ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU AKSEPTOR KB PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENDOLO KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH E l f i r a A n d r i a n i B a l e b u 1 , Muh. Nadjib Bustan2 , Ilham Syam1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Program Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah kependudukan di Indonesia. Pengetahuan, sikap, tindakan, dukungan keluarga sangat diperlukan untuk pelaksanaan program keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku akseptor KB pada pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Pendolo Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan cara pendekatan observasi dan pengumpulan data sekaligus pada saat bersamaan. Dari populasi sebanyak 201 orang ditarik sampel sebanyak 67 orang yang ditarik secara (accidental sampling) penyampelan kebetulan. Kemudian data dimasukkan kedalam tabel master dan diolah menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB yang cukup 51 (76%), dan yang kurang 16 (23%). Untuk sikap yang baik 65 (97%) dan yang kurang 2 (3%). Sedangkan untuk tindakan yang positif 56 (83%) dan yang negatif 11 (16%). dan untuk dukungan keluarga yang mendukung 44 (65%) dan yang tidak mendukung 23 (34%). Diharapkan agar masyarakat menambah pengetahuannya tentang kontrasepsi, dan juga kepada petugas kesehatan agar sering melakukan penyuluhan tentang kontrasepsi serta kepada keluarga agar mendukung pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi. . Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Dukungan Keluarga Daftar pustaka: 1995-2013
1
kontrasepsi implant dan suntik hanya
pendahuluan Menurut
WHO
(World
Health
15%.
Organisation) KB adalah tindakan
Di negara maju metode kontrasepsi
yang
yang
membantu
pasangan
individu
suami
istri
mendapatkan tertentu,
atau
paling
populer
adalah
untuk
kontrasepsi oral 16%. Sebaliknya di
objektif-objektif
negara-negara berkembang sterilisasi
untuk
menghindari
wanita
20%,
AKDR
13%,
kelahiran yang tidak diinginkan,
kontrasepsi oral 6%, dan vasektomi
mendapatkan
5%.
memang interval
kelahiran
diinginkan, di
yang mengatur
antara
Menurut
Word
Population
Data
kehamilan,
Sheet 2013, Indonesia merupakan
mengontrol waktu saat kelahiran
negara ke-5 di dunia dengan estimasi
dalam hubungan dengan umur suami
jumlah penduduk terbanyak, yaitu
isteri,
249 juta. Di antara negara ASEAN,
menentukan
dalam
jumlah
keluarga
anak
(Hanafi
Indonesia
Hartanto,2004). Menurut
pasangan
wilayah
luas
terbesar tetap menjadi negara dengan
WHO
Organization),
dengan
(World
hampir
Health
380
menjalankan
penuduk
juta
terbanyak,
jauh
diatas
sembilan negara nggota lain.
keluarga
Peserta baru KB menurut metode
berencana dan 65-75 juta diantaranya
kontrasepsi di Indonesia tahun 2013,
terutama
berkembang
Intra Uterine Device (IUD) 658.632
menggunakan kontrasepsi hormonal
(7,75%), Metode Operasi Wanita
yaitu pil KB (Helvetia, 2009).
(MOW) 128.793 (1,52%), Metode
Diseluruh dunia, metode kontrasepsi
Operasi
yang
digunakan
(0,25%), Kondom 517.638 (6,09%),
Kontrasepsi
Implan 784.215 (9,23%), Suntikan
hormon berada pada posisiketiga
4.128.115 (48,56%), Pil 2.261.480
diseluruh dunia. Yang menggunakan
(26,60%).
pil
Kependudukan
di
paling
adalah
negara
banyak
sterilisasi.
sebanyak
85%
sedangkan
Berencana 2
Pria
(MOP)
21.374%
Data
Badan
dan
Keluarga
Nasional
BKKBN
menunjukan bahwa pada tahun 2013,
Kabupaten Sigi 2.128, Kabupaten
8.500.247 Pasangan Usia Subur yang
Poso 2.036, disusul Kabupaten Buol
merupakan peserta KB baru dan hampir
separuhnya
menggunakan
metode
48,56%
sebesar 1.820, Kabupaten Tojo Una-
kontrasepi
una 1.491, dan Kabupaten Banggai
suntikan.
Kepulauan dengan 1.427.
