No. Kode: 26.06.RDHP1801.19/022.E
LAPORAN AKHIR
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU
Oleh : Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Desember 2011
i
LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU
Oleh : Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Desember 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN 2011
1.
Judul RPTP
: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu
2.
Unit Kerja
: BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja
:
JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
4. Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Fungsional
: : Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP : Pembina /IVa : Penyuluh Pertanian Madya
5. Lokasi
:
6. Status Penelitian (L/B)
: Baru
7. Tahun Dimulai
:
8. Jangka Waktu
: Tahunan
9. Biaya
:
10. Sumber Dana
: DIPA BPTP Bengkulu TA. 2011
Provinsi Bengkulu
2011
Rp 181.850.000,- (Seratus delapan puluh satu juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah )
Mengetahui Kepala Balai,
Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. Dedi Segandi,MP NIP. 19590206 1986031002
Dr. Ir, Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
iii
RINGKASAN Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga yang diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guna dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga. Tujuan kegiatan M-KRPL adalah: 1) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan; 2) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan; 3) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya; 4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri
Kegiatan M-KRPL dilaksanakan di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah yang mewakili pedesaan dan di Kelurahan semarang Kecamatan sungai serut Kota Bengkulu yang mewakili perkotaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2011 s/d Desember 2011. Jumlah petani kooperator 76 orang, jumlah demplot 6 lokasi yang mewakili strata I (luas lahan <100 m2), sedangkan strata II model perkotaan dan perdesaan. Analisis data dilakukan dengan analisis finansial, analisa usaha/BEP, serta analisis tabel. Hasil pelaksanaan diawali dengan sosialisasi kepada stakeholders dan calon petani kooperator, pembentukan kelompok, PRA, pelatihan teknis, penanaman tanaman sayuran dan pemeliharaan ayam buras. Setelah kegiatan berjalan 1 bulan dilakukan sosialisasi dan pameran kepada petani di sekitarnya dan kepada stakeholders untuk menghimpun masukan dan kerjasama dari dinas lain. Hasil sosialisasi disepakati Dinas Pertanian Kota Bengkulu memberikan bibit tanaman jeruk kalamansi kepada petani kooperator Kota Bengkulu, Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah memberikan bibit ikan lele dan ikan nila, sedangkan kolam ikan dan makanan swadaya kelompok. Kegiatan M-KRPL model perkotaan telah dikunjungi Wali Kota yang sekaligus diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh Kalurahan (67). Pemerintah Kota memberikan anggaran 25 juta per Kalurahan dengan desain model pekarangan berbasis komoditas unggulan. Analisis data kelayakan usaha dan BEP belum dilaksanakan karena kegiatan belum panen.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga kami diperkenankan menyelesaikan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) di Provinsi Bengkulu dari bulan Oktober sampai bulan Desember 2011 yang tertuang dalam Laporan Akhir Tahun 2011. Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Bengkulu ini merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di BPTP sebagai wujud nyata BPTP Bengkulu dalam mendukung 4 (empat sukses) program Kementerian Pertanian,khususnya kesejahteraan
petani.
diversifikasi Tujuan
pangan, dari
peningkatan
penyusunan
nilai
laporan
ini
tambahn adalah
dan untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan selama satu tahun dan sekaligus menghimpun masukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. Realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan belum sesuai dengan perencanaan dikarenakan adanya keterlambatan anggaran sehingga ada anggaran yang belum terserap. Secara prosentase, realisasi fisik telah mencapai 90%, sedangkan realisasi keuangan mencapai %. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu evaluasi dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini Bengkulu, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
v
DAFTAR ISI
Halaman
I
II III IV V VI
HALAMAN JUDUL.................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….
ii
RINGKASAN …………………………………………………………………….
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
vii
PENDAHULUAN
..............................................................
1
1.1.
Latar Belakang ......................................................
1
1.2.
Tujuan
...........................................................
3
1.3.
Luaran
...........................................................
3
1.4.
Perkiraan Manfaat dan Dampak ………………………………
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................ HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... KINERJA HASIL PELAKSANAAN …………………………………………. DAFTAR PUSTAKA ............................................................ LAMPIRAN …………………………………………………………………….
vi
4 5 7 8 16 17 18 19
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011 ………………………………………………
vii
11
LAMPIRAN Halaman 1. Surat Perintah Tugas dari kepala BPTP Bengkulu nomor.1/KP.340/I.12.9/11/2011 tentang Tim Pelaksana Kegiatan MKRPL Tahun 2011 …………………………………………………….
