m ,
.-
a:.
.t. . :*;
:
L
'i
i 1 1,
1.'
r'
',
'I
1
I t
-,i
t]
,.v, ,v' .i" .
//
SPEKTRUM Jurnal Ilmu Sosial dan llmu Politik
ISBN: 1829-5800 Votume 1I tio. 1, Januari
2014 !
PENGANTAR REDAKSI 'I
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Jurnal Ilmiah Spektrum dapat terbit kembali. Sebagai
jumal ilmiah serial, maka penerbitan majalah ini sangat tergantung pada hasil
penelitian maupun kajian analisis dari para penulis, oleh karenanya kami mengajak para praktisi dan akademisi (dosen, peneliti, dan mahasis'n'a) untuk dapat mempublikasikannya dalam Jurnal
Ilndlah Spekirum ini. Kami percaya bahwa melalui jurnal menyu mb
an
gkan temuan-temuannya
d
erni p engemb angan il:nu
p
ini
para akademisi
dapat
engetahuan.
Kami sangat berterima kasih lcepada para penulis yang telah rnengirimkan karya tulisnya. Kanii berharap supaya tetap berpartisipasi dalam penerbitan edisi selanjutnyn. Semoga
Jumal Ihniah Spektrum terbitan Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik Universitas Prof. Dr. Nlcestopo (Beragarna) dapat terus berkembang darr bermanfaat bagi para penrbaca. Selamat membaca
Jakart4 Januari 2014
Redaksi
t DAFTAR ISI
1.
PENDIDIKAN DAN KESETAILAA]V GENDER,
L-7
Oleh: Budihardjo 2.
3.
DIPLOMASI INDONESIA DENGAN MALAYSIA DALAM SENGKETA TRADE IN PULAU SIMPADAN DAN LIGITAAN ( Periode 1992 - 2002). Oleh : Sindhu Pramudita & I Gede Wisura PENGARUH RATIFIKAST CONVENTION ON INTERNATIONAL TMDE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA (CITES) DALAM PERDAGANGAN SIRIP Hru INDONESIA 2OO9 - 2013. Oleh: Mario Lao Pelenkahu & Ni Luh Kerti Maryasih ..............
8 -23
24 -33
4.
ANITAIIA ANDMIMSTRASI PUBLIK DAN MASALAH PUBLIK Oleh: Lukman Hakim
34-44
5.
KONSEP SAI{AIL{ DEDI MULYADI DALAM MENGELOLA NEGARA Oleh: Yoyoh Rohaniah
4s-52
EFEKTIFITAS KERIASAIVIA INDONESIA - LTNICEF (United Nations Internastional Children Fund) DALAM MENINGKATKAN MUru
s3-65
PERANG KURS DOLLAR AMEPJKA SERIKAT DENGAN YUAN CHI\IA, Oleh: Yomiko Murtininggar & Andre Ardi ...........
66 -78
KERIASAMA PERUSAI{AAN MICROSOFT DENGAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM BIDANG ICT (Information And Comrrrunication
79 -88
6.
PERLINDIINGAN ANAK INDONESIA MELALUI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSTAL ANAK (PKSA) PERIODE 2A06 -2010. Oleh: Septiani Catur Wulandari & I Gede Wisura 7.
Technology)20C7 -2A13 Oleh: Monica Mariana & Kesi Yohana 9.
KOREAN WAVE SEBAGAI AKTOR DIPLOMASI BUDAYA KOREA
89 - 103
SELATAN, Oleh: Rossy Adhystia & Setya Ambar Pertiwi 10.
ANALISA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E KTP DI KOTA CIMAHI
t04 - 122
(Studi Kasus Pelaksana Program E KTP di Kecamatan Cimahi Selatan) Oleh: Andriansyah 11.
