PERAN PEREMPUAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA Samsinas* Abstract The dynamics of community life because of the role of women whether big or small role, directly or indirectly, either in the domestic environment and in the public sphere. This research uses a sociological study that women's role in promoting the welfare of their families not be separated from the understanding that he is a portion of the members of the family and social environment and should contribute to improving the welfare of the family economy. The results of this study that: 1. Family's economic circumstances have increased based on increased earnings. 2. The amount of income which resulted in the fulfillment of all their household needs, and can even help other families. This causes the social attitudes of society on the status of women with a better or higher than before, which is tangible in the increasingly dynamic social interaction and perceived needs of society. Kata Kunci: Perempuan, kesejahteraan keluarga. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan di Kota Palu Kota Palu adalah salah satu kota admistratif yang ada di provinsi Sulawesi Tengah. Kota Palu terletak di tepi teluk Palu dan memiliki jumlah penduduk (2006) 256.037 Jiwa yang tersebar di empat Kecamatan, yakni Kecamatan Palu Utara (29.596 Jiwa), Palu Selatan (88.088 jiwa), Palu Timur (50.634 jiwa) dan Palu Barat (87.719 jiwa). Keadaan ekonomi masyarakat Kota Palu tergolong memprihatinkan. Data Pemerintah Kota Palu menyebutkan, tercatat sekitar 31,39 % penduduk miskin. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan. Di Kecamatan Palu Barat tercatat sebanyak 4,118 rumah tangga miskin, dari
206 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 total penduduknya sebanyak 87.719 jiwa . Kecamatan Palu Selatan, tercatat 3,454 rumah tangga miskin dari total penduduk 88,088 jiwa. Di Kecamatan Palu Timur, 2,209 rumah tangga miskin dari total penduduk 50.634 jiwa. Di Kecamatan Palu Utara, tercatat 3,595 rumah tangga miskin dari total penduduk 29,596 jiwa. Jika diporsentase, jumlah penduduk miskin di Kecamatan Palu Utara sekitar 52,98% atau 15.681 jiwa, Kecamatan Palu Barat 31,02% atau 27.209 jiwa, Palu Selatan 28,88% atau 25.442 jiwa dan di Kecamatan Palu Timur 23,83% atau 12.068 jiwa. Secara detail tentang kondisi kemiskinan di Palu Barat bahwa terdapat 27.209 Jiwa masyarakat miskin dari 4.118 tumah tangga miskin atau 31,02% dari jumlah keseluruhan penduduk Palu Barat (87.719 jiwa) termasuk didalamnya adalah kaum perempuan. Dan secara kuantitatif, jumlah penduduk laki-laki (43.137 jiwa) lebih tinggi dibanding perempuan (42.610 jiwa) berarti sekitar 15-20 % terdapat perempuan miskin di Kecamatan Palu Barat atau sekitar 21.500 jiwa.
Masalah Utama Perempuan di Kota Palu Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa masalah utama yang dihadapi perempuan di Kota Palu termasuk di Palu Barat. Antara lain: a. Kemiskinan, bahwa masalah ini berpotensi meningkatkan kekerasan bagi para perempuan, terjadinya pelecehan, perdagangan, dan banyak muncul ancaman dan gangguan pada hak reproduksi. Salah satunya adalah tingginya kasus KDRT dan non KDRT di kota Palu b. Belum maksimalnya pengetahuan, pemahaman dan mekanisme perlindungan hukum bagi para korban kekerasan baik KDRT maupun non KDRT dan masyarakat c. Ketimpangan gender yang masih mengemuka d. Pembangunan yang masih sangat netral gender bahkan buta gender (local low and budjet policy) e. Beberapa persoalan lainnya: Kasus gizi buruk setiap tahun meningkat, pernikahan dini, jumlah kematian ibu dan anak , traffiking, incest, dan kasus lainnya (sebagian besar dialami oleh perempuan yang berada dibawah garis kemiskinan). (KPPA Sulteng: 2008).
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 207 Kesejahteraan Keluarga f. Beberapa daerah rawan masalah perempuan terjadi dibeberapa tempat di Kecamatan Palu Barat, terutama di Kelurahan Tipo, Kelurahan Watusampu dan Buluri.
