MAKNA PROGRAM KELUARGA BERENCANA BAGI MASYARAKAT SIDODADI DI KIJANG Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Sosiologi
NASKAH PUBLIKASI Oleh:
MELISA FERONICA 100569201002
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini : 1. Nama
: Melisa Feronica
2. NIM
: 100569201002
3. Program Studi
: Sosiologi
4. Judul Skripsi
: Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Sidodadi Di Kijang
Dengan ini menyatakan: 1. Judul skripsi sebagaimana tersebut diatas bukan merupakan dan tidak menujukkan adanya indikasi persamaan judul dan lokasi/tempat penelitian terdahulu. 2. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan hasil karya orang lain (plagiat) 3. Bersedia dilakukan pembatalan hasil ujian dan dikenakan sanksi yang ditetapkan oleh pihak fakuktas/universitas apabila ketentuan pada bulir 1,2 diatas tidak dapat dipenuhi. Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Tanjungpinang 23 Desember2015 Yang menyatakan,
MELISA FERONICA
ABSTRAK Masyarakat merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dalam masyarakat akan terbentuk struktur sosial yang terbentuk dalam kelompok-kelompok masyarakat. Struktur Sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompokkelompok social dalam suatu masyarakat. Struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana yang dapat diartikan sebagai gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan memberikan jarak kelahiran. Kebijakan ini dikeluarkan pemerintah bermaksud untuk mensejahterakan masyarakatnya dengan opini dua anak lebih baik. Namun jumlah anak yang lebih dari dua dianggap tidak masalah jika anak-anak tersebut berkualitas. Maksudnya adalah terpenuhi sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya yang dianggap penting untuk masa depan anak. Pemerintah sudah banyak melakukan banyak usaha untuk meratakan atau menyeimbangi angka kelahiran dan kematian di Indonesia dengan bermacam cara. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak mengerti apa itu Keluarga Berencana. Bahkan ada yang sudah mengerti namun tidak mengikuti dengan berbagai alasan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menarik kesimpulan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Sidodadi Di Kijang “ . Kerangka konsep yang akan dioperasionalkan mengacu pada konsep Fakta social dan kebudayaan dari struktur masyarakat. Dengan menggunakan pendapat Setiadi mengenai warisan budaya. Penelitian Makna program keluarga berencana bagi Masyarakat Sidodadi di kijang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apa yang selama ini menjadi faktor penghambat masyarakat dalam menjalankan program Keluarga Berencana. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan format desain bersifat deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi dan berbagai fenomena realita sosial yang ada di masyarakat. Data yang dijadikan sebagai bahan penelitian dikumpulkan melalui wawancara terhadap informan sebanyak duabelas informan. Dan semuanya adalah perempuan yang memiliki jumlah anak lebuh dari dua. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sangat bertentangan antara kebudayaan dan Keluarga Berencana. Ada perbedaan pendapat dan aturan di dalamnya. Banyak masyarakat yang tidak paham namun terus mengikuti dan ada juga masyarakat yang paham namun samasekali tidak mau mengikuti. Ada pengaruh dari luar yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana dan ada juga pengaruh yang membuat masyarakat enggan untuk mengikuti program Keluarga Berencana.
Kata Kunci: Sistem Sosial Budaya
ABSTRACT Society is a creature that has a desire to merge with each other and the natural environment. In the community will form a social structure that is formed in the community groups. Social structure is a social order or arrangement to form social groups within a society. structure can defined as the arrangement or form. KB stands for family planning which can be interpreted as a movement to establish a healthy and prosperous family by giving birth spacing. This policy is issued by the government intends to welfare society with two children a better opinion. However, the number of children more than two considered not matter if the children qualified. That is fulfilled clothing, food, shelter, education and other needs that are considered important to the future of the child. The government has a lot do a lot of effort to flatten or balance the numbers of births and deaths in Indonesia in various ways. But in reality there are still many people who do not understand what the family planning. In fact there are already understood, but did not follow a variety of reasons. Based on these descriptions, the researchers draw conclusions to conduct research under the title "The Meaning of Family Planning for People Sidodadi In Kijang". Framework will be operationalized concept refers to the concept of social and cultural fact of the structure of society. By using Setiadi opinion regarding cultural heritage. Research Meaning of the family planning program for Community Sidodadi in deer was conducted in order to find out what has been the limiting factor in the running community family planning program. This is a qualitative study with a qualitative descriptive design format, which aims to describe, summarize a variety of conditions, a variety of situations and various phenomena of social realities that exist in society. The data were used as research material was collected through interviews with informants twelve informants. And all of them are women who have a number of children take more than two. From the results it can be concluded that it is contrary to the culture and family planning. There are differences of opinion and the rules in it. Many people who do not understand, but continue to follow and there are also people who are aware but completely unwilling to follow. There are outside influences that affect the public to follow the family planning program, and there are also influences that make people reluctant to follow the family planning program.
Keywords: Socio-Cultural System
1
masyarakat
BAB I
tentang
hak-hak
reproduksi, serta masih tingginya laju
PENDAHULUAN
pertumbuhan penduduk, yang tidak A. Latar Belakang Masalah
sebanding
yang
dihadapi
beberapa negara berkembang dewasa ini
adalah
kemiskinan
mengurangi dengan
jumlah
menggunakan
dengan
daya
dukung
lingkungan. Banyak
teori
dikemukakan
oleh para ahli yang menaruh perhatian terhadap
perkembangan
penduduk.
melalui
Usaha pengendalian jumlah kelahiran
peningkatkan infrastruktur ekonomi
ini di Indonesia terlaksana melalui
seperti membangun jalan, jembatan,
program Keluarga Berencana yang
pasar, serta sarana lain, maupun
telah mulai dicanangkan pemerintah
membangun derajat dan partisipasi
sejak akhir 1970. Keluarga Berencana
masyarakat
peningkatan
merupakan salah satu bagian dalam
pendidikan maupun kesehatan. Namun
paket pelayanan kesehatan reproduksi
demikian kendala utama yang dihadapi
esensial, maksudnya adalah ada hal-
hampir semuanya sama, umumnya
hal yang
bersumber
reproduksi yang perlu mendapatkan
berbagai
cara
kependudukan.
baik
melalui
pada Mulai
permasalahan dari
masih
perhatian,
mendasar pada kesehatan
karena
dengan
mutu
tingginya angka kematian bayi, dan
pelayanan Keluarga Berencana yang
ibu melahirkan, rendahnya kesadaran
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan
kesehatan
dan
2
kesejahteraan.