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN LOKAL (Local .) Studi Kasus di Propinsi Riau Lembaga Lokal
Indegenous Governmenl Tamadun Melayu, Oleh: Taufiqurokhman
r23 - 128
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN LOKAL (Local Ind.egenous Government ) Studi Kasus di Propinsi Riau Lembaga Lokal Tamadun
Melayu
Lo cAL INS TITaTTONAL CAPACTTY (Lo c al rndegenous Governm ent ) case studies in Riau Province rnstitute local of Malay civilization
Oleh: Taufiqurokhman, M.Si
Abstruct
Local Institutional capacity weakening phenomenon or
so-called civilization Melayu Riau province can determine social change in Riau province could result in internal problems of the institution in the -form of a weakening capacity of institutions whose mandate bearers during this serves as a subsystem of the social system. The implication is that the degradation of social values in society. So the lack of afunctioning institutional ahirnya lead in moving life of the Malays and guiding together in making local decisions. This paper uses the theory of capacity Buitding Theory of Merriel s. Grinrlie as a ltnife analysis, the working hypothesis of research suggests that the cause of the weakening of the capacity cf Local Instittttions such as the Malay ci','ilizaticn in Riau Province is the low quality of human resources, lack of Organizational Development in the absence of institutional reforms at the institution the original has a system of local government (ocal indigenous government) form Kepenghuluan and Kenegericn. This study uses a qualitative method design des lcriptifi
.
Referring to the theory of capacity building of suprapto, then local ittsiitutions such as the Malay civilization in Riau Propisi divided into two, namely strengthening indigenous capacity as an institution. Local institutions were encountered on the condition of the quality of human resources is still weak, static organizational and institutional reforms are not carried cut. So that c lesser role in influencing the decisions of local influence, but have the values and potential to contribute to the culture of government. wile capacity building by constructing artificial capacity of tocal institutions that are (constructing institution) whtch has had a high-quality human resources, organizational developmeni has been done in modern management and institutional reforms at the macro level has been done. Local institutions are constructing capacity is expected to increase tlie capacity of local institutions that are strengthening capacity so that the capacity r1f the Malay civilization can thrive together as a unit in in/luencing the culture o.f Government in Riau Province.
123
t
A. Pendahuluan (Intr o du ctio n)
suatu tatanan sosial kemasyarakatan dengan ikatan kekerabatan yarrg sangat kental. Nilai-nilai yang
Masyarakat Melayu di Provinsi Riau secara Sosiografis dan demografis hidup dan diatur dalam
.
mengatur
kehidupan masyarakat lokal tersebut tertuang dalam lembaga yang dinamakan Tamadun Melayu. Yaifu, suatu lembaga musyawarah dan mufakat, toleransi, sopan santun, agamis, patuh kepada pemimpin, terbuka, tenggang rasa, taqwa dan amanah.
Dalam konteks
ini,
Perubahan sosial yang terjadi
di Provinsi Riau telah berimplikasi pada tatanan budaya dan sistem sosial masyarakat yang semakin tercerabut dari akar budayanya menuju tatanan baru yang terencana (social eningeering), hal ini menimbulkan kegelisahan tokoh dan cendikiawan masyarakat Melayu Riau. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada keinginan dari sebagian tokoh-tokoh Masyarakata Riau untuk menghidupkan kembali nilai-nilai dan kearifan lokal yang terbingkai
secara
realita dalam masyarakat, nilai-nilai
diatas sudah mulai memudar dan
bahkan banyak yang
sudah
ditinggalkan, seperti taqwa, taat kepada ibu bapak dan guil, taat
kepada pemimpin,
budaya malu,
dalam Tamadun Melayu dalam kehidupan bermasyarakat dan
kebersamaan,
gotong-royong (betobo, bepiari, besolang, betayan), ikhlas dan rela berkorban, kejujuran, hemat dan r-;ermat, bersyukur dan hidup sederhana telah berganti dengan kehidupan materialistis,
individualis
dan
berpemerintahan
konsumtif
senantiasa disibukkan
serta dengan
berbagai upaya memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks (hubbuddunnya). Akibat dari degradasi nilainilai Tamadun Melayu tersebut, maka masyarakat mengalami permasalahan internal berupa lernahnya kapasitas dari institusiinstitusi lokal yang mengemban amanah pengembangan budaya Melayu dalam berbagai bidang
kehidupan, baik dalam politik, pemerintahan, ekonomi maupun sosial budaya.
