64
BAB III SISTEM PERHITUNGAN BAGI HASIL (MUDHARABAH) DALAM TAKAFUL INVESTASI DI ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG SEMARANG
A. Sejarah Berdirinya Asuransi Takaful Keluarga Indonesia Di Indonesia sejarah asuransi takaful baru muncul pada tahun 1994, seiring diresmikannya PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi takaful Umum pada tahun 1995. dua asuransi ini merupakan cabang perusahaan PT asuransi Takaful Indonesia, dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan yang terdapat dalam bab III pasal 3 point a UU 2 tahun 1992 (tentang usaha perasuransian). Sedangkan PT asuransi Takaful Indonesia sendiri sebagai bolding compani, di miliki oleh PT abdi bangsa, PT Bank Muamalah Indonesia, PT Permodalan Nasional Madani dan Lembaga Organisasi dan Pengusaha Muslim.1 Gagasan awal berdirinya asuransi Islam di Indonesia berasal dari Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), melalui Yayasan Abdi Bangsanya. Gagasan ICMI itu ditindaklanjuti secara bersama-sama oleh PT Asuransi Tugu Mandiri. Pada tanggal 27 Juli 1993 ICMI bersama tiga PT tersebut kemudian sepakat memprakarsai pendirian asuransi Islam di Indonesia dengan menyusun tim pembentukan asuransi Takaful Indonesia (TEPATI). 2
1
Lihat, Modul Pengetahuan Dasar Takaful, Jakarta: PT Syari’at Takaful Indonesia, Gema Insani 2006, hlm22 2 Ibid.
64
65
TEPATI inilah yang menjadi perumus dan perealisir berdirinya asuransi takaful Indonesia (ATI), dengan berdirinya Asuransi Takaful Keluarga (asuransi Jiwa) dan PT asuransi Takaful Umum (asuransi kerugian). Langkah awal yang dilakukan TEPATI dalam membentuk asuransi ini adalah melakukan study banding ke Syari’ah Takful Malaysia sendirian Berhad di Malaysia pada tanggal 7 sampai 10 September 1993. Malaysia merupakan negara ASEAN pertama yang mempraktikkan asuransi berdasarkan prinsip syari’ah, selama di Malaysia seluruh anggota TEPATI berusaha melihat secara umum dan langsung prinsip-prinsip takaful serta penerapannya. Bagi tim ini bukan hanya melihat cara asuransi syari’ah Malaysia beroperasi tapi mereka juga empelajari berbagai dokumen penunjang sistem kerja takaful. Hasil studi itu lalu di seminarkan di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1993 yang merekomendasikan untuk segera di bentuk PT Asuransi Takaful Indonesia. 3 Pada akhirnya, Asuransi Takaful Keluarga berdiri secara resmi pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan modal setor 5 milyar rupiah, dilakukan di Puri Agung Room Hotel Syahid Jaya Jakarta oleh Menteri Keuangan Mar’ie Muhamad. Izin operasional asuransi ini di peroleh dari departemen keuangan melalui surat keputusan No : Kep-385/KMK. 017/1994 tanggal 04 Agustus 1994. 4
3
Tim Takaful, Takaful Asuransi Islam, Jakarta: Koperasi Kayawan Takaful, 1997, hlm.
4
Ibid hlm. 9.
8-9.
65
66
Adapun PT asuransi Takaful Keluarga Indonesia memiliki wilayah kerja yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdiri dalam 35 kantor perwakilan atau cabang 5yaitu: Kantor Pusat Graha Tafakul Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No. 100 Jakarta 12790, Indonesia telp.: (6221) 799 2345. fax : (6221) 790 1944, 790 1435. Kantor Cabang Wilayah Jabotabek -
Arthaloka Telp. (021) 251 2345 Manggarai Telp. (021) 8379 4885 Saharjo Telp. (021) 831 1234 Pondok Indah telp. (021) 7279 0216, Depok Telp. (021) 775 3681 Bogor telp. (0251) 363 017 Tanggerang telp. (021) 554 3086 Bekasi telp. (021) 889 51947
Wilayah Jawa - Cilegon telp. (0254) 390 959 - Bandung telp. (022) 421 0748 - Cirebon telp. (0231) 233 048 - Semarang telp. (024) 358 7041 - Solo telp. (0271) 664 518 - Yogyakarta telp. (0274) 550 744 - Surabaya telp. (031) 504 5900 - Malang telp. (0341)406 677 - Bali telp. (0361) 25278 Wilayah Sumatra - Banda Aceh telp. (0651) 248 73 - Lhokseumawe telp. (0645) 47878 - Medan telp. (061) 457 9319 - Padang telp. (0751) 55692 - Pekanbaru telp. (0761) 567 223 - Batam telp. (0778) 469 053 - Jambi telp. (0741) 66411 5
Lihat, Brosur Takaful Indonesia terbaru tahun 2006.
66
67
-
Bengkulu telp. (0376)700 0404 Palembang telp. (0711) 371 167 Lampung telp. (0721) 242 892
Wilayah Kalimantan - Balik Papan telp. (0542) 427 070 - Samarinda telp (0541) 731 391 - Bontang telp (0548) 23779 - Banjarmasin telp. (0511) 270 193 - Pontianak telp (0561) 735 724 Wilayah Sulawesi - Makasar telp. (0411) 831 789 - Kendari telp. (0401) 329 665 - Mataram telp. (0370) 622245 - Palu telp. (0451) 457 848 1. Visi dan Misi Asuransi Takaful Keluarga •
Adapun visi takaful sebagai berikut6: Menjadi asuransi syari’ah yang memberikan pelayanan terbaik,
amanah, profesional, dan menjadi asuransi syari’ah yang terpercaya pilihan umat Islam dan bangsa Indonesia. •
Sedangkan misi takaful sebagai berikut; Menjadi asuransi takaful terpercaya sebagai lembaga keuangan
yang konsisten manjalankan transaksi asuransi secara Islami. Operasional perusahaan dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip syari’ah yang bertujuan memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik bagi umat dan masyarakat Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan, takaful akan berjuang dan berkembang untuk menjadi perusahaan yang terkemuka. Asuransi takaful syari’ah sebagai asuransi yang beroperasi atas dasar prinsip syari’ah Islam menetapkan budaya perusahaan yang 6
Ibid. Dan lihat juga modul pengetahuan dasar takaful
67
68
mengacu kepada sikap ahlakul karimah bertanggung jawab, amanah dan profesional, yang terangkum dalam kode etik konsultan takaful yang senantiasa memperhatikan dalam hal-hal sebagai berikut : 1.
Menjunjung tinggi kepercayaan diberikan oleh perusahaan dengan sikap ramah, sopan, tertib dan jujur, dalam melaksanakan tugas serta berusaha dengan maksimal, meningkatkan kesadaran berasuransi syari’ah bagi masyarakat dan memajukan perusahaan takaful.
