|
236
| 二零
BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 236 | DESEMBER 2015
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.“ [Lukas 2:11]
Saran-saran Praktis
Bersaat Teduh PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible! PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab. Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut: Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit. Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan. Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah. Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu. Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)
PERSPEKTIF
www.gkagloria.or.id
Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email:
[email protected] Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria Penulis edisi 236: Alex Lim, Alfred Jobeanto, Andree Kho, Anggiat M. Pandiangan Bambang Alim, Bambang Tedjokusumo, Hariyono Wong, Ie David Ivan Kwananda, Liem Sien Liong, Liona Margareth Olivia Carroline, Otniol H. Seba, Rohani, Sahala Marpaung Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL
Pengharapan di Dalam Natal
A
pa yang Anda harapkan ketika Natal tiba? Bagi sebagian orang mungkin mereka mengharapkan suasananya, apalagi yang diiringi lagu-lagu Natal yang indah dan menyejukkan hati. Mungkin bagi sebagian yang lain, Natal adalah waktunya berbagi kasih melalui makan bersama, tukar kado, dan sebagainya. Natal sungguh-sungguh momentum yang indah. Namun apalah artinya Natal, jika Natal hanya menjadi sebuah momentum sesaat saja, khususnya pada bulan Desember. Sekalipun Natal diharapkan oleh banyak orang Kristen, sesungguhnya Natal menyimpan pengharapan yang besar, lebih dari mereka mengharapkan Natal itu tiba. Pengharapan seperti apakah yang terdapat di dalam Natal Yesus Kristus itu? 1. Dekatnya Tuhan dengan kita. Yesus Kristus disebut “Imanuel” yang berarti “Allah beserta kita.” Apakah maknanya bagi kita? Pada umumnya konsep Allah dalam agama-agama dunia menempatkan Dia tidak bisa dikenal atau jauh dari kita. Namun, Natal membuat kita mengetahui bahwa Dia bukan Tuhan yang jauh, tetapi dekat. Ia hadir di tengah-tengah kita, umat-Nya. 2. Besarnya Kasih Tuhan kepada kita. Tidak mudah bagi orang yang mulia dan berkedudukan mau mati bagi orang yang hina dan pemberontak seperti kita. Namun Tuhan Yesus melakukannya bagi kita. Mengapa? Karena kasih-Nya! Natal telah memberi kita pengharapan, bahwa kita yang berdosa dapat diselamatkan dan menikmati hidup kekal, semua karena kasih-Nya. Cobalah Anda renungkan, apalagi yang Anda temukan dalam Natal??? Semakin Anda memahami Natal, semakin Anda menyadari, bahwa Natal bukanlah momentum biasa-biasa saja, tetapi luar biasa! Natal adalah Pengharapan sejati dalam hidup umat Tuhan. Amin.
— Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 — TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEKALIAN
SELASA
01
DESEMBER 2015
“Lalu dibawanya aku ke balai Bait Suci dan ia mengukur tiang tiang temboknya.” (Yehezkiel 40:48)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 40:48-41:26 Bacaan setahun: Yehezkiel 40-41
PENGLIHATAN YEHEZKIEL
U
ntuk mengerti berita nabi Yehezkiel, kita harus menempatkan diri kita pada zamannya. Bagaimana Tuhan telah berkarya sepanjang kehidupan umat-Nya. Kadang Tuhan menyatakan kemarahan-Nya terhadap umat yang tidak setia, sehingga mereka dibuang dan ditawan bangsa asing. Namun Tuhan juga menyatakan kesetiaan janji-Nya, Bait Suci dibangun kembali dan menata kembali kehidupan umat-Nya. Yang menarik adalah bukan hanya Tuhan akan mendirikan Bait Suci yang baru bagi umat-Nya, tapi Tuhan juga memberikan petunjuk-petunjuk secara rinci bagaimana seharusnya mereka membangun dan menggunakannya. Yehezkiel dipercaya dan mendapat penglihatan ke gunung Sion, dan di situ dia diterima oleh malaikat pembimbing (Yeh. 40:1-4). Benda pertama yang dilihat matanya adalah tembok yang mengelilingi seluruh daerah Bait Suci itu (Yeh. 40:5). Demikian juga penglihatan Yehezkiel tentang balai gerbang Bait Suci (Yeh. 40:48-49), kemudian ruang besar atau “tempat kudus” (Yeh. 41:1-2), bagian lebih dalam yaitu tempat maha kudus (Yeh. 41:3-4). Juga disertai dengan kamar-kamar bertingkat tiga untuk persediaan-persediaan alat yang diperlukan untuk kebaktian. Pelajaran penglihatan ini adalah agar umat Tuhan dapat membedakan tempat kehadiran Allah dan tempat kehadiran imam. Tempat kehadiran umat dan tempat persediaan alat. Yehezkiel juga mencatat penglihatan tentang letak, ukuran panjang dan lebar pembangunan Bait Suci itu. Ini menunjukkan Allah merancang Bait Suci begitu detil dan akurat, “Aku melihat bahwa alas Bait Suci itu lebih tinggi dari sekelilingnya. Dasar kamar-kamar tambahan itu berukuran satu tongkat penuh, yaitu tingginya enam hasta” (Yeh. 41:8). Penglihatan ini menunjukkan bahwa Allah Perancang yang baik dan sempurna. Demikian juga Allah merancang kehidupan umat-Nya dengan maksud yang baik. Sekalipun umat-Nya merusak rancangan itu, Allah mampu mengembalikan rancangan itu kembali sesuai maksud-Nya. Melalui ini, marilah kita percaya bahwa Allah juga sedang merancang masa depan kita dengan baik. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Yehezkiel sedang lihat, dan harapan apa yang akan didapat dari umat Tuhan? (2) Bagaimana Anda memahami rancangan Tuhan dalam hidup Anda? Berdoalah bagi jemaat yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi agar mereka tidak berkecil hati, melainkan tetap mau percaya pada karya dan pemeliharaan Tuhan bagi hidup mereka.
RABU
02
DESEMBER 2015
“Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN.” (Yehezkiel 43:5)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 43:1-5 Bacaan setahun: Yehezkiel 42-44
YERUSALEM AKAN DIPULIHKAN
K
epada umat yang sedang menjalankan masa pembuangan di Babel, TUHAN menyampaikan apa yang sedang dan akan mereka alami lewat nabi-Nya, supaya melaluinya mereka belajar dari kesalahan dan meraih kembali pengharapan di dalam Dia yang telah membukakan tabir rahasia: rencana yang akan digenapi-Nya. Dalam pasal 10, Yehezkiel menyampaikan: kemuliaan Allah telah meninggalkan Bait Allah (rumahNya), dari Yerusalem menuju ke arah Timur (ps.10:4; 18,19; 11:23), tempat mereka akan dibuang. Ini menggambarkan bagaimana Allah tetap akan menyertai mereka, sekalipun mereka harus menjalani masa hukuman. Perginya kemuliaan TUHAN meninggalkan Yerusalem, bukan suatu tanda kekalahan. Meskipun kerajaan-kerajaan yang berkuasa di bumi akan berpikir seperti itu, tapi sesungguhnya TUHAN tidak pernah dikalahkan oleh seorang raja manusia, Nebukadnezar atau siapapun! Bahkan saat umat mungkin terpengaruh oleh cara berpikir orang-orang pada umumnya, lewat nabi-Nya disampaikan berbagai nubuat penghukuman atas bangsabangsa, atas raja-raja yang merasa berkuasa dan terus hidup dalam kejahatan. Satu per satu mereka akan dijatuhkan! Lebih dari itu, kepada umat disampaikan berita tentang pemulihan Israel di masa yang akan datang (ps. 36-37). Nubuat tersebut dipertegas dengan berita tentang kembalinya TUHAN ke rumah-Nya di Yerusalem dalam kemuliaan. Sebagaimana dahulu TUHAN meninggalkan Bait Suci dan pergi ke Timur, maka akan tiba harinya bahwa Dia juga akan datang dari sebelah Timur untuk kembali ke rumah-Nya. Bait Allah di Yerusalem yang sudah menjadi puing-puing, akan sekali lagi dipenuhi kemuliaan-Nya. Dia tetap Allah yang pegang kendali, karena Dialah satu-satunya Allah yang hidup, yang sedang dan terus berkarya di dalam sejarah umat-Nya, untuk menggenapi seluruh rencana-Nya di dalam sejarah. Berita ini, seharusnya membangkitkan pengharapan bagi umat yang sedang hidup dalam pembuangan untuk mengantisipasi janji pemulihan bagi mereka. Bagaimana dengan kita? Percayakah Anda akan janji-Nya? STUDI PRIBADI: (1) Apakah rencana Allah dapat digagalkan karena ketidaksetiaan umatNya? Jelaskan! (2) Bagaimana wujud penyertaan Allah kepada umat-Nya? Berdoalah bagi jemaat yang sedang bergumul tentang kasih Allah dalam hidupnya, agar mereka menyadari dan mengenal bahwa kasih setia Tuhan kekal selamanya.
KAMIS
03
DESEMBER 2015
“Dan rajalah yang bertangggung jawab mengenai korban bakaran…” (Yehezkiel 45:17)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 45:9-17 Bacaan setahun: Yehezkiel 45-46
PERAN KUNCI SEORANG RAJA
K
etika pemulihan terjadi nanti, ada beberapa pola kehidupan yang harus berubah dan tidak boleh kembali kepada cara atau tradisi lama. Pengalaman masa lalu mengajarkan umat Allah, bahwa salah satu peran yang paling menentukan kehidupan bangsa adalah peran Raja. Kalau Raja hidup benar, takut akan TUHAN, maka dia juga akan membawa seluruh umat hidup di jalan yang benar dan mengalami berkat. Tapi kalau seorang raja yang jahat bertakhta, lalu menyalah-gunakan kuasa yang ada, memeras dan menindas rakyat, hidup dalam kejahatan, maka dia akan membawa seluruh umat hidup jauh dari TUHAN dan menuai kehancuran. Maka ketika pemulihan terjadi nanti, Raja harus menjalani kepemimpinannya dengan panduan yang jelas dan tegas. Sebagai pemimpin umat, seorang raja harus memahami peran kunci pada jabatan raja. Cara hidupnya, cara dia memimpin, cara dia memberlakukan hukum dan peraturan, semua itu bisa membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan seluruh umat. Dia harus memimpin dengan benar, dengan adil. Dia harus menjadikan dirinya contoh teladan yang benar, supaya diikuti oleh seluruh rakyat. Dan kepada raja, ditambahkan suatu tugas rohani yang penting, yaitu ikut mengolah persembahan dari rakyat yang akan dipersembahkan untuk TUHAN. Pada saat pemulihan, Imam-imam sudah mulai menjalankan tugasnya. Tetapi Allah menetapkan supaya raja yang mengolah berbagai korban umat. Raja dilibatkan untuk mengerjakan tugas yang biasanya dilakukan oleh Imam, supaya dia sadar bahwa sebagai seorang raja, dia bukan hanya berperan secara politik saja, tetapi dia juga berperan sebagai pemimpin rohani umat di hadapan TUHAN. Raja dilibatkan di dalam pengolahan korban, untuk mengingatkan dia bahwa sesungguhnya sebagai Raja, dia menjalani peran yang holistik. Dia adalah pemimpin politik, tapi juga sekaligus pemimpin rohani. Di dalam peran yang bersifat holistik inilah terletak kemuliaan seorang Raja yang sesungguhnya. Dan pemimpin seperti itulah yang akan membawa berkat bagi umat Allah. STUDI PRIBADI: (1) Pemimpin yang baik seperti apa yang dapat membawa umat kepada jalan yang benar? (2) Apakah kepemimpinan semacam itu dapat kita temukan saat ini? Berdoalah bagi para pemimpin bangsa Indonesia agar mereka hidup takut akan Tuhan dan menjalankan tugas mereka demi membangun kesejahteraan bangsa ini.