20
2. Transek hasil PRA Kelurahan Semarang …………………………………………
21
3. Transek hasil PRA Desa Harapan Makmur ……………………………………..
22
4. Peta Kelurahan Semarang ……………………………………………………………
23
5. Peta Desa Harapan Makmur …………………………………………………………..
24
6. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II ……………………….
25
7. Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I dan II …………………………
26
8. Foto Kegiatan ……………………………………………………………………………….
27
8
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi (produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas). Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a) menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat guna pengolahan pangan berbasis tepungtepungan dan aneka pangan lokal lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa/sekolah/perguruan tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011). Upaya diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wakil Menteri Pertanian, konsumsi ini perlu diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun. Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Pemanfaatan
lahan
pekarangan
untuk
pengembangan
pangan
rumah
tangga
merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih
9
berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran.
Komitmen
pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kementerian Pertanian menyusun
suatu konsep yang disebut dengan “Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padipadian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Berdasarkan
pengamatan,
perhatian
petani
terhadap
pemanfaatan
lahan
pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan realisasi konsumsi masyarakat yang masih di bawah anjuran pemenuhan gizi yang ditunjukkan melalui indikator skor pola pangan harapan (PPH) nasional masih rendah 75,7 (2009). Tahun 2010 PPH Provinsi Bengkulu masih 73,2 dan ditargetkan pada tahun 2015 angka PPH kiata mencapai 95. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.
Kegiatan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari (M-KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian diharapkan akan memicu lahirnya pemikiran dan konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya. Ke depan diharapkan melalui inisiatif ini akan semakin berkembang upaya-upaya kreatif di tengah masyarakat dalam pemanfaatan lahan dan ruang yang ada di sekitar mereka.
10
1.2. Tujuan Tujuan jangka pendek : 1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya 2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan 3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri Tujuan jangka panjang adalah : 1. Kemandirian pangan keluarga 2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal 3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan 4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat 1.3 Keluaran Yang Diharapkan 1. Terbentuknya kawasan pengembangan pekarangan mendukung Rumah Pangan Lestari di Perkotaan dan Perdesaan sebanyak 4 model 2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi di setiap rumah tangga 3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif di perdesaan dan perkotaan 1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat Teradopsinya model pemanfaatan pekarangan di kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Dampak 1. Menurunnya pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga masyarakat 2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
11
II TINJAUAN PUSTAKA
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini.
Namun
demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.
Konsep dan Batasan Rumah Pangan Lestari: Tempat tinggal bagi keluarga atau rumah tangga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya (Badan Litbang, 2011).
Penataan Pekarangan:
ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai pemilihan komoditas.
12
Pengelompokan Lahan Pekarangan:
Dibedakan atas pekarangan perkotaan dan
perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik untuk menetapkan komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan. a. Pekarangan Perkotaan : Pekarangan perkotaan dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Perumahan Tipe 21, dengan total luas lahan sekitar 36 m2; (2) Perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 72 m2; (3) Perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m2; dan (4) Perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 120 m2. b. Pekarangan Perdesaan: Pekarangan perdesaan dikelompkkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2) pekarangan sempit (<120 m2), (3) pekarangan sedang (120-400 m2), dan (4) pekarangan luas (>400 m2). Pemilihan komoditas: ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan dan ternak.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial, dilengkapi dengan kebun bibit.
