PERBEDAAN TINGKAT KESIAPAN REMAJA PUTRI USIA 10-12 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI SD NEGERI 1 SUCEN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG Yeni Fitkarida Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK Kesiapan dalam menghadapi menarche akan menjadikan remaja putri dapat mengontrol emosinya ketika mengalami menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Sampel diambil dengan tekhnik sampling quota sampling didapatkan sebanyak 30 responden. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan remaja putri menggunakan uji wilcoxon. Sebagian besar tingkat kesiapan remaja putri sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori tidak siap sebanyak 20 responden (66,7%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar tingkat kesiapan remaja putri dalam kategori siap sebanyak 29 responden (96,7%). Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung yang ditunjukkan dengan p-value (0,000) < α (0,05). Kata Kunci : Readiness, Menarche, Health Education
29 persen wanita dan 32 persen pria
PENDAHULUAN
memberi jawaban yang benar bahwa Masa remaja adalah merupakan
seorang
perempuan
mempunyai
masa peralihan secara fisik, psikis maupun
kesempatan besar menjadi hamil pada
sosial dari masa kanak-kanak menuju
pertengahan siklus periode haid (BKKBN,
dewasa. Jumlah penduduk Indonesia tahun
2011).
2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, dan 63,4
Wanita mulai dari usia remaja
juta jiwa diantaranya adalah remaja.
hingga dewasa normalnya akan mengalami
Menurut SDKI-R tahun 2007, pengetahuan
periode
remaja
tentang
perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran
kesehatan reproduksi masih rendah. Hanya
darah yang terjadi secara periodik melalui
umur
15-24
tahun
menstruasi
atau
haid
dalam
vagina yang berasal dari dinding rahim
banyak bantuan untuk mengerti perubahan
wanita.
pubertasnya (Djiwandono, 2002).
Keluarnya
darah
tersebut
disebabkan karena sel telur tidak dibuahi
Dalam menarche kesiapan sangat
sehingga terjadi peluruhan lapisan dalam
penting bagi remaja putri. Kesiapan ini
rahim yang banyak mengandung pembuluh
akan menjadikan remaja putri lebih dapat
darah (Mochtar, 1989).
mengontrol emosinya ketika mengalami
Menstruasi adalah tahap pertama
menarche. Terlebih lagi remaja putri yang
pertanda kedewasaan (pubertas) pada anak
siap dengan datangnya menarche akan
perempuan, itu salah satu tanda fisik
memperhatikan
bahwa seorang gadis berubah menjadi
Menurut Nurngaeni (2003) kesiapan dapat
seorang wanita. Menstruasi awal sebagai
dilihat
kejadian yang penting dalam kehidupan
diantaranya adalah dilihat dari kemampuan
seorang wanita, tapi hal ini tidak berarti ia
(skill) menghadapi menstruasi. Dalam
telah
matang
memproduksi
secara sel
beberapa
hygienenya.
komponen,
seksual
dalam
menjaga kebersihan (mengganti pembalut,
yang
subur
membersihkan kelamin). Kesiapan juga
telur
(Gunarsa, 2008). Anak-anak
dari
personal
dilihat dari segi sosial atau kemampuan sekarang
mengalami
menyesuaikan diri, subjek sadar dengan
tekanan emosional dan sosial lebih dari
harus rajin ibadah, patuh kepada orang tua
anak-anak 30 tahun yang lalu (Pery &
dan mandiri dan harus hati-hati dalam
Potter, 2005). Hal ini diperkirakan terjadi
bergaul.
karena pengaruh globalisasi dan video-
Berbeda dengan remaja putri yang
video porno yang banyak beredar sehingga
tidak siap dengan menarche yang akan
mengakibatkan menarche terjadi lebih dini,
dialaminya akan acuh tak acuh karena
yaitu pada usia kurang dari atau sama
merasa
dengan 10 tahun (Manuaba, 2003).
dialaminya,
Pestein (1987) menunjukkan bahwa anak
yang
matang
alat
dengan
menarche
sehingga
yang
mengakibatkan
reproduksi.
