7
',;:Gf#frffi ',,
' l!i" i_ii,,,t, :i;',;'i
,'ir-
J ,-;
"i
u'
''
' ,,:'t'. ' ' !t', i :,i:- tl't ' :'ltt,',' ' .1,^.' '.'l
'
.. ...
.. ,1
.,',
:,,,.r1., ,:,'.r
1.:,,
1,,..
;,,. ' "
.
'
' .
7
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan
UNISSULA Press, Mei 2014 Viii + 322 Hlm; 21 x 29.7 cm
lsBN'. 97g-602- 1 145-04-3
Judul : Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Menuju Generasi Emas Penata Letak : Sultan Agung Press (SA Press) Desain Cover : Hendrika Cetakan l, Mei 2014 Penerbit Unissula Press Jl. Kaligawe Raya Km. 4 Semarang 50112 Telp (02a) 6583584 Fax. (024) 658245| :
Dicetak oleh
:
Sultan Agung Press Jl. Kaligawe Raya Km. 4 Semarang 5A112 Telp. (024) 6584031 / 6583584 ext. 302 Fax. (024) 6595106
llak Cipta dilindungi oleh undang-undang
7
ffiMOSIDINffi SffiTdI INAR
NASI*ruAL
PENDIDIKAN MENUJU GENENASI EMAS
Editor
:
Prof.H. Gunarto, M.Hum Muhamad Afandi, M.Pd
Turahmat, M.Pd
Unissula Press 2014
7
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISD NON ALAM DAN SD ALAM (F
K
r
p Un
i
ve rs i t a
s,
;5 r* ff 'ffi x,-Jl i'j; -i;
tJ
;
#,.1j"
c
e-ma i : er z:i _rza @ya hoo. eo m
upp
r
-
u N DA R r s )
I
A.bs;tr"ak
Penelitian ini berttriuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada siswa di sD Non Alam yaitu sD Negeri sidomulyb 03 Kecamatan ingaran Timur KabuBaten semarang dan sD Alam ung?:"f Kecamatan lJngaran Barat Kabupaten semarang. .,SAUNG) variabetvariabel yang akan ditetiti meliputii Pendidikan t<aratteiiak-rn kegiatan betajar meng,ajar di kelas, pendidikan karakter dalam kegiatan betaiar di laar *etas, iai' pembudayaan pendidikan karakter di sekolah' Pendekatan yang digun.akan
datam penetitian' ii adatah pendekatan penetitian kuatitatif y^?:y^dilenokayi.dgngy peidekatan peneliiian kuantitatii. poputasi Benetitian adalah seluruh s'syva' guru, staf, dan kepala sekolah di sekotah non alam yaitu SD negeri Sidomutyo 03 dan sD 'Alam ungaran' Mgtode pengumpulan data yung iigoh'rru, adaiah kuesi,ioner, observasi, wawancara' dan dokumentasi. Teknik analais dita iuaniiiiir yang digunakan daram penelitian ini adatah anatrsr's kuantitatif aeskripii, i/ry;-irra;;;;"';;;" mengaiatisis data kuantitatif yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk aei*riptir dan"analisis-iata kuatitatif Hasil penetitian ini yaitu implementasi pendidikan karakter ai siioia;;";'Ziii v"it, sDN srdom utlto 03 Kecamatan ungaran Timur telah beriata.n aengai baik. penani*ro'iibi '(sAUNG)" karakter ii ilionn Nam yaitu sekolah Alam L)ngaran llebih tinggi diripatia sekolah non atam yaitu sD Negeri ini dipeigaruhioteikuriku!um iri ruairrrrn vuig iitirapr
Pendidikan budi pekerti merupakan masalah yang sampai saat ini sangat banyak menyita perhatian. terutama bagi paL pendidik, ulama, pemuka masyarakat dan para orang tua. Tidak henti-hentinya terdengar ber.ita tentang tindakan kriminaritas yang dirakukan oleh para perajar, seperti yang terjadi di beberapa daerah yang hampir setiap minggu diberitakan diberbagai mercia, ba'ik cetak maupun elektronik. Di kota-kota besar banyak
terjad
i
perkerahian
peraja
r
(tawuran), keterlibatan pe laiar dalam kasus pemakaian narkoba, seks bebas, merebaknya dekadensi
moral, naluri kekerasan yang semakin lama semakin menggila, kejujuraR din sopan s,antun
y'ang semakin menipis, dan a kh
lak
ya
ng
memprih,atin kan.
bena r_-ben,a
kemeros.otan s,a ngat
r
sebuah peradaban akan menur"uR apabila terjadi demor.alis,asi pada
masyarakatnya. Banyak pakar, filsuf, dartoraRg-orang bijak yang meRgatakan b,ahwa faktor moral (akhrak) adalah hal utama y,ang harus dibangun ter.lebih dahulu agar.bisa membangun sebuah masyar"akat yaig ter.ti,b, PENDI DI K/\N MENUJLJ GE NERASI EI\IAS
aman dan sejahtera. salah satu kerruajiban utama yang harus dijalankan oleh orang tua kepada anak-anak kita. Nilai-nilai moral kepada a Ra k-a na
k
kita
.