Dalam bidang pemerintahan,
nila-nilai dan institusi Tamadun Melayu yang rnasih hiciup dan berkembang
lain
Melayu yang bersit-at local indigenous elemen-elemennya
ditengah-tengah
berupa sumber daya manusia pemangku adat, organisasi dan
masyarakat sebagai kearifan lokal rnengalami kondisi stagnasi sehingga tidak lagi mampu memberikan ruh
dan warna terhadap
antara
dibentui
kelembagaan Tamadun Melayu berada dalam posisi yang lemah
budaya
pemerintahan.
sehingga membutuhkan wakfu yang
r24
Data yang
lama dan metode yang tepat dalam memberdayakannya. Peneliti melihat fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat
diperoleh menggunakan dianalisis dengan yakni metode mengadakan kroscek berbagai data dan informasi yang diperoleh dari informan, kemudian dianalisa dengan teori dan konsep capacity building dari Grindle dan diinterpretasikan sehingga mempunyai makna yang dapat menjelaskan fenomena Pengembangan Kapasitas Tamadun Melayu Dalam Membangun Budaya Pemerintahan di Provinsi Riau.
Melayu Riau pada saat ini mengalami suatu problem besar arttara lain; kualitas sumber daya yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dalam mengelola sumber daya alam guna meningkatkan kesej ahteraan. Fenomena ini tentu saja sangat menarik untuk dikaji secara teoritis, karena melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat yang masing-masing rnempunyai karakter, kepentingan, sistem nilai dan fungsi institusional yang berbeda-beda namun berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sebagi suatu sistern sosial. Pada penulisan penelitian ini mencari objek obyek untuk gejala-gejala menernukan melemahnya kapasitas i$titusi lokal (Tamadun Melayu) dimana proses interaksi dalam sistem sosial, khususnya dalam mewamai budaya pemerintahan. Intitusi lokal seperti Tamadun Melayu yang terbagi dua, yaitu institusi asli masyarakat lokal (local indigenous institution) sebagai institusi warisan leluhur (heritage instfurtion) dan intifusi yang secara formal sengaja dibentuk (crafted intitution). Dalam gejala-gejala tersebut terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab melemahnya Tamadun Melayu dalam proses perubahan sosial di Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, yakni memberikan gambaran dari berbagai gejala yang ditemui dilapangan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan dengan objek penelitian tentang Fengembangan Kapasitas Tamadun Melayu dalam rnembangun Budaya Femerintahan di Frovinsi R.iau.
B.
Kelembagaan
Lokal (Local
fndegenous Government
) Lembaga lokal seperti Tamadun Melayu di Propinsi Riau merupakan salah satu lembaga kearifan lokal yang dijadikan
pedoman dalam
kehidupan
baik dalam politik, pemerintahan, ekonomi maupun bermasyarakat
sosial budaya. Tarnadun L{elayu mengandung sistem nilai yang didalamnya ada institusi yang mengatur tatanan masyarakat yang telah hidup dan berkernbang selama berabad-abad di Provinsi Riau. Dengan demikian Tamadun Melayu menjadi salah satu unsur penting dalam sistem sosial masyarakat lokal (society) yang dapat dikembangkan kembaii sebagai modal sosial (sacial capital) untuk melakukan rekayasa sosial (social engineering) dalam membangun Budaya Pemerintahan sebagai Sistem Sosial yang dianggap ideal pada saat sekarang.
B.l.Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan kapasitas lokal seperti Tamadun
lemabaga
Melalu di
Provinsi
Riau
dikategorikan menjadi dua jenis
,institusi, yakni institusi asli masyarakat !.okal (local indigenous institution) dalam bentuk lembaga kepenghulaun dan kenegerian. Jenis intitusi kedua adalah institusi buatan :(constructing institution) yakni t25
lembaga-lembaga
dibentuk
secara
baru
formal
yang untuk
mengembangkan kapasitas Tamadun Melayu. Pengembangan sumber daya manusi pada kedua jenis institusi ini sangat berbeda. pada institusi asli masyarakat lokal tidak ada upaya Yang dilakukan untuk mengembangkan kualitas udmber daya manusia secara terencana dan terus-menerus, baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dunia usaha maupun oleh masyarakat lokal sendiri.
