PENGKAJIAN TAFSIR LUGHAWI JAMAAH MASJID MIFTAHUL JANNAH RATU PRABU 2 JL. TB. SIMATUPANG, JAKARTA SELATAN PENAFSIRAN S.AL-FATIHAH AYAT 3-41 Ahmad Thib Raya2
I.
TEKS AYAT DAN TERJEMAHNYA ∩⊆∪ É⎥⎪Ïe$!$# ÏΘöθtƒ Å7Î=≈tΒ
∩⊂∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$#
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan.
II.
PENJELASAN MAKNA KATA
A. Penjelasan Makna Ayat ke-3 Kedua kata ini dapat dilihat dari tiga segi, yaitu segi bentuk, segi makna, dan segi bacaan. (a) Dilihat dari segi bentuknya. Kata ini merupakan bentuk kata sifat yang mengandung makna superlatif, yang di dalam istilah bahasa Arab disebut ﺻﻔﺔ ﻣﺒﺎﻟﻐﺔ, yang mengandung makna “sangat, amat, maha”. Keduanya termasuk sifat-sifat Allah yang Maha Agung, dalam deretan “al-Asma’ al-Husna” (nama-nama yang terbaik/terindah). Kata ini berasal dari kata kerja ﺣ ُﻢ َ ْﺣ َﻢ – َﻳﺮ ِ َر, yang berarti “merahmati, memberi rahmat, memberikan keberdayaan”. Bentuk dasar dari semua kata ini adalah ٌرﺣْ َﻤﺔ َ . Dari kata ini pulalah lahir kata ٌﺣﻢ ِ َر dalam kata ﺣ ِﻢ ِ ﺻَﻠ ُﺔ اﻟ ﱠﺮ ِ . (b) Dilihat dari segi maknanya Sebelum menjelaskan makna اﻟﺮﺣﻤﻦdan اﻟﺮﺣﻴﻢini perlu dilihat terlebih dahulu makna ﺮﺣْﻤَﺔ ( اﻟ ﱠrahmat). “Rahmat” seringkali diartikan dengan “kasih 1 Materi ceramah disampaikan dalam pengkajian Tafsir Kebahasaan yang dilaksanakan oleh Pengurus Masjid Ratu Prabu, pada Senen, tanggl 22 Maret 2010 di Jl. TB. Simatupang, Jakarta. 2 Penceramah adalah Guru Besar Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
1
sayang”, seperti yang sering terungkap dalam kalimat ﻣﻮدة ورﺣﻤﺔ. “Rahmat” pada hakikatnya tidak sekedar mengandung makna “kasih sayang”, tetapi mengandung makna yang lebih dalam dan luas daripada itu, yaitu “pemberdayaan, membuat orang lain berdaya, membuat orang yang tidak berdaya menjadi berdaya”. “Allah memberi (mencurahkan) rahmat” artinya “Allah mencurahkan perbuatan atau sifat yang dapat memberdayakan hambahamba-Nya yang tidak berdaya sehingga mereka menjadi berdaya”. Rahmat Allah, yaitu pemberdayaan Allah kepada seluruh manusia, yang tidak membedakan antara yang beriman dan yang tidak beriman, antara yang muslim dan tidak kafir, yang bertauhid dan musyrik, dan bahkan yang beragama dan yang tidak beragama. Rahmat Allah bersifat universal, berlaku untuk semua makhluk-Nya. Kata اﻟﺮﺣﻤﻦdan kata اﻟﺮﺣﻴﻢmengandung makana “maha, sangat, amat” sehingga berarti “Yang Maha, Amat, Sangat Memberi rahmat”. Kata اﻟﺮﺣﻤﻦ dalam penggunaan sehari-hari selalu diartikan dengan “Yang Maha Pengasih” dan