N ila i-n ila
i
mo ra
I
ya ng
ditanamkan akan membentuk karakter 1a(rrta[ mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. lndonesia saat ini sedang menghadapi masalah berat yang harus diralui, yaitu
krisis multidimensi yang ferjadinya berkepanjangan. Masalah ini sebetulnyl
mengakar pada menurunnya kualitas mor"al bangsa yang dicirikan oleh mernbudayanya praktek KKN, konflik, (antar etnis, agama, politisi, l'emaja, antar Rw, dsb) meningkatnya kriminalitas, menurunnya eto,s kerja, dan banyak lagi. Budaya-bud aya tersebut adalah
penyebab utama Neg ara kita sulit untuk bangkit d a r"i kr"is is in i .
[\lenurut Lickona (Arafik: 2o1o), ada sepuluh tanda dari per"itaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa, yakni: (1) meningkatnya keker"asan di kalangan remaja; (2) ketidakjujuran yang membudJya;
(3) semakin tingginya rasa tidak hormat kepada
243
or3og tua, gUru dan figur pennirnpin; (4) pen'garuh peer group terhadap tindakan kekerasan; (5) rneningkatnya kecuriga,an da,n kebencian; (6) penggunaan b,ahasa yang
(7) penurunan etos kerja; , (B) menurunnya rasa tanggung jawab i'ndividu dan warga legara; (9) meningginya perilaku merusak diri; (10) sernakin kaburnya pedorn,an moral. Kondisi rnemprihatinkan tersebut, tidak memburuk;
lu
put dari
penila ia
n
banya
k
piha
belu
m
k
ya ng
menuding bahwa sekolah kuran,g berhasil mendidik budi pekerti bagi para siswanya. Pendid ika n
di sekolah
digalakkan kernbali salah satunya dida,sari atas kenyataan betapa keringnya nilai-nila i mora dalam pendidikan kita (Mustainah, Kedattlatan Rakyat,8 Juli 201 0)
I
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan
sa kritis ba g i
pe rnbentu ka
n
ka ra kte r
seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah
dimasa dewasanya ketak. Selain
itu,
menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Oleh karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa. S
istenn
pend
!d ika n
ln'donesia
tujuan pendidikan nasional adalah:rrntuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
menggariskan bahwa
manusia lndonesia seutuhnya, yaitu rnanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan ma ndiri serta rasa ta n,ggu ng jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Muatan pendidikan karakter dalam materi pendidikan sekaligus menguatkan bahwa pendidikan tidak sekeda r transfer of knowledge tetapi juga
transfer
of values. H u bu n'g a n nya
de nga n
transfer nilai tersebut, sekolah memiliki peranan penting.
Sekolah adalah wahana efektif untuk mentransfer nilai-nilai untuk mernbentuk ranah afektif yang meliputi sikap, nilai, dan minat anak didik. Namun yang terpenting, dalam menerapkan pen'didikan tersebut 3o,ok didik bukan hanya dituntut untuk memahami 244
penting
ia la
h
sebera
pa ja uh
pengeta huan
tersebu't tertanam dalam jiwa dan seberapa besar nilai-nilai itu tenruujud dalam tingkah laku sehari-hari. Penruujudan domain afektif sarat
dengan muatan budi pekerti. Ranah
ma mpu
membentengi para siswanya dari perilaku menyimpang. Pentingnya pendidikan karakter
ma
peng'etahuan tentang bud i pekerti semata, melainkan diharapkan mereka dapat m,engimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan sikap so:seorang tidak hanya cukup diukur dari seberapa jauh anak menguasai hal-hal yang b'ersifat kognitif semata. Justru yang lebih
m,ema
ng tidak mudah
d iu ku
r
ini
ting kat
ketierhasilannya. Menyangkut hal yang sangat rurnit dan bahkan terkait dengan "metapenampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Ketika cJi sekolah mereka tampak
memiliki sikap dan budi pekerli yang baik, sebaliknya setelah harus berbaur dengan lingkungan lain, secepat kilat sikap dan tindakannya juga harus berubah untuk mengikuti atau terpengaruh oleh lingkungan tersebut (Suwardi Endraswara, 2006: 61). Penanaman nilai-nilai dalam kehidupan dapat dilakukan sejak anak masih belum dapat
berbicara dan dapat membaca. Nyanyian atau lagu yang biasa didendangkan seorang ibu untuk membujuk agar si buah hati segera tertidur atau sekedar untuk menyenangkan, pad,a hakikatnya juga bernilai kesastraan dan sekaligus mengandung nilai yang besar andilny'a bagi perkembangan kejiwaan anak, misalnya nilai kasih sayang dan keindahan (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 35-36). Pembentukan nilai-nilai karakter pada
anak dilakukan melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik anak yang didominasi oleh imitasi membuat pendidik rnudah men garahkannya dengan contohcontoh prilaku yang baik. Dengan mernberikan contoh teladan yang baik, anak dapat menjadi pribadi seperti yang dih arapkan. Mengajarkan pendidikan karakter pada anak diharapkan dap'at memperbaiki keadaan bangsa yang saat ini sedang mengalami krisis seperti yang telah dipaparkan di atas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada anak-anak sekolah dasar.
Lingkungan dan kebiasaan Yang diberikan kepada anak berpengaruh pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak terse,but. Lingkungan sekolah yang berbeda yan,g akan mempengaruhi. Penelitian ini PGSD FKIP UNISSULA
7
beftujuaR
u
ntu
k
merrgeta hu
i
implementasi
pendidikan karakter pada anak-anak di SD Non ,Alam yaitu sD Negeri sidomulyo 03 kecamatan Ung aran Timur kabupaten semarang dan di sD Alam Ungaran (SAUNG) kecamatan Ung:a ran Barat kabupaten Semarang.
