STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (Studi PT. Asuransi Takaful Keluarga)
Oleh : EDI PURNOMO 103046228371
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MAMALAT (EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i DAFTAR ISI………………………………………………………………………….v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………..5 C. Objek Penelitian……….…………………………………………..6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………6 E. Kajian Kepustakaan……………………………………………….7 F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan…………………………9 G. Sistematika Penulisan……………………………………………12
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN A. Strategi 1. Pengertian Strategi…………………………………………….14 a. Manajemen Strategi……………………………………...16 b. Asas – Asas Strategi……………………………………..21 B. Kesejahteraan Karyawan 1. Pengertian Kesejahteraan Karyawan………………………….22
2. Arti dan Pentingya Karyawan…………………………………24 a. Hak dan Kewajiban Karyawan…………………………..27 b. Landasan Hukum………………………………………...33
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A.
Latar Belakang dan Sejarah Singkat…………………………40
B.
Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga…………..44
C.
Tujuan dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga……………48
D.
Ciri Asuransi Takaful………………………………………..50
E.
Produk Takaful Keluarga…………………………………….52
F
BAB IV
1.
Layanan Individual………………………………………52
2.
Layanan Group / Kumpulan……………………………..58
Struktur Organisasi Perusahaan……………………………...64
ANALISA HASIL PENELITIAN A. Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan……………………………………...66 B. Analisis Program Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga……………………………………………...72
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………77 B. Saran – Saran………………………………………………….79
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..80 LAMPIRAN
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’aalamin, sujud sukur penulis haturkan ke dzat yang Maha Rahman dan Rahim, yang telah melimpahkan kasih sayang kepada umat-Nya dan senantiasa memudahkan urusan umat-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada kekasih Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta ummatnya sepanjang jaman. Penulis bersyukur, dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN, dengan
baik.
Proses Perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui dan alami. Berkat ridha-Nya, berkat doa, kesunguhan hati dan kerja keras, akhirnya penulis sampai titik proses akhir penulisan skripsi ini. Penulis menyadari betapa sederhana karya tulis ini dan jauh dari sempurna. Namun penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Perkenankanlah penulis untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma SH., MA., MM., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Drs. Euis Amalia, M.Ag dan Bpk. H. Ah. Azharuddin Latief, M.Ag MH sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Mu’amalat serta seluruh
dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama menempuh pendidikan di Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Drs. H. Asep Syarifuddin H, SH. MH dan AM. Hasan Ali, MA. selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Bpk. Syarif Selaku Kepala Bagian Devisi SDM dan Seluruh Staf dan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga, yang telah menerima penulis untuk melakukan riset dan membantu memberikan data yang diperlukan guna penyelesaian skripsi ini. 5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Perpustakaan Utama UIN Bandung, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis memperoleh berbagai informasi dan sumber-sumber skripsi. 6. Rasa ta’zim dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda H. Subaedi dan Ibunda Hj. Puanah atas dukungan moril maupun materil, kesabaran, keiklasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT Senatiasa agar penulis mendapatkan kesuksesan dalam belajar dan bekerja, juga atas perjuangan mereka yang telah mendidik dan mengajarkan arti kehidupan. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan,
ketabahan, rezeki serta umur yang panjang untuk kalian.Serta keluarga tersayang Adik-adiku Erna Hadianingsih dan Ervina Shaleha terima kasih atas doa, dukungan dan memberikan motivasi, dan spirit. Penulis persembahkan skripsi ini, Robbighfirli wali-walidayya warhamhuma kama robbayani shaghira. 7. Bpk. H Bambang HS dan Ibunda,yang telah setia memberikan do’a, bantuan, dukungan, motivasi serta perhatian secara moril maupun materil, yang diberikan yang sangat berarti kepada penulis dan Seluruh Karyawan beserta Staf Pengajar Security PT. PRIMA HANDANU BAKTI dan Camp Platihan PT. ISS Indonesia maupun
segenap warga cileunyi,
bandung yang telah memberikan semangat serta dukunganya. Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, semoga silatuhrahmi kita dapat terus terjalin. Amin,,,, 8. Rekan-rekan seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya Ekonomi Syariah angkatan 2003 yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, serta kepada seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis. Semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Lebih dari ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT., semoga senantiasa
memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya. Akhir kata, penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 17 Maret 2010
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia perusahaan, karyawan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam rangka mengerahkan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuan dalam berusaha, yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Karyawan juga merupakan komponen yang sangat strategis dalam proses kegiatan perusahaan sehingga patut mendapat perhatian yang layak. Suatu kegiatan perusahaan selalu mendatangkan resiko bagi yang terlibat dalam proses tersebut. Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakaan, kematian, keracunan, sakit dan sebagainya. Akibat dari resiko yang akan timbul dalam bekerja tersebut, pekerja atau karyawan tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sehingga menimbulkan dampak kepada perusahaan, diri pekerja dan keluarga pekerja. Dampak kepada perusahaan misalnya menurunnya tingkat produktivitas, pekerjaan yang harus diselesaikan tidak mencapai target dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal itu, perusahaan perlu mengupayakan akan karyawan yang dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan keahliannya. Dengan demikian, karyawan adalah bagian dari asset perusahaan yang tidak ternilai. Karena itu, perusahaan akan berusaha mempertahankannya, sebagai imbalannya perusahaan akan memberikan kesejahteraan, kesejahteraan yang layak adalah
merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang bekerja, salah satunya kesejahteraan. Dengan memberikan dana program kesejahteraan, para karyawan merasa aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa masih dihargai oleh perusahaan.1 Bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak sebagai karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan yaitu : A. Jaminan penghasilan atau gaji yang layak ( UMR ) B. Jaminan kesehatan dan keselamatan C. Jaminan saat akhir masa kerja ( pensiun ) D. Jaminan masa kerja karena meninggal dunia ( keluarganya ). Penyelenggaraan suatu program kesejahteraan karyawan terutama dari sisi perusahaan dapat dilihat dari dua aspek yaitu ekonomis dan aspek sosial. Aspek ekonomis dimaksudkan sebagai usaha perusahaan agar untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif sehingga diharapkan untuk mengembangkan perusahaan. Aspek sosial berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Bukan saja karyawan pada saat yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja tapi juga
1
Hal. 290
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo persada, 2000).
kepada keluarganya dilihat dari sisi perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, tunjangan karyawan merupakan pisau bermata dua. Pada satu sisi, pengusaha mengurangi biaya, atau setidaknya menahan pertumbuhan tunjangan. Di sisi lainnya, pengusaha menyadari bahwa untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan, berarti pengusaha harus menawarkan lebih banyak dan lebih beragamnya tunjangan-tunjangan.2 Oleh karena itu, antara pengusaha dan karyawan diharapkan untuk saling memenuhi hak dam kewajibannya dalam menjalankan usaha. Hak pengusaha kepada karyawan yaitu memberikan pekerjaan kepada para karyawan sedangkan kewajibanya yaitu memenuhi hak para karyawan seperti memberi upah atau gaji sesuai dengan ketetapan
yang ada, memberikan jaminan-jaminan dan
memperhatikan kehidupan keluarganya mengingat semakin meningkatnya kebutuhan hidup mereka. Ada masanya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan, dan karena faktor usia yang sudah dipenuhi pekerja, untuk menyambung hidup pekerja diberikan tunjungan bulanan. Masa yang demikian itu lazim disebut masa pensiun yang bersangkutan dinilai telah menjalani pekerjaannya dengan baik sampai memenuhi ketentuan yang berlaku, untuk menyeimbangkan antara pekerja dengan tuntutan keluarga. Pemberian pensiun kepada karyawan bukan saja hanya
2
Robert l.Malthis, John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta; PT. Salemba Emban Patria, 2002 )Cet-2, hal 202
memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, akan tetapi juga ikut memberikan motifasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja. Kebutuhan dana di masa pensiun semakin bertambah seperti biaya perawatan kesehatan, Karena pada usia yang semakin tua dipastikan banyak kebutuhan untuk pemeliharaan kesehatan (pemeriksaan dokter, obat-obatan), sarana bantu raga, biaya perawatan dirumah sakit dsb). Disini terminologi kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial menemukan tantangan kongkrit untuk dihadapi oleh para pendukung cita-cita yang terkandung didalam terminologi tadi. Dalam kondisi yang semakin menurun. implikasinya secara ekonomis, tidak berarti kebutuhan dana makin menurun. Kongkritnya, rata-rata kehidupan maksimun mencapai usai 70 tahun maka sejak seseorang pensiun pada seusia 55 tahun, diperlukan dana bagi keperluan hidup paling sedikit selama 15 tahun lamanya. Tidak seorangpun dapat menghindari masa pensiun, atau masa senja kehidupan.3 Oleh karena itu program kesejahteraan karyawan pada prinsipnya merupakan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Tujuannya untuk karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari resiko-resiko yang akan datang dari lanjut usia, kecelakan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan meninggal dunia.
3
Hasilohan Siagian, Manajemen dana pensiun di Indonesia, (Jakarta: PT.BPK gunung mulia, 1994), Cet, hal. 3
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis menganggap penting permasalahan ini untuk dikaji dan ditelaah dalam sebuah skripsi dengan judul “STRATEGI
PT.
ASURANSI
TAKAFUL
KELUARGA
DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Masalah kesejahteraan adalah problem yang sangat sering dimunculkan dan dikaitkan dengan karyawan, sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang bekerja salah satunya adalah kesejahteraan yang berujud materi khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu keluarganya tidak terlantar. Pengusaha dan tenaga kerja diharapkan untuk saling memenuhi hak dan kewajibannya dalam menjalani usaha. Hak. Pengusaha kepada pekerja yaitu memberikan pekerjaan kepada para pekerja dan Sedangkan kewajibannya yaitu memenuhi hak para pekerja seperti memberi upah atau gaji sesuai dengan ketetapan yang ada, memberikan suatu jaminan sosial tenaga kerja dan memperhatikan kehidupan para keluarganya, yang tidak dapat dihindari untuk dapat memberikan kesejahteraan yang layak kepada setiap karyawanya. Sedangkan harapan perusahaan atau pengusaha dengan memberikan program kesejahteraan yang layak akan membuat karyawan lebih “produktif” sehingga dampaknya perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai ditargetkan.