Infeksi
ini
mengalami
mempunyai dampak seumur hidup, seperti
menstruasi lebih awal mempunyai rasa
kemandulan yang konsekuensinya adalah
cemas, lebih suka marah, sering konflik
menurunnya kualitas hidup individu yang
dengan orang tua, dan mempunyai harga
bersangkutan. Ketidaksiapan tersebut dapat
diri yang lebih rendah daripada anak yang
mengakibatkan adanya reaksi negatif yang
masuk pubertas lebih akhir. Data Pestein
ditunjukkan oleh remaja putri ketika
menyarankan
menghadapi
supaya
atau
infeksi
jijik
anak-anak
yang
matang lebih awal membutuhkan lebih
menarche
yang
ditandai
dengan cemas, takut, dan sering mengeluh dengan menstruasinya. Tetapi jika anak
tersebut sudah diberikan penjelasan atau
awal
informasi sebelumnya tentang menarche
sangatlah
yang akan dialaminya ia akan dapat
selama
berpikir positif tentang menarche.
memberikan pendidikan seks di usia anak
Seseorang yang siap menghadapi
sangatlah
penting.
potensial ini
masih
Upaya
dilakukan jarang
ini
karena
orang
tua
pada awal remaja. Mendidik anak-anak
menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor
tentang
diantaranya
yang
merupakan subyek yang sangat pribadi.
cukup, reaksi positif dan dukungan orang
Beberapa orang tua memulai hal ini secara
tua,
dini, yang lainnya menunggu sampai
perolehan informasi
penjelasan
saudara
yang
sudah
perubahan-perubahan
menstruasi, informasi sebelum menstruasi,
pubertas
dan sikap sebelum menarche terhadap
membiarkan sekolah mendidik anak atau
menstruasi. Cara koping individu terhadap
sesungguhnya,
perubahan di masa pubertas bergantung
menemukan sendiri (Lewer, 1996).
pada beberapa faktor, meliputi pengalaman
dan
beberapa
seksual
orang
membiarkan
tua
anak
Berdasarkan studi pendahuluan yang
pada masa kanak-kanak, adanya model
dilakukan penulis
peran, kelompok teman sebaya mereka,
Kabupaten Temanggung
dan sampai titik tertentu,
pemahaman
wawancara tidak terstruktur kepada 5
mereka tentang anatomi dan fisiologi.
siswi, diperoleh 1 orang yang sudah
Misalnya,
dapat
menarche dan 4 orang belum mengalami
menakutkan jika anak perempuan belum
menarche. Empat orang siswa yang belum
pernah mendiskusikan tentang menstruasi,
menarche
baik dengan ibunya (yang mungkin merasa
bagaimana
bahwa hal itu terlalu memalukan untuk
mengatakan bagaimana nanti yang harus
dibicarakan) maupun di sekolah karena
mereka lakukan jika terjadi menstruasi.
topik tersebut bukan merupakan bagian
Mereka juga tidak mengetahui efek-efek
dari kurikulum. Padahal menurut para
yang nantinya akan timbul saat menstruasi.
pakar,
untuk
Sedangkan siswa yang sudah mengalami
membicarakan pubertas pada anak, bahkan
menarche mengatakan bahwa pada saat
sebelum
menarche dia menangis serta takut untuk
menstruasi
penting
pertama
hukumnya
mereka
mengalaminya
(Henderson, 2005). Salah
satu
mengadu
mengatakan itu
kepada
dengan cara
belum
menstruasi.
ibunya.
tahu Mereka
Ketika
ia
yang
melaporkan kepada sang ibu, ibunya hanya
mempengaruhi kesiapan remaja dalam
mengatakan itu tandanya ia sudah beranjak
menghadapi menarche adalah pemberian
remaja atau dewasa tanpa penjelasan lain
pendidikan
yang
kesehatan.
faktor
di SD N 1 Sucen
Memberikan
pendidikan kesehatan kepada anak remaja
berkaitan
dengan
kematangan
reproduksi anaknya. Kelima siswi tersebut
mengatakan mereka belum pernah diajari pelajaran
tentang
menstruasi
di
3. Aspek Kesediaan, yaitu suatu kondisi psikologis dimana seseorang sanggup
sekolahnya. Siswi yang sudah mengalami
atau
menstruasi mengatakan ia sangat kerepotan
sehingga
dengan datangnya menstruasi tersebut.