Kajian Pustaka
1. Pengertian Pendidikan
Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang
berarti to mark (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana meRga plikasikan n ila i kebaika n da la m
bentuk tindakan atau tingkah laku. OIeh b itu, seseo rairg yang ber"prila ku tida k jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai seba
seo
rang
be rka ra
kter jelek,
sementa ra
seorang yang berprila ku jujur', suka menolong dikatakan sebagai orang
berkarakter baik. Jad i istilah karakter. terkait perso nality (kepribadian) seorang, dimana seorang bisa disebut orang berkarakter (a person of character) iika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral (Tadkhirotun, 2008:28
)
Karakter secara etimologis berasar dar.i bahasa Yunani " karaso" yang berar-ti "cetak biru", "format dasar", "sidik" seperli dalam
sidik jari. Mounier (Doni Koesoma,
2010.90), memaknai karakter melalui dua
cara interpretasi: (1) sekumpulan kondisi
yang telah diberikan begitu saja dalam diri
seseorang atau telah ada dalam se seo ra ng
,
d
an (2)
tin g
kat
diri
ke ku ata n
sebagaimana seseorang individu mampu mengatasi kondisi tersebut sebagai sebuah proses yang d ikehendaki.
Secara umum, istilah karakter
ser.ing
diasosiasikan dengan temperamen. serain itu dilihat dari sudut pandang b,ehavioral yang menekankan uRsur memper.baiki yang dimiliki manusia sejak lahir. Dalam hal ini istilah karakter dianggap sama dengan
kepr"ibadisn sedangkan
kepr.ibadian
dianggap sebagai "ciri atau kar"akteristik" atau gaya atau sifat khas dar.i seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungsn, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawa'En
seseorang sejak lahir (Doni 2410:BG ).
Koeso,ma,
Lickona (Elkin & Sweet, 2004) pend id ika n mendef in isika n kara kter, sebaga
i:
"Character education is deliberate effart to help people understand care about, and act ' upon care ethical veilues. When we think ab,out th,e kind of char"acter we v,,ant fo oLtr children, lf is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply ab.out is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within" Maksudnya pendidikan karakter merupakan
usaha secara sadar untuk membantu masyarakat memahami, peduli dan bertindak atas inti nilai-nilai etika. Ketika ber"pikir te,ntang jenis karakter yang diinginkan dar"i anak-anak, jelas bahwa aRak-anak dih arapkan dapat menilai sesuatu yang benar, sangat peduli tentang sesuatu yang benar, kemudian melakukan sesuatu yang diyakini benar, bahkan dalam menghadapi tekanan dari luar dan godaan dari dalam.
Berdasarkan pengertian di afas dapat d isimp u lkan bahvta pendid ikan karakter adalah merupakan seb uah proses yang rnembantu menumbuhkan, mengembangkan,
mendewasakan,
me mbentu k
kepribadian seseo rang yang merupakan karakteristik atau ciri khas dari orang tersebut. Proses tersebut dilkukan secara sadar dan sisfemafis, sehingga terbentuk
kepribadian yang dig unakan sebagai landasan untuk cara pandang berpikir, bersikap, dan bertindak.
D,ewey (Sjarkawi, 2006:38) menyatakan
bahwa pendidikan kar"akter
pada
hakekatnya dilakukan melalui peRa,naman nilai: kejujuraR, tanggung jawab untuk
memp,el'kuat kecenderungan sehingga menjadi kebiasaaR. Sebaliknya, pandangan
yang beranggapan bahwa perilkau
moral
p,ada hakikatnya bersifat r"asional sebagai respon y'ang b,ersumber dan diturunkan dar"i pemahaman serta pen alaraR b,erdasar"kan
tujuan kemanusiaan dan Pendidikan karakter
keadilan.
juga menggunakan
pendekatan perkembangan kognitif, karena pendidikan intelektual yang berpikir aktif dalam menghadapi isu-isu moral yang menetapkan suatu keput.usaR baik da,R buruknya moral.
PENDIDIKAN IMENUJTJ
GE NF.IiASI EM,AS
245
7
Darmiyati Zuchdi, dkk
(2009:10) menyatakan bahwa p'endidikan karakter mempunyai makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar
mengajarkan mana yang b'enar dan mana ya
ng
sa la h
,
leb
ih
da
ri itu
pend id ika n
kebiasaan
menanamkan
karakter
(habituation) tentang hal yang baik, sehingga siswa rnenjadi paharn (ranah kognltif) tentang mana yan,g baik dan sal,ah, rnarnpu merasakan (ranah afektif) nilai yang baik, dan mau melakukannya (ranah psikornotor). Hal senada dikemukakan oleh Ary Ginanjar Agustian (2005.53) yang meneka
nkan pentingnya latihan
dan
pembiasaan yang terus rnenerus hingga terbentuk karakter.
Berdasarkan beberapa penjelasan maka
dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah upaya sadar dan terencarla
hingga terbentuk pribadi-pribadi yang berkarakter. Upaya untuk mewujudkiln tujuan tersebut melibatkan banyak pihak khususnya komponen sekolah, sehingga seluruh mata pelajaran di sekolah harus beruuawasan karakter, dan yang terpenting dari pembentukan karakter positif adalah pembiasaan secara terus menerus dan bisa jadi memerlukan waktu yang relatif lama.
