Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
MANUSKRIP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM MEMENUHI KELENGKAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI IGD RUMAH SAKIT WILAYAH PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Florensius Andri¹, Rasjad Indra ², Dian Susmarini ³ ¹ Mahasiswa Program Magister Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 2,3 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ABSTRAK Kelengkapan dokumentasi keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Kelengkapan dokumentasi keperawatan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam memenuhi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 53 responden dengan teknik total sampling. Hasil analisis bivariat diperoleh ada nya pengaruh faktor sikap, imbalan, dan beban kerja terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Faktor yang tidak berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja, pelatihan, pengetahuan, kepemimpinan, dan fasilitas format. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi linier diperoleh faktor beban kerja yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Kesimpulan: faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah sikap, imbalan dan beban kerja. Faktor yang paling berpengaruh adalah beban kerja. Kata kunci: Kelengkapan, dokumentasi keperawatan di IGD, faktor-faktor yang mempengaruhi ABSTRACT Completeness of nursing documentation reflected the quality of nursing care in the hospital. Completeness of nursing documentation was influenced by individual factors, psychological factors and organizational factors. The aim of this study was analyzed the factors that influence nurses to fulfill the completeness of the nursing documentation in the emergency department of Hospital in Pontianak West Borneo region. The analytic survey with cross sectional approach was used. The samples used 53 respondents with total sampling technique. Results of bivariate analysis showed attitudes, rewards, and workload influence the completeness of nursing documentation. The factors of age, gender, education level, length of employment, training, knowledge, leadership, and facilities format showed no influence. Multivariate were analiyzed using linear regression showed workload factors that most influence the completeness of nursing documentation. Conclusions: Completeness of nursing documentation was influenced by attitude, rewards and workload. Workload was the most influenced factor Keywords: Completeness, nursing documentation in the emergency department, the factors that influence
PENDAHULUAN Keperawatan menjadi salah satu profesi
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat
terdepan bagi tenaga kesehatan dalam upaya
dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan
menjaga mutu pelayanan kesehatan. Upaya yang
pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat
dilakukan
dengan
darurat harus mengkaji klien mereka dengan cepat
mengembangkan mutu pelayanan yang profesional
dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi
sesuai tuntutan masyarakat di era globalisasi
dengan
terutama pelayanan keperawatan di area khusus
daruratharus cukup berkompeten untuk melakukan
seperti keperawatan gawat darurat.
semua aspek proses keperawatan dengan terampil di
profesi
keperawatan
49
tim
kesehatan
lain.
Perawat
gawat
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
bawah tekanan yang tinggi, dan juga harus membuat
yang terdiri dari kelengkapan pengkajian hanya
catatan
53%, diagnosa dan perencanaan keperawatan 61%,
perawatan
yang
akurat
melalui
pendokumentasian (Iyer and Nancy, 2005).
dan implementasi dan evaluasi 75%.
Dokumentasi keperawatan gawat darurat
Kelengkapan dokumentasi keperawatan
harus menyediakan catatan faktual tentang kondisi
dipengaruhi
klien, lokasi, dan pita untuk identifikasi pada awal
pendokumentasian. Menurut Gibson, et all (1996,
klien
tentang
dalam Kurniadi 2013) faktor yang mempengaruhi
pengkajian awal, waktu intervensi dilakukan,
kinerja adalah faktor individu sendiri, faktor
masalah dan prosedur yang dilakukan, respon klien
psikologis,
terhadap intervensi berikut solusinya, observasi
terhadap
perawat, komunikasi dengan tim kesehatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan di swedia
keluarga klien, edukasi pada klien, instruksi pulang
pernah dilakukan oleh Ehrenberg (2001) dengan
dan penolakan perawatan oleh klien (Newberry and
melakukan studi kualitatif mendapatkan bahwa
Criddle, 2007)
perawat
masuk,
dan
selanjutnya
Dokumentasi
data
dan
faktor
faktor
merasa
kinerja
perawat
organisasi. yang
terpaksa
dalam
Penelitian
mempengaruhi
saat
melakukan
harus
dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan oleh
akurat,
waktu yang kurang untuk melakukan dokumentasi,
ringkas, lengkap, terorganisir, kesesuaian waktu,
kurang pengetahuan, hambatan organisasi, kesulitan
dan
dalam menulis dan format dokumentasi yang tidak
memenuhi
syarat:
mudah
keperawatan
oleh
berdasarkan
dibaca.
Manfaat
fakta,
kelengkapan
dokumentasi keperawatan bagi perawat dan klien
tepat.
antara lain sebagai alat komunikasi, mekanisme
Kalimantan Barat adalah propinsi yang
pertanggung gugatan, metode pengumpulan data,
dalam pelayanan kesehatan untuk masyarakat nya
sarana pelayanan keperawatan, sarana evaluasi,
memiliki beberapa rumah sakit milik pemerintah
sarana peningkatan kerjasama antar tim kesehatan,
daerah dan swasta yang ada di Pontianak. Ada dua
sarana pendidikan lanjutan dan digunakan sebagai
rumah sakit tipe B yang menjadi pusat rujukan
audit pelayanan keperawatan (Johnson, 2011).
tertinggi dalam pelayanan kesehatan.
