MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2011
D A F T A R
I S I
Hal. SAMBUTAN .................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................
iii
BAB I.
PENDAHULUAN ........................................................................................................
1
1.1 Umum ..................................................................................................................
1
1.2 Pengelompokan Sektor Lapangan Usaha .............................................................
1
1.3 Analisa dan Kegunaan Data PDRB ......................................................................
6
1.4 Sistematika Laporan ............................................................................................
10
KONSEP DAN DEFINISI ..........................................................................................
11
2.1 Domestik dan Regional ........................................................................................
11
2.2 Produk Domestik dan Produk Regional ................................................................
11
2.3 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ............................................................
12
2.4 Agregat PDRB Atas Dasar Harga Konstan ...........................................................
15
BAB III. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL ...............................
20
3.1 Metode Pendekatan Produksi ...............................................................................
20
3.2 Pendekatan Pendapatan ........................................................................................
21
3.3 Pendekatan Pengeluaran .......................................................................................
21
3.4 Metode Alokasi ...................................................................................................
22
BAB II.
BAB IV. ULASAN SINGKAT PENDAPATAN REGIONAL
BAB V.
KABUPATEN TEMANGGUNG ..............................................................................
25
4.1 Pertumbuhan PDRB Tahun 2013 ..........................................................................
25
4.2 Distribusi PDRB / Struktur Ekonomi ...................................................................
29
4.3 PDRB Perkapita ...................................................................................................
33
4.4 Indeks Perkembangan ...........................................................................................
35
4.5 Indeks Berantai .....................................................................................................
36
4.6 Inflasi ....................................................................................................................
37
4.7 Perkembangan PDRB Sektoral ............................................................................
39
PENUTUP ...................................................................................................................
60
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013
iii
LAMPIRAN : TABEL-TABEL PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN TEMANGGUNG
Tabel 1.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................
Tabel 2.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rupiah) ........................................
Tabel 3.
69
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
Tabe 10.
68
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) ................................................
Tabel 9.
67
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
Tabel 8.
66
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ..........................
Tabel 7.
65
Indeks Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ...........................
Tabel 6.
64
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
Tabel 5.
63
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Persen) .................................................
Tabel 4.
62
70
Indeks Berantai PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga Konstan Tahun 2009 - 2013 ( Tahun sebelumnya = 100 ) .........................................................
71
Tabel 11. Indeks Implisit PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 (Tahun 2000 = 100) ......................................................................................................
72
Tabel 12. Inflasi PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 ......................................
73
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013
iv
Tabel 13. Beberapa Agregat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Temanggung Tahun 2009 - 2013 .............................
74
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Juta Rupiah) ........................................
75
Tabel 15. Distribusi Persentase PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ...............................................
76
Tabel 16. Indeks Perkembangan Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ) ...........................
77
Tabel 17. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 (Persen) ............................................
78
Tabel 18. Indeks Berantai PDRB Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun Sebelumnya = 100 ) .........................................................
79
Tabel 19. Indeks Implisit Menurut Kelompok Sektor Kabupaten Temanggung Tahun 2009 – 2013 ( Tahun 2000 = 100 ).. ..................................................................
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2013
80
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rencana
Kerja
Pemerintah
Daerah
(RKPD)
Kabupaten
Temanggung Tahun 2015 merupakan penjabaran dari RPJMD tahun 2013–2018
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2014 dan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan tahapan ke III dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Temanggung tahun 20052025, dan merupakan tahun ke II pelaksanaan RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2013 -2018. Adapun
visi
Pembangunan
Jangka
Temanggung
Tahun
TEMANGGUNG LINGKUNGAN,
daerah
yang
Menengah
SEBAGAI
tertuang Daerah
2013–2018 DAERAH
BERMASYARAKAT
(RPJMD)
adalah
Rencana Kabupaten
TERWUJUDNYA
AGRARIS
AGAMIS,
dalam
BERWAWASAN
BERBUDAYA,
DAN
SEJAHTERA DENGAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH. Tahapan dan proses penyusunan RKPD 2015 berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 5 ayat (3) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 150 ayat (3) huruf d, Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-1
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah. RKPD dimaksud memuat kerangka ekonomi daerah,program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari APBD maupun sumbersumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Bahwa dalam rangka menyusun RKPD Kabupaten Temanggung Tahun
2015
yang
memenuhi
kaidah-kaidah
dan
komponen
perencanaan maka penyusunan RKPD dibuat berdasarkan tahapantahapan sesuai ketententuan perundang-undangan
yang berlaku.
Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Temanggung dilakukan melalui serangkaian kegiatan berikut: 1. Pengolahan data dan informasi; 2. Analisis gambaran umum kondisi daerah; 3. Analisis ekonomi dan keuangan daerah; 4. Evaluasi kinerja tahun lalu; 5. Penelaahan terhadap kabijakan pemerintah nasional; 6. Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD provinsi; 7. Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi; 8. Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan daerah; 9. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif;
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-2
10. Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif; 11. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan 12. Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif; Secara
lebih
jelas
alur
penyusunan
rancangan
RKPD
Kabupaten Temanggung Tahun 2015 Penyusunan rancangan RKPD yang dijelaskan dalam bagian ini digunakan untuk menyusun RKPD merupakan rangkaian mulai dari penyusunan rancangan awal RKPD dan berakhir pada penetapan RKPD melalui proses sebagai dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut : Penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Temanggung
Evaluasi Rancangan Awal RKP & RKPD Prov.
Rancangan Awal RKPD
· pendahuluan; · evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelengaraan pemerintahan; · rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah; · prioritas dan sasaran pembangunan daerah; · rencana program dan kegiatan prioritas daerah
Rancangan RKPD Penyelarasan Penyajian Ranc RKPD
Integrasi Renja SKPD
· pendahuluan; · evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan; · rancangan kerangka ekonomi daerah Dan kebijakan keuangan daerah; · prioritas dan sasaran pembangunan daerah; · rencana program dan kegiatan prioritas daerah.
sesuai
Verifikasi tidak
Rancangan Renja-SKPD Kabupaten/Kota
Dari gambar tersebut tahapan penyusunan rancangan RKPD Kabupaten
Temanggung
mencakup
kegiatan-kegiatan:
evaluasi
rancangan awal RKP dan rancangan awal RKP tahun rencana; verifikasi dan integrasi rancangan Renja SKPD; dan penyelarasan penyajian rancangan RKPD.
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-3
1.2. Maksud dan Tujuan Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 merupakan awal dari seluruh proses penyusunan rancangan RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD Kabupaten
Temanggung
menyusun
rancangan
Renja
SKPD
dan
berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif. Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap perencanaan pembangunan daerah daerah dijadikan sebagai kertas kerja (working paper).
Suatu
kertas
kerja
perumusan
dan
keseluruhan
tahap
penyusunan RKPD merupakan dokumen yang tak terpisah dan dijadikan sebagai dasar penyajian (dokumen).
1.3. Landasan Hukum Peraturan
perundang-undangan
sebagai
landasan
dalam
penyusunan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten
dalam
Lingkungan
Propinsi
Jawa
Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-4
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Pembangunan
Nomor Jangka
17
Tahun
Panjang
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
2007
Nasional
tentang Tahun
Rencana 2005–2025
I-5
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1345); 12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3459); 13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-6
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-7
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 28. Peraturan
Pemerintah
Penyelenggaraan
Nomor
Penanggulangan
21
Tahun
Bencana
2008
(Lembaran
tentang Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4832); 29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 30. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5219);
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-8
31. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan
dan
Penyebarluasan
Peraturan
Perundang-
undangan; 32. Peraturan
Presiden
Nomor
5
Tahun
2010
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005–2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28); 35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); 36. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Urusan
Pemerintahan
yang
menjadi
Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 6 ); 37. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 10);
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I-9
38. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 13); 39. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 1 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1); 40. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan
Kabupaten
Keuangan
Temanggung
Tahun
Daerah 2012
(Lembaran
Nomor
26,
Daerah
Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26); 41. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Temanggung.
1.4. Hubungan Antar Dokumen Penyusunan rancangan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 juga mendasarkan pada perencanaan multi sektoral di tingkat nasional
antara
lain
Roadmap
Percepatan
Pencapaian
Tujuan
Pembangunan Millenium (MDG’s) di Indonesia, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015, dan Masterplan Percepatan dan Percepatan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) serta Grand Design Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025. Rancangan akhir RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 juga disusun dengan berpedoman pada dokumen perencanaan multi sektoral di tingkat daerah yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I - 10
Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031 serta dokumen perencanaan multi sektoral di tingkat Provinsi Jawa Tengah antara lain Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Provinsi Jawa Tengah, RAD MDG’s Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015, dan dokumen perencanaan lainnya. Gambar 1.2. Hubungan rancangan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. RPJP Nasional
Perencanaan Multi Sektor
RPJM Nasional
Tingkat Nasional RPJPD Provinsi
RPJMD Prov. Jawa Tengah
Perencanaan Multi Sektor Tingkat Provinsi Jawa Tengah
RPJPD Kab. Temanggung 2005-2025
RTRW Kab. Temanggung 2011-2031
RPJMD Kab. Temanggung 2013-2018
Renstra SKPD Kab Temanggung Tahun 2014-2018
Rancangan RKPD Kab Temanggung Tahun 2015
RPJM Desa se-Kabupaten Temanggung
Rencana Kerja Tahunan Desa
1.5. Kaidah Pelaksanaan Rancangan
RKPD
Kabupaten
Temanggung
Tahun
2015
merupakan rencana kerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama satu tahun di Tahun 2015 dengan mendasarkan potensi yang tersedia,
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I - 11
prioritas, target dan capaian yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan lainnya. Berdasarkan pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 pasal 285 dan Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 pasal 3 ayat 2 pada lampiran I, perubahan RKPD dapat dilaksanakan apabila hasil evaluasi pelaksanaan
dalam
tahun
berjalan
menunjukkan
adanya
ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan meliputi: a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah
dan
kerangka
pendanaan,
prioritas
dan
sasaran
pembangunan, rencana program dan kegiatan daerah; b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; d. Pergeseran penambahan
kegiatan
antar
kegiatan
SKPD,
penghapusan
baru/alternatif,
kegiatan,
penambahan
atau
pengurangan target kinerja, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan.
1.6. Sistematika Penulisan Rancanagan
awal
RKPD
Tahun
2015
disusun
dengan
sistematika sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Memuat latar belakang; penyusunan RKPD yang meliputi pengertian
secaran
ringkas
RKPD,
proses
penyusunan
rancangan akhir RKPD, maksud dan tujuan penyusunan, landasan hukum penyusunan, hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, kaidah pelaksanaan, dan RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I - 12
sistematika penulisan. BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD DAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
TAHUN
2014 Memuat gambaran umum kondisi daerah, dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. BAB III RANCANGAN
KERANGKA
EKONOMI
DAERAH
DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015 Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri dari kondisi ekonomi daerah serta tantangan dan prospek perekonomian daerah, arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri
dari
proyeksi
keuangan
daerah
dan
kerangka
pendanaan serta arah kebijakan keuangan daerah. BAB IV PRIORITAS
DAN
SASARAN
PEMBANGUNAN
DAERAH
TAHUN 2015 Menjelaskan perumusan isu strategis, prioritas pembangunan daerah, yang terdiri atas kebijakan umum, strategi, prioritas pembangunan
daerah
tahun
2015
dan
prioritas
pengembangan kewilayahan. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 Memuat
perencanaan
program
dan
kegiatan
prioritas
pembangunan daerah tahun 2015 yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, indikator kinerja, target, satuan, rencana anggaran maupun SKPD penanggungjawab. BAB VI PENUTUP
RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2015 - Pendahuluan
I - 13
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Bab 2
Gambaran Umum Kawasan 2.1.
CAKUPAN WILAYAH
Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah dengan bentangan Utara ke Selatan sepanjang 46,8 km dan Timur ke Barat sepanjang 43 km. Kabupaten Temanggung secara astronomis terletak di antara 110o23´-110o46´30 bujur timur dan 7o14´-7o32´35 lintang selatan dengan luas wilayah 870,65 km2 (87.065 ha). Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Kabupaten Temanggung terletak pada ketinggian antara 400 m sampai 3.200 m dari permukaan air laut, sebagian (50%) berupa dataran tinggi dan sebagian lagi landai. Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 23 kelurahan, dengan 1.584 dusun/lingkungan, dan total luas wilayah 87.065 hektar, dimana wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Kandangan sebesar 9% dari luas Kabupaten Temanggung atau sekitar 7.836 hektar dan wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Selopampang yaitu 1,99% dari luas Kabupaten Temanggung atau sekitar 1.729 hektar. Luas dan batas wilayah Kecamatan di Kabupaten Temanggung disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2. 1 Luas dan Batas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan Parakan Kledung Bansari Bulu
Km2 22,23 32,21 22,54 43,04
Temanggung
33,39
Tlogomulyo Tembarak
24,84 26,84
Selopampang 17,29
Utara Ngadirejo Bansari Ngadirejo Parakan, Kedu Kedu, Kandangan Bulu Tlogomulyo, Temanggung Tembarak
Luas dan Batas Wilayah Timur Selatan Kedu Bulu Bulu, Parakan Kledung Parakan Kledung Temanggung Tlogomulyo
Barat Bansari Kab. Wonosobo Cadiroto Kledung
Kaloran, Kranggan Temanggung Kranggan
Tembarak Tembarak Selopampang
Tlogomulyo, Bulu Kab. Magelang Tlogomulyo
Kranggan
Kab. Magelang
Tlogomulyo
Gambaran Umum Kawasan II - 1
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 2.1. .................(Lanjutan) Kecamatan
Luas dan Batas Wilayah Timur Selatan Pringsurat Kab. Magelang Kab. Magelang Kab. Magelang Kab. Semarang Temanggung Kab. Semarang Temanggung Kandangan, Temanggung Kaloran Jumo Bansari Gemawang Kedu
Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu
Km2 57,61 57,27 63,92 78,36 34,96
Ngadirejo Jumo
53,31 29,32
Gemawang
67,11
Utara Kaloran Kaloran Kandangan Kab. Semarang Jumo, Gemawang Candiroto Candiroto, Gemawang Semarang
Candiroto Bejen
59,94 68,84
Bejen Kab. Kendal
Kandangan, Kab. Semarang Gemawang Kab. Semarang
Tretep Wonoboyo
33,65 43,98
Kab. Kendal Tretep
Bejen, Wonoboyo Candiroto
2.2.
