HUBUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PEREMPUAN DI DESA WINERU KECAMATAN POIGAR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Steivi S. Kembuan*, Odi R. Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Keluhan musculoskeletal adalah keluhan yang dirasakan oleh manusia pada bagian otot skeletal dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti masa kerja dan posisi kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara masa kerja dan posisi kerja dengan keluhan musculoskeletal petani perempuan di Desa Wineru Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow pada bulan Maret – Juli 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study dan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 responden. Pengukuran masa kerja menggunakan kuesioner masa kerja, pengukuran posisi kerja menggunakan lembar penialain REBA, dan pengukan keluhan musculoskeletal menggunakan lembar penilaian Nordic Body Map. Uji statistik menggunakan uji Spearmen. Hasil penelitian menunjukan bahwa masa kerja petani >10 tahun memiliki masa kerja sebanyak 21 responden (52,5%) dibandingkan dengan masa kerja 6-9 tahun yaitu berjumlah 19 responden (47,5%). Tingkat risiko keluhan musculoskeletal sebagian besar responden memiliki tingkat risiko tinggi yaitu sebanyak 24 responden (60%), dan tingkat risiko sangat tinggi sebanyak 1 responden (2,5%).Tingkat risiko posisi kerja pada petani perempuan di Desa Wineru sebagian besar memiliki tingkat risiko sedang 28 responden (70%), dan yang paling sedikit yaitu risiko sangat tinggi dengan jumlah 1 responden (2,5%). Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal yaitu nilai p = 0,009 ( p < 0,05) dan hubungan antara posisi kerja dengan keluhan musculoskeletal yaitu di dapatkan hasil p = 0,006 ( p < 0,05). Kata Kunci: Masa Kerja, Posisi Kerja, Keluhan Musculoskeletal ABSTRACT Musculoskeletal complaints is a complaint felt by humans on the skeletal muscle and it can be caused by several factors like work period and work position. This study was conducted to found the relationship of the work period and work position with musculoskeletal complaints to the woman farmer in Wineru Village Poigar District Bolaang Mongondow Regency from March-July 2017. This research was using an analytic observational research design with cross sectional study approach and the number of samples researched are 40 respondents. Measurements of employment were taken using a work-time questionnaire, work position measurements using REBA scoring sheets, and musculoskeletal complaint submissions using the Nordic Body Map assessment sheet. Statistical test used Spearmen test. The result of the research shows that the tenure of the farmer >10 years has a work period of 21 respondents (52.5%) compared to respondents who have a work period of 6-9 years fewer ie 19 respondents (47.5%). The risk level of musculoskeletal complaints most respondents have high risk level that is as much as 24 respondents (60%) and have very high risk level are 1 respondent (2,5%). The risk level of work positions on woman farmers In Wineru Village, most of them have moderate risk level of 28 respondents (70%) and the very high risk is 1 respondent (2.5%). The result of data analysis showed that there was correlation between work period with musculoskeletal complaint that is p = 0,009 (p<0,05) and correlation between work position with musculoskeletal complaint is p = 0,006 (p<0,05). Keywords: Work Period, Work Positions, Musculoskeletal Complaints
1
lengan,
PENDAHULUAN Kesehatan
dan
keselamatan
merupakan
salah
satu
keserja
aspek
tangan,
jari,
punggung,
pinggang, serta otot-otot bagian bawah.
yang
Dari
berbagai
keluhan
tersebut,
mendorong untuk terciptanya mayrakat
pinggang merupakan bagian otot yang
pekerja yang produktif, dan bertujua
paling banyak dialami Data dari Berau
untuk melindungi hak tenaga kerja
Of Statistics (BLS) Departemen Tenaga
dalam
meningkatkan
Kerja Amerika menyatakan 20% dari
kesejahteraan pekerja (Adnani, 2011).
semua kasus sakit yang disebabkan
Undang-Undang No. 36 tahun 2009
pekerjaan dan 25% biaya kompensasi
tentang Kesehatan menimbang bahwa
yang
kesehatan merupakan hak asasi manusia
keluhan/
dan salah satu unsur kesejahteraan yang
(Tarwaka,2015).
bekerja
untuk
harus di wujudkan sesuai dengan cita-
2,
karena
sakit
adanya pinggang
pertanian dan perikanan (12,5 juta),
Peraturan Menteri RI No. 59 tahun pasal
keluarkan
Angka absolut pekerja di sektor
cita bangsa Indonesia.