2.
Berjanji tidak melakukan pekerjaan dan tugas rangkap untuk perusahaan asuransi lainnya.
3.
Mengutamakan kepentingan para pemegang polis dan perusahaan dengan selalu memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan.
4.
Menggunakan cara yang layak sesuai akhlakul karimah dalam memasarkan takaful dan dengan tegas menolak segala cara yang dapat merendahkan martabat dan merusak citra syari’ah serta tidak menjanjikan ketentuan yang menyimpang dari polis yang ada.
5.
Berusaha meningkatkan kemahiran, ketrampilan, dan pengetahuan terutama mengenai asuransi syari’ah dan ekonomi syari’ah.
6.
Memberikan keterangan yang benar dan lengkap dalam menjelaskan dan menawarkan takaful agar calon nasabah mengambil sesuai kebutuhannya.
7.
Berusaha menjadi tauladan dalam tugas sehari-hari serta senantiasa memupuk kerja sama konstruktif dengan rekan-rekan seprofesi.
68
69
8.
Menyadari sepenuhnya apabila melanggar kode etik yang berlaku, maka akan dimintai pertanggung jawabannya. 7
2. Profil Perusahaan Nama
: PT Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.
Alamat
: PT Asuransi Takaful Keluarga Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No.100 Jakarta.
Telpon
: (62-21) 799 1234
Fax
: (62-21) 799 1435
Website
: WWW.takaful.com
Tanggal beroperasi
: Februari 1994
Jumlah kantor
: 35 Kantor Cabang
3. Struktur Organisasi : Untuk memperlancar jalannya aktivitas perusahaan, maka perusahaan takaful Indonesia telah menetapkan susunan dewan pengawas syari’ah asuransi takaful sebagai berikut : Ketua
: Dr. K.H Didin Hafidhudin M.S
Anggota
: Dr. H. Muhamad Syafi’I Antonio MSC Prof. Dr. faturahman Jamil MA Dr. Salaim Segar Al-Jufri MA Prof. Madya Sobri Salamon
7
Modul Pengetahuan dasar Takaful, PT Syari’ah Takaful Indonesia, Op.Cit, hlm. 84
69
70
Sedangkan
susunan
pengurus asuransi takaful
Semarang
berdasarkan SK Menteri Kehakiman RI NO. C2-9583.H-01-01 adalah sebagai berikut : - Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Dato Muhammad Fadzli Yusuf
Komisaris
: Wiwin Soedjito
Komisaris
: Muhammad Harris
Komisaris
: Wanzamri Ismail
- Dewan Direksi : Direktur Utama
: Agus Haryadi
Direktur
: Muhammad Aminuddin 8
4. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia Cabang Semarang
Kantor Asuransi Takaful Indonesia Cabang Semarang
8
Ibid. hlm. 13
70
71
Untuk kantor cabang Semarang dipilihlah seoarang agen asuransi dari kantor pusat yang ada di Jakarta, beliau adalah bapak Sutaryadi. Dengan jerih payahnya dan semangat yang besar beliau bekerja sama dengan
bapak
Muhamad
Toyib
mereka
mempromosikan
dan
memperkenalkan asuransi takaful keluarga kepada masyarakat Semarang dan pertama kalinya beroperasi di masjid Baiturrahman yang tepatnya di Simpanglima Semarang. karena yang berminat menjadi peserta asuransi takaful keluarga semakin banyak dan prospek di Semarang semakin baik dengan melihat semakin bertambahnya minat masyarakat untuk menjadi anggota asuransi. Akhirnya dengan alasan tersebut, bapak Sutaryadi mengusulkan ke pihak asuransi pusat yang berada di Jakarta untuk membuka cabang di Semarang. maka pada tahun 1995 di buka lah asuransi keluarga cabang Semarang. Dimana asuransi keluarga cabang Semarang masih bekerjasama dengan pihak Bank Muamalah Indonesia (BMI) Semarang. kerjasama keduanya ini mencapai 2 bulan, ini dikarenakan pihak takaful sudah bisa mandiri terutama kantor baru yang berlokasi di Kampung Kali di jalan Muh. Soetoyo Semarang, pada tahun 1995. Selama di Jl. Muh. Soetoyo ini, asuransi takaful Semarang beroperasi selama 5 tahun. Pada bulan Juli tahun 2000 perusahaan asuransi pindah di Kaligarang selama 3 tahun dan akhirnya mulai tahun 2002 pindah di Jl Imam Bonjol sampai sekarang, dengan manajer personalia di pimpin oleh bapak Usman Subari. Selama perusahaan asuransi berdiri berikut namanama manajer personalia di mulai dari bapak Sutaryadi, Mudzakir, Cahyo
71
72
Untung Fahri Hamzah, Cacan S Bugis, Sutino dan sekarang Usman Subari. Pergantian manajer personalia ini dikarenakan adanya perintah dari kantor pusat yang ada di Jakarta dengan sistem rolling, ada pula yang karena pensiun. Karena jasa dan kegigihan beliau akhirnya perusahan asuransi masih tetap berdiri kokoh sampai sekarang, dengan berbagai peril yang
merintang
yang
bisa
diselesaikan
dengan
penuh
rasa
kepemimpinannya dan penuh tanggung jawab serta kerja sama dengan anggota di perusahaan asuransi yang mana semua anggota asuransi menempatkan diri dengan penuh rasa amanah dan tanggung jawab atas tugasnya masing- masing. 9 Dengan berlandaskan konsep penentuan daerah yang mempunyai potensi bisnis bagi pembukaan kantor cabang asuransi takaful keluarga Indonesia. Kota Semarang merupakan salah satu alternatif lokasi kantor cabang yang memiliki prospek bisnis dimasa depan. Maka pada tahun 2000 dibukalah asuransi takaful cabang semarang di jalan Imam Bonjol No. 46 Semarang Telp. (024) 3587041, fak. (024) 3587042. Adapun bagan organisasi Asuransi Takaful Kantor cabang Semarang adalah sebagai berikut :
9
Wawancara dengan bapak Hanif selaku staf karyawan bagian teknik di Asuransi Takaful Keluarga cabang Semarang pada tanggal 9 Januari 2006.