yang
Mengingat permasalahan yang timbul dari judul ini sangat luas maka untuk mencapai sasaran pembahasan, penulis hanya membatasi permasalahan sesuai dengan judul skripsi yang ingin diangkat adalah “Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteran Karyawan”. Di samping itu, maka penulis merumuskan persoalan pokoknya sebagai berikut : a. Bagaimanakah Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejateraan Karyawan? b. Bagaimanakah Analisis Program dan strategi Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga? C. Objek Penelitian Dalam Penelitian ini, penulis membutuhkan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Takaful keluarga yang berlokasi di Graha Takaful Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No.100, Jakarta 12790 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui Model Program Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga 2) Untuk mengetahui bagaimana strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejateraan Karyawan
Sedangkan manfaat penelitian ini diupayakan mampu memberikan kontribusi bagi berbagai pihak yang terkait; 1. Memberikan sumbangan pemikiran serta menambah literatur pada perpustakaan mengenai program kesejahteraan karyawan 2. Memberikan kontribusi terutama bagi penulis dan lebih jauh memberikan penambahan wawasan dan wacana dalam khazanah ekonomi Islam, khususnya asuransi syariah dan usaha-usaha untuk menerapkannya di Indonesia 3. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT Asuransi Takaful Keluarga untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan 4. Mensosialisasikan program kesejahteraan karyawan pada asuransi syari`ah E. Kajian Kepustakaan Sebelumnya ada beberapa peneliti skripsi yang mengangkat judul dengan metode yang sama, yakni diantaranya adalah : 1. “Konsep Kesejahteraan Tenaga Kerja Dalam Perspektif Hukum Islam” Oleh Aan Qomariah, Mahasiswa Jurusan Muamalat-Perbankan Syariah, Tahun 2003. Skripsi ini memaparkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi tenaga kerja, karena tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting terhadap proses produksi, akan tetapi Islam sangat memperhatikan terhadap kesejahteraan karyawan para pekerja, kesejahteraan dalam Islam mengatur
hak-hak dan kewajiban pekerja dan menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara karyawan dan atasan. 2. “Pandangan Hukum Islam Tentang Peranan Jamsostek” Oleh Ahmad Yanis, Mahasiswa Jurusan Mauamalat-Asuransi Syariah, Tahun 2004. Skripsi ini menjelaskan bahwa suatu kegiatan industri selalu mendatangkan resiko bagi setiap orang yang terlibat dalam proses industrilisasi tersebut. Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakan, kematian, keracunan, sakit dan sebagainya. Akibat dari resiko kerja menimbulkan dampak kepada keindustrian, diri pekerja dan keluarga pekerja. Oleh karena itu kesejahteraan karyawan diatur dalam dana jamsostek. 3. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Dana Pensiun karyawan Jamsostek” Oleh Fitrianingsih, Mahasiswa Muamalat Perbankan Syariah, Tahun 2005. Skripsi ini membahas tentang dana pensiun merupakan lembaga berbadan hukum yang memperoleh gerakan program pensiun yaitu mengumpulkan dana dan memperoleh dana dari masyarakat guna menghadapi pensiun, baik yang dikumpulkan oleh suatu perusahaan, terikat pekerja atau pekerja memiliki
yang
akan
dikembalikan
ketika
mereka
pensiun
yang
dimaksudkan ialah usia atau masa yang dianggap sudah tidak produktif lagi atau tidak mampu bekerja karena banyak resiko-resiko yang timbul.
F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penulisan mengambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada di lapangan, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Deskriptif kualitatif adalah sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.4 2. Pendekatan Penelitian Secara
keseluruhan
penulis
dalam
mengerjakan
skripsi
ini
menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, atau penelitian yang tidak mengadakan perhitungan melainkan penekanan ilmiah.5 3. Sumber Data Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer (Primary data) dan data sekunder (secundary data), data primer yaitu data utama yang diambil dari sumber pertama yakni internal data, sedangkan data sekunder dari sumber kedua yakni exsternal data, yaitu diperoleh melalui data yang
4
Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Penelitian, ( Jakarta:UI-PRESS 1993),h.71 Lexy Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Banduang : PT. Remaja Rosda Karya, 1997) cet ke-8, h.6 5
berkaitan dengan permasalahan penelitian seperti study dokumentasi/library research. a. Studi Kepustakaan. ( Library Reseach ) Studi kepustakaan yaitu penulis membaca dan menelaah buku-buku dan dokumen, serta sebagian rujukan lain yang berkaitan dengan pembahasan. b. Riset Lapangan. ( Field Reseach ) Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi objek penelitian, yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk memperoleh data primer (Primary data). Sedangkan metode yang digunakan penelitian ini melalui ( 2 ) dua cara,6 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan 2 ( dua ) macam metode penelitian : 1) Observasi Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Tentang hal-hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenai keadaan diLokasi penelitian yang berkaitan dengan program kesejahteraan karyawan. Mengamati dan melihat lebih dekat kinerja karyawan dan mendatangi nara sumber. Hal ini guna mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi dilokasi penelitian. 6
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998),h. 105
2) Wawancara Penulis menggunakan teknik wawancara untuk memperolah informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang program kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful keluarga diLokasi objek penelitian. Yaitu teknik tanya jawab secara lisan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan terbuka. kepada pihak-pihak tertentu. 5. Teknik Analisa Data Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni penelitian yang mengambarkan data-data informasi yang bardasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan, Jenis penelitian ini menggunakan data kualitatif, untuk data kuantitatif sebagai data pendukung dan pelengkap data kualitatif. Dalam pengolahanya hampir sama dengan data kualitatif, mengedit data kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah/tema yanag sedang dibahas. Data kualitatif pengelolahan datanya dilakukan dengan mentranskrip hasil wawancara, mengedit data kemudian mengkategorisasikan atau mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang sedang dibahas. 6. Pedoman Penulisan Skripsi Dalam teknik penulisan skripsi, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Sistematika Masalah Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan dan penulisan skripsi yang berjudul “Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan”maka penulis membuat sistematika penulisan terdiri dari bab dan sub bab. Penulis membaginya menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan uraian dari masing-masing bab dengan urutan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan masalah, objek penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian kepustakaan, kerangka teori, metode penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan
BAB II
TINJAUAN
UMUM
TENTANG
STRATEGI
DAN
KESEJAHTERAAN KARYAWAN Dalam bab ini berisikan terdiri dari pengertian strategi, manajemen strategi, asas-asas strategi, pengertan kesejahteraan karyawan, meliputi arti dan pentingnya karyawan, hak dan kewajiban karyawan, dan landasan hukum. BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA Bab ini membahas profil PT. Asuransi Takaful Keluarga, diantaranya mengenai latar belakang dan sejarah singkat, landasan hukum PT
Takaful Keluarga, tujuan dan misi, ciri dan karakteristik Asuransi Takaful,
Produk
Takaful
Keluarga
serta
struktur
organisasi
perusahaan. BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang, Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan karyawan, serta Analisa Program kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga.
BAB V
PENUTUP Memuat tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi 1. Pengertian Strategi Istilah strategi diawali atau bersumber dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jendral, dan gabungan kata stratos ( tentara ) dan ago ( memimpin ).7 Menurut Webster’s New Dictionary, Strategi adalah ilmu untuk merencanakan
dan
mengarahkan
operasi-operasi
militer
berkala
besar,
mengerakan pasukan keposisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh.8 Sehingga pengunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seseorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.9 Seiring dengan berkembangnya jaman dan pola pikir manusia. Strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis
7
fred R. David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Indeks kelompok gramedia, 2004 ), eduisi 9, h.34. 8 Ibid., 9 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi, Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, ( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003 ) cet.2 h147
ataupun militer berusaha untuk menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam mengempur kelemahan lawan. Memang sangat jelas pengertian tentang strategi di atas, namun perlu dispesifikan dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke bidang bisnis, berikut ini beberapa pengertian strategi di bidang bisnis/non bisnis. 1. Strategi merupakan satu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat tercapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitankesulitan serta tantangan-tantangan yang ada. 2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan kompetitif yang diharapkan.10 3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Strategi dapat dipandang sebagai rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai
kegiatan-kegiatan
utama
organisasi
yang
akan
menentukan
keberhasilannya untuk mencapai tujuan pokok dalam lingkungan yang penuh tantangan. Strategi didefinisikan pula sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu, definisi ini mengandung arti bahwa setiap
10
Blocher,dkk, Manajemen Biaya, Terjamahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., ( Jakarta, Salemba Empat, 2000), h.3
organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi selalu melibatkan sumber daya lainya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapinya dari lingkungan perusahaan.11 Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengaturan/manajemen yang memungkinkan perusahaan/lembaga mencapai tujuanya. Manajemen strategilah yang tepat supaya strategi-strategi perusahaan/lembaga dapat terlaksana dengan baik. 2. Manajemen strategi Adalah perencanaan berkala besar ( disebut perencanaan strategis ) yang berorentasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan kepada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran ( tujuan operasional )12 Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak
11 12
T. Hani Handoko, Manajemen jilid 2, ( Yogyakarta BPFE.1999 ),hal.86 Hadari Nawawi, h. 149-152
( bersama-bersama ) ke arah yang sama pula.13 Sebagaimana dijelaskan beberapa karakteristiknya sebagai berikut ; a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang tuangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan. b. Rencana strategis berorentasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang organisasi non profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun. c. Visi Misi, pemeliharaan strategi yang menghasilkan strategi induk (utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi, namun dalam teknik penempatanya sebagai keputusan Manajeman Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut : 1) Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses bekerja dengan mengunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui
13
Ibid.,
proses yang terintregrasi dengan fungsi manajemen lainya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi. 2) Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing. 3) Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta
cara merespon perubahan dan
perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.14 Di dalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manejemen strategi dari tiga tahap, yaitu ; 1. Perumusan Strategi Mencangkup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman exsternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemehan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Strategi menentukan keungulan kompetitif jangka panjang. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi tersebut memiliki multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi. 2. Pelaksanaan Strategi
14
Ibid., h. 183
Disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan strategi berarti mendorong atau memobilisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit, dalam manajemen strategi
menuntun disiplin,
komitmen dan pengorbanan pribadi.
Keterampilan antar pribadi. Keterampilan antar pribadi sangat penting untuk
keberhasilan
pelaksanaan
strategi.
