SKRIPSI ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, RETURN, FREKUENSI PERDAGANGAN, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT PERIODE 2004 - 2008
Oleh Siti Chadijah NIM: 106081002498
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
xii
ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, RETURN SAHAM, FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh SITI CHADIJAH NIM: 106081002498
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.Ahmad Rodoni NIP.19690203 200112 1 003
Indoyama Nasaruddin,SE.,MAB. NIP.19741127 200112 1 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M
xii
Hari ini Senin Tanggal 08 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Siti Chadijah NIM: 106081002498 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, FREKUENSI PERDAGANGAN, RETURN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Maret 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indo Yama Nasaruddin,. SE., MAB Ketua
Arief Mufraini,. Lc., MSi Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
xii
Ujian Komprehensif atas nama Siti Chadijah NIM: 106081002498 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, FREKUENSI PERDAGANGAN, RETURN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Maret 2010 Tim Penguji Skripsi Ketua
Sekretaris
Prof.Dr.Ahmad Rodoni
Indoyama Nasaruddin,SE.,MAB.
NIP.19690203 200112 1 003
NIP.19741127 200112 1 002
Penguji Ahli I
Penguji Ahli II
Hemmy Fauzan SE., MM Prof.Dr.abdul Hamid MS
NIP. 19760822 200701 1 0014
NIP.19570617 198503 1 002
xii
SURAT PERNYATAAN Nama Mahasiswa NIM Jurusan
: Siti Chadijah : 106081002498 : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analsis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya
Jakarta, 10 April 2010
Siti Chadijah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
I.
Identitas Pribadi 1. 2. 3. 4. 5.
II. Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. SI III. Pengalaman Organisasi 1. Ma’had Al-Awwabin 2. SLTPI Al-Awwabi 3. KOMDA FEIS IV. Latar Belakang keluarga 1. Ayah 2. Tempat dan Tgl Lahir 3. Alamat 4. 5. 6. 7.
Telepon Ibu Tempat dan Tgl Lahir Alamat
8. Telepon
Nama : Siti Chadijah Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 28 Feb 1989 Alamat : Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok Bambu Jakarta Timur Telepon : 0856-7674997 Anak ke dari : 1 dari 3 bersaudara
: SDN 08 PG Jakarta Timur : SLTPI Al-Awwabin Bedahan-Sawangan Bogor : MA Al-Falah Klender- Jakarta Timur : UIN Syarif Hadayatullah Jakarta
: Koordinator Div. Ibadah (“ubudyah) Div. Tarbiyah : Div. Kesenian : Sekretaris II
: H. Abd. Rachim : Lamongan, 14 Agustus 1963 : Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok Bambu Jakarta Timur : 081330173560 : Hj. Musbiatin : Lamongan, 25 Juni 1970 : Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok Bambu Jakarta Timur : 02192095165
xii
ABSTRACT The objective of this research is to test the impact stock price, stock trading volume, stock trading frequency, stock return and stock price volatility toword bid ask spread. Using sampling of company doing stock split 2004 until 2008 period. The compilation of data is done in Jakarta Stock Exchange (Capital Market Reference Centre/PRPM). The analysis is done with multiple linear regresion method and Paired Sample T-Test The result of the test by parsial show that there are three varaibles that has significant influence toword bid ask spread. Those are stock price variable, stock trading frequency and stock price volatility. And by simultan the variables having and effect significantly toword bid ask spread According to the result of the test use Paired Sample T-Test show that has different significant among bid ask spread company before and after stock split excution. Key word: Stock Split, Bid Ask Spread, Stock Price, Stock Trading Frequency, Stock Price Volatility, Multiple Linear Regression.
xii
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, return saham, frekuensi perdagangan saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008. Data yang diperoleh bersumber dari Bursa Efek Indonesia pada PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal). Analisis ini menggunakan metode regresi linier berganda dan uji beda Wilcoxon Rank Test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread yaitu variabel harga saham, frekuensi perdagangan saham, dan volatilitas harga saham. Dan secara simultan menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji beda Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread perusahaan sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. Kata kunci: Stock split, bid ask spread, harga saham, frekuensi perdagangan saham, voaltilitas harga saham dan analisis regresi linier berganda.
xii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis mencoba untuk mencari bukti empiris bagaimanakah pengaruh dari harga, volume, return, frekuensi, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread. Dan bagaimana perbedaan antara bid ask spread sebelum melakukan stock split dan sesudah melakukan stock split. Atas dasar itulah maka disusun skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, RETURN, FREKUENSI PERDAGANGAN, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT” dengan periode penelitian 2004-2008. Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bimbingan, pengarahan serta bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE,. MAB, selaku ketua Jurusan Program Prodi Manajemen Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabarnnya dalam membantu penyusunan skripsi ini. . 3. Bapak. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya, serta seluruh staf akademik, jurusan, kasubag keuangan dan perpus terima kasih. 5. Kedua orang tuaku… yang telah sabar dalam mengasuh, membimbing, dan memberikan motivasi baik secara materil dan spiritual kepada anak mereka yang manja ini…. Terima kasih pula kepadaseluruh
keluargaku…. Yang telah memberikan dorongan agar penulis cepat
menyelesaikan skripsi ini. xii
6. Sahabat-sahabatku tercinta.. Eni, K’may, Yuli, Uwi, Tria, Uni, Siska, Tina, Kiki, Aci, Rita, Zahra, Zie, Rifan, Ijank, Suyuthi, Sofyan, Riza, Yudi, Arul, Titis, Fattah, Vicky, Jamil, Ujang, Muslim, Warjito, Radi, Supriyadi, Intan, Isty, Nana, dll…. Yang telah mengisi hidupku selama kuliah di UIN… Khususnya Eni, Uwi, Zahra, Yuli, Jamil, Ijank Dan Aci, Tria,,,, terima kasih atas kesediannya mengantar aku mencari data, menemani di kozan saat siti sendiri untuk menyusun skripsi.. Harapan besar bagi penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehubungan dengan keterbatasan yang dimiliki penulis, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 5 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan ................................................................................................. i Daftar Riwayat Hidup . ....................................................................................... ii Abstract . ........................................................................................................... iii Abstrak ............................................................................................................. iv Kata Pengantar ................................................................................................... v Daftar Isi .......................................................................................................... vii Daftar Tabel ...................................................................................................... ix Daftar Gambar .................................................................................................. xi Daftar Lampiran ............................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................. 1 A. Latar Belakang. ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah.................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian. ...................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian...................................................................... 11 xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .................................................................... 13 A. Teori. ......................................................................................... 13 B. Penelitian Terdahulu................................................................... 44 C. Kerangka Pemikiran. .................................................................. 50 D. Hipotesis. ................................................................................... 51 BAB III METODE PENELITIAN. ................................................................ 52 A. Ruang Lingkup Penelitian. ......................................................... 52 B. Metode Penetuan Sampel. .......................................................... 53 C. Metode Pengumpulan Data......................................................... 55 D. Metode Analisis. ........................................................................ 56 E. Dasar PengambilanKeputusan ................................................... 65 F. Operasional Variabel Penelitian.................................................. 67 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 71 A. Perusahaan Yang Melakukan Stock Split ................................... 71 B. Analisis Deskriptif ..................................................................... 83 C. Analisis Asumsi Klasik ............................................................. 88 1. Uji Normalitas ...................................................................... 88 2. Uji Multikolinearitas ............................................................. 93 3. Uji Autokorelasi ................................................................... 94 4. Uji Heterokesdastisitas .......................................................... 95 D. Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 96 E. Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial ........................... 96 F. Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan ........................ 99 G. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 100 H. Uji Beda Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Stock Split
101
I. Interpretasi ............................................................................... 103 BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 106 A. Kesimpulan ............................................................................. 106 B. Implikasi ................................................................................. 107 C. Saran ....................................................................................... 107 Daftar Pustaka ................................................................................................ 108 Lampiran ......................................................................................................... xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Hal
3.1
Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split
xii
3.2
Daftar Emiten yang temasuk dalam sampel penelitian
xii
3.3
Perhitungan Jumlah Sampel
55
4.1
Rata-rata Bid Ask Spread Emiten Sebelum Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.2
Rata-rata Bid Ask Spread Emiten Setelah Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.3
Rata-rata Harga Saham Emiten Sebelum Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.4
Rata-rata Harga Saham Emiten Setelah Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.5
Rata-rata Volume Perdagangan Saham Emiten Sebelum
xii
Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.6
Rata-rata Volume Perdagangan Saham Emiten Setelah
xii
Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.7
Rata-rata Return Saham Emiten Sebelum Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.8
Rata-rata Return Saham Emiten Setelah Melakukan Stock
xii
Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.9
Rata-rata Frekuensi Perdagangan Saham Emiten Sebelum
xii
xii
Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.10
Rata-rata Frekuensi Perdagangan Saham Emiten Setelah
xii
Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.11
Rata-rata Volatilitas Harga Saham Emiten Sebelum
xii
Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.12
Rata-rata Volatilitas Harga Saham Emiten Setelah Melakukan
xii
Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi 4.14
Nilai Z skewness dan Z kurtosis
88
4.28
Normalitas Data Paired Sample T-Test Dengan Kolmogorov-
xii
Smirnov 4.29
Output Paired Sample T-Test
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Keterangan
Gambar
Hal
4.16
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
xii
4.17
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram Setelah di Ln
91
kan 4.18
Hasil Uji Normalitas dengan P-P Plot of Regression
92
4.26
Normalitas Data Paired Sample T-Test Dengan Grafik
xii
Histogram 4.27
Normalitas data Paired Sample T-Test Dengan Grafik Setelah
xii
Transform
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 4.13
Keterangan Hasil Uji Normalitas Data dengan Menggunakan
Lampiran xii
skewness-Kurtosis 4.15
Hasil Uji Normalitas data Dengan Menggunakan Non Par
xii
Kolmogorov-Smirnov 4.19
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
92
4.20
Hasil Uji untuk Multikolinearitas (Tabel Coefficients dan
94
Coefficient Correlation) 4.21
Hasil Uji untuk Outokorelasi
94
4.22
Uji Heterokesdastisitas dengan Grafik Scatter Plot
95
4.23
Uji Koefisien Determinasi
96
4.24
Hasil Uji Secara Parsial
96
4.25
Hasil Uji Secara Simultan
99
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga saham suatu perusahaan di pasar akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, perdagangan saham di pasar modal akan mengikuti kaidah ekonomi mengenai permintaan dan penawaran. Jika harga saham rendah maka permintaan akan meningkat. Sebaliknya, jika harga saham tinggi maka permintaan akan berkurang. (Muh. Yosep, 2005) Harga saham memiliki trend yang terus meningkat (bullish), perusahaan-perusahaan harus menghadapi salah satu masalah yaitu terlalu tingginya harga saham. Untuk itu, banyak perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split). Stock split merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk menata kembali harga sahamnya, sehingga stock split merupakan alat yang penting dalam pasar modal. (Siera, Juwenda, 2007) Sepanjang Bulan Januari sampai dengan Desember tahun 1996, stock split menjadi perilaku emiten yang sangat populer karena banyaknya emiten yang berlomba-lomba melakukan stock split. Jumlah emiten yang melakukan stock split terus membesar. Jika dalam periode Januari – Juli 1996, jumlah emiten yang melakukan stock split paling banyak hanya empat emiten perbulan, maka pada kurun waktu Agustus sampai dengan Desember jumlah itu menjadi dua kali lipat. Tepatnya setiap bulan paling sedikit ada delapan emiten yang melakukan stock split. (PT. BEI, Statistika BEI Tahun 1996). Peristiwa ini terulang kembali pada tahun 2004, jumlah emiten yang melakukan stock split mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik yang disajikan pada gambar 1.1.
xii
Berikut akan disajikan gambar 1.1 yang menunjukkan jumlah perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split dan reverse stock split selama periode tahun 2002-2008. Pada tahun 2002, pasar modal sudah cukup stabil dari berbagai peristiwa politik dan gejala sosial yang terjadi. Karena itu, fluktuasi penggunaan kebijakan stock split pada emiten yang dimulai pada tahun 2002 sampai dengan 2008 dapat menggambarkan seberapa populer kebijakan stock split dimata emiten dengan liquidity hipothesis dan signaling hipothesis.
Tetapi dalam hal ini
penulis hanya membahas mengenai stock split.
12 10 8 6
stock split
4
reverse stock split
2
Sumber: Indinesia Capital Market Dictionari 2008 0 02
03
04
05
06
07
08
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Emiten yang Melakukan Stock Split dan Reverse Stock Split
Stock split merupakan kebijakan para emiten (perusahaan yang go public) untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar karena harga saham terlalu tinggi (over valued). Dampak dari stock split adalah harga saham menjadi under valued karena peningkatan jumlah lembar saham yang berlipat ganda. Sebenarnya para emiten berharap stock split akan diikuti oleh reaksi positif dari pasar yakni meningkatnya kembali minat beli (bid order) para investor. Naiknya bid order akan membuat harga saham emiten yang awalnya under valued akan meningkat kembali beberapa hari setelah pengumuman stock split. Namun kadang-kadang stock split juga tidak menimbulkan reaksi negatif pasar. Hal ini terjadi karena pasar (investor) menilai kebijakan stock split suatu emiten kurang mencerminkan prospek yang positif di masa depan. (Susanti dkk, 2005).
xii
Menurut (Purwo Adi Wibowo, 2005) teori utama yang mendominasi kajian stock split adalah: Signaling Theory dan Trading Theory. Signaling hipotesis menyatakan bahwa terdapat sinyal yang dapat ditangkap oleh investor dalam informasi yang dipublikasikan di pasar, dalam hal ini stock split. Ahmad Rifa’i dan Rudi Handoko (2005) beragumentasi bahwa pasar bereaksi positif terhadap stock split, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham merupakan sinyal akan adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk kenaikan dividen, dan reaksi positif ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan dividen. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan menyampaikan prospek perusahaan yang baik di masa depan kepada publik yang belum mengetahuinya. Stock split merupakan upaya untuk menarik perhatian investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus. Stock split memerlukan biaya, karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus yang mampu melakukannya. Jika kondisinya tidak bagus, maka perusahaan tidak akan melakukan stock split. (Purwo Adi, 2005). Likuidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham akan lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat. (Ahmad Rifa’i dan Rudi Handodko, 2005). Likuidity hypothesis memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Dengan adanya stock split, harga saham akan turun sehingga akan banyak investor yang mampu bertransaksi. (Purwo Adi, 2005). Hasil penelitian mengenai pengaruh stock split yang dilakukan oleh Wang Sutrisno (2000) pada periode Juli 1995-Juli 1997, menghasilkan bahwa aktivitas split mempunyai
xii
pengaruh negatif yang signifikan terhadap likuiditas saham ditandai dengan semakin besarnya persentase spread secara keseluruhan baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Namun spread tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai portofolio. Penelitian Ade Wirman (2002) menunjukkan bahwa stock split mempunyai pengaruh terhadap likuiditas saham di pasar modal. Namun, stock split bukan alternatif yang tepat dalam meningkatkan likuiditas saham perusahaan. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar perusahaan yang melakukan stock split, likuiditas saham, perusahaan justru menurun jika dibandingkan antara sebelum stock split. Investor di pasar modal akan selalu berusaha mencari keuntungan yang sebesarbesarnya. Keuntungan investor berasal dari dividen dan capital gain. Investor di pasar modal akan berusaha menjual pada harga yang tinggi dan membeli pada harga yang rendah. Bid ask spread merupakan selisih antara harga beli tertinggi yang investor bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang investor bersedia jual. Pelaku saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Pengetahuan tentang bid-ask spread sangat perlu bagi investor terutama yang mengharapkan memperoleh capital gain, karena hal ini dipandang sebagai salah satu komponen biaya dalam perdagangan saham. (Sri Dwi Ambarwati, 2008). Penelitian Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999) dalam Susanti, dkk (2005) menyimpulkan bahwa stock split berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham relatif. Harga pasar saham sesudah stock split yang diharapkan naik justru menurun. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan stock split akan merugikan para investor. Penelitian Susanti, M. F Arozzy dan I. R. Setyawan (2005) mengenai pengaruh harga, volume perdagangan, dan volatilitas harga saham pada bid-ask spread perusahaan yang melakukan stock split, dengan variabel independen harga saham, volume perdagangan saham,
xii
dan volatilitas harga saham dengan variabel dependen bid ask spread, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata harga saham, rata-rata trading volume, dan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split. Dan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara spread sebelum dan sesudah stock split. Kemudian terdapat pengaruh yang signifikan antara harga saham dan volume perdagangan terhadap spread. Tetapi volatilitas harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap spread. Magdalena Nany (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earning dan volume perdagangan saham terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji beda Paired Sample T Test jika data terdistribusi normal jika tidak normal maka menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini yaitu harga saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik pra maupun pasca pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news. Harga saham dan varian return saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik sebelum maupun pasca pengumuman laporan keuangan sebelum dan sesudah stock split. Tidak terdapat perbedaan antara bid ask spread pra dan pasca pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun kondisi bad news. Hal ini menunjukkan bahwa biaya informasi yang dibutuhkan sebelum pengumuman laporan keuangan sama dengan biaya informasi yang dibutuhkan setelah pengumuman laporan keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwo Adi Wibowo (2005) mengenai analisis perbedaan variabel keuntungan saham, aktivitas perdagangan saham, dan bid ask spread sebelum dan sesudah stock split yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Security Return Variability (SRV) antara periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split. Variabel dalam penelitian ini adalah variabilitas keuntungan saham, aktivitas perdagangan saham, dan bid ask spread. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan security return variability (SRV) dan bid-ask spread antara
xii
periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split. Dan terdapat perbedaan trading volume activity (TVA) antara periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irwan Adi dan Okta Zuriani (2006) mengenai Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta menyatakan bahwa stock split meningkatkan likuiditas dua dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, dan tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Sebaliknya, stock split memperburuk likuiditas tiga dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, namun tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Walaupun secara empiris terdapat pro dan kontra tentang pengaruh stock split, tetapi secara teoritis stock split dapat mempengaruhi likuiditas saham. Teori tersebut tertuang dalam Signaling Theory dan Liquidity Hypotheses atau Trading Range Theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Liquidity Hyphoteses atau Trading Range Theory ini didukung oleh adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan stock split pada sahamnya akan menambah daya tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham tersebut. Kondisi ini menyebabkan semakin bertambahnya jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah pemegang saham. Berdasarkan berbagai pandangan yang kontroversi mengenai stock split tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, Frekuensi Perdagangan Saham, Return Saham dan Volatilitas Harga Saham pada Bid Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split”. Perbedaan dari peneliti sebelumnya terletak pada variabel yang diteliti yaitu dengan menambah variabel return saham dan tahun penelitian yang lebih terbaru yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
xii
Alasan penulis menggunakan periode 2004-2008 adalah: 1. Pada tahun 2004 jumlah emiten yang melakukan stock split mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 2. Pada periode tersebut juga terjadi gejolak ekonomi seperti terjadi kenaikan harga BBM dan pada tahun 2007 telah terjadi krisis global. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah banyak perusahaan yang melakukan stock split sedangkan harga-harga pada waktu terjadinya krisis global anjlok (turun drastis) sehingga banyak investor yang memilih alternatif lain selain bermain di pasar modal contohnya seperti banyak masyarakat yang lebih memilih bermain di sektor riil. 3. Periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 dapat menggambarkan reaksi pasar terkini terkait dengan pengumuman stock split.
Alasan tersebut penulis pakai karena penulis ingin mengetahui apakah banyak perusahaan yang melakukan stock split dan bagaimana pengaruhnya terhadap bid ask spread perusahaan yang bersangkutan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya adalah: 1. Variabel yang dipakai berbeda yaitu dengan penambahan variabel return saham. 2. Periode penelitian yang masih up date sehingga dapat melukiskan reaksi pasar terkini yang berkaitan dengan adanya pengumuman stock split. 3. Penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan yang melakukan kebijakan
stock split tanpa adanya kebijakan-kebijakan lainnya sehingga dapat dilihat efek murni dari stock split tersebut. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dirumuskan pada penelitian ini adalah:
xii
1. Apakah terdapat pengaruh antara harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial dan simultan terhadap bid ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split? 2. Apakah terdapat perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial dan simultan terhadap bid ask spread perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split. 2. Menganalisis perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split. D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi penulis Dapat memperluas informasi serta menambah wawasan penulis dalam bidang pasar modal khususnya mengenai bid ask spread dan stock split. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang selama ini peneliti dapat dari mengikuti perkuliahan di jurusan manajemen keuangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan kebijakan stock split. Dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi dan penyedia informasi sehingga dalam melakukan perdagangan dan transaksi di bursa dapat menjadi pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar modal, khususnya terhadap suatu informasi yang beredar di bursa efek seperti informasi stock split.
xii
3. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan stock split dan keputusan investasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan atau kondisi harga saham di pasar modal terutama di Indonesia pada sebelum atau sesudah stock split. Sehingga perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pemikiran dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam hal kebijakan stock split. 4. Bagi penelitian selanjutnya Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan penelitian selanjutnya pada ilmu pengetahuan manajemen keuangan dan pasar modal khususnya mengenai bid ask spread. Selain itu sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan, khususnya yang ingin mendalami dan meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh stock split. 5. Bagi masyarakat Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai salah satu pengetahuan mengenai investasi pada pasar modal Indonesia, khususnya dengan memperhatikan pengaruh dari harga, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, return saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread.