Data riskesdas 2013 menunjukan
Peserta KB menurut metode
bahwa pada wanita usia 15-49 tahun
kontrasepsi di Puskesmas Pendolo
dengan status kawin sebesar 59,3%
pada bulan januari dan februari 2015
menggunakan metode KB modern
implan 2 orang, IUD 1 orang,
(Implan,
MOW,
Kondom,
Suntikan,
MOP,
IUD,
suntikan 137 orang, pil 37 orang,
Pil),
0,4%
kondom 24 orang.
menggunakan metode KB tradisonal
Perilaku
(menyusui/MAL,
pantang
penggunaan alat kontrasepsi yang
berkala/kalender, senggama terputus,
berada di Wilayah kerja Puskesmas
lainnya), 24,7% pernah melakukan
Pendolo masih kurang. Sehingga
KB
angka kelahiran masih cukup tinggi
dan
15,5%
tidak
pernah
melakukan KB. Berdasarkan
akseptor
KB
dalam
di wilayah tersebut. data
dari
Badan
Tujuan
dari
program
keluarga
Koordinasi
Keluarga
Berencana
berencana adalah untuk membangun
Nasional
(BKKBN)
Provinsi
indonesia sebagai obyek dan subyek
Sulawesi Tengah Jumlah data peserta
pembangunan melalui peningkatan
KB
kesejahteraan
baru
terbanyak
berada
di
ibu,
anak,
dan
Kabupaten Parigi Mautong dengan
keluarga. Selain itu program KB juga
jumlah 11.137 peserta, disusul Kota
ditujukan untuk menurunkan angka
Palu
Kabupaten
kelahiran dengan menggunakan salah
Banggai 4.100, Kabupaten Toli-Toli
satu jenis kontrasepsi secara sukarela
3.362, Kabupaten Morowali 2.965,
yang
Kabupaten
tanggung jawab seluruh masyarakat.
dengan
4.481,
Donggala
2.261,
didasari
(Bappeda, 2013).
3
keinginan
dan
Bahan dan metode Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey
deskriptif
pendekatan,
dengan
cara
observasi
dan
pengumpulan data sekaligus pada saat bersamaan.
Jadi jumlah besar sampel adalah 133
Lokasi penelitian
Cara
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
penarikan
penelitian
ini
sampel adalah
dalam
accidental
wilayah kerja Puskesmas Pendolo
samplingyaitu metode pengambilan
Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi
sampel dengan memilih siapa yang
Tengah
kebetulan ada atau dijumpai.
Populasi dan Sampel
Cara Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
1.Data Primer
seluruh
akseptor
KB
yang
Dalam penelitian ini data
berkunjung di puskesmas pendolo
primer
yang berjumlah 201 akseptor KB.
melakukan
Sampel
kepada ibu yang menggunakan alat
Sampel dalam penelitian ini adalah
kontrasepsi yang terpilih menjadi
menggunakanrandom
sampel
sampling
diperoleh
dengan
wawancara
dengan
yaitusetiap anggota dari populasi
kuesioner.
mempunyai kesempatan yang sama
2.Data Sekunder
untuk diseleksi sebagai sampel.
Data
sekunder
4
langsung
menggunakan
diperoleh
puskesmas pendolo terkait
cara
dari
dan instansi
kuesioner.
hasil Penelitian
ini
dilaksanakan
Selanjutnya
dilakukan
di
pengolahan data, saat pengolahan
wilayah kerja Puskesmas Pendolo.
data dilakukan pemeriksaan ulang
Penelitian
untuk
mengenai kuesioner dengan mengacu
Perilaku
pada kriteria objektif yang telah
ini
mengetahui
bertujuan
Gambaran
Akseptor KB pada Pasangan Usia
ditetapkan
sebelumnya
Subur.
kelengkapan
pengisian
Jumlah
sampel
pada
serta
kuesioner.
penelitian ini adalah sebanyak 67
Data yang diperoleh kemudian diolah
orang dari total populasi 201 orang.
dengan
Pengumpulan
program SPSS dan Excel, kemudian
responden
data dilakukan
menyebarkan pengawasannya
kuesioner dalam
terhadap dengan
disajikan
dengan
frekuensi.
menggunakan
dalam
komputer
bentuk
tabel
pengisian
Adapun hasil penelitian diuraikan sebagai berikut : 1. Karakteristik Umum Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur. Umur
tahun terakhir pada saat penelitian ini
Umur responden merupakan jumlah
dilakukan.
kelahiran responden atau merupakan
responden dari akseptor KB tersebut.
Adapun
karakteristik
umur responden berdasarkan ulang
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 20-25 17 26 26-30 29 43 31-35 21 31 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer
5
Tabel
1
distribusi
di
atas
menunjukan
17 (26%), dan untuk yang berumur
responden
berdasarkan
26-30 tahun sebanyak 29 (43%),
umur akseptor KB. Untuk responden
sedangkan
yang
berumur
yang berumur 20-25 tahun sebanyak
tahun sebanyak 21 (31%).