2
Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk mendorong lahirnya anak-anak yang baik (Tadzkirotun M.: 2008:29). Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak*anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitm'ennya untuk melakukan segalanya dengan benar, cenderung memiliki tujuan hiduP. Sjarkawi (2006: 39) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter bertujuan membina terbentuknya perilaku siswa yang baik
setiap orang. Artinya pendidikan
nilai r sekeda pe'nd id ika n ka ra kter bukan salah dan memahami tentang aturan benar
atau mengetahui ketentuan tentang
dan
bu ru
k, tetapi
ha
rus
baik
b'en a'r-bena r
meningkatkan perilaku moral seseorang. Oleh karena itu, evaluasi keb'erhasilan harus menggunakan perwujudan perilaku karakter sebagai ukurannya. Berdasa
rkan berbagai pendapat
yang
ikemukakan rnaka dapat disimpu lkan bahwa tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk memfasilitasi siswa agar
d
246
mampu menggunakan Pengetahuan, rnengkaji dan menginternalisasi sefta mempers'on,alisasi
nilai,
m'engemban'gkan
keterarnpilan social yang mernungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak rnulia dalam diri siswa s,erta m'ewujudkannya dalarn p'erilaku sehari'hari. N'i]a i-n ila i ka ra [
Menurut Spranger (Moh. Shocib, 1998: 34) nilai-nilai karakter adalah upaya untuk mengernbangkan disiplin diri yang mencakup enam nilai yaitu ekonomis, sosial, polltik, ilmiah,
estetis dan agama. Keterkaitan nilai-nilai ini rneru pa
kan konsep ka ra kter yang
perlu
dikembangkan pada diri peserta didik dengan bantuan orang dewasa. Pendidikan karakter
n
ta ngg meru pa ka rna sya ra kat.
u
ng jawab
ind
ividu
dan
Terdapat berbagai macam nilai dalarn pend id ika
n
ka ra kte
r. Liekona (2003:
48
)
rnengungkapkan "The content of good character is virtue. Virtue such as honesty,
justice, courge and compassion are dispositions to be have in moralty good way". Maksudnya ialah bahwa isi dari karakter baik adalah kebaikan seperli kejujuran, keadilan, keberanian, tenggang rasa, yang semua itu adalah tindakan baik yang bermoral-
Berdasarkan uraian di atas daPat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang diajarkan dalam pendidikan karakter, adalah nilai-nilai kehidupan yang baik termasuk dalam nilai
moralitas, nilai kebaikan, nilai religius, dan nilai proses sehingga kewa rga nega raa n pembentukan karakter siswa dapat dilakukan dengan prinsip moral knowing, yakni mernberikan konsep secara kognitif mengenai nilai-nilai, kemudian moral feeling (afektif) yakni memberikan fasilitas kepada siswa agar rt1,?tTtpu meraSakan dan mempertimbangkan filongenai nilai-nilai hingga mereka yakin akan pilihannya, dan ketiga moral action (konasi), yakni mernbantu anak-anak untuk berprilaku
atas nilai-nilai yang telah mereka pahami dan ya kini.
3.
Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalarn Pernbelaja
ra n
Pendidikan karakter yang terintegra'si dalam
pengenalan dan b* pemb-elajaran adalah ke dala m
n
n ila i-nilai peng rnteinalisasia seha ri-ha ri peserta d id la ting'[a
fr
ku
ik
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam filEupun di luar kelas PGSD FKIP UNISSULA
7
pada semua mata pelajaran (Kemendiknas, 2010:34)
RamuR diintegrasikan dalam kur.ikulum sekolah keseluruhan; c) seluruh staf menyadari dan mendukung tema nilai
Da la m proses pembelaj,aran d i kelas, pengembangan nilailkarakter" diraksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaraR
(embedded
Setiap
ya
3) Pe,RekanaR ditempatkan meraRgsang bagaimana
) (Diknas, ZOIO). kegiatan pe,mb,elajaran
approach
meRerjemahkan pr.insip nilai
dikembangkan kemampuan ranah kognitif, , dan psikomotor, sehingga tidak diper'lukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai--nilai penddidikan karakter bangsa. Tenaga p,e,ndidik dapat menjadi teladan baik bagi peserta didik, ntu
k
pengembanga
n
ka ra kter=ka
r.a
4) B,erdasarkan
hasil p,enelitian Benninga, dkk (2006: 448-449) ada O kr.iteria yang mendukung keber"hasilan akademik terseb,ut, yaitu:
5) sekolah yang memberlakukan nilai-nirai yang mengarah pada kar.akter. yang baik bagi siswa-siswan ya.
kte r
tertentu seperti jujur, d isiplin, kerja keras, toleransi, mandiri, semangat kebaRgsaaR, dan gemar membaca. Sedangkan untuk mengembangkan beberapa nilai lain seperti peduli lingkungar-t, rasa ingin tau, peduli sosial, dan kreatif memer"lukan situasi dan kond
isi agar peserta d idik
6) orang tua dan komunitas
7) Sekolah perlu melakukan
pendidikan karakter di sekolah tersebut.
B) seluruh anggota persekolahan,ciber.i tanggung jawab dan berusaha melaksanan model pendidikan karakter.
