SELAYANG PANDANG
KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-KRPL) PROVINSI BENGKULU
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013
ISBN: 978-602-9064-12-4 SELAYANG PANDANG
KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-KRPL) PROVINSI BENGKULU
Penanggung Jawab Tim Penyusun
Redaksi Pelaksana Diterbitkan Oleh
: Dr. Dedi Sugandi, MP Ka. BPTP Bengkulu : Dr. UmiPudjiAstuti, MP Bunaiyah Honorita, SP Tri Wahyuni, S.Si : Agus Darmadi : BPTP Bengkulu Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) di Provinsi Bengkulu Tahun 2013
PENGANTAR Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, tanaman rempah dan obat, serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil, maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan, antara lain dapat: memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran rumah tangga, serta memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan. Melalui konsep rumah pangan lestari yang berbasis keluarga dikembangkanlah Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) yang dibentuk dalam satu kawasan (dalam 1 RT atau dusun, RW, atau dalam 1 desa). m-KRPL di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan muai dari akhir tahun 2011 sampai dengan 2013 di 10 kabupaten/kota. Unit mKRPL hingga tahun 2013 berjumlah 28 unit dengan jumlah KK sebanyak 598 KK. Penerbitan Selayang Pandang Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (mKRPL) di Provinsi Bengkulu diharapkan akan memberikan gambaran singkat perkembangan mKRPL di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2013. Semoga dapat bermanfaat bagi pengguna dan pengambil kebijakan. Bengkulu,
Juni 2013
Kepala Balai,
Dr. Dedi Sugandi, MP
PENDAHULUAN Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. nasional dari waktu ke waktu.
Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian
Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat
tercapai jika dimulai dari rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangannya. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah mengembangkan suatu
konsep pemanfaatan pekarangan dengan sebutan “Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (mKRPL)” dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah
tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Demplot yang dilakukan serta pelatihan teknis budidaya sangat mempercepat masyarakat untuk mencontoh cara pengelolaan lahan dan pemeliharaan tanaman secara benar. Dari 3 unit KRPL model perkotaan yang dibangun serta sosialisasi kepada Pemerintah Daerah (Walikota, sekolah menengah umum) dan pameran m-KRPL, ternyata mendorong masyarakat di Kota Bengkulu untuk mereplikasi m-KRPL menjadi 39 unit. Dari 8 unit yang dibangun di perdesaan (6 Kabupaten) juga mengalami perkembangan yang cukup pesat (70 kelompok/ unit). Perkembangan ini merupakan dampak dari kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi (Anggaran APBD I dan Dana Perbantuan di Kabupaten), serta dari kesiapan tenaga teknis sebagai narasumber di perbagai kegiatan sosialisasi maupun pelatihan. Pengalaman petani pelaksana menunjukkan bahwa dari kecukupan kebutuhan sayuran berdampak berkurangnya pengeluaran keluarga. Hal ini mendorong masyarakat yang belum ikut dalam kelompok timbul keinginan khususnya masyarakat di perkotaan untuk mencoba secara mandiri. Kondisi ini membawa keuntungan bagi pengelola KBD melalui penjualan bibit tanaman. Beberapa manfaat yang telah dirasakan ini, pada tahun 2013 Model KRPL dikembangkan di seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu.
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan pangan beragam dan gizi seimbang melalui optimalisasi ruang tempat dan pekarangan rumah tangga. 2. Meningkatkan kemampuan keluarga
dan masyarakat dalam mendukung program
diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dengan menerapkan sistem pertanian tanpa limbah, melalui budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, toga, pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil, serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk. 3. Melakukan pelestarian sumber genetik pangan lokal dalam rangka mengelola pertanian masa depan yang ramah lingkungan. 4. Mengembangkan sumber benih/bibit melalui penumbuhan kebun bibit untuk menjaga keberlanjutan optimalisasi ruang tempat dan pekarangan rumah tangga. 5. Mengembangkan ekonomi produktif dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan melestarikan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. PRINSIP 1. Ketahanan dan kemandirian pangan rumah tangga. 2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal. 3. Konservasi sumberdaya genetik (tanaman, ternak, ikan) untuk masa depan. 4. Peningkatan kesejahteraan rumah tangga dan masyarakat. Dalam perkembangannya, KRPL dapat menjadi sarana. 5. Pendidikan dan pelatihan. 6. Kesehatan dan gizi masyarakat. 7. Modal dan pasar. 8. Antisipasi perubahan iklim. PENATAAN PEKARANGAN a. Model Perdesaan :
Strata 1 (Luas < 400 m2) 1) Tanaman sayuran dalam polybag : tomat, terung, daun bawang, sawi diletakkan di halaman depan rumah menggunakan para-para.
2) Tanaman sayuran dan obat dalam bedengan (dengan sinar penuh : kangkung, tomat, cabai, terung, kacang panjang. Dgn sinar kurang penuh : selada, seledri, kenikir, kemangi, kunyit, kunyit putih, jahe, kecur, lengkuas). 3) Ternak ayam kampong. 4) Kolam ikan : lele dan nila.
