PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SAPU GELAGAH
ARTIKEL JURNAL
Diajukan Kepada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ayu Purnami Wulandari NIM 10102244022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
Pemberdayaan Masyarakat .... (Ayu Purnami Wulandari) 1
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SAPU GELAGAH EMPOWERMENT OF VILLAGE COMMUNITY IN AN ATTEMPT TO INCREASE THE WELL-BEING OF FAMILIES THROUGH A REED BROOM-MAKING TRAINING Oleh: Ayu Purnami Wulandari, pls fip uny. Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan : (1) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Desa Kajongan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pelatihan pembuatan Sapu Gelagah; (2) faktor pendorong dan penghambat pembuatan Sapu Gelagah di Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pemberdayaan desa yang dilakukan melalui pelatihan pembuatan sapu Gelagah di Desa Kajongan sudah sesuai dengan tahapan pemberdayaan. Perencanaan dilakukan melalui musyawarah. Tahapan pemberdayaan yaitu perencanaan, pendampingan, evaluasi dan tindak lanjut. Perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, latar belakang, tujuan, pembentukan struktur kepengurusan, rekuitmen anggota warga belajar, selanjutnya dilakukan pendampingan pada proses produksi, evaluasi dilakukan dengan menargetkan hasil produksi dan tindak lanjut dengan memberikan ketrampilan kemudian diupayakan wirausaha mandiri pada masyarakat. Kesejahteraan keluarga masyarakat Desa Kajongan dikatakan meningkat dilihat dari pendapatan yang semula Rp. 30.000/ hari menjadi Rp.100.000/ hari dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan. (2) Faktor pendorong yaitu antusias masyarakat, potensi alam sebagai bahan baku produksi dan dukungan dari pemerintah maupun lembaga lain, sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya permodalan, kurangnya fasilitas dalam kegiatan pelatihan dan perubahan cuaca. . Kata kunci : Pemberdayaan masyarakat, Pelatihan, Kesejahteraan keluarga
Abstract This research aims to describe : (1) Implementation of community empowerment in the village of Kajongan in an effort to improve the well-being of families through a reed broom-making training; (2)The driving factor and barrier to the creation of a reed broom in the village of Kajongan sub-district of Purbalingga, Bojongsari. This research using a qualitative approach. The research results showed that : (1) The village is done through empowerment training making brooms a Reed in the village of Kajongan is in compliance with the stages of empowerment. The planning is done in consultation. Stages of empowerment that is planning, mentoring, evaluation and follow-up. The planning includes identification of the need, background, objectives, organizational structure, formation, rekuitmen member of learning, next do mentoring on the production process, the evaluation is done by targeting production results and follow-up by providing entrepreneurial skills then attempted to independently at community. Family welfare society in the village of Kajongan is said to have increased the income of the former Rp. 30,000/day to IDR 100,000/day daily and fulfillment necessites such as of clothing, food and health. The driving factor that is enthusiastic about the potential of society, nature as raw material production and the support of Governments and other agencies, while the factors restricting the lack of capital, a lack of facilities in training activities and climate change. Keywords: community empowerment, Training, family welffare.
..
2 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
berkembang tidak hanya disebabkan oleh
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang
adanya pengangguran, banyak faktor
besar
yang memicu kemiskinan pada negara
penduduknya bermata pencaharian di
berkembang, antara lain : kualitas SDM
sektor agraris, dikatakan agraris karena
masyarakat
sebagian penduduk Indonesia memiliki
masyarakat yang tidak berdaya, potensi
mata pencaharian petani atau bercocok
alam
tanam, menurut Encyclopedia of the
pendidikan dan kualitas kehidupan yang
Nations dalam Indonesia Agriculture
rendah. Umumnya faktor tersebut banyak
2011,
2001
dijumpai di pedesaan, desa atau pedesaan
penduduk
adalah suatu wilayah yang didiami oleh
berkembang
karena
data
menunjukan
sebagian
statisik bahwa
tahun 45%
Indonesia bekerja di bidang agrikultur.
yang
yang
relatif
terbatas
rendah,
dan
kualitas
sejumlah penduduk yang saling mengenal
Hal ini didasarkan pada kenyataan
atas dasar hubungan kekerabatan dan/
bahwa negara ini memiliki lahan seluas
atau kepentingan politik, sosial, ekonomi
lebih dari 31 ha yang telah siap tanam,
dan
dimana sebagian besar ditemukan di
pertumbuhanya
pulau
masyarakat
Jawa,
pertanian
di
Indonesia
keamanan
yang
dalam
menjadi
hukum
kesatuan
berdasarkan
adat
menghasilkan berbagai macam komoditi
sehingga tercipta ikatan lahir batin antara
ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai,
masing-masing
sayur-sayuran, cabai, ubi, singkong. Di
warganya
samping itu, Indonesia dikenal dengan
mempunyai hak mengatur rumah tangga
hasil perkebunannya, antara lain karet
sendiri, dan secara administratif berada
(bahan baku baku ban), kelapa sawit
dibawah pemerintahan kabupaten/ kota.