اﻟﺮﺣﻴﻢdiartikan dengan “Yang Maha Penyayang”. Arti ini sepertinya sangat sederhana. Padahal menurut para ulama, kedua kata ini mengandung makna yang sangat luas dan dalam. Kata اﻟﺮﺣﻤﻦdiartikan dengan “Yang Maha Memberi Nikmat yang besar-besar, dan bersifat materi, dan اﻟﺮﺣﻴﻢ diartikan dengan “Yang Maha Memberi Nikmat yang kecil-kecil, dan bersifat inmateri”. Diartikan pula dengan “Yang Maha Memberi Nikmat, tiada bandingan dan tandingannya”. Di dalam tafsirnya, Muhammad Abduh menulis, bahwa jumhur ulama berpendapat bahwa kata اﻟﺮﺣﻤﻦmengandung makna “Yang memberi nikmatnikmat yang besar”, sedangkan اﻟﺮﺣﻴﻢialah “Yang memberi nikmat-nikmat yang kecil”. Ulama lain berpendapat bahwa اﻟﺮﺣﻤﻦmengandung makna “Yang memberi nikmat-nikmat yang bersifat umum, yang mencakup orangorang yang beriman maupun kafir”, sedangkan اﻟﺮﺣﻴﻢadalah “Yang memberi nikmat-nikmat yang khusus, hanya bagi orang-orang yang beriman”. Al-Khaththabi, salah seorang pakar bahasa Arab, menegaskan lagi bahwa sifat rahmannya Allah bersifat umum, mencakup semua makhluk, dalam memberikan rezeki dan kemaslahatan bagi mereka, dan mencakup seluruh manusia, baik yang kafir maupun yang mukmin, selama berada di dunia ini. Adapun rahimnya Allah itu hanya diberikan secara khusus kepada kaum mukminin saja baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, rahman itu lebih umum cakupan, sedangkan rahim lebih khusus. (c) Dilihat dari sisi bacaannya
2
Kedua kata ini, ﻦ ِ اﻟﺮﺣﻤdan اﻟﺮﺣﻴ ِﻢdibaca dengan kasrah (tanda baca berbunyi “I”) karena menjadi sifat, atau keterangan dari kata اﷲ. Dalam kajian bahasa Arab, setiap susunan kata di dalam bahasa Arab mempunyai hubungan kedudukan antara kata yang sebelumnya dan kata sesudahnya. Rangkaian kata اﷲdan kata اﻟﺮﺧﻤﻦdan اﻟﺮﺣﻴﻢdi dalam susunan kalimat basmalah di atas mempunyai hubungan kedudukan, yaitu hubungan maushuf dan shifat. Kata اﷲadalah maushuf, yaitu sesuatu yang disifati, yang ِ اﻟﺮﺣﻤdan memiliki sifat, yang diberi penjelasan tentang sifat. Adapun kata ﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢmenjadi shifat, yaitu yang menerangkan (memberi keterangan) tentang sifat Allah. Baik kata yang menjadi maushuf dan shifat harus dibaca dengan tanda baca yang sama. Kalau maushuf-nya dibaca dengan kasrah, maka shifat-nya pun dibaca dengan kasrah, sehingga menjadi ﻦ اﻟﺮﺣﻴ ِﻢ ِ ﷲ اﻟﺮﺣﻤ ِ ا (semuanya dengan kasrah). B. Penjelasan Makna Ayat ke-4 ∩⊆∪ É⎥⎪Ïe$!$# ÏΘöθtƒ Å7Î=≈tΒ Uraian mengenai ketiga kata itu dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Dilihat dari segi bentuknya dan makna. 