VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1.
Faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi permintaan dipengaruhi secara negatif oleh pangsa investasi dan pangsa ekspor produk industri serta dipengaruhi secara positif oleh pangsa impor produk-produk non-migas. Sementara itu, dari sisi penawaran deindustrialisasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat teknologi yang dimiliki oleh sektor industri dan dipengaruhi secara negatif oleh upah riil tenaga kerja sektor industri dan harga riil bahan bakar minyak.
2.
Reindustrialisasi secara umum mengakibatkan peningkatan output di seluruh cabang industri non-migas. Pertumbuhan output cabang industri berbasis pertanian (agroindustri) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan cabangcabang industri lainnya.
Reindustrialisasi secara umum mengakibatkan
dampak yang berbeda dalam penyerapan tenaga kerja pada beberapa cabang industri non-migas. Penyerapan tenaga kerja pada cabang-cabang industri pertumbuhan outputnya meningkat dan cabang-cabang industru yang padat karya umumnya relatif tinggi. Di sisi lain, cabang-cabang industri non-migas yang padat teknologi umumnya mengalami penurunan dalam penyerapan tenaga kerjanya. Reindustrialisasi mengakibatkan pendapatan riil rumah tangga mengalami peningkatan untuk semua golongan rumah tangga.
Simulasi
dengan subsidi harga bahan bakar minyak mampu meningkatkan pendapatan
364 riil rumah tangga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan keempat simulasi lainnya. 3.
Peningkatan investasi dan ekspor pada kelompok industri berbasis agro, kelompok industri basis manufaktur dan kelompok industri alat angkut berdampak terhadap peningkatan PDB. Peningkatan investasi dan ekspor kelompok industri prioritas tersebut mampu meningkatkan pangsa output sektor industri non-migas dalam perekonomian nasional. Pengembangan kelompok industri basis manufaktur mampu meningkatkan PDB dan pendapatan rumah tangga lebih besar dibandingkan dengan kelompok industri agro dan kelompok industri alat angkut.
4.
Reindustrialisasi memberikan dampak peningkatan output untuk seluruh sektor dan skala usaha. Reindustrialisai melalui peningkatan investasi sektor industri mampu meningkatkan output industri kecil dan menengah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan industri besar. Sementara itu, reindustrialisasi melalui peningkatan ekspor, penurunan impor, peningkatan produktivitas, dan subsidi harga energi belum mampu meningkatkan output sektor industri kecil menengah tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan industri besar.
5.
Reindustrialisasi mampu mendorong pertumbuhan output sektor industri nonmigas lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional sehingga mengakibatkan
pangsa
output
sektor
industri
non-migas
mengalami
peningkatan yang menandakan bahwa reindustrialisasi dapat mendorong pertumbuhan dan peningkatan pangsa output sektor industri non-migas. 6.
Strategi reindustrialisasi melalui peningkatan pertumbuhan dan pangsa nilai tambah sektor industri non-migas dilakukan dengan meningkatkan investasi baik dalam bentuk penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal
365 asing; mendorong ekspor produk-produk industri non-migas; mengurangi impor produk-produk industri non-migas; subsidi harga BBM bagi pengembangan sektor industri non-migas; dan peningkatan produktivitas sektor industri non-migas.
8.2. Implikasi Kebijakan Implikasi kebijakan terkait dengan hasil penelitian ini diuraikan pada bagian berikut ini. 1. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan investasi sektor industri nonmigas memberikan dampak yang besar terhadap output secara nasional dan meningkatkan pangsa output sektor industri, maka implikasinya diperlukan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) melalui perbaikan iklim investasi, perbaikan infrastruktur, dan pemberian insentif untuk menarik investasi tersebut. 2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan ekspor mampu memberikan
dampak yang besar terhadap output secara nasional dan meningkatkan pangsa output sektor industri non-migas, maka implikasinya perlu meningkatan ekspor komoditas industri non-migas melalui peningkatkan efisiensi, produktivitas, kapasitas produksi dan inovasi di sektor industri untuk menunjang peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar dunia maupun di pasar domestik dalam menghadapi persaingan dari produk-produk impor. Selain itu, peningkatan ekspor produk-produk industri non-migas dilakukan dengan serangkaian upaya promosi di negara-negara tujuan ekspor utama yang sudah ada dan diversifikasi promosi pada negara-negara yang mempunyai potensi yang cukup tinggi.
366 3. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penurunan impor produk industri non-migas memberikan dampak yang besar terhadap output secara nasional dan meningkatkan pangsa output sektor industri non-migas, maka implikasinya pemerintah perlu terus mendorong masyarakat agar lebih banyak menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor. Pengurangan laju impor juga dilakukan melalui serangkaian upaya-upaya non tarif lainnya seperti pemenuhan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk-produk impor. Upaya lain yang dilakukan adalah mendorong tumbuhnya industri-industri penghasil bahan baku penolong dan barang modal. 4. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas sektor industri non-migas memberikan dampak yang besar terhadap output secara nasional dan meningkatkan pangsa output sektor industri non-migas, maka implikasinya diperlukan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan produkvitas, baik peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan keahlian dan keterampilan maupun peningkatan efisiensi penggunaan berbagai material dan peralatan modal.
Peningkatan kegiatan riset dan pengembangan serta
pengembangan teknologi juga sangat diperlukan. Selain itu, sistem perpajakan yang kondusif
terhadap kegiatan penelitian, pengembangan dan adopsi
teknologi perlu diaplikasikan berbagai industri yang menjadi prioritas pengembangan industri nasional. Tanpa peningkatan produkvitas tenaga kerja, efisiensi pengunaan input material dan peralatan modal, penciptaan iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha-usaha pengembangan dan adaptasi teknologi akan sangat sulit mengharapkan terjadinya peningkatan produktivitas industri non-migas nasional di masa yang akan datang.
367 5. Hasil simulasi menunjukkan bahwa subsidi harga bahan bakar minyak menimbulkan dampak positif terhadap ekonomi makro dan kinerja sektor industri. Namun demikian, pemberian subsidi harga bahan bakar minyak memberikan beban yang cukup besar terhadap anggaran negara. Oleh karena itu, pencabutan subsidi harga bahan bakar minyak harus dilakukan secara hatihati pada tingkat persentase yang relatif rendah dan dilakukan secara bertahap. 6. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengembangan kelompok industri basis manufaktur mampu meningkatkan PDB lebih besar dibandingkan dengan kelompok industri agro dan kelompok industri alat angkut, maka implikasinya adalah perlunya penguatan pada kelompok industri basis manufaktur sehingga diharapkan mampu mendorong semakin kuat, lengkap, dan dalamnya struktur industri non-migas nasional. Penguatan kelompok industri basis manufaktur dilakukan dengan peningkatan investasi dan ekspor pada cabang-cabang industri basis manufaktur tersebut. 8.3. Saran Penelitian Lanjutan Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lanjutan adalah sebagai berikut : 1. Mengingat model yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan top-down, maka perlu dilakukan pengembangan model dengan menggunakan pendekatan bottom-up untuk melihat dampak reindustrialisasi terhadap output pada masing-masing cabang industri non-migas dengan menggunakan basis data tabel input output dan SNSE yang sudah memperlihatkan interaksi antarsektor dan antar-skala industri. 2. Mengingat model yang dikembangkan dalam penelitian ini hanya bersifat comparative static, maka perlu dilakukan pengembangan model dengan
368 memasukkan unsur waktu menjadi suatu model recursive dynamic sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan proyeksi di masa yang akan datang dan perlu melakukan validasi terhadap model recursive dynamic yang nantinya akan dikembangkan.