(bahan baku minyak goreng), tembakau
(Hanif Nurcholis, 2011: 4).
warganya,
hidup
dari
umumnya pertanian,
(bahan baku rokok), kapas (bahan baku
Prioritas utama dalam kesejahteraan
tekstil), kopi (bahan baku minuman dan
sosial adalah kelompok-kelompok kurang
tebu (bahan baku gula pasir).
beruntung, khususnya keluarga miskin,
Kemiskinan
menurut
Bappenas
dimana dalam kesejahteraan sosial ini,
dalam Asep Saefudin, Dkk (2003: 4)
dilakukan
adalah suatu situasi atau kondisi yang
meningkatkan kualitas hidupnya. Upaya
dialami seseorang atau sekelompok orang
tersebut
yang tidak mampu menyelenggarakan
lakukan_melalui_pemberdayaan.
hidupanya
yang
Pemberdayaan menurut Kamus Besar
manusiawi. Kemiskinan pada negara
Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) adalah
sampai
pada
taraf
berbagai
upaya
untuk
di
Pemberdayaan Masyarakat .... (Ayu Purnami Wulandari) 3
Pemberdayaan tersebut dilakukan
proses, cara, membuat, memberdayakan dari
kata
melakukan
yaitu
kemampuan
dengan memanfaatkan potensi alam yang
sesuatu atau
kemampuan
tersedia, tetapi kurang dioptimalkan oleh
daya
untuk_bertindak..Pemberdayaan_dilakuk
warga masyarakat, yaitu pohon Gelagah
an dalam upaya peningkatan kualitas
sebagai
kesejahteraan_masyarakat_meliputi_kese
memproduksi
jahteraan_keluarga,_memandirikan_masy
diharapkan dengan pemberian program
arakat miskin, mengangkat harkat dan
pelatihan
martabat
bawah,
kesejahteraan keluarga dari segi ekonomi,
menjadikan masyarakat sebagai subjek
pendidikan, kesehatan serta kehidupan
dalam_bertindak. Pemberdayaan dapat
sosial pada masyarakat desa Kajongan.
dilakukan
maupun
Faktanya dalam pelaksanaan pelatihan
pemerintah setempat. Salah satu upaya
tersebut pasti muncul beberapa hambatan,
yang dilakukan pemerintah Purbalingga
salah satunya yaitu, makin banyaknya
adalah
berupa
persaingan dengan menjamurya Industri
Desa
lain yang berdiri di tempat tersebut dan
masyarakat
oleh
masyarakat
mendirikan
pembuatan
lapisan
sapu
pelatihan Gelagah
di
bahan
baku sapu,
ini
Kajongan, keberadaan pelatihan sapu
berpengaruh
Gelagah tersebut didirikan berdasarkan
diharapkan.
adalah
pada
utama
dalam
tujuan
yang
peningkatan
tujuan
yang
Melihat permasalahan yang terjadi,
angka urbanisasi yang tinggi serta tingkat kesejahteraan keluarga yang jauh dari
bagaimanakah
cukup, berdasarkan data monografi Desa
dilakukan
oleh
Kajongan tahun 2014 dan dikuatkan oleh
pemerintah
untuk
pernyataan salah satu tokoh masyarakat
Kajongan melalui pelatihan pembuatan
di dapatkan data sebagai berikut data
sapu gelagah. Diperlukan penelitian lebih
urbanisasi sebesar 1.653 jiwa dari 4.232
lanjut
jiwa
tersebut agar dapat diketahui peranannya
penduduk.