31-35
a. Pekerjaan Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Petani 53 80 PNS 8 11 Wiraswasta 6 9 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer Tabel 2 diatas menunjukan distribusi
53 (80%), yang bekerja sebagai PNS
responden
pekerjaan
sebanyak 8 (11%), sedangkan yang
akseptor KB. Untuk akseptor KB
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak
yang bekerja sebagai petani sebanyak
6 (9%).
berdasarkan
b. Alat Kontrasepsi Tabel 3 Ditribusi Responen Berdasarkan Alat Kontrasepsi Yang Digunakan Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Alat KB Frekuensi Persentase (%) Implan 2 3 IUD 1 1 Suntik 45 67 Pil 19 29 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer Tabel 3 diatas menunjukan distribusi
kontrasepsi yang digunakan akseptor
responden
KB.
berdasarkan
alat
6
Untuk
responden
yang
menggunakan alat KB Implan 2
dan yang menggunakan alat KB Pil
(3%), IUD 1 (1%), Suntik 45 (67%)
sebanyak 19 (29%).
c.
Pendidikan
Tabel4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 2 3 SMP 10 15 SMA 48 72 S1 7 10 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer Tabel 4 diatas menunjukan distribusi
yang tamat SMP sebanyak 10 (15%),
responden berdasarkan pendidikan
yang tamat SMA sebanyak 48 (72%),
akseptor KB. Untuk akseptor KB
sedangkan
yang tamat SD sebanyak 2 (3%),
sebanyak
yang
tamat 7
D3/S1 (10%).
2. Variabel Penelitian untuk terbentuknya tindakan
1. Pengetahuan Pengetahuan
merupakan
seseorang terhadap objek
faktor yang sangat penting Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KBdi Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Cukup 51 76 Kurang 16 24 Jumlah 67 100
7
Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat
dengan pengetahuan cukup, yaitu 51
diketahui
(76%),
bahwa
pengetahuan
dan
akseptor KB di Wilayah Kerja
pengetahuan
Puskesmas
(24%).
Pendolo
tentang
responden kurang
dengan
adalah
16
kontrasepsi paling dominan adalah 2. Sikap Sikap
merupakan
kesiapan
atau
terhadap obyek dilingkungan tertentu
kesediaan untuk bertindak dan bukan
sebagai suatu penghayatan terhadap
pelaksana motif tertentu. Dan sikap
obyek.
merupakan kesiapan untuk bereaksi Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Kabupaten Poso Tahun 2015 Sikap Frekuensi Persentase (%) Positif 65 97 Negatif 2 3 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
responden
diketahui sikap akseptor KB di
terdapat 65 (97%) yang memiliki
wilayah kerja Puskesmas Pendolo
sikap positif dan 2 (3%) memiliki
terhadap
sikap
kontrasepsi.
Sikap
. 3. Tindakan Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.
8
menunjukan
bahwa
negatif
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Akseptor KBdi Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Kabupaten Poso Tahun 2015 Tindakan Frekuensi Persentase (%) Baik 56 84 Kurang 11 16 Jumlah 67 100 Sumber : Data Primer Dari tabel 7 diatas dapat dilihat data
Tindakan
responden
menunjukan
mengenai tindakan akseptor KB
bahwa 56 (84%) responden dengan
terhadap kontrasepsi yang terdapat di
tindakan baik, dan 11 (16%) dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo.
tindakan kurang.
4. Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah sikap,
yang bersifat mendukung selalu siap
tindakan, dan penerimaan keluarga
memberikan
terhadap
bantuan jika diperlukan.
anggotanya.
Anggota
pertolongan
dan
keluarga memandang bahwa orang
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan KeluargaAkseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase Mendukung 44 66 Tidak Mendukung 23 34 Jumlah 67 100.0 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 8 tersebut dapat
kontrasepsi
diketahui
sedangkan yang tidak mendukung
dukungan
keluarga
Akseptor KB terhadap penggunaan alat
kontrasepsi.