2016
di
menyatakan
diikuti sektor jasa dan penjualan (12,3
bahwa
juta) dan menyediakan peluang kerja
pelayan penyakit akibat kerja berlaku
tertinggi bagi perempuan. Data dari
untuk semua pekerja baik itu pekerja
Badan Pusat Statistik tahun 2015, sektor
formal maupun informal.
pertanian masih merupakan sektor yang
Data angka kematian pekerja dari Internatinal
Labour
menyerap tenaga kerja paling banyak di
Organization
Indonesia, yaitu 40,1 juta penduduk
mencatat bahwa pada tahun 2012 angka
pada Ferbuari 2015 (Labour and social
kematian pekerja 2 juta kasus setiap
trends in Indonesia 2014-2015).
tahunnya dan di tahun berikutnya yaitu
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
tahun 2013, setiap 15 detik 1 pekerja di
merupakan daerah penghasil beras di
dunia meninggal karena kecelakan saat
Provinsi Sulawesi Utara. Desa Wineru
kerja dan 160 mengalami penyakit
adalah desa yang terletak di Kabupaten
akibat
Bolaang
kerja
(Kemenkes
Republik
Indonesia, 2014) Studi
tentang
pekerjaan
Mongondow, utama
dimana
masyarakat
yaitu
musculoskeletal
bertani. Pekerjaan yang dilakukan petani
disorders (MSDs) pada berbagai jenis
padi di Desa Wineru ada bermacam-
industry
ada
macam yaitu membajak sawah, menabur
beberapa otot yang sering dikeluhakan
bibit, memberikan pupuk, menanam
oleh pekerja, yaitu otot leher, bahu,
padi,
mendapatkan
bahwa
2
mencabut
rumput
liar,
dan
memanen padi yang sudah siap untuk di panen.
Khusus
menanam
padi,
untuk di
pekerjaan
Desa
Wineru
METODE PENELITIAN
dilakukan oleh petani perempuan.
Penelitian
Observasi yang dilakukan dengan wawancara
langsung
pada
ini
menggunakan
desain
peneltian observasional analitik dengan
petani
menggunakan
pendekatan
cross
perempuan mendapatkan bahwa keluhan
sectional study (potong lintang). Waktu
musculoskeletal
sering dialami oleh
penelitian dilakukan dari bulan Mei -
petani perempuan di Desa Wineru.
Juli 2017 di Desa Wineru Kecamatan
Keluhan-keluhan sakit yang di rasakan
Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow
oleh petani perempuan yaitu merasakan
Sampel dalam penelitian ini yaitu
sakit dan nyeri di bagian kaki, paha, dan
adalah total populasi yaitu seluruh
pinggang.
Petani Perempuan di Desa Wineru
Pengambilan
puskesmas
Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang
dilakukan dalam penelitian ini, namun
Mongondow yang berjumlah 40 orang.
dari data 10 penyakit menonjol yang di
Instrumen penelitian yang dipakai dalam
dapatkan
Kecamatan
peneltian ini yaitu kuesioner masa kerja
Poigar, keluhan musculoskeletal tidak
untuk mengukur masa kerja petani,
termasuk dalam 10 penyakit menojol
kuesioner Nordic Body Map untuk
tersebut. Informasi yang di dapatkan
mengukur keluhan musculoskeletal pada
dari seorang petugas pengolah data di
petani, dan kuesioner REBA untuk
Puskesmas Kecamatan Poigar, bahwa
pengukuran
ada pasien yang datang berobat dengan
statistik
mengeluhkan
otot-otot
menganalisis hubungan antara masa
skeletal, namun dari pihak puskesmas
kerja dan posisi kerja dengan keluhan
langsung memberikan rujukan kepada
musculoskeletal yaitu menggunakan uji
pasien yang mengalami sakit pada otot-
Spearmen dengan α = 0,05.
di
data
di
Puskesmas
sakit
pada
posisi yang
kerja.
