UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati
[email protected] Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu pendidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan masih rendahnya kader PKK dalam meningkatkan gizi keluarga di Posyandu Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengungkapkan data tentang pembanguna keluarga sejahtera melalui UPGK di posyandu. 2. Mengungkapkan data tentang pembangunan keluarga sejahtera melalui pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK. Kajian teori dan konsep antara lain: PKK sebagai organisasi social dalam pembangunan masyarakat. Konsep pembangunan keluarga sejahtera; Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) sebagai upaya pancapaian tujuan kesehatan nasional; konsep pos pelayanan pos terpadu (Posyandu) pelaksanaan gizi keluarga sebagai sitem pendidikan luar sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif hal ini dilakukan dengan masalah yang diteliti merupakan masalah yang ada pada masa sekarang sedang dihadapi, teknik pengumpulan data ini menggunakan angket wawancara observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini data yang dikumpulkan terungkap bahwa yang menyebabkan digalakan kembali kegiatan penyuluhan gizi keluarga karena adanya masyarakat Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi belum mengerti tentang gizi dan cara peraturannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga para kader PKK memberikan penyuluhan tentang gizi keluarga. Dalam melaksanakan penyuluhan gizi keluarga ini para kader PKK menyampaikan materi sering menggunakan metode demonstrasi atau praktek. Kesimpulan, adanya masyarakat yang belum mengerti tentang gizi sehingga masih diperlukan pembinaan dari kader gizi untuk menggalakan kembali kegiatan penyuluhan keluarga. Dampak yang diperoleh adanya partisipasi dari aparat kelurahan khususnya kepala kelurahan terhadap kegiatan penyuluhan gizi keluarga. Kata Kunci: kader PKK, Gizi Keluarga, Keluarga Sehat dan Sejahtera.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pengertian UUN no. 10 tahun 1992, keluarga adalah lembaga masyarakat yang terkecil yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya,dan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Dalam rangka peningkatan gizi masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan suatu paket program usaha perbaikan gizi keluarga ternyata untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera itu perlu adanya kader-kader PKK dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat atau keluarga,
agar masyarakat mengetahui, menyadari dan mengerti akan pentingnya gizi dalam keluarga yang diharapkan dengan adanya penyuluhan yang diberikan oleh kader-kader UPGK. UPGK dapat dilaksanakan sebagai bagian program pemerintah dan dapat pula dilaksanakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) diintregasikan dengan program-program lain dimasyarakat melalui program PKK, keluarga berencana, posyandu, kesemua program tersebut sematamata untuk membantu pembangunan, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki keyakinan,kesadaran bahwa dalam memenuhi kebutuhan gizi yang baik khususnya untuk anak balita akan sehat dan kemungkinan kematian balita relative kecil.
Menurut BKKBN dikemukakan “masalah gizi di Negara kita merupakan masalah serius yang harus segera diatasi karena masih banyak usia anak-anak prasekolah yang kekurangan kalori, protein, kekurangan vitamin A, kekurangan yodium dan zat besi” (BKKBN,1984: 3). Memperhatikan kondisi yang ada di daerah, ibu-ibu umumnya belum melaksanakan pengaturan gizi secara seksama diperkirakan ada faktor penyebab, salah satunya penyuluhan kader UPGK belum dilaksanakan dengan baik. Dengan persyaratan itulah sebagai titik awal yang menggugah penulis untuk melakukan penelitian mengenai UPGK melalui posyandu menuju keluarga sehat dan sejahtera dengan judul “Upaya Kader PKK dalam Meningkatkan Gizi Keluarga Melalui Penyuluhan Pencapaian Keluarga Sehat dan Sejahtera di Posyandu”. B. IDENTIFIKASI MASALAH Penyuluhan upaya perbaikan gizi keluarga melalui posyandu dalam pencapaian perwujudan keluarga sehat dan sejahtera diharapkan kepada berbagai permasalahan berbagai indikasi yang erat kaitannya dengan fokus penelitian 1. Upaya perbaikan gizi keluarga melalui berbagai gerakan secara kelompok termasuk melalui posyandu sering dilakukan oleh pada kader PKK cenderung perlu terus ditingkatkan. 2. Partisipasi ibu-ibu dalam kegiatan penyuluhan oleh kader PKK diketahui belum begitu merata dan belum rutin. 3. Pemanfaatan hasil penyuluhan gizi belum termonitor secara pasti terprogram sehingga beberapa hal tersebut belum terealisasi. C. RUMUSAN MASALAH Berpijak dari identifikasi masalah tersebut diatas maka penelitian ini diarahkan kepada masalah upaya kader PKK dalam peningkatan gizi keluarga melalui penyuluhan pencapaian keluarga sehat dan sejahtera di posyandu. D. TUJUAN PENELITIAN Untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah-masalah yang diteliti. Tujuan penelitian ini: 1. Pelaksanaan penyuluhan UPGK di posyandu. 2. Upaya kader dalam meningkatkan gizi keluarga dan pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK di posyandu.
E. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang perbaikan gizi keluarga, demi tercapainya kesehatan masyarakat yang tinggi. 2. Perubahan sosial dan motivasi yang merupakan dasar kegiatan belajar dalam pendidikan luar sekolah. 3. Diharapkan berguna bagi bahan kajian bagi para petugas yang berkepentingan dalam upaya penyempurnaan atau perbaikan UPGK. F. ANGGAPAN DASAR Anggapan dasar yang melandasi penelitian ini adalah: 1. Kadar pengetahuan atau tingkat pengertian seseorang yang dibina terhadap latar belakang atau itikad pembinaannya, berpengaruh sekali di dalam menentukan sikap yang mereka akan ambil yakni apakah menolak atau menerima anjuran. 2. Seseorang Pembina akan lebih berhasil dalam komunikasinya apabila ia dapat mencurahkan hal-hal atau aspirasiaspirasi yang terkandung di dalam perasaan dan pemikiran atau kelompok masyarakat yang dibina (Winarno Surakhmad,1980: 22). 3. Makin baik pendapat seseorang (kelompok) terhadap Pembina makin mudah orang menerima bimbinganbimbingan, dan makin besar kesepakatan dikalangan anggota-anggota kelompok bimbingan tersebut mengenai nilai-nilai yang dianjurkan oleh Pembina makin tinggi pula pengaruh Pembina terhadap kelompok itu (Winarno Surakhmad,1980: 22-23). G. PERTANYAAN PENELITIAN Untuk mengarahkan pembahasan ini maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah: 1. Bagaimana proses pelaksanaan penyuluhan UPGK di posyandu. 2. Bagaimana upaya kader dalam meningkatkan gizi keluarga dan pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK di posyandu. H. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket dan studi literatur.