Keluarga
sebanyak
sebanyak 23 (34%).
yang
mendukung dalam penggunaan alat
9
44
(66%),
5. Umur dan Alat Kontrasepsi Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dengan Alat Kontrasepsi Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pendolo Tahun 2015 Alat Kontrasepsi Umur Jumlah Implan IUD Suntik Pil (Tahun) n % n % n % n % 20-25 0 0 1 6 12 71 4 23 100 26-30 1 3 0 0 19 66 9 31 100 31-35 1 5 0 0 14 67 6 28 100 Sumber : Data Primer Dari Tabel 9 diatas dapat dilihat data
dan juga yang berumur 26-30 tahun
mengenai
KB
menggunakan alat kontrasepsi suntik
berdasarkan alat kontrasepsi yang
yaitu 19 (66%), umur 31-35 tahun
digunakan.
juga kebanyakan menggunakan alat
banyak
umur
Umur
yang
akseptor
20-25
menggunakan
tahun alat
kontrasepsi suntik yaitu 14(67%)
kontrasepsi suntik yaitu 12 (71%), B.Pembahasan Berdasarkan hasil penyajian data
Pengetahuan Responden Terhadap
penelitian sebelumnya diatas maka
Penggunaan Alat Kontrasepsi
dapat dibahas berdasarkan tujuan
Pengetahuan merupakan faktor yang
penelitian sebagai berikut :
sangat penting untuk terbentuknya
Karakteristik Responden
tindakan seseorang (over behavior).
Peneliti menganalisis 67 responden
Pengetahuan adalah hasil dari tahu
dengan usia paling banyak yaitu 26-
dan ini terjadi setelah seseorang
30 tahun sebanyak 29 orang (43% ),
melakukan
dan pekerjaan terbanyak yaitu petani
melalui penglihatan, pendengaran,
sebanyak 53 orang (80% ), alat
penciuman, rasa dan raba) terhadap
kontrasepsi terbanyak yaituSuntik 45
suatu objek tertentu.
(67%) serta pendidikan terbanyak
Pengetahuan dalam penelitian ini
yaitu SMA 48 orang ( 72%).
adalah
10
pengindraan
segalah
sesuatu
(baik
yang
diketahui akseptor KB mengenai alat
menambah pengetahuannya tentang
kontrasepsi. Pengetahuan seseorang
kontrasepsi (Notoatmodjo, 2007)
biasanya
dipengaruhi
dari
Dari 67 responden terdapat16 (24%)
pengalaman
yang
dari
responden dengan berpengetahuan
berasal
berbagai macam sumber, misalnya
kurang,
media massa media elektronik, buku
responden tidak pernah mendengar
petunjuk, petugas kesehatan, media
dan mendapatkan informasi baik dari
poster, kerabat dekat dan sebagainya.
tenaga kesehatan setempat maupun
Pengetahuan ini dapat membentuk
dari
keyakinan
tertentu
tentang alat-alat kontrasepsi. Dan 51
seseorang
berperilaku
sehingga sesuai
yang
domain
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
dikarenakan
masyarakat
lainnya
responden
berpengetahuan
merupakan
sangat
ini
warga
(76%)
keyakinan tersebut. Pengetahuan
hal
yang
cukup,
hal
ini
dikarenakan 51 responden ini sudah pernah
mendengar
tentang
alat
seseorang
kontrasepsi melalui media cetak dan
(perilaku) dari perilaku yang didasari
informatika (TV / Radio). Untuk
oleh
lebih
penilaian pengetahuan responden di
langgeng dari pada perilaku yang
sesuaikan dengan kuesioner hanya
tidak didasari dengan pengetahuan.
sampai
Pendidikan
(memahami).
pengetahuan
yang
memudahkan
akan
tinggi
comprehension
untuk
Berdasarkan uraian teori diatas dan
yang
disesuaikan dengan temuan yang
diperoleh dari orang lain maupun
diperoleh selama penelitian, bahwa
dari media massa. Banyak informasi
pengetahuan
yang diperoleh seseorang banyak
kontrasepsi pada pasangan usia subur
juga pengetahuan seseorang tentang
yang
kesehatan dan semakin tua usia
Puskesmas
seseorang
menganalisa
menerima
seseorang
akan
ketingkat
informasi,
semakin
baik
bijak
orang
berada
dengan
di
penggunaan
wilayah
kerja
Pendolo,
Peneliti
bahwa
sumber
tersebut karena banyak informasi
pengetahuan seseorang khususnya
yang ditemukan serta banyak hal
tentang alat kontrasepsi bukan hanya
yang
dari satu sumber melainkan dari
telah
dilakukan
sehingga
11
berbagai media massa seperti, surat
terhadap
kabar, radio, televisi dan berbagai
kontrasepsi.
media lainnya, sehingga sebagian
Sikap merupakan reaksi atau respon
responden
yang masih tertutup dari seseorang
sudah
berpengetahuan
penggunaan
alat
cukup mengenai alat kontrasepsi.
