memenuhi kualitas dan DI kuantitas asupan zat HUBUNGAN PERILAKU DENGAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL KELURAHAN untuk TANAH mempertahankan CAMBAYA KECAMATANgizi UJUNG KOTA laju tumbuh Widya Astuti Parenrengi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Kesehatan Masyarakat ABSTRACT Introduction, Maternal nutrient intake that is insufficient to adversely affect fetal development. One form of malnutrition in pregnant women is a short posture (stunting) in toddlers, namely an increase in height which is not in accordance with the age. Research Objectives, to know relations knowledge, attitude, and action with nutritional intake pregnant women in Cambaya Village. Research Methods, Analytic cross-sectional study aimed to analyze the relationship between knowledge, attitude, and action with the nutritional intake of pregnant mother. Samples in this study were 52 respondents with purposive sampling. Research Results, There is no relationship between knowledge (X² count = 0,000 and ρ = 1,000), attitude (X² count = 0,650 and ρ = 0,420) with the nutritional intake of pregnant women and there is a connection between action (X² count = 4,396 and ρ = 0,036) with the nutritional intake of pregnant women. The test is performed with the SPSS Statistical approach with point cut the value of the Mean scoring knowledge (76,3) and attitude (71,8). Conclusion, The conclusions of this research is that there is no relationship between the knowledge, attitudes and relationships of nutrient intake with the action of pregnant women in Cambaya Village. Key words: Knowledge, attitude, action, nutritional intake, pregnant women PENDAHULUAN Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pada awal kehidupan janin dalam kandungan ibu, bahkan sejak fase prakonsepsi. Status kesehatan dan gizi ibu hamil sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin dan outcome dari kehamilan. Asupan zat gizi ibu yang kurang memadai akan berdampak buruk terhadap tumbuh kembang janin. Asupan zat gizi anak dua tahun pertama sejak kelahiran merupakan fase “kritis”, bayi perlu mendapatkan perhatian khusus dalam
memenuhi kualitas dan kuantitas asupan zat gizi untuk mempertahankan laju tumbuh kembangnya. Periode ini disebut sebagai "periode emas", dan World Bank menyebut sebagai window of opportunity, karena pada usia tersebut sedang terjadi pertumbuhan yang pesat dan waktu untuk perbaikan sangat singkat. Salah satu bentuk akibat dari kekurangan gizi pada ibu hamil adalah postur tubuh pendek (stunting) yaitu peningkatan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Stunting merupakan indikator kekurangan gizi kronis dan akibat dari
Email :
[email protected]
Page 1
ketidakcukupan asupan makanan dalam waktu lama, kualitas pangan yang buruk, meningkatnya morbiditas, atau kombinasi dari faktor tersebut. Begitu pentingnya masa kehamilan dalam menentukan kualitas manusia, terutama saat usia dini, yakni dua tahun pertama, maka pemerintah memberikan perhatian pada anak usia di bawah 2 tahun. Bahkan, telah menjadi gerakan gizi nasional dan internasional luas, yang dikenal sebagai gerakan Scaling Up Nutrition (SUN). Gerakan ini di Indonesia disebut sebagai Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam rangka Percepatan Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan). Periode seribu hari ini, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi, merupakan periode sensitif karena dampak yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Jika terjadi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) pada periode emas ini, tidak saja berdampak terhadap pertumbuhan fisik anak, melainkan juga perkembangan kognitif dan kecerdasan lainnya. Meski gangguan pertumbuhan fisik anak masih dapat diperbaiki di kemudian hari dengan peningkapan asupan gizi yang baik, namun tidak dengan perkembangan kecerdasannya. Hasil penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa kekurangan gizi yang dialami ibu hamil, yang kemudian berlanjut hingga anak berusia 2 tahun, akan mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan anak. Berdasarkan data Riskesdes 2013, prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15– 49 tahun, secara nasional sebanyak 24,2 persen. Prevalensi risiko KEK terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (45,5%). Sebanyak 13 provinsi dengan prevalensi risiko KEK diatas nasional, yaitu Maluku Utara, Papua Barat, Kepulauan Riau, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting sebesar 37,2 persen yang terdiri dari 18,0 persen balita sangat pendek (severe stunted) dan 19,2 persen balita pendek (stunted). Seorang anak dikatakan menderita stunting apabila memilki tinggi badan <71 cm pada usia 12 bulan. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi kejadian stunting pada di bawah usia 2 tahun, seperti faktor sosial ekonomi, kesehatan dan gizi ibu saat hamil, dan status gizi anak saat lahir. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor usia balita, Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu saat hamil dan status sosial-ekonomi yang rendah merupakan faktor risiko balita stunting, sedangkan pendidikan ibu yang tinggi dan partisipasi dalam program perbaikan gizi, seperti suplementasi vitamin A, merupakan faktor protektif terhadap terjadinya stunting (Ernawati Fitrah, dkk, 2013). Masalah dan keadaan yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama masa kehamilan, perilaku gizi yang salah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan (Depkes, 2000). Makanan yang dikonsumsi ibu hamil sebaiknya tidak hanya mengikuti selera makan saja, karena selera makan belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan gizi bisa terjadi akibat ketidaktahuan. Seseorang mudah akses pangannya bisa saja memilih makanan yang kurang atau tidak bergizi karena ketidaktahuannya (Nadiya Mawaddah dan Hardinsyah, 2008). Tingkat pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan ibu yang baik mengenai gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi selama hamil bisa terpenuhi. Hasil penelitian Nadiya Mawaddah dan Hardinsyah (2008) menunjukkan bahwa praktek gizi memberikan pengaruh terhadap
Email :
[email protected]
Page 2
tingkat konsumsi energi. Ibu hamil dengan praktek gizi baik mempunyai peluang 16.7 kali lebih tinggi tingkat konsumsi energinya dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki praktek gizi kurang. Pada penelitian Anastasia P. G. Goni, Joice M. Laoh, Damajanty H. C. Pangemanan (2013), menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil yang didapat sebagian besar dalam kategori cukup dan sikap ibu hamil terhadap status gizi yang didapat sebagian besar dalam kategori kurang. Berdasarkan penelitian Ester Ratnaningsih, SST dan Nor Tri Astuti, SST (2010) yang dilakukan bahwa 39% sebagian responden masih tergolong rendah dalam pengetahuan tentang gizi ibu hamil. Jumlah asupan gizi yang dikonsumsi ibu hamil kurang (43,9 %). Jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil kurang bergizi (39,0 %). Frekuensi makan ibu hamil 2-3 x sehari (19,5 %). Sebanyak 39,0 % ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong rendah. Sebanyak 61,0 % ibu hamil memiliki sikap dalam pemilihan gizi yang tergolong rendah. Menurut data Rekapitulasi Laporan PWS-KIA Puskesmas Pattingalloang bulan Januari 2014 terdapat 379 ibu hamil pada empat kelurahan yang masing-masing terdiri sebanyak 109 ibu hamil pada Kelurahan Pattingalloang Lama, 54 ibu hamil pada Kelurahan Pattingalloang Baru, 60 ibu hamil pada Kelurahan Cambaya, dan 89 ibu hamil pada Kelurahan Camba Berua. Dimana terdapat 4 ibu hamil yang menderita anemia gizi dan 3 ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan perilaku dengan kecukupan asupan gizi ibu hamil di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dimana kedua variabel yaitu variabel dependen dan independen diteliti pada waktu yang sama. Populasi adalah semua ibu hamil yang berada di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar sebanyak 60 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling atau Judgmental sampling Data diperoleh dengan kunjungan terhadap responden di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar kemudian membagikan kuesioner dan responden mengisi kuesioner yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yaitu dengan menganalisis distribusi dan frekuensi variabel dependen (asupan gizi ibu hamil) dan independen (pengetahuan, sikap, tindakan), sedangkan analisis bivariat yaitu analisis dari variabelvariabel yang diteliti (independen) yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel yang terikat (dependen). Data diolah dengan menggunakan SPSS. Dan uji yang digunakan adalah uji chi square dengan nilai kemaknaan 0,05. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar dan mendapatkan sampel sebanyak 52 responden. Jumlah responden yang memiliki umur 25 sampai 29 tahun sebanyak 19 responden (36,5%) dan yang berumur diatas 39 tahun sebanyak 2 responden (3,8%). Jumlah responden yang memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 49 responden (94,2%) dan wiraswasta sebanyak 3 responden (5,8%).