Kegiatan-kegiatan
mempengaruhi semua manajer dan karyawan dalam lembaga/organisasi. Tantangan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para manajer dan karyawan di seluruh lembaga/organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 3. Evaluasi Strategi Adalah tahap akhir dalam manajemen strategi . Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah ; 1) Mengkaji ulang faktor-faktor exsternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang di terapkan sekarang ini. 2) Mengukur kinerja. 3) Melakukan tindakan-tindakan korektif.15 Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen 15
Fred R. David, h.6-7
strategis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang. Dengan demkian, strategi bukan hanya cara untuk mengimpletasikan rencana saja namun dibalik itu semua terdapat aspek utama lainya yang terdapat dalam organisasi dan perlu ditunjang oleh strategi untuk mencapai sasaran yang diharapkan oleh organisasi. Maka, dalam hal ini melihat betapa pentingnya peran strategi dalam sebuah lembaga maupun organisasi sehingga manfaat yang dihasilkannya sebagai berikut:16 a. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi b. Apabila setiap orang yang terlibat dalam organisasi telah mengetahui arah serta tujuan organisasi, maka hal ini : 1. Mengurang konflik yang terjadi diantara anggota atau karyawan 2. Memberikan dorongan atau semangat kerja 3. Mempermudah mengambil tindakan 4. Memudahkan pengontrolan c. Mengurangi risiko yang akan terjadi d. Membantu
meningkatkan
komunikasi
serta
koordinasi
mengalokasikan sumber-sumber dan penyusunan rencana jangka panjang
16
Djasmin Saladin, Strategi dan Kebijakan Perusahaan, ( Bandung : Ganesa Exact, 1990), h. 12
e. Memperlancar arus informasi yamg teratur f. Mendidik pemimpin menjadi pembuat keputusan yang baik ( decition maker ) Dengan demikian, strategi perlu direncanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan karena pada hakikatnya strategi adalah perencanaan. 3. Asas-asas strategi Setiap usaha yang dilakukan selalu mempunyai konsep sebagai tolak ukur yang direncanakan begitu pula dalam sebuah strategi. Terdapat beberapa asas yang diterapkan sebagai barikut: a. Mengindentifikasikan dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put), seperti apa yang harus dicapai dan menjadii sasaran (target) usaha itu dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic ways) manakah yang dipandang paling ampuh (effective) guna mencapai sasaran tersebut. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah mana yang akan ditempuh sejak titik awal sampai kepada titik akhir tercapainya sasaran tersebut.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur serta standarisasi yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai tarat keberhasilan usaha tersebut. B. Kesejahteraan karyawan 1. Pengertian kesejahteraan karyawan Secara harfiah, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan dan kesenangan hidup. “sejahtera” menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya. Kesejahteraan karyawan adalah suatu program yang dibuat atau disusun yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan yang layak adalah merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan, sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang salah satunya kesejahteraan yang berwujud materi khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu ( meninggal dunia ) keluarganya tidak terlantar. Adapun bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak bagi setiap karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan atau pengusaha pada umumnya antara lain : 1. Jaminan saat bekerja: a. Jaminan penghasilan atau gaji yang layak b. Jaminan kesehatan dan kaselamatan
c. Jaminan ketenangan kerja d. Jaminan penghargaan prestasi, dan e. Lain-lain jaminan dalam masa kerja 2. Jaminan masa depan atau setelah tidak bekerja: a. Saat akhir masa kerja karena usia (pensiun) b. Saat akhir masa kerja cacat tetap total c. Saat akhir masa kerja karena suatu hal(pensiun dini) d. Saat akhir masa kerja karena meninggal dunia (bagi keluarganya) Karyawan dapat diistilahkan sebagai SDM ( human resource ) karyawan atau SDM sebagai salah satu sumber dari kekuatan yang berasal dari manusiamanusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi maupun perusahaan. Ada sejumlah pakar yang mengatakan bahwa, istilah “ sumber daya manusia “ merujuk kepada individu-individu yang ada dalam organisasi dan merupakan “kekuatan”. Dalam Bahasa Indonesia karyawan dikenal juga dengan istilah pegawai, pekerja, dan karyawan. Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji (upah).17 Bekerja berarti mengarahkan tenaga fisik atau pikiran yang dilakukan untuk memperoleh imbalan berupa uang, ini mencangkup seluruh bentuk pekerjaan, baik yang dilakukan dengan tangan atau dengan kepandaian.
17
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta ;Balai Pustaka, 2005 ),h. 311
Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan yang baik dan berkualitas sangat diperlukan perusahan oleh karena itu perusahaan akan berusaha mempertahankanya, sebagai balasan dari perusahaan adalah kesejahteraan yang berupa tunjangan-tunjangan, gaji dan jaminan-jaminan lainya. 2. Arti dan Pentingnya karyawan Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu usaha, dipandang dari sudut kemanusiaan, yaitu manusia yang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar mendapat kepuasan materiil maupun immateriil dari perusahaan tempat bekerja, Manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.18 Yang dimaksud dengan karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diLuar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.19 Sedangkan menurut Afzalur Rahman, seorang tokoh pemikiran Islam, mengatakan bahwa karyawan atau tenaga kerja adalah segala usaha dan
18
Hadari Nawawi, Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif ( Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press, 2003 ), h. 40. 19 Drs. Budi Maryoto, SH., Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Mengenai Jamsostek, ( Jakarta: PT. Jamsostek, 1998), h.7
ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas, termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik maupun pikiran.20Melihat betapa pentingnya produksi kekayaan negara, AlQuran memberikan penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia, berdasarkan surat An-Najm ayat 39 Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya, Dengan jelas ayat ini menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu dari alam adalah dengan bekerja keras. Keberhasilan dan kemajuan manusia dimuka bumi tergantung pada usahanya. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 32 Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(An-Nisa ayat 4/32 ) Bekerja di dalam islam adalah suatu kewajiban bagi mereka yang mampu, tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk berpangku tangan
20
ke-2, h.28
Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam,( Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf,1995 )jilid 1, Cet
dengan alasan mengkhususkan waktu untuk beribadah “atau bertawakal kepada Allah” langit tidak akan menurunkan emas ataupun perak. Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja utuk mencapai sesuatu tujuan, adapun tujuan tersebut yaitu; a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan cara yang halal, mencegah darinya kehinaan meminta-minta dan menjaga tangannya agar tetap berada di atas. b. Untuk kemaslahatan keluarga dan menciptakan keluarga yang harmonis. c. Untuk kemaslahatan masyarakat d. Bekerja untuk kemakmuran bumi e. Bekerja untuk kerja.21 Dalam Islam, Karyawan bukan hanya suatu usaha atau jasa abstrak yang ditawarkan untuk dijual untuk para pencari kerja manusia, mereka yang mempekerjakan karyawan mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Oleh karena itu, dalam Islam tidak mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya dengan karyawan tersebut, ia tidak boleh melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak diijinkan syariat Islam, baik atasan dan bawahan tidak boleh saling memeras, semua tanggung jawab moral untuk
21
Dr. Yusuf Qardawi,Norma dan Etika Ekonomi Islam , Jakarta: Gema Insai Press, 1997 ) Cet. ke-2, h.109-111
melindungi kepentingan yang sah, baik kepentingan para atasan maupun para karyawan. Demikian Islam memandang karyawan digunakan dalam arti yang lebih luas namun lebih terbatas. Lebih luas karena hanya memandang pada pengunaan jasa karyawan diluar batas-batas pertimbangan keuangan, terbatas dalam arti bahwa seorang pekerja tidak secara mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya degan tenaga kerjanya itu.22 a. Hak dan Kewajiban Karyawan Adapun hak-hak karyawan yang wajib dipenuhi adalah : 1) Hak Bekerja Hak memilih pekerjaan yang sesuai. Islam menetapkan hak setiap individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan potensi yang dimiliki.23 Hal ini sesuai dengan firman Allah : Artinya, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,” ( QS. A-Najm/53:39 ) Persamaan pria dan wanita dalam bekerja. Islam memperbolehkan wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan syariat dan
22
M.A Manan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, ( Jakarta: PT Intermasa, 1992 ) Cet ke-1.
h.58-59 23
Abdul Hamid Mursi, SDM Produktif Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, ( Jakarta: Gema Insai Press, 1997 ), h.155
dijalankan secara baik, serta tidak bertentangan dengan tabiatnya. Al-Qur’an menegaskan, hasil kerja kesungguhan wanita pun dihargai sebagaimana pria.24 2) Hak Memperoleh Gaji Gaji sesuai dengan pekerjaan. Kaidah Islam menegaskan bahwa gaji sesuai dengan pekerjaan. Tidak ada kezaliman, pengurangan, atau tindakan anarki.25 Allah SWT berfirman : Artinya :Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552] saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekalikali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".”. ( QS.Al-A’raf / 7:85 ) Perbedaan tingkat gaji. Jika Islam menetapkan bahwa gaji ditentukan berdasarkan pekerjaan, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah yang ditentukan berdasarkan jenis suatu pekerjaan. Allah SWT berfirman :
24 25
Ibid., h.156 Ibid., h.157
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaanpekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. 3) Hak Cuti dan Keringanan Pekerjaan Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja, hari libur, dan faktor-faktor lain yang mengharuskan atau memungkinkan seseorang harus istirahat atau cuti.26 Dalam Al-Qur’an, Allah SWT Berfirman: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." 4) Hak Memperoleh Jaminan dan Perlindungan Setiap individu berhak atas perlindungan sosial yang memadai, sebagaimana yang diamanatkan dala Deklarasi Philadelphia ILO 1994 yang berlaku secara Internasional dan Universal. Jaminan sosial merupakan salah 26
Ibid., h. 159
satu faktor ekonomi yang berfungsi sebagai sistem perlindungan dasar bagi masyarakat tehadap resiko sosial ekonomi. Jaminan sosial berperan sebagai instrumen Hak Asasi Manusia, karena fungsi dan tujuanya untuk meningkatkan harkat dan martabat manisia sebagaimana tercantum dalam Pasal 25 Deklarasi Universal HAM PBB, yaitu bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan jika mencapai hari tua, sakit, cacat, menganggur dan meninggal dunia.27 Pengakuan hak asasi ini tercemin dalam konvernsi ILO Nomor 120 Tahun 1952 yang memuat standar minimum, untuk program jaminan sosial yang meliputi ; tunjangan tunai untuk hari tua, sakit, cacat, kematian dan pengangguran, serta pelayanan medis bagi karyawan yang menderita sakit. 28 5) Kewajiban para pekerja yaitu : a) Mengerjakan sendiri pekerjaan yang ada didalam perjanjian kalau pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas. b) Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian. c) Bekerja dengan tekun, cermat dan teliti. d) Menjaga keselamatan barang yang dipercayakannya.