JUMAT
04
DESEMBER 2015
“…, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke Timur …” (Yehezkiel 47:1)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 47:1-12 Bacaan setahun: Yehezkiel 47-48
PANCARAN AIR KEHIDUPAN
P
englihatan terakhir yang Allah nyatakan kepada Yehezkiel adalah bahwa Bait Allah akan sekali lagi berdiri dalam keagungan dan kemuliaan, dan dari pintu Bait Suci akan mengalir keluar air yang melimpah. Sedemikian melimpahnya air tersebut, sehingga yang terjadi adalah bahwa semakin jauh air ini mengalir, bukan saja tidak menjadi semakin berkurang tetapi justru menjadi semakin melimpah. Aliran air ini akan menjadi aliran air yang membawa kehidupan yang berlimpah kepada setiap tempat yang dijangkaunya. Bagi para pembaca tulisan nubuatan Yehezkiel pada zamannya, gambaran ini mungkin hanya dilihat sebagai janji bahwa Bait Allah yang sudah runtuh akan kembali dibangun, dan akan menjadi berkat kehidupan bagaikan sungai yang mengalir. Tetapi kalau kita baca bagian ini di dalam terang Perjanjian Baru, kita akan menangkap kekayaan sesungguhnya dari penglihatan Yehezkiel hari itu. Tidaklah berlebihan jika penafsir Alkitab melihat penglihatan Yehezkiel ini sebagai gambaran dari kedatangan Mesias nanti, dan kita bisa terima penafsiran seperti itu ketika kita membaca bagaimana Perjanjian Baru mencatat kesaksian Yesus Kristus tentang diri-Nya. Dia pernah menyamakan diri-Nya sebagai Bait Allah yang hidup (Yoh.2:19), bahwa pada-Nya ada Air Hidup (Yoh.4:13-14; 7:37-38). Inilah yang akan menjadi pengharapan terbesar Israel, tetapi bukan hanya untuk Israel saja. Air kehidupan ini akan mengalir keluar dari Bait Allah, dari Yerusalem. Tapi air ini bukan hanya akan mengairi kota Yerusalem, melainkan akan terus mengalir, makin jauh...makin dalam. Makin jauh...makin melimpah. Injil keselamatan akan diberitakan mulai dari Yerusalem, dan akan menjangkau kepada bangsa-bangsa (Luk. 24:47). Ke mana Injil diberitakan, ke sana kehidupan akan dianugerahkan. Tidak akan ada tempat yang sanggup menghentikan aliran air hidup ini, bahkan padang gurun pun tidak dapat. Rencana dan kehendak Allah akan menjadikannya! STUDI PRIBADI: (1) Ketika Allah melakukan pemulihan terhadap kehidupan umat-Nya, pemulihan seperti apakah yang Ia berikan? (2) Mengapa janji Allah itu pasti terjadi? Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar mereka semakin bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Allah dan memuliakan Dia dalam setiap aspek hidupnya.
SABTU
05
DESEMBER 2015
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan …” (Amsal 1:7)
Bacaan hari ini: Daniel 1:1-21 Bacaan setahun: Daniel 1-2
TUHAN SUMBER BERKAT
A
dakalanya kita menghadapi situasi sulit sebagai akibat dari kecerobohan orang lain, keluarga atau sahabat kita. Kita bukanlah pelakunya, namun kita kena akibatnya. Itulah yang dialami oleh Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, yang ikut dalam pembuangan ke Babel sebagai akibat ketidaksetiaan bangsanya (kerajaan Yehuda), yang dipimpin oleh raja Yoyakim (ay. 1-2). Karena dosa Yehuda, Allah telah menyerahkan mereka kepada raja Nebukadnezar. Namun di Babel, Tuhan berkarya dengan memberikan kesempatan kepada Daniel, Hananya, Misael dan Azarya untuk mengalami situasi yang lebih baik daripada banyak pemuda yang ikut ke Babel sebagai tawanan. Mereka menjadi kandidat orang-orang yang akan melayani di istana raja (ay. 3-6). Merekapun dikarantina agar kelak mereka siap menghadap raja sebagai orang yang cakap dan diperkenan raja. Berbagai fasilitas dan makanan mereka terima, sama seperti makanan dan minuman yang diterima oleh raja. Keadaan ini tentu menggoda mereka untuk hidup “ala raja,” sebab ini adalah suatu kesempatan yang baik bagi mereka untuk menikmati kehidupan yang nyaman dan makanan yang enak. Namun mereka menolak semua itu, sekalipun itu hanya untuk tiga tahun lamanya. Lalu, apa yang mereka lakukan? Alkitab mencatat, “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan santapan raja... supaya ia tidak usah menajiskan dirinya” (ay. 8). Bagi orang Yahudi yang setia kepada aturan hidup yang Tuhan tetapkan, termasuk makanan, pasti bersikap seperti Daniel. Sikap itu menunjukkan bahwa ia memilih hidup untuk takut akan Tuhan daripada hidup mengikuti keuntungan atau kenyamanan sesaat. Karena sikapnya itu, Alkitab mencatat: “Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana” (ay. 9) dan “kecerdasan yang melebihi pemuda pada umumnya, yang sama-sama terpilih bekerja di istana raja” (ay. 18-20). Bagaimana dengan Anda? Ingatlah, bahwa takut Tuhan adalah permulaan hikmat! Jika kita takut Tuhan, Dia akan pimpin langkah kita! STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Daniel memutuskan untuk tidak menyantap makanan raja? (2) Apa yang Tuhan berikan kepada Daniel karena sikapnya yang takut akan Tuhan? Berdoalah bagi setiap anak muda agar mereka hidup takut akan Tuhan dan tidak terjebak pada pergaulan yang salah, sehingga merugikan kehidupan mereka.
MINGGU
06
DESEMBER 2015
“Engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang …” (Daniel 4:32)
Bacaan hari ini: Daniel 4:1-37 Bacaan setahun: Daniel 3-4
HADIAH SEBUAH KECONGKAKAN
S
alah satu dosa yang selalu menggoda dan membuat manusia jatuh, tanpa disadarinya, adalah dosa kesombongan; dan Alkitab mencatat, bahwa Tuhan tidak menyukai hal itu (Ams. 6:16-17). Dosa ini pula yang membuat raja Babel, Nebukadnezar itu, jatuh dan dihukum oleh Tuhan. Dalam Kitab Daniel pasal 4 ini kita menemukan bahwa Nebukadnezar adalah raja yang perkasa pada masanya. Catatan tentang keberhasilannya menaklukkan banyak negara, sesungguhnya bukanlah isapan jempol belaka. Negara-negara di sekitarnya sangat takut dan gentar terhadap raja Nebukadnezar. Bahkan Nebukadnezar pun mengakui bahwa semua keberhasilannya itu adalah berkat dari Tuhan, Allah yang Mahatinggi (ay. 13). Namun, nampaknya kesadaran Nebukadnezar yang mengakui, bahwa Tuhan, Allah yang Mahatinggi, telah membuatnya berhasil tidak selamanya menjadi konsep dalam hidupnya. Maka Tuhanpun memberikan peringatan melalui mimpinya, bahwa ia akan direndahkan karena kesombongannya (ay. 8-27). Namun sungguh ironis, peringatan itu hanya diingat sekitar 1 tahun saja. Alkitab mencatat, setelah lewat dua belas bulan, Nebukadnezar menyombongkan dirinya, seperti mimpi yang telah dinyatakan Tuhan kepadanya. Maka dengan sekejap mata, kehidupan Nebukadnezar menjadi kehinaan, dari “manusia menjadi seperti binatang” (ay. 28-33). Namun seperti janji Tuhan pula, ketika Nebukadnezar menyadari kebesaran Tuhan dan memuji Dia, kehidupannya dipulihkan Tuhan (ay. 3436). Peristiwa itu menjadi pembelajaran yang berharga, bahwa yang berdaulat dalam kehidupan di dalam alam semesta ini, bukanlah manusia, sekalipun ia adalah raja yang agung dan perkasa; yang berdaulat atas semesta ini adalah Tuhan. Itulah sebabnya Nebukadnezar berkata: “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar & jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak” (ay. 37). Bagaimana dengan Anda hari ini? Mari tanggalkan kecongkakan kita! STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah tidak berkenan kepada manusia yang meninggikan dirinya? (2) Hukuman apa yang Allah berikan kepada Nebukadnezar? Berdoalah bagi setiap orang Kristen yang diberkati Tuhan, baik dalam kedudukan, kekayaan, dan kepandaian, agar mereka tidak sombong melainkan rendah hati dan setia melayani Tuhan.
SENIN
07
“… Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” (Daniel 6:11) DESEMBER 2015
Bacaan hari ini: Daniel 6:1-28 Bacaan setahun: Daniel 5-7
KEHIDUPAN DOA DANIEL
B
agian firman Tuhan ini merupakan salah satu kisah di Alkitab yang sangat terkenal di kalangan anak-anak Sekolah Minggu, bahkan dilagukan. Kisah tentang Daniel yang tetap setia kepada Tuhan walaupun orang-orang di sekitarnya mengupayakan berbagai cara untuk menjatuhkan dia. Daniel lebih memilih Tuhan daripada mempertahankan jabatan dan kuasanya. Bahkan dia tetap bersandar kepada Tuhan di tengah-tengah situasi yang tidak baik tersebut. Akhirnya, karena imannya kepada Tuhan, Daniel ditangkap dan dimasukkan gua singa, tetapi Tuhan menolongnya. Apa pelajaran rohani dari kisah ini? Pertama adalah Daniel yang tetap beriman dan setia kepada Tuhan dalam segala situasi. Daniel mendengar bahwa ada larangan untuk menyampaikan permohonan kepada dewa atau manusia manapun, kecuali kepada raja. Maka itu berarti Daniel dilarang untuk berdoa kepada Tuhan seperti yang biasa dia lakukan. Tetapi hal itu tidak membuatnya berpaling dari Tuhan. Justru ketika Daniel mendengar larangan itu, maka dia segera berdoa kepada Tuhan (ay. 11). Ini menjadi pelajaran yang kedua, yaitu Daniel selalu bersandar dan berharap kepada Tuhan dalam segala situasi. Daniel mempunyai kebiasaan berdoa tiga kali sehari. Ini dilakukan bukan sekadar sebagai rutinitas, tetapi sebagai wujud kebergantungannya kepada Tuhan. Daniel sadar bahwa kehidupannya menjadi seperti saat itu karena pertolongan Tuhan semata-mata. Karena itu, ketika dia dalam ancaman, dia datang kepada Tuhan untuk berdoa dan meminta pertolongan. Kehidupan doa Daniel menjadikannya bertumbuh dalam imannya kepada Tuhan. Tidak heran Daniel tetap setia dan berharap kepada Tuhan bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Dia tidak takut ditangkap dan dihukum mati karena melawan perintah raja saat itu. Bagaimana dengan kehidupan doa kita? Hal yang harus disadari adalah kita membutuhkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Marilah kita setia memelihara relasi pribadi dengan Tuhan dalam doa-doa kita, dan juga pembacaan firman Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Daniel berdoa tiga kali sehari kepada Tuhan? (2) Ketika ancaman itu datang, apakah Daniel berhenti berdoa? Mengapa? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar diberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan dan pergumulan dalam kehidupannya. Juga untuk selalu setia dan menjaga relasi pribadinya dalam doa kepada Tuhan.