Email :
[email protected]
Page 3
Jumlah responden yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 40 responden (76,9%), yang mengalami berat badan tetap sebanyak 3 responden (5,8%), dan yang mengalami berat badan turun sebanyak 9 responden (17,3%). Jumlah responden yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) normal sebanyak 42 responden (80,8%) dan dibawah normal sebanyak 10 responden (19,2). Jumlah responden yang menjalani usia kehamilan pada trimester pertama sebanyak 10 responden (19,2%), usia kehamilan pada trimester kedua sebanyak 17 responden (32,7%), dan usia kehamilan pada trimester ketiga sebanyak 25 responden (48,1%). Jumlah responden yang berpendidikan SD sebanyak 27 responden (51,9%), yang berpendidikan SMP sebanyak 19 responden (36,5%), dan yang berpendidikan SMA sebanyak 6 responden (11,5%). Jumlah responden yang memiliki jumlah kehamilan kurang dari dua kali sebanyak 13 responden (25%), yang memiliki jumlah kehamilan dua kali sebanyak 14 responden (26,9%), dan yang memilki jumlah kehamilan lebih dari dua kali sebanyak 25 responden (48,1%). ANALISA UNIVARIAT
Tabel 1 Karakteristik berdasarkan Umur Umur < 20 20 – 24 25 - 29 30 – 34 35 – 39 >39 Jumlah
responden
f 7 12 19 8 4 2 52
Tabel 2 Karakteristik berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Jumlah
% 13,5 23,1 36,5 15,4 7,7 3,8 100,0 responden
f 49 3 52
% 94,2 5,8 100,0
Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan Perbandingan Berat Badan Sebelum dan Selama Kehamilan
Berat Badan Naik Tetap Turun Jumlah
f 40 3 9 52
% 76,9 5,8 17,3 100,0
Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 31 orang (59,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 21 orang (40,4%). Responden yang memiliki sikap baik Tabel 4 Karakteristik responden sebanyak 24 orang (46,2%) dan yang memiliki berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas sikap buruk sebanyak 28 orang (53,8%). (LILA) Responden yang memiliki tindakan baik Ukuran LILA f % sebanyak 23 orang (44,2%) dan yang memiliki Normal 42 80,8 tindakan buruk sebanyak 29 orang (55,8%). Dibawah normal 10 19,2 Responden yang memiliki asupan gizi cukup Jumlah 52 100,0 sebanyak 13 orang (25%) dan yang memiliki asupan gizi kurang sebanyak 39 orang (75%).
Email :
[email protected]
Page 4
Tabel 5 Karakteristik responden Tabel 10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia Kehamilan berdasarkan Tindakan Usia Kehamilan f % Tindakan f % Trimester Pertama 10 19,2 Baik 23 44,2 Trimester Kedua 17 32,7 Buruk 29 55,8 Trimester Ketiga 25 48,1 Jumlah 52 100,0 Jumlah 52 100,0 Tabel 11 Distribusi frekuensi responden Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan Asupan Gizi Asupan Gizi f % berdasarkan Pendidikan Pendidikan f % Cukup 13 25,0 SD 27 51,9 Kurang 39 75,0 SMP 19 36,5 Jumlah 52 100,0 SMA 6 11,5 ANALISA BIVARIAT Jumlah 52 100,0 Untuk pengetahuan, dari 31 responden Tabel 7 Karakteristik responden yang berpengetahuan cukup terdapat 8 berdasarkan Jumlah Kehamilan responden (25,8%) yang memiliki asupan gizi Jumlah Kehamilan f % cukup dan terdapat 23 responden (74,2%) < 2 kali 13 25,0 yang memiliki asupan gizi kurang, sedangkan 2 kali 14 26,9 dari 21 responden yang berpengetahuan kurang >2 kali 25 48,9 terdapat 5 responden (23,8%) yang memiliki asupan gizi cukup dan terdapat 16 responden Jumlah 52 100,0 (76,2%) yang memiliki asupan gizi kurang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan Tabel 8 Distribusi frekuensi responden bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan asupan gizi ibu hamil. berdasarkan pengetahuan Untuk sikap, dari 24 responden yang memiliki sikap baik terdapat 7 responden (29,2%) yang memiliki asupan gizi cukup dan Pengetahuan f % terdapat 17 responden (70,8%) yang memiliki Cukup 31 59,6 asupan gizi kurang, sedangkan dari 28 Kurang 21 40,4 responden yang memiliki sikap buruk tidak Jumlah 52 100,0 terdapat 6 responden (21,4%) yang memiliki asupan gizi cukup dan terdapat 22 responden Tabel 9 Distribusi frekuensi responden (78,6%) yang memiliki asupan gizi kurang. berdasarkan Sikap Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan Sikap f % asupan gizi ibu hamil Untuk tindakan, dari 23 responden yang Baik 24 46,2 memiliki tindakan baik terdapat 9 responden Buruk 28 53,8 (39,1%) yang memiliki asupan gizi cukup dan Jumlah 52 100,0 terdapat 14 responden (60,9%) yang memiliki asupan gizi kurang, sedangkan dari 29
Email :
[email protected]
Page 5