13
III PROSEDUR
3.1. Ruang Lingkup Lokasi kegiatan Model KRPL dilaksanakan 2 (dua) unit yaitu di Kota Bengkulu yang mewakili model perkotaan dan di Kabupaten Bengkulu Tengah) yang mewakili model perdesaan. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Oktober s/d Desember 2011. Kelompok sasaran adalah rumah tangga atau kelompok rumah tangga, dalam beberapa Rukun Tetangga atau satu dusun/kampung dalam satu Desa atau Kelurahan. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Pelaksanaan kegiatan Model KRPL di Provinsi Bengkulu dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Model KRPL Perkotaan dan Model KRPL Pedesaan. Model KRPL Perkotaan dibagi menjadi 2 strata yaitu: strata I luas lahan pekaranagan < 100 m2 dengan komoditas Sayuran; strata II luas lahan pekarangan 100 – 200 m2 dengan komoditas sayuran-ayam-ikan- tanaman obat. Model KRPL Pedesaan dibagi menjadi 2 strata yaitu : Strata I luas lahan < 400 m2 dengan komoditas Sayuran-ayam-ikantanaman obat,
dan strata II luas lahan > 400 m2 dengan komoditas sayuran-
kambing/sapi-ikan-umbi umbian. 3.2. Pendekatan Pola kegiatan dilaksanakan dalam 1 kawasan yang terdirir dari beberapa RT atau dukuh dengan pendekatan secara partisipatif yang melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. 3.3. Tahapan untuk mencapai tujuan dan luaran adalah : Persiapan Sosialisasi Pembentukan Kelompok Perencanaan Kegiatan melalui PRA Penetapan Petani Kooperator dan petani Demplot Pelatihan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi IV HASIL PELAKSANAAN
14
4.1. Karakteristik Lokasi Kegiatan Kelurahan Semarang
Gambar.1 Peta kelurahan Semarang Luas wilayah Kelurahan Semarang 142,98 Ha (9 RT, 3 RW)dengan jumlah penduduk 1.540 jiwa, komoditas unggulannya adalah padi. Jenis tanah pada umumnya Podsolik Merah Kuning (PMK) yang kurang subur, kelembaban 60 – 70% dan tinggi tempat 0 – 15 dari permukaan laut Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa tersebut antara lain program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, usaha peningkatan pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi
Desa Harapan Makmur Penduduk Desa Harapan Makmur berjumlah 2103 jiwa, 668 KK. Komoditas unggulannya adalah karet, sawit, padi. Dusun
1 yang merupakan lokasi MKRPL
adalah desa lumbung pangan. Kegiatan-kegiatan ibu-ibu di desa tersebut antara lain program PKK, lomba2, Majelis taklim per RT, tabungan lebaran, usaha peningkatan pendapatan keluarga (UPPKS). Luas pekarangan masyarakat per kk bervariasi 200 m2 hingga 2500 m2.
15
Gambar2. Peta desa Harapan Makmur dan Lokasi kegiatan M-KRPL 4.2. Persiapan Kegiatan persiapan dilaksanakan sejak bulan Juni 2011 setelah pelaksanaan Rapat Kerja Lingkup Balai Besar Pengkajian di Solo bulan Mei 2011 dengan kegiatan : (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran, (2) pertemuan dengan dinas terkait Badan Ketahanan Pangan Provinsi untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Terkait lainnya di Kabupaten/Kota 4.3. Sosialisasi Telah dilaksanakan dua kali di BPTP Bengkulu dengan tujuan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi pertama dilakukan pada bulan Oktober kepada stakeholders dan calon petani kooperator/kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait (Foto terlampir). Tindak lanjut dari sosialisasi ini dilakukan pertemuan tingkat RT dan Kelurahan dan Desa. Hasil pertemuan di tingkat RT dan Desa dibentuklah kelompok baru di Kota Bengkulu dan di Desa Harapan Makmur dihimpun peserta KRPL dari kelompok wanitatani Anggrek Putih.
16
Sosialisasi berikutnya dilakukan di BPTP Bengkulu pada bulan Desember 2011 dengan tujuan mensosialisasikan kegiatan yang telah berjalan kepada petani di luar Desa/Kelurahan lain dan stakeholders untuk memberikan dukungan keberhasilan kelompok yang sedang berjalan. Pada kesempatan ini disepakati adanya bantuan bibit ikan nila dan lele dari Dinas Peternakan dan Kelautan Bengkulu Tengah, sedangkan kolam dan makanan ikan dilakukan swadaya kelompok. Demikian juga Dinas pertanian Kota Bengkulu siap memberikan bibit jeruk kalamansi untuk kelompok di Kota Bengkulu. Pada tanggal 22 Desember dilaksanakan pameran MKRPL (Foto terlampir) dan dialog interaktif di TVRI stasiun Bengkulu melalui acara Klinik Tani. Dampak dari sosialisasi ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Bengkulu, Bapak Walikota meninjau langsung kegiatan petani Demplot model Perkotaan strata I dan II yang berada di Kelurahan Semarang (Nurjanah dan Yuni Agus). Tindak lanjut dari kunjungan Walikota ke BPTPP dan petani demplot diharapkan seluruh Kelurahan (67) yang berada di Kota Bengkulu melakukan kegiatan serupa melalui program pemberdayaan masyarakat menuju ekonomi produktif. Setiap Kelurahan akan disediakan anggaran sekitar 25 juta rupiah. Kegiatan ini akan dituangkan dalam kerjasama antara Pemerintah Kota dengan BPTP melalui penandatanganan MoU pada tahun 2012.