terhadap suatu stimulus atau objek.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Sikap adalah reaksi yang masih
hasil
dilakukan
tertutup, tidak dapat dilihat secara
yang mengatakan
langsung sehingga sikap hanya dapat
bahwa pengetahuan akseptor KB
ditafsirkan dari perilaku masa lalu.
berpengaruh terhadap penggunaan
Sikap akan mempengaruhi proses
kontrasepsi, pendapat ini diperkuat
berpikir, respon afeksi, kehendak dan
oleh penelitian yang dilakukan Ali
perilaku masa lalu. Sikap akan
(2013)
mempengaruhi
penelitian
Sitopu (2012)
yang
yang mengatakan bahwa
pengetahuan
dengan
penggunaan
proses
berpikir,
respon afeksi, kehendak dan perilaku
kontrasepsi saling mempengaruhi.
berikutnya. Jadi sikap merupakan
Hal
respon evaluatif didasarkan proses
tersebut
sesuai
pernyataan
Ali
mengatakan
bahwa
dengan
(2013)
yang
evaluasi
diri,
yang
disimpulkan
pengetahuan
berupa penilaian positif atau negatif
akseptor menjadi lebih baik karena
yang kemudian mengkristal sebagai
banyaknya informasi yang diperoleh
potensi reaktif terhadap objek.
oleh akseptor baik dari petugas
Sikap responden dari 67 responden
kesehatan maupun media.Sedangkan
hanya 2 (3%) responden dengan
menurut
sikap
Rogers
Notoatmodjo
(1974)
(2007)
dalam
negatif,
diakarenakan
2
mengatakan
responden inipengetahuannya rendah
bahwa apabilah penerimaan perilaku
dan tingkat pendidikannya hanya
bari didasari oleh pengetahuan dan
mencapai tingkat SD. Dan 65 (97)
kesadaran maka tidak akan langgeng.
responden
Sikap
dikarenakan pada 65 responden ini,
Responden
Terhadap
dengan
sikap
positif,
Penggunaan Alat Kontrasepsi
pengetahuannya sudah cukup. Untuk
Sikap dalam penelitian ini adalah
penilaian sikap disesuaikan dengan
pendapat atau tindakan akseptor KB
12
pertanyaan
di
kuesioner
hanya
kurang
terhadap
Kontrasepsi
sampai ketingkat responding.
tentunya akan berperilaku tidak baik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hal ini karena disebabkan karena
dalam penilaian sikap ibu dalam
sikap
penggunaan alat kontrasepsi sudah
terakhir
meningkat walaupun masih terdapat
perilaku.
dua responden yang memiliki sikap
Sikap positif pada penelitian ini
negatif hal ini di pengaruhi oleh
dipengaruhi oleh faktor antara lain
karena
kurangnya
pengalaman pribadi, orang lain yang
pengetahuan ibu tentang penggunaan
dianggap penting, media massa,
kontrasepsi.
agama dan faktor emosi dalam diri
Hasil penelitian ini sejalan dengan
individu.
hasil penelitian Hery Aryanti (2014)
Faktor lain
yang mengatakan bahwa sikap ibu
pembentukan sikap, menurut Walgito
dalam penggunaan alat kontrasepsi
(2003) adalah faktor pengetahuan.
sangat mempengaruhi.
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap
Seperti halnya pengetahuan tentang
merupakan kesiapan untuk bereaksi
kontrasepsi, sikap dinilai berdasarkan
terhadap objek di lingkungan tertentu
penilaian
sebagai suatu penghayatan terhadap
masih
ibu
penggunaan
tersebut alat
terhadap
kontrasepsi.
merupakan terhadap
unsur
penentu
pembentukan
yang mempengaruhi
objek.
Penilaian sikap ini ditunjukan untuk
Tindakan
memperoleh pendapat ibu dalam
Penggunaan Alat Kontrasepsi
upaya perwujudan perilaku terhadap
Tindakan adalah mekanisme dari
penggunaan alat kontrasepsi.
suatu pengamatan yang muncul dari
Hasil penelitian juga menunjukan
persepsi sehingga ada respon untuk
bahwa masih terdapat dari akseptor
mewujudkan suatu tindakan.
