya berdirinya, struktur organisasinya dan juga program kerjanya. BAB IV merupakan temuan dan analisis Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang meliputi bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah. BAB V merupakan penutup dari skripsi, yang didalamnya menguraikan tentang kesimpulan dari pembahasan dan analisis serta saran-saran yang sifatnya membangun.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran 1. Pengertian Peran Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.”9 Dalam kamus ilmiah popular, peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan tau bagian dari kedudukan, seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan karena dia (orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat. Walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang lainnya tersebut. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Menurut Soerjono Soekanto, “peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial msyarakat.” 10 Berbicara tentang peran, tentunya peran tidak dapat dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun keduanya berbeda akan tetapi saling berhubungan erat antara satu sama lainnya. Karena yang satu tergantung pada yang lainnya begitu juga sebaliknya, maka peran diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dapat dikatakan berperan atau memiliki peran dikarenakan seseorang tersebut mempunyai status dalam masyarakat walau kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya memiliki peran yang sesuai dengan statusnya.
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), h. 667 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Balai Pustaka 1998) Cet, ke-1, hal.667
Pengertian peran menurut Jenning yang dikutip oleh Ira Yoga yaitu “cara berinteraksi yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada akhirnya ada proses penempatan status peranan seseorang dalam keluarga, orang, masyarakat dan sebagainya.”11 Adapun Gibb dan Gordon, sebagaimana yang dikutip oleh Ira Yoga mendefinisikan “peran yaitu lahir dari interaksi dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu.”12 Sedangkan David Berry mendifinisikan “peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan social tertentu.”13 Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan imbangan dari norma-norma sosial oleh oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan ini ditentukan oleh norma-norma di masyarakat. Artinya, seseorang diwajibkan untuk melakukan halhal yang diharapkan dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya. Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa “harapan tentang peran adalah harapan-harapan lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.”14 Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu: menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan keduudkannya dalam masyarakat (lingkungan) di mana ia bertempat tinggal. jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.15
11
http://ireyoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm http://ireyoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm 13 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. ke-3, h. 99. 14 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), Cet. ke1, h. 235 15 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-34, h. 243. 12
David Bery mengatakan bahwa di dalam “peranan terdapat dua macam harapan, yaitu pertama, harapan-harapan masyakrakat terhadap pemegang peran atau kewajibankewajiban dari pemegang peran. kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yag berhubungan dengannya dalazm menjalankan perannya atau kewajibannya.”16 Dari penjelasan tersebut diatas, terlihat suatu gambaran bahwa peran merupakan suatu konsep perihal yang harus dilakukan dalam masyarakat sebagai organisasi.
2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran Tidak dapat dipungkiri bahwasanya manusia adalah manhluk sosial, yang tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada mahluk atau manusia lainnya, maka pada posisi semacam inilah, peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan peranannya yaitu: menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia bertempat tinggal. Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalm pergaulan kemasyarakatan. “Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.”17
16
David Berry, Pokok-Pokok dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. ke-3
h. 101 17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-34 h. 243
Di dalam peranannya sebagaimana dikatakan oleh David Berry terdapat “dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.”18 Dari kutipan tersebut nyatalah bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu akan suatu peran, agar dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut. Individu dituntut memegang peranan yang diberikaan oleh masyarakat kepadanya, dalam hal ini peranan dapat dilihat sebagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lainnya yang diciptakan oleh masyarakat. Dari penjelasan diatas terlihat suatu gambaran bahwa suatu peran tidak dapat berjalan tanpa adanya atau memiliki kedudukan, maksudnya yaitu dengan adanya kedudukan tersebut maka peranan itu dapat berjalan sesuai dengan tugas yang dimilikinya.
B. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Pendapatan menurut ilmu akuntansi merupakan nilai maksimum yang dapat 18
David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, h. 101
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah “jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.”19
Menurut Paton dan Littleton dan dikutip oleh Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan alasan yang mendukung bahwa pendapatan pada saat penjualan merupakan suatu standart yang utama sehingga mendasari pada pengertian dan konsep tentang pendapatan sebagai berikut:
1. Pendapatan adalah merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi kegiatan. 2. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa kas atau piutang.20 Dari penjelasan tersebut diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan yang hanya dikonsumsi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya ( sah ), sebaiknya berupa kas atau piutang.
2. Karakteristik Pendapatan Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan 19 20
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf http://dahlanforum.wordpress.com
perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less. “Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. “21 Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden. Menurut Gilarso pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu : 1. 2.
3. 4. 5.
Upah/ gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang / instansi lain ( sebagai karyawan yang dibayar ). Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai “ pengusaha “ yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani/ tukang/pedagang dan sebagainya. Laba Perusahaan ( Perseroan ) adalah laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama. Penghasilan campuran ( Mixed Income ) adalah penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti ; petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan : a. Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri. b. Sebagian berupa sewa untuk tanah/ alat produksi yang dimiliki sendiri. 21
http://library.usu.ac.id
c. Sebagian merupakan bunga atas modalnya sendiri. d. Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri. 6. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas jasa ini biasanya dihitung sebagai persen ( % ) dari modal dan disebut tingkat / dasar bunga (rate of interst, disingkat, atau i).22 Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendapatan berupa upah/gaji, laba usaha sendiri, laba perusahaan ( perseroan ), sewa, penghasilan campuran, bunga dan juga deviden.
3. Cara Memperoleh Pendapatan Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi moda. Laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti : a) aktiva tetap; b) surat berharga; c) penjualan anak atau cabang perusahaan; d) hadiah, e) sumbangan atau penemuan; f) revaluasi aktiva tetap; g) penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggap sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan. 23 Dalam suatu perusahaan untuk membuat laporan mengenai perolehan pendapatan tersebut dirumuskan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja dan juga Rencana
22 23
http://www.geocities.com http://www.geocities.com
Pengembangan Usaha yang meliputi kegiatan, waktu, dan penanggung jawab serta target yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Dari penjelasan diatas, terlihat ada beberapa cara memperoleh pendapatan yang diantaranya hadiah, sumbangan, penjualan produk perusahaan dan sebagainya. Namun, hanya transaksi atas produk saja yang dapat dianggap sumber utama pendapatan.
C. Masjid 1. Pengertian Masjid Kata Masjid terulang sebanyak dua puluh enam kali di dalam al-Quran. Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-yasjudu-sujudan, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna diatas. "Sujud adalah pengakuan ibadah yaitu pernyataan pengabdian lahir yang dalam sekali setelah iman di miliki jiwa, maka lidah mengucapkan ikrar keyakinan dengan sujud dalam sembahyang."24 M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan AL-Qur`an menyatakan : "Masjid berasal dari kata Sajada, sujud salah satu maknanya mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah, yang berkaitan dengan alam raya (sunnatullah)."25 Dengan semikian secara etimo;ogi masjid adalah tempat sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadah, tiap potong permukaan bumi baik beratap atau beratap langit bagi orang Islam tempat itu dapat dijadikan masjid atau tempat sujud
24
Muhammad E. Ayyub, et. Al, Manajemen Masjid, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1997 ) Cet. Ke-
3 h.1. 25
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an, ( Bandung: Mizan, 1997 ), cet ke-3, h. 459.
menyembah kepada Allah SWT. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan Masjid, yang artinya tempat bersujud. Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat dalam perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan salat, baik untuk salat lima waktu maupun untuk salat Jum`at atau Hari raya, kata-kata masjid di Indonesia sudah menjadi istilah baku sehingga jikadisebut kata-kata masjid maka yang dimaksudkan ialah masjid tempat salat Jum`at. Tempat-tempat salat yang tidak dipergunakan untuk salat Jum`at, di Indonesia tidak disebut masjid. Adapun istilah yang sangat umum digunakan diseluruh wilayah Indonesia untuk tempat salat yang tidak digunakan untuk salat Jum`at yakni Musholla. Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan masjid adalah bangunan khusus sebagai tempat salat baik salat lima waktu maupun salat Jum`at dan salat Hari Raya dan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam yang meliputi berbagai Aspek Kehidupan.
2. Fungsi Masjid Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat, dan tempat beribadah kepadaNya. Lima waktu dalam sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan salat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui azan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT.
Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh kehidupan khaira ummatin, predikat yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam. Allah SWT berfirman: Q.S. Ali Imran : 110
Artinya:"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik". Mengfungsikan masjid secara maksimal, harus terus menerus dilakukan. kondisi lingkungan masjid harus mendapatkan perhatian dalam rangka menyusun program kegiatan. masjid di desa mun gkin akan berbeda di pondok pesantren, masjid di kampus, masjid di lingkungan pemukiman, masjid di lingkungan pabrik ataupun kawasan industri. kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah ke arah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim, dan masyarakat muslim. di samping materi Al- Qur'an, hadist, fiqih ibadah, akhlak, perlu juga disampaikan materi sirah Nabawiyah (sejarah kenabian). b. Memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum'at , baik yang bersangkutan dengan materinya maupun dengan khatibnya. Khutbah jum'at sesungguhnya merupakan media pembinaan jama'ah yang cukup efektif. c. Melaksanakan diskusi, seminar, ataupun lokakarya tentang masalah-masalah aktual. d. Membuat data jama'ah, dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan lain-lain. e. Mengefektifkan pelaksanaan zakat, infak, sedekah, baik dalam cara memungutnya maupun cara membagikannya. f. Melaksanakan training-training keislaman, terutama untuk generasi muda. g. Di samping dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal perlu mendapatkan perhatian, seperti memberikan santunan bagi yang membutuhkan (misalnya jam'ah menderita sakit, kekurangan pangan, ataupun musibah yang lainnya). h. Demikian juga dakwah dengan buku, brosur, dan majalah yang baik perlu mendapatkan perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan ataupun perpustakaan masjid.26 Selain itu fungsi masjid adalah: a. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. b. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitankesulitan, meminta bantuan dan pertolongan. c. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jam'ah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
d. Masjid dan majlis ta'li merupakan wahana meningkagtkan kecerdasan dan pengetahuan muslimin. e. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat. f. Masjid adalah tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya. g. Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial. 27 Dengan demikian semua fungsi masjid itu, masjid bisa kembali kepada peran yang pernah dijalanlan sebagai jami' tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga 26
27
ke-1,
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h. 173-174.
Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. h.7-8.
pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasiorientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat. 3. Peranan Masjid Dalam sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw. terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai berikut: a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid; b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriah dimulai dengan pendirian masjid yang pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram; c. Di Mekkah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makkiyah Nabi Muhammad saw mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid; d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT; dan e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.28 Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman dinamika masjidmasjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah/umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi. 28
Drs.Moh.E.Ayub,dkk,Manajemen Masjid, h.10
Memasuki zaman keemasan Islam, masjid mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Coral penyesuaian dengan tuntutan zaman dan yang terjadi itu tidak kalah fungsionalnya dibanding optimalisasi nilai dan makna masjid di zaman Rasullah saw. dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai memperhatikan kiprah operasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. pada garis besarnya, operasionalisasi masjid menyangkut: a. Aspek Hissiyah (Bangunan) Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakan gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. dalam maslah bangunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya. artinya, umat Islam diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat. Menyadari sepenuhnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat, tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar disadari sejak awal. karena itu, keberadan sebuah masjid tidak mubazir. b. Aspek Maknawiyah (tujuan) Pada masa Rasulullah saw, pembangunan masjid mempunyai tujuan, yakni masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaah/umat Islam (at-Taubah:108); c. Aspek Ijtimaiyah Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri. di antara lembaga masjid yang mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah: 1) Lembaga Dakwah dan Bakti Sosial kegiatan dalam bidang dakwah dan bakti sosial dimiliki oleh hampir semua masjid. Kegiatan dakwah bisa dilihat dalam bentuk pengajian/tablig, diskusi, silaturrahmi, dan lain-lain. Adapun kegiatan bakti sosial terwujud dalam bentuk penyantunan anak yatim, khigtanan massal, zakat fitrah, pemotongan hewan kurban dan lain-lain. biasanya, kegiatan berdimensi sosial ini berjalan pada saat tertentu, misalnya bulan Ramadhan, bulan Haji, bulan Maulid, tahun baru Hijriyah 2) Lembaga Manajemen dan Dana tanpa perlu menutup-nutupui, pola manajemen masjid kita pada umumnya bercorak tradisional. hanya di beberapa masjid tertentu manejemen masjid dapat dilaksanakan secara profesional. hal ini erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia pengelola/pengurus khususnya visi, kreativitas, dan wawasan sosioreligius mereka dalam "menghidupkan" potensi masjid.
3) Lembaga Pengelola dan Jamaah Antara pengelola dan jamaah terjalin ikatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan masjid. kedua komponen ini merupakan pilar utama yang memungkinkan berlangusngnya beraneka kegiatan masjid. bedanya hanya pada bentuk keikutsertaan masing-masing pihak. Jika pengelola terjun dalam pelaksanaan tertib administrasi, maka jamaah tak terkecuali pengelola sebagai pribadi urun rembuk dalam bidang pendanaan.29
Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan, fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat.
29
Drs.Moh.E.Ayub,dkk,Manajemen Masjid, h.13
BAB III GAMBARAN UMUM MASJID RAYA PONDOK INDAH DAN USM
A. Masjid Raya Pondok Indah 1. Sejarah Berdirinya Pada tanggal 5 oktober 1982 Direksi PT.Metropolitan Kencana Jakarta / Grup Pondok Indah yang muslim mendirikan Yayasan Pondok Mulya yang bertujuan untuk mengembangkan syiar Islam. Latar belakang didirikannya Yayasan Pondok Mulya atas dasar adanya gagasan atau pemikiran dan keinginan yang mulia dari para pendiri yayasan untuk memajukan harkat hidup Umat Islam dalam segala bidang. Dengan dasar yang begitu kuat, Yayasan diharapkan dapat menampung, mewadahi dan menyalurkan aspirasi Umat Islam dalam berbagai kegiatan peribadatan,pendidikan dan pengelolaan usaha. Pada tanggal 2 Juli 1992 Para pendiri Yayasan ini mendirikan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah.30 Masjid Raya Pondok Indah diresmikan pada tahun 1992. Masjid ini dibangun atas prakarsa Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dab PT Metropolitan Kencana Jakarta. Perencanaan pembangunannya dipimpin langsung oleh Bapak Ir. H. Ismail Sofyan. Pembangunannya dimulai pada tahun 1990 selesai tahun 1992 dengan biaya kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah).
30
Ahmad Sukardja, dkk, Profil Masjid Raya Pondok Indah Yayasan Pondok Mulya, 2004 h. 1
Peletakan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 1991 pukul 11.00 WIB oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bapak Wiyogo Atmodarminto. Peresmian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Desember 1992 pukul 11.00 WIB oleh Bapak H. Sudharmono,SH (Wakil Presiden Ri) dilanjutkan dengan kegiatan salat jumat pertama kali. Pada tanggal 2 Desember 1992 dilaksanakan serah terima Tanah dan Bangunan Masjid Raya Pondok Indah dari PT. Metropolitan Kencana/ Yayasan Pondok Indah kepada Pemerintah DKI Jakarta dengan berita acara nomor : 1828 Tahun 1992 dan juga serah terima pengurusan dab pengelolaan Masjid Raya Pondok Indah dari Pemerintah DKI Jakarta kepada Yayasan Masjid Raya Pondok Indah dengan berita acara nomor : 1829 Tahun 1992. Perjalanan waktu hampir tujuh tahun memang cukup lama, tapi untuk sebuah perjuangan kurun waktu itu terhitung pagi. Karena itu masih bisa dianggap wajar bila kemajuan-kemajuan yang dihasilkan oleh Masjid Raya Pondok Indah dinilai masih kurang banyak. Evaluasi terhadap program-program yang belum bisa terlaksana atau belum optimal perlu dilakukan agar Masjid Raya Pondok Indah semakin meningkat, baik dari segi pelayanan peribadatan, pendidikan dan perpustakaan maupun usaha, fungsi sosial, maupun aspek lainnya. Dalam perkembangannya sesuai dengan hasil keputusan Rapat para Badan pendiri Yayasan Pondok Mulya, Yayasan Masjid Raya Pondok Indah, Yayasan Masjid Puri Indah, Yayasan Muslim Bumi Serpong Damai, tentang hubungan Yayasan Pondok Mulya dan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah diputuskan bahwa Yayasan Pondok Mulya adalah Yayasan Induk yang menangani manajemen pengelolaan, sedangkan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah adalah Yayasan lokal untuk pemeliharaan aset di bawah koordinasi Yayasan Pondok Mulya.
Konsep perencanaan arsitektur Masjid Raya Pondok Indah mengacu pada arsitektur masjid tradisional. Salah satu ciri masjid tradisional yang banyak tersebar di seluruh nusantara beratap susun dan kebanyakan bersusun tiga lapis. Bertolak dari konsep tersebut maka perencanaan Masjid raya Pondok Indah dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru, namun tetap mengekspresikan bentuk masjid beratap susun tiga, serasi dan menyatu dengan lingkungan. Menara masjid yang tingginya 50 meter, berbentuk runcing ke atas yang berakhir pada bulan bintang, yang melambangkan bahwa islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam. Lantai atas merupakan ruang salat terdapat dinding kiblat, tanpa ruang mihrab karakter ini merujuk pada Masjid Quba yang dibangun oleh Rasulullah. Pada dinding mimbar dipahat kaligrafi dua kalimat syahadat sebagai rukun islam pertama yang merupakan ikrar kesaksian atas kebenaran Allah SWT dan nabi Muhammad SAW sebagai Rasulnya. Untuk menambah keagungan rumah Allah ini, di sekeliling bagian atas ruang salat dipahat kaligrafi Asmaulhusna (nama-nama Allah SWT). Masjid ini terdiri dari dua lantai, lantai atas dipergunakan untuk ruang salat utama sedangkan lantai bawah untuk Ruang serbaguna. Secara kesuluruhan masjid ini dapat menampung sekitar 2600 jemaah di lantai atas dan bawah. Struktur bangunan masjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap baja, semua material struktur dan finishingnya diusahakan menggunakan bahan alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan masjid ini akan lebih dekat dengan alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Penciptanya. Masjid ini juga dilengkapi dengan ruang wudhu, perpustakaan, ruang kantor, gedung dan ruang jaga. Dalam pengolahan tapak, ruangruang tersebut sengaja ditempatkan di bawah permukaan tanah, dengan maksud agar
bangunan
masjid
tidak
terhalang
oleh
bangunan-bangunan
lain,
sehingga
penampilannya akan menjadi lebih anggun. 31
2. Letak Geografis Masjid Raya Pondok indah ini terletak di jalan Sultan iskandar Muda no.1 Jakarta (denah terlampir dalam).
3. Visi dan Misi Visi Masjid Raya Pondok Indah yaitu menjadikan masjid sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, dakwah dan sosial keagamaan dengan sistem pengelolaan yang modern Misi Masjid Raya Pondok Indah : 1. Melaksanakan, membina, mengembangkan, menanamkan dan menerapkan ajaran islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah 2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang terencana, terarah, terpadu, profesional, efektif dan efisien.32 3. Membangun, membina dan mengembnagkan usaha-usaha yang bersifat bisnis yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan kemasjidan dan pendidikan.
31 32
Ahmad Sukardja , h.2 Ahmad Sukardja, h.6-9
4. STRUKTUR ORGANISASI MASJID RAYA PONDOK INDAH Berikut adalah nama-nama pengelola Yayasan Pondok Mulya dan Masjid Raya Pondok Indah beserta bagannya: Direktorat Nama Direktur Eksekutif
Prof.DR.H.Ahmad
Sukardja,SH.,MA Wakil Direktur
H.Yusuf
Sudono General Manager
H.Faisal Qosim,Lc
Kabid Usaha
Pjs.
H.Faisal
Qosim,Lc Sekretaris/Kepala Sekretariat
H.Purwoto,SH
Staf Administrasi & Typist
H.Rusmono,A.Ma
Staf Keuangan & Pembukuan
Delmika
Kasir H.Mukhlis Sopir Umum Sopir Mobil Jenazah
Aan Amarudin Muhammad
Haris
Sahban MASJID RAYA PONDOK INDAH Kepala Kantor
Syamsul Marlin,S.Ag
Staf Adminidtrasi
Pjs.
H.Tamrinuddin,S.Ag Kasir
Yulyanah,SE
Bag.Peribadatan & Dakwah
H.Abdul Fattah Muttabik,S.Ag
Staf Bag. Pendidikan & Perpustakaan
Ramil HM.Nur,S.Ag
Ka.Bag.Usaha,Pemeliharaan & Kebr.