Penelitian Cheevakasemsook, et al. (2006) menemukan
bahwa
kelengkapan
Hasil wawancara dengan beberapa perawat
dokumentasi
IGD di salah satu rumah sakit tersebut menyatakan
keperawatan di Australia secara kuantitatif hanya
bahwa selama ini belum pernah dilakukan pelatihan
40% dan secara kualitatif 59% ,dan tingkat
tentang dokumentasi asuhan keperawatan di IGD.
keakuratan dokumentasi hanya 37%. Penelitian lain yang dilakukan Staub, et al. (2006) berupa
Bidang keperawatan dan kepala instalasi
systematic literature review terhadap 14 studi yang
telah melakukan sosialisasi tentang pentingnya
semuanya
mengisi dan melengkapi dokumentasi keperawatan
menunjukan
tingkat
akurasi
dari
dokumentasi keperawatan sangat kurang. Di
Indonesia
kualitas
akan tetapi masih ada dokumentasi yang di
dokumentasi
kembalikan oleh pihak rekam medis karena kurang
keperawatan masih rendah. Terlihat dari penelitian
lengkap. Dari hasil studi pendahuluan untuk melihat
yang dilakukan Sabila (2009) dari 300 sampel rekam
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
medik dokumentasi keperawatan 69,3% berada
diIGD terhadap 10 orang perawat menunjukan
dalam kategori tidak lengkap. Purwanti (2012)
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
kelengkapan dokumentasi keperawatan hanya 63%
masih rendah dengan nilai rata-rata kelengkapan
50
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati dokumentasi keperawatan sebesar 75,00 dengan
ISSN : 1907 - 3887 1. Laki-laki 1 Jenis Kelamin 2. Perempuan
standar deviasi 11,283.
27
50,9%
26
49,1%
2
3,8%
51
96,2%
9
17 %
44
83%
Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik 2 Tingkat 1. Ners Pendidik2. DIII an
untuk meneliti kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dari hasil pengkajian perawat di IGD yang memiliki sedikit karakteristik yang berbeda
3 Pelatihan1. Pernah 2. Tidak pernah
dengan perawat di rawat inap dalam melakukan pelayanan keperawatan. Perawat di IGD selalu berhadapan dengan korban yang berada dalam keadaan gawat darurat (emergensi, kritis) dengan
Dari tabel1 menunjukan bahwa sebagian besar
masalah aktual atau resiko yang disertai kondisi
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu, sebesar
lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
50,9% dan jenis kelamin perempuan sebesar 49,1%,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tingkat pendidikan D3 keperawatan yaitu 96,2 %
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
dan pendidikan sebanyak 3,8%, dan perawat yang
perawat dalam melengkapi dokumentasi asuhan
pernah mengikuti pelatihan hanya 9 orang (17%).
keperawatan di IGD rumah sakit wilayah Pontianak
Tabel
Kalimantan Barat
berdasarkan usia, lama kerja, pengetahuan, sikap,
2.
Distribusi
Karakteristik
responden
kepemimpinan, imbalan, fasilitas format, beban
METODE
kerja, kelengkapan dokumentasi perawat di IGD Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel
No
Variabel
yang digunakan adalah semua perawat pelaksana
Mean Media Standar Min n Deviasi Mak
95% CI
yang bertugas di IGD rumah sakit wilayah Independe nt
Pontianak Kalimantan Barat dengan jumlah sampel penelitan
53
orang.
Alat
pengumpul
data
mengggunakan kuesioner dan lembar observasi.
1 Usia
31,4 7
30.0 5,82 0 6
2347
29,8 733,0 8
2 Lama Kerja
9,08
8.00 6,29 1-23 1
7,34 10,8 1
3 Pengetahua n
85,7 9
86.6 6,79 7 8
73100
83,9 187,6 6
4 Sikap
79,6 0
80.0 7,92 0 0
6594
77,0 181,3 7
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney, Pearson dan Spearman.
Analisis
multivariat
menggunakan
regresi linear.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel
1
Distribusi
karakteristik
responden
berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pelatihan perawat di IGD Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat.