langsung segala hal yang seharusnya
Datangnya menstruasi tersebut ia menjadi
dialami sebagai salah satu proses
merasa jijik dan malas untuk melakukan
kehidupan.
berbagai macam kegiatan karena merasa tidak nyaman. Ketidak nyamanan tersebut dikarenakan oleh sakit pada perutnya serta takut jika tembus, sehingga kemanakemana harus membawa pembalut. Kesiapan dalam Menghadapi Menarche Kesiapan menurut kamus psikologi adalah
“Tingkat
kematangan
atau
perkembangan
dari
kedewasaan
yang
menguntungkan untuk mempraktikkkan sesuatu” (Chaplin, 2011).
rela
aspek mengenai kesiapan, yaitu :
dimana
seseorang
dijadikan
yaitu
kondisi
mengerti
dan
sebagai
salah
satu
jaminan bahwa dia akan merasa siap
Penghayatan,
secara
dari luar mempunyai tanda-tanda sebagai berikut: a. Mempunyai
keyakinan
kemampuan
untuk
akan
menghadapi
kehidupan. b. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang
manusia
sederajat
dengan
orang lain.
yaitu
memikul
tanggung
jawab
terhadap perilakunya. lebih
suka
mengikuti
standarnya sendiri daripada bersikap nyaman terhadap tekanan sosial. f. Tidak menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan yang dimilikinya atau mengingkari kelebihannya. g. Individu yang menerima dirinya tidak
menghadapi hal-hal yang terjadi. 2. Aspek
mengalami
yang telah siap untuk menerima sesuatu
e. Individu
mengetahui kejadian yang dialaminya bisa
sesuatu
Menurut Hurlock (2004) seseorang
d. Berani
Pemahaman,
dapat
berbuat
c. Individu tidak merasa malu.
Menurut Yusuf (2002) ada tiga
1. Aspek
untuk
sebuah
kondisi psikologis dimana seseorang
menyangkal impuls dan emosi atau merasa bersalah atas impulas tersebut.
siap secara alami bahwa segala hal yang terjadi secara alami akan menimpa
Tujuan Penelitian
hampir semua orang adalah sesuatu yang wajar, normal, dan tidak perlu dikhawatirkan.
Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan menarche pada remaja putri usia
10-12 tahun di SD N 1 Sucen Kabupaten
Kec.
Temanggung
Temanggung, 2014
sebelum
dan
setelah
diberikan pendidikan kesehatan.
Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche
Gemawang
Kab.
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak Siap
20
66,7
pra aksperimen dengan one group pretest-
Siap
10
33,3
posttest design. Sampel pada penelitian ini
Jumlah
30
100
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode
yaitu 30 responden dengan karakteristik usia 10 -12 tahun yang belum mengalami menarche
dan
dipilih
menggunakan
tekhnik total sampling.
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa kesiapan remaja putri usia 10 - 12 tahun dalam menghadapi menarche di SDN 1 Sucen
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Kec.
Gemawang
Kab.
Temanggung sebelum diberikan pendidikan
kesehatan,
sebagian
besar dalam kategori tidak siap, Berikut penelitian
akan
disajikan
perbedaan
tingkat
hasil
kesiapan
menarche pada remaja putri usia 10-12 tahun di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang
Kabupaten
Temanggung
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan.
yaitu sejumlah 20 siswi (66,7%). Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan remaja putri untuk mempersiapkan
dirinya
dalam
menghadapi datangnya menarche, baik
secara
fisik,
psikologis,
maupun spiritual. Para remaja putri yang belum mengalami menarche
1. Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun
dalam
Menarche
sebaiknya selalu berpikiran baik
Menghadapi
terhadap datangnya menarche yang
Diberikan
merupakan siklus alamiah dan
Sebelum
Pendidikan Kesehatan.
normal sebagai seorang wanita.