1) Kata ﻣﻠﻚ Kata ini dapat dibaca dengan 2 bentuk, yaitu ﻣﺎﻟ ﻚdan ﻣﻠ ﻚ. Mari kita perhatikan kata-kata َﻣِﻠ ﻚdan ﻣَﺎِﻟ ﻚ. Keduanya berasal dari akar kata yang َ َﻣَﻠyang berarti “memiliki”. َﻣِﻠ ﻚmenurut pengertian etimologi sama, yaitu ﻚ berarti “raja”, sedangkan kata ﻣﺎﻟﻚberarti “pemilik, yang memiliki”. Kita kaitkan perbedaan ini dengan kata ﻣﻠ ﻚyang terdapat dalam surat al-Fâtihah, 1: 4. Ulama berbeda pendapat tentang bentuk kata ini. ‘Âshim, al-Kisâ’î, Khalf, dan Ya‘qûb al-Hadhramî, misalnya mengatakan berbentuk ( ﻣﻠ ﻚdengan alif sesudah mîm) sehingga mereka membacanya dengan memperpanjang mîmnya, dan ada pula ulama lain, seperti Abû Bakr Muhammad al-Sarrâj, yang mengatakan berbentuk ( ﻣﻠ ﻚtanpa alif). Abû ‘Alî al-Fadhl ibn al-Hasan alThabarsî, penulis tafsir Majma‘ al-Bayân fî Tafsîr al-Qur’ân, menguraikan perbedaan ini.3 Ia mengatakan bahwa kedua bacaan itu sama-sama sangat terpuji, karena kedua-duanya sama menunjukkan sifat Tuhan. Yang mengatakan ﻣﺎﻟ ﻚberpendapat bahwa sifat itu juga sangat terpuji bagi Allah, karena Allah tidak hanya pemilik sesuatu ()ﻣﺎﻟ ﻚ ﻟﻠ ﺸﻴﺊ, tetapi bahkan memiliki dan menguasainya ()ﻳﻤﻠﻜ ﻪ, sedangkan penguasa (raja) bagi sesuatu ( ﻣﻠ ﻚ 3
Abû ‘Alî al-Fadhl ibn al-Hasan al-Thabarsî, Majma‘ al-Bayân fî Tafsîr al-Qur’ân, 10 Jilid, Cet. ke-1, Dâr Ihyâ’ al-Turâts al-‘Arabî, Beirut, 1986, Jilid I, h. 25-26.
3
) ﻟﻠ ﺸﻴﺊkadang-kala menguasai sesuatu, tetapi belum tentu memilikinya. Sebagai contoh ialah ungkapan yang menyatakan ( ﻣﻠ ﻚ اﻟﻌ ﺮبraja orangorang Arab) dan ( ﻣﻠ ﻚ اﻟ ﺮومraja Romawi) tidak mengandung arti bahwa ia memiliki mereka. Sesuatu yang termasuk dalam اﻟﻤﺎﻟ ﻚkadang kala tidak dapat digolongkan ke dalam اﻟﻤﻠﻚ, seperti ungkapan yang berbunyi: ﻓ ﻼن ﻣﺎﻟ ﻚ ( اﻟ ﺪراهﻢSi Anu adalah pemilik dirham), bukan dengan ungkapan ﻓ ﻼن ﻣﻠ ﻚ ( اﻟ ﺪراهﻢSi Anu adalah raja dirham). Menggunakan kata ﻣﺎﻟ ﻚlebih umum daripada menggunakan kata ﻣﻠ ﻚ. Dengan dua alasan: 1) karena ﻣﺎﻟ ﻚdalam pengertian bahasa ialah memiliki kemampuan untuk bertindak terhadap apa yang dimiliki, dan tindakan yang dilakukannya tidak dapat dihalangi oleh orang lain, dan 2) Allah sendiri dalam ayat lain menggunakan kata ﻣﺎﻟ ﻚuntuk menggambarkan diri-Nya sebagai penguasa dan pemilik, seperti dalam surat Âli ‘Imrân, 3: 26, yang berbunyi: ﻗﻞ اﻟﻠﻬﻢ ﻣﺎﻟﻚ اﻟﻤﻠﻚ ﺗﻮﺗﻲ اﻟﻤﻠﻚ ﻣﻦ ﺗﺸﺎء وﺗﻌﺰ ﻣ ﻦ ﺗ ﺸﺎء وﺗ ﺬل ﻣ ﻦ ﺗ ﺸﺎء ﺑﻴ ﺪك اﻟﺨﻴ ﺮ إﻧ ﻚ . ﻋﻠﻰ آﻞ ﺷﻴﺊ ﻗﺪﻳﺮ Karena itu, kata mereka, penggunaan kata ﻣﺎﻟ ﻚlebih komprehensif (balîg) daripada kata ﻣﻠﻚ. Ulama yang menggunakan kata ﻣﻠ ﻚmenyatakan bahwa kata itu lebih baik daripada kata ﻣﺎﻟ ﻚ. Penggunaan seperti itu, tidak lain, hanya karena dua