72
73
Bagan Organisasi Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang Branch Manajer Inkaso dan Keuangan Bagian Teknik Kolektor Bagian Umum
Eksekutif Finansial Consultan
Unit Manager
BAO (Bancassurance)
BAO (Bancassurance)
Fiancial Consultan Sumber : Wawancara dengan AsuransiTakaful Keluarga Cabanf Semarang
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi pada bagan diatas adalah sebagai berikut : a. Branch Manager (kepala cabang). - Mengawasi langsung pada bagian dibawahnya, pengawasan dilakukan dengan tujuan mencapai keberhasilan kinerja kelancaran dan ketertiban perusahaan. - Mengadakan hubungan kerjasama baik ke dalam maupun keluar. b. Inkanso dan bagian keuangan - Menyusun data keuangan yang diberikan oleh kepala cabang - Membuat daftar gaji karyawan
73
74
- Mengadakan kalkulasi dan penyusunan neraca - Melakukan pembayaran gaji kepada karyawan - Memberikan bonus pada bagian marketing c. Bagian Teknik - Melaksanakan penerbitan polis - Melakukan pengurusan klaim diantaranya mengenai masalah data-data yang kurang lengkap menangani kesalahpahaman dengan nasabah atau peserta asuransi. d. Kolektor - Melaksanakan tugas pekerjaan secara umum e. Bagian Umum - Melaksanakan tugas pekerjaan di kantor secara umum f. Marketing - Bertanggungjawab atas pemasaran produk Takaful g. Eksekutif finansial Consultan - Bertugas memasarkan Produk takaful baik dengan cara mendatangi calon nasabah langsung, melalui brosur maupun dengan cara lainnya. h. BAO (Bancas Surance) - Bertugas menangani asuransi Perbankan Berikut ini penulis sertakan nama personil Takaful Cabang Semarang : Branch Manager
: Kusman Sobari
Inkaso dan Keuangan
: Abdurrahman
Bagian Teknik
: Hanif
74
75
Kolektor
: Imam Farurozi
Bagian Umum
: Mualim
Eksekutif Fiancial Consultan
:
Siti
Choisah,
Warminah,
Sugesti,
Nurhasanah Unit Manejer
: Fera Olivia Daniera
BAO
: Al-Hasyr Abdul, Sayida Nurfiyana
Financial Consultan
: Zamroni, Muswanti 10
B. Produk-Produk Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang Produk-produk asuransi syari’ah tidaklah terlampau jauh berbeda dengan cara mendesain produk-produk konvensional, meski demikian perbedaan yang ada diantara keduanya dapat menjadikan halal haramnya suatu produk. Seperti halnya dalam menentukan tarif premi, pemberian klaim dan penentuan hasil investasi. pada asuransi konvensioanal didasarkan pada perhitungan bunga, sementara pada asuransi syari’ah mendasarkan pada konsep bagi hasil (mudharabah). Berikut ini adalah jenis produk-produk asuransi takaful keluarga dimana mekanisme pengelolaan dana dengan unsur tabungan : 1. Takaful Dana haji Program takaful dana haji adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dan dalam bentuk rupiah atau US $ untuk biaya menjalankan ibadah haji.
10
Ibid..
75
76
2. Takaful Dana Investasi Program takaful dana investasi adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang rupiah atau US $ sebagai dana investasi yang di peruntukan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal dunia lebih awal atau sebagai bekal untuk hari tuanya. 3. Takaful Dana Pendidikan Program takaful dana pendidikan (fuldani) adalah produk dari PT Asuransi Takaful Keluarga untuk perorangan untuk individu yang ditujukan bagi orang tua yang merencanakan dana pendidikan untuk putra putrinya sampai sarjana, dalam mata uang rupiah atau US $. 4. Takaful Falah Merupakan program produk asuransi takaful keluarga yang dirancang secara khusus bagi peserta yang menginginkan manfaat asuransi secara menyeluruh, ketika peserta mengalami musibah meninggal baik karena sakit atau kecelakaan, cacat tetap total atau cacat tetap sebagian, dana santunan harian selama peserta dirawat inap. Dan juga manfaat bagi penderita penyakit kritis. Produk asuransi keluarga tanpa unsur tabungan, seperti halnya pada asuransi takaful sebagai berikut : 1. Asuransi Takaful kesehatan individu
76
77
Program ini diperuntukan bagi perorangan yang bermaksud menyediakan dana santunan, rawat inap dan operasi bila peserta sakit dalam masa perjanjian. 2. Asuransi takaful kecelakaan dini individu Program ini yang diperlukan bagi perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris bila peserta mengalami kecelakaan dalam masa perjanjian. 3. Asuransi Takful al-khairat individu Program ini diperuntukkan bagi perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris bila peserta mengalami kematian dalam masa perjanjian. 11 Akad asuransi adalah perjanjian antara pemegang polis dengan perusahaan mengenai pertanggungan yang dilaksanakan atas diri peserta asuransi. Akad yang dilaksanakan dalam asuransi takaful keluarga di perusahaan asuransi takaful keluarga cabang Semarang ini adalah akad ta’awun (tolong menolong) dan mudharabah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menghimpun dana, sehingga para pemilik dana (peserta asuransi) dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan ganda baik dari hasil investasi, nilai pertanggungan dan nilai tunai premi serta manfaat lainnya. Dengan adanya akad perjanjian ta’awun (tolong menolong ) ini maka semua peserta asuransi menjadi penolong antara satu dengan yang lainnya (antara peserta
11
Modul pengetahuan Dasar Takaful, Op.Cit. hlm. 28-38
77
78
asuransi). Karena perjanjian ini dilaksanakan oleh peserta asuransi sebagai tertanggung yang saling berjanji untuk menanggung dan menolong dengan sesama tertanggung lain (peserta lain). sedangkan akad mudharabah merupakan perjanjian kerja sementara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi, dimana dana premi yang terkumpul akan dikelola oleh perusahaan asuransi sebagai shohibul maal dan peserta asuransi sebagai Mudharibnya, ketentuan nisbah atau prosentase bagi hasil ditentukan oleh pihak perusahaan, misalnya 60% dan 40%, dimana 60% untuk peserta asuransi dan 40% untuk perusahaan asuransi. Akad mudharabah ini merupakan hal yang membedakan dengan asuransi konvensional, karena dengan akad mudharabah tidak akan mengenal adanya sistem bunga yang diharamkan oleh hukum Islam. Mengenai keanggotaan di asuransi takaful keluarga atau kepesertaan asuransi ini bersifat sukarela, siapa saja dapat menjadi peserta asuransi takaful keluarga. Adapun syarat kepesertaan sebagai berikut : -
Identitas diri (KTP,SIM, Paspor)
-
Mengisi aplikasi yang sudah disediakan oleh perusahaan asuransi
-
Membayar premi
-
Ilustrasi
78
79
Dok. Proses Pendaftaran Menjadi Peserta Takaful Indonesia Cabang Semarang
Seseorang yang telah mendaftarkan dirinya dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan maka secara otomatis orang tersebut menjadi anggota atau peserta asuransi, dan berkewajiban untuk membayar premi sesuai dengan cara bayar yang telah disepakati bersama. Premi Takaful merupakan sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri dari dana tabungan (tabungan peserta khusus untuk produk yang mempunyai unsur tabungan) dan tabarru (dana untuk tujuan kerjasama, tolong menolong dan saling menanggung diantara peserta bila terjadi klaim). Dalam pembayaran premi ini dapat dilakukan sekaligus, bulan, triwulan, semesteran, tahunan, hal ini sesuai dengan persetujuan perusahaan asuransi dengan peserta
79
80
asuransi, Akan tetapi khusus produk non tabungan pembayaran premi dilakukan secara tahunan. Sistem pengelolaan asuransi syari’ah adalah saling bertanggung jawab bantu membantu dan saling melindungi antara para pesertanya. Pada asuransi syari’ah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan akta perjanjian yang tercantum dalam polis. 12 Bagian keuntungan perusahaan takaful diperoleh dari pembagian keuntungan dari peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil) dimana perusahaan sebagai mudharib dan peserta asuransi sebagai shohibul maal. Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagikan antara peserta dan perusahaan asuransi dengan ketentuan nisbah yang telah disepakati bersama. Dalam asuransi takaful keluarga setiap premi takaful yang dibayarkan dimasukkan dalam dua rekening atau mekanisme pengelolaan dana dari peserta dalam hal ini adalah premi terbagi menjadi dua sistem yaitu sistem pada produk saving atau tabungan dan sistem pada produk non saving atau tidak tabungan. Rekening tabungan peserta disini adalah dana yang merupakan milik peserta yang dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri, peserta meninggal dunia. Rekening tabarru yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta sebagai iuran dana 12
Polis adalah surat perjanjian antara peserta dengan perusahaan. Lihat syarat umum polis individu asuransi takaful keluarga, hlm. 1.