Serta
tingkat
tentang
pemberdayaan
yang
masyarakat
serta
masyarakat
pelaksanaan
peningkatan
desa
pelatihan
kesejahteraan keluarga yang rendah, hal
dalam
ini bisa dilihat dari data penerima Surat
masyarakat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yaitu
keluarga agar menjadi lebih baik dan
76 keluarga dan angka ini termasuk
berkualitas. Berdasarkan latar belakang di
angka tertinggi di Kecamatan Bojongsari.
atas penulis tertarik untuk membahas
(BPS Purbalingga, 2013).
masalah
khususnya
mengenai
kesejahteraan kesejahteraan
pemberdayaan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pelatihan
4 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
pembuatan sapu Gelagah, untuk itu
berkaitan dengan masalah yang diteliti,
penulis mengajukan skripsi dengan judul
data resmi yang berupa dokumen atau
“Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam
arsip,
Upaya
pengumpulan
Peningkatan
Kesejahteraan
memorandum data
dalam dan
juga
proses semua
Keluarga Melalui pelatihan Pembuatan
pengamatan yang diperoleh dari mana
Sapu
Kajongan
pun serta di catat.
Kabupaten
Teknik
Gelagah
Kecamatan
di
Desa
Bojongsari
analisis
data
yang
Purbalingga.”
digunakan dalam penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN
menggunakan langkah-langkah seperti
Jenis Penelitian
yang dikemukakan oleh Burhan Bungin
Penelitian
ini
menggunakan
(2003: 70) yaitu sebagai berikut : 1. Reduksi Data (Data Reduction)
penelitian kualitatif.
Reduksi data, diartikan sebagai
Waktu dan Tempat Penenlitian Penelitian ini dilaksanakan pada
proses pemilihan, pemusatan perhatian
bulan Maret sampai bulan Mei 2014 di
pada penyederhanaan dan transformasi
Pelatihan pembuatan sapu Gelagah Desa
data kasar yang muncul dari catatan-
Kajongan,
catatan tertulis di lapangan. Reduksi
Kecamatan
Bojongsari,
dilakukan
Kabupaten Purbalingga. Data,
Instrumen,
dan
Teknik
Data diambil dari pengelola dan
Pelatihan
sebagai pembuatan
warga sapu
belajar Gelagah.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
dan
dengan
pengumpulan membuat
data
ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat
Pengumpulan Data
masyarakat
dimulai
sejak
dokumentasi.
Oleh
gugus-gugus,
menulis
memo,
dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan. 2. Display Data Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
karena itu dalam pengumpulan data
memberikan
peneliti
adanya_penarikan_kesimpulan_dan_peng
dibantu
dengan
instrumen
pedoman wawancara, pedoman observasi
ambilan
dan pedoman dokumentasi.
kualitatif disajikan dalam bentuk teks
Teknik Analisis Data
naratif. Penyajian juga dapat berbentuk
Penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat kualitatif, meliputi catatan wawancara,
catatan
observasi
yang
tindakan.
kemungkinan
Penyajian
matrik, diagram, tabel dan bagan.
data
Pemberdayaan Masyarakat .... (Ayu Purnami Wulandari) 5
3. Penarikan
Kesimpulan
(Concluting
Drawing )
bekerja mandiri dalam bidang wirauasaha pembuatan Sapu yang berbahan dasar
Merupakan kegiatan akhir dari
rumput Gelagah.
analisi data. Penarikan kesimpulan berupa
Dalam
proses
pelaksanaan
kegiatan interpretasi, yaitu menemukan
pemberdayaan
makna data yang telah disajikan.
Pelatihan pembuatan sapu Gelagah di
Antara
Desa Kajongan pihak pengelola juga
display
data
dan
penarikan
masyarakat
kesimpulan terdapat aktivitas analisi data
melakukan
yang ada. Dalam pengertian ini analisi
pemberdayaan, yaitu :
kualitatif merupakan upaya berlanjut,
a. Perencanaan
berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi
data,
Perencanaan_pelaksanaan_pemberd ayaan melalui pelatihan pembuatan sapu
penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi
Gelagah merupakan tahap awal proses
gambaran keberhasilan secara beruntun
penyadaran dan pembentukan perilaku
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang
sadar
terkait.
membutuhkan kapasitas diri. Pelatihan
HASIL_PENELITIAN_DAN_PEMBA
pembuatan Sapu Gelagah merupakan
HASAN
salah satu alternative pemberdayaan yang
Pelaksanaan_Pemberdayaan_Masyara kat Desa Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui pelatihan pembuatan Sapu_Gelagah_di_Desa_Kajongan .. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dilakukan secara sadar oleh masyarakat
pembuatan dilaksanakan
data
pelaksanaan
dan
pemberdayaan
penyajian
tahapan
melalui
masyarakat Sapu di
melalui
Gelagah Desa
yang
Kajongan,
merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam
meningkatakan
perekonomian anggota atau masyarakat Desa Kajongan. Kegiatan ini berupa pemberian
ketrampilan
kepada
masyarakat yang menjadi warga belajar yang
dapat
digunakan
untuk
bekal
dan
mandiri
sehingga
desa Kajongan yang bekerjasama dengan pemerintah.