KAJIAN TEORI DAN METODE A. PKK Sebagai Organisasi Sosial dalam Pembangunan Masyarakat. 1. Selintas Tentang PKK Pembinaan kesejahteraan keluarga disingkat PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Untuk membantu keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan dan membina keluarga menuju keluarga sejahtera. Tujuan PKK adalah membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh pancasila. Sasaran PKK adalah keluarga perlu ditingkatkan dan dikembangkan kepribadian dan kemampuannya. 2. PKK dalam Hubungannya Dengan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Wanita Menurut I Sanders bahwa pembangunan masyarakat adalah persenyawaan antara kegiatan pengorganisasian masyarakat dan kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat (Subrata K, 1985: 12). Pemberdayaan wanita tidak lain diarahkan kepada upaya menjadikan wanita memiliki pemahaman dan daya kontrol terhadap situasi yang terjadi untuk mampu memposisikan dirinya di masyarakat dimana mereka berada (Sudjana D, 1996: 63). B. Konsep Pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam GBHN 1993 memberi petunjuk bahwa pembangunan keluarga sejahtera sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. C. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) UPGK adalah Suatu usaha kegiatan pendidikan yang terkoordinir bertujuan untuk memperbaiki gizi keluarga dengan mengutamakan golongan rawan sebagai sasaran utama berdasarkan pengembangan swadaya keluarga dan masyarakat, baik di desa maupun dikota (BPG Jawa Barat 1977). Tujuan pembangunan kesehatan menurut Departemen Kesehatan (1982) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. D. Konsep Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) Posyandu menurut Mutawali (1987: 135) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana sekaligus dapat memperoleh pelayan keluarga berencana dan kesehatan. Dalam hal ini peneiti mengartikan Posyandu adalah sebagai sarana yang digunakan para kader untuk membina dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di lingkungannya. E. Pelaksaan Penyuluhan Gizi Keluarga Sebagai Sistem Pendidikan Luar Sekolah 1. Tujuan Penyuluhan Gizi Keluarga Penyuluhan gizi keluarga merupakan salah satu kegiatan dari program usaha perbaikan gizi keluarga adapun tujuan usaha perbaikan gizi keluarga adalah “meningkatkan dan membina keadaamkeadaan gizi seluruh anggota masyarakat”. 2. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah merupakan bagian-bagian sistem pendidikan nasional secara garis besarnya, pendidikan luar sekolah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat diselenggarakan diluar system pendidikan persekolahan. 3. Azas Pendidikan Luar Sekolah a. Azas Bantuan b. Azas Pendidikan Sepanjang Hayat c. Azas Relevansi 4. UPGK Sebagai Sistem Pendidikan Luar Sekolah Sebagai subsistem pendidikan dari sistem pendidikan nasional maka, pendidikan luar sekolah pun mempunyai komponenkomponen yang sama seperti halnya dalam pendidikan. METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi “Populasi adalah sejumlah individu dimana diambil sampel”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 112 orang ibu-ibu yang mempunyai batita. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dapat dianggap mewakili populasi yang bersangkutan dan diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi (Suraatmadja 1988). Sampel yang
diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang (45%) B. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara b. Observasi c. Angket C. LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN DATA 1. Penyusunan Alat Pengumpul Data 2. Uji Coba Angket 3. Revisi Angket 4. Memperbanyak Angket 5. Pelaksanaan Pengumpulan Data D. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA 1. Seleksi Data 2. Klasifikasi Data 3. Tabulasi Data 4. Analisa dan Penafsiran Data 5. Melakukan Analisa dan Penafsiran Data HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak dan Keadaan Daerah Kelurahan Cimahi adalah salah satu kelurahan yang ada diKecamatan Cimahi Tengah jarak ibukota Kecamatan 0,5 KM, ibukota Cimahi 1 KM, jarak ibukota provinsi Jawa Barat 10 KM. 2. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk berdasarkan data tahun 2010 sebanyak 29.760. Dari hasil analisis kita mempunyai gambaran bahwa penduduk Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah kebanyakan berada pada usia produktif dan usia sekolah. Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Jumlah Kelamin 1 Laki-Laki 1483 2 Perempuan 1493 B. HASIL PENELITIAN 1. Identitas Responden Tabel 2 Penggolongan Umur Peserta Penyuluhan Gizi Keluarga
