Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya Bogor, 5-6 Desember 1006 PENYAKIT UTAMA DAN POTENSIAl SERTA PRAKTEK PENGENALAN PENYAKIT PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Unn.)
Dr. Ir. Gede Suastika, MSc. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPS JI. Kamper, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
Pada penanaman jarak pagar secara luas seringkali terdapat kendala yang ditemui dalam upaya untuk menghasilkan produksi yang optimal, salah satunya adalah adanya serangan hama dan penyakit. T anaman dikatakan sehat atau normal jika tanaman ini dapat melakukan fungsinya sesuai potensi genetiknya. Penyakit pada tanaman adalah suatu kondisi dimana tanaman tidak dapat melakukan fungsinya akibat adanya serangan patogen dan ini berlangsung secara terus menerus. Ada beberapa patogen yang telah diketahui berpotensi menyebabkan penyakit pada tanaman jarak pagar diantaranya:
1. Penyakit Embun tepung Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium sp. Cendawan ini bersifat paras;t obligat yang hanya mampu hidup pada jaringan tanaman hid up. Untuk perkembangannya, cendawan ini memerlukan cuaea yang lembab tetapi tidak perlu air bebas pad a permukaan inangnya. Curah hujan yang tinggi dan suhu yang t1nggi (di atas 30°C) dapat mengganggu perkembangannya. Serain dipengaruhi
suhu
dan curah
hujan,
perkembangan
cendawan
ini juga
dipengaruhi oleh peneahayaan. Penyinaran cahaya matahari seeara lang sung kurang
menguntungkan
bagi
perkembangan
cendawan
ini.
Penyebaran
cendawan ini dibantu oleh angin atau kontak dengan tanaman terinfeksi. Cendawan ini menginfeksi bag ian batang, daun, bunga, dan buah. Bagian tanaman yang terse rang menampakkan bercak-bercak berwama putih kelabu seperti beludru, jika serangan berat dapat menutupi seluruh permukaan bagian tanaman yang diserangnya. Pada daun, serangan dapat menimbulkan bereak berukuran ked! berwama kuning pada permukaan daun dan tulang daun sering berubah wama menjadi coklat. Pucuk yang terserang tampak diselimutl tepung
23
Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya
Bogor, 5-6 Desember 1006 berwama putih keabu-abuan yang kemudian berubah menjadi bereak coklat kemerahan sampai hitam, begitu juga pada batang, buah dan bunga.
Gambar 8. Gejala serangan pada daun
Pengendalian penyakit embun tepung ini dapat dilakukan secara kimiawi yaitu dengan menggunakan fungisida. Pengendalian secara kultur teknis dapat diiakukan dengan eara membuat kondisi pertanaman tidak cocok untuk perkembangan patogen ini salah satunya dengan pemangkasan. Pemangkasan ini dapat mengurangi kelembaban. Pengendalian alam; juga dilakukan dengan memanfaatkan biofungisida seperti Ampelomyces quisqualis. Selain itu konsep pengendalian terpadu juga dapat diterapkan, salah satunya adalah monitoring dan memahami siklus dari patogen itu sendiri. 2.
Busuk Botrytis
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botrytis ricini. Cendawan in; memiliki tanaman inang utama yaitu anggur, strawberry, krisan, apel, pir, kacangkacangan, kubis-kubisan, bawang, ketimun, tomat, kacang polong. Selain memiliki tanaman inang utama, patogen ini juga memiliki tanaman inang altematif diantaranya petsai, asparagus, cabal, wortel, Eucalyptus, kedelai, bunga lily, tembakau, kacang adzuki, kacang panjang, kenari, pinus, gandum, kacang babi, ubi jalar, kubis, kentang dan tanaman jarak pagar. Cendawan ini dapat bertahan di tanah atau pada jaringan
tanaman
terinfeksi yang sudah mati dengan struktur bertahan berbentuk sklerotia. Konidia dapat disebarkan melafui udara, atau dapat disebarkan oleh serangga seperti lalat buah Drosophila melanogaster, Thrips obscuratus dan Lobesia botrana.
24
Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas Unn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya Bogor, 5-6 Desember 2006
Perkembangan cendawan in; dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Cendawan ini menyukai temperatur yang sejuk namun akan temambat pada suhu di bawah 10°C.
Gambar 9. Gejala penyakit busuk Botrytis Serangan
cendawan
ini pada
bakal
bunga dapat menyebabkan
kehilangan hasil yang sangat besar pada produksi buah. Selain itu serangan pada batang dapat menyebabkan damping-off, dan mati ujung. Pengendalian penyakit busuk botrytis dapat diiakukan dengan berbagai cara diantaranya secara kultur teknis, pengendalian biologis, dan pengendalian kimiawi.
Pengendalian
secara
kultur
teknis
dapat
dilakukan
dengan
membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi. Beberapa agen antagonis salah satunya cendawan Trichoderma harzianum dilaporkan efektif dalam mengendalikan penyakit ini. Pengendaiian kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan
fungisida
diantaranya
yang
berbahan
aktif dikarboksimid,
fluidioksonil, cyprodinil, mepanipyrim dan pyrimetanil.
3.