responden yang memiliki tindakan buruk terdapat 4 responden (13,8%) yang memiliki asupan gizi cukup dan terdapat 25 responden (86,2%) yang memiliki asupan gizi kurang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tindakan dengan asupan gizi ibu hamil. PEMBAHASAN Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan asupan gizi ibu hamil. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemugkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi janinnya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memilki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga janinnya. Namun pengetahuan tidak mempengaruhi ibu hamil dalam pemenuhan asupan gizi selama menjalani masa kehamilan, dikarenakan oleh faktor lain yaitu sebagian besar dari ibu hamil adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja) sehingga menyebabkan kurangnya daya beli makanan yang bergizi dan beraneka ragam untuk memenuhi asupan gizinya sehari-hari. Tidak ada hubungan antara Sikap dengan asupan gizi ibu hamil. Sikap dan pandangan wanita hamil dan telah berkeluarga terhadap makanan biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Namun sikap tidak mempengaruhi ibu hamil dalam pemenuhan asupan gizi selama menjalani masa kehamilan, hal ini
dikarenakan status sosial ekonomi dari sebagian besar ibu hamil yang rendah sehingga mempengaruhi ibu hamil dalam pemilihan menu makanan sehari-hari. Ada hubungan antara Tindakan dengan asupan gizi ibu hamil. Tindakan atau praktik Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi beraneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam terdiri dari pangan karbohidrat, lauk, sayur, dan buah. Lebih baik lagi jika ibu hamil mengkonsumsi susu setiap hari, Makan pagi setiap hari secara teratur dalam jumlah yang cukup dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan menjaga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung. Meskipun kebanyakan dari responden memiliki pengetahuan dan sikap (persepsi) yang cukup mengenai asupan gizi ternyata tidak mempengaruhi tindakan (praktek) gizinya menjadi baik pula. Tindakan yang buruk berhubungan secara nyata mempengaruhi asupan gizi ibu hamil menjadi kurang pula. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden tidak memiliki kemampuan untuk membeli dan mengkonsumsi makanan gizi yang seimbang karena faktor ekonomi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. Ada hubungan antara tindakan dengan asupan gizi ibu hamil di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap dengan asupan gizi ibu hamil di Kelurahan Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Saran. Disarankan perlu melaksanakan penyuluhan mengenai asupan gizi untuk ibu hamil oleh petugas kesehatan setempat kepada masyarakat agar lebih memperhatikan frekuensi makan dan mendahulukan gizi seperti kandungan karbohidrat (nasi/roti), protein (ikan,ayam,daging), kalsium (susu), dan vitamin (buah-buahan dan sayuran) dalam
Email :
[email protected]
Page 6
pemilihan menu makanan selama menjalani masa kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Almatzier Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. 2. Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. 3. Dahlan Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 4. Ernawati Fitrah, dkk. 2013. Pengaruh Asupan Protein Ibu Hamil dan Panjang Badan Bayi Lahir Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12 Bulan di Kabupaten Bogor. (online). (http//bpk.litbang.depkes.go.id. Diakses 21 Januari 2014). 5. Goni Anastasia P. G, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan Status Gizi Selama Kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado. (Online). (http//ejournal.unsrat.ac.id. Diakses 29 Januari 2014). 6. Hanifah Lilik. 2009. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (Studi Kasus Di Rb Pokasi). (online). (http//eprints.uns.ac.id. Diakses 29 Januari 2014). 7. Ibrahim Siti Misaroh, dan Atikah Proverawati. 2010. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika. 8. Irianto Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 9. Kristiyanasari Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika. 10. Mawaddah Nadiya, dan Hardinsyah. 2008. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Gizi Serta Tingkat Konsumsi Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi DKI Jakarta. (online). (http//ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses 29 Januari 2014).
11. Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 12. Proverawati Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. Ilmu Gizi. Yogyakarta : Nuha Medika. 13. Puji E, dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 11. STIK Makassar. 14. Puspaningtyas Indah, dkk. 2009. Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimasi Menu Seimbang Bagi Ibu Hamil. (online). (http/ti.ukdw.ac.id. Diakses 16 Februari 2014). 15. Saryono, dan Mekar Dewi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. 16. Somantri Irman. 2011. Etika Penelitian. (online). (http://irmanweb.wordpress.com. Diakses 29 Februari 2014).
Email :
[email protected]
Page 7