UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY Oleh: Kevin Yoga Permana Sub: Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap “Tanpa tindakan konservasi dan pengelolaan, sektor perikanan akan habis dengan cepat dan komponen dasar ketahanan pangan dunia akan hilang.” -(Sigmar Gabriel, Menteri Lingkungan Hidup Jerman 2005-2009)
Indonesia, Minapolitan, dan Blue Economy Memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 6 juta km2 lebih luas lautnya, tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Ir. Soekarno pernah berkata bahwa Nusantara bukanlah pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan melainkan laut yang diatasnya ditaburi pulau-pulau. Hal tersebut mengindikasikan bahwa negara Indonesia bersandar pada lautannya dan rumah bagi sumber daya perikanan serta terumbu karang. Blue Economy, hakikatnya merupakan sistem perekonomian yang berbasis maritim atau perairan. Blue Economy atau Ekonomi Biru sendiri bertujuan untuk menggenjot peran sektor perikanan dan kelautan demi memperkuat
ketahanan
pangan
berkelanjutan
secara
nasional.1
Paradigma bisnis Ekonomi Biru ini menawarkan konsep alternatif kebijakan dalam mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana salah satunya adalah aktivitas ekonomi yang mengedepankan kelestarian
lingkungan,
menggerakkan
perekonomian
yang
rendah karbon (low carbon economy) dengan meninggalkan praktik ekonomi
yang
mementingkan
keuntungan
jangka
pendek,
yang
mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan dengan tidak bertanggungjawab.2 1
Blue Economy Suplai Ketahanan Pangan. http://kkp.go.id/index.php/arsip/c/9380/BlueEconomy-Suplai-Ketahanan-Pangan/?category_id=58. Diakses pada Sabtu, 20 September 2014. 2 Tang, Min. 2001. Blueprint to Boost Blue Economy. New York: China Daily.
1
Beberapa gerakan sinergi oleh pemerintah dan penggiat lingkungan telah dilakukan, diantaranya Marine and Fisheries Investment Forum (MFIF) yang diadakan pada tanggal 19 hingga 20 Juni 2013 dan Indian Oceans and Pacific Conference pada 18 hingga 21 Juni 2013 di Bali.3 Kedua kegiatan tersebut diadakan untuk membahas dan mengritisi urgensi ketahanan kelautan serta optimalisasi perekonomian berbasis maritim. Ternyata ditemukan fakta-fakta yang cukup mengerikan untuk masa depan bahari dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya. Diantaranya adalah praktik overfishing hingga 85 persen dari perikanan laut dunia, polusi massal, hilangnya habitat alami, kerawanan pangan disebabkan oleh perubahan cuaca yang ekstrim mempengaruhi laut. Indonesia, selain negara kepulauan juga negara maritim, maka tingkat keefektifan penerapan sistem Blue Economy seharusnya tinggi. Peran kelautan penting untuk ketahanan pangan saat ini. Dengan semakin menyempitnya lahan di darat, jelasnya, maka tidak ada pilihan lain karena masa depan tergantung seberapa jauh sebuah negara mampu menggali potensi laut untuk ketahanan pangannya, baik menjaga kelestarian laut, mengurangi pencemaran serta menjaga ekosistem dan habitat. Konsen bahasan Blue Economy di samping ketahanan pangan yaitu meliputi sektor transportasi laut, pelabuhan, industri pembuatan garam, pariwisata laut terkait kebudayaannya dan pembangunan kapal. Minapolitan merupakan konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis kelautan dan perikanan. Program ini merupakan upaya untuk merevitalisasi sentra produksi perikanan dan kelautan dengan fokus pada peningkatan produksi dan pendapatan rakyat. Minapolitan merupakan sebuah model dari Revolusi Biru yang digalakkan. Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Republik
Indonesia
dengan
mengubah
mindset
pembangunan yang berorientasi darat ke berorientasi maritim.
3
http://acofb2013.kkp.go.id/. Diakses pada Sabtu, 20 September 2014.
2
Sesuai
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
4
No.12/MEN/2010 , Minapolitan adalah sebuah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah berdasarkan prinsipprinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas, dan percepatan. Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Sehingga pada dasarnya kawasan Minapolitan merupakan kawasan dengan pusat kegiatan
utama
ekonomi
yang
memanfaatkan,
mengelola
dan
membudidayakan sumber daya kelautan dan perikanan yang terhubung secara fungsional, bergerak secara optimal sesuai rancangan strategis, serta memberikan pelayanan berkualitas dan membantu percepatan perekonomian di wilayah sasaran Minapolitan tersebut.
Kendala Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Banyak
faktor
yang
menyebabkan
pola
pembangunan
dan
pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan belum optimal dan berkesinambungan. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya perencanaan
pengembangan
berkelanjutan.
Untuk
yang
menyusun
komprehensif,
perencanaan
integratif
dan
pembangunan
dan
pengembangan Minapolitan diperlukan penelitian yang mencermati tentang bagaimana bidang-bidang pembangunan terkait dapat saling mendukung sehingga dapat mengoptimalkan manfaat yang dapat diperoleh seluruh stakeholders terkait. Di satu sisi, secara khusus salah satu bidang pembangunan yang dapat disinergikan dengan sumber daya kelautan
dan
perikanan
adalah
bidang pembangunan
pariwisata,
khususnya wisata bahari. Agar pengembangan wisata bahari dapat dimanfaatkan perikanan
untuk
guna
memberdayakan meningkatkan
sumber
pendapatan
daya dan
kelautan
dan
membangun
kesejahteraan masyarakat diperlukan konsep perencanaan dan rumusan 4
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.12/MEN/2010 Tentang Minapolitan.
3
pengembangan yang jelas dan terarah dengan mendasarkannya pada penelitian yang komprehensif.
Langkah Strategis Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Dalam pengembangan konsep minapolitan, sosialisasi awal pada masyarakat
khususnya
masyarakat
pesisir
sangat
penting
guna
mengetahui peta kepedulian masyarakat pada program. Sosialisasi pertama bersasaran pada masyarakat yang menggunakan pendekatan konservasi keanekaragaman hayati yang mempertanyakan apakah gerakan minapolitan akan merusak sumberdaya atau tidak. Kemudian sasaran
selanjutnya
mempermasalahkan
adalah
apakah
masyarakat
gerakan
ekopopulisme
minapolitan
akan
yang
membawa
keadilan dan kesejahteraan masyarakat atau tidak. Dengan penekanan yang
berbeda
dari
masing-masing
sasaran
tersebut
maka
arah
pengembangannya jelas akan berbeda. Pembangunan minapolitan berbasis biodiversity conservation menekankan pentingnya mewaspadai terjadinya kerusakan sumberdaya mengingat sumber pakan, khususnya untuk budidaya ikan. Sedangkan pengembangan berbasis ekopopulisme lebih mengarah ke tingkat perekonomian pasca penerapan konsep minapolitan. Masing-masing kelompok warga dengan sendirinya akan merespon minapolitan secara berbeda. Blue Economy kemudian muncul sebagai
penengah,
di
mana
adanya
kepedulian
maritim
dan
perekonomian masyarakat. Maka, berikut strategi penulis diekstrak dari konsep Blue Economy: (1). Penguatan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam perspektif jangka panjang pelaksanaan pembangunan daerah harus didasarkan atas potensi masing-masing daerah dalam suatu keterpaduan secara berkelanjutan (sustainable) dan dapat berjalan seiring dengan gagasan peningkatan kemandirian daerah. Program pengembangan UMKM perikanan merupakan
4
pembangunan ekonomi daerah berbasis peningkatan ekonomi masyarakat yang berfokus pada pengembangan sektor riil dengan berbasis pada potensi kelautan dan perikanan. Untuk mencapai implementasi yang efisien dan efektif harus terjalin komunikasi, kerjasama, koordinasi dan sinergi antar stakeholder sesuai dengan peranan, fungsi dan tanggung jawabnya; dan perlu adanya ketersediaan ruang dalam berpartisipasi mulai dari penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. (2). Sertifikasi Budidaya Perikanan Gagasan untuk menyelenggarakan sertifikasi atau ecolabeling usaha budidaya perikanan sangat penting untuk meyakinkan pasar bahwa usaha tersebut tidak merusak lingkungan, seperti munculnya Best Aquaculture Practice (BAP) dan sejumlah bentuk sertifikasi lainnya. Tak dipungkiri lagi ketika suatu usaha memiliki label atau sertifikasi, maka hal tersebut meningkatkan kepercayaan pelanggan. Menurut Lemert (dalam Sunarto, 2004) Teori Labeling adalah teori psikologi yang ditujukan untuk obyek manusia yang memiliki penyimpangan yaitu berupa julukan atau cap. Julukan tersebut dapat mengubah cara pandang orang lain terhadap obyek menyimpang tersebut.5 Apabila diterapkan dalam dunia usaha, termasuk dalam konsep minapolitan, maka stigma masyarakat sangat bergantung pada cap yang diberikan pada usaha tersebut, semakin meyakinkan semakin dipercaya, itulah fungsi Sertifikasi. (3). Pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan sistem manajemen kawasan. Telah diuraikan sebelumnya bahwa minapolitan merupakan sistem terintegrasi antar wilayah dan instansi terkait. Maka di sini 5
Sunarto, K. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
5
perlu koordinasi pengaturan kawasan yang terintegrasi pula. Sebagai kumpulan dari berbagai instansi,
Korps Pegawai
Republik Indonesia (KORPRI) diharapkan mampu menjadi perekat dan pemersatu antara satu instansi dengan instansi lain, serta
dengan
masyarakat
dan
industri
terkait
dengan
meneguhkan semangat netralitas guna mendukung keberhasilan pelaksanaan program minapolitan. Selain gagasan inti pada pembahasan sebelumnya, peranan sub sektor perikanan tak dapat diabaikan, karena sub sektor perikanan merupakan salah satu penghasil devisa. Sub sektor tersebut adalah pelabuhan. Program ekspor hasil perikanan dapat dicapai antara lain dengan cara meningkatkan fasilitas yang diperlukan oleh pelabuhan perikanan, meningkatkan hasil tangkapan, peningkatan mutu hasil tangkapan, pengolahan hasil perikanan dan lain-lain yang dapat meningkatkan nilai tambah. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap adalah pelabuhan yang terletak di teluk Cilacap. Untuk menunjang kegiatan
perikanan,
pengolahan
dan
pemasaran
hasil
perikanan
Pelabuhan Perikanan cilacap di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai termasuk
di dalamnya terdapat 30 perusahaan yang
berlokasi di pelabuhan. Dalam kaitannya dengan peningkatan produksi perikanan, peranan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan usaha penangkapan ikan yaitu sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, pusat pemasaran dan pembinaan mutu hasil perikanan, pusat
penyuluhan
dan
pengumpulan
data,
pusat
pelaksanaan
pengawasan sumber daya ikan serta pusat pelayanan informasi harus lebih dioptimalkan. Perencanaan pengembangan minapolitan diharapkan mempunyai rentang proyeksi ke depan (jangka pendek, menengah, dan panjang), pengawasan, serta evaluasi agar dapat mengantisipasi pertumbuhan dan mengarahkan pertumbuhan perekonomian di masa mendatang.
6