No Variabel
Klasifikasi Frekuensi
Persentasi
51
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati 5 Kepemimpi nan
63,4 9
60.0 12,5 0 29
3787
ISSN : 1907 - 3887 Analisis Bivariat
60,0 466,9 4
Tabel 3. Pengaruh jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pelatihan dengan kelengkapan dokumentasi keperawatan
6 Imbalan
70,7 2
7 Fasilitas format
71,4 2
74.0 13,0 0 11
71.0 8,47 0 5
4094
5092
67,1 374,3 0
68,3 8
73.0 14,2 0 62
2794
IGD
Rumah
Sakit
wilayah
Pontianak Kalimantan Barat. No
1
69,0 873,5
Variabel
N Mean Rank
64,4 572,3 1
0,76 8
26 26,37 Perempuan Pendidikan
3
p
Jenis Kelamin Laki-laki 27 27,61
2
8 Beban kerja
di
Pelatihan
Ners
2
DIII
51 27,04
Pernah
9
Tidak pernah
26,00
0,92 5
31,67
0,31 8
44 26,05
Dependent Tabel 3 hasil uji Mann-Whitney menunjukan bahwa 9 Kelengkapan 80,5 dokumentasi 5 keperawatan
80.0 5,19 0 5
7094
79,1 281,9 8
rata-rata perawat perempuan dalam melengkapi dokumentasi keperawatan adalah 26,37 dan perawat laki-laki adalah 27,61. Tidak ada pengaruh jenis
Dari tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata usia
kelamin
terhadap
kelengkapan
dokumentasi
perawat 31.47 Tahun. Usia termuda 23 tahun dan
keperawatan (0,768) dengan nilai p> 0,05. Rata-rata perawat DIII adalah 27,04. Tidak
tertua 47 tahun. Rata-rata masa kerja perawat adalah 9.08 tahun, dengan lama kerja tersingkat 1 tahun dan
ada
terlama 23 tahun. Rata-rata tingkat pengetahuan
kelengkapan dokumentasi keperawatan (0,925)
responden
dengan nilai p> 0,05.
keperawatan
terhadap sebesar
dokumentasi 85,79,
dengan
asuhan
pengaruh
tingkap
Rata-rata
tingkat
pendidikan
perawat
pelatihan
yang
pernah
pengetahuan terendah 73 dan tingkat pengetahuan
mendapatkan
tertinggi 100. Rata-rata sikap responden terhadap
dokumentasi keperawatan adalah 31,67 Tidak ada
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
pengaruh
sebesar 79,60. Nilai terendah 65 dan nilai sikap
dokumentasi keperawatan (0,318) dengan nilai p>
tertinggi adalah 94. Rata-rata skor perawat terhadap
0,05.
kepemimpinan sebesar 63,49 dengan standar deviasi
Tabel 4 Pengaruh umur, lama kerja, pengetahuan,
12,529. Rata-rata skor perawat terhadap imbalan
,sikap, kepemimpinan, dan fasilitas format dengan
sebesar 70,72 dengan standar deviasi 13,011. Rata-
kelengkapan dokumentasi keperawatan di IGD
rata skor perawat terhadap fasilitas format sebesar
Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat.
pelatihan
dalam
terhadap
terhadap
melengkapi
kelengkapan
71,42 dengan standar deviasi 8,475, dan rata-rata
No
Variabel
N
rs
p
skor perawat terhadap beban kerja sebesar 68,38
1
Umur
53
0,253
0,067
2
Masa kerja
53
0,227
0,102
dengan standar deviasi 14,26. Rata-rata kelengkapan dokumentasi keperawatan sebesar 80,55. Dengan nilai terendah 70 dan tertinggi 94.
52
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati 3
Pengetahuan
53
0,123
0,381
4
Sikap
53
0,313
0,023
5
Kepemimpinan
53
0,078
0,581
6
Fasilitas Format
53
-0,216
0,120
ISSN : 1907 - 3887 Square adalah (0,119). Rumus persamaan untuk memprediksi variabel terikat adalah: Y = Konstanta + a1x1 + a2x2 +….+aixi Sehingga persamaan yang diperoleh: Kelengkapan
Tabel 4 hasil uji Spearman menunjukan bahwa tidak
dokumentasi
=
86.749-
1.281(Beban kerja).
ada pengaruh umur (p = 0,067), masa kerja (p = 0,102), pengetahuan (p = 0,381), kepemimpinan (p
Faktor
= 0,581), dan fasilitas format (p = 0,120) terhadap
kelengkapan dokumentasi keperawatan beban kerja
kelengkapan dokumentasi keperawatan. Terdapat
denga nilai p = 0,007.
yang
paling
berpengaruh
terhadap
pengaruh sikap terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan (p = 0,023).
PEMBAHASAN
Tabel 5 Pengaruh imbalan dan beban kerja terhadap
Kelengkapan dokumentasi keperawatan
kelengkapan dokumentasi keperawatan di IGD
Hasil
Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat. No
Variabel
N
r
1
Imbalan
53
2
Beban Kerja
53
penelitian
dalam
menilai
kelengkapan dokumentasi keperawatan didapatkan
p
nilai rata-rata 80.55. Dengan nilai terkecil adalah 70
0,295
0,032
dan terbesar adalah 94. Dari hasil tersebut
-0,369
0,007
kelengkapan dokumentasi keperawatan berada pada rentang nilai yang baik. Kualitas dokumentasi keperawatan akan Dari tabel 5. Hasil uji Pearson menunjukan Imbalan
mencerminkan mutu dari pelayanan keperawatan.