hal, yaitu 1) untuk menyatakan kemaha-agungan Allah dan kemahakuasaanNya terhadap segala yang ada. اﻟﻤﻠ ﻚ-lah menurut pendapat mereka yang menguasa segala yang ada termasuk manusia, setiap ﻣﻠ ﻚadalah ﻣﺎﻟ ﻚ, dan tidak semua ﻣﺎﻟ ﻚadalah ﻣﻠ ﻚ, dan 2) karena Allah juga menggunakannya dalam Al-Qur’an dalam surat Âli ‘Imrân, 3: 26, yang berbunyi:
ﻗﻞ اﻟﻠﻬﻢ ﻣﺎﻟﻚ اﻟﻤﻠﻚ ﺗﻮﺗﻲ اﻟﻤﻠﻚ ﻣﻦ ﺗﺸﺎء وﺗﻌﺰ ﻣ ﻦ ﺗ ﺸﺎء وﺗ ﺬل ﻣ ﻦ ﺗ ﺸﺎء ﺑﻴ ﺪك اﻟﺨﻴ ﺮ إﻧ ﻚ . ﻋﻠﻰ آﻞ ﺷﻴﺊ ﻗﺪﻳﺮ
Penfasiran menurut mereka ialah bahwa Allah adalah yang memiliki semua raja-raja di dunia ini dan segala yang dimiliki mereka. Ini berarti bahwa Allah memeliki raja di dunia, karena itu ia memberi kekuasaan kepada orang yang dikehendaki-Nya di dunia ini, sedangkan hari kemudian Dia-lah rajanya dan Dia adalah Maha Raja (raja dari semua raja). Untuk itu, kata mereka, dalam ungkapan sehari-hari digunakan ungkapan: ( ﻣﻠ ﻚ اﻟﻤﻠ ﻮكRaja dari semua raja), bukannya ( ﻣﻠﻚ اﻟﻤﻠ ﻚraja dari kerajaan) dan ini menunjukkan bahwa selain Dia adalah dimiliki. Alasan lainnya ialah pernyataan Allah dalam surat al-Infiithâr, 82: 19 yang berbunyi: ﻳ ﻮم ﻻ ﺗﻤﻠ ﻚ ﻧﻔ ﺲ ﻟ ﻨﻔﺲ ﺷ ﻴﺌﺎ واﻷﻣ ﺮ ﻳﻮﻣﺌ ﺬ ﷲ.Harf jarr yang terdapat pada اﷲitu menunjukkan kepada kepemilikan. Karena itu, golongan ini memandang penggunaan ﻣﻠﻚlebih baik daripada penggunaan kata ﻣﺎﻟﻚ. 2. Kata ﻳﻮم 4
Kata ﻳﻮمadalah bentuk tunggal yang berarti “hari”. Seperti dalam kata ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻌﺔyang berarti “hari Jumat”, “ ﻳﻮم اﻟﻨﺤﺮhari kurban”. Jamaknya adalah أﻳﺎم yang berarti “hari-hari”. Seperti dalam kata أﻳﺎم اﻟﺘﺸﺮﻳﻖyang berarti hari-hari tasyriq (menjemur), ﺛﻼﺛﺔ أﻳﺎمyang berarti “tiga hari”. 3. Kata اﻟﺪﻳﻦ Kata اﻟﺪﻳﻦberasal dari kata kerja دان – ﻳﺪﻳﻦ – دَﻳﻨﺎ ودِﻳﻨﺎyang dapat berarti “menghutang, memberi pinjam, berhutang, meminjam, menjadi rendah/hina, menjadi mulia, taat, tunduk, dan durhaka. Kata ini juga mengandung maknamakna lain, seperti: menundukkan, merendahkan, melayani, membalas, berbuat baik, memeiliki, dan memeluk agama Islam. Karena akar katanya sendiri mengandung makna yang bervariasi, maka kata اﻟﺪﻳﻦjuga mengandung banyak makna. Makna-makna dari kata اﻟﺪﻳﻦ adalah sebagai berikut: (1) agama (2) kepercayaan, (3) tauhid, (4) ibadah, (5) kesalehan/ketakwaan, (6) ketaatan, (7) kedurhakaan, (8) paksaan, (9) kemenangan, (10) hisab/perhitungan, (11) pembelaan, (12) hari