MEKANISME KERJASAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN fulPROTEK
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Oleh: Rahayu Tridhoni NIM: 203046101754
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 27 Maret 2008 M 19 Rabiul Awal 1429 H
Rahayu Tridhoni
MEKANISME KERJASAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN fulPROTEK
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Rahayu Tridhoni NIM: 203046101754 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Y, MA
Pembimbing II
AM. Hasan Ali, MA
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul MEKANISME KERJA SAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN fulPROTEK telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 27 Maret 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN Ketua
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. NIP. 130 789 745
(………………..)
Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani, MA. NIP. 150 269 678
(………………..)
Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Y, MA. NIP. 150 165 267
(………………..)
Pembimbing II: AM. Hasan Ali, MA. NIP. 150 370 226
(………………..)
Penguji I
: Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH., MH. NIP. 150 268 783
(………………..)
Penguji II
: Hendra Kholid, MA.
(………………..)
KATA PENGANTAR
Dengan segenap hati mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, sang pemilik dan penguasa alam raya, yang memberikan kemudahan dari kesulitan, kelebihan dari kekurangan, dan kekuatan dari ketidak berdayaan. Dengan petunjuk dan hidayah-Mu, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran atas rintangan yang dihadapi. Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, penerang dari kegelapan umatnya. Proses penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih dihaturkan kepada: 1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. 2. Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Euis Amalia, M.Ag.; Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.; Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA.; Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA., beserta staff dan
seluruh dosen yang telah memberi ilmu, membimbing dan mengarahkan penulis sejak masa perkuliahan hingga berakhirnya skripsi ini. 3. Pembimbing skripsi, Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. dan Bapak AM. Hasan Ali, MA. Terima kasih atas waktunya ditengah kesibukan Ibu dan Bapak dalam memberikan bimbingan dan saran bagi penulis. 4. Kepada pihak Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Sudirman khususnya Bapak Ahmad Sehu Ibrahim Bagian Business Innovation Group (BIG), Mba Sunarti dan Mas Rohim di Muamalat Institute Karawaci, juga kepada pihak Asuransi Takaful Keluarga khususnya Mba Juni dan Mba Ruzita selaku pendamping lapangan yang dengan sangat ramah telah membantu penulis dalam pengumpulan data. 5. Orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Ponimin (bapak maaf ya, ayu lulusnya telat) dan Ibunda Rukiah (maaf, ayu keluar rumah mulu). Dua orang berjasa dan memiliki pengaruh besar dalam proses kehidupan penulis. Dorongan berupa semangat yang tertuang melalui doa, daya dan upaya selalu dicurahkan untuk penulis. 6. Buat Nenek dan saudara-saudara di Medan terimakasih atas doa yang diberikan. Untuk kakak-kakakku tercinta, k’Lani (sudah besar jangan buat orang kesal ya) dan k’Icha (bantuan dananya jangan sampe sini saja ya, dilanjutin oc!!) terimakasih atas dukungan dan semangatnya untuk cepat-cepat selesai walaupun tidak sesuai target.
7. Buat wartel dan rental ”Media” depan ASPI (Uda-Uda dan Inat), CEMPAKA foto copy (mas-mas yang ada disana) terimakasih, maaf ya terkadang suka ngutang tapi dibayar, kan. Tidak lupa buat sahabat terbaikku MAN 4 Vivi (teman begadang), Diah, Neneng (ko’ duluan sich wisudanya), Iwa (bu, pinter banget sich, bagi resepnya donk), Mega dan Retina. Juga buat teman-teman PS A ”Edo (kemana mas, sibuk nih, terimakasih saran judulnya)”, PS B ”Acho, Atuy, Tompul” dan PS C ”Ayu Lisa, Muthe, Oneng, Ci Iyah, Achon, Deden, Waiz, Gudenk”, pokoknya semua yang sudah merasa membantu diriku menyelesaikan skripsi. Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga Allah swt membalas dan melipatgandakan jasa dan kebaikan kalian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Jakarta, 03 Maret 2008 M 25 Shafar 1429 H
Penulis
DAFTAR ISI Kata Pengantar . ....................................................................................................i Daftar Isi . ............................................................................................................iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . ........................................................ 7 D. Kajian Pustaka ................................................................................... 9 E. Kerangka Teori dan Konsep ............................................................. 10 F. Metode Penelitian ............................................................................ 11 G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perjanjian Menurut Hukum Islam 1. Pengertian ................................................................................... 17 2. Asas-Asas Perjanjian .................................................................. 19 3. Syarat Sahnya Perjanjian ........................................................... 23 4. Berakhirnya Perjanjian ............................................................... 26 5. Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perjanjian Syariah ............... 27 B. Kerjasama (Syirkah)
1. Pengertian ................................................................................... 29 2. Dasar Hukum ............................................................................. 30 3. Macam-Macam Syirkah ............................................................. 31 4. Rukun dan Syarat Sahnya Syirkah ............................................. 34 BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ...... 36 2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ..................... 38 3. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ........... 39 4. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk .................. 40 B. Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga 1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Takaful Keluarga ............ 44 2. Visi dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga ........................... 47 3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Takaful Keluarga ................. 47 4. Produk-Produk PT. Asuransi Takaful Keluarga ........................ 48 C. fullPROTEK ..................................................................................... 51 BAB IV
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. Isi Perjanjian Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga ........................................... 56
B. Bentuk Kerjasama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga ............................................................... 84 C. Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK .................................................. 88 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 94 B. Saran ................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (muslim world) lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip Syariah (Islamic economic system) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat. Islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur dan mengutamakan persoalan akidah dan ibadah serta akhlak, akan tetapi juga mementingkan perilaku muamalah dengan berbagai bentuk dan macam-ragamnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang menyerukan untuk menggunakan kerangka kerja perekonomian Islam, diantaranya dalam QS. Al-Baqarah (2): 168:
⌧
☺ .
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah, dan juga merupakan penentuan dasar pikiran dalam bidang ekonomi.1 Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai pengetahuan tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif
yang
langka
untuk
memproduksi
barang-barang/
jasa
serta
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi. Sedangkan, secara normatif ekonomi Islam (Syariah) adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan tuntunan ajaran Islam.2 Kebebasan dalam ekonomi Islam lebih merupakan kebebasan yang mengarah kepada wujudnya kerjasama. Hal ini sangatlah bersesuaian dengan anjuran Islam bahwa setiap orang Islam adalah bersaudara.3 Sebagaimana dalam melakukan suatu kegiatan bisnis kadangkala suatu badan usaha kurang mampu menjalankannya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan badan usaha lainnya, dengan tujuan memperbesar perusahaan, meningkatkan efisiensi, diversifikasi produk dan pelayanan maupun yang lainnya. Dalam melakukan aktivitas ekonomi, diantaranya kerjasama, Agama Islam mengajarkan para pemeluknya dan bahkan orang lain sekalipun supaya selalu didasarkan pada: prinsip rela sama rela (‘an taradhin), prinsip berkeadilan 1
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 11. 2 Ghufron A Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2002), h. 6. 3 Surtahman Kastin Hasan dan Sanep Ahmad, Ekonomi Islam: Dasar dan Amalan (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), h. 138.
(al adalah), prinsip manfaat/ nilai guna (al manfa’ah), dan prinsip saling menguntungkan/ paling sedikit tidak saling merugikan (la dharar wa la dhirar).4 Di Indonesia, sistem perekonomian yang sesuai dengan prinsip Syariah sebenarnya telah dipraktikkan dan melembaga sejak lama. Bila kita melihat kembali ke belakang, sesungguhnya masyarakat Indonesia telah mengenal ekonomi Syariah bahkan jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa ini melalui para pedagang Eropa pada abad ke-17. Dalam perkembangannya, ekonomi Syariah mengalami pasang-surut dan baru mulai menunjukkan geliatnya akhir-akhir ini. Secara Nasional, pada saat ini, perkembangan ekonomi Syariah sangat diwarnai oleh perkembangan perbankan Syariah dengan berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia, bank umum pertama yang beroperasi berdasarkan prinsipprinsip Syariah. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991.5 Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan Syariah. Perundang-undangan 4
Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), h. 26. 5 Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, h. 25.
tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan Syariah nasional. Kesemarakan perkembangan perbankan Syariah nasional juga diikuti dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan Syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sesuai dengan prinsip Syariah. Diantaranya perkembangan lembaga asuransi Syariah (takaful).6 Asuransi Syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Menurut Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi Syariah, yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/ atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Syariah. Keberadaan asuransi Syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1994 yang ditandai dengan pendirian PT Asuransi Takaful Indonesia. Sebagai pelopor asuransi Syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip Syariah, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah).
6
2003).
M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan Perusahaan dan menjaga konsistensinya, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia. Salah satu bisnis asuransi Syariah yang akan terdorong perkembangannya akibat adanya penambahan jumlah bank Syariah tersebut adalah bancassurance. Karena dalam menyalurkan pembiayaan, bank Syariah memerlukan dukungan perlindungan asuransi Syariah, baik asuransi jiwa bagi nasabah pembiayaan Syariah maupun asuransi kerugian bagi proyek yang dibiayai.7 Pada prinsipnya, bancassurance merupakan sistem penjualan produk asuransi melalui saluran distribusi bank. Dengan demikian produk bancassurance merupakan produk kemitraan antara bank dengan perusahaan asuransi. Produk asuransi yang dipasarkan melalui bank adalah produk asuransi yang terkait dengan produk tabungan dan pinjaman. Baru pada tahun 2000-an bisnis bancassurance di Indonesia mulai semarak dan dijadikan alternatif distribusi yang menguntungkan bank, perusahaan asuransi maupun nasabah. Bank yang mengembangkan bisnis bancassurance sebagai unit bisnis sudah banyak di kalangan konvensional sedangkan di kalangan Syariah adalah diantaranya Bank Muamalat dengan Takaful. 7
“Spin Off Diharapkan Segera Terealisasi,” Republika, 20 Juli 2007, h. 24.
Pada Mei 2005, BMI menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Syarikat Takaful Indonesia tentang bancassurance. MoU tersebut untuk meningkatkan layanan bagi nasabah kedua lembaga keuangan Syariah termasuk dalam menawarkan dan memasarkan produk-produknya. Sebuah produk kolaborasi tersebut dari Takaful Indonesia dan Bank Muamalat yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni Syariah adalah fulPROTEK yaitu asuransi berbasis kartu (Card Based Insurance Protection). fulPROTEK merupakan asuransi berkartu yang dikelola secara Syariah dengan bagi hasil menguntungkan. fulPROTEK sebagai terobosan baru bancassurance menawarkan berbagai kelebihan meliputi kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit, serta kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan phonebanking. Jadi asuransi Takaful dapat mengakses seluruh produk asuransi di BMI, seperti asuransi kesehatan karyawan, kerugian maupun pembiayaan perbankan. Dan sebaliknya, BMI dapat menyodorkan produknya seperti kartu Shar-E pada nasabah maupun karyawan asuransi Takaful. Dalam paparan tersebut diatas, penulis merasa tergugah untuk melihat kerjasama yang dilakukan, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul: “MEKANISME KERJASAMA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN
PT.
ASURANSI
PENGEMBANGAN fulPROTEK”
TAKAFUL
KELUARGA
DALAM
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak melebar dan lebih terarah, maka penulis hanya membatasi tentang apa dan bagaimana kerjasama serta bagi hasil yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam pengembangan fulPROTEK. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut : a. Bagaimana isi perjanjian kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga? b. Bagaimana bentuk kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga? c. Bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui isi perjanjian kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga.
b. Untuk mengetahui bentuk kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga. c. Untuk mengetahui Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat daripada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Penulis Bertambahnya pengetahuan dan wawasan dalam dunia ekonomi Islam serta dapat dipraktekkan dengan sesungguhnya. b. Bagi fakultas Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah literature kepustakaan mengenai mekanisme kerjasama dalam pengembangan fulPROTEK. c. Bagi perusahaan Memberikan saran, informasi dan referensi yang bermanfaat dalam melaksanakan langkah selanjutnya yang lebih baik serta sesuai dengan Syariat Islam. d. Bagi masyarakat Memberikan informasi dan gambaran obyektif tentang mekanisme kerjasama dalam pengembangan fulPROTEK.
D. Kajian Pustaka Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat ada yang membahas tentang kerjasama, seperti pada skripsi di bawah ini : 1. Agung Aulia Rachman. NIM 0046219634. Konsep dan Aplikasi Pemasaran dalam Penjualan Produk Asuransi Syariah Melalui Metode Multi Level Marketing (MLM). Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1425 H / 2004 M. Pada skripsi ini membahas tentang penjualan produk asuransi syariah dengan menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM), yaitu adanya kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berlandaskan Syariah dengan akad wakalah, antara Asuransi BRIngin Life Syariah dengan PT. Network Bhakti Persada. 2. Randhy Novadinata. NIM 202046101249. Perjanjian Kerjasama Antara PT Jamsostek (Persero) dengan Pelaksana Pelayanan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M. Pada skripsi ini membahas tentang perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh PT Jamsostek (Persero) dengan Rumah Sakit Umum Fatmawati dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan (medis) bagi para tenaga kerja, menurut hukum Islam dan hukum positif. 3. Saidah. NIM 102046225390. Kerjasama BPRS Harta Insan Karimah dengan Asuransi Syariah dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Aset. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M. Pada skripsi ini membahas tentang sistem kerjasama antara BPRS Harta Insan Karimah dengan Asuransi Takaful dalam mendapatkan perlindungan asuransi untuk aset, para nasabah dan juga karyawan. Sedangkan yang akan dibahas oleh penulis adalah mekanisme kerjasama Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga dalam sebuah perjanjian menerbitkan fulPROTEK, yaitu co-branding produk Shar-e Muamalat dengan produk Personal Accident dan Alkhairat Takaful Keluarga, dari segi bentuk kerjasama serta pandangan hukum Islam.
