Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI PELAYANAN PROGRAM KB PASCA PERSALINAN JAMPERSAL OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 Kenik Sri Wahyuni
ABSTRAK Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia serta menekan laju pertumbuhan penduduk, antara lain dilakukandengan program Jampersal yang di dalam program Jampersal mewajibkan semua pesertanya menggunakan KB dengan MKJP. Di Kabupaten Sleman kepesertaan KB pasca persalinan Jampersal hanya mencapai 11.08 % dari target 70 % dengan rincian 345 orang (7, 33%) yang menggunakan MKJP. Diantara jumlah tersebut hampir 70 % merupakan klaim dari BPM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan implementasi program KB pasca persalinan Jampersal oleh BPM di Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan kuesioner terstruktur. Populasi penelitian sebanyak 89 BPM, dengan jumlah subjek 48, yang dipilih secara Clustered Proportional Random Sampling. Analisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan program KB Jampersal hanya dicapai 50 % dari responden. Sebagian besar bidan (54,2 %) masih kurang dalam hal komunikasi tentang program KB pasca persalinan Jampersal. Dana yang tersedia dirasakan kurang oleh sebagian besar (52,1 %) bidan. Disposisi dalam pelayanan menunjukkan hasil sebagian besar (54,16%) masih kurang baik. Struktur birokrasi sebagian besar 60,4 % bidan termasuk kurang baik. Ada hubungan komunikasi (p=0,001), Sumber daya (p=0,001), Struktur Birokrasi (p=0,001) ,disposisi (p=0,009) dengan implementasi program KB pasca persalinan Jampersal. Faktor yang paling kuat pengaruhnya dengan cakupan program KB pasca persalinan Jampersal adalah Sumber daya (p=0,001). Implementasi Program KB Pasca persalinan Jampersal masih rendah. Hal ini berhubungan dengan komunikasi, sumberdaya, struktur birokrasi dan disposisi. Komunikasi merupakan faktor yang berpengaruh paling kuat dengan implementasi pelayanan KB pasca persalinan Jampersal Kata kunci Kepustakaan
: KB PascaPersalinan, Jampersal, BPM : 31, 2002 – 2012
ABSTRACT One of government efforts to reduce MMR and IMR in Indonesia as well as reduce the rate of population growth is by applying Labor Warranty Program. Labor Warranty Program requires the participants to use LTM family planning. In Sleman District, membership of Labor Warranty post partum family planning service only reach 11,08% of the target (which is 70%), where 345 people using LTM (7,33%). Nearly 70% of that number was Independent Midwives Practice claims. Objectives of this study was to analyze factors associated with labor warranty post partum family planning program implementation by Independent Midwives Practice in Sleman District. This study was quantitative research conducted with cross-sectional approach. Data was collected using observation and interview with a structured questionnaire. Population of the study was 89 Independent Midwives Practice, the number of subject was 48 chosen using cluster random sampling. Data was analyzed using Pearson Product Moment Correlation and Multiple Logistic Regression. Results showed that the coverage of Labor Warranty family planning program only reach 50% of respondents. Most of the midwives (54,2%) showed lack of communication about Labor Warranty post partum family planning. Majority of the midwives (52,1%) perceived lack of fund available. Disposition in the service showed majority of the result was still not good (54,16%). Bureaucratic structure of most of the midwives (60,4%) was not so good. There was relationship between communication (p=0,001), resources (p=0,001), bureaucratic structure (p=0,001), disposition (p=0,009) and implementation of Labor Warranty post partum family planning.