pembalasan, (13) putusan, (14) kekuasaan, (15) pengaturan/ pengurusan, (16) tingkah laku, (17) adat/kebiasaan, (18) hal/keadaan, (19) perkara/urusan, dan (20) hujan yang terus menerus. Akan tetapi, dalam rangkaian ayat di atas, kata اﻟﺪﻳﻦhanya diartikan dengan arti “pembalasan”, “hari pembalasan”. b. Dilihat dari sisi bacaannya Kata ﻚ ِ ﻣﺎﻟdapat dibaca dengan 2 cara, yaitu ( ﻣﻠﻚmalik, mimnya tidak dibaca panjang), dan ( ﻣﺎﻟﻚmaalik, mimnya dibaca dengan bacaan panjang). Dari perbedaan bacaan ini, muncul pula perbedaan makna dari kedua kata itu, sebagai berikut: 1) Jika dibaca dengan mimnya pendek, maka maknanya adalah “yang menjadi raja hari pembalasan. 2) Jika dibaca dengan mimnya panjang, maka maknanya adalah “yang memiliki hari pembalasan”. Huruf terakhir dari kata ﻣﻠﻚdibaca dengan kasrah (berbunyi “I”) karena menjadi sifat dari kata اﷲyang terdapat pada ayat sebelumnya, yaitu ayat kedua. Dengan demikian, maka arti dari ayat ini jika dihubungkan dengan ayat kedua sebelumnya, maka artinya ialah, “Allah yang menjadi raja/pemilik hari kemudian”. Apabila ayat kedua, ketiga dan keempat dirangkaikan menjadi satu maka maknanya adalah: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh
5
Allah, yang memiliki sifah maha pengasih dan maha Penyayang, yang memiliki/memerintah hari kemudian.
III.
PENAFSIRAN
Di dalam ayat yang ketiga dan keempat ini Allah ingin menyatakan bahwa Allah yang memiliki seluruh alam ini memiliki sifat kasih dan sayang yang luar biasa terhadap semua makhluknya, baik makhluk manusia, jin, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lainnya. Sifat kasih dan sayang Allah itu mencakup segala ciptaannya, tanpa kecuali. Allah tidak hanya memiliki sifat kasih dan sayang dan luar biasa, tetapi juga Allah menjadi penguasa, pemilik, dan yang memerintah di hari kemudian, hari pembalasan. Allah adalah pengauasa, raja, yang memiliki kekuasaan untuk memberikan balasan kepada semua manusia di hari pembalasan itu.
IV.
KESIMPULAN
Pujilah Allah, karena Dialah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan menciptakan seluruh alam ini, baik alam manusia, alam jin, alam malaikat, alam tumbuh-tumbuhan, dan alam benda mati ini. Dia memiliki sifat pengasih dan penyayang yang luar biasa terhadap semua makhluk yang ada di alam-alam itu, dan karena rahmat-Nya itulah semua makhluk itu bisa hidup dan menjalani kehidupannya di atas dunia ini. Dia jugalah Tuhan hari pembalasan, yang memiliki dan menguasai hari pembalasan. Jakarta, 19 Maret 2010 Penceramah, Ahmad Thib raya
6