E. Kerangka Teori dan Konseptual Dalam melakukan suatu kegiatan bisnis kadangkala suatu badan usaha kurang mampu menjalankannya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan badan usaha lainnya. Ada beberapa motif yang sering kali disebutkan sebagai dasar kerjasama ini, yaitu mengatasi masalah pajak, persaingan, kemajuan teknologi dan sebagainya. Asril Sitompul (1999:62) menyatakan bahwa tujuan
penggabungan perusahaan ini akan berbeda satu perusahaan ke perusahaan lainnya, namun secara umum dapat dikatakan bahwa tujuannya adalah :8 1. Memperbesar perusahaan 2. Meningkatkan efisiensi 3. Menghilangkan / mengurangi risiko persaingan 4. Menjamin tersedia pasokan atau penjualan dan distribusi 5. Diversifikasi produk dan pelayanan 6. Upaya defensive terhadap kemungkinan take over 7. Penyaluran modal yang tidak digunakan Wujudnya kerjasama ini sangatlah bersesuaian dengan anjuran Islam bahwa setiap orang Islam adalah bersaudara. Dan dalam Islam kerjasama dikenal dengan Syirkah / Syarikah. Yusuf Musa memberikan definisi tentang syarikah ini sebagai berikut:9 “….Syarikah (Partnership) ialah kontrak yang dilakukan oleh dua pihak ataupun lebih oleh orang yang meluncurkan perdagangan untuk mendapatkan sebuah keuntungan.”
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk 8
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2005), h. 123. 9 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, cet.IV, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 119.
kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu Mekanisme Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK. 2. Data Penelitian Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua jenis sumber data, yaitu : a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang bersangkutan, serta dokumentasi/ arsip perusahaan. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber, jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut : a. Riset Kepustakaan (Library Research) Dalam
riset
kepustakaan
ini
penulis
membaca,
meneliti,
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah-majalah, buku-buku,
artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dalam proses penulisan. b. Riset Lapangan (Field Research) Dalam riset lapangan ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data dengan menggunakan dua cara : 1) Observasi, observasi berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.10 Untuk mencari informasi dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis melakukan observasi ke Bank Muamalat di Gedung Arthaloka Sudirman maupun di Muamalat Institute Karawaci dan juga ke Takaful Keluarga di Graha Takaful Indonesia Mampang Prapatan. 2) Interview,
merupakan
cara
yang
digunakan
dengan
tujuan
mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang bersangkutan dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan wawancara kepada pihak yang terkait yaitu Bapak Ahmad Sehu Ibrahim dari Business Innovation Group (BIG) Bank Muamalat dan Ibu Ruzita dari Marketing Support Takaful Keluarga.
10
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet.XXI, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), h. 132.
3) Dokumentasi, mengumpulkan data laporan yang didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan penelitian. 4. Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk serta PT Asuransi Takaful Keluarga. 5. Metode Analisis Data Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti/ dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Penelitian
ini
bersifat
deskriptif
analysis,
yakni
penelitian
yang
menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan11, yaitu Mekanisme Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Takaful Keluarga dalam pengembangan fulPROTEK. Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan di sini adalah teknik analisis isi secara kualitatif. Hal ini dilakukan mengingat metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif, sehingga secara otomatis teknik analisisnya pun berupa analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). 6. Teknik Penulisan
11
h.309.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, cet.II, (Bandung: PT.Rineka Cipta, 1993),
Adapun mengenai teknik penulisan karya tulis ini, penulis mengacu kepada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut : BAB I.
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II.
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang Perjanjian Menurut Hukum Islam dan Kerjasama (Syirkah).
BAB III.
GAMBARAN UMUM Bab ini menguraikan tentang Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga dan fulPROTEK.
BAB IV.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DENGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk
Bab ini menguraikan tentang isi perjanjian kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga, Bentuk Kerjasama Antara PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Indonesia serta Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama Takaful Keluarga dengan Bank Muamalat Indonesia dalam Pengembangan fulPROTEK. BAB V.
PENUTUP Bab ini memberikan penerangan tentang intisari (kesimpulan) dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan dan kontribusi pemikiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perjanjian menurut Hukum Islam 1. Pengertian Setidaknya ada 2 (dua) istilah dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan perjanjian, yaitu al-‘aqdu (akad) dan kata al-‘ahdu (janji).12 Yang pertama secara harfiah berarti perjanjian, perikatan dan permufakatan, sedangkan istilah yang kedua berarti masa, pesan, penyempurnaan dan janji atau perjanjian. Dengan demikian istilah al-‘aqdu dapat disamakan dengan istilah perikatan atau verbintenis dalam KUHPer, sedangkan kata al-‘ahdu dapat dikatakan sama dengan istilah perjanjian atau overeenkomst, yang dapat diartikan sebagai suatu pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kemauan pihak lain. Janji hanya mengikat bagi orang yang bersangkutan, sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam QS. Ali Imran (3): 76.13
.
☺
Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, cet.II (Jakarta: Kencana, 2006), h. 45. 13 Faturrahman Djamil, dkk, Hukum Perjanjian Syariah dalam Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung: PT Citra Aditya Bankti, 2001), h. 248. 12
Artinya: “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” Menurut Subekti bahwa Perikatan lahir dari Perjanjian. Perikatan mengandung makna yang lebih luas karena munculnya perikatan juga bisa disamakan dengan istilah kontrak yang mensyaratkan perjanjian tersebut harus dituangkan secara tertulis, sedangkan perjanjian tidak mensyaratkan harus tertulis tapi lebih menekankan pada adanya kesepakatan yang hendak dicapai oleh para pihak yang berjanji. Rumusan akad di atas mengindikasikan bahwa perjanjian harus merupakan perjanjian kedua belah pihak yang bertujuan untuk saling mengikatkan diri tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu hal yang khusus setelah akad secara efektif mulai diberlakukan. Para ahli hukum Islam (jumhur ulama) memberikan definisi akad sebagai: “pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.”14 Pengertian akad juga dapat dijumpai dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam ketentuan Pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara bank Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 76. 14
dengan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip Syariah. Dengan demikian perjanjian menurut hukum Islam adalah kesepakatan kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam ikatan ijab dan qabul yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip Syariah. 2. Asas-Asas Perjanjian Menurut hukum Islam perjanjian atau akad harus memenuhi beberapa asas, jika asas ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan batal atau tidak sahnya perikatan/ perjanjian tersebut. Adapun asas-asas itu adalah sebagai berikut:15 a. Al-Hurriyah (Kebebasan) Asas ini merupakan prinsip dasar hukum Islam dan merupakan prinsip dasar pula pada perjanjian. Dalam artian para pihak bebas membuat suatu perjanjian atau akad (freedom of making contract), bebas dalam menentukan objek perjanjian dan bebas menentukan dengan siapa ia akan membuat perjanjian, serta bebas menentukan bagaimana cara menentukan penyelesaian sengketa jika terjadi dikemudian hari. Para pihak bebas membuat perjanjian selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam, adanya kebebasan ini bertujuan untuk menghindari penindasan dan kesewenang-wenangan, penekanan serta penipuan. Bila 15
Djamil, Hukum Perjanjian Syariah, h. 249.
dalam praktek terjadi penekanan, pemaksaan atau penipuan maka perjanjian tersebut tidak sah. Dasar hukum mengenai asas ini tertuang dalam QS. Al-Baqarah (2): 256:
…
⌧
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah...” Adanya kata-kata tidak ada paksaan ini, berarti Islam menghendaki dalam hal perbuatan apapun harus didasari oleh kebebasan untuk bertindak, sepanjang itu benar dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariah. b. Al-Musawah (Persamaan atau Kesetaraan) Asas ini memberikan landasan bahwa kedua belah pihak yang melakukan perjanjian mempunyai kedudukan yang sama antara satu dan lainnya. Sehingga pada saat menentukan hak dan kewajiban masingmasing didasarkan atas asas persamaan atau kesetaraan. Dasar hukum mengenai asas ini tertuang dalam QS. Al-Hujurat (49): 13:
⌧ Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal.” Dari ketentuan tersebut, Islam menunjukkan bahwa semua orang mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum (equality before the law), sedangkan yang membedakan kedudukan antara orang satu dengan yang lainnya di sisi Allah adalah derajat ketakwaannya. c. Al-‘Adâlah (Keadilan) Pelaksanaan asas ini dalam suatu perjanjian/ akad menuntut para pihak untuk melakukan yang benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi semua kewajibannya. Perjanjian harus senantiasa mendatangkan keuntungan yang adil dan seimbang, serta tidak boleh mendatangkan kerugian bagi salah satu pihak. Allah sangat mencintai umatnya yang berlaku adil, karena keadilan adalah salah satu sifat Allah SWT. Seperti ditekankan dalam QS. AlMaidah (5): 8:
… ... Artinya: “...berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa...” d. Ar-Ridhâ (Kerelaan)
Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak, harus didasarkan pada kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur paksaan, tekanan dan penipuan. Pernyataan untuk mengikatkan diri dalam perjanjian betul-betul muncul dari kesadaran dan keikhlasan untuk melakukan perjanjian. Apabila tidak ada kerelaan dalam perjanjian maka sama saja dengan telah terjadi kebatilan karena salah satu pihak merasa dirugikan atau ditekan. Dasar hukum adanya asas kerelaan dalam pembuatan perjanjian dalam QS. An-Nisa (4): 29:
⌧ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” e. Ash-Shidiq (Kejujuran dan Kebenaran) Dalam membuat perjanjian para pihak harus berusaha untuk terbuka mengenai kebutuhan dan kepentingan masing-masing tanpa ada maksud untuk memalsukan, mendustai dan menipu atau memperdaya
pihak lain. Apabila asas ini tidak dijalankan maka akan merusak legalitas akad yang dibuat. Dasar hukum mengenai asas ini terdapat dalam QS. Al-Ahzab (33): 70:
. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” f. Al-Kitâbah (Tertulis) Sebagaimana dalam hukum positif yang berlaku saat ini, bahwa dalam perjanjian harus dibuat tertulis. Pembuatan perjanjian secara tertulis, juga akan sangat bermanfaat jika dikemudian hari timbul sengketa sehingga terdapat alat bukti tertulis mengenai sengketa yang terjadi. 3. Syarat Sahnya Perjanjian Dalam ajaran Islam untuk sahnya suatu perjanjian, harus dipenuhi rukun dan syarat dari suatu akad. Rukun adalah unsur yang mutlak harus dipenuhi dalam sesuatu hal, peristiwa dan tindakan. Sedangkan syarat adalah unsur yang harus ada untuk sesuatu hal, peristiwa dan tindakan tersebut.16 Dalam pembuatan perjanjian menurut hukum Islam ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebagai rukun sehingga perjanjian tersebut sah, yaitu: a. Shighat al-‘aqad (Pernyataan Untuk Mengikatkan Diri) 16
Ibid., h. 252.
Adalah suatu ungkapan para pihak yang melakukan akad berupa ijab dan qabul. Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Qabul adalah suatu pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran yang dilakukan oleh pihak pertama. Para ulama fiqh mensyaratkan tiga hal dalam melakukan ijab dan qabul agar memiliki akibat hukum, yaitu sebagai berikut:17 1) Jalâ’ul ma’na yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad yang dikehendaki. 2) Tawafuq yaitu adanya kesesuaian antara ijab dan qabul. 3) Jazmul irâdataini yaitu antara ijab dan qabul menunjukkan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu dan tidak terpaksa. Adapun shighat al-‘aqad dapat dilakukan secara lisan, tertulis atau isyarat yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab dan qabul, dan dapat pula berupa perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam ijab dan qabul. Para ulama menyatakan hal tersebut dalam:18 “Tulisan itu sama dengan ungkapan lisan” b. Mahal al-‘aqad (Objek Akad)
Ibid., h. 253. Wendra Yunaldi, Potret Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: Centralis, 2007), h. 60. 17 18
Sesuai dengan bentuk perjanjian maka objek akad bermacammacam sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. Agar suatu akad dapat dipandang sah, objek akad memerlukan syarat sebagai berikut: 1) Telah ada pada waktu akad diadakan. 2) Dibenarkan oleh syara’/ nash. 3) Dapat ditentukan dan diketahui 4) Dapat diserahkan pada waktu akad terjadi. c. Al-‘âqidain (Pihak-Pihak Yang Berakad) Pihak-pihak
yang
berakad
harus
sama-sama
mempunyai
kecakapan melakukan tindakan hukum dalam artian sudah dewasa dan sehat akalnya. Sedangkan, jika perjanjian dibuat oleh orang yang tidak mempunyai kecakapan, misalnya melibatkan anak-anak maka ia harus diwakili oleh walinya. Dan untuk menjadi wali harus memenuhi persyaratan dalam hal kecakapan untuk menjalankan tugas secara sempurna, persamaan pandangan (agama) antara wali dan yang diwakilinya, adil, amanah dan mampu menjaga kepentingan orang yang berada dalam perwaliannya.19 d. Maudhû’ al-‘aqad (Tujuan Akad) Setiap akad yang dibuat tentunya mempunyai tujuan tertentu, karena itu tujuan dari akad menjadi satu hal yang penting dari syarat akad.