27
Idin Rosidin, “ Semua Orang Berhak atas Perlindungan Sosial”. Seminar Umum, Menggagas Jaminan Sosial Bagi Kaum Pekerja Informal. BEMJ Asuransi Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syahid, Jakarta. 28 Ibid.
e) Menganti kerugian kalau ada barang yang rusak, apabila kerusakan barang tersebut disengaja.29 Kewajiban pekerja dalam pandangan Islam yaitu: 1. Amanah dalam bekerja Bekerja secara professional, pekerjaan dilakukan sebaik mungkin sehingga memperoleh hasil yang terbaik.30 Sebagaimana Firman Allah : Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. ”. ( QS.An-Nahl/16:93) Kejujuran dalam bekerja adalah ibadah. Islam memandang bahwa kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan, melainkan juga ibadah. Seseorang muslim yang dekat dengan Allah , akan bekerja dengan baik untuk dunia dan akhirat.31 Allah SWT berfirman : Dan dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras. ”.( QS.As-Syura/42: 26 ) 29 30 31
Suhrawadi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2000),h. 158 Abdul Hamid Mursi, op.cit., h.160 Ibid., h.161
Islam menilai bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama. Agama Islam berbeda dengan agama lainnya, karena agama lain tidak dilandasi dengan iman dan ibadah. Dalam bekerja, agama Islam mengarahkan individu dan masyarakat untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan, secara baik dan benar. 2. Mendalami Agama dan Profesi Mendalami agama. Merupakan kewajiban setiap muslim, apapun profesinya. Menekuni dan memahami pekerjaan. Yakni pekerja dituntut untuk mencapai profesionalisme dan kreativitas dalam bekerja.32 Benar apa yang telah difirmankan Allah : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. ( QS.AtTaubah/9:105 ) Karyawan adalah salah satu aset utama perusahaan dalam mencapai. Tujuan Perusahaan. Oleh karenanya Perusahaan perlu mengetahui dan memenuhi kebutuhan para karyawan. Kebutuhan mendasar bagi setiap Karyawan dimanapun mereka berada adalah “Rasa Aman”. “Rasa Aman” akan memberikan ketenangan bekerja dalam menjalankan peran mereka sebagai karyawan maupun sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya. 32
Ibid., h. 162
Sehingga
mereka
dapat
lebih
memusatkan
perhatian
pada
upaya
mensukseskan Tujuan Perusahaan. Dalam dunia usaha atau kerja diperlukan satu tempat melakukan aktifitas kerja yaitu sebuah perusahaan, dalam perusahaan memerlukan seorang pengusaha dan karyawan. Oleh karena itu Karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuannya dalam berusaha yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Dengan demikian karyawan adalah bagian dari asset perusahaan yang tidak ternilai sebagaimana asset-asset perusahaan lain. Perusahaan dalam melakukan kegiatanya memerlukan tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang atau jasa yang telah di tetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. b, Landasan Hukum Program kesejahteraan karyawan mempunyai beberapa landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja maupun pada masa akhir kerjanya. Landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja ataupun pada masa akhir bekerja, diuraikan sebagai berikut: 1. Peraturan pemerintah ( PP ) No.26 tahun 1992 tentang manfaat pensiun peserta didalam peraturan tersebut program yang dijalankan dapat dilakukan dengan:
a
Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ) Sesuai namanya dalam penyelengaraan program ini yang ditetapkan
adalah premi atau iuran setiap bulan sedangkan manfaat akhir tergantung yang akan dibayarkan adalah hasil perkembangan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan program ini untuk mengetahui hasil akhir dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu akumulasi jumlah iuran ditambah hasil pengembangan dikurangi biaya dan pajak hasil investasi. Adapun besar manfaat yang akan dibayarkan diatur : 1) Jika meninggal dunia, maka akan dibayarkan kepada ahli waris jumlah iuran yang dibayar ditambah hasil pengembangan. 2) Cacat tetap total dan tidak mampu bekerja besar manfaat yang diberikan sebagaimana karyawan meninggal dunia. 3) Akhir masa kerja ( pensiun normal/dipercepat ) akan dibayarkan : a) Jika iuran ditambah pengembangan kurang dari ketentuan minimum maka jumlah tersebut dibayarkan sekaligus ecara tunai. b) Jika iuran ditambah pengembangan lebih dari ketentuan minimum. a. Jumlah dibayarkan sekaligus 20,00% dan, b. Selebihnya sebesar 80,00% harus dibelikan program anuitas keperusahaan asuransi jiwa dan selanjutnya dibayarkan secara bulanan seumur hidup. Penyelengaraan pemerintah
program
sebagai
hanya dapat dilakukan:
dimaksud
sesuai
ketentuan
a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) atau b. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) b
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Berbeda dengan program pensiun pasti, dalam penyelangaraanya
program ini besar manfaatnya ditetapkan dahulu dan pada umumnya dikaitkan dengan gaji dari masing-masing peserta. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor khususnya manfaat yang akan dibayarkan, baru dapat ditetapkan besarnya iuran peserta, besarnya iuran sama dan dalam bentuk prosentase dari gaji dari masing-masing peserta. 1) Manfaat pensiun yang diberikan antara lain: a) Benefit pensiun normal Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pembei kerja dengan memproleh manfaat pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiunan yang karyawan berhak untuk pensiun penuh, sering karyawan memohon mengajukan pensiun pada usia rata-rata karyawan yang sesunguhnya pensiun.usia pensiun normal karyawan berkisas 55 tahun. b) Benefit pensiun awal. Pensiun dipercepat, program pensiun biasanya mengizinkan karyawanya untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiu
normalnya. Kadang-kadang, karena sesuatu dan lain alasan, karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunya dipercepat. c) Benefit pensiun cacat dan meninggal dunia Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta akan tetapi karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaanya berhak memperoleh manfaat pensiun. Khusus benefit pensiun berkala diberikan benefit pensiun janda. 2) Cara pembayaran manfaat pensiun : a) Lumpsum atau sekaligus pada saat klaim atau b) Dibayarkan secara berkala setiap bulan dimulai 1 bulan terhitung sejak terjadinya klaim c) Atau gabungan dari keduanya 3) Besar manfaat yang diberikan : a) Dengan faktor benefit tetap: a. Benefit lumpsum misal: 36,atau 40xgaji terakhir atau lebih b. Benefit berkala misal:60,00%atau70,00% dari gaji terakhir b) Dikaitkan dengan masa kerja masing-masing karyawan: a. Benefit lumpsum misalnya:1xmasa kerja x gaji terakhir atau, b. Benefit berkala misalnya : 2,00%x masa kerja x gaji terakhir, 4) Penyelengaraan program ini dapat dilakukan :
a) Dikelola sendiri dengan mendirikan DPPK atau, b) Diserahkan
sepenuhnya
kelembaga
asuransi
jiwa,
dalam
penyelengaraan program ini dikelola secara khusus dan hanya berlaku untuk perusahaan
yang akan memberikan kesejahteraan
karyawan, oleh karena itu diberi nama “Program Kesejahteraan Karyawan” c) Dasar-dasar perhitungan yang digunakan baik dikelola sendiri atau diserahkan kelembaga asuransi jiwa adalah sama. PPIP dan PPMP mempunyai kemiripan atau kesamaan dangan : a. Perhitungan pengembangan dana dari program pensiun iuran pasti ( PPIP ) sama dengan perhitungan tabungan berjangka, yang diselengarakan oleh perbankan sedangkan perbedaanya pada investasi karena pada penempatan dana PPIP ditentukan sendiri sebelumnya oleh peserta dan jika terjadi kegagalan investasi dimaksudkan menjadi peserta sendiri. b. Perhitungan program pensiun manfaat pasti ( PPMP ) sama dengan program asuransi jiwa khususnya kesejahteraan karyawan. 1. Undang-undang jaminan sosial Tenaga kerja (UU Jamsostek) Undang-undang No.14 tahun 1992 yang pelaksanaanya diatur dengan peraturan pemerintah ( PP ) No.14 tahun 1993,KEPRES No.22 tahun 1993. Adalah merupakan kewajiban setiap perusahaan yang
mempekerjakan orang dari 10 orang pekerja ntuk melaksanakan program jamsostek melalui PT Jamsostek. Adapun jaminan yang diberikan yang merupakan jaminan minimal dan bersifat sosial yaitu premi dipungut berdasarkan prosentase dari gaji sedangkan manfaatnya dihiting secara minimal yang besarnya berdasarkan sesuai Undang-undang jamsostek, Jaminan-jaminan yang diberikan antara lain: a
Jaminan kecelakaan kerja (JPK)
Sebagai manfaat diberikan dalam jumlah nominal tertentu dan sebagian manfaat yang lain diberikan dengan mempertimbangkan besarnya gaji karyawan. b
Jaminan kematian (JK)
Diberikan santunan sebesar Rp.1000.000, dengan biaya pemakaman sebesar Rp.200.000, tidak tergantung besar kecilnya gaji karyawan. c
Jaminan hari tua (JPK)
Jumlah tabungan ditambah bunga ( hasil pengembangan ) d
Jaminan pemeliharaan kesehatan (JHT)
Memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan, berupa rawat inap, rawat jalan dll. Jaminan-jaminan dimaksud hanya berlaku kejadian pada jam kerja, sedangkan kejadian di luar jam kerja tidak berlaku. Sedangkan iuran program jamsostek adalah %( prosentase) dari upah/bulan.
2. Undang-Undang perpajakan,UU No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan pasal 4 ayat (3) huruf H dan keputusan menteri keuangan No. 250/KMK. 011/1985 Untuk mengembangkan minat penyelengara program pensiun terutama oleh pihak-pihak swasta guna pemberian kesejahteraan dana jaminan hidup hari tua kepada karyawan, UU perpajakan,pemerintah Indonesia telah memberikan perlakuan khusus kepada dana pensiun. Penghasilan dana pensiun yang diperoleh dari kegiatan pada bidang-bidang tertentu tidak digolongkan sebagai objek pajak.33
33
Dahlan Siamat., h 413-414
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA.
A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat Proses pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap pertama dilakukan studi banding oleh lima orang anggota TEPATI ke Malaysia pada tanggal 7-10 September 1993. hal demikian dilakukan dengan asumsi bahwa Malaysia merupakan negara ASEAN pertama yang mempraktekkan asuransi berdasarkan prinsip syari’ah tepatnya sejak Agustus 1985.34 Dari hasil studi banding tersebut, selanjutnya pada tahap kedua dilakukan persiapan pembentukan asuransi takaful melaluai berbagai lokakarya dan seminar. Salah satunya adalah seminar nasional di Hotel Indonesia yang menghadirkan beberapa pakar ekonomi syari’ah. Dalam forum seminar itu, muncul gagsan bagi upaya percepatan pembentukan Asuransi Takaful pada tingkat yang lebih riil lagi. Sebagai langkah kongkrit dari hasil lokakrya dan seminar tentang asuransi takaful, kemudian dibentuklah PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company pada tanggal 24 Februari 1994. STI merupakan
34
Pengantar Redaksi Ulumul Qur’an tentang Syarikat Takaful Indoneis dalam Ulumul Qur’an: Jurnal Kebudayaan dan Peradaban, Nomor 2/VII/!996, hal.36.
lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa asuransi yang membawahi dua buah perusahaan jasa asuransi lainnya yakni PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) dan PT. Asuransi Takaful Umum (General Insurance) Selama proses pembentukan tahap kedua tersebut, PT. Asuransi Takaful Keluarga (ATK) yang diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuagan Republik Indonesia No. Kep.385/KMK. 017/ 1994 pada tanggal 4 Agustus 1994. PT. Asuransi Takaful Keluarga ini diresmikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesi yakni Mar’ie Muhammad di Hotel Syahid Jaya Jakarta.35 Sedangkan Asuransi Takaful Umum (ATU) diresmikan pada tanggal 2 Juni 1995 dengan izin operasional Surat Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 247 /KMK.017/1995. PT. Asuransi Takaful Umum (ATU) ini diresmikan oleh Menristek/ Ketua BPPT B.J. Habibie di Hotel Shanggrilla Jakarta. Selanjutnya, pada tahap ketiga mulai dilakukan upaya pengembangan segmentasi usaha pendirian lembaga-lembaga asuransi sejenis di berbagai wilayah dan daerah di Indonesia. Hal ini dilakukan agar sosialisasi dan percepatan pengembangan lembaga keuangan syari’ah tidak hanya terbatas
35
Indoneisa.