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori
1.
Stock split Definisi stock split menurut Abdul Halim (2005:97) adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar sahamnya secara proporsional. Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga harga agar saham tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan. Dengan pemecahan saham, pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru yang memiliki nilai nominal lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa. Sedangkan menurut Irham & Yovi (2009: 106) stock split adalah peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemegang saham/investor sehubungan dengan pemecahan saham Abdul Halim (2005: 97): 1. Rasio pemecahan saham yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama. 2. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa. 3. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa. 4. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.
xii
5. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan efek/bank kustodian di KSEI. Zidny Rahmawati (2005:37) menyatakan bahwa stock split adalah pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham akan meningkat proposional dengan penurunan nilai nominal saham. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Purwo Adi Wibowo (2004;4) menyatakan bahwa stock split merupakan kebijakan perusahaan yang go publik (emiten) yang melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan faktor pemecah (split factor). Marwata (2001) definisi stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Harga per lembar saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Adapun menurut Brigham & Houston (2006), pemecahan saham adalah tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham beredar, seperti menggandakan jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya dia miliki. Perubahan jumlah saham yang beredar dibarengi dengan perubahan harga saham sehingga tidak mempengaruhi jumlah modal. Tujuan utama emiten melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Selain itu, untuk menempatkan saham dalam trading range yang optimal. Kebijakan stock split merupakan strategi untuk mempengaruhi transaksi saham tersebut di Bursa Efek. Harga awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan image mahal bagi investor sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Kemampuan investor untuk membeli saham juga menjadi berkurang. Kebijakan stock split akan menurunkan harga
xii
saham sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan transaksi, Robert Ang (1997) dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005). Dampak stock split yang meningkatkan transaksi sesuai dengan hasil penelitian Marwata (2001). Baker dan Gallagher (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999) mengadakan tanya jawab terhadap 100 CFO (Chief Financial Officer) perusahaan yang sahamnya terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE). Hasil survey tersebut adalah 94 CFO mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan stock split agar menarik investor melakukan transaksi perdagangan sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham. Daya tarik bagi investor karena stock split membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas. Penelitian Baker (1956) dan Lamoureux (1987) dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) menyimpulkan bahwa jumlah pemegang saham menjadi bertambah banyak setelah stock split. Kenaikan tersebut disebabkan oleh penurunan harga, volatilitas (pergerakan harga saham) menjadi bertambah besar sehingga menarik investor untuk memperbanyak jumlah yang dipegang (Indah, 2003) dalam Purwo Adi Wibowo (2005). (Copeland, Jeannet dan Mukhlasin, 2003) dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) menyatakan bahwa kebijakan stock split memerlukan biaya dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus yang dapat menanggung biaya tersebut. Kondisi inilah yang akan menyebabkan pasar bereaksi positif. Proses stock split dilakukan dengan cara menukarkan saham lama dengan saham baru yang memiliki nilai nominal berbeda. Penukaran ini dapat dilakukan di Biro Administrasi Efek yang ditunjuk emiten (Robert Ang, 1997 dalam penelitian Purwo Adi Wibowo, 2005). Menurut Abdul Halim (2005) terdapat dua jenis stock split:
• Pemecahan naik (Split Up atau sering disebut Stock split)
xii
Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3. • Pemecahan turun (Split Down atau sering disebut Revers Stock Split)
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 Dalam jurnal Usahawan pada penelitian Susanti (2005), New York Stock Exchange (NYSE) juga mengatur kebijakan mengenai stock split. NYSE membedakan stock split menjadi dua bagian yaitu: • Pemecahan saham sebagian
Pemecahan saham sebagian adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25% atau lebih tetapi kurang dari 100% dari jumlah saham beredar yang lama. • Pemecahan saham penuh
Pemecahan saham penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100% atau lebih dari jumlah saham yang beredar yang lama. 2.
Tujuan stock split Menurut Magdalena Nany (2005), pada umumnya perusahaan melakukan stock split untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat menarik minat investor dan saham perusahaan menjadi lebih likuid diperdagangkan di bursa saham. Tujuan umum yang diperoleh dari stock split adalah penurunan harga saham yang selanjutnya menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham lebih likuid diperdagangkan dan mengubah investor add lot menjadi round lot. Add lot adalah kondisi dimana investor membeli saham dibawah 500 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham minimal 500 lembar (1 lot).
xii
Sedangkan menurut Agus Setyanto (2006: 208) pemecahan saham (stock split) merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang ditentukan. Dan menurut Kamaruddin Ahmad (2004:196) stock split bertujuan untuk menurunkan harga saham sehingga dapat menarik investor dan memberikan keuntungan bagi para investor jika dividen yang dibayarkan lebih besar. Sedangkan menurut Irham & Yovi (2009;107) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu: 1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut. 2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham. 3. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut. 4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau. 5. Menambah jumlah saham yang beredar. 6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi. 7. Menerapkan diversifikasi investasi. 3.
Proses Stock Split Dalam Herrawati, Elly, 2007 proses stock split adalah: Corporate action (tindakan/aksi korporasi) merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga saham di pasar. Corporate action merupakan berita (seperti stock split) yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar modal khususnya para pemegang saham.
xii
Keputusan corporate action (dalam hal ini adalah stock split) harus disetujui dalam suatu rapat umum, baik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ataupun Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) , stock split akan dilakukan jika harga saham di pasar modal terlalu tinggi dan likuiditas perdagangannya rendah. Persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk berlakunya corporate action sesuai dengan peraturan yang ada di pasar modal. Tujuan dari corporate action adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan dan juga untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jika saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah, hal ini efektif dilakukan terhadap saham-saham yang harganya cukup tinggi. 4.
Pengaruh Stock Split Pengaruh stock split terhadap harga saham Pada umumnya stock split dilakukan setelah terjadi kenaikan harga saham. Menurut pandangan perusahaan, stock split tersebut diharapkan memberikan reaksi pasar positif terhadap stock price. Selama stock split, nilai nominal saham menjadi lebih rendah mengikuti split faktornya. Penurunan nilai nominal diharapkan akan diikuti dengan penurunan harga saham ketingkat perdagangan optimal. Fatmawati dan Asri (1999) dalam Susanti (2005) berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan melakukan stock split dengan maksud agar harga saham berada pada optimal trading range sehingga dapat meningkatkan likuiditas pemegang saham. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa sesudah stock split harga saham cenderung turun untuk kemudian naik kembali.
Menurut Brigham & Houston, 2006 Pengaruh stock split pada harga saham:
xii
• Rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak
berapa lama setelah
perusahaan mengumumkan stock split. • Jika sebuah perusahaan mengumumkan adanya pemecahan saham, harga sahamnya cenderung akan naik. Namun jika selama beberapa bulan ke depan perusahaan tidak mengumumkan adanya kenaikan laba, maka harga sahamnya akan kembali jatuh ketingkat sebelumnya. • Kenaikan harga
lebih disebabkan oleh adanya
fakta bahwa para investor
memperlakukan pemecahan saham sebagai suatu pertanda adanya laba masa depan yang lebih tinggi daripada adanya keinginan untuk pemecahan saham. Karena yang cenderung akan memecahkan saham adalah manajemen yang berfikiran keadaan terlihat baik, maka pengumuman akan adanya pemecahan saham dianggap sebagai suatu tanda bahwa laba kemungkinan besar akan naik. Jadi, kenaikan harga yang dikaitkan dengan pemecahan saham kemungkinan merupakan akibat dari sinyal-sinyal akan adanya prospek laba dan dividen yang menguntungkan, dan bukannya karena minat atas pemecahan saham itu sendiri. • Komisi pialang biasanya secara persentase dibebankan lebih tinggi pada saham-saham yang berharga rendah. Hal ini artinya memperjualbelikan saham-saham berharga rendah ternyata lebih mahal daripada saham-saham berharga tinggi, dan hal ini selanjutnya memiliki arti bahwa pemecahan saham dapat mengurangi likuiditas saham sebuah perusahaan. Bukti ini menunjukkan bahwa pemecahan saham pada kenyataannya dapat berbahaya meskipun harga yang lebih rendah memang berarti lebih banyak investor yang mampu membeli lot lengkap (100 lembar saham) yang menanggung biaya komisi yang lebih rendah daripada lot ganjil (kurang dari 100 lembar saham). Pengaruh stock split terhadap volume perdagangan Stock split dapat mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah pemegang saham yang dalam hal ini adalah semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena jika
xii
harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah) maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga volume perdagangannya pun akan meningkat karena saham tersebut aktif diperdagangkan. (Susanti et. al 2005). Pengaruh stock split terhadap frekuensi perdagangan saham Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan melakukan stock split maka harga saham relatif rendah sehingga transaksi jual beli yang terjadi pada saham yang bersangkutanpun akan meningkat. Dengan frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut diminati investor atau tidak (Margaretha Harsono, 2003:179).
Pengaruh stock split terhadap return saham Dalam penelitian Fatmawati dan Asri (1999) ditemukan bahwa sesudah stock split harga saham cenderung turun untuk kemudian naik kembali. Sehingga saham yang diperdagangkanpun akan semakin likuid dan diminati oleh para investor. Dengan adanya kenaikan harga saham tersebut maka akan diikuti dengan kenaikan return saham. Hal ini juga menjadi salah satu alasan investor tertarik dengan saham tersebut yang melakukan stock split. Pengaruh stock split terhadap volatilitas harga saham Menurut Dravis dalam Susanti (2005) terjadinya peningkatan volatilitas harga saham setelah adanya stock split dapat diakibatkan adanya price discretness dan prosentase bid ask spread untuk saham yang bernilai rendah. Lamourex dan Poon dalam Susanti (2005) berpendapat bahwa stock split mengakibatkan kenaikan jumlah transaksi dan saham yang diperdagangkan dimana volatilitas harga saham kemudian meningkat. 5.
Teori Pendukung Stock Split Dua teori utama yang mendominasi kajian stock split adalah Signalling Theory dan Trading Range Theory.
xii
a) Trading Range Theory Trading Range Theory memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk menata
kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah
dibandingkan sebelumnya. Hal ini diharapkan semakin banyak partisipan pasar yang akan terlibat dalam perdagangan. Dengan adanya stock split, harga saham akan turun sehingga akan banyak investor yang mampu bertransaksi (Ikenberry et.al, 1996 dalam Purwo Adi Wibowo 2005). Trading Range Theory atau Liquidity Hypotheses menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal. Di mana selanjutnya nilai nominal saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham. Tujuan dari pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan daya beli investor sehingga akan tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham yang bersangkutan. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham. Likuidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham akan lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat. (Ahmad Rifa’i dan Rudi Handodko, 2005).
b) Signaling Theory Dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) Signalling Theory merupakan penjelasan dari asimetri (ketidaksetaraan) informasi. Terjadinya asimetri informasi
xii
disebabkan karena pihak manajemen mempunyai informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi perlu diminimalisir, dengan menginformasikan secara lengkap dan transparan kepada pihak luar mengenai kinerja dan prospek perusahaan. Ahmad Rifa’i dan Rudi Handoko (2005) beragumentasi bahwa pasar bereaksi positif terhadap stock split, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham merupakan sinyal akan adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk kenaikan dividen, dan reaksi positif ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan dividen. Asimetri
informasi
akan
terjadi
jika
manajemen
tidak
secara
penuh
menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di pasar. Informasi kebijakan stock split yang diungkapkan kepada pihak luar pada umumnya akan direspon sebagai suatu sinyal terhadap adanya kejadian tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini tercermin dari perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Purwo Adi Wibowo, 2005). Pada penelitian Susanti, et. al, 2005 menyatakan bahwa pengumuman stock split juga merupakan sinyal bahwa earning dan cash dividen akan meningkat. Peningkatan earning dan cash dividen merupakan salah satu gambaran prospek perusahaan yang positif. 6.
Harga saham Harga saham adalah harga pasar (market value) yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham (Jogiyanto, 1998:69 dalam Agus Setyanto) terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan tekanan psikologis penjual atau pembeli (tindakan irrasional).
xii
Pada saat pendapatan perusahaan mengalami peningkatan maka keyakinan investor juga akan meningkat sehingga biasanya harga sahamnya pun meningkat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Brigham (1993) yaitu: • Proyeksi laba • Earning per share (laba bersih per lembar saham) • Tingkat suku bunga • Tingkat resiko dan pengembalian • Kebijaksanaan pembagian dividen Penilaian harga saham menurut (Suad Husnan, 2001:315) dapat menggunakan dua analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
a. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah aktivitas meneliti kondisi keuangan untuk mengetahui lebih baik tentang operasi perusahaan yang mengeluarkan saham. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (J.P Sitanggang dan Ariesta 2005:4 dalam Siera Juwenda 2007: 14): • Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. • Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Tahapan dalam analisis fundamental diawali dengan analisis dari kondisi makro ekonomi atau kondisi pasar, kemudian diikuti dengan analsis industri, dan akhirnya kondisi spesifik perusahaan. Penilaian harga saham pada analisis ini antara lain price to book value, price earning ratio, dan price sales ratio. Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad (2004:81) penelitian dalam bentuk fundamental atau basic dalam menentukan nilai surat berharga. Analisis ini mempelajari xii
brosur atau data-data industry perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk, dan penyerapan pasar, evaluasi menajemen, perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya, dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut. Atau mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan. b. Analisis Teknikal Menurut Suad Husnan, 2001:349, analisis teknikal adalah upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Harga saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya biaya pemilikan dan pada akhirnya menurunkan nilai bid ask spread. Dan menurut Kamaruddin Ahmad (2004: 80) banyak teori atau model-model yang digunakan oleh analisis teknikal. Pada umumnya menggunakan chart (grafik-grafik), dengan nama pola yang satu dengan yang lain analisis berbeda. Dengan menggunakan grafik-grafik itu, maka analisis ini disebut Chartis. Sedangkan menurut Eduardus Tendelin (2010: 392) analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak dalam suatu trend tertentu, dan hal tersebut akan terjadi berulang-ulang. 7.
Volume perdagangan saham
xii
Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar (Wang Sutrisno, 2000). Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada periode tertentu. Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004:26). Menurut Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif. Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread. Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread (Magdalena, 2004:25). 8.
Frekuensi perdagangan saham Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan frekuensi transaksi perdagangan saham dapat diketahui saham tersebut diminati investor atau tidak (Margaretha Harsono, 2003:179). Semakin banyak frekuensi perdagangannya berarti saham tersebut semakin likuid. Sebaliknya jika saham tersebut frekuensi perdagangannya sedikit berarti saham tersebut tidak likuid atau tidak menarik di mata investor.
9.
Volatilitas harga saham
xii
Varian yang berubah seiring dengan perubahan waktu umumnya disebut volatilitas (Sigit dan Bambang, 2006:29). Atau volatilitas adalah fluktuasi harga saham pada periode tertentu (Yenny Ayu Mia Puspita: 2003). Volatilitas memegang peranan penting dalam bidang investasi, penilaian sekuritas, kebijakan moneter, dan manajemen resiko. Menurut Dravis yang tertera dalam (Susanti, 2005:39) terjadinya peningkatan volatilitas harga saham setelah adanya stock split dapat diakibatkan adanya price discreteness dan persentase bid ask spread untuk saham yang bernilai rendah. Lamoureux dan Poon yang tertera dalam (Susanti, 2005:39) juga berpendapat bahwa split mengakibatkan kenaikan jumlah transaksi dan saham yang diperdagangkan di mana volatilitas harga saham kemudian meningkat. Terdapat dua jenis volatilitas berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya (Karina, 2006 dalam Siera Juwenda, 2007) yaitu: 1. Transitori
volatility
adalah
volatilitas
yang sifatnya
sementara
karena
ada
ketidakseimbangan arus order, seperti kepanikan pasar, ekspektasi yang berlebihan, ada pihak tertentu yang ingin berspekulasi membeli atau menjual komoditas dalam jumlah besar. 2. Fundamental volatility adalah volatilitas yang disebabkan karena faktor fundamental seperti bencana alam, kegagalan panen, dan serangan hama. 10. Return saham Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. (Eduardus, Tendelilin, 2010). Menurut Irham Fahmi (2009: 151) return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Adapun menurut R.J. Shook dalam Irham Fahmi return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Kelaziman yang sering dijumpai adalah bahwa semakin
xii
besar return yang diharapkan (expected), semakin besar pula peluang risiko yang terjadi. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil pula risiko yang harus ditanggung. Tingkat pengembalian saham (return saham) adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Tingkat pengembalian suatu investasi merupakan persentase penghasilan total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. (Bodie, 2006). Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return (before the fact), yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi), hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Demetz, 1968, dalam Marwan Asri, 1999 berpendapat bahwa dealer memperoleh kompensasi dengan membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya, Pt (true price). Spread yang diperoleh untuk menutup cost yang terjadi. Menurut Stoll (1978) spread dapat
xii
dihitung dengan (Pj – Pb)/Pt. Dengan demikian spread akan semakin rendah bila harga saham (return) tinggi, atau dengan kata lain return berpengaruh negatif terhadap spread. Menurut Zidny Rahmawati (2005:37) return saham adalah keuntungan dari hasil investasi baik itu berupa dividen tunai atau berbentuk saham maupun capital gain. 11. Bid ask spread Menurut penelitian yang dilakukan Sri Dwi Ambarwati (2008), teori mengenai spread tidak terlepas oleh adanya aktivitas yang dilakukan oleh anggota bursa yang dapat mempengaruhi besarnya transaksi sekuritas di pasar modal. Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dan Peraturan Pemerintah RI No. 45 tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang melaksanakan kegiatan adalah Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Manajer Investasi (MI). Dengan demikian maka penelitian tentang spread lebih dihubungkan secara erat dengan PEE (dealer) daripada dengan perantara investasi (broker). Dealer adalah pihak yang dalam pelaksanaan transaksi jual beli sekuritas atau saham, mempunyai andil yang besar dalam pasar modal. Banyak hal yang telah dealer banyak lakukan agar proses transaksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam perdagangan sekuritas investasi yang berkeinginan untuk membeli dan atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan tidaklah selalu memperoleh harapan tersebut secara simultan. Keinginan investor tersebut terealisir dalam waktu cukup lama pada harga pasar yang sebenarnya. Oleh karena itu, market maker baik dealer atau broker mengatasi adanya ketidaksamaan waktu tersebut terhadap order yang dihadapi investor. Dealer dan broker dapat dikatakan sebagai perantara perdagangan sekuritas yang dilakukan individu secara tidak langsung. Broker akan melakukan transaksi atas nama investor untuk mendapatkan komisi. Sedangkan dealer akan melaksanakan transaksi untuk memperoleh keuntungan sendiri. Market maker tersebut memperoleh kompensasi karena aktivitas membeli dilakukan pada saat harga beli (bid price) lebih rendah daripada true
xii
price dan menjual saham pada saat harga jual (ask price) lebih tinggi dari pada true price. Perbedaan ini disebut bid ask spread. (Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008). Menurut Bodie (2006:363) spread merupakan kombinasi dari dua atau lebih opsi beli (atau dua atau lebih opsi jual) pada saham yang sama dengan harga eksekusi yang berbeda atau waktu hingga jatuh tempo yang berbeda. Beberapa opsi dibeli, sedangkan yang lainnya dijual, atau diterbitkan. Spread uang (money spread) melibatkan pembelian satu opsi dan secara bersamaan menjual yang lain dengan harga eksekusi yang berbeda. Sebuah spread uang di mana satu opsi beli dibeli pada harga eksekusi X1, sedangkan opsi beli yang lain dengan tanggal kadaluarsa yang sama, tetapi dengan harga eksekusi yang lebih tinggi X2, diterbitkan. Pembayaran atas posisi ini adalah selisih nilai opsi yang dimiliki dengan nilai opsi yang diterbitkan. Abdul dan Nasuhi (2000) mendefinisikan bid ask spread sebagai selisih harga beli tertinggi yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual terendah yang dealer bersedia menjual. Menurut Hamilyon (dalam Estheer, 1999 dalam Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008) menyatakan ada dua model spread yaitu dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih harga bid dan harga ask yang menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivitas sendiri, sedangkan market spread adalah selisih highest bid dan lower ask yang terjadi pada saat tertentu. Oleh karena itu, kedua spread itu tidak dapat saling menggantikan. Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah market spread. Hal ini disebabkan aktivitas BEI lebih bersifat competitive order matching market system atau dikenal dengan order-driven market system di mana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahkan order jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Investor tidak bisa langsung bertransaksi di lantai bursa. Bid ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga tertentu yaitu mengetahui
xii
seberapa besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan penawaran jual (ask) (Chaerul D. Djakman, 1998 dalam Yenny Ayu Miapuspita, 2003). Beberapa pedagang saham mempunyai informasi lebih lengkap yang dapat mempengaruhi harga saham dibandingkan informasi yang dimiliki oleh pedagang lain. Perbedaan informasi yang dimiliki ini menunjukkan informasi tidak simetris (asimetris information) antara satu pedagang dan pedagang yang lain. Besarnya informasi tidak simetri ini tergantung pada pola kedatangan informasi. Sebelum diumumkannya informasi baru yang spesifik dari suatu perusahaan, tingkat informasi asimetri besar. Seperti pengumuman merjer, laba, dan pengumuman dividen. Secara khusus, dealer atau specialist, yang berhubungan dengan saham perusahaan ini dianggap sebagai pihak yang tidak mempunyai informasi (uninformed traders). Pihak-pihak yang tidak mempunyai informasi ini akan menderita kerugian yang besar karena mereka harus siap berdagang dengan informasi yang lebih sedikit. (Jogiyanto, 2005: 111). Beberapa peneliti, seperti Glosten dan Milgrom (1985) juga Vanketesh dan Chiang (1986) menunjukkan bahwa ketika dealer merasa tingkat informasi tidak simetri meningkat, mereka melebarkan bidask spread (sumber laba dari para dealer) untuk mengurangi kemungkinan kerugian dari pedagang yang mempunyai informasi (informed traders). Karena itu dapat diduga bahwa bid ask spread akan lebar sebelum pengumuman laba atau dividen. Bid ask spread didasarkan pada antisipasi biaya yang akan ditanggung oleh dealer sebagai pedagang yang tidak mendapatkan informasi (uninformed traders). Biaya yang akan ditanggung oleh dealer ini dapat berupa biaya kerugian karena informasi (information trading cost) berhubunngan positif dengan tingkat informasi tidak simetris. Sebagai penjual saham, dealer harus menyimpan saham sebagai persediaannya. Risiko harga saham berfluktuasi dan biaya kesempatan dari modal yang tertanam di persediaan tersebut menimbulkan biaya persediaan (inventory cost atau holding cost).