Dar^miyati Zuchdi, dkk (201 0: 3) menyatakan
9) Sekolah membantu
secara
akademis dimaknai dengan pendidikan nilai-nilai kebaikan setiap siswa y,ang
le nr
melaksanakan nilai-nilai
pengetah uan,
baik
Pendekatan optimal yang diper.lukan untuk mengaja rka n ka ra kter seca ra efektif menurut Brooks dan Goob,re ad,alah seb.agai berikut:
1) Sekolah harus dipandang sebagai lingkunga n yang d iiba ratkan seper-ti
pulau dengan bahasa dan budayanya
sendiri. Namun sekolah ju,ga
harus
memperluas pendidikan karakter b,ukan saja kepada guru, staf, dan siswa, tetapi juga kepada keluarga dan masyar.akat.
2) Dalam
pembelajaraR ku riku lu m sebaiknya: a) pengajaran te,ntang nilai,-
nilai
berhubungan denga,n
sy,stern
sekolah secara keseluruhan; b) kar.akter-
di,ajarkan sebagai subjek yang berdir.i sendiri (separate-stand atone subject) PENDIDIK/\N
MENL-,JLJ
GI.NI
ITASI EMAS
n'lasya
i"a
kat
pengembangan ya
ng
ped
u li
10)sekolah menyediakan kesempatan kepada selur^uh siswanya untuk
dalam
kamil).
baga
lingkungan.
kesadaraR, kemauan, dan tinda kan untuk
berhubungan dengan Tuhan yang Mah,a Esa, sesama manusia, dan lingkungan sehingga menjadi manusia par.ipurna (inian
promosi
secara intensif mengenai pelaksaRaan
Pendidikan Karakter di Sekolah
meliputi komponen
dalam
p,elaksaRaa n pend idikan karakter.
memiliki
bahwa pendidikan kar"akter
lainnya harus
menjadi partisipan yang aktif
kesempatan untuk memuRCurkan per.ilaku yang menunjukan nilai tersebut. 4
untuk siswa kedalam
bent:uk perilaku sosial.
afektif
u
ng d iaja rka n .
mempraktikkan tinda ka n bermora 5.
l.
Pembelajaran di Sekolah Alam
Menurut Efr"iyani Djuwita, sekolah alam
adalah salah satu bentuk
pendidikan
alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai p,embelajaran siswa didiknya. PengguRaan ala,m sebagai media belajar ini dih arapkan agar kelak anak atau
siswa jadi lebih perhatian dengan lingkungannya dan tahu aplikasi dar-i pengetahuan yaR,g dipelajari.
Metode pembelajaraR yang digunakan dalam kurikulum sekolah alam sangat variatif, seperti metode keteladanan untuk membentuk akhlaqul karimah, spider-web
untuk membentuk logika ilmiah, metode outb,ound diguRakan untuk membentuk jiwa kepemimp,inan, dan metode magang untuk memb,entu,k jiwa wirausaha. cir1 khas utama yang digunakan ' adalah metode Spider
lMeb. Metorde ini
d
igu na
kan
untuk ?47
7
rnernuda
h
ka
n siswa da la m
rnenga itkan
pelajaran dengan kenyataan yang ada serta hubungan antar pelajaran yang mereka terirna den'gan tema tertentu. Strategi dan metode perhbelajaran yang diterapkan guru pada sekolah alam, disesuaikan dengan kond isi sefta masa la h yang d ihadapi, denga
n kata la in
gu
ru
ha
rus
bisa
berirnp'rovisasi serta tangkas rnenghadapi
pertanyaan p'ertanyaan spontan p,e,serto didik. Selain itu, guru pun harus bisa mengarahkan peserta didik untuk dapat
beradaptasi dengan alam untuk menyeles,aikan permasalahan baik yang berslfat akadern'ik maupun non aka,dernik. Penggunaan alam sebagai media belajar
ini; mengajarkan anak untuk lebih aware dengan lingkungannya dan mengetahui ap
lika
si
da
ri
pengetahuan
ya ng
dipelajarinya, tidak hanya sebatas teori. lni juga yang rnenjadi kelebihan dari sekolah alam dibandingkan dari sekolah biasa atau sekolah umum. Menurut Ef rina Djuwita, sekolah alam membuat anak tidak terpaku hanya pada teori saja, sebab mereka ju1,;a dapat mengalami langsung pengetahuan yang mereka dapat dan pelajari dari alanr. Sedangkan sekolah biasa, lebih banyak menggunakan sistem belajar mengajar
konvensional, di mana para guru menerangkan dan siswa mendapatkan
pengetahuan hanya dengan rnenganda lkan jara ng diberikan kesempatan untuk mengalami langsung atau melihat langsung bentuk pengetahuan
buku panduan, dan
yang dipelajarinya. Peraturan yang
dibe rlakukan di sekolah alam biasanya tidak
seketat peraturan sekolah umurn' seperli siswa harus duduk rapi mendengarkan guru tidak mengerjakan tugas atau PR.
dan mendapat hukuman jika Metode Penelitian
Pendekatan ya'ng d igunakan dalarn penelitian ini adalah "pendekatan penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan pendekatan penelitian kuantitatif". Pendekatan kualitatif digunakan d,engan peit'imbangan bahwa gejala penelitian ini merupakan proses yang dilakukan melalui kajian perilaku terhadap aktivitas para pela
ku yang terlibat la ngs,ung
da la m
penyelenggaraan Program penanan'lan nilainilai karakter. Pendekatan kualitatif digunakan dengan harapan diperoleh p'emaharnan dan 248
p'enafsiran yang mendalam dan kompreh,ensif mengenai penyelenggaraan penanaman nilainilai karakter pada siswa sekolah dasar. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang berslfat angka-
an'gka serta ditujukan untuk menambah dan melengkapi hasil evaluasi dari p,endekatan kua litatif . Pendekatan kua ntitatif deskriptif dalarn penelitian ini merupakan pendukung dan s,uplernen dari p'endekatan kualitatif.