Strata 2 1) Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para. 2) Tanaman sayuran dalam bedengan (dengan sinar penuh : kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang. Halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) : sawi, selada, kunyit, kunyit putih, jahe, kencur, lengkuas). 3) Tanaman pangan lainnya : ubi kayu, ubi jalar, ganyong, garut, dan talas. 4) Ayam kampung (telur dan daging), mesin tetas ayam, ternak kambing kacang. 5) Kolam ikan : (lele, nila).
b. Pekarangan Perkotaan:
Strata 1 (Luas <100 m2) 1) Sayuran vertikultur : tingkat 4 (kangkung, bayam, sawi, daun bawang, seledri). 2) Tanaman obat vertikultur : kencur, kunyit, kemangi, kenikir. 3) Tanaman sayuran dalam polybag : tomat, terung, cabe, kol bunga (diletakkan di depan teras rumah menggunakan rak bambu/besi).
Strata 2 (Luas 100-200 m2) 1) Tanaman Sayuran dalam Polibag : Tomat, Terung, Daun Bawang 2) Tanaman Sayuran
dalam bedengan, Buah-buahan Dan Obat
Yang ditanam di
halaman cukup luas dengan sinar penuh : Kangkung, Bayam , Cabai, Atau kacang panjang dalam Bedengan Ukuran 1 - 2 m x 4 – 8 m. 3) Halaman Dengan Sinar Kurang Penuh (Teduh) Sawi, Slada,
Kunyit, Kunyit Putih,
Cahe, Kencur, Lengkuas. 4) Ayam Kampung (Telur dan Daging), Mesin Tetas Ayam, Kolam Ikan : (Lele, Nila)
c. Pekarangan di Dataran Rendah:
Pekarangan yang berada di dataran rendah yang
dikelompokkan menjadi halaman perkotaan, perdesaan di lahan PMK, halaman berlahan rawa. d. Pekarangan di Dataran Tinggi : kawasan di daerah ketinggian > 650 m dpl.
Pekarangan Perkotaan
Pekarangan Perdesaan
KOMODITAS YANG DIPERKENALKAN Komoditas
Jenis
Agroekosistem
Sayuran
Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, Dataran rendah selada, terung, kangkung Dataran tinggi Cabe, daun bawang, seledri,
Buah-buahan
Pepeya MEDEL, sirsat, pisang kepok Buah naga
Dataran rendah Dataran tinggi
Bunga
Krisan (belum diseminasi di lapangan)
Dataran tinggi, rendah
Bio farmaka
Jahe, kencur, serai, kunyit,
Dataran tinggi
Umbi-umbian
Ubi jalar, ubi kayu, ganyong, tales
Dataran rendah
Ternak
ayam KUB,
Dataran tinggi dan rendah
Ikan**
Lele, nila**
Dataran tinggi dan rendah
BAGAIMANA MENCAPAI TUJUAN??? 1. Koordinasi, sosialisasi kepada Dinas terkait, petani maju di Provinsi dan Kabupaten. 2. Menentukan lokasi dan memilih petani kooperator. 3. Pemahaman desa/lokasi secara cepat dan partisipatif. 4. Menentukan tata letak tanaman, ternak, ikan sesuai model dan strata luas lahannya. 5. Pelatihan/apresiasi teknis kepada penyuluh dan petani. 6. Penerapan model (penanaman tanaman, pemeliharaan, pembinaan, pembuatan KBD). 7. Penguatan kelembagaan kelompok. 8. Evaluasi indikator keberhasilan (pendapatan, konsumsi rumah tangga, dan analisa usahatani).
PROSES MENUJU KEBERHASILAN 1. Koordinasi dan sosialisasi, dilakukan untuk: a) menyamakan persepsi tentang tujuan, sasaran, dan output yang akan dicapai melalui kegiatan m-KRPL; b) mendapat dukungan kegiatan dari stakeholders (penyuluh, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, PKK, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa).
2. Menyusun tata letak tanaman. 3. Peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dan penyuluh lapangan melalui: a) Pelatihan teknis antara lain: pembuatan media tanam, pembuatan kompos, teknik budidaya dan pemeliharaan tanaman sayuran, pelatihan pasca panen (pembuatan manisan terung, manisan tomat, sambal, dan lain-lain).
b) Penyusunan petunjuk teknis budidaya tanaman sayuran, buku manfaat pestisida nabati, leaflet, dan pemutaran film/CD. 4. Pelaksanaan a) Membentuk display tanaman sayuran dalam bedengan, polybag, dan vertikultur di sekitar kantor sebagai sentral kunjungan. b) Membentuk kawasan percontohan model perkotaan dan perdesaan di kota dan desa, serta mengembangkan di 10 kabupaten/kota.
c) Membuat Kebun Bibit Desa (KBD) di setiap kabupaten/kota.