Barat Temanggung Kranggan Kranggan Kedu Parakan, Bulu Candiroto Ngadirejo
Kedu
Candiroto, Jumo
Jumo Candiroto, Gemawang Wonoboyo Candiroto
Wonoboyo Tretep, Kab. Kendal Kab. Wonosobo Kab. Wonosobo
PERKEMBANGAN PERIKANAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Kebutuhan ikan di Temanggung cukup besar, dan berdasarkan perhitungan yang dilakukan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Pada tahun 2008, produksi ikan di wilayahnya baru mencapai sekitar 60% dari tingkat kebutuhan pasar untuk skala konsumsi. Sedangkan 40% sisanya merupakan pasokan dari luar daerah, artinya produksi ikan Kabupaten Temanggung belum mampu mencukupi kebutuhan sendiri. Kekurangan tersebut diantaranya disebabkan oleh minimnya pemanfaatan lahan untuk kegiatan usaha perikanan. Dari potensi lahan seluas 488,94 Ha yang ada di Kabupaten Temanggung, baru sekitar 104 Ha yang dimanfaatkan sebagai kolam ikan konsumsi atau baru 21,27%. Pada tahun 2009, Temanggung berusaha menargetkan produksi ikan lokal-nya sebesar 70% (www.temanggungkab.go.id). Peningkatan target itu disesuaikan dengan tingkat konsumsi ikan masyarakat yang cenderung meningkat. Pada tahun 2006 konsumsi ikan di Temanggung hanya 9,8 kg per kapita per tahun, dan meningkat menjadi 10,6 kg pada tahun berikutnya. Jumlah tersebut sebenarnya masih jauh dari standar Jawa Tengah, yakni 14 kg. Terkait dengan upaya pencapaian target, Kabupaten Temanggung sudah menyiapkan beberapa program di antaranya pengembangan kawasan budidaya ikan dan pembangunan
Gambaran Umum Kawasan II - 2
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
unit pembenihan. Sejumlah kecamatan yang menjadi sasaran kawasan budidaya di antaranya Wonoboyo, Candiroto, Parakan, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kedu, dan Bulu. Sedangkan untuk unit pembenihan akan dibangun di tiga kecamatan dengan sistem satu kelompok per wilayah. Lokasi yang pertama adalah Kelurahan Jurang, Kecamatan Temanggung. Daerah ini akan dijadikan sebagai unit pembenihan untuk ikan Lele. 2.2.1. Potensi Budidaya Ikan Kolam Potensi budidaya ikan terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung. Lima kecamatan yang luas lahan dan produksi ikan budidaya kolam jumlahnya terbesar Kecamatan Parakan, Temanggung, Tembarak, Kedu dan Kecamatan Selopampang (Tabel 2.2.). Tabel 2. 2 Perkembangan Produksi Ikan Kolam (Kw) Dirinci Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan 1.Parakan 2.Kledung 3.Bansario 4.Bulu 5.Temanggung 6.Tlogomulyo 7.Tembarak 8.Selopampang 9.Kranggan 10.Pringsurat 11.Kaloran 12.Kandangan 13.Kedu 14.Ngadirejo 15.Jumo 16.Gemawang 17.Candiroto 18.Bejen 19.Tretep 20.Wonoboyo Kecamatan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Luas Kolam (Ha) 16,8440 4,1347 0,8335 5,9323 17,1355 1,8235 11,8991 8,1448 1,0460 4,4834 1,3363 1,0284 16,2484 7,6007 5,5241 0,8837 4,1791 0,5525 0,1220 4,3185 Luas Kolam (Ha) 113,0705 111,5790 104,4005 99,4000 93,8200
Karper
Lele
Nila
Lain-Lain
391,90 94,80 18,20 138,20 398,16 41,85 277,34 189,24 21,70 102,94 30,36 21,05 377,15 175,96 128,68 20,73 72,09 10,11 4,06 99,91 Karper
591,99 145,63 32,43 210,77 602,97 69,34 421,83 290,85 43,08 162,02 52,44 38,80 568,70 268,20 197,76 35,16 117,86 23,38 5,90 151,88 Lele
435,50 106,42 21,47 154,02 442,25 46,82 308,31 211,47 26,57 114,70 34,08 24,57 417,62 195,56 142,89 23,45 80,29 12,65 4,93 112,38 Nila
62,23 15,18 3,11 21,89 63,21 6,78 43,48 29,70 3,63 16,30 4,90 3,63 59,85 28,12 20,44 3,31 11,52 1,69 0,70 16,04 Lain-Lain
2.613,43 2.590,04 2.000,91 1.455,57 1.821,41
4.030,99 3.878,06 3.201,43 2.340,71 897,49
2.914,95 2.863,78 2.401,08 1.755,12 1.466,44
415,71 405,62 400,14 292,15 252,25
Jumlah (Kw) 1.481,62 362,03 75,21 524,88 1.506,59 164,79 1.050,96 721,26 94,98 395,96 121,78 88,05 1.423,32 667,84 489,77 82,65 281,76 47,83 13,59 380,21 Jumlah (Kw) 9.975,08 9.707,50 8.003,56 5.843,55 4.437,59
Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
Gambaran Umum Kawasan II - 3
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Berdasarkan draft RTRW 2011-2031, daerah atau kawasan yang direncanakan peruntukan minapolitan meliputi Kecamatan Wonoboyo, Candiroto, Parakan, Termanggung, Tembarak, Tlogomulyo, Selopampang, Kedu dan Kecamatan Bulu. Gambaran luas kolam dan produksi ikan dari hasil budidaya kolam tersebut disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 menunjukkan adanya kenaikkan luas kolam dari tahun 2005 sebesar 93,8200 Ha menjadi 113,0705 Ha pada tahun 2009. Kenaikkan luas kolam juga diikuti kenaikan produksi dari 4,437,59 kw pada tahun 2005 menjadi 9.975,08 kw pada tahun 2009. 2.2.2. Potensi Budidaya Mina Padi Hasil produksi ikan budidaya minapadi di lima kecamatan yang paling banyak terdapat di Kecamatan Bulu dengan luas lahan 1.268,23 Ha dan jumlah produksi 3.592,91 kw (Tabel 2.3). Kecamatan lain yang cukup besar produksinya adalah Kecamatan Parakan (711,73 Kw), Kedu (646,63 Kw), Temanggung (512,65 Kw) dan Kecamatan Tembarak (415,02 Kw). Tabel 2. 3 Perkembanagn Produksi Ikan Budidaya Mina Padi (Kw) Dirinci Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan 1.Parakan 2.Kledung 3.Bansario 4.Bulu 5.Temanggung 6.Tlogomulyo 7.Tembarak 8.Selopampang 9.Kranggan 10.Pringsurat 11.Kaloran 12.Kandangan 13.Kedu 14.Ngadirejo 15.Jumo 16.Gemawang 17.Candiroto 18.Bejen 19.Tretep 20.Wonoboyo
Luas Mina Padi (Ha) 254,65 16,95 35,21 1.268,23 172,78 113,65 144,67 116,68 24,18 43,08 25,92 11,38 221,33 145,29 127,24 87,90 35,12 88,10 5,57 36,92
Karper 605,78 44,75 88,29 3.051,93 436,50 277,99 350,32 282,90 62,65 108,05 66,00 30,16 548,59 352,40 315,16 211,42 86,57 212,80 13,76 88,90
Nila 105,95 9,16 16,91 540,98 76,15 50,11 64,70 52,58 11,24 19,22 11,37 4,83 98,04 62,86 55,00 37,43 16,07 37,76 2,51 17,23
Jumlah (Kw) 711,73 53,91 105,20 3.592,91 512,65 328,10 415,02 335,48 73,89 127,27 77,37 34,99 646,63 415,26 370,16 248,85 102,64 250,56 16,27 106,13
Gambaran Umum Kawasan II - 4
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 2.3. lanjutan ...... Kecamatan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Luas Mina Padi (Ha) 2.974,85 2.946,40 2.544,43 2.045,57 1.930,69
Karper
Nila
7.234,92 7.069,54 5.498,01 4.692,66 3.911,61
1.290,10 1.247,56 1.374,49 521,41 48,04
Jumlah (Kw) 8.525,02 8.317,10 6.872,50 5.214,07 3.959,65
Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
Berdasarkan Tabel 2.3 terdapat kenaikan luas lahan budidaya mina padi, pada tahun 2005 seluas 1.930,69 ha menjadi 2.974,85 ha pada tahun 2009. Produksi juga mengalami kenaikan dari 3.959,65 kw pada tahun 2007 menjadi 8.525,02 kw pada tahun 2009. Jenis ikan yang dibudidayakan dengan pola minapadi tersebut terdiri dari ikan Kaper dan ikan Nila. 2.2.3. Potensi Perikanan Tangkap di Perairan Sungai Selain mempunyai komoditas perikanan budidaya, Kabupaten Temanggung juga mempunyai produksi ikan dari sektor perikanan tangkap, terutama penangkapan di sungai dan cekdam/genangan. Antara tahun 2005-2009 produksi perikanan tangkap cenderung mengalami kenaikan (Tabel 2.4). Produksi ikan hasil tangkapan pada tahun 2009 sebesar 441,06 kw, dengan daerah paling besar berada di Kecamatan Temanggung yaitu sebesar 57,73 kw. Tabel 2. 4 Perkembangan Produksi Hasil Penangkapan Ikan (Kw) di Sungai Dirinci Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan 1.Parakan 2.Kledung 3.Bansario 4.Bulu 5.Temanggung 6.Tlogomulyo 7.Tembarak 8.Selopampang 9.Kranggan 10.Pringsurat 11.Kaloran 12.Kandangan 13.Kedu 14.Ngadirejo 15.Jumo
Tawes
Karper
1,54 0,00 0,00 1,26 2,37 0,08 0,83 0,82 2,80 0,89 0,35 0,10 1,95 1,50 0,30
9,80 0,00 0,00 6,08 12,14 0,83 3,59 3,80 7,28 4,95 2,04 1,46 8,90 8,48 3,40
Nila 14,36 0,50 0,42 7,97 17,30 2,65 7,71 7,23 7,14 6,95 2,26 1,75 10,26 14,74 6,74
Gabus 3,26 0,14 0,19 2,12 5,02 0,28 1,46 1,39 1,14 1,04 0,55 0,56 4,28 3,06 1,15
Lele 8,85 0,12 0,11 6,19 9,86 3,52 7,25 5,05 9,30 7,87 2,78 1,60 9,56 8,57 4,86
Udang 0,57 0,02 0,03 0,29 0,98 0,12 0,25 0,27 0,39 0,26 0,06 0,10 0,33 0,46 0,16
LainLain 8,50 0,00 0,00 7,31 9,75 5,04 6,60 7,40 8,68 9,30 1,50 1,95 11,45 8,40 3,47
Jumlah 46,88 0,78 0,75 31,22 57,42 12,52 27,69 25,96 36,73 31,26 9,54 7,52 46,73 45,21 20,08
Gambaran Umum Kawasan II - 5
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 4.3. Lanjutan ... Kecamatan
Tawes
Karper
Nila
Gabus
Lele
16.Gemawang 0,00 1,00 1,19 0,37 17.Candiroto 0,13 4,40 6,38 0,76 18.Bejen 0,00 0,00 0,43 0,16 19.Tretep 0,00 0,00 0,25 0,13 20.Wonoboyo 0,10 1,20 4,36 0,44 Jumlah 2009 15,02 79,35 120,59 27,50 2008 34,03 69,71 108,93 24,05 2007 33,66 31,07 24,59 23,73 2006 32,34 29,85 23,63 40,51 2005 26,80 3,78 14,94 75,37 Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
1,18 0,79 0,10 0,12 1,97 89,65 87,14 35,38 33,99 28,13
Udang 0,06 0,21 0,03 0,00 0,06 4,65 4,36 24,16 23,18 15,59
LainLain 1,20 9,50 0,00 0,00 1,90 101,95 105,44 256,75 246,70 152,69
Jumlah 5,00 22,17 0,72 0,50 10,03 438,71 433,66 429,34 430,20 317,30
2.2.4. Potensi Tangkap di Genangan/Cekdam Potensi perikanan lain yang kurang tergarap adalah potensi perikanan tangkap di genangan/cekdam. Tahun 2009 jenis ikan yang ditangkap adalah jenis Karper, Nila, Gabus, Lele dan lain sebagainya. Produksi ikan hasil tangkapan perairan genangan/cekdam sebesar 67,59 kw. Kecamatan yang mempunyai hasil tangkapan di genangan/cekdam tertinggi adalah Kecamatan Kedu dengan jumlah tangkapan 12,37 kw. Tabel 2. 5 Perkembangan Produksi Hasil Penangkapan Ikan (Kw) di Genangan/Cekdam Dirinci Menurut Jenis Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan 1.Parakan 2.Kledung 3.Bansario 4.Bulu 5.Temanggung 6.Tlogomulyo 7.Tembarak 8.Selopampang 9.Kranggan 10.Pringsurat 11.Kaloran 12.Kandangan 13.Kedu 14.Ngadirejo 15.Jumo 16.Gemawang 17.Candiroto 18.Bejen 19.Tretep 20.Wonoboyo
Karper 0,62 0,35 0,52 0,60 0,45 0,16 0,84 1,47 0,67 0,38 -
Nila 1,52 0,14 1,51 0,13 1,69 0,18 1,16 0,18 0,56 1,69 3,59 1,37 0,94 0,12 0,14 0,12 0,14
Gabus 0,22 0,15 0,30 0,20 0,15 0,11 0,12 0,10 0,26 0,22 0,23 0,12 0,12 0,11
LainLain 0,24 4,28 0,20 1,00 0,27 3,76 0,50 0,26 4,33 0,22 1,50 0,24 3,61 0,15 1,80 0,30 2,00 0,53 4,00 0,32 6,80 0,40 3,40 0,11 2,20 0,50 0,12 0,40 0,30 0,30
Lele
Jumlah 6,88 1,84 6,36 0,63 7,08 2,05 5,57 2,25 3,12 7,31 12,37 6,04 3,72 0,62 0,78 0,42 0,55
Gambaran Umum Kawasan II - 6
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 2.5. Lanjutan ..... Kecamatan Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Karper 6,06 13,40 12,50 1,80 13,70
Nila 15,18 12,65 11,30 5,10 15,72
Gabus 2,41 4,20 1,20 18,50
Lele 3,36 9,85 8,60 2,30 3,55
LainLain 40,68 25,55 18,90 43,00 16,13
Jumlah 67,59 67,90 55,50 53,40 104,17
Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
2.2.3. Potensi Benih Ikan Benih ikan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan budidaya. Produksi benih ikan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2009 sebanyak 29.813.400 ekor, dan Kecamatan Kedu merupakan produsen terbesar yaitu mencapai 5.854.910 ekor (Tabel 2.6). Tabel 2. 6 Perkembangan Produksi Benih Ikan per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Kecamatan 1.Parakan 2.Kledung 3.Bansario 4.Bulu 5.Temanggung 6.Tlogomulyo 7.Tembarak 8.Selopampang 9.Kranggan 10.Pringsurat 11.Kaloran 12.Kandangan 13.Kedu 14.Ngadirejo 15.Jumo 16.Gemawang 17.Candiroto 18.Bejen 19.Tretep 20.Wonoboyo Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
Unit Pembenihan Ikan Luas (Ha) Produksi (Ekor) 8,24 2.914.638 0,35 201.402 0,45 322.702 5,00 3.588.574 7,09 5.135.808 1,70 546.036 4,33 1.856.838 4,43 1.625.538 0,39 2.475.606 0,68 362.986 0,26 118.234 0,21 151.734 8,91 5.854.910 4,77 1.750.904 1,47 788.136 0,44 485.202 1,03 454.334 0,03 100.734 0,21 103.534 0,43 975.568 50,42 29.813.400 49,37 24.640.000 46,60 22.408.500 45,90 20.504.600 36,66 13.046.409
Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
Gambaran Umum Kawasan II - 7
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Berdasarkan Tabel 2.6 terdapat kenaikan luas lahan dan jumlah produksi benih ikan. Luas lahan pada tahun 2005 sebesar 36,66 ha meningkat menjadi 50,42 ha pada tahun 2009. Jumlah benih juga meningkat dari 13.046.409 ekor pada tahun 2007 menjadi 29.813.400 ekor pada tahun 2009. 2.3.