Ruang
lingkup
Keluarga Berencana harus menjadi
Keluarga Berencana antara lain adalah
lebih berkualitas serta memperhatikan
program
hak-hak
Keluarga
Berencana,
kesehatan
reproduksi
ketahanan
dan
keluarga,
dari
KB
dalam
remaja,
memilih metode kontrasepsi yang
pemberdayaan
diinginkan. Namun pada kenyataannya
penguatan pelembagaan
paradigma baru juga belum bisa
keluarga kecil berkualitas, keserasian
menstabilkan
kebijakan kependudukan, pengelolaan
kematian.
sdm
peserta
aparatur,
pimpinan
penyelenggaran
kenegaraan
kepemerintahan,
dan
peningkatan
pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
angka kelahiran dan
Keluarga Berencana diartikan sebagai gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Tujuan dari program Keluarga Berencana
Masyarakat
yang
memiliki
adalah
mewujudkan
masyarakat
paradigma yaitu banyak anak banyak
Indonesia yang sejahtera. Berencana
rezeki
pada
beralih
pada
paradigma
frasa
keluarga
berencana
pemerintah yaitu dengan program dua
maksudnya adalah berencana dalam
anak
memiliki
keturunan.
merupakan jumlah yang ideal dalam
tersebut
diikuti
pengelolaan masalah kependudukan
membatasi angka kelahiran.
dan
lebih
baik
dan
pembangunan.
dianggap
pelayanan
Perencanaan
dengan
upaya
3
Begitu pula dengan sistem
penghasilan yang tidak mencukupi,
Keluarga Berencana yang diterapkan
sehingga membuat keluarga tersebut
pada masyarakat Kijang khususnya
menolak dengan alasan masih banyak
warga kampung Sidodadi. Masyarakat
kebutuhan lain yang harus di penuhi
yang
program
selain KB, budaya mereka yang hidup
berencana tidak harus datang ke rumah
berdasarkan peraturan dari leluhur atau
sakit
orang tua sudah menjadi panutan
ingin
melakukan
untuk melakukan proses KB,
warga yang khususnya ibu-ibu bisa
dalam
datang ke praktek bidan terdekat untuk
kurangnya ilmu pengetahuan terhadap
melakukan
Keluarga
program
Keluarga
Berencana.
berkehidupan
merupakan
dan
Berencana. tabel
mata
juga
Berikut pencarian
masyarakat kampung Sidodadi yang Dikampung
Sidodadi
ada diambil dari data monografi Kelurahan
beberapa keluarga yang memiliki anak Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur. yang berjumlah lebih dari tiga bahkan ada
keluarga yang usia suami dan
Mayoritas kegiatan perempuan
istrinya masih sangat muda namun
di Kampung Sododadi hanya sebagai
sudah memiliki empat anak. Hal ini
ibu
dilatar belakangi tekanan ekonomi
perempuan
sehingga keluarga tersebut menepikan
membantu suaminya. Mereka memilih
program Keluarga Berencana, seperti
pekerjaan seperti tukang cuci dan
suami yang tidak bekerja maupun
setrika. Sedangkan suaminya bekerja
rumah
tangga yang
hanya
sedikit
bekerja
untuk
4
sebagai karyawan PT, tukang ojek,
bidan
nelayan dan tukang bangunan. Jika
Keluarga
dilihat dari segi kesejahteraannya,
Mereka juga menyatakan anak sudah
masyarakat Kampung Sidodadi masih
banyak jadi tidak perlu mengikuti
belum
faktor
program Keluarga Berencana, biar saja
penghasilan dari suami mereka yang
anak tetap lahir. Dan ada juga yang
tidak
Kurangnya
menyatakan bahwa orang tua mereka
membuat
menyarankan untuk memiliki banyak
masyarakat kampung Sidodadi bekerja
anak tanpa memberikan alasan yang
seadanya. Yang penting bisa makan
cukup jelas dikarenakan tradisi turun
pada setiap harinya. Ada beban yang
temurun keluarga. Namun banyak
ditanggung
masyarakat yang menjadikan ekonomi
sejahtera
karena
mencukupi.
lapangan
pekerjaan
kurangnya
keluarga, gaji
suami,
karena para
istri
sebagai
juga
menjadi
penghambat
Berencana bagi mereka.
alasan
utama
membantu mencari pekerjaan dengan
ketidakikutsertaan mereka
menjadi tukang cuci, setrika dan juga
Keluarga Berencana.
tukang
masak.
Masalah
terhadap terhadap
ekonomi Struktur
sosial
dalam
merupakan masalah umum masyarakat masyarakat selalu berkembang dan dalam berkehidupan. dapat Alasan
tidak
memiliki
berubah,
struktur
sosial
merupakan tahapan perubahan dan
kendaraan untuk menempuh jarak
perkembangan
masyarakat
yang
rumah sakit puskesmas atau praktek
mengandung dua pengertian, yaitu
5
dalam struktur sosial terdapat peranan
telah mereka yakini sejak zaman orang
yang bersifat empiris dalam proses
tua
perubahan dan perkembangan, serta
kampung
dalam
dan
masyarakat yang majemuk. Terdiri
perkembangan tersebut terdapat tahap
dari beberapa macam suku diantaranya
perhentian stabilitas, keteraturan, dan
adalah suku Jawa, Padang, Bawean,
integrasi
yang
Tionghoa, Sunda, Melayu, dan lain
berkesinambungan, sebelum terancam
sebagainya. Namun suku yang paling
proses ketidakpuasan dalam tubuh
dominan
masyarakat.
adalah Jawa, Bawean, Padang dan
setiap
perubahan
sosial
mereka
dulu.
Masyarakat
Sidodadi
merupakan
dikampung
Sidodadi
ini
Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dari Salah
satu
pelopor adanya klompok-kelompok suku yang
terbentuknya struktur sosial dalam satu ada di sidodadi, seperti paguyuban lingkungan adalah budaya. Banyak suku Jawa, Bawean, Padang atau aspek
budaya
turut
menentukan
komunikatif.
Unsur-unsur
Minang dan juga Tionghoa. perilaku
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan
Warga
kampung
sosial
Pada
masyarakat
suku
manusia.