xii
Secara umum likuiditas dikaitkan dengan bid ask spread. Bid ask spread merupakan elemen penting dalam transaction cost yang terdiri dari bid price dan ask price. Bid ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid price adalah harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga di mana spesialis atau dealer menawar untuk membeli saham-saham. Sedangkan ask price adalah harga terendah di mana dealer bersedia untuk menjual atau harga di mana spesialis atau dealer menawar untuk menjual saham-saham (Jones, 1996). Besarnya bid ask spread sebagai proksi tingkat likuiditas menunjukkan bahwa semakin tinggi spread maka likuiditas saham akan semakin kecil (Susanti: dkk, 2005:42). Menurut Barbara Gunawan dan Yulia (2005) dalam Sri Dwi Ari Ambarwati (2008), menyatakan bahwa bid ask spread merupakan fungsi komponen biaya yang berasal dari Inventory Holding Cost, Order Processing Cost dan Adverse Information Cost. Biaya pemilikan sekuritas terdiri dari risiko harga dan opportunity cost yang dihubungkan dengan pemilikan saham. Biaya pemrosesan berhubungan dengan biaya untuk mengatur perdagangan, pencatatan transaksi, administrasi, telepon, dan sebagainya. Sedangkan biaya informasi adalah biaya timbul karena adanya informasi asimetri para pelaku pasar modal. Informasi asimetri timbul karena adanya informasi yang tidak dapat didistribusikan secara merata kepada semua pelaku di pasar modal. Dalam hal ini dealer sebagai partisipan pasar modal, besarnya ketidakseimbangan informasi yang dihadapi dealer akan tercermin pada spread. Oleh karena itu, dealer selalu berusaha menentukan spread secara wajar dengan mempertimbangkan kejadian tertentu atau kondisi informasi lainnya sehubungan dengan sekuritas yang dimiliki. Abdul Halim dan Nasuhi (2000) menyatakan bahwa biaya pemilikan berpengaruh positif terhadap bid ask spread. Artinya semakin tinggi biaya pemilikan akan menyebabkan semakin lebar bid ask spread saham tersebut. Perdagangan surat berharga yang aktif yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham
xii
tersebut digemari oleh para investor. Kondisi seperti itu akan mendorong dealer untuk tidak memiliki saham dalam jangka waktu lama sehingga akan menurunkan biaya pemilikan. Jadi semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan saham maka dengan sendirinya akan makin rendah biaya pemilikan yang nantinya akan berdampak pada semakin kecilnya bid ask spread. Pengertian likuiditas adalah kemampuan untuk melakukan transaksi tanpa mengeluarkan biaya yang signifikan. Engle dan Lange (1997) dalam Siera Juwenda (2007) membagi likuiditas menjadi 3 komponen: 1. Kerapatan (tightness) Kerapatan mengacu pada perbedaan harga transaksi dari harga efisien, yakni harga yang seharusnya terjadi dalam kondisi ekuilibrium. Pedagang efek sering kali menetapkan harga bid dan ask sedikit di atas dan di bawah penilaian asset ekuilibrium. Suatu pasar yang mempunyai likuiditas yang sempurna berkaitan dengan kerapatan hanya akan terjadi bila spread antara bid dan ask yang ditetapkan adalah nol, sehingga pedagang dapat membeli dan menjual pada harga yang sama. Komponen kerapatan ini disebut dengan bid ask spread. 2. Kedalaman (depth) Komponen kedua dari likuiditas adalah kedalaman (depth) yaitu volume yang diperdagangkan pada tingkat harga yang terjadi. Secara teknis, bid depth adalah jumlah saham yang akan dibeli oleh spesialis atau dealer pada current bid price, sedangkan ask depth adalah jumlah saham yang akan dijual oleh spesialis atau dealer pada current ask price. Berdasarkan perspektif likuiditas pasar, depth menunjukkan jumlah saham yang dapat diperdagangkan dengan tidak berpengaruh terhadap harga pasar. 3. Resiliensi Komponen likuiditas yang ketiga adalah resiliensi. Resiliensi adalah kecepatan suatu harga untuk kembali ke harga efisien atau ekuilibrium setelah terjadi
xii
penyimpangan atau lompatan harga. Dalam pasar yang sangat likuid, maka harga akan segera kembali ketingkat
yang efisien setelah terjadi lompatan harga yang tidak
mempengaruhi nilai saham. Namun komponen ini sangat sulit diukur mengingat arus informasi yang berkelanjutan masuk ke dalam pasar sehingga sulit untuk informasi tertentu. Dengan kata lain sulit untuk mengontrol faktor-faktor lain yang masuk ke dalam pasar. Pengaruh harga saham terhadap bid ask spread Pergerakan harga saham senantiasa cenderung naik dalam tiap transaksinya berarti akan menghasilkan return saham yang tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan, dan dengan keadaan ini menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor. Keadaaan ini juga senantiasa membuat dealer tidak langsung melepas saham tetapi saham tersebut ditahan terlebih dahulu sampai pada waktu tertentu, sehingga semakin lama saham tersebut berada ditangan dealer maka akan menimbulkan adanya bid ask spread saham yang lebih besar karena akan menyerap lebih banyak biaya kepemilikan saham yang ditanggung oleh dealer. Hal ini terjadi karena dealer menganut motif jangka panjang dalam berinvestasi, dengan maksud yaitu untuk dapat menutup biaya transaksi yang terjadi untuk membeli saham tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread. (Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008). Harga saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya biaya pemilikan dan pada akhirnya menurunkan tingkat bid ask spread. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian Branch dan Freed (1997), Stoll (1987) dan Zaki Mubarak (2002) dalam Magdalena Nany (2004),
yang
menunjukkan bahwa harga saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.
xii
Pengaruh volume perdagangan saham terhadap bid ask spread Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar
saham
yang
diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000) dalam Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Ada kemungkinan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan kos pemilikan saham sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid ask spread saham tersebut. Pengaruh frekuensi perdagangan saham terhadap bid ask spread Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi perdagangan saham maka semakin tinggi pula volume perdagangan yang dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor. Ada kemungkinan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume perdagangan akan menurunkan cost pemilikan saham sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar frekuensi perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid ask spread saham tersebut. (Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008). Pengaruh return saham terhadap bid ask spread
xii
Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil pula risiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau ex-ante return (before the fact), yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan positif ini tidak dapat terjadi. Demets (1968, dalam Marwan Asri) dalam Sri Dwi Ari Ambarwati, 2008) berpendapat bahwa dealer memperoleh kompensasi dengan membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya, Pt (true price). Spread yang diperoleh untuk menutup cost yang terjadi. Menurut Soll (1978) dalam Sri Dwi Ari Ambarwati (2008) spread dapat dihitung dengan (Pj-Pb)/Pt. Dengan demikian spread akan semakin rendah bila harga saham (return) tinggi, atau dengan kata lain return berpengaruh negatif terhadap spread.
Pengaruh volatilitas harga saham terhadap bid ask spread. Menurut penelitian Susanti, 2005 volatilitas harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap spread. B. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Sri Dwi Ari Ambarwati (2008) Dalam penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Return Saham, Volume Peradagangan saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Dengan variabel penelitian Variabel Independen : return saham, volume perdagangan saham, varian return saham dan variabel dependen: bid ask spread saham. Dengan menggunakan metodologi penelitian analisis regresi linier berganda.
xii
Dengan hasil penelitian pada saham perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ45 periode tahun 2003-2005, menunjukkan bahwa secara bersama-sama return saham, volume perdagangan saham, dan varian return saham
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
bid
ask
spread
saham.Variabel return saham dan varian return saham secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap bid ask spread saham perusahaan manufaktur yang tergabung dalam indeks LQ45 periode tahun 2003-2005. Sedangkan variabel volume perdaganngan saham secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread saham perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ45 periode tahun 2003-2005. 2. Penelitian Melinda Savitri dan Dwi Martini (2007) The research examine the impact of stock split and reverse stock split in stock return and trading volume on Jakarta Stock Exchange between 2001-2005. We analyze abnormal return and volume during windows period around the split and relate stock return to profitability, leverage, and volume. We find that there is a significant abnormal return on the date of split on the fifth day before split. On the reverse stock split, there is a significant abnormal return between third days before to first day after split. The result reveal that reverse stock split have more effect to the stock return than stock split. There is a significant volume difference between the days before and after stock split or reverse stock split trading volume and return on asset have significant influence on market adjusted return but debt to equity ratio is not significant. 3. Penelitian Irwan Adi Ekaputra dan Okta Zuraini Eka Putri (2006) Dalam penelitian ini membahas mengenai Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta. Dengan variabel penelitian variabel independen: harga saham, volatilitas return saham, volume perdagangan saham, dan DS dan variabel dependen: Relative Spread (RS) dan DTRS (Dept To Relative
xii
Spread). Dengan menggunakan metodologi penelitian analisis regresi linier berganda dan uji two-tailed parametic paired t-test. Hasil uji beda rerata membuktikan bahwa stock split meningkatkan likuiditas dua dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, dan tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Sebaliknya, stock split memperburuk likuiditas tiga dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, namun tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi perdagangan. Hasil uji
regresi berganda
membuktikan bahwa stock split terbukti
meningkatkan likuiditas dua dimensi, namun tidak memperbaiki likuiditas tiga dimensi
saham-saham
yang
mengalami
penurunan
fraksi
perdagangan.
Ketidakmampuan stock split memperbaiki likuiditas tiga dimensi disebabkan proporsi penurunan width yang cenderung lebih besar dibandingkan penurunan
relative spread. 4. Penelitian Susanti, M.F, Arozzy dan I.R. Setyawan.(2005) Dalam
penelitian
ini
membahas
mengenai
Pengaruh
Harga,
Volume
Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham Pada Bid Ask Spread Perusahaan Yang Melakukan Stock Split. Dengan variabel penelitian Variabel independen: harga saham, volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham. Variabel dependen: bid ask spread. Dan menggunakan metodologi penelitian uji Paired Sample T-Test dan uji regresi linier berganda. Dengan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata harga saham, rata-rata trading volume, dan volatilitas harga saham sebelum stock
split dan sesudah stock split. Terdapat perbedaan antara spread sebelum dan sesudah stock split. Variabel harga saham, volume perdagangan saham
xii
berpengaruh signifikan terhadap spread. Dan variabel volatilitas harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap spread. 5. Penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) Dalam penelitian ini membahas mengenai Analisis Perbedaan Variabilitas Keuntungan Saham, Aktivitas Perdagangan Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split. Dengan variable penelitian: security return variability,
trading volume activity dan bid ask spread. Dengan metodologi penelitian data berdistribusi normal uji parametik yaitu Paired Sample T-Test dan data tidak berdistribusi normal uji non parametrik yaitu Wilcoxon Sign Rank Test. Dengan hasil penelitian tidak terdapat perbedaan Security Return Variability (SRV) antara periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split. Terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) antara periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split. Tidak terdapat perbedaan bid ask spread antara periode sebelum pengumuman stock
split dengan periode sesudah pengumuman stock split.
6. Penelitian Magdalena Nany (2004) Dalam penelitian ini membahas mengenai Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian Return Saham, Earning dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan (Study Empiris Pada Saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta). Dengan variabel penelitian variabel independen : harga saham, return saham, varian return saham, earning, dan volume perdagangan dan variabel dependen bid ask spread.
xii
Metodologi yang digunakan adalah uji beda Paired Sample T-Test dan analisis regresi berganda. Dengan hasil penelitian harga saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik pra maupun pasca pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news. Harga saham dan varian return saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik pra maupun pasca pengumuman laporan keuangan dalam kondisi bad news. Tidak terdapat perbedaan antara bid ask
spread pra dan pasca pengumuman laporan keuangan baik dalam kondisi good news maupun bad news. 7. Penelitian Wang Sutrisno (2000) Penelitian ini menghasilkan bahwa aktivitas stock split mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap likuiditas saham ditandai dengan semakin besarnya persentase spread secara keseluruhan baik ditinjau secara individual maupun sebagai portofolio. Namun, split tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio.
xii
C. Kerangka pemikiran
Perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia (2004-2008)
Variabel dependen: Bid ask spread sebelum dan sesudah stock split
Variabel Independen: 1 Harga saham 2 Volume perdagangan saham 3 Frekuensi perdagangan saham 4 Return saham 5 Volatilitas harga saham
xii Paired sample t-test
xii
D. Hipotesis
1
Ho : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial atau individu dan simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen bid ask spread. H1 : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial atau individu dan simultan (bersamasama) terhadap variabel dependen bid ask spread.
2
Ho : µ 1 = µ 2 Tidak terdapat perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split. H1 : µ 1 ≠ µ 2 Terdapat perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split.
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan variabel yang terdiri dari variabel independen harga saham, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, return saham, dan volatilitas harga saham dengan variabel dependen bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Alasan pemilihan pada perusahaan yang melakukan stock split karena bid ask spread terkait dengan likuiditas dan secara teoritis likuiditas dapat dipengaruhi oleh stock split. Selain itu menurut Brigham dan Gapenski (Indah, 2003 dalam Purwo Adi Wibowo) stock split merupakan fenomena yang masih diperdebatkan dan menjadi teka-teki dalam kebijakan ekonomi perusahaan di pasar modal yang ditunjukkan dari adanya ketidakcocokan antara teori dan praktek. Secara teoritis stock split hanya meningkatkan jumlah lembar saham yang beredar, tidak menambah kesejahteraan bagi investor, bagi perusahaan tidak memberikan nilai ekonomis bagi perusahaan ataupun mempengaruhi cash flow bahkan perusahaan harus menaggung biaya transaksi. Namun beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa pasar memberikan reaksi terhadap pengumuman stock split, bahkan bukti empiris tersebut memberikan hasil yang berbeda mengenai reaksi stock split. Teori tersebut terdapat dalam Signaling Theory dan Liquidity Hypotheses atau Trading Range Theory. Penelitian ini akan menambahkan variabel independen yaitu return saham selain harga saham, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan volatilitas harga saham. Waktu peristiwa (event date) dalam penelitian ini adalah 11 hari yaitu lima hari sebelum stock split dan lima hari setelah stock split. Penelitian ini menggunakan metodologi xii
study peristiwa (event study) sehingga obyek penelitian ini hanya perusahaan yang melakukan stock split dengan kriteria yang ditentukan penulis. Periode penelitian dimulai dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Tahun 2004 dijadikan tahun dasar dalam penelitian karena pada tahun tersebut terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada emiten yang melakukan stock split. Selain itu pada tahun 2004, BEI sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain itu alasan penulis mengambil periode penelitian 2004 sampai dengan 2008 adalah pada tahun 2005-2007 terjadi kenaikan harga BBM dan terjadi krisis global. Daftar perusahaan yang melakukan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 3.1. B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan kepada public melalui pelaporan ke BAPEPAM dan BEI mengenai rencana stock split dari Januari 2004 sampai dengan 2008. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling artinya populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini tidak secara acak namun berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh penulis. Populasi yang dijadikan sampel adalah yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut: 1) Perusahaan yang mengumumkan kebijakan stock split antara Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. 2) Perusahaan tidak melakukan kebijakan stock split lebih dari satu kali secara berturut-turut. 3) Perusahaan tidak mengumumkan kebijakan lain selain stock split pada waktu yang bersamaan, seperti merger, right issue, bonus share, warran, dan lain-lain. 4) Saham perusahaan secara aktif diperdagangkan selama periode yang telah ditentukan. 5) Data-data perusahaan harus lengkap terutama data saham harian, harga bid, dan harga ask, trading volume.
xii
6) Tanggal pengumuman stock split dapat diketahui dengan pasti baik dari BEI baik melalui Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) maupun website BEI www.idx.co.id. Perusahaan yang melakukan stock split selama periode penelitian januari 2004 sampai dengan Desember 2008 sebanyak 51 emiten, yang kemudian diseleksi menurut kriteria-kriteria di atas sehingga menyisakan 35 emiten. Nama emiten yang termasuk ke dalam sampel dapat dilihat pada lampiran 3.2. Berikut tabel yang menyajikan ringkasan perhitungan jumlah sampel yang dijelaskan sebelumnya: Tabel 3.3 Perhitungan Jumlah Sampel Stock Split Emiten yang melakukan kebijakan split 51 Emiten yang melakukan kebijakan lainnya 9 Emiten yang tidak mempunyai data lengkap 7 Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 35 *Satu emiten yang melakukan stock split dua kali Sumber : data diolah C. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: a. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku dan surat kabar, mengadakan penelitian kepustakaan baik melalui buku-buku maupun bahan-bahan serta literatur-literatur yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan yang akan diteliti seperti jurnal-jurnal. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan, seperti data-data yang diperoleh dari BEI melalui Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Data yang digunakan dalam penelitian meliputi: • Tanggal pengumuman (announcement date) stock split. • Harga penutupan saham pada data harian harga saham yang melakukan stock
split selama periode estimasi dan periode investigasi. • Volume perdagangan saham harian sebelum dan setelah pelaksanaan stock
split.
xii
• Jumlah lembar saham yang diperdagangkan sebelum dan setelah pelaksanaan
stock split. • Harga bid dan ask harian sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. D. Metode analisis a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang bersifat linier, serta tidak terjadi gejala autokorelasi, heteroskesdastisitas, dan multikolinearitas diantara variabel independen dalam regresi tersebut. Oleh karenanya diperlukan pengujian dan pembersihan terhadap pelanggaran asumsi dasar, jika memang terjadi. 1) Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas dilakukan karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah data tersebut terdistribusikan secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dibentuk dengan distribusi normal di mana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Ghazali, (2006) untuk mengetahui bentuk distribusi data kita dapat menggunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling sederhana. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal di mana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemiringan kurva dengan indikator keruncingan dan kemiringan. Jika data tidak normal maka penulis akan melakukan:
xii
1.
Menambahkan data karena jika data semakin banyak maka data akan semakin normal.
2.
Dengan melakukan logaritma
3.
Menghilangkan data yang tidak normal .
4.
Membagi semua data dengan salah satu variabelnya.
5.
Menggunakan selisih data Yt-1
2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Jika variabel-variabel independen berkorelasi
secara
sempurna
maka
disebut
multikolinieritas
sempurna
(perfect
multicolinearity). Maka model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.
Indikasi adanya multikolinearity (Sri Mulyono, 1991) adalah: 1) Nilai R2 dan F hitung tinggi, tetapi secara individual (t-hitung) bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2) Menganalisa matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF berkisar pada angka 1 hingga 8 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Jika terjadi gejala multikolinearitas, dapat dilakukan tindakan perbaikan antara lain: i.
Menghilangkan beberapa variabel.
ii. Menambah data baru
xii
iii. Menghubungkan data cross section dan data time series menjadi pooling data. (Gujarati:2007) iv. Transformasi variabel, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. (Gujarati:2007). Menurut Nachrowi (2006) multikolinearitas dapat pula dideteksi dengan cara melihat Eigenvalues dan Conditional Index dengan menggunakan SPSS. Dengan menggunakan SPSS, nilai-nilai Eigenvalues akan diperhitungkan bila kita meminta untuk mendiagnosa kolinieritas. Adapun aturan yang digunakan adalah Multikolinearitas ditengarai ada di dalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues mendekati nol. Hubungan antara Eigenvalues dan Conditional Index (CI) adalah sebagai berikut:
Jika CI berada antara nilai 10 sampai 30, maka model mengandung kolinearitas. Tetapi ada juga buku yang menyatakan kolinearitas baru ada jika CI melebihi angka 15. Bila CI mempunyai nilai di atas 30, maka dapat dinyatakan bahwa persamaan regresi mempunyai kolinearitas yang kuat antar variabel bebasnya. 3) Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Salah satu asumsi regresi linier adalah tidak terdapatnya autokorelasi (Husain, Umar, 2002:188). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu/time series, karena gangguan pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada kelompok yang sama pada periode berikutnya. (Gujarati, 2007:120).
xii
Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi, karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda (Ghazali:2000). Uji autokorelasi ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana nilai variabel dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri. Baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW (d) dan nilai DW table
(dl & du).Untuk memeriksa adanya autokorelasi, biasanya dipakai uji Durbin Watson
dengan hipotesis: Ho : p = 0 Hi : p ≠ 0. Kemudian kita membandingkan nilai statistik d dengan dl (d lower) dan du (d upper) dari table dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Bila d < dl, berarti ada korelasi yang positif.
b.
Bila d l ≤ d ≤ du, berarti tidak dapat diambil kesimpulam apa-apa.
c.
Bila d u ≤ d ≤ 4 – du , berarti tidak ada korelasi positif maupun negatif.
d.
Bila 4 – du ≤ d ≤ 4 – d l, berarti tidak dapat diambil kesimpulan apa-apa.
e.
Bila d ≥ 4 – dl, berarti ada korelasi negatif.
Petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan melihat besarnya nilai Durbin Watson yaitu: a.
Angka DW di bawah -2 terdapat autokorelasi positif.
b.
Angka Dw diantara -2 sampai dengan +2 tidak terdapat autokorelasi.
c.
Angka DW diatas +2 terdapat autokorelasi negatif.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. 4) Uji Heterokesdastisitas
xii
Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdastisitas atau tidak terjadi heterokesdastisitas. Ghazali (2006), beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokesdastisitas adalah: a. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Z PRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokesdastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dengan ZPRED di mana sumbu Y adalah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).
b. Dasar analisis: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokesdastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokesdastisitas. Untuk mengatasi masalah heterokesdastisitas antara lain adalah: 1. Melakukan transformasi log, dengan melakukan transformasi log atas model regresi asal sehingga diperoleh uji dua sisi (two tail test). 2. Jika distribusi mengikuti distribusi normal maka dapat dilakukan uji statistic parametric untuk dua sampel berpasangan, seperti uji t-paired, namun jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka uji t harus diganti uji statistik non parametrik yang
xii
digunakan untuk dua sample berpasangan, dalam hal ini dapat menggunakan uji dua sempel berpasangan Wilcoxon. b. Uji Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Paired sample t-test adalah suatu analisis yang digunakan untuk membandingkan ratarata dari dua populasi atau lebih. Uji ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki populasi atau mean yang sama. Uji ini penulis pakai jika data terdistribusi secara normal. Adapun rumus T hitung untuk paired Sample T test adalah:
B
= Beda antara pengamatan tiap pasang.
B rata-rata
= Mean dari beda pengamatan
Sb
= Standar error dua mean yang berhubungan
(Yahri Alhusin, 2002: 117 dalam Siera Juwenda, 2007:40) Untuk menguji perilaku harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, volatilitas harga saham, dan bid ask spread sebelum dan sesudah stock split di gunakan uji T sampel berpasangan (Paired Sample T Test). c. Analisis Regesi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisi regresi linier berganda. Model statistik yang dipakai adalah model regresi linier berganda karena penulis mengukur parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependent dengan lebih dari satu variabel independent. Untuk menguji hipotesis, digunakan model yang dikembangkan oleh Nachrowi dan Usman (2002:15) menyebutkan analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hubungan tersebut diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan satu atau lebih
xii
variabel bebas (X1, X2, …. Xn). Jika variabel bebas yang digunakan lebih dari satu, maka memakai model regresi linier berganda. Suatu model regresi linier yang baik adalah yang mempunyai nilai error yang minimal (Ordinary Least Square / OLS) serta mempunyai sifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) Husnelly (2003:28) dalam Siera Juwenda (2007,41) yaitu: 1. Mean dari nilai residualnya = 0. 2. Varians residual konstan (homokedastis). 3. Tidak terjadi autokorelasi pada variabel yang berbeda waktu. 4. Tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel bebasnya. 5. Tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel bebas. 6. Model regresi dispesifikasi secara benar sebelum membuat model, yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Bagaimana yang dikatakan oleh teori • Variabel-variabel apa saja yang perlu diperhatikan • Bagaimana bentuk fungsinya Pada penelitian ini untuk menguji hipotesis pengaruh harga, volume, frekuensi perdagangan, return saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread digunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut: S = β0 + β1 HRG + β2 VOL + β3 FREK + β4 RET+ β5 VOT + Є .
Keterangan : S
: Bid ask spread
β0
: Intersep
β0 - β1 : Koefisien regresi HRG : Harga saham
xii
VOL
: Volume perdagangan saham
FREK : Frekuensi perdagangan saham RET
: Return saham
VOL
: Volatilitas harga saham
Є
: Error term (residual)
E. Dasar Pengambilan Keputusan
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen (explanatory) secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Gujarati, 2007) Jika T
hitung
>T
tabel,
Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika T
hitung
tabel,
Ho
diterima dan Ha ditolak. Atau pengambilan keputusan dengan melihat level of signifikan: a. Jika level of signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika level of signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti suatu variabel
independen
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
2. Uji Signifikansi Simultan (F-Test) Uji yang digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara simultan atau serentak terhadap variabel dependen dilakukan uji statistik F. Rumus dari pengujian ini adalah sebagai berikut (Gunawan:2004):
R= Nilai koefisien korelasi ganda K= jumlah variabel bebas (independen)
xii
N= jumlah sampel F hitung = nilai F hitung yang dihitung Jika F hitung > F tabel pada tingkat signifikan 5%, H0 ditolak dan Ha diterima maka model yang diuji adalah signifikan. Seandainya seluruh nilai sebenarnya dari parameter regresi ini sama dengan nol, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel dengan variabel independen. 3. Koefisien Determinasi (R2 / Adjuste R2) Koefisien Determinasi (R2 / Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 Adjusted R2 kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen membiarkan hampir semua koefisien determinasi data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing variabel, sedangkan untuk runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghazali:2006) F.
Operasional Variabel Penelitian
Stock Split Stock Split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan perusahaan go public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar. Bila harga saham dinilai terlalu tinggi maka perusahaan akan melakukan stock split untuk menurunkan harga saham. Dengan melakukan stock split diharapkan volume perdagangan dapat meningkat dan spread diharapkan rendah sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli saham tersebut yang selanjutnya tingkat likuiditas saham akan meningkat. Operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Variabel Dependen i. Bid Ask Spread
xii
Likuiditas (spread) dalam penelitian ini diukur dengan besarnya bid ask spread. Bid ask spread merupakan selisih antara ask price dan bid price. Besarnya bid ask spread sebagai proksi tingkat likuiditas menunjukkan bahwa semakin tinggi spread maka likuiditas saham akan semakin kecil. Untuk menghitung besarnya spread digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Spread
= Bid ask Spread hari ke t
Ask price = harga terendah yang ditawarkan oleh dealer untuk menjual saham pada hari ke-i Bid price = Harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer untuk membeli saham pada hari ke-i. Variabel Independen a. Harga saham Harga saham diukur dari penutupan (closing price) setiap hari berdasarkan event window yang telah ditentukan yaitu 5 hari sebelum dan sesudah stock split. b. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Untuk menghitung Volume Perdagangan Saham (VPS) digunakan rumus sebagai berikut:
c. Frekuensi Perdagangan xii
Frekuensi perdagangan saham yaitu berapa kali transaksi jual beli. d. Return Saham Menurut Irham Fahmi (2009: 151) return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Adapun menurut R.J. Shook dalam Irham Fahmi return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Return saham merupakan perbandingan antara harga saham hari sekarang dengan harga saham hari sebelumnya. Adapun return saham dihitung dengan menggunakan rumus (Jogiyanto 2000 dalam Yossi dan Jogiyanto dalam Magdalena Nany):
Rt = (Pt – Pt-1) / Pt-1 Di mana: Rt
= Return saham pada hari ke t
Pt
= Harga penutupan saham pada hari ke t
Pt-1
= Harga penutupan saham pada hari t-1
e. Volatilitas Harga Saham Stock split mengakibatkan kenaikan jumlah transaksi dan saham yang diperdagangkan di mana volatilitas harga saham kemudian meningkat. untuk mengukur volatilitas harga saham digunakan rumus sebagai berikut:
xii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Selama Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdapat 51 perusahaan yang melakukan stock
split, namun hanya 35 perusahaan yang melakukan stock split murni atau perusahaan yang tidak mengumumkan kebijakan lainnya selain stock split pada waktu bersamaan serta saham perusahaan secara aktif diperdagangkan selama periode yang telah ditentukan
dan tidak melakukan kebijakan stock split secara berturut-turut pada
periode yang telah ditentukan pula. Perusahaan yang melakukan stock split murni selama periode penelitian adalah: 1.
Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. (UNSP)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi Perkebunan. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 03 November 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 17 Mei 1911. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 10.700. Modal dasar sebesar Rp. 4.144.000.000, serta modal disetor sebesar Rp. 378.799.693.500.
2.
Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi transportasi. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 09 November 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 12 Mar 1981. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 8.500. Modal dasar sebesar Rp. 541.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 286.830.073.500. 3.
Ekadharma Tape Industry Tbk (EKAD)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi plastik & kemasan. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 10 Febuari 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 27 Nov 1981. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 6.500. Modal dasar sebesar Rp. 30.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 27.951000.000. 4.
Indosat Tbk (ISAT)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi telekomunikasi. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 10 Febuari 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 Nov 1967. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 7.000. Modal dasar sebesar Rp. 2.000.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 543.393.000.000.
5.
Internasinal Nickel Indonesia Tbk (INCO)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi pertambangan logam dan mineral lainnya. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 03 Agustus 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Jul 1968. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 9.800. Modal dasar sebesar Rp. 2.972.032.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 248.408.46.000. 6.
Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk (JIHD)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi properti dan real estate . Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 12 Mei 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 07 Nov 1969. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.500. Modal dasar sebesar Rp. 1.500.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 965.019.600.000. 7.
Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi perdagangan eceran. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 22 Oktober 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Des 1983. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 3.200. Modal dasar sebesar Rp. 1.400.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 353.200.000.000.
8.
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi telekomunikasi. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 28 September 2004. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 11 Jan 1901. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 2.800. Modal dasar sebesar Rp. 20.000.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 5.040.000.000.000. 9.
Ciputra Surya Tbk (CTRS)
Perusahaan ini bergerak dibidang property dan real estate. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 25 Juli 2005. Perusahaaan ini berdiri pada tanggal 1 maret 1989. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 500. Modal dasar Rp. 800.000.000.000 dan modal disetor sebesar Rp. 494.716.208.500. 10. Hexindo Adi Perkasa Tbk (HEXA)
Perusahaan ini bergerak dibidang klasifikasi perdagangan besar dan barang produksi. Perusahaan ini mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 01 September 2005. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 November 1988. Informasi pendaftaran perusahaan ini adalah harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 2800, Modal dasar sebesar Rp. 68.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 84.000.000.000.
xii
11. Humpus Intermoda Transportasi Tbk (HITS)
Perusahaan ini bergerak dibidang transportasi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 15 Desember 2005. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 21 Desember 1992. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 675 , modal dasar sebesar Rp. 600.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 233.059.182.700. 12. Prima Alloy Steel Tbk (PRAS)
Perusahaan ini bergerak dibidang transportasi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 15 Desember 2005. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Feb 1984. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 6.75. Modal dasar sebesar Rp. 150.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 58.800.000.000. 13. Smart Tbk (SMAR)
Perusahaan ini bergerak dibidang makanan dan minuman
dan mengumumkan
kebijakan stock split pada tanggal 20 Juni 2005. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Juni 1963. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 3.000 . Modal dasar sebesar Rp. 1.000.000.000.000. serta modal disetor sebesar Rp. 574.438.673.200.
14. Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)
Perusahaan ini bergerak dibidang barang konsumsi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 30 Agustus 2005. Perusahaan ini berdiri pada 17 Nov 1986. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 5.750 , modal dasar sebesar Rp. 100.000.000.000, serta modal disetor sebesar Rp. 91,849,275,000. 15. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang transportasi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 24 November 2006. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 04 Okt 1975. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 625 , modal dasar sebesar Rp. 1.000.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 749.651.000.000. 16. Intraco Penta Tbk (INTA)
Perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan besar barang produksi
dan
mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 20 Juni 2005. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 16 Januari 2006. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 3.375 , modal dasar sebesar Rp. 174.000.000.000. serta modal disetor sebesar Rp. 108.001.461.000.
17. Jaya Real Property Tbk (JRPT)
Perusahaan ini bergerak dibidang properti dan real estate
dan mengumumkan
kebijakan stock split pada tanggal 14 Agustus 2006. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 22 Desember 1979. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 5.200 , modal dasar sebesar Rp. 500.000.000.000 serta modal disetor sebesar Rp. 275.000.000.000. 18. Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
Perusahaan ini bergerak dibidang properti dan real estate
dan mengumumkan
kebijakan stock split pada tanggal 19 Juli 2006. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 Jul 1992. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.025 , modal dasar sebesar Rp. 1.440.000.000.000. serta modal disetor sebesar Rp. 400.000.000.000. 19. Tempo Scan Pasifik Tbk (TSPC)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang farmasi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 14 September 2006. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Mei 1970. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 8.250 , modal dasar sebesar Rp. 250.000.000.000, serta modal disetor sebesar Rp. 225.000.000.000.
20. AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Perusahaan ini bergerak dibidang perdagangan besar barang produksi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 27 Juli 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Nov 1977. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 4.000 , modal dasar sebesar Rp. 416.000.00. serta modal disetor sebesar Rp. 312.450.000.000. 21. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Perusahaan ini bergerak dibidang pertambangan logam dan mineral lainnya dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 12 Juli 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 05 Jul 1968. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.400 , modal dasar sebesar Rp. 3.799.999.999.500, serta modal disetor sebesar Rp. 953.845.975.000. 22. Davomas Abadi Tbk (DAVO)
Perusahaan ini bergerak dibidang makanan dan minuman
dan mengumumkan
kebijakan stock split pada tanggal 28 Mei 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Mar 1968. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 3.300, modal dasar sebesar Rp. 908.696.800.000. serta modal disetor sebesar Rp. 620.185.566.000.
xii
23. Jaya Pari Steel Tbk (JPRS)
Perusahaan ini bergerak dibidang logam dan sejenisnya
dan mengumumkan
kebijakan stock split pada tanggal 12 Desember 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Jul 1973. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 7.800 , modal dasar sebesar Rp. 200.000.000.000, serta modal disetor sebesar Rp. 75.000.000.000. 24. Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Perusahaan ini bergerak dibidang properti dan real estate dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 19 Sepetember 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 11 Jan 1901. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 7.300, modal dasar sebesar Rp. 1.250.000.000.000. serta modal disetor sebesar Rp. 1.003.325.050.000. 25. Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR)
Perusahaan ini bergerak dibidang Semen dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 07 Agustus 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Mar 1953. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 7.000, modal dasar sebesar Rp. 2.000.000.000.000, serta modal disetor sebesar Rp. 593.152.000.000.
26. Sarini Agro Asia Corporindo Tbk (SOB)
Perusahaan ini bergerak dibidang kimia dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 22 Agustus 2007. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 07 Feb 1983. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 6.000, modal dasar sebesar Rp. 200.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 90.203.000.000. 27. Bank Central Asia Tbk (BCAA)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang bank dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 28 Januari 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 Okt 1955. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.400, modal dasar sebesar Rp. 5.500.000.000000. Serta modal disetor sebesar Rp. 1.540.938.125.000. 28. Berlina Tbk (BRNA)
Perusahaan ini bergerak dibidang plastik & kemasan dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 04 Agustus 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 18 Agustus 1969. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 7.900, modal dasar sebesar Rp. 50.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 34.500.000.000.
29. Delta Dunia Petroindo Tbk (DOID)
Perusahaan ini bergerak dibidang industri garmen atau pakaian jadi
dan
mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 15 April 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 26 Nov 1990. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 150, modal dasar sebesar Rp. 41.206.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 339.520.593.000. 30. Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO)
Perusahaan ini bergerak dibidang pertambangan logam dan mineral lainnya dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 15 Januari 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Juli 1968. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 9.800, modal dasar sebesar Rp. 2.972.032.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 248.408.468.000 31. Island Concepts Indonesia Tbk (ICON)
xii
Perusahaan ini bergerak dibidang hotel dan parawisata dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 10 Desember 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 11 Juli 2001. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp.0, modal dasar sebesar Rp. 0. serta modal disetor sebesar Rp. 14.031.250.000.
32. Panin Sekuritas Tbk (PANS)
Perusahaan ini bergerak dibidang farmasi dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 21 Januari 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 27 Juli 1989. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 550, modal dasar sebesar Rp. 160.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 90.000.000.000. 33. Panrama Sentra Wisata Tbk (PANR)
Perusahaan ini bergerak dibidang trading, invesment, & services dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 11 Februari 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 22 Jul 1995. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 500, modal dasar sebesar Rp. 150.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 60.000.000.000. 34. Timah Tbk (TINS)
Perusahaan ini bergerak dibidang 01 Agustus 1976 dan mengumumkan kebijakan stock split pada tanggal 08 Agustus 2008. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Mei 1970. Kemudian informasi pendaftaran perusahaan ini adalah dengan harga perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 2.900, modal dasar sebesar Rp. 500.000.000.000. Serta modal disetor sebesar Rp. 251.651.000.000.
xii
B. Analisis Analisis Deskriptif Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan, yaitu perusahaan yang melakukan
stock split dari Januari 2004-Desember 2008. Perusahaan tersebut tidak melakukan kebijakan (coporate
action) lain seperti: deviden, warrant, right issue, dan
pengumuman lainnya. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal BEI, IDX Statistic Quartely, IDX Statistik Annual, dan internet. Setelah semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini telah terkumpul dari berbagai sumber, maka selanjutnya penulis akan menganalisis data tersebut. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Bid Ask Spread Indikator yang digunakan untuk menghitung besaran bid ask spread 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah dengan menggunakan data bid dan ask perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Bid ask spread antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.1 dan 4.2. Berdasarkan tabel 4.1 yang menunjukkan rata-rata bid ask spread pada 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split tahun 2004-2008 terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata bid ask spread tertinggi yang terjadi pada 5 hari sebelum
stock split adalah Humpus Intermoda Transportasi Tbk (HITS) sebesar 1,656704981. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata bid ask spread terendah adalah Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) sebesar 0,001629987. Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata bid ask spread tertinggi yang terjadi pada 5 hari setelah stock split (tabel 4.2) adalah Humpus Intermoda Transportasi Tbk (HITS) sebesar
1,616184971. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata bid ask
spread terendah setelah pelaksanaan stock split adalah Timah Tbk (TINS) sebesar -
xii
0,006968106. Rata-rata bid ask spread dari seluruh perusahaan pada saat 5 hari setelah stock split mengalami penurunan sebesar 0,006380974. 2. Harga Saham Indikator yang digunakan dalam menghitung besaran harga sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah harga penutup dari saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Rata-rata harga saham sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.3 dan 4.4. Berdasarkan tabel 4.3 yang menunjukkan rata-rata harga pada 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split tahun 2004-2008 terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata harga tertinggi yang terjadi pada 5 hari sebelum stock split adalah Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp. 97.540. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata harga terendah adalah Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk (JIHD) sebesar Rp. 525. Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata harga tertinggi yang terjadi pada 5 hari setelah stock split (tabel 4.4.) adalah Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) sebesar
Rp. 8980. Sebaliknya perusahaan yang
memiliki rata-rata harga terendah setelah pelaksanaan stock split adalah Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk (JIHD) sebesar Rp. 226. Rata-rata harga saham seluruh perusahaan pada saat 5 hari setelah stock split mengalami penurunan sebesar Rp. 7674,229. 3. Volume Perdagangan Saham Indikator yang digunakan dalam menghitung besaran volume perdagangan 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah saham perusahaan yang diperdagangkan dan saham perusahaan yang beredar dari saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.5 dan 4.6. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan kondisi rata-rata volume perdagangan saham pada 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split tahun 2004-2008
xii
terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata volume perdagangan saham tertinggi yang terjadi pada 5 hari sebelum pelaksanaan stock split adalah Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar 0,012173139 . Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata volume
perdagangan saham terendah adalah Humpus Intermoda
Transportasi Tbk (HITS) sebesar 0 . Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata volume perdagangan tertinggi yang terjadi pada 5 hari setelah stock split (tabel 4.6.) adalah Internasional Nikel Indonesia (INCO) sebesar 0,008021365. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata volume perdagangan terendah setelah pelaksanaan stock split adalah Tigaraksa satria Tbk (TGKA) sebesar Rp. 0. Rata-rata volume perdagangan saham pada saat 5 hari setelah stock split mengalami kenaikan sebesar 0,00084. 4. Return saham Indikator yang digunakan dalam menghitung besaran return saham sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah harga penutup dan harga penutup sebelumnya perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.7 dan 4.8. Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan rata-rata return saham 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split tahun 2004-2008 terlihat bahwa perusahaan yang memiliki return saham tertinggi 5 hari sebelum pelaksanaan stock split adalah Panrama Sentra Wisata (PANR) sebesar 0,03404035. Sedangkan perusahaan yang memiliki return saham terendah adalah Smart Tbk (SMAR) dan Tigaraksa Satria (TGKA) sebesar 0. Dan perusahaan yang memiliki return saham tertinggi 5 hari setelah pelaksanaan stock split (tabel 4.8) adalah Smart Tbk (SMAR) sebesar 0,039047224. Sedangkan perusahaan yang memiliki return terendah setelah pelaksanaan stock split adalah Tigaraksa Satria (TGKA) sebesar 0. Rata-rata return saham pada saat 5 hari setelah pelaksanaan stock split mengalami penurunan sebesar 0,001017.