80
81
kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu yang dibayarkan bila peserta meninggal dunia, perjanjian telah berakhir dengan dana premi yang terkumpul diinvestasikan sesuai dengan syari’ah yang dilakukan oleh perusahaan asuransi sebagai mudharib. Dari sinilah terwujud dan tidaknya perusahaan asuransi sesuai dengan syari’ah baik penerapan prinsip dan sistem bagi hasilnya. Untuk asuransi takaful keluarga jika semakin tua kelompok umur tertanggung dan semakin lama jangka waktu pertanggungan maka semakin besar pula jumlah prosentasenya. Adapun mengenai gambaran jelas tentang mekanisme atau perhitungan dalam asuransi takaful keluarga berikut akan penulis cantumkan contoh perhitungannya atau aplikasinya sebagai berikut : Bagi hasil (keuntungan) : 60 % untuk peserta : 40 % untuk perusahaan Berikut tabel ilustrasi takaful dana investasi 1. Apabila peserta meninggal dunia pada tahun ke 5 masa angsuran. Rumus : meninggal [ Dana kematian + Nilai tunai tahun ke n + Bagi hasil ]. Misal apabila peserta meninggal pada tahu ke 5 angsuran maka : -
Jumlah rekening peserta
= Rp. 13.687.500,-
-
Keuntungan dari bagi hasil selama 5 th = Rp. 1.985.624,-
-
Dana kematian
= Rp. 15.000.000,
Jumlah santunan yang diterima ahli warisnya =Rp. 30.673.124,Apabila
peserta
masih
hidup
hingga
berakhirnya
masa
pertanggungan (jatuh tempo) maka;
81
82
Rumus : Jatuh tempo [jumlah rekening + keuntungan dari rasio investasi] + rekening khusus (jika ada). atau diakhir perjanjian nilai tunai. -
Jumlah rekening peserta
= Rp.28.425.000,-
-
Keuntungan dari rasio investasi selam 10 th
= Rp. 8.389.040,-
-
Rekening khusus peserta (jika ada)
= Rp.XXXXXX Rp. 36.814.040,-
2. Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir. Misalkan pada tahun ke 6 masa angsuran maka; Rumus : nilai nominal [tabungan tahun ke n + bagi hasil] + rekening khusus (jika ada) -
Jumlah rekening peserta
= Rp. 16.635.000,-
-
Keuntungan dari hasil investasi selama 6 tahun = Rp.
-
Rekening khusus (jika ada)
2.879.414,-
= Rp.XXXXXXX = Rp. 1.951.414,-
Dari ilustrasi di atas jelas bahwa bila peserta meninggal pada masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari perusahaan takaful keluarga yaitu sejumlah Rp. Rp. 30.673.124,- dan apabila peserta masih hidup sampai berakhirnya perjanjian maka peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas rekening khusus (tabarru) jika ada. sejumlah Rp. 36.814.040,-jika dibandingkan dengan antara peserta meninggal pada masa perjanjian dengan peserta masih hidup hingga akhir perjanjian maka akan semakin banyak jumlah nominalnya, jika peserta masih hidup sampai berakhirnya perjanjian hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari
82
83
nominal jumlah rekening dari peserta dan keuntungan bagi hasilnya. Dan apabila peserta mengundurkan diri pada tahun ke 6 maka akan mendapatkan keuntungan dari bagi hasil selama enam tahun bagi ahli warisnya sebesar Rp. 1.951.414,Berikut penulis akan memaparkan hasil wawancara dengan beberapa peserta atau nasabah asuransi takaful cabang semarang. wawancara ini bertujuan untuk mengetahui, mendorong masyarakat atau nasabah asuransi memilih Asuransi Takaful Keluarga cabang Semarang dibandingkan dengan lembaga asuransi lainnya. Peserta Asuransi Takaful Keluarga cabang Semarang ; 1. Bapak Suharno Menurut bapak Suharno faktor yang mendorong untuk bekerja sama dengan asuransi takaful keluarga cabang Semarang dalam berasuransi adalah karena saya sangat mempercayakan pada perusahaan asuransi takaful keluarga cabang Semarang karena ke syari’ahannya, yang insya Allah jauh dari riba, maisir, gharar. Karena di asuransi takaful keluarga cabang Semarang ada Dewan Pengawas syari’ah (DPS) yang mempunyai fungsi menetralisir dana-dana premi yang terkumpul keinvestasi syari’ah. Dan selain saya berasuransi saya juga bisa menabung dari uang premi yang saya bayar setiap periodenya dan mengenai nisbah presentase bagi hasil saya menyetujuinya pada awal saya menjadi peserta asuransi, waktu itu saya diberi penjelasan oleh pegawai setempat mengenai nisbahnya. Meski ketentuan prosentasenya sudah ditetapkan oleh pihak perusahaan
83
84
tanpa adanya tawar-menawar tetapi saya menyetujuinya tanpa ada unsur keterpaksaan, karena bagi saya yang terpenting adalah berasuransi halal dan bermanfaat bagi keluarga saya. 13 2. Bapak Haris Mengenai ketententuan nisbah prosentase bagi hasil yang sudah ditetapkan oleh perusahaan asuransi takaful keluarga cabang Semarang di awal saya menjadi peserta asuransi tanpa adanya tawar menawar, bagi saya tidak masalah dan saya tidak terpaksa untuk menerimanya. Pada pemberian klaim di asuransi takaful keluarga cabang Semarang sudah berlaku adil bagi para peserta asuransi dan dalam berasuransi salah satu faktor pendorongnya adalah menabung dari uang premi yang saya bayarkan disetiap periodenya. Dan asuransi takaful keluarga cabang semarang merupakan awal instansi asuransi syari’ah yang ada di semarang dengan sistem syari’ah dan dapat menegakkan ekonomi Islam serta produk yang ada di asuransi takaful keluarga cabang Semarang sesuai dengan kebutuhan saya. Dan mengenai penerapan prinsip-prinsip asuransi syari’ah di asuransi takaful keluarga cabang Semarang masih dalam tahap penyempurnaan. 14 3. Bapak Zaidun Muslim Selama saya bergabung dengan asuransi takaful keluarga cabang Semarang tidak ada permasalahan dengan perusahaan baik mengenai klaim dan bagi hasil yang telah diterapkan oleh perusahaan asuransi 13 14
Wawancara dengan bapak Suharno (peserta asuransi) pada tanggal 3 Mei 2006. Wawancara dengan bapak Haris (peserta asuransi) pada tanggal 4 Mei 2006.