Potensi Perempuan Perempuan adalah: n 1. Orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak. Dan menyusui; wanita: 2. Istri: Bini, 3. Betina. (Balai Pustaka: 753). Wanita, n 1. Perempuan dewasa: kaum putri (dewasa).1 Mohammad Sobary (2009), mengatakan bahwa Umumnya pemahaman kita mengenai perempuan terbatas, dan tak lepas dari sosok Ibu. Maka, perempuan harus ditanya dengan kata “siapa”, karena kita tahu perempuan itu sosok pribadi, “wanita”, dan tak boleh ditanya dengan “apa”, karena ia bukan “benda” meskipun kaidah Tata Bahasa Indonesia menganggapnya kata benda. Gramedia pernah menerbitkan buku kumpulan puisi, dengan judul Namaku Perempuan. Disana, perempuan dipahami secara konvensional sebagai konsep biologis. Ia sosok seorang Ibu. Hanya itu. Lebih dari itu perempuan sangat potensial dan dapat memberi peran diberbagai aspek kehidupan masyarakat khususnya keluarga. Ini dapat kita lihat pada keterlibatan perempuan dalam masalah-masalah krusial keluarga yang menasional beberapa waktu lalu. Lebih puluhan tahun krisis moneter melanda Indonesia, menjadi dilema ekonomi bangsa dalam kurun waktu yang cukup panjang. Banyak perusahaan gulung tikar, tidak sedikit jumlah karyawan di PHK, terutama lelaki berkeluarga harus menerima kenyataan bahwa sumber pemasukan keuangan rumah tangga menjadi terhenti. Ini mempengaruhi keadaan ekonomi setiap keluarga atau setiap rumah tangga di Indonesia. Yang kemudian pula mempengaruhi stabilitas nasional, kualitas pendidikan, dan lain sebagainya yang intinya menurunkan kesejahteraan hidup. Hal ini membuat para perempuan (baik ibu-ibu rumah tangga, maupun remaja),
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), 1125
208 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 berputar otak untuk banting stir mencari peluang kerja meraup sedikit banyak nafkah diluar rumah. Tanpa disadari perempuan diberi kesempatan untuk menunjukkan potensinya dalam rangka pemberdayaan ekonomi keluarga. Banyak fakta yang membuktikan isteri-istri mampu berbuat banyak untuk membantu ekonomi keluarga. Mulai dari usaha kecil-kecilan sampai pada bentuk usaha berskala besar. Slamet Supriadi (2009) mengatakan bahwa perempuan dikenal memiliki multitalenta. Kemampuannya berbisnis ternyata tak kalah dibandingkan laki-laki. Dari bisnis yang konon disebut ’sampingan’ justru mampu meraup pendapatan ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Hal senada diungkapkan oleh Yanti Isa (2009) bahwa perempuan punya multitalenta, kebiasaannya menggunakan otak kanan justru sangat cocok jika terjun ke dunia bisnis, Tak hanya itu, perempuan juga memiliki karakter dasar yang justru bisa menjadi faktor kunci dari kesuksesan sebuah bisnis. Karakter kunci tersebut misalnya: kesabaran, kecerdasan, kematangan emosi, serta kemampuan komunikasi yang lebih unggul. Yang jelas, kini tidak ada lagi diskriminasi dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Namun perempuan harus memainkan peran ganda untuk melayani suami, mengurusi keperluan rumah tangga, tapi juga memeras otak mengatasi problem perekonomian keluarga. Menjumpai wanita berbisnis sudah merupakan sebuah pemandangan yang lumrah. Wiwied Widya (2009), mengatakan keterlibatan kaum perempuan dalam dunia bisnis. Merujuk pada data statistik disebutkan 60 persen dari 85,4 juta tenaga kerja di sektor UMKM adalah Perempuan. Berkembangnya UMKM wanita tak hanya berdampak pada perbaikan ekonomi jutaan rumah tangga di Indonesia, juga pada penciptaan lapangan kerja yang signifikan. Faktor tingginya jenjang pendidikan, Pengalaman yang cukup, jaringan yang luas menjadi modal bagi perempuan dalam mengaktualisasikan potensi dirinya dalam berbisnis sebagai upaya meningkatkan ekonomi keluarga bahkan dalam hal membantu