xii
5. Frekuensi Perdagangan Saham Indikator yang digunakan dalam menghitung besaran frekuensi perdagangan saham 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah data frekuensi perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Rata-rata frekuensi perdagangan saham 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.9 dan 4.10. Berdasarkan tabel 4.9 yang menunjukkan rata-rata frekuensi pada 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split tahun 2004-2008 terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata frekuensi tertinggi yang terjadi pada 5 hari sebelum stock
split adalah Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar 2407,4. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata frekuensi terendah adalah Humpus Intermoda Transportasi Tbk (HITS) sebesar 0. Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata frekuensi perdagangan tertinggi yang terjadi pada 5 hari setelah stock split (tabel 4.10) adalah International nikel Indonesia Tbk (INCO) sebesar 2556,6. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata frekuensi perdagangan terendah setelah pelaksanaan stock
split adalah Tigaraksa Satria (TGKA) sebesar 0. Rata-rata frekuensi dari seluruh perusahaan pada saat 5 hari setelah stock split mengalami kenaikan sebesar 67,0457. 6. Volatilitas Harga Saham Indikator yang digunakan dalam menghitung besaran volatilitas harga saham 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split adalah data harga tertinggi dan terendah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Rata-rata volatilitas harga saham 5 hari sebelum dan setelah pelaksanaan stock split dapat dilihat pada lampiran tabel 4.11 dan 4.12. Berdasarkan tabel 4.11 yang menunjukkan rata-rata volatilitas pada 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split tahun 2004-2008 terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata volatilitas tertinggi yang terjadi pada 5 hari sebelum stock
xii
split adalah Humpus Intermoda Transportasi Tbk (HITS) sebesar
0,414176245.
Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata frekuensi terendah adalah Aneka Tambang (ANTM) sebesar 0,000938512. Sedangkan perusahaan yang memiliki ratarata volatilitas tertinggi yang terjadi pada 5 hari setelah stock split (tabel 4.12) adalah Tigaraksa Satria (TGKA) sebesar 0,418811881. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata volatilitas terendah setelah pelaksanaan stock split adalah Timah Tbk (TINS)
sebesar -0,001742026. Rata-rata volatilitas dari seluruh perusahaan
pada saat 5 hari setelah stock split mengalami kenaikan sebesar 0,001595. C. Analisis Analisis Asumsi Klasik 1. Uji normalitas Uji normalitas dalam model ini menyatakan bahwa data yang ada tidak berdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengolahan data dengan SPSS 17 menggunakan uji normalitas dengan uji skewness dan kurtosis. Hasil uji skewness dan kurtosis dapat dilihat pada lampiran tabel 4.13.
Tabel 4.14 Nilai Z skewness dan nilai Z kurtosis Variabel
Nilai Z skewness
Nilai Z kurtosisi
Spread
10,274
24,41
Harga
8,731
17,568
Volume
7,504
15,297
Return
0,715
0,838
Frekuensi
10,663
27,350
xii
Volatilitas
10,274
24,401
Sumber: Data diolah Nilai z yang telah didapat berdasarkan pengolahan penulis bandingkan dengan nilai kritisnya yaitu alpha 0,01 nilai kritisnya ±2,58 sedangkan untuk alpha 0,05 nilai kritisnya ±1,96. Hasil perhitungan nilai z baik untuk variabel spread, harga, volume, return, frekuensi, dan volatilitas harga saham menghasilkan nilai yang jauh diatas nilai kritisnya ± 2,58 (signifikan pada á=0,01). Pada penelitian yang penulis lakukan hanya variabel return saham yang memiliki hasil dibawah nilai kritis. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima variabel ini tidak terdistribusi secara normal kecuali variabel return saham. Sesuai dengan hasil perhitungan nilai skewness dari variabel spread = 10,274, harga = 8,731, volume = 7,504, return = 0,715, frekuensi = 10,663, dan volatilitas = 10,274. Sedangkan nilai kurtosis dari variabel spread = 24,41, harga = 17,568, volume = 15,297, return = 0,838 frekuensi = 27,350, dan volatilitas = 24,401. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mencoba dengan menggunakan uji normalitas non parametrik Kolmogorov – Smirnov. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran tabel 4.15. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan penulis, nilai K-S untuk variabel spread sebesar 2,398 dengan probabilitas signifikansi 0,000, nilai K-S variabel harga sebesar 2,059 dengan probabilitas signifikansi 0,000, nilai K-S untuk variabel volume = 1,494 dengan probabilitas signifikansi 0,023 nilai K-S untuk variabel frekuensi = 1,781 dengan probabilitas signifikansi 0,004 dan nilai K-S untuk variabel volatilitas = 2,398 dengan proabilitas signifikansi 0,000, hal ini berarti hipotesis nol ditolak karena nilainya jauh dibawah à=0,05 atau variabel spread, harga, volume fregkuensi dan volatilitas
tidak terdistribusi secara
normal. Sedangkan variabel return mempunyai nilai K-S = 0,648 dengan proabilitas signifikansi 0,795 nilainya jauh diatas à=0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel return terdistribusi secara normal.
xii
Kemudian penulis mencoba menggunakan grafik untuk mengukur tingkat normalitasnya yaitu dengan grafik histogram. Dari gambar grafik yang ada hasil tampilan grafik histogram menunjukkan bahwa variabel spread, harga, volume, frekuensi, dan volatilitas tidak berdistribusi secara normal dan menceng ke kiri. Tetapi untuk variabel return grafik menunjukkan data berdistribusi secara normal. Gambar grafik dapat dilihat pada lampiran gambar 4.16. Akhirnya penulis menggunakan metode lain yaitu dengan melakukan transformasi data dengan Ln(x) untuk variabel dependen. Setelah itu penulis menguji dengan grafik.
Gambar 4.17
Sumber: Output SPSS 17 Dari grafik histogram tampak bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetri tidak menceng ke kanan atau ke kiri.
xii
Gambar 4.18
Sumber: Output SPSS 17 Pada grafik normalitas probability plot titik-titik menyebar berhimpit disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. Tabel 4.19 4.19 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
35 .0000000 .83425633 .113 .113 -.085 .669 .763
xii
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 17 Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi secara normal. Hasil Kolmogorov-Smirnov data di atas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,669 dan tidak signifikan pada 0,05 (karena p=0,763 > 0,05). Jadi penulis tidak dapat menolak Ho yang mengatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi secara normal. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi yang memenuhi syarat uji asumsi klasik adalah dalam bentuk logaritma natural. 2. Uji Multikolinearitas Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel inedepen dalam model regresi. Hasil uji dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4.20 a
Coefficients
Model
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics
B
Tolerance
Std. Error
Beta
VIF
xii
1(Constant)
-3.873
.225
Harga
-2.752E-5
.000
-.312
.789
1.268
Volume
78.640
114.511
.109
.342
2.925
Return
-5.878
12.068
-.048
.908
1.102
Frekuensi
-.001
.001
-.307
.347
2.882
2.093
.655
.945
1.058
Volatilitas 14.329 a. Dependent Variable: spreadbar
Sumber: Output SPSS 17 3. Uji Outokorelasi
Tabel 4.21 b
Model Summary
Adjusted Model
R
1
.866
a
R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.749
.706
.39231
1.802
a. Predictors: (Constant), VOLTLTS, RETURN, HARGA, FREK, VOLUME b. Dependent Variable: sprbar
Sumber: Output SPSS 17 Uji outokorelasi dalam model ini menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) atau dengan kata lain model regresi ini tidak terdapat autokorelasi. Tampilan output SPSS di atas menunjukkan besarnya nilai Durbin Watson sebesar 1,802. Nilai DW menurut tabel dengan n = 35 dan k = 5 di dapat angka dl = 1,175 dan du = 1,799. Oleh karena nilai DW hitung > du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi antar residual. 4. Uji Heterokesdastisitas Uji heterokesdastisitas dalam model ini menyatakan tidak terdapat heterokesdastisitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan gambar pada gambar 4.22.
Gambar 4.22
xii
Sumber: Output SPSS 17 Berdasarkan gambar di atas terlihat titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat dikatakan model ini tidak terjadi heterokesdastisitas.
D. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.23 Adjusted
R Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
1
.866a
.749
.706
.90332
Sumber: Output SPSS 17
xii
Besarnya nilai adjusted R2 sebesar 0,749 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 74,9%. Jadi model cukup baik. Sedangkan sisanya 25,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi. E. Pengaruh
Variabel Harga, Volume Perdagangan, Return Saham,
Frekuensi
Perdagangan, dan Volatilitas harga saham Terhadap Bid Ask Spread Secara Parsial. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dapat diketahui dari tabel dibawah ini: Tabel 4.24 B a
Coefficients
erdasar
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
kan Model
tabel 4.24 diketah ui
1(Constant)
B
Std. Error
-3.873
.225
Harga
-2.752E-5
.000
Volume
78.640
114.511
Return
-5.878
Frekuensi Volatilitas
Beta
t
Sig.
-17.230
.000
-.312
-2.980
.006
.109
.687
.498
12.068
-.048
-.487
.630
-.001
.001
-.307
-1.943
.062
14.329
2.093
.655
6.847
.000
c. Dependent Variable: spreadbar Sumber: Output SPSS 17
tingkat signifik an
untuk variabel independen harga, volume perdagangan saham, return saham, frekuensi perdagangan saham, dan volatilitas harga saham adalah sebagai berikut: 1. Harga Saham Nilai signifikan dari variabel harga saham adalah sebesar 0,006 lebih kecil dari alpha 0,05 (0,006<0,05) maka H0 ditolak artinya variabel bebas harga saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread.
Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti, Arozzy dan Setyawan
xii
(2005) dan Magdalena Nany yang menyatakan bahwa harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. 2. Volume Perdagangan Nilai signifikan dari variabel volume perdagangan saham adalah sebesar 0,498 lebih besar dari alpha 0,05 (0,498 > 0,05). Maka H0 tidak ditolak artinya variabel bebas volume perdagangan saham tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Sri Dwi Ambarwati (2008) yang menyatakan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Dan tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti dkk (2005) yang menyatakan bahwa volume perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap
bid ask spread.
3. Return Saham Nilai signifikan dari variabel return saham adalah sebesar 0,630 lebih besar dari alpha 0,05 (0,630 > 0,05). Maka H0 tidak ditolak artinya variabel bebas return saham tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Dwi Ambarwati (2008) yang menunjukkan bahwa variabel return saham berpengaruh negatif signifikan terhadap bid ask spread. 4. Frekuensi Perdagangan Saham Nilai signifikan dari variabel frekuensi perdagangan saham adalah sebesar 0,062 lebih besar dari alpha 0,05 (0,062 > 0,05) tetapi 0,062 signifikan pada alpha 0,1 atau 10%. Maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel bebas frekuensi perdagangan saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask
spread. Hal ini tidak sesuai penelitian yang dilakukan oleh Siera Juwenda (2007)
xii
yang menyatakan bahwa frekuensi perdagangan saham tidak berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. 5. Volatilitas Harga Saham Nilai signifikan dari variabel volatilitas harga saham adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H0 ditolak artinya variabel bebas frekuensi perdagangan saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid
ask spread. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dan Asri (1999) dalam Siera Juwenda yang menyatakan bahwa volatilitas harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread namun tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti Arozzy (2005) yang menyatakan bahwa volatilitas harga saham tidak signifikan terhadap bid ask
spread. F. Pengaruh
Variabel Variabel
Harga,
Volume
Perdagangan,
Return
Saham,
Frekuensi
Perdagangan, dan Volatilitas harga saham Terhadap Bid Ask Spread Spread Secara Simultan. Untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
dependen
secara
simultan
atau
keseluruhan dapat diketahui dari tabel 4.25. Tabel 4.25 Pengujian Secara Simultan b
ANOVA Model 1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
70.702
5
14.140
17.329
.000
Residual
23.663
29
.816
Total
94.365
34
a
a. Predictors: (Constant), Volatilitas, Return, Harga, Frekuensi, Volume b. Dependent Variable: spreadbar
Sumber : Output SPSS 17 Berdasarkan hasil output SPSS yang ditunjukkan pada tabel 4.25 bahwa signifikan atau probabilitas adalah 0,000. Oleh karena nilai signifikan atau F hitung yaitu 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 atau 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen harga saham, volume, return, frekuensi dan volatilitas harga
xii
saham secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split.
G. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan table 4.24 maka dapat dibentuk persamaan regresi yaitu: S = -3.873 + -2.752E-5 HRG + 78.640 VOL + -5.878 RET + -.001 FREK + 14.329 VOLT +
Nilai konstanta atau intercept sebesar -3,873 menunjukkan jika variabel harga saham, volume perdagagan saham, return saham, frekuensi perdagangan saham, dan volatilitas harga saham dianggap konstan maka variabel dependen bid ask spread adalah sebesar -3,873 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Nilai koefisien regresi variabel harga saham bertanda negatif yang menunjukkan arah yang berbanding terbalik, artinya jika harga saham naik sebesar 1% akan menurunkan bid ask spread sebesar 2,752-5 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai koefisien regresi variabel frekuensi perdagangan saham bertanda negatif terhadap bid ask spread. Hal ini menunjukkan arah yang berbanding terbalik, artinya jika frekuensi perdagangan saham naik sebesar 1% maka akan menurunkan bid ask
spread sebesar 0.001 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai koefisien regresi variabel volatilitas harga saham bertanda positif artinya jika variabel volatilitas harga saham mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan meningkatkan bid ask spread sebesar 14,329 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
H. Uji perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Stock Split
xii
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split digunakan uji beda Paired Sample T-Test. Sebelum melakukan uji beda Paied Sample T-Test, penulis harus melakukan uji normalitas data. Penulis menggunakan uji grafik histogram. Ternyata data tidak terdistribusi secara normal. Hasil analisa tersebut dapat dilihat pada lampiran gambar 4.26 . Dari gambar tersebut dapat dikatakan data tidak berdistribusi secara normal, karena gambar menceng ke kiri. Kemudian penulis mencoba dengan metode lain yaitu melakukan transformasi dengan logaritma natural. Selanjutnya menganalisis normalitas data dengan menggunakan grafik histogram. Ternyata data telah terdistribusi secara normal. Gambar dapat dilihat pada lampiran gambar 4.27. Untuk lebih meyakinkan penulis penulis mencoba dengan metode lain yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.28
Tabel 4. 28
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sblmbar N Normal Parametersa,,b
Most Extreme
Mean Std. Deviation Absolute
ssdhbar
35 33 -3.8769 -3.6255 1.66597 1.41521 .157 .196 xii
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
.157 -.082 .929 .354
.196 -.136 1.125 .159
Sumber: Output SPSS 17
Selanjutnya penulis ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan antara bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. Hasil uji Paired Sample T-Test dapat dilihat pada lampiran tabel 4.29. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS, diperoleh sig. 0,095. Karena sig 0,095 > 0,05 maka H0 ditolak. Karena H0 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dan Asri (1999) serta penelitian yang dilakukan oleh Susanti, Arozzy dan Setyawan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.
I. Interpretasi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji parsial bahwa variabel harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock
split. Pergerakan harga saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagngkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagngkan. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya biaya pemilikan dan akhirnya menurunkan tingkat bid ask
spread.
xii
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Magdalena Nany (2005) yang menyatakan bahwa harga saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap
bid ask spread baik pra maupun pasca pengumuman laporan keuangan naik dalam kondisi good news maupun bad news. Dan hasil uji secara parsial variabel frekuensi perdagangan saham terhadap bid
ask spread perusahaan yang melakukan stock split menunjukkan bahwa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock
split. Frekuansi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi perdagangan maka semakin tinggi volume perdagangan yang dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa saham tersebut digemari para investor. Ada kemungkinan dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham terlalu lama. Sehingga menurunkan biaya pemilikan dan menurunkan spread. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siera Juwenda (2007) yang menyatakan bahwa variabel frekuensi perdagangan saham tidak berpengaruh terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split. Dan yang terakhir diuji secara parsial adalah variabel volatilitas harga saham terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split menyatakan bahwa variabel volatilitas harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siera Juwenda (2007) yang menyatakan bahwa variabel volatilitas harga saham berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan
stock split. Dan berdasarkan hasil uji secara simultan menyatakan bahwa variabel harga saham, volume perdagangan saha, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan
xii
terhadap bid ask spread perusahaan yang melakukan stock split sebesar 74,9%. Hal ini menyatakan bahwa variabel harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham mempunyai pengaruh sebesar 74,9% dan sisanya 26,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak teliti oleh penulis atau dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.
Untuk pengujian uji beda dua sisi antara bid ask spread sebelum dan setelah melaksanakan stock split menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
bid ask spread sebelum dan setelah melaksanakan stock split. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dan Asri (1999) serta penelitian yang dilakukan oleh Susanti, Arozzy dan Setyawan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.
xii
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh harga, volume perdagangan, return saham, frekuensi perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split pada bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 dengan pengujian regresi berganda dan Paired Sample Ttest, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda secara parsial terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread yaitu variabel harga, frekuensi perdagangan dan volatilitas harga saham. Sedangkan variabel volume perdagangan saham, dan return saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap bid ask spread. 2. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda secara simultan menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap bid ask
spread. 3. Berdasarkan
hasil
pengujian dengan
menggunakan Paired
Sample
T-test
menunjukkan bahwa rata-rata bid ask spread setelah pelaksanaan stock split mengalami penurunan. Tingkat signifikan bid ask spread lebih kecil dari alpha (0,095 > 0,05). Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread sebelum dan setelah pelaksanaan stock split. B. Implikasi Implikasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis penelitian ini dapat menjadi menambah wawasan dalam bidang pasar modal khususnya mengenai bid ask spread.
xii
2. Bagi akademisi untuk menambah pengetahuan mengenai keuangan dan pasar modal khususnya mengenai bid ask spread dan stock split. 3. Bagi investor penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan stock split. C.
Saran Sebagai peneliti, penulis menyadari, bahwa dalam melakukan penelitian harus selalu dilakukan penyempurnaan secara terus menerus, karena manajemen keuangan dan pasar modal Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu, maka untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Sebaiknya dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi bid ask spread dapat menggunakan metode lain yang sesuai. Karena penulis menyadari bahwa penelitian ini mayoritas menggunakan analisis regresi berganda dan penulis belum mendapatkan referensi yang menggunakan metode lain karena keterbatan waktu. 2. Sebaiknya periode estimasi dalam menganalisis diperpanjang. Dengan periode yang lebih panjang, dapat dilihat lebih jelas dalam menghitung variabel-variabel yang menjadi faktor dalam penelitian.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Abdul dan Nasuhi Hidayat. “Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap Bid Ask Spread Industri Rokok Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model Koreksi Kesalahan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1 Januari, Hal 69-85. Adi Wibowo, Purwo. “Analisis Perbedaan Variabilitas Keuntungan Saham, Aktivitas Perdagangan Saham dan Bid-Ask Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split (Study Empirisdi Bursa Efek Jakarta periode 1999-2004),”Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol.2 No.1 Maret 2005. Ahmad, Kamaruddin. “Dasar-dasar Manajemen Investasi Dan Portofolio” Rineka Cipta. Jakarta: 2004. Bodie, Z,. A. Kane and A. J. Marcus. ”Investment,” Buku 1. Mc GrawHill. 2006. ”Investment,” Buku 1. Mc GrawHill. 2006. Dwi, Sri Ambarwati. “Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Saham Pada perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 periode Tahun 2000–2005”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.12 No.1, Hal. 2738, April 2008. Fahmi, Irham. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Alfabeta. Bandung: 2009. Fatmawati, S dan M. Asri, “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Yang Diukur dengan Besarnya Bid Ask Spread di Bursa Efek Jakarta,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No. 4. Oktober 1999. Finacial Data and Ratio. “JSX Research and Development Division.” JSX Statistic. Jakarta: 2004. . 2005.