SELASA
08
DESEMBER 2015
“Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!” (Daniel 9:4)
Bacaan hari ini: Daniel 9:1-19 Bacaan setahun: Daniel 8-10
DOA DANIEL
P
ada renungan hari sebelumnya, kita belajar tentang Daniel yang memiliki kebiasaan berdoa tiga kali sehari di hadapan Tuhan. Hari ini kita merenungkan bagian firman Tuhan yang mencatat tentang doa Daniel. Doa ini dipanjatkan Daniel setelah dia selesai membaca kitab nabi Yeremia, terutama firman Tuhan tentang akhir pembuangan umat Yehuda. Doa ini adalah doa pengakuan dosa Daniel di hadapan Tuhan, dimana dia mengaku dosanya dan dosa bangsanya. Melalui doa Daniel ini, kita belajar beberapa hal yang baik tentang pengakuan dosa di hadapan Tuhan. Pertama, Daniel tidak hanya mengaku dosa atas bangsanya, tetapi dia juga menyadari bahwa dirinyapun tidak luput dari dosa. Ini seperti yang juga dilakukan Nehemia (Neh. 1:6). Hal ini berarti, Daniel tidak hanya menyalahkan orang-orang Yehuda atas penghukuman Tuhan ini, tapi dia juga menyadari bahwa dirinyapun bukan orang sempurna, tapi orang berdosa. Akhir-akhir ini kita sering mendoakan bangsa kita, bangsa Indonesia yang sedang menghadapi banyak masalah dan tantangan. Bagaimana sikap kita ketika kita berdoa? Hendaklah kita berdoa dengan rendah hati bagi bangsa kita, artinya kita tidak berdoa dengan kesombongan bahwa ini semua kesalahan orang-orang Indonesia yang jahat dan tidak mengenal Tuhan. Kita berdoa mewakili bangsa kita memohon pengampunan dan belas kasihan Tuhan dengan kesadaran bahwa kitapun membutuhkan pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Kedua, mengaku dosa yang berarti mengakui segala kesalahan kita karena melawan perintah Tuhan dan menyerahkan diri kepada kemurahan dan belas kasihan-Nya. Dosa umat Yehuda adalah melawan perintah Tuhan, yang telah diingatkan-Nya melalui nabi-nabi. Daniel menyadari hal itu dan memohon pengampunan Tuhan atas pelanggaran tersebut. Sekaligus, dia membawa bangsanya untuk datang dan menyerahkan diri kepada kemurahan dan belas kasihan Tuhan. Pengakuan dosa adalah mengaku dan berbalik dari pelanggaran kita dan mau datang menyerahkan diri kepada kemurahan dan belas kasihan Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap yang tepat ketika mengaku dosa di hadapan Tuhan? (2) Mengapa kita juga perlu menyadari keberdosaan kita pada saat berdoa kepada Tuhan? Berdoa bagi bangsa Indonesia dengan segala permasalahan yang dihadapi, agar Tuhan memberikan pertolongan dan hikmat kepada para pemimpin negara kita dalam mengatur bangsa ini.
RABU
09
“Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.” (Daniel 12:10) DESEMBER 2015
Bacaan hari ini: Daniel 12:1-13 Bacaan setahun: Daniel 11-12
KONDISI MANUSIA AKHIR ZAMAN
K
etika membicarakan tentang akhir zaman, maka banyak hal yang memang menjadi misteri buat manusia, termasuk orang percaya. Banyak orang dengan rasa ingin tahu yang besar mencoba untuk menafsir, mencari tahu, dan memikirkan tentang akhir zaman, justru jatuh di dalam pemaparan yang berlebihan. Tetapi sikap yang tidak mempedulikan tentang akhir zaman juga kurang tepat karena Firman Tuhan dengan jelas mengingatkan kita akan hal tersebut. Ketika kita melupakan tentang akhir zaman maka kita akan berpikir hidup manusia itu hanyalah untuk dunia ini saja dan akan dengan mudah melupakan Tuhan. Kitab Daniel adalah salah satu kitab yang memperingatkan kita akan akhir zaman. Satu hal yang harus diperhatikan orang percaya adalah: akhir zaman tidaklah mudah untuk dimengerti dan ditafsir-tafsir. Walaupun di dalam diri manusia ada rasa ingin tahu yang begitu besar, mereka tidak akan dengan mudah memahaminya. Terlihat dalam kitab Daniel, bahwa ada hal-hal yang memang ditutup oleh Tuhan dan menjadi misteri bagi manusia. Misalnya, dalam ayat 8-9 ketika Daniel bertanya tentang “apakah akhir dari segala hal ini?” Jawabannya adalah, bahwa firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. Tetapi satu hal yang diingatkan kepada kita tentang akhir zaman adalah kondisi manusia. Orang-orang fasik (yang tidak kenal Tuhan) akan semakin kejam dan berlaku fasik. Tapi sebaliknya, kita adalah orang-orang yang makin dimurnikan dan disucikan untuk hidup semakin sungguh-sungguh bagi Tuhan (ay. 10). Ini juga yang diingatkan Paulus dalam 2 Timotius 3, ketika dia membicarakan tentang keadaan manusia pada akhir zaman. Matius 24:9-11 juga mencatat peringatan Tuhan Yesus, bahwa akan ada penganiayaan terhadap orang-orang percaya, orang-orang akan menjadi murtad dan saling membenci, juga akan muncul nabi palsu untuk menyesatkan banyak orang. Tetapi orang percaya diingatkan untuk bertahan dalam imannya dan makin dimurnikan hidupnya. Bagaimana dengan Anda? Marilah kita hidup setia dan beriman kepada Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Hal apakah yang harus kita sadari dan mengerti sebagai orang percaya tentang akhir zaman? (2) Bagaimana kita menyikapi isu-isu kedatangan Tuhan Yesus? Berdoalah bagi jemaat agar Tuhan menolong mereka untuk tetap setia dan beriman kepada Tuhan di tengah-tengah zaman yang jahat dan berdosa ini, sehingga jemaat Tuhan boleh menang dengan pimpinan tangan-Nya.
KAMIS
10
DESEMBER 2015
“Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.” (Hosea 1:5)
Bacaan hari ini: Hosea 1:1-12 Bacaan setahun: Hosea 1-4
KELUARGA HOSEA
K
itab Hosea hendak menyatakan maksud hati Allah, yaitu betapa Allah sangat mengasihi umat-Nya, meskipun Ia harus menghukum mereka dengan hukuman yang sangat berat dan keras, karena mereka telah melakukan perselingkuhan (persundalan, Hos. 1:2) secara sengaja. Untuk itu Tuhan memakai keluarga Hosea sebagai gambaran Tuhan dan Israel. Perintah untuk mengawini perempuan sundal (Hos. 1:2) dan tindakan Hosea mengawini Gomer, serta kelahiran anak-anaknya (Hos. 1:3-6,8-9) merupakan gambaran yang mengungkapkan sikap dan rencana Allah terhadap umat-Nya, Israel. Perempuan sundal merupakan gambaran tentang sikap Israel yang telah menyimpang dari Allah. Tetapi nama Hosea bin Beeri, menyatakan jaminan keselamatan dari Allah yang sempurna. Nama Hosea berarti “kelepasan” atau “keselamatan.” Putra pertama Gomer menyandang nama Yizreel, yang berarti Allah menabur. Nama ini bermakna bahwa setelah umat Israel diserakkan, Allah akan menanam atau “menaburkan” mereka di negeri mereka lagi. Anak kedua adalah Lo-ruhama yang berarti tidak dikasihani. Anak perempuan Gomer diberi nama sesuai rancangan untuk mengatakan kepada umat Israel bahwa mereka tidak bisa mengharapkan belas kasihan. Sebagai “yang tidak dikasihani,” ia melambangkan nasib kerajaan Utara, yang telah berdosa melawan Allah. Anak ketiga adalah Lo-ami yang berarti bukanlah umat-Ku. Di Sinai, Israel telah mengikat perjanjian untuk menjadi umat Tuhan dan Tuhan menjadi Allah mereka (Kel. 19:1-7). Berulang-ulang mereka melanggar perjanjian tersebut, dan di sini secara profetik Hosea menyatakan bahwa mereka akan ditolak. Ini tidak merupakan penolakan selamanya (Hos. 2:4), tetapi akan mengakibatkan pembuangan serta penghancuran kerajaan Utara sebagai suatu kesatuan politis. Namun Allah menunjukkan Kasih-Nya melalui perubahan nama anak Hosea, Allah akan memulihkan Israel, yaitu: dari Lo Ruhama menjadi Ruhama (Allah mengampuni), Lo Ami menjadi Ami (umat Allah). Itulah kasih setia Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Tuhan terhadap umat-Nya yang tidak setia kepadaNya? (2) Apakah untuk selamanya Tuhan murka terhadap Israel dan keturunannya? Berdoalah bagi jemat agar mereka tidak mempermainkan kasih karunia Allah dengan cara hidup dalam dosa dan tidak setia kepada-Nya. Doakan agar mereka hidup takut akan Tuhan dan setia kepada-Nya.
JUMAT
11
DESEMBER 2015
“Dengarlah firman Tuhan, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini …” (Hosea 4:1)
Bacaan hari ini: Hosea 4:1-19 Bacaan setahun: Hosea 5-8
ALLAH PEDULI “Tidak mengetahui sesuatu itu bahagia!” Perkataan ini menjadi sebuah alasan yang sangat kuat bagi seseorang untuk mengabaikan sesuatu yang sangat penting (misal, kebenaran). Mengabaikan kebenaran merupakan dosa yang sering kali kita terus lakukan dalam kehidupan ini. Mengabaikan kebenaran bukanlah berarti kebenaran itu menjadi berubah. Kebenaran tetaplah kebenaran, meskipun kita mengabaikannya. Dosa seperti inilah yang perlu kita bereskan supaya tidak menenggelamkan kita. Setiap orang yang mengabaikan kebenaran adalah orang berdosa yang harus mempertanggung-jawabkan perbuatan dosanya di hadapan Allah. Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya. Namun, Israel berlaku seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa pun dengan diri-Nya. Itu sebabnya, Allah menggugat Israel (Hos. 4:1, kata asli: rib). Ungkapan ini merupakan kunci dan sentral dalam pemberitaan Hosea, tentang betapa dalam dan hebatnya kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan Israel. Bangsa Israel telah tidak setia kepada perjanjiannya. Kini Allah bertindak sebagai penuntut dan hakim (Hos. 12:1; Yes. 1). Israel bersalah karena telah berkali-kali melakukan pelanggaran, dan tidak memiliki kesetiaan (emet), juga tidak memiliki kasih (hesed), tidak memiliki pengenalan akan Allah dalam arti mengenal dan mematuhi kehendak-Nya. Akibatnya, Israel jatuh ke dalam dosa amoral (Hos. 4:2). Hukum Taurat menjadi tidak berarti dan berfungsi sama sekali dalam hidup mereka. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi panutan moral dan teladan hidup, justru adalah pelaku-pelaku kejahatan yang melanggar norma kebenaran (Hos 4:6). Jadi pemaparan dosa yang dilakukan oleh Israel telah mengarah kepada satu sikap yang perlu diwaspadai, yaitu mereka memilih untuk mengabaikan ketetapan Allah dan firman-Nya. Sikap inilah yang mendatangkan penghukuman Allah yang dahsyat atas diri bangsa Israel dan para pemimpin umat pada waktu itu. Bagaimana dengan kita? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana Kitab Hosea menggambarkan hubungan Tuhan dengan umat-Nya, sebelum jatuh dalam dosa? (2) Apa yang membuat mereka dituntut Tuhan? Berdoalah bagi pertumbuhan iman jemaat agar mereka memiliki sikap takut akan Tuhan dan setia kepada-Nya. Doakan agar kehidupan rumah tangga mereka juga harmonis.