No. 1 2 3 4 5 Jumlah
Golongan Umur 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 45 – keatas
F 10 21 7 8 4 50
% 20 42 14 16 8 100
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta penyuluhan gizi keluarga terbanyak umur 25 – 29 sedangkan paling sedikit umur 40 th keatas. Tabel 3 Tingkat Pendidikan Peserta Penyuluhan No Golongan f % Umur 1 Tidak Sekolah 2 Tamat SD 23 46 3 Tamat SMP 16 32 4 Tamat SMA 9 18 5 Akademi/Sarjan 2 4 a Jumlah 50 100 Menurut kesimpulan diatas peserta penyuluhan berpendidikan rendah, diliat dari jumlah terbanyak yaitu tamatan SD 2. Pembahasan Tabel 4 Yang Mengajak Para Peserta Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Gizi Keluarga No Alternatif f % Jawaban 1 Kepala Kelurahan 3 6 Kader Gizi 2 Tetangga,Teman 25 50 3 Tidak Ada Yang 12 24 Mengajak 4 10 20 Jumlah 50 100 Peserta penyuluhan paling banyak (50%) diajak oleh Kader Gizi Tabel 5 Alasan Peserta Mengikuti Penyuluhan Gizi Keluarga No Alternatif f % Jawaban 1 Ingin belajar 8 16 membuat makanan sehat 11 22 2 Mengetahui 29 58 berat badan 2 4 anak
3
4
Bisa Mengemukakan masalah Mendapat Makanan tambahan
Jumlah 50 100 50% yang mengikuti penyuluhan bisa mengemukakan masalah kesehatan keluarga khususnya anak balita. Tabel 6 Pemahaman Peserta Terhadap Cara Perbaikan Gizi Keluarga No Alternatif f % Jawaban 1 Memahami dan 39 78 memanfaatkan dirumah 2 Memahami tapi 10 20 belum mencoba 3 Belum 1 2 memahami dan belum mencoba 4 Kurang 0 0 memahami Jumlah 50 100 Peserta penyuluhan yang paling banyak (78%) memahami dan memanfaatkan dirumah. KESIMPULAN Didalam melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi keluarga, kader UPGK dalam menyampaikan materi yang paling sering digunakan adalah metode demonstrasi/praktek, agar lebih cepat dipahami oleh peserta. Karena dengan menggunakan metode tersebut peserta dapat melihat secara langsung. Yang merupakan kegiatan pokok dari kegiatan UPGK adalah kegiatan penimbangan balita, karena dengan mengetahui hasil timbangan anak dapat juga diketahui status gizi anak. Materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan adalah mengenai makanan yang bergizi, kesehatan keluarga khususnya balita, pemanfaatan pekarangan, kebersihan lingkungan dan mengatur menu sehat. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan gizi keluarga, peserta penyuluhan telah memahami tentang cara-cara perbaikan gizi keluarga dan selalu memanfaatkannya dirumah. Dengan demikian, peserta penyuluhan menganggap dengan adanya penyuluhan gizi
keluarga itu sangat menunjang baik terlaksananya Program Kesehatan khususnya UPGK yang bertujuan untuk meningkatkan da mambina keadaan gizi seluruh anggota keluarga. Adapun sifat dari perubahan itu hanya menambah pengetahuan yang telah dimiliki. Dengan demikian peserta penyuluhan sedikitnya telah mengetahui tentang gizi dan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Badan Perbaikan Gizi Daerah Provinsi Jawa Barat (1977). Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Badan Perbaikan Daerah, Jawa Barat Bandung. BKKBN (1981). Buku Pedoman Petugas Perbaikan Gizi Keluarga, Jakarta. BKKBN (1984). Buku Pegangan Kader UPGK, Jakarta. Departemen Agama RI (1980). Pedoman Pelaksanaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga Melalui Jalur Islam, Jakarta. Departemen Kesehatan RI (1980). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. ........................ (1982). Buku Pengantar Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Jakarta. Hasan Soewarman Engking (1997). Metode Penelitian, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP IKIP : Bandung Pokja Penerangan Gizi (1976). Team Pembina Penataran Gizi, Bandung. Sutrisno Hadi (1983). Metodologi Research Jilid I, UGM Yogyakarta, Fakultas Fsiologi. Sudjana Djudju (1983). Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Nusantara Press. UU No. 10 Tahun 1992. Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta, BKKBN.
Winarno Surachmad (1975). Dasar-Dasar Dan Teknik Research, Bandung, CV Tarsito. ......................... (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda dan Teknik, Bandung, Tarsito. .......................... (1980). Mewujudkan NilaiNilai Hidup Dalam Tingkah Laku, Bandung, Tarsito.