Analisis
dipakai
untuk
otot skeletal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
menganalisis hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara masa kerja dan posisi kerja
Tabel 1.
dengan keluhan musculoskeletal pada
Distribusi
Responden
Berdasarkan Umur
petani perempuan yang ada di Desa
No
Umur (Tahun)
n
%
1 2 3
36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun >65 tahun
4 14 16 6
10 35 40 15
Wineru Kecamatan Poigar Kabupaten Bolaang Mongondow. 4 3
Total 40 100 Berdasarkan tabel 1, diketahui umur
Berdasarkan
tabel
3,
hasil
yang
responden lebih banyak pada umur 56-
responden dengan masa kerja >10 tahun
65 tahun yaitu berjumlah 16 responden
memiliki masa kerja paling banyak yaitu
(40%), umur 46-55 tahun sebanyak 14
sebanyak
responden (35%), umur >65 tahun
dibandingkan dengan responden yang
sebanyak 6 responden (10%) dan yang
memiliki masa kerja 6-9 tahun lebih
sedikit pada umur 36-45tahun yaitu
sedikit yaitu berjumlah 19 responden
berjumlah 4 responden (10%). Kategori
(47,5%).
diperoleh dari 40 responden, diketahui
21
responden
(52,5%)
umur tersebut di bagikan menurut kategori Depkes RI (2009).
Tabel 4. Tingkat Risiko Posisi Kerja No
Tabel 2.
Distribusi Berdasarkan
1 2 3
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP Total
Tingkat
n
%
2 36 2 40
5 90 5 100
n
%
Risiko
Pendidikan No
Tingkat
Responden 1
Sedang
5
12,5
2
Tinggi
22
55
3
Sangat Tinggi
13
32,5
Total
40
100
Berdasarkan tabel 4, tingkat risiko posisi kerja pada petani perempuan di Desa
Berdasarkan
diketahui
Wineru , sebagian besar memiliki
tingkat
tingkat risiko Tinggi 22 responden
pendidikan SD lebih banyak yaitu 36
(55%), tingkat risiko sangat tinggi yaitu
responden (90%), sedangkan tingkat
sebanyak 13 reponden (32,5%), dan
pendidikan yang paling sedikit SMP
risiko
yaitu 2 responden (5%) dan yang tidak
responden (12,5%).
responden
tabel yang
2, memiliki
sedang
dengan
jumlah
5
sekolah yaitu berjumlah 2 responden (5%).
Tabel 5.
Tingkat
Risiko
Keluhan
Musculoskeletal Analisis Univariat Tabel 3.
No
Distribusi
Responden 1 2 3
Berdasarkan Masa Kerja No 1 2
Masa Kerja 6-9 tahun >10 tahun Total
n 19 21` 40
% 47,5 52,5 100
4
Tingkat Risiko Sakit Ringan Sakit Sangat Sakit Total
n
%
28 11 1 40
70 27,5 2,5 100
Berdasakan
tabel
5, tingkat
risiko
Hubungan
Antara
Posisi
Kerja
keluhan musculoskeletal, sebagian besar
dengan Keluhan Musculoskeletal
responden memiliki tingkat risiko sakit
Tabel 7. Hubungan antara posisi kerja
ringan yaitu sebanyak 28 responden
dengan keluhan
(70%), tingkat risiko sakit sebanyak 11
musculoskeletal
responden (27,5%), dan tingkat risiko
p
r
0,006
0,424
7,
dengan
sangat sakit yaitu sebanyak 1 responden
Posisi Kerja
(2,5%).
Keluhan Musculoskeletal
Analisis Bivariat Hubungan Antara Masa Kerja dan
Berdasarkan
Keluhan Musculoskeletal
menggunakan uji korelasi Spearman di
Tabel 6. Hubungan antara masa kerja
dapatkan hasil p = 0,006 ( p < 0,05)
dan keluhan musculoskeletal
yang berarti terdapat hubungan antara
p
posisi
r
kerja
dengan
keluhan
musculoskeletal. Nilai r = 0,424, dengan
Masa Kerja 0,009
0,408
kekuatan
Keluhan Musculoskeletal
hubungan
sedang,
arah
hubungan positif atau semakin tinggi posisi
Berdasarkan
tabel
tabel
6,
dengan
kerja
semakin
tinggi
puyla
keluhan musculoskeletal.
menggunakan uji korelasi Spearman di dapatkan hasil p = 0,009 ( p < 0,05),
PEMBAHASAN
yang berarti terdapat hubungan yang
Karakteristik Responden
signifikan
dan
Tingkat pendidikan petani perempuan di
keluhan0 musculoskeletal. Nilai r =
Desa Wineru rata-rata masih rendah,
0,408
hubungan
dimana masih ada petani perempuan
sedang, arah hubungan positif atau
yang tidak menempuh pendidikan sama
semakin tinggi masa kerja semakin
sekali dan tidak ada responden yang
tinggi
mencapai tingakat pendidikan Sekolah
antara
dengan
pula
masa
kerja
kekuatan
tingkat
risiko
keluhan
musculoskeletal.