84
85
meskipun saya tidak tahu persis dengan bagi hasilnya karena hanya pada awal perjanjian atau awal menjadi peserta asuransi, dimana waktu itu saya diterangkan oleh pihak perusahaan karena niat saya untuk perlindungan keluarga saya dan menabung untuk masa depan. Jadi mengenai prosentase bagi hasil saya tidak begitu memperhatikan semuanya saya percayakan pada pihak perusahaan, karena saya yakin dengan ke syari’ahannya, para penegak ekonomi di perusahaan dapat merealisasikannya. Dan karena ke syari’ahannya saya sebagai orang muslim sangatlah tertarik di asuransi takaful keluarga cabang Semarang. 15
C. Sistem Perhitungan bagi hasil (mudharabah) pada Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang Prinsip bagi hasil (mudharabah) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional lembaga keuangan syari’ah. Salah satunya adalah lembaga asuransi syari’ah. Secara hukum Islam prinsip yang berlaku adalah berdasarkan kaidah al-Mudharabah berdasarkan prinsip ini asuransi syari’ah akan berfungsi sebagai mitra baik dengan peserta maupun dengan perusahaan. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan, dari mana perusahaan asuransi syari’ah dan peserta asuransi akan memperoleh keuntungan? Bukankah pendapatan bunga tetap (bunga teknik) menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah perusahaan dan apakah
15
Wawancara dengan bapak Zaidun Muslim (peserta asuransi) pada tanggal 4 Mei 2006.
85
86
di Asuransi Takaful Keluarga cabang Semarang merealisasikan prinsip-prinsip asuransi syari’ah. Dari sini penulis akan mengetengahkan bagaimana perusahaan asuransi syari’ah dan peserta asuransi memperoleh keuntungan berdasarkan konsep bagi hasil (mudharabah), hal ini sering disebut orang sebagai pengganti nama bunga. Sebelum lebih lanjut penulis memberikan contoh perhitungan bagi hasil yang diterapkan di asuransi syari’ah, terlebih dahulu penulis uraikan tentang hal-hal yang mempengaruhi bagi hasil dalam asuransi takaful investasi. Dan ada beberapa manfaat sekaligus menjadi keunggulan dari konsep al mudharabah yang diterapkan dalam asuransi berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut. 1. Asuransi akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. 2. Asuransi akan lebih selektif dan produktif “hati-hati” mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 3. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip bunga yang bergantung terhadap krisis ekonomi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil (mudharabah) adalah sebagai berikut16 :
16
Wawancara dengan bapak Hanif, Op.Cit.
86
87
1.Jumlah dana premi yang tersedia untuk diinvestasikan ini merupakan jumlah dana premi dari berbagai sumber dana premi yang tersedia untuk diinvestasikan.
2.Nisbah - Dimana salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Misalnya 60 % untuk peserta berarti 40% untuk perusahaan, hal ini sudah diketahui pada awal perjanjian antara nasabah dan perusahaan asuransi, tapi hal ini tidak adanya sistem tawarmenawar perusahaan asuransi dengan peserta asuransi. - Nisbah antara asuransi syari’ah satu dengan nisbah asuransi lainnya dapat berbeda. 3. Penentuan pendapatan bagi peserta asuransi yang dibagi hasilkan ini setelah dikurangi biaya-biaya (loading). Hubungan antara perusahaan takaful dengan peserta mengikat diri dalam perjanjian mudharabah dengan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian awal. Mengenai
alur
jalannya
mekanisme
perhitungan
bagi
hasil
(mudharabah) takaful keluarga disini operasionalnya termasuk menggunakan premi tanpa unsur tabungan dengan ketentuan sebagai berikut: - Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta setelah dikurang biaya pengelolaan dimasukkan ke dalam rekening khusus (kumpulan dan untuk tabarru.
87
88
- Kumpulan dana peserta diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari’ah. - Hasil investasi dimasukkan ke dalam dana peserta kemudian dikurangi dengan sistem asuransi (klaim dan premi reasuransi).
Gambar.1.1. Skema hubungan mudharabah antara perusahaan dengan peserta. Premi tanpa unsur tabungan; Biaya Opersioanal
Perusahaan
Hasil Investasi
Investasi
Bagian Perusahaan
Kumpula n Dana Peserta
Premi Takaful
Total Dana
Beban Asuransi
40%
Surplus Opersioanal
Sumber : Brosur Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang
contoh 60% Bagian Peserta
Pada sistem pengelolaan dana dengan unsur non saving ada manfaat takaful yang dapat diperoleh peserta takaful atau ahli warisnya seperti halnya jika ; 1. Peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dan perusahaan sesuai dengan jumlah direncanakan peserta.
88
89
2. Bila peserta hidup sampai perjanjian terakhir, maka peserta akan mendapatkan bagian keuntungan atas rekening tabarru yang ditentukan oleh perusahaan dengan skema mudharabah.
Surplus kumpulan dana peserta dibagikan dengan sistem bagi hasil (al mudharabah) 40% perusahaan dan 60% peserta. Lebih lanjut dapat
dilihat dalam gambar rancang perhitungannya.