Tabel 5.1
Menurut
Santrock
(2003)
menarche
merupakan
indeks
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12
Tahun
Diberikan
Sebelum Pendidikan
Kesehatan di SDN 1 Sucen
kedewasaan bagi seorang wanita. Masing-masing
responden
menanggapi datangnya menarche berbeda-beda,
ada
yang
menanggapinya dengan tanggapan
mencoba
yang positif dan ada juga yang
diketahui
menanggapi
menstruasi dan hanya lima orang
dengan
tanggapan
menggali
apa
yang
responden
tentang
yang negatif. Menurut Henderson
responden
(2005)
pengertian menstruasi akan tetapi
cara
terhadap
koping
perubahan
individu di
masa
yang
menjawab
belum tepat dan mereka masih
pubertas bergantung pada beberapa
tampak
faktor, meliputi pengalaman pada
menjawabnya
masa kanak-kanak, adanya model
anggapan
peran, kelompok teman sebaya
menganggap menstruasi adalah hal
mereka, dan sampai titik tertentu,
yang
pemahaman
mengakibatkan
mereka
tentang
malu-malu
untuk
dikarenakan mereka
yang
memalukan
dan
mereka
tidak
anatomi dan fisiologi. Misalnya,
percaya diri. Perempuan yang
menstruasi
dapat
tidak siap menghadapi menarche
menakutkan jika anak perempuan
mengindikasikan perasaan yang
belum
negatif
pertama
pernah
mendiskusikan
terhadap
menstruasi
tentang menstruasi, baik dengan
daripada mereka yang lebih siap
ibunya (yang mungkin merasa
menghadapi
bahwa hal itu terlalu memalukan
menstruasi (Santrock, 2003). Oleh
untuk dibicarakan) maupun di
karena itu saat usia 10-13 tahun
sekolah, karena topik tersebut
ketika
bukan
perkembangan karakteristik seks
merupakan
bagian
dari
kurikulum.
dimulainya
siklus
mulai
terlihat
sekunder perlu diberi informasi
Ketidaksiapan
pada
tentang perubahan tubuh untuk
responden dikarenakan responden
mengurangi rasa takut. Informasi
belum
ini
diberi
informasi
penjelasan
tentang
atau
menstruasi
khususnya baik di forum formal maupun
informal.
ditunjukkan masih
Hal
dimana
pernyataan
yang
ada
sebelum
kepada
terjadi
remaja,
perkembangan
pubertas (Hamid, 2008).
ini
responden
bertanya-tanya
diberikan
Ketika peneliti menanyakan apa
yang
tentang
menstruasi
dalam
menstruasi
dimaksud mereka adalah
dari
dengan menjawab
darah
janin.
yang
kuesioner saat pretest. Setelah
keluar
Sedangkan
kuesioner
dikumpulkan
kepada
menurut
Proverawati
(2009),
peneliti,
kemudian
peneliti
bahwa
menstruasi
adalah
perdarahan periodik dan siklik dari
menyebabkan anak belum bisa
uterus
merubah
disertai
pengelupasan
(deskuamasi) endometrium. Banyak
responden
anggapan
negatifnya
tentang menstruasi. yang
Kemudian sebanyak lima
termasuk dalam kategori tidak siap
belas responden yang menjawab ya
sebelum
pada pernyataan saya menganggap
diberikan
pendidikan
kesehatan dapat dilihat pada hasil
menstruasi
kuesioner saat pretest. Sebanyak
memalukan. Sedangkan salah satu
enam responden yang menjawab
tanda-tanda
tidak pada pernyataan rasa percaya
Hurlock (2004) adalah individu
diri
tidak merasa malu.
saya
akan
hilang
saat
menstruasi datang. Sebanyak
adalah
hal
kesiapan
yang
menurut
Mereka merasa malu karena 23
responden
menarche merupakan hal yang
menjawab tidak pada pernyataan
baru yang harus mereka rasakan
saya akan menanyakan tentang
dan teman-teman mereka juga
menstruasi
belum
kepada
ibu
saya.
mengalami
Menurut Wong (2008) anak yang
Informasi
mendekati
membuat mereka tidak mengetahui
pubertas
perlu
yang
menarche.
tidak
memahami dan mengetahui proses
bahwa
menarche
maturasi
diusia
mereka.