Busuk Rhizoctonia Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia so/ani. Cendawan in;
memiliki tanaman inang utama diantaranya padi, kentang, bit gula, kedelai, turnip, mentimun, kapas, tomat, radish, sorgum, gandum, tulip, jagung, kubis, dan cabaL Selain tanaman inang utama cendawan ini juga memiliki tanaman inang alternatif dlantaranya tanaman jarak pagar. Cendawan in; merupakan cendawan penghuni tanah dan dapat bertahan serta berkolonisasi pada jaringan tanaman yang sudah mati. Penyebarannya dapat dibantu melalui aliran air pada permukaan tanah atau kontak lang sung
25
Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas Unn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya Bogor, 5-6 Desember 2006
dengan bag ian tanaman terinfeksi. Perkembangan cendawan in; dipengaruhi oleh suhu. Gejala utama dari serangan patogen ini adalah menyebabkan mati ujung pada tanaman tua atau damping off pada saat pembibitan. Serangan pada batang dapat menyebabkan bercak berwama hitam atau kanker pada batang bag ian bawah dekat permukaan tanah atau bercak coklat pada daun dan diikuti oleh gugumya daun. Tanaman yang terinfeksi dapat menjadi layu dan mati, begitu juga pada buah, buah dapat terlihat pecah dan dapat gugur. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini diantaranya pengendaiian secara kultur teknis seperti perlakuan benih, solarisasi tanah, pemangkasan dan pemusnahan bagian tanaman yang terinfeksi, sanitasi, dan penanaman dengan jarak tanam yang tidak tenalu rapat. Pengendalian biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan agen antagonis. Cendawan antagonis Trichoderma spp. diketahui dapat mengendalikan penyakit ini. Selain itu dapat juga diaplikasikan fungisida yang berbahan aktif pencycuron dan benomyl. Fumigasi tanah dengan metham sodium dapat mengurangi jumlah inokulum yang terdapat di dalam tanah.
4.
Busuk Fusarium Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium so/ani. Tanaman jarak
pagar merupakan salah satu tanaman inang altematif dari patogen ini disamping tanaman utamanya seperti kentang, tomat, mentimun, bawang-bawangan, pepaya, cabai, dan ubi kayu. Cendawan ini merupakan cendawan penghuni tanah. Pada tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) gejala yang ditimbulkan yaitu tanaman tenihat kering sampai pada bagian atas tanaman. Jaringan batang menjadi berwama merah yang lama-kelamaan berubah menjadi hitam dan diikuti oleh kematian jaringan (nekrotik). Kematian yang tiba-tiba juga sering ditimbulkan akibat serangan patogen ini karena serangan terjadi pada batang dan akar tanaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan diantaranya perlakuan benih dengan Thiabendazol dan aplikasi fungisida yang berbahan aktif fenpiclonil. Campuran
antara
tiobendazol
dengan
imazHii
diketahui
efektif
untuk
mengendalikan penyakit ini. Seiain itu fumigasi tanah dan pemanasan tanah (sofarisasi) dapat menurunkan sumber inokulum dafam tanah
26
Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas Unn.): Potens1 Kerusakan dan Teknik Pengendaliannya Bogor, 5-6 Desember 1006
Gambar 10. Gejala penyakit busuk Fusarium
5. Witche's Broom Penyakit in; disebabkan oleh Fitoplasma. Fitoplasma merupakan parasit obligat yang menginfeksi saluran pembuluh floem dan dapat tersebar ke seluruh jaringan tanaman. Patogen ini dapat disebarkan ke tanaman lain oleh serangga vektor. Orosius argentatus sejenis wereng diketahui bertindak sebagai vektor dar; patogen ini. Gejala serangan pada tanaman ditandai dengan pertumbuhan tunastunas lateral yang tidak diinginkan. Daun berkeriput dan kerdil yang pada akhimya akan
mengganggu pertumbuhan tanaman dan berakibat pada
penurunan produksi buah/biji. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, diantaranya pemangkasan atau pencabutan tanaman yang sa kit kemudian dibakar, selain itu dilakukan sanitasi lahan dari tanaman yang merupakan inang dar; vektor penyakit ini. Pengendalian terhadap vektor pen yak it ini juga dapat dilakukan guna mencegah meluasnya penyebaran penyakit.
Gambar 11. Gejala penyakit Witche's Broom
27
Workshop Hama dan Penyakit Tanaman Jarak (Jatropha curcas linn.): Potensi Kerusakan dan Teknik Pengendatiannya Bogor, 5-6 Desember 1006
6.
Bercak Daun Balderi Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp. Patogen in;
menyerang bag ian tanaman terutama pad a sistem transportasi dalam hal ini sistem pembuluh tanaman seperti bag ian korteks, jaringan pembuluh floem dan xylem. Bakteri in; memperbanyak diri dalam sel tanaman. Bakteri dapat disebarkan oleh air hujan dan angin. Infeksi dapat terjadi melalui stomata atau luka akibat gesekan antara tanaman sehat dan tanaman sakit atau melalui alat pertanian pada proses pemangkasan. Infeksi pada daun memperlihatkan gejala berupa bercak coklat sampai kekuningan berbentuk bulat atau tidak beraturan dengan tepi dibatasi oleh garis yang berwarna terang pada permukaan bawah daun. Bercak kemudian meluas dan terlihat sampai permukaan daun bagianatas berwarna gelap coklat sampai hitam. Jaringan daun disekitarnya menjadi berwarna kuning. Serangan yang berat dapat menyebabkan menguningnya daun dan juga
menyebabkan
gugurnya daun. Serangan pada buah menyebabkan bercak
dengan halo
berwarna hijau terang. Serangan pada ranting dapat menyebabkan kanker dengan bercak berwama gelap. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti pengendalian secara kultur teknis diantaranya dengan menggunakan benih atau bibit yang tidak terinfeksi, sanitasi lahan dari sisa-sisa tanaman terinfeksi, tidak menggunakan aiat pertanian yang dipakai untuk pemangkasan tanaman sakit pad a tanaman sehat sebelum didesinfeksikan terlebih dahulu. Selain itu pengendalian juga dapat dilakukan secara kimiawi
yaitu
menggunakan
bakterisida yang berbahan aktif dari golongan oksitetrasiklin.
Gambar 12. Gejala penyakit bercak daun bakteri
28