“JSX Research and Development Division.” JSX Statistic. Jakarta:
. “JSX Research and Development Division.” JSX Statistic. Jakarta: 2006.
. “JSX Research and Development Division.” JSX Statistic. Jakarta: 2007.
. “JSX Research and Development Division.” JSX Statistic. Jakarta: 2008.
Francisca et,al. “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2, No. 2, September 2000: 1 – 13.
xii
Frank J, Fabozzi.”Manajemen Investasi”, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Frensidy, Budi. “Determinant Spread Relatif Saham-saham Kompas 100 di Bursa efek Indonesia”. 2008 Ghazali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbi Universitas Diponegoro. Semarang: 2006. Gujarati, Damodar. N. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.” Cetakan 4. Undip. Semarang: 2007. Gunawan, R Santosa.”Statistik”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004. Halim, Abdul. “Analisis Investasi,” Edisi 2, Salemba Empat. 2005 Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN. Jakarta: 2007. Hamzah, Amir. “Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum dan Sesudah Reverse Stock Split (Di PT Bursa Efek Jakarta),” Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.4 No.8 Desember 2006. Hartono, Jogiyanto.”Pasar Efisiensi Secara Keputusan”. Jakarta: 2005. Henrawati, Ernie. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 Dibursa Efek Jakarta”, Jurnal manajemen dan Bisnis Vol.3 No.2, Januari 2007. Husnan, Suad.” Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analsis Sekuritas”, Edisi 4, 2006. Irham dan Yovi. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Alfabeta. Bandung: 2009. Irwan dan Okta. “Stock split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta”, Usahawan No.12 TH XXXV Desember 2006. Juwenda, Siera. “Analisis Pengaruh Harga, Volume, Frekuensi dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid Ask Spreead Perusahaan yang Melakukan Stock Split”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN. Jakarta: 2007. Lipson, Marc. L. “Stock Splits, Likuidity, and Limit Order,” NSYE Woroking Paper. November 1999. Luciana et,al. “Analisis Kandungan Informasi dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split yang Dilakukan Oleh Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh”, Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (Journal of Indonesian Economy & Business) Vol. 20 No. 1, Januari 2005. Mawarta. “Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 4 No. 2 Mei 2001. Nachrowi dan Hardius. “Pendekatan Populer dan raktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: 2005. Nany, Magdalena. “Analisis pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian Return Saham, Earning dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Bid Ask Spread Sebelum dan Sesudah xii
pengumuman Laporan Keuangan (Study Empiris Pada Saham LQ45 di Bursa efek Jakarta,” Perspektif UNS, 9 (1):23-31, 2004. Rahmawati, Zidny. “Analaisis Return SAham Sebelum dan Setelah Stock Split Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Surabaya.” Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Sosial (JEB’s). 2005. Rifa’i, Ahmad.”Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham: Study Mengenai Efisiensi Pasar bentuk Setengah Kuat di BEJ.” Jurnal Keuangan dan Moneter. Vol. 2 No.8:2005. Rodoni, Ahmad. “Modul Institusi Depositori Dan Pasar Modal”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008. Savitri, Melinda dan Dwi Martani. “The Analysis The Impact of Stock Split and Reverse Stock Split On Stock Return and Volume The Case Of Jakarta Stock Exchange.” Stanislaus. “Pedoman Analisis Data dengan SPSS”. Graha Ilmu, Jakarta: 2006. Susanti, et.al. “Pengaruh Harga, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham pada Bid Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split,” Usahawan No.10 TH XXXIV Oktober 2005. UPP AMP YKPN, 2001. Tandelin, Eduardus. “Portofolio dan Investasi”. Edisi 1. Kanisius. Yogyakarta: 2010. Wahana Komputer. “Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17”. Andi. Semarang: 2010. Wahana Komputer.“Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik”. Andi. Semarang: 2009. Widiastuti, Harjanti.” Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol.6. N0.2: 2005. Wirman, Ade. “Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham di Pasar Modal (Studi Kasus BEJ).” JUrnal Economic. Vol. 1. No. 1. Februari: 2002. Yenny, et.al. “Analisi Pengaruh Bid Ask Spread, Market value, dan Risk of Return Saham Terhadap Holding Period Pada Saham Teraktif yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2002”, Ventura Vol. 6 No. 2, Agustus 2003.
xii
Lampiran 1
Tabel 3.1 Nama-nama Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Tahun 2004-2008
No
Nama Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Artha Pacific Securities Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bank Centra Asia Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Dankos Laboratories Tbk Davomas Abadi Tbk Ekadharma Tape Industry Tbk Indosat Tbk Internasinal Nickel Indonesia Tbk Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Sari Husada Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Ciputra Surya tbk Hexindo Adi Perkasa Tbk Humpus Intermoda transportasi Tbk Prima Alloy Steel Tbk Smart Tbk Tigaraksa Satria Tbk Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Ekadarma International Intraco Penta Tbk Jaya Real Property Tbk Pembangunan jaya Ancol Tbk Lipo Karawaci Tbk Pelayaran Tempuran Emas Tbk Plaza Indonesia Tbk Tempo Scan Pasifik Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Davomas Abadi Tbk Global Media Com Tbk Hortus Danaves Tbk Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Jaya Pari Steel Tbk Lipo Karawaci Tbk Pakuwon Tbk
Kode Emiten APIC UNSP BBCA BLTA DNKS DAVO EKAD ISAT INCO JIHD RALS SHDA TLKM CTRS HEXA HITS PRAS SMAR TGKA APOL EKAD INTA JRPT PJAA LPKR TMAS PLIN TSPC AKRA ANTM CPIN DAVO BMTR HITS JPRS LPKR PWON
Tanggal Pengumuman Stock Split 13-Feb-04 03-Nop-04 08-Jun-04 09-Nop-04 06-Feb-04 17-Des-04 10-Feb-04 18-Mar-04 03-Agust-04 12-Mei-04 22-Okt-04 01-Sep-04 28-Sep-04 25-Jul-05 01-Sep-05 15-Des-05 20-Sep-05 20-Sep-05 30-Agust-05 24-Nop-06 16-Jan-06 16-Jan-06 14-Agust-06 19-Jul-06 28-Jul-06 17-Mar-06 26-De-06 14-Sep-06 27-Jul-07 12-Jul-07 01-Nop-07 28-Mei-07 24-Apr-07 10-Sepe-07 11-Sep-07 12-Des-07 26-Des-07 19-Sep-07 xii
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Semen Gresik Tbk Sorini Agro Asia Tbk AKR Corporindo Tbk Bank Centra Asia Tbk Berlina Tbk Delta Dunia Petraindo Tbk Internasional Nickel Indonesia Tbk Island Concept Indonesia Tbk Mitra Rajasa Tbk Panin Sekuritas Tbk Panorama Sentra Wisata Tbk Surya Inti Permata Tbk Timah Tbk
SMGR SOB AKRA BBCA BRNA DOID INCO ICON PANS PANR SIIP TINS
07-Agust-07 22-Agust-07 27-Jul-07 28-Jan-08 04-Agust-08 15-Apr-08 15-Jan-08 10-Des-08 30-May-08 21-Jan-08 11-Feb-08 12-Mar-08 08-Agust-08
xii
Tabel 3.2 Tabel Sampel Perusahaan Yang Melakukan Stock Split
No
Nama Perusahaan
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bank Centra Asia Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Dankos Laboratories Tbk Indosat Tbk Internasinal Nickel Indonesia Tbk Jakarta Int'l Hotel & Dev. Tbk Ramayana Lestari Sentosa Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Ciputra Surya tbk Hexindo Adi Perkasa Tbk Humpus Intermoda transportasi Tbk Prima Alloy Steel Tbk Smart Tbk Tigaraksa Satria Tbk Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Intraco Penta Tbk Jaya Real Property Tbk Pembangunan jaya Ancol Tbk Tempo Scan Pasifik Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang Tbk Davomas Abadi Tbk Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Jaya Pari Steel Tbk Pakuwon Jati Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Sarini Agro Asia Corporindo Tbk Bank Central Asia Tbk Berlina Tbk Delta Dunia Petroindo Tbk Internasional Nickel Indonesia Tbk Panin Sekuritas Tbk Panrama sentra Wisata Tbk Timah Tbk
UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS HEXA HITS PRAS SMAR TGKA APOL INTA JRPT PJAA TSPC AKRA ANTM DAVO HITS JPRS PWON SMGR SOB BBCA BRNA DOID INCO PANS PANR TINS
Tanggal pengumuman Stock Split 03-Nop-04 08-Jun-04 09-Nop-04 06-Feb-04 18-Mar-04 03-Agust-04 12-Mei-04 22-Okt-04 28-Sep-04 25-Jul-05 01-Sep-05 15-Des-05 20-Sep-05 20-Sep-05 30-Agust-05 24-Nop-06 16-Jan-06 14-Agust-06 19-Jul-06 14-Sep-06 27-Jul-07 12-Jul-07 28-Mei-07 11-Sep-07 12-Des-07 19-Sep-07 07-Agust-07 22-Agust-07 28-Jan-08 04-Agust-08 15-Apr-08 15-Jan-08 21-Jan-08 11-Feb-08 08-Agust-08
xii
Tabel 4.1 Rata-Rata Bid Ask Spread Sebelum Stock Split
H-2
5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
H-3
1863 3438 1238 1463 16725 34575 487,5 4263 8325 1325 6075 3050 855 3925 2650 1515 605 2913 2013 7375 5325 1305 595 2063 2588 3700 52675 13275 6825 1215 1320 99275 1275 945 29075
Spread
Bid
Ask
0,013422819 0,007272727 0,02020202 0,017094017 0,002989537 0,001446132 0,051282051 0,005865103 0,006006006 0,00754717 0,024691358 0,163934426 0,058479532 0,063694268 0,264150943 0,00660066 0,016528926 0,042918455 0,01242236 0,006779661 0,009389671 0,283524904 0,016806723 0,012121212 0,222222222 0,054054054 0,000949217 0,003766478 0,021978022 0,041152263 0,015151515 0,001510954 0,039215686 0,010582011 0,00171969
1625 3550 1225 1425 16650 34350 500 4300 8250 1300 5300 2500 840 3800 2550 1520 620 3125 2030 7400 5250 0 570 1990 2750 3050 52500 13650 6600 1160 1300 95950 1200 880 29850
1700 3575 1250 1450 16700 34500 525 4325 8300 1310 5400 3300 860 4050 3000 1530 630 3225 2040 7450 5300 1580 580 2000 2800 3600 52600 13700 6650 1220 1310 96000 1300 890 29900
75 25 25 25 50 150 25 25 50 10 100 800 20 250 450 10 10 100 10 50 50 1580 10 10 50 550 100 50 50 60 10 50 100 10 50
H-4
1663 3563 1238 1438 16675 34425 512,5 4313 8275 1305 5350 2900 850 3925 2775 1525 625 3175 2035 7425 5275 790 575 1995 2775 3325 52550 13675 6625 1190 1305 95975 1250 885 29875
Spread
Bid
Ask
0,045112782 0,007017544 0,02020202 0,017391304 0,002998501 0,004357298 0,048780488 0,005797101 0,006042296 0,007662835 0,018691589 0,275862069 0,023529412 0,063694268 0,162162162 0,006557377 0,016 0,031496063 0,004914005 0,006734007 0,009478673 2 0,017391304 0,005012531 0,018018018 0,165413534 0,00190295 0,003656307 0,00754717 0,050420168 0,007662835 0,000520969 0,08 0,011299435 0,00167364
1575 3650 1200 1475 17000 34100 525 4325 8400 1320 5950 2750 860 3700 2350 1510 630 3000 1850 7400 5100 0 570 1930 2500 3600 51400 13550 6250 1170 1290 95900 1250 790 31550
1600 3675 1225 1500 17050 34200 550 4350 8450 1330 6000 3300 870 4050 3000 1520 640 3300 1860 7450 5200 1570 580 1940 2800 3700 51500 13600 6300 1230 1300 96000 1300 950 31650
25 25 25 25 50 100 25 25 50 10 50 550 10 350 650 10 10 300 10 50 100 1570 10 10 300 100 100 50 50 60 10 100 50 160 100
H-5
1588 3663 1213 1488 17025 34150 537,5 4338 8425 1325 5975 3025 865 3875 2675 1515 635 3150 1855 7425 5150 785 575 1935 2650 3650 51450 13575 6275 1200 1295 95950 1275 870 31600
Spread
Bid
Ask
0,015748031 0,006825939 0,020618557 0,016806723 0,002936858 0,002928258 0,046511628 0,005763689 0,005934718 0,00754717 0,008368201 0,181818182 0,011560694 0,090322581 0,242990654 0,00660066 0,015748031 0,095238095 0,005390836 0,006734007 0,019417476 2 0,017391304 0,005167959 0,113207547 0,02739726 0,001943635 0,003683241 0,007968127 0,05 0,007722008 0,001042209 0,039215686 0,183908046 0,003164557
1650 3650 1125 1400 17350 34300 550 4325 8400 1320 5900 2750 800 3700 0 1440 620 2800 1760 7100 5025 0 580 1880 0 3825 52600 12850 6550 1150 1310 97300 1270 780 32100
1675 3675 1150 1450 17400 34500 575 4350 8450 1330 6000 3000 830 4150 3000 1450 630 3150 1780 7150 5075 1490 590 1900 2800 3900 52900 12900 6600 1200 1320 97400 1350 790 32150
25 25 25 50 50 200 25 25 50 10 100 250 30 450 3000 10 10 350 20 50 50 1490 10 20 2800 75 300 50 50 50 10 100 80 10 50
1663 3663 1138 1425 17375 34400 562,5 4338 8425 1325 5950 2875 815 3925 1500 1445 625 2975 1770 7125 5050 745 585 1890 1400 3863 52750 12875 6575 1175 1315 97350 1310 785 32125
Spread
Rata-rata spread
0,015037594 0,006825939 0,021978022 0,035087719 0,002877698 0,005813953 0,044444444 0,005763689 0,005934718 0,00754717 0,016806723 0,086956522 0,036809816 0,114649682 2 0,006920415 0,016 0,117647059 0,011299435 0,007017544 0,00990099 2 0,017094017 0,010582011 2 0,019417476 0,005687204 0,003883495 0,007604563 0,042553191 0,007604563 0,001027221 0,061068702 0,012738854 0,00155642
0,020379969 0,007022121 0,020723835 0,020637297 0,004087137 0,003200886 0,048460133 0,005839118 0,005984749 0,007581781 0,020268951 0,176801959 0,038051939 0,076598742 0,58037238 0,006682624 0,016161177 0,062700109 0,009419706 0,006799845 0,016910089 1,656704981 0,017042455 0,009157388 0,51299725 0,453256465 0,003070785 0,003754048 0,010413305 0,038498765 0,009184604 0,001629987 0,048605897 0,048053495 0,002645879
Tabel 4.2 Rata-Rata Bid Ask Spread Sesudah Stock Split H-2
5 25 25 25 25 50 5 25 25 10 20 -400 45 60 300 10 10 80 10 10 10 70 5 5 50 30 50 25 25 20 10 50 50 5 25
422,5 1788 612,5 762,5 3838 8675 237,5 837,5 4138 665 1200 200 147,5 840 150 695 575 540 975 775 1095 865 282,5 397,5 485 715 4975 2613 3513 550 695 9775 1275 297,5 2313
H-3 Spread
Bid
Ask
0,01183432 0,013986014 0,040816327 0,032786885 0,006514658 0,005763689 0,021052632 0,029850746 0,006042296 0,015037594 0,016666667 -2 0,305084746 0,071428571 2 0,014388489 0,017391304 0,148148148 0,01025641 0,012903226 0,00913242 0,080924855 0,017699115 0,012578616 0,103092784 0,041958042 0,010050251 0,009569378 0,007117438 0,036363636 0,014388489 0,00511509 0,039215686 0,016806723 0,010810811
415 1775 625 725 3750 8550 205 825 4175 660 1190 410 125 910 0 680 590 550 960 750 1080 0 280 385 450 650 4950 2575 3525 540 700 9350 1200 295 2375
420 1800 650 750 3775 8600 210 850 4200 670 1210 600 175 930 300 690 600 580 970 760 1090 830 285 390 490 730 5000 2600 3550 570 710 9400 1300 300 2200
5 25 25 25 25 50 5 25 25 10 20 190 50 20 300 10 10 30 10 10 10 830 5 5 40 80 50 25 25 30 10 50 100 5 -175
H-4
417,5 1788 637,5 737,5 3763 8575 207,5 837,5 4188 665 1200 505 150 920 150 685 595 565 965 755 1085 415 282,5 387,5 470 690 4975 2588 3538 555 705 9375 1250 297,5 2288
Spread
Bid
Ask
0,011976048 0,013986014 0,039215686 0,033898305 0,006644518 0,005830904 0,024096386 0,029850746 0,005970149 0,015037594 0,016666667 0,376237624 0,333333333 0,02173913 2 0,01459854 0,016806723 0,053097345 0,010362694 0,013245033 0,00921659 2 0,017699115 0,012903226 0,085106383 0,115942029 0,010050251 0,009661836 0,007067138 0,054054054 0,014184397 0,005333333 0,08 0,016806723 -0,076502732
405 1750 650 725 3725 8400 215 825 4325 640 1240 400 145 1020 0 670 580 520 930 760 1070 0 280 380 455 600 4950 2550 3525 550 740 8550 1250 310 2375
410 1775 675 750 3750 8450 220 850 4350 650 1250 600 160 1040 300 680 590 580 950 770 1090 830 290 385 470 720 4975 2575 3550 590 750 8600 1300 315 2400
5 25 25 25 25 50 5 25 25 10 10 200 15 20 300 10 10 60 20 10 20 830 10 5 15 120 25 25 25 40 10 50 50 5 25
407,5 1763 662,5 737,5 3738 8425 217,5 837,5 4338 645 1245 500 152,5 1030 150 675 585 550 940 765 1080 415 285 382,5 462,5 660 4963 2563 3538 570 745 8575 1275 312,5 2388
H-5 Spread
Bid
Ask
0,012269939 0,014184397 0,037735849 0,033898305 0,006688963 0,005934718 0,022988506 0,029850746 0,005763689 0,015503876 0,008032129 0,4 0,098360656 0,019417476 2 0,014814815 0,017094017 0,109090909 0,021276596 0,013071895 0,018518519 2 0,035087719 0,013071895 0,032432432 0,181818182 0,005037783 0,009756098 0,007067138 0,070175439 0,013422819 0,005830904 0,039215686 0,016 0,010471204
405 1800 675 725 3650 8050 215 825 4375 640 1250 560 130 1060 0 660 560 540 900 770 1110 0 280 370 455 630 4775 2675 3575 530 730 7700 1270 340 2300
410 1825 700 750 3675 8100 220 850 4400 650 1260 600 175 1070 300 670 570 570 910 780 1120 880 285 375 460 700 4800 2700 3600 580 740 7750 1350 345 2325
5 25 25 25 25 50 5 25 25 10 10 40 45 10 300 10 10 30 10 10 10 880 5 5 5 70 25 25 25 50 10 50 80 5 25
407,5 1813 687,5 737,5 3663 8075 217,5 837,5 4388 645 1255 580 152,5 1065 150 665 565 555 905 775 1115 440 282,5 372,5 457,5 665 4788 2688 3588 555 735 7725 1310 342,5 2313
Spread
Rata-rata spread
0,012269939 0,013793103 0,036363636 0,033898305 0,006825939 0,00619195 0,022988506 0,029850746 0,005698006 0,015503876 0,007968127 0,068965517 0,295081967 0,009389671 2 0,015037594 0,017699115 0,054054054 0,011049724 0,012903226 0,00896861 2 0,017699115 0,013422819 0,010928962 0,105263158 0,005221932 0,009302326 0,006968641 0,09009009 0,013605442 0,006472492 0,061068702 0,01459854 0,010810811
0,01200923 0,013987109 0,038989565 0,033676021 0,006654948 0,007043103 0,02226561 0,029677698 0,005910633 0,015179551 0,014804989 -0,630959372 0,257985044 0,103375862 1,675247525 0,014526508 0,017276493 0,087163806 0,012683326 0,013005321 0,012836952 1,616184971 0,021176836 0,012911035 0,050195607 0,109140167 0,008062093 0,009553662 0,00704758 0,071189275 0,014221005 0,005611372 0,048605897 0,01609443 -0,006968106
Tabel 4.3 Harga Saham sebelum Stock Split No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Emiten UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 INTA 2006 JRPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007 HITS 2007 DAVO 2007 JPRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 INCO 2008 PANS 2008 PANR 2008 TINS
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
Rata
1975 3500 1225 1475 17450 34300 500 4150 8350 1320 6200 2800 860 3900 3000 1490 600 2900 1900 7450 5500 1590 610 1950 2800 3600 51200 13250 7200 1200 1290 99000 1290 930 29400
1850 3450 1250 1475 16750 34550 500 4275 8350 1320 6100 2800 840 3900 3000 1520 600 2950 2025 7350 5300 1590 600 2075 2800 3800 52700 13250 6900 1200 1320 99350 1300 940 29050
1625 3575 1250 1450 16650 34400 525 4325 8300 1300 5400 2800 840 3900 3000 1530 620 3225 2040 7400 5300 1590 580 2000 2800 3600 52550 13700 6650 1170 1300 96000 1300 880 29900
1600 3675 1225 1450 17000 34200 525 4350 8450 1330 6000 2800 870 3900 3000 1510 640 3300 1860 7450 5200 1590 580 1940 3000 3600 51500 13600 6300 1170 1290 96000 1300 800 31600
1675 3675 1150 1450 17400 34350 575 4350 8450 1330 6000 2800 800 3900 3000 1440 630 3300 1780 7100 5075 1590 580 1900 3000 3825 52500 12900 6600 1170 1310 97350 1350 790 32100
1745 3575 1220 1460 17050 34360 525 4290 8380 1320 5940 2800 842 3900 3000 1498 618 3135 1921 7350 5275 1590 590 1973 2880 3685 52090 13340 6730 1182 1302 97540 1308 868 30410
xii
Tabel 4.4 Harga saham setelah stock split No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Emiten UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 INTA 2006 JRPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007 HITS 2007 DAVO 2007 JPRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 INCO 2008 PANS 2008 PANR 2008 TINS
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
430 1800 625 750 3800 8750 250 875 4125 680 1210 560 175 950 300 730 580 580 960 770 1090 800 280 400 520 730 5000 2650 3575 530 650 9450 650 305 2600
425 1800 625 750 3825 8700 240 850 4150 670 1200 560 175 860 300 690 570 580 970 780 1100 860 280 400 520 730 5000 2600 3525 540 690 9800 650 300 2300
415 1800 650 750 3750 8600 205 850 4200 670 1200 560 175 930 300 690 590 580 970 760 1080 830 280 390 480 730 4950 2600 3550 540 700 9400 670 300 2200
405 1775 675 750 3725 8400 215 850 4350 650 1250 560 150 1050 300 670 590 580 930 770 1090 850 290 380 455 720 4975 2575 3550 590 740 8550 670 310 2400
405 1825 700 725 3675 8050 220 850 4400 650 1260 270 150 1050 300 670 560 580 910 780 1110 850 285 370 450 710 4800 2700 3600 540 730 7700 670 345 2300
Rata 416 1800 655 745 3755 8500 226 855 4245 664 1224 502 165 968 300 690 578 580 948 772 1094 838 283 388 485 724 4945 2625 3560 548 702 8980 662 312 2360
xii
xii
9 4 2 2 3 9 2 1 9 7 6 0 1 7 0 7 8 5 5 4 9 0 6 7 0 7 8 4 5 0 1 5 5 5 7
TVA Sebelum Stock Split H-2
H-3
H-4
TVA Volume
Lsted
2478000 44204500 463500 86000 2523500 484000 4569000 685000 4144000 6791500 610000 2500 0 0 0 1324000 577500 214500 4962500 1036000 2948000 0 15655000 808000 0 1050500 212500 14748500 12625000 1000 473000 730000 0 13929000 2790500
9703700000 8560440000 4144362976 1786050000 5177500000 993.633.872 1930039200 7032000000 20159999280 989432417 168000000 450000000 117600000 2872193366 87475500 1499302000 432005844 550000000 800000000 450000000 624000000 2250000000 6201855660 150000000 1543577000 180000000 593152000 1907691950 24408459120 138000000 6790411860 9936338720 720000000 1200000000 5033020000
0,000255367 0,005163812 0,000111839 4,81509E-05 0,000487397 0,000487101 0,002367309 9,74118E-05 0,000205556 0,006864036 0,003630952 5,55556E-06 0 0 0 0,000883078 0,001336787 0,00039 0,006203125 0,002302222 0,004724359 0 0,002524244 0,005386667 0 0,005836111 0,000358256 0,00773107 0,000517239 7,24638E-06 6,9657E-05 7,34677E-05 0 0,0116075 0,000554438
H-5
TVA Volume
Lsted
406000 24065000 9298500 570500 1402500 45000 4920000 929000 13298000 1507000 96000 2500 34000 0 0 1480500 154500 82000 7348000 2361500 2061500 0 1495500 555500 2000 102500 670000 35677500 12812000 0 17395000 423500 0 9357500 1864000
9703700000 8560440000 4144362976 1786050000 5177500000 993.633.872 1930039200 7032000000 20159999280 989432417 168000000 450000000 117600000 2872193366 87475500 1499302000 432005844 550000000 800000000 450000000 624000000 2250000000 6201855660 150000000 1543577000 180000000 593152000 1907691950 24408459120 138000000 6790411860 9936338720 720000000 1200000000 5033020000
4,18397E-05 0,002811187 0,00224365 0,00031942 0,000270884 4,52883E-05 0,002549171 0,00013211 0,000659623 0,001523095 0,000571429 5,55556E-06 0,000289116 0 0 0,000987459 0,000357634 0,000149091 0,009185 0,005247778 0,003303686 0 0,000241138 0,003703333 1,29569E-06 0,000569444 0,001129559 0,018701919 0,0005249 0 0,0025617 4,26213E-05 0 0,007797917 0,000370354
TVA Volume
Lsted
666000 4206500 9449500 2050000 3759000 120500 3206500 917500 9350000 1980000 94000 0 204500 2 500 5515500 198000 13000 1037000 2632000 1591000 0 233500 419000 0 1195500 326500 27898500 20924000 13000 157000 498500 27500 175000 268000
9703700000 8560440000 4144362976 1786050000 5177500000 993.633.872 1930039200 7032000000 20159999280 989432417 168000000 450000000 117600000 2872193366 87475500 1499302000 432005844 550000000 800000000 450000000 624000000 2250000000 6201855660 150000000 1543577000 180000000 593152000 1907691950 24408459120 138000000 6790411860 9936338720 720000000 1200000000 5033020000
6,86336E-05 0,000491388 0,002280085 0,001147784 0,000726026 0,000121272 0,001661365 0,000130475 0,00046379 0,002001147 0,000559524 0 0,001738946 6,96332E-10 5,71589E-06 0,003678712 0,000458327 2,36364E-05 0,00129625 0,005848889 0,002549679 0 3,765E-05 0,002793333 0 0,006641667 0,000550449 0,014624216 0,000857244 9,42029E-05 2,31208E-05 5,01694E-05 3,81944E-05 0,000145833 5,32483E-05
Volume
Lsted
540500 676000 4922000 4367000 1059000 226000 2572500 846500 41431000 3937000 69500 15000 2500 0 0 883500 2374500 0 318000 886500 2428000 0 186000 43000 0 1101000 307500 15189000 4143000 0 4817000 675000 11000 670000 661500
9703700000 8560440000 4144362976 1786050000 5177500000 993.633.872 1930039200 7032000000 20159999280 989432417 168000000 450000000 117600000 2872193366 87475500 1499302000 432005844 550000000 800000000 450000000 624000000 2250000000 6201855660 150000000 1543577000 180000000 593152000 1907691950 24408459120 138000000 6790411860 9936338720 720000000 1200000000 5033020000
TVA
Rata-rata TVA
5,57004E-05 7,89679E-05 0,001187637 0,00244506 0,000204539 0,000227448 0,001332874 0,000120378 0,002055109 0,003979049 0,00041369 3,33333E-05 2,12585E-05 0 0 0,000589274 0,005496453 0 0,0003975 0,00197 0,003891026 0 2,9991E-05 0,000286667 0 0,006116667 0,000518417 0,007961977 0,000169736 0 0,000709383 6,79325E-05 1,52778E-05 0,000558333 0,000131432
0,000142966 0,002066214 0,001375821 0,000853951 0,000453095 0,000262572 0,001770948 0,000144155 0,000788333 0,003163733 0,001073214 8,88889E-06 0,000435374 6,97725E-08 1,14318E-06 0,001374106 0,001571738 0,000129818 0,00397425 0,003484667 0,003678686 0 0,000834186 0,003493333 2,59138E-07 0,004166111 0,000832502 0,012173139 0,000522733 2,02899E-05 0,00071274 5,99819E-05 1,94444E-05 0,004132917 0,000250446
xii
56 48 82 99 76 88 33 91 76 61 05 0 0 06 0 84 76 0 75 56 23 0 04 67 05 67 19 69 03 12 05 83 0 44 89
TVA sesudah stock split H+2
H+3
H+4
TVA Volume
Lsted
1350000 8275500 920000 781500 15455000 819500 6824000 2565000 8585500 68227500 50500 0 0 33500 0 5074000 67000 0 1032500 21351500 11596000 0 509500 4276500 5000 5040000 4193000 8288500 12665600 17500 4997500 14810000 0 1000000 21309000
19407400000 17120880000 8288625952 3865237462 25887500000 1468235000 998620500 653465000 16358665000 1978864834 840000000 2250000000 588000000 3245100600 874755000 2998604000 864011688 2750000000 1599999996 4500000000 3120000000 4500000000 12403711320 750000000 7717885000 900000000 5931520000 9538459750 48816918240 276000000 13580823720 99363387200 1440000000 3600000000 50330200000
6,95611E-05 0,000483357 0,000110995 0,000202187 0,000597006 0,000558153 0,006833427 0,003925229 0,000524829 0,0344781 6,0119E-05 0 0 1,03233E-05 0 0,001692121 7,75452E-05 0 0,000645313 0,004744778 0,003716667 0 4,10764E-05 0,005702 6,47846E-07 0,0056 0,000706901 0,000868956 0,000259451 6,34058E-05 0,000367982 0,000149049 0 0,000277778 0,000423384
H+5
TVA Volume
Lsted
1464000 6791500 18050000 2457000 6001500 1305500 8744000 205500 21677500 24205000 90000 0 0 2485000 0 1251500 195000 0 888500 14238500 10382500 24000 285000 922500 61500 1278500 2717000 15128000 13455500 0 4257000 8246500 2500 232000 33614000
19407400000 17120880000 8288625952 3865237462 25887500000 1468235000 998620500 653465000 16358665000 1978864834 840000000 2250000000 588000000 3245100600 874755000 2998604000 864011688 2750000000 1599999996 4500000000 3120000000 4500000000 12403711320 750000000 7717885000 900000000 5931520000 9538459750 48816918240 276000000 13580823720 99363387200 1440000000 3600000000 50330200000
7,54351E-05 0,000396679 0,002177683 0,000635666 0,00023183 0,000889163 0,008756079 0,000314477 0,001325139 0,01223176 0,000107143 0 0 0,00076577 0 0,000417361 0,000225691 0 0,000555313 0,003164111 0,003327724 5,33333E-06 2,2977E-05 0,00123 7,9685E-06 0,001420556 0,000458061 0,001586 0,000275632 0 0,000313457 8,29933E-05 1,73611E-06 6,44444E-05 0,000667869
TVA Volume
Lsted
3621000 7927000 12910000 2670500 6963500 161500 14472500 4061500 84842000 21369000 2116000 0 10000 981500 0 3690500 53000 0 1822500 21581000 7710500 11000 683500 2135500 20000 5107500 846000 20367500 14136500 500 12054500 19656500 0 17903000 26592500
19407400000 17120880000 8288625952 25887500000 5177500000 1468235000 998620500 653465000 16358665000 1978864834 840000000 2250000000 588000000 3245100600 874755000 2998604000 864011688 2750000000 1599999996 4500000000 3120000000 4500000000 12403711320 750000000 7717885000 900000000 5931520000 9538459750 48816918240 276000000 13580823720 99363387200 1440000000 3600000000 50330200000
0,000186578 0,000463002 0,001557556 0,000103158 0,001344954 0,000109996 0,014492492 0,006215329 0,005186365 0,010798615 0,002519048 0 1,70068E-05 0,000302456 0 0,001230739 6,13418E-05 0 0,001139063 0,004795778 0,002471314 2,44444E-06 5,51045E-05 0,002847333 2,59138E-06 0,005675 0,000142628 0,002135303 0,000289582 1,81159E-06 0,000887612 0,000197824 0 0,004973056 0,000528361
Volume
Lsted
2639500 14881000 31971500 745000 2762500 1121000 6585000 3516500 24965500 16731500 1696000 23500 0 124500 0 3367000 60500 833000 522000 20511500 8979000 30500 2192500 1266500 1500 2567500 2720000 39736000 32062500 52000 4794000 30097500 0 25987000 18248000
19407400000 17120880000 8288625952 25887500000 5177500000 1468235000 998620500 653465000 16358665000 1978864834 840000000 2250000000 588000000 3245100600 874755000 2998604000 864011688 2750000000 1599999996 4500000000 3120000000 4500000000 12403711320 750000000 7717885000 900000000 5931520000 9538459750 48816918240 276000000 13580823720 99363387200 1440000000 3600000000 50330200000
TVA
Rata-rata TVA
0,000136005 0,000869173 0,003857274 2,87784E-05 0,000533559 0,000763502 0,006594097 0,005381313 0,001526133 0,0084551 0,002019048 1,04444E-05 0 3,83655E-05 0 0,001122856 7,00222E-05 0,000302909 0,00032625 0,004558111 0,002877885 6,77778E-06 0,000176762 0,001688667 1,94354E-07 0,002852778 0,000458567 0,004165872 0,000656791 0,000188406 0,000352998 0,000302903 0 0,007218611 0,000362566
0,000257747 0,000614332 0,001774878 0,000262518 0,000771465 0,000614139 0,008021365 0,003696908 0,001784308 0,015094967 0,000945238 2,08889E-06 3,40136E-06 0,000223999 0 0,001043452 0,000177775 6,05818E-05 0,000588188 0,004686467 0,002939103 2,91111E-06 8,42248E-05 0,003679333 9,22533E-06 0,003847 0,000569095 0,00232504 0,000331652 7,6087E-05 0,000394203 0,000188431 3,47222E-07 0,002597667 0,000481874
xii
ten
H-1 Prev
Close
return
H-2 Prev
Close
return
H-3 Prev
Close
return
H-4 Prev
Close
return
H-5 Prev
Close
return
Rata-rata
1850
1975
0,06757
1625
1850
0,13846
1600
1625 0,01563
1675
1600
-0,0448
1700
1675
3450 1250
3500 1225
0,01449 -0,02
3575 1250
3450 -0,03497 1250 0
3675 1225
3575 -0,0272 1250 0,02041
3675 1150
3675 0 1225 0,06522
3700 1225
3675 1150
1475
1475
0
1450
1475
1475
1450
1450
1475 0,01724
1500
1450
16750
17450
16650
16750
0,00601 17000 16650
-0,0206 17400 17000
-0,023 18000 17400
34550
34300
0,04179 0,00724
34400
34550
0,00436 34200 34400 0,00585 34350 34200
-0,0044 34800 34350
500
500
525
500 -0,04762
525
525
0
575
525
-0,087
575
575
2005 2005 2005 2005 2005 2005
4275 8350 1320 6100 2800 840 3900 3000
4150 8350 1320 6200 2800 860 3900 3000
4325 8300 1300 5400 2800 840 3900 3000
4275 -0,01156 8350 0,00602 1320 0,01538 6100 0,12963 2800 0 840 0 3900 0 3000 0
4350 8450 1330 6000 2800 870 3900 3000
4325 8300 1300 5400 2800 840 3900 3000
-0,0057 -0,0178 -0,0226 -0,1 0 -0,0345 0 0
4350 8450 1330 6000 2800 800 3900 3000
4350 8450 1330 6000 2800 870 3900 3000
0 0 0 0 0 0,0875 0 0
4375 8150 1320 6000 2750 800 3900 3000
4350 8450 1330 6000 2800 800 3900 3000
2006 2006
1520 600
1490 600
1530 620
1520 -0,00654 600 -0,03226
1510 640
1530 0,01325 620 -0,0313
1440 630
1510 0,04861 640 0,01587
1430 630
2006
2950
2900
3225
2950 -0,08527
3300
3225
-0,0227
3300
3300
0
3300
1440 0,00699 0,008515272 630 0 -0,00952701 3300 0 0,024989549
2006 2006 2007 2007 2007
2025 7350 5300 1590 600
1900 7450 5500 1590 610
2040 7400 5300 1590 580
2025 -0,00735 7350 -0,00676 5300 0 1590 0 600 0,03448
1860 7450 5200 1590 580
2040 0,09677 7400 -0,0067 5300 0,01923 1590 0 580 0
1780 7100 5075 1590 580
1860 0,04494 7450 0,0493 5200 0,02463 1590 0 580 0
1740 7150 4950 1590 600
1780 0,02299 0,019125037 7100 -0,007 0,008488009 5075 0,02525 0,021369937 1590 0 0 580 -0,0333 0,003563218
2007 N
2075
1950
0 0,02924 0 0 0,01639 0 0,02381 0 0 0,01974 0 0,01695 0,06173 0,01361 0,03774 0 0,01667 0,06024
2000
2075
0,0375
1940
2000 0,03093
1900
1940 0,02105
1900
1900
2800
2800
2800
2800
0
3000
2800
-0,0667
3000
3000
3800
3600
3600
3800
0,05556
3600
3600
0
3825
3600
52700
51200
52550
52700
2007 2007
0 0,05263 0,02846
0,01724
-0,0169
0,00285 51500 52550 0,02039 52500 51500
-0,0147 0,032434421 -0,0068 0,010887984 -0,0612 0,000880213 -0,0333 0,003159945 -0,0333 0,005822605 -0,0129 0,002865064 0 0,026915114 -0,0057 0,010452374 0,03681 0,005016487 0,00758 8,07964E-05 0 0,009204614 0,01818 0,003636364 0 0,015365353 0 0 0 0
0 0,005847901 0 3000 3000 0 0,013333333 -0,0588 3800 3825 0,00658 0,009864121 -0,019 52000 52500 0,00962 0,002930492
2008
1300
1290
1300
1300
0
1300
1300
0
1350
930
0,00769 0,01064
2008
940
880
940
0,06818
800
880
0,1
790
29050
29400
0,01205
29900
29050 -0,02843 31600 29900
1300
-0,037
1360
1350
800 0,01266
790
790
-0,0538 32100 31600
-0,0074 0,010416457 0
0,03404035 -0,0156 31950 32100 0,00469 0,016211772
Emiten
H-1 Prev
Close
400 SP 1775 CA 625 TA 750 KS 3500 AT 8750 CO 255 D 8050 LS 4125 KM 650 RS 2005 1210 XA 2005 560 TS 2005 175 AS 2005 880 AR 2005 300 KA 2005 700 OL 2006 590 TA 2006 580 PT 2006 960 AA 2006 730 PC 2006 1120 RA 2007 800 TS 2007 290 VO 2007 420 RS 2007 WON 560 07 730 BI 2007 GR 2007 5000 2650 TM 2007 3600 CA 2008 600 NA 2008 650 ID 2008 CO 2008 10050 650 NS 2008 310 NR 2008 2975 NS
430 1800 625 750 3800 8750 250 875 4125 680 1210 560 175 950 300 730 580 580 960 770 1090 800 280 400 520 730 5000 2650 3575 530 650 9450 650 305 2600
return
H-2
return
H-3 Prev
Close
return
H-4 Prev Close
return
H-5 Prev Close
return
Rata-rata
0 0,01389 0,03704 -0,0333 -0,0134 -0,0417 0,02326 0 0,01149 0 0,008 -0,5179 0 0 0 0 -0,0508 0 -0,0215 0,01299 0,01835 0 -0,0172 -0,0263