sehingga
menyebabkan
akan
kesiapan
dalam
cukup
akan Hal
datang
ini
yang
membuat mereka tidak memiliki
menghadapi perubahan saat masuk
persiapan
masa pubertas.
menghadapi perubahan-perubahan
Sebanyak
13
orang
menghadapi
Responden
yang
menstruasi. sudah
dalam
ini.
menjawab ya pada pernyataan saya takut
yang matang
Banyak
faktor
yang
menyebabkan responden tidak siap
siap
yaitu diantaranya adalah tingkat
tentunya tidak merasa takut jika
kematangan anak, dimana semakin
mengalami menstruasi. Menurut
muda usia gadis maka semakin ia
Suryani (2010) usia 10-12 tahun
belum siap menerima peristiwa
akan mengalami perubahan secara
haid (Suryani, 2010). Dukungan
paksaan bentuk seksualitas yang
dari
belum mencapai taraf kematangan
penting untuk mengikis rasa malu
(masak-dini).
dan rasa tidak percaya diri yang
Tingkat
maturasi
yang belum mencapai kematangan
mulai
keluarga
timbul.
juga
Mereka
berperan
merasa
keluarga saja tidak membantu mereka mengenal perubahan saat menginjak usia remaja sehingga mereka beranggapan hal tersebut
Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche
Frekuensi
%
bukan hal yang wajar di usia
Tidak Siap
1
3,3
mereka. Menurut Suryani (2010)
Siap
29
96,7
Jumlah
30
100
hal lain yang dapat mempengaruhi kesiapan responden adalah adanya
Berdasarkan
informasi yang salah kemudian responden
mengembangkan
menjadi satu reaksi fantasi yang tidak riil, maka proses menstruasi itu kemudian dikaitkan dengan bahaya-bahaya
tertentu.
Juga
dihubungkan dengan kotoran dan hal-hal yang menjijikkan. Hal ini dapat dilihat ada 27 orang dari responden
yang
2. Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun
dalam
Menarche
Setelah
Menghadapi Diberikan
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Kesiapan Remaja Putri Usia 10 - 12 Tahun Setelah Diberikan
Pendidikan
Kesehatan di SDN 1 Sucen, Kec.
diberikan pendidikan kesehatan, remaja putri usia 10 - 12 tahun di SDN 1 Sucen Kec. Gemawang Kab. Temanggung, sebagian besar dalam
kategori
menghadapi
siap
dalam
menarche,
yaitu
sejumlah 29 siswi (96,7%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarma (2008)
bahwa
kesehatan
pendidikan
memiliki
peranan
penting dalam mendukung angka partisipasi kesehatan masyarakat
Pendidikan Kesehatan Tabel 5.3
5.3,
dapat diketahui bahwa sesudah
menganggap
menstruasi adalah hal yang kotor.
Tabel
Gemawang
Temanggung, 2014
Kab.
dalam
mendukung
kualitas
kesehatan
masyarakat.
Secara
umum
pendidikan
kesehatan
akselerasi
bertujuan
untuk
perubahan perilaku individu dan budaya
masyarakat
sehingga
mampu menunjukkan perilaku dan budaya yang sehat. Banyak
faktor
yang
menyebabkan seseorang menjadi tidak
siap
dalam
menghadapi
menarche. Responden yang belum siap tersebut dikarenakan belum
mempunyai pengalaman dengan
berkaita
menstruasi,
seperti
dan
dia
juga
dengan hal
merupakan anak pertama sehingga
sebaiknya
belum
dipersiapkan
ada
dimintai
kakak
yang
penjelasan
menstruasi
yang
bisa
tentang
nanti
akan
apa
saja
yang
dilakukan
atau
menjelang
menstruasi. yang
menstruasi
Dengan
sudah
informasi
didapat
ini
jika
dialaminya. Sehingga menjadikan
mereka
mengalami
menstruasi sebagai tugas baru yang
tiba-tiba
mereka
tidak
terkejut dan tidak merasa bingung
menyenangkan.