pemilihan
pembuatan
sapu
berdasarkan
kebutuhan
pelatihan
Gelagah
disusun
dan
potensi
masyarakat. Kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat ini dikelola oleh pihak pemilik
pelatihan
Gelagah
yang
pembuatan
bekerjasama
sapu dengan
pemerintah dan lembaga terkait. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Desa Kajongan. Keadaan ekonomi dan kesejahteraan
menuntut
ketrampilan
yang
masyarakat
sebagai
dimilikinya
spesifik calon
oleh
wirausaha
6 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
mandiri. Yang dilakukan oleh pihak
pelaksanaan dilakukan, apakah sudah
pengelola
efektif, mengalami kemunduran atau
dalam
proses perencanaan
pemberdayaan pembuatan
melalui
sapu
Gelagah
pelatihan
kenaikan
di
kegiatan pemberdayaan.
Desa
Kajongan, yaitu meliputi : Idenifikasi
tujuan,
menentukan
pelaksanaan
suatu
d. Tindak Lanjut Tindak lanjut yang dilakukan dari
kebutuhan, latar belakang didirikannya Pelatihan sapu Gelagah, menentukan
pada
pihak pengelola Pelatihan yaitu dengan
struktur
kepengurusan, dan rekuitmen masyarakat
terus
melihat
perkembangan
dan
merencanakan ketrampilan baru untuk
sebagai warga belajar. b. Pendampingan
tujuan peningkatan kualitas yang lebih
Tahap pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan
adalah
proses
pendampingan, pendampingan dilakukan sesuai dengan tahap pemberdayaan yaitu transformasi
kemampuan
kemampuan
dan
Gelagah
di
ketrampilan.
dilakukan untuk
Desa
Kajongan
belajar dalam pembuatan sapu, jika anggota warga belajar belum memahami cara
atau
sesuatu
yang
pelu
ditanyakan, asisten pengelola siap untuk
pembuatan
Sapu
Gelagah bisa memberdayakan masyarakat setempat agar kehidupan lebih sejahtera dengan menanamkan sikap wirausaha mandiri pada masyarakat. Hasil pemberdayaan
dari
pelaksanaan
masyarakat
melalui
pelatihan pembuatan Sapu Gelagah akan terus dipantau dan diperbaiki agar sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Keadaan Masyarakat setelah
memberikan arahan. c.
pelatihan
memberikan arahan,
mengajarkan dan melatih para warga
tata
adanya
berupa
Pendampingan pelaksanaan pembuatan Sapu
baik, pengelola juga berharap dengan
adanya pemberdayaan melalui pelatihan
Evaluasi Proses evaluasi atau penilaian pada
suatu pelaksanaan kegiatan kadang tidak diperhatikan, padahal evaluasi sangat penting kaitannya untuk sebuah kegiatan, evaluasi
bukan
dimaksudkan
mencari
kesalahan
melainkan
untuk untuk
membelajarkan dan menilai sejauh mana
pembuatan Sapu Gelagah dalam upaya kesejahteraan keluarga antara lain adalah : Pertama, dengan diadakannya pelatihan pembuatan Sapu Gelagah masyarakat lebih mengerti dengan SDM dan potensi yang dimiliki oleh Desa Kajongan. Kedua,
masyarakat
sebagai
anggota
Pemberdayaan Masyarakat .... (Ayu Purnami Wulandari) 7
warga
belajar
bisa
mendapatkan
dirasa meningkat dan dapat memenuhi
pengetahuan dan ketrampilan tentang
kebutuhan
pembuatan sapu yang baik dan benar.
mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Ketiga,
program
2) Adanya dukungan dari pemerintah dan
pelatihan pembuatan Sapu Gelagah warga
mitra lain, pemerintah dan mitra-mitra
akan mendapatkan bantuan bahan baku
lain yang bekerjasama ikut mendukung
untuk di buat menjadi sapu dan melatih
diadakanya pelatihan Sapu Gelagah, ini
masyarakat dalam wirausaha mandiri dan
terbukti dengan adanya bantuan promosi
masyarakat tidak memerlukan modal
atau pemasaran dan bantuan berupa alat.