Pen'elitian lapangan ini dilaksa'nakan solama ernpat minggu (Bulan Maret 2A14 s:a,rnpoi April 2'A14), dilanjutkan dengan analisis data. Penelitian dilakukan pada siswa sekolah al;at'fi dan s,ekolah non alam. Sekolah alarn
ya,ng
d
ijad
ikan tempat
pen'elitia
n
ada lah
Sekolah Alam Ungaran (SAUNG) Kecarnatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Sekolah non alanr yang dijadikan tempat penelitian adalah SDN Sidomulyo 3 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Sernarang. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terkait da
n
da
pat
rne mbe rika
n
info rma
si
ya ng
dibutuhkan yaitu kepala sekolah, guru, staf, dan siswa di SD Alarn Ungaran dan SDN Sidomulyo
3 Kecamatan Ungerran Timur. Jumlah guru yang berada di SD Alam Ungaran sebanyak B orang, staf 2 orang, kepala sekolah 1 orang, dan sisura sebanyak 7 B orang. Jumlah guru
yang berada di SDN Sidomulyo 03 Kec. Ung aran Timur sebanyak 1 3 orang, staf 2 orang, kepala sekolah 1 orang, dan siswa se ba nya
k 259
o ra
ng
Jad
i
tota
I
su bje k
penelitian adalah 364 orang. Metod
e
pe ng u mpu la
n data ya ng ini adalah
digunakan dalam penelitian
kuesioner (angket), obseryasi (pengamatan),
wawancara, dan dokumentasi. Untuk nrendu kung metode pengu rnpulan data ters,ebut, diperlukan alat-alat yang digunakan
untuk rnembantu dalam pengurnpulan data, ya,itu lernbar kuesion'er, pedoman obseruasi, pedorn,an wawancara, da n pedoman dokumentasi. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelltian in'i a'datah an'alisis kuantita'tif deskriptif, yaitu meng'olah dan menganalisis data kuantitatif yang berhasil dikunrpulkan dalam bentuk deskriptif. Penyajian data kuantitatif pada penelitian i'ni dalam b'entuk persentase yang selanjutnya dideskripsikan ug[uk diambil kesimpulan dari rnasin'g-masing komp'on'en dan indikator berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Sern'ua data kuantitatif yang berhasil dikumpulkan dalam PGSD FKIP UNISSUTA
7
penelitian
in
i,
kemud ian
d ia na
lisis
denga n
mengg,unakan teknik deskr-iptif sesuai dengan
mo,del ev.aluasi program yang dipergunak-an, yaitu analisis pada context, input, proc-ess, dan
product. Evaluasi dengan
menggunakan
pendekatan kualitatif adalah p.osedui ;ualuasi
yang menghasilkan data deskr.iptif
b,er.upa
naras,i kata-kata tertulis atau lisan d,a,ri fakta-
fakta yang ditanyakan dan/atau diamati. Pendekatan ini diar.ahkan untuk
mendeskripsikan data secara holistik. Dalam pendekatan ini tidak diper.lukan hip,otesis yang disusun sejak awal evaluasi, tidak meme'lukan p,erlakuan (treatment), serta tidak ter"dapat pembatasaR pada data akhir evaluasi reknik analisis data kualitatif yang diguRakan dalam p'eRelitian ini, mengunakan acuaR analisis data kualitatif "model interaktif" yang dibangun dan
dikembangkan oleh Miles dan Hu-berman. Analisis data kualitatif "model interaktif,, dapat dilihat pada Garnbar 2 (Miles & Huberman, 1992: 20).
pembelajaraR. Beberapa nilai kar"akter yang telah ditanamkan dalam seti,a,p pembelalarai yaitu religius, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi,
komunikasi, kemandirian, etos
ke rja',
kerjasama, disiplin, jujur, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, saling menghormati dan menghar"gai dan sebagainya. Nilai karakter tersebut ditanamkan sejak dini yaitu mulai anak kela,s 1 sampai kelas 6.
Sekolah Alam Ungaran
(SAUNG)
menggunakan kurikulum yang berbeda dari
sekola
h
pada
mengkombinasikan kuriku
lum
da
ri
2
umumnya. kur.ikulum
pemer-inta
SAUNG
yaitu 30%
h dan
7
0%
menggunakan kurikulum pendidikan alam. Kegiatan pembelaj aran mengguRakan model pembelajaran Spider web. Model ini tidak jauh berbeda dengan pembelajaran tematik yaitu menggunakan satu tema kemudian dikaitt
banya k mengguna
kan a lam sebaga i
tempat
belajar ataupun sebagai laboratorirm tanpa
batas. Kegiatan yang dilakukan di alam atau di luar ruangan (outing) persentasenya sebanyak 7}Yu, daR sisanya dilakukan di dalam kelas.