Contoh peritungan mudharabah dalam produk non saving : Ex ; ada 10 peserta Premi per peserta
5.000.000,-
Jumlah premi
50.000.000,-
Loading atau biaya
30%
Hasil investasi setara dengan
10%
Biaya Reas
2.500.000,-
Biaya klaim
3.000.000,-
Bagi hasil
40% perusahaan 60% peserta
Perhitungannya sebagai berikut ; Premi
50.000.000,-
Loading
(15.000.000,-)
Biaya Reas
(2.500.000,-)
Premi netto
32.500.000,-
Biaya Klaim
(3.000.000,-)
89
90
Klaim Reas
2.500.000,-
Hasil Investasi
5.000.000,-
Ta’awun (10%)
(5.000.000,-)
surplus yang dibagi hasilkan
32.000.000,-
bagian perusahaan 40% x 32.000.000,- = 12.800.000,bagian peserta 60% x 32.000.000,
= 19.200.000,-
rate bagi hasil peserta 19.200.000,- x 100% = 38,4 % 50.000.000,Jadi perusahaan memperoleh pengelolaan 15.000.000,- + 12.800.000,= 27. 800.000.Gambar 1.2. Skema hubungan mudharabah antara perusahaan dengan peserta. Premi dengan unsur tabungan;
Perusahaan
Biaya Operasional
Hasil Investasi
Investasi
Peserta
Premi Takaful
Rekening Tabungan
Rekening Tabarru
Total Dana
Beban Asuransi
Surplus Opersioanal
Rekening Tabungan
Manfaat Takaful
90
91
Sumber : Brosur Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari takaful saving yaitu :
1.
Peserta ditakdirkan meninggal dunia pada masa perjanjian maka ahli warisnya akan memperoleh ; - Dana rekening tabungan yang telah disetor - Bagian keuntungan atas hasil investasi mudharabah dari rekening tabungan - Selisih dari manfaat takaful awal (rencana menabung) dengan premi yang sudah dibayar.
2.
Peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir maka peserta akan memperoleh; - Dana rekening tabungan yang telah disetor - Bagian keuntungan atas hasil investasi mudharabah dari rekening tabungan. Contoh ¾ Perhitungan mudharabah dalam produk pada unsur saving. Jumlah peserta 100 orang Biaya
35 %
Tabarru
5%
Hasil Inves
10 %
Bagi hasil
40 % perusahaan 60 % peserta
91
92
perhitungannya sebagai berikut; Dana
Dana
Tabungan
Tabarru
Premi bruto
750.000.000,-
50.000.000,-
Loading
280.000.000,-
Premi reas
-
-
(8.000.000,-)
Premi yang bisa diinvestasikan
470.000.000,-
42.000.000,-
hasil inves.
40.000.000,-
20.000.000,-
bagian perusahaan
(12.000.000,-)
(8.000.000,-)
498.000.000,-
54.000.000,-
Klaim (netto)
(50.500.000,-)
(30.000.000,-)
Saldo dana peserta
447.500.000,-
24.000.000,-
Perusahaan memperoleh
- biaya 280.000.000,-
-
Pengelolaan dana tabungan
: 12.000.000,-
-
Pengelolaan dana tabarru
: 8.000.000,-
Total
: 300.000.000,-
¾ Perhitungan bagi hasil produk kumpulan dengan rumus: Ilustrasi perhitungan bagi hasil Premi
: Rp. 10.000.000,-
Biaya pengelolaan 30 %
: (Rp. 3.000.000,-)
Klaim
: (Rp.3.000.000,-)
92
93
Hasil Investasi Selama 1 th
: Rp. 500.000,-
Dana ta’awun 50 %
: (Rp. 2.250.000,-)
Bagi hasil
: Rp. 2.250.000,-
Maka bagi hasilnya : Perusahaan adalah 40 % X Rp. 2.250.000,-
: Rp.900.000,-
Peserta adalah 60 % X 2.250.000,-
: Rp. 1.350.000,-
Pada asuransi takaful keluarga, besar kecilnya yang akan diperoleh peserta tergantung pada; a. Pendapatan asuransi atau hasil investasi di perusahaan asuransi syari’ah b. Nisbah bagi hasil antara nasabah dengan perusahaan asuransi c. Jumlah nominal premi yang dibayar peserta/nasabah d. Jangka waktu atau masa perjanjian Memang benar bahwa asuransi syari’ah terdapat unsur ketidakpastian dalam memperoleh keuntungan, karena berapa rupiah yang akan diperoleh peserta asuransi sangat bergantung kepada pendapatan yang diperoleh asuransi atau hasil investasi yang telah dikelolanya. Namun
demikian
manajer
operasional
asuransi
syari’ah
mengungkapkan bahwa asuransi syari’ah tetap dapat bersaing dengan asuransi konvensional tanpa meninggalkan unsur kesyari’ahannya. Salah satu caranya adalah pada asuransi syari’ah tidaklah mengenal adanya dana hangus walaupun peserta asuransi ingin mengundurkan diri karena sesuatu hal, dana yang sudah disetor tetap dapat diambil oleh peserta
93
94
asuransi. Sedangkan dalam asuransi konvensional dikenal adanya dana hangus, dimana peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa reserving period (jatuh tempo) maka premi yang telah dibayarkan akan hangus. Dengan demikian jelas bahwa asuransi dengan sistem bagi hasil mudharabah tetap menguntungkan dan memberikan bagian keuntungan yang adil kepada semua pihak yang terlibat, yaitu perusahaan asuransi sebagai pengelola mudharib dan peserta sebagai shohibul maal. Keuntungan diperoleh bukan berdasarkan bunga, tetapi persen dari pendapatan atau hasil investasi yang diperoleh perusahaan asuransi. Selain mendapatkan keuntungan atas bagi hasil (mudharabah) juga mendapat keuntungan atas proteksi bagi dirinya, keluarganya dan hartanya. Jika terjadi suatu musibah dengan adanya klaim yang diberikan pihak perusahaan asuransi kepada peserta asuransi. Sedang mengenai syarat dan rukun mudharabah pada asuransi takaful keluarga terealisir sebagai berikut : 1. Adanya kerja sama antara shohibul maal dan mudharib. Mudharib (perusahaan asuransi) selaku penerima dana yang terkumpul dari premi peserta, berkuasa penuh atas dana tersebut, artinya perusahaan asuransi diberi amanah oleh shohibul maal (peserta asuransi) untuk mengelolanya. Dimana shohibul maal tidak berperan aktif dalam pengelolaannya tersebut. 2. Adanya sighat (ijab qobul)
94
95
Setiap peserta yang mengadakan perjanjian dengan
perusahaan
diwajibkan mengisi dan menandatangani sendiri surat pengajuan asuransi (SPA atau aplikasi) beserta formulir pendukung dan persyaratkan yang telah dipersiapkan untuk itu, dengan lengkap dan jujur sesuai dengan keadaan sebenarnya, kemudian menyerahkan pada perusahaan. Hal ini merupakan persetujuan kedua belah pihak untuk mengikat diri dalam perjanjian melalui ijab qobul antara peserta asuransi dengan perusahaan asuransi secara tertulis dimana keterangan yang dicantumkan di dalam formulir tersebut yang dicantumkan oleh calon peserta merupakan dasar dari perjanjian dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari polis. Yang mana isi dari SPA (Surat Pengajuan Asuransi) terdiri dari biodata peserta asuransi, masa perjanjian asuransi, jenis mata uang yang akan disetorkan (rupiah atau dolar), cara pembayaran premi, pemilihan cara pembayaran yaitu dengan cara diri sendiri, melalui transfer dan pembayaran ditagih oleh petugas takaful, dan yang terakhir data kesehatan peserta dan riwayat kesehatan keluarganya. 3. Adanya modal Modal dalam perasuransian dapat diasumsikan dengan premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi yang dibayarkan secara periode sesuai dengan perjanjian. Modal atau premi berupa uang bukan barang dan bersifat tunai. Premi diserahkan kepada perusahaan asuransi secara periodik baik bulanan, triwulan, semesteran, tahunan, bahkan sekaligus. Hal ini sesuai dengan keinginan peserta asuransi dan premi tidak
