UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA Oleh : Hernawati Mahasiswa PLS STKIP Siliwangi Bandung NIM : 10030131 ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari permasalahan tentang upaya penyuluhan program keluarga berencana dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Cibokor Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan makna dari kesehateraan masyarakat, dan sudah sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Cibokor Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dilihat dari segi kualitas pendidikannya dan kesadarannya terhadap pentingnya kesehatan. Kesejahteraan masyarakat saat ini lebih di pengaruhi dari faktor pendidikan masyarakatnya, realitanya di Negara Indonesia banyak masyarakat yang belum tuntas mengenyam pendidikan dasar minimal 9 tahun,bahkan di Jawa barat rata-rata pendidikan masyaraktnya baru dikategorikan mengenyam pendidikan 8 tahun ( belum tuntas pendidian dasar). Hal ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara harapan dan kenyataan. Kesejahteraan Masyarakat merupakan tolak ukur keberhasilan suatu Pemerintahan dalam mengelola masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket dan dokumentasi.Dengan sampel sebanyak 25 orang peserta penyuluhan Hasil dari penelitian ini antara lain masih kurang teraturnya pelakasanaan penyuluhan program KB ini, dan masih banyaknya masyarakat yang berpikiran negatif terhadap program KB, hasil penelitian menunjukkan banyak masyarakat yang enggan mengikuti KB karena dianggap haram. Hal ini tentu saja menjadi tugas penting bagi semau pihak untuk mensukseskan program KB agar mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi yaitu tidak teraturnya laju pertumbuhan penduduk sehingga mengakibatkan rendahnya kesejahteraan masyarakat. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa program KB mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan penduduk, khususnya masalah kesejahteraan keluarga. Diharapkan agar setiap keluarga (orang) bisa menata ataupun merencanakan masa depan keluarganya tidak terlepas bagi yang belum berkeluarga, agar tercapai sebuah keluarga yang sejahter Kata kunci : Kesejahteraan Masyarakat, Penyuluhan, Program Keluarga Berencana.
A. PENDAHULUAN Hakekat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.Perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan menjadi titik sentral pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas akan memperbaiki segala aspek kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan upaya diantaranya,pertama,pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian.Kedua pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya. Ketiga, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Keempat, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan. Indonesia merupakan Negara yang jumlah penduduknya meduduki peringkat ke-4 di dunia setelah Amerika (237,6juta). Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah
dalam upaya membangun SDM yang berkualitas, karena jumlah penduduk yang berkualitas menjadi potensi dan tantangan serta mampu memanfaatkan peluang dalam Pembangunan Kependudukan dan keluarga Sejahtera melalui Program KB untuk mencapai keluarga bahagia dan sejahtera. Upaya pengaturan kehamilan/kelahiran telah lama dikenal hampir lebih 100 tahun yang lalu. Pengaturan kelahiran telah dirintis oleh Margareth Sanger seorang perawat kandungan di New York pada 1883-1966 yang karena perjuangannya beliau disebut sebagai ibu KB Internasional. Pelaksanaan program KB merupakan proses yang panjang dan memerlukan perjuangan dan pengorbanan baik yang berupa moril maupun materiil karena pelaksanaannya dimulai dari belum diterimanya pengaturan kehamilan oleh banyak kalangan (masyarakat). Yang mendasari pemikiran pelaksanaan program KB di Indonesia pada saat itu sangat sederhana, pengaturan kehamilan didasari oleh banyaknya kasus kematian pada ibu saat melahirkan yang disebabkan oleh banyaknya kehamilan yang tidak diinginkan, tidak tersedianya cara/alat pengturan kehamilan, pada waktu