KOMODITAS UNGULAN
Komoditas unggulan adalah suatu komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif maupun secara kompetitif, baik dari sisi penawaran maupun permintaan.
Dari sisi
penawaran komodtas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik,
teknologi dan kondisi sosial ekonomi disuatu wilayah. Dari sisi
permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar, baik pasar domistek maupun internasional. Budidaya ikan yang banyak dilakukan di Kabupaten Temanggung terutama adalah ikan Nila, ikan Karper/Mas dan ikan Lele. Ke tiga komoditas ini dapat memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga dapat dikategorikan sebagai komoditas unggulan untuk usaha budidaya ikan di Kabupaten Temanggung. Gambaran tentang produksi ke tiga jenis ikan tersebut disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2. 7 Produksi Komoditas Unggulan dari Hasil Budidaya (Kw) Kecamatan Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang
Jenis Komoditas Karper Lele Nila 1008,1 601,08 557,33 139,55 145,75 116,08 106,49 32,54 38,8 3196,56 217,16 703,11 847,32 613,1 537,21 320,67 72,86 99,71 631,85 429,34 382,41 475,94 296,12 271,46 92,08 52,62 46,11 215,94 170,04 141,05 98,56 55,52 48,27 53,51 40,93 32,84 936,11 578,58 529,51 537,51 277,17 274,53 447,62 202,73 205,57 233,15 36,34 62,19
Jumlah 2166,51 401,38 177,83 4116,83 1997,63 493,24 1443,6 1043,52 190,81 527,03 202,35 127,28 2044,2 1089,21 855,92 331,68
Gambaran Umum Kawasan II - 8
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 2.7. Lanjutan ... Kecamatan Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo
Jenis Komoditas Karper Lele Nila 163,06 118,77 102,88 222,91 23,48 50,96 17,82 6,02 7,69 190,01 153,85 134,11
Jumlah
9934,76
4124
Jumlah 384,71 297,35 31,53 477,97
4341,82 18400,58
Sumber: Statistik Kabupaten Temanggung yang Diolah
2.3.1. Ikan Nila Budidaya ikan Nila dapat berkembang pesat karena mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit dan secara ekonomi cukup menguntungkan. Pada saat ini ikan Nila merupakan salah satu komoditas ekspor. Selain dipelihara di kolam biasa, ikan Nila juga dapat dibudidayakan di media lain seperti kolam air deras, karamba jaring apung, sawah (mina padi), bahkan dalam tambak (air payau). Berdasarkan Tabel 2.7 terlihat bahwa kecamatan penghasil ikan Nila paling besar berturutturut adalah Kecamatan Bulu (703,11 Kw), Parakan (557,33 Kw), Temanggung (537,21 Kw), dan Kedu (529,51 Kw). Wilayah Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, kini telah dikembangkan sebagai kawasan unit pembenihan rakyat (UPR), termasuk pembenihan ikan Nila. Ada dua desa di Kecamatan Bulu yang dipilih sebagai UPR ikan Nila, yaitu Desa Mondoretno dan Desa Putat. Kecamatan Bulu dipilih sebagai kawasan UPR ikan Nila karena sudah banyak embrio di daerah tersebut, dan komoditas ikan Nila ini dinilai cocok untuk dikembangkan di wilayah tersebut. Dengan banyaknya UPR, maka masyarakat sekitar diharapkan akan terpacu untuk mengembangkan budidaya ikan tersebut. Dengan kata lain, wilayah Kecamatan Bulu akan dikembangkan sebagai cluster ikan Nila, sehingga ada pembibitan, budidaya, dan pengolahan hasil. Pada akhir tahun 2009 diketahui UPR Desa Ngimbrang mendapatkan bantuan 1.500 induk nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), yang merupakan jenis Nila varietas unggul baru hasil penelitian dan pengujian dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Perikanan dan Kelautan. Keunggulan nila BEST, antara lain tahan terhadap perubahan Gambaran Umum Kawasan II - 9
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
lingkungan seperti suhu maupun musim, produksi ikan jenis ini lebih baik jika dibanding ikan Nila yang biasa dikembangkan masyarakat. Lokasi budidaya ikan Nila di Chekdam Kembangsari Desa Kembangsari Kecamatan Kandangan dengan luas sekitar 15,18 ha. Usaha budidaya ikan Nila di Chekdam Kembangsari masih terus dikembangkan. Saat sekarang telah terbentuk kelompok pembudi daya ikan dari masyarakat sekitar Desa Kembangsari yang tergabung dalam Pokdakan "Margo utomo". 2.3.3. Ikan Lele Ikan Lele merupakan salah satu komoditas yang penting, karena meskipun belum menjadi komoditas ekspor namun daya serap pasar tinggi. Budidaya ikan Lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan Lele Dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan Lele Dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Berdasarkan data tahun 2009 (Tabel 2.2), produksi ikan lele di Kabupaten Temanggung cenderung meningkat 897,49 Kw pada tahun 2005 meningkat menjadi 4.030,99 Kw pada tahun 2009. Produksi ikan Lele terbesar di Kabupaten Temanggung berturut-turut adalah Kecamatan Temanggung (613,1 Kw), Parakan (601,08 Kw), Kedu (578,58 Kw) dan Kecamatan Tembarak (429,34 Kw) (Tabel 2.7). Pengolahan hasil budidaya ikan Lele di Kabupaten Temanggung sudah mulai dikembangkan, terutama produk abon lele dan kripik kulit lele. Usaha Ikan lele, baik budidaya ikan lele dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran dan pengolahan serta pemasaran hasil, mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. 2.3.3. Ikan Karper Di Indonesia, ikan karper memiliki beberapa nama sebutan yakni ikan mas, kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya. Ikan karper
Gambaran Umum Kawasan II - 10
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi. Budidaya ikan Karper di Kabupaten Temanggung cenderung meningkat, seperti terlihat pada Tabel 2.2 dan 2.3. Pada tahun 2005, produksi ikan Karper hasil budidaya di kolam sebesar 1.821,41 Kw, meningkat menjadi 2.613,43 Kw pada tahun 2009 (Tabel 2.2). Sedangkan dari hasil budidaya minapadi, pada tahun 2005 sebesar 3.911,61 Kw meningkat menjadi
7.234,92 Kw pada tahun 2009. Berdasarkan gambaran tersebut terlihat bahwa produksi ikan Karper di Kabupaten Temanggung terutama berasal dari budidaya minapadi. Kecamatan yang paling besar produksi ikan Karpernya berturut turut adalah Kecamatan Bulu (3.051,93 Kw), Parakan (605,78 Kw), Kedu (548,59
Kw) dan Kecamatan Temanggung (436,50 Kw).
Gambaran Umum Kawasan II - 11
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
BAB 3
Analisis Pengembangan Kawasan Konsep kawasan adalah wilayah yang berbasis pada keanekaragaman fisik dan ekonomi tetapi memiliki hubungan erat dan saling mendukung satu sama lain secara fungsional dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kawasan sentra perikanan budidaya (minapolitan) merupakan kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya. Kawasan sentra perikanan terdiri dari kota perikanan dan desa-desa sentra produksi perikanan yang ada disekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi kawasan yang ada. Pengelolaan ruang diartikan sebagai kegiatan pengaturan, pengendalian, pengawasan, evaluasi, penertiban dan peninjauan kembali atas pemanfaatan ruang kawasan sentra perikanan. Program pengembangan kawasan sentra perikanan adalah pembangunan ekonomi berbasis perikanan yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada, utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan perikanan yang terdapat di daerah pedesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urban-rural linkages), dan menyeluruh hubungan yang bersifat timbal balik yang dinamis. 3.1. VISI DAN MISI 3.1.1. Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kebijakan sektor pembangunan kelautan dan perikanan merupakan upaya mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Visi KKP adalah ”Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar
2015” dan Misinya adalah
Analisis Pengembangan Kawasan III - 1
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
"Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan ". Berawal dar Visi dan Misi tersebut, maka disusun kebijakan strategis dan kemudian dikenal sebagai GRAND STRATEGY (The Blue Revolution Policies) yang berisikan 4 (empat) kebijakan yaitu : 1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi a.
Peraturan perundang-undangan di bidang Kelautan dan Perikanan sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor, pusat dan daerah
b.
Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat
c.
Sumber daya manusia kelautan dan perikanan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan
2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan a.
Sumber daya kelautan dan perikanan dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan
b.
Konservasi kawasan dan jenis biota perairan yang dilindungi dikelola secara berkelanjutan
c.
Pulau-pulau kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi
d.
Indonesia bebas Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan
3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan a.
Seluruh kawasan potensi perikanan menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable
b.
Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin
c.
Sarana dan prasarana kelautan dan perikanan mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi
4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional a.
Seluruh desa memiliki pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan
b.
Indonesia menjadi market leader dunia dan tujuan utama investasi di bidang kelautan dan perikanan. Analisis Pengembangan Kawasan III - 2
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Dalam melaksanakan kebijakan tersebut dilakukan progam strategis pembangunan perikanan berbasis kawasan, yang dikenal dengan program Minapolitan. Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pengembangan minapolitan ini hakekatnya mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan; 2. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata; 3. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat. 3.1.2. Visi dan Misi Kabupaten Temanggung 2008-2013 1. Visi Kabupaten Temanggung Dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan, maka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah didasarkan pada asas-asas umum, yaitu : a. Asas Kepastian Hukum, yaitu mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan pemerintahan. b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu mengutamakan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam penyelenggaraan pemerintahan. c. Asas Kepentingan Umum, yaitu mendahuluan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif. d. Asas Keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, bersikap jujur, dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. e. Asas Proporsionalitas, yaitu mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggaraan pemerintah. Analisis Pengembangan Kawasan III - 3
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
f. Asas Profesionalitas, yaitu mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik profesional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. g. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap penyelenggaraan pemerintahan daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Sejalan dengan penerapan asas-asas umum pemerintahan tersebut dan agar pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terarah dan berkelanjutan maka diperlukan adanya Visi Daerah baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah. Visi Daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2025 adalah Temanggung makin Maju, Mandiri, Aman, Adil, dan Sejahtera. Untuk jangka menengah periode tahun 2008-2013 Visi Kabupaten Temanggung adalah ”Bersatu Untuk Maju dan Sejahtera”. Visi tersebut mempunyai filosofi dasar, yaitu : a. Mewujudkan Temanggung yang lebih baik maka diperlukan adanya tekad semua komponen baik Pemerintah Daerah, swasta maupun masyarakat untuk “Bersatu”. Hal ini mengandung makna menyatukan semua potensi sumberdaya manusia (SDM) dalam lingkungan birokrasi (eksekutif), legislatif, dunia usaha dan masyarakat agar mampu mengelola sumberdaya alam (SDA) secara terarah, didasarkan pada program yang mantap, pelaksanaan yang tepat, serta pengawasan yang ketat sehingga “Kemajuan” bisa tercapai. b. Masyarakat yang “Maju” mengandung makna terwujudnya kondisi masyarakat yang berkembang dan berorientasi pada upaya memajukan daerah dengan dilandasi sikap disiplin, bekerja keras, dan gemar membaca/meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri. Kondisi ini akan mengantarkan pada terwujudnya masyarakat yang “Sejahtera”. c. “Sejahtera” mengandung arti tercukupinya kebutuhan pokok material dan spiritual bagi masyarakat, yang ditandai dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu meningkatnya kehidupan perekonomian masyarakat, pelaksanaan pendidikan yang berkeadilan dan derajat kesehatan yang berkualitas, serta didukung oleh kepastian hukum dan penegakan has azasi manusia.
Analisis Pengembangan Kawasan III - 4
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
2. Misi Kabupaten Temanggung Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Pemeritah Daerah Kabupaten Temanggung jangka panjang tahun 2005-2025 adalah: a. Mewujudkan pemerintahan yang bersendikan pada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, kapasitas daerah dan jaringan kerjasama dalam rangka optimalisasi kinerja pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suasana politik yang demokratis berdasarkan pada penegakan supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) b. Mewujudkan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya, beretos kerja, berkemampuan, sehat dan cerdas berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa dan beragama dalam rangka pencapaian masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. c. Mewujudkan perekonomian daerah yang semakin kuat berbasis pada ekonomi kerakyatan, potensi sektor unggulan daerah, dan cluster usaha tingkat pedesaan dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian daerah. d. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan prasarana dan sarana pelayanan dasar dalam rangka peningkatan aksestabilitas dan mobilitas ekonomi dan non-ekonomi, pengembangan kawasan serta pengurangan kesenjangan antar wilayah. e. Mewujudkan pembangunan daerah secara berkelanjutan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara lestari berbasis pada partisipasi segenap pemangku kepentingan dan memperhatikan dimensi tata ruang. Misi jangka panjang tersebut diimplementasikan pada setiap periodisasi 5 (lima) tahunan menjadi jangka menengah. Untuk periode tahun 2008-2013 misi Pemerintah Kabupaten Temanggung adalah : a. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama, dan fasilitas kehidupan beragama. b. Meningkatkan fasilitas pendidikan, ketrampilan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka pengembangan kualitas sumberdaya manusia. c. Meningkatkan kualitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan secara merata. Analisis Pengembangan Kawasan III - 5
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
d. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). e. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh potensi ekonomi kerakyatan, bertumpu pada potensi sumberdaya alam dan potensi unggulan daerah menuju pemerataan pertumbuhan ekonomi daerah. f. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup. 3.1.3. Misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung Guna mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Temanggung, maka ditetapkan misi oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung sebagai berikut: a. Mewujudkan sumber daya aparatur yang profesional sesuai kompetensi tugasnya. b. Mewujudkan kesehatan hewan yang optimal dan produk hewani yang aman. c. mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas ternak dan ikan. d. mewujudkan agribisnis peternakan dan perikanan yang berwawasan lingkungan dalam pengelolaan kelembagaan petani yang tangguh.
3.2.
STRATEGI PENGEMBANGAN
Minapolitan merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pengembangan minapolitan ini hakekatnya mempunyai beberapa tujuan, yaitu : 1) Meningkatkan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan; 2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata; serta 3) Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat. Program ini mempunyai sasaran pengembangan sebagai berikut : 1) Ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil makin kuat;
Analisis Pengembangan Kawasan III - 6
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
2) Usaha kelautan dan perikanan kelas menengah ke atas makin bertambah dan berdaya
saing tinggi; serta 3) Sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Dalam mencapai sasaran tersebut maka dilakukan pendekatan pengembangan minapolitan melalui: 1) Ekonomi Perikanan Berbasis Wilayah Mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi, mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu kesisteman yang mapan 2) Kawasan Ekonomi Unggulan Memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria (i) bernilai ekonomis tinggi, (ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan (iv) dapat dikembangkan secara massal 3) Sentra Produksi Minapolitan berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan (sentra produksi perikanan) yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh sentra produksi perikanan menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin. 4) Unit Usaha Seluruh unit usaha dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara profesional dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan menghidupi 5) Penyuluhan Penguatan kelembagaan dan pengembangan jumlah penyuluh merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan pengembangan minapolitan. Penyuluh akan berperan sebagai fasilitator dan pendamping penerapan teknologi penangkapan dan budidaya ikan serta pengolahan hasil perikanan.
Analisis Pengembangan Kawasan III - 7
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
6) Lintas Sektor Minapolitan dikembangkan dengan dukungan dan kerjasama berbagai instansi terkait untuk mendukung kepastian usaha antara lain terkait dengan sarana dan prasarana pemasaran produk perikanan, tata ruang wilayah, penyediaan air bersih, listrik, akses jalan, dan BBM. Di masa yang akan datang, Suatu kawasan sentra perikanan budidaya yang sudah berkembang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan perikanan budidaya dalam suatu sistem yang utuh dan terintegrasi mulai dari: a) Subsistem minabisnis hulu (up stream minabusiness) yang mencakup: penelitian dan pengembangan, sarana perikanan, pemodalan, dan lain-lain; b) Subsistem usaha perikanan budidaya (on farm minabusiness) yang mencakup usaha: pembenihan ikan, pembesaran ikan dan penyediaan sarana perikanan budidaya; c) Subsistem minabinis hilir (down stream minabusiness) yang meliputi: industriindustri pengolahan dan pemasarannya, termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor, d) Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi minabisnis) seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, pendidikan, penyuluhan, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah. 2) Adanya keterkaitan antara kota dengan desa (urban-rural linkages) yang bersifat timbal balik dan saling membutuhkan, dimana kawasan perikanan budidaya di pedesaan mengembangkan usaha budi daya (on farm) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha budi daya dan minabisnis seperti penyediaan sarana perikanan antara lain: modal, teknologi, informasi, peralatan perikanan dan lain sebagainya; 3) Kegiatan sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan perikanan budidaya, termasuk didalamnya usaha industri (pengolahan) produk Analisis Pengembangan Kawasan III - 8
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
perikanan, perdagangan hasil-hasil perikanan (termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan), minawisata dan jasa pelayanan; 4) Infrastruktur yang ada di kawasan diusahakan tidak jauh berbeda dengan di kota. Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan perikanan budidaya harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Memiliki sumber daya lahan dan perairan yang sesuai untuk mengembangkan komoditi perikanan budidaya, yang dapat dipasarkan atau telah mempunyai pasar (selanjutnya disebut komoditi unggulan); 2) Memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha perikanan, seperti misalnya: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, sarana produksi pengolahan hasil perikanan, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial lainnya; 3) Memiliki sumber daya manusia yang mau dan berpotensi untuk mengembangkan kawasan perikanan budidaya secara mandiri. Pembangunan kawasan adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan hidup beserta sumber daya alamnya (ecosystem), dimana setiap
sistem
memiliki
tujuannya
masing-masing.
Secara
umum,
tujuan
dari
pengembangan kawasan minapolitan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Membangun masyarakat pedesaan, beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya; 2) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; 3) Mengurangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat; 4) Mendorong pemerataan pertumbuhan dengan mengurangi kesenjangan antar daerah; 5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan konservasi sumber daya alam untuk kesinambungan pembangunan daerah. 6) Mendorong pemanfaatan ruang desa yang efisien dan berkelanjutan.
Analisis Pengembangan Kawasan III - 9
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
BAB 4
Pengembangan Komoditas dan Usaha 4.1.
SKALA PRODUKSI
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, diketahui bahwa kegiatan budidaya ikan di Kabupaten Temanggung didominasi oleh beberapa jenis ikan, terutama jenis ikan Nila, Karper dan ikan Lele. Ke tiga jenis ikan tersebut tersebar di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung. Lima kecamatan yang pemanfaatan lahan untuk kolam budidaya ikan paling besar adalah Kecamatan Temanggung (17,1355 Ha), Parakan (16,8440 Ha), Kedu (16,2484 Ha), Kecamatan Tembarak (11,8991 Ha) dan Kecamatan Selopampang. Sedangkan Kecamatan Bulu merupakan kecamatan yang mempunyai kawasan budidaya mina padi paling luas (1.268,23 Ha). Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang sangat potensial untuk pengembangan kawasan minapolitan. Hal ini antara lain adanya kekuatan sumberdaya air tawar yang cukup melimpah serta produksi benih ikan yang bisa mencukupi kebutuhan. Gambaran luas lahan budidaya saaat ini, baik kolam maupun mina padi disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Pemanfaatan Lahan Budidaya Ikan di Kabupaten Temanggung Kecamatan Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran
Luas Kolam (Ha) 16,844 4,1347 0,8335 5,9323 17,1355 1,8235 11,8991 8,1448 1,046 4,4834 1,3363
Luas Mina Padi (Ha) 254,65 16,95 35,21 1.268,23 172,78 113,65 144,67 116,68 24,18 43,08 25,92
Luas Total (Ha) 271,494 21,085 36,044 1274,162 189,916 115,474 156,569 124,825 25,226 47,563 27,256
Jumlah Produksi (Kw) 2193,350 415,940 180,410 4117,790 2019,240 492,890 1465,980 1056,740 168,870 523,230 199,150
Pengembangan Komoditas dan Usaha1 IV-
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 4.1. Lanjutan ............. Luas Kolam Luas Mina Luas Total Jumlah (Ha) Padi (Ha) (Ha) Produksi (Kw) Kandangan 1,0284 11,38 12,408 123,040 Kedu 16,2484 221,33 237,578 2069,950 Ngadirejo 7,6007 145,29 152,891 1083,100 Jumo 5,5241 127,24 132,764 859,930 Gemawang 0,8837 87,9 88,784 331,500 Candiroto 4,1791 35,12 39,299 384,400 Bejen 0,5525 88,1 88,653 298,390 Tretep 0,122 5,57 5,692 29,860 Wonoboyo 4,3185 36,92 41,239 486,340 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung yang Diolah Kecamatan
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa luas lahan budidaya di Kabupaten Temanggung masih relatif sempit. Sebagaimana dijelaskan di bab terdahulu, kegiatan budidaya ikan di Kabupaten Temanggung yang dominan adalah 3 (tiga) jenis ikan yaitu : ikan Karper, ikan Nila dan ikan Lele. Sedangkan target produksi budidaya ikan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 adalah sebesar 2.041,66 ton, terdiri atas ikan Karper, Nila dan Lele (Tabel 4.2). Tabel 4.2. Target Produksi Budidaya Ikan Komoditas Unggulan Tahun 2010-2014 Total Produksi Budidaya (Ton) 2010 2011 2012 2013 1. Mas/Karper 1.016,74 1.029,09 1.044,77 1.057,208 2. Nila 425,57 433,36 445,70 459,300 3. Lele 418,15 440,75 457,00 476,556 Jumlah 1.860,46 1.903,20 1.947,47 1.993,06 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung No
Komoditas
2014 1.071,205 475,050 495,406 2.041,66
Untuk dapat menghasilkan produksi ikan hasil budidaya tersebut, maka Dinas Peternakan dan Perikanan menargetkan lahan kolam budidaya pada tahun 2014 seluas 119,24 Ha.
Pengembangan Komoditas dan Usaha2 IV-
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 4.3. Target Area Perikanan Budidaya Tahun 2010-2014 Luas Areal Kolam (Ha) 2010 2011 2012 2013 1. Mas 34,15 34,50 34,80 35,20 2. Nila 38,70 39,10 39,48 39,80 3. Lele 28,45 28,75 39,48 29,35 Jumlah 101,3 102,35 113,76 104,35 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung No
Komoditas
2014 35,53 40,27 29,81 105,61
Apabila menyimak potensi yang ada di Kabupaten Temanggung, target tersebut akan dapat dicapai dengan baik, mengingat potensi lahan budidayanya cukup luas (Tabel 4.4). Tabel 4.4. Potensi Lahan Pengembangan Perikanan Budidaya Tahun 2010-2014 No 1. 2. 3.
Jenis Budidaya Kolam Dana/waduk (KJA) Sawah
2010 488,94 13,00 19.833,01
Potensi Areal (Ha) 2011 2012 2013 488,94 488,94 488,94 13,00 13,00 13,00 19.833,01 19.833,01 19.833,01
2014 488,94 13,00 19.833,01
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temanggung Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa proyeksi luas lahan budidaya tidak bertambah lagi sejak tahun 2010. Apabila telah disetujui dan ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan, maka luas lahan kolam budidaya, khususnya di Kecamatan Parakan sebagai kawasan Minapolitan, diproyeksikan akan terus bertambah sampai luas kolam di atas 200 hektar. Lahan – lahan kurang produktif diarahkan untuk dikonversi menjadi kolam budidaya ikan. Skala produksi suatu kegiatan usaha atau industri dapat dilihat berdasarkan luas distribusi output/produk, jumlah tenaga yang terlibat, jumlah modal dan sebagainya. Berdasarkan distribusi produk hasil usaha dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu: a. Skala lokal yaitu: produk tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan di daerah sekitarnya. b. Skala regional yaitu; produk tersebut tidak hanya memenuhi daerah sekitar, akan tetapi sudah menjangkau di luar kabupaten maupun provinsi akan tetapi masih di dalam negeri. c. Skala internasional yaitu : produk tersebut telah di ekspor ke luar negeri. Berdasarkan tiga komoditas unggulan yang telah dibudidayakan di Kabupaten Temanggung, dari data yang didapatkan di lapangan, skala produksi usaha budidaya ikan Pengembangan Komoditas dan Usaha3 IV-
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
pada umumnya masih kategori skala lokal. Saat sekarang di Kabupaten Temanggung masih mendatangkan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan. Selain skala produksi, penggolongan industri juga diperlukan untuk mengetahui posisi industri yang akan dikembangkan di kawasan minapolitan serta kebutuhan apa yang diperlukan untuk mengembangkan komuditas tersebut. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, industri dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu: a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan. b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan. c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki ketrampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, saat sekarang usaha budidaya ikan di Kabupaten Temanggung sebagian besar masih masuk dalam kategori skala rumah tangga. Pada masa yang akan datang, komoditas unggulan yang direncanakan untuk dikembangkan di kawasan minapolitan dapat ditingkatkan menjadi industri kecil, artinya disamping memperkerjakan anggota keluarga, juga mampu merekrut tenaga kerja dari luar keluarga, yang berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang.
Pengembangan Komoditas dan Usaha4 IV-
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 4.5. Skala dan Kelompok Usaha Tiga Komuditas Unggulan di Kabupaten Temanggung Saat Sekarang No 1
Komuditas Unggulan Ikan Karper
Skala Lokal
Kelompok Industri Rumah tangga
2
Ikan Nila
Lokal
Rumah tangga
3
Ikan Lele
Lokal
Rumah tangga
4.2.
Jenis usaha Budidaya Budidaya dan pembibitan Budidaya dan pembibitan
RANTAI DAN PELAKU BISNIS
Distribusi atau rantai pemasaran menurut Stanton (1995), merupakan struktur saluran yang didayagunakan untuk mentransfer produk dan jasa dari perusahaan ke pasar, termasuk di dalamnya struktur eceran dan grosir serta saluran-saluran yang dipergunakan untuk membawa produk ke pasar. Sedangkan pusat distribusi merupakan pusat pergudangan yang besar yang melaksanakan strategi lokasi persediaan barang dari perusahaan. Berdasarkan hasil observasi lapang diperoleh gambaran bahwa distribusi produk hasil budidaya ikan di Kabupaten Temanggung secara garis besar adalah sebagai berikut. 1. Penyaluran langsung Distribusi produk perikanan tidak menggunakan pedagang perantara. Produsen langsung menjual produksinya ke konsumen. 2. Penyaluran semi langsung Distribusi produk perikanan dari produsen menyalurkan hasil produksinya ke pedagang eceran kemudian ke konsumen. Gambaran secara keselurahan tentang distribusi dan jalur pemasaran produk budidaya ikan di Kabupaten Temanggung disajikan pada Gambar 4.1.
Pengembangan Komoditas dan Usaha5 IV-
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
PEMBUDIDAYA
KONSUMEN AKHIR
BAKUL LOKAL
PENGOLAH
BAKUL PENGECER
BAKUL PENGECER
KONSUMEN AKHIR
KONSUMEN AKHIR
Gambar 4.1. Distribudi dan Jalur Pemasaran Produk Budidaya Ikan di Kab. Temanggung
4.3. TEKNOLOGI Teknologi budidaya ikan yang digunakan adalah teknologi budidaya yang ramah lingkungan. Salah satu indikator penting teknologi yang ramah lingkungan adalah tidak digunakannya bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan, baik dari bahan pembuat sarana produksi, peralatan, pakan yang diberikan, pupuk serta obat-obatan. Ikan yang akan dibudidayakan (kultivan) terutama adalah ikan Nila, Karper dan Lele. Teknologi yang digunakan adalah monokultur dan minapadi. Minapadi terutama diaplikasikan untuk ikan Karper dan Nila.