8
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Communication was the most powerful factor affecting implementation of Labor Warranty post partum family planning (p=0,001). Implementation of Labor Warranty post partum family planning was still low. It was associated with communication, resources, bureaucratic structure and disposition. Communication was the most strong factor affecting implementation of Labor Warranty post partum family planning. Keywords Bibliography
: post partum family planning, Labor Warranty, Independent Midwives Practice : 31, 2002 – 2012
PENDAHULUAN Berdasarkan data badan pusat statistik
102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 34
(BPS) menunjukkan adanya peningkatan penduduk
per 1000 kelahiran hidup.
di setiap tahunya, tahun 2011 jumlah penduduk
Untuk mewujudkan target MDGs tersebut,
Indonesia mencapai 242,32 juta jiwa. Jumlah
maka salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
tersebut merupakan urutan keempat terbanyak di
Indonesia adalah dengan meluncurkan Program
dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Jaminan
Rata-rata angka kelahiran total setiap wanita 2,6
Jampersal
per wanita, yang diartikan bahwa setiap wanita
pembiayaan bagi seluruh ibu hamil, ibu bersalin,
indonesia melahirkan 2 – 3 anak. Besarnya jumlah
ibu nifas, BBL dan juga pelayanan KB pasca
penduduk tersebut tentu akan berpengaruh pada
persalinan dan pasca keguguran. Akan tetapi
aspek kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak.
kebijakan program Jampersal tersebut sangat
Hal ini dapat dilihat dengan besarnya Angka
potensial untuk menimbulkan persepsi dan cara
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dari tahun ke
berfikir yang salah dari pesertanya, yang mana
tahun yang tidak mengalami perbaikan yang
sebagian besar peserta Jampersal berada pada
signifikan. Tingginya AKI tersebut dipengaruhi
tingkat ekonomi menengah kebawah. Peserta
dengan kurangnya akses masyarakat ke fasilitas
Jampersal akan merasa tidak perlu kawatir untuk
kesehatan, dimana hal tersebut berkaitan dengan
hamil
faktor ekonomi, dimana hampir 70 % masyarakat
memikirkan biaya untuk hamil dan bersalin/ sudah
Indonesia berada pada taraf ekonomi menegah
ada jaminan pembiayaan. Hal ini tentu akan
kebawah.
berdampak buruk bagi program KB nasional.
Dalam rangka menurunkan AKI dan
Persalinan
(Jampersal).
dimaksudkan
dan
melahirkan,
untuk
karena
Program menjamin
tidak
harus
Untuk menghindari dampak buruk tersebut, maka
AKB, maka pada bulan September tahun 2000,
dalam
pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189
berintegrasi dengan Program KB nasional, dengan
negara
menghadiri
memasukkan pelayanan KB pasca persalinan dan
pertemuan puncak milenium di New York. Pada
pasca keguguran dalam paket pelayanan program
pertemuan
Jampersal bagi seluruh peserta program Jampersal.
lain
itu
berkumpul
dicapai
untuk
kesepakatan
dengan
pelaksanaanya,
program
Jampersal
ditandatanganinya Deklarasi Milenium yang berisi
Dalam pelaksanaan pelayanan KB pasca
komitmen masing-masing negara dan komunitas
persalinan Jampersal, Badan Kependudukan dan
internasional untuk mencapai 8 buah sasaran
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjamin
pembangunan
terpenuhinya obat , alat kontrasepsi dan sarana
millenium
Development Goals
(MDGs).
/
Millenium Salah
satu
pendukung yang diperlukan untuk kelancaran
diantaranya adalah menurunkan AKI menjadi
penyelenggaraan
9
pelayanan
kontrasepsi
pasca
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
persalinan dan pasca keguguran. Sehingga fasilitas
Program Jampersal. Selain itu besarnya angka
kesehatan baik di tingkat dasar maupun tingkat
kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sleman pada
lanjutan
KB
tiga tahun terakhir juga menjadi dasar untuk
Jampersal akan mendapatkan alat serta bahan habis
memberlakukanya program Jampersal ini. Kasus
pakai secara cuma-cuma dengan cara mengajukan
kematian ibu tahun 2010 sebanyak 13 kasus, tahun
ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Sebagai bentuk
2011 sebanyak 15 kasus, dan tahun 2012 AKI
pertanggungjawabannya,
di
sebanyak 12 kasus. Seperti halnya dengan tingkat
fasilitas kesehatan harus membuat pencatatan dan
nasional, data itu menunjukkan bahwa AKI di
pelaporan terhadap penggunaan bahan habis pakai
Kabupaten Sleman tidak mengalami perbaikan
dan obat dalam pelayanan KB yang dilaksanakan.