Menengah Atas. Umumnya keluhan musculoskeletal dapat dirasakan pada usia kerja 25-65 tahun. Pada umur 35 tahun biasanya akan dirasakan keluhan pertama dan tingkat keluhan tersebut akan terus
5
meningkat sejalan dengan bertambahnya
karena sikap kerja responden dengan
umur (Tarwaka, 2015).
posisi yang membungkuk dalam durasi
Hasil
penelitian
sejenis
yang
yang panjang pada pekerja pembuat
dilakukan oleh Malonda (2016), dari 21
wajan
di
Desa
Cepego
petani lebih banyak merasakan sakit di
Penelitian
yang
dilakukan
umur 35 tahun keatas karena mulai dari
(2009) sejalan dengan peneltian ini
usia tersebut pekerja mulai merasakan
dimana sebagian besar keluhan yang
keluhan musculoskeletal dan semakin
dirasaka oleh pekerja panen kelapa sawit
bertambahnya
di PT. X Sumatera Selatan ada pada
usia
produktivitas.
Hasil penelitian ini juga sejenis dengan peneltian
yang
dilakukan
Boyolali. Hendra
bagian punggungn bawah dan leher.
oleh
Marinawati dengan hasil, responden
Hubungan
yang memiliki usia lebih dari 35 tahun
dengan
sebanyak
Petani Perempuan di Desa Wineru
30
responden
dan
yang
merasakan keluhan musculoskeletal.
Antara Keluhan
Kecamatan
Masa
Kerja
Musculoskeletal
Poigar
kabupaten
Bolaang Mongondow
Keluhan Musculoskeletal Petani
Masa kerja petani perempuan di Desa
Perempuan di Desa Wineru
Wineru di ukur dengan menggunakan
Hasil
pengukuran
(Nordic
Body
kuesioner
Map)
pada
NBM
kuesioner yang di tanyakan langsung
petani
kepada responden sebelum responden
perempuan di Desa Wineru yang dibagi
turun
atas 28 bagian dan skor yang diambil
pengukuran masa kerja pada petani di
adalah
yaitu
Desa Wineru di dapatakan masa kerja
mengeluhkan keluhan sangat sakit pada
petani sudah tergolong masa kerja lama.
pinggang, mengeluhakan sangat sakit
Hasil penelitian yang telah dilakukan
pada bokong, mengeluhkan sangat sakit
mendapatkan hasil terdapat hubungan
pada tangan kiri dan tangan kanan. Hasil
yang signifikan antara masa kerja dan
skor
keluhan musculoskeletal.
skor
akhir
yang
tingkat
tertinggi
risiko
keluhan
bekerja.
Berdasarkan
hasil
Masa kerja petani perempuan di Desa
musculoskletal sebagian besar responden
Wineru di ukur dengan menggunakan
memiliki tingkat risiko sakit ringan. Hasil penelitian ini juga sejalan
kuesioner yang di tanyakan langsung
dengan penelitian yang dilakukian oleh
kepada responden sebelum responden
Mutiah (2013) yaitu bagian tubuh yang
turun
paling memiliki risiko tinggi yang
pengukuran masa kerja pada petani di
dominan
Desa Wineru di dapatakan masa kerja
adalah
bagian
punggung
6
bekerja.
Berdasarkan
hasil
petani sudah tergolong masa kerja lama.
keluhan
musculoskeletal
dengan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
kekuatan
hubungan
mendapatkan hasil terdapat hubungan
hubungan positif atau semakin tinggi
yang signifikan antara masa kerja dan
posisi kerja semakin tinggi pula keluhan
keluhan musculoskeletal.
musculoskeletal. Posisi kerja merupakan
sedang,
arah
Berbeda dengan hasil peneltian ini
salah satu hal yang bisa menyebabkan
yang dilakukan oleh Bukhori (2010)
timbulnya keluhan musculoskeletal jika
yaitu tidak terdapat hubungan antara
posisi tubuh pekerja tidak sesuai atau
masa
tidak
kerja
dengan
keluhan
ergonomis
sehingga
dapat
musculoskeletal pada tukang angkut
menyebabkan
penambang
kenyamanan saat bekerja dalam jangka
emas
di
Kecamatan
Hasil
dengan
Keluhan
dan
waktu yang cukup lama (Auliya, 2013).