0,003149259 0,005594679 0,023099715 -0,006666667 0,010519181 -0,016426204 -0,026680975 -0,183975155 0,013063467 0,000319444 0,008280441 -0,103571429 -0,028571429 0,039047244 0 -0,008184577 -0,009990054 0 -0,010465165 0,013657083 -0,001637067 0,012842533 -0,00320197 -0,024915173
Prev
Close
0,075 0,01408 0 0 0,08571 0 -0,01961 -0,8913 0 0,04615 0 0 0 0,07955 0 0,04286 -0,01695 0 0 0,05479 -0,02679 0 -0,03448 -0,04762
430 1800 625 750 3800 8750 250 875 4125 680 1210 560 175 950 300 730 580 580 960 770 1090 800 280 400
425 1800 625 750 3825 8700 240 850 4150 670 1200 560 175 860 300 690 570 580 970 780 1100 860 280 400
-0,01163 0 0 0 0,00658 -0,00571 -0,04 -0,02857 0,00606 -0,01471 -0,00826 0 0 -0,09474 0 -0,05479 -0,01724 0 0,01042 0,01299 0,00917 0,075 0 0
425 1800 625 750 3825 8700 240 850 4150 670 1200 560 175 860 300 690 570 580 970 780 1100 860 280 400
415 -0,0235 415 1800 0 1800 650 0,04 650 750 0 750 3750 -0,0196 3750 8600 -0,0115 8600 205 -0,1458 205 850 0 850 4200 0,01205 4200 670 0 670 1200 0 1200 560 0 560 175 0 175 930 0,0814 930 300 0 300 690 0 690 590 0,03509 590 580 0 580 970 0 970 760 -0,0256 760 1080 -0,0182 1080 830 -0,0349 830 280 0 280 390 -0,025 390
405 1800 675 750 3725 8400 215 850 4350 650 1250 560 150 1050 300 670 590 580 930 770 1090 850 290 380
-0,0241 0 0,03846 0 -0,0067 -0,0233 0,04878 0 0,03571 -0,0299 0,04167 0 -0,1429 0,12903 0 -0,029 0 0 -0,0412 0,01316 0,00926 0,0241 0,03571 -0,0256
405 1800 675 750 3725 8400 215 850 4350 650 1250 560 150 1050 300 670 590 580 930 770 1090 850 290 380
405 1825 700 725 3675 8050 220 850 4400 650 1260 270 150 1050 300 670 560 580 910 780 1110 850 285 370
-0,07143 0 0 0 -0,00694 -0,11667 0 -0,0597 0 -0,01613 -0,12605
520 730 5000 2650 3575 530 650 9450 650 305 2600
520 730 5000 2600 3525 540 690 9800 650 300 2300
0 0 0 -0,01887 -0,01399 0,01887 0,06154 0,03704 0 -0,01639 -0,11538
520 730 5000 2600 3525 540 690 9800 650 300 2300
480 -0,0769 480 730 0 730 4950 -0,01 4950 2600 0 2600 3550 0,00709 3550 540 0 540 700 0,01449 700 9400 -0,0408 9400 670 0,03077 670 300 0 300 2200 -0,0435 2200
455 720 4975 2575 3550 590 740 8550 670 310 2400
-0,0521 -0,0137 0,00505 -0,0096 0 0,09259 0,05714 -0,0904 0 0,03333 0,09091
455 720 4975 2575 3550 590 740 8550 670 310 2400
450 -0,011 -0,042284799 710 -0,0139 -0,005517504 4800 -0,0352 -0,008025075 2700 0,04854 0,004012076 3600 0,01408 4,92494E-05 540 -0,0847 -0,017990382 730 -0,0135 0,023932112 7700 -0,0994 -0,050664304 670 0 0,006153846 345 0,1129 0,022742817 2300 -0,0417 -0,047134174
Tabel 4.9 Rata-rata frekuensi sebelum stock split No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Emiten UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 INTA 2006 JRPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007 HITS 2007 DAVO 2007 JPRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 INCO 2008 PANS 2008 PANR 2008 TINS
H-1 198 427 86 20 662 229 37 189 407 84 9 0 1 1 0 63 10 3 290 200 65 0 204 109 0 3 229 2167 641 0 72 605 9 45 310
H-2 143 952 55 9 383 246 70 82 286 182 13 2 0 0 0 74 39 15 554 180 67 0 405 161 0 15 123 1837 523 1 31 715 0 601 564
H-3 27 545 199 24 302 55 96 70 710 69 7 1 4 0 0 118 29 9 780 444 90 0 43 106 2 9 194 3336 556 0 145 301 0 386 508
H-4 39 207 261 48 647 92 40 58 367 106 7 0 60 2 1 334 38 3 224 395 30 0 21 106 0 15 157 3433 608 2 12 370 8 12 155
H-5 25 64 148 39 242 179 95 56 1413 173 6 1 2 0 0 23 203 0 59 145 65 0 17 7 0 23 105 1264 287 0 166 450 3 33 322
Rata 86,4 439 149,8 28 447,2 160,2 67,6 91 636,6 122,8 8,4 0,8 13,4 0,6 0,2 122,4 63,8 6 381,4 272,8 63,4 0 138 97,8 0,4 13 161,6 2407,4 523 0,6 85,2 488,2 4 215,4 371,8
xii
Tabel 4.10 Rata-rata Frekuensi sesudah Stock Split No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Emiten UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 INTA 2006 JRPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007 HITS 2007 DAVO 2007 JPRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 INCO 2008 PANS 2008 PANR 2008 TINS
H-1 360 454 97 25 1128 120 68 71 344 371 7 0 0 1 0 88 36 0 62 504 32 0 54 259 13 17 417 1024 286 4 18 3181 0 23 2275
H-2 69 210 44 8 546 76 194 44 286 863 12 0 0 9 0 160 13 0 154 422 96 0 19 239 1 14 206 562 428 5 123 1906 0 14 1867
H-3 65 150 295 21 320 174 276 19 588 469 14 0 0 193 0 81 35 0 75 225 224 2 13 58 14 8 138 651 505 0 159 1368 3 9 2058
H-4 106 141 88 48 233 46 260 64 1795 298 207 0 1 105 0 78 6 0 186 473 62 3 29 114 11 11 96 843 410 1 305 2958 0 272 2037
H-5 64 361 342 18 205 292 112 55 531 351 88 9 0 29 0 75 9 21 49 418 89 4 43 70 2 4 197 1172 641 7 193 3370 0 662 1165
Rata 132,8 263,2 173,2 24 486,4 141,6 182 50,6 708,8 470,4 65,6 1,8 0,2 67,4 0 96,4 19,8 4,2 105,2 408,4 100,6 1,8 31,6 148 8,2 10,8 210,8 850,4 454 3,4 159,6 2556,6 0,6 196 1880,4
xii
Tabel 4.11 Rata-Rata Volatilitas Harga Saham Sebelum Stock Split Emiten
UNSP BBCA BLTA DNKS SAT NCO IHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 NTA 2006 RPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007 HITS 2007
H-1 Bid
Ask
volatilitas
H-2 Bid
1975 2000 0,003144654 1850 3475 3500 0,001792115 3425 1200 1225 0,005154639 1225 1475 1500 0,004201681 1450 17300 17450 0,002158273 16700 34250 34300 0,000364697 34550 475 500 0,012820513 475 4150 4175 0,001501502 4250 8300 8350 0,001501502 8300 1310 1320 0,001901141 1320 6000 6200 0,008196721 6000 2600 3100 0,043859649 2800 810 860 0,01497006 830 3850 4050 0,012658228 3800 2375 3000 0,058139535 2300 1480 1490 0,001683502 1510 600 610 0,004132231 600 2825 2900 0,006550218 2850 1900 1925 0,003267974 2000 7400 7450 0,001683502 7350 5400 5600 0,009090909 5300 0 1460 0,5 1120
Ask 1875 3450 1250 1475 16750 34600 500 4275 8350 1330 6150 3300 880 4050 3000 1520 610 2975 2025 7400 5350 1490
volatilitas 0,003355705 0,001818182 0,005050505 0,004273504 0,000747384 0,000361533 0,012820513 0,001466276 0,001501502 0,001886792 0,00617284 0,040983607 0,014619883 0,015923567 0,066037736 0,001650165 0,004132231 0,010729614 0,00310559 0,001694915 0,002347418 0,070881226
H-3 Bid
Ask
1625 1700 3550 3575 1225 1250 1425 1450 16650 16700 34350 34500 500 525 4300 4325 8250 8300 1300 1310 5300 5400 2500 3300 840 860 3800 4050 2550 3000 1520 1530 620 630 3125 3225 2030 2040 7400 7450 5250 5300 0 1580
volatilitas
H-4 Bid
0,011278195 1575 0,001754386 3650 0,005050505 1200 0,004347826 1475 0,000749625 17000 0,001089325 34100 0,012195122 525 0,001449275 4325 0,001510574 8400 0,001915709 1320 0,004672897 5950 0,068965517 2750 0,005882353 860 0,015923567 3700 0,040540541 2350 0,001639344 1510 0,004 630 0,007874016 3000 0,001228501 1850 0,001683502 7400 0,002369668 5100 0,5 0
Ask 1600 3675 1225 1500 17050 34200 550 4350 8450 1330 6000 3300 870 4050 3000 1520 640 3300 1860 7450 5200 1570
volatilitas 0,003937008 0,001706485 0,005154639 0,004201681 0,000734214 0,000732064 0,011627907 0,001440922 0,00148368 0,001886792 0,00209205 0,045454545 0,002890173 0,022580645 0,060747664 0,001650165 0,003937008 0,023809524 0,001347709 0,001683502 0,004854369 0,5
H-5 Bid
Ask
1650 3650 1125 1400 17350 34300 550 4325 8400 1320 5900 2750 800 3700 0 1440 620 2800 1760 7100 5025 0
1675 3675 1150 1450 17400 34500 575 4350 8450 1330 6000 3000 830 4150 3000 1450 630 3150 1780 7150 5075 1490
volatilitas
Rata volat
0,003759398 0,001706485 0,005494505 0,00877193 0,000719424 0,001453488 0,011111111 0,001440922 0,00148368 0,001886792 0,004201681 0,02173913 0,009202454 0,02866242 0,5 0,001730104 0,004 0,029411765 0,002824859 0,001754386 0,002475248 0,5
0,0050 0,001 0,0051 0,0051 0,0010 0,0008 0,0121 0,0014 0,0014 0,0018 0,0050 0,044 0,0095 0,0191 0,1450 0,0016 0,0040 0,0156 0,0023 0,0016 0,0042 0,4141
xii
DAVO 2007 PRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 NCO 2008 PANS 2008 PANR 2008 TINS
600 1925 2325 0 51200 13200 7150 1190 1280 98600 1260 910 29250
610 1950 2875 3750 51450 13250 7200 1200 1290 99000 1290 930 29400
0,004132231 0,003225806 0,052884615 0,5 0,00121773 0,00094518 0,00174216 0,00209205 0,001945525 0,001012146 0,005882353 0,005434783 0,001278772
590 2050 2300 3600 52650 13250 6750 1190 1310 99200 1250 940 29050
600 2075 2875 3800 52700 13300 6900 1240 1330 99350 1300 950 29100
0,004201681 0,003030303 0,055555556 0,013513514 0,000237304 0,00094162 0,005494505 0,010288066 0,003787879 0,000377739 0,009803922 0,002645503 0,000429923
570 1990 2750 3050 52500 13650 6600 1160 1300 95950 1200 880 29850
580 2000 2800 3600 52600 13700 6650 1220 1310 96000 1300 890 29900
0,004347826 0,001253133 0,004504505 0,041353383 0,000475737 0,000914077 0,001886792 0,012605042 0,001915709 0,000130242 0,02 0,002824859 0,00041841
570 1930 2500 3600 51400 13550 6250 1170 1290 95900 1250 790 31550
580 1940 2800 3700 51500 13600 6300 1230 1300 96000 1300 950 31650
0,004347826 0,00129199 0,028301887 0,006849315 0,000485909 0,00092081 0,001992032 0,0125 0,001930502 0,000260552 0,009803922 0,045977011 0,000791139
580 1880 0 3825 52600 12850 6550 1150 1310 97300 1270 780 32100
590 1900 2800 3900 52900 12900 6600 1200 1320 97400 1350 790 32150
0,004273504 0,002645503 0,5 0,004854369 0,001421801 0,000970874 0,001901141 0,010638298 0,001901141 0,000256805 0,015267176 0,003184713 0,000389105
xii
0,0042 0,0022 0,1282 0,1133 0,0007 0,0009 0,0026 0,0096 0,0022 0,0004 0,0121 0,0120 0,000
Tabel 4.12 Rata-Rata Volatilitas Harga Saham Sesudah Stock Split
Emiten UNSP BBCA BLTA DNKS ISAT INCO JIHD RALS TLKM CTRS 2005 HEXA 2005 HITS 2005 PRAS 2005 SMAR 2005 TGKA 2005 APOL 2006 INTA 2006 JRPT 2006 PJAA 2006 TSPC 2006 AKRA 2007
H-1 Bid
Ask
425 1775 600 725 3775 8650 245 850 4100 670 1200 440 135 630 205 720 570 540 950 770 1080
430 1800 625 750 3800 8750 250 875 4125 680 1230 0 175 940 300 730 580 580 960 780 1100
volatilitas 0,002923977 0,003496503 0,010204082 0,008474576 0,001650165 0,002873563 0,005050505 0,007246377 0,001519757 0,003703704 0,00617284 -0,5 0,064516129 0,098726115 0,094059406 0,003448276 0,004347826 0,017857143 0,002617801 0,003225806 0,004587156
H-2 Bid
Ask
420 1775 600 750 3825 8650 235 825 4125 660 1190 400 125 810 0 690 570 500 970 770 1090
425 1800 625 775 3850 8700 240 850 4150 670 1210 0 170 870 300 700 580 580 980 780 1100
volatilitas 0,00295858 0,003496503 0,010204082 0,008196721 0,001628664 0,001440922 0,005263158 0,007462687 0,001510574 0,003759398 0,004166667 -0,5 0,076271186 0,017857143 0,5 0,003597122 0,004347826 0,037037037 0,002564103 0,003225806 0,002283105
H-3 Bid
Ask
415 1775 625 725 3750 8550 205 825 4175 660 1190 410 125 910 0 680 590 550 960 750 1080
420 1800 650 750 3775 8600 210 850 4200 670 1210 600 175 930 300 690 600 580 970 760 1090
volatilitas 0,002994012 0,003496503 0,009803922 0,008474576 0,00166113 0,001457726 0,006024096 0,007462687 0,001492537 0,003759398 0,004166667 0,094059406 0,083333333 0,005434783 0,5 0,003649635 0,004201681 0,013274336 0,002590674 0,003311258 0,002304147
H-4 Bid
Ask
405 1750 650 725 3725 8400 215 825 4325 640 1240 400 145 1020 0 670 580 520 930 760 1070
410 1775 675 750 3750 8450 220 850 4350 650 1250 600 160 1040 300 680 590 580 950 770 1090
volatilitas 0,003067485 0,003546099 0,009433962 0,008474576 0,001672241 0,00148368 0,005747126 0,007462687 0,001440922 0,003875969 0,002008032 0,1 0,024590164 0,004854369 0,5 0,003703704 0,004273504 0,027272727 0,005319149 0,003267974 0,00462963
H-5 Bid
Ask
405 1800 675 725 3650 8050 215 825 4375 640 1250 560 130 1060 0 660 560 540 900 770 1110
410 1825 700 750 3675 8100 220 850 4400 650 1260 600 175 1070 300 670 570 570 910 780 1120
volatilitas
Rata-ra volatili
0,003067485 0,003002 0,003448276 0,003496 0,009090909 0,009747 0,008474576 0,008419 0,001706485 0,001663 0,001547988 0,001760 0,005747126 0,005566 0,007462687 0,007419 0,001424501 0,001477 0,003875969 0,003794 0,001992032 0,003701 0,017241379 -0,157739 0,073770492 0,064496 0,002347418 0,025843 0,5 0,418811 0,003759398 0,003631 0,004424779 0,004319 0,013513514 0,021790 0,002762431 0,003170 0,003225806 0,00325 0,002242152 0,003209
xii
800 285 400 520 730 5050 2650 3575 600 650 9450 1290 310
0,5 0,004424779 0,003144654 0,004854369 0,025179856 0,002487562 0,002369668 0,001754386 0,026315789 0,003875969 0,00132626 0,005882353 0,004065041
HITS 2007 DAVO 2007 JPRS 2007 PWON 2007 SOBI 2007 SMGR 2007 ANTM 2007 BBCA 2008 BRNA 2008 DOID 2008 INCO 2008 PANS 2008 PANR 2008
0 280 395 510 660 5000 2625 3550 540 640 9400 1260 305
TINS
2600 2625 0,002392344
830 280 395 460 700 4950 2600 3500 540 690 9750 1250 295
900 285 400 510 730 5000 2625 3525 560 700 9800 1300 300
0,020231214 0,004424779 0,003144654 0,025773196 0,01048951 0,002512563 0,002392344 0,001779359 0,009090909 0,003597122 0,001278772 0,009803922 0,004201681
0 280 385 450 650 4950 2575 3525 540 700 9350 1200 295
830 285 390 490 730 5000 2600 3550 570 710 9400 1300 300
0,5 0,004424779 0,003225806 0,021276596 0,028985507 0,002512563 0,002415459 0,001766784 0,013513514 0,003546099 0,001333333 0,02 0,004201681 2300 2325 0,002702703 2375 2200 0,019125683 Lampiran 2 Output Rangkuman
0 280 380 455 600 4950 2550 3525 550 740 8550 1250 310
830 290 385 470 720 4975 2575 3550 590 750 8600 1300 315
0,5 0,00877193 0,003267974 0,008108108 0,045454545 0,001259446 0,002439024 0,001766784 0,01754386 0,003355705 0,001457726 0,009803922 0,004
0 280 370 455 630 4775 2675 3575 530 730 7700 1270 340
880 285 375 460 700 4800 2700 3600 580 740 7750 1350 345
0,5 0,004424779 0,003355705 0,00273224 0,026315789 0,001305483 0,002325581 0,00174216 0,022522523 0,003401361 0,001618123 0,015267176 0,003649635
2375 2400 0,002617801 2300 2325 0,002702703 -0,001742
Tabel 4.13 Descriptives
Descriptive Statistics N Statistic Spread
Minimum Statistic
Maximum Statistic
Mean Statistic
0,404046 0,005294 0,003227 0,012548 0,027285 0,002015 0,002388 0,001761 0,017797 0,003555 0,001402 0,012151 0,004023
Std. Deviation Statistic
35 .00162999 1.65670498 .1134199957 3.045772269 00E-1
Skewness Kurtosis Statistic Std. Error Statistic Std. Error 4.254
.398
20.212
.778
xii
Harga Volume Return Frekuensi Volatilitas Valid N (listwise)
35 5.25000000 9.75400000 9.305485714 1.888537605 E2 E4 3E3 32E4 35 .00000000 .01217314 .0015420521 2.313622909 53E-3 35 -.02691511 .03404035 .0015300740 1.347440187 50E-2 35 .00000000 2.40740000 2.190914285 4.200736359 E3 7E2 62E2 35 .00040750 .41417625 .0283549989 7.614430667 62E-2 35
3.615
.398
14.548
.778
3.107
.398
12.667
.778
.296
.398
.694
.778
4.415
.398
22.648
.778
4.254
.398
20.212
.778
xii
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas dengan Non Par Kolmogorov-Smirnov NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=SPREAD HARGA VOLUME RETURN FREK VOLTLTS
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SPREAD N Normal Parameters
a,,b
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
VOLUME
RETURN
FREK
VOLTLTS
35
35
35
35
35
35
.1134200
9.3054857E3
.0015421
.0015301
219.0914286
.0283550
.30457723
1.88853761E4
.00231362
.01347440
4.20073636E2
.07614431
Absolute
.405
.348
.253
.110
.301
.405
Positive
.405
.348
.217
.110
.269
.405
Negative
-.357
-.321
-.253
-.083
-.301
-.357
2.398
2.059
1.494
.648
1.781
2.398
.000
.000
.023
.795
.004
.000
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
HARGA
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
xii
Tabel 4.16 Uji Normalitas dengan Grafik Histogram GRAPH
Graph
/HISTOGRAM(NORMAL)=SPREAD.
GRAPH
/HISTOGRAM(NORMAL)=HARGA.
Graph
xii
GRAPH GRAPH
/HISTOGRAM(NORMAL)=VOLUME.
Graph
/HISTOGRAM(NORMAL)=RETURN.
Graph
[DataSet0]
xii
GRAPH GRAPH
Graph
/HISTOGRAM(NORMAL)=FREK.
/HISTOGRAM(NORMAL)=VOLTLTS.
Graph
xii
Gambar 4.26 Normalitas Data Dengan Grafik Histogram
Graph
xii
Gambar 4.27 Normalitas Dengan Grafik Histogram Setelah Transform
Graph
xii
xii
Tabel 4. 28
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sblmbar N
ssdhbar
35
33
Mean
-3.8769
-3.6255
Std. Deviation
1.66597
1.41521
Absolute
.157
.196
Positive
.157
.196
Negative
-.082
-.136
Kolmogorov-Smirnov Z
.929
1.125
Asymp. Sig. (2-tailed)
.354
.159
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
xii
Tabel 4.29 Output Paired Sample T-Test
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
sblmbar
-3.8795
33
1.63490
.28460
ssdhbar
-3.6255
33
1.41521
.24636
Paired Samples Correlations N Pair 1
sblmbar & ssdhbar
Correlation 33
.855
Sig. .000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
sblmbar - ssdhbar
-.25399
Std. Deviation .84737
Std. Error Mean .14751
Lower
Upper
-.55445
xii
.04648