Tionghoa, dalam hidup berkeluarga
adalah
mereka memang diharuskan untuk
masyarakat yang hidup berkelompok
memiliki banyak anak karena menurut
dengan stuktur sosial yang telah
kepercayaan budaya dan tradisi suku
terbentuk dari budaya dan tradisi yang
mereka, banyak anak akan membawa
Sidodadi
6
kebaikan dan keberuntungan bagi
dipegang
oleh
keluarga mereka. Khususnya keluarga
(matrilineal).
perempuan
besar suku Tionghoa. Dalam suku Inti dari kepemilikan banyak sunda, banyak anak akan membuat anak merupakan trasidi dari orang tua. mereka tertolong dalam kehidupannya, Mereka meyakini bahwa perkataan maksudnya adalah kelak jika anak orang tua mereka jauh lebih baik jika sudah besar dan sudah bekerja akan dibandingkan
dengan
ajakan
memberikan keuntungan dalam hidup pemerintah yaitu mengenai program orang tuanya. Pada suku jawa dan Keluarga Berencana. Di sini ada nilaibawean memang menyenangi banyak nilai budaya dan tradisi yang masih anak. Baik mereka dalam kehidupan kental. Padahal ajakan pemerintah kaya maupun miskin. Karena menurut untuk mengikuti program Keluarga tradisi jawa banyak anak bisa terus Berencana merupakan salah satu cara menjaga budaya dan tradisi suku untuk mereka.
Sedangkan
suku
mensejahterakan
masyarakat
padang Indonesia, namun mereka masih tetap
alasan mereka memiki anak banyak bertahan pada pendapat leluhur dan adalah untuk status sosial. Masyarakat orang tua mereka. akan
terus
melahirkan
anak-anak
mereka jika belum melahirkan seorang
Tabel.3
anak perempuan. Karena status sosial
Daftar Nama Perempuan dan Jumlah Anak.
tertinggi dalam masyarakat padang
N Nama o
Ju mla
U si
Pendi dikan
Pekerj aan
7
1
2 3 4 5
6 7
8 9
1 0
1 1
Rini Winta rsih Soma nia Wahi dah Jamal iah Tiara Hanik e Nurle li Jumia ti Juaria h Phan g Tjoen Fa Mami k Masla khah Marin ce Siant uri Tini
h An ak 3
5 4 5 4
7 3
3 6
a
Dari Uraian di atas maka
Terak hir penulis
40 SLTP th 44 th 38 th 38 th 22 th
untuk
melakukan
SLTP
IRT/T ukang Cuci IRT
SD
IRT
dihadapi
SD
IRT
mengambil judul “Makna Program
SD
IRT
Keluarga Berencana Bagi Masyarakat
37 SD th 49 SLTP th 48 SD th 36 TS th
penelitian
38 SD th
guna
mengetahui
lebih
lanjut tentang masalah-masalah yang masyarakat
dengan
Sidodadi di Kijang ” IRT IRT/ Tukan g Cuci IRT IRT
Pemerintah
IRT
menganjurkan
masyarakat untuk memberikan jarak kelahiran anak dengan selogan dua anak lebih bailk. Namun yang terjadi di
4
tertarik
lapangan,
program
Keluarga
Berencana sudah diperkenalkan tetapi masyarakat Sidodadi tetap memiliki
6
39 TS th
IRT
1 4 37 SMP IRT 2 th *Sumber data dari kartu keluarga RW 020 Kelurahan Kijang Kota dengan jumlah 317 warga
jumlah
anak
yang
banyak.
Dari
permasalahan yang ada serta gejala masalah yang di uraikan tersebut maka perumusan masalah yang dapat di tarik adalah: Bagaimana Makna Program
8
Keluarga
Berencana
Bagi
Masyarakat Sidodadi di Kijang.
A. Fakta Sosial
menurut Peter
Blau Menurut Peter Blau ada dua tipe
B. Kerangka Teoritik dasar dari fakta sosial: Fakta sosial adalah berupa
a. Nilai-nilai
bahasa sistem moneter, normanorma profesional, cara bertindak, berpikir
dan
berperasaan
umum
(common
values) b. Norma yang terwujud dalam
yang
kebudayaan atau sub kultur
memperlihatkan sifat patut dilihat Warisan Budaya Menurut Setiadi: sebagai sesuatu yang berada di luar kesadaran
individu.
1. Sistem pengetahuan
Kareteristik
fakta sosial itu dipaksa, dibimbing,
Sistem pengetahuan merupakan
diyakini, didorong atau dengan cara
suatu
tertentu yang dipengaruhi oleh fakta
hidupnya
sosial dalam lingkungan sosialnya.
memahami. Sistem pengetahuan yang
Fakta sosial memiliki kekuatan
dimiliki manusia bisa bersumber dari
memaksa yang karenanya mereka
pendidikan formal dan non formal.
akumulasi dalam
dari
pelajaran
hal
berusaha
memaksa individu terlepas dari 2. Nilai kemauan
individu
(Johnson yy:177)
itu
sendiri. Nilai adalah mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk yang berguna bagi
9
kehidupan manusia. Nilai ialah sesuatu
tersusun dari seperangkat kata-kata
yang baik yang selalu diinginkan,
yang digunakan untuk memahami
dicita-citakan dan dianggap penting
kejadian atau gejala dalam kehidupan.
oleh seluruh manusia sebagai anggota
6. Etos kebudayaan
masyarakat. Etos budaya merupakan watak 3. Pandangan hidup
khas yang sering tampak pada gaya
Pandangan hidup merupakan
perilaku warga misalnya, kegemaran-
pedoman bagi suatu bangsa atau
kegemaran warga masyarakatnya, serta
masyarakat dalam menjawab atau
berbagai benda budaya hasil karya
mengatasi
mereka, dilihat dari luar oleh orang
berbagai
masalah yang
dihadapinya.
asing.
4. Kepercayaan Kepercayaan
C. Metode Penelitian yang
mengandung arti yang lebih luas dari
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat
pada agama dan kepercayaan terhadap
deskriptif
kualitatif.
Penelitian
Tuhan Yang Maha Esa.
kualitatif
mengkaji
perspektif
5. Persepsi
partisipan
dengan
strategi-strategi
yang bersifat interaktif dan fleksibel. Persepsi
atau sudut pandang Penelitian kualitatif ditujukan untuk
ialah suatu titik tolak pemikiran yang memahami fenomena-fenomena sosial
10
dari
sudut
pandang
partisipan.
