20
4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km2 merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur Jawa Barat dan merupakan batas sekaligus sebagai pintu gerbang propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Letak geografisnya antara 108º40’-108º48’ Bujur Timur dan 6º30’-7º00’ Lintang Selatan (Anonymous, 2007). Batas administratif Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu Sebelah Timur : Wilayah kota Cirebon dan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan Sebelah Barat Laut : Kabupaten Majalengka Kabupaten Cirebon memiliki jarak terjauh arah barat-timur sepanjang 54 km dan utara-selatan 39 km meliputi 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan dengan ibukota kabupaten di Sumber (Ditetapkan berdasarkan PP. No. 33 tahun 1979) (http://www.jabarprov.go.id). Secara topografi Kabupaten Cirebon terletak pada ketinggian antara 0-130 m di atas permukaan laut. Di lihat dari permukaan tanah atau daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Wilayah kecamatan yang terletak disepanjang pantai utara Pulau Jawa termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0-10 m dari permukaan laut terdiri atas Kecamatan Gegesik, Kapetakan, Suranenggala, Arjawinangun, Klangenan, Gunungjati, Kedawung, Weru, Mundu, Astanajapura, Lemahabang, Karangsembung, Waled, Babakan, Ciledug dan Losari, sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11-130 m dari permukaan laut (Anonymous, 2006). Kecamatan-kecamatan yang memiliki wilayah pantai untuk kegiatan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Cirebon terjadi di tujuh kecamatan terdiri atas Kecamatan Kapetakan, Cirebon Utara, Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang dan Losari. Wilayah Kabupaten Cirebon memiliki suhu rata-rata 28ºC, suhu
21
tertinggi di wilayah ini dapat mencapai 33ºC sedangkan suhu terendah sekitar 24ºC. Suhu di wilayah ini cenderung tidak fluktuatif, sementara itu wilayah ini juga dikenal dipengaruhi oleh angin kumbang yang bertiup relatif kencang, terkadang berputar dan bersifat kering (http://www.jabarprov.go.id). Iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri atas daerah pantai, terutama bagian utara, timur, dan barat, sedangkan di sebelah selatan adalah daerah perbukitan. Menurut Schmidt dan Ferguson bahwa Kabupaten Cirebon termasuk kategori iklim tipe C dan D dengan jumlah curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 1000-3000 mm. Iklim kabupaten Cirebon bersifat tropis dengan jumlah curah hujan tertinggi terdapat di bagian tengah dan selatan yaitu daerah perbukitan di kaki gunung Ciremai (Kecamatan Beber, Sumber, Palimanan dan Plumbon) sedangkan curah hujan terendah umumnya di wilayah pesisir dan wilayah dataran di bagian utara (Anonymous, 2007).
4.2 Penduduk Kabupaten Cirebon adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang mempunyai luas wilayah terkecil kedua setelah Kabupaten Purwakarta tetapi mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar. Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2007 adalah sebanyak 2.107.945 jiwa, terdiri atas laki-laki 1.057.750 jiwa dan perempuan 1.050.195 jiwa dengan luas wilayah administratif 990,36 km2. Rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Cirebon adalah sebesar 2.128 jiwa per km2 dari total penduduk sebanyak 2.107.945 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Sumber yaitu sebanyak 84.710 jiwa dengan sebaran distribusi penduduk sebesar 4,02 % dan yang terkecil adalah Kecamatan Pasaleman dengan jumlah penduduk hanya 26.678 jiwa dengan sebaran distribusi penduduk sebesar 1,27 % (Anonymous, 2008). Salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon adalah kecamatan Mundu, yang memiliki luas wilayah 25,58 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 66.461 jiwa. Jumlah penduduk di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon disajikan dalam Tabel 3 berikut :
22
Tabel 3 Jumlah penduduk Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Desa Waruduwur Citemu Mundu Pesisir Suci Banjarwangunan Pamengkang Setupatok Sinarrancang Penpen Mundumesigit Bandengan Luwung Jumlah
Jumlah Penduduk (jiwa) L P L+P 2.001 1.986 3.987 1.724 1.809 3.533 2.843 2.828 5.671 1.536 1.410 2.946 4.972 4.789 9.761 4.685 4.841 9.526 4.268 4.367 8.635 1.419 1.333 2.752 3.976 3.770 7.746 2.119 1.866 3.985 1.637 1.633 3.270 2.374 2.275 4.649 33.554 32.907 66.461
Keterangan: L=laki-laki; P=perempuan Sumber : Kantor Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, 2008
Jumlah penduduk Kecamatan Mundu tahun 2007 berjumlah 66.461 orang yang terdiri atas jenis kelamin laki-laki 33.554 orang dan perempun 32.907 orang.