Cilogorang Kabupaten Lebak.
Hubungan Antara Posisi
kelelahan
penelitian
sejalan
Kerja
dengan
yang
dilakukan
penelitian
yang
dilakukan oleh Samau (2015) dengan
Musculoskeletal
Petani Perempuan di Desa Wineru
jumlah
Kecamatan
menggunakan ananlisis uji Spearmen
Poigar
Kabupaten
posisi
50
responden
dan
dengan hasil terdapat hubungan antara
Bolaang Mongondow Pengukuran
sampel
kerja
posisi
petani
kerja
dengan pada
keluhan
perempuan di Desa Wineru dilakukan
musculoskeletal
nelayan
dengan menggunakan metode REBA
Kelurahan
(Rapid Entire Body Assesment) yaitu
Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Malalayang
1
di
Timur
dengan mengguanakan alat ukur lembar
Berbeda dengan hasil penelitian yang
penilaian REBA berdasarkan foto dan
di lakukan oleh Wijayanti (2013) yaitu
video saat petani sedang melakukan
berdasarkan hasil uji statistik Spearmen
pekerjaan.
mendapatkan tidak terdapat hubungan
Hasil
penelitian
posisi
antara
kerja
posisi
kerja
duduk
dengan
mendapatkan bahwa petani perempuan
keluhan musculoskeletal di PT. Apac
mengalami tingkat risiko posisi kerja
Inti
paling banyak pada tingkat risiko tinggi
Kabupaten Semarang.
Corpora
Kecamatan
Bawen
dengan keluhan musculoskeletal sakit ringan. Hasil penlitian tersebut diolah
KESIMPULAN
menggunakan
1. Masa kerja petani perempuan di Desa
analisis
uji
korelasi
Spearman dan mendapatkan terdapat
Wineru
hubungan antara posisi kerja dengan
Kabupaten Bolaang Mongondow di
7
Kecamatan
Poigar
dominasi pada masa kerja >10 tahun
menambahkan
yang tergolong masa kerja lama.
pengganggu lainnya
2. Posisi Kerja petani perempuan di Desa
Wineru
variabel
Bagi Petani Perempuan di Desa Wineru
Poigar
1. Diharapkan petani dapat melakukan
Mongondow
perenggangan dan pelemasan otot
yang terbanyak yaitu pada tingkat
sebelum melakukan aktivitas di
risiko sedang dan sisanya yaitu risiko
lahan pertanian agar ketika bekerja
tinggi dan sangat tinggi yang berarti
dapa
sudah ada rasa sakit atau nyeri yang
musculoskeletal
dirasakan saat bekerja.
dapat dirasakan
Kabupaten
Kecamatan
beberapa
Bolaang
3. Terdapat hubungan antara masa kerja
mengurangi
2. Diharapkan
keluhan
sewaktu-waktu
petani
juga
dengan keluhan musculoskeltal pada
memeperhatikan
petani perempuan di Desa Wineru
bekerja atau lahan pertanian, waktu
Kecamatan
Kabupaten
istirahat, beban angkat, dan alat
dengan
bantu yang digunakan agar keluhan
kekuatan hubungan sedang, arah
musculoskeletal tidak akan semakin
hubungan positif atau semakin tinggi
parah
Bolaang
Poigar Mongondow
kondisi
dapat tempat
masa kerja semakin tinggi pula
Bagi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
tingkat
Bolaang Mongondow
risiko
keluhan
musculoskeletal.
1. Melakukan pemeriksaan rutin bagi
4. Terdapat hubungan antara posisi kerja
para tenaga kerja petani perempuan
dengan keluhan musculoskeltal pada
di Desa Wineru Kecamatan Poigar
petani perempuan di Desa Wineru
kabupaten Bolaang Mongondow
Kecamatan Bolaang
Poigar
Kabupaten
Mongondow
2. Memberikan
penyuluhan
yang
dengan
berkaitan dengan ergonomi kepada
kekuatan hubungan sedang, arah
petani perempuan di Desa Wineru
hubungan positif atau semakin tinggi
Kecamatan
tingkat risiko posisi kerja, maka
Bolaang Mongondow
semakin tinggi pula tingkat risiko
3. Melalukan
keluhan musculoskeletal.