(Sugiyono, 2006).
menjadi dua golongan yaitu Data primer dan data sekunder .
2. Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
dalam
penelitian ini adalah Kijang Kampung Sidodadi RW 020 Kelurahan Kijang Kota
Kecamatan
Bintan
Timur.
Alasan dipilihnya daerah ini karena masyarakatnya memiliki jumlah anak yang banyak walaupun dari segi finansial tidak mencukupi, sehingga masih
membutuhkan
mengenai
yang di peroleh akan dikelompokkan
Program
pengetahuan Keluarga
Berencana yang telah di tetapkan oleh
a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh
dari
hasil
wawancara
langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersusun. Yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah dua puluh orang ibu rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua. Data primer ini diperoleh
langsung
dari
informan
dengan melalukan wawancara.
pemerintah. b. Data Sekunder 3. Jenis dan Sumber Data Data sekunder adalah data yang Untuk memperoleh data dan informasi terhadap program keluarga berencana,
maka
dalam
pelaksanaannya data dan informasi
didapat dari catatan-catatan, bukubuku catatan di posyandu, catatan monografi dari kantor lurah Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur dan
11
buku-buku pedoman atau petunjuk dari
Wawancara dilakukan melalui
arsip maupun file-file dari Rukun
tanya
Warga
narasumber yaitu duapuluh orang ibu
dan
Rukun
Tetangga
di
Kampung Sidodadi.
jawab
langsung
kepada
rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua yang dapat dipercaya kebenarannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan program Keluarga
4. Teknik
dan
Alat
Berencana. c. Dokumentasi
Pengumpulan Data
Metode
dokumentasi
Untuk mengumpulkan data-data yang merupakan suatu metode pengumpulan dibutuhkan dalam penelitian ini, di data yang dilakukan dengan cara pergunakan teknik: mengadakan a. Observasi atau pengamatan Teknik pengumpulan data yang
pencatatan
atau
pengutipan data dari dokumen yang ada
dalam
lokasi
peneliti.
dilakukan dengan pengamatan secara
Dokementasi yang peneliti butuhkan
langsung agar dapat data yang lebih
yaitu berupa gambar atau foto, seperti
lengkap dan tajam mengenai fenomena
foto-foto saat wawancara dan keadaan
yang terjadi di lapangan. Seperti survei
rumah informan, dan catatan lainnya
lingkungan sekitar informan.
yang berkenaan dengan judul peneliti
b. Metode Wawancara
yaitu mengenai program Keluarga Berencana.
12
Keluarga Berencana adalah sebatas pil dan suntik, dan itupun tidak di pahami
D. Hasil Penelitian Makna Program Keluarga Berencana Bagi Masyarakat
fungsi dan efeknya. Program Keluarga Berencana
yang
dikeluarkan
pemerintah tidak serta merta bisa
Sidodadi di Kijang
berjalan dengan baik. Walaupun telah Ruang
lingkup
Keluarga
Berencana adalah program Keluarga Berencana,
kesehatan
reproduksi
remaja, ketahanan dan pemberdayaan keluarga,
penguatan
pelembagaan
keluarga kecil berkualitas, keserasian kebijakan kependudukan, pengelolaan sumber
daya
manusia
banyak usaha dari pemerintah untuk merealisasikannya.
Mulai
dari
sosialisasi dan juga penayangan iklan ditelevisi
sudah
menjadi
bentuk
dorongan dan anjuran dari pemerintah untuk mengikuti program Keluarga Berencana.
aparatur,
penyelenggaraan pimpinan kenegaraan
Fakta sosial adalah cara bertindak,
peningkatan
berfikir, dan merasa yang ada diluar
pengawasan dan akuntabilitas aparatur
individu dan yang memiliki daya
Negara.
program
paksa dan terbentuk karena adanya
Keluarga Berencana sudah sampai
pola di dalam masyarakat. Artinya
pada masyarakat kampung Sidodadi
adalah sejak manusia tersebut lahir
sejak
maka
dan
kepemerintahan,
Walaupun
lama
namun,
masyarakat
kampung Sidodadi hanya mengetahui
ia
telah
diharuskan
untuk
bertindak sesuai dengan lingkungan
13
sosial dimana ia dididik dan sangat
pelaksanaan
sukar baginya untuk melepaskan diri
Berencana tidak bisa dengan mudah
dari aturan tersebut. Jika ia berbuat
masuk ke dalam sebuah keluarga.
lain daripada yang diharapkan maka ia
Masyarakat lebih memilih mengikuti
akan mendapatkan tindakan koreksi,
peraturan dari orang tua dan juga
ejekan
budaya mereka, dari pada anjuran
dan
celaan
dan
sebuah
hukuman.
program
Keluarga
untuk mengikuti program Keluarga Berencana.
Menurut Peter Blau ada dua tipe dasar dari fakta sosial yaitu Nilai-nilai
Ada enam faktor yang menyebabkan
umum (common value) dan norma
masyarakat
sidodadi
yang terujud dalam kebudayaan atau
mengenyampingkan
Keluarga
dalam sub kultur. Ternyata didalam
Berencana, diantaranya adalah:
fakta sosial terdapat nilai-nilai dan
1. Sistem Pengetahuan
norma-norma yang memang diakui Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat kampung sidodadi. manusia Sehingga
program
sebagai
makhluk
sosial
Keluarga merupakan
suatu
akumulasi
dari
Berencana tidak berjalan dengan baik. pelajaran hidupnya dalam hal berusaha Dari
berbagai
macam
faktor,
warisan budaya merupakan faktor yang paling krusial dalam masyarakat kampung
Sidodadi
sehingga
memahami. pengetahuan
Untuk maka
memperoleh manusia
akan
14
melakukan
tiga
cara
diantaranya
adalah:
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya
a. Melalui pengalaman dalam kehidupan
pengalaman
melalui langsung
ini
dapat
mengembangkan kebudayaan.
sosial.
Pengetahuan
manusia
Beberapa
cara
pemerintah
untuk mengajak masyarakat dalam pengenalan
program
Keluarga
akan membentuk kerangka
Berencana ada cara yang salah dalam
pikir individu untuk bersikap
pengajakannya.
dan bertindak sesuai dengan
masyarakat yang masih awam atau
aturan
bersifat
yang
dijadikan
pedomannya.