Abdul Ghofur Anshori, Pokok-Pokok hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Yogyakarta: Citra Media, 2006), h. 22. 19
Dalam hukum positif yang menentukan tujuan perjanjian adalah undangundang, sedangkan dalam syariah Islam yang menentukan tujuan akad adalah yang memberikan syari’at (Al-Syari’) yaitu Allah SWT. Menurut ulama fiqh, hanya diketahui melalui syara’ dan harus sejalan dengan kehendak syara’. Atas dasar itu, setiap akad yang mempunyai tujuan atau akibat hukum yang tidak sejalan dengan syara’ hukumnya tidak sah. Tujuan akad memperoleh tempat penting untuk menentukan suatu akad dipandang sah atau tidak. Agar tujuan akad dianggap sah, maka harus memenuhi syarat:20 1) Tujuan hendaknya baru ada pada saat akad diadakan. 2) Tujuan akad harus berlangsung terus dari awal akad sampai akhir akad. 3) Tujuan akad harus dibenarkan oleh syara’. 4. Berakhirnya Perjanjian Dalam konteks hukum Islam, perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan berakhir jika terpenuhi tiga hal sebagai berikut:21 a. Berakhirnya masa berlaku akad Biasanya dalam sebuah perjanjian telah ditentukan saat kapan suatu perjanjian akan berakhir, sehingga dengan lampaunya waktu, maka secara
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam) (Yogyakarta: UII Press, 2000), h. 99. 21 Ibid., h. 30. 20
otomatis perjanjian akan berakhir, kecuali kemudian ditentukan lain oleh para pihak. b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad Hal ini biasanya terjadi jika ada salah satu pihak yang melanggar ketentuan perjanjian, atau salah satu pihak mengetahui jika dalam pembuatan perjanjian terdapat unsur kekhilafan atau penipuan. Kekhilafan bisa menyangkut objek perjanjian (error in objecto), maupun mengenai orangnya (error in persona). c. Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia Dalam Islam, bila telah meninggal anak Nabi Adam maka putuslah seluruh hubungannya dengan dunia, artinya dengan meninggalnya subjek perjanjian maka perjanjian otomatis berakhir.22 5. Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perjanjian Syariah a. Dari segi subjek akad atau pihak yang melakukan akad: 1) Para pihak harus cakap melakukan perbuatan hukum, artinya orang dewasa dan bukan yang secara hukum berada dibawah pengampuan atau perwalian. Bila seseorang yang berada dibawah perwalian maka dalam melakukan perjanjian wajib diwakili oleh wali. 2) Indentitas para pihak dan kedudukan para pihak harus jelas. 3) Tempat dan waktu perjanjian dibuat harus jelas. b. Dari segi tujuan dan objek akad 22
Yunaldi, Potret Perbankan Syariah, h. 63.
1) Disebutkan dengan jelas tujuan dari akad yang dibuat. 2) Objek akad harus tidak bertentangan dengan undang-undang, syara’, kepatutan dan moral. c. Adanya kesepakatan dalam hal yang berkaitan dengan: 1) Waktu
perjanjian;
baik
sejak
dimulainya
perjanjian
sampai
berakhirnya perjanjian. 2) Jumlah dana; dana yang dibutuhkan, margin bagi hasil, biaya-biaya yang diperlukan dan hal-hal emergency yang memerlukan biaya. 3) Mekanisme kerja. 4) Jaminan; bagaimana kedudukan jaminan, besar jaminan dan hal yang berkaitan lainnya. 5) Penyelesaian; cara yang ditempuh bila terjadi perselisihan/ sengketa. 6) Objek yang diperjanjikan dan cara-cara pelaksanaannya. d. Adanya persamaan/ kesetaraan/ kesederajatan/ keadilan 1) Dalam hal menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara bank dan nasabah. 2) Dalam penyelesaian ketika mengalami kegagalan usaha dan jaminan. e. Pilihan hukum Pilihan hukum yang dimaksud adalah bila terjadi sengketa maka hukum yang dipakai adalah hukum Islam.
B. Kerjasama (Syirkah) 1. Pengertian Secara etimologi atau bahasa syirkah berarti percampuran antara satu harta dan harta lainnya sehingga sulit dibedakan.23 Secara terminologi atau istilah, ada beberapa definisi syirkah yang dikemukakan oleh para ulama fiqh.24 Pertama, menurut ulama Malikiyah, syirkah adalah suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerja sama terhadap harta mereka. Kedua, menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, syirkah adalah hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga, menurut ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keutungan. Pada dasarnya definisi yang dikemukakan oleh para ulama fiqh di atas hanya berbeda secara redaksional, sedangkan esensi yang terkandung di dalamnya sama, yaitu ikatan kerja sama antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan. Dengan demikian syirkah adalah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk memasukkan suatu inbreng (uang, modal, tenaga kerja) dengan kesepakatan bahwa setiap pihak akan mendapatkan bagian hasil sesuai dengan
“Syirkah”, dalam Abdul Azis Dahlan, dkk, ed., Ensiklopedi Islam, vol.2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 193. 24 AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 129. 23
nisbah bagi hasil yang telah disepakati dan saling menanggung risiko kerugian yang kemungkinan akan diderita. 2. Dasar Hukum Akad syirkah dibolehkan, menurut Ulama Fiqih, berdasarkan AlQur’an dan Hadits. Dalam Al-Qur’an tertuang dalam QS. Shaad (38): 24:
⌧ ⌫ ☺
…
Artinya: “...sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh...” Sabda Rasulullah SAW:
.ﻦ ﻣَﺎ َﻟ ْﻢ ﻳَﺘَﺨَﺎ َو ﻧَﺎ ِ ﺸﺮِﻳ َﻜ ْﻴ ّ َﻳ ُﺪ اﻟّﻠ ِﻪ ﻋَﻠﻰ اﻟ Artinya: “Allah akan ikut membantu doa untuk orang yang berserikat, selama di antara mereka tidak saling mengkhianati.” (HR. AL-Bukhari) Kemitraan usaha dan pembagian hasil telah dipraktekkan selama masa Rasulullah, dan para sahabat terlatih dan mematuhinya dalam menjalankan metode ini. Rasulullah tidak melarang, sebaliknya beliau menyatakan persetujuannya dan ikut menjalankan metode ini.25
M. Nejatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h. 5. 25
Sedangkan para ahli hukum Islam (fuqaha) telah sepakat untuk mengemukakan bahwa serikat ini boleh di dalam ketentuan syariat Islam. Kesepakatan ahli hukum inilah yang dikenal dengan (ijma). Dalam konteks perbankan, perjanjian ini temasuk dalam perjanjian yang didasarkan pada perjanjian bagi hasil, yakni musyarakah. Bedanya dengan mudharabah adalah bahwa dalam mudharabah pihak bank sematamata sebagai pihak penyandang dana, sedangkan dalam musyarakah ini bank selain sebagai penyandang dana juga akan ikut aktif mengelola usaha yang dikelola oleh nasabah, antara lain dengan melakukan pembinaan manajemen. Dalam hal perserikatan yang dibuat berbentuk PT, maka UndangUndang No 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan segala peraturan pelaksanaannya berlaku, sedangkan dalam hal perserikatan yang diadakan dalam bentuk koperasi maka Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang Koperasi berlaku sebagai dasar hukum. Dalam pembentukan serikat yang tidak berbadan hukum tidak memerlukan pengesahan dari pemerintah, namun biasanya dibuat dalam bentuk akta notaris, sedangkan dalam pembentukan serikat yang berbadan hukum seperti PT dan Koperasi maka pengesahan dari pemerintah melalui departemen terkait menjadi suatu keharusan dalam rangka memperoleh status badan hukum tadi. 3. Macam-Macam Syirkah
Dalam konteks hukum Islam dikenal macam-macam syirkah, yang masing-masing memiliki ciri khas dalam hal perjanjian yang mendasarinya. Para ulama fiqh membagi syirkah ke dalam dua bentuk, yaitu:26 a. Syirkah Al-Amlâk Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih dalam pemilikan suatu barang tanpa melalui atau didahului oleh akad. Syirkah Al-Amlâk dibagi menjadi dua, yaitu:27 1) Syirkah Ikhtiyâriyah, yaitu persekutuan yang terjadi atas perbuatan dan keinginan para pihak yang berserikat. Misal, dua orang bersepakat membeli suatu barang atau mereka menerima harta hibah dari orang lain dan menjadi milik mereka secara berserikat. 2) Syirkah Ijbâriyah, yaitu persekutuan yang terjadi tanpa adanya perbuatan dan keinginan para pihak yang berserikat. Misal, harta warisan yang mereka terima dari seseorang yang telah wafat. Dalam kedua bentuk syirkah Al-Amlâk menurut para pakar fiqh status harta masing-masing orang yang berserikat sesuai dengan hak masing-masing, bersifat sendiri secara hukum apabila masing-masing ingin bertindak hukum terhadap harta serikat itu, harus ada izin dari mitranya karena seseorang tidak memiliki kekuasaan atas bagian harta orang yang menjadi mitra serikatnya.
26 27
Abdul Ghofur Anshori, Pokok-Pokok hukum Perjanjian Islam, h. 72. AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h. 130.
b. Syirkah Al-‘Uqûd Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih yang timbul dengan adanya perjanjian untuk bekerjasama dalam modal dan keuntungan. Syirkah Al-‘Uqûd dibagi menjadi empat menurut mazhab Syafi’iyah dan Malikiyah, yaitu: 1) Syirkah Al-‘Inân, yaitu perserikatan dalam modal (harta) pada suatu kontrak bisnis yang dilakukan dua orang atau lebih dan keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan, modal masing-masing tidak harus sama. Misal, PT, CV, Firma, Koperasi atau bentuk lainnya. 2) Syirkah Al-Mufâwadhah, yaitu kontrak kerja sama antara dua atau lebih dimana setiap pihak memberikan suatu porsi keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja serta membagi keuntungan dan kerugian yang sama dan juga setiap pihak dapat bertindak sebagai kuasa/ wakil bagi pihak yang lainnya. Misal, konsultan hukum atau konsultan psikologi. 3) Syirkah Al-Abdân, yaitu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menerima suatu pekerjaan yang dikerjakan secara kolektif, imbalan atau hasil yang diterima dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan mereka. Misal, pekerjaan borongan (tukang batu, tukang kayu, tukang besi). 4) Syirkah Al-Wujûh, yaitu serikat yang dilakukan dua orang atau lebih yang tidak punya modal sama sekali dan mereka melakukan suatu
pembelian dengan bayar tangguh serta menjualnya dengan harga tunai, sedangkan keuntungan yang diperoleh dibagi bersama. Misal, agen atau komisioner, makelar atau pialang. 4. Rukun dan Syarat Sahnya Syirkah Sebagai sebuah perjanjian, syirkah atau perserikatan harus memenuhi segala rukun dan syaratnya agar perjanjian tersebut sah dan mempunyai akibat hukum seperti undang-undang bagi pihak-pihak yang mengadakannya. Adapun yang menjadi rukun syirkah menurut ketentuan syari’at Islam adalah sebagai berikut:28 a. Sighat (lafaz ijab dan qabul) Dewasa ini seseorang dalam membuat perjanjian perseroan/ syirkah pasti dituangkan dalam bentuk tertulis berupa akta. Sighat pada hakikatnya adalah kemauan para pihak untuk mengadakan serikat/ kerjasama dalam menjalankan suatu kegiatan usaha. b. Orang (pihak yang berakad) Orang yang akan mengadakan perjanjian perserikatan harus memenuhi syarat, yaitu dewasa (baligh), sehat akal dan atas kehendak sendiri. c. Pokok pekerjaan (objek akad) Setiap perserikatan harus memiliki tujuan dan kerangka kerja (frame work) yang jelas, serta dibenarkan menurut syara’. Untuk menjalankan
28
Abdul Ghofur Anshori, Pokok-Pokok hukum Perjanjian Islam, h. 71.
pokok pekerjaan ini tentu saja pihak-pihak yang ada harus memasukkan barang modal atau saham yang telah ditentukan jumlahnya. Syarat-syarat syirkah uqud secara umum adalah:29 a. Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan. Artinya, salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap objek perserikatan itu dengan izin pihak lain dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang berserikat. b. Persentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang berserikat dijelaskan ketika berlangsungnya akad. c. Keuntungan itu diambilkan dari hasil laba perserikatan bukan dari harta lain.