Disetiap kurikulum dimasukkan
Analisis Data Kualitatif: "Model lnteraktif,,
nilai-nilai
karakter, seperti religius, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, etos kerja, kerjasama, disiplin, jujur, cinta tanah air, peduli lingkungan, pe,duli sosial, saling menghormati dan mengha rga i dan sebaga inya. Pendidikan Kar"akter dalam Kegiatan Belajar di Lua r Kelas
Dilihat dar"i segi kar-akter-istik anak s D
yaitu salah satunya ber.sifat imitasi, maka
Pembahasan Deskripsi Hasil penelitian
Pendidikan Karakter dalam Kegiatan
Mengajar" di Kelas
B,elajar.
Kurikulum yang digunakan di sDN sidomulyo 3 Keca matan Unga ra n Timu r
mengikuti kurikurum yang disediakan Pemerintah. Saat ini sDN sidomulyo 3
meRerapkan 2 jenis kurikulum yaitu KTSP 2006
penerapan nilai-nilai karakter ini tidak hanya di dalam kurikulurn, tetapi juga dicerminkan oleh semua komponen yang berada di sekolah. sosialisasi penaRaman nilai-nilai kar.akter juga d iperkena lkan kepada staf , orang tua siswl komite sekolah, dan guru. Dengan banyaKnya contoh yang lihat serta pembiasaan oleh orangorang yang berada di lingkungan siswa, maka nilai kar.akter akan tertanam pada diri siswa. ,
sosialisasi tentang pentingnya dan Kur"ikulum 2013. KTSp 20,06 diter.apkan pada kelas 2,3, s, clan 6. Kur"ikulum 2013 meRaRamkan nrlai-nilai kar.akter bagi siswa diter"apkan pada kelas 1 clan kelas 4. Dalanr dilakukarr dengan sangat antusias oleh kepala setiap kurikulunr telah dite'apkan nilai-nilai sekolah sDN sidomulyo 3 Ungaran Timur moral dalam setiap pelajar"aR. Dalam setiapt Iraupun kepala sekolah sD Alam Ungaran. silabus d,an RPP yang disus,un ole,h guru, Bentuk ke-giatan yang dilakuka,n oleh kepala sekolah sDN sidomuryo 3 yaitu dengan kepa la sekola h me nganjurkan untu k memasukan nilai-nilai karakter. dalam setiap mengadakan lomba keber"sihan antar kelas, upacara b.endera setiap hari senin dan hari=hari
PEN DI DI
KAN TVIENUJU GENERAS.I EI\IAS
249
7
nasional, menyediakan sarana dan prasarana
yang mendukung penanaman
nilai-nilai staf, orang
karakter, mengikutseftakan guru, tua siswa, dan siswa dalam kegiatan-kegiatan
sosial dan
keaga maa n, dan membuat peraturan-peraturan yang membuat para siswa lebih tertib dan disiplin.
Kepala sekolah d i Sekolah Unga ra
n
(SAU
NG)
mela ku
kan
Alanr
sosia lisasi
tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai karakter bagi siswa kepada para guru, staf,
komite sekolah, dan orang tua siswa. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Alam Ungaran (SAUNG) yaitu ikut serta dalarn ke,giatan lomba antar sekolah, ffiarket day, ghaterin'g family, kunjungan ke beberapa kantor
yang berkaitan dengan tema atau materi pembelaja ra n sepe rti ba n k, kantor polisi, pemadam keb,akaran, dan sebagainya, dan p'enyed iaa n sa rana d a n prasa ra na terka it keg
iatan
kebe
rsihan
da
n
keg iatan
p'embelajaran.
Pembu'dayaan Pendidirkan Karakter di Sekolah Pembud ayaan pendidikan karakter di sekolah
Persentasi Nil ai Karakter Pendid ikan
:;
lnd ikator
No
1
Sarana pendukung pendidikan karakter
Sub lndi'kator Ternpat wudhu Mushola h
UKS Laboratoriu m
Tempat saru_q!__l Slogan atau pajangan tentang pend id ika n
SDN Sidomulyo 03 ada ada ada
SAUNG ada ada
tidak ada Alam lingkungan)
ada ada
ada
ada
ada
katq[!,,t Nladilgitruletin_ _?qp=q!
kopl
Kotak saran
P;rbngkapa. kebersihan 2
3
Lingkungan yang menunjang pendidikan ka ra kter
Melakukan pembiasaan perilaku yang mencerrninkan n'ilainilai pendidikan karakter lewat kegiatan rutin
ada
ada
tid a k ada
80.1 2
Kreatif Bernikir kritis
38,09
41 ,22
71 ,43
76,1
nova si
Eksplorasi
80,95
Komunikasi
76,1
I
75,30 83,33 80,33
Kemand iria n Etos kerja Religius Ked isiplinan Peduli lingkungan Peduli sosial
85,71
87,61
80,05 95,23
83,33 98,77 53,42
Kejuju ra n
52.38
Cinta tanah air
85.71
pendidikan
karakter yang berada di SDN Sidomulyo 3 Kecamatan Ungaran Timur sekitar B)Yo telah terpenuhi di sekolah ini. Di din'ding-dinding 250
ada tid a k ada
I
I
Pada tabel di atas terlih,at bahwa untuk
indikator sarana pendukung
ada
tidak adil tidak ada
71 ,42
90,95
86,,77
81 ,33
78,53 73,33 73,33
kelas maupun kantor sekolah banyak slogan algu gambar-gambar yang mengajak setiap sfiwa untuk rnenanamkan pendidikan karakter. Tempat sampah yang diletakkan disetiap ruang kelas, piket kebersihan kelas untuk semua PGSD FKIP UNISSUTA
siswa, dan fasilitas kebersihan yang disediakan oleh sekolah mendukung para siswa, gur.u, staf, dan para pengunjung di sekolah ini untuk tetap menjaga kebersihan sekolah. Lingkungan di Sekolah ,Alam Ungaran LSAING) ber.beda dengan SDN Sidomuilro S. Di SAUNG, kebersihan di luar kelas kurang diperhatikan. Tempat sampah yang tersedii hanya untuk sampah yang anorginikltau yang tidak dapat terurai kembali. Daun_daun dar1 pohon tetap ber.serakan di sekitar.nya. Hal ini bertujuan agar tanaman tetap subur dengan mendapatkan pupuk alami dar.i pohon itu sendir.i. Sarana gedung kelas juga tidak sebanyak dan serapi sekolah dasai biasanya.