SABTU
12
DESEMBER 2015
“Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih.” (Hosea 11:4a)
Bacaan hari ini: Hosea 11:1-11 Bacaan setahun: Hosea 9-11
KASIH SETIA ALLAH TERHADAP UMAT-NYA
S
alah satu kriteria mencari pasangan hidup adalah setia. Kesetiaan merupakan kebutuhan setiap orang. Namun, apa jadinya jika pasangan kita tidak lagi setia? Yang hanya adalah kehancuran dalam hubungan tersebut. Inilah yang dialami oleh umat Allah, yaitu bangsa Israel pada zaman itu; dimana Allah adalah setia terhadap umat-Nya, namun ternyata umatNya tidak lagi setia kepada Allah. Israel yang dilambangkan sebagai anakanak Allah yang sejak muda ditebus, dikasihi, dan dididik dengan kasih setia Allah (ay. 1, 2, 4), mereka sudah tidak lagi setia terhadap Allah. Dahulu nenek moyang mereka diperbudak di Mesir, namun kasih Allah telah menyelamatkan mereka dan mengikatkan diri-Nya kepada mereka melalui ikatan Perjanjian Sinai. Ternyata Israel tidak tahu balas budi, mereka telah melanggar perjanjian Tuhan, bahkan pergi meninggalkan Tuhan dengan menyembah Baal/dewa-dewa di sekeliling mereka (ay. 2, 7). Perzinahan rohani ini berakibat fatal terhadap kehidupan moral dan aspek hidup yang lain. Maka Allah menghukum mereka karena kejahatan mereka (ay. 5, 6). Tetapi dalam kasih sayang-Nya yang luar biasa, Ia tetap memanggil dan menyelamatkan mereka untuk kembali kepada-Nya (ay. 4, 8, 9). Tujuan Allah menghukum Israel adalah supaya mereka bertobat dan menyadari akan segala dosa-dosa mereka, serta berbalik dan bertobat mengikuti TUHAN (ay. 10). Dengan demikian, TUHAN akan memulihkan keadaan Israel seperti semula. Kejahatan yang telah Israel lakukan tidak dapat menghapuskan kasih Allah kepada mereka. Betapa besar kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya. Sekalipun kita telah melakukan banyak dosa, Dia adalah Allah dan bukan manusia (ay. 9b), maka di dalam kekudusan dan kesetiaan-Nya, Ia mengampuni dan memulihkan kehidupan umat-Nya yang sungguh-sungguh mau bertobat. Namun, janganlah dengan sengaja kita melakukan dosa terus-menerus supaya semakin bertambah-tambah lah kasih karunia Allah (Roma 6:1-2), marilah kita mematikan segala dosa-dosa kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa umat Tuhan sering kali berlaku tidak setia kepada-Nya? (2) Bagaimana caranya agar relasi kita dan Tuhan dapat kembali dipulihkan kembali? Berdoalah bagi mereka yang telah jatuh dalam dosa, agar mereka dapat menyadari kesalahan mereka dan berbalik kepada Tuhan, sehingga Tuhan memulihkan kehidupan kerohanian mereka.
MINGGU
13
“Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: ‘Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami DESEMBER 2015 akan mempersembahkan pengakuan kami.’” (Hosea 14:3)
Bacaan hari ini: Hosea 14:2-9 Bacaan setahun: Hosea 12-14
BERTOBAT MEMBAWA BERKAT
T
idak banyak orang mendapatkan kesempatan kedua. Sering kali ketika seseorang melakukan kesalahan fatal, orang tersebut akan mendapatkan hukuman atau dikeluarkan dari komunitas tempat dia berbuat salah tersebut. Berbeda dengan Tuhan, kendati umat-Nya berdosa berkali-kali dan fatal, Ia tetap mau memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk bertobat dan mengalami kasih-Nya. Inilah yang dialami umat Israel pada zaman Hosea. Mereka sering kali berbuat dosa kepada Tuhan dan melakukan kesalahan fatal. Setidaknya ada 3 kesalahan dan dosa Israel: pertama, mereka bergantung kepada Asyur, bukan kepada Tuhan (4a). Asyur adalah negara superpower pada waktu itu. Teknologi dan militernya sangat kuat sehingga menggoda Israel untuk berkoalisi dengan mereka kendati mereka bangsa kafir; kedua, Israel tergoda dengan pasukan berkuda (4b). Pasukan berkuda waktu itu adalah pasukan elit. Israel tidak memilikinya. Demi kepentingan tersebut, Israel rela berkompromi dengan bangsa-bangsa sekitarnya yang seharusnya dijauhi; ketiga, Israel menyembah berhala (4c – buatan tangan kami). Ini adalah kekejian bagi Tuhan karena mereka menyembah dewa-dewi yang sebenarnya tidak ada. Mereka meninggalkan Allah YHWH!!! Meskipun Israel berbuat demikian, Tuhan tetap mengasihi mereka. Kasih ini diumpamakan seperti Hosea yang mau mengambil pelacur sebagai istrinya (ps. 1-2). Sebobrok apapun Israel, Tuhan tetap mengasihi mereka dan menunggu mereka untuk bertobat dan berbalik kepada-Nya. Ia bahkan memberikan janji-Nya (ay. 6), yang menggambarkan ada berkat yang Ia sediakan ketika Israel mau bertobat. Ia sayang kepada Israel dan meminta Israel untuk bertobat dari dosa-dosa mereka. Bagaimana dengan kita hari ini? Bukankah kita mirip Israel? Walaupun demikian, Tuhan tetap menyayangi kita dan meminta kita untuk bertobat, berbalik kepada-Nya setiap waktu. Ada berkat rohani yang dicurahkan-Nya ketika kita bertobat. Pertanyaannya: maukah kita bertobat dan mendapatkan berkat? STUDI PRIBADI: (1) Apa yang sering menghalangi kita untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan? (2) Bagaimana kita menggambarkan kasih setia Tuhan terhadap umat-Nya? Berdoalah agar semakin banyak orang mengalami kasih Kristus, khususnya mereka yang belum mendengar Injil Tuhan. Doakan agar para misionaris dapat melayani mereka yang terhilang.
SENIN
“…Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.” DESEMBER 2015 (Yoel 2:28)
14
Bacaan hari ini: Yoel 2:28-32 Bacaan setahun: Yoel 1-4
HARI TUHAN
L
angit dan bumi akan berkesudahan, namun Firman Tuhan tetap kekal selama-lamanya. Suatu kali sejarah manusia dan dunia akan sampai pada akhirnya. Tuhan akan datang kedua kali dan akan memberikan penghakiman pada dunia ini. Keyakinan ini tidak hanya dimulai pada PB, namun telah ada dalam PL dan dipahami oleh orang Israel. Nabi Yoel memberitakan akan adanya penghakiman Tuhan yang terjadi atas dunia. Namun sebelum itu, Tuhan dengan kasih setia-Nya rindu umat manusia mengenal-Nya. Berita ini dipahami oleh orang Israel yang percaya pada zaman Yoel, dengan penuh sukacita dan pengharapan. Kelak akan ada kelepasan dan kebahagiaan yang sempurna ketika hari Tuhan datang. Sebelum itu, orang-orang Israel percaya akan mendapatkan sabda Tuhan yang mulia. Mereka menanti dengan penuh pengharapan. Ayat 28 digenapi dalam peristiwa Pentakosta, ketika rasul Petrus berkhotbah (Kis. 2:17-21). Tuhan mencurahkan Roh Kudus atas diri orangorang percaya untuk menjadi saksi-Nya agar orang yang percaya padaNya tidak binasa, ketika hari Tuhan tiba. Ada sebuah tugas bagi orang percaya, yakni memberitakan Injil dan memuridkan orang-orang yang lain. Mereka diberikan-Nya kuasa untuk menceritakan Kabar Baik dan keberanian untuk mengabarkan Kabar tersebut. Pada zaman kita, Mesias yang dinanti telah datang ke dalam dunia. Ia berjanji dan telah mencurahkan Roh Kudus kepada tiap kita, orang percaya untuk memberitakan Injil-Nya sebelum hari kedatangan-Nya. Apakah kita mau meneladani murid-murid Tuhan yang menantikan hari Tuhan sembari memberitakan kasih-Nya? Mari kita mengirimkan pesan akan kasih Tuhan melalui “BBM.” B – Berdoa bagi orang-orang yang belum percaya agar Tuhan mengubahkan dan melembutkan hati mereka; B – Bersaksi mengabarkan Injil melalui perkataan, kesaksian, dan perbuatan kita yang menjadi terang di tengah kegelapan; M – Menanti akan kedatangan Kristus kedua kali, dimana kita akan bersama-sama dengan Dia dalam kekekalan. STUDI PRIBADI: (1) Renungkanlah: kapankah kita mendukung pekerjaan Tuhan melalui pengabaran Injil dan kesaksian hidup kita? (2) Apa janji Tuhan terhadap kita dalam menjalankan amanat-Nya? Berdoalah agar di momen Natal ini semakin banyak orang dimenangkan bagi Kristus dan mengalami kasih-Nya. Doakan pula agar umat Tuhan giat menjadi saksi-Nya.
SELASA
15
DESEMBER 2015
“Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.” (Amos 2:13)
Bacaan hari ini: Amos 2:6-16 Bacaan setahun: Amos 1-3
HUKUMAN KARENA PERBUATAN JAHAT
B
angsa Israel adalah umat pilihan Allah. Seharusnya status ini membuat mereka memiliki hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Tetapi sebaliknya, mereka menjadi bangsa yang memberontak, melawan dan mengabaikan kebenaran firman Tuhan. Adapun kejahatan yang dilakukan orang-orang Israel mengakibatkan Tuhan murka adalah: (a) mereka menjual orang benar karena uang, dan menjual orang miskin karena sepasang kasut (ay.6). (b) mereka menginjakinjak kepala orang lemah ke dalam debu, membelokkan jalan orang sengsara, ayah dan anak pergi menjamah seorang perempuan muda (ay. 7). (c) mereka melakukan perzinahan, pesta pora dan mabuk-mabukan di rumah Allah (ay. 8). Umat Israel melupakan semua karya kebaikan Tuhan yang dinyatakan dalam hidup mereka. Semua kebaikan Tuhan dibalas dengan kejahatan. Mereka lupa jika Allah membela mereka menghadapi musuh-musuh (ay. 9), mereka lupa jika Allah yang menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan (Mesir) dan memelihara kehidupan mereka selama di padang gurun (ay. 10). Semua perbuatan jahat bangsa Israel mendapat hukuman, karena mereka sudah menyimpang dari firman Tuhan. Adapun hukuman atas perbuatan jahat itu: (1) Allah akan mengguncangkan tempat tinggal mereka (ay. 13). Artinya, Allah akan menggilas mereka seperti gilasan kereta yang sarat dengan berkas gandum. Allah yang akan menghancurkan mereka dan membuat hidup mereka hancur berantakan. (2) Allah akan membuat mereka tidak berdaya (ay. 14-16). Artinya, mereka menyangka dirinya kuat, mandiri dan berani, tetapi sebaliknya mereka akan gemetar penuh dengan ketakutan menyaksikan kebinasaan mereka telah tiba. Allah tidak akan membuat perkeculian kepada siapapun. Setiap umat yang berdosa mendapat hukuman, setimpal perbuatannya. Ketika umatNya menyimpang, hukuman akan menimpa mereka. Kiranya, zaman yang semakin bebal dan banyak berbuat dosa ini tidak membuat kita hidup jahat dan menyimpang dari firman-Nya, melainkan hidup dalam kekudusan-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Kejahatan apa yang dilakukan oleh umat Israel yang mengakibatkan Tuhan murka atas hidup mereka? (2) Hukuman apa yang diberikan Tuhan kepada mereka? Berdoalah agar kita senantiasa hidup kudus dan benar di hadapan Tuhan. Zaman boleh saja berubah, tetapi hidup kita harus tetap memancarkan kemuliaan Tuhan dan kebenaran-Nya. Amin.