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 209 Kesejahteraan Keluarga mengaktualisasikan program pemerintah dalam berbagai bidang. Sehubungan dengan itu dalam tataran nasional sudah banyak perempuan yang menempati posisi bergengsi baik dalam pemerintahan maupun perusahaan. Dari jabatan manajer, direktur, hingga posisi menteri. Termasuk keterwakilan wakil rakyat yang sempat dipatok sebesar 30 persen. Ini menunjukkan peran dan kemampuan perempuan dikancah ’global’ tak lagi diremehkan. Perempuan Indonesia juga banyak yang menyukai usaha atau bisnis. Dimana-mana tema bisnis jadi isu paling hangat di kalangan perempuan. Banyak tokoh sukses yang bisa dicontoh untuk memacu semangat berbisnis. Seperti Martha Tilaar, Moeryati Soedibyo, Hartati Moerdaya dan lainnya. Bagi perempuan, bisnis menjadi hal yang menguntungkan, terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga. Berbisnis berbeda dengan bekerja pada orang lain atau karyawan. Seorang perempan yang berbisnis, berarti ia yang memiliki bisnis tersebut. Ia justru bebas mengatur waktunya. Hal ini tentu berbeda manakala seorang perempuan bekerja pada orang lain. Ia tidak bebas mengatur waktunya. Semakin bagus sistem sebuah bisnis, maka semakin sedikit pula waktu yang diperlukan oleh pemilik untuk mengelolanya. Namun demikian, meningkatnya peran perempuan dalam ekonomi keluarga jangan sampai berdampak buruk terhadap harmonisnya rumah tangga. Karena beberapa data juga menyebutkan bahwa tingginya tingkat perceraian dan konflik dalam keluarga, dipicu oleh makin mandirinya perempuan secara ekonomi. Tapi sebaliknya, beberapa kasus juga menunjukkan adanya eksploitasi laki-laki terhadap potensi peran perempuan dalam kegiatan ekonomi. Jadi, peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga pada konteks tradisi ataupun modern, di ranah spiritual apapun atau ranah lainnya, sudah selayaknya berorientasi untuk kesejahteraan dan harmonisnya keluarga. Secara sosial-budaya, ekonomi menjadi aspek penting bagi penerimaan sosial dalam masyarakat. Kemapanan ekonomi menjadi unsur yang ikut menentukan status sosial seseorang begitu pula keluarga. Rice dalam Abustam (1992) mengemukakan tiga konsep dasar ekonomi yang dapat dikembangkan dalam kerangka konsep ekonomi kelurga adalah:
210 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 Konsep standar hidup (living standard) yang tergantung pada adat, kebiasaan individu, selera, konsumsi, pendapatan dan pekerjaan. 2. Status sosial ekonomi, indikatornya, pekerjaan, dan sumber pendapatan. 3. Perilaku konsumen dan kekuatan-kekuatan yang mendorong untuk melakukan usaha seperti : keinginan, kebutuhan, kegunaan dan nilai. Konsep diatas menunjukkan bahwa ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang mendorong pada tingginya pendapatan dan pekerjaan yang kemudian berpengaruh pada status sosial seseorang. Menurut Bakir dalam Manning (1984), pengaruh faktor ekonomi terhadap angkatan kerja laki-laki dan perempuan berpengaruh terhadap status sosial suatu masyarakat. Oleh karena itu setiap orang dan atau keluarga terdorong untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan keluarga (Family Welfare). Meskipun secara psykologis juga didorong oleh rasa cinta pada keluarga. Demikian pula dalam pandangan umum masyarakat kota Palu. Kaum Perempuan Palu pun memiliki pikiran yang sama dengan bangunan teori diatas. Wujud sosialnya terlihat perannya dalam berbagai bentuk usaha dan bisnis serta intensitas kerja diberbagai instansi pemerintah maupun swasta. Pengembangan industri kecil diberbagai tempat seperti di pasar-pasar, pertokoan, daerah pantai dan beberapa tempat lainnya Kaum perempuan kota Palu banyak terlibat dalam hal ini sebagai upaya mereka dalam meningkatkan ekonomi kelurga untuk suatu kesejahteraan dan keharmonisan keluarga. Persoalan sosial-ekonomi ini tidak terlepas dari sebuah “peninggalan budaya” yang harus diantisipasi oleh setiap generasi dari tahun ke tahun termasuk generasi perempuan. Ditambah lagi dengan persoalan krisis moneter yang menimpa bangsa Indonsesi khususnya Masyarakat kota Palu sejak puluhan tahun yang lalu. Sehubungan dengan hal itu banyak pihak yang harus “angkat topi” pada perempuan yang cekatan mengantisipasi kekisruhan ekonomi rumahtangganya dengan berbagai kemampuan dan keterampilan bahkan banting stir untuk bekerja di ranah publik dan atau membantu suami atau 1.