Hal ini berakibat
masih rendahnya kualitas sumber daya manusia paru pemegang teraju kepemimpinan lembaga kepenghuluan dan kenegerian, sehingga tidak mampu mengikuti perkembanganzaman.
Sedangkan pada institusi buatan seperti LAMR, dan DMDI
telah dilakukan pengembangan kuaiitas sumber daya *un*iu
secara terencana dan terus_menerus
dalam benfuk pelatihan, seminar dan konvensyen yang dilaksanakan diberbagai tempat. para pengurus LAMR mulai dari provinsi sampai
pengembangan organisasi baik oleh pemerintah daerah maupun oleh
masyarakat sendiri. Organisasi lokal ini secara struktur, kepengurusan maupun p".rgiloluuroryul Sedangkan institusi buatan (constructing institution) telah melakukan pengembangan organisasi berupa membuat divisi baru dalam
struktur kepengurusan
dan
membentuk organanisasi pada setiap level pemerintahan serta perwakilan di be.berapa provinsi di Indonesia.
8.3 Reformasi Kelembagaan Sebagaimana diuraikan diatas
bahwa terdapat dua jenis institusi T1m{un Melayu di provinsi Riau, yakni institusi asli (local indigenoui
institution) dan institusi buatan (constructing institution). pada kedua jenis institusi ini terjadi
perbedaan dalam melakukan reformasi kelembagaan dalam
pengembangan kapasitas Tamadun Melayu. Pada institusi asli masyakarat
iokal berupa Kepenghuluan
dan
Kenegerian belum pernah dilakukan reformasi kelembagaan, hal ini dikarenakan para pemegang teraju
kabupatenlkota dan kecamaian mempunyai sumbr daya manusia yang memadai dalam menjalankan organisasi. Kondisi ini juga tampak dengan jelas pada OnfOf Vang mempunyai keungg-rlan sumber
kepemimpinan fepenghluan dan Kenegerian tidak berani mengubah lembaga asli pemerintahan lokal. Sedangkan paa institusi budatan
sduah dilakukan reformasi kelembagaan dengan memasukkan
daya manusia dalam mengurus dan mengembangkan organisasi. Kondisi kualitas sumber daya manusia pada keduajenis institusi ini mempunyai kesenjangan yang besar sehingga terjadi pelemahan peran terhadap institusi asli dan penguatan peran terhadap institusi buatan dalam mengembangkan kapasitas Tamadun Melayu. 8.2 Pengembangan 0rganisasi Organisasi lokal atau institusi asli lokal seperti Tamadun Melayu di Fropinsi Riau terdiri dan Kepenghuluan dan Kenegerian dan bersifat statis tidak ada dilakukan
pemimpin formal
pemerintahan
seperti Gubernur, bupati/walikota dan camat sebagai Datuk Setai
Amanah pada masing-masing level
pemerintahan.
t26
C.
Simpulan dan Saran (Conclussion and S ugestion) C.1. Simpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka
Pada institusi asli masyarakat
lokal (local
ini dapat dikemukakan sebagai berikut : l. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada institusi asli masyarakat lokal (local indigenous institution) yang merupakan lembaga warisan dari sistem sosial yang berlaku pada masa Kerajaan-kerajaan Melayu berupa Kepenghuluan dan Kenegerian dipegang oleh para datuk pernimpin Suku Melayu secara turun-temurun belum dilakukan pengembangan simpulan penelitian
sumber daya manusia
saat
secara
C.2 Saran-saran Membangun
Budaya
Pemerintahan dilakukan melalui
model yang
sumber daya manusia secara terencana dan baik, sehingga kualitas sumber daya manusia institusi buatan cukup tinggi.
mengakomodir Tamadun Melayu sebagai nilai-nilai lokal yang bersumber dari institusi asli dan nilai-nilai universal yang berkembang melalui institusi buatan dan birokrasi pernerintahan. Nilainilai ini dipadukan (convergence) oleh pemerintah daerah sebagai nilai bersama untuk selanjutnya disusun menj adi budaya pemerintahan.