Ia
tidak
menganggap menstruasi sebagai
akan
penghambat aktivitasnya karena
seharusnya dilakukan.
merasa
dibatasi
hal-hal
menstruasi
kebebasannya.
apa
akan
saja
yang
Dilihat dari hasil diatas
Menurut Suryani (2010) sering
dapat
muncul pula anggapan yang keliru
pemberian pendidikan kesehatan
yaitu anggapan yang sesuai dengan
dapat merubah anggapan negatif
teori cloaca yang menyatakan
responden
segala sesuatu yang keluar dari
menjadi anggapan yang positif.
rongga tubuh itu adalah kotor,
disimpulkan
3. Untuk
tentang
bahwa
menstruasi
mengetahui
perbedaan
najis, menjijikkan serta merupakan
tingkat kesiapan menarche pada
tanda noda dan tidak suci. Atas
remaja putri usia 10-12 tahun di
dasar pandangan yang keliru ini
SD
timbul kemudian rasa malu, rasa
Gemawang
diri tidak bersih atau tidak suci,
Temanggung sebelum dan setelah
merasa diri kotor bernoda, dan
diberikan pendidikan kesehatan.
diliputi
Untuk
emosi-emosi
negatif
lainnya.
N
1
Sucen
Kecamatan Kabupaten
menguji
perbedaan
ini
digunakan uji wilcoxon. Hasil Sedangkan sebagian besar
analisis kemaknaan dengan uji
dari responden termasuk dalam
wilcoxon disajikan berikut ini.
kategori
Tabel 5.3
siap
karena
setelah
Perbedaan Tingkat
diberikan pendidikan kesehatan
Kesiapan
mereka akan menambah wawasan
Sebelum
mereka dan sedikit pengalaman
Diberikan
mereka
Kesehatan
Mereka
tentang memiliki
menstruasi. banyak
pemahaman tentang hal-hal yang
Menarche dan
Setelah Pendidikan
pada
Remaja
Putri Usia 10-12 Tahun di SD
N
1
Sucen
Kec.
Gemawang
Kab.
Temanggung, 2014
berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
tentang
Menstruasi
pvalue
Terhadap Tingkat Pengetahuan
Tingkat Sebelum 10 -4,359 0,000 Kesiapan Setelah 10 Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche
Menarche Pada Siswi Kelas IV
Variabel
Perlakuan
N
Berdasarkan
Z
Tabel
5.3,
dan
Kecemasan
Menghadapi
dan V SD Negeri Sonosewu Ngestiharjo
Kasihan
Yogyakarta”, terdapat
Bantul
dengan
hasil
pengaruh
pendidikan
tentang
menstruasi
kesehatan
dapat diketahui bahwa dari uji
terhadap
Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung
menstruasi
sebesar -4,359 dengan p-value
menghadapi menarche pada siswi
0,000. Terlihat bahwa p-value
kelas IV dan V SD Negeri
0,000 < α (0,05), ini menunjukkan
Sonosewu Ngestiharjo Kasihan
bahwa
Bantul Yogyakarta.
ada
perbedaan
signifikan kesiapan
terhadap remaja
yang tingkat
putri
dalam
tingkat
pengetahuan
dan
kecemasan
Responden yang mengalami ketidaksiapan
sebanyak
1
menghadpai menarche sebelum
responden (3,3%) setelah diberikan
dan sesudah diberikan pendidikan
pendidikan
kesehatan di SD N 1 Sucen
termasuk kedalam kategori tidak
Kecamatan Gemawang Kabupaten
siap dikarenakan responden belum
Temanggung.
mempunyai banyak pengalaman
Hasil yang sama juga didapat
seperti
kesehatan
keluarga/orang
masih
terdekat
pada penelitian yang dilakukan
yang sudah mengalami menstruasi.
oleh
Sehingga
Widiawati
(2010)
yang
berjudul “Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Sikap dan Perilaku
Pegawai”,
menyimpulkan
bahwa
responden
masih
merasakan ketakutan dan malu. Perubahan tingkat kesiapan
yang
tersebut dapat dilakukan dengan
ada
pemberian pendidikan kesehatan.
