BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI PT ASURANSI TAKAFUL UMUM CABANG SEMARANG
A. Perkembangan Asuransi Takaful di Indonesia 1. Sekilas Berdirinya Asuransi Takaful di Indonesia Keinginan untuk membentuk Asuransi Takaful di Indonesia sebenarnya telah mengendap cukup lama. Konon, gagasan itu sudah muncul tiga tahun sebelum perusahaan takaful benar-benar berdiri di Indonesia. Gagasan ini muncul di kalangan ulama dan praktisi ekonomi syariah yang jumlahnya masih sedikit ketika itu, untuk membentuk asuransi syariah. Dan tekad itu semakin kuat saat Bank Muamalat Indonesia resmi beroperasi pada bulan Juli 1992. Karena operasional bank syariah tidak bisa lepas dari praktek asuransi, yang sudah barang tentu harus sesuai dengan prinsipprinsip syariah pula1. Asumsinya, Bank Muamalat membutuhkan lembaga asuransi yang sesuai dengan syariat, baik dalam rangka mendukung permodalan maupun untuk memberikan kepercayaan kepada nasabah. Pada tanggal 27 Juli 1993, dibentuklah Tim TEPATI (Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia) yang dipelopori oleh ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia (BMI), Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan beberapa pejabat dari Departemen Keuangan (yang 1
Tim Takaful, Takaful Asuransi Islam, Jakarta: Koperasi Karyawan Takaful, th. 1997,
hal. 7.
41
42
pada waktu itu diwakili oleh Firdaus Djaelani dan Karnaen A. Perwataatmadja)2 serta beberapa Pengusaha Muslim Indonesia.3 Secara lengkap susunan Tim Pembentukan Asuransi Takful Indonesia (TEPATI) adalah sebagai berikut4: Ketua Umum
: Rachmat Husen
Ketua I
: AB. Ghifari
Ketua II
: Jimly Asshiddiqie
Sekretaris I
: Nanang R.I. Iskandar
Sekretaris II
: Arief Thamrin
Bendahara I
: Sofyan S. Harahap
Bendahara II
: Hanifah Husein
Permodalan, Teknis Operasional dan SDM Ketua
: Aries Mufti
Anggota
: Imhar Burhanuddin Hidayat Munir Syamsuddin Mohammad Rasyid
Keekonomian, Hukum/Peraturan dan Perizinan Ketua
: Hotbonar Sinaga
Anggota
: M. Syafi’i Antonio Amirudin Riayat
2
Tim Takaful, ibid. Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, hal. 719. 3 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2004, hal.76. 4 Tim Takaful, Op Cit, hal. 12-13.
43
Kelembagaan, Hubungan Masyarakat dan Internasional Ketua
: Karnaen A. Perwataatmadja
Anggota
: MD. Abrory Djabar Ronny M. Bishry Haery Utama Alamsjah Achmad Kalla
Tim Operasional 1.Agus Haryadi
5. Idris
2.Agus Saiwanto
6. Shakti Agustono Rahardjo
3.Amin Musa
7. Teguh Wibowo
4.Basuki Agus Tiga anggota tim inti TEPATI (Rachmat Husen, Firdaus Djaelani dan Aries Mufti) kemudian berangkat ke Malaysia untuk mempelajari operasional asuransi syariah yang sudah berdiri sejak 1984. Kemudian disusul dengan lima orang tim teknis TEPATI (Agus Haryadi, Amin Musa, Shakti Agustono, Idris dan Teguh Wibowo) pada tanggal 7-10 September 19935. Setelah melakukan berbagai persiapan, termasuk melakukan seminar nasional bulan Oktober 1993 di Hotel Indonesia dengan pembicara Purwanto Abdulcadir (Ketua Umum DAI), KH. Ahmad Azhar Basyir, MA (Ulama) dan Mohd. Fadzli Yusof (CEO Syarikat Takaful Malaysia), akhirnya pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT Syarikat Takaful
5
Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 719.
44
Indonesia (PT STI) sebagai Holding Company dengan Direktur Utama Rachmat Husen, yang selanjutnya mendirikan dua anak perusahaan yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum.6 PT Asuransi Takaful Keluarga berdiri tanggal 25 Agustus 1994, dengan modal setor Rp. 5 miliar. Peresmiannnya dilakukan oleh Menkeu Mar’ie Muhammad di Puri Agung Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Sedangkan izin operasionalnya sudah keluar pada tanggal 4 Agustus 1994 melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.7 Sementara itu PT Asuransi Takaful Umum yang beralamat di Gedung Arthaloka Jl. Jenderal Sudirman kav.2 Jakarta kode pos 10220 berdiri pada tanggal 2 Juni 1995 atau bertepatan pada tanggal 1 Muharram 1416 H. Tanggal pendiriannya berdasarkan Akta Notaris Yudo Paripurno, S.H.8 No. 46 tertanggal 5 Mei, 1994 dengan persetujuan Departemen Kehakiman Republik Indonesia No. C2-18.286.HT.01.01 Tahun 1994 tertanggal 14 Desember 1994. Dan mendapat izin operasional dari Menkeu dengan SK No. 247/KMK.017/1995 tertanggal 1 Juni 1995. Peresmiannya dilakukan oleh Menristek/Ketua BPPT BJ Habibie di Hotel Shangri La Jakarta.9 PT Asuransi Takaful Umum, dengan cabang kegiatannya adalah semua jenis asuransi kerugian, merupakan anak perusahaan dari PT Syarikat
6
Muhammad Syakir Sula, Ibid. Lihat juga Tim Takaful, Op Cit, hal. 9. Lihat juga AM Hasan Ali, Loc Cit. 7 Muhammad Syakir Sula, Ibid. Tim Takaful, Ibid. AM. Hasan Ali, Ibid. 8 Skripsi Rohmat Hadisaputro, Asuransi Syariah di Indonesia: Suatu Studi Kasus di PT Asuransi Takaful Umum Semarang, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001, hal. 90. 9 Muhammad Syakir Sula, Loc Cit. Tim Takaful, Loc Cit. AM. Hasan Ali, Loc Cit.
45
Takaful Indonesia (PT STI) sebagai Holding Company dengan komposisi kepemilikan saham sampai saat ini adalah sebagai berikut:10 a. PT. Syarikat Takaful Malaysia Bhd.
: 56,00%
b. PT. Permodalan Nasional Madani (Persero)
: 21,51%
c. PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
: 7,62%
d. PT. Karya Abdi Bangsa
: 3,30%
e. Koperasi Karyawn Takaful
: 2,22 %
f. Masyarakat/pihak lain
: 9,35%
Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum kantor pusat di Jakarta adalah sebagai berikut:11 1. Dewan Pengawas Syariah a. Prof. KH. Ali Yafie b. Prof. Madya Dr. Ahmad Sobri Salamon c. Dr. KH. Didin Hafiduddin, MS d. HM. Syafi’i Antonio M.Sc, Ph.D 2. Dewan Komisaris
10
a. Taib Rasak
: President Komisaris
b. Aries Mufti
: Member
c. Bachrum M. Nasution
: Member
d. Wan Zamri Wan Ismail
: Member
Muhammad Syakir Sula, Ibid, hal. 716. Dikutip dari laporan keuangan Asuransi Takaful Indonesia untuk PT Asuransi Takaful Umum tahun laporan 2004, Harian Republika. Edisi 30 April 2005. 11