Akibat dari perbedaan periakuan
ini
rnaka terjadi kesenjangan kualitas sumber daya manusia
3.
ini yang tidak
berani mengubah lembaga Tamadun Melayu secara makro. Sistem dan tatanan yang sudah ada menjadi simbol yang tetap dipertahankan. Sedangkan pada institusi buatan (constructing institution) sudah dilakukan reformasi kelembagaan berupa dimasukkannya unsur pemimpin formal setiap level pemerintahan sebagai Datuk Setia Amanah yang mempunyai ke'wenangan cukup besar dalam menentukan arah dan jalannya Lembaga Adat Melayu Riau.
terencana dan baik. Sedangkan Pada institusi buatan (constructing instiiution) Lembaga Adat llfelay.r Riau telah dilakukan pengembangan
2.
indigenous
institution) tidak ada dilakukan reformasi kelernbagaan karena kendala psikologis dari para pernimpin Suku Melayu pada
antara kedrta institusi Tamadun Melayu. Pengernbangan Organisasi Pada institusi asli masyarakat lokal (local indigenous institution) tidak dilakukan pengembangan organisasi baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun oleh warga masyarakat Melayu sendiri, sehingga organisasi .Institusi asli bersifat statis. Sedangkan institusi buatan (constructing institution) telah dilakukan pengembangan organisasi dalam bentuk perubahan struktur dan penambahan lembaga dalam organisasi sesuai dengan kebutuhan. R.eformasi Kelembagaan
t27
Yuslinda Mohd Yusof (ed), Good Governance
DAFTAR PUSTAKA
For Development, Pivate Sector Perspektif, Kuala Lumpur: Malaysian
Adimihardja, Kusnaka, 2008, Dinamika Budaya Lokal, Bandung: Pusat Kajian LBPB Al-Qardhawi, Yusuf, 1999, Tamadun Islam, Alternatif Masa Depan, terjemahan Haji Juada Bin Haji Jaya, 'Selangor: Makabah alQardhawi Gainda, Abdul Razak (ed), Governing Malaysia, Kuala Lumpur: Malaysian
Strategyic
Institue of Integrity,
Ndraha,
Pemerintahan Baru Jilid 1, Jakarta: Rineka Cipta 2003, Kybernologt, Ilmu Pemerintahan
Baru Jilid 2,
Centre
Organisasi,
Basri, Fatraza, 2008, Tamadun Islam dan Tamadun Melayu : Perkembangan dan Isu Shah
Governance,
Universiti (UPENA) Universiti Teknologi
Embedding
MARA
Institution anri Development : from
Building
Scientific Suwardi, MS, H.M.A. Effendi, Suwarto, OK. Nizami Jamil,
to application, terjehaman Sri Edi Swasono, Jakarta: UI concepts
Daeng ayub
Masyaraknt
Effendy, Tenas, 2004, Tunjuk Ajar Butir-butir Balai
Pekanbaru, Unri Press Zin, Abdul Azis Mohd.,2006, Tamadun
dan
Islam dan
Pengembangan Budaya Melayu G,tod
of Developing Counties, Boston: Har'.'ard University Sector
Press
Hasbullah, 2009, Islam dan Tamadun Pekanbaru,
Yayasan Pusaka Riau Hussein, Ismail, Wan Hasyim Wan The dan Gazali Shafie,2001,
Melayu Abad
Menyongsong
Kedua Puluh
Tamadun
Melayu, Kuala Lumpur: Universiti Malaya.
Government: Capacity Building in the Public
Tamadun
Melayu
Riau Kabupaten/Kota se Provinbst Riau,
Budaya Melayu Riau,
Melayu,
Natuna,
Zrfll
Press
Grindle, 1997, Getting
Culture,
Capabilities and Change In Singapore, Singapore: World
Eaton Josep W., 1986,
Yogyakarta: Kajian
Jakarta:
funeka Cipta Neo, Boon Siong dan Geraldine Chen, 2007, Dynamic
Alam: Pusat Penerbitan
Melayu,
Jakarta:
Rineka Cipta 2005, Teori Budaya
Research
Kontemporari,
Talizi Duhu, 2003, Kybernologt, Ilmu
Satu,
Bangi: UKM Mahbob, Sulaiman, Mohd Nizam Mohd
Ali, Mohd Rezaidi Mohd Ishak, Noor
t28