(p = 0,032) dan beban kerja (p = 0,007) berpengaruh
Hal ini didukung oleh teori Nursalam (2011) yang
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
menyatakan bahwa data yang terkumpul harus
Analisis Multivariat
lengkap agar dapat membantu perawat dalam
Tabel 6 Analisis Multivariat regresi linear Langkah Variabel
Koefisie n korelasi
p
0,036
0,85 7
mengatasi masalah klien yang kemudian akan
Adjusted R Square
membantu
meningkatkan
mutu
pelayanan
keperawatan. Perawat yang bertugas di ruangan instalasi
Langkah Imbalan 1 Beban kerja
gawat darurat dalam melengkapi dokumentasi
-0,341
keperawatan akan di pengaruhi oleh berbagai faktor. 0,09 6
Faktor yang mempengaruhi tersebut dapat berupa
0,119
faktor individu perawat sendiri yang terdiri dari usia, Langkah Beban kerja 2
-0,369
0,00 7
jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja, pelatihan tentang dokumentasi keperawatan yang pernah dilakukan, dan pengetahuan. Faktor lain
Dari tabel 6. Hasil uji regresi linear menunjukan
yang dapat mempengaruhi adalah faktor psikologis
bahwa Kekuatan hubungan sikap (0,036) dan beban
yang berupa sikap perawat dalam melakukan
kerja (-0,341) terhadap kelengkapan dokumentasi.
dokumentasi. Faktor organisasi ini dapat berupa
Dengan nilai persamaan yang diperoleh Adjusted R
kepemimpinan, imbalan yang di berikan, fasilitas
53
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
format yang tersedia dan beban kerja yang di desain
laki dalam melengkapi dokumentasi keperawatan
oleh organisasi.
adalah 27,61 dan perempuan adalah 26,37. Akan
Pengaruh
usia
terhadap
tetapi tidak didapatkan pengaruh yang bermakna
kelengkapan
antara
dokumentasi keperawatan Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman
terhadap
terhadap
kelengkapan
Hasil
penelitian
ini
berbeda
dengan
dokumentasi
penelitian Hutabarat (2012) yang mengatakan ada
keperawatan. Siagian (2008) yang mengatakan
hubungan yang signifikan antara karakteristik
bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka
individu dengan kinerja pendokumentasian asuhan
akan meningkat pula kedewasaan tehnis maupun
keperawatan. Asumsi peneliti perbedaan dari hasil
psikologis, serta menunjukan kematangan jiwa,
penelitian terkait pengaruh jenis kelamin terhadap
kemampuan
berpikir
kelengkapan dokumentasi keperawatan ini di
mengendalikan emosi dan toleransi
karenakan setiap peneliti menggunakan cara uji
rasional,
kelengkapan
kelamin
dokumentasi keperawatan (p = 0,768).
di peroleh nilai p = 0,067 artinya tidak ada pengaruh umur
jenis
mengambil
keputusan,
terhadap padangan orang lain.
statistik, jumlah sampel dan prosedur yang berbeda-
Asumsi peneliti untuk menjawab hasil
beda. Terlepas dari itu semua perawat laki-laki dan
penelitian yang tidak menemukan adanya pengaruh
perawat perempuan memiliki profesionalitas yang
usia
dokumentasi
sama dalam bekerja sesuai kode etik profesi untuk
keperawatan adalah usia responden perawat berada
memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu.
pada tingkat kematangan dalam melakukan suatu
Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin
pekerjaan, jadi rata-rata responden telah melengkapi
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan,
dokumentasi keperawatan dengan baik
bisa juga disebabkan oleh tingkat kemampuan
terhadap
Pengaruh
kelengkapan
tingkat
pendidikan
responden perawat laki-laki dan perempuan dalam
terhadap
melengkapi dokumentasi keperawatan tidak jauh
kelengkapan dokumentasi keperawatan Hasil analisa bivariat menggunakan uji
berbeda. Ini dapat dilihat dari data hasil penelitian
Mann whitney di peroleh nilai p = 0,925 artinya
selisih rata-rata kemampuan perawat laki-laki dan
tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap
perempuan adalah 1,24. Banyak yang berpendapat
kelengkapan dokumentasi keperawatan.
perempuan lebih teliti dan tekun dalam melakukan
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian
pekerjaan, akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan
yang mendapatkan tidak ada pengaruh tingkat
hasil penelitian ini.
pendidikan terhadap kelengkapan dokumentasi
Pengaruh masa kerja terhadap kelengkapan
keperawatan hal ini mungkin disebabkan oleh
dokumentasi keperawatan
responden
dan
Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman
dokumentasi
di peroleh nilai p = 0,102 artinya tidak ada pengaruh
keperawatan, pengetahuan dan kemampuan ini
masa kerja terhadap kelengkapan dokumentasi
diperoleh dari bangku kuliah yang tetap di
keperawatan.
kemampuan
telah
memiliki
dalam
pengetahuan
melengkapi
aplikasikan dengan baik di tatanan klinis.
Kreitner dan Kinichi (2004) semakin lama
Pengaruh jenis kelamin terhadap kelengkapan
kerja,
dokumentasi keperawatan
meningkat hal ini akan memudahkan mendapatkan
Hasil analisa bivariat menggunakan uji
keterampilan
dan
pengetahuan
akan
kepercayaan atau wewenang, sehingga mereka akan
Mann whitney di peroleh nilai rata-rata perawat laki-
54
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
merasa puas dan memiliki komitmen yang tinggi
Asumsi peneliti dengan tidak adanya
dalam pekerjaan.
pengaruh pelatihan karena telah terjadi Sharing ilmu
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian
antara perawat yang pernah pelatihan dengan
yang tidak mendapatkan pengaruh masa kerja
perawat yang belum pelatihan tentang dokumentasi
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan
keperawatan.
adalah responden yang di teliti tidak memanfaatkan
Pengaruh pengetahuan terhadap kelengkapan
pengalaman nya yang diperoleh selama ini dalam
dokumentasi keperawatan
bekerja, hal ini mungkin bisa disebabkan oleh kejenuhan
dalam
bekerja,
responden
Dari
hasil
analisa
bivariat
dengan
merasa
mengunakan uji Spearman didapatkan nilai p =
pekerjaan sebagai rutinitas yang membosankan.
0,381, yang berarti tidak ada pengaruh antara tingkat
Idealnya perawat yang memiliki masa kerja yang
pengetahuan terhadap kelengkapan dokumentasi
lama akan optimal dalam bekerja karena di dukung
keperawatan.
oleh pengalaman yang selama ini diperoleh dalam
Proses pengetahuan pada manusia adalah
bekerja.
ketika
Pengaruh
pelatihan
terhadap
diteruskan
kelengkapan
Dari hasil analisis uji Mann-Whitney
lanjut
dengan
akan
memikirkan,
kemudian merefleksikan (Locke (2004).
didapatkan nilai p = 0,318 artinya tidak ada pelatihan
lebih
informasi-informasi
mengolah, mempertanyakan, mengolongan dan
dokumentasi keperawatan
pengaruh
mendapatkan
kelengkapan
panjang, bisa terjadi kemungkinan seseorang yang
dokumentasi keperawatan. Hal ini bertentangan
memiliki pengetahuan tetapi tidak mengaplikasikan
dengan teori dari Notoatmodjo (2009) yang
nya dengan baik, atau tidak mempertahankan
mengatakan bahwa pelatihan merupakan upaya
pengetahuan itu dengan mengali lebih dalam
yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
pengetahuan
atau keterampilan.
keperawatan. Asumsi peneliti mengenai tidak ada
Menurut
terhadap
Pengetahuan itu merupakan proses yang
Samsudin
(2006)
pelatihan
pengaruh
tentang
tingkat
pendokumentasian
pengetahuan
terhadap
berkontribusi terhadap peningkatan pengetahuan
kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah
dan
melaksanakan
karena rata-rata responden sudah berada pada
diharapkan
tingkat pengetahuan yang baik (85,79) sehingga
memberikan pelatihan kepada perawat agar kinerja
distribusi nilai hampir sama pada masing-masing
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan lebih
responden.
baik dan berkualitas.
Pengaruh
keterampilan
pekerjaannya.
dalam
Pihak
Pelatihan
manajemen
harus
dilakukan
secara
Sikap
terhadap
kelengkapan
dokumentasi keperawatan
berkesinambungan agar diperoleh perkembangan
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Spearman di
pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dan
peroleh nilai p = 0,023 (p< 0,05) artinya ada
mengatasi kejenuhan kerja perawat. Perubahan-
pengaruh yang bermakna antara sikap terhadap
perubahan yang terjadi diluar organisasi perlu
kelengkapan dokumentasi keperawatan. Dapat
segera di antisipasi oleh pihak organisasi dengan
peneliti asumsikan bahwa semakin baik sikap maka
pengembangan
kelengkapan
sumber
daya
manusia
secara
dokumentasi
keperawatan
akan
berkelanjutan agar tercapai perkembangan ilmu
semakin baik juga. Menurut Nursalam (2011)
pengetahuan.
perilaku merupakan hasil dari adanya perubahan
55
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
setelah proses belajar, yaitu proses perubahan sikap
(2009) tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin
yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih
pelaksanaan
percaya diri karena memiliki keterampila yang
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti
semakin bertambah sehinggan akan di ikuti oleh
lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah
perubahan sikap.
ditetapkan
Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya
memuaskan.