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 211 Kesejahteraan Keluarga keluarga untuk mencari nafkah diluar ranah domestik tanpa meninggalkan tanggung jawab domestik. Tanpa disadari perempuan diberi kesempatan untuk menunjukkan potensinya dalam rangka pemberdayaan ekonomi keluarga. Banyak fakta yang membuktikan isteri-istri mampu berbuat banyak untuk membantu ekonomi keluarga. Mulai dari usaha kecil-kecilan sampai pada bentuk usaha berskala besar, tanpa tuntutan bahwa perempuan harus bekerja diranah publik sebagai ideologi, perempuan menunjukkan bahwa mereka memiliki kekuatan dan multitalenta, untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga bahkan membantu mengatasi APBN dan atau membantu menjalankan program pemerintah secara nasional. Kota Palu memiliki jumlah penduduk yang menunjukkan mayoritas kaum perempuan, sedangkan kondisi ekonomi masyarakat kota Palu ratarata masih menunjukkan bertaraf rendah atau minimal menengah kebawah dengan angka rumah tangga miskin yang riil disebutkan sebelumnya. Keadaan kemiskinan ini otomatis mempengaruhi tingkat pendidikan dan kesejahteraan lainnya dalam keluarga dan atau masyarakat. Perempuan adalah yang paling peka dengan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga, mulai dari hal-hal yang sifatnya privat hingga kebutuhan yang lazim bagi seluruh anggota keluarga. Maka dari itu kemungkinan besar perempuan lebih gelisah untuk mempercepat mengatasi persoalan ekonomi rumah tangga dan terpaksa dengan bijaksana menjalani dua kewajiban moral sekaligus baik diranah domestik maupun publik atau sosial ekonomi dan politik. Banyak perempuan yang harus bekerja diluar rumah untuk membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga. Hal ini nampak terjadi pada perempuan yang bekerja dibeberapa tempat. Salah satu diantaranya adalah di Pantai Taman Ria Kota Palu.
Potensi Alam Kota Palu memiliki potensi alam yang besar karena memiliki wilayah pantai yang cukup luas dan indah. Separuh dari wilayah pantai ini berada dalam wilayah Kecamatan Palu Barat. Potensi alam ini dapat dikelola dengan baik selain sebagai lahan hiburan bagi masyarakat Kota Palu, juga
212 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 dapat dimanfaatkan sebagai lahan komoditi ekonomi baik bagi pemerintah dan terutama masyarakat. Wilayah pantai yang berada di Kelurahan Lere dan Silae Kecamatan Palu Barat Kota Palu disebut Taman Ria. Kini, wilayah pantai ini dikelola menjadi tempat hiburan masyarakat umum dan lahan usaha yang diberikan oleh pemerintah untuk dikelola oleh masyarakat dalam upaya meningkatkan ekonomi atau kesejahteraan keluarga mereka. Salah satu bentuk pengelolaan lahan tersebut, pemerintah mengadakan pembersihan dan penataan lahan pantai dan lahan pantai itu kini terbagi dua sebahagian sebagai lahan hiburan dan sebahagian lagi menjadi tempat pendirian kafekafe yang dikelola oleh masyarakat. Dari kafe inilah masyarakat dapat memperoleh penghasilan. Masyarakat mendirikan kafe dengan menyediakan berbagai menu makanan dan minuman untuk masyarakat yang hendak menikmati keindahan pantai. Kafe-kafe tersebut berjejer disepanjang pantai yang cukup tertata rapi dan sangat ramai dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat baik pada pagi hari, sore maupun pada malam hari sehingga kemudian lahan pantai ini juga menjadi lahan industri. Disini juga terdapat banyak perempuan yang bekerja sebagai “pelayan kafe”. Kaum perempuan yang bekerja sebagai pelayan kafe ini, umumnya berusia sekitar 17-55 Tahun. Satu pemandangan yang menarik dan perlu dikaji berkaitan dengan peran perempuan dalam berjuang memperbaiki kondisi ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan keluarga yang tentu saja ingklut didalamnya membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan rumah tangga yang terjadi dikota Palu. Fokus Penelitian Penelitian ini membahas tentang peran perempuan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan mengambil studi kasus pada perempuan pelayan kafe di pantai Taman Ria Kota Palu. Fokus Penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peran perempuan pelayan kafe di pantai Taman Ria Kota Palu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga?