Untuk keberlanjutan
pemanfaatan lahan pekarangan di setiap rumah tangga, disiapkan bibit tanaman untuk penanaman berikutnya di KBD yang dikelola oleh anggota kelompok.
d) Pemeliharaan tanaman, cara panen, dan menghitung analisa usahatani. 5. Untuk mempercepat pengembangan model perlu kunjungan lapangan petugas dan petani baru ke percontohan kawasan lama (temu lapang).
6. Ekspose penataan lahan kepada masyarakat luas melalui pameran pembangunan di kota dan provinsi (dampak: replikasi masyarakat, sekolah, dan berbagai instansi), leaflet, buku, siaran perdesaan melalui radio dan TVRI lokal dan nasional.
7. Pembuatan media informasi. Tercetak: leaflet, buku petunjuk teknis budidaya sayuran, buku manfaat pestisida nabati, selayang pandang m-KRPL 2013. Elektronik: compact disc, film, siaran TV, siaran perdesaan. 8. Kerjasama dengan lembaga masyarakat, sekolah, organisasi persaudaraan muslimah, TNI, Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan kabupaten/kota untuk mengembangkan model. ANEKA MODEL TANAM KRPL
HASIL PEMETAAN KUALITAS No.
1
Kabupaten/Kota
Kota
Kecamatan
Desa
Tahun Implementasi
Cluster*
Ratu Agung
Lempuing
2013
1 (hijau)
Kampung Melayu Sungai Serut
Sumber Jaya Semarang
2013 2011
2 (kuning) 2 (kuning)
2
Seluma
Sukaraja Sukaraja Air Periukan
Sidoluhur Sukaraja Sukamaju
2012 2013 2013
2 (kuning) 1 (hijau) 2 (kuning)
3
Bengkulu Selatan
Kedurang Ilir Kedurang Ilir
Air Sulau (RT6) Air Sulau (RT8)
2013 2013
1 (hijau) 1 (hijau)
4
Kaur
Manna Kaur Selatan
Batu kuning Bandar
2013 2013
2 (kuning) 2 (kuning)
5
Bengkulu Tengah
Semidang Gumai Pondok Kubang
Padang Panjang Harapan Makmur
2012 2011
1 (hijau) 1 (hijau)
Pondok Kelapa Merigi Sakti Talang Empat
Sri Katon Arga Indah II Jaya Karta
2012 2012 2013
2 (kuning) 2(kuning) 1 (hijau)
Talang Empat Arga makmur
Lagan Tebing Kaning
2013 2012
2 (kuning) 1 (hijau)
Padang Jaya
Padang Jaya Talang Rendah
2013 2013
2 (kuning) 2(kuning)
6
Bengkulu Utara
7
Mukomuko
Pondong Sugu Kota Mukomuko** Air manjunto
Pondok Kandang Tanah Rekah ** Tirta Mulya
2012 2013 2013
2 (kuning) 1 (hijau) 1 (hijau)
8
Lebong
Lebong Atas Bingin Kuning
Denau Karang Dapo Atas
2013 2013
2 (kuning) 1 (hijau)
9
Rejang Lebong
Curup Timur Curup Tengah
Air Meles Air Bang
2013 2013
1 (hijau) 2 (kuning)
10
Kepahiang
Kepahiang Kaba Wetan
Tebat Monok Air Sempiang
2013 2013
1 (hijau) 2 (kuning)
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
BKP dan Dinas Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Penyuluh
Kelompok Pengelola m-KRPL
YANG TEREKSPOSE DI KABUPATEN/KOTA
Peningkatan pengetahuan petani dalam filosofi pemanfaatan lahan pekarangan dan teknis budidaya tanaman sebesar 8,92% dan 19,57%
KBD di Kelurahan Semarang Kota Bengkulu yang dulunya dibangun, menjadi kegiatan usaha rumah tangga (penjualan bibit)
Metode temu lapang meningkatkan pengetahuan penyuluh pendamping P2KP mengenai teknis budidaya tanaman di pekarangan sebesar 16,29%
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari yang dibangun di Kabupaten Bengkulu Utara menjadi pusat kunjungan
Adanya toko pengolahan hasil pertanian di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu
Kelompok m-KRPL ”Teratai” di Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang dikelola oleh lansia sehingga menjadi salah satu kegiatan utama rumah tangga
KBD di Desa Air Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan menjual bibit di pasar. Tiap KK ada khas menanam buah naga di pekarangan.
Sistem gotong royong di Desa Sukamaju Kabupaten Seluma sangat kental. Bahkan ada penerapan sanksi
Demplot m-KRPL di Kelurahan Sukaraja Kabupaten Seluma berkembang pesat dan menjadi warung hidup
KBD di Kabupaten Kaur menjadi lokasi kunjungan PKK tingkat kabupaten
Tumbuhnya pengusaha bibit di desa di Kabupaten Bengkulu Tengah