Pengalaman
dalam
kehidupan
dialami seseorang dalam kehidupan Dimana
dari
pengalaman tersebut akan terbentuk suatu kerangka pikir bersikap dan bertindak sesuai aturan yang dijadikan pedomannya. Semua hal ini tidak terlepas masyarakat.
dari
tradisi
dan
kepada
irasional.
Pemahaman medis mengenai dampak
sosial adalah sesuatu yang pernah
bermasyarakat.
Terutama
sistem
Manusia
budaya merupakan
dari Keluarga Berencana hanya akan dipandang ketika ada yang memberi tahu
mereka
dan
sesuai
dengan
pandangan dan pola pikir mereka. Namun
ketika
pemahaman
medis
mengenai Keluarga Berencana tidak sesuai dengan pemahaman mereka, mereka
akan
pemahaman memilih
meninggal
tersebut,
pemahaman
kan
dan
lebih
budaya
dan
15
tradisi
mereka
dengan
pedoman
banyak anak banyak rezeki.
masyarakat sedemikian rupa, sehingga sistem
pengetahuan
mereka
lebih
kepada menjalankan tradisi yang sudah Fakta sosial yang terjadi dalam ada. Daripada mencari tahu kebenaran masyarakat
Sidodadi
adalah dari program Keluarga Berencana.
menjujung
tinggi
tradisi
budaya.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah
Kurangnya
informasi
masyarakat begitu menyakini bahwa
masyarakat
kepemilikan anak yang banyak akan
Keluarga
berpengaruh
masyarakat tidak memahami secara
pada
perekonomian
mereka. Dengan kata lain banyak
luas
anak,
Berencana.
banyak
rezeki.
Ketika
Sidodadi
terhadap
Berencana
membuat
mengenai
program Selain
Keluarga minimnya
pemerintah masuk dengan membawa
pendidikan formal yang mereka miliki,
sebuah
mengajak
seperti tidak bersekolah. Pendidikan
mengikuti
non formal seperti pengetahuan dari
Keluarga Berencana, dengan tujuan
lingkungan sekitar pun juga tidak
mensejahterakan masyarakat dengan
mereka temukan. Jadi pemahaman
dua anak cukup. Ternyata masyarakat
tentang Keluarga Berencana tidak bisa
sebelum
memiliki
begitu saja dipercayai masyarakat
pengetahuan yang bertolak belakang
Sidodadi kebenarannya. Masyarakat
dengan pemerintah. Budaya dan tradisi
yang
telah
pengetahuan yang menjadi landasan
program
masyarakatnya
itu
yang untuk
sudah
membentuk
pola
pikir
berbudaya,
diwariskan
satu
16
hidup
mereka.
jalankan
Diyakini
serta
diwariskan
dan
di
kepada
pendidikan formal/resmi (di sekolah)
maupun
dari
keturunan mereka, yaitu banyak anak
pendidikan non formal (tidak
banyak rezeki.
resmi),seperti
kursus-kursus,
penataran-penataran,
dan
Ada nilai-nilai dari budaya ceramah. mereka yang masih mereka yakini sebagi sesuatu yang mereka anggap
Pendidikan dan pengetahuan
benar. Irasional merupakan gambaran
adalah hal utama bagi masyarakat
serta fenomena yang terjadi pada
untuk mengetahui program Keluarga
masyarakat Sidodadi. Zaman modern
Berencana. Tanpa pengetahuan dan
seharusnya
pendidikan
pola
pikir
masyarakat
masyarakat tidak akan
harus semakin berkembang. Tidak
mengerti apa itu program Keluarga
stagnasi atau berhenti di tempat dan
Berencana. Pendidikan yang minim
hanya percaya tradisi dan mitos. Hal
dan rasa
ini juga berkaitan dengan pendidikan.
membuat
Jika masyarakat berpendidikan dan
Berencana tidak berjalan lancar. Akan
memiliki ilmu pengetahuan tentu pola
ada hal-hal melenceng yang dianggap
pikir lama yang masih mempercayai
benar dan begitu pula sebaliknya.
tradisi dan mitos sudah diketepikan.
Keadaan ini terjadi ketika budaya yang
ingin tahu yang kecil program
Keluarga
dijunjung tinggi dan ilmu pengetahuan b. Berdasarkan
pengalaman yang dimiliki tidak berjalan seimbang.
yang
diperoleh
melalui
17
Namum
pemerintah
tetap
terus
bergabung. Yang ada hanya membuat
mengajak masyarakat untuk mengikuti
masyarakat
menantikan
hal-hal
program Keluaga berencana dengan
disamping dari sosialisasi. Contohnya
cara sosialisasi, penayangan iklan di
seperti figur artis dan juga dorprize.
televisi dan juga petunjuk-petunjuk
Sosialisasi yang dibuat megah yang
yang bersifat simbolik seperti baliho
bertujuan agar masyarakat bisa datang
dll.
ke acara sosialisasi tersebut memang berhasil. Masyarakat pasti datang, Berbagai
macam
cara apalagi dengan iming-iming. Namun
pemerintah untuk menarik perhatian yang menjadi masalahnya
adalah.
masyarakat untuk mengikuti program Masyarakat tidak memahami inti dari Keluarga
Berencana.
Seperti sosialisasi tersebut. Sosialisasi yang
sosialisasi,
penayangan
iklan
di menghimbau
masyarakat
untuk
televisi dan juga pemasangan baliho di mengikuti
program
Keluarga
jalan. Namun tak membuat semua Berencana. masyarakat
tertarik
mengikutinya. Berencana mengajak
untuk
Sosialisasi Keluarga
yang
seharusnya
dan
bisa
menghimbau
masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana nyatanya tidak bisa
mengajak
masyarakat
untuk
c. Melalui
petunjuk-petunjuk
yang bersifat simbolis yang sering
disebut
sebagai
komunikasi simboliks. Kurangnya pendidikan
pemahaman dan
mengenai
Keluarga
18
Berencana kampung sebelah
membuat
masyarakat
Sidodadi mata
memahami
memandang
dan
enggan
lebih
jauh
mengenai
mengerti apa dampak saat mereka melakukan
pengecekan
alat
kontrasepsi yang mereka gunakan ke bidan atau rumah sakit terdekat. Dalam hal ini harus ada campur tangan dari pemerintah
dan
kesehatan
dalam
pendidikan
juga
institusi
memberikan
tentang
Keluarga
Berencana
terhadap
masyarakat.