Poigar
Bolaang Mongondow
SARAN Bagi Peneliti
selanjutnya
pengawasan
untuk diharapkan
kabupaten
terhadap
petani perempuan di Desa Wineru Kecamatan
1. Sebaiknya
Poigar
penelitian untuk
8
kabupaten
setiap 15 detik karena kecelakaan
DAFTAR PUSTAKA Adnani,
2011.
Ilmu
Kesehatan
kerja.
Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
http://www.depkes.go.id/article/vi
Medika
ew/201411030005/1-orang-
Bedu, 2013. Faktor yang Berhubungan dengan
pekerja-di-dunia-meninggal-
Gangguan
setiap-15-detik-karena-
Musculoskeletal pada Cleaning
kecelakaan-kerja.html
Service di RSUP DR. Wahidin
(Diakses tanggal 9 Maret 2017)
Sudiro Husodo Makasar.
Labour and Social Trends in Indonesia
https://core.ac.uk/download/pdf/2
2014-2015. 2015. Strenghening
5491576.pdf
Competitivenes and productivity
(Diakses tanggal 21 Juli 2017)
through decent work. Jakarta:
Budiman, 2013. Penelitian Kesehatan.
International Labour Office.
Bandung: Refika Aditama
http://apirnet.ilo.org/resources/la
Bukhori, 2010. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan Keluhan
dengan
bour-and-social-trends-in-
Terjadinya
indonesia-2014-2015-
Musculoskeletal
strengthening-competitiveness-
Disorders Pada Tukang Angkut
and-productivity-through-decent-
Beban
work/at_download/file1
Penambang
Emas
di
Kecamatan Cilograng Kabupaten
(Diakses tanggal 9 Maret 2017)
Lebak Tahun 2010.
Mayrika dkk, 2009. Beberapa Faktor
http://repository.uinjkt.ac.id/dspac
yang
e/bitstream/123456789/1224/1/EN
Keluhan Nyeri Punggung Pada
DANG%20BUKHORI-
penjual Jamu Gendong. Jurnal
FKIK.PDF
Promosi
(Diakses tanggal 21 Juli 2017)
Vol. 4 No.1 : 61-67
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan
Berpengaruh
Kesehatan
Terhadapn
Indonesia.
http://ejournal.undip.ac.id/index.p
Indonesia Tahun 2009.
hp/jpki/article/view/2429
http://www.depkes.go.id/resources
(Diakses tanggal 10 Juli 2017)
/download/pusdatin/profilkesehata
Notoatmodjo
S,
2012.
Metodologi
nindonesia/profil-kesehatan-
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
indonesia-2009.pdf
Rineka Cipta
(Diakses tanggal 9 Maret 2017)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Kementerian Kesehatan RI, 2014. 1
Indonesia Nomor 56 Tahun 2016
orang pekerja meninggal di dunia
9
Tentang
Penyelengaraan
Apac inti corpora Kabupaten
Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
semarang tahun 2013.
Rivai, 2014. Hubungan Risiko Tingkat Ergonomi
dan
Masa
denganKeluhan
http://eprints.dinus.ac.id/6456/1/ju
Kerja
rnal_11880.pdf (Diakses tanggal
Musculoskeletal
21 juli 2017)
Pada Pekerja Pemecah Batu. Masyarakat (e-Journal), Volume 2, Nomor 3, Maret 2014 http://ejournals1.undip.ac.id/index .php/jkm/article/download/6404/6 182 (Diakses tanggal 21 Juli 2017) Samau, 2015. Hubungan Antara Posisi Kerja
dan
Keluhan
Musculoskeletal pada Nelayan di Kelurahan Malalayang 1 Timur Kecamatan
Malalayang
Kota
Manado. http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2016/05/JoscelinSamau.pdf (Diakses tanggal 9 Maret 2017) Tarwaka,
2015.
Dasar-Dasar
Pengetahuan
Ergonomi
Aplikasi
Tempat
di
dan Kerja.
Surakarta: Harapan Press Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 36 Tahun 2003 Tentang Kesehatan Wijayayanti, 2013. Hubungan antara posisi
kerja
duduk
Dengan
keluhan subyektif nyeri pinggang Pada penjahit garment di PT.
10