4.4. Pembentukan Kelompok Kelompok MKRPL model Perkotaan dibentuk melalui bimbingan penyuluh lapangan dikarenakan kelompok sasaran/kooperator belum ada kelompok. Di Kelurahan Semarang terbentuk 2 (dua) kelompok wanita tani yaitu 1) Kelompok Semarang Lestari yang beranggotakan 42 orang dengan ketua : ibu Jusmani. 2) Kelompok Bukit Lestari beranggotakan 18 orang dengan ketua kelompok bapak Eko Kristanto. Sedangkan kelompok M-KRPL model Perdesaan di Desa Harapan Makmur adalah kelompok Anggrek Putih (kelompok ini sudah terbentuk cukup lama) dengan jumlah kooperator KRPL 30 orang dengan ketua Ibu Suminah 4.5. Pelaksanaan PRA PRA bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi yang dibutuhkan dalam rangka perancangan jenis-jenis inovasi yang dibutuhkan untuk mendukung M-KRPL yang akan dikembangkan di desa, sesuai dengan potensi
17
sumberdaya yang tersedia dan permasalahan yang dihadapi petani. PRA dilaksanakan pada awal bulan November untuk mengetahui pemanfaatan lahan pekarangan eksisting, permasalahan dan kendala yang pada akhirnya sebagai bahan penyusunan disain pekarangan dan penentuan petani demplot. Selain itu dilakukan penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait. Keluaran yang diharapkan dari PRA adalah : (1) pemahaman masalah pengembangan kawasan rumah pangan lestari (peta desa, monografi desa dan transek), (2) rancangan M-KRPL dan jenis-jenis inovasi pertanian yang akan dilakukan serta demplot M-KRPL pada 2 strata luas lahan, dan (3) Kesepakatan M-KRPL dengan petani dan stakeholder Hasil PRA Desa Harapan Makmur antara lain potensi lahan pekarangan cukup luas dan sudah dimanfaatkan (sesuai program P2KP Kabupaten) namun dalam pelaksanaan optimalisasi pekarangan ini belum ada sentuhan teknologi yang terlihat dari jenis tanaman serta produksi yang dihasilkan. Kendala yang dihadapi selama ini : pada musim kemarau petani kesulitan memperoleh air, ternak masyarakat masih ada yang memelihara ternak tidak intensif dan dilepas, kesuburan tanah rendah. Hasil PRA disepakati ada tiga petani kooperator sebagai lokasi demplot yang masing-masing mewakili strata model perdesaan yaitu Ibu suminah (strata II) dan ibu Sumarmi dan ibu Sri Rahayu (strata I), desain model terlampir. Hasil PRA di Kalurahan Semarang, Kota Bengkulu : halaman pekarangan bervariasi ada yang sempit dan cukup luas sehingga disepakati dibentuk dua strata yaitu strata I (luas lahan <100 m2) dan strata II (luas lahan 100 – 200 m2). Pemanfaatan lahan cukup tertata namun belum ada varietas unggul yang digunakan dan teknologi pemeliharaan belum dilakukan (pemupukan, penyiangan). Dinas Pertanian Kota bersedia memberikan bibit buah jeruk kalamansi di kelompok, dan akan ditindak lanjuti dengan pengajuan proposal oleh kelompoktani. Kendala yang dihadapi, lahan tertalu liat sehingga air sulit meresap, sering terjadi banjir. Pada lahan sawah, IP padi baru 200 karena selalu ada perbaikan saluran irigasi. Hasil identifikasi (Tabel 1) dan traksek desa/kelurahan terlampir. Lokasi demplot ada dua yang mewakili strata I oleh Yuni Agus sedangkan strata II oleh ibu Jusmani dan ibu Nurjanah Asmawi Musa. Tabel 1. Hasil Identifikasi Potensi Kelurahan Semarang Tahun 2011
18
Pemukiman dan pekarangan
Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan Luas lahan (ha)
6 HA
102, Ha
Kesuburan tanah
Rendah
Rendah
Rendah
Jenis tanaman
Ubi Kayu, Pisang, kelapa , Kakao
Padi sawah
Tanaman dalam pot (Cabe, tomat, Terong), tanaman buah
Jenis ternak
-
-
Ayam Buras, entok, kambing, puyuh
Pola usaha tani
• Lahan tidur
Padi
• • • • •
Status lahan petani Respon petani terhadap inovasi
Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas) Buruh tani (sawah), Bangunan Dagang Sayur keliling Dagang warung
Semak blukar
Lahan milik, sewa/garap
Lahan milik
-
Baik
Baik
Masalah teknologi
-
•
Pengolahan lahan menggunakan traktor • Padi: varietas baru • Pergiliran penggunaan belum teratur • Kesadaran petani mengelola air irigasi