RABU
16
DESEMBER 2015
“Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.” (Amos 5:21)
Bacaan hari ini: Amos 5:1-29 Bacaan setahun: Amos 4-6
IBADAH YANG MEMPERKENANKAN HATI TUHAN
A
khir-akhir ini banyak muncul fenomena yang sepertinya rohani, tapi pada kenyataannya tidak rohani. Banyak orang kelihatannya sedang beribadah kepada Tuhan, tapi nyatanya tidak demikian. Bahkan bisa saja itu hanya suatu hiburan hati semata. Demikianlah ibadah yang terjadi pada zaman nabi Amos. Ibadah yang dilakukan umat Israel pada waktu itu ternyata hanya mencari kepuasan, penghiburan dan perkenan diri semata, bukan Tuhan. Inilah yang membuat Tuhan tidak berkenan kepada ibadah mereka, sehingga Tuhan menjadi marah dan menghukum mereka. Di dalam kitabnya, Amos menyampaikan kesedihan Tuhan karena dosa-dosa Israel. Jelas bahwa Tuhan membenci perayaan-perayaan yang mereka lakukan (ay. 21). Mereka mempersembahkan dengan tidak sungguh-sungguh dan tidak mencari perkenanan Tuhan, tetapi penghiburan diri, karena mereka berpikir dengan melakukan korban-korban tersebut, dosa-dosa mereka sudah diampuni (ay. 23). Ini menunjukkan bahwa mereka menyukai keramaian dan kesemarakan dalam ibadah mereka yang palsu, yang hanya menekankan kepuasan dan kesenangan hati. Mengapa ? Karena sesungguhnya hati mereka jauh dari hati yang tulus dan benar untuk memuji-muji Tuhan, dan bahkan bisa jadi mereka tidak punya hati untuk Tuhan. Puji-pujian yang keluar dari mulut mereka tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Kehidupan mereka tidak menunjukkan pujian dan kemuliaan bagi Tuhan, tetapi sebaliknya melukai dan menyakiti hati Tuhan (ay. 24). Demikian halnya dengan gereja. Jika ibadah yang dilakukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban, sedangkan hatinya jauh dari Tuhan, maka hal tersebut akan menyedihkan hati Tuhan. Tuhan menginginkan ibadah dan penyembahan hanya dari orang yang hatinya berpaling kepada-Nya dalam kasih dan pemujaan yang sungguh-sungguh. Kemunafikan religius adalah kekejian bagi Tuhan, dan mendatangkan hukuman atas mereka yang melakukannya (1Kor. 11:27). Bagaimanakah dengan ibadah kita? Adakah kita memuaskan dan menyenangkan hati Tuhan atau diri? STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Tuhan minta dari hidup seseorang yang beribadah kepadaNya? (2) Apakah kaitan antara ibadah dengan berlaku adil dan benar dalam hidup ini? Berdoalah agar kita beribadah bukan untuk memuaskan hati kita tetapi hati Tuhan, agar kita beribadah dengan benar, berlaku saleh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ibadah kita berkenan di hadapan-Nya.
KAMIS
17
DESEMBER 2015
“’Sesungguhnya, waktu akan datang,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan … akan mendengarkan firman TUHAN.’” (Amos 8:11)
Bacaan hari ini: Amos 8:11-14 Bacaan setahun: Amos 7-9
HAUS DAN LAPAR AKAN FIRMAN TUHAN
B
angsa Israel berkali-kali menolak firman Tuhan yang disampaikan kepada mereka (Amos 2:11-12; 7:10-13,16); mereka tidak peduli dengan apa yang Tuhan katakan melalui nabinya, Amos. Maka, kini mereka akan mengalami apa yang mereka inginkan. Nabi Amos tidak lagi menubuatkan pertobatan Israel, seolah-olah kembali ingin mendengar dan menaati firman Tuhan. Sebaliknya, nabi Amos berpikir kepada hukuman. Tuhan sudah jemu berbicara oleh karena tidak didengarkan. Karenanya, Tuhan berdiam diri dan tidak menampilkan nabi lagi untuk mereka (ay. 11). Tuhan tidak akan mengutus nabi lagi kepada mereka, dan firman Tuhan tidak akan lagi disampaikan kepada mereka; dengan kata lain, apabila mereka mungkin mencari bimbingan Tuhan sementara bencana yang akan datang, mereka hanya akan menemukan kesunyian. Tidak ada hukuman yang lebih parah daripada Tuhan menyerahkan seseorang kepada keinginannya yang berdosa; orang semacam itu akan terjerumus ke dalam kebobrokan akhlak dan kesesatan, dan akhirnya menjadi budak kekuatan setan (Rm. 1:21-32). Demikianlah yang akan dialami oleh bangsa Israel. Namun di kemudian hari kelak, ketika mereka mau mendengarkan firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan akan berdiam diri saja terhadap mereka. Jika demikian yang terjadi, itu berarti bahwa Israel akan dibelakangi oleh Tuhan dan Tuhan tidak mau bicara lagi kepada mereka. Itulah hukuman Tuhan atas mereka yang selama ini selalu mengabaikan firman Tuhan. Dan itulah hukuman Tuhan yang paling berat bagi mereka. Tuhan akan mengirimkan kelaparan dan kehausan kepada mereka, yakni kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan. Pada saat itu, mereka akan rindu untuk mendengar firman Tuhan yang lama mereka abaikan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tetapi meraka tidak mendapatkannya (ay. 12). Karena itu, ketika Tuhan masih berkenan berbicara kepada kita melalui Alkitab yang kita baca, alangkah baiknya, jika kita memiliki hati yang taat untuk melakukan kehendak-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Seberapa sering kita membuka Alkitab, membaca dan merenungkan Firman Tuhan? (2) Seberapa besar kerinduan kita untuk mendengarkan Firman Tuhan? Marilah kita berdoa agar kita dan semua jemaat Tuhan lainnya memiliki hati yang rindu untuk membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
JUMAT
18
“Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: ‘Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?’” (Obaja 1:3) DESEMBER 2015
Bacaan hari ini: Obaja 1:1-21 Bacaan setahun: Obaja
KEANGKUHAN DAN KETIDAKPEDULIAN EDOM
O
rang Edom hidup di daerah pegunungan berbatu. Secara congkak mereka beranggapan bahwa negeri mereka itu aman dan menjadi sombong karena kemandirian dan kekuatan mereka (ay. 3). Dalam keangkuhannya, Edom tidak lagi menyembah Allah. Edom telah melupakan Allah Ishak dan Allah Abraham. Edom lupa bahwa Tuhan sanggup melumpuhkannya, dan itulah yang akan Tuhan lakukan kepada Edom. Tuhan akan meruntuhkan dan merendahkan Edom dengan membuatnya menjadi kecil di antara bangsa-bangsa dan dihinakan (ay. 2). Tuhan berfirman bahwa sekalipun Edom terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangnya ditempatkan di antara bintangbintang, dari sana pun Tuhan akan menurunkannya (ay. 4). Semua itu terjadi oleh karena karena keangkuhan hati Edom (ay. 3). Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Ams. 16:18). Demikianlah yang akan dialami Edom menurut nubuatan nabi Obaja. Nabi Obaja mendapatkan penglihatan bahwa Edom akan dihukum oleh Tuhan. Edom akan mengalami penghukuman Tuhan bukan karena keangkuhan hatinya semata, tetapi juga karena kekerasan yang dilakukannya terhadap saudaranya Yakub, yakni Israel (ay. 10; Kej. 25:33; 27:36). Saat Israel mengalami kesulitan, Edom menghina dengan memandang rendah Israel, bahkan menolak untuk menolongnya (ay. 1114). Itulah sebabnya Tuhan akan menghukum Edom dan membuat segala perbuatan yang telah mereka perbuat akan kembali menimpa kepala mereka sendiri (ay. 15). Dari kitab Obaja ini, kita belajar, kecongkakan mendahului kejatuhan (ay. 4; Ams. 16:18) dan Tuhan tidak suka, bahkan menentang segala sikap dan perbuatan keangkuhan dan pembiaran terhadap saudara-saudara yang sedang mengalami kesusahan dan membutuhkan pertolongan kita. Tuhan berharap agar umat-Nya yang telah menerima pertolongan dan kemurahan-Nya menunjukkan kemurahan kepada orang lain juga pada saat mereka memerlukan bantuan. Bagaimana dengan Anda saat ini? STUDI PRIBADI: (1) Pernahkah Anda bersikap angkuh dan tidak peduli dengan kesusahan orang lain? (2) Bagaimanakah perasaan Anda jika ada orang yang bersikap angkuh? Marilah kita berdoa agar kita memiliki kerendahan hati dan sikap yang mau peduli terhadap sesama kita, sehingga melalui kehidupan kita nama Tuhan dipermuliakan.
SABTU
19
“Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan DESEMBER 2015 tangan kanan dari tangan kiri…?” (Yunus 4:11)
Bacaan hari ini: Yunus 4:1-11 Bacaan setahun: Yunus 1-4
ALLAH MENGASIHI ORANG YANG BERTOBAT
D
alam pasal 4 kitab Yunus ini menceritakan bagaimana Allah memberi pelajaran kepada Yunus tentang “mengasihi”. Bagi Yunus, bangsa yang berdosa pasti akan dihukum TUHAN. Ninewe sebagai kota yang besar dengan kejahatannya yang besar harusnya mengalami penghukuman Allah, namun karena bangsa itu bertobat maka mereka luput dari hukuman Allah. Yunus merasa kesal dengan tindakan Allah ini. Itu sebabnya Yunus berdoa dan meminta Allah mencabut nyawanya. Allah tidak menuruti permintaan Yunus. Allah membiarkan Yunus hidup untuk mengetahui bahwa “Allah mengasihi mereka yang bertobat kembali.” Melalui pembelajaran tentang “pohon jarak” yang hidup satu hari untuk melindungi Yunus dari terik matahari dan satu hari berikutnya pohon itu layu, Allah membuka wawasan dan pengertian Yunus, tentang mengasihi mereka yang bertobat kembali. “Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” ( ay. 11). Memang tidak ada penjelasan lebih mengenai apakah Yunus memahami pembelajaran dari pohon jarak ataukah tidak. Namun satu hal yang pasti adalah, bahwa “Allah mengasihi orang yang bertobat kembali kepada-Nya.” Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah mengasihi orang yang bertobat dan kembali ke pangkuan-Nya. Namun sering kali yang menjadi penghambat kita melihat kasih Allah adalah pandangan dan cara berpikir kita yang mirip seperti Yunus, bahwa orang yang berdosa patut untuk dihukum. Itu sebabnya kalau ada orang yang jatuh ke dalam dosa, kita lebih cenderung menghakimi dan menghukum orang tersebut, daripada kita mengharapkan orang tersebut bertobat dan berbalik dari dosa mereka. Harusnya kita bisa lebih memahami kasih Allah yang benar. Allah melalui nabi-nabi-Nya menyerukan pertobatan agar mereka yang berdosa terhindar dari hukuman Allah. Allah menghendaki agar orang yang berdosa dan bertobat kembali dapat diselamatkan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Yunus terhadap bangsa Niniwe? (2) Bagaimana pula sikap Allah terhadap bangsa Niniwe? Jelaskan! Berdoalah bagi pelayanan misi di berbagai daerah yang sulit dijangkau dan juga terbelakang, agar Tuhan membuka jalan dan memberikan kebangunan rohani di sana.