pengaturan kehamilan bertentangan dengan perundangundangan yang berlaku. Pada tahun 1970 melalui keppres 8/1970 dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).Yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penuduk dan meningkatkan kualitas masyarakat Indoesia. Program KB sangat menekankan pada aspek demografis yaitu pengendalian angka kelahiran. Hal ini menjadi dasar pelaksanaan program di lapangan yang menekankan kepada pencapaian peserta KB yang terus meningkat dengan berbagai upaya mulai dari Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE)/Penyuluhan, penggerakkan masyarakat sampai pelayanan dan pembinaan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh SDM 80% dan kontribusi SDA 20%. Peran program KB terhadap pembangunan nasional dalam peningkatan IPM diantaranya. Pertama upaya pengentasan kemiskinan, kedua pembangunan pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945 salah satunya dengan kecerdasan anak didik pra sekolah melalui kegiatan BKB, meningkatkan partisipasi sekolah yaitu memberikan motivasi sekolah anak dan orang tua dengan kegiatan BKR dan dapat menghindari hambatan remaja dalam narkoba, seks bebas dan HIV-AIDS(TRIAD KRR), ketiga pembangunan kesehatan yaitu dengan menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan kematian anak. Oleh karena itu, program KB menjadi sangat penting mengingat persoalan yang begitu banyak yang ada di Indonesia terutama masalah kesejahteraan masyarakat Indonesia, dimana di dalamnya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraa masyarakat tadi. Faktor-faktor tersebut diantaranya masalah pendidikan, dimana saat ini sudah bukan merupakan wacana saja bahwa pendidikan yang ada di Indonesia begitu carut marutnya, dan hal itu berdampak pada ksejahteraan masyarakat. Sebagai contoh yang benar-benar merupakan cerminan bahwa penduduk Indonesia belum mampu mengenyam pendidikan yang maksimal adalah ternyata rata-rata orang Indonesia yang berusia produktif kebanyakan hanya tamatan sekolah dasar. Selain pendidikan faktor-faktor yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat Indonesia belum tercapai adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sehingga mengakibatkan kesejahteraan masyarakatnya belum optimal. Sebagai contohnya, masih banyak kematian ibu saat melahirkan dan kematian bayi, hal ini dikarenakan masih banyaknya ibu-ibu yang melahirkan tidak ditangani oleh tenaga medis. Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya mengatasi masalah tersebut ? tentunya hal ini memerlukan jawaban yang benar-benar yang akan menyelesaikan masalah tadi, dan tentunya bukan hal yang mudah semudah membalikan telapak tangan. Untuk memberikan pengetahuan mengenai keluarga berencana dan keluarga sejahtera, maka perlu dilakukan penyuluhan/KIE oleh petugas lapangan KB, tokoh agama, tokoh masyarakat dan yang paling berperan dalam melakukan kegiatan ini adalah kader yang ada di tiap RW dan RT. Kegiatan
penyuluhan ini bisa dilakukan di Posyandu, puskesmas, rumah sakit, pengajian atau tempat-tempat yang sekiranya perlu untuk diberikan penyuluhan. Dengan adanya kegiatan penyuluhan/KIE ini diharapkan masalah kependudukan dan kesejahteraan keluarga bisa diatasi. Apabila masalah ini bisa diatasi maka kemungkinan besar kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa lebih baik. Dalam upaya memberikan pengetahuan ini melalui KIE/penyuluhan diperlukan dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, maka perlu dilakukan komitmen stakeholder (pemangku kepentingan) yang terdiri dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten agar memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan menyelenggarakan program keluarga berencana. Selain stakeholder tadi, peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, dan yang paling utama adalah peran serta pelaku medis (dokter dan bidan). Maka hal ini sangat memungkinkan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2004 yaitu bahwa pemerintah Kabupaten dan Kota mempunyai kewenangan menetapkan prioritas pembangunan sesuai dengan kebutuhan, aspirasi dan kemampuan daerah. Dengan adanya keputusan politik ini eksistensi program dan kelembagaan yang menangani bidang Keluarga Berencana sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten dan Kota. Selanjutnya Undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan yang menetapkan bahwa pemerintah Kabupaten dan Kota menerima urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, diantaranya kesehatan, pendidikan, perencanaan pembangunan, keluarga berencana dan keluarga sejahtera.(BKKBN 2011.)
B. TUJUAN Penulisan makalah ini tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu : a. Untuk mendeskripsikan makna dari kesehateraan masyarakat, dan sudah sejauh mana tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Cibokor Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dilihat dari segi kualitas pendidikannya dan kesadarannya terhadap pentingnya kesehatan. b. Untuk mendeskripsikan program keluarga berencana terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Cibokor. c. Untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian dari penyuluhan yang telah dilakukan terhadap masyarakat Desa Cibokor.