4.3 Prasarana umum 4.3.1 Transportasi Keberadaan sarana penghubung untuk transportasi darat di Kabupaten Cirebon relatif cukup baik dilihat dari kondisi jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalan negara yang hampir semuanya berkondisi baik/sedang. Tingkat pengelolaan jalan untuk kategori jalan kabupaten membentang sepanjang 643,16 km seperti disajikan dalam Tabel 4.
23
Tabel 4 Panjang jalan (kilometer) menurut jenis dan kondisi dirinci per tingkat pengelolaan jalan di Kabupaten Cirebon tahun 2007 Jenis dan kondisi jalan Jenis permukaan Aspal Kondisi jalan Baik Sedang Rusak Rusak berat Jumlah
Panjang jalan (km) Jalan kabupaten Jalan propinsi Jalan negara 643,16
53,20
247,26 21,4 139,3 46,2 643,16
41,5 11,7 53,20
88,50 65 23,5 88,50
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon, 2008
Sarana transportasi darat di Kecamatan Mundu terdiri atas sepeda, delman, becak, sepeda motor, mikrolet, mobil dinas, mobil pribadi dan truk sebagaimana tertera pada Tabel 5. Sepeda motor merupakan sarana transportasi paling dominan di Kecamatan Mundu yaitu sebesar 2.406 unit dibandingkan dengan yang lain. Adapun sarana transportasi darat di Desa Bandengan pada umumnya cukup tersedia, beberapa jenis yang digunakan adalah truk 2 unit, mobil pribadi 14 unit, sepeda motor 135 unit, becak 28 unit dan sepeda 32 unit. Adapun jalan yang menghubungkan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bandengan menuju jalan raya sudah beraspal sehingga memudahkan jenis transportasi tersebut untuk melakukan kegiatan pengangkutan barang.
24
Tabel 5 Jumlah sarana transportasi darat menurut jenis sarana dan desa di Kecamatan Mundu tahun 2007 Sepeda Sepeda Delman Becak motor No Desa (unit) (unit) (unit) (unit) 1 Waruduwur 25 2 80 2 Citemu 30 3 56 3 Bandengan 32 28 135 4 Mundu Pesisir 48 35 218 5 Suci 31 13 72 6 Banjarwangunan 45 10 500 7 Pamengkang 47 54 200 8 Setupatok 49 181 421 9 Sinarrancang 31 70 10 Penpen 215 6 3 526 11 Mundumesigit 44 4 78 12 Luwung 51 12 50 Jumlah 648 6 345 2.406 Sumber : Kantor Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, 2008
Mikrolet (unit)
Mobil dinas (unit)
10
2
1 3 14
2 4
Mobil pribadi (unit) 15 3 14 16 8 15 13 15 4 3 2 2 110
Truk (unit) 3 2 35 1 12
53
4.3.2 Komunikasi Dalam era modernisasi saat ini khususnya dalam sektor komunikasi banyak dikuasai oleh pasar yang mengedepankan kecepatan, kemudahan dan terjangkau. Handphone adalah salah satu produk modernisasi dalam komunikasi, dengan mengandalkan produk SMS (Short Message Service) dimana semua pengguna dapat dengan mudah berkomunikasi secara cepat, mudah dan murah bahkan saat ini internet telah dapat di download oleh handphone sehingga layanan e-mail lebih mudah dilakukan. Berbagai kemajuan teknologi komunikasi saat ini, sangat berpengaruh terhadap penurunan perkembangan pengiriman surat sebagai media komunikasi pada PT. POS Indonesia (persero) khususnya di Kabupaten Cirebon pada tahun 2007. Jumlah pengiriman surat pada tahun 2007 sebanyak 618.827 surat (dalam dan luar negeri) menurun 20% dibandingkan tahun 2006 (Anonymous, 2008). Penduduk Desa Bandengan, berdasarkan wawancara terhadap nelayan, belum memiliki sarana komunikasi berupa telepon rumah sehingga menggunakan handphone (HP) untuk berkomunikasi. Pada umumnya nelayan pemilik kapal atau juragan yang memiliki handphone tersebut, sedangkan nelayan buruh belum memilikinya. Adapun sarana informasi lainnya berupa TV milik pribadi dan radio tidak semua nelayan yang memilikinya.