yang
3) Potensi
dengan
besar.
mengikuti
Keempat,
dengan
sehari-
hari
Alam
yang
dan
dapat
memadai,
dan
tersedianya sumber bahan baku yang
ketrampilan tentang pembuatan Sapu,
mudah diperoleh di sekitar pedesaan ikut
masyarakat bisa membuka peluang usaha
serta membantu mendapatkan bahan baku
dan menciptakan lapangan pekerjaan
produski dengan mudah, sehingga untuk
sendiri. Pelaksanaan pelatihan juga dapat
masalah
memberikan dampak bagi kesejahteraan
diragukan.
masyarakat
Sedangkan faktor penghambatnya yaitu :
mendapatkan
pengetahuan
yaitu
dengan
ikut
bahan
baku
tidak
perlu
meningkatkan penghasilan masyarakat
1) Kuranganya pengetahuan tentang cara
serta merubah pola pikir masyarakat
pemakaian alat produksi dari pemerintah,
agraris menjadi masyarakat industri.
dan
Faktor Pendorong dan Penghambat
dirasakan oleh pemilik industri kecil.
Pelaksanaan
2) Kurangnya fasilitas berupa sarana dan
Pelatihan
Pembuatan
minimnya
permodalan
yang
prasarana dalam kegiatan pembuatan
Sapu Gelagah Dapat_disimpulkan,_pemberdayaan
sapu Gelagah.
masyarakat melalui pelatihan pembuatan
3) Perubahan cuaca. Perubahan cuaca
Sapu Gelagah dapat berjalan dengan baik
akan sangat berpengaruh terhadap proses
ini dikarenakan adanya faktor pendorong,
produksi, mengingat proses produksi
yaitu :
sangat bergantung pada sinar matahari
1) Respon positif dari masyarakat yang
untuk menjemur bahan baku, musim
antusias.
hujan
Ini
terbukti
dengan
yang
terus
menerus
akan
keikutsertaan dan kehadiran masyarakat,
menghambat jalannya proses produksi,
proses pembuatan Sapu yang tergolong
masyarakat
mudah sehingga mudah diterima oleh
menangani perubahan cuaca yang tidak
masyarkat, pendapatan masyarakat yang
menentu.
merasa
kesulitan
dalam
8 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
ketrampilan lainnya serta diharapkan
SIMPULAN DAN SARAN
masyarakat bisa membuka wirasuaha
Simpulan Pemberdayaan masyarakat desa melalui
pelatihan
pembuatan
Sapu
Gelagah
di
Kajongan
sudah
terlaksana
Desa
dengan
baik,
dan
dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pemberdayaan ini, dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap yang pertama yaitu perencanaan yang meliputi identifikasi kebutuhan dengan melihat potensi alam sebagai penyedia
bahan
baku
industri serta
melihat kondisi masyarakat yang jauh dari sejahtera dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Selanjutnya, menentukan latar belakang
berdirinya
pelatihan,
menentukan struktur kepengurusan dan rekuitmen masyarakat sebagai warga belajar melalui proses musyawarah dan diskusi di balai desa oleh pengelola dan tokoh
masyarakat.
Pengawasan
atau
pendampingan dilakukan pada proses pelaksanaan dengan cara memberikan contoh
atau
praktek
langsung
cara
pembuatan sapu Gelagah dan memantau jalannya produksi, evaluasi dilakukan dengan menargetkan jumlah produksi karena berpengaruh terhadap penghasilan warga belajar dan kualitas pelatihan pembuatan sapu Gelagah, sedangkan tindak lanjut yang dilakukan dengan cara memantau
dan
mengembangkan
mandiri. Pelaksanaan pelatihan pembuatan Sapu
Gelagah
sudah
maksimal,
pemasaran telah meluas sampai ke luar negeri dengan bantuan internet dan agenagen pengepul, pemerintah juga ikut memasarkan promosi. juga
melalui
Penyiapan
sudah
Tujuan
yang Desa
membelajarkan,
ataupun
sarana-prasarana
baik,
pemberdayaan masyarakat
iklan
dari
dilakukan
Kajongan,
yaitu
mensejahterakan,
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatan perekonomian masyarakat. Interaksi antara pengelola dengan pekerja juga baik, pekerja dapat menghasilkan 15 sampai 20 buah Sapu dalam sehari, sedangkan kesejahteraan keluarga di desa Kajongan dikatakan meningkat dilihat dari pendapatan masyarakat yang dahulu berkisar Rp. 30.000/ hari sekarang bisa mencapai 100.000/ hari dan pemenuhan kebutuhan sehari- hari seperti kebutuhan sekolah, kesehatan, pangan dan sandang. Faktor pendorong dan penghambat dari pelaksanaan Pelatihan Sapu Gelagah adalah : a. Respon positif dari masyarakat yang antusias.