Setidaknya
sosialisasi
harus
bisa
membuat masyarakat tertarik untuk datang.
Namun
masyarakat
mencari
simpati
hadir
dalam
untuk
sosialisasi bukanlah hal yang mudah. Harus ada sesuatu yang membuat masyarakat
tertarik
untuk
sosialisasi adalah hadiah.
untuk
Keluarga Berencana. Mereka tidak
tidak
membuat masyarakat hadir dalam
datang.
Contoh hal yang paling biasa yang
Namun
kenyataannya
dilapangan ibu-ibu hanya menantikan sebuah acara sosialisasi dan sesuatu yang berbeda dan tidak monoton. Bubur kacang hijau merupakan salah satu sogokan tim kesehatan untuk mengundang para ibu-ibu agar bisa hadir
dalam
sosialisasi
mengenai
Keluarga Berencana dan juga kegiatan di posyandu.
Penayangan iklan di
televisi
tidak
saja
cukup
untuk
membuat masyarakat paham terhadap Keluarga Berencana. Pemerintah dan unit yang terkait harus turun langsung ke
lapangan
pendidikan
umtuk tentang
member Keluarga
Berencana. Agar jumlah penduduk, angka kelahiran kematian dan migrasi seimbang.
19
Budaya erat kaitannya dengan
2. Nilai Nilai adalah sesuatu yang baik yang selaku diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebenaran),
indah
(nilai
estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama). Dengan adanya nilai-nilai kepercayaan yang dianut dari
masing-masing
budaya
mengakibatkan Keluarga Berencana juga tidak bisa berjalan dengan baik. Nilai
yang
mereka
yakini
akan
nilai dan norma. Nilai adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma
Masyarakat
mempercayai
sebagai
enacted
norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.
berbanding terbalik dengan keadaan modern.
dikatakan
Namun fakta sosialnya anak mempunyai
nilai
ekonomi
dalam
nilai leluhur mereka, sedangkan itu
keluarga. Masyarakat
merupakan bentuk dari penghambat
bahwa seorang anak sudah ditetapkan
berjalannya Keluarga Berencana.
rezekinya, mereka tidak akan menjadi miskin
karena
mempercayai
mempunyai
anak
20
banyak. Karena menurut pendapat
mengatasi
budaya
yang
berbagai
masalah yang
mereka
jalani
dihadapinya. Di dalamnya terkandung
demikian.
Bagi
konsep nilai kehidupan yang dicita-
masyarakat Sidodadi, anak memiliki
citakan oleh suatu masyarakat. Oleh
nilai, terutama nilai ekonomi. Ada
karena
nilai
merupakan nilai-nilai yang dianut oleh
mengakatan
yang
Maksudnya
mereka
cita-citakan.
pandangan
hidup
sebuah
suatu masyarakat dengan dipilih secara
keluarga memiliki banyak anak, ketika
selektif oleh individu, kelompon atau
anak mereka dewasa dan bekerja maka
bangsa.
cita-cita
adalah, ketika
itu,
mereka
untuk
memiliki Budaya yang dijalankan tidak
kehidupan lebih dari cukup bisa maksimal akan mengakibatkan pesantercapai.
Begitulah fenomena yang pesan dari budaya tersebut tidak
terjadi
pada
masyarakat
kampung tersalurkan
dan
tidak
dijalankan
Sidodadi. Disatu sisi mereka hidup dengan baik dan sempurna. Leluhur dengan berlandaskan budaya orang tua atau orang tua akan memberikan atau leluhur mereka. wejangan-wejanagan atau pesan-pesan baik berupa mitos maupun cara dalam 3. Pandangan Hidup Pandangan hidup merupakan
berkehidupan
kepada
anak-anak
mereka. Namun pada saat ini zaman
pedoman bagi suatu bangsa atau
sudah
masyarakat dalam menjawab atau
Masyarakat
semakin
berkembang.
sudah ada dizaman
21
modern, mitos atau budaya asli mulai
menjawab atau mengatasi berbagai
luntur.
masalah
yang
dihadapinya.
Di
dalamnya terkandung konsep nilai Dapat dilihat budaya sudah kehidupan yang dicita-citakan oleh mulai luntur ketika manusia benarsuatu masyarakat. Namun faktanya benar telah berpikir rasional tentang nilai yang dicita-citakan
individu
kehidupan dan masa depannya. Dan tidak
bisa
berkembang
dalam
hanya akan dijalankan apabila itu tidak masyarakat. Karena didalam budaya memberatkan
dan
membebankan individu
menjadi
tertutup
dengan
manusia zaman modern. Fenomena adanya yang
terjadi
dilapangan,
tradisi
dan
yang
terlihat
ternyata hanyalah
masyarakat
budaya
dan
lingkungan juga dapat mempengaruhi tradisinya. pola pikir manusia. Seperti jawaban dari Wahidah yang mengakui telah meninggalkan
tradisinya
akibat
tetangganya. Pola pikir yang mulai berkembang
dan
lingkungan
bisa
merubah individu menjadi rasional.
Masyarakat memiliki pandangan
4. Kepercayaan Kepercayaan
yang
mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk
hidup berupa pedoman bagi suatu
menghambakan
bangsa
Mahatinggi, yaitu dimensi lain diluar
atau
masyarakat
dalam
diri
kepada
yang
22
diri dan lingkungannya, yang dianggap
itu
mampu mengendalikan hidup manusia.
Pemerintah
Dari terkait
pengakuan
dengan
masyarakat
kepercayaan
yang
mereka yakini, kepercaraan mereka menganjurkan untuk tidak KB, karena hal itu sama saja dengan membunuh anak.
Sedangkan
menganjurkan
Keluarga
pererintah Berencana
agar masyarakatnya bisa terbebas dari hidup miskin dan memiliki keluarga yang sejahtera. Kedua hal ini sangat bertentangan, namun kembali lagi bagaimana
masyarakat
yang
demi
kebaikan
manusianya.
juga
menganjurkan
masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana agar terciptanya masyarakat yang sejahtera. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada
kepercayaan
melarang
untuk
yang
memang
KB
sedangkan
pemerintah menganjurkan Keluarga Berencana sejahtera.
agar Kedua
masyarakatnya peraturan
yang
dihadapkan oleh masyarakat Kampung Sidodadi membuat mereka merasa kebingungan. Namun semua itu tidak bisa dilakukan karena masih belum
menyikapinya.
meratanya Beberapa pendapat masyarakt
kesejahteraan
sosial
masyarakat yang ada di negeri ini.