yang signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan yang
dalam
memberikan
pelayanan
maka
pelaksana
Berkaitan dengan hal tersebut, BKKBN
ditargetkan pemerintah Kabupaten Sleman yang
telah menetapkan indikator sasaran strategis yang
berharap dengan adanya pembiayaan terhadap
harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran tersebut
kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan pelayanan
meliputi penggunakan kontrasepsi/ Contraseptive
kontrasepsi
Prevalence Rate (CPR) mencapai 65%, penurunan
menurunkan AKI.
melalui
Program
Jampersal
bisa
unmed need (kebutuhan ber KB yang tidak
Di Kabupaten Sleman kecenderungan
terpenuhi ) menjadi 5 % dari jumlah pasangan usia
masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
subur
sebagian besar memilih di Bidan Praktik Mandiri,
(PUS).
tersebut,
maka
Berdasarkan
program
hal ini dapat dilihat dari banyaknya BPM yang ada
tercapainya
di Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 364 BPM.
pelayanan KB pasca persalinan dan keguguran
Dan dari jumlah tersebut yang sudah melaksanakan
Jampersal
dalam
indikator-indikator
BKKBN
pelaksanaan
mentargetkan
4
peserta Jampersal sebesar 70 % pada tahun 2012 .
perjanjian kerjasama dengan program Jampersal
Metode
atau
sebanyak 117 BPM. Dan data dari Dinas Kesehatan
diarahkan oleh program KB Nasional adalah
Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa jumlah
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
klaim Jampersal di tiap bulannya, hampir 70%
(MKJP)
merupakan klaim dari BPM terhadap pasien yang
kontrasepsi
dan
yang
metode
diprioritaskan
Kontrasepsi
Mantap
(KONTAP), yang meliputi Alat Kontrasepsi Dalam
dilayani oleh BPM.
Rahim (AKDR) , Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau implant,
Akan
Medis Operasi Wanita
persalinan
tetapi,
pelayanan
KB
Jampersal
oleh
BPM
pasca ini
(MOW), dan Medis Operasi Pria (MOP). Akan
mengindikasikan adanya kinerja yang kurang
tetapi pada pelaksanaannya, pencapaian target
maksimal dari bidan. Hal ini ditunjukkan dengan
pelayanan KB Jampersal hampir di setiap daerah
pencapaian kepesertaan KB bagi peserta Program
tidak mencapai hasil yang maksimal atau jauh dari
Jampersal oleh BPM yang tidak sebanding dengan
angka 70 %. Dan jenis kontrasepsi yang digunakan
jumlah peserta Program Jampersal. Data di Dinas
juga
Kesehatan
tidak
semuanya
menggunakan
metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Kabupaten
Sleman
menunjukkan,
selama tahun 2012 terdapat 4701 persalinan yang
Berdasarkan target MDGs pada tahun
diklaim dengan dana Program Jampersal oleh
2015 dan ketetapan Menteri Kesehatan RI tentang
BPM, Akan tetapi yang memanfaatkan pelayanan
Program Jampersal, maka sejak maret 2011
kontrasepsi pasca persalinan hanya 521 peserta atau
Kabupaten
11.08 % dan yang tidak menggunakan KB pasca
Sleman
juga
sudah
melaksanaan
10
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
persalinan sebanyak 88,02 % dari seluruh peserta
menyatakan formulir yang harus diisi/ dilengkapi
Program Jampersal. Peserta KB Jampersal banyak
sebagai syarat untuk klaim terlalu banyak dan rumit
yang masih menggunakan KB non MKJP yaitu
dalam
suntik sebanyak 33,79 % . Dari 521 peserta,
merepotkaan ketika membuat pelaporan yang juga
sebanyak 176 peserta menggunakan kontrasepsi
harus digabung dengan formulir pelaporan ibu
suntik, 263 peserta menggunakan AKDR dan
hamil,
sebanyak 82 peserta menggunakan AKBK. Dengan
pelaporan kunjungan nifas, yang kesemuanya harus
kata lain peserta Jampersal yang menggunakan
diisi dan dikirim setiap
MKJP sebesar 66,21 %.
Kesehatan Kabupaten
Hasil survey pendahuluan kepada 10
mengisinya.
Hal
pelaporan
ini
diarasa
kunjungan
sangat
neonatal,
bulanya
dan
ke Dinas
1. Rumusan Masalah
Bidan Praktek Mandiri yang dilaksanakan dengan
Berdasarkan
data
dan
hasil
studi
cara focus discussion group (FGD) pada bulan
pendahulan maka rumusan masalah dalam
maret 2013 di Kabupaten Sleman berkaitan dengan
penelitian ini adalah “kinerja bidan dalam
pelaksanaan
pelayanan antenatal di Kabupaten Kulon Progo
Jampersal
program
KB
pasca
persalinan
didapatkan hasil bahwa dari faktor
belum berjalan seperti yang diharapkan”.
komunikasi (1) Enam bidan menyatakan Tidak melaksanakan
konseling
tentang
KB
2. Pertanyaan Penelitian
pasca
Berdasarkan
informasi
tersebut,
akan
persalinan pada ibu hamil selama melaksanakan
dilakukan penelitian mengenai
ANC (Ante Natal Care), dengan alasan terbatasnya
apa sajakah yang mempengaruhi implementasi
waktu yang dimiliki bidan karena
pelayanan
antrian
pasien
yang
lain,
(2)
banyaknya Tiga
bidan
program
KB
Faktor-faktor
pasca
persalinan
Jampersal oleh Bidan Praktek Mandiri di
menyatakan tidak melaksanakan konseling KB
Kabupaten Sleman?
pasca persalinan saat pemeriksaan kehamilan
3. Tujuan Penelitian
dengan alasan akan dilakukan pada saat kunjungan nifas. Dari faktor sumber daya (1) Sepuluh bidan
Tujuan
penelitian
ini
adalah
Mengetahui
gambaran
komunikasi
:
a)
bidan,
sumber daya bidan, struktur birokrasi bidan,
menyatakan besarnya kompensasi yang diberikan
dan
sebagai pengganti pelayanan yang diberikan dirasa
pelayanan KB pasca persalinan Jampersal di
masih sangat minim, proses klaim dana kompensasi
wilayah Kabupaten Sleman, b) Mengetahui
Program Jampersal cenderung tidak lancar.. (2)
gambaran implementasi pelayanan KB pasca
Delapan
persalinan Jampersal di wilayah Kabupaten
bidan
menyatakan
belum
memiliki
disposisi
bidan
implementasi
sertifikat CTU (Contraseptive Tehnical Up-date)
Sleman,
yang menjadi syarat dalam pelayanan metode
Komunikasi, sumber daya, struktur birokrasi
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan hanya 2
dan disposisi terhadap implementasi pelayanan
bidan yang memiliki sertifikat CTU dan itu
KB pasca persalinan Jampersal di wilayah
didapatkan pada tahun 2005.
Kabupaten Sleman, e) Menganalisis pengaruh
Dari faktor struktur birokrasi (1) Delapan
c)
dalam
Menganalisis
hubungan
secara bersama-sama komunikasi, sumber daya,
bidan belum mempunyai SOP (Standar Operasioal
struktur
Prosedur) dalam pelayanan KB pasca persalinan.
implementasi pelayanan KB pasca persalinan di
Sedangkan dari faktor disposisi delapan bidan
wilayah Kabupaten Sleman.
11
birokrasi,
dan
disposisi
terhadap
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
METODE PENELITIAN 1.
Berdasarkan Pencapaian Implementasi pelayanan
Jenis penelitian
KB pasca persalinan Jampersal di Kabupaten
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Sleman
kuantitatif dengan metode observasional, yang
Kategori
bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang
diarahkan
untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu
Tidak „tercapai (Penggunaan KB pasca persalinan < 70%) 2 Tercapai (Penggunaan 24 50 KB pasca persalinan ≥ 70%) Jumlah 48 100 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah 1
keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. 2.
Subyek Penelitian, Teknik Sampling, Pengumpulan Data Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah Kabupaten Sleman
BPM yang mencapai target pelayanan KB
yang berjumlah 87 bidan. Jumlah sampel
pasca persalinan Jampersal hingga 70%
sebanyak 48 Bidan praktek mandiri di Kabupaten
Sleman
diambil
sebanyak 24 BPM(50,0%) sama besar dengan
dengan
persentase BPM yang tidak mencapai target
menggunakan teknik Tehnik sampling yang
pelayanan KB pasca persalinan Jampersal
digunakan adalah Clustered Proportional
sebanyak 24 BPM (50,0 %).
Random Sampling.11 Data
2.
primer
berupa
wawancara
langsung dengan responden menggunakan kuesioner,
pertanyaan
berisi
Komunikasi bidan dalam implementasi pelayaan KB pasca persalinan Jampersal
Jampersal , komunikasi bidan, sumber daya
dalam kategori kurang baik sebesar 54,21%.
bidan, struktur birokrasi bidan dan disposisi.
Proses komunikasi adalah pihak komunikator
Data sekunder berupa data klaim Jampersal.
membentuk pesan dan menyampaikannya
Analisis Data
melalui
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh
gambaran
terhadap
Square.12
terikat
variabel
bebas
menggunakan
Analisis
multivariat
yang
tertentu
kepada
menimbulkan 9
efek Sebagian
besar bidan 38,58% menyatakan bahwa sumber daya (dana dan alat) dalam pelayanan
dengan uji
saluran
tertentu/pesan dari komunikator.
untuk menguji ada tidaknya hubungan antara masing-masing
suatu
penerima
masing-
masing variabel. Analisis bivariat dilakukan
variabel
Komunikasi Bidan, Sumber daya Bidan, Struktur Birokrasi Bidan dan Disposisi bidan Dalam implementasi pelayanan KB pasca persalinan Jampersal.
tentang
implementasi pelayanan KB pasca persalinan
3.
Implementasi KB pasca persalinan Jampersal F % 24 50
No
KB pasca persalinan Jampersal kurang baik,
Chi-
dan sebanyak 19 bidan (38,58%) menyatakan
digunakan
bahwa sumber daya yang tersedia dalam
untuk mengetahui pengaruh bersama variabel
pelayanan KB pasca persalinan Jampersal
bebas dengan variabel terikat menggunakan
sudah. Sumber daya merupakan unsur yang
uji regresi linier.1
sangat penting dalam implementasi sebuah kebijakan yang meliputi sumber daya manusia
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
1.
melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang
Deskripsi Kinerja Bidan
12
kompeten
dan
memadai
untuk
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
dan
fasilitas
sarana
kurang efektif. Sebagian besar bidan bidan
untuk
mempunyai disposisi yang kurang dalam
melaksanakan kebijakan KB Jampersal dalam
program pelayanan KB pasca persalinan
bentuk pelayanan yang optimal8, 9
Jampersal yaitu sebesar 52,1 %. Sebelum
prasarana)
(kecukupan yang
Sebagian
besar
dana,
ISSN : 1907 - 3887
diperlukan
bidan
menyatakan
pelaksanaan implementasi kebijakan sebagai
bahwa struktur birokrasi dalam program
tindkan-tindakan
pelayanan KB pasca persalinan Jampersal
individu,kelompok,
kurang baik sebesar 60,4 %.Implementasi
swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan
kebijakan dapat terganggu akibat kekurangan
yang telah ditetapkan dalam kebijakan, maka
dalam struktur birokrasi berkenaan dengan
perlu disiapkan/ dijelaskan terlebih dahulu
kesesuaian organisasi birokrasi yang menjadi
tujuandan sasaran, program-program aksi
penyelenggara implementasi kebijakan publik.
yang dirancang, dan ketersediaan dana/biaya
Salah satu aspek struktur birokrasi adalah
yang diperlukan.8,9,31
adanya SOP dan adanya koordinasi antara
3.
badan pelaksana. Kurangnya koordinasi dan kerjasama diatara lembaga-lembaga akan
yang
dilakukan
pemerintah
oleh
maupun
Analisis Hubungan Motivasi, Persepsi Kepemimpinan, Persepsi Supervisi, Persepsi Imbalan dan Persepsi Beban Kerja dengan Kinerja Bidan
mengakibatkan implementasi kebijakan yang Tabel 3.
Motivasi, Persepsi Kepemimpinan, Persepsi Supervisi, Persepsi Imbalan dan Persepsi Beban Kerja dengan Kinerja Bidan
NO
Variabel
Kinerja Bidan Tidak Baik N % N
p value
Keterangan
0,001
Ada hubungan
0,001
Ada hubungan
0,001
Ada hubungan
0,009
Ada hubungan
Baik %
Komunikasi 1
Tidak baik
21
43,8
5
10,4
2
baik
3
6,2
19
39,6
Sumber daya 1
Tidak Baik
24
87,75
5
17,24
2
Baik
4
21,05
15
78,94
Struktur Birokrasi 1
Tidak Baik
19
39,6
6
12,5
2
Baik
5
10,4
18
37,5
Disposisi 1
Tidak baik
17
35,4
8
16,7
2
Baik
7
14,6
16
33,33
13
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Terdapat hubungan antara variabel
besarnya pengaruh variabel bebas dengan
komunikasi, sumber daya, struktur birokrasi dan
variabel terikat.
disposisi terhadap implementasi pelayanan KB pasca
persalinan
Jampersal,
4. Analisis Pengaruh komunikasi dan sumber
selanjutnya
daya Terhadap implementasi pelayanan KB
dilakukan analisis regresi sendiri-sendiri dan secara
bersama-sama
untuk
pasca persalinan Jampersal
mengetahui
Tabel 4 Hasil Analisis Pengaruh Bivariat Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Variabel
T
P
0,284
-0,869 2,008
0,389 0,051
0,606
2,352 5,001
0,023 0,001
B
Std. Error
Beta
(Constant) Komunikasi
-40,624 1,886
46,729 0,939
(Constant) Sumber daya
0,179 0,611
0,076 0,119
Berdasarkan tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa
hasil
sumber
daya
bidan
terhadap
implementasi pelayanan KB pasca persalinan
menunjukkan variabel komunikasi dan sumber
Jampersal, maka dilakukan uji statistik regresi
daya mempunyai nilai p < 0,25. Sebagai tindak
linier metode enter yang dapat dilihat pada tabel
lanjut
5 berikut :
mengetahui
regresi
dan
bivariat
untuk
analisis
bidan
pengaruh
secara
bersama-sama antara variabel bebas komunikasi Tabel 5. Hasil Analisis Uji Regresi Linier Metode Enter Variabel Constant Sumber daya Komunikasi Komunikasi
Unstandardized Coefficients B Std. Error 0,23 0,075 0,491 0,106 1,437 0,104 memiliki
Standardized Coefficients Beta 0,487 0,441
pengaruh
baik
sebesar
T
P
0,301 4,630 4,189
0,765 0,001 0,001
1,437
kali
dengan Exp(B) sebesar 1,437. Artinya bahwa
dibandingkan
dengan
responden dengan komunikasi yang tidak baik
memiliki komukasi baik.
lebih
besar
responden
yang
akan menunjukkan implementasi yang tidak
KESIMPULAN
%, Sedangkan kontrasepsi MKJP rata-rata
1. Bidan dalam implementasi pelayananan KB
sebanyak 11,75 %. 2. Sebagian besar responden memiliki kategori
pasca persalinan sejumlah 24 bidan (50 %) belum
mencapai
target
minimal
kurang baik dalam hal komunikasi (48,8%),
yang
ditentukan. Jika dilihat pada BPM yang
sumber
daya
(52,1%),
struktur
mencapai target minimal, cakupan pelayanan
(60,4%), dan disposisi (52,1%).
birokrasi
3. Dalam hal komunikasi , beberapa hal masih
kontrasepsi pasca persalinan dengan jenis
kurang
kontrasepsi non MKJP rata-rata sebesar 32,47
baik
responden
14
antara
tidak
lain
saat
pelayanan
menyampaikan
informasi
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
mengenai KB pasca persalinan Jampersal dalam
yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap
kegiatan Posyandu (58,5%) dan lebih dari 60%
implementasi pelayanan KB pasca persalinan
tidak memberikan konseling pada pasien yang
Jampersal adalah sumber daya.
dimulai
sejak
ANC
agar
pasien
mau
menggunakan KB pasca persalinan Jampersal. 4. Dalam hal sumber daya, beberapa hal masih kurang
baik,
diantaranya
sebagian
SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
besar
a. Perlu
responden (58,3%) menyatakan bahwa dana pengganti
pelayanan
KB
Jampersal
lebih
dana
sederhana
dan
mudah
untuk
dilaksanakan sehingga waktu klaim lebih
(lebih dari 1 bulan), selain itu alat dan bahan
cepat.
yang disediakan DKK banyak tidak diminati
b. Perlu
pasien oleh karena kualitasnya kurang bagus
peninjauan
kembali
terhadap
kecukupan dana pengganti pelayanan KB
(58,3%).
Jampersal atau program serupa saat ini.
5. Dalam hal struktur birokrasi beberapa hal masih
c. Perlu melakukan supervisi kepada bidan
kurang baik, diantaranya ditemukan sebagian
pelaksanan
besar bidan (56,3%) belum memiliki tempat yang
memenuhi
standar
program
Jampersal/program
serupa saat ini agar berpedoman pada
untuk
pelayanan KB pasca persalian Jampersal, dan
petunjuk tehnis dan SOP yang sudah ada. 2. Bagi Bidan di BPM di Wilayah Kabupaten
bidan yang melakukan pelayanan KB pasca
Sleman
perslainan Jampersal tidak berpedoman pada
Memperbaiki
SOP.
kinerja
dalam
implementasi
pelayanan KB Jampersal dengan beberapa cara :
6. Dalam hal sikap dalam pelayanan bidan tidak
a. Harus memberikan konseling mengenai KB
berpedoman pada petunjuk tehnis pelaksanaan
Jampersal
KB pasca persalinan Jampersal (54,2%), Bidan merasa repot dengan banyaknya
keluarga
b. dengan
pentingnya
KB
pasca
Melaksanakan program Jampersal/program
juknisnya, sehingga semua pasien dapat
Jampersal yaitu komunikasi (p = 0,001), sumber
menerima seluruh paket pelayanan yang
daya( p = 0,001), struktur birokrasi ( p = 0,001),
ada dalam program .
disposisi ( p = 0,009)
c.