95
96
ditentukan oleh perusahaan, hal ini peserta diberi keleluasaan dalam nilai modal atau premi yang dibayarkan. 4. Adanya usaha atau pekerjaan Perusahaan asuransi yang berkedudukan sebagai mudharib berkuasa penuh dalam hal pengelolaan dana yang terkumpul dari peserta asuransi, usaha penginvestasianya diserahkan penuh kepada pihak perusahaan asuransi, tetapi dalam hal ini perusahaan asuransi memilah-milah dalam penginvestasiannya yang sesuai syar’i
yaitu menjauhi yang haram,
perusahaan asuransi hanya akan menginvestasikan dana yang terkumpul ke sektor-sektor ekonomi yang syar’i, misalnya ke Perbankan syari’ah, reksa dana syari’ah, Obligasi syari’ah dan masih banyak lagi yang paling utama adalah adanya sistem syari’ah yang halal. 5. Mengenai nisbah keuntungan di perusahaan asuransi takaful Semarang telah menetapkan prosentasi sendiri, dimana 40% untuk perusahaan dan 60% untuk peserta. Prosentase ini tidak boleh ditawar-tawar lagi antara peserta (shohibul mal) dengan perusahaan (mudharib.) Artinya ini sudah merupakan ketetapan yang dipegang oleh perusahaan asuransi, bagi calon peserta yang tidak setuju dengan nisbah yang ditentukan oleh perusahaan, maka calon peserta boleh mengundurkan diri atau tidak jadi menjadi peserta asuransi di Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang.
96
97
D. Implementasi prinsip asuransi Syari’ah di Asuransi takaful Keluarga Cabang Semarang Asuransi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Proteksi bagi diri dan keluarganya kegiatan asuransi di Indonesia sudah lama dilakukan sedangkan kegiatan asuransi yang berdasar pada hukum Islam belum lama berkembang di Indonesia. untuk itu kegiatan asuransi syari’ah masih berdasar pada peraturan perundang-undangan yang selama ini berlaku sepanjang peraturan mengenai asuransi syari’ah belum terbuat. Dewan syari’ah nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah salah satu lembaga yang diakui oleh pemerintah untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan produk-produk syari’ah di lembaga-lembaga keuangan syari’ah termasuk pada asuransi syari’ah. 17 Asuransi syari’ah mempunyai prinsip dasar dalam sistem kerjanya, yang mana prinsip dasar asuransi syari’ah tidaklah jauh berbeda dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika Islami. Hal ini karena disebabkan kajian asuransi syari’ah merupakan turunan dari konsep ekonomi Islam. 18 Biasanya literatur ekonomi Islam selalu melakukan penurunan nilai pada tataran konsep atau institusi yang ada dalam lingkup kajiannya seperti halnya asuransi dimana prinsip dasar yang ada dalam asuransi bagaikan sebuah bangunan.
17
Gemala Dewi et.al, Hukum Perikatan Islam, Jakarta: Fajar Inter Pratama Off Set, 2000.hlm.170. 18 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu tijauan analisis Hitoris, Teoritis, Praktis.Jakarta: PT Fajar Inter Pratama of seff, 2004, hlm. 125
97
98
Sebuah bangunan seharusnya mempunyai pondasi dan prinsip dasar yang kuat agar tegak dan kokoh. Begitu juga dengan asuransi syari’ah harus dibangun diatas pondasi dan prinsip dasar yang kokoh. Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syari’ah pada kinerja yang dilakukan di asuransi takaful keluarga cabang Semarang menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut; 1. Prinsip tauhid Pada asuransi takaful keluarga cabang Semarang prinsip tauhid
ini
merupakan prinsip dasar utama dalam kegiatan perasuransian dimana setiap gerak langkahnya harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Salah satunya ada kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yang diikuti oleh setiap pegawai dan manajer perusahaan asuransi syari’ah, yang mana pada setiap bulan ada kegiatan pengajian mess (masyarakat ekonomi syari’ah). Meskipun ini merupakan kegiatan intern perusahaan tetapi kegiatan ini merupakan wadah untuk para setiap anggota perusahaan asuransi syari’ah cabang Semarang khususnya dan para perlaku ekonomi umumnya untuk lebih mendekatkan diri kepada khaliNya. Kegiatan mess ini dilakukan oleh perusahaan asuransi cabang Semarang dan perusahaan Islam lainnya salah satunya dengan perusahaan Toha Putra cabang Semarang. kegiatan tersebut diatas selain mempunyai misi habblum minallah (hubungan dengan Allah) dan juga habblumminnannas (hubungan dengan manusia) dengan maksud mencari masukan atau
98
99
kritikan pihak lain, ini semua untuk kemajuan dan kesuksesan perusahaan ini. 19 2. Adanya prinsip keadilan (Justice) Pada asuransi syari’ah cabang Semarang menempatkan kata keadilan direalisasikan pada hak dan kewajiban antara peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Juga pada pembagian profit yang dihasilkan dari hasil pengelolaan sesuai dengan akad yang telah disetujui diawal perjanjian.
Ini
salah
satu
yang
membedakan
dengan
asuransi
konvensioanal, dengan adanya prinsip keadilan pembagian profit sharing pada saving yang terkumpul dari dana premi yang akan di bagi hasilkan sesuai dengan kesepakatan awal. 3. Adanya prinsip tolong menolong (ta’awun). Prinsip yang paling utama dalam konsep asuransi syari’ah adalah prinsip tolong menolong (ta’awun), begitu juga pada perusahaan asuransi takaful keluarga cabang Semarang, dimana prinsip tolong menolong (ta’awun) ini merupakan bentuk solusi bagi mekanisme operasionalnya, seseorang yang masuk asuransi syari’ah sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu meringankan beban temannya atau saudaranya. Hal ini sesuai dengan hadits “ Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman antara satu dengan lain seperti satu tubuh (jasad) apabila satu dari anggotanya tidak sehat, maka akan berpengaruh kepada seluruh tubuh” (HR. Bukhori dan
19
Wawancara Bapak Hanif Op.Cit.
99
100
Muslim). Ketika peserta mendapatkan musibah atau kerugian, tetapi pihak perusahaan tidak memakai unsur tolong menolong (ta’awun), berarti perusahaan asuransi atau peserta asuransi hanya semata-mata untuk mengejar keuntungan bisnis (profit oriented) maka perusahaan asuransi sudah kehilangan karakteristik utama dalam berasuransi. Maka dari itu asuransi takaful keluarga cabang semarang selalu menetapkan prinsip tolong menolong dalam kegiatan usahanya.
20
Lain halnya dengan
asuransi konvensional, perusahaan asuransi konvensional tidak mengenal dengan adanya sistem atau prinsip tolong menolong yang ada dalam tujuan bisnisnya hanyalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan kesusahan atau kesulitan pihak peserta asuransi. 4. Prinsip Kerja sama Berpegang dari sifat manusia sebagai mahluk sosial tidak akan dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari yang lain. sebagai apresiasi dari posisi dirinya sebagai mahluk sosial, nilai kerja sama adalah suatu norma yang tidak dapat ditawar lagi yang mana hanya dengan mewujudkan
kerja
sama
antar
sesama
manusia,
barulah
dapat
merealisasikan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Pada asuransi takaful cabang Semarang kerja sama dalam bisnis asuransi dapat terwujud dalam bentuk akad yang dijadikan acuan kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi, sejauh mana pada asuransi takaful cabang Semarang dalam
20
Ibid.
100
101
operasionalnya
dengan
menggunakan
atau
memakai
konsep
mudharabah..21 Mudharabah merupakan bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih yang mengharuskan pemilik modal dalam hal ini adalah peserta asuransi menyerahkan sejumlah dana (premi) kepada perusahaan asuransi untuk dikelola. Perusahaan asuransi memegang penuh pengelolaan dan yang terkumpul dari dana premi peserta, dan setelah perusahaan asuransi mengelola dana tersebut akan mendapatkan keuntungan,
keuntungan
tersebut akan di bagi hasilkan (profit sharing) antara peserta asuransi dan perusahaan asuransi sesuai dengan sistem bagi hasil yang telah ditentukan bersama. 5. Prinsip Amanah Asuransi
takaful
keluarga
Cabang
Semarang
dalam
mengimplementasikan prinsip amanah ini melalui nilai-nilai akuntabilitas, dimana perusahaan Asuransi takaful keluarga cabang Semarang melalui penyajian laporan keuangan setiap periode tercatat secara rapi dalam hal ini perusahaan asuransi takaful keluarga cabang Semarang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para nasabah atau peserta asuransi untuk mengakses laporan keuangan perusahaan asuransi. Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi mengusahakan dengan sebenarbenarnya dan penuh kebenaran serta keadilan dalam bermuamalah. Khususnya dalam kinerja di perusahaan asuransi ini.
21
Ibid.
101
102
6. Prinsip dasar gharar Ketidakpastian atau gharar tercermin dalam bentuk akad dan sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i menerima uang klaim itu sendiri, hal ini di kemukakan oleh bapak Hanif selaku staf di asuransi takaful keluarga cabang Semarang. Bentuk akad asuransi konvensional kontrak atau perjanjian dapat dikatagorikan sebagai akad tabadulli atau akad pertukaran yaitu pertukaran pembayaran premi dengan uang pertanggungan, dimana akad pertukaran haruslah diketahui berapa yang dibayarkan dan berapa yang diterima. Keadaan ini yang akan menimbulkan gharar karena antara perusahaan asuransi dan peserta asuransi tidak tahu berapa yang akan diterimanya (sejumlah uang pertanggungan) dan tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (sejumlah seluruh premi) karena hanya Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal. Dalam konsep-asuransi takaful keluarga cabang Semarang keadaan ini akan lain, karena akad yang dipergunakan adalah akad takafuli dan saling menjamin, dimana peserta asuransi menjadi penolong dan penjamin satu sama lainnya. Dalam asuransi konvensional peserta tidak mengetahui dari mana dana pertanggungan yang diberikan perusahaan asuransi berasal. Peserta hanya tahu jumlah pembayaran klaim yang akan diterimanya. Lain halnya pada asuransi takaful keluarga cabang Semarang dimana perusahaan telah menetapkan pembayaran premi sejak awal akan dibagi dua yaitu masuk ke
102
103
rekening khusus dimana uang ini akan diniatkan tabarru atau derma untuk membantu saudaranya yang lain.
22
Dengan kata lain dana klaim dalam
konsep asuransi syari’ah diambil dari dana tabarru yang mereka kumpulkan dan dana sodaqah yang diberikan oleh peserta dan satu lagi dimasukkan ke rekening pemegang polis. 7. Prinsip dasar larangan maisir Untung-untungan merupakan salah satu yang tidak dibolehkan dalam aktivitas ekonomi Islam. Untuk maisir atau judi artinya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. Unsur maisir dalam asuransi konvensional terlihat apabila selama masa perjanjian peserta tidak mengalami musibah atau kecelakaan, maka peserta tidak berhak mendapatkan apa-apa termasuk premi yang disetornya. Sedangkan keuntungan yang diperoleh ketika peserta yang belum lama menjadi anggota (jumlah premi yang disetor sedikit) akan menerima dana pembayaran klaim yang jauh lebih besar atau apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum masa reversing period biasanya pada tahun ke tiga maka yang bersangkutan (peserta asuransi tidak akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil saja, dalam hal ini peseta asuransi pada posisi rugi, juga adanya unsur keuntungan yang dipengaruhi oleh under writing dimana untung rugi terjadi sebagai hasil dari ketetapan, lain halnya konsep di asuransi takaful keluarga cabang Semarang.
22
Ibid.
103
104
Apabila peserta tidak mengalami kecelakaan atau musibah selama menjadi peserta asuransi maka ia (peserta asuransi) tetap berhak mendapatkan premi yang di setor kecuali dana yang di masukkan ke dalam dana tabarru (derma). 23 8. Prinsip larangan riba Salah satu tujuan didirikannya asuransi takaful keluarga cabang Semarang adalah dalam rangka menghindari praktek riba yang ada dalam asuransi
konvensional,
dimana
asuransi
konvensional
dalam
menginvestasikan dananya dengan menggunakan mekanisme bunga. Dengan demikian asuransi konvensional sangat sulit untuk menghindari praktek riba pada hal Islam riba sangat dilarang dan haram hukumnya. Dengan adanya Dewan Pengawas Syari’ah di Takaful yang bertugas memberi rekomendasi atas fatwa terhadap produk-produk yang akan diluncurkan kepada masyarakat serta memberikan fatwa terhadap investasi yang akan ditempatkan oleh takaful, hal ini supaya investasi yang dilakukan oleh takaful benar-benar mengacu pada sistem syari’ah.
23
Ibid.
104