Pengembangan Komoditas dan Usaha6 IV-
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS PERIKANAN
Analisis Pengembangan Kawasan V- 1
BAB 5
Pengembangan Kawasan 5.1. KONDISI FISIK 5.1.1. Topografi Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung termasuk dataran tinggi. Pola topografi wilayah secara umum mirip sebuah cekungan raksasa yang terbuka di bagian Tenggara, di bagian Selatan dan Barat, dibatasi oleh 2 buah gunung yaitu Gunung Sumbung (3.340 m dpl) dan Gunung Sindoro (3.115 m dpl). Di bagian Utara dibatasi oleh sebuah perbukitan yang membujur dari Timur Laut kearah Tenggara. Berdasarkan topografi semacam itu, wilayah Kabupaten Temanggung memililki permukaan yang sangat beragam ditinjau dari ketinggian dan luas wilayah/kawasan. Sebagian wilayah Kabupaten berada pada ketinggian 500 m -1000 m (24,3 %). Luasan areal ini merupakan daerah lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang terhampar dari sisi Selatan, Barat sampai dengan Utara. Karakteristik topografi terkait dengan ketinggian tempat. Wilayah Kabupaten Temanggung terbagi kedalam 5 kelas ketinggian yaitu 400-500 meter dpl, 500-750 meter dpl, 750-1000 meter dpl, 1000-1500 meter dpl, dan 1500-3000 meter dpl. Tabel 5.1. Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha) Klasifikasi (m dpl) No
Kecamatan 400-500
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
500-750
Parakan 103 Bulu 818 Temanggung 2.055 7.079 Tembarak 533 1.548 Pringsurat 66 4.610 Kaloran 3.522 Kandangan 618 7.768 Kedu 3.633 Jumo 977 4.095 Ngadirejo Candiroto 4.219 2.935 Tretep 83 Jumlah 8.468 36.194 Sumber : Temanggung Dalam Angka 2010
750-1000
1000-1500
1500-3000
1.208 1.915 502 852 1.052 2.433 1.529 330 2.138 2.612 3.504 2.004 20.079
2.375 1.824 210 890 237 1.979 470 3.461 11.446
1.510 923 286 477 1.012 613 1.608 6.429
Jumlah Luas Wilayah (ha) 5.196 5.480 10.132 4.300 5.728 6.192 9.915 3.963 7.210 5.603 11.741 70156 82.616
Analisis Pengembangan Kawasan V- 2
Sedangkan untuk kemiringan lahan, dibedakan menjadi 4 kelas kemiringan yaitu datar (02%) dengan luas 968 ha (1,17%), bergelombang (2-15%) dengan luas 32.492 ha (39,31%), curam (15-40%) dengan luas 31.232 ha (37,88%) dan kemiringan sangat curam (>40%) dengan luas 17.983 ha (21,64%). Dijelaskan dalam RTRW
bahwa wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya
bergelombang - terjal dan sebagian kecil datar – landai. Identifikasi bentuk lahan di wilayah Kabupaten Temanggung dapat dibedakan menjadi 9 (sembilan) daerah bentuk lahan yaitu: 1) Punggung Bukit sangat curam di atas vulkan Basa yang mempunyai kemiringan lereng 41-60% dengan relief berkisar 51 – 300 m. 2) Bukit yang agak curam di atas vulkan basa dengan kemiringan lereng 16-25% relief 51-300m. 3) Lereng Lahan yang tertoreh agak curam mempunyai kemiringan lereng 16 – 25% dengan relief 2 – 50 m. 4) Gunung berapi strato muda basa/sedang dengan relief 41- 60% dengan relief > 300m. 5) Aliran lava basa/sedang yang agak tertoreh pada daerah dataran tinggi dengan kemiringan lereng 16 – 25 % Relief 11 – 50 m. 6) Aliran Lava basa/ sedang yang agak tertoreh pada daerah dataran tinggi dengan kemiringan lereng 16 – 25 % Relief 11 – 50 m. 7) Bukit rendah yang membulat di atas napal dan batu liat dengan relief 26 – 40 % relief 51 – 300m. 8) Punggung bukit asimetrik yang tertoreh melebar di atas batu pasir dan batuan lumpur mempunyai kemiringan lereng >60% dengan relief >300m 9) Lereng lahar yang landai dengan bukit kecil basalt yang membulat dengan kemiringan lereng 9-15 % dan relief 2 – 10 m.
5.1.2. Struktur Geologi Bentuk Kabupaten Temanggung secara makro merupakan cekungan atau depresi, artinya rendah di bagian tengah, sedangkan sekelilingnya berbentuk pegunungan, bukit atau gunung. Oleh karena itu, geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik ini ukurannya bervariasi antara blek, gragal, kerikil, pasir debu, dan lempung sebagai akibat dari muntahan materi piroklastik gunung api yang mengendap kemudian membentuk daerah alluvial atau sedimen sehingga terjadi berlapis, dan butiran besar terletak di bawah. Analisis Pengembangan Kawasan V- 3
Lapisan atas mudah sekai dipengaruhi oleh tenaga eksogen dan mampu menyerap atau menahan air. Morfologi Kabupaten Temanggung pada dasarnya dibedakan menjadi dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah dibentuk oleh sedimen atau alluvial, sedang dataran tinggi dibentuk oleh pegunungan perbukitan yang keadaannya bergelombang.
5.1.3. Hidrologi Berdasarkan RTRW 2011-2031 dijelaskan tentang kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Temanggung yang diuraikan berdasarkan identifikasi sungai dan Satuan wilayah Sungai (SWS). Sungai yang melintas di Kabupaten Temanggung antara lain Kali Trocoh, Kali Progo, Kali Murung, dan Kali Klegung. Sungai-sungai pada wilayah ini tergabung dalam 2 SWS yaitu SWS Jratunseluna dan SWS Progo Opak Oyo.
Gambar 5.1. Daerah Aliran Sungai dan arah aliran sungai (Sumber gambar: draft RTRW 2011-2031)
Analisis Pengembangan Kawasan V- 4
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kondisi hidrologi terbentuk oleh masing-masing formasi batuan mempunyai karakteristik dan ciri fisik tersendiri terhadap kemampuan penyimpanan air tanah, tergantung pada sistem ruang antar butir, celah, rekahan, ataupun struktur sekunder lainnya. Umumnya sebaran batuan yang muda dan belum terkonsolidasi batuan vulkanologi gunung api. Berdasarkan ciri litologi, fasies dan lingkungan pengendapan dan batuan muda yang tersingkap di daerah Temanggung, maka dapat diidentifikasi ada cekungan cukup baik mengandung dan mengalirkan air tanah salah satunya adanya tumpukan guguran lava jenis air tanah potensial yaitu Cekungan Magelang-Temanggung. Cekungan Magelang-Temanggung mendapat imbuhan yang cukup penting dari bagian pegunungan di barat dan utara yaitu Gunung Sindoro dan Sumbing. Cekungan ini dilalui oleh sungai-sungi kecil yang bermuara dan membentuk sungai inti yang merupakan satuan DAS Bodri dan DAS lainnya. Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung meliputi dua macam sumber air yaitu sungai dan sumber air dangkal atau mata air. Jumlah masing-masing sumber air tersebut sebagai berikut (RTRW 2011-2031): 1. Sungai, terdapat di Kabupaten Temanggung merupakan hulu sungai atau Daerah Aliran Sungai diantaranya yang cukup besar adalah DAS Bodri. 2. Mata air, di tinjau dari kondisi geologi, Kabupaten Temanggung cukup potensial mata air, terurama di bagian Barat (sekitar lereng Gunung Sindoro dan Sumbing serta Ungaran yaitu Kecamatan yang berbatasan langsung seperti Kecamatan Kledung, Tretep, Bejen, Wonoboyo, Selopampang, Banasari, Ngadirejo dan Pringsurat). Berdasarkan hasil data survei tahun 2008, wilayah Kabupaten Temanggung memiliki sumber mata air yang cukup banyak. Masing – masing mata air tersebut tersebar di seluruh kecamatan.
5.1.4. Jenis Tanah Secara umum, jenis tanah di Kabupaten Temanggung, dan sebarannya adalah sebagai berikut: 1) Latosal Coklat seluas 26.563,47 ha (32,13%) membentang di tengah-tengah wilayah Kabupaten Temanggung dari arah Barat laut ke Tenggara; Analisis Pengembangan Kawasan V- 5
2) Latosal Coklat-kemerahan seluas 7.879,93 ha (9.53%) membentang di bagian Timur ke Tenggara; 3) Latosal Merah-kekuningan seluas 29.209,08 ha (35,33%) membentang di bagian Timur dan Barat; 4) Regosol seluas 16.873,97 ha (20,14%) membentang sebagian di sekitar Sungai Progo dan lereng-lereng terjal; 5) Andosol seluas 2.149,55 ha (2,60%) membentang di aluvial antar bukit.
Gambar 5.3. Irigasi dan Bendung di Kabupaten Temanggung ( sumber: draft RTRW 2011-2031) 5.1.5. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung adalah untuk sawah seluas 20.634 ha dan bukan sawah seluas 66.431 ha. Sawah sendiri terbagi menjadi sawah irigasi seluas 19.693 ha dan sawah tadah hujan seluas 941 ha, bangunan seluas 9.274 ha, tegalan/huma seluas Analisis Pengembangan Kawasan V- 6
28.093 ha, kolam/empang seluas 31 ha, hutan Negara/rakyat seluas 16.117 ha, perkebunan Negara /swasta seluas 10.816 ha dan untuk lahan lainnya seluas 2.100 ha. Tabel 5.2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan (Ha) di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Kecamatan
Lahan Sawah
Bukan Lahan Sawah
Parakan 1.223 1.000 Kledung 247 2.974 Bansari 619 1.635 Bulu 1.364 2.940 Temanggung 1.890 1.449 Tlogomulyo 385 2.099 Tembarak 752 1.932 Selopampang 790 939 Kranggan 1.425 4.336 Pringsurat 639 5.088 Kaloran 1.436 4.956 Kandangan 1.516 6.320 Kedu 2.190 1.306 Ngadirejo 1.505 3.826 Jumo 1.279 1.654 Gemawang 643 6.068 Candiroto 1.195 4.799 Bejen 678 6.206 Tretep 57 3.308 Wonoboyo 802 3.596 Jumlah 20.634 66.431 Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung
Jumlah
Prosentase
2.223 3.221 2.254 4.304 3.339 2.484 2.684 1.729 5.761 5.727 6.392 7.836 3.496 5.331 2.932 6.711 5.994 6.884 3.365 4.398 87.065
2,55 3,70 2,59 4,94 3,84 2,85 3,08 1,99 6,62 6,58 7,34 9,00 4,02 6,12 3,37 7,71 6,88 7,91 3,86 5,05 100,00
Sedangkan jenis sawah berdasarkan jenis pengairannya dapat dibedakan menjadi sawah dengan irigasi teknis, setengah teknis, pengariran sederhana dari PU, pengariran sederhana non PU dan sawah tadah hujan (Tabel 5.3). Lahan sawah merupakan salah satu potensi untuk pengembanganan budidaya ikan menggunakan sistem mina padi, tanpa harus merubah dan mengganggu peruntukan lahan lain, khususnya sawah yang menggunakan irigasi teknis dan semi teknis. Pada kondisi geografi yang bergelombang seperti Kabupaten Temanggung, serta ketersediaan sumber air yang masih cukup melimpah, lahan sawah dengan irigasi sederhana juga masih memungkinkan untuk pengembangan budidaya ikan sistem mina padi.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 7
Tabel 5.3. Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan (Ha) di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Kecamatan
Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo Jumlah
Pengairan Teknis
Pengairan Setengah Teknis
417 170 684 292 372 512 284 197 188 1.162 164 199 4.641
637 17 396 588 530 268 302 301 142 111 889 232 931 966 861 198 965 47 157 8.538
Pengairan Sederhana PU
75 100 113 546 164 103 93 80 37 277 346 59 375 190 248 24 30 129 2.989
Pengairan Sederhana Non PU
91 130 511 14 65 96 682 63 532 36 73 178 533 10 511 3.525
Tadah Hujan
3 110 60 1 21 9 144 73 218 2 28 124 28 115 5 941
Jumlah
1.223 247 619 1.364 1.890 385 752 790 1.425 639 1.436 1.516 2.190 1.505 1.278 643 1.195 678 57 802 20.634
Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung
Penggunaan lahan bukan sawah didominasi oleh lahan yang digunakan untuk perkebunan dan lahan untuk bangunan (Tabel 5.4). Sedangkan penggunaan lahan untuk empang atau kolam sangat kecil, yakni hanya sekitar 31 Ha.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 8
Tabel 5.4. Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah Menurut Kecamatan (Ha) dan Jenisnya di Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Hutan Negara/ Rakyat Parakan 313 473 1 135 Kledung 138 2.124 680 Bansari 134 826 647 Bulu 372 2.095 3 411 Temanggung 847 315 7 14 Tlogomulyo 239 1.615 1 190 Tembarak 290 906 2 640 Selopampang 214 561 3 115 Kranggan 797 2.490 Pringsurat 1.177 1.770 590 Kaloran 689 2.560 22 Kandangan 994 1.528 727 Kedu 492 446 12 50 Ngadirejo 313 1.270 2.174 Jumo 365 125 325 Gemawang 451 1.763 1.544 Bejen 509 1.653 3.547 Tretep 188 2.204 887 Wonoboyo 305 1.425 2 1.111 Jumlah 9.274 28.093 31 16.117 Sumber : Badan Pusat Statisitik Kabupaten Temanggung Kecamatan
5.2.
Lahan Untuk Bangunan
Tegal/ Huma
Kolam/ Empang
Perkebunan Negara/ Swasta 16 27 9 62 29 697 1.375 1.590 2.629 230 14 791 2.190 439 718 10.816
Lainnya
Jumlah
62 32 1 59 257 54 32 17 352 176 95 442 76 55 48 120 58 29 35 2.100
1.000 2.974 1.635 2.940 1.449 2.099 1.932 939 4.336 5.088 4.956 6.320 1.306 3.826 1.654 6.068 6.206 3.308 3.596 66.431
STRUKTUR RUANG Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem
pusat permukiman perdesaan, sistem pusat permukiman perkotaan serta sistem prasarana wilayah. Struktur ruang merupakan suatu sistem yang menggambarkan karakter pemanfaatan ruang yang terdiri dari strata pusat-pusat pelayanan serta hierarki pusat yang terkait dengan pola transportasi dan sistem prasarana wilayah lainnya dalam ruang wilayah daerah. Dalam kontek pengembangan kawasan perikanan (minapolitan) maka harus menserasikan dengan arahan pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam RTRW. 5.2.1. Rencana Sistem Perkotaan Perikanan Kawasan sentra perikanan budidaya (minapolitan) merupakan kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya. Analisis Pengembangan Kawasan V- 9
Kawasan perkotaan sebagaimana dijelaskan dalam draft RTRW 2011-2031, merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kabupaten Temanggung secara alamiah mempunyai beberapa wilayah sebagai pusat-pusat pertumbuhan dimana masing-masing memiliki tingkat pelayanan tersendiri yang didukung dengan keberadaan kawasan hinterland. Perbedaan tingkat pelayanan tersebut dilihat dari aspek jumlah penduduk, ketersediaan fasilitas, aktifitas ekonomi, serta aspek lainnya.