H.Tamrinuddin,S.Ag
Staf Bagian Usaha/Public Relation
Ismasari,A.Md
Teknisi & Operator Operator Genset & Teknisi Listrik
Jaka Zulkarnain Jaka Satria
Pramubakti
33
Program Kerja Masjid Raya Pondok Indah, 2008
H.Nur Ali33
Yayasan Pondok Mulya
Dewan Pakar
Imam Besar
Keuangan
Direktur Eksekutif/Wakil Direktur
Sekretariat
Sekretaris/Kepala Sekretariat
Administrasi dan Typist
Keuangan
-Sekretaris/KepalaSekretariat -Staf Administrasi dan Typist - Kabag Keuangan - Staf Keuangan/Pembukuan - Kasir - Internal Audit - Kabag. Umum/Personalia & Materiil -Staf Teknik/ Mecanical Electrical/ Pemeliharaan dan Kebersihan
-
-
Staf
-
Kabag
Bidang Kemasjidan
Msjd Pendidikan Msjd Tipe
Msjd Tipe BPT
Bidang Usaha
Msjd USM IMP KBIH BMT
Tipe
Bidang
Sekolah
Tipe
Yayasan Pondok Mulya Direktur Eksekutif / Wakil Direktur Kepala Bidang Kemasjidan Dewan Pembina
Pengurus Masjid
Imam / Kyai Masjid &
Kepala Kantor - Staf Adm - Kasir - Teknisi & Operator - Satpam - Pramubakti
Kejuruan
Bagian Peribadatan dan Dakwah ______________________ _____
Bagian Pendidikan dan Perpustakaan _______________________ ______ - Kepala Bag. Pnddkn & Perpus. Staf Bag. Pnddkn &
Bagian Usaha, Pemeliharaan dan Kebersihan ______________________ _______ - Kepala Bag. Usaha, Pemeliharaan dan
Remaja Masjid
garis komando garis koordinasi 34
B. Unit Sejahtera Mulia ( USM ) 1. Sejarah Berdirinya Unit Sejahtera Mulia Unit Sejahtera Mulia ( USM ) berdiri sejak tahun 1999. USM adalah sebagai salah satu unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah. USM diawali dengan berdirinya usaha kantin. Karena jamaah di Masjid Raya Pondok Indah tersebut banyak dari perkantoran dan setelah beribadah agar tidak jauh untuk mencari 34
Ahmad Sukardja, h. 10
tempat makan siang maka didirikanlah kantin tersebut. Selain kantin, dalam bidang usaha Unit Sejahtera Mulia (USM) ini juga memiliki subunit, yaitu : a. Kantin b. Penyewaan Ruangan (untuk Resepsi, Seminar, dan lain-lain) c. Pedagang kecil d. Wartel e. Klinik Usaha Sejahtera Mulya Pengelolaan kantin/Rumah Makan Pengelolaan pedagang kaki lima, yang sehari-hari dibina oleh masjid Raya Pondok Indah sebanyak 20 pedagang kaki lima.Penyewaan tenda dan panggung pelaminan Penyewaan Ruangan (Resepsi, Seminar dan lain-lain) Pelayanan akad nikah, Klinik Herbal sehat Mulya yang Pengobatan dengan tanaman obat rekomendasi dokter , Pijat refleksi, Hijamah (Bekam), Totok wajah, Akupuntur Penyakit dan kecantikan,
General Chekup, Laboratorium II. Berdirinya USM dilatarbelakangi untuk menopang pemasukan Masjid Raya Pondok Indah,agar tidak mengandalkan uang infak. Maka dari laba ini lah nantinya untuk menggaji karyawan. 35
2. Visi dan Misi Unit Sejahtera Mulia 1. Visi Visi Unit Sejahtera Mulia (USM) adalah memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dengan meningkatkan fasilitas yang ada. 35
Ahmad Sukardja, SH. MA. , h.10
2. Misi Misi Unit Sejahtera Mulia adalah: a. Memudahkan jamaah dalam beribadah dengan menyediakan fasilitasfasilitas yang telah tersedia b. Mendorong jamaah agar lebih nyaman beribadah dan menarik jamaah lebih banyak untuk beribadah di Masjid Raya Pondok Indah c.
Memenuhi kebutuhan para jamaah dengan fasilitas yang ada
3. Tujuan Berdirinya Unit Sejahtera Mulia Memenuhi kebuutuhan para jamaah masjid, memberikan pelayanan kapada Jammaah Masjid Raya Pondok Indah, serta memberikan kemudahan akses kepada jamaah untuk saling bersosialisasi dengan sesama jamaah lainnya
4. Struktur Organisasi Unit Sejahtera Mulia STRUKTUR ORGANISASI USAHA SEJAHTERA MULIA - YAYASAN PONDOK MULYA PENGURUS YAYASAN
Dir. Eksekutif/Wakil Dir. Prof. Dr. H. Ahmad Soekarjo,
Wakil Dir. H. Yusuf Sudono
General Manager / Kepala Bd. Usaha H. Faisal Qosim, Lc
Kepala Usaha Sejahtera Mulia Keuangan Kasir Pramubakti
Bagian Toko
Bagian Kafetaria
Keterangan :
: Tjaswati : Rosmawati : - Abdul Rojak - Sahuri - Nanang - Taswadi
Bagian Simpan Pinjam
garis komando --------- garis koordinasi 36
5. Program Kegiatan Unit Sejahtera Mulia Program Kegiatan yang terdapat dalam bidang Usaha USM ini diantaranya : 1. Kantin Kantin ini berdiri pada tahun 1999 bernama Kantin Pondok Bambu, merupakan sebuah rumah makan yang berada di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan tepatnya di area Masjid Raya Pondok Indah. Letaknya yang strategis di antar kawasan perkantoran dan perumahan menjadikan kantin ini selalu menjadi pilihan bagi orang yang memiliki selera tinggi.
36
Data Struktur Organisasi USM
Pilihan menu masakan yang ditawarkan sudah tidak perlu diragukan lagi, mulai dari ikan bakar, masakan padang sampai aneka soup yang nikmat. Semua masakan yang yang tersedia dijamin halal dan memiliki aroma dan rasa yang lezat serta harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.37 2. Penyewaan alat – alat pesta Masjid Raya Pondok Indah sebagai salah satu masjid di Jakarta, terletak di lokasi strategis di kawasan pemukiman Pondok Indah Jakarta Selatan menyediakan Ruang Serba Guna yang representatif untuk berbagai macam kegiatan seperti resepsi akad nikah, ulang tahun, seminar, bedah buku, pengajian, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.. Penyewaan Ruangan ini berdiri pada tahun 2000. Kapasitas ruangan serba guna ini full Air Conditioner (selanjutnya disebut AC) , berkapasitas 700-1000 orang (tersedia ruang terbuka untuk dipasang tenda). Syarat-syarat penggunaannya : a. Membayar uang pendaftaran (tidak ada pemesanan sementara) b. Pembayaran kedua sebesar 50% dua minggu setelah pendaftaran, dan pelunasan 2 bulan sebelum acara. c. Pengguna harus menggunakan catering dan pelaminan rekanan masjid, untuk pemakaian hari Sabtu, Minggu dan hari libur pemesanan Buffe Catering minimal 500 porsi. d. Pemakai tidak diperkenankan menggunakan Ruang Serba Guna, apabila belum memenuhi persyaratan.
37
Brosur Kantin Pondok Bambu Masjid Raya Pondok Indah
e. Pengurusan Administrasi Akad Nikah dilakukan langsung oleh pihak mempelai / pengguna. f. Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama g. Diperkenankan melalui Kantor Urusan Agama masing-masing apabila tersedia.38 1
3. Pedagang Kecil Pedagang kecil ini mulai berdiri pada tahun 2000. Berada di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan tepatnya di area Masjid Raya Pondok Indah. Letaknya yang strategis di antara kawasan perkantoran dan perumahan menjadikan kantin ini selalu menjadi pilihan bagi banyak orang.
4. Wartel Wartel beridiri pada tahun 2001 namun tutup karena zaman yang sudah maju dan teknologi yang semakin canggih maka wartel sudah tidak produktif lagi. Maka pada tahun 2005, wartel ditutup dan akan digantikan dengan usaha warung internet. Usaha ini mengalami penurunan dan ditutup pada tahun 2005 karena adanya kecanggihan teknologi dan rencananya akan digantikan dengan warung intenet (warnet).39
5. Klinik
38
Brosur Ketentuan Ruang Serba Guna Masjid Raya Pondok Indah Bapak H. Purwoto SH, Sekretaris Masjid Raya Pondok Indah, wawancara pribadi ( Jakarta, Oktober 2008 ) 39
Klinik ini berdiri pada tahun 2003 yang terdapat berbagai macam pengobatan diantaranya : a) Candle Therapy yaitu terapi dengan menggunakan lilin. Sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya pendengaran, dan bisa juga menyembuhkan sejumlah penyakit. Terapi ini bisa menyembuhkan penderita tuli, sekaligus mempertajam pendengaran, vertigo (sakit kepala yang berputar), migrain (sakit kepala sebelah), mengatasi infeksi telinga tengah (otitis media), penyakit telinga berupa nanah kuning kental berbau busuk (congek), tinitus (telinga yang berdengung), sinusitis (infeksi di rongga hidung), serta insomnia (susah tidur). Lilin yang digunakan adalah lilin berbentuk tabung berdiameter kecil, yang telah direndam dalam beeswax atau parafin dan dibiarkan jengga mengeras. Sesuai namanya, terapi ini dilakukan dengan menyalakan lilin khusus yang diletakkan di liang telinga. b) Therapi Herbal yaitu pengobatan dengan menggunakan obat berbahan baku alami, dari berbagai jenis tumbuhan yang berkhasiat obat telah dilakukan sejak nenek moyang kita dulu. Terbukti secara empiris efektif dan aman menyembuhkan berbagai penyebab penyakit seperti kanker, tumor, diabetes, hipertensi, jantung, asam urat, rematik, maag, hepatitis, wasir, gangguan pencernaan, gangguan pada ginjal, menurunkan berat badan, dan lain-lain. Pengobatan herbal menggunakan obat alami dengan kwalitas yang terjamin mutu kwalitasnya, ditangani secara profesional oleh dokter dan herbal berpengalaman.
c) Akupuntur Penyakit adalah suatu model akupuntur pengobatan dengan memanfaatkan bioenergi dari tubuh manusia untuk merangsang organ-organ sasaran supaya tercapai keadaan seimbang atau homeostasis, melalui penusukan atau penekanan atau pemanasan pada titik-titik akupuntur di permukaan tubuh.