Dengan lebih banyak mengacuh
pada
kurikulum alam, maka pihak Jekolah tidak
\
memperhitungkan bangunan untuk ruang kelas. Lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan bebas menjadi acuan di sekolah ini. Olehnya itu, sarana pendukung pendidikan kar.akter di sekolah ini tidak sebanyak dengan sekolah pada umumnya. Laborator.ium yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran bukan- berupa gedung tetapialam atau lingkungan sekitar. Dari beberapa nilai_nilai karakter yang diter.apkan pada sekolah ,Alam Can sekolah Noi ,Alam, terlihat bahwa ada b,eberapa nilai karakter yang lebih tinggi pada sekolah Alam. Nilai-nilai karakter tersebut seBer.ti inovasi, kratif, berpikir kritis, eksplor.asi, komunikasi, kemandirian, etos kerja, r"eligius, peduli lingkungan, dan kejujuran. Nilai-nilai karakter. yang lebih tinggi didapatkan di sekolah Non Alam yaitu disiplin, peduli sosial, dan cinta tanah air. perbedaan nilai_nilai karakter antara dua sekolah ini disebabkan karena kebiasaan yang didapatkan oleh siswa-siswa di sekolah tersebut. Siswa yang dibiasakan untuk mengikuti aturan dan tata ter.tib yang ber"laku akan menjadi lebih disiplin. Begitupun dengan siswa yang terbiasa ber.interaksi denlan lingkungan alam, akan menjadi peduli denlan -berada. -..a'lam sekitar atau tempat dia
Simpulan Dar.i hasil analisis tentang penanam6n nilai=
nilai
kar.akter
di dua sekolah
yang
karakteristiknya berbeda dapat disimputt
Semarang, lmplementasi nilai.nilai karakter di S.ekolah ,Alam Ungaran (SAUNG) dan SD
Negeri Sidomulyo Ungaran Timur. dipe.ngaruhi oleh kur.ikulum dan kebiasaan yang diterapkan kedua seko,lah terseOutl Per"bedaan kur.ikulum yang digunakan di
03
di
sekolah tersebut menyebakan
padi
perbedaan
nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh siswa.
siswa di kedua sekolah ter.sebut.
Daftar Pustaka
,Arafik. (2010). "Living values educational program" Dalam pembelajaran sasfra anak untuk meningkatkan nilai-nitai budi pekerti sisura SD. Tesis master, tidak d
iterbitka n, Un iversita s
Negeri
Yogyakada, Yogyakarta.
dkk. (2006). Character and academics: what good schoo/s do. phi Delta Kappan.
Benninga,
Djemar"i Mar.dapi. (2008). Teknik penyusunan instrument tes dan nontes. Jogjakarta: Mitra Cendikia press. Djuwita, E. (2010). pembetajaran efektif pada sekolah alam. Diunduh dari '.r*
ode -pe mbe la ia ra n-etettif-pa
O
aIE
.,:-n
xo a r,_t
:,r'ji ':,:,4
Endraswara, S. (2006). Budi pekerti jawa tuntunan luhur dari budaya adituiung. Yogyakarta: Buana pustaka.
.:rs i:1*
,l;* '.,r..
.i*$ j:i.-
Koesoema, D. (20i0). pendidikan karakter: Startegi mendidik anak di zaman gtobal. Jakarla: Grasindo.
Licona,
# i+*
;14
:€
r'j* j&
T. (1993). The retrun of
character education. Journal Citation: Educational Leaser.ship V Sl n3 p6=11 Nov 1993. wrw.hiho. ne.jp/../lickona.htm, diakses pada tanggat 2 juni 2010 jam 10.37 WtB. Mustainah. (8 Juli 2010). euo vadis pendidikan kar"akter. Kedaulatan Rakyat, p.g. Nurgiyantoro,B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak. yogyakarta: Gadjah Mada Univer"sity pr.ess.
Tadkhirotun. (20,08) Memilih, menyusun dan menyajikan cerita untuk anak usia dini. Yogyakarta : Tiara Wacana.
251
,t:# ,.6 r&
:s ',8 q i{€
,E
i€ ,H
.* F :.!i* ,:,i
+
,rl{
.::
7
Zuchdi, D. (2006). Pengembangan model pendidikan karakterkomprehens'if di
sekolah dasar terpadu dehgan
pembelajaran bahasaindonesia, IPA dan /PS. Yogyakarta: Program Pascasarjana
(2009). Humanisasi pendidikan menemukan kembali pendidikan yang manusiaw. Jakarta: PT. Bumi Aksara
UNY.
252
PGSD FKIP UNISSUTA