8. Variabel yang berpengaruh secara bersama-
Melengkapi sarana dan prasarana sesuai standart pelayanan KB, diantaranya adanya
sama terhadap implementasi pelayanan KB
skapel, perlak pengalas dan alat pelindung
Jampersal di Kabupaten
Sleman adalah komunikasi (p = 0,05), sumber
akan
serupa yang ada saat ini sesuai dengan
implementasi pelayanan KB pasca persalinan
persalinan
kehamilan
persalinan.
(66,7%). berhubungan
kunjungan
memberikan pemahaman pada ibu dan
setelah memberikan pelayanan KB Jampersal
variabel
sejak
(ANC) sampai dengan masa nifas, sehigga
formulir
laporan KB dan sering tidak membuat laporan
pasca
klaim
program serupa yang ada saat ini dengan
penerimaanya membutuhkan waktu yang lama
7. Semua
prosedur
pengganti pelayanan KB Jampersal atau
tidak
mencukupi untuk kebutuhan operasional dan
praktek
membuat
diri. 3. Bagi Peneliti selanjutnya
daya (p = 0,013). Dari kedua variabel tersebut
15
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
Dapat
meneliti
secara
lebih
ISSN : 1907 - 3887
mendalam
10. Notoatmojo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan,
mengenai pengaruh sumber daya terhadap
Rineka Cipta, Jakarta, 2010
implementasi pelaksanaan pelayanan KB pasca
11. Notoatmojo,
persalinan dan menambahkan variabel lain yang diasumsikan
berpengaruh
terhadap
Induktif, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pencatatan
Kesehatan dan
RI,
16. Sulistyo, J. 6 Hari Jago SPSS 17, Cakrawala, Yogyakarta, 2012
Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Tehnis
17. Sujiayatini, Panduan Lengkap Pelayanan KB
Kusumanegara Solahudin, Model dan Aktor
Terkini, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta,
Dalam Proses Kebijakan Publik, Gava Media,
2010 18. Susanti M, Statistika Deskriptif dan Induktif,
Yogyakarta, 2010 5.
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010
Mulyana, D.Metodologi Penelitian Kualitatif,
19. Tyastuti Siti, Komunikasi dan Konseling
Paradigma Mutu Ilmu Komunikasi dan Ilmu 6.
Sosial
Lainya.
PT.Remaja
Dalam Pelayanan Kebidanan, Vitramaya,
Rosdakarya,
Yogyakarta, 2009
Bandung, 2002 7.
20. Uyanto, S, S.Pedoman Analisa Data Dengan
Muninjaya Gde., A.A, Manajemen Kesehatan,
SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009
Edisi 2, EGC, Jakarta, 2004 8.
9.
Mada
Komputindo, Jakarta, 2005
Pelayanan
Pelaksanaan Jampersal 2012, Jakarta, 2012 4.
Gadjah
Informasi dengan SPSS 12,Alex Media
Keluarga Berencana, Jakarta, 2009 3.
Dalam
15. Santoso, S. Menguasai Statistik di Era
Pedoman
Pelaporan
Kesehatan,
Sampel
Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011
Keberlangsungan
Hidup Ibu, Bayi, dan Anak, Jakarta, 2010 2.
Besar
14. Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif
pelayanan KB pasca persalinan dan Pasca Direktorat
Dibyo,
University Press, Yogyakarta, 2006
BKKBN, Peningkatan akses dan kualitas
,
Penelitian
12. Nur Indah Susanti, M. Statistik Deskriptif &
13. Pramono
keguguran
Metodologi
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2012
implementasi pelayanan KB pasca persalinan.
1.
S.
Pendidikan
21. Winarno Budi, Kebijakan Publik Teori,
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Proses, dan Studi Kasus, CAPS, Yogyakarta,
Andi Offset, Yogyakarta, 1997
2012
Notoatmojo,
S.Pengantar
Notoatmojo, S. Kesehatan Masyarakat:Ilmu dan seni, Rineka Cipta, Jakarta, 2007
16
Vol. X Nomor 2 April 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887