25
4.3.2 Listrik dan Air Pada tahun 2007 PT. PLN (persero) Kabupaten Cirebon memiliki pelanggan sebanyak 280.412 orang dengan total tarif sebesar 3.737 (Rp/KWh). Sebagaimana tertera pada Tabel 6. Tabel 6 Banyaknya pelanggan pemakai listrik menurut jenis tarif di Kabupaten Cirebon tahun 2007 Jenis Tarif
Jumlah Pelanggan (pelanggan)
Sosial
Tarif Rp/KWh
6.256
463,68
265.432
506,32
7.424
721,46
Industri
382
571,88
Pemerintah
918
660,40
Multiguna
0
813,26
Rumah tangga Bisnis
Jumlah
280.412
3.737
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon, 2008
Jumlah pelanggan pemakai listrik terbesar terdapat pada tarif rumah tangga sebanyak 265.432 pelanggan dengan tarif 506,32 (Rp/KWh). Adapun pengguna jasa listrik di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon tersebar di 11 desa sebagaimana yang tertera pada Tabel 7. Tabel 7 Pengguna jasa listrik menurut desa/kelurahan di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa/kelurahan Waruduwur Citemu Bandengan Mundupesisir Suci Banjarwangunan Pamengkang Setupatok Penpen Mundumesigit Luwung Jumlah
Sumber : Data monografi Kecamatan Mundu, 2008
Pengguna jasa PLN (pelanggan) 415 620 715 880 340 569 620 850 925 491 500 6.925
26
Selain listrik prasarana umum lainnya adalah air yang didistribusikan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM). Pada tahun 2007 total pelanggan yang terdaftar di PDAM Kabupaten Cirebon sebanyak 23.488 pelanggan sebagaimana yang tertera pada Tabel 8. Tabel 8 Banyaknya pelanggan dan air minum yang didistribusikan serta nilainya menurut jenis pelanggan di Kabupaten Cirebon tahun 2007 Jenis pelanggan Rumah tempat tinggal Badan sosial dan rumah sakit Sarana umum Perusahaan, pertokoan dan industri Instansi pemerintah Lain-lain/tangki Niaga kecil Niaga sedang Niaga besar Jumlah
Jumlah (Pelanggan)
Banyak (m3)
Nilai (Ribuan Rp)
22.459
3.772.358
12.099.516,6
324
119.649
165.392,2
56
50.010
105.087,0
4
1.344
9.280,3
170
126.313
470.869,0
53
11.808
170.876,1
389
113.369
384.879,4
29
18.537
92.156,9
4
2.540
14.359,5
23.488
4.215.928
13.407.435,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon, 2008
Jumlah pelanggan pemakai air minum dominan terdapat pada jenis pelanggan rumah tangga sebanyak 22.459 pelanggan dibandingkan dengan lainnya. Adapun pengguna air minum di Kecamatan Mundu pada umumnya menggunakan pompa dan sumur untuk mendapatkan air guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk di Desa Bandengan. Penduduk nelayan di Desa Bandengan belum memiliki sarana air dari PDAM sehingga menggunakan pompa dan air sumur untuk keperluan hidup sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci, wudhu dan sebagainya. Pada tahun 2007 pengguna air minum di Desa Bandengan dengan menggunakan pompa berjumlah 135 pengguna dan sumur 75 pengguna sebagaimana yang tertera pada Tabel 9.
27
Tabel 9 Pengguna jasa air minum di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2007
No 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12
Desa/kelurahan Waruduwur Citemu Bandengan Mundupesisir Suci Banjarwangunan Pamengkang Setupatok Penpen Mundumesigit Luwung Jumlah
PDAM
41
20 61
Pengguna jasa air minum (pengguna) Badan pengelola air Pompa Sumur 2 175 35 185 46 1 135 75 110 910 95 155 276 35 375 25 200 721 256 65 175 500 25 485 3 2007 3052
Sumber : Data monografi Kecamatan Mundu, 2008
Pengguna air minum di Kecamatan Mundu yang menggunakan PDAM hanya terdapat di dua desa yaitu Desa Mundupesisir dan Mundumesigit berjumlah 41 dan 20 pengguna, sedangkan desa lainnya di Kecamatan Mundu pada umumnya menggunakan pompa dan sumur dalam mendapatkan air minum. Pengguna jasa air minum menggunakan pompa dan sumur terbanyak terdapat pada Desa Pamengkang sebesar 375 pengguna dan Desa Mundupesisir sebesar 910 pengguna. Pada Desa Bandengan yang terdapat nelayan payang biasanya menggunakan air berasal dari pompa dan sumur.