C. METODOLOGI Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek (Kartini Kartono, 1980 : 15). Dalam penulisan makalah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa permasalahn yang penulis teliti adalah masalah yang saat ini Nampak dalam kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pengertian
metode deskriptif yang dikemukakan oleh Mohamad Ali (1995 : 120), sebagai berikut : Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahn yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisa/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Pengertin tersebut diperkuat dengan cirri-ciri metode deskriptif yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1990 : 140) yaitu sebagai berikut : 1. Merumuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat actual. 2. Data yang dkumpulkan, disusun, dijelaskan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering disebut pula metode analitik). Dengan demikian penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan berlangsung pada masa sekarang, serta untuk mencapai tujuan peneitian yaitu mampu menggambarkan kondisi masyarakat beserta masalahnya. Maka berdasarkan pertimbangan rumusan masalah penelitian yang ingin diungkap dengan menggunakan metode ini, penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan kontribusi program keluarga berencana terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat Desa Cibokor kecamatan cibeber Kabupaten Cianjur.
D. PEMBAHASAN Indonesia merupakan Negara yang jumlah penduduknya meduduki peringkat ke-4 di dunia setelah Amerika (237,6juta). Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah dalam upaya membangun SDM yang berkualitas, karena jumlah penduduk yang berkualitas menjadi potensi dan tantangan serta mampu memanfaatkan peluang dalam Pembangunan Kependudukan dan keluarga Sejahtera melalui Program KB untuk mencapai keluarga bahagia dan sejahtera. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh SDM 80% dan kontribusi SDA 20%. Peran program KB terhadap pembangunan nasional dalam peningkatan IPM diantaranya. Pertama upaya pengentasan kemiskinan, kedua pembangunan pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945 salah satunya dengan kecerdasan anak didik pra sekolah melalui kegiatan BKB, meningkatkan partisipasi sekolah yaitu memberikan motivasi sekolah anak dan orang tua dengan kegiatan BKR dan dapat menghindari hambatan remaja dalam narkoba, seks bebas dan HIV-AIDS(TRIAD KRR), ketiga pembangunan kesehatan yaitu dengan menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan kematian anak. Kesejahteraan masyarakat, adalah suatu keadaan dimana masyarakat dapat memenuhi segala macam hajat hidupnya
meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan serta kebutuhan hidup lainnya yang berupa materi atupun non materi (BKKBN). Penyuluhan, adalah memberikan pengetahuan/wawasan, motivasi /arahan /ajakan kepada masyarakat yang ada di lingkungan tersebut agar bisa mengikuti kegiatan program KB yang ada di lingkungan tersebut. Program Keluarga Berencana, merupakan suatu upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (UU No.52 Tahun 2009). Program Pokok Keluarga Berencana adalah pertama, Program KB dan kesehatan reproduksi. Seiring dengan berkembangnya zaman maka program Kb tidak berkutat pada penurunan kelahiran saja namun perkembangannya Program KB ditujukan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dalam pengertiannya Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan namun dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kedua Program Generasi Berecana(GenRe), merupaka program yang dipersiapkan dalam rangka menyikapi persoalan ledakan peduduk terutama usia produktif yang harus menjadi perhatian khusus dari semua pihak. Program GenRe ini diaplikasikan dalam kegiatankegiatan remaja seperti perlombaan di kalangan pelajar ditigkat SLTP dan SLTA, yang tentu saja kegiatan tersebut diselingi dengan sosialisasi soal pentimgnya ber-KB dalam membentuk keluarga. Program GenRe itu diantaranya: Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja(PKBR), Bina Ketahanan Remaja(BKR), dan Pusat Informasi Konseling Remaja / Mahasiswa(PIK-R/PIK-MA). Ketiga, Progaram Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, merupakan program-program yang mendukung penyeleggaraan fungsi-funsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan. Keempat, Program Penguatan Kelembagaan Keluarga Berkualitas yang bertujuan untuk membangun komitmen kepada masyarakat khususnya stakeholder agar turut mendukung turut mendukung program kependudukan dan keluarga berencana. Kelima, Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga, merupakan suatu sistem informasi kependudukan dan keluarga dalam bentuk database yang dapat diakses melalui internet. Upaya pengentasan penduduk dari kemiskinan merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945, baik dalam pembukaannya maupun dalam pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pengentasan penduduk dari kemiskinan harus mendapatkan prioritas dan dilakukan secara efektif melalui program-program yang semakin terarah pada kawasan-kawasan dan kelompokkelompok kemiskinan.