KB yang memiliki sikap negatif
Hasil penelitian menunjukan bahwa
terhadap
dari
penggunaan
kontrasepsi
56
Responden
(84%)
yang
memiliki
yaitu 2 orang (3%). Meskipun angka
tindakan
ini relatif kecil namun jika dipahami
responden tersebut sudah mengetahui
bahwa mereka dengan sikap yang
tindakan
13
baik,
Terhadap
yang
dikarenakan
tepat
dalam
penggunaan
alat
kontrasepsi,
yang
menentukan
metode
meskipun masih ada 11 (16%)
dipilih
responden dengan tindakan kurang,
pengalaman masing-masing.
yang belum mengetahui bagaimana
Padahal
tindakan
kontrasepsi
yang
tepat
dalam
hanya
dalam
yang
berdasarkan
pemilihan
seharusnya
alat
melalui
penggunaan alat kontrasepsi.
konseling, yang artinya petugas telah
Dari hasil peneliti yang didapatkan
membantu
peneliti
bahwa masih
menentukan jenis kontrasepsi yang
terdapat beberapa responden yang
akan dipakai karena konseling sangat
tidak
penting
berasumsi
memperhatikan
tindakan
yang
dilakukan
tepat
dalam
atau dan
tau harus
klien
sebagai
pelayanan
penggunaan
memilih
KB
bagian dan
dan
dari
kesehatan
reproduksi (Handayani et. al, 2012).
kontrasepsi.
Berdasarkan uraian teori dan hasil
Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa
penelitian Musdalifah, dkk (2013)
tindakan
yang mengatakan bahwa pemberian
akseptor
KB
penggunaan
dan
pemilihan
informasi petugas KB dan pemilihan
kontrasepsi
perlu
kontrasepsi mempengaruhi tindakan
informasi yang tepat dan benar salah
akseptor KB.
satunya
Petugas
KB
berperan
dalam
dalam alat
mendapatkan
informasi
dari
petugas
lapangan KB sehingga ibu-ibu dapat
memberikan informasi, penyuluhan
menggunakan
dan
dengan kebutuhan dan keinginan ibu.
penjelasan
tentang
alat
kontrasepsi
sesuai
kontrasepsi bagi calon akseptor yang masih ragu-ragu dalam penggunaan
Dukungan
alat
Terhadap
kontrasepsi
memutuskan
untuk
akhirnya menggunakan
Keluarga
Responden
Penggunaan
Alat
Kontrasepsi
alat kontrasepsi tersebut atas saran
Dukungan keluarga adalah sikap,
dari petugas KB. Perlunya informasi
tindakan, dan penerimaan
bagi
akan
keluarga
terhadap
anggotanya.
membantu kesuksesan program KB.
Anggota
keluarga
memandang
Disamping itu masih banyak ibu-ibu
bahwa
masyarakat
karena
14
orang
yang
bersifat
mendukung selalu siap memberikan
keluarga
pertolongan
penggunaan alat kontrasepsi.
diperlukan.
dan
bantuan
Keluarga
jika
diharapkan
mempengaruhi
terhadap
Klien yang diberikan dukungan oleh
mampu berfungsi untuk mewujudkan
suami
proses pengembangan timbal balik
menggunakan
rasa cinta dan kasih sayang antara
terus menerus. Dukungan suami
anggota keluarga, antar kerabat, serta
berpengaruh
antar generasi yang merupakan dasar
pemilihan kontrasepsi yang dipakai
keluarga yang harmonis.
istri, bila suami tidak setuju dengan
Hasil
penelitian
menunjukan
atau
keluarga
akan
kontrasepsi
secara
besar
terhadap
kontrasepsi yang dipakai istrinya
sebanyak 44 (66%) responden yang
maka
mendapat dukungan dari keluarga
memakai alat kontrasepsi tersebut.
baik perhatian maupun materi dalam
Menurut Green ada tiga faktor yang
hal ini keluarga ikut berpartisipasi
mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam mendukung responden untuk
untuk
menggunakan alat kontrasepsi, ini
yaitu
dikarenakan
tersebut
pendukung dan faktor pendorong.
mengetahui bahwa dukungan dari
Pada penelitian ini ditemukan bahwa
mereka
sangat
dan
faktor pendorong yaitu dukungan
mampu
mendorong
tersebut
keluarga dan suami berhubungan
kontrasepsi,
dengan penggunaan kontrasepsi pada
Walaupun masih ada 23 (34%)
ibu akan tetapi kedua faktor tersebut
responden yang kurang mendapatkan
memiliki
perhatian dan dukungan keluarga hal
mempengaruhi
ini
menggunakan kontrasepsi.
untuk
keluarga
bermanfaat ibu
menggunakan
disebabkan
karena
keluarga
sedikit
istri
yang
menggunakan faktor
akan
kontrasepsi
predisposisi,
faktor
peluang
untuk
ibu
untuk
berpikir bahwa ibu tersebut mampu
Keterlibatan suami dalam ber-KB
mengurus sendiri tanpa harus ada
berupa
bantuan dan dukungan dari keluarga.
penggunaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
merencanakan jumlah keluarga untuk
hasil penelitian yang dilakukan oleh
menciptakan
Arliana et. al (2012)
keluarga
dukungan
15
dukungan kontrasepsi
terwujudnya
kecil
bahagia
terhadap dan
norma sejahtra.
Dukungan suami dalam penggunaan
Pada
penelitian
kontrasepsi dapat berupa dukungan
keluarga
emosional
mempengaruhi
dan
ini
dukungan
suami
sangat
ibu
dalam
seperti
komunikasi
yang
berhubungan
menggunakan kontrasepsi. Apabila
dengan perencanaan jumlah anak
keinginan pasangan atau inividu
yang
sangat
interpersonal
diinginkan,
dukungan
kuat
untuk
mencegah
penghargaan seperti mengantarkan
kehamilan, maka hal ini secara
istrinya
melakukan
langsung
berpengaruh
terhadap
pemasangan ulang alat kontrasepsi,
seberapa
teratur
mereka
dukungan instrumental seperti suami
menggunakan metode kontrasepsi.
menyediakan dana atau biaya yang
Beberapa bentuk dukungan suami
dikeluarkan untuk pemasangan alat
yang diberikan kepada ibu-ibu yang
kontrasepsi, dan dukungan informatif
menggunakan
kontrasepsi
seperti saran yang diberikan suami
penelitian
yaitu
untuk menggunakan salah satu alat
saran dalam memilih kontrasepsi,
kontrasepsi (Rafidah dan Arif, 2012 :
memberikan biaya, mengantarkan
Muniroh, 2014)
ibu ketempat pelayanan kontrasepsi,
Pengetahuan yang baik tentang alat
dan
kontrasepsi dapat memotivasi suami
melakukan kunjungan ulang.
untuk
istrinya
Berdasarkan uraian hasil penelitian
kontrasepsi
dan teori yang ada dapat disimpulkan
untuk
menganjurkan
menggunakan tersebut.
alat
Seorang
pengambilan
istri
didalam
keputusan
menggunakan menggunakan
atau alat
ini
mengingatkan
dalam
memberikan
ibu
untuk
bahwa dukungan keluarga atau suami
untuk
berpengaruh
tidak
kontrasepsi yang akan digunakan
kontrasepsi
besar
terhadap
oleh ibu.
membutuhkan ijin dari suami karena
Alat Kontrasepsi
suami dipandang sebagai pemimpin
Hasil penelitian menunjukan bahwa
keluarga,
dari
pelindung
keluarga,
umur
20-35
paling
alat
pencari nafkah dan seseorang yang
kontrasepsi
dapat mengambil keputusan dalam
digunakan adalah alat kontrasepsi
suatu keluarga (Adhyani, 2011)
suntik yaitu 45 (67%). Hal ini
16
yang
tahun
banyak
disebabkan
karena
responden
4. Dukungan Keluarga Akseptor KB
tersebut mengatakan bahwa dia lebih
terhadap penggunaan alat kontrasepsi
cocok menggunakan alat kontrasepsi
paling
suntik dari pada alat kontrasepsi
mendukung 44 (65.7%), dan tidak
yang lainnya.
mendukung sebanyak 23 (34.3%).
dominan
adalah
yang
Penutup Simpulan
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan
Diharapkan agar masyarakat dapat
di wilayah kerja puskesmas pendolo
menambah pengetahuannya tentang
kabupaten poso mengenai gambaran
penggunaan alat kontrasepsi.
perilaku akseptor KB pda pasangan
Diharapkan agar petugas kesehatan
usia subur yaitu :
sering
1. Pengetahuan Akseptor KB tentang
tentang kontrasepsi agar masyarakat
alat
mengetahui dan mampu menentukan
kontrasepsi
adalah (76.1%),
paling
pengetahuan dan
pengetahuan
cukup
responden kurang
dominan 51
penyuluhan
sendiri alat kontrasepsi apa yang
dengan
adalah
melaksanakan
akan dia gunakan.
16
Diharapkan
agar
keluarga
(23%).
memberikan
2. Sikap Akseptor KB terhadap
terhadap
penggunaan alat kontrasepsi paling
menggunakan alat kontrasepsi.
dominan adalah sikap positif 65 (97%), dan responden dengan sikap negatif sebanyak 2 (3%). 3. Tindakan Akseptor KB terhadap penggunaan alat kontrasepsi paling dominan adalah tindakan baik 56 (83.6%),
dan
responden
tindakan
kurang
dengan
sebanyak
11
(16.4%).
17
dukungan
akseptor
KB
dapat penuh dalam
Akseptor KB di Kelurahan
Daftar Pustaka Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori
Pasarwajo
Kecamatan
Pasarwajo
Kabupaten
Buton Sulawesi Tenggara.
dan
Pengukurannya.Yogyakarta
Universitas
: Pustaka pelajar
makassar
Ali Rifa’i, 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Bappeda. 2013. Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB).
Dengan
Penggunaan
Diakses dari
Alat
Kontrasepsi pada Pasangan Usia
Subur
di
Hasanudin
http://www.bappenas.go.id
Wilayah
tanggal 9 Maret. 2015
Puskesmas Bahu Kabupaten Gorontalo.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Charisanti, dkk. 2013. Hubungan Kepatuhan
Dengan
Kepatuhan Minum Pil KB.
Universitas Jember
Manado Adhayani Annisa, R. 2011. Faktor-
:
Fakultas
Kedokteran Universitas Sam
faktor yang Berhubungan Dengan
Ibu
Ratulangi. Diakses 10 maret
Pemilihan
2015
Kontrasepsi Non IUD Pada Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan
Akseptor KB Wanita Usia 20-39
Tahun
Ilmiah). Kedokteran.
(Artikel
Indonesia. Jakarta : Depkes
Fakultas
RI
Universitas
Glasier,
Diponegoro
2005.
Berencana
&
Keluarga Kesehatan
Reproduksi, Edisi 4. EGC,
Arliana, W. O. D. Sarake, M, dan
Jakarta, 2006
Seweng, A, 2012. Faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan
dkk.
Helvetia.
Metode
2009.
Hubungan
Pengetahuan Akseptor KB
Kontrasepsi Hormonal pada
18
pil tentang pil KB Dengan
Mochtar, Rustam. 1998. Sipnosis
Kepatuhan Mengkonsumsi. Hartanto
H.
2004.
Obsetri. Jakarta : EGC Musdalifah, dkk, 2013. Faktor Yang
Keluarga
Berhubungan
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka
Pemilihan
Sinar
Informasi Tentang KB :Hak Kesehatan Reproduksi yang Diperhatikan
Pelayanan
Keluarga
Berencana.
di
Lampa
Kecamatan
Duampanua
Kabupaten
Pinrang 2013. Universitas
oleh
Program
Pasutri
Wilayah Kerja Puskesmas
Handayani, dkk, 2012. Peningkatan
Perlu
Kontrasepsi
Hormonal
Harapan
Dengan
Hasanudin. Makassar Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan
Buletin Penelitian Sistem
Aplikasi.
Kesehatan Vol 15 no 3 Juli
Teori Jakarta:
dan Rineka
Cipta
2012 Hery Aryanti, 2014. Faktor-Faktor
Niven, 2002. Psikologi Kesehatan.
yang Berhubungan Dengan
Penerbit Buku Kedokteran
Penggunaan
EGC. Jaakarta
Kontrasepsi
Pada Wanita Kawin Usia
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi
Dini Di Kecamatan Aikmel
Kesehatan
Kabupaten Lombok Timur. Universitas
dan
Perilaku. Jakarta: Rineka
Udayana.
Cipta
Denpasar
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi
Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Penelitian
Belajar Mengajar Dalam
Jakarta : Rineka Cipta
Pendidikan.
Ilmu
Yogyakarta:
Kesehatan.
Puji Esse, dkk, 2015. Pedoman
Graha Ilmu
Penulisan Skripsi Edisi 11.
Meliono. 2007. Pengetahuan Dalam
Makassar
Kesehatan. Yogyakarta
19
Pinem Saroha. 2009.
Kesehatan
Kontrasepsi di Puskesmas
dan
Helvetia Medan. Fakultas
Reproduksi
Kontrasepsi. Jakarta : Trans
Ilmu
Info Media
Universitas Darma Agung Medan. Medan
Raini. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan
Penggunaan
Metode
Kontrasepsi.
Jakarta:
Universitas
Indonesia.
Diakses 10 maret 2015 Rafidah,
dkk,
2012.
Pengaruh
Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Melakukan
Akseptor KB
Fakultas
Suntik. Kesehatan
Masyarakat.
Universitas
Airlangga Soetjiningsih,
1995.
Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: EGC Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2006. Buku
Panduan
Pelayanan
Praktis
Kontrasepsi,
Jakarta: Edisi 2, Yayasan Bina
Pustaka
Sarwno
Prawirohardjo Sitopu, R. D. 2012. Hubungan Pengetahuan Keluarga
Akseptor Berencana
dengan Penggunaan Alat 20
Keperawatan