29
AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h. 133.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk30 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (BMI) didirikan pada tahun 1991 bertepatan 1412 H yang diprakarsai oleh beberapa tokoh muslim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Muamalat mulai beroperasi 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim, pendiriannya juga mendapat dukungan masyarakat berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 106 miliar sebagai wujud dukungannya. Pada 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisinya sebagai bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 Annual Report, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006), h. 6. 30
Krisis moneter tahun 1998 telah memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional terbelit bencana kredit macet, terutama pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampaknya, sehingga Non-Performing Financing-nya (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mengalami kerugian sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal awal yang disetor. Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Muamalat berupaya mencari pemodal potensial dan mendapat tanggapan positif dari Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Saudi Arabia. Pada Rapat Umum Pemegang Saham 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa yang penuh tantangan dan keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam periode tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan keadaan dari kondisi rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan Syariah secara murni. Bank Muamalat berhasil melalui masa sulit dan bangkit dari keterpurukan yang diawali dengan pengangkatan direksi baru dari internal. Kemudian menggelar rencana kerja lima tahun yang berhasil mengembalikan BMI ke kondisi keuangan dan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Antara tahun 2000 dan 2005, total aktiva BMI meningkat mendekati 660%, laba operasi naik 8.400%, dan modal pemegang saham tumbuh sebesar 880%. Pada tahun 2006, ketiganya berkembang lagi masing-masing senilai 12,7%, 9,79% dan 3,02%.31 Perkembangan tersebut menambah jumlah aktiva BMI menjadi Rp 8,37 triliun di akhir tahun 2006, dengan modal pemegang saham mencapai Rp 786,44 miliar dan pencapaian laba bersih untuk tahun yang bersangkutan sebesar Rp 108,36 miliar – sekaligus menjadikannya dewasa ini sebagai bank Syariah yang paling menguntungkan di Indonesia. 2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk32 Dalam mempraktekkan sistem Islam dalam perbankan, Bank Muamalat mempunyai visi dan misi sebagai berikut: a. Visi Menjadi bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar nasional. b. Misi Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.
31 32
Ibid., h. 7. Ibid., h. 1.
3. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board) 2006 33 Ketua (Chair)
: K.H. M. A. Sahal Mahfudh
Anggota (Member)
: Prof. Dr. H. Muardi Chatib Prof. Dr. H. Umar Shihab K.H. Ma’ruf Amin
Dewan Komisaris (Board of Commissioners) 2006 34 Komisaris Utama (President Commissioner) : Drs. H. Abbas Adhar Komisaris (Commissioner) : Prof. Korkut Ozal Dr. Ahmed Abisourour Drs. Aulia Pohan, MA H. Iskandar Zulkarnain, S.E, M.Si
Dewan Direksi (Board of Directors) 2006
33 34
Direktur Utama
: H. A. Riawan Amin, M.Sc
Direktur
: Ir. H. Herbudhi S. Tomo
Ibid., h. 15. Ibid., h. 16.
Ir. H. Arviyan Arifin Ir. H. Andi Buchari, M.M Drs. U. Saefudin Noer, M.Si H. M. Hidayat, S.E, Ak 4. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk a. Produk Penghimpunan Dana (Funding Products)35 1) Shar-E (Shar-E) Adalah tabungan instant investasi Syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit, dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. 2) Tabungan Ummat (Ummat Savings) Merupakan investasi tabungan dengan akad Mudharabah di counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. 3) Tabungan Arafah (Arafah Savings) Merupakan produk yang akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. 4) Deposito Mudharabah (Mudharabah Deposit) 35
Bank Muamalat Indonesia, Annual Report, h. XX.
Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum dengan bagi hasil yang menarik. yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. 5) Deposito Fulinves (Fulinves Deposit) Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2 juta atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. 6) Giro Wadi’ah (Wadi’ah Current Account) Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro dan pemindahbukuan. 7) Dana Pensiun Muamalat (Muamalat Pension Fund) Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun atau sudah menikah dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain.
b. Produk Penanaman Dana (Investment Products)36 1) Konsep Jual Beli (Sales-Purchase Concept) a) Murabahah b) Salam c) Istishna’ 2) Konsep Bagi Hasil (Profit Sharing Concept) a) Musyarakah b) Mudharabah 3) Konsep Sewa (Leasing Concept) a) Ijarah b) Ijarah Muntahia Bittamlik c. Produk Jasa37 1) Wakalah 2) Kafalah 3) Hawalah 4) Rahn 5) Qardh d. Jasa Layanan38 1) ATM
Ibid., h. XXII. Ibid., h. XXIII. 38 Ibid., h. XXIV. 36 37
Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (hanya pada ATM Muamalat) dan tagihan telepon. 2. SalaMuamalat Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan Call Center melalui (021) 2511616, 0807 1 MUAMALAT (68262528) atau 0807 11 SHARE (74273) yang memberikan kemudahan kepada nasabah, seriap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN. 3. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat. 4. Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, referensi bank.
B. Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga 1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Keinginan membentuk asuransi Syariah/ Takaful di Indonesia telah terakumulasi dari proses yang cukup panjang. Dimulai dari pengajian informal dan diskusi dari berbagai kelompok secara konsisten tentang bagaimana
mengembangkan
ekonomi
Syariah
di
Indonesia
yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain. Keinginan tersebut semakin menguat semenjak Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank Syariah pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1992.39 Lahirnya asuransi Takaful diasumsikan bahwa Bank Muamalat sebagai bank yang beroperasi berdasarkan Syariah Islam akan membutuhkan lembaga asuransi yang sesuai dengan Syariah pula, baik dalam rangka mendukung permodalan maupun untuk memberikan kepercayaan kepada nasabah. Karena sejak awal berdirinya Bank Muamalat memang tidak punya alternatif lain kecuali mengambil asuransi konvensional untuk men-support backup asuransinya. Pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Syarikat Takaful Malaysia Berhad, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, 39
http://www.takaful.com
Departemen Keuangan RI serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Kepemilikan saham mayoritas Takaful Indonesia saat ini dikuasai oleh Syarikat Takaful Malaysia Berhad (56,0%) dan Islamic Development Bank (26,39%), sedangkan selebihnya oleh pemegang saham lain, termasuk PT Permodalan Nasional Madani, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., dan Karya Abdi Bangsa.40 Sebagai pelopor asuransi Syariah di Indonesia, Takaful Indonesia melayani kebutuhan masyarakat akan jasa asuransi dan perencanaan keuangan yang sesuai dengan prinsip Syariah melalui operasional dua anak perusahaannya, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT Asuransi Takaful Umum (ATU). PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 25 Agustus 1994, dan diresmikan oleh Bapak Mar'ie Muhammad, Menteri Keuangan Republik Indonesia saat itu. PT Asuransi Takaful Keluarga didirikan berdasarkan Akta No. 46 tanggal 5 Mei 1994 dibuat di hadapan Notaris Yudo Paripurno, SH dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor C2.18.286.HT.01.01.TH.94 tanggal 14 Desember 1994 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 21 Februari 1995 No. 15 Tambahan. PT Asuransi Takaful Keluarga
Asuransi Takaful Keluarga, Profil Perusahaan, (Jakarta: Asuransi Takaful Keluarga, 2006), h. 4. 40
diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1994, izin operasionalnya keluar pada tanggal 4 Agustus 1994 melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.41 Asuransi Takaful Keluarga fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah Islam. 42 Sejak tahun 2004, perusahaan telah beroperasi di kantor pusatnya yang baru, Graha Takaful Indonesia, yang berlokasi di Mampang Prapatan Raya, Jakarta. Pada saat yang sama, melalui serangkaian prakarsa strategis termasuk penyatuan fungsi pemasaran dan fungsi pendukung korporasi ATK dan ATU di perusahaan induk, serta revitalisasi dan konsolidasi jaringan kantor cabang dan pemasaran, perusahaan berhasil meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasionalnya yang berdampak pada peningkatan kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan dan menjaga konsistensinya, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia. Serangkaian penghargaan yang telah diterima Asuransi Takaful Keluarga sepanjang tahun 2006 di antaranya adalah penghargaan dari Karim Business Consulting sebagai The Best Risk Management Islamic Life
41 42
Ibid., h. 3. http://www.takaful.com
Insurance (ATK), serta penghargaan dari majalah Investor sebagai Best Performance Syariah Insurance. 2. Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga43 a. Visi Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan Syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia menjelang tahun 2011. b. Misi Kami bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah. 3. Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga a. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Grup Takaful44 Ketua
: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc.
Anggota
: Dr. H. M. Syafi’I Antonio, MEc. Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA. Prof. Dr. Madya. Dr. Shobri Salomon Y.A.A. Dato’ Sheikh Ghazali Abdul Rahman
43 44
Asuransi Takaful Keluarga, Profil Perusahaan, h. 1. Ibid., h. 5.
b. Manajemen Tim PT Asuransi Takaful Keluarga 45 Pemegang Saham PT Syarikat Takaful Indonesia
: 99,94 %
Koperasi Karyawan Takaful
: 0,06 %
Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Dato’ Noorazman A. Aziz
Komisaris Independen
: H.M.U. Suwendi, FSAI, FLMI, MBA
Komisaris
: Muhammad Harris, SE
Komisaris
: Saiful Yazan Ahmad
Komisaris
: Mohamed Hassan Md. Kamil
Dewan Direksi Direktur Utama
: Agus Edi Sumanto
Direktur Keuangan & Operasional
: Nor Effuandy Pfordten
4. Produk-Produk PT Asuransi Takaful Kelurga46 Setiap produk yang dihasilkan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga harus dapat memberikan perlindungan dan manfaat bagi setiap pesertanya. Disamping itu produk yang dibuat harus dapat menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip Syariah. Berikut ini produk-produk PT Asuransi Takaful Keluarga: a. Produk Perseorangan
45 46
Ibid., h. 6. http://www.takaful.com
1) Takafulink Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai Syariah yang disediakan PT Asuransi Takaful Keluarga. 2) Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) Program Takaful yang menyediakan dana pendidikan untuk putraputri sampai sarjana. 3) Takaful Falah Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus bagi Peserta yang menginginkan Manfaat Asuransi secara menyeluruh, ketika Peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan; Cacat Tetap Total karena Sakit atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat inap di Rumah Sakit dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit kritis. Peserta juga berkesempatan mendapatkan Nilai Tunai Polis ketika kepesertaan berakhir. 4) Takaful Kecelakaan Diri Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya perawatan akibat kecelakaan. b. Produk Kumpulan 1) Full Medicare (asuransi kesehatan)
Adalah Program Asuransi Kesehatan yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena resiko penyakit atau kecelakaan. 2) Takaful Kecelakaan Siswa Program Takaful Kecelakaan Siswa adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan kepada Sekolah/ Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan Non Formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa/ mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total maupun sebagian atau meninggal. 3) Takaful Family Care Program Takaful Kesehatan Kumpulan untuk karyawan beserta keluarga Anda tercinta. 4) Takaful Al Khairat Program Takaful Al-Khairat adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahliwarisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian. 5) Takaful Kecelakaan Diri Program Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan santunan kepada
karyawan/ anggota apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian. 6) Takaful Bancassurance a). Takaful Pembiayaan Program Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang memberikan Manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan
hutang
apabila
yang
bersangkutan
ditakdirkan
meninggal dalam masa perjanjian. b). Takaful Non Pembiayaan •
fulPROTEK Sebuah produk kolaborasi dari Takaful Indonesia dan Bank Muamalat yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni Syariah.
C. fulPROTEK fulPROTEK adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank muamalat dengan produk Personal Accident dan Alkhairat Takaful Keluarga.47 Shar-e adalah produk kartu tabungan yang dikeluarkan oleh bank Muamalat untuk berinvestasi bagi hasil secara syariah dengan fleksibel dan dengan akses yang luas yang juga berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit. Sumber: Perjanjian Kerjasama Antara PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga Tentang fulPROTEK, No: 016A/BMI/PKS/IV/2006 No: ATK.DU.PKS-001.04.2006, pasal 1, h.2. 47
fulPROTEK dengan slogan melindungi sepenuhnya merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola secara murni syariah dengan bagi hasil menguntungkan. fulPROTEK sebagai terobosan baru bancassurance menawarkan berbagai kelebihan/ kemudahan meliputi:48 1. Kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit. 2. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 ATM Muamalat, BCA dan ATM Bersama dari 50 bank di seluruh Indonesia. 3. Akses debit di lebih dari 18.000 merchant. 4. Kemudahan
pembayaran
premi
melalui
automatic
debit
dan
phonebanking. 5. Saldo dapat ditambah setiap saat mulai 1.200 kantor pos online (SOPP), Bank Muamalat dan IZI UANG Agen T3 (TE TRI) di seluruh Indonesia. 6. Saldo investasi dapat diketahui setiap saat melalui phonebanking, ATM atau SMS Banking. 7. Bagi hasil halal dan kompetitif dari investasi murni syariah. 8. Manfaat asuransi lengkap meliputi: santunan meninggal dunia, cacat tetap total atau sebagian karena kecelakaan, penggantian biaya perawatan dan pengobatan karena kecelakaan. 9. Simple Underwriting dan Instant Cover.
48
2006.