• Kotoran ternak belum diolah • Cara budidaya tanaman sayuran • masih sederhana • Pemanfaatan pekarangan belum maksimal
Masalah sosial dan kelembagaan
-
• Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi • pada musim tertentu hanya satu kali tanam
• Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan • Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah
19
4.6. Penyusunan Desain Pekarangan Desain pekarangan disusun oleh tim MKRPL dengan mempertimbangkan kondisi lahan dan kemampuan petani. Model Perkotaan : Strata I (Luas < 100 m2) 1. Tanaman sayuran vertikultur : tingkat 4 diisi dengan tanaman kangkung, bayam, sawi, daun bawang 2. Tanaman sayuran vertikultur vertikal dan horizontal : bayam, sawi, cabe 3. Tanaman obat dan sayuran vertikultur : kencur, kunyit, kunyit putih, sirih merah, kemangi, kenikir, 4. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah 5. Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman sempit : 1) kangkung kacang panjang; 2) kangkung – sawi; 3 ) cabe – timun; 5) kunyit, kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas 6. Kolam kelompok (Ikan nila/lele)
Model Perkotaan : Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 ) 1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah 2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak/ pisang ; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 3. Ayam kampung (telur dan daging) 4. Kolam ikan : (lele, Nila) 5. Kebun bibit desa/kelurahan 6. Mesin tetas ayam
Model Perdesaan : Strata I (luas pekarangan < 400 m2) 1. Contoh tanaman vertikultur sayuran ( 4 tingkat, paralon tegak) 2. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah
20
3. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; pisang; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 4. Ayam kampung (telur dan daging) 5. Kolam ikan : (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata II (luas pekarangan > 400 m2) 1. Tanaman sayuran dalam polibag : Tanaman sayuran di polibag : tomat, terung, cabe, kacang panjang , buncis tegak diletakkan di teras rumah 2. Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman : kangkung kacang panjang; kangkung – sawi; cabe – timun; tomat – terung hijau; jeruk kalamansi; mangga Bengkulu; sirsak; lengkuas, kapulogo, kunyit, kunyit putih 3. Tanaman pisang, umbi-umbian (ganyong, garut, uwi) 4. Ayam kampung (telur dan daging) 5. Kolam ikan : (lele, Nila) 6. Kambing kacang, 7. Kebun bibit desa 4.7. Pelatihan Pelatihan dilakukan bulan November sebelum pelaksanaan penanaman di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak ayam, pengolahan hasil (khususnya kue dan sirup mangga), serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos. 4.8. Penguatan Kelembagaan Kelompok Pada tahap ini (2 bulan berjalan) belum dilakukan penguatan kelembagaan tetapi akan dilakukan pada tahun kedua dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok agar : (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
21
4.9. Bimbingan Teknis Bimbingan teknis dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dengan tujuan agar petani kooperator terampil dalam mengelola lahan pekarangannya serta memahami cara budidaya sayuran di lahan pekarangan. Bimbingan teknis dilakukan secara bersama-sama antara peneliti/penyuluh BPTP sebagai nara sumber, teknis BPTP serta penyuluh lapangan dan petugas pertanian kecamatan. 4.10. Analisis Ekonomi Dari kegiatan yang dilaksanakan, tanaman sayuran yang telah dipanen dan dijual antara lain : kangkung, sawi dan ketimun. Hasil yang diperoleh petani demplot dalam luasan 4 m X 5 m diperoleh 100 ikat kangkung dengan harga jual Rp 1000,/ikat. Hasil penjualan kangkung, timun dan sawi perdana yang dikelola kelompok seluas 10 m X 5m sebesar Rp 170.000 , hasil penjualan bibit cabe sebesar Rp 50.000,4.11. Kebun Bibit Desa (KBD) Pada tahap pelaksanaan kegiatan tahun 2011 belum terbentuk KBD mengingat kesediaan SDM petani belum siap sehingga pembibitan dilaksanakan di areal BPTP yang nantinya akan dikembangkan menjadi Kebun Bibit Inti (KBI).