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 213 Kesejahteraan Keluarga (2) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan pelayan kafe dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga? Kedua pokok masalah inilah yang menjadi pokok penelitian. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak terkait dengan penelitian ini: 1. Menjadi masukan bagi pihak terkait, terutama bagi kaum perempuan agar lebih meningkatkan peran dan fungsinya dalam keluarga dan lingkungan sosial. 2. Merupakan informasi bagi perempuan Kota Palu, khususnya perempuan Pelayan Kafé, untuk mengembangkan potensinya bagi peningkatan kesejahteraan keluarganya dan itu berarti juga mereka membantu pemerintah. 3. Menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis kajiannya menggunakan pendekatan sosiologis, bahwa peran perempuan pelayan kafe dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarganya memberi efek sosial baik terhadap keluarga atau anggota rumah tangga maupun lingkungan sosial yang lebih luas. Dan peran yang dilakukan oleh perempuan tidak lepas dari pemahaman sosiologis bahwa dirinya adalah bahagian dari anggota keluarga dan lingkungan sosial lainnya. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran perempuan diwujudkan dengan adanya beberapa perubahan dalam rumah tangga atau keluarga sebagai bentuk upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Yakni berupa; pertama, perubahan jumlah penghasilan yang meningkat, bahwa kaum perempuan pelayan kafe sebelumnya memperoleh pendapatan yang sangat minim bahkan tidak ada pendapatan sama sekali. Tetapi setelah mereka mengelola kafe sekaligus menjadi peleyan kafe ini, mereka mengakui pendapatannya sangat cukup menopang kehidupan keluarga.
214 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 Perbedaan penghasilan sangat jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya atau dapat dinominalkan sekitar Rp. 100.000 hingga 200.000 per hari atau Rp. 3.000.000 hingga Rp. 600.000 per bulannya. Pada hari-hari libur penghasilan mereka meningkat 50% hingga 100% per harinya dibanding hari-hari biasa. Kedua, Perubahan status sosial yang lebih baik dan terhormat, dimana perubahan pendapatan sebagai pelayan kafe berpengaruh pada perubahan perlakuan sosial terhadap kaum perempuan. Dengan pendapatan yang ada mereka berhasil merubah kehidupan secara material dan sosial bagi diri dan keluargannya. Perubahan secara material yang dimaksud seperti, pengadaan rumah, kendaraan baik berroda dua (motor) maupun mobil, dari yang semula tinggal dirumah kos kemudian dapat membeli rumah sendiri, bahkan lebih dari itu. Kaum perempuan ini telah dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan anggota keluarga termasuk untuk dirinya sendiri. Dengan demikian mereka menjadi sosok yang sangat diperhitungkan secara sosial terutama dalam lingkungan keluarga. Sebab peran mereka dirasakan berarti bagi keluarga atau masyarakat secara sosial. Kemampuan peran inilah yang dapat melahirkan sikap dan tindakan sosial keluarga dan masyarakat dengan menghargai dan memberi status yang baik bagi perempuan pelayan kafe dibanding sebelumnya. Misalnya diundang menghadiri acara-acara keluarga, dan mendapatkan pelayanan yang layak ditengah masyarakat. Bagi perempuan yang sebelumnya sering dipanggil sebagai pembantu rumah tangga kemudian diperlakukan sebagaimana anggota masyarakat lainnya yang layak dihormati. Dalam teori sosiologi mengatakan, semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang semakin tinggi pula status sosial orang itu dan semakin besar peran seseorang semakin besar pula penghargaan sosial pada orang itu. Teori ini tidaklah terlalu menyimpang jika dilihat dari kenyataan yang terjadi pada kaum perempuan pelayan kafe di pantai Taman Ria Kota Palu. Ketiga, Bahwa rutinitas kegiatan dikafe telah merubah pola hidup kaum perempuan yang sebelumnya hanya terbatas pada urusan rumah dan kegiatan yang monoton. Lebih dari itu, hasil mengelola kafe pada umumnya