Ini
terbukti
dengan
keikutsertaan dan kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan pelatihan pembuatan sapu Gelagah, proses pembuatan Sapu
Pemberdayaan Masyarakat .... (Ayu Purnami Wulandari) 9
yang tergolong mudah sehingga mudah
masyarakat
diterima oleh masyarkat,
menangani perubahan cuaca yang tidak
selain itu
merasa
menentu,
pendorong proses pelaksanaan produksi.
menerus
b. Adanya dukungan dari pemerintah dan
proses produksi sehingga masyarakat
mitra lain, pemerintah dan mitra-mitra
merasa
lain yang bekerjasama ikut mendukung
perubahan cuaca yang tidak menentu.
Gelagah, Ini terbukti dengan adanya bantuan promosi atau pemasaran dan bantuan berupa alat- alat produksi. c. Potensi
alam
yang
mudah diperoleh di sekitar wilayah Desa ikut
mendapatkan
serta
bahan
baku
yang
menghambat
kesulitan
dalam
terus
jalannya
menangani
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
memadai,
tersedianya sumber bahan baku yang
kajongan
akan
hujan
dalam
kerjasama dalam pemasaran juga menjadi
diadakanya pelatihan pembuatan Sapu
musim
kesulitan
membantu produski
dengan mudah, sehingga untuk masalah bahan baku tidak perlu diragukan.
1. Bagi Lembaga yang Bersangkutan Hendaknya lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan rumput Gelagah kepada masyarakat setempat, perhatian kepada kesehatan para pekerja dan perbaikan tempat juga perlu di perhatikan. Selain itu
Sedangkan faktor penghambatnya yaitu : d. Kuranganya optimalnya pemerintah dalam penyuluhan penggunaan peralatan produski yang diberikan kepada pemilik industri serta kurangnya bantuan berupa permodalan.
perlu inovasi baru untuk menanggulangi perubahan cuaca yang tidak menentu seperti pengadaan mesin oven untuk membantu
mengeringkan
rumput
Gelagah jika musim hujan, pengelola juga hendaknya bekerjasama dengan
e. Kurangnya fasilitas berupa sarana dan prasarana dalam kegiatan pembuatan sapu Gelagah.
pemerintah
memberikan
pengarahan
tentang cara penggunaan alat produksi, dan melengkapi fasilitas, sarana prasarana
f. Perubahan cuaca. Perubahan cuaca akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi, mengingat proses produksi
agar pelatihan bisa berjalan lebih baik lagi dan semakin berkembang. 2. Bagi Masyarakat
sangat bergantung pada sinar matahari untuk menjemur bahan baku, musim hujan
yang
terus
menerus
akan
menghambat jalannya proses produksi,
Hendaknya lebih ditingkatan lagi keaktifannya pemberdayaan
dalam masyarakat,
program karena
10 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Kabupaten Kendal. Skripsi. S1. Yogykarta: Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. FIP UNY
partisipasi masyarakat merupakan unsur penting
dari
pemberdayaan.
sebuah
pelaksanaan
Masyarakat
juga
sebaiknya membuat usaha mandiri atu membuat
cabang
baru
agar
tujuan
pemberdayaan tercapai secara maksimal
Chatarina Rusmiyati. (2011). Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah, Yogyakarta : B2P3KS
DAFTAR PUSTAKA Ambar
Teguh Sulistyani. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan, Yogyakarta: Gava Media
Andi
Prastowo. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta : Ar-ruzz Media
Arum Purbasari. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Ternak Kelinci di Balai Belajar Bersama Hj. Mudrikah Desa Pagersari, Kecamatan Patean,
Sri
Kuntari. (2003). Permasalahan Pengangguran di Pedesaan dan Alternatif Pemecahanya. Jurnal Media Informasi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: B2P3KS. Hlm 53
Sudjana. (2001). Pendidikan Sekolah. Bandung; Production
Luar Falah
Pengangguran dan Ketenagakerjaan diakses pada tanggal 3 Maret 2014_dari http://www.bps.go.id/menutab.ph p?tabel=1&kat=1&id_subyek=06