22
V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Adanya kegiatan M-KRPL khususnya aktivitas menanam sayuran di lahan pekarangan menambah
wawasan
dan
keterampilan
ibu-ibu
dan
anggota
keluarga
dalam
pemanfaatan lahan pekarangan 2. Kebutuhan pangan khususnya sayuran dan makanan tambahan dari umbi dapat terpenuhi dari lahan pekarangan yang dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh 3. Kegiatan ekonomi produktif keluarga dapat berjalan dan terciptanya lingkungan hijau yang bersih dan sehat.
Saran 1. Analisis finasial dan kajian curahan tenaga kerja serta pasar perlu dilakukan agar hasil petani kooperator dapat terjual dengan harga yang layak 2. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari perlu disosialisasikan ke seluruh Kabupaten 3. Perlu adanya dukungan stakeholders untuk mengebangkan KBD di setiap Kelurahan/Desa
23
VI KINERJA HASIL
1.
Tersusunya laporan akhir kegiatan
2.
Tereplikasikannya M-KRPL model perkotaan di 67 Kelurahan pada tahun 2012
24
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu. BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu, Bengkulu.
http://pacitanisti.com/batu-mulia-2/pertanian-batu-mulia-2/melihat-konsep-brilian-krpl-dipacitan/#more-1678. Melihat Konsep Berlian KRPL di Pacitan. Diakses pada tanggal 26 Mei 2011. http://id.shvoong.com/lifestyle/home-and-garden/2041150-menanam-sayuran-dipekarangan-rumah/#ixzz1LcVwN6h8
25
LAMPIRAN
Lahan Kering Atas
Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan
Pemukiman dan pekarangan
Luas lahan (ha)
6 HA
102, Ha
Kesuburan tanah
Rendah
Rendah
Rendah
Jenis tanaman
Ubi Kayu, Pisang, Kelapa , Kakao
Padi sawah
Tanaman dalam pot (Cabe, tomat, Terong), tanaman buah
Jenis ternak
-
-
Ayam Buras, entok, kambing, puyuh
Pola usaha tani
• Lahan tidur
Padi
• • • • •
Ternak (kambing : dilepas, ayam : dilepas) Buruh tani (sawah), Bangunan Dagang Sayur keliling Dagang warung
Status lahan petani
Semak blukar
Lahan milik, sewa/garap
Lahan milik
Respon petani terhadap inovasi
-
Baik
Baik
Masalah teknologi
-
• • • •
Masalah sosial dan kelembagaan
-
Pengolahan lahan menggunakan traktor Padi: varietas baru Pergiliran penggunaan belum teratur Kesadaran petani mengelola air irigasi • Tanam serentak padi terkendala kurangnya air irigasi • pada musim tertentu hanya satu kali tanam
26
• Kotoran ternak belum diolah • Cara budidaya tanaman sayuran • masih sederhana • Pemanfaatan pekarangan belum maksimal
• Belum ada terbentuk kelompok untuk mengelola lahan pekarangan • Lahan pekarangan sebagian besar masih kosong hanya digunakan sebagai taman rumah
Peta transek Desa Harapan
Sawah
Tegalan kebun campuran
/
Sawah
Pemukiman/ pekarangan
Sawah
Tegalan / kebun campuran
Pemukiman/ pekarangan
Luas lahan(ha)
<400 m2
>400 m2
Jenis tanah
PMK
PMK
Kesuburan tanah Jenis tanaman
Sawit, karet
Sawit, karet
Jenis ternak
Kambing, sapi
Kambing, sapi milik
milik
Respon petani terhadap inovasi
tinggi
tinggi
Masalah teknologi
Masih tradisional
Masih tradisional
Masalah teknis dan sosial
Sebagian Ternak tidak dikandang kan
Sebagian Ternak tidak dikandang kan
Status petani
lahan
milik
27
Sebaran Petani Kooperator MKRPL Model Perkotaan Tahun 2011
28
Sebaran Petani Kooperator MKRPL Model Perdesaan Tahun 2011
29
Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata I
30
Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata II
31
Desain Pekarangan Model Perkotaan Strata II
32
Desain Pekarangan Model Perdesaan Strata I
33
Desain Pekarangan Model Perdesaaan Strata II
34
FOTO KEGIATAN
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Eksisting
35
Bimbingan Teknis oleh Petugas
Rak Pembibitan
Pemanenan Hasil
36
Sosialisasi kegiatan MKRPL Bengkulu dan Pameran
37
Kunjungan Bp Walikota ke lokasi MKRPL Bengkulu
38