Dikutip dari situs WWW.takaful.com tentang Sejarah Berdirinya Asuransi Takaful di
pada bidang jasa keuangan perbankan, tetapi juga mencakup semua instrumen lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Kendati pun upaya pengembangan asuransi takaful terbentur oleh berbagai persoalan supra struktur dan infra strukturnya, tetapi upaya pengembangan tetap dilakukan melalui dukungan berbagai instansi terkait. Bahkan dalam upaya mempercepat pengembagan lembaga asuransi takaful di Indonesia, berbagi kerja sama dilakukan oleh PT. Syarikat Takaful Indonesia dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa organisasi kemasyarakatan Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Persatuan Islam. Sejumlah training dan seminar bertemakan ekonomi syari’ah termasuk di dalamnya berkenaan dengan manajemen dan operasional Asuransi Takaful terus dilakukan untuk mempersiapkan perangkat supra struktur yang mencakup pengadaan sumber daya manusia
yang mampu mengetahui
wawasan dan keterampilan praktis tentang Asuransi Takaful. Seperti bola salju yang terus bergulir dan semakin membesar, lembaga ekonomi syariah semakin berkembang pesat. Perkembangan ekonomi syari’ah tidak hanya terbatas pada wacana di seminar-seminar dan lokakaryalokakarya, tetapi telah berdampak pada kebutuhan akan lapangan kerja baru seiring dengan berdirinya sejumlah kantor cabang asuransi di berbagai wilayah di Indonesia.
Bagan 1 Kronologis Pendirian Asuransi Syari’ah di Indonesia Waktu
Kegiatan
27 Juli 1993
ICMI, PT. Abdi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia, dan PT. Asuransi Tugu Mandiri sepakat memprakarsai
pendirian
Asuransi
Islam
di
Indonesia dengan meyusaun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI). 7-10 Sebtember 1993
TEPATI melakukan studi banding ke Syarikat Takaful Sendirian Berhad, Malaysia.
19 Oktober !993
TEPATI menyeminarkan hasil studi banding ke Malaysia di Jakarta
12 Desember 1993
TEPATI mengirim sejumlah orang untuk mengikuti pelatihan asuransi Syariah di Malaysia
12 Januari 1994
Pemerintah Indonesia melakukan penandatanganan kerjasama
ekonomi
penandatanganan Understanding) Indonesia
dan
keuangan
MOU antara
dengan
termasuk
(Memorandum PT.
TEPATI,
Bank Syarikat
of
Muamalat Takaful
Sendirian Berhad (Malaysia), Islamic Insurance Co. Ltd. (Sudan) dan al-Takaful al-Islami (Bahrain)
tentang bantuan teknis pendirian Asuransi Takaful Indonesia. 11 Maret 1994
Peresmian PT. Asuransi Takaful Indonesia.
16 April 1994
Seminar asuransi Syari’ah di Bandung.
17 April 1994
Pengiriman
sejumlah
orang
untuk
mengikuti
pelatihan asuransi Syari’ah tahap ke-2 di Malaysia 19 April 1994
Pendirian dua anak perusahaan PT. Syarikat Takaful Indonesia: PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.
24 Mei 1994
Persetujuan Prinsip PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.
24 Agustus 1994
Peresmian operasi PT. Asuransi Takaful Indonesia di Puri Agung Room Hotel Syahid Jakarta.
B. Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga Secara
umum,
dasar
utama
pembentukan
Asuransi
Takaful
sesungguhnya mengacu kepada prinsip umum yang terdapat dalam nash alQuran yang mengharuskan setiap individu saling tolong–menolong satu sama lain.36 Selain nash tersebut, pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia juga
36
Lihat QS 4: 2
didasarkan pada beberapa landasan, yaitu: syari’ah, filosofi, sosiologis dan yuridis.37 Pertama, landasan syari’ah. Asuransi Takaful merupakan asuransi syari’ah atau sekurang-sekurangnya asuransi yang Islami. Sebab prinsipprinsip dan cara kerja asuransi takaful bertumpu pada prinsip tolongmenolong (al-ta’awun) yang bersandar dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan jika dilacak dalam ketentuan nash terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang dijadikan pijakan dasar bagi asuransi takaful, antara lain: a. QS al-Maidah: 2 yang berbunyi: “tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan
dan
jangan
tolong-menolong
dalam
berbuat
dosa
permusuhan” b. QS an-Nisa: 9 yang berbunyi: “Dan hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang meraka anakanak yang lemah yang meraka khawatir terhadap kesejahteraan mereka” c. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa: “kedudukan (persaudaraan) yang beriman satu sama lainnya ibarat satu tubuh, bilamana salah satu tubuh itu sakit, maka akan dirasakan sakit, maka akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh lainya.”
37
Deni K. Yusup, Intisari Pengatar Kuliah Asuransi Takaful (Bandung: Fakultas Syari’ah IAIN SGD, 2004) hal.3.
d. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi: “Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab (pemimpin), dan setiap kamu akan bertanggung jawab terhadap orangorang yang berada di bawah tanggung jawab kamu” Kedua, landasan filosofi. Tradisi ijtihad bersamaan dengan perubahan sosial dan hukum Islam. Ijtihad menjadi media bagi perumusan norma-norma hukum Islam (istinbath al-ahkam) secara sistematis berikut pembentukan pranata-pranatnya melalui penalaran akal terhadap nash. Penalaran Filosafi yang dilakukan para ahli hukum Islam dan ekonomi muslim telah berhasil perumusan suatu kerangka dasar pembentukan Asuransi Takaful. Ketiga, landasan sosiologis. Secara mikro, berdirinya Asuransi takaful lebih mengadalkan potensi modal dalam negeri (capital domestic), tatkala pihak swasta banyak berperan menanamkan investasi dalam struktur dan manajemen lembaga keuangan syari’ah. Sedangkan secara makro, tingkat partisipasi ekonomi pasar global dalam pembangunan ekonomi syari’ah di Indonesia belum memberi perhatian besar bagi pembangunan ekonomi Islam. Atas dasar itu di butuhkan partisipasi masyarakat untuk berinvestasi di lembaga keuangan syari’ah sejenis Asuransi Takaful.38
38
Suroso Imam Zadjuli, Kelembagaan Ekonomi Islam dalam Perseptif Islam; Kajian Kritis Terhadap Kelembagaan Konvensional, makalah dalam “Seminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islam” untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2003, hal. 9-10.
Keempat, landasan yuridis. Lembaga Asuransi Takaful di Indonesia berdiri dalam bentuk holding company yang seraca yuridis telah memperoleh status badan hukum dan persetujuan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia nomor C2-18.286.MT.01./01.Th. 94 tertanggal14 Desember 1994. izin operasional 4 tertanggal 1 Juni 1995 dengan Akta Notaris Yudo Paripurno, SH tanggal 5 Mei 1994. Selain itu, dasar hukum Asuransi Syari’ah di Indonesia juga berlandaskan peraturan-pertairan berikut: a. Pasal 1774 KUHD yang berbunyi: “suatu persetujaun untung-untungan (kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”. b. Persetujuan Asuransi diatur dalam: a) Buku I, Bab IX : Asuransi secara umum b) Buku II, Bab X : Asuransi kebakaran, Asuransi Pertanian dan Asuransi Jiwa c) Buku II, Bab IX : Asuransi laut , Asuransi Bahaya Perbudakan d) Buku II, Bab X : Asuransi Pengangkutan Darat, Sungai dan Perairan Daratan, c. Di luar KUHD, peraturan tentang asuransi diatur pula dalam ketentuanketentuan berikut: a) UU No.33/1964 tentang Dana Kecelakaan Penumpang.
b) UU No.10/ 1963 tentang tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) c) UU No. 34/ 1963 tentang Pendirian PN. Asuransi Benda Sraya. d) PP No.1/1971 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahan Perseroan dalam bidang perasuransian kredit. e) UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian. C. Tujuan Dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga. Adapun yang menjadi tujuan dari pendirian asuransi Syari’ah, khususnya di Indonesia adalah: Dalam tujuan pertama, menjaga konsistensi pelaksanaan Syari’ah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi Syari’ah itu merupakan wujud implementasai dari nilai-nilai Syari’ah yang terkandung di dalam al-Quran dan al-Sunnah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam asuransi konvensional disinyalir mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Kehadiran asuransi Syari’ah bisa dijadikan sebagai satu bentuk lembaga keuangan Syari`ah yang terlepas dari ketiga unsur yang diharamkan Syara` tersebut, yang kemudian dikedepankan akad atau transaksi yang dibenarkan oleh Syara`. Pada meningkatnya
tujuan
yang
kedua,
upaya
antisipasi
kemakmuran bangsa, mengandung arti
terhadap
makin
bahwa dalam
masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol di bandingkan dengan karakter kolektifistik. Oleh karena itu, pada masyarakat
maju hubungan antar individu di bangun di atas pertimbangan rasioanal atau bahkan alasan pertukaran keuntungan yang akan diterima dari pihak lain. Atas dasar pertimbangan itu, maka kehadiran asuransi syariah dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar individu dalam menyikapi musibah atau bencana yang menimpanya dengan hubungan yang formal, tetapi merealisir kemaslahatan bersama. Tujuan ketiga adalah turut serta dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat, khususnya umat Islam. Berdasarkan data statistik perasuransian menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia, termasuk umat Islam, untuk berasuransi itu relatif rendah. Sebagaimana dikemukakan dan dideskripsikan Karnaen A. Perwataatmadja, hingga tahun 1991 masyarakat Indonesia yang memiliki polis Asuarnsi jiwa itu hanya 9,2 juta orang atau sekitar 4,92 % dari sejumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan39. Kehadiran asuransi Syari’ah diharapkan dapat merekrut umat Islam yang ragu akan keabsahan asuransi konvesional dan juga dapat merekrut masyarakat yang lainnya. Sehingga pada gilirannya, keterlibatan masyarakat terhadap dunia asuransi semakin hari semakin meningkat. Sedangkan tujuan yang keempat untuk menumbuhkan kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi. Hal ini berarti bahwa industri asuransi yang selama ini ada bukan milik umat Islam atau orang-
39
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami, 1996), hlm 83.
orang tertentu sebagai representasi dari sebagian umat Islam. Dunia asuransi dewasa ini, untuk tingkat dunia lebih banyak dikuasi oleh negara-negara Barat dan untuk di Indonesi lebih banyak dikuasi masyarkat yang cendrung nasionalis-skuler. Oleh karena itu, kehadiran asuransi Syari’ah ini diharapkan bisa menjadi satu peluang bagi umat Islam Indonesia dalam melibatkan dirinya secara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan oleh Syara`. Secara khusus tujuan bagi para peserta asuransi yaitu: Hamzah Ya`qub menyebutkan dua tujuan utama dari asuransi yaitu: 1. Untuk menjaga agar suatu usaha tidak mengalami atau menderita kerugian. 2. Untuk memberi ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan, yakni nasabah yang mengalami kerugian.40 Misi Asuransi Takaful adalah meningkatkan kerjasama dan partisipasi umat dalam rangka menumbuhkan lembaga keuangan Syari’ah beserta lembaga pendukungnya yang kuat dan Istiqomah. Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalat Syariah Islam. D. Ciri – Ciri PT, Asuransi Takaful Keluarga Lembaga asuransi syari`ah memiliki cirri-ciri yang paling mendasar.41 40
Hamzah Ya`qub, Kode Etik Dagang Dalam Islam, (Bandung: Diponegor, 1984), hlm, 293.