3) Kurangnya kreatifitas dari pelaku penyuluhan sehingga mengakibatkan kejenuhan pada peserta penyuluhan 4) Kurangnya dukungan dana operasional, yang kemungkinan besar menyebabkan kurang kreatif dan inovatifnya pelaku penyuluhan. Terutama karena letak geografis yang sangat terjal dan memerlukan biaya trnsfortasi yang lumayan besar.
Masyarakat kita pada umumnya beranggapan bahwa program KB adalah pembatasan kelahiran, pembatasan jumlah penduduk salah satu agama agar jumlahnya sedikit, beranggapan bahwa program KB ini salah satu program yahudi. Padahal sesungguhnya pembatasan kelahiran berbeda dengan pengaturan kelahiran. Dengan demikian masalah utama sebenarnya terletak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Untuk memberikan pengetahuan mengenai keluarga berencana dan keluarga sejahtera, maka perlu dilakukan penyuluhan/KIE oleh petugas lapangan KB, tokoh agama, tokoh masyarakat dan yang paling berperan dalam melakukan kegiatan ini adalah kader yang ada di tiap RW. Kegiatan penyuluhan ini bisa dilakukan di Posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pengajian atau tempat-tempat yang sekiranya perlu untuk diberikan penyuluhan. Dengan adanya kegiatan penyuluhan/KIE ini diharapkan masalah kependudukan dan kesejahteraan keluarga bisa diatasi. Apabila masalah ini bisa diatasi maka kemungkinan besar kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa lebih baik. Kegiatan penyuluhan ini atau bisa dikatakn proses pembelajaran kepada masyarakat tentunya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Tantangannya akan lebih berat apabila kita sebagai pemberi penyuluhan tidak bisa merencanakannya dengan maksiamal. Dengan kondisi masyarakat yang umumnya kebanyakan sasarannya adalah keluarga pra sejahtera, maka tentu ini akan sangat sulit lagi melihat kondisi tingkat pendidikannya yang masih rendah sehingga kita dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dan komunikatif dalam memberikan penyuluhan tersebut sehingga masyarakat lebih tertarik dan termotivasi.` Adapun beberapa kelemahan dan keunggulan yang secara teknis dapat dirasakan dalam pelaksanaan penyuluhan, bersdasarkan hasil pengamatan dan data yang dikumpulkan, diantaranya : a.
Kelemahan secara umum dari penyuluhan program KB ini adalah :
b.
Keunggulan secara umum dalam pelaksanaan penyuluhan program KB ini adalah sebagai berikut : 1) Dengan adanya penyuluhan program KB mampu memotiasi para ibu untuk lebih rajin dalam kegiatan UPPKS. 2) Dengan adanya kegiatan BKB para ibu labih kreatif lagi dalam mengasuh anakanak mereka. 3) Remaja lebih terarah dan termativasi ke dalam kegiatan-kegiatan yang positif. 4) Para lansia menjadi merasa lebih berarti tanpa merasa dia sudah tidak berguna lagi karena dukungan dari semua keluarganya.
E. KESIMPULAN berdasarkan dari bahasan tadi, maka penulis membuat beberapa kesimpulan : kesejahteraan masyarakat sangatlah penting untuk diupayakan agar pembangunan nasional bisa tercapai dan IPM bisa meningkat. Hal ini sudah tentu menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah, politikus, masyarakat ataupun kalangan tertentu. Perlu adanya komitmen yang jelas dari stakeholder dengan masyarakat agar apa yang direncanakan bisa sesuai harapan.
pelaksanaan
1) Kehadiran peserta penyuluhan pada setiap kegiatan baik itu program BKB, BKR, BKL, UPPKS maupun PIK-Remaja pada umunya 50%-70%(pluktuatif) dari sasaran pada tiap bulannya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat, ada yang berkepentingan lain, bahkan ada sebagian masyarakat yang masih merasa takut dan merasa sudah merasa tahu. 2) Masih kurangnya komitmen diantara stakeholder,sehingga membuat para pelaku bingung dan ragu. Bahkan dengan kondisi ini tingkat keikhlasan menjadi hilang, artinya banyak diantara pelaku penyuluhan ataupun pelaku medis meminta upah yang lebih.