MINGGU
20
DESEMBER 2015
“Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang…” (Mikha 3:11)
Bacaan hari ini: Mikha 1-3 Bacaan setahun: Mikha 1-3
PARA PEMIMPIN YANG KORUP
D
alam sejarah kehidupan manusia, sering kali kita menemukan para pemimpin yang korup. Mereka bukan saja para pemimpin yang memimpin institusi/lembaga sekuler, tetapi juga termasuk para pemimpin rohani yang memimpin institusi/lembaga rohani. Salah satu yang dapat kita lihat, tercatat di dalam Mikha 1-3 ini. Mikha adalah salah seorang nabi yang bernubuat pada zaman kehidupan orang Israel di dalam masa-masa yang sukar (pemerintahan Hizkia menurut Yeremia 26:18—Hizkia menjadi Raja di Yehuda pada umur 20 tahun dan memerintah selama 29 tahun di Yerusalem [bnd. 2Raj. 18:12]). Secara politik, Yehuda mengalami masa yang sulit, yaitu pengepungan oleh Asyur, dan Samaria telah dikalahkan Asyur. Dikisahkan dengan jelas, banyak daerah-daerah yang telah dikuasai bangsa Asyur, bahkan Israel harus membayar upeti kepada Raja Asyur atas kekalahan itu. Secara keagamaan, orang Israel hidup dalam kegelapan, karena para pemimpin dan para imam tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Para pemimpin Yehuda menyalahgunakan kekuasaannya (Mi. 2:1), mencintai kejahatan (Mi. 3:2), para hakim menerima suap (Mi. 3:11). Para pemimpin mendirikan Sion dengan darah dan Yerusalem dengan kelaliman (Mi. 3:10). Para imam memberikan pengajaran tentang hukum TUHAN karena bayaran saja (Mi. 3:11); para nabi memberikan nubuatan palsu di dalam keadaan mabuk (Mi. 2:11). Para nabi ini menyesatkan bangsa Yehuda (Mi. 3:5), sehingga akhlak moral bangsa itu menjadi rusak (Mi. 7:16). Dalam situasi dan kondisi demikian, tentu tidak ada harapan dan tidak ada sukacita yang nampak di dalam kehidupan bangsa Yehuda. Zaman ini dikenal dengan kehidupan Bangsa Yehuda di dalam kegelapan. Refleksi dari renungan hari ini adalah: pentingnya memiliki pemimpinpemimpin yang benar, baik secara institusi/kelembagaan sekuler, ataupun institusi/kelembagaan rohani. Mengapa demikian? Karena pemimpin yang benar akan membawa umat-Nya kepada jalan damai sejahtera, sesuai tuntunan TUHAN. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa sikap seorang pemimpin sangat menentukan kondisi dan situasi yang dipimpinnya? (2) Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin yang baik? Berdoalah bagi pemimpin negara kita, kiranya Tuhan memberikan hikmat kepada mereka untuk mengatur dan mengelola bangsa ini dengan benar, adil dan bijaksana.
SENIN
21
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel,…” DESEMBER 2015 (Mikha 5:1)
Bacaan hari ini: Mikha 5:1-5 Bacaan setahun: Mikha 4-5
MESIAS, RAJA YEHUDA
N
abi Mikha bukan hanya bernubuat tentang kehancuran Yerusalem dan pembuangan orang-orang Yehuda ke Babel (Mi. 4:10); tetapi juga tentang janji kelepasan yang membawa sukacita bagi bangsa Yehuda (Mi. 5:1-14). Setidaknya ada 2 hal yang penting: Pertama, harapan akan munculnya seorang Mesias (Mi. 5:1-2). Mikha 5:1-2 memberikan penggambaran akan lahirnya seorang pemimpin. Di tengah-tengah situasi dan kondisi sulit dan tidak memberikan harapan pasti—,muncul sebuah harapan akan datangnya seorang pemimpin baru, yang akan memimpin umat Israel. Di dalam ay. 1-2, Mikha menubuatkan pemimpin masa depan yang akan menjadi raja di Israel, melalui kelahiran seorang anak dara. Meskipun Mikha tidak menjelaskan siapa wanita yang akan melahirkan seorang pemimpin itu, yang pasti berasal dari keturunan Daud—,Bethlehem adalah tempat kelahiran Daud (1Sam. 17:12). Hal ini secara tidak langsung menghubungkan antara Daud dan raja Mesias yang akan memimpin Israel dari keturunan Daud. Mikha 5:1-2, kemudian kita pahami sebagai bagian dari penggenapan tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus sebagaimana dicatat di dalam Injil Matius 2:6. Kedua, harapan tentang kepemimpinan dari Mesias (Mi. 5:3-5). Nabi Mikha memberikan penggambaran tentang kepemimpinan-Nya. Mesias akan memimpin dan menggembalakan umat-Nya dengan kekuatan dan kemegahan nama TUHAN Allahnya; dan Mesias akan membawa damai sejahtera baik secara fisik, maupun rohani. Maksudnya adalah, umat-Nya akan benar-benar mengalami damai sejahtera di dalam kepemimpinan Mesias. Mesias yang akan dilahirkan itu akan memimpin umat-Nya sesuai dengan kekuatan dan kemegahan TUHAN dan memberikan damai sejahtera kepada umat-Nya. Bagian ini mengajarkan kita, bahwa kelahiran Mesias membawa pengharapan baru di dalam kehidupan kita. Mesias yang akan dilahirkan itu akan memimpin umat-Nya sesuai dengan kekuatan dan kemegahan TUHAN dan akan memberikan damai sejahtera di dalam hidup kita. STUDI PRIBADI: (1) Siapakah yang dinubuatkan oleh Mikha: Dia yang akan datang dan memimpin umat-Nya? (2) Pelajaran rohani apa yang Anda dapatkan dari nubuatan ini? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka menyambut Natal bukan dengan berhura-hura tetapi mau berkarya bagi Kristus, sang Mesias, Juruselamat manusia, dengan bersaksi tentang Dia.
SELASA
22
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan daripadamu; selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8) DESEMBER 2015 Bacaan hari ini: Mikha 6 Bacaan setahun: Mikha 6-7
TUNTUTAN TUHAN
P
asal 6 ini memuat pernyataan kekecewaan Tuhan atas umat-Nya. Tuhan mengingatkan mereka kembali atas karya penyelamatan yang Ia lakukan bagi mereka dan menyatakan keinginan-Nya atas mereka. Inti dari pesan Tuhan yang disampaikan oleh nabi Mikha ini adalah bahwa yang diinginkan Tuhan bukanlah persembahan korban bakaran, melainkan hati yang taat; berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah (ay. 8). Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam kehidupan rohani kita, sering kali kita mengira bahwa asalkan kita rajin ke gereja, giat melayani, memberikan banyak persembahan, berarti sudah menyenangkan hati Tuhan. Padahal, bukan itu yang diinginkan Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa yang dituntut adalah sikap yang berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup rendah hati. Bukankah kita sering melihat ada orang yang sangat aktif melayani di gereja, sering kali memberi persembahan tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, ia memperlakukan orang lain dengan tidak adil? Bertindak semena-mena terhadap karyawan atau pembantu yang bekerja kepadanya, berlaku curang dalam bisnis yang dijalankan, bahkan mendiskriminasi sesama berdasarkan status sosial, ras, dan sebagainya. Bagaimana seorang bisa memperkenankan hati Tuhan bila dalam kehidupan sehari-hari, ia jauh dari sikap mempraktekkan kasih? Bukankah firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:20 dengan jelas mengatakan kepada kita semua, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta.” Selanjutnya sikap yang dituntut Tuhan adalah rendah hati. Setelah sekian lama menjadi orang Kristen, aktivis di gereja, adakah sikap rendah hati itu masih kita miliki? Sikap rendah hati ditunjukkan dengan cara: mau menerima hasil keputusan bersama, sekalipun itu tidak sesuai keinginan kita; mau menerima masukan, sekalipun menyinggung ego kita; berbicara dengan sopan, sekalipun mungkin emosi sedang berkobar, mau mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang lain. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dimaksud dengan “rendah hati”? (2) Bagaimana kehidupan Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita tentang kehidupan yang adil, setia dan rendah hati? Doakanlah agar jemaat semakin mencintai Tuhan dan hidup semakin serupa dengan Kristus, sehingga banyak orang yang belum percaya dapat melihat kasih Tuhan melalui hidup mereka.
RABU
23
DESEMBER 2015
“Tuhan itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.” (Nahum 1:7)
Bacaan hari ini: Nahum 1 Bacaan setahun: Nahum 1-3
MENGENAL KARAKTER TUHAN
N
ahum berarti “penghiburan” dan kitab ini merupakan kitab yang menyampaikan penghiburan bagi bangsa Yahudi yang menderita di bawah kekejaman bangsa Asyur. Nahum juga menyatakan akan adanya penghukuman dan murka Allah yang dinyatakan atas Asyur dan ibu kotanya, Niniwe. Beberapa tahun sebelumnya, karena belas kasih-Nya, Tuhan telah mengirim nabi Yunus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada penduduk Niniwe. Pada saat penduduk kota tersebut bertobat, kota itu terselamatkan. Tetapi generasi mereka yang berikutnya berbalik lagi pada cara hidup nenek moyang mereka yang jahat dan menyerang Israel, sehingga Allah memutuskan untuk menghukumnya. Dalam pasal 1 kita melihat bagaimana Nahum menjelaskan karakter Allah secara luas dan gamblang sehingga kita bisa semakin mengenal Allah yang kita sembah. Pertama, Allah itu dikatakan sebagai Allah yang cemburu (ay. 2a). Sifat cemburu Allah tentu saja berbeda dengan sifat cemburu manusia. Kecemburuan Allah selalu berkaitan dengan kemuliaan dan kehormatan-Nya. Dalam Yeh. 39:25 dikatakan bahwa kecemburuan Allah itu muncul untuk mempertahankan nama-Nya yang kudus. Kita ini adalah milik Allah, sebab itu, Allah menuntut kasih dan ketaatan yang total dari diri kita. Kedua, Allah itu pembalas (ay. 2b), artinya Allah tidak akan membiarkan Diri-Nya dipermainkan dan Ia tidak akan membebaskan mereka yang melakukan kejahatan, terlebih lagi bila Ia melihat umat-Nya ditindas. Namun, Tuhan itu juga panjang sabar (ay. 3a). Ia selalu sabar terhadap umat-Nya, bahkan ketika mereka berpaling dari-Nya. Ia sabar mendidik umat-Nya agar mereka bisa terus bertumbuh di dalam Dia. Keempat, Tuhan itu baik (ay.7). Kebaikan Tuhan dinyatakan dengan kepeduliaan-Nya atas umat-Nya dan pertolongan disediakan bagi mereka dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup (ay. 7-8). Apa lagi yang kita takutkan dan kuatirkan dalam hidup ini, bila memiliki Allah yang demikian dalam hidup kita? Yang dituntut dari kita hanyalah satu ketaatan yang mutlak kepada-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Pelajaran apa yang Anda dapatkan dalam kitab ini tentang Tuhan? (2) Bagaimana pengenalan akan karakter Tuhan ini mempengaruhi kehidupan kita? Berdoalah agar jemaat Tuhan yang sedang berada dalam tekanan dan penindasan bisa datang berlindung kepada Tuhan dan menerima kelegaan dan pelepasan dari Tuhan.