1. Ada lembaga Dewan Pengawas Syari`ah (DPS) dalam struktur organisasi asuransi syari`ah. Lembaga ini bertugas mengawasi dan mengontrol manajemen, produk dan kebijakan investasi agar tetap sejalan dengan syari’at Islam. 2. Prinsip akad asuransi syari`ah adalah tolong-menolong (takafulli) yaitu nasabah yang satu menolong nasabah lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan pola akad asuransi konvesional bersifat jual beli antara nasabah dengan perusahaan (tadabulli). 3. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syari`ah (premi) diiventasikan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). Sedangkan di asuransi konvesional, investasi dilakukan dalam melalui sistem bunga. 4. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan di asuransi konvesional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut. 5. Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah dana diambil dari rekening dana sosial (tabarru’). Seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong yang jika ada peserta yang terkena musibah. Sedangkan dalam asuransi konvesional dana pembayaran kliam diambil dari rekening perusahaan. 41
Deni K. Yusup, hal. 15-17.
6. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pengeloala dana dengan
menggunakan
prinsip
bagi
hasil.
Sedangkan
diasuransi
konvesional keuntungan sepunuhnya menjadi milik perusahaaan. Apabila tidak ada klaim, maka nasabah tidak memperoleh apa-apa. E. Produk Takaful Keluarga 1. Layanan Individual A. TAKAFULINK Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai syariah yang disediakan PT asuransi Takaful Keluarga. Program ini menawarkan hasil investasi yang optimal dengan pilihan sesuai preferensi yang ada. Pilihan Investasi a) Takaful Dana Istiqomah a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang stabil dan risiko yang aman. b. Pada pilihan ini seluruh dana akan ditempatkan pada instrument investasi berpendapatan tetap. b) Takaful Dana Mizan a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang optimal dan risiko yang moderat. b. Pada pilihan ini sebagian dana akan ditempatkan pada instrument investasi berpendapatan tetap dan sebagian lainnya pada saham.
Manfaat Takafulink a. Apabila peserta panjang umur sampai dengan akhir perjanjian, akan menerima seluruh Dana Investasi b. Apabila peserta yang ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, ahli warisnya akan mendapatkan manfaat asuransi (Dana Santunan) dan seluruh Dana Investasi Manfaat Asuransi Takfulink menyedikan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari Premi Tahunan atau 125% dari Premi Sekaligus. Dan dapat memperluas manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi Takaful kecelakaan diri dan/ atau Asuransi Kesehatan Hal-hal Penting lainya a. Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi b. Atas pilihan tersebut segala risiko Investasi menjadi tanggung jawab Peserta c. Perusahaan tidak menjadikan besarnya kinerja investasi B. TAKAFUL FALAH Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus bagi Peserta yang menginginkan manfaat Asuransi secara menyeluruh. Ketika peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan; Cacat Tetap Total Karena Sakit Atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat
inap di Rumah Sakit dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit kritis. a) Keunggulan Takaful Falah Takaful Falah menyediakan pilihan proteksi yang lengkap bagi peserta yang terdiri dari: a. Al-Khairat (Term Insurance) b. Kecelakaan Diri (Personal Accident) c. Cacat Tetap Total (Total Permanent Disability) d. Santunan Harian Rawat Inap (Cash Plan) e. Santunan Penyakit Khusus (Critical Illness/Dread diseases) f. Nilai Tunai Polis Takaful Falah memberikan kebebasan bagi peserta untuk memilih jenis proteksi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta Takaful Falah akan memberikan bagi hasil 80% dari Hasil Investasi Dana di Rekening Tabungan Peserta C. TAKAFUL DANA INVESTASI Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji. Pada akhir perjanjian peserta akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor b. Bagian
keuntungan
(Mudharabah)
atas
hasil
investasi
rekening
tabungan
Bila Peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor. b. Bagian
keuntungan
atas
hasil
investasi
rekening
tabungan
(mudharabah) c. Selisih dari Manfaat Takaful Awal (rencana menabung) dengan kontribusi (premi) yang sudah dibayar. D. TAKAFUL DANA HAJI Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji. Pada akhir perjanjian peserta akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor b. Bagian
keuntungan
atas
hasil
investasi
rekening
tabungan
(mudharabah) Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor b. Bagian keuntungan atas investasi rekening tabungan (mudharabah) Bila peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor
b. Bagian
keuntungan
atas
hasil
investasi
rekening
tabungan
(mudharbah) c. Selisih dari Manfaat Takaful Awal (rencana menabung) dengan kontribusi (premi) yang sudah dibayar. E. TAKAFUL KECELAKAAN DIRI Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya perawatan akibat kecelakaan. Peserta Takaful Seluruh individu yang berusia dari 18 sampai 55 tahun, sehat jasmani kecuali dengan persetujuan khusus dari takaful. Manfaat Takaful Setiap peserta secara tidak langsung, akan saling membantu dan melindungi satu sama lain seperti terkandung di dalam perjanjian Takaful. Peserta akan memperoleh penggantian kerugian jika terkena musibah sebagai mana diatur dalam perjanjian. Bila tidak terjadi musibah, peserta berhak menerima mudharabah (bagi hasil) dari surplus underwriting (keuntungan pengelolana resiko). F. TAKAFUL WAKAF Program Takaful bagi yang merencanakan pengumpulan dana sebagai dana wakaf Program ini dapat diikuti oleh setiap individu dengan ketentuan batas usia antara 20 sampai 60 tahun, dimana batas akhir kepesertaan seseorang adalah saat usianya mencapai 65 tahun.
Penerima Wakaf, Dana yang di bayarkan melalui program Takaful Dana Wakaf akan disalurkan kepada Yayasan /Lembaga Pengelola Wakaf yang ditunjuk oleh Peserta atau Perusahaan. G. FULNADI Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud meyediakan dana pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putri sampai sarjana. Manfaat Takaful Dana Pendidikan Jika peserta panjang umur sampai akhir perjanjian, Anak sebagai penerima Hibah mendapatkan: a. Tahapan* saat masuk (TK,SD,SMP,SMA,PT)** dan Beasiswa selama 4 tahun diperguruan tinggi Jika peserta mengundurkan diri sebelum masa perjanjian berakhir,peserta mendapatkan: Nilai Tunai. Seluruh dana di Rekening Tabungan Peserta dari saldo tabungan dan bagian keuntungan atas hasil investasinya (mudharabah). H TAKAFULINK ALIA Sarana berinvestasi optimal dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelola syariah. Manfaat Utama
a. Bila perjanjian berakhir atau Peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian maka Peserta akan mendapatkan seluruh Dana Investasi b. Bila Peserta meninggal dalam masa perjanjian, maka Ahli Waris akan mendapatkan seluruh Dana Investasi dan Dana Santunan (selama Dana Investasi belum melebihi Manfaat Takaful Awal). c. Bila Peserta meninggal atau caat Tetap Total karena kecelakan pada tahun pertama maka akan mendapatkan tambahan Santunan Sebesar 50 kali Premi Tahunan (maksimal Rp 1 Milyar). Manfaat Tambahan Takafulink Alia menawarkan manfaat tambahan, seperti program asuransi kecelakaan diri dan atau asuransi kesehatan. 2. Layanan Group/Kumpulan A TAKAFUL Al KHAIRAT Adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahli warisnya apa bila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian. Manfaat a. Bila peserta ditakdirkan meninggal masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari Asuransi Takaful Keluarga sesuai dengan jumlah yang direncakan Peserta.
b. Bila Peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka Peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas Rekening Khusus/Tabarru` yang ditentukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga, jika ada. Ketentuan a. Usia masuk maksimal 60 tahun b. Usia masuk + Masa Perjanjian maksimal 65 tahun c. Jumlah Peserta minimal 25 orang d. Manfaat TAkaful dapat disesuaikan dengan permintaan. e. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 500.000,B TAKAFUL KECELAKAAN DIRI Adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan /anggota apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian Manfaat a. Bila Peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian karenan suatu kecelakaan, maka kepada ahli warisnya akan dibayarkan dana santunan meninggal sebesar manfaat Takaful yang direncakan. b. Bila Peserta mengalami musibah kecelakaan dalam masa perjanjian yang mengakibatkan peserta cacat tetap total atau sebagian maka kepada peserta akan diberikan manfaat takaful sesuai dengan persentasi yang sudah ditentukan.
c. Bila Peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas Rekening Khusus/Tabarru` yang ditentukan oleh PT Asuransi Takaful keluarga, jika ada. Ketentuan a. Maksimal usia Peserta 60 tahun b. Manfaat Takaful dapat disesuaikan dengan permintaan c. Jumlah peserta minimal 25 orang d. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 500.000,C TAKAFUL KECELAKAAN SISWA Adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan kepada Sekolah /Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan Non Formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa/mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total maupun sebagian atau meninggal. Manfaat a. Bila Peserta mengalami musibah kecelakaan dalam masa perjanjian yang mengakibatkan peserta cacat tetap total atau sebagian maka kepada peserta akan diberikan manfaat takaful sesuai dengan persentasi yang sudah ditentukan b. Bila semua peserta hidup sampai perjanjian berakhir maka Peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas rekening Khusus/Tabbrru yang ditentukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga, jika ada
Ketentuan a. Jumlah Peserta minimal 25 orang b. Manfaat Takaful dapat disesuaikan dengan permintaan. c. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 250.000,d. Biaya pengelolaan 30% dari Premi D TAKAFUL WISATA & PERJALANAN Program yang diperuntukan bagi Biro Perjalanan dan Wisata /Travel yang berkeinginan memberikan perlindungan kepada pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total, sebagian atau meninggal selama wisata maupun perjalanan dalam dan luar negeri. Manfaat a. Bila Semua peserta dari kumpulan tersebut tidak ada yang klaim (tidak mengalami kecelakaan yang meyebabkan pengajuan biaya perawatan untuk yang mengambil perawatan, cacat tetap total, sebagian atau meninggal)
sampai
perjanjian
berakhir,
maka
peserta
akan
mendapatkan bagian keuntungan atas rekening khusus/tabarru` yang ditentukan oleh Asuransi Takaful Keluarga, jika ada. Ketentuan a. Maksimal usia Peserta 60 tahun b. Jumlah Peserta minimal 25 orang c. Manfaat takaful dapat disesuaikan dengan permintaan.
d. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 250.000,e. Biaya pengelolaan dari premi. E TAKAFUL PEMBIAYAAN Suatu bentuk perlindungan asuransi yang memberikan manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan hutang apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian. Manfaat a. Bila Peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka sisa pinjaman yang belum dibayar menjadi kewajiban PT Asuransi Takaful Keluarga. b. Bila Peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka Peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas Rekening Khusus/Tabarru` yang ditentukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga, jika ada Ketentuan a. Usia + Masa Perjanjian Maksimal 65 tahun b. Usia masuk maksimal 60 c. Premi dibayar secara sekaligus d. Semua premi adalah Tabarru` F FULMEDICARE Adalah program Asuransi Kesehatan yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit Karena resiko penyakit atau kecelakaan.