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 215 Kesejahteraan Keluarga telah merubah keadaan ekonomi yang menunjukkan meningkatnya kesejahteraan dan status sosial bagi sebahagian besar kaum perempuan. Perubahan status sosial inilah yang mempengaruhi lahirnya perubahan pola hidup seseorang. Hal ini terjadi pada masyarakat termasuk perempuanperempuan pelayan kafe ini. Perubahan pola hidup yang lebih dinamis dan cenderung positif dalam seluruh aktivitas keseharian mareka baik dirumah maupun di kafe baik dalam lingkup domestik maupun pada lingkup publik. Dalam menjalankan perannya kaum perempuan ini tidak lepas dari faktor-faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat perannya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama dalam aktifitasnya sebagai pelayan kafe. Peran suami dan pemerintah dianggap sebagai faktor pendukung utama dalam hal ini sedangkan urusan-urusan domestik yang rutin dan tidak terbagi adalah aspek lain yang dapat menjadi hambatan bagi perempuan dalam mengembangkan peran bagi keluarga. Selain itu persoalan pemahaman budaya bahwa perempuan tidak bisa bekerja diluar rumah apalagi pada malam hari sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dalam beraktifitas meski itu untuk kepentingan keluarga. Masalah lain yang dapat menjadi hambatan kaum perempuan dalam menjalankan perannya adalah kurang memiliki kompetensi atau pun keterampilan dan manajemen dalam bisnis atau mengelola kafe sehingga mengurangi tingkat penghasilan yang sebenarnya masih bisa dikelola lebih baik dan menguntungkan. Implikasi Penelitian Pemerintah merupakan salah satu faktor penting dalam yang dapat mendukung atau menghambat kesempatan masyarakat untuk melebarkan ruang kerja bagi peningkatan kesejahteraan keluarganya. Penulis maksudkan disini adalah kebijakan yang tidak membatasi siapa yang diprioritaskan untuk menggunakan lahan pantai Taman Ria Kota Palu. Sementara jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Palu Barat lebih besar dibanding Kecamatan lainnya, maka pemerintah seharusnya dengan melihat keadaan kemiskinan masyarakat ini menjadi rekomendasi penetapan aturan yang jelas dalam perbaikan ekonomi masyarakat termasuk didalamnya kebijakan penggunaan lahan kafe.
216 Musawa, Vol. 2, No. 2, Desember 2010: 205-217 Namun kenyataannya sekarang bahwa lokasi pantai Taman Ria Kota Palu juga digunakan oleh orang-orang yang keadaan ekonominya lebih baik. Dengan demikian berakibat pada berkurangnya jumlah masyarakat miskin untuk dapat menggunakan lahan gratis pakai di pantai Taman Ria Kota Palu sebagai lahan usaha atau mata pencaharian. Lebih dari itu kerjasama semua pihak dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin khususnya kaum perempuan menjadi sangat penting dalam membantu pemerintah melaksanakan program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan diberbagai lini kehidupannya.
Daftar Pustaka Abustam, M. Idrus, Keanekaragaman Fungsiona, Bogor, Laporan Buku Fakultas Pasca Sarjana IPS, 1982. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Edisi Revisi IV, Yogyakarta, Rineka Cipta, 1998. Cholil M. Masyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Surabaya, Usaha Nasional, 1977. J. Goode, William, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta, Liberti, 1983. Harsojo, Pengantar Antropologi, Bandung, Bina Cipta, 1984. Kamaruddin, Kamus Riset, Bandung: PT. Angkasa, 1984. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Maleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Reksohadiproyo, Soekanto, Ekonomi Perkotaan, Yogyakarta, BPPE, 1997. Sayogyo, Pujiwati, Sosiologi Pembangunan, Jakarta: Pascasarjana IKIP, 1985. Sayogyo, Pujiwati, Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa, Jakarta, CV Rajawali, 1988. Sudjana, Metode Statistik, Edisi 5, Tarsito, 1992.
Samsinas, Peran Perempuan dalam Upaya Meningkatkan 217 Kesejahteraan Keluarga
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta; Balai Pustaka, 1994. Widjaya, Manusia Indonesia, Keluarga dan Masyarakat, Jakarta, Akademi Prasindo, 1986. Wolfman, Brunetto R, Peran Kaum Wanita (Bagaimana Menjadi Cakap dan Berimbang dalam Aneka Peran), Yogyakarta, Kanesius, 1988. Litbang Kompas, diolah dari Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2001 www.Kota Palu www.Bps.keluarga.com * Dosen tetap Jurusan Dakwah STAIN Datokarama Palu