Kesejahteraan masyarakat menurut hasil pengamatan penulis dipengaruhi oleh kualitas pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Program keluarga berencana berupaya untuk memberikan solusi agar kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dengan berbagai program yang digulirkan. Namun kebanyakn masyarakat masih beranggapan bahwa program KB hanya alat kontrasepsi saja atau hanya mengatur kelahiran saja, apalagi dengan slogan BKKBN saat ini yaitu “Dua Anak Lebih Baik” membuat masyarakat merasa takut dan merasa dibatasi dan bahkan ada yang beranggapan bahwa hak asasi mereka dilanggar yaitu dengan tidak bolehnya mempunyai anak banyak, karena sebagian orang/masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rejeki. Pada kenyataannya program KB sebenarnya tidak hanya sebatas alat kontrasepsi saja namun lebih kepada kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi baik pra pernikahan ataupun pasangan usia subur, ketahanan keluarga, dan upaya peningkatan pendapatan keluarga. Kesejahteraan keluarga
bukan dilihat dari jumlah anggota keluarga atupun jumlah anak yang dimiliki namun sejauh mana keluarga itu bisa memberikan ataupun mendapatkan pendidikan yang layak dan mampu menjaga kesehatan setiap individu anggota keluarganya. Pada dasarnya setiap orang/keluarga berhak memiliki anak berapapun juga, namun semuanya harus benar-benar terencana mulai dari kapan mau hamil, mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan gizi bagi keluarganya, mempersiapkan biaya pendidikannya, mempersiapkan biaya kesehatan. Dan yang utama adalah rencanakanlah pendapatan keluarga artinya kepala keluarga harus memikirkan darimana untuk mendapatkan pendapatan bagi keluarganya. Karena pepatah yang mengatakan “banyak anak banyak rejeki” artinya Allah tidak akan memberikan rejeki kepada hambanya dengan cuma-cuma, melainkan manusia itu harus berusaha untuk mendapatkan rejeki itu. Dilihat dari paparan tadi, maka para pemberi penyuluhan harus benar-benar pula merencanakan apa yang disampaikannya, mulai dari materi yang akan disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, metode penyampaian harus menarik agar peserta tidak merasa jenuh. Dengan demikian berdasarkan permasalan yang dihadapi dan beberapa berdasarkan potensi yang ada di lingkungan tersebut, maka diharapkan : a.
b.
c.
Ada upaya maksimal dari aparat pemerintahan dan komitmen yang jelas dan kuat stakeholder dan pelaku medis dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai program keluarga berencana sehingga masyarakat merasakan penting dan butuh akan program KB khususnya dalam merencanakan keluarga sejahtera, terutama bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera satu. Warga masyarakat mampu memahami program KB dan dapat menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Adanya tindak lanjut dari proses kegiatan penyuluhan tersebut untuk mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan dari program itu.
DAFTAR PUSTAKA Ali,M.1995, Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung. Angkasa. Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jawa Barat. 2011. Buku Pegangan Petugas Lapangan KB. Bandung. Buku Pedoman BKKBN Jawa Barat. 2011. Buku Pegangan TPD. Bandung. Effendy, Onong Uchjana .(2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Kartono,K. 1990. Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung. Alumni.
Kartasasmita,G, 1996. Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta. PT. Pustaka Cisendo. Riduwan.( 2003). Dasar-dasar Penelitian. Bandung: Alpabeta. Rohaeti, Euis Eti .(2011). Macam-macam Metode Penelitian. Handout pada Mata Kuliah Dasar-Dasar Penelitian, Bandung Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar PenelitianPenelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik.Bandung : Tarsito. Sudiapermana,E, 2009. Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta. Edukasia Press.