Keistimewaan FulMedicare 1. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Rekanan (Profider) 2. Pembayaran Klaim yang cepat 3. Tidak ada batasan biaya perawatan rumah sakit 4. Penyakit yang sudah ada dijamin 5. Bagi hasil di akhir periode kepesertaan 6. Memberikan perlindungan selama 24 jam sehari G. TAKAFUL FAMILY CARE Program Takaful Kesehatan Kumpulan untuk karyawan beserta keluarga Manfaat Takaful a. Dana Tunai Harian Pemberian Dana Tunai Harian selama Peserta menjalani rawat inap di rumah sakit, Karena sakit atau kecelakaan b. Santunan Kematian Pemberian santunan bila Peserta meninggal karena sakit atau kecelakaan c. Santunan Cacat Tetap Total Pemberian santunan bila peserta mengalami cacat tetap total karena sakit atau kecelakaan sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan, memegang jabatan atau profesi apapun untuk memperoleh penghasil.
F. Struktur Organisasi Perusahaan. Dalam rangka mengoptimalkan operasional perusahaan, maka PT. Asuransi Takaful Keluarga menyusun organisasi. Struktur organisasi tersebut secara garis besar sebagaiman dalam gambar berikut ini : Gambar3.1 : Struktur Organisasi Perusahaan PT. ATK
RUPS Dewan Syariah
Dewan Komisaris
Direktur Utama Direktur Keuangan GA
Keuangan
Business Dev
Direktur Operasional HRD
Retail
Korporat
Teknik
Sumber : Agus Edi Sumanto, Skripsi AAMAI, 2004 Susunan Dewan Pengawas Syariah, Dewan Komisaris serta Pengurus Perusahaan, sesuai dengan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagaimana dituangkan dalam Akte Notaris Arry supraptono , SH, Notaris di Jakarta, Nomor 30 Tnggal 23 Januari 2001 dan perubahanya sebagaimana dituangkan dalam Akta Notaris Arry Supraptono, SH, Nomor 67 Tanggal 210Januari 2003 dan terakhir Akta Notaris Arry Supraptono, SH, Nomor 72 tanggal 21 Januari 2004 adalah sebagai berikut : a. Dewan Pengawas Syariah Ketua
: Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin
Anggota
: Dr. H.M. Syafi’i Antonio, MSc
: Prof.. Dr. Fathurrahman Djamil, MA : Prof. Madya Dr. Shobri Salamon : Y.A.A Dato’ Sheikh Ghazali bin Haji Abdul Rahman b. Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Dato’ Noorazman A. Aziz
Komisaris Independen: H.M.U. Suwendi FSAI, FLMI, MBA Komisaris
: Mohamed Hassan Md Kamil
Komisaris
: Muhammad Harris, SE
Komisaris
: Saiful Yazan Ahmad
c. Dewan Direksi Direktur Utama
: Agus Edi Sumanto
Direktur Keuangan
: Nor Effuandi Pfordten
BAB IV ANALISIS STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN A.
Strategi
PT.
Asuransi
Takaful
Keluarga
Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Karyawan Srategi yang dikembangkan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan karyawanya, dalam pemberian kompensasi (balas jasa) yang diberikan PT. Asuransi Takaful Keluarga kepada karyawanya dapat mengacu kepada asas-asas sebagai berikut : a. Asas Keadilan keadilan dapat menjadi asas dalam pemberian kimpensasi gaji pada asuransi syariah. Yang dimaksud keadilan disini adalah besaran kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai dengan prestasi kerja,jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal kontstensi. Dalam hal ini, karyawan yang mempunyai tanggung jawab lebih besar atas pekerjaan yang dilakukanya, akan memperoleh benefit yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang tanggung jawabya lebih ringan. b. Asas Kelayakan dan Kewajaran Perusahaan ( Asuransi Syariah ) dapat menetapkan kompensasi gaji yang diberikan kepada karyawanya dengan mengacu pada asas kelayakan
dan kewajaran. Dalam hal ini, memang agak relative mengukur tingkat kelayakan dan kewajaran sseoarang untuk memperoleh kompensasi dari pekerjaan yang dilakukan. Biasanya, yang dijadikan patokan bisa berupa standar kebutuhan hidup dan batas upah minimal regional. Standar kebutuhan hidup seseoarang yang sudah berkeluarga akan berbeda dengan standar hidup sesorang yang masih sendiri atau melihat dari aspek batas upah minimum suatu daerah. c. Asas Punish and Reward Prinsip ini akan memotifasi seseorang untuk berprestasi dalam pekerjaan, dengan makin besarnya berprestasi yang diberikan karyawan bagi perusahaanya, maka dirinya akan mendapat reward yang besar pula. Begitu pula sebaliknya42.. B. Adapun beberpa model yang dilakukan PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut: Hal ini dimaksudkan untuk mengukur hal-hal yang membantu tercapainya kesejahteraan karyawan di PT. Asuransi Takaful Keluarga antara lain : A. Konpensasi (Penggajian) Adalah pemberian imbalan dalam bentuk gaji yang berlaku pada sebuah perusahaan, yang diberikan oleh Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga kepada seluruh sumber daya insani yang dimilikinya, baik itu
42
M.A Syarief. SDP,. Kepala Devisi Pelayanan, Wawancara Pribadi , “PT Asuransi Takaful Keluarga” Pusat,. Jakarta, 28 April 2009
diberikan kepada pekerja tetap ataupun pekerja kontrak, Hal ini sesuai dengan Bab VI pasal 28 keputusan Dewan Pengawas Syariah PT. Asuransi Takaful Umum dijelaskan bahwa : a. Sistem penggajian oleh perusahaan didasarkan atas kepangkatan, jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja, dan pengalaman kerja atas karyawan yang bersangkutan b. Kebijaksanaan pemberian gaji disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan, prestasi kerja dan ketetapan upah minimum regional (UMR) dari pemerintah, serta ditujukan pada peciptaan ketenangan kerja bagi karyawan dan ketenangan berusaha bagi pengusaha c. Kenaikan gaji akan dilakukan berdasarkan pada penilaian prestasi kerja, kendite karyawan dan penyesuaian biaya hidup, berdasarkan kemampuan perusahaan d. Penetapan gaji awal seorang karyawan didasarkan kepada kualifikasi jabatan yang dibutuhkan, kepangkatan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, pengalaman, keterampilan yang dimiliki, hasil seleksi perusahaan serta kemampuan keuangan perusahaan43 Adapun mengenai skala gaji diatur dalam pasal 29, yaitu:
43
Ibid
a. Skala dasar pengajian di tetapkan berdasarkan grade yang berlaku di grup takaful dan ditetapkan dengan ketentuan tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dari kesepakatan kerja bersama ( KKB ) b. Skala gaji dalam setiap grade ditetapkan berdasarkan batasan ( range ) tertentu, yaitu dari batasan terendah ( minimum ) c. Daftar skala gaji berdasarkan Kesepakatan Kerja Bersama ( KKB ) Mengenai tata cara pembayaran gaji juga tercantum dalam keputusan Dewan Pengawas Syariah PT.Asuransi Takaful Umum, yaitu pasal 30: a. Perusahaan akan membayar gaji pada tanggal 25 ( hal ini merupakan tradisi PT. Asuransi Takaful Umum sebab 25 adalah tanggal berdirinya PT Asuransi Takaful Umum ) setiap bulanya, kecuali bila tanggal 25 tersebut jatuh pada hari-hari libur perusahaan ( termasuk sabtu ) maka pembayaran gaji akan dilaksanakan
pada
hari
kerja
sebelumnya,
dengan
cara
mengkreditkan kerekening-rekening masing-masing karyawan sesuai otomatis b. Karyawan akan menerima slip gaji dengan perincian mengenai upah, potongan-potongan wajib dan potongan-potongan sukarela B. Kompensasi Dapat diartikan sebagai imbalan, yaitu imbalan yang diberikan seseorang kepada orang lain atau perusahaan atas prestasi kerja yang telah dilakukanya. Seoarang karyawan berhak atas imbalan atau
kompensasi
dari
pekerjaanya.
Biasanya
kompensasi
tersebut
disesuaikan dengan tingkat pekerjaan yang dilakukan.