KAMIS
24
DESEMBER 2015
“Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3:18)
Bacaan hari ini: Habakuk 3:1-19 Bacaan setahun: Habakuk 1-3
KESELAMATAN DARI TUHAN
H
ari ini adalah satu hari menjelang perayaan Natal bagi setiap kita orang percaya; momen dimana kita memperingati kehadiran Allah sebagai manusia yang tinggal di antara manusia dan kemudian menyerahkan diri-Nya untuk disalibkan demi penebusan kita dari segala hukuman dosa. Momen ini menyadarkan kita, bahwa kita membutuhkan pertolongan Allah untuk menyelamatkan kita dan memperbaharui hidup kita dari kecenderungan untuk berbuat dosa. Pasal ini adalah tanggapan Habakuk kepada jawaban Allah dalam pasal sebelumnya. Di tengah-tengah dosa dunia dan hukuman Allah, dia telah belajar untuk hidup dengan iman kepada Allah dan mengandalkan kebijaksanaan dari Allah. Habakuk tahu bahwa umat Allah telah berdosa dan akan mengalami hukuman-Nya. Dalam situasi ini, ia memanjatkan dua permohonan, yaitu: (1) memohon agar Allah datang di antara umat-Nya. Habakuk sadar bahwa umat Allah tidak akan selamat jika Tuhan tidak campur tangan dalam hidup mereka dengan mencurahkan kasih karuniaNya; (2) memohon agar Allah tetap berkenan menunjukkan kasih sayangNya sehingga umat-Nya dapat bertahan menghadapi kesulitan hidup. Bagi Habakuk, Allah akan menjadi Juruselamatnya dan sumber kekuatan yang tak putus-putus. Di momen menjelang Natal ini, kiranya Tuhan memampukan kita untuk selalu mensyukuri karya keselamatan dari-Nya. Bukankah kehadiran Tuhan di antara umat-Nya dan kasih sayang Tuhan yang Habakuk doakan, telah kita dapatkan di dalam diri Kristus, lahir dan tinggal dalam kehidupan orang percaya? Karena itu, mari kita tidak mengukur kebaikan Tuhan dari berkat materi ataupun kenyamanan hidup saja, melainkan mengingat kekuatan yang Dia berikan bagi kita melalui Kristus sehingga menang atas dosa dan segala pergumulan dari hari ke hari, sebagaimana doa Habakuk. Mari kita berkata seperti Habakuk, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, ... namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN,... yang menyelamatkan aku” (Hab. 3:17-18). STUDI PRIBADI: (1) Siapakah Juruselamat manusia? Mengapa kita memerlukannya? (2) Bagaimana sikap Habakuk meresponi ketidakmengertiannya tentang realitas hidup? Berdoalah bagi jemaat yang sedang mengalami kesulitan hidup agar mereka tetap setia kepada Tuhan dalam keadaan apapun, baik suka maupun duka, sehingga memperkenan hati Tuhan.
JUMAT
25
DESEMBER 2015
“TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan …” (Zefanya 3:17)
Bacaan hari ini: Zefanya 3:1-20 Bacaan setahun: Zefanya 1-3
ALLAH TINGGAL DI TENGAH KITA
N
atal t’lah tiba! Hari ini kita merayakan kehadiran Kristus, Allah yang lahir sebagai manusia menjadi Juruselamat manusia (Lukas 2:11). Momen yang sering membawa kita menyadari betapa Allah peduli pada kita, manusia yang berdosa, sehingga Ia rela datang ke dalam dunia. Dalam Zefanya 3 ini, Tuhan menegur Yehuda, khususnya Yerusalem. Tuhan ingin memurnikan umat-Nya. Sebagai umat Allah, mereka perlu dikoreksi karena mereka adalah contoh bagi bangsa-bangsa lain. Pada masa Perjanjian Baru, umat Tuhan disebut sebagai garam dunia. Tuhan memanggil setiap orang percaya untuk mempengaruhi dunia ini dengan kebenaran Allah. Apa yang bisa kita pelajari dari janji Allah dalam Zefanya 3:15, “Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu?” (1) Karena Tuhan tinggal bersama kita, umat Allah tidak perlu takut dan jangan menjadi patah semangat (Zef. 3:16). Dengan setia, Allah akan mengoreksi, memurnikan, serta membawa umat-Nya agar terus berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Walaupun mungkin kita gagal dan jatuh ke dalam dosa, Allah tetap benar dan tidak pernah melakukan kesalahan. Kita harus mempertahankan iman kepada kebenaran-Nya yang tidak pernah gagal. Walaupun kita mungkin mengalami hal-hal yang tidak dapat kita mengerti, kita harus tetap yakin bahwa kasih dan kesetiaan-Nya tidak akan pernah berhenti. (2) Allah beserta kita, itu berarti Ia tinggal bersama kita, memberi kita kasih karunia dan pertolongan-Nya; serta pengampunan sehingga kita tidak akan dihukum karena dosa-dosa kita. Kita bersukacita dan bersyukur atas persekutuan, kasih karunia dan pertolongan-Nya. Jika demikian, apakah yang harus kita lakukan? Membawa bangsabangsa lain datang kepada Tuhan. Zefanya menggambarkan Ethiopia sebagai salah satu negeri terjauh yang dikenal ketika itu akan membawa persembahan bagi Allah di Yerusalem (Zef. 3:10), artinya Allah menuntun bangsa-bangsa kepada pengenalan yang benar akan diri-Nya dan Dia akan memakai umat-Nya menjadi alat di tangan-Nya. Maukah kita? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap kita dalam menghapi tantangan dan kesulitan? (2) Pelajaran apa yang Anda dapatkan dari kitab Zefanya tersebut? Berdoalah bagi para misionaris yang ada di berbagai daerah dan pelosok, agar mereka diberikan kekuatan untuk memberitakan Injil Tuhan. Doakan pula untuk lembaga yang mengutus mereka.
SABTU
26
DESEMBER 2015
“Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.” (Hagai 1:8)
Bacaan hari ini: Hagai 1:1-11 Bacaan setahun: Hagai 1-2
BANGUNLAH RUMAH TUHAN
P
ernahkah Anda mengalami kehidupan yang stagnan? Bekerja namun tidak merasa puas, berlelah-lelah namun penghasilan tidak cukup, menabung namun tidak pernah terkumpul banyak, dan makan tetapi tidak merasakan kenikmatan. Orang Israel dalam masa pelayanan nabi Hagai mengalami hal tersebut. Mereka menabur banyak, tapi membawa pulang hasil sedikit; mereka makan, tapi tidak sampai kenyang; mereka minum, tapi tidak sampai puas; mereka berpakaian, tapi badan mereka tidak sampai panas; dan mereka bekerja, tapi tidak bisa menabung (ay. 6). Kehidupan semacam ini adalah kehidupan yang meresahkan dan tidak menyenangkan. Hal ini Tuhan izinkan dialami oleh umat-Nya, karena umat-Nya melakukan sebuah kesalahan kepada Tuhan. Pada masa itu, orang Israel telah kembali dari pembuangan dan menjalani kehidupan baru di tanah Israel. Mereka harus membersihkan reruntuhan kota yang berserakan, mereka harus mendirikan rumah, mengisi rumah dengan perabot dan bekerja mengolah tanah untuk penghidupan mereka. Namun ternyata kesibukan mereka itu membuat mereka lupa untuk memperhatikan bait Allah. Situasi kehidupan mereka yang belum mapan membuat mereka berkata: “Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” (ay. 2). Mereka hanya sibuk dengan urusan pribadi yang hanya berujung kepada stagnasi di dalam kehidupan. Tuhan berfirman dan menjelaskan bahwa stagnasi itu terjadi karena umat tidak peduli dengan pembangunan rumah Tuhan (ay. 9). Kunci mereka untuk lepas dari kehidupan yang stagnan tersebut adalah dengan membangun kembali rumah Tuhan (ay. 8). Jika umat mau taat, Ia berjanji akan menyatakan kemuliaan-Nya dan tidak akan menahan berkat bagi tanah dan pekerjaan mereka (ay. 8, 10-11). Melalui peristiwa ini, bangsa Israel diingatkan bahwa mereka tidak boleh hanya sibuk dengan urusan pribadi dan melupakan pekerjaan Tuhan di rumah-Nya. Bagiamana dengan Anda? Kiranya kita boleh mengerti kehendak Tuhan dan menikmati berkat-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apakah Anda memberi prioritas bagi pekerjaan Tuhan di rumah-Nya? (2) Tanyalah kepada Tuhan, apa yang Ia mau untuk Anda kerjakan bagi gereja Anda. Berdoalah agar Tuhan mengubah hati kita dan hati setiap anggota keluarga kita yang kurang peduli kepada pekerjaan Tuhan supaya diberi hati yang peduli dan mau berbagian dalam pekerjaan Tuhan di rumah-Nya.
MINGGU
27
“Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.” DESEMBER 2015 (Zakharia 3:1)
Bacaan hari ini: Zakharia 3:1-10 Bacaan setahun: Zakharia 1-4
PENDOSA DI TAKHTA PENGADILAN ALLAH
A
pakah Anda pernah datang ke pengadilan? Satu hari nanti kita semua akan dibawa ke tempat tersebut. Tempat itu mungkin menjadi tempat yang mengerikan, menakutkan, membuat lutut kita gemetar, karena tempat itu bukan pengadilan biasa, melainkan takhta pengadilan Allah. Di sana, Allah akan menjadi hakim atas kita, para pendosa. Dia memegang palu dan akan menjatuhkan hukuman atau pembebasan. Suasana seperti inilah yang digambarkan dalam penglihatan keempat nabi Zakharia. Dalam penglihatan ini, imam besar Yosua anak Yozadak (2Raj.25:18; 1Taw.6:40-41) dibawa ke takhta pengadilan Allah untuk diadili. Ia menjadi terdakwa dan Iblis seorang pendakwa sesuai dengan sifatnya (ay. 1). Apa yang dituduhkan Iblis kepada Yosua semuanya benar. Yosua benar-benar seorang yang menanggung dosa seluruh umat Israel yang digambarkan dengan pakaian yang kotor (ay. 3). Di takhta pengadilan Allah, imam besar Yosua tidak memiliki kepastian akan adanya pengacara yang membela. Beginilah apa yang akan kita alami suatu hari kelak, kita para pendosa akan diadili dan kita tidak memiliki jaminan akan adanya seorang pembela. Sebanyak apapun harta yang kita miliki, kita tidak bisa membayar untuk menghadirkan seorang pengacara dalam pengadilan tersebut. Namun di dalam penglihatan tersebut, Yosua dibela oleh Tuhan. Dalam waktu yang sama, Tuhan juga menjadi hakim sekaligus pengacara/pembela bagi Yosua. Ia menyuruh malaikat-Nya untuk menanggalkan pakaian Yosua yang kotor, mengenakan kepada-Nya pakaian pesta (ay. 4) dan serban tahir (ay. 5), yang menjadi simbol penghapusan dosa dan pelanggarannya. Tuhan menghapuskan kesalahan Yosua sebagaimana Tuhan juga akan menghapuskan dosa kita. Kita memang tidak akan pernah bisa membayar supaya kita dibebaskan, tapi oleh kasih karunia dan kemurahan Allah, kita dibebaskan dari hukuman kekal. Yang perlu kita lakukan adalah percaya kepada Sang Tunas, yaitu Yesus Kristus yang dijanjikan Allah (ay. 8) karena Dialah jalan supaya kita dapat datang kepada Bapa (ay. 7; bdk. Yoh. 14:6). STUDI PRIBADI: (1) Sudahkah Anda siap untuk menghadapi takhta pengadilan Allah? (2) Kapan terakhir kita mensyukuri karya keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Bersyukurlah untuk karya keselamatan oleh Tuhan Yesus bagi kita, umat kepunyaan-Nya, sehingga kita para pendosa ini dibebaskan ketika kita diadili di takhta pengadilan Allah.