46
3. Dewan Direksi a. H. Shakti A. Rahardjo, SE, Akt.
: President Director
b. Ir. M. Syakir Sula, AAIJ, FIIS
: Operating Director
c. Nurmansyah Lubis, SE. Ak. MM
: Finance Director
Sedangkan komposisi kepemilikan saham dari PT Asuransi Takaful Umum adalah sebagai berikut:12 a. PT Syarikat Takaful Indonesia
: 55,28 %
b. PT Asuransi Takaful Keluarga
: 44,52 %
c. Koperasi Karyawan Takaful
: 0,20 %
2. Profi PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang PT Asuransi Takaful Umum membuka kantor perwakilan/kantor cabang di Semarang dan beroperasi mulai tanggal 10 Juni 2000 untuk wilayah pemasaran Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada waktu itu, PT Asuransi Takaful Umum melaksanakan kegiatan operasional yang pertama kali dan menempati kantor di Gedung Bank Muamalat Indonesia, Jl. Soegiopranoto No. 102 Semarang. Tetapi, sejak Juli tahun 2002, PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang pindah ke Jl. Imam Bonjol No. 46 Semarang dan menguasai wilayah operasional Jawa Tengah. Sedangkan wilayah operasional DIY dibawah kendali Kantor Cabang DIY yang beralamat di Jl. Pattimura No. 9 Kotabaru, Yogyakarta.
12
Ibid.
47
Modal awal yang dimiliki Takaful adalah Rp 2,5 miliar sebagaimana persyaratan minimal yang terdapat dalam Undang-Undang Asuransi.13 Seiring dengan perkembangan Takaful dari tahun ke tahun, modal yang dimiliki sampai saat ini adalah Rp 71,664 miliar (tahun 2004) meningkat dari jumlah sebelumnya tahun 2003 yang hanya sebesar Rp 50,006 miliar.14 Meningkatnya jumlah modal ini tentunya tak lepas dari keberhasilan Takaful dalam melakukan investasi (tentunya investasi yang sesuai syariah) dan bertambahnya jumlah peserta Takaful. Investasi tersebut dilakukan melalui deposito, pembelian Sertifikat BI, saham, obligasi, pembiayaan mudharabah dan lain-lain. Tercatat nilai investasi pada tahun 2004 sebesar Rp 43,501 miliar, meningkat dari nilai investasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,991 miliar.15 Visi yang diemban oleh PT Asuransi Takaful adalah sebagai berikut: a. Sebagai lembaga keuangan yang konsisten menjalankan transaksi asuransi secara Islami. b. Operasional perusahaan dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip syariah yang bertujuan memberikan fasilitas dan layanan terbaik bagi ummat dan masyarakat Indonesia. c. Sebagai sebuah perusahaan, Takaful akan berjuang dan berkembang untuk menjadi perusahaan yang terkemuka. 13
Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 718. Harian Republika, Loc Cit. 15 Ibid. 14
48
Sementara itu misi atau tujuan didirikannya PT Asuransi Takaful yaitu memberikan pelayanan yang terbaik, amanah dan professional kepada umat Islam dan bangsa Indonesia. 3. Produk-produk Asuransi Takaful Produk-produk asuransi takaful dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi) yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota (peserta) dari sebuah perkumpulan pertanggungan yang secara materi mendapatkan keamanan bersama. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, maka asuransi syariah terdiri dari tiga jenis, yaitu:16 a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful.17 Produk-produk Takaful Keluarga meliputi:18 1). Takaful Dana Investasi Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang bermaksud merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang rupiah atau dolar AS (US$) sebagai dana, baik sebagai bekal hari
16
Pasal 3 huruf a ayat 1, 2 dan 3 tentang Jenis Usaha Perasuransian, UU No. 2 Tahun 1992, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Tahun 1992, Jakarta: CV. Eko Jaya, 1993, hal.19. 17 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, hal. 138 18 Tim Takaful, Op Cit, hal. 30-32.
49
tua maupun untuk ahli waris, bilamana yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dunia lebih awal. 2). Takaful Kecelakaan Siswa Yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan kepada sekolah atau perguruan tinggi atau lembaga pendidikan non formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa atau mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap, total maupun sebagian, atau meninggal dunia. 3). Takaful Dana Haji Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang bermaksud merencanakan pengumpulan dana (dalam mata uang rupiah atau dolar AS) untuk biaya menjalankan ibadah haji. 4). Takaful Dana Siswa Yaitu suatu bentuk perlindungan perorangan bagi yang bermaksud menyediakan dana pendidikan untuk putra-putrinya sampai mencapai gelar sarjana. 5). Takaful Wisata dan Perjalanan Yaitu program yang diperuntukkan bagi biro perjalanan wisata atau travel yang berkeinginan memberikan perlindungan kepada pesertanya jika terjadi musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap, total maupun sebagian, atau yang mengakibatkan meninggal dunia selama wisata di seluruh dunia.
50
6). Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan Yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan bagi perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan atau anggotanya apabila mengalami musibah kecelakaan. 7). Takaful Perjalanan Haji dan Umrah Yaitu suatu program yang disediakan bagi jamaah haji dan umrah yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli warisnya bila jamaah tersebut meninggal dunia sewaktu menjalankan ibadah haji atau umrah. 8). Takaful Majelis Ta’lim Yaitu suatu program yang diperuntukkan bagi jamaah majelis ta’lim yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris jamaah apabila mengalami musibah kematian. 9). Takaful Al-Khairat Yaitu
suatu
bentuk
perlindungan
kumpulan
yang
diperuntukkan bagi ahli waris apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dunia selama dalam masa perjanjian. 10). Takaful Medicare19 Yaitu program asuransi kesehatan yang memberikan jaminan penggantian biaya pengobatan dan operasi peserta yang disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan.
19
Muhammad Syakir Sula, Op Cit, Hal. 656.
51 11). Takaful Hasanah20 Yaitu suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana sebagai modal usaha atau diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ia ditakdirkan meninggal dunia lebih awal. b. Takaful Umum (Asuransi Kerugian), adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful, seperti rumah, bangunan, kendaraan bermotor dan sebagainya.21 Produk-produk Takaful Umum meliputi:22 1). Takaful Kebakaran (Fire Insurance) Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan akibat terjadinya kebakaran yang disebabkan percikan api, sambaran petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan dapat diperluas dengan tambahan jaminan polis yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan. 2). Takaful Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor secara sebagian atau keseluruhan akibat kecelakaan atau tindak pecurian serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga. Jaminan perlindungan asuransi
20
Ibid, hal. 648. Gemala Dewi, Op Cit, hal. 139. 22 Tim Takaful, Op Cit, hal. 39-44. Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 21
659-688.