Gambar 5.3. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Pengembangan Perikanan Kabupaten Temanggung (Sumber Gambar: Draft RTRW Kab. Temanggung tahun 20112031) Secara umum struktur kota digunakan untuk mengetahui sistem perkotaan pada wilayah yang lebih luas (kabupaten). Struktur kota dapat dilihat dari perkembangan suatu daerah yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antar kota, dan faktor internal digunakan untuk Analisis Pengembangan Kawasan V- 10
mengetahui struktur keruangan kota itu sendiri. Hal ini berguna untuk mengintegrasikan kota dalam wilayah yang lebih luas. Pola perkembangan kota lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk, perkembangan prasarana, kondisi relief, dan aksesibilitas yang mempengaruhi pergerakan barang atau orang. Untuk daerah yang landai dengan aksesibilitas tinggi seperti Pringsurat, Kranggan, Temanggung, Kedu, Parakan cepat berkembang.Rencana sistem perkotaan Kabupaten Temanggung berdasarkan Draft RTRW Kab. Temanggung 2011-2031 sebagai berikut: a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Temanggung meliputi kawasan perkotaan Temanggung dan Parakan. PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan umum, pusat perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatankecamatan yang menjadi wilayah pengaruhnya. Untuk mendukung fungsi tersebut maka fasilitas yang harus ada adalah fasilitas pelayanan umum serta perdagangan dan jasa skala kecamatan dan ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Kota PKL direncanakan memiliki skala pelayanan satu wilayah kabupaten. Jenis fasilitas dan prasarana yang dilokasikan di kawasan perkotaan ini dirancang untuk memiliki pelayanan Kabupaten. b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Kabupaten Temanggung adalah kawasan Ngadirejo dan Kranggan. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) merupakan kawasan perkotaan yang dalam jangka waktu tertentu akan diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL). c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Temanggung adalah kawasan Perkotaan Pringsurat, Kedu, Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, Selopampang, Bejen, Jumo, Tlogomulyo, Tembarak, Kaloran, Gemawang, Wonoboyo, Bansari dan Tretep. Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota ibukota kecamatan yang memiliki skala kecamatan dan beberapa desa. Kota-kota ini merupakan pusat pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat lokal (kecamatan).
Analisis Pengembangan Kawasan V- 11
5.2.2. Rencana Sistem Pedesaan Permukiman perdesaan pada dasarnya dapat dianalogikan dengan terminologi wilayah belakang (hinterland) pada konsep pusat-wilayah belakang (center-hinterland). Pusat adalah kawasan perkotaan yang dicirikan oleh dominasi kegiatan non-pertanian, baik dalam aktivitas ekonomi maupun sosial. Sedangkan hinterland adalah kawasan “di luar” kawasan perkotaan. Kawasan yang berada di luar kawasan perkotaan tersebut, tentunya adalah kawasan perdesaan, di mana kegiatan pertanian sangat dominan. Sesuai dengan arahan yang tertuang di dalam RTRW, sistem permukiman perdesaan dikembangkan sebagai pusat kegiatan kawasan perdesaan atau hinterland. Dengan demikian, dalam konteks Jawa Tengah pengembangan sistem permukiman perdesaan dapat diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut: a. Permukiman perdesaan akan menjadi penyeimbang pertumbuhan pusat dan wilayah belakang, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang semakin melebar antara perdesaan dan perkotaan. b. Permukiman perdesaan diarahkan sebagai media transformasi fungsi perkotaan kepada kawasan perdesaan. c. Permukiman perdesaan menjadi pusat distribusi dan koleksi (pengumpulan) sumberdaya yang diperlukan bagi pengembangan wilayah perdesaan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung adalah perdesaan, sehingga wajib untuk membuat perencanaan perdesaan. Daerah perdesaan merupakan penghasil sumberdaya. Sebagian besar penduduk Kabupaten Temanggung bermukim pada wilayah perdesaan. Jadi membangun perdesaan merupakan membangun masyarakat pada umumnya. Pembangunan perdesaan umumnya dipengaruhi faktor fisik. Rencana kawasan pedesaan meliputi kawasan: a.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi kawasan Perdesaan Kebumen di Kecamatan Pringsurat, Desa Kebonsari di Kecamatan Wonoboyo, Desa Gentan di Kecamatan Kranggan dan Desa Malebo di Kecamatan Kandangan. PPL adalah Desa dengan dengan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa. PPL berfungsi sebagai pusat pelayanan umum serta perdagangan dan jasa. Fasilitas yang harus ada diantaranya adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan Analisis Pengembangan Kawasan V- 12
maupun perdagangan dan jasa skala kecamatan. Jenis fasilitas dan prasarana yang dilokasikan di kawasan pusat pelayanan lingkungan ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan beberapa desa atau satu wilayah kecamatan. b.
Kawasan Agropolitan meliputi Kecamatan Kledung, Pringsurat, Gemawang dan Selopampang
5.3.
POLA PEMANFAATAN RUANG
Rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Temanggung seperti tertuang dalam draft RTRW tahun 2011-2031 dibedakan atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya. 5.3.1. Kawasan Lindung Pengelolaan kawasan lindung dilakukan untuk melestarikan kawasan-kawasan yang berfungsi lindung, dengan sasaran untuk : 1) Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai sejarah dan budaya. 2) Mempertahankan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam. Kawasan Lindung meliputi (1) Kawasan Hutan Lindung (2) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya, (3) kawasan perlindungan setempat, (4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya (5) kawasan rawan bencana alam dan (6) kawasan lindung geologi. Sasaran utama pengaturan dan penataan kawasan lindung untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan fungsi lindung atas tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa, mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam, serta menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam dan buatan untuk memajukan kebudayaan nasional.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 13
5.3.1.1.Kawasan Yang Memberi Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya 1.
Kawasan Hutan Lindung
a. Potensi dan Manfaat Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung sepenuhnya diperuntukkan bagi konservasi hidrologis. Kawasan lain di luar kawasan hutan dimungkinkan sebagai kawasan lindung asalkan memenuhi kriteria yang dimaksud.
Luasan kawasan hutan lindung sebesar 3.282 (tiga ribu dua ratus delapan
puluh dua) hektar. Persebaran kawasan lindung pada 10 kecamatan yang sebagian besar berada pada lereng Gunung Sumbing dan Sindoro yaitu: a. Kecamatan Tretep; b. Kecamatan Wonoboyo; c. Kecamatan Candiroto; d. Kecamatan Ngadirejo; e. Kecamatan Bansari; f. Kecamatan Kledung; g. Kecamatan Bulu; h. Kecamatan Tlogomulyo; i. Kecamatan Tembarak; dan j. Kecamatan Selopampang. b. Arahan Pengelolaan Pengelolaan kawasan hutan lindung tidak diarahkan untuk pemanfaatan budidaya. Arahan tersebut meliputi : 1) Kegiatan yang ada di kawasan hutan lindung yang tidak menjamin fungsi lindung, secara bertahap dikembalikan pada fungsi utama kawasan. 2) Kegiatan perindustrian, kegiatan penambangan golongan C, dan atau kegiatan lain yang bersifat membuka lahan/hutan tidak diperkenankan.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 14
2.
Kawasan Resapan Air
a. Potensi dan Manfaat Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air bagi daerah bawahannya. Berdasarkan kriteria yang ada, seluruh wilayah Kabupaten Temanggung termasuk kawasan resapan air, namun demikian terdapat tiga kawasan yang perlu dijaga kelestariannya yaitu kawasan Sindoro dan Sumbing yang kondisinya relatif kritis serta cekungan Kledung. Kawasan resapan air di Kabupaten Temanggung memililki luas kurang lebih 22.215 (dua puluh dua ribu dua ratus lima belas) hektar b. Arahan Arahan pengelolaan Kawasan Resapan Air meliputi: 1. Kegiatan atau hal-hal yang bersifat menghalangi masuknya air hujan ke dalam tanah diminimalkan, bahkan ditiadakan; 2. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan adalah kegiatan yang tidak mengurangi fungsi lindung kawasan; 3. Kegiatan yang diperbolehkan dilaksanakan di kawasan resapan air adalah pertanian tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang disertai tindakan konservasi; dan Kawasan resapan air dapat dimanfaatkan untuk kegiatan agrowisata, termasuk didalamnya adalah minawisata. 5.3.1.2.Kawasan Perlindungan Setempat 1.
Sempadan Sungai Dan Saluran Irigasi
a.
Potensi dan Manfaat
Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir sungai dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Analisis Pengembangan Kawasan V- 15
Sempadan sungai direncakan meliputi: Sungai Progo beserta anak sungainya; Sungai Logung beserta anak sungainya; Sungai Lutut beserta anak sungainya; dan Sungai Putih beserta anak sungainya; b. Arahan Pengelolaan Guna memberikan perlindungan sungai dengan optimal maka arahan pemanfaatan kawasan sempadan sungai ditetapkan sebagai berikut : 1) Dilarang mendirikan bangunan pada kawasan sempadan sungai; 2) Dilarang melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan; 3) Diperbolehkan bagi kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang diijinkankan pada kawasan sempadan sungai; 4) Diperbolehkan bagi kegiatan yang tidak memanfaatkan lahan secara luas; 5) Diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat memperkuat fungsi perlindungan kawasan sempadan sungai dan tidak mengubah fungsi kegiatannya di masa mendatang. Pengendalian sungai perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir, pencemaran, kekeringan, erosi, dan sedimentasi. Pengendalian kegiatan yang ada disekitar sungai dengan memanfaatkan lahan di daerah manfaat sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu sebagai berikut : 1) Kegiatan budidaya pertanian dengan jenis tanaman yang diizinkan; namun lebih diutamakan dilakukan penanaman tumbuhan/ pepohonan berakar dalam guna mencegah terjadinya longsor; 2) Untuk pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan peringatan, ramburambu pekerjaan/pengamanan, serta sarana bantu navigasi pelayaran; 3) Untuk pemasangan rentang kabel listrik, kabel telepon, dan pipa air minum; 4) Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan umum;
Analisis Pengembangan Kawasan V- 16
5) Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan bangunan pengambilan dan pembuangan air; 6) Untuk menyelenggarakan kegiatan bagi masyarakat yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan fungsi sungai (dapat digunakan untuk olah raga, rekreasi, parkir dan lain-lain); 7) Untuk pemanfaatan lain yang diatur melalui peraturan daerah sesuai dengan kondisi sungai dan kondisi daerah, serta tetap mempertimbangkan kelestarian dan fungsi sungai. Sedangkan pemanfaatan badan air sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu sebagai berikut: 1) prasarana angkutan air; 2) sarana kegiatan pariwisata; 3) olah raga air; 4) perikanan; 5) pembangkit listrik tenaga air (jika memungkinkan); 6) penambangan bahan galian (dengan batasan tertentu, dalam arti kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu ekosistem sungai, kelestarian sungai dan kualitas air sungai); 7) Kegiatan budaya dan keagamaan. Penentuan Garis Sempadan jaringan irigasi untuk pagar diukur dari sisi atau tepi saluran yang tidak bertanggul atau kaki tanggul sebelah luar saluran / bangunan irigasi atau pembuangan dengan jarak. Sempadan saluran irigasi meliputi 579 (lima ratus tujuh puluh sembilan) Daerah Irigasi yang terdapat di Kabupaten Temanggung. 5.3.1.3.Kawasan Sekitar Mata Air Kawasan lindung sekitar mata air merupakan kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Tujuan perlindungan kawasan adalah mempertahankan dan melestarikan sumber mata air dari berkurangnya kualitas dan kuantitas debit air. Analisis Pengembangan Kawasan V- 17
Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air memiliki kriteria sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 m di sekitar mata air. Pada wilayah Temanggung terdapat 141 sumber mata air yang tersebar di 20 kecamatan. 5.4.
KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah: 1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. 2) Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian, kesesuaian dan kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara optimal. Kesesuaian kawasan untuk kegiatan budidaya, selain berdasar atas perhitungan skor kesesuaian lahan seperti pada kawasan fungsi lindung dan penyangga, secara lebih rinci juga dilakukan identifikasi faktor-faktor fisik kawasan untuk kesesuaian fungsi kegiatan tertentu. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang disediakan untuk berbagai kegiatan pembangunan. 5.4.1. Kawasan Tanaman Pangan Analisis Pengembangan Kawasan V- 18
Kawasan tanaman pangan terbagi menjadi kawasan pertanian lahan berirrigasi dan kawasan pertanian tidak berirrigasi. 1. Kawasan Pertanian Lahan Beririgasi a.
Potensi dan Manfaat
Merupakan kawasan pertanian lahan basah/beririgasi merupakan kawasan pertanian yang tersedia air secara terus menerus sepanjang tahun dan cocok untuk komoditas tanaman padi dengan ciri pengolahan tanah sawah. Kawasan ini digunakan tidak hanya sebagai lahan produksi tetapi juga digunakan sebagai daerah resapan air. Lahan beririgasi di Kabupaten Temanggung mempunyai luas kurang lebih 19.693 (sembilan belas ribu enam ratus sembilan puluh tiga) hektar yang berada diseluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Temanggung. b. Arahan Pengelolaan Arahan pengelolaan Kawasan Pertanian Lahan Basah adalah : 1) Kawasan pertanian lahan basah (sawah) diarahkan untuk budidaya tanaman pangan; 2) Mempertahankan lahan basah (sawah) yang beririgasi teknis untuk mendukung program ketahanan pangan nasional; 3) Pertanian lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dan cadangan lahan pertanian pangan berkelanjutan; 4) Pengaturan debit air irigasi sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan air; 5) Pengelolaan pertanian lahan basah harus memperhatikan kaidah pelestarian dan ramah lingkungan; 6) Pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi; dan 7) Pada lereng dengan kemiringan lebih dari 8 % (delapan persen), perlu memperhatikan pengelolaan teknis budidaya padi sawah. 2. Kawasan Pertanian Lahan Bukan Irigasi Analisis Pengembangan Kawasan V- 19
a. Potensi dan Manfaat Merupakan Kawasan pertanian lahan kering yang kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan tidak hanya kegiatan pertanian diluar/selain sawah karena didukung oleh kondisi dan topografi tanah yang memadai dan sumber utama pengairannya berasal dari air hujan. Lahan bukan irigasi memiliki luas luas kurang lebih 940 (sembilan ratus empat puluh) hektar b. Arahan Pengelolaan Lahan peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan luas 20.630 (dua puluh ribu enam ratus tiga puluh) hektar. Untuk mendukung pengembangan pertanian lahan kering supaya dapat lebih maju dilakukan dengan: 1) Peningkatan pengolahan lahan dengan menggunakan teknologi yang sesuai; 2) Mempertahankan tanaman yang telah ada dan memiliki daya saing tinggi; 3) Penambahan sarana dan prasarana pendukung pengolahan hasil-hasil pertanian; dan 4) Penggunaan teknologi tepat guna dan memperhatikan kaidah pelestarian dan ramah lingkungan serta melakukan kerjasama dengan pihak investor luar. 5) Kawasan ini merupakan kawasan yang boleh dialihfungsikan untuk kawasan terbangun, sebagai cadangan lahan dengan berbagai fungsi, sejauh sesuai dengan rencana rinci tata ruang; 5.4.2. Kawasan Pertanian Hortikultura 1.