Sidodadi mengatakan bahwa dalam
Maka
suatu
Keluarga Berencana lah yang dipilih
kepercayaan
Keluarga
tidak
Berencana itu dilarang, namun ada
demi
juga yang mengatakan bahwa dalam
negera ini.
kepercayaan membolehkannya selagi
heran
jika
mensejahterakan
program
masyarakat
23
Rasa percaya yang besar terhadap kepercayaan
yang
membuat Berencana masyarakat
mereka
pemerintah
mengeluarkan
program
yakini,
Keluarga Berencana dengan dua anak
program
Keluarga
cukup, dua anak lebih baik dan saat ini
terpinggirkan.
Faktanya
menjadi keluarga berkualitas. Pendapat
sidodadi
lebih
dulu
ini
bertentangan
dengat
mengenal kepercayaan di bandingkan
sebagian
program Keluarga Berencana. Dan hal
Sidodadi.
itu di akui masyarakat secara turun
kebijakan pemerintah tentang Program
temurun. Ada hal yang lebih fatal yang
Keluarga Berencana telah merubah
harus mereka ikuti, namun tidak
pola
mereka
bahwa
Sidodadi, mereka menganggap bahwa
ajakan pemerintah untuk mengikuti
pemerintah melarang masyarakatnya
Keluarga Berencana itu adalah baik.
untuk memiliki anak banyak.
tidak
memungkiri
pikir
masyarakat
persepsi
Secara
masyarakat
Berkaitan 5.
tidak
dengan
kampung langsung
kampung
Keluarga
Persepsi Berencana, Persepsi
masyarakat
tidak
atau sudut pandang mempermasalahkan jumlah anak yang
ialah suatu ititk tolak pemikiran yang lahir. Mereka justru senang jika jumlah tersusun dari seperangkat kata-kata anak dalam keluarga mereka semakin yang digunakan untuk memahami bertambah. Namun pada tahun 1970 kejadian atau gejala dalam kehidupan. pemerintah mengalami krisis ekonomi. Masyarakat Sidodadi meyakini bahwa Dari berbagai macam pertimbangan banyak anak banyak rezeki Sedangkan keluarlah kebijakan program Keluarga
24
Berencana dengan slogan awal dua anak cukup.
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa
Perbedaan
persepsi
antara
inggris yang berarti watak khas. Etos
masyarakat dan pemerintah sudah pasti
sering tampak pada gaya prilaku warga
memiliki
misalnya,
tujuan
yang
berbeda.
kegemaran-kegemaran
Persepsi masyarakat memiliki banyak
warga masyarakatnya, serta berbagai
anak ialah bertujuan untuk memiliki
benda budaya hasil karya mereka,
banyak rezeki. Sedangkan persepsi
dilihat dari luar oleh orang asing.
pemerintah
mengeluarkan
Contohnya kebudayaan Batak dilihat
program Keluarga Berencana yaitu
oleh orang jawa, sebagai orang yang
bertujuan agar terciptanya masyarakat
agresif, kasar, kurang soapan, tegas,
yang
yang
konsekuen, dan berbicara apa adanya.
dimaksud adalah terjaminnya sandang,
Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat
pangan dan masa depan anak. Ketika
oleh orang Batak, bahwa watak orang
masyarakat memiliki banyak anak,
Jawa
pemerintah mengkhawatirkan masa
kesuraman,
depan anak tidak terjamin. Apa lagi
berlebihan, lamban, tingkah laku yang
jika dilihat dari lapangan pekerjaan
sukar ditebak, gagasan yang berbelit-
yang tidak memadai.
belit,
dengan
sejahtera.
Sejahtera
6. Etos Kebudayaan
memancarkan ketenangan
foedal,
serta
terhadap tingkatan sosial.
keselarasan, yang
diskriminasi
25
Budaya begitu
tidak
saja,
akan
walaupun
luntur seiring
Budaya yang terbentuk dalam masyarakat
Sidodadi
merupakan
berkembangnya zaman akan mulai
budaya campuran, karena sebagian
memudar. Ada hal-hal yang akan
masyarakat yang tinggal di Sidodadi
diwariskan leluhur untuk anak cucu,
merupakan orang rantauan, namun ada
yang dianggap penting dan patut untuk
juga penduduk asli yang memang
dijalankan. Tidak semua pesan dari
sejak dulu tinggal di Sidodadi. Budaya
suatu budaya bisa terus dijalankan dan
yang dikembangkan oleh manusia
dilestarikan. Akan ada masa-masa
akan berimplikasi pada lingkungan
manusia mulai berpikir secara rasional
tempat kebudayaan itu berkembang.
dan modern. Namun budaya atau
Suatu kebudayaan memancarkan suatu
tradisi tidak ditinggalkan begitu saja.
cirri khas dari masyarakatnya yang
Ada hal-hal yang dianggap mudah dan
tampak dari luar. Dengan menganalisis
gampang
pengaruh
untuk
budaya
terhadap
lingkungan
seseorang
dapat
Namun ketika tradisi tersebut dianggap
mengetahui,
mengapa
suatu
rumit maka akan ditinggalkan dan
lingkungan
tidak
dengan
masyarakat
akan
dijalkan
maka
menjalankannya.
dijalankan
sebagaimana
akibat
tertentu
lingkungan
mestinya. Namun semua kembali lagi
menghasilkan
terhadap
berbeda
individu
dalam pelaksanaannya.
masing-masing
pula.
akan
lainnya
kebudayaan Hal
berbeda
inilah
dan yang yang
memungkinkan terjadinya subbudaya.
26
Cara lain dari sosialisasi yaitu
yang
berbeda.
Pemerintah
penayangan iklan di televisi dan
menganjurkan
pemasangan baliho juga sudah di
mengikuti
berlakukan pada masyarakt Sidodadi.