C. Tunjangan Imbalan tidak langsung yang diberikan kepada seorang karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di perusahaan. Tunjangan karyawan tersedia dalam bentuk tidak langsung, seperti : a. Pemberian tunjangan hari tua ( THT ) kepada karyawan yang telah habis masa baktinya dan nilai tunjangan yang relatife besar, itu diharapkan akan memberi bekal yang memadai bagi karyawan yang dalam memasuki masa pensiun. b. Asuransi karyawan melalui program (jamsostek) untuk membeikan rasa aman yang lebih besar kepada pegawai c. Perbaikan jaminan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya agar dapat lebih bekerja lebih tenang d. Kenaikan gaji pokok dan pension yang mengikuti ( UMR/UMP ) untuk menyesuaikan kebutuhan perkembangan e. Pengadaan kendaaan dinas bagi seluruh unit kerja dan para pejabatnya untuk menunjang kelancaran mobilitas karyawan
f. Kegiatan kerohanian rutin untuk mencapai keseimbangan antara kesejahteraan lahiriyah dan batiniyah, misal dalam bentuk kegiatan keagamaan dan ceramah pesikologi social g. Pemberian kemudahan dan keringanan bagi karyawan dalam memanfaatkan dana yayasan kesejahteraan karyawan untuk kebutuhan-kebutuhan perumahan, kendaraan dsb h. Pemberian beasiswa kepada putra-putri karyawan yang berprestasi dalam study, olahraga ataupun lainya44. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penetapan kesejahteraan karyawan Asuransi Syariah, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor biaya hidup Biaya hidup menentukan besarnya penetapan kesejahteraan yang diberikan, jika biaya hidup di suatu daerah tinggi, maka tingkat konpensasi kesejahteraan juga tinggi. b. Faktor Jabatan Sama halnya dengan jabatan seseorang mempunyai pengaruh dalam penetapan konpensasi kesejahteraan, karena karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih besar. c. Faktor Pendidikan dan Pengalaman Kerja. Karyawan yang mempunyai pendidikan dan pengalaman kerja lebih tinggi, maka penetapan kompensasi kesejahteraan yang diberikan lebih besar. 44
ibid
d. Faktor Jenis dan Sifat Pekerjaan Jenis dan Sifat pekerjaan berpengaruh pada tingkat pemberian kesejahteraan, jika jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang itu mempunyai tanggung jawab yang besar, maka kompensasi kesejahteraan yang diterimanya juga besar pula. e. Faktor Produktifitas Kerja Faktor produktifitas kerja juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap besaran penetapan kompensasi kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh karyawan. Jika karyawan bekerja secara produktif, maka perusahaan akan memberikan kompensasi kesejahteraan yang besar45. Pastinya, antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, C. Analisis Strategi Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga Dengan adanya analisis yang kuat dapat memberikan kontribusi besar kepada manajemen sumber daya manusia untuk menyusun strategi berdasarkan analisis yang telah dilkukan. Analisis adalah sebuah kegiatan yang intelektual yang berdasarkan pada sebuah teori yang diaplikasikan pada data dan informasi yang diperoleh dilapangan. Seperti hal yang dijelaskan oleh penulis, berdasarkan data diatas bahwa PT. Takaful keluarga memiliki program dan strategi yang terdapat, serta
45
digunakan
oleh
perusahaan
dalam
meningkatkan
ataupun
Ali, Hasan, MA , kompensasi penggajian sumber daya insani, Hasan Ali AM, hal.3 ( tidak untuk dipublikasikan )
mensejahterakan para karyawanya. Hal tesebut terlihat dengan ada program yang terdapat pada PT. Takaful keluarga, meliputi: Konpensasi (Penggajian), Kompensasi, dan Tunjangan. Yang bertujuan untuk meningkatkan daya prokduktifitas karyawan pada perusahaan. Sebagaimana yang diketahui kesejahteraan karyawaan dalam sebuah perusahaan juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program dan kebijakan intren perusahaan yang menyangkut karyawan dalam perusahaan tersebut. Seperti hal yang dijelaskan oleh penulis, berdasarkan data diatas bahwa PT. Takaful keluarga memiliki program dan strategi yang terdapat, serta
digunakan
oleh
perusahaan
dalam
meningkatkan
ataupun
mensejahterakan para karyawanya. Hal tersebut terlihat dengan adanya program yang terdapat pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, meliputi : a. Konpensasi terdiri dari ; Penggajian dalam hal ini yang dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga diberikan kepada karyawan maupun pekeja kontrak. Hal ini mengacu kepada Keputusan Dewan Pengawas Syariah mengenai peraturan karyawan yang ada di PT. Asuransi Takaful Keluarga. Yang meliputi ( pokok, makan, transport, Jabatan dan kendaraan dinas hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya prokduktifitas karyawan pada perusahaan dan hal tersebut telah sesuai dengan tingkat kesejahteraan dan kebutuhan karyawan serta tidak bertentangan dengan hukum islam. b. Model kompensasi atau imbalan kepada karyawan
maupun pekerja
kontrak oleh perusahaan PT. ATK didasarkan atas tingkat keberhasilan
ataupun kesuksesan dalam melaksanakan yang sesuai atau melebihi dari target yang diberikan perusahaan hingga bertujuaan untuk meningkatkan daya produktifitas karyawan pada perusahaan. Selain itu strategi kesejahtraan karyawan seperti asas Punish And Reward, Asas kelayakan dan kewajaran, dan juga asas keadilan merupakan suatu bentuk strategi yang di gunakan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga terhadap peningkatan atau kesejahteraan karyawan hal ini merupakan suatu bentuk upaya perusahaan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. c. Dalam pemberian tunjangan yang dilakukan PT. Asuransi Tkaful Keluarga, baik berupa akomodasi dalam menunjang mmobilitas karyawan maupun pemberian benefit. Hal ini sesuai bertujuan untuk memberikan rasa aman dan kemudahan kepada karyawan dalam bekerja dan juga sebagai rasa tanggung jawab perusahaan kepada karyawanya, tunjangan antara lain meliputi kematian, Jamsostek, Santunan-santunan( mati, nikah, aqiqah, meninggal ) cuti tahunan, besar, Prjalanan dinas hingga ibadah haji.46 Dengan demikian Program dan Strategi Kesejahteraan Karyawan dalam analisis penulis merupakan suatu yang dibutuhkan oleh sebuah
46
Fahri,.M. A Kepala Devisi Sumber Daya Manusia, Wawancara Pribadi PT. ATK. Jakarta 21 September 2009.
perusahaan dalam meningkatkan daya guna dan daya saing perusahaan dalam meningkatkan daya kerja serta produktitas produksi. Model kesejahteraan yang digunakan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam menghasilkan jasa dan barang atau jasa yang telah di tetapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan karyawan, dan untuk meningkatkan daya produktifitas kerja karyawan perusahaan. Strategi yang digunakan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan mengacu kepada sas-asas kompensasi seperti asas keadilan yang dilihat dari benerapa konttribusi karyawan dalam melaksanakan tugas, menurut penulis seberapa kontribusi yang diberikan karyawan dalam sebuah perusahaan itu mempengaruhi besarnya kompensasi yang diterimanya, dan ini sesuai dengan asas keadilan. Asas kelayakan dan kewajaran yang diberikan dalam menetapkan kompensasi yang mesti diterima oleh karyawan perlu didasari UMP/UMR dan juga setandar hidup yang ditetapkan oleh pemerintah. Asas punish and reward berfungsi untuk memotifasi para karyawan agar bekerja butuhkan sebagai cara dalam meningkatkan semangat kerja dan hal ini sangat diperlukan agar tercapainya dan terpenuhnya target perusahan, Namun dalam penetapan kompensasi kesejahteraan karyawan itu perlu didukung oleh factor biaya hidup, jabatan, pendidikan, pengalaman, jenis dan sifat pekerja dan juga factor produktifitas karyawan dalam perusahaan. Dengan demikian menurut analisis penulis program dan strategi kesejahteraan karyawan dalam analisa penulis merupakan suatu yang dibutuhkan oleh
sebuah perusahaan dalam meningkatkan daya guna dan daya saing perusahaan dalam meningkatkan daya kerja serta produktifitas kerja karyawan perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. kesimpulan Karyawan adalah salah satu asset utama perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karenanya perusahaan perlu mengetahui dan memenuhi kebutuhan para karyawan. Kebutuhan mendasar bagi karyawan adalah rasa aman dan nyaman karena akan memberikan ketenangan bekerja dalam menjalankan peran mereka sebagai karyawan maupun sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya, sehingga mereka lebih memusatkan perhatian pada upaya mensukseskan tujuan perusahaan. Sistem kesejahteraan mempunyai arti yang sangat penting untuk dijalankan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga hal ini dikarenakan ad beberapa factor, a. Islam sangat menghargai pekerjaan atau usaha yang dilakukan seseorang, orang yang bekerja berharap untuk memperoleh pendapatan, pendapatan seorang karyawan dapat berupa upah atau gaji dari pekerjaan yang dilakukan, Model kesejateran karyawan yang meliputi: 1. Konpensasi (Penggajian) 2. Kompensasi 3. Tunjangan Kesejahteraan merupakan salah satu usaha perlindungan tenaga kerja yang sangat dibutuhkan pekerja, karena mereka dalam melakukan pekerjaan selalu dihadapkan pada berbagai resiko yang mungkin dapat mengakibatkan tertunda / terputusnya penghasilan mereka.
Pada dasarnya kesejahteraan karyawan ini mendapatkan perhatian serius yang bersifat langsung maupun tidak langsung dengan memberikan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Program kesejahteraan ini memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai penganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Kesejahteraan karyawan mempunyai beberapa aspek, antra lain : memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi karyawan dan keluarganya, sekaligus merupakan penghargaan kepada karyawan yang telah menyumbangkan pikiranya kepada perusahaan tempatna bekerja. Islam merupakan agama yang dianut sebagian besar bangsa Indnesia, mengajarkan kehidupan yang rukun, saling menghormati, kebenaran dan damai antara para pemeluknya dan lingkungan karyawan sekitarnya. Dengan demikian sejalan dengan pengalaman nilai-nilai Islam dalam hubungan kinerja diperoleh pula kesejahteraan bersama. Hasil penelitian menujukan bahwa pada dasarnya PT. Asuransi Takful Keluarga memberikan berbagai bentuk kesejahteraan karyawan sebagaimana yang ditetapkan dalam Kesepakatan Kerja Bersama.maka dari itu akan terliht indah, jika perusahaan dan karyawan saling memahami akan hak dan kewajiban yang di tanggungy masing-masing.
B. Saran-Saran Dari beberapa uraian diatas, sebagian penutup dari skripsi ini, beberapa saran sebagai berikut. 1.
Kepada pihak perusahaan perlu memperhatikan dan lebih meningkatkan hak-hak dan kesejahteraan karyawan dalam aktivitas sehari-hari.
2.
Diharapkan perusahaan lebih merealisasikan hak-hak karyawan yang ada didalam kesepakatan kerja bersama.
3.
Karyawan dan pengusaha adalah teman seperjuangan dalam proses keberhasilan,yang berarti baik karyawan maupun pengusaha wajib bekerja sama
serta
membantu
dalam
kelancaran
usaha
menngkatkan
kesejahteraan. 4.
Lebih mengfokuskan diri untuk meluncurkan program-program unggulan kesejahteraan karyawan karena persaingan yang menuntut karyawan tidak hilang / berpindah keperusahaan lain.
5.
Menjaga hubungan baik dan meningkatkan kesejahteraan kepada karyawan dan perusahaan
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’anu Al-Karim Afzalurrahman. Doktrin Ekonomi Islam. Cet: II. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995. Ali, Hasan. “Kompensasi Pengajian Sumber Daya Insani” (Tidak untuk dipublikasikan). David, Fred R. Manajemen Strategi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2004. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2009. Handoko, T. Hani Manajemen Jilid 2. Jogjakarta: BPFE, 1999. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000 Lubis, Suhrawardi K. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2000. Malthis, Robert dan Jacson, John H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bpk Gunung Mulia, 1994. Manan, M. Abdul. Ekonomi Islam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Intermasa, 1995. Maryoto, Drs. Budi. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Mengenai Jamsostek. Jakarta: PT. Jamsostek, 1998. Moloeng, Lekxy. Metodologi Penelitain Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997. Mursi, Abdul Hamid. SDM Produktif Pendekatan Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi. Organisasi Non Profid Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003. Nawawi, Hadari. Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Perwaatmadja, Karnaen A. Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia. Depok: Usaha Kami, 1996. Qardawi, Dr. Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Rosidin, Idin. “Semua orang berhak atas perlindungan social”. Saladun, Djasmine. Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: Ganesha Exact. 1990. Sefila, Konsuelo G. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press, 1993. Seminar Umum, menggagas jaminan social bagi kaum pekerja informal. BEMJ Asuransi Islam, Jakarta. Wawancara Pribadi dengan Bapak Syarif. SDP Devisi Pelayanan 28 April 2009 Wawancara Pribadi dengan Bapak Fahri SDM Devisi SDM 21 September 2009 Yusuf, Deni K. Intisari Pengantar Kuliah Asuransi Takaful. Bandung: Fakultas Syari’ah IAIN SGD, 2004. Ya’kub, Hamzah. Kode Etik Dagang-dagang dalam Islam. Bandung: Diponegoro, 1994.