Potensi dan Manfaat
Kawasan budidaya hortikultura adalah kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpangsari. Kesesuaian lahan kawasan pertanian hortikultura adalah dataran rendah dan dataran tinggi, dengan bentuk lahan datar sampal berbukit, dan tersedia sumber air yang cukup. Pada Kabupaten Temanggung, kawasan pertanian holtikultura dengan luas kurang lebih 28.093 (dua puluh delapan ribu sembilan puluh tiga) hektar meliputi Kecamatan Parakan, Kecamatan Kledung, Kecamatan Bansari, Kecamatan Bulu, Kecamatan Temanggung, Analisis Pengembangan Kawasan V- 20
Kecamatan Tlogomulyo, Kecamatan Tembarak, Kecamatan Selopampang, Kecamatan Kranggan, Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Kandangan, Kecamatan Kedu, Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Jumo, Kecamatan Gemawang, Kecamatan Candiroto, Kecamatan Bejen, Kecamatan Tretep dan Kecamatan Wonoboyo. 2.
Arahan Pengelolaan 1) Penetapan komoditas tanaman hortikultura dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan, konservasi tanah dan air, serta mempertimbangkan aspek sosial ekonomi masyarakat; dan 2) Mengembangkan jenis tanaman hortikultura yang memiliki prospek pasar lokal dan regional.
5.4.3. Kawasan Perkebunan 1.
Potensi dan Manfaat
Kawasan budidaya perkebunan adalah kawasan/areal/bidang tanah yang diusahakan untuk tempat budidaya tanaman keras dengan tanaman sejenis, sistem pengambilan hasilnya bukan dengan cara menebang pohon. Kawasan perkebunan ini memliki luas kurang lebih 10.816 (sepuluh ribu delapan ratus enam belas) hektar berupa: 1) Perkebunan yang diusahakan perusahaan dengan luas kurang lebih 783 (tujuh ratus belapan puluh tiga) hektar yang berada di Kecamatan Bejen, Kecamatan Kandangan dan Kecamatan Pringsurat. 2) Perkebunan rakyat terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 10.033 (sepuluh ribu tiga luluh tiga) hektar.
2.
Arahan a. Mempertahankan dan mengembangkan jenis tanaman tahunan yang sudah ada serta mengintroduksi jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 21
b. Perlu dilakukan pola tanam dan pola tata tanam yang baik dengan memperhatikan asas konservasi tanah dan air kawasan budidaya tanaman tahunan ini. 5.4.4. Kawasan Peruntukan Peternakan 1.
Potensi dan Manfaat
Kawasan peternakan adalah kawasan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi kegiatan peternakan dan segala kegiatan penunjangnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam menghasilkan produksi peternakan seperti ternak dan hasil ternak lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan peternakan dikembangkan di daerah yang selama ini sudah berkembang peternakan dan memiliki sumberdaya yang mendukung yaitu sumber pakan yang mencukupi. Kawasan peternakan di Kabupaten Temanggung terdiri atas budidaya ternak besar, budidaya ternak kecil, aneka ternak dan budidaya ternak unggas. Anaeka ternak disini berupa ternak kelinci dan puyuh. Lokasi peternakan diarahkan pada lahan pertanian bukan irigasi, kawasan pertanian tanaman holtikultura dan kawasan perkebunan yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. 2.
Arahan Pengelolaan
Arahan pengelolaan kawasan peternakan meliputi : 1. Mengutamakan komoditas ternak yang bernilai ekonomis tinggi dan pemasaran yang luas; 2. Usaha peternakan yang sudah ada dan berkembang serta berada di luar kawasan peternakan dan tidak memenuhi persyaratan lokasi bagi jenis ternak tertentu serta menimbulkan dampak bagi masyarakat, secara bertahap diusahakan pemindahannya ke tempat yang memenuhi syarat; 3. Kegiatan peternakan masyarakat yang merupakan bagian dari budaya ekonomi masyarakat perdesaan dapat menyatu di kawasan permukiman perdesaan; 4. penyediaan lahan untuk kawasan penggembalaan umum terletak di wilayah padat ternak yang fungsinya meliputi penghasil tumbuhan pakan, tempat perkawinan alami, Analisis Pengembangan Kawasan V- 22
seleksi, kastrasi dan pelayanan inseminasi buatan, tempat pelayanan kesehatan hewan dan/atau tempat obyek penelitian pengembangan peternakan dan kesehatan ternak; dan 5. Peningkatan nilai ekonomi ternak dengan mengelola dan mengolah hasil ternak seperti pembuatan industri pengolahan hasil ternak, mengolah kulit, dan industri lainnya. 5.4.5. Budidaya Perikanan Pada draft RTRW dijelaskan rencana alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya, dimana salah satu kegiatan didalamnya adalah untuk kegiatan perikanan. Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah: 1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. 2) Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budidaya dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek. Untuk mencapai tujuan pemanfaatan ruang yang optimal maka alokasi pemanfaatan ruang memperhatikan asas kelestarian kesesuaian dan kemanfaatan. Asas kelestarian dimaksudkan agar pemanfaatan ruang tidak mengurangi nilai manfaat di masa yang akan datang dengan memberikan perlindungan terhadap kualitas ruang. Asas kesesuaian bertujuan untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan potensi yang dikandungnya sedangkan asas kemanfaatan ditujukan agar nilai manfaat ruang dapat memberikan dampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara optimal. Kesesuaian kawasan untuk kegiatan budidaya, selain berdasar atas perhitungan skor kesesuaian lahan seperti pada kawasan fungsi lindung dan penyangga, secara lebih rinci juga dilakukan identifikasi faktor-faktor fisik kawasan untuk kesesuaian fungsi kegiatan Analisis Pengembangan Kawasan V- 23
tertentu. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang disediakan untuk berbagai kegiatan pembangunan. Kawasan perikanan dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air secara kontinyu yaitu daerah yang tersedia banyak mata air, dan kondisi tanah yang sesuai. Kawasan perikanan ini diperuntukkan untuk menampung kegiatan perikanan kolam pada hamparan dengan luasan minimum 10 hektar. Kawasan perikanan yang menampung kegiatan perikanan kolam hanya dimungkinkan bila tersedia cukup air. Arahan RTRW untuk lokasi kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Temanggung direncanakan, meliputi: 1. Kecamatan Wonoboyo; 2. Kecamatan Parakan; 3. Kecamatan Temanggung; 4. Kecamatan Tlogomulyo; 5. Kecamatan Candiroto; 6. Kecamatan Tembarak; 7. Kecamatan Selopampang; 8. Kecamatan Kedu; dan 9. Kecamatan Bulu. 5.4.6. Rencana Kawasan Minapolitan Kawasan sentra perikanan (Minapolitan) terdiri dari kota perikanan dan desa-desa sentra produksi perikanan yang ada di sekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi kawasan yang ada. Pengelolaan ruang diartikan sebagai kegiatan pengaturan, pengendalian, pengawasan, evaluasi, penertiban dan peninjauan kembali atas pemanfaatan ruang kawasan sentra perikanan. Program pengembangan kawasan sentra perikanan adalah pembangunan ekonomi berbasis perikanan yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada, utuh dan menyeluruh, berdaya saing , berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan perikanan yang terdapat di daerah pedesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urban-rural linkages), dan menyeluruh hubungan yang bersifat timbal balik yang dinamis. Analisis Pengembangan Kawasan V- 24
Adapun kriteria umum dalam perencanaan pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) adalah: 1.
Penggunaan lahan untuk kegiatan perikanan harus memanfaatkan potensi yang sesuai untuk peningkatan kegiatan produksi dan wajib memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup serta mencegah kerusakannya;
2.
Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang untuk dialih fungsikan;
3.
Kegiatan perikanan skala besar, baik yang menggunakan lahan luas ataupun teknologi intensif harus terlebih dahulu memiliki kajian Amdal sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku;
4.
Kegiatan perikanan skala besar, harus diupayakan menyerap sebesar mungkin tenaga kerja setempat;
5.
Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan dan RTRW.
Kriteria pengembangan kawasan perikanan budidaya antara lain adalah: 1.
Memiliki kegiatan ekonomi yang dapat menggerakkan pertumbuhan daerah;
2.
Mempunyai sektor ekonomi unggulan yang mampu mendorong kegiatan ekonomi sektor lain dalam kawasan itu sendiri maupun di kawasan sekitarnya;
3.
Memiliki keterkaitan kedepan (daerah pemasaran produk-produk yang dihasilkan) maupun ke belakang (suplai kebutuhan sarana produksi) dengan beberapa daerah pendukung;
4.
Memiliki kemampuan untuk memelihara sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan mampu menciptakan kesejahteraan ekonomi secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat.
5.
Memiliki luasan areal budidaya eksisting minimal 200 Ha.
Berdasarkan draft RTRW sebagaimana telah dijelaskan di depan, ada 9 kecamatan yang diarahkan untuk menjadi kawasan minapolitan, yaitu Kecamatan Wonoboyo, Candiroto, Parakan, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kedu, dan Bulu. Dibandingkan dengan kecamatan lain yang direncanakan sebagai kawasan minapolitan, Kecamatan Parakan memiliki berbagai keunggulan, antara lain: 1) Terdapat pasar ikan modern Dangkel, meskipun saat sekarang belum berfungsi. 2) Terdapat pasar ikan tradisional Analisis Pengembangan Kawasan V- 25
3) Banyak terdapat kelompok pembudidaya ikan, kelompok pengolah dan pemasar, serta kelompok petani (Tabel 5.5). 4) Kecamatan Parakan memiliki luas lahan kolam paling luas kedua setelah Kecamatan Temanggung, 5) Kecamatan Parakan memiliki luas lahan mina padi kedua setelah Kecamatan Bulu. 6) Kecamatan Parakan memiliki posisi sangat strategis, karena berada di persimpangan jalan kolektor primer. 7) Kecamatan Parakan memiliki sumber mata air paling banyak 8) Pada draft RTRW 2011-2031, Kecamatan Parakan direncanakan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) bersama dengan Kecamatan Temanggung. 9) Kecamatan Parakan memiliki sumber mata air paling banyak (34 mata air), dibaning kecamatan lain, seperti Kecamatan Bulu (31 mata air), dan Kedu (17 mata air), sehingga perlu dimaksimalkan dalam operasionalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air domestik maupun air untuk keperluan irigasi dan perikanan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka kawasan yang diuusulkan menjadi Kawasan Minapolitan di Kabupaten Temanggung adalah Kecamatan Parakan. Pengembangan kawasan dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai dengan arah kebijakan ekonomi nasional, yaitu: 1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan; 2. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan eknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan kompetensi produk unggulan di setiap daerah; 3. Memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi, agar mampu bekerjasama secara efektif, efisien dan berdaya saing;
Analisis Pengembangan Kawasan V- 26
Tabel 5.5. Data Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar)
N O
NAMA DESA
1 1
2 Nglondong
NAMA POKDAKAN
3 Mina Karya Abadi Mina Falaah
2
Campursalam
3
Wanutengah
4
Traji
5 6
Bagusan Mandisari
7
Watukumpul
8
Depokharjo
Mina Manfaat Mina Baabus Salam Mina Berkah Sejahtera Mina Aji
ALAMAT
4 Nglondong
TANGGA L PEMBEN TUKAN
5 28-Jul-10
JUMLAH KELOMPOK DAN ANGGOTA BERDASARKAN JENIS USAHA POKDAKAN CAM MAS LELE Penguru Angg NILA P s . 6 7 10 11 12 13 6
9
3
7
7
8
Kroyo Nglondong Campursala m Campursala m
04-Agust10
Wanutengah
20-Jul-08
8
Traji
13-Agust10
7
Cempaka Rasa
Traji
Wijoyo Syawal
Bagusan Mandisari
Kerajaan Mina
Mandisari
Mina Sumber Rezeki
Watukumpul Depokharjo
3
14-Mar-11
28-Jul-10
V V
V V
NAMA PENGURUS POKDAKAN/POKLAHSAR Ketua
Sekretaris
14 Agus Sulawal S
15 Awid Darmuji
Jumali
Sunardi
Abdur Rochman
Anis Mustofa
V
V
Bunyamin
Karwan
10
V
V
Muhtadin, S.Ag
11
V
V
V
Sariyanto
Zaini Arifin Budi Arifin
3
3
Kripik Nila
Kripik lele
Kripi k Bawa l
Hemie Fitriyasari
Hemi Kurnia Dewi
3
9
V
V
V
5
9
V
V
V
Drs. Khoeron Nurul Huda, S.Ag
Imam S Agus Imanafi
3
5
Bendahara 16 Umar Rosyid
Ahmad Qodar
Widiyanto Nur Ariadi
Rusmiyati
Musawir Tafsir
Slamet Riyadi
Analisis Pengembangan Kawasan V- 27
Tabel 5.5. Lanjutan ......... JUMLAH KELOMPOK DAN ANGGOTA BERDASARKAN JENIS USAHA POKDAKAN
TANGGAL NO
9
NAMA DESA
Dangkel
10 11
Ringinanom Glapansari
12
Sunggingsari
13
Parakan Kauman
NAMA POKDAKAN
ALAMAT
NILA
MAS
02-Mei-08
4
13
V
V
Clarias
Dangkel
18-Apr-11
3
3
Abon Lele
Kripik Lele
Mina Margo Makmur
Ringinanom Glapansari 01-Apr-11
3
7
Mina Mukti Bambu Runcing
Jetis- Parakan Kauman
3
10
V
Mina Barokah
KarangsariParakan Kauman
19-Mar-10
6
5
V
Mina Papilon
Kp. Sidorejo dan Tejosari Parakan Kauman
12-Mar-11
3
7
03-Mei-10
6
9
V
V
3
10
V
V
Sunggingsari
-
15
Caturanom
Mimi Mintuna
CatgawenCaruranom
Mina Makmur
CatgawenCaruranom
Jumlah
Angg.