52
kendaraan bermotor dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan dengan tambahan jaminan polis. 3). Takaful Rekayasa (Engineering Insurance) Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan pada harta benda atau pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi, pemasangan konstruksi baja/mesin, dan akibat beroperasinya mesin produksi serta tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. Jenis-jenis asuransi takaful rekayasa adalah sebagai berikut: a)
Takaful Risiko Pembangunan (Construktors All Risks), yaitu pertanggungan asuransi atas risiko proyek pembangunan yang sedang berjalan.
b)
Takaful Risiko Pemasangan (Erection All Risks), yaitu pertanggungan asuransi atas risiko kerugian dalam proses pemasangan atau perbaikan instalasi atau mesin, misalnya boiler, turbin, operasional lift atau genset.
c)
Takaful Peralatan Elektronik (Electronic Equipment Insurance) yaitu, pertanggungan asuransi atas risiko kerugian atau kerusakan terhadap pemakaian peralatan elektronik, komputer beserta
jaringannya
dan
juga
dapat
diperluas
untuk
Insurance),
yaitu
mengasuransikan data prosessing komputer. d)
Takaful
Mesin-mesin
(Machinery
pertanggungan asuransi atas risiko kerugian selama mesin beroperasi/dalam perbaikan serta kerugian atas hilangnya
53
keuntungan perusahaan yang diharapkan karena mesin tidak beroperasi. 4). Takaful Pengangkutan (Cargo Insurance) Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan terhadap barang atau pengiriman uang sebagai akibat alat pengangkutnya mengalami musibah kecelakaan selama dalam perjalanan melalui laut, darat atau udara. Jenis-jenis Asuransi Pengangkutan adalah sebagai berikut: a) Takaful Pengangkutan Laut (Marine Cargo Insurance) b) Takaful Pengangkutan Udara (Air Cargo Insurance) c) Takaful Pengangkutan Darat (Land Cargo Insurance) d) Takaful Pengangkutan Uang (Cash in Transit Insurance), yaitu suatu jaminan kerugian terhadap pengiriman uang dalam pembungkus/lemari besi dari suatu tempat ke tempat tujuan lain, baik melalui pengangkutan darat, laut maupun udara (yang biasa dilakukan di lingkungan Bank dan Money Changer). 5). Takaful Rangka Kapal (Marine Hull Insurance) Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada rangka dan mesin kapal akibat dari kecelakaan dan berbagai bahaya lain. Jaminan perlindungan asuransi rangka kapal dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan dengan tambahan jaminan polis. 6). Takaful Aneka (General Accident Insurance)
54
Yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat risiko-risiko yang tidak dapat ditutup pada polis-polis takaful yang telah ada. Jaminan risiko asuransi takaful aneka antara lain untuk produk-produk polis di bawah ini: a) Takaful Penyimpanan Uang (Cash in Safe/Box Insurance), yaitu jaminan kerugian atas hilangnya uang yang disimpan dalam brankas (safe box) yang diakibatkan pencurian, perampokan atau tindakan jahat/kekerasan lain, kecuali jika dilakukan oleh ketidakjujuran pegawai atau karyawan sendiri. b) Takaful Tanggung Gugat (Liability Insurance), yaitu jaminan kerugian terhadap tuntutan ganti rugi yang dilakukan/diajukan oleh pihak ketiga, sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian tertanggung sendiri, baik untuk industri, perdagangan maupun kegiatan lain sebagai akibat tanggung gugat berdasarkan hukum. c) Takaful
Jaminan
Insurance),
yaitu
Ketidakjujuran jaminan
kerugian
(Fidelity
Guarantee
akibat
kehilangan,
penggelapan, penyelewengan dan ketidakjujuran dari pegawai perusahaan. d) Takaful Energi (Oil and Gas Insurance), yaitu suatu perlindungan terhadap kerugian akibat kecelakaan dan berbagai
55
bahaya lainnya yang dialami dalam pekerjaan pengeboran minyak dan gas di darat maupun lepas pantai. c. Retakaful (Usaha Reasuransi), adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi jiwa dan perusahaan asuransi kerugian, dimana ada proses suka sama suka (saling menyepakati) risiko dan persyaratannya yang ditetapkan dalam akad.23 Meskipun demikian, jenis usaha reasuransi syariah di Indonesia ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan menyusul Fatwa DSN-MUI tentang reasuransi syariah,24 maka ada beberapa faktor penyebab yang menghalangi operasionalisasi usaha reasuransi syariah, antara lain:
23
1).
Jumlah Asuransi/Reasuransi Syariah di dunia masih sedikit.
2).
Kapasitas limit dan akseptasi yang terbatas.
3).
Tenaga ahli masih terbatas.
4).
Sinergi takaful dunia yang belum optimal.
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hal. 84. Lihat juga Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 264. 24 Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Pasal 9 bagian Reasuransi. Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syariah.
56
B. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang 1. Prosedur Baku dalam Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia Untuk mengajukan klaim asuransi pada sebuah perusahaan asuransi kerugian yang diikuti, nasabah harus melihat terlebih dahulu isi perjanjian yang tertuang dalam polis asuransi yang telah disepakati bersama. Pada dasarnya isi perjanjian polis asuransi kerugian, khususnya polis asuransi kendaraan bermotor, adalah sama. Demikian juga polis asuransi yang terdapat pada PT Asuransi Takaful Umum. Oleh karenanya, Dewan Asuransi Indonesia telah menerbitkan Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI) agar dijadikan pedoman pembuatan perjanjian pertanggungan antara nasabah dengan perusahaan asuransi. Pasal-pasal yang tertuang dalam Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia adalah sebagai berikut: a. Untuk jenis pertanggungan Gabungan (All Risk) biasa Untuk jenis pertanggungan Gabungan (All Risk) biasa usia kendaraan dibatasi sampai dengan 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan yang disepakati antara lain: 1).
Klausula yang sesuai dengan Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia
2).
Klausula Mudharabah Berdasarkan klausula yang sudah disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah pada tanggal 26 April 2002, PT Asuransi Takaful
57
Umum
menerima
akad
mudlarabah
dari
peserta
untuk
menginvestasikan premi yang diterima dengan kompensasi peserta mendapat perlindungan (manfaat takaful). Pada masa akhir perjanjian, bila ada kelebihan dana dari surplus operasional, maka akan dibagikan secara kepada seluruh peserta dengan nisbah 90% untuk Takaful dan 10% untuk peserta dengan ketentuan:25 a) Peserta tidak pernah menerima pembayaran atau sedang mengajukan klaim atas polis b) Peserta tidak membatalkan perjanjian polis 3).
Klausula Risiko Sendiri (kerugian total karena pencurian) Di dalam PSKBI disebutkan mengenai klausula risiko sendiri yaitu kerugian total yang dikarenakan tindakan pencurian adalah sebagai berikut: “Menyimpang dari ketentuan dalam polis, dengan ini ditegaskan bahwa apabila obyek yang dipertanggungkan mengenai Kerugian Total karena tindakan pencurian, maka kepada Tertanggung dibebankan risiko sendiri sebesar 10 % (sepuluh persen) dari nilai ganti rugi”.26
4).
Klausula untuk pengemudi dan penumpang Dalam hal ini disepakati pula mengenai pertanggungan terhadap kecelakaan diri pribadi pengemudi dan penumpang dalam kendaraan
bermotor
yang
dipertanggungkan.
Besarnya
nilai
pertanggungan dibatasi sebesar Rp. 20.000.000,00 kecuali ditetapkan tersendiri dalam perjanjian polis. 25
Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI) PT Asuransi Takaful Umum tentang Klausula Bagi Hasil. 26 Ibid, tentang Klausula Risiko Sendiri Karena Pencurian.
58
5).
Klausula risiko sendiri untuk partial loss. Risiko sendiri untuk partial loss atau kerugian sebagian ditetapkan sebesar Rp. 100.000,00 untuk setiap peristiwa.
6).
Klausula Bank Yaitu pihak yang berhak untuk mengajukan klaim atas kerugian yang diderita Tertanggung adalah bank atau lembaga leasing yang bersangkutan, karena kendaraan bermotor yang dipertanggungkan adalah kendaran bermotor hasil dari sewa-beli (kredit) yang belum lunas pembayarannya atau karena kendaraan bermotor tersebut dijadikan jaminan pada sebuah bank.
b. Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Hasan Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Hasan usia kendaraan dibatasi sampai dengan 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan yang disepakati pada dasarnya sama dengan jenis pertanggungan all risk biasa. Tetapi, Takaful Abror Hasan terdapat perluasan jaminan antara lain: 1).
Klausula RSCC (Riots, Strike and Civil Communication) Yaitu kerusakan akibat pemogokan, huru-hara, demonstrasi dan lain-lain. Di dalam BAB II- PENGECUALIAN: Pasal 3: butir 6.2 PSKBI disebutkan bahwa: “Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh: perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak), perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru-hara) yang
59
dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umum, pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan dengan kekerasan pemerintah yang sah de jure maupun de facto”.27 2).
Klausula risiko sendiri akibat huru-hara (untuk risiko total loss) Risiko sendiri akibat huru-hara untuk kerugian total, yaitu kerugian yang mengakibatkan kendaraan bermotor rusak dengan tingkat kerusakan sama atau lebih 75% dari harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut, Tertanggung dikenakan biaya sebesar 5% dari harga pertanggungan.
3).
Klausula risiko sendiri akibat huru-hara (untuk risiko partial loss) Risiko sendiri akibat huru-hara untuk kerugian sebagian, yaitu kerugian yang selain dari total loss, Tertanggung dikenakan biaya sebesar 0,5 % dari harga pertanggungan.
4).
Klausula batas kerugian total Batas nilai kerugian total untuk konstruksi ditetapkan sebesar 70 % dari harga pertanggungan, dengan risiko sendiri sebesar 10 % dari harga pertanggungan.
5).
Klausula biaya derek akibat kecelakaan Biaya derek akibat kecelakaan di dalam polis ditetapkan maksimal sebesar 0,5 % dari harga pertanggungan.
27
Ibid, Pasal 3 butir 6.2
60
6).
Klausula biaya ambulans Biaya ambulans akibat kecelakaan ke rumah sakit atau pun ke rumah korban, PT Asuransi Takaful Umum memberikan jaminan tidak terbatas.
7).
Klausula pertanggungan di bawah harga Di dalam pasal 12 PSKBI tentang pertanggungan di bawah harga disebutkan sebagai berikut: “Jika kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pada saat kerugian atau kerusakan oleh suatu bahaya yang dijamin dalam pertanggungan kendaraan bermotor ini, harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut lebih besar daripada pertanggungan, maka Penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bagian yang dipertanggungkan terhadap bagian yang tidak dipertanggungkan”.28 Sedangkan toleransi nilai kendaraan di bawah harga pertanggungan sebesar 80 % dari harga pasar pada saat kerugian atau kerusakan terjadi.
c. Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Mumtaz Untuk jenis pertanggungan Takaful Abror Mumtaz usia kendaraan dibatasi sampai dengan 5 tahun, jika usia kendaraan lebih dari 5 tahun maka masuk jenis pertanggungan all risk biasa atau Takaful Abror Hasan. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan yang disepakati pada dasarnya sama dengan jenis pertanggungan Takaful Abror Hasan. Tetapi, Takaful Abror Mumtaz terdapat perluasan jaminan,
28
Ibid, Pasal 12
61
sehinga sering disebut sebagai pertanggungan istimewa. Jenis klausula dan endorsemen tersebut antara lain: 1).
Klausul Manfaat Mobil Baru Yaitu penggantian mobil baru apabila terjadi kerugian karena pencurian. Untuk jenis klausul ini dibatasi usia mobil 0-6 bulan.29
2).
Klausula Perluasan Jaminan Perluasan jaminan untuk pertanggungan Takaful Abror Mumtaz diantaranya meliputi: bencana alam, yang meliputi banjir, badai, tsunami, gunung berapi dan lain-lain. Jaminan klausula huruhara dengan perluasan jaminan untuk terorisme dan sabotase. Risiko sendiri akibat partial loss maupun total loss dalam Takaful Abror Mumtaz tidak dikenakan biaya.
3).
Klausula Potongan Premi Potongan premi atau pemberian diskon untuk premi yang telah dibayarkan akan diberikan sebesar 5 %, apabila selama masa pertanggungan tidak terjadi klaim disamping klausula mudharabah yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas syariah.
d. Untuk Jenis Pertanggungan All Risk Sepeda Motor Untuk jenis pertanggungan all risk sepeda motor, usia motor dibatasi sampai 10 tahun. Jenis-jenis klausula dan endorsemen tambahan yang disepakati adalah sebagai berikut: 29
Wawancara dengan Bp. Eko Yuliono, Claim Manager PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang pada tanggal 27 April 2005.
62
1).
Klausula PSKBI dan Klausula No. 2 (Klausula khusus sepeda motor) Khusus untuk obyek pertanggungan sepeda motor, polis yang diterbitkan sama dengan polis kendaraan bermotor pada umumnya. Perbedaan yang mendasar hanya ada dua sehingga harus dibuatkan klausula khusus/klausula tambahan yang biasa disebut dengan klausula No. 2 (klausula khusus sepeda motor). Isi dari klausula tersebut adalah sebagai berikut:30 1.
Semua perkataan yang terdapat dalam teks tercetak dari polis ini yang menyebut: kendaraan bermotor harus dibaca sepeda motor. 2. a. Sejauh mengenai pertanggungan gabungan, atau pertanggungan kerangka kendaraan (cassco), atau pertangggungan kerugian total; menyimpang dari ketentuan dalam polis, pencurian alatalat yang lepas atau yang lekat pada sepeda motor itu, tidak ditanggung. b. Sejauh mengenai pertanggungan gabungan, atau pertanggungan kerangka kendaraan (cassco), atau pertanggungan kerugian total atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga; kerusakan dan/atau kerugian yang terjadi pada atau disebabkan sepeda motor itu, sewaktu dikendarai secara bersama-sama oleh lebih dari jumlah orang yang diizinkan menurut peraturan yang berlaku untuk sepeda motor itu, tidak ditanggung. 2).
Klausula Kunci Pengaman Ganda Mengenai klausula kunci pengaman ganda ini di dalam PSKBI disebutkan sebagai berikut: “Dengan ini dicatat dan disepakati bahwa atas pertanggungan sepeda motor diwajiban untuk memiliki kunci pengaman tambahan selain kunci yang sudah ada (standar pabrik)”.31 Demikianlah pasal-pasal yang tertuang dalam Polis Standar
Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI) yang dijadikan acuan oleh para 30 31
PSKBI, Op Cit, Klausula khusus mengenai sepeda motor. Ibid.
63
Penanggung yang berada di bawah naungan Dewan Asuransi Indonesia (DAI). Polis ini juga dipakai oleh PT Asuransi Takaful Umum dalam membuat kontrak perjanjian dengan para nasabahnya. 2. Prosedur Klaim Teknik dasar dari asuransi adalah menghimpun risiko. Fungsi ini mengandung kewajiban penting untuk membayar kerugian yang diderita oleh para peserta dari dana yang terhimpun itu. Pembayaran atas kerugian yang telah terjadi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan segera dan layak. Klaim yang sah tidak boleh kurang dibayarnya (underpaid) oleh perusahaan asuransi. Kekurangan atas pembayaran klaim yang sah pasti menimbulkam reputasi jelek di mata publik. Perusahaan asuransi yang selalu kurang membayar klaim yang sah akan segera kehilangan nasabahnya.32 Sebaliknya, adalah sama berbahayanya bagi perusahaan asuransi jika membayar klaim secara berlebihan (overpay). Jika terus-menerus membayar klaim secara berlebihan kepada para nasabahnya, maka pada akhirnya ia akan mengalami kesulitan keuangan.33 Klaim asuransi akan diberikan oleh perusahaan jika terjadi peristiwa/risiko yang dipertanggungkan selama masa pertanggungan. Jika risiko yang terjadi diluar masa pertanggungan ataupun tidak sesuai dengan
32 33
A. Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Cet. 3, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, hal. 265. Ibid.
64
polis asuransi yang telah ditandatangani, maka perusahaan asuransi akan menolak klaim yang diajukan oleh nasabah. Secara umum prosedur klaim pada asuransi kerugian hampir sama, baik pada asuransi syariah maupun konvensional. Adapun yang membedakan dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam menilai suatu klaim. Selanjutnya, untuk mengajukan klaim di PT Asuransi Takaful Umum, tata cara (prosedur) yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:34 a. Pemberitahuan klaim Di dalam PSKBI tentang syarat-syarat umum dalam hal klaim disebutkan bahwa: “Tertanggung wajib memberitahukan kepada Penanggung tentang terjadinya kerugian/kerusakan (klaim) atas kendaraan yang dipertanggungkan selambat-lambatnya 3x24 jam (hari kerja) setelah kejadian tersebut dengan lisan atau melalui telepon sarana tercepat lainnya”.35 Laporan lisan harus dipertegas dengan laporan tertulis. Pada tahap awal ini, Tertanggung akan mendapat petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan dan dokumen apa yang harus dilengkapi oleh Tertanggung dalam mengurus klaim yang akan diajukannya. Kondisi ini diterapkan untuk memungkinkan pengelola mengambil tindakan yang diperlukan mengenai klaim yang muncul.
34
Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal 261-262. Lihat juga Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hal. 47. 35 PSKBI tentang Syarat-syarat Umum dalam Hal Klaim.
65
b. Bukti Klaim Kerugian Tertanggung yang mendapat musibah diminta menyediakan fakta-fakta yang utuh dan bukti-bukti kerugian. Di dalam PSKBI ditegaskan bahwa: “Dalam hal pengajuan tuntutan klaim, Tertanggung wajiib menyerahkan bukti-bukti dan keterangan-keterangan pendukung klaim, antara lain surat keterangan dan/atau surat keterangan dari instansi/pejabat setempat, keterangan mengenai sebab-sebab kecelakaan, gambar/foto tentang bagian kendaraan yang mengalami kerusakan, fotocopy STNK dan SIM serta pendukung lain-lain yang dianggap perlu”.36 PT Asuransi Takaful Umum akan meminta nasabah untuk mengisi laporan kerugian kendaraan bermotor, segera setelah laporan kerugian diterima untuk dilakukan upaya penanganan lebih lanjut Sedangkan untuk kasus yang melibatkan pihak ketiga (Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga) dan kasus pencurian atau total loss, harus dilengkapi asli laporan polisi setempat.37 c. Penyelidikan Setelah laporan yang dilampiri dengan dokumen pendukung diterima oleh PT Asuransi Takaful Umum, dilakukan analisa administrasi.38 Hal ini sudah sesuai dengan perjanjian dalam PSKBI, yang menyatakan bahwa: “Penanggung harus diberi kesempatan terlebih dahulu untuk memeriksa kerusakan kendaraan sebelum diperbaiki”.39 36
Ibid. Brosur Takaful ABROR (Asuransi Kendaraan Bermotor) PT Asuransi Takaful Umum tentang Prosedur Umum Klaim Kendaraan Bermotor. 38 Bapak Eko Yuliono menyebutnya dengan istilah Registrasi Klaim, yaitu memproses laporan klaim melalui sistem komputerisasi. Wawancara dengan Bp. Eko Yuliono, Loc Cit. 39 PSKBI tentang Syarat-syarat Umum dalam Hal Klaim. 37
66
Jika klaim ditolak, PT Asuransi Takaful Umum akan menyampaikan surat penolakan atas klaim dengan disertai alasanalasan yang jelas kepada Tertanggung. Sebaliknya, jika klaim secara teknis dijamin dalam polis, PT Asuransi Takaful Umum akan segera menghubungi Tertanggung mengenai kesepakatan bentuk dan nilai penggantian yang akan diberikan. Semua bentuk penggantian akan dilakukan secara tertulis antara Tertanggung dengan PT Asuransi Takaful Umum. d. Penyelesaian Klaim Setelah terjadi kesepakatan mengenai jumlah penggantian, dalam peraturan perundang-undangan diisyratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan tersebut. Seandainya
disepakati
tentang
perbaikan
kendaraan
bermotor
dilakukan di bengkel, penunjukan bengkel harus diserahkan atau setidak-tidaknya atas seizin Penanggung. Biasanya Penanggung telah memiliki Bengkel Rekanan40 sendiri untuk perbaikan kendaraan para nasabahnya. Penyimpangan terhadap syarat-syarat tersebut di atas, dapat berakibat tuntutan klaim tidak dapat dipenuhi.
40
Bengkel Rekanan yaitu, bengkel yang menjadi mitra kerja dari perusahaan asuransi dalam hal perbaikan kendaraan bermotor dari nasabah yang mengalami peristiwa yang dipertanggungkan, Eko Yuliono, Loc Cit.
67
C. Pelaksanaan Pembayaran Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang, tercatat ada 138 kasus klaim asuransi dari sekitar 5.000 lebih polis yang telah diterbitkan selama tahun 2004.41 Dari 138 kasus tersebut dapat dibedakan atas dua jenis kendaraan bermotor, yaitu kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) dan kendaraan bermotor roda empat atau lebih (mobil), dengan perincian 132 kasus klaim mobil dan 6 klaim sepeda motor. Kasus-kasus klaim tersebut dibedakan menurut jenis-jenis kerugian yang diderita yaitu: a. Kerugian seluruhnya (total loss) b. Kerugian sebagian (partial loss) c. Kerugian pihak ketiga (Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga) Kerugian-kerugian yang diderita oleh Tertanggung, tentunya memerlukan perbaikan agar kendaraan bermotor yang bersangkutan menjadi seperti keadaan semula sebelum terjadinya peristiwa yang dipertanggungkan. Oleh karena itu penulis juga akan mengulas sedikit tentang bengkel rekanan terkait dengan pelaksanaan pembayaran klaim asuransi tersebut. Pembahasan tentang pelaksanaan pembayaran klaim asuransi kendaraan bermotor di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang, penulis uraikan sebagai berikut: 41
Dokumen rekapan klaim asuransi di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang selama tahun 2004.
68
1. Total Loss (Kerugian Seluruhnya) Yaitu kerugian yang dialami oleh Tertanggung akibat dari obyek yang dipertanggungkan secara teknis atau nyata rusak seluruhnya.42 Misalnya, kendaraan yang hilang dicuri atau mengalami kecelakaan yang parah (kerusakan mencapai 75% atau lebih). Secara teknis dikatakan rusak seluruhnya, karena biaya perbaikan diperkirakan melebihi harga kendaraan tersebut. Dalam hal kendaraan dicuri, pernyataan hilangnya kendaraan hanya dapat dikeluarkan oleh kepala direktorat serse polisi setempat. Peristriwa total loss ini dialami oleh Bapak Muhammad Husni pemilik sepeda motor Yamaha Alfa V100K dengan No. polisi H 5953 TG. Motor ini diasuransikan oleh PT Rukun Rahardjo Sedoyo (Rahardjo Finance), sebagai lembaga leasing. Karena, Bapak M. Husni membeli motor ini secara sewa-beli (kredit).43 Sehingga polis yang bernomor 1.601.04.202.000571 ini atas nama Rukun Rahardjo Sedoyo (Rahardjo Finance). Dan di dalam polis asuransi terdapat klausul bank yang artinya bahwa jika terjadi risiko atas obyek pertanggungan, maka yang berhak mengajukan klaim adalah lembaga leasing atau bank yang bersangkutan. Motor milik Bapak M. Husni ini hilang ketika diparkir di depan rumahnya di Jl. Gedong Sari No. 63 Rt: 04/III Kel. Rejomulyo Semarang, pada tanggal 31 Oktober 2004. Atas peristiwa tersebut, Bapak M. Husni memberitahukan kejadiannya kepada Rahardjo Finance, selaku pihak yang
42 43
Muhammad Syakir Sula, Op Cit, hal. 260. Wawancara dengan Bapak Muhammmad Husni pada tangal 15 Mei 2005.
69
memberikan kredit. Oleh Rahardjo Finance hal ini dilaporkan kepada PT Asuransi Takaful Umum selaku Penanggung. PT Asuransi Takaful Umum kemudian meminta korban (Bapak M.
Husni)
melaporkan
kejadian
tersebut
kepada
pihak
yang
berwajib/kepolisian sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan klaim asuransi. Dalam pasal 10 PSKBI tentang Kerugian Total disebutkan bahwa: ”Klaim akan dibayarkan apabila kendaraan mengalami kerusakan yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga sebenarnya atau hilang dicuri dan tidak ditemukan dalam waktu 60 hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut”.44 Di kantor Polres Semarang Timur, Bapak M. Husni membuat laporan tentang Berita Acara Kehilangan.45 Laporan kemudian diproses oleh pihak kepolisian dan diupayakan untuk pencarian sesuai prosedur. Setelah dua bulan upaya pencarian kendaraan tidak ditemukan, kemudian oleh kepolisian dilakukan pemblokiran atas surat-surat kendaraan di Kantor Samsat Ditlantas Polda Jawa Tengah.46 Disamping laporan dari pihak kepolisian, korban juga diminta untuk mengisi formulir laporan kerugian kendaraan bermotor yang disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan, seperti: STNK, SIM, foto lokasi kejadian dan lain-lain. Pembayaran klaim baru dilakukan setelah mendapatkan laporan resmi dari pihak kepolisian bahwa kendaraan tersebut telah diblokir suratsuratnya. Sesuai dengan perjanjian polis yang telah disepakati, bahwa 44
Pasal 10 Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia PT Asuransi Takaful Umum. Wawancara dengan Bapak Muhammmad Husni, Loc Cit. 46 Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono, Loc Cit. 45
70
klausula risiko sendiri untuk peristiwa kehilangan akibat pencurian adalah 10% dari harga pertanggungan. Jadi pengantian yang diperoleh Bapak M. Husni adalah sejumlah nilai pertanggungan dikurangi klausula risiko sendiri, yaitu: harga pertanggungan sebesar Rp 5.300.000,00 – 10% (Rp 530.000,00) = Rp 4.770.000,00. Jumlah uang ini telah sesuai dengan nilai kontrak perjanjian yang disepakati bersama dan dibayarkan kurang dari satu bulan sejak disepakati mengenai besarnya nilai kerugian. 2. Partial Loss (Kerugian Sebagian) Yaitu semua kerusakan yang tidak masuk kategori kerusakan seluruhnya (total loss).47 Untuk menentukan nilai kerugian, maka dihitung berdasarkan jumlah kerusakan pada obyek pertanggungan. Kasus partial loss (kerugian sebagian) ini, sebagaimana yang dialami oleh Bapak Drs. M. Pujo Siswoyo, salah seorang nasabah pemegang polis dengan nomor 1.601.04.208.000038. Peristiwa ini menimpa Bapak Pujo pada tanggal 21 Desember 2004, di Jl. Raya Ngaliyan Semarang. Pada waktu itu, mobil yang bersangkutan diselip mobil lain dari samping kanan. Karena jaraknya terlalu dekat, sehingga menyenggol fender sebelah kanan. Secara reflek Bapak Pujo banting setir ke kiri sehingga bodi belakang mobil mengenai ranting pohon dan tergores cukup dalam.48 Atas peristiwa tersebut, beliau segera melaporkannya kepada bagian klaim PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang dan diterima 47 48
Ibid. Wawancara dengan Bapak Drs. M. Pujo Siswoyo pada tanggal 7 Mei 2005.
71
oleh Bp. Eko Yuliono, Claim Manager PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang. Oleh Bapak Eko, yang bersangkutan diminta untuk membawa mobilnya ke bengkel rekanan terdekat dan mengisi formulir laporan kerugian kendaraan bermotor, untuk kemudian diadakan pemeriksaan atas laporan klaimnya. Laporan tersebut antara lain berisi tentang identitas kendaraan yang dipertanggungkan, peristiwa kecelakaan, waktu terjadinya peristiwa dan lain-lain. Laporan juga disertai dengan foto copy SIM dan STNK serta bukti kerusakan berupa foto49 di tempat/bagian mobil yang mengalami kerusakan. Setelah dilakukan pemeriksaan seperlunya dan dinyatakan bahwa klaim yang bersangkutan patut untuk dibayar, maka Claim Manager segera melakukan negosiasi dengan pihak bengkel untuk menentukan besarnya nilai perbaikan. Harga perbaikan ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau setelah terjadi proses tawar-menawar yang wajar antara PT Asuransi Takaful Umum dengan bengkel rekanan. Untuk risiko sendiri (Own Risk) Bapak Pujo dikenakan biaya Rp 200.000,00. Hal ini dikarenakan Bapak Pujo pernah mengajukan klaim dan memasukkan mobilnya ke bengkel. Sebelum proses perbaikan selesai dan own risknya dibayar mobil diambil lagi untuk operasional perusahaan yang sangat padat. Sehingga untuk pengajuan klaim yang kedua, beban own risknya ditambah dengan own risk yang pertama. Sedangkan klaim
49
Foto biasanya diambil oleh pihak asuransi atau bengkel rekanan sebagai bukti pelengkap adanya laporan kerugian sekaligus sebagai penyelidikan awal atas peristiwa kerugian yang terjadi, apakah memenuhi syarat untuk pembayaran klaim atau tidak.
72
perbaikan untuk mobil sesuai dengan yang diklaimkan pada klaim yang pertama dan kedua. 3. Kerugian pihak ketiga (Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga) Adalah kerugian yang dialami oleh pihak ketiga akibat tindakan yang dilakukan oleh Tertanggung.50 Mengenai Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) sebagai berikut:51 Pasal 1365: “Setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menimbulkan kerugian itu, mengganti kerugian orang lain itu”. Pasal 1366: “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau kekurang hati-hatiannya”. Pasal 1367: “Seseorang tidak saja bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan oleh orang-orang yang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”.
Untuk kasus kerugian pihak ketiga ini penulis mengambil tiga sampel kejadian, yaitu: a. Kerugian yang hanya mengakibatkan kerusakan pada kendaraan. b. Kerugian yang mengakibatkan korban jiwa. c. Kerugian pada pihak ketiga yang ditanggung oleh perusahaan asuransi lain. 50
Muhammmad Syakir Sula, Op Cit, hal. 261. Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, Jakarta: Djambatan, 1997, hal. 112. 51
73
a) Kerugian yang hanya mengakibatkan kerusakan pada kendaraan Peristiwa ini menimpa Ibu Betty Eka Kurnianty, salah seorang Direksi Bank Danamon Jl. Gang Tengah No. 77 Semarang, pada tanggal 8 Nopember 2004. Pada waktu itu mobil yang bersangkutan, yang diparkir di depan Bank Danamon, diserempet oleh mobil milik Ibu Yenny Soviani, nasabah dengan nomor polis 1.601.04.208.000066. Mengetahui bahwa mobil milik Ibu Yenny Soviani diasuransikan di PT Asuransi Takaful Umum, maka Ibu Betty mengajukan klaim kepada PT Asuransi Takaful Umum. Klaim diajukan dengan membuat surat pernyataan bahwa telah terjadi kerugian yang disebabkan oleh mobil milik nasabah PT Asuransi Takaful Umum. Klaim tersebut diajukan bersama dengan klaim yang diajukan oleh Ibu Yenny selaku nasabah yang menghadapi kerugian. PT
Asuransi
Takaful
Umum
kemudian
mengadakan
pemeriksaan, baik pada kendaraan nasabah maupun pihak ketiga. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa apakah kerugian tersebut benar-benar menjadi tanggung jawab nasabah yang bersangkutan. Proses pemeriksaan ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena melibatkan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga. Proses pemeriksaan ini memakan waktu sekitar tiga minggu. Meskipun begitu diakui oleh Ibu Betty, bahwa beliau tidak melakukan tindakan apapun atau keluar sejumlah uang untuk biaya pengurusan
74 perbaikan mobilnya.52 Hal ini semua sudah ditangani oleh PT Asuransi Takaful Umum selaku Penanggung atas risiko yang terjadi, baik pada nasabah maupun pada pihak ketiga yang bersangkutan. Untuk biaya atas risiko sendiri (own risk), Tertanggung (Ibu Yenny Soviani) dikenakan biaya Rp. 100.000,00 sesuai dengan kontrak perjanjian dalam polis. b) Kerugian yang mengakibatkan korban jiwa Klaim yang diajukan oleh Bapak Purwadi, selaku pihak ketiga yang dirugikan oleh nasabah PT Asuransi Takaful Umum ini, berawal ketika sepeda motor Karisma dengan No. Pol. H-4444-AN yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil kijang No. Pol. H-7243WH. Peristiwa ini terjadi di Jl. Penawangan Kabupaten Grobogan, pada tanggal 7 Oktober 2004, yang mengakibatkan korban jiwa. Disamping itu, kedua kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan juga rusak parah. Setelah terjadi kecelakaan, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Yakkum Purwodadi untuk mendapatkan perawatan. Sementara kendaraan yang terlibat kecelakaan dibawa ke Kantor Kepolisian Resort (Polres) Grobogan untuk dilakukan upaya pemeriksaan bersama dengan sopir dan para saksi yang mengetahui peristiwa tersebut. Atas peristiwa kecelakaan tersebut, pihak Bapak Purwadi menuntut pemilik mobil untuk mengganti biaya pengobatan dan biaya 52
Wawancara dengan Ibu Betty Eka Kurnianty, selaku Claimant (pihak yang mengajukan klaim) terkait dengan peristiwa kecelakaan yang menuntut tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, pada tanggal 5 Mei 2005.
75
perbaikan kendaraan bermotor. Karena mobil tersebut diasuransikan di PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang dengan No. Polis 1.601.04.200.000006, maka pemilik mobil (Koperasi Telkomsel “KISEL”), sebagai tertanggung, meneruskan klaim dari pihak ketiga ini ke PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang, sebagai penanggung. Klaim tersebut diajukan karena dalam perjanjian polis disepakati klausul penutupan kerugian terhadap pihak ketiga yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. Bapak Purwadi berada di Rumah Sakit selama dua puluh hari.53 Beliau mengalami retak kaki kanan, sobek pada lutut sebelah kanan, sobek pada bahu kiri serta luka-luka ringan yang lain. Tuntutan yang diajukan oleh Bapak Purwadi adalah pengobatan sampai sembuh (100 %) dan biaya perbaikan kendaraan bermotor sesuai dengan nilai yang ada di kwitansi. Sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani pada tanggal 13 November 2004 di atas kertas bermeterai, pihak Bapak Purwadi menuntut pihak Bapak Fauzin (sopir pada waktu kejadian), sebesar Rp. 7.500.000,00.54 Karena nilai pertanggungan dengan PT Asuransi Takaful Umum hanya sebesar Rp. 5.000.000,00. Maka, kekurangan uang sejumlah Rp. 2.500.000,00 menjadi tanggung jawab pihak Bapak Fauzin. Dalam hal ini uang sejumlah itu ditanggung oleh Bapak Fauzin
53
Wawancara dengan Bapak Purwadi, selaku Claimant (pihak yang mengajukan klaim) terkait dengan peristiwa kecelakaan yang menuntut tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, pada tanggal 16 Mei 2005. 54 Ibid.
76
dan pihak perusahaan (Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’), karena pada waktu itu Bapak Fauzin bekerja atas nama perusahaan.55 Sementara itu, mobil yang dipertanggungkan masih berada di Kepolisian selama dua bulan, untuk proses pemeriksaan. Lamanya proses pemeriksaan membuat pembayaran klaim (perbaikan mobil) tidak bisa segera dilakukan. Untuk mengambil mobil, pihak koperasi Telkomsel
‘KI-SEL’
diminta
biaya
administrasi
sebesar
Rp.
1.000.000,00 yang dibayarkan dari uang perusahaan. Setelah dinyatakan dapat diambil, pihak PT Asuransi Takaful Umum segera mengambil alih proses pertanggungan dengan membawa mobil ke bengkel rekanan yang ada di Semarang untuk diperbaiki. Nilai perbaikan yang ditanggung oleh PT Asuransi Takaful Umum sebesar Rp. 12.300.000,00. Jadi, nilai pertanggungan yang dibayarkan oleh PT Asuransi Takaful Umum untuk membayar klaim nasabah dan pihak ketiga adalah sebesar Rp. 12.300.000,00 + Rp. 5.000.000,00 = Rp. 17.300.000,00. Dalam hal ini klaim yang diajukan oleh Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’
kepada
PT
Asuransi
Takafuk
Umum
dibayarkan
sepenuhnya. Karena klaim tersebut masih dapat ditutupi oleh klausula dalam perjanjian polis yang disepakati. Sementara klaim yang diajukan oleh pihak ketiga hanya ditutup sebesar nilai pertanggungan yang
55
Wawancara dengan Bapak Ariadi. N, Kepala Bagian SDM dan Umum Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’ Semarang pada tanggal 17 Mei 2005. Dan wawancara dengan Bapak Mas’ud Fauzin, karyawan Koperasi Telkomsel ’KI-SEL’ dan sopir pada waktu kejadian, pada tanggal 14 Mei 2005.
77 disepakati dalam polis,56 yaitu Rp. 5.000.000,00. Sedangkan kekurangannya dibayarkan oleh perusahaan Koperasi Telkomsel ‘KISEL’ bersama dengan sopir pada waktu kejadian, Bapak Mas’ud Fauzin. Untuk biaya atas risiko sendiri (own risk), Tertanggung (Koperasi Telkomsel ‘KI-SEL’) dikenakan biaya Rp. 100.000,00 sesuai dengan kontrak perjanjian dalam polis. c) Kerugian pada pihak ketiga yang ditanggung oleh perusahaan asuransi lain. Berdasarkan kesepakatan bersama anggota Dewan Asuransi Indonesia (DAI), bahwa apabila pihak ketiga dijamin oleh Assuradur (perusahaan asuransi) lain, maka penyelesaiannya dilakukan secara Knock For Knock Agreement,57 dimana proses klaimnya diselesaikan masing-masing perusahaan asuransi yang bersangkutan. Peristiwa ini terjadi pada mobil milik nasabah PT Asuransi Takaful Umum yang bernama Endah Fitriani pemegang polis No. 1.601.04.208.000147. Mobil Daewoo Nexa D 1385 DU yang sedang diparkir di komplek perumahan Bukit Mas Banyumanik Semarang, ditabrak oleh mobil milik Mulyadi Haryono, nasabah PT Asuransi Bintang Tbk. Atas peristiwa tersebut, Ibu Endah mengajukan klaim kepada PT Asuransi Bintang Tbk. Berdasarkan kesepakatan Knock For Knock Agreement, PT Asuransi Bintang Tbk. Meneruskan klaim Ibu Endah 56
Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono, tanggal 19 Mei 2005. Knock For Knock Agreement yaitu kesepakatan saling memikul risiko di antara anggota Dewan Asuransi Indoneia (DAI), Lihat Radiks Purba, Op Cit, hal.119. 57
78
ini kepada PT Asuransi Takaful Umum. Sedangkan biaya untuk risiko sendiri (own risk) sebesar Rp. 100.000,00 ditanggung oleh PT Asuransi Bintang Tbk. Sementara klaim dari Bapak Mulyadi Haryono ditanggung oleh PT Asuransi Bintang Tbk. sebagai assuradurnya. Jadi dalam hal ini Ibu Endah tidak keluar uang sepeser pun untuk mengurusi klaimnya, karena biaya own risk telah dibayar oleh PT Asuransi Bintang Tbk.58 4. Bengkel Rekanan. Yaitu bengkel yang menjadi mitra kerja dari perusahaan asuransi dalam hal perbaikan kendaraan bermotor dari nasabah yang mengalami peristiwa yang dipertanggungkan. Bengkel
rekanan
menjadi
sesuatu
yang
sangat
penting
keberadaannya bagi sebuah perusahaan asuransi. Sebab, pembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada nasabahnya yang menuntut klaim tidak dilakukan secara langsung dalam bentuk uang tunai. Pembayaran klaim tersebut dilakukan dalam bentuk perbaikan kendaraan bermotor
yang
mengalami
musibah
terhadap
risiko
yang
dipertanggungkan, kecuali pembayaran klaim dalam bentuk kerugian total loss dan santunan pertanggungan. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari adanya bengkel rekanan adalah sebagai berikut:59
58 59
Ibid. Ibid, tanggal 27 April 2005.
79
a. Mudah menetapkan lokasi perbaikan terhadap kendaraan bermotor yang mengalami musibah. b. Harga perbaikan terhadap kendaraan bermotor lebih murah. c. Adanya kesepahaman terhadapa apa yang dikehendaki oleh nasabah, perusahaa asuransi dan bengkel tersebut. Menurut Bapak Devi Widjaja Hutomo, pemilik bengkel DV Auto Mobile salah satu bengkel rekanan PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang, beliau mengatakan bahwa untuk menjadi rekanan salah satu perusahaan asuransi maka beliau mengajukan penawaran untuk sebuah kerja sama dalam hal perbaikan kendaran bermotor milik nasabah yang mengalami musibah.60 Setelah
penawaran
diajukan,
maka
perusahaan
asuransi
mengadakan survey lokasi. Survey lokasi dilakukan untuk melihat hal-hal sebagai berikut: a. Lokasi bengkel, strategis atau tidak b. Kualitas hasil kerja c. Penawaran harga yang bersaing. Proses penetapan harga perbaikan terhadap kendaraan bermotor dilakukan/dihitung berdasarkan jumlah kerusakan dan harga spare part yang sesuai dengan harga pasar. Pihak perusahaan asuransi menawar harga yang telah ditetapkan tersebut. Dan biasanya kesepakatan harga dicapai setelah proses tawar-menawar yang wajar. 60
Wawancara dengan Bapak Devi Widjaja Hutomo, pemilik DV Auto Mobile salah satu bengkel rekanan PT Asuransi Takaful Umum Yang terletak di Jl. Madukoro Raya No. 40 Semarang, pada tanggal 28 April 2005.
80 Sedangkan proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:61 a. Setelah harga perbaikan mobil disepakati, PT Asuransi Takaful Umum segera mengeluarkan WO (Work Order). Selama WO belum keluar bengkel tidak berani melakukan perbaikan karena tidak ada yang menjamin terhadap biaya perbaikan mobil. b. Jika WO sudah keluar, maka bengkel bekerja sesuai dengan instruksi yang ada di dalamnya yang meliputi perbaikan tehadap jumlah kerusakan yang diklaimkan. c. Jika masih ada kerusakan di luar WO yang disepakati, bengkel tidak akan memperbaikinya karena di luar job WO-nya. Dan pihak bengkel tidak mau rugi. d. Kerusakan-kerusakan yang dianggap janggal oleh Claim Manager, yang menjadikan ditolaknya sebuah klaim, menjadi tanggung jawab nasabah sepenuhnya. DV Auto Mobile menjadi rekanan PT Asuransi Takaful Umum Cabang Semarang sejak Oktober 2004. Disamping hasil kerja yang bagus, peralatan yang memadai, yang didatangkan dari luar negeri, dan harga yang bersaing menjadikan bengkel ini sebagai salah satu kepercayaan dari PT Asuransi Takaful Umum. Sehingga rata-rata PT Asuransi Takaful Umum memberikan order 1-2 mobil perbulannya. Order yang ditetapkan oleh PT Asuransi Takaful Umum didasarkan pada sistem rotasi
61
Ibid.
81
(bergiliran), sehingga masing-masing rekanan mendapatkan jatah yang sama.62 Di dalam setiap polis yang diterbitkan oleh PT Asuransi Takaful Umum selalu disertai dengan nama-nama dan alamat bengkel rekanan. Tujuannya adalah untuk mempermudah nasabah apabila ingin mengajukan klaim terhadap PT Asuransi Takaful Umum. Apabila nasabah menglami musibah di luar kota, maka bisa menghubungi bengkel rekanan cabang terdekat yang ada di kota tersebut. Tetapi apabila memungkinkan untuk dibawa ke bengkel rekanan di kota tempat perusahan asuransi berada, maka hendaknya mobil tersebut dibawa pulang untuk mempermudah dalam proses pemeriksaannya.
62
Wawancara dengan Bapak Eko Yuliono tanggal 27 April 2005.