“fulPROTEK Perlindungan dan Rasa Aman Sebenarnya”, Republika, 24 April
10. Bagi hasil dari surplus underwriting (jika ada). 11. Proteksi berlaku di seluruh dunia. Adapun seri serta manfaat yang didapatkan dari fulPROTEK seperti dibawah ini: TABEL 3.1 MANFAAT fulPROTEK Deskripsi Manfaat
Seri Kepesertaan 175
275
750
Harga fulPROTEK
Rp
175.000
Rp
275.000
Rp
750.000
Saldo Awal Tabungan
Rp
100.000
Rp
100.000
Rp
500.000
Manfaat Takaful: Meninggal Dunia Karena Kecelakaan
Rp 25.000.000
Rp 100.000.000
Rp 100.000.000
Rp 5.000.000
Rp
8.000.000
Rp 20.000.000
Kecelakaan
Rp 1.250.000
Rp
5.000.000
Rp
Meninggal Dunia Biasa
Rp 5.000.000
Rp
8.000.000
Rp 20.000.000
Cacat
Tetap
Karena
Kecelakaan-Maksimum Biaya
Perawatan
Pengobatan
&
Karena
Kecelakaan-Maksimum per 5.000.000
Ketentuan Kepesertaan fulPROTEK49 1. Sehat jasmani-rohani dan tidak sedang dalam perawatan/pengobatan dari dokter atau tenaga medis lainnya. 2. Untuk individu, usia maksimal 55 tahun dan untuk kelompok, usia maksimal 60 tahun. 3. Calon peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Aplikasi fulPROTEK dengan benar, jujur dan tidak menyembunyikan data apapun yang berkaitan dengan kesehatan calon peserta. 4. Tidak diperlukan pemeriksaan medis. 5. Dalam hal tertentu, TAKAFUL INDONESIA berhak untuk menolak permohonan kepesertaan seseorang. 6. Kepesertaan asuransi berlaku secara otomatis dan dapat diperpanjang setiap tahun. 7. Apabila saldo rekening fulPROTEK pada saat perpanjangan asuransi tidak cukup untuk membayar premi, maka diberikan toleransi selam 30 hari kalender untuk pembayaran premi. Apabila saldo mencukupi langsung didebet untuk pembayaran premi. Apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir. Dapat disimpulkan fulPROTEK merupakan produk co-branding antara Takaful dengan Muamalat, meliputi kartu multiguna atau satu kartu ragam manfaat (all in one), mulai dari transfer, cek saldo, pembayaran rekening serta keunggulan 49
http://www.muamalatbank.com
produk yang satu ini juga dilindungi asuransi. fulPROTEK sebuah produk yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni syariah.
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. Isi Perjanjian Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga Perjanjian antara Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga mempunyai 25 pasal dengan susunan sebagai berikut50: 1. Pada bagian awal dari perjanjian tersebut terdapat terjemahan Surat Al Anfaal ayat 27 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasul (Muhammad SAW) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” 2. Perjanjian ini berjudul PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. BANK SYARIAH MUAMALAT INDONESIA, Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA TENTANG fulPROTEK. 3. Pembukaan Pembukaan berisi tentang tanggal pembuatan kontrak yang berbunyi: “Perjanjian kerjasama dibuat pada hari ini, Rabu tanggal sembilan belas bulan April tahun dua ribu enam Masehi (19-04-2006) atau bertepatan dengan tanggal dua puluh bulan Rabiul Awwal tahun seribu empat ratus dua puluh tujuh Hijriah (20-03-1427 H), di Jakarta oleh dan antara.”
50
Wawancara Pribadi dengan Ruzita. Jakarta, 16 Januari 2008.
4. Para pihak Yang menjadi para pihak dalam perjanjian ini adalah: a. Herbudhi S. Tomo dalam kedudukannya selaku Direktur dari PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk atau dikenal dengan BANK MUAMALAT, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat di Jl. Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta 10220 dan dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk.; Untuk selanjutnya disebut sebagai “BANK MUAMALAT” b. Muhammad Aminuddin Ismail, dalam kedudukannya selaku Direktur Utama PT. Asuransi Takaful Keluarga, atau dikenal dengan TAKAFUL KELUARGA, suatu perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat di Graha Takaful Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya Nomor 100 Jakarta 12790, dan dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama PT. Asuransi
Takaful
Keluarga.
Untuk
selanjutnya
disebut
sebagai
“TAKAFUL KELUARGA”. 5. Pasal-pasal a. Pasal 1 Mengatur tentang definisi yang dipakai. Isi dari pasal ini adalah Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, maka istilah di bawah ini memiliki arti sebagai berikut:
1) fulPROTEK adalah produk co-branding dari produk Shar-e BANK MUAMALAT dengan produk Personal Accident dan Alkhairat TAKAFUL KELUARGA. 2) Seri 175, 275 dan 750 adalah besarnya uang perdana yang harus disetor untuk menjadi peserta produk fulPROTEK. Secara berurutan masing-masing sebesar Rp 175.000,-, Rp 275.000,- dan Rp 750.000,-. 3) Peserta/ Nasabah adalah seseorang yang namanya tercantum sebagai pemegang
kartu
fulPROTEK
yang
bertanggung
jawab
atas
penggunaan fulPROTEK tersebut. 4) Premi adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh Peserta untuk mendapatkan manfaat asuransi. 5) Agen adalah perorangan atau badan yang mempunyai perjanjian keagenan dengan TAKAFUL KELUARGA. 6) Shar-e adalah produk kartu tabungan yang dikeluarkan oleh BANK MUAMALAT untuk berinvestasi bagi hasil secara syariah dengan fleksibel dan dengan akses yang luas yang juga berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit. 7) Kartu ATM adalah kartu elektronis yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi keuangan secara elektronis. 8) Paket Perdana adalah satu set perangkat fulPROTEK, yang terdiri dari Ringkasan Syarat Umum/ khusus polis, kartu ATM, Nomor PIN, Nomor TIN, Petunjuk Penggunaan dan Aplikasi Pembelian.
9) Personal Identification Number yang seterusnya disebut PIN adalah sandi rahasia yang dimiliki oleh setiap pemegang kartu sebagai akses untuk dapat bertransaksi dengan menggunakan kartu ATM, sepanjang tabungan tersebut mamilki saldo yang cukup. 10) Anjungan Tunai Mandiri yang seterusnya disebut ATM adalah mesin milik BANK MUAMALAT atau milik bank lain yang beroperasi selama 24 jam sehari yang berfungsi sebagai terminal untuk melakukan transaksi perbankan melalui BANK MUAMALAT, baik pengambilan uang, transfer maupun transaksi-transaksi perbankan lainnya. 11) Electronic Data Captured yang seterusnya disebut EDC adalah fasilitas yang dimiliki oleh bank sebagai sarana untuk menggunakan fulPROTEK yaitu sebagai alat pembayaran (debit) di Merchant. 12) Merchant adalah perorangan dan/ atau badan hukum yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya dapat menerima fulPROTEK sebagai alat pembayaran (debit). 13) Phone banking dan Call center adalah pusat pelayanan bank selama 24 jam melalui
telepon,
yang
dapat
digunakan
nasabah
untuk
memperoleh informasi, malakukan perubahan PIN, atau melakukan transaksi keuangan. 14) Komisi adalah sejumlah nilai uang yang diterima Agen Takaful atas penjualan fulPROTEK.
15) Pemesanan adalah pemesanan sejumlah Paket fulPROTEK yang dilakukan oleh Takaful Keluarga, barang pesanan ini sifatnya jual putus. 16) Penjualan adalah kegiatan menjual Paket Perdana yang dilakukan oleh TAKAFUL KELUARGA kepada masyarakat. 17) Kartu Multiguna adalah kartu fulPROTEK yang mempunyai berbagai fungsi baik untuk transaksi perbankan maupun asuransi. 18) Automatic debit adalah pembayaran premi lanjutan yang dilakukan secara otomatis melalui sistem. 19) Izi Uang adalah layanan yang disediakan oleh jaringan agen T3 untuk mengisi uang atau menambah saldo rekening Shar-e dalam mata uang rupiah, yang dapat dilakukan dengan mudah dan langsung efektif (real time online) dengan dilakukan perangkat ponsel. 20) T3 adalah brand name PT TE TRI TELEMATIKA, yaitu mitra Bank Muamalat dalam memberikan layanan Izi uang. 21) Simple Underwriting adalah peserta tidak perlu melakukan test kesehatan untuk menjadi pemegang polis asuransi. 22) Instant Cover adalah peserta yang membeli fulPROTEK langsung mendapat proteksi asuransi. 23) Surplus Underwriting adalah keuntungan yang diperoleh Takaful Keluarga berdasarkan hasil perhitungan aktuaria.
24) Proteksi adalah perlindungan asuransi 24 jam selama masa kontrak terhadap peserta fulPROTEK. 25) Assurebanking adalah bentuk kerjasama antara Asuransi dengan Bank, dimana Asuransi sebagai distribusi penjualan produk Bank. b. Pasal 2 Pasal 2 Perjanjian ini mengatur tentang ruang lingkup perjanjian tersebut. Bunyi dari pasal ini adalah: Para Pihak sepakat untuk bekerja sama dengan ruang lingkup sebagai berikut: 1) Pengembangan co-branding produk BANK MUAMALAT yaitu Share dengan produk TAKAFUL KELUARGA yaitu Personal Accident dan Al-Khairat. 2) Pendistribusian dan penjualan Paket Perdana fulPROTEK melalui Agen TAKAFUL KELUARGA yang dikenal dengan istilah Assurebanking. c. Pasal 3 Pasal 3 mengatur tentang biaya-biaya yang berisi: 1) Biaya disain fulPROTEK dan percetakan fulPROTEK sebelum acara launching yang timbul dari akibat perjanjian ini merupakan beban tanggung jawab BANK MUAMALAT.
2) Biaya launching fulPROTEK yang timbul dari akibat perjanjian ini adalah beban tanggung jawab PARA PIHAK, dengan ketentuan 75% BANK MUAMALAT dan 25% TAKAFUL KELUARGA. 3) Biaya sosialisasi fulPROTEK yang timbul akibat perjanjian ini adalah beban tanggung jawab PARA PIHAK yang ketentuannya akan diatur kemudian secara tersendiri dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. d. Pasal 4 Pasal 4 mengatur tentang seri, harga, manfaat fulPROTEK. Isinya adalah: fulPROTEK terdiri dari 3 seri, antara lain: 1) Seri 175, dengan harga perdana Rp 175.000,- mendapat manfaat: •
Saldo awal Tabungan Rp 100.000,-
•
Meninggal dunia karena kecelakaan Rp 25.000.000,-
•
Cacat tetap karena kecelakaan, maksimum Rp 5.000.000,-
•
Biaya perawatan karena kecelakaan, maksimum Rp 1.250.000,per kecelakaan
•
Meninggal dunia biasa (Bukan karena kecelakaan) Rp 5.000.000,-
2) Seri 275, dengan harga perdana Rp 275.000,- mendapat manfaat: •
Saldo awal Tabungan Rp 100.000,-
•
Meninggal dunia karena kecelakaan Rp 100.000.000,-
•
Cacat tetap karena kecelakaan, maksimum Rp 8.000.000,-
•
Biaya perawatan karena kecelakaan, maksimum Rp 5.000.000,per kecelakaan
•
Meninggal dunia biasa (Bukan karena kecelakaan) Rp 8.000.000,-
3) Seri 750, dengan harga perdana Rp 750.000,- mendapat manfaat: •
Saldo awal Tabungan Rp 500.000
•
Meninggal dunia karena kecelakaan Rp 100.000.000,-
•
Cacat tetap karena kecelakaan, maksimum Rp 20.000.000,-
•
Biaya perawatan karena kecelakaan, maksimum Rp 5.000.000,per kecelakaan
•
Meninggal
dunia
biasa
(Bukan
karena
kecelakaan)
Rp
20.000.000,e. Pasal 5 Pasal 5 mengatur tentang premi komisi dan biaya administrasi. Isinya adalah: 1) Seri 175 •
Premi Rp 38.000,-
•
Komisi Agen setelah dipotong PPH (5%) = Rp 14.250,-
•
PPH (5%) = Rp 750,-
•
Biaya administrasi dan Underwriting = Rp 10.000,-
2) Seri 275 •
Premi Rp 117.800,-
•
Komisi Agen setelah dipotong PPH (5%) = Rp 33.250,-
•
PPH (5%) = Rp 1.750,-
•
Biaya administrasi dan Underwriting = Rp 10.200,-
3) Seri 750 •
Premi Rp 152.000,-
•
Komisi Agen setelah dipotong PPH (5%) = Rp 71.250,-
•
PPH (5%) = Rp 3.750,-
•
Biaya administrasi dan Underwriting = Rp 11.000,-
f. Pasal 6 Pasal 6 mengatur tentang fitur fulPROTEK yang berisi: fulPROTEK menawarkan berbagai kemudahan meliputi: 1) Kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit. 2) Tarik tunai bebas biaya lebih dari 8.888 ATM Muamalat, BCA dan ATM Bersama dari 50 bank di seluruh Indonesia. 3) Akses debit di lebih dari 18.000 Merchant. 4) Kemudahan pembayaran premi melalui Automatic debit dan Phone banking. 5) Saldo dapat ditambah setiap saat melalui 1.200 kantor pos online (SOPP), Bank Muamalat dan Izi Uang agen T3 (TE TRI) di seluruh Indonesia.