Berencana agar masyarakat bisa hidup
Masyarakat
sejahtera
mengakui
tahu
dan
masyarakat program
dengan
untuk Keluarga
mengatur
jarak
melihat iklan juga baliho program
kelahiran anak. Namun ketika program
keluarga berencana, namun mereka
Keluarga Berencana berada di tengah-
mengakui hanya sebatas tahu dan
tengah masyarakat Sidodadi, makna
melihat tetapi tidak paham apa masud
program Keluarga Berencana menjadi
dan tujuannya. Faktanya dilapangan
berbeda. Program Keluarga Berencana
masyarakat hanya mengambil hal-hal
memiliki makna pembatasan.
yang
mereka
perlukan.
Seperti
hiburannya, hadiahnya dan lainnya, tetapi
tidak
mengikuti
sungguh-sungguh
anjuran
dan
ajakan
E. Penutup 1. Kesimpulan
pemerintah. Budaya dan tradisi jauh lebih penting dan lebih utama bagi kehidupan masyarakat sidodadi.
Keluarga
Berencana
Berdasarkan analisa penelitian yang
telah
dilakukan,
maka
selanjutnya hasil penelitian ini dapat akan
disimpulkan
bahwa
pengertian
menjadi berbeda maknanya ketika
Keluarga Berencana yang begitu luas
berada dalam suku dan kepercayaan
hanya
dipandang
sebagai
alat
27
kontrasepsi
saja.
Masyarakat
Budaya
menjadi
faktor
masyarakat
untuk
berpikiran bahwa Keluarga Berencana
keterlambatan
itu adalah pil, suntik, susuk, spiral dan
memahami lebih jauh apa itu Keluarga
kondom. Padahal dalam pengertian
Berencana. Hal ini dilatarbelakangai
kesehatan ruang lingkup Keluarga
oleh nilai, norma, sistem pengetahuan,
Berencana itu tidak hanya kontrasepsi
pandangan
melainkan
program
Keluarga
kepercayaan dan etos budaya
Berencana,
kesehatan
reproduksi
hidup,
persepsi, yang
dibuat atau diwariskan secara turun
remaja, ketahanan dan pemberdayaan
menurun
keluarha,
pelembagaan
dijalankan bersama. Namun dalam
keluarga kecil berkualitas, keserasian
kehidupan modern hal seperti ini lah
kebijakan kependudukan, pengelolaan
yang menjadi penghambat. Apa lagi
sdm
jika budaya yang diwariskan hanya
penguatan
aparatur,
pimpinan
penyelenggaraan
kenegaraan
kepemerintahan,
dan
peningkatan
negara.
aslinya.
yang
terangkum dalam Keluarga Berencana namun masyarakat sidodadi hanya memahami sebatas alat kontrasepsi.
untuk
Masyarakat
menjadi tidak mengarti karena hanya mengetahui
hal-hal
disepakati
setengah-setengah.
pengawasan dan akuntabilitas aparatur Banyak
dan
setengah
Pendidikan terhadap
pemahaman
dari
budaya
berpengaruh masyarakat
mengenai Keluarga Berencana. Makna Keluarga
Berencana
menurut
28
pemerintah adalah pemberian jarak
masyarakat.
Namun
sosislisasi
terhadap
pengenalan
program
Keluarga
juga
harus
kelahiran
anak.
Namun
makna Keluarga Berencana menjadi
Berencana
berbeda dalam masyarakat Sidodadi.
mempertimbangkan hal-hal yang ada
Berdasarkan faktor tradisi dan budaya
di
seperti
nilai,
pengetahuan,
dalam
masyarakat.
Sehingga
norma,
sistem
maksud pengenalan program Keluarga
andangan
hidup,
Berencana
kepercayaan,
persepsi
kebudayaan,
makna
dan
etos
bisa
sampai
masyarakat.Masyarakat
kepada Sidodadi
Keluarga
butuh pengenalan program Keluarga
masyarakat
Berencana yang tidak monoton, yang
Sidodadi menjadi suatu pembatasan
tidak membuat mereka menganggap
dalam
anak.
program Keluarga Berencana adalah
Masyarakat menganggap, pemerintah
pembatasan dalam memiliki jumlah
membatasi mereka untuk memiliki
anak.
Berencana
menurut
memiliki
jumlah
anak yang banyak. Hal ini sangat berbeda dengan makna dan tujuan dari progra
Keluarga
Berencana
yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sosialisasi satu
bentuk
Keluarga
merupakan salah
pengenalan Berencana
program dalam
Daftar Pustaka
Bachtiar, Wardi, 2006, Sosiologi Klasik Dari Comte Hinga Prasons, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Jhonson, Doyle Paul, tt, Sosiologi Klasik dan Modern, Robert M. Z. Lawang, Jakarta: PT. Gramedia
Ihromi, T.O, (Ed.), 2004, Bunga Rampai Sosiologi Kekuarga, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Irwan, Prasetya, 2006, Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta : Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Johnson, Doyle Paul, yy, Teori Sosioloh Klasik Dan Modern, Jakarta: Pt. Gramedia Jakarta
Jones,pip, 2010, Pengantar Teori-teori Sosial dari Teori Fungsionalisme hingga Post-Modern, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Khairruddin,H.SS, Yogyakarta
2008,
Sosiologi
Keluarga,
Yogyakarta:
Liberty,
Kuntowijoyo, 2006, Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta: Tiara Wacana
Koentjananingrat, 2005, Pengantar Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta Maran, Rafaerl Raga, 2000, Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, PT Rineka Cipta
Moleong. Lexy JJ, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nazirullah, 2008, Struktur Sosial dan Struktur Fungsional, Bndung, Widya Padjadjaran
Ollenburger,Jane, dkk., 2002, Sosiologi Wanita, Jakarta : Rineka Cipta
Ritzer, George, 2011, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Beparadigma Ganda, Jakatra, PT RajaGrafindo Persada
Setiadi, Elly,dkk, 2007, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup
SP, Varma, 2003, Teori Politik Modern, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Shadily, Hassan, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta
Sugiono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : CV Alfabeta
Susilo, Rachmad k.dwi, 2008, 20 Tokoh Sosiologi Modern, Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA
Wulansari, Dewi, 2009, Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : Refika Aditama Portal kesehatan terbesar Indonesia/ Dokter Sehat, 2012 “Pengertian dan tujuan Keluarga Berencana (KB)” Sumber: (id.wikipedia.org&ilmukeperawatan.info, diakses 30 september 2013, 18.43 Wib)