pengaruh
antara
penyebaran
Dimana
informasi
dengan
sikap
kesehatan
dan
perilaku pegawai. Selain itu didukung oleh penelitian Anggraini (2009) yang
tujuan adalah
pendidikan terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku individu,
keluarga,
kelompok
khusus, dan masyarakat dalam
membina
serta
perilaku
hidup
berperan
aktif
mewujudkan
memelihara sehat
serta
dalam
upaya
derajat
kesehatan
yang optimal (Nursalam, 2008). Pemberian
pendidikan
kesehatan yang diberikan kepada responden adalah sarana dalam pemberian
informasi
kepada
individu atau kelompok tentang hal-hal yang belum diketahui oleh responden. Hal ini dapat memberi pemahaman yang lebih detail dan rinci terkait dengan menstruasi. Setelah
responden
banyak
tentang
informasi
mengetahui yang
mereka
tidak
tahu
sebelumnya maka responden akan terlihat
lebih
siap
jika
akan
mengalami suatu hal yang baru yang
belum
rasakan
pernah
sebelumnya.
Suryani
(2010)
mereka Menurut
pengetahuan
tentang kesehatan yang dimiliki seseorang peranannya nilai Dengan
amat
penting
dalam menentukan
kesehatan berbagai
terhadapnya. informasi
kesehatan akan menambah luas pengetahuan dan pemahamannya tentang kesehatan.
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
pembahasan,
maka
dapat
dan
diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kesiapan remaja putri SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung usia 10-12 tahun
sebagian
menghadapi diberikan yaitu
besar
menarche
sebelum
pendidikan
sebanyak
dalam
kesehatan
20
responden
(66,7%) dalam kategori tidak siap. 2. Tingkat kesiapan remaja putri SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung usia 10-12 tahun
sebagian
menghadapi diberikan
besar
menarche pendidikan
dalam setelah
kesehatan
yaitu 29 responden (96,7%) dalam kategori siap. 3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
ada
perbedaan
tingkat
kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum ddan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen
Kecamatan
Kabupaten
Gemawang
Temanggung
yang
ditunjukkan dengan nilai p-value 0,000 < α (0,05). B. Saran Berdasarkan
kesimpulan
hasil
penelitian tersebut, maka saran yang dapat penulis berikan, antara lain :
1. Bagi
siswi
SD
N
1
Sucen
Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Diharapkan peran aktif siswi untuk meningkatkan pemahaman tentang menarche dalam upaya mengatasi kesiapan
menghadapi
menarche
dengan cara menambah informasi tentang menarche melalui media
Pengetahuan dan Kecemasan Menghadapi Menstruasi dan Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas IV dan V SD Negeri Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran UMY. BKKBN. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 THN : Ada Apa dengan Remaja?). Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 20 Oktober 2013.
elektronik seperti internet dan tidak malu
untuk
bertanya
kepada
Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali Press.
keluarga yang sudah mengalami Djiwandono & Wuryani, S.E. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.
menarche atau menstruasi. 2. Bagi Praktik Keperawatan Praktik keperawatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan
Gunarsa, S.D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
dalam
Hamid, A.Y.S. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
3. Bagi SD N 1 Sucen Kecamatan
Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
secara berkala untuk membantu mengatasi
ketidaksiapan
menghadapi menarche.
Gemawang
Kabupaten
Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Diharapkan melakukan kerjasama
Lewer, H. 1996. Belajar Merawat di Bamgsal Anak = Learning to Care on The Pediatric Ward. Jakarta : EGC.
Temanggung
dengan petugas kesehatan dalam pemberian pendidikan kesehatan di sekolah. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan peran serta orangtua dan keluarga dalam memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan usia anak. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, T. & Wahyuni, A. 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat
Manuaba, I.B.G. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mochtar, R. 1989. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jakarta. Nurngaeni, S. 2003. Kesiapan Remaja Putri Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Menarche Dini Studi Kualitatif Pada Siswa SD Islam Al Azhar 14 Semarang Tahun 2002. Semarang : Universitas Dipenegoro.
Nursalam & Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Proverawati, A. & Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Sudarma, M. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Suryani, E. & Widyasih, H. 2010. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta : Fitramaya. Widiawati, W. 2010. Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Pegawai. Serang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Wong, D.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC. Yusuf,
A. M. 2002. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia.