WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM ) DALAM PROGRAM PENIGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT ( PPKM ) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PADA DESA WONOREJO KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG Oleh : Abdul Halim 1), Mohammad Hufron 2), Afi Rachmat Slamet 3) 1) Alumni FE Unisma; 2) Dosen tetap FE Unisma; 3) Dosen tetap FE Unisma Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang ABSTRACT This study aims to determine the pattern of Human Resources Management (HRM) In Program for Community Empowerment (ACE) To Improve Public Welfare In Wonorejo Village Singosari Malang still has not yielded any tangible results. That is because each individual has different motivations and objectives. Natural law ensued against those who are not seriously in carrying out its duties and obligations as a board even has the intention to use the funds for personal benefit program,Limitations of space and time, a lack of communication with the village elite that has power and political dominance in the village in the formation of legitimacy to a variety of economic development activities in the village have an impact on its static PPKM program. The house is not habitable which could have been done by the ACE program is as much as 20 home for plesterisasi activities and activities of rehab homes for poor families as much as 12 home.Initial funding source is the relief BLM PPKM Program of the Provincial Government of East Java in 2010. Before the aid does not exist at all, and in 2010 the program PPKM comes with initial capital of about Rp. 77,175,000.00 for business UEP SP and Rp. 85,140,000.00 for the repair of infrastructure termpat poor families stay home. Instfrastruktur rural development before the program PPKM rely on funds from the district budget, provincial budget, ADD and PNPM MP with a massive amount of funds each year approximately Rp. 175,000,000.00. While the amount of their allocation of funds for development of rural infrastructure after the ACE Program only at the beginning of the program, namely in 2010 amounted to Rp. for subsequent years no longer discordant. Keywords: Pattern of Human Resource management (SDM), Empowerment Program (ACE), Public Welfare. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Seiring dengan digelontornya berbagai bantuan yang turun ke desa, seperti Anggaran Dana Desa (ADD), PNPM atau pun program-program sejenis lain yang sifatnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dimana pengelolaannya diserahkan langsung kepada masyarakat, missal bantuan ekonomi produktif maupun bantuan sarana dan prasarana fisik untuk pembangunan infrastruktur pedesaan. Ironisnya, ketika desa digelondor bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat. Banyak desa yang tidak siap dikarenakan tidak mempunyai dokumen perancanaan pembangunan desa yang jelas. Hal ini disebabkan karena tidak tergalinya potensi sumber daya manusia yang ada di masyarakat desa. Meskipun ada dokumen perencanaan desa, dokumen tersebut hanya sebagai pemanis dan prasyarat saja untuk mengajukan proposal salah satu program tertentu. Mayoritas Dokumen RPMJ Desa dalam penyusunannya didominasi kelompok tertentu yakni kelompok yang pro dengan Kepala Desa, terutama aparat pemerintah desa itu sendiri. Berbagai macam program telah diluncurkan oleh pemerintah ke desa mulai dari Program Pemerintah Pusat, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP), Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Program Keluarga
215
216
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
harapan (PKH), Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan sebagainya. Program Pembangunan dari Pemerintah Daerah, seperti Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM), Sanitasi Masyarakat (SANIMAS), Bantuan Pembangunan Fisik Pola Kemitraan Daerah, Bantuan Rutin Anggaran Dana Desa (ADD) dan sebagainya. Semua program di atas tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan mensejahterakan kehidupan masyarakat desa. Dalam pelaksanaan program sukses dan tidaknya tergantung dari peranan aktor pembangunan serta dukungan sinergitas para stakeholder pembangunan dan masyarakat. Dukungan sumber daya manusia sangat diperlukan agar pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai harapan. Pemaksimalan dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal pun tidak mustahil akan terwujud bahwa tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mendalami Peranan Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang sebagai upaya untuk menemukan strategi dan pola program pemberdayaan yang tepat serta sesuai dengan kualitas kemampuan sumberdaya manusia dan pola kehidupan lokal dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah : Bagaimana Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tujuan Penelitian Berdasarkan rumus masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah : untuk mengetahui Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Kontribusi Penelitian 1. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan menejemen untuk masyarakat yang berada di perdesaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan sehingga dapat dijadikan acuan dalam membuat strategi dan model pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola program pemberdayaan masyarakat perdesaan agar dapat lebih produktif dan berdaya guna bagi masyarakat perdesaan sesuai dengan karakteristik, potensi dan budaya lokal. 2. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi para pemeran/stakeholder pembangunan desa dalam penerapan program pemberdayaan masyarakat desa terutama yang berkaitan dengan program-program pembangunan ekonomi produktif yang bersifat kontinuitas (berkelanjutan) dan dapat dijadikan acuan bagi para peneliti lainnya yang ingin membuat penelitian sejenis. TINJAUAN PUSTAKA Hasil Penelitian Terdahulu Dibawah ini akan di sajikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) antara lain : Kirana (2012) yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
Medan Barat Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, serta tabulasi data yang tertuang dalam tabel silang dan tabel tunggal. Sampel dalam penelitian ini adalah warga yang menerima pinjaman bergulir, yaitu sudah melakukan peminjaman pertama kali dan melanjutkan peminjaman untuk kedua kalinya, yaitu sebanyak 45 orang. Melalui analisis data yang dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat telah efektif. Hal ini terlihat dari 4 indikator dalam melihat efektivitas suatu program, yaitu yang terdiri dari : tingkat kualitas, dimana yaitu pelayanan yang baik diberikan oleh pihak BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) kepada KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau penerima manfaat, seperti bimbingan yang dilakukan oleh pihak BKM dalam hal pembuatan proposal pengajuan usaha. Tingkat kuantitas, dilihat modal yang diberikan dan jenis usaha yang digunakan. Modal tersebut harus merata pada setiap anggota. KSM dan modal tersebut harus digunakan untuk mengembangkan atau membuka usaha. Dari dampak dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan yang diterima oleh responden setelah menerima pinjaman Bergulir. Dari tingkat waktu pengembalian pinjaman bergulir terlihat bahwa tidak lebih dari 12 bulan. Dari penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pinjaman bergulir yang dilakukan oleh Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) adalah salah satu program yang efektif bagi warga miskin untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga yaitu dengan membuka atau mengembangkan usaha yang berbasis mikro. Secara umum PPKM bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian usaha ekonomi produktif masyarakat Desa/Kelurahan melalui pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan maupun pemenuhan kebutuhan dasar RTS sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk: 1. Meningkatkan peran serta aktif RTS dalam proses pengambilan keputusan pembangunan secara terbuka,demokratis dan bertanggungjawab. 2. Mengembangkan kemampuan usaha dan peluang berusaha dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi RTS. 3. Menciptakan kesempatan kerja melalui pengembangan usaha dalam rangka mengurangi pengangguran. 4. Meningkatkan kualitas rumah tinggal RTS dan sarana prasarana rumah tinggal dalam rangka memperbaiki kualitas hidup RTS. 5. Menguatkan kapasitas kelembagaan agar berfungsi dan berperan optimal sebagai pengelola program penanggulangan kemiskinan maupun pengelolaan pembangunan desa/ kelurahan pada umumnya. 6. Mengoptimalkan kemitraan antar-stakeholders dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan keberlanjutan program penanggulangan kemiskinan secara partisipatif. Tinjauan Teori Pengertian Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Progaram Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Secara etimologi pemberdayaan atau memberdayakan (empowerment dan to empower). Konsep pemberdayaan menurut Friedmann (1992: 124) memiliki dua makna, yaitu kegagalan dan harapan yang selama ini dikenal dengan konsep keneysian. Adapun kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model-model program pembangunan ekonomi di masa lampau dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan menjamin kelestarian lingkungan secara kontinuitas. Sedangkan yang dimaksud harapan adalah munculnya model-model pembangunan alternatif yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, persamaan antar generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai sebagai jawaban atas gagalnya model-model pembangunan sebelumnya. Kegagalan dan harapan menurut Friedman bukanlah merupakan alat ukur dari hasil kerja ilmu sosial melainkan lebih merupakan cermin dari
217
218
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
nilai-nilai normatif dan moral yang berkembang dalam lokalitas. Kegagalan dan harapan akan terasa sangat nyata pada tingkat individu dan masyarakat. Pada tingkat yang lebih luas, yang dirasakan hanyalah gejala dari kegagalan dan harapan. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah nilai kolektif dari pemberdayaan individu. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan sangatlah diperlukan karena kebutuhan pembangunan lebih besar dari pada sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada. Pada dasarnya perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pembuatan keputusan dari sejumlah pilihan, untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Perencanaan pembangunan pada umumnya harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa unsur pokok, yaitu: a. tujuan akhir yang dikehendaki. b. sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif). c. jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut. d. masalah-masalah yang dihadapi. e. modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya. f. kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk melaksanakannya. g. orang, organisasi atau badan pelaksananya. h. mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Silalahi (2010: 77), penelitian kualitatif adalah suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial berdasarkan penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan secara terperinci dan disusun dalam sebuah latar alamiah. Tujuannya adalah merekontruksi realitas sosial secara dialektik untuk memperoleh informasi sejauhmana kualitas sumber daya manusia yang terdapat dalam upaya mengembangkan dan melestarikan program PPKM sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonorejo. Oleh karena itu, pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Metode Deskripsi Kualitatif dipilih karena metode ini mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, atau peristiwa yang melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi (Mayer dan Greenwood dalam Silalahi, 2010: 27). Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian yang diperlukan untuk pengumpulan data memerlukan waktu paling lama 1 (satu) bulan yang telah dilaksanakan pada pada tanggal 16 bulan desember 2014 sampai dengan tanggal 16 bulan januari tahun 2015. Apabila waktu 1 (satu) bulan dirasa masih belum cukup, maka pengumpulan data akan terus dilakukan sampai dengan dirasa cukup. Mengingat tempat yang diteliti adalah wilayah tugas dan tempat kerja peneliti. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Alasan diadakan penelitian di desa ini karena: 1. Desa Wonorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Singosari yang terletak di daerah perbatasan antara Kecamatan Lawang, Jabung. Selain itu, budaya lokal
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
masyrakarat Desa Wonorejo juga masih memiliki sikap militansi terhadap budaya lokal sebagai pemandu utama dalam kehidupan mereka. Komunitas penduduk masyarakat Desa Wonorejo tidak hanya dihuni oleh komunitas penduduk orang jawa asli akan tetapi sebagian penduduknya adalah orang madura. Hal tersebut dapat teridentifikasi dari penggunaan bahasa komunikasi yang dipakai sehari-hari, yakni bahasa jawa dan bahasa madura. 2. Desa Wonorejo adalah salah satu desa yang mendapatkan bantuan program pemberdayaan masyarakat dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2010 berupa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM). Program PPKM ini sepenuhnya dikelola oleh warga masyarakat desa dan hasilnya diperuntukkan untuk peningkatan hidup masyarakat desa. Sifat dan karakteristik programnya yang kontinuitas/berkelanjutan diharapkan dapat dijadikan sebagai cikal bakal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Definisi Operasional Variabel Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 2. Varibel Penelitian VARIABEL
Pola Pengelolaan SDM
ASPEK
INDIKATOR
Pelaksanaan Bantuan Program
1. 2. 3. 4.
Prosedur pelaksanaan bantuan program Kepengurusan bantuan program Bentuk bantuan program yang diberikan Peran pemerintah desa dalam pelaksanaan program
Pasca Bantuan Program
5. 6. 7.
Tanggapan masyarakat pasca pendampingan program Peran pemenerintah desa dalam pelestarian program Pola dan strategi pengurus dalam pelestarian program
Permasalahan yang dihadapi
8. Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program 9. Kendala dan hambatan yangdihadapi dalam pelestarian program 10. Upaya pengurus dalam mengatasi masalah
Dukungan Pasca program
Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jenis Bantuan Program
Kesejahteraan Masyarakat desa
Pemanfaat Program
Dampak Program
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Dukungan dari pemerintah desa Dukungan dari Pemerintah Kecamatan Dukungan dari Pemerintah Daerah Harapan pengurus terhadap pemerintah Nama bantuan program Tujuan bantuan program Sasaran bantuan program Sumber dana bantuan program Jenis bantuan program Waktu bantuan program Jenis bantuan yang diterima Jumlah bantuan yang diterima Sifat Bantuan program yang diterima Proses penerimaan bantuan Pemanfaatan bantuan Akses informasi program Harapan penerima manfaat terhadap pengelolaan program
28. Implikasi program terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat desa 29. Implikasi program terhadap pelaksanaan pemerintah desa
219
220
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
Model Penelitian Adapun Kerangka Konseptual dalam penelitian yang akan disajikan adalah sebagai berikut: Pola Pengelolaan Sumberdaya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan
Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 2. Model Penelitian Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat dan holistik untuk proses pengungkapan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga metode yang berbeda yakni wawancara dan dokumentasi. 1. Wawancara mendalam/in depth interview. Dilaksanakan untuk menggali lebih mendalam data kualitatif yang berkenaan dengan strategi program pemberdayaan masyarakat desa terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa yang dilakukan berulang-ulang dalam proses pembangunan ekonomi. Wawancara mendalam akan dilaksanakan terutama kepada Kepala Desa, Unsur Perangkat Desa, Unsur RT/RW, Unsur BPD, Unsur LPMD, Unsur Pengurus/Pengelola Program dan Unsur Penerima Manfaat Program. Wawancara dilakukan dengan tatap muka (personal interview) secara personal antara Peneliti (pewawancara) dengan informan (orang yang diwawancarai). Adapun langkah-langkah yang dilkukan oleh Peneliti dalam wawancara adalah sebagai berikut: a. Menyusun pedoman wawancara. b. Menentukan waktu, tempat dan cara wawancara. Dalam hal ini, Peneliti melakukannya dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu, menjelaskan maksud dan tujuan wawancara sekaligus menentukan waktu dan tempat wawancara. c. Melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada informan. d. Membangun komunikasi yang efektif selama wawancara dengan menyesuaikan diri terhadap kebiasaan masyarakat setempat. e. Melakukan pendalaman terhadap pertanyaan untuk memperoleh konfirmasi jawaban dam untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. f. Mencatat jawaban-jawaban baik secara manual maupun secara mekanik melalui alat perekam. g. Mengucapkan terimakasih kepada infroman yang telah selesai diwawancarai dan membuat janji, jika diperlukan wawancara lanjutan. 2. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan, mengkonfirmasi dan mengkaji berbagai dokumen seperti proposal bantuan, laporan bulanan/tahunan pembukuan dan laporan pertanggung jawaban program serta dokumentasi photo-photo kegiatan. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi terhadap dokumen-dokumen yang relevan dengan topik penelitian ini. Pengumpulan data dokumen didukung dengan format daftar pengumpulan data dokumen. Hal tersebut sebagaimana pandangan Sutopo (dalam Bakri, 2002 dan Bungin, 2001) bahwa Studi dokumentasi digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data karena sifatnya yang alamiah, yang dapat menceritakan berbagai peristiwa masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Tahapan Analisis a. Mendeskripsikan Subyek Penelitian b. Mendeskripsikan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
c. Menganalisis Pola Sumberdaya Manusia di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang d. Menganalisis hubungan Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang e. Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Profil Desa Wonorejo Desa Wonorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Singosari dengan batas-batas wilayah desa wonorejo Sebelah Utara adalah Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang, Sebelah Timur adalah Desa Kemiri Kecamatan Jabung, Sebelah Selatan adalah Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung dan Sebelah Barat adalah Desa Dengkol Kecamatan Singosari. Desa Wonorejo terdari dari 3 (tiga) dusun, yaitu : a. Dusun Blandit Barat b. Dusun Blandit Timur c. Dusun Banyol. Luasan wilayah desa Wonorejo adalah 26.112 Ha, meliputi a. Pemukiman seluas 24.402 Ha, b. Lapangan Sepak Bola seluas 7325 Ha, c. Ladang/Tegalan seluas 229.194 Ha, d. Hutan Rakyat seluas 117 Ha, e. Perkantoran seluas 0,80 Ha dan Jalan seluas 4 Ha. Secara detail mengenai luasan wilayah desa wonorejo dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Luasan Wilayah Desa Wonorejo NO NAMA WILAYAH LUASAN 1. Pemukiman 24.402 Ha 2. Lapangan Sepak Bola 7325 Ha 3. Ladang/Tegalan 229.194 Ha 4. Hutan Rakyat 117 Ha 5. Perkantoran 0,80 Ha 6. Jalan 4 Ha Sumber: Profil Desa Wonorejo Tahun 2014 Pembahasan Dari data di atas dapat mengetahui bahwa Desa Wonorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Singosari dengan Luasan wilayah desa Wonorejo adalah 26.112 Ha, Orbitasi/jarak tempuh dari desa ke ibu kota kecamatan sepanjang 11 km Kependudukan Desa Wonorejo dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1941 KK. Jumlah Penduduk sebanyak Jiwa yang terdiri dari Penduduk laki-laki sebanyak 2.951 Jiwa dan Penduduk Perempuan sebanyak 2.979 Jiwa Potensi Desa utamanya adalah di bidang pertanian dengan Hasil Tanaman Padi Adapun mengenai status Kepemilikan Pertanian adalah Pemilik Tanah Tegalan sebanyak 405 Orang, Penyewa/Penggarap sebanyak 830 Orang dan Buruh Tani sebanyak 230 Orang. Potensi Peternakan berupa Sapi potong sebanyak 390 Orang Mayoritas masyarakat Desa Wonorejo memeluk agama islam, Sumber daya manusia yang ada di Desa Wonorejo masih minim. Hal ini, terlihat dari data desa bahwa mayoritas pendidikan masyarakatnya adalah tamatan sekolah dasar Selain itu, budaya lokal masyrakarat Desa
221
222
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
Wonorejo juga masih memiliki sikap militansi terhadap budaya lokal sebagai pemandu utama dalam kehidupan mereka. Komunitas penduduk masyarakat Desa Wonorejo tidak hanya dihuni oleh komunitas penduduk orang Jawa asli akan tetapi sebagian penduduknya adalah orang madura. Hal tersebut dapat teridentifikasi dari penggunaan bahasa komunikasi yang dipakai sehari-hari, yakni bahasa Jawa dan bahasa Madura. Sasaran Utama Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Dalam menetapkan dan memutuskan penerima manfaat dari Program PPKM adalah penduduk desa yang tercatat dalam data PPLS penduduk Desa Wonorejo tahun 2008. Data ini adalah hasil sensus yang dilakukan oleh BPS pusat. Akan tetapi dalam pelaksanaannya data ini tidak hanya langsung diterapkan. Data PPLS tahun 2008 tersebut di klarifikasi terlebih dahulu untuk disesuaikan dengan kondisi penduduk yang ada saat itu. Tujuan utama dari kegiatan Klarifikasi adalah untuk mengklarifikasi data yang ada dengan kondisi realitas saat itu. Maksudnya apakah ada perubahan atau tidak dalam data tersebut. Perubahan tersebut adalah apakah nama yang tertera dalam data tersebut masih ada orangnya atau sudah tidak ada karena pindah tempat, meninggal atau perubahan status dari yang miskin menjadi tidak miskin. Adapun mengenai jumlah penduduk miskin berdasarkan data PPLS tahun 2008 sebanyak 819 Rumah Tangga Miskin (RTM) orang/jiwa, secara rinci sebagai berikut: a. 169 Rumah Tangga Miskin yang Sangat Miskin (RTSM) b. 483 Rumah Tangga Miskin yang Miskin (RTM M) c. 167 Rumah Tangga Miskin yang Mendekati Miskin (RTM MM). Fokus sasaran utama program PPKM adalah pada Rumah Tangga Miskin untuk kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam (UEP SP) adalah pada Rumah Tangga Miskin yang Mendekati Miskin (RTM MM) dan Rumah Tangga Miskin yang Miskin (RTM M). Sedangkan untuk kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Tempat Tinggal Keluarga Miskin adalah Rumah Tangga Miskin dengan kategori Rumah Tangga Miskin Yang Sangat Miskin (RTM SM). Di awal pelaksanaan Program PPKM jumlah sasaran yang mampu di garap oleh Program PPKM adalah sebanyak 88 RTM M dan RTM MM untuk kegiatan Usaha dan 32 RTM SM untuk kegiatan pembangunan Sarana dan Prasrana Tempat Tinggal bagi Keluarga Sangat Miskin (RTM SM) dengan jenis kegiatan pembangunan, meliputi: a. Plesterisasi sebanyak 20 rumah keluarga miskin b. Rehab Rumah sebanyak 12 rumah keluarga miskin. Sedangkan sampai dengan saat ini program PPKM telah menyalurkan Program Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam pada masyarakat Desa Wonorejo yang awalnya adalah sebanyak 88 orang berkembang menjadi 147 orang yang terdiri dari: a. anggota laki-laki sebanyak 44 orang/jiwa b. anggota perempuan sebanyak 103 orang. Sumber ,mata pencaharian anggota Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam (UEP SP) ini adalah pedagang sebanyak 62 orang, pertanian sebanyak 65 orang dan buruh sebanyak 20 orang. Program PPKM Desa Wonorejo diberikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 181.745.000,00. Adapun Jenis bantuannya adalah sebagai berikut; 1. Pembangunan Sarana dan Prasarana Tempat Tinggal bagi Keluarga Miskin) sebesar Rp. 85.140.000,00 Pembangunan ekonomi sebesar Rp. 77.175.000,00 untuk pembiayaan/simpan pinjam. Keberadaan bantuan tersebut sampai saat ini masih berjalan dengan baik, meski dalam pengelolaannya tidak semua masyarakat mengembalikan dan melunasi pinjamannya tersebut. Tujuan utama dari pemberian bantuan program PPKM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan di desa dengan tujuan akhirnya adalah menigkatkan kesejahteraan keluarga yang ada di pedesaan. Sumber pendanaan bantuan PPKM ini berasalah dari 2
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
(dua) sumber, yaitu pemerintah provinsi Jawa Timur sebagai sumber utama dan pemerintah kabupaten malang melalui dana sharing program. Adapun besaran bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS) Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 106.065.000,00 dan Bantuan Dana Sharing dari Pemerintah Kabupaten Malang di bawah koordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang sebesar Rp. 56.250.000,00 yang diberikan langsung lewat transfer rekening Pengelola Program PPKM dengan 2 (dua) specimen tanda tangan di rekening, yaitu tanda tangan Ketua dan Bendahara Program PPKM di tingkat Desa. Secara rinci mengenai jumlah penerima manfaat Program PPKM pada awal program dan perkembangannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 7 Perkembangan Penerima Manfaat dan Modal Program PPKM
Sumber: Laporan Pembukuan Keuangan Akhir Tahun 2010-2014 Program UEP SP PPKM Desa Wonorejo Dari data tabel 4.7 di atas dapat mengetahui bahwa perkembangan Program PPKM untuk Program Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam (UEP SP) telah terjadi peningkatan sebesar 76% atau Rp. 58.993.350,00 selama 5 tahun. Jika di rata-rata pendapatan setiap tahunnya maka program PPKM adalah kurang lebih sebesar Rp. 14.748.300,00. Perkembangan dana tersebut adalah laba bersih setelah dikurangi biaya beban operasional dan honor petugas. Secara rinci sumber peningkatan tersebut berasal dari: a. Dana Simpanan Wajib Anggota sebesar Rp. 3.936.500,00 b. Dana Hasil dari jasa simpan pinjam sebesar Rp. 33.056.600,00 c. Dana tambahan modal dari Penguatan Program PPKM Pemerintah Kabupaten Malang sebesar Rp. 22.000.000,00. Sedangkan untuk kegiatan pembangunan Sarana dan Prasarana Tempat Tinggal Keluarga Miskin hanya tahun 2010 saja dengan besaran dana sebesar Rp. 85.140.000,00 dan tahun-tahun berikutnya adalah tidak pernah ada bantuan lagi. Alasan tidak pernah ada kegiatan pembangunan Perbaikan Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut: a. Sumber dana yang didapat dari Jasa Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam (UEP SP) PPKM digunakan untuk penambahan modal dan penghapusan hutang terhadap anggota yang bermasalah b. Tidak ada bantuan dana lagi dari pemerintah desa/kabupaten/provinsi untuk kegiatan tersebut. Berdasarkan perkembangan usaha ekonomi produktif dan besarnya dana bantuan modal stimulant Program PPKM, jika Program PPKM ini dikelola dan digarap secara professional akan menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
223
224
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
Menganalisis hubungan Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) A. Penerima Manfaat Adapun informan yang dapat digali dalam penelitian ini terdiri ari: a. 3 orang Petugas PPKM, meliputi Ketua, Sekretaris dan Bendahara Program PPKM sebagai pelaku utama dalam program b. 1 orang ketua RT sebagai perwakilan dari RT/RW c. 4 orang penerima manfaat program Usaha Ekonomi Produktif Simpan Pinjam (UEP SP) yang aktif, lancar dan tidak macet dengan karakteristik usaha yang berbeda d. 3 orang penerima manfaat yang macet e. 2 orang penerima manfaat kegiatan perbaikan sarana dan prasarana tempat tinggal rumah keluarga miskin berupa plesterisasi serta 1 orang penerima manfaat kegiatan perbaikan sarana dan prasarana tempat tinggal rumah keluarga miskin berupa rehab rumah. Secara rinci mengenai jumlah informan yang dapat digali informasinya melalui wawancara dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 8 Daftar Nama-nama Informan yang Dapat Digali Informasinya No. 1.
Nama Siti Mahmudah
Jabatan Ketua PPKM
Pekerjaan Guru Honorer
2.
Yuyun Aropayani
Bendahara PPKM
Guru Honorer
3. 4.
Anita Pembayun Kasanah
Guru Honorer Buruh Tani
5.
Kholiq
6.
Lasmari
7.
Mat Dollah
8.
Holil
Sekretaris PPKM Penerima Program UEP SP PPKM Penerima Program UEP SP PPKM Penerima Program UEP SP PPKM Penerima Program UEP SP PPKM Penerima Program UEP SP PPKM
9.
Edy
Penerima Program UEP SP PPKM
Pedagang
10.
Jaenul
Penerima Program UEP SP PPKM
Pedagang
11
Naam
14.
Yatmari
Penerima Manfaat Program Perbaikan Sarana dan Prasarana PPKM Penerima Manfaat Program Perbaikan Sarana dan Prasarana PPKM Penerima Manfaat Program Perbaikan Sarana dan Prasarana PPKM Ketua RT 04 RW 03
15.
Matrawi
Ketua RT 01 RW 01
15.
13.
Toha
Kerto
Tidak Bekerja
Keterangan Aktif/masih menjabat Aktif/masih menjabat Tidak Aktif Pengembaliannya lancer Pengembaliannya lancer Pengembaliannya lancer Pengembaliannya lancer Pengembaliannya tidak lancar/macet Pengembaliannya tidak lancar/macet Pengembaliannya tidak lancar/macet Pembangunan Plesterisasi
Tidak Bekerja
Pembangunan Plesterisasi
Buruh Tani
Pembangunan Rehab Rumah
Buruh Bangunan Pedagang Peternak Sapi Perah Pedagang
Desain Grafis Pedagang
Aktif/masih menjabat Ketua RT
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
B. Analisis Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Tabel 9 Anggaran Pembangunan Desa Tahun 2012-2014 No. Uraian Jumlah Anggaran Sumber Dana I. TAHUN ANGGARAN 2012 1. Pembangunan Bidang Ekonomi 25,000,000.00 APBD PROVINSI 2. Pembangunan Bidang Sosial dan 18,000,000.00 ADD Budaya 3. Pembangunan Bidang Pendidikan 5,000,000.00 ADD 4. Pembangunan Bidang Keamanan 3,000,000.00 ADD dan Ketertiban 5. Pembangunan Bidang Fisik Sarana 170,000,000.00 PNPM dan Prasarana Infrastruktur Desa 6. Pembangunan Bidang 40,000,000.00 ADD Kepemudaan JUMLAH 261,000,000.00 II. TAHUN ANGGARAN 2013 1. Pembangunan Bidang Ekonomi 0 2. Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya 19,242,000.00 ADD 3. Pembangunan Bidang Pendidikan 1,500,000.00 ADD 4. Pembangunan Bidang Keamanan dan Ketertiban 11,000,000.00 ADD 5. Pembangunan Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Infrastruktur Desa 0 6. Pembangunan Bidang Kepemudaan 24,175,000.00 ADD JUMLAH 55,917,000.00 III. TAHUN ANGGARAN 2014 1. Pembangunan Bidang Ekonomi 25,000,000.00 APBD PROVINSI 2. Pembangunan Bidang Sosial dan ADD Budaya 28,000,000.00 3. Pembangunan Bidang Pendidikan 5,000,000.00 ADD 4. Pembangunan Bidang Keamanan ADD dan Ketertiban 10,000,000.00 5. Pembangunan Bidang Fisik Sarana PNPM dan Prasarana Infrastruktur Desa 105,000,000.00 6. Pembangunan Bidang ADD Kepemudaan 33,500,000.00 JUMLAH 206,500,000.00 Sumber data dari LPPJ Desa Wonorejo Dari data tabel 9 di atas telah diperoleh data bahwa anggaran dana desa dari pemerintah setiap tahunnya rata-rata Rp. 174.400.000,00. Tentunya dari dana sebesar itu, jika tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang mumpuni di desa, maka akan terjadi tindakan penyelewengan dana dan program-program pembangunan pun sampai di masyarakat tidak maksimal.
225
226
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
Analisis Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonorejo a. Kualitas Perekonomian Masyarakat Miskin Dengan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Masalah kebutuhan utama dalam kehidupan berkeluarga adalah pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Pencapaian untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara tersebut ditempuh dan dilakukan sesuai dengan bakat dan kemampuan individu yang dimiliki. Cara bekerja mencari sumber penghasilan yang biasa dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut dengan sumber mata pencaharian. b. Kualitas Rumah Tinggal Masyarakat Miskin dengan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Perbaikan sarana dan prasarana tempat tinggal bagi keluarga miskin adalah salah satu Program PPKM yang telah dilaksanakan pembangunannya pada sejumlah rumah tinggal keluarga di Desa Wonorejo. Adapun jumlah sasaran yang harus digarap oleh program PPKM ini, berdasarkan data PPLS tahun 2008 sebanyak 169 rumah. Namun data ini setelah dilakukan klarifikasi di lapangan ditemukan sebanyak 135 rumah. Mengingat terbatasnya anggaran yang ada, maka pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perbaikan Sarana dan Prasarana Tempat Tinggal bagi Keluarga Miskin ini hanya untuk 32 rumah dengan besaran dana bantuan program sebesar. Rp. 85.140.000,00. Dana bantuan program tersebut di terima pada tahun 2010. Pola Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pengelolaan Program Peningkatan Keberdayaaan Masyarakat (PPKM) Pola peningkatan kualitas SDM yang dilakukan oleh pengelola Program tidak seperti yang diharapkan oleh program PPKM itu sendiri, yaitu membentuk masyarakat miskin menjadi mandiri dan berdaya terutama dalam hal peningkatan pendapatan ekonomi keluarga. Tetapi bukan berarti dikatan tidak ada peningkatan. Ada peningkatan, tetapi sifatnya bukan pada peningkatan pendapatan ekonomi keluarga miskin. Pengelola program PPKM mampu membuat pola pikir masyarakat yang semula memiliki pendapat bahwa setiap program pemerintah yang turun langsung ke desa dan dikelola oleh warga masyarakat desa bersifat hibah (tidak perlu mengembalikan). Saat ini pola berfikir seperti sudah mulai berkurang. Beberapa kasus pemberian dana secara Cuma seringkali dilakukan oleh pemerintah, seperti program kompensasi kenaikkan BBM dan program keeluarga harapan (PKH). Keberhasilan lain adalah berupa pengurangan beban ekonomi keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga soal dana guna menutupi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga dan sifatnya mendesak dan mendadak. Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terahulu bahwa pola pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dalam program peningkatan keberdayaan masyarakat (PPKM) tidak berpengaruh secara simultan maupun parsial untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat pada desa wonorejo kecamatan singosari kabupaten malang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pola Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Untuk Meningkatkan Kesejahtraan Masyarakat Pada Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang masih belum menampakkan hasilnya. Hal tersebut dikarenakan masing-masing individu memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda. Hukum alam pun terjadi terhadap mereka yang tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
tugas dan kewajiban sebagai pengurus bahkan sampai memiliki niatan untuk menggunakan dana bantuan program untuk kepentingan pribadi, maka dengan sendirinya akan terseleksi oleh alam. Terbukti dengan pengunduran diri Sekretaris dan penyerahan kewenangan secara mutlak untuk mengelola dan mengembangkan serta melestarikan program dari ketua kepada bendahara adalah bukti dari adanya konflik internal. Saran 1. Hendaknya dilakukan perbaikan internal melalui rekruitmen tenaga baru atau panitia dalam kepengurusan Program PPKM, agar tugas dan fungsi masing-masing petugas. Bahkan apabila diperlukan adanya penambahan jumlah petugas selain ketua, sekretaris dan bendahara, yaitu bagian pemasaran. 2. Hendaknya para pengelola juga melakukan pertanggungjawaban baik secara administrasi maupun kepada publik agar prinsip transparansi dan akuntabilitas lembaga tetap terjaga. 3. Hendaknya segera melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terkait mulai dari pemerintah desa. lembaga desa dan anggota agar terbentuk komitmen-komitmen bersama untuk menjaga stabilitas lembaga keuangan desa. 4. Hendaknya melakukan komunikasi dengan pemerintah desa agar terjadinya sinergitas program, terutama program-program yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi masyarakat desa. DAFTAR PUSTAKA Renyaan (2010) yang berjudul Efektivitas PNPM Mandiri di Kabupaten Jayapura Haris (2010) dengan judul penelitiannya Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara Kirana (2012) yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) Di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Blanchard, Ken, John P. Carlos, Alan Randolph((2001), Three Keys to Empowerment: Release the Power within People for Ashtonishing Results, Berret-Koehler Publishers, Inc, San Francisco. Bakri, Masykuri. (editor), (2002). Metode Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis dan Praktis. Universitas Islam Malang: Visipress. Bungin, Burhan. (editor), (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Penelitian KUantitatif dan Kualitattif. Surabaya: Universitas Airlangga Press. Friedmann, John (1992), Empowerment: The Politics of Alternative Development, Blacwell Book, Cambridge Mass. Kartasasmita, Ginanjar. (1996). Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka CIDESINDO. Pujileksono, Sugeng, (2010), Kolase Pemikiran Pasca Sarjana UMM 2010. Malang: UMM Press. Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sumaryadi, I Nyoman, (2010). Sosiologi Pemerintahan, Dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, dan sistem Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Bogor: Penerbit GHALIA Indonesia. Walter A. Friedlander (1961) kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup Arthur Dunham (1965) kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui
227
228
WARTA EKONOMI VOL. 04 NO. 02 AGUSTUS 2015
pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Harold L. Wilensky (1965) mendefinisikan kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisir dari usaha-usaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial Alfred J.Khan (1973) kesejahteraan sosial terdiri dari program-program yang tersedia selain yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, Zastrow (2000) kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009, kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual (Swasono, 2005:2). Boulding dalam Swasono mengatakan bahwa “ pendekatan yang memperkukuh konsepsi yang telah dikenal sebagai sosial optimum yaitu paretion optimum (optimalitas ala Pareto dan Edeworth), (Albert dan Hahnel dalam Darussalam 2005:77). Pendekatan classical utillatarial menekankan bahwa kesenangan (pleasur) atau kepuasan (utility) seseoarang dapat diukur dan bertambah. Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan Charles Darwin dan Herbert Spencer (Ritzer, 1983:26, Midgley, 2005:61) serta pengikutnya merupakan pemikir yang mempercayai bahwa seleksi alam akan menyisakan masyarakat yang terbaik dan mampu bertahan. (Midgley, 2005:61) Penjelasannya mulai masyarakat nomaden sampai dengan masyarakat menetap, Robert Chambers dalam karyanya yang sangat kondang Putting The Last First (1983) lebih menyemangati arah tersebut menjadi sebuah gerakan populis, kepada rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Secara filosofi, tentu saja bukan hanya Chambers yang mengawali gagasan ini. E.F. Schumacher, yakni Small is Beautiful, Economis as if People Mattered. nilai-nilai moral humanis adalah suatu kekeliruan besar dan tidak bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan manusia dan alam semesta.