Sehingga
merangsang
kemampuan tubuh dalam
menyembuhkan diri sendiri. Ransangan tersebut menyingkirkan sumbatan energi terbuka dan sirkulasi darah tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot/hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan mengobati berbagai jenis penyakit seperti stroke, jantung, ginjal, hepatitis, diabetes, gangguan seksual, dan lain-lain. d) Akupuntur Kecantikan yaitu gabungan gejala psikologi dan fisiologi. Sebab kecantikan merupakan perpaduan antara sikap, penampilan, wajah, dan kepala. Wanita maupun pria pada dasarnya ingin tampak langsing dan awet muda. Salah satu upaya untuk mewujudkan keinginan itu adalah melalui akupuntur kecantikan. Akupuntur kecantikan merupakan suatu pengobatan dan perawatan kecantikan yang aman, hasilnya memuaskan, ekonomis, tanpa efek samping. Metode akupuntur kecantikan didasarkan pada pengobatan modern, fisiologi, dan patologi kulit. Metode itu lalu dikombinasikan dengan pengobatan tradisional berdasarkan meridian, titik akupuntur, organ CangFu, dan pengetahuan tentang perawatan. Terapi ini juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menghilangkan jerawat dan flek pada wajah,
menyuburkan rambut, mengencangkan kulit wajah, menghilangkan keriput dan kantong mata. e) Totok Wajah, dilakukan dengan cara memberikan pijatan teknis khusus di sekujur wajah, menjadikan titik aura wajah diaktifkan, sehingga wajah terlihat lebih segar dan halus. Totok wajah bermanfaat untuk mengencangkan wajah, dan memperlancar peredaran darah , selain itu dapat membuat wajah awet muda dan bersinar. Totok wajah juga juga dapat menghilangkan dan menipiskan noda hitam di wajah, dan memperkecil pori-pori sehingga wajah terlihat bersih dan halus. Tahapannya, wajah dibersihkan terlebih dahulu, satelah itu wajah akan dipijat hingga merasa santai. Setelah pemijitan, wajah akan ditotok. Setelah selesai, wajah akan terasa bersih, segar dan kencang. f) Refleksi adalah metode perawatan kesehatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang bukan disebabkan oleh virus. Berasal dari Cina, dengan cara melakukan pijatan dan tekanan pada titik-titik refleksi yang berada pada telapak, punggung, sisi luar dan dalam dari kaki manusia. Titiktitik tersebut masing-masing berhubungan dengan seluruh organ-organ tertentu di dalam tubuh manusia. Akibatnya aliran darah menjadi lancar, membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan, mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada organ tubuh dan membantu mengatasinya. Selain itu refleksi juga merangsang produksi hormon endofrin yang berfungsi untuk rileksasi tubuh dan mengatasi stress. Beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan refleksi seperti lemah syahwat, nyeri haid dan haid tidak teratur, wasir, susah tidur, sendi sakit dan kaku, badan lesu tidak bergairah, diabetes,
migrain, vertigo, hipertensi, kadar asam urat tinggi, asma, kencing batu, dan lain-lain. g) Terapi Bekam / Hijamah merupakan pengobatan Sunnah Rasulullah SAW, telah dipraktekkan oleh manusia sejak lama, kini pengobatan ini mengikuti kaidah ilmiah, dengan menggunakan alat yang praktis dan efektif serta tanpa efek samping. Darah kotor dari dalam tubuh dikeluarkan melalui permukaan kulit. Darah kotor mengandung racun atau darah statis yang menyumbat peredaran darah, mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak berjalan normal, sehingga menyebabkan terganggunya kesehatan baik secara fisik maupun mental. Rasulullah SAW mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam, seperti : asam urat, darah tinggi, jantung, kolestrol, masuk angin, migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, sembelit, wasir, impotensi, wasir, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain-lain. 40 Seiring dengan kecanggihan teknologi khususnya dalam bidang komunikasi, akhirnya usaha wartel ini sekarang sudah ditutup karena mengalami penurunan masukan. USM juga mempunyai program baru yang sudah 3 tahun ini berjalan yaitu bazaar jajanan pasar dan bazaar fashion yang diadakan hanya pada bulan ramadhan sampai lebaran saja. Program ini berawal pada tahun 2005 dan berjalan cukup baik sampai tahun 2008 ini. 41
40 41
Brosur Klinik Herbal Sehat Mulya Masjid Raya Pondok Indah Program Kerja Unit Sejahtera Mulia 2008
BAB IV USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA ) DAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASJID
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai peran USM (Unit Sejahtera- Mulia) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang meliputi bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah dan langkah- langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah. A. Tugas dan Fungsi Pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) ini sangat berperan sekali dalam meningkatkan pendapatan masjid, karena pendapatan yang didapat dari bidang usaha yang lain terutama USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dialokasikan untuk menggaji para karyawan dan untuk pemeliharaan masjid. Peran USM sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan masjid Raya Pondok Indah dapat dilihat dalam pelaksanaan tugas harian para pengurus USM tersebut. Berikut adalah data uraian tugas pelaksana Harian USM yang didapat dari Kepala Sekretariat Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan sebagai berikut: 1. Kepala Badan Kesejahteraan Karyawan Kepala BKK adalah satuan Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan yang bertanggung jawab kepada Koordinator Usaha.
a) Membuat dan melaksanakan program kerja Pelaksana Harian BKK. b) Mengarahkan tugas-tugas staff secara umum. c) Mengkoordinasikan semua kegiatan BKK dan membawahi langsung Usaha Toko. d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat yang memerlukan BKK. e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan evaluasi kegiatan Kepala Bagian dan Staff secara umum. f) Membina, menata dan mengatur organisasi dan pengelolaan BKK. g) Mengusahakan peningkatan dan pengembangan usaha dengan membuka usaha baru atau cabang. h) Membuat dan menandatangani surat-surat ke dalam. i) Membuat dan menandatangani surat-surat keluar yang diketahui oleh Koordinator Usaha. j) Menandatangani setiap pengeluaran biaya operasional sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh Koordinator Usaha. k) Memimpin pelaksanaan setiap rapat di tingkat Pelaksana Harian BKK. l) Memeriksa laporan-laporan Bagian. m) Membuat laporan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan yang diajukan kepada Koordinator Usaha. n) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan mutu dan kegiatan Badan Kesejahteraan Karyawan. o) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Koordinator Usaha. 2. Kepala Unit Sejahtera Mulya Kepala USM adalah satuan Pelaksana Harian Usaha Sejahtera Mulia yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha. Kepala USM mempunyai tugas : a) Membuat dan melaksanakan program kerja Pelaksana Harian USM. b) Mengarahkan tugas-tugas staff secara umum. c) Mengkoordinasikan semua kegiatan USM dan membawahi langsung Usaha Toko. d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat yang memerlukan USM. e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan evaluasi kegiatan Kepala Bagian dan Staff secara umum. f) Membina, menata dan mengatur organisasi dan pengelolaan USM. g) Mengusahakan peningkatan dan pengembangan usaha dengan membuka usaha baru atau cabang. h) Membuat dan menandatangani surat-surat ke dalam. i) Membuat dan menandatangani surat-surat keluar yang diketahui oleh Kabid. Usaha. j) Menandatangani setiap pengeluaran biaya operasional sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh Kabid. Usaha. k) Memimpin pelaksanaan setiap rapat di tingkat Pelaksana Harian USM. l) Memeriksa laporan-laporan Bagian.
m) Membuat laporan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan yang diajukan kepada Kabid. Usaha. n) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan mutu dan kegiatan Badan Kesejahteraan Karyawan. o) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kabid. Usaha.42 3. Keuangan Keuangan adalah satuan Pelaksana Harian USM yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. Keuangan mempunyai tugas : a) Membuat dan melaksanakan program kerja keuangan / pembukuan. b) Mengarahkan tugas-tugas Kasir secara umum. c) Mengkoordinasikan semua kegiatan keuangan dan pembukuan dan membawai langsung Usaha Kafetaria dan Simpan Pinjam. d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat dalam keuangan dan pembukuan. e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi, evaluasi kegiatan Kasir secara berkala. f) Menata dan mengatur manajemen keuangan / pembukuan. g) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab. h) Melaksanakan administrasi dan menyajikan data penerimaan dan pengeluaran keuangan. i) Membuat anggaran tahunan USM. j) Membuat, mengolah dan menyajikan data penerimaan dan pengeluaran keuangan. k) Membuat laporan keuangan rutin setiap bulan, triwulan, enam bulan dan tahunan disampaikan kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. l) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan, mutu dan kegiatan keuangan / pembukuan. m) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Keuangan dibantu oleh satu orang staf yaitu Kasir. 4. Kasir Kasir adalah satuan Pelaksana Harian USM yang bertanggung jawab kepada Bagian Keuangan. Kasir, mempunyai tugas : a) Membuat dan melaksanakan program kerja Kasir. b) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab. c) Melaksanakan administrasi penerimaan dan pengeluaran keuangan. d) Mengecek dan mendata ulang masuk dan keluarnya barang setiap hari. 42
h. 1
Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya,
e) Membuat laporan keuangan rutin setiap bulan, triwulan, enam bulan dan tahunan, disampaikan kepada Kepala Keuangan. f) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja kasir. g) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 43 5. Pramubakti Pramubakti mempunyai tugas : a) Memelihara dan membersihkan kantor dan halaman. b) Memelihara dan membersihkan peralatan, barang-barang inventaris kantor serta mengatur dan menyusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c) Membuka dan mengunci pintu Kepala Kantor Pelaksana Harian. d) Mengantar surat. e) Mengatur dan mempersiapkan hidangan atau yang sejenisnya untuk keperluan karyawan dan tamu sesuai petunjuk Kepala Kantor Pelaksana Harian. f) Mengamankan dan memelihara peralatan dapur dan peralatan kantor. g) Membuat laporan kegiatan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan, disampaikan kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. h) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja pramubakti. i) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian. 6. Bagian Toko Bagian Toko mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan toko. b) Memelihara dan mengamankan/mengecek barang dagangan toko setiap hari. c) Mendata, merencanakn, melaksanakan dan melaporkan pengadaan barang kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. d) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. e) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian toko. f) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian.44 7. Bagian Kafetaria Bagian Kfetaria mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Kafetaria.
43
Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya,
44
Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya,
h. 2
h. 3
b) Memelihara dan mengamankan/mengecek barang dagangan kafetaria setiap hari. c) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan. d) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian kafetaria. e) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 8. Koki Kafetaria Koki Kafetaria mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Kafetaria. b) Mengolah dan memasak makanan dan minuman yang diminta oleh konsumen. c) Memelihara, menjaga dan merwat peralatan masak Kafetaria. d) Menghindari, mencegah dan mengatasi akibat dari kegiatan memasak seperti kebakaran dan bahaya lainnya. e) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan. f) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja koki kafetaria. g) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 45 9. Bagian Simpan Pinjam Bagian Simpan Pinjam mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Simpan Pinjam. b) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan simpan pinjam bagi anggota dengan jujur dan penuh tanggung jawab. c) Melayani kredit barang-barang. d) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan. e) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningakatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian simpan pinjam. f) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 10. Perawat Klinik Herbal Perawat Klinik Herbal Sehat Mulya adalah satuan Pelaksana Harian Usaha Sejahteraa Mulya yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. Perawat Klinik Herbal Mempunyai tugas : a) Membuat dan melaksanakan program kerja Perawat Klinik Herbal. b) Mengatur dan menata layanan Klinik Herbal. c) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan. d) Melayani pendaftaran pasien. e) Mengisi formulir data pasien. f) Melakukan pemeriksaan tensi dan fisik pasien. g) Melakukan anemisa / wawancara kepada pasien. 45
h. 4
Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya,
h) i) j) k) l) m) n) o)
Menentukan diagnosa pasien dan merekomendasikan ke dokter. Melayani obat resep dan non resep. Melakukan penjualan obat langsung. Menerima pembayaran dan menyetorkan kepada Kasir USM. Mencatat transaksi, mendata stok / cek barang / obat. Melayani jasa konsultasi pasien. Membuat pedoman layanan Klinik Herbal. Membuat laporan kegiatan rrutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan, disampaikan kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian. p) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja. q) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian.46 Dari data yang telah dijabarkan diatas, dapat dilihat bahwa semua anggota USM ini sangat berperan sekali dalam meningkatkan pendapatan masjid. Setiap anggota menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan perannya masing-masing.
B. Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan USM dalam meningkatkan pendapatan Masjid sangart berperan sekali, karena dari pendapatannya beberapa persen masuk ke masjid. Dari pendapatan USM ini, sekitar 40% disetorkan ke Masjid untuk operasionalnya, membantu beasiswa yatim piatu, dan lain-lain. Sisanya yaitu 55% untuk operasional dan pembelian bahan baku USM, 5% untuk pemeliharaan Inventaris USM, misalnya bangunan, dan lain-lain. 47 Dapat terlihat jelas dari perbandingan laporan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah pada Tahun 1999 sebelum USM ada dan tahun 2008 setelah USM ada dan berkembang (lampiran 4). Perkembangan awal didirikannya USM sebagai Penunjang pandapatan Masjid sempat mengalami fluktuasi pendapatan. Sumber-
46
Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya,
h. 5 47
Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Februari 2009 )
sumber penerimaan yang masih sangat minim meliputi Infak Ruang Serba Guna, Infak Shodaqoh, Infak Perpustakaan, Infak PHBI, Infak Mitra Usaha dan Infak lainlain. Namun dengan berjalannya waktu dan penambahan alternatif sumber-sumber penerimaan maka peningkatan yang tinggi dapat dilihat dari awal mula perkembangan yaitu peningkatan prosentase pendapatan sebesar 45% hingga 98%. Hal ini terjadi akibat adanya penyesuaian pendapatan dengan perilaku konsumen dan kodisi lingkungan yang ada. Perkembangan secara bertahap dengan menambahkan sumber-sumber penerimaan baru hingga tahun 2008, sumber-sumber tersebut telah menghasilkan Pendapatan yang terus meningkat seiring bertambah banyaknya sumber-sumber penerimaan Masjid. Berikut sumber-sumber penerimaan Masjid Raya Pondok Indah48: 1. Infaq Ruang Serba Guna 2. Infaq Mitra Usaha 3. Infaq Akad Nikah 4. Infaq Listrik & Video 5. Infaq Pendiikan 6. Infaq Tromol 7. Infaq PHBI 8. Infaq Ramadhan 9. Infaq Idul Adha 10. Infaq, Zakat dan Shodaqoh 11. Infaq Sewa lainnya 48
Laporan Keuangan Masjid Raya Pondok Indah Tahun 2008
12. Infaq Pelayanan Jenazah 13. Pengajian Umum Pasca Kerja 14. Infaq Pelatihan (Seminar) 15. Infaq Pengislaman 16. Infaq Lain-lain 17. Bank Muamalat Indonesia 18. Jasa Bank Dari beberapa sumber penerimaan seperti tersebut diatas, ada tiga sumber yang merupakan penyokong pendapatan terbesar, antara lain: 1. Infaq Ruang Serba guna sebesar 24% 2. Infaq Tromol sebesar 22% 3. Infaq Mitra Usaha 17%49 Dapat dilihat bahwasanya USM memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah. Penambahan sumber-sumber penerimaan menjadi salah satu poin penting dalam mendongkrak laju pendapatan.
C. Langkah – Langkah yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Langkah-langkah yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam peningkatan pandapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan ini menurut Bapak H. Purwoto SH, antara lain : Mempromosikan kegiatan USM melalui brosur, pengumuman jumatan, melalui internet, dan media lainnya selain itu juga dengan meningkatkan pelayanan,
49
Laporan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah tahun 1999 dan tahun 2008
meningkatkan kualitas makanan agar lebih bervariasi ( khusus untuk usaha kantin ), mengadakan bazaar, pengenalan keluar-luar.50 Selain itu juga,langkah-langkah yang dilakukan USM (Unit Sejahtera Mulya) untuk meningkatkan pendapatan masjid yaitu dengan membuat planning tahunan yang disebut juga “Rencana Strategi Pengembangan Usaha Unit Sejahtera Mulya” (Action Plan). Rencana ini dirumuskan setiap tahun menindak lanjuti hasil Rapat Kerja Penyusunan Rencana Anggaran dan Rencana Program Kerja Dewan Pimpinan Masjid beserta Yayasan Pondok Muya. Penentuan target yang akan dicapainya ini nantinya sangat menentukan perkembangan usaha USM yang akan mempengaruhi peningkatan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah ini. Menurut perbandingan penerimaan USM dari data Anggaran USM tahun 2006, 2007, dan 2008 (lampiran 3 )51 Dianalisis bahwa, secara garis besar dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan prosentase pendapatan yang signifikan, kenaikan antara 35% hingga 40% setiap tahunnya. Kenaikan yang terus menerus didapat dari sector Penerimaan Sewa, Pengelolaan Ikan Bakar dan Sop Iga, Fee Penjuaalan, Pendapatan Kantin & Toko serta Bazar dan Jasa USM. Apabila dibandingkan kenaikan pendapatan antara tahun 2006 ke 2007 sebesar 37% dan pendapatan dari tahun 2007-2008 sebesar 34%, maka dapat dilihat dari grafiknya bahwa penurunan prosentase pendapatan ini disebabkan karena adanya penurunan pendapatan pada sector Wartel. Prosentase penurunan sebesar 35% akibat penggunaan telepon seluler yang kian marak membuat pendapatan dari sector ini semakin menurun hingga mempengaruhi jumlah pendapatan di tahun berikutnya.
50
Bapak H. Purwoto SH, Sekretaris Masjid Raya Pondok Indah, wawancara pribadi Jakarta Oktober 2008 ) 51 Sumber : Laporan Anggaran tahun 2006, 2007, dan 2008
(
Namun hal ini diikuti kenaikan yang cukup tinggi dari sector Penerimaan Sewa sehingga penurunan prosentase di setiap tahunnya dapat ditutup dengan adanya peningkatan pendapatan di sector Penerimaan Sewa tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan USM pada tahun 2008 diambil dari data Action Plan 2008 ( lampiran 7 ) untuk meningkatkan pendapatan yaitu : 1. Perbaikan dan Penataan a. Membuat sekat yang lebih terbuka pada ruang toko. b. Penambahan meja dan kursi agar daya tampung bias lebih banyak (untuk kantin). c. Penataan tata letak kasir untuk kenyamanan pelanggan. d. Sirkulasi Udara dibuat lebih baik lagi agar pelanggan merasa nyaman. e. Mengatur ulang tata letak kantin agar lebih teratur lagi. f. Membuat saluran air untuk mengantisipasi banjir apabila musim hujan. g. Memperbaiki bangunan untuk kenyamanan pelanggan. h. Penambahan area makan di luar agar daya tampung lebih besar lagi. 2. Peningkatan Pelayanan a. Memperlancar pelayanan dan order. b. Membuat seragam untuk performance keluar. c. Lebih menjaga sikap dan performa karyawan lebih baik lagi di hadapan publik. d. Meningkatkan mutu menu (untuk bidang kantin), agar kualitas rasanya meningkat. 3. Publikasi
a. Membuat papan nama depan dan penunjuk agar umum tahu. b. Membuat brosur dan iklan, agar program USM dari sub-bidang masingmasing lebih diketahui umum. c. Membuat promosi berkala untuk menaikkan penjualan. d. Membuat grup untuk persentasi ke lembaga-lembaga. e. Mengadakan seminar kesehatan herba untuk umum (bidang klinik). f. Mengadakan pelatihan tanaman obat (bidang klinik). g. Membuat buletin info herba (bidang klinik). 4. Melengkapi Pelayanan a. Mengadakan praktek Dokter setiap hari. b. Membuka terapi kecantikan herba, sebagai penambah daya tarik untuk umum. c. Menambah obat-obatan agar lebih lengkap lagi. d. Membuat program baru untuk bidang klinik yaitu Bekam dan Ruqyah untuk menambah pelayanan. 5. Membuka Klinik Baru a. Menetukan lokasi sebagai studi kelayakan. b. Mempersiapkan SDM yang berkualitas. c. Mempersiapkan peralatan secara lengkap. d. Menguji coba dan evaluasi. 6. Penyediaan Bahan Baku a. Menetukan lokasinya. b. Mencari lokasi yang sesuai untuk pengadaan lahan. c. Mempersiapkan SDM yang berkualitas sebagai pelaksana.
d. Menyediakan peralatan secara lengkap. e. Display penjualan agar terjangkau konsumen. 7. Produksi Sendiri a. Membuat studi kelayakan. b. Merumuskan alur produksi. c. Menyediakan stok bahan baku yang terjamin. d. Menyediakan alat-alat produksi. e. Mempersiapkan SDM sebagai pelaksana. f. Menyadiakan perlengkapan untuk packing dan labeling. g. Mengurus izin ke POM h. Menyediakan tempat sebagai pabrik. i.
Mengadakan pengawasan mutu.
j.
Mengadakan uji coba dan pemantapan sebelum pelaksanaan.