SENIN
28
DESEMBER 2015
“Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa…” (Zakharia 7:14)
Bacaan hari ini: Zakharia 7:1-14 Bacaan setahun: Zakharia 5-8
IBADAH YANG BERKENAN
K
ota Betel adalah kota penting dalam sejarah agama Israel. Di tempat itulah, Abraham membangun mezbah, ketika ia memasuki Kanaan. Yakub, cucu Abraham, membangun mezbah di Betel setelah Allah menampakkan diri kepadanya di sana. Tabut Perjanjian pernah disimpan di Betel selama beberapa waktu. Umat dengan benar menyembah Allah di Betel sampai Yerobeam membangun dua patung lembu emas dan mereka mulai menyembah berhala di sana. Kemudian Betel dihancurkan selama pembuangan karena mereka telah menyimpang dari ketetapan-ketetapan TUHAN meskipun mereka menjalankan Ibadah dengan begitu ketat, tetapi kenyataannya mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan segala firman dan ketetapan-ketetapan TUHAN. Mereka menjalankan ibadah seperti ritual keagamaan karena hatinya jauh dari pada TUHAN. Maka pada saat penduduk Betel menanyakan kepada Nabi Zakharia berkenaan dengan perihal berpuasa pada bulan ke 5 dan ke 7 setiap tahun selama dalam pembuangan, selama tujuh puluh tahun, apakah kebiasaan ini perlu diteruskan? Zakharia menasihati bahwa berpuasa tidak menggantikan ketaatan kita kepada hukum Taurat, kepada ketetapanketetapan TUHAN, sebab selama bertahun-tahun mereka berpuasa hanya dilakukan secara ritual saja seperti yang sering dilakukan sebelumnya. Zakahria memperingatkan umat, jika mereka tidak mau untuk hidup takut akan TUHAN dan dengan rendah hati menerima pangajaran firman TUHAN, mengasihi saudara-saudara seiman khususnya janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, serta tidak merancang kejahatan dalam hati, dan setia melakukan perintah-perintah-Nya, maka TUHAN akan membuang mereka. “Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalulalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi” (Za. 7:14). STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah memberikan hukuman kepada umat-Nya dengan menyerakkan mereka? (2) Apa yang Anda pelajari dari sikap Allah terhadap umat-Nya ini? Berdoalah bagi masyarakat yang telah tumbuh sebagai komunitas orang Kristen tradisional, agar mereka memiliki pertobatan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, dan bukan sekadar menjadi orang Kristen.
SELASA
29
DESEMBER 2015
“Aku berkemah dekat rumah-Ku sebagai pengawal …” (Zakharia 9:8)
Bacaan hari ini: Zakharia 9 Bacaan setahun: Zakharia 9-12
RANCANGAN ALLAH
R
ancangan Allah bagi milik kepunyaan-Nya adalah rancangan damai sejahtera. Terkadang kita sendiri tidak mampu melihat setiap rancangan TUHAN bagi hidup kita, tapi kita mampu dan tahu bahwa di dalam segala kesulitan, penderitaan dan tekanan hidup yang seolah-olah tidak ada jalan keluar, TUHAN senantiasa menyertai umat-Nya. Penyataan ini yang dialami bangsa Israel ketika mereka hidup dalam pembuangan. Selama di dalam pembuangan, bangsa Israel tidak mampu melihat penyertaan TUHAN, yang tidak hanya mampu membebaskan mereka dari perbudakan, tetapi lebih daripada itu tangan TUHAN sendiri yang akan membalaskan perbuatan bangsa-bangsa yang menjajah dan menindas umat-Nya. Pembalasan ada di tangan TUHAN, seperti yang tertulis di dalam ayat 1-7, seberapa kayanya, bijaksananya, dan hebatnya musuh-musuh-Nya, TUHAN sesungguhnya akan membuatnya miskin dan akan melontarkan kehebatan, kekuatan mereka ke dalam laut dan kota itu sendiri akan habis dimakan api sehingga musuh-musuh lain yang melihatnya menjadi TAKUT dan kebanggaan/harapan mereka lenyap/kandas, sebab penyertaan TUHAN tidak pernah terlelap/tertidur, “Aku berkemah dekat rumah-Ku sebagai pengawal terhadap mereka yang lalu-lalang; tidak akan ada lagi penindas mendatanginya, sebab sekarang Aku sendiri telah mengindahkannya” (ay. 8). Sangat luar biasa perlindungan TUHAN bagi setiap kita umat-Nya. Ia akan memulihkan keberadaan kita dua kali lipat dari sebelumnya sebab keselamatan ada di tangan TUHAN Allah. Maka benarlah firman Tuhan di dalam Mazmur 91:4, “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Marilah dalam penghujung tahun 2015 menuju tahun 2016, hendaknya kita, setiap umat-Nya, senantiasa hidup taat kepada semua ketetapan dan firman TUHAN yang memberikan kekuatan, pengharapan dan keselamatan. Hiduplah penuh kesetiaan, maka Tuhan yang memulihkan kita. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kasih setia Tuhan terhadap umat-Nya? (2) Mengapa Tuhan menuntut kesetiaan dan ketaatan umat-Nya akan firman-Nya? Jelaskan! Berdoalah secara pribadi untuk memohon penyertaan Tuhan memasuki tahun yang baru 2016 dan berkomitmenlah untuk setia kepada-Nya dengan taat akan firman-Nya.
RABU
30
DESEMBER 2015
“Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.” (Zakharia 13:1)
Bacaan hari ini: Zakharia 13-14 Bacaan setahun: Zakharia 13-14
PENGAMPUNAN TUHAN YANG AJAIB
K
itab Zakharia merupakan salah satu kitab yang banyak menubuatkan tentang kedatangan Mesias dan karya-Nya. Dalam pasal 13 ini kita melihat ada beberapa hal: 1. Pengampunan kekal yang diberikan oleh Mesias (Yesus Kristus). Salah satu tema yang menghubungkan seluruh Alkitab menjadi satu adalah “Pengampunan,” yang didapatkan dalam anugerah Tuhan. PengampunanNya diumpamakan sumber mata air yang terus mengalir, sebagaimana Tuhan Yesus janjikan pada wanita Samaria, bahwa barang siapa meminum air hidup yang diberikan oleh-Nya, maka ia tidak akan haus lagi (Yoh. 4:14). Kita harus bersyukur untuk keajaiban kasih karunia pengampunan Tuhan berikan kepada kita, dan terus berlangsung seumur hidup kita, mari kita segera berbalik kepada-Nya. 2. Pengampunan yang kekal dapat diberikan Tuhan Yesus karena pengorbanan yang mahal, yaitu tubuh-Nya sebagai korban persembahan. Zakharia 13:7, “Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!” demikianlah firman TUHAN semesta alam. “Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tangan-Ku terhadap yang lemah.” Melalui Zakharia, Tuhan sudah melukiskan malam di mana Tuhan Yesus dijual, yaitu Yudas membawa orang-orang pengikut dari Imam-imam Bait Allah dengan lengkap senjata, mereka bertindak kasar terhadap Tuhan Yesus, sehingga murid-murid menjadi ketakutan dan tercerai-berai. Kita harus senantiasa ingat pengorbanan Tuhan yang luar biasa ini. 3. Zakharia juga menubuatkan bahwa, orang Yahudi yang mau percaya dan menerima kabar Injil, hanya sedikit. Sepertiga adalah sebuah gambaran yang sedikit dari sebuah keseluruhan, dan lebih kecil dari bagian dua pertiga yang merupakan bagian yang lebih banyak. Memang Injil mulamula tidak diterima oleh seluruh orang Yahudi, hanya orang-orang miskin, tidak terdidik, golongan yang lemah seperti janda dan yatim, mereka adalah orang-orang minoritas yang menerima anugerah Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana racangan agung Tuhan tentang keselamatan dalam Kitab Zakharia? (2) Bagaimana pendapat Anda tentang karya keselamatan Tuhan tersebut? Berdoalah bagi jiwa-jiwa yang belum mengenal Injil, kabar keselamatan, dari Tuhan. Berdoalah untuk bertumbuhnya badan dan tenaga misi, baik di dunia internasional maupun di Indonesia.
KAMIS
31
“… Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.” (Maleakhi 3:3) DESEMBER 2015
Bacaan hari ini: Maleakhi 3:1-5 Bacaan setahun: Maleakhi 1-4
SETIA DALAM PENANTIAN
H
idup dalam penantian memang tidak enak. Di zaman nabi Maleakhi, orang Yahudi sudah kembali dari pembuangan sekitar 100 tahun, mereka menantikan kebangunan bangsa, seperti kejayaan pada masa Daud, namun tidak terjadi. Yang ada pada mereka hanya sebuah kota tua yang terbangun temboknya saja, kotanya masih sepi dan rawan dengan serangan musuh. Dan Bait Suci, hanya berfungsi sebagai tempat upacara ritual, keadaan Bait Suci yang kedua ini sangat tidak sebanding dengan Bait Suci pertama yang dibangun Salomo dengan megah. Rakyat terus berharap, kapan Mesias akan datang, dan kapan ada kebangunan serta mendapatkan kembali kejayaan semasa Daud. Sudah berlangsung selama 100 tahun, tidak ada perubahan apa-apa, mereka tetap saja miskin, terbelakang, menjadi bahan olokan bangsa sekitarnya, dan masih menjadi negara bagian dari kekaisaran Media Persia, di mana mereka harus tunduk dan membayar pajak. Mereka bukan siapa-siapa! Dalam masa kegelapan ini, umat Tuhan tidak sanggup berdiri tegak di tengah-tengah kebenaran iman yang mereka yakini; seluruh bangsa hidup menyeleweng dari hadapan Tuhan. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, namun secara rohaniah, mereka mengingkari kekuatannya. Baik dari para pemimpin (Imam) maupun seluruh rakyat juga mengikutinya. Mereka memberikan persembahan, namun persembahan yang cemar (binatang yang cacat, timpang dan sakit), dan Imam orang Lewi tidak jujur mengajarkan kebenaran Firman Tuhan. Maka tidak heran, rakyat pun mengikuti perbuatan serong para pemimpin mereka, mereka tidak memberikan persembahan perpuluhan seperti telah diperintahkan di dalam hukum Taurat, dan mereka mulai kawin campur dengan bangsabangsa asing sebagaimana dilarang di dalam hukum Taurat pula. Tuhan mengadakan penghukuman terhadap ketidaksetiaan mereka. Bagaimana dengan kita hari ini? Kita hidup dalam masa menantian akan penggenapan janji Tuhan Yesus datang kedua kali. Janganlah hidup dalam dosa, tetapi jadilah SETIA kepada-Nya! STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menyebabkan bangsa Israel memasuki masa kegelapan dan hidup jauh dari Tuhan? (2) Bagaimana seharusnya sikap dalam menantikan janji Tuhan? Berdoalah bagi jemaat yang sedang menghadapi cobaan, agar mereka tetap setia kepada Tuhan dan berpegang teguh pada firman Tuhan, sehingga mereka boleh hidup berkemenangan.
“Tuhan itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.” (Nahum 1:7)