6) Saldo Investasi dapat diketahui setiap saat melalui Phone banking atau SMS Banking. 7) Bagi hasil halal dan kompetitif dari investasi murni syariah. 8) Manfaat asuransi lengkap meliputi: santunan meninggal dunia, cacat tetap total atau sebagian karena kecelakaan, penggantian biaya perawatan dan pengobatan karena kecelakaan. 9) Simple underwriting & Instant Cover. 10) Bagi hasil dari Surplus underwriting (jika ada) 11) Proteksi berlaku di seluruh dunia. g. Pasal 7 Pasal 7 mengatur tentang pemesanan paket fulPROTEK dan cara pembayarannya. Isinya adalah: 1) Tata cara pemesanan dan pengiriman Paket fulPROTEK adalah sebagai berikut: a). BANK MUAMALAT wajib mengirimkan Paket fulPROTEK kepada TAKAFUL KELUARGA, setelah menerima pengajuan pemesanan paket fulPROTEK dari TAKAFUL KELUARGA, dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kalender. b). Paket fulPROTEK yang dikirim oeh BANK MUAMALAT kepada TAKAFUL KELUARGA, sekurang-kurangnya memuat atau terdiri dari:
•
Starter pack lengkap (Kartu, PIN, TIN, Buku Petunjuk Shar-e/ Ringkasan
Syarat-syarat
Umum
dan
Khusus
Polis
fulPROTEK). •
Formulir Aplikasi
•
Slip Setoran perdana
c). Minimal pemesanan pertama paket fulPROTEK untuk kantor pusat dan kantor pemasaran TAKAFUL KELUARGA adalah 20.000 (dua puluh ribu) Paket, selanjutnya pemesanan minimal 500 (lima ratus) paket untuk setiap kantor pemasaran TAKAFUL KELUARGA. d). Dalam kondisi tertentu, BANK MUAMALAT dapat menyetujui terhadap pemesanan Paket fulPROTEK untuk sejumlah tertentu di luar ketentuan sebagaimana dalam ayat 1.c. pasal ini dari TAKAFUL KELUARGA. e). Besarnya biaya Kartu fulPROTEK dengan paket lengkap sebagaimana dimaksud dalam butir (b) di atas adalah sebesar Rp 12.000 per starter pack. Besar biaya tersebut sudah termasuk biaya kirim hingga kantor pemasaran TAKAFUL KELUARGA. f). Untuk pesanan Paket fulPROTEK yang dibuat dan dikemas secara khusus (tailor made/ free format/ fixed format dalam skema co-
branding) oleh Para Pihak akan diatur dan dituangkan dalam pasal co-branding. 2) Mekanisme dan tata cara pengiriman Paket fulPROTEK, dapat dilakukan oleh BANK MUAMALAT melalui kurir atau cara lain yang disepakati oleh Para Pihak ke seluruh Kantor Pamasaran TAKAFUL KELUARGA, sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh masingmasing Kantor Pamasaran TAKAFUL KELUARGA. 3) Pembayaran yang dilakukan oleh TAKAFUL KELUARGA kepada BANK
MUAMALAT
hanya
dilakukan
melalui
mekanisme
pemindahbukuan atau transfer bank. Oleh karenanya cara pembayaran secara tunai atau dengan cara menerbitkan Bilyet Giro, Cek, ataupun Bilyet Giro Bank Indonesia (BG BI) atau lainnya, bila ada, menjadi tidak dimungkinkan. 4) TAKAFUL KELUARGA akan membayar Kartu fulPROTEK sebagaimana dimaksud dalam ayat (1.e) pasal ini kepada BANK MUAMALAT, paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung sejak kartu berikut paket pelengkapnya telah diterima dalam kondisi baik (tidak rusak) dan lengkap oleh TAKAFUL KELUARGA. Namun demikian, bilamana batas waktu yang telah ditetapkan telah terlampaui dan pembayaran belum juga dilakukan
oleh
TAKAFUL
KELUARGA,
maka
BANK
MUAMALAT
akan
menginformasikan
secara
tertulis
perihal
pemenuhan pembayaran tersebut kepada TAKAFUL KELUARGA. 5) BANK MUAMALAT memberikan kesempatan kepada TAKAFUL KELUARGA untuk memeriksa kembali setiap pesanan Paket fulPROTEK yang telah dikirimkan dan diterima dari BANK MUAMALAT. Tenggang waktu yang diberikan oleh BANK MUAMALAT kepada TAKAFUL KELUARGA maksimal 14 (empat belas) hari kerja. 6) Dalam hal terdapat Paket fulPROTEK yang mengalami kerusakan atau cacat atau hilang yang bukan diakibatkan oleh kelalaian TAKAFUL KELUARGA,
maka
TAKAFUL
KELUARGA
berhak
untuk
mengembalikan dan atau meminta penggantian Paket fulPROTEK kepada BANK MUAMALAT. Ketentuan ini menjadi tidak berlaku, bilamana permintaan yang dilakukan oleh TAKAFUL KEUARGA kepada BANK MUAMALAT telah melewati batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini. 7) Sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan ayat (6) pasal ini, maka BANK MUAMALAT wajib mengganti dengan Paket fulPROTEK yang baru dan segera mengirimkan kembali kepada TAKAFUL KELUARGA dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhintung sejak tanggal terima surat.
h. Pasal 8 Pasal 8 mengatur tentang adminstrasi yang berisi: 1) TAKAFUL KELUARGA akan menyerahkan form aplikasi dan slip setoran yang terjual untuk dilakukan registrasi Kartu fulPROTEK kepada BANK MUAMALAT. 2) BANK MUAMALAT wajib mengirimkan dana premi fulPROTEK termasuk PPh komisi Agen TAKAFUL KELUARGA kepada TAKAFUL KELUARGA dan komisi kepada Agen (setelah dikurangi PPh sebesar 5%) pada setiap dilakukan registrasi melalui kantor cabang BANK MUAMALAT secara real time online. 3) BANK
MUAMALAT
bersama-sama
dengan
TAKAFUL
KELUARGA akan melakukan rekonsiliasi terhadap data peserta fulPROTEK setiap 1 (satu) bulan sekali. 4) BANK MUAMALAT akan menyiapkan call center untuk pelayanan/ penjelasan fulPROTEK dan penanganan Klaim untuk transaksi perbankan. i. Pasal 9 Pasal 9 mengatur tentang registrasi dan aktivasi kartu fulPROTEK. Isinya adalah: 1) BANK MUAMALAT menyediakan layanan khusus untuk registrasi dan aktivasi fulPROTEK yang dilakukan oleh bagian operasional pada kantor cabang BANK MUAMALAT.
2) Pelaksanaan registrasi dan aktivasi kartu fulPROTEK dilakukan oleh BANK MUAMALAT, baik Kantor Pusat maupun Kantor Cabang secara real time online setelah TAKAFUL KELUARGA, baik Kantor Pusat maupun Kantor Pemasaran, menyetorkan/ menyerahkan dana dan data calon Peserta fulPROTEK secara lengkap kepada dan atau telah diterima oleh BANK MUAMALAT, baik Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. 3) BANK MUAMALAT wajib mendistribusikan dana fulPROTEK yang disetorkan oleh TAKAFUL KELUARGA kepada masing-masing Pihak yang terkait sesaat setelah registrasi dan aktivasi terhadap data peserta dan Kartu fulPROTEK telah dilakukan oleh BANK MUAMALAT. Adapun yang dimaksud Pihak yang terkait dalam hal ini adalah TAKAFUL KELUARGA baik Kantor Pusat maupun Kantor Pemasaran, Agen/ Broker/ TAA dan Nasabah. j. Pasal 10 Pasal 10 mengatur tentang co-branding yang berisi: 1) Jumlah kartu yang dapat di co-branding dengan menambahkan logo perusahaan dan atau nama anggota sekurang-kurangnnya berjumlah 50 Paket fulPROTEK atau sesuai dengan kesepakatan cabang BANK MUAMALAT dan Kantor Pemasaran TAKAFUL KELUARGA. 2) Biaya yang timbul akibat adanya pencetakan/ penambahan logo perusahaan dan atau nama/ nomor anggota untuk format hitam putih
(Black & White) adalah Rp 500,-/kartu (lima ratus rupiah per kartu) dan format warna (color) adalah Rp 4.500,-/kartu (empat ribu lima ratus rupiah per kartu) dengan beban biaya menjadi tanggung jawab PESERTA/ NASABAH. 3) Jumlah kartu yang dapat di Co-Branding kan dengan disain free format/ tailor made, minimal berjumlah 1.000 Paket fulPROTEK dengan biaya dan disain free format menjadi tanggung jawab PESERTA/ NASABAH. 4) Untuk permintaan Co-Branding dari Kantor Pemasaran TAKAFUL KELUARGA ke cabang BANK MUAMALAT dengan konsep Free Format, penanganan order dan distribusi di tangani oleh Kantor Pusat BANK MUAMALAT dalam hal ini BUSINESS INNOVATION GROUP (BIG). 5) BANK MUAMALAT menyediakan layanan khusus untuk melakukan pencetakan kartu co-branding dan registrasi yang dilakukan oleh bagian operasional/ card center kantor cabang BANK MUAMALAT. k. Pasal 11 Pasal 11 mengatur tentang klaim asuransi yang berisi: 1) TAKAFUL KELUARGA bertanggung jawab terhadap setiap klaim asuransi yang diajukan oleh Peserta fulPROTEK atau ahli waris Peserta.
2) Klaim Asuransi dilakukan oleh Peserta fulPROTEK atau ahli waris Peserta fulPROTEK kepada TAKAFUL KELUARGA dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja. 3) BANK MUAMALAT akan membantu proses klaim asuransi dari Peserta fulPROTEK dan menyerahkan dokumen klaim secara lengkap sebagaimana ditetapkan oleh TAKAFUL KELUARGA, dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja. 4) TAKAFUL KELUARGA akan membayarkan klaim asuransi kepada Peserta fulPROTEK dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima secara lengkap dan disetujui oleh TAKAFUL KELUARGA. l. Pasal 12 Pasal 12 mengatur tentang klaim transaksi perbankan yang berisi: 1) BANK MUAMALAT bertanggung jawab terhadap setiap klaim yang diderita dan diajukan oleh Peserta sepanjang diakibatkan atau timbul dari transaksi perbankan. 2) Klaim transaksi perbankan dilakukan oleh Peserta fulPROTEK langsung kepada BANK MUAMALAT dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. 3) Adapun klaim transaksi perbankan yang dimaksud terkait dengan: a). Hilangnya Kartu fulPROTEK b). NO PIN lupa
c). Hilangnya TIN d). Tertelan ATM e). Rekening terdebet 4) TAKAFUL KELUARGA bersedia membantu proses klaim transaksi perbankan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini dari Peserta fulPROTEK dan menyerahkan dokumen klaim kepada BANK MUAMALAT. m. Pasal 13 Pasal 13 mengatur tentang teknologi informasi yang berisi: Agar layanan kepada Peserta fulPROTEK dapat berjalan secara optimal, Para Pihak sepakat dan menyetujui untuk memfasilitasi dengan dan atau melakukan integrasi terhadap system Information Technologi (IT) yang dimiliki oleh Para Pihak. n. Pasal 14 Pasal 14 mengatur tentang pemasaran yang berisi: 1) BANK MUAMALAT telah menyerahkan secara penuh/ mutlak kepada TAKAFUL KELUARGA dalam hal pemasaran produk fulPROTEK, termasuk tetapi tidak terbatas pada kebijakan, prosedur dan mekanismenya. 2) BANK MUAMALAT baik kantor Pusat maupun Cabang bersedia membantu memberikan penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan
fulPROTEK kepada nasabah Korporasi/ Group hasil tutupan TAKAFUL KELUARGA ataupun tutupan bersama, jika diperlukan. 3) BANK MUAMALAT baik kantor pusat maupun kantor cabang wajib mendukung penuh pemasaran fulPROTEK serta mengupayakan proses administrasi dan registrasi yang cepat dan tepat, termasuk pada saat registrasi maupun klaim. 4) Para Pihak sepakat dan menyetujui untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara bersama-sama terhadap setiap kegiatan yang berhubungan dengan prouk fulPROTEK. 5) Untuk optimalisasi penjualan produk fulPROTEK, Para Pihak sepakat dan menyetujui untuk melakukan sinergi atas kantor cabang/ kantor pemasaran dimiliki Para Pihak. 6) TAKAFUL KELUARGA akan bertanggung jawab penuh jika Agen TAKAFUL
KELUARGA
melakukan
penyimpangan
dan
penyalahgunaan dana dari penjualan fulPROTEK kepada nasabah, berupa
tidak
disetorkannya
dana
tersebut
kepada
BANK
MUAMALAT maupun TAKAFUL KELUARGA. o. Pasal 15 Pasal 15 mengatur tentang pajak, yang berisi: Para Pihak wajib untuk menanggung dan membayar pajak, bea pungutan dan pembayaran lainnya yang menurut ketentuan peraturan perpajakan
yang berlaku merupakan kewajibannya sendiri, termasuk yang timbul karena Perjanjian ini (jika ada). p. Pasal 16 Pasal 16 mengatur tentang pernyataan dan jaminan. Isinya adalah: Para Pihak menyatakan dan menjamin bahwa: 1) Telah mempunyai kuasa dan wewenang penuh untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian ini dan untuk menjalankan hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban sehubungan dengan Perjanjian ini dan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengizinkan penandatanganan, serta pelaksanaan Perjanjian ini. 2) Dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya sehubungan dengan Perjanjian ini akan mematuhi semua hukum yang berlaku di Republik Indonesia. 3) Akan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini dengan penuh tanggung jawab dan secara profesional serta atas dasar hubungan yang saling menguntungkan. 4) Penandatanganan dan pelaksanaan Perjanjian ini tidak dan tidak akan bertentangan atau melanggar atau berbenturan dengan setiap hukum, peraturan, penetapan, keputusan administrasi atau hukum atau kebijakan Pemerintah Indonesia atau departemen lainnya, perwakilan, badan-badan atau pihak yang berwenang lainnya.