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam
Tindak lebih lanjut yang dilakukan pemimpin
kehidupan sehari-hari merupakan kesiapan atau
adalah
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
membandingkan
pelaksana motif-motif tertentu. Artinya dengan
penampilan kerja yang di inginkan dan mengambil
sikap
kegiatan perbaikan apabila ada kekurangan. Proses
yang
baik
dalam
pendokumentasian
keperawatan
akan
memberi
menghasilkan
suatu
reaksi
stimulus untuk
berbagai
organisasi
melakukan hasil
kegiatan
dapat
yang
dicapai
kontrol
telah
dengan
dengan
kerja
dengan
cara standar
yang
kontrol diharapkan dapat meningkatkan feed back
melakukan
yang hasil akhirnya menjaga kelangsungan hidup
tindakan dalam upaya melengkapi dokumentasi
organisasi.
keperawatan.
Kemampuan pemimpin yang baik dan
Asumsi peneliti, perawat telah bersikap dengan baik
efektif akan mempengaruhi kinerja perawat dalam
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
melakukan
Responden perawat mungkin telah sadar akan
Seorang pemimpin harus mempunyai kreatifitas dan
manfaat
pelayanan
pengembangan ilmu yang terus menerus, hal ini
keperawatan yang bermutu. Komunikasi yang baik
bertujuan agar dapat mengelola tenaga keperawatan
akan
apabila
yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar
dokumentasi yang dikerjakan baik. perkembangan
di rumah sakit, pentingnya pengelolaan perawat ini
kesehatan pasien akan mudah di evaluasi.
karena kinerja perawat bisa mencerminkan kualitas
Pengaruh kepemimpinan terhadap kelengkapan
pelayanan kesehatan yang di berikan rumah sakit.
dokumentasi keperawatan
Kepemimpinan yang efektif termasuk kegiatan
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Spearman di
membicarakan,
peroleh nilai p = 0,581 (p> 0,05) artinya tidak ada
sehingga
pengaruh yang bermakna antara kepemimpinan
bekerjasama
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Kepemimpinan melibatkan adanya transaksi sosial
Hasil ini bertolak belakang dengan pendapat Huber
antara pemimpin dan staf untuk bekerja sama.
(2006) seorang pemimpin memiliki kemampuan
Seseorang pemimpin dalam melaksanakan tugas
mempengaruhi orang lain dengan cara menetapkan
pokoknya juga dipengaruhi sikap dan karakter
tujuan, memberi pengarahan dan motivasi, sehingga
bawahan, karakter organisasi dan lingkungan
secara
sekitarnya.
dokumentasi
terjalin
antara
operasional
terhadap
tim
kesehatan
tujuan
tercapai
dan
pendokumentasian
ada
menunjukan
keperawatan.
dan
perubahan
perilaku
dalam
mencapai
tujuan.
seorang pemimpin harus melakukan fungsi kontrol
beberapa teori kemungkinan disebabkan oleh
dan supervisi.
adanya kesadaran dari perawat untuk bekerja secara
Kemampuan pemimpin dalam melakukan supervisi
profesional dalam memberikan pelayanan kepada
akan
pasien dan telah tercipta iklim kerja yang baik serta
dari
tujuan
organisasi dengan baik. Menurut Suarli & Bahtiar
penelitian
mau
Terdapat
keberlangsungan
hasil
dan
meningkatkan keberadaan organisasi. Dalam hal ini
menjamin
perbedaan
memotivasi
lingkungan kerja yang mendukung.
56
dengan
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati Pengaruh
imbalan
terhadap
ISSN : 1907 - 3887 otonomi dan karier). Imbalan berupa gaji dapat juga
kelengkapan
dokumentasi keperawatan
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang perawat.
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Pearson di
Asumsi peneliti perawat belum mendapat imbalan
peroleh nilai p = 0,032 (p< 0,05) artinya ada
non finansial, seperti pemberian penghargaan
pengaruh yang bermakna antara imbalan terhadap
kepada perawat yang melakukan dokumentasi
kelengkapan dokumentasi keperawatan. Samsudin
keperawatan dengan baik, pemberian pujian tertulis
(2005) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan
atau pemberian piagam tidak pernah dilakukan, serta
pemberian
promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
kompensasi
produktivitas,
yang
adalah
dapat
meningkatkan
berdampak
pada
yang lebih tinggi. Pemberian imbalan ini sangat
peningkatan kinerja perawat.
perlu dilakukan untuk memotivasi perawat untuk
Menurut Notoatmojo (2009) memberikan reward
bekerja dengan baik, mereka akan merasa di hargai
(penghargaan) oleh atasan kepada bawahan dapat
sehingga dalam melakukan suatu pekerjaan akan
dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi
merasa menyenangkan.
kerja. Dapat peneliti asumsikan bahwa penghargaan
Pengaruh Fasilitas format terhadap kelengkapan
tidak hanya berupa gaji tetapi juga dapat berupa
dokumentasi keperawatan
pujian tertulis maupun lisan.
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji
Imbalan yang diberikan akan memotivasi individu
Spearman di peroleh nilai p = 0,120 (p< 0,05)
untuk
yang
artinya tidak ada pengaruh yang bermakna antara
mendapatkan imbalan sesuai dengan peran dan
ketersedian fasilitas format terhadap kelengkapan
tugas pokok yang mereka lakukan akan termotivasi
dokumentasi keperawatan.
bekerja
dengan
baik.
perawat
untuk melakukan asuhan keperawatan dengan lebih
Kualitas dokumentasi keperawatan dapat
baik. selain imbalan berupa gaji perawat juga perlu
dilihat
dari kelengkapan dokumentasi,
untuk
imbalan berupa pujian terhadap apa yang telah
menjaga kualitas pelayanan ini diperlukan dukungan
dikerjakan dan promosi jabatan. Selain itu perlu ada
dari sarana dan prasarana yang baik dari pihak
nya pengaturan imbalan yang diberikan pada setiap
rumah sakit.
perawat secara proposional dan rasional, karena
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
akan berdampak timbulnya suatu kecemburuan dari
yang berkualitas tidak hanya diperlukan sumber
perawat lain.
daya manusia yang cukup dan memiliki kemampuan
Pemberian imbalan sesuai dengan tugas, fungsi dan
yang baik tetapi diperlukan juga sumber daya yang
tanggung jawab yang tepat akan menciptakan iklim
berwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas atau
kerja yang kondusif. Dengan adanya pengaruh
sarana dan prasarana yang memadai.
imbalan
Pengaruh Beban kerja terhadap kelengkapan
terhadap
kelengkapan
dokumentasi
keperawatan diharapkan manajemen rumah sakit
dokumentasi keperawatan
akan lebih memperhatikan perawat dalam hal
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji
pemberian imbalan. Hal ini disebabkan oleh imbalan
Pearson di peroleh nilai p = 0,007 (p< 0,05) artinya
berhubungan erat dengan prestasi kerja dan
ada pengaruh yang bermakna antara beban kerja
mempengaruhi motivasi kerja seseorang perawat.
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Imbalan dapat berupa material maupun non material
Menurut Carayon dan Gurses (2005) apabila beban
serta dapat bersifat ekstrensik (uang, status, promosi
kerja terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi
dan penghargaan) dan bersifat intrinsik (prestasi,
yang buruk antara perawat dan klien, kegagalan
57
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
kolaborasi perawat dan dokter, tingginya drop out
Variabel yang di masukan kedalam analisis
perawat/ turn over, dan rasa ketidakpuasan kerja
multivariat adalah variabel yang memiliki nilai p <
perawat.
0,25 (Variabel sikap dan beban kerja). Marquis
and
Huston
yang
Diperoleh hasil faktor yang paling berpengaruh
menyatakan bahwa beban kerja perawat adalah
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan
keseluruhan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
adalah beban kerja dengan nilai p = 0,007, dengan
oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit
kekuatan hubungan -0,369, dan diperoleh nilai
pelayanan keperawatan. Kegiatan atau aktivitas
persamaan sebesar 11,9 % (persamaan yang
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tidak efisien
diperoleh
nya tindakan asuhan keperawatan. Salah satu
dokumentasi keperawatan sebesar 11,9%).
tindakan
Beban kerja merupakan cerminan dari tindakan
keperawatan
(2010)
adalah
melakukan
dokumentasi keperawatan.
mampu
keperawatan
Beban kerja perawat yang bertugas di
yang
menjelaskan
mampu
kelengkapan
dilakukan
secara
kuantitatif maupun kualitatif oleh seorang perawat
ruangan gawat darurat pada umumnya dipengaruhi
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
oleh jumlah pasien, pasien sering datang bersamaan sehingga terkadang perawat kewalahan dalam
KESIMPULAN
menangani pasien, selain itu kondisi pasien yang ada
Faktor sikap, imbalan, dan beban kerja berpengaruh
di ruangan gawat darurat tidak dapat di prediksi
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Faktor
Pendapat peneliti beban kerja dari perawat
yang
paling
berpengaruh
terhadap
IGD adalah ketika menanggani pasien dalam
kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah
kondisi jelek yang datang bersamaan, misalnya
beban kerja
terjadi
kecelakaan
kendaraan
masal,
dengan
tuntutan keluarga yang beragam dan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
yang berubah-ubah. Maka kinerja perawat dalam
Ali, Z. H. 2010. Dasar-Dasar Dokumentasi
melengkapi
Keperawatan. Jakarta. EGC.
dokumentasi
keperawatan
bisa
terpengaruh.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu
Beban kerja yang terlalu tinggi karena tidak
Pendekatan Praktis. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya
sebanding dengan rasio tenaga perawat dengan
Asmaranti, Rizki. 2012. Hubungan Faktor-Faktor
pasien, pekerjaan yang seharusnya bukan tanggung
Yang
jawab perawat tetapi dikerjakan perawat, pekerjaan
Terhadap Pendokumentasian keperawatan Di RSUP
yang tidak sesuai dengan kemampuan perawat, dan
Persahabatan. Abstrak. Tesis UI.
bekerja dalam tekanan. Hal ini akan mempengaruhi
Barker, L. M., and Nussbaum, M.A. 2010. Fatigue,
kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan
Performance and the Work Environment: A Survey
keperawatan. Perawat akan cenderung tergesa-gesa
of Registered Nurses. Jurnal of Advance Nursing.
dalam proses pendokumentasian, dan juga bisa lupa
Blackwell Publishing.
dalam mendokumentasi yang akhirnya kelengkapan
Carayon and Gurses. 2005. Workload. Research
dokumentasi
Activity.com.
tidak
terpenuhi
atau
kualitas
Mempengaruhi
Pengetahuan
Perawat
dokumentasi yang kurang baik.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donelly, J.H. 1996.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap
Organisasi,
kelengkapan dokumentasi keperawatan
Kedelapan. Jakarta. Binarupa Aksara.
58
Perilku,
Struktur
Proses.
Edisi
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
Hubber, D. 2006. Leadership Nursing Care
Rawat Inap Dewasa Nn Kebidanan di Rumah Sakit
Management,
Haji Jakarta. Tesis FKM UI.
Philadelphia.
WB.
Saunders
Company.
Riyanto,
Iyer, P., and Nancy, C. 2005. Dokumentasi
Penelitian Kesehatan: Dilengkapi Contoh Kuesioner
Keperawatan.
Dan Laporan Penelitian. Yogyakarta. Nuha Medika.
Suatu
Pendekatan
proses
Agus.
2011.
Aplikasi
Metodologi
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. ECG.
Sabila. 2009. Evaluasi Kelengkapan Pengisian
Johnson, Beatrice. 2011. Nursing Documentation as
Format Pengkajian Keperawatan Narasi Dan Format
A Communication Tool. Faculty of Health Sciences
Pengkajian Keperawatan Checklist Terintegrasi Di
Department of Clinical Medicine.
RSUD Sleman Yogyakarta. Skripsi .UGM.
Kreitner
dan
Kinichi.
2004.
Organizational
Samsudin.
2006.
Manajemen
Sumber
Daya
Behavior. Fifth Edition. Mc Graw Hill. New York.
Manusia. Cetakan Pertama. Penerbit CV Pustaka
Kurniadi, A. 2013. Manajemen Keperawatan dan
Setia. Bandung
Prospektifnya: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi 1.
Santjaka, Aris. 2015. Aplikasi SPSS. Untuk Analisis
Jakarta. Badan Penerbit FKUI.
Data Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. Nuha
Locke, J.C.F. 2004. Leadership Behavior. Effect on
Medika.
job satisfaction, productivity and organization
Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya
commitment, Journal of nursing management.
Manusia. Penerbit bumi Aksara. Jakarta.
Mangkunegara. 2012. Evaluasi kinerja SDM.
Sopiyudin,
Bandung. PT Refika Aditama.
Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Marquis, B. L., & Huston. 2010. Kepemimpinan dan
Multivariat,
Manajemen Keperawatan: Teori & Aplikasi. Edisi
Menggunakan SPSS. Edisi 5. Jakarta. Salemba
4. Jakarta. EGC.
Medika.
Mrayyan, M.T and Al-Faouri, Ibrahim. 2008. Career
Suarli and bahtiar. 2009. Manajemen Keperawatan
Comitment and Job Performance. Of Jordania
Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta. Penerbit
Nurses. Nursing forum. Vol 43 no 1.
Erlangga.
Newberry, L., and Criddle, L. 2007. Sheehy’s
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Manual of Emergency Care. Sixth Editio. Elsevier
Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Mosby.
Swansburg. 1999. Introductory Management and
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2009.
Pengembangan
Soekidjo.
2012.
2013.
Dilengkapi
Statistik
Aplikasi
untuk
Dengan
Leadership For Clinical Nurses: an Interactive text. 2nd ed. Canada. Jones and Bartlett Publisher.
Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta Notoatmodjo,
Dahlan.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: Medica Salemba Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis. Edisi 3. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Purwanti. 2012. Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan dan Karakteristiknya Pada Pasien
59
Vol X Nomor 4 Oktober 2015 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887