8. Penambahan Peralatan Resepsi a. Menambahkan tenda untuk sewa umum. b. Menambahkan atribut untuk semi VIP c. Menambahkan panggung untuk umum. d. Mengganti karpet panggung untuk meningkatkan pelayanan. e. Menambahkan meja catering dari 80 set menjadi 150 set. f. Menyediakan taplak meja agar lebih menarik.52 Dengan dibuatnya Action Plan 2008 ini, USM dapat menunjang pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Ini terlihat dari meningkatnya pelayanan
52
Laporan Rencana Program Pengembangan Usaha Unit Sejahtera Mulya tahun 2008
dan adanya program-program baru yang dibuat oleh para anggota sesuai dengan sub bidangnya masing-masing : a. Kantin Kantin merupakan aset terbesar dalam USM ( Unit Sejahtera Mulya ) karena omzet dari kantin ini per-hari pemasukannya lumayan besar. Dengan ditutupnya wartel, kantin menjadi diperluas lagi dan dengan begitu pemasukan juga bertambah besar. Omzet kantin sekarang ini paling standar sehari Rp 2.000.000,- . Jadi walaupun wartel ditutup, namun tidak menyebabkan kerugian yang besar karena tertutup oleh menaiknya omzet kantin yang sekarang ini sudah diperluas dan diperbarui total untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan.53 Untuk meningkatkan pelayanan yang sebaik mungkin, salah satu sub unit USM ini memberikan pelayanan yang cukup baik dengan menunjukkan keramahan para pramubakti yang sanagt berperan dalam menjamu tamu dan yang paling pokoknya adalah dari menu makanan itu sendiri yang menyediakan meu makanan dari seluruh Nusantara dan lebih bervariasi setiap harinya. Setiap hari Jumat, di kantin ini mengadakan “self service” ( biasa dikenal dengan prasmanan ) dan ada penambahan menu baru siap saji. b. Wartel Usaha wartel ini sudah ditutup pada bulan Agustus 2008 dikarenakan zaman yang sudah bertambah maju, dan kebutuhan akan wartel sudah menurun. Data ini diperkuat dengan pernyataan dari ketua bidang USM yaitu: Wartel di Masjid Raya Pondok Indah ini ditutup dikarenakan omzetnya yang menurun drastis, per-hari hanya Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,- jadi tidak bisa mengangkat karyawan untuk wartel. Sekarang ini juga sudah banyak wartel yang tutup, dan dari PT. Telkom sendiri juga sekarang ini wartel sudah banyak diganti dan diperbaharui dengan warnet. Rencananya tahun 2009 ini, disini akan 53
Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Januari 2009 )
dibangun warnet karena sudah masuk dalam program USM tahun ini dan mudahmudahan cepat terealisasi.54 c. Klinik Herbal Klinik di masjid ini bukan klinik medis, melainkan klinik herbal dengan cara akupuntur, terapi dan semacamnya. Banyaknya persaingan klimik herbal sekarang ini menjadikan klinik herbal di masjid ini tidak terlalu ramai yang berakibat dengan agak menurunnya omzet. Data ini diperkuat dengan pernyataan Ketua USM : Karena sekarang ini klinik herbal sedang membuming dimana-mana dan banyak saingannya, jadi omzetnya agak menurun.55 Untuk mengantisipasi keadaan ini, Perawat Klinik Herbal sangat berperan sekali dalam membuat program baru layanan klinik agar klinik ini terus bertahan dan berkembang. Ini dapat dilihat dengan adanya program baru pada tahun 2009. Klinik herbal akan mengadakan program- pengobatan SEHATI yaitu pengobatan ala Nabi Muhammad saw. Data ini diperkuat dengan wawancara dengan ketua USM sendiri yakni: Ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan lokasi klinik yang berada di lingkungan masjid, selain itu juga untuk berdakwah kepada para jamaah dengan mencontoh suri tauladan Nabi Muhammad saw. Seperti contoh, mengobati strooke dengan senyum, salat tahjud dan puasa senin kamis. ini rencana yang akan kami lakukan untuk lebih memajukan klinik ini56. d. Penyewaan Alat-alat pesta Bidang usaha penyewaan alat-alat pesta ini juga memberikan omzet terbesar kedua setelah kantin. Banyak orang yang menggunakan Masjid Raya Pondok Indah ini untuk tempat hajatan mereka, ini dikarenakan service nya yang cepat 54
Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Januari 2009 ) Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Januari 2009 ) 56 Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Januari 2009 ) 55
dan baik dan tempatnya yang luas dan sangat menunjang. Data ini diperkuat dengan pernyataan ketua bidang USM yaitu: Untuk lebih meningkatkan usaha penyewaan alat-alat pesta ini, yang pertama kami lakukan adalah memberikan alat-alat pesta yang berkualitas, memberikan service yang baik kepada tamu yang lebih cepat dan cekatan dari penyajian dan pemasangan meja makanan dan meja tamu, menjaga keindahan panggung, menjaga kebersihan lingkungan pesta tersebut agar selalu bersih dan rapi. 57 Dengan demikian, semua yang terlingkup dalam Unit Sejahtera Mulya Masjid Raya Pondok Indah baik dari tugas dan fungsi, peran, dan langkah-langkah dalam meningkatkan pendapatan masjid merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan besarnya peran USM dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah.
D. Analisis 1. Tugas dan Fungsi Pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Sebagai salah satu unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah, USM (Unit Sejahtera Mulya) telah memberikan kontribusi kepada Masjid Raya Pondok Indah. Hal ini dapat ditinjau dari sejak berdirinya USM (Unit Sejahtera Mulya) yang diawali dengan didirikannya usaha kantin kini telah merambah pada subunit usaha yang lebih kompleks, yaitu a. Penyewaan Ruangan (untuk Resepsi, Seminar, dll) yang berdiri pada tahun 2000 b. Pedagang kecil yang diadakan pada tahun 2000 c.
57
Wartel yang berdiri pada tahun 2001
Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Ketua USM, wawancara pribadi ( Jakarta, Januari 2009 )
d. Klinik yang berdiri pada tahun 2003 (Klinik Herbal sehat Mulya yang Pengobatan dengan tanaman obat rekomendasi dokter , Pijat refleksi, Hijamah (Bekam), Totok wajah, Akupuntur Penyakit dan kecantikan, General Chekup, Laboratorium II) Dengan hadirnya subunit USM yang telah berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun ini membuktikan ketangguhan USM sebagai unit usaha yang mampu secara mandiri untuk menopang pemasukan Masjid Raya Pondok Indah yang tidak hanya mengandalkan uang infak sebagai sumber dana pembiayaan Masjid. Perkembangan USM yang demikian pesat tidak terlepas dari peran serta tiap unit untuk bekerjasama secara berkesinambungan guna mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu memenuhi kebutuhan para jamaah masjid, memberikan pelayanan kapada Jamaah Masjid Raya Pondok Indah, serta memberikan kemudahan akses kepada jamaah untuk saling bersosialisasi dengan sesama jamaah lainnya. Dengan tercapainya tujuan yang dicapai oleh USM (Unit Sejahtera Mulya) ini membuktikan kecakapan tiap unit dengan penuh tanggung jawab menjalankan peran serta kewajiban yang telah dipercayakan kepadanya. Ditinjau dari kecakapan tiap unit USM menjalankan perannya ini merealisasikan bahwa peran tiap unit sangat penting dalam mencapai tujuan Unit Sejahtera Mulya. Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan Gibb dan Gordon, sebagaimana yang dikutip oleh Ira Yoga mendefinisikan peran yaitu lahir dari
interaksi dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu. Demikian pula dengan apa yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa “peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu: menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) di mana ia bertempat tinggal. jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.”58 Dalam lingkup Unit Sejahtera Mulya yang terdiri dari berbagai sub-sub unit sangatlah penting untuk tiap unit mengetahui peran yang diembannya. Sehingga dalam pelaksanaan perannya mengetahui batasan-batasan hak dan kewajiban masing-masing. Dengan mengetahui secara baik peran dan tanggungjawab yang diembannya akan memudahkan koordinasi dalam menggapai tujuan dan visi, misi Unit Sejahtera Mulya yaitu Visi Unit Sejahtera Mulya (USM) adalah memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dengan meningkatkan fasilitas yang ada. Misi Unit Sejahtera Mulya adalah: a. Memudahkan jamaah dalam beribadah dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang telah tersedia b. Mendorong jamaah agar lebih nyaman beribadah dan menarik jamaah lebih banyak untuk beribadah di Masjid Raya Pondok Indah c. Memenuhi kebutuhan para jamaah dengan fasilitas yang ada
58
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-34, h. 243.
2. Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Keberadaan USM (Unit Sejahtera Mulya) telah mengambil peran penting pada Masjid Raya Pondok Indah. USM menjadi roda penggerak bagi tiap unit, karena USM telah mampu menciptakan sumber pendapatan untuk Masjid Raya Pondok Indah. USM sendiri memiliki beberapa unit dengan berbagai peran yang berbeda-beda.Unit-unit itu diantaranya 1. Kepala badan Kesejahteraan Karyawan 2. Kepala USM 3. Keuangan 4. Kasir 5. Pramubakti 6. Bagian Toko 7. Bagian Kafetaria 8. Koki Kafetaria 9. Bagian Simpan Pinjam 10. Pendapatan Klinik Herbal Kesepuluh unit ini memiliki peran tersendiri dalam pelaksanaannya sebagaimana dikemukakan di atas. Peran yang diemban oleh unit-unit inilah yang menghantarkan USM dapat bertugas dan berfungsi secara baik dalam menjalankan peran USM sebagai Unit Sejahtera Mulya yang telah mampu menopang pendapatan Masjid di sector non-infaq. Kecakapan USM dan unit-unitnya dalam menjalankan peran dan
kewajibannya telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat sekitar dan jemaah masjid, dimana dalam mengadakan kegiatan keagamaaan (Islam) maupun kemasyarakatan Masjid Raya Pondok Indah selalu ramai oleh para jemaah, maupun para pedagang. Selain itu pula Masjid Raya Pondok Indah melalui USM-nya telah dipercaya untuk dijadikan tempat berlangsungnya pelaksanaan resepsi pernikahan oleh beberapa kalangan masyarakat. Hal ini menjadi indikasi bahwa Masjid Raya Pondok Indah telah sukses mengambil peran serta dalam masyarakat. Berkenaan dengan hal ini terkait dengan peran, Soerjono Soekanto menyatakan “peran adalah suatu konsep perihal yang harus dilakukan dalam masyarakat sebagai organisasi.”59 Dalam hal ini USM menempatkan sebagai unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah. Berkenaan dengan hal ini USM telah menjalankan perannya sebagai nit yang telah mampu menciptakan sumber pendapatan Masjid Raya Pondok Indah dari sector non-infaq. Peran USM melalui Masjid Raya Pondok Indah telah memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan keagamaan (Islam) dan kegiatan kemasyarakatan Oleh karenanya USM sebagai unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah telah sukses mengambil perannya baik dalam Masjid Raya Pondok Indah maupun pada masyarakat. Dengan keberhasilan USM umenjalankan perannya sebagai unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah telah mampu meningkatkan pendapatan masjid. Hal ini terpantau dari meningkatnya prosentase pendapatan sebesar 45% hingga 98%. Sesuai dengan karakteristik pendapatan yaitu pendapatan diakibatkan 59
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Balai Pustaka 1998) Cet, ke-1, hal.667
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Terkait dengan hal ini, meningkatnya pendapatan masjid merupakan upayanya mengusahakan secara optimal factor-faktor produksi yang terdapat dalam Masjid Raya Pondok Indah. Optimalisasi factor-faktor produksi dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah diantaranya dengan diusahakannya pengelolaan kantin/rumah makan pengelolaan pedagang kaki lima, yang sehari-hari dibina oleh masjid Raya Pondok Indah sebanyak 20 pedagang kaki lima. Penyewaan tenda dan panggung pelaminan Penyewaan Ruangan (Resepsi, Seminar dll) Pelayanan akad nikah, Klinik Herbal sehat Mulya yang Pengobatan dengan tanaman obat rekomendasi dokter , Pijat refleksi, Hijamah (Bekam), Totok wajah, Akupuntur Penyakit dan kecantikan, General Chekup, Laboratorium II. Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah melalui USM lebih tertuju pada sector jasa. Dari sector inilah Masjid Raya Pondok Indah memperoleh penghasilan. Terkait dengan hal ini, Menurut Gilarso pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori diantara salah satunya yaitu Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama. Penyewaan atas ruangan masjid untuk tempat resepsi, pengelolaan kantin, dan klinik herbal inilah yang telah mampu memberikan peningkatan pendapatan untuk Masjid Raya Pondok Indah. Dengan meningkatnya pendapatan Masjid Raya Pondok Indah melalui USM-nya tidak serta merta menanggalkan masjid sebagai tempat kegiatan
keagamaan (Islam) dan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah jamaah Masjid Raya Pondok Indah dalam penyelnggaraan kajian-kajian keislaman, pelaksanaan khutbah jum'at, diskusi, seminar, ataupun lokakarya tentang masalah-masalah actual, pelaksanaan zakat, infak, sedekah, di samping hal itu masjid ini pun menyediakan beasiswa bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu dari segi ekonomi. Hal ini membuktikan bahwa Masjid Raya Pondok Indah telah sukses mengambil peran ditengah-tengah masyarakat baik dalam upayanya dalam berperan meningkatakan ketakwaan jamaahnya melalui kegiatan keagamaan (Islam) maupun berperan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya melalui USM. “Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.”60
3. Langkah – Langkah yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Langkah-langkah sebagaimana dipaparkan di atas merupakan suatu usaha mengoptimalkan factor-faktor produksi dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah melalui peran USM. Namun tidak dapat terlepas dari itu semua,
pendirian
masjid
tidak
semata-mata sebagai unit
usaha
mengusahakan laba guna mengoptimalkan pendapatan.
60
Drs.Moh.E.Ayub,dkk,manajemenmasjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.10
yang
Menurut Drs. Moh. E. Ayub Masjid dalam bukunya Manajemen Masjid diungkapkan bahwa masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan
bersama.
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
didirikannya masjid merupakan bentuk ketakwaan orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT sehingga masjid dipergunakan sebagai sarana ibadah guna meningkatkan ketakwaan (hablumminallah). Dalam hal secara bergotong royong untuk kemaslahatan umat, merupakan suatu bentuk (Habluminnaas), dengan berbagai upayanya untuk mencapai kemaslahatan umat dalam hal ini masjid mengusahakan dengan cara-cara yang halal dan tidak menanggalkan fungsi masjid yang seharusnya. Masjid Raya pondok Indah baik dari tugas dan fungsi, Peranan USM dan Langkah-langkah dalam meningkatkan pendapatan Masjid merupakan suatu kesatuan yang menunjukkan besarnya pengaruh USM dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Sebagai pembahasan sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran USM (Unit Sejahtera Mulia) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dalam pelaksanaan programnya di nilai berperan sekali karena dari langkah-langkah yang telah dilakukan USM sangat membantu dan memberi kontribusi pemasukan yang sangat mempengaruhi pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Sesuai dengan teori, karakteristik, dan cara memperoleh pendapatan. Langkah-langkah yang telah dilakukan USM yaitu dengan membuat Rencana Strategi Program Pengembangan Usaha USM tahunan yang dibuat berdasarkan penyusunan rencana anggaran dan program kerja DPMPU YPM (Dewan Pemimpin Masjid Pondok Indah Yayasan Pondok Mulya). Dari Laporan Penerimaan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan, tahun 1999 dan tahun dan Pengeluaran (Cash Flow) USM, terlihat sekali kontribusi yang didapatkan untuk Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Peran USM dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan terlihat jelas juga dari laporan pendapatan Masjid sebelum ada USM dan sesudah ada USM. Penilaian tersebut dapat dilihat dari kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran USM sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah. Terlihat dari peningkatan laporan pendapatan Masjid sebelum USM ada, dan setelah USM ada. Dengan melihat perbandingan
laporan pendapatan Masjid tersebut, dapat dilihat bahwa dengan adanya USM pendapatan Masjid Raya Pondok Indah menjadi meningkat. 2. Langkah-langkah USM untuk meningkatkan pendapatan masjid yaitu dengan membuat planning tahunan yang disebut
“Rencana Strategi
Pengembangan Usaha Unit Sejahtera Mulia” (Action Plan). Rencana ini dirumuskan setiap tahun menindak lanjuti hasil Rapat Kerja Penyusunan Rencana Anggaran dan Rencana Program Kerja Dewan Pimpinan Masjid beserta Yayasan Pondok Mulya. Dalam membuat planning ini, yaitu dengan berpedoman dari rencana yang telah dibuat tahun sebelumnya bilamana terjadi kesalahan. Bertujuan agar program-program yang telah di rencanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rapat kerja sebelumnya, sehingga dapat diketahui apakah program tersebut layak untuk di teruskanPenentuan target yang akan dicapai setiap tahunnya sangat menentukan perkembangan usaha USM yang akan mempengaruhi peningkatan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah ini.
B. Saran-saran Untuk lebih memaksimalkan peran USM dalam meningkatkan pendapatan masjid, didasari hasil studi dan penelaahan serta observasi yang tertera dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. USM Masjid Raya Pondok Indah hendaknya membuat pedoman pelaksanaan program yang lebih bervariatif, sehingga di kemudian hari pelaksanaan program yang dilakukan dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta menghasilkan out put yang lebih baik lagi.
2. USM Masjid Raya Pondok Indah dapat mencoba menjalin kerja sama dengan pihak lain dalam melaksanakan program yang berkaitan dengan program klinik, kantin pondok bambu dan penyewaan alat-alat pesta. USM Masjid Raya Pondok Indah, selain dapat memperluas jaringan dan mensosialisasikan (mempublikasikan) program, hal itu juga dapat digunakan untuk mencari dana tambahan untuk membantu merealisasikan program-program yang telah direncanakan. Dengan membuat sponsorship contohnya. 3. Perlu adanya program-program baru dari sub. bidang klinik yang lebih mengedepankan keterlibatan masyarakat di sekitar masjid Raya Pondok Indah, misalnya sunatan massal untuk anak-anak yatim yang dananya didapat dari masyarakat. 4. USM Masjid Raya Pondok Indah hendaknya membuat web site yang agar program-program USM Masjid Raya Pondok Indah lebih mudah diketahui dan di konsumsi oleh publik.
DAFTAR PUSTAKA
Rukhiyat, Dadang, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: Dinas Olah Raga Dan Pemuda, 2003), cet. Ke-3 Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002), cet. Ke-2 Muhsin, MK, Menjadikan Masjid Makmur, (Jakarta: Ikatan Majid Indonesia) Shihab, M. Quraish Shihab, (Jakarta:Mizan, 1996)
Tafsir Maudhu`I atas Pelbagai
Persoalan Umat,
Surakhmad, Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1980), cet. Ke-7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998) Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu pengantar, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), cet. Ke-1 Berry, David, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), cet Ke-3 Sarono, Sarlito Wirawan, Teori-teori psikologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali 1984), cet. Ke-1 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2002), cet Ke-34 Ayub, Muhammad E., dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press 1997), cet Ke-3 Shihab., M. Quraish, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan 1997), cet Ke-3 Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press 1998), cet Ke-1 Qardhawi, Yusuf, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press 1999), cet Ke-1
Sukardja, Ahmad. dkk. Profil Masjid Raya Pondok Indah, (Jakarta: Yayasan Pondok Mulya 2004)
E. Harrison Lawrence & Samuel P. Huntington, Kebangkitan Peran Budaya Bagaimana Nilai-Nilai Membentuk Kemajuan Manusia, (Jakarta: LP3ES, 2006) Budi Susilo Y Eko, Pr, Menuju Keselarasan Lingkungan Memahami Sikap Teologis Manusia terhadap Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Averroes Press 2003), cet Ke- I E. Ayub, Mohammad, Dkk., Management Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, (Jakrta: PT. Gema Insani Press 2007), cet. Ke-2 Mubarak, Zakky, Manajemen Pengelolaan Masjid, (Jakarta : Masjid Islamic Center Jakarta DEWAN MASJID INDONESIA DKI JAKARTA 2005) Fabozzi, Frank J., Manajemen Investasi 2, Bisnis, Manajemen & Keuangan, Keuangan & Investasi Pribadi dan Professional, (Jakarta: PT. Salemba, 2000)
http://masjidrayapondokindah.com http://www.republika.co.id http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf http://dahlanforum.wordpress.com http://www.geocities.com http://irreyoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm
Lampiran 1 Hasil wawancara dengan Bapak H. Purwoto, SH, Kepala Sekretariat Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 1. T : Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? 2. T : Apa Visi, misi dan tujuan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? 3. T : Bagaimana struktur organisasi nMasjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? J : Untuk jawaban nomor satu sampai dengan nomor tiga, langsung diberikan Profile Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan 4. T : Bagaimana peran USM di Masjid Raya Pondok Indah ini khususnya dalam meningkatkan pendapatan? J:
Bidang USM cukup berperan sekali di masjid ini, khususnya untuk sub
bidang kantin yang sangat berperan dalam melayani jamaah, selain kantin juga ada pedagang kaki lima yang sudah disediakan tempatnya dengan di beri tenda dan ditata dengan rapi, letaknya di dekat parkiran. Ini bertujuan untuk menolong usaha kecil, namun pedagangnya dibatasi karena tempat yang kurang memadai. Setiap hari jumat, dari unit USM juga mengadakan bazaar. 5. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk mempromosikan USM ini? J : Langkah yang dilakukan untuk mempromosiukan USM ini dengan melalui brosur, pengumuman jumatan, internet, dan media lainnya. Selain itu juga dengan meningkatkan pelayanan, meningkatkan kualitas makanan agar lebih bervariasi ( ini khusus untuk kantin ), mengadakan bazaar, pengenalan keluar-luar.
6. Apa yang menyebabkan usaha wartel ditutup pak? J : Usaha wartel ini ditutup karena mengalami penurunan karena kecanggihan teknologi dalam komunikasi. Akhirnya usaha wartel ini ditutup pada tahun 2005 dan rencananya akan digantikan dengan warung intenet ( warnet ).
Jakarta, 7 Januari 2009. Pewawancara
Kamalia
Yang diwawancara
H. Purwoto, SH
Lampiran 2 Hasil wawancara dengan Ibu Lilis Sa`adah, Sag., Kepala Unit Sejahtera Mulya ( USM ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. 7. T : Bagaimana sejarah berdirinya USM Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? J: USM mulai berdiri sejak tahu 1999, berawal dengan niatan pendirian sebagai pendukung Masjid Raya pondok Indahdan juga ingin menunjukkan bahwa di lingkungan masjid ini ada kegiatan usaha yaitu Unit Sejahtera Mulia yang dimulai dengan kantin. 8. T: Kenapa yang pertama kali berdiri dari sub bidang USM adalah kantin? J: Karena di lingkungan ini lokasinya di wilayah perkantoran dan jauh untuk mencari makan siang maka lahirlah kantin, terutama juga untuk melayani para jammaah yang sholat lima waktu disini. 9. T : Apa Visi, misi dan tujuan USM Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? 10. T : Bagaimana struktur organisasi USM Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan? J : Untuk jawaban nomor tiga dan nomor empat langsung diberikan Profile Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dan data struktur organisasi USM. 11. T : Apa tujuannya didirikannya USM di Masjid Raya Pondok Indah ini?
J : Yang pertama, untuk memfasilitasi para jammaah agar mereka nyaman di Masjid ini. Kedua, untuk menopang pemasukan Masjid Raya Pondok Indah, jadi nanti untuk kesejahteraan karyawan (misalnya gaji) tidak mengandalkan uang infak, dari laba inilah yang kita manfaatkan untuk menggaji para karyawan USM. 12. T : Apakah Rencana Strategi Pengembangan Usaha USM tahun 2008 kemarin sudah mencapai target secara keseluruhan? J : Alhamdulillah sudah tercapai secara keseluruhan, hanya 5% yang belum tercapai (diberikan juga laporan Rencana strategi Pengembangan Usaha USM tahun 2008). 13. T : Bagaimana Rencana Strategi Pengambangan Usaha USM pada tahun 2009 ini? J : Untuk tahun 2009 ini, ada beberapa penambanhan di dua sub unit yaitu untuk sub unit kantin dan klinik. Untuk sub unit kantin ada penambahan menu baru dan sekarang ini khusus untuk hari jumat diadakan self service (biasa dikenal dengan prasmanan). Unuk unit klinik, akan diadakan pelayanan SEHATI yaitu pengobatan ala Nabi Muhammad SAW, ini dilakukan untuk sekaligus berdakwah kepada jamaah yaitu dengan mencontoh suri tauladan kita Rasulullah SAW. Seperti contoh yaitu mengobati penyakit strooke dengan memperbanyak senyum dan salat tahajud dan puasa senin kamis. 14. T : Apa yang menyebabkan wartel sampai ditutup? J : Wartel ditutup sekitar bulan Juli 2008 karena omzet perharinya hanya Rp 5.000,- s/d Rp 10.000,- dan menyebabkan kita gak bias angkat karyawan untuk wartel. Penyebab lainnya juga dikarenakan zaman yang sudah bertambah maju
dan komunikasi yang sudah semakin canggih sekarang ini sehingga keberadaan watel sudah tidak berfungsi lagi. Sekarang ini dimana-mana sudah banyak wartel yang tutup dan dari PT. Telkom sendiri untuk usaha wartel sudah banyak yang ditutup dan diperbaharui dengan warung internet (warnet), dan disini rencananya akan dibangun warnet pada tahun 2009 ini yang programnya mudah-mudahan cepat terealisasi pada tahun 2009 ini. 15. T : Apakah dengan ditutupnya wartel ini menyebabkan kerugian yang cukup besar? J : Alhamdulillah tidak menyebabkan kerugian yang besar, karena letak wartel yang sudah ditutup dekat dengan kantin ini, diombak dan kantin jadi diperluas. Dengan diperluasnya kantin, omzet kantin pun menjadi bertambah (paling standar Rp 2.000.000,-/hari), dan apabila hari jumat omzetnya menjadi 3kali lebih besar. Jadi kerugian dengan ditutupnya wartel, sudah tertutupi oleh kantin. 16. Apakah sub unit yang memberikan kontribusi terbesar dan terkecil di USM? J : Untuk sub unit yang memberikan kontribusi terbesar pertama yaitu kantin dan terbesar kedua yaitu penyewaan alat-alat pesta seperti panggung pelaminan, alatalat catering dan tenda. Untuk sub unit yang paling kecil memberikan kontribusi pemasukannya sekarang ini yaitu klinik herbal, karena klinik herbal disini bukan klinik medis tetapi herbal yang sekarang ini sudah banyak saingannya yang menyebabkan omzetnya agak menurun. Untuk itu, kita akan menyiasati dengan membuat program-program baru agar klinik ini tetap bertahan dan terus berkembang.
17. Apa saja yang dilakukan USM untuk mempertahankn dan memajukan sub bidang yang ada sekarang ini? J : Yang dilakukan USM ysitu dengan meningkatkan pelayanannya sebaik mungkin, menyiasati dengna trik-trik agar usaha dalam bidang USM ini tetap maju. Trik di kantin contohnya, kenapa omzet kantin bias besar, yang pertama yaitu kita memberikan pelayanan yang cukup baik, menunjukkan keramahan kita, dan yang paling pokok dari menu makanan itu sendiri karena dikantin Masjid Raya Pondok Indah ini menu makanannya dari seluruh Nusantara ada, jadi orang lebih cenderung kesini karena variasi makanannya. Kalau dari pelaminan, untuk meningkatkannya yaitu yang pertama dari perawatan kita terhadap alat-alat pesta, dipersiapkan secara baik dan service nya ditingkatkan dari kebersihan maupun penyediaan alat-alat pesta yang berkualitas. Yang kedua yaitu dari keindahan tempat penyewaan, dan yang ketiga dari kebersihan ruangan dan lingkungan, penyajian dan pemasangan meja, panggung dan lainnya lebih cepat dan cekatan. Untuk klinik, sekarang ini kita membuat program baru yaitu pengobatan ala Nabi SAW
Jakarta, 7 Januari 2009. Pewawancara
Kamalia
Yang diwawancara
Lilis Sa`adah, Sag.
Lampiran 3 Perbandingan Penerimaan USM dari Data Anggaran USM Tahun 2006, 2007, dan 2008. Grafik Penerimaan 200,000,000 180,000,000 160,000,000 140,000,000 120,000,000 100,000,000 80,000,000 60,000,000 40,000,000 20,000,000 -
2006 2007
No
Jenis Penerimaan
B a za r U S M
In fa k L a in la in
J a sa B a n k
5
K o n trib u s i U n it IM P
4
O m se t W a rte l
3
In fa k K lin ik
2
Ja sa U S M
1
P e n e rim a a n Sew a P e n g e lo la a n Ik a n B a k a r & S o p Ig a P e n g e lo la a n K a k i L im a
P e n d a p a ta n K a n tin & To ko Fe e P e n ju a la n
2008
6
7
8
9
10
11
12
2006
2007
2008
1
Pendapatan Kantin & Toko
73,777,500
83,201,500
137,000,000
2
Fee Penjualan
17,559,775
20,447,281
40,200,000
3
15,200,000
81,000,000
175,416,000
4
Penerimaan Sewa Pengelolaan Ikan Bakar & Sop Iga
155,000,000
172,000,000
190,000,000
5
Pengelolaan Kaki Lima
50,036,000
62,567,500
94,520,000
6
Jasa USM
480,000
520,000
689,000
7
Infak Klinik
69,000,000
126,785,930
112,250,000
8
Omset Wartel
29,522,100
19,239,300
-
9
Kontribusi Unit IMP
1,200,000
150,000
1,800,000
10
Bazar USM
5,675,000
12,602,000
25,000,000
11 12
Infak Lain-lain Jasa Bank
5,675,000
1,659,050
3,600,000
Total Pendapatan
1,166,913
1,273,669
1,200,000
424,292,288
581,446,230
781,675,000
Lampiran 4. Laporan Keuangan Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008 Bidang Kemasjidan Masjid Raya Pondok Indah Laporan Penerimaan & Pengeluaran Per 31 Desember No.
Penerimaan dan Pengeluaran
Jumlah Thn.1999 Thn.2008
Penerimaan : 1 Infaq Ruang Serba Guna
150,565,000
338,512,450
2 Infaq Mitra Usaha
97,560,000
235,550,000
3 Infaq Akad Nikah
-
35,570,000
4 Infaq Listrik & Telepon
-
25,665,000
4 Infaq Pendididkan/Perpustakaan
3,200,000
17,840,000
5 Infaq Tromol
4,552,000
298,000,000
6 Infaq PHBI
9,876,000
54,665,000
7 Infaq Ramadhan
-
189,767,000
8 Infaq Idul Adha
-
45,879,000
9 Infaq Zakat & Shodaqoh
23,150,000
42,622,700
10 Infaq Sewa lainnya
-
11,232,000
11 Infaq Pelayanan Jenazah
-
17,899,000
12 Pengajian Umum Pasca Sarjana
-
3,311,800
13 Infaq Pelatihan (Seminar)
-
21,345,000
14 Infaq Pengislaman
-
2,300,000
15 Infak Lain-lain
-
7,621,550
16 Bank Muamalat Indonesia
-
17,664,221
17 Jasa Bank
-
561,544
18 Penerimaan Lain-lain
168,672
-
289,071,672
1,366,006,265
1 Honor Pengelola
23,554,800
221,655,450
2 Biaya Kantor
22,335,000
17,655,000
3 Biaya Peribadatan
43,993,700
141,244,577
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran :
4 Ramadhan & Idul Fitri
-
97,800,000
5 Pelayanan Jenazah
-
16,550,000
5 Listrik & Telepon Biaya Perawatan & Pemeliharaan 6 Bangunan
12,350,000
75,646,000
112,000,000
87,900,000
7 Biaya Pendidikan
16,750,000
13,272,500
8 Biaya Resepsi 9 Biaya Pajak Kendaraan
12,445,000
10 Biaya Asuransi
30,420,500 -
324,000
11 Biaya Adm Bank
1,955,800
-
127,066
12 Penyaluran ZIS
16,837,050
-
13 Biaya lain-lain
50,773
-
Jumlah Pengeluaran
260,640,323
704,226,893
Laba ( Rugi ) Bersih
28,431,349
661,779,372
Lampiran 6 Grafik Penerimaan Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008
Grafik Penerimaan
326,000,000 301,000,000 276,000,000 251,000,000 226,000,000 201,000,000 176,000,000 151,000,000 126,000,000 101,000,000 76,000,000 51,000,000 26,000,000
In fa q
In fa q
R
ua ng S Pe nd Infa e rb a id id q A Gu ka k na n/ a d P N er pu ik ah st a In k a Pe f an I a n ng In faq q P aj fa ia Id HB q n Um Se ul A I um wa dha P l ai Ba Inf asc nny a n k aq a Pe Sa M ua ng rj a Pe ma i sl a na n e lat m ri m Ind an aa on e n L a s ia in - la in
1,000,000
Thn.1999 Thn.2008
Lampiran 5. Perbandingan Grafik Pengeluaran Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008
Grafik Pengeluaran 250,000,000 200,000,000 150,000,000
1999
100,000,000
2008
50,000,000 P e n y a lu ra n
B ia y a
B ia y a R e s e p s i
B ia y a
P e la y a n a n
B ia y a
H onor
-