q. Pasal 17 Pasal 17 mengatur tentang pemberitahuan, yang berisi: 1) Semua surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing Pihak kepada Pihak lain dalam Perjanjian ini mengenai atau sehubungan dengan Perjanjian ini, dilakukan dengan faksimili, pos ‘tercatat’ atau melalui perusahaan ekspedisi (kurir)/ kurir intern dari masing-masing Pihak ke alamat-alamat yang tersebut di bawah ini: a). PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk Gedung Arthaloka Lantai 4 Jl. Jnederal Sudirman No. 2, JAKARTA 10220 Telepon : 021 - 251.1414 / 251.1451 / 251.1470 Facsimile : 021 - 251.1453 / 251.1465 Contact Person : Ahmad Sehu Ibrahim b). PT Asuransi Takaful Keluarga Graha Takaful Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No. 100, JAKARTA 12790 Telepon : 021 - 799.1234 / 799.2345 Facsimille : 021 - 790.1435 / 790.1944 Contact Person : Iik Hikmat
2) Surat
menyurat
dan
pemberitahuan-pemberitahuan
dan/
atau
komunikasi ke alamat tersebut dianggap telah diterima dengan ketentuan sebagai berikut: a). Pada hari yang sama, jika diserahkan langsung yang dibuktikan dengan tanda tangan penerima pada buku pengantar surat (ekspedisi) atau tanda terima lain yang diterbitkan oleh pengirim. b). Pada hari kerja kelima, jika pemberitahuan tersebut dikirimkan per pos yang dibuktikan dengan resi pengiriman pos tercatat. c). Pada hari yang sama, jika pemberitahuan itu dikirimkan melalui faksimili dengan hasil baik. d). Dalam hal terjadi perubahan alamat dari alamat tersebut di atas atau alamat terakhir yang tercatat pada masing-masing Pihak, maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada Pihak lain dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum perubahan alamat dimaksud berlaku efektif. Jika perubahan alamat tersebut tidak diberitahukan, maka surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan berdasarkan Perjanjian ini dianggap telah diberikan semestinya dengan pengiriman surat atau pemberitahuan itu dengan pos ‘tercatat’, melalui perusahaan ekspedisi (kurir)/ kurir intern yang ditujukan ke alamat di atas atau alamat terakhir yang diketahui/ tercatat pada masing-masing Pihak.
r. Pasal 18 Pasal 18 mengatur tentang penyelesaian perselisihan, yang berisi: 1) Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya harus ditafsirkan menurut ketentuan perundang-undangan Republik Indonesia. 2) Semua dan tiap-tiap perbedaan pendapat, dan penafsiran atau perselisihan yang mungkin timbul di antara Para Pihak di dalam pelaksanaan kerjasama berdasarkan Perjanjian ini terlebih dahulu akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. 3) Apabila cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS). 4) Keputusan Arbitrase bersifat terakhir dan mengikat (final and binding) dan dapat diberlakukan di semua pengadilan yang mempunyai wewenang hukum atasnya, dan karenanya banding atau kasasi atas putusan BASYARNAS tidak dimungkinkan. s. Pasal 19 Pasal 19 mengatur tentang masa berlaku dan berakhirnya perjanjian. Isinya adalah: 1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, terhitung sejak 19 April 2006 atau sejak ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan berakhir pada tanggal 18 April 2009 Perjanjian ini akan otomatis
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama, kecuali diakhiri sesuai ketentuan ayat 2 pasal ini. 2) Dalam hal salah satu Pihak dalam Perjanjian ini bermaksud memutuskan/ mengakhiri Perjanjian, maka Pihak yang akan memutuskan/ mengakhiri Perjanjian wajib memberitahukan kepada Pihak lainnya mengenai maksud tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pemutusan/ pengakhiran dilaksanakan. 3) Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian sebagai dimaksud dalam ayat 2 pasal ini, maka Para Pihak dalam Perjanjian ini sepakat untuk mengesampingkan ketentuan-ketentuan dalam pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia. 4) Apabila pada saat Perjanjian ini berakhir dan atau diputuskan masih terdapat hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang telah timbul dan belum dilaksanakan/ dipenuhi oleh Para Pihak sampai saat pemutusan/ pengakhiran
Perjanjian
ini,
maka
ketentuan-ketentuan
dalam
Perjanjian ini akan tetap berlaku sampai seluruh hak-hak dan kewajiban-kewajiban Para Pihak tersebut dipenuhi/ diselesaikan dan hak-hak
dan
kewajiban-kewajiban
selambat-lambatnya
14
(empat
tersebut belas)
akan
hari
diputuskannya Perjanjian ini. t. Pasal 20 Pasal 20 mengatur tentang kerahasiaan bank, yang berisi:
diselesaikan
kalender
sejak
1) Pimpinan, karyawan, tenaga konsultan maupun tenaga administrasi TAKAFUL KELUARGA yang ditugaskan sehubungan dengan pekerjaan ini wajib menjaga kerahasiaan seluruh dokumen dan data BANK MUAMALAT dan dilakukan hanya untuk kepentingan pekerjaan tersebut, selanjutnya untuk kepentingan lain di luar pekerjaan tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari BANK MUAMALAT dan/ atau untuk kepentingan hukum. 2) Informasi tidak akan digunakan oleh Pihak yang menerima informasi untuk tujuan apapun selain yang berhubungan dengan pelaksanaan Surat Perintah Kerja dan/ atau Perjanjian ini. 3) Dan kewajiban menjaga informasi ini tidak berlaku terhadap informasi-informasi yang dapat dikategorikan sebagai berikut: a). Telah menjadi informasi umum sebelum dipublikasikan oleh Para Pihak atau di kemudian hari menjadi informasi umum yang disebabkan bukan karena kesalahan Para Pihak. b). Telah diketahui oleh umum sebelum dinyatakan sebagai informasi. c). Telah diberitahukan kepada Pihak penerima informasi oleh Pihak lain selain Para Pihak. d). Secara serentak telah dikembangkan dan dipublikasikan kepada masyarakat oleh Para Pihak. e). Telah memperoleh ijin tertulis dari Para Pihak.
f). Diwajibkan untuk dibuka berdasarkan ketentuan perundangundangan, Pengadilan atau Instansi-instansi Pemerintah yang berwenang. u. Pasal 21 Pasal 21 mengatur tentang force majeure, yang berisi: 1) Yang dimaksud dengan force majeure adalaha peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar kemampuan kekuasaan Para Pihak yang berakibat tidak dapat dipenuhinya hak dan kewajiban Para Pihak. Adapun peristiwa yang dimaksud antara lain: gempa bumi besar, angin taufan, banjir besar, kebakaran besar, tanah longsor, sambaran petir, wabah penyakit,
pemogokan
umum,
huru-hara,
sabotase,
perang,
pemberontakan, dan kebijakan ekonomi dari pemerintah yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini. 2) Apabila terjadi force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) maka Pihak yang terkena force majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak dimulainya kejadian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai keterangan resmi dari pejabat pemerintah yang berwenang. 3) Kelalaian
atau
kelambatan
memberitahukan
sebagaimana
dalam
memenuhi
dimaksud
dalam
kewajiban ayat
(2)
mengakibatkan tidak diakuinya keadaan tersebut dalam ayat (1) sebagai force majeure. 4) Segala dan setiap permasalahan yang timbul akibat terjadinya force majeure akan diselesaikan oleh Para Pihak secara musyawarah. v. Pasal 22 Pasal 22 mengatur tentang pengalihan, yang berisi: Para pihak tidak dibenarkan untuk mengalihkan sebagian atau keseluruhan hak-hak atau kewajiban-kewajiban masing-masing Pihak berdasarkan Perjanjian kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya. w. Pasal 23 Pasal 23 mengatur tentang perubahan perjanjian, yang berisi: Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian dan segala perubahan terhadap isi Perjanjian akan diatur lebih lanjut dalam suatu Perubahan Perjanjian yang dibuat dalam akta atau surat tersendiri yang disetujui dan disepakati oleh Para Pihak serta merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian. x. Pasal 24 Pasal 24 mengatur tentang lain-lain, yang berisi: 1) Perjanjian diatur berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
2) Para Pihak menyatakan bahwa yang menandatangani Perjanjian adalah pejabat yang berwenang untuk itu sesuai ketentuan Anggaran Dasar masing-masing Pihak. 3) Apabila salah satu atau lebih ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian dinyatakan tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan oleh Pengadilan yang berwenang atau dianggap bertentangan dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku maka ketentuan-ketentuan lainnya yang terdapat dalam Perjanjian akan tetap berlaku dan mengikat Para Pihak. y. Pasal 25 Pasal 25 merupakan pasal terakhir berupa penutup dari perjanjian, yang berisi: Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari dan tanggal serta tempat sebagaimana tersebut pada awal Perjanjian ini yang dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat Para Pihak. 6. Perjanjian ini ditandatangani oleh: Herbudhi S. Tomo selaku Direktur BANK MUAMALAT dan Muhammad Aminuddin Ismail selaku Direktur Utama TAKAFUL KELUARGA. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam draft perjanjian kerjasama sudah lengkap sesuai dengan isi perjanjian sebagaimana mestinya, dimana didalamnya terdiri dari pasal-pasal yang menjelaskan jangka
waktu perjanjian dari awal perjanjian hingga berakhirnya perjanjian, hak-hak serta kewajiban-kewajiban masing-masing para pihak, force majeure jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan diantara kedua belah pihak, penyelesaian perselisihan apabila terjadi perselisihan dalam kerjasama diantara kedua belah pihak dan ditandatanganinya draft perjanjian oleh direktur masing-masing kedua belah pihak.
B. Bentuk Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga Untuk memaksimalkan pemasaran dan pelayanan kepada nasabah dalam pemanfaatan kartu Shar-e, maka Bank Muamalat bekerjasama dengan Takaful Keluarga dalam menerbitkan fulPROTEK, sebuah terobosan baru produk bancassurance yang menawarkan berbagai kelebihan meliputi kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit. Adapun kerja sama ini disebut dengan co-branding. Co-branding adalah bentuk kerjasama dua belah pihak (dari kasus ini adalah
kerjasama
Bank
Muamalat
dengan
Takaful
Keluarga)
dalam
menggabungkan dua produk yang berbeda menjadi satu produk yang baru (dalam hal ini produk Shar-E dengan produk Takaful di dalam fulPROTEK).51 Kerja sama ini merupakan Syirkah Al-‘Inân yaitu persekutuan/ perserikatan antara dua orang atau lebih yang timbul dengan adanya perjanjian 51
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Sehu Ibrahim. Jakarta, 6 Februari 2008.
untuk bekerjasama dalam modal masing-masing tidak harus sama dan keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Sedangkan akad yang terjadi dalam fulPROTEK ini ada dua, yaitu pertama, akad antara Bank Muamalat dengan nasabah (dalam tabungan/ investasi)
adalah
akad
mudharabah
dengan
nisbah
bagi
hasil
85:15
(bank:nasabah); kedua, akad antara Takaful dengan nasabah (dalam asuransi) adalah wakalah bil ujrah. Penyusunan perjanjian (akad) pada lembaga-lembaga keuangan Syariah di Indonesia harus didasarkan pada ketentuan hukum Islam. Berbeda dengan penyusunan perjanjian pada lembaga keuangan konvensional yang berpedoman pada ketentuan KUHPerdata, pada penyusunan perjanjian (akad) pada lembagalembaga keuangan syariah tidak boleh menyimpang dari ketentuan hukum positif nasional maupun dari ketentuan hukum Syariah Islam. Perjanjian kerja sama ini telah memenuhi asas-asas dalam hukum Islam. Asas-asas itu adalah: 1. Al-Hurriyah (Kebebasan) Hukum Islam memberikan kebebasan bagi para pihak untuk membuat suatu perjanjian selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini juga berlaku pada perjanjian penerbitan fulPROTEK, dimana asas ini telah dipenuhi dengan tidak adanya nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai agama. 2. Al-Musawah (Persamaan atau Kesetaraan)
Asas ini memberikan landasan bahwa kedua belah pihak yang melakukan perjanjian mempunyai kedudukan yang sama antara satu dan lainnya. Dalam perjanjian penerbitan fulPROTEK asas ini telah dipenuhi, karena perjanjian tersebut dibuat oleh kedua pihak dimana pada saat menentukan hak dan kewajiban masing-masing para pihak dianggap setara dan sama. 3. Al-‘Adâlah (Keadilan) Dalam hal ini para pihak telah memenuhi asas keadilan, dimana para pihak dituntut untuk melakukan yang benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi semua kewajibannya serta mendatangkan keuntungan yang adil dan seimbang. 4. Ar-Ridhâ (Kerelaan) Pernyataan untuk mengikatkan diri dalam perjanjian penerbitan fulPROTEK betul-betul muncul dari kesadaran dan keikhlasan para pihak untuk melakukan perjanjian tersebut, maka asas kerelaan ini terpenuhi. Karena segala transaksi yang dilakukan harus atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak sebab kerelaan merupakan prasyarat terwujudnya semua transaksi dan harus didasarkan pada kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur paksaan, tekanan dan penipuan. 5. Ash-Shidiq (Kejujuran dan Kebenaran) Dalam membuat perjanjian para pihak harus berusaha untuk terbuka mengenai kebutuhan dan kepentingan masing-masing tanpa ada maksud untuk
memalsukan, mendustai dan menipu atau memperdaya pihak lain. Apabila asas ini tidak dijalankan maka akan merusak legalitas akad yang dibuat. 6. Al-Kitâbah (Tertulis) Agar perjanjian kerjasama yang dibuat ini benar-benar baik bagi semua pihak yang terkait, maka akad dibuat secara tertulis. Jadi asas ini telah terpenuhi dalam perjanjian tersebut, sehingga jika dikemudian hari timbul sengketa maka terdapat alat bukti tertulis mengenai sengketa yang terjadi. Objek perjanjian ini merupakan produk Syariah, karena telah memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Hal yang diperjanjikan dan objek transaksi halal menurut Islam; 2. Tidak terdapat ketidakjelasan (gharar) dalam rumusan akad maupun transaksi yang diperjanjikan; 3. Para pihaknya tidak menzalimi dan tidak dizalimi; 4. Transaksi harus adil; 5. Transaksi tidak mengandung unsur perjudian (maisir); 6. Terdapat prinsip kehati-hatian; 7. Tidak membuat barang-barang yang tidak bermanfaat dalam Islam ataupun barang najis (najasy); 8. Tidak mengandung riba. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk kerja sama tentang co-branding produk Shar-e dengan produk Takaful adalah tertulis dan merupakan Syirkah Al-‘Inân yaitu persekutuan/ perserikatan antara dua orang
atau lebih yang timbul dengan adanya perjanjian untuk bekerjasama dalam modal masing-masing tidak harus sama dan keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Serta terpenuhinya dalam asas-asas perjanjian menurut hukum Islam, diantaranya Al-Hurriyah (Kebebasan), Al-Musawah (Persamaan atau Kesetaraan), Al-‘Adâlah (Keadilan), Ar-Ridhâ (Kerelaan), Ash-Shidiq (Kejujuran dan Kebenaran) dan Al-Kitâbah (Tertulis).
C. Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK Perjanjian ini telah memenuhi rukun dan syarat suatu akad. Keempat hal yang telah dipenuhi adalah: 1. Shighat al-‘aqad (Pernyataan Untuk Mengikatkan Diri) Shighat al-‘aqad adalah cara bagaimana pernyataan pengikatan diri itu dilakukan. Shighat al-‘aqad ini merupakan rukun akad terpenting. Dalam hal ini, dimana telah ditandatangani perjanjian kerja sama oleh kedua belah pihak, yang berarti kedua belah pihak secara tidak langsung telah melakukan ijab dan qabul, yaitu dalam perjanjian ini mempunyai kuasa dan wewenang serta
menjalankan hak dan melaksanakan kewajiban dengan mematuhi semua hukum yang berlaku di Republik Indonesia.52 Dalam penandatanganan dan pelaksanaan perjanjian ini tidak dan tidak akan bertentangan atau melanggar atau berbenturan dengan setiap hukum, peraturan, penetapan, keputusan administrasi atau hukum atau kebijakan pemerintah Indonesia atau departemen lainnya, perwakilan, badan-badan atau pihak yang berwenang lainnya. 2. Mahal al-‘aqad (Objek Akad) Yang menjadi objek dari perjanjian ini adalah kartu fulPROTEK. Dalam perjanjian kerjasama ini bahwa produk tersebut bagi Bank Muamalat mendapatkan nasabah dan dana pihak ketiga dengan nisbah bagi hasil 85:15 (bank:nasabah), bagi Takaful mendapatkan nasabah dan premi serta bagi Agen mendapatkan komisi setelah dikurangi PPh sebesar 15%. 3. Al-‘âqidain (Pihak-Pihak Yang Berakad) Islam mengatur bahwa dalam sebuah perjanjian masing-masing pihak harus memenuhi persyaratan kecakapan melakukan tindakan hukum dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun, serta perjanjian tersebut dilandasi oleh saling percaya antara masing-masing pihak. Dalam perjanjian ini yang menjadi para pihak adalah Bank Muamalat dan Takaful Keluarga. Dimana pihak pertama dari Bank Muamalat yang Sumber: Perjanjian Kerjasama Antara PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga Tentang fulPROTEK, No: 016A/BMI/PKS/IV/2006 No: ATK.DU.PKS-001.04.2006, pasal 16, h.10. 52
diwakilkan oleh Herbudhi S. Tomo selaku Direktur dari PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan pihak kedua dari Takaful Keluarga yang diwakilkan oleh Muhammad Aminuddin Ismail selaku Direktur Utama dari PT Asuransi Takaful Keluarga. 4. Maudhû’ al-‘aqad (Tujuan Akad) Tujuan dari perjanjian ini adalah selain melakukan investasi juga mendapatkan proteksi asuransi. Tujuan akad ini telah sah karena memenuhi syarat: a. Tujuan ini baru ada pada saat akad diadakan yaitu pada saat pengisian dan penandatanganan formulir aplikasi fulPROTEK. b. Tujuan dari akad ini tetap berlangsung hingga berakhirnya pelaksanaan akad yaitu jika peserta/ nasabah menutup kepesertaan fulPROTEK. c. Tujuan akad ini tidak bertentangan menurut syara’. Adapun tata cara kerjasama sebagai berikut: 1. Jangka waktu perjanjian Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun, terhitung sejak 19 April 2006 atau sejak ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir pada tanggal 18 April 2009, perjanjian ini akan otomatis diperpanjang untuk jangka yang sama. Apabila salah satu pihak dalam perjanjian tersebut bermaksud memutuskan/ mengakhiri perjanjian, maka pihak yang akan memutuskan/ mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan kepada pihak lainnya mengenai
maksud tersebut paling lambat 30 hari sebelum pemutusan/ pengakhiran dilaksanakan. Jika perjanjian ini berakhir dan atau diputuskan masih terdapat hakhak dan kewajiban-kewajiban yang telah timbul dan belum dilaksanakan/ dipenuhi oleh para pihak sampai saat pemutusan/ pengakhiran perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan dalam perjanjian akan tetap berlaku sampai seluruh hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pihak tersebut dipenuhi/ diselesaikan. 2. Pemesanan paket fulPROTEK Pemesanan paket fulPROTEK oleh Takaful Keluarga kepada Bank Muamalat, dengan minimal pemesanan pertama paket fulPROTEK untuk kantor pusat dan kantor pemasaran Takaful Keluarga adalah 20.000 (dua puluh ribu) paket dan selanjutnya pemesanan minimal 500 (lima ratus) paket untuk setiap kantor pemasaran Takaful Keluarga. Paket fulPROTEK yang dikirim oleh Bank Muamalat kepada Takaful Keluarga, sekurang-kurangnnya memuat atau terdiri dari: •
Starter pack lengkap (Kartu, PIN, TIN, Buku Petunjuk Shar-e/ Ringkasan Syarat-syarat Umum dan Khusus Polis fulPROTEK).
•
Formulir Aplikasi
•
Slip Setoran perdana Besarnya biaya Kartu fulPROTEK dengan paket lengkap sebagaimana
dimaksud di atas adalah sebesar Rp 12.000 per starter pack. Besar biaya
tersebut sudah termasuk biaya kirim hingga kantor pemasaran Takaful Keluarga. Pembayaran yang dilakukan oleh Takaful Keluarga kepada Bank Muamalat hanya dilakukan melalui mekanisme pemindahbukuan atau transfer bank. Jika ada penambahan logo perusahaan dan atau nama anggota, maka biaya yang timbul akibat penambahan tersebut untuk format hitam putih (black & white) adalah Rp 500,-/kartu (lima ratus rupiah per kartu) dan format warna (color) adalah Rp 4.500,-/kartu (empat ribu lima ratus rupiah per kartu), beban biaya menjadi tanggung jawab peserta/ nasabah. Mekanisme dan tata cara pengiriman paket fulPROTEK, dapat dilakukan oleh Bank Muamalat melalui kurir atau cara lain yang disepakati oleh para pihak ke seluruh kantor pamasaran Takaful Keluarga, sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh masing-masing kantor pamasaran Takaful Keluarga. 3. Klaim asuransi dan klaim transaksi perbankan Apabila terjadi klaim asuransi yang diajukan oleh peserta fulPROTEK atau ahli waris peserta, Takaful Keluarga bertanggung jawab membayarkan klaim asuransi tersebut dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah dokumen klaim diterima secara lengkap yang dibantu juga oleh Bank Muamalat dalam proses klaim asuransi tersebut. Dan Bank Muamalat juga bertanggung jawab terhadap setiap klaim yang diderita dan diajukan peserta yang diakibatkan atau timbul dari transaksi perbankan. Adapun klaim
transaksi perbankan yang dimaksud terkait dengan hilangnya kartu fulPROTEK, no PIN lupa, hilangnya TIN, tertelan ATM dan rekening terdebet, Takaful Keluarga juga membantu dalam proses klaim transaksi perbankan tersebut. 4. Penyelesaian perselisihan Mengenai penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul di antara para pihak di dalam pelaksanaan kerja sama berdasarkan perjanjian terlebih dahulu akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak tercapai maka langkah selanjutnya untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS), dimana keputusan Arbitrase bersifat terakhir dan mengikat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga sesuai dengan pandangan hukum Islam, dimana telah terpenuhinya rukun dan syarat sahnya perjanjian menurut hukum Islam, yaitu pernyataan untuk mengikatkan diri, objek akad, pihak-pihak yang berakad maupun tujuan akad.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan 1. Perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan Takaful Keluarga berisikan pasal-pasal, dimana di dalamnya terdapat jangka waktu perjanjian, hak-hak serta kewajiban-kewajiban masing-masing pihak, dan penyelesaian perselisihan, yang ditandatangani kedua belah pihak oleh direktur masing-masing. 2. Bentuk perjanjian kerjasama ini adalah co-branding, penggabungan dua produk menjadi satu produk, yang tertulis dalam sebuah draft perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga dan merupakan Syirkah ‘Inân, perserikatan untuk sebuah perjanjian bekerjasama dalam modal masing-masing
dan
keuntungan
dibagi
sesuai
kesepakatan.
Dimana
pelaksanaan perjanjian kerjasama ini telah memenuhi syarat perjanjian menurut hukum Islam. fulPROTEK adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank muamalat dengan produk Personal Accident dan Alkhairat Takaful Keluarga.
fulPROTEK merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola secara murni Syariah. Perjanjian yang terjadi antara Bank Muamalat dengan Takaful hanya perjanjian sebagai mitra saja. Sedangkan akad yang terjadi pada Bank Muamalat dengan nasabah investasi (Shar-e) adalah akad Mudharabah dan Takaful Keluarga dengan nasabah asuransi. 3. Kerjasama antara Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga sesuai dengan pandangan hukum Islam, dimana telah terpenuhinya rukun dan syarat sahnya perjanjian menurut hukum Islam, yaitu pernyataan untuk mengikatkan diri, objek akad, pihak-pihak yang berakad maupun tujuan akad. Pelaksanaan perjanjian ini tidak dan tidak akan bertentangan atau melanggar atau berbenturan dengan setiap hukum, peraturan, penetapan, keputusan administrasi atau hukum atau kebijakan pemerintah Indonesia atau departemen lainnya, perwakilan, badan-badan atau pihak yang berwenang lainnya. Karena perjanjian ini diatur berdasarkan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia. B. Saran Bagi kedua pihak yang melakukan kerjasama, dalam hal penjualan produk fulPROTEK, pemasaran hendaknya tidak hanya dilakukan oleh Takaful Keluarga saja melainkan dari Bank Muamalat juga, karena dapat menarik lebih banyak lagi nasabah untuk melakukan investasi yang berasuransi. Dan juga lebih melakukan pengenalan tentang produk fulPROTEK kepada
masyarakat, sehingga masyarakat tahu lebih banyak keunggulan-keunggulan dari fulPROTEK. Dalam hal terjadinya pemutusan perjanjian maupun yang lainnya, sebaiknya mempergunakan hukum Perdata Islam karena dari segi syarat sahnya perjanjian maupun asas-asas perjanjian yang dilakukan sudah sesuai dengan hukum Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mustaq, cet.IV. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006. Anshori, Abdul Ghofur. Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia. Yogyakarta: Citra Media, 2006. Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, cet.II. Bandung: PT.Rineka Cipta, 1993. Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2006 Annual Report. Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006. Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam). Yogyakarta: UII Press, 2000. Dewi, Gemala. dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, cet.II. Jakarta: Kencana, 2006. Djamil, Faturrahman. dkk. Hukum Perjanjian Syariah dalam Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: PT Citra Aditya Bankti, 2001. “fulPROTEK Perlindungan dan Rasa Aman Sebenarnya.” Republika. 24 April 2006. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, cet.XXI. Yogyakarta: Andi Offset, 1992. Hamidi, M. Luthfi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003. Hasan, Surtahman Kastin dan Ahmad, Sanep. Ekonomi Islam: Dasar dan Amalan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005.
Lathif, AH. Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Mas’adi, Ghufron A. Fiqh Muamalah RajaGrafindo Persada, 2002.
Kontekstual.
Jakarta:
PT
Perjanjian Kerjasama Antara PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga Tentang fulPROTEK. No: 016A/BMI/PKS/IV/2006 No: ATK.DU.PKS-001.04.2006. Siddiqi, M. Nejatullah. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. “Spin Off Diharapkan Segera Terealisasi.” Republika. 20 Juli 2007. Suma, Muhammad Amin. Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional. Jakarta: Kholam Publishing, 2006. “Syirkah”, dalam Abdul Azis Dahlan, dkk, ed., Ensiklopedi Islam, vol.2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 193. Yunaldi, Wendra. Potret Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: Centralis, 2007. http://www.muamalatbank.com http://www.takaful.com