Dangkel
Parakan Wetan
Tegalroso
Pengurus Sari Ulam
14
16
PEMBEN TUKAN
LELE
NAMA PENGURUS POKDAKAN/POKLAHSAR CAMP
Ketua Hari Prasetyo Wibowo Eni Suharti
Sekretaris Arif Budi Kurniawan Uswatun Khasanah
Bendahara Musta'in Ria Nurmayanti
V
Sugiyanto
V
V
Jastihari
M. Amin Priyanto
Wangkono
V
V
M. Asyari
Galih Rakasiwi
Adip Rochani, S.Ag,
Untung Sugiharto
Danang
Nurcholis
V
Isrofi
Chakiem Harmoko H CH
Erma Setyowati
V
H. Nursalim
Toni
Jumar
Ikan Hias (KOI, MASKOKI, Cupang dll
15 POKDAKAN
58
94
-
-
-
-
Analisis Pengembangan Kawasan V- 28
4. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya perikanan budidaya dan budaya lokal; Sebagai Kawasan Minapolitan, Kecamatan Parakan akan didukung oleh sentra-sentra produksi perikanan yang akan dikembangkan di Kecamatan Wonoboyo, Candiroto, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kedu, dan Kecamatan Bulu. Kecamatan Wonoboyo, Candiroto dan Temanggung diarahkan sebagai sentra produksi Lele. Kecamatan Kedu dan Bulu diarahkan sebagai sentra produksi ikan Karper/Emas, dan Kecamatan Tlogomulyo, Tembarak dan Selopampang diarahkan sebagai sentra budidaya Nila.
Gambar 5.4. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Pengembangan Perikanan Kabupaten Temanggung Analisis Pengembangan Kawasan V- 29
Arahan tersebut didasarkan atas hasil observasi yang menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat rentang komoditas yang banyak dibudidayakan. Bagi usaha budidaya yang saat sekarang telah berlangsung dan berbeda dengan arahan jenis ikan yang direkomendasikan tetap diperbolehkan, namun bagi pembudidaya baru diarahkan untuk membudiyakan jenis ikan sesuai dengan jenis ikan pada masing-masing kawasan. Pembuatan kluster berdasarkan
jenis
ikan
yang
dibudidayakan
tersebut
dimaksudkan
agar
lebih
mempermudah dalam pengelolaan kawasan. 5.5.
INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN
5.5.1. Sistem Transportasi Pada draft RTRW dijelaskan bahwa sistem j`aringan terbagi menjadi sistem jaringan jalan dan sistem perangkutan, baik barang maupun orang. Sistem jaringan jalan dilihat dari kelas jalan dan kualitas jalan, disamping kuantitas (ukuran) dari jalan yang dibutuhkan. Untuk sistem perangkut menganalisa sistem angkutan orang dan angkutan barang dari moda angkutan. Wilayah Kabupaten Temanggung dilewati oleh jaringan jalan provinsi yaitu yang menghubungkan antara Magelang-Temanggung-Wonosobo. Jalur jalan tersebut merupakan wadah pola pergerakan transportasi regional antar kabupaten. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi meliputi rencana sistem jaringan jalan, rencana sistem jaringan pelayanan angkutan umum dan rencna sarana pelayanan umum. 5.5.1.1. Rencana Sistem Jaringan Jalan Sasaran pembangunan sistem transportasi Kabupaten Temanggung sebagai berikut : a. Menyediakan
sarana
dan
prasarana
transportasi
yang
memadai
dengan
mengembangkan sistem jaringan jalan yang baik dan menyediakan sarana angkutan umum untuk membuka wilayah terisolir dan merangsang pertumbuhan pada wilayahwilayah tertentu yang saat ini pertumbuhannya masih sangat rendah. b. Memadukan sistem jaringan jalan dalam wilayah Kabupaten Temanggung dengan wilayah sekitarnya agar sistem transportasi dapat berfungsi secara optimal dalam melayani kegiatan lokal dan wilayah sekitarnya.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 30
c. Mengembangkan keterpaduan intra dan antar moda yang sejalan dengan kebijakan spasial dan daya dukung lingkungan serta mampu menjawab pertumbuhan kebutuhan. d. Mengembangkan manajemen transportasi dalam rangka mencapai efisiensi dan kualitas pelayanan yang lebih tinggi melalui kebijakan seperti: 1) Penataan trayek angkutan umum sesuai dengan hirarki trayek dikaitkan dengan karakteristik permintaan angkutan dan karakteristik jalan. 2) Penataan arus lalu-lintas pada pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Ngadirejo, dan Temanggung, seperti pengaturan fasilitas parkir, pedestrian/pejalan kaki, pedagang kaki lima, dan arus lalu-lintas. 3) Mempertahankan tingkat pelayanan jalan melalui pengawasan dan pengendalian terhadap setiap pembangunan yang dapat menimbulkan gangguan lalu-lintas pada pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Temanggung, dan Ngadirejo. Rencana pembangunan sistem transportasi di Kabupaten Temanggung antara lain: 1) Rencana jaringan jalan arteri primer Rencana jaringan arteri primer, peningkatan ruas jalan Secang – Pringsurat; dan peningkatan ruas jalan Pringsurat – batas Kedu Timur/Semarang Barat (PringsuratBawen); 2) Rencana jalan kolektor primer a) jalan kolektor primer yang berstatus jalan nasional meliputi: (1) ruas jalan batas Kabupaten Wonosobo – Parakan; (2) ruas jalan Parakan - Pertigaan Bulu berupa Jalan Diponegoro; (3) ruas jalan pertigaan Bulu – Kedu; (4) ruas jalan Kedu - batas Kota Temanggung meliputi :
Jalan Hayam Wuruk; Jalan Gajahmada; dan Jalan Diponegoro. (5) ruas jalan batas Kota Temanggung – Kranggan meliputi :
Jln. S. Parman; dan Jln. Sudirman. (6) peningkatan ruas jalan Kranggan - Secang.
b) jalan kolektor primer yang berstatus jalan provinsi meliputi: Analisis Pengembangan Kawasan V- 31
jalan Temanggung – Kaloran – Batas Kabupaten Semarang; jalan Pringsurat – Kranggan; jalan Temanggung – Pertigaan Bulu - Parakan; dan jalan Parakan – Ngadirejo – Patean. 3) Rencana jalan lokal primer peningkatan jalan Kaloran – Kandangan; peningkatan jalan Kandangan Jumo; peningkatan jalan Jumo – Ngadirejo; peningkatan jalan Wonoboyo – Ngadirejo; peningkatan jalan Tretep – Candiroto; peningkatan jalan Tretep – Wonoboyo; peningkatan jalan Kedu – Kandangan; peningkatan jalan Gemawang – Jumo; peningkatan jalan Selopampang – Kranggan; peningkatan jalan Selopampang – Tembarak – Temanggung; peningkatan jalan Tlogomulyo – Temanggung; peningkatan jalan Bansari – Parakan; dan peningkatan jalan Bansari – Ngadirejo; Dengan peningkatan jalan lokal primer tersebut akan semakin memperlancar arus transportasi barang dan orang dari dan ke kawasan sentra produksi dan minapolitan. Dengan demikian akan terbentuk keterkaitan antara Minapolitan sebagai pusat perkotaan perikanan dengan Desa Perikanan (sentra produksi) sebagai hinterland. 4) Rencana jalan lingkungan dan jalan sekunder berupa peningkatan dan pengembangan sistem jalan lingkungan dan jalan sekunder di seluruh wilayah Kabupaten. Jalan lingkungan dan jalan sekunder di kawasan Minapolitan, yakni di Kecamatan Parakan, khususnya di desa-desa dengan aktivitas perikanan budidaya tinggi perlu mendapat prioritas.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 32
5.5.1.2. Rencana Jaringan Pelayanan Angkutan Umum Rencana pelayanan jaringan angkutan umum merupakan peningkatan rute pelayanan umum agar tercipta jaringan pelayanan angkutan umum yang baik dan terencana, rencana ini meliputi: a. Peningkatan rute pelayanan angkutan perdesaan meliputi :
Temanggung – Kranggan - Secang;
Selopampang – Tambarak - Kranggan;
Temanggung – Kaloran - Sumowono;
Temanggung – Kedu - Kandangan;
Gumawang – Jumo – Ngadirejo – Parakan;
Bejen – Candoroto – Gngadirejo - Parakan;
Parakan – Kledung - Wonosobo;
Bansari – Parakan;
Kandangan – Kedu - Temanggung; dan
Tlogomulyo - Temanggung.
b. Peningkatan rute pelayanan angkutan perkotaan meliputi :
kawasan perkotaan Temanggung; dan
kawasan perkotaan Parakan.
5.5.1.3. Rencana Sarana Pelayanan Umum Rencana sarana pelayanan umum dimaksud untuk meningkatkan kualitas sarana sebagai pendukung aktivitas pelayanan umum yang berada di Kabupaten Temannggung. Rencana ini meliputi: 1) Rencana Terminal Penumpang Peningkatan terminal Tipe A di Kawasan Perkotaan Temanggung Peningkatan dan pengembangan terminal Tipe C meliputi: Kawasan Perkotaan Parakan; Kawasan Perkotaan Ngadirejo; Kawasan Perkotaan Kranggan; Kawasan Perkotaan Pringsurat Kawasan Perkotaan Kedu; Kawasan Perkotaan Kandangan; Kawasan Perkotaan Kledung; Kawasan Perkotaan Bulu; Kawasan Perkotaan Candiroto; Kawasan Perkotaan Selopampang; Kawasan Perkotaan Bejen; Kawasan Analisis Pengembangan Kawasan V- 33
Perkotaan Jumo;Kawasan Perkotaan Tlogomulyo; Kawasan Perkotaan Tembarak Kawasan Perkotaan Kaloran; Kawasan Perkotaan Gemawang; Kawasan Perkotaan Wonoboyo; Kawasan Perkotaan Bansari; Kawasan Perkotaan Tretep. 2) Rencana terminal barang yang direncanakan berada di Kecamatan Pringsurat; Kecamatan Selopampang; Kecamatan Temanggung; Kecamatan Kranggan; Kecamatan Candiroto; Kecamatan Ngadirejo dan Kecamatan Parakan untuk mendukung kegiatan akses keluar masuknya barang ke Kabupaten Temanggung. 5.5.2. Infrastruktur Dasar Wilayah 5.5.2.1.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi Sistem jaringan listrik sebagai salah satu sumber energi bagi penerangan, industri maupun perdagangan dan lain-lain, telah sepenuhnya memberikan pelayanan diseluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi ini direncanakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan yang ada. 1.
Kebutuhan Pelayanan Prasarana Listrik
Kebutuhan listrik untuk perencanaan dapat dihitung dengan kriteria untuk pertimbangan perkembangan meliputi: a) Daerah perkotaan jumlah kepala keluarga harus terpenuhi 100% atau seluruhnya. b) Skala prioritas pengembangan jaringan listrik sesuai dengan urgenitas pengembangan jaringan listrik yang dikaitkan dengan radius pelayanan dan pengembangannya. c) Untuk kebutuhan daya listrik, baik rumah tangga, komersial serta sosial dan komersial disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing. Berdasarkan atas perhitungan, dapat diidentifikasi kebutuhan listrik untuk kebutuhan tahun 2031 adalah: a) Kebutuhan listrik untuk rumah tangga (domestik) di Kabuaten Temanggung mencapai 80.180.501 watt. b) Kebutuhan penerangan jalan mencapai 8.018.050 watt. c) Kebutuhan sosial dan komersial mencapai 16.036.100 watt. d) Sehingga kebutuhan total untuk tahun 2031 mencapai 104.234.651 watt. Analisis Pengembangan Kawasan V- 34
Kebutuhan ini selain menjadi tanggungjawab PLN, juga diupayakan untuk dapat dipenuhi konsumen sendiri secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai. Untuk memenuhi kebutuhan jaringan listrik tersebut secara umum dapat dilakukan dengan menambahkan jaringan dan daya, baik pada daerah baru yang terjangkau dan juga untuk daerah yang sudah ada jaringan. Sedangkan untuk daerah yang belum terjangkau karena hambatan alam dan terisolir baik karena berbukit maupun karena adanya hutan yang cukup luas dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna (alternatif) dalam penyediaan energi antara lain dapat dilakukan dengan mengembangkan listrik tenaga surya atau listrik tenaga air (micro hydro), atau listrik tenaga angin. 2.
Rencana Pengembangan Transmisi Tenaga Listrik
Arah pengembangan energi listrik di Kabupaten Temanggung untuk peningkatan kapasitas layanan sambungan ke rumah tangga. Prioritas rencana lebih diorientasikan pada pengembangan sistem jaringan listrik yang masih belum merata ke seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Pemerataan ini meliputi sistem jaringan yang belum menjangkau pada seluruh wilayah maupun pembagian daya listrik yang harus dipenuhi. Rencana pengembangan transmisi tenaga listrik meliputi: 1) pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melalui Kecamatan Kandangan - Kecamatan Kaloran - Kecamatan Kranggan. 2) Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di seluruh kecamatan. 3.
Rencana Pengembangan Gardu Induk Distribusi Dan/Atau Pembangkit Listrik
Kebutuhan tenaga listrik digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, pemerintahan, pelayanan, perdagangan dan sosial serta penerangan jalan.
Untuk itu
direncakan pengembangan gardu induk distribusi dan/atau pembangkit listrik yang meliputi kawasan: 1) peningkatan dan pengembangan gardu induk listrik meliputi Kawasan Perkotaan Temanggung; Kawasan Perkotaan Parakan; dan Kawasan Perkotaan Pringsurat.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 35
2) peningkatan dan pengembangan pembangkit listrik berupa pengembangan Listrik Tenaga Mikrohidro, dan/atau Minihidro di seluruh Kecamatan (terutama untuk daerah yang belum terjangkau karena hambatan alam dan terisolir, baik karena berbukit maupun karena adanya hutan yang cukup luas) 3) Pengembangan energi biogas di lokasi yang memiliki potensi limbah organik. 5.5.2.2.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi 1.
Rencana Kebutuhan Sambungan Telepon
Rencana penentuan kebutuhan sambungan telepon, standar yang digunakan adalah 1 satuan sambungan telepon (SST) untuk 100 penduduk dan kebutuhan sambungan telepon umum adalah 1 satuan sambungan telepon umum untuk 500 penduduk. Selengkapnya mengenai rencana kebutuhan prasarana telekomunikasi/telepon yang diproyeksikan untuk Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.6. Rencana Penyediaan Sambungan Telepon Tahun 2031
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen
Jumlah Penduduk Kebutuhan Sambungan Telepon 2011 2031 SST Telepon Umum Jumlah 50.376 60.863 609 122 730 26.560 32.089 321 64 385 22.912 27.681 277 55 332 44.439 53.690 537 107 644 80.671 97.464 975 195 1.170 21.224 25.642 256 51 308 28.579 34.528 345 69 414 18.427 22.263 223 45 267 43.778 52.891 529 106 635 46.548 56.238 562 112 675 43.806 52.925 529 106 635 47.874 57.839 578 116 694 52.958 63.982 640 128 768 54.432 65.763 658 132 789 28.201 34.072 341 68 409 29.983 36.225 362 72 435 32.264 38.980 390 78 468 20.356 24.593 246 49 295 Analisis Pengembangan Kawasan V- 36
Tabel 5.6.Lanjutan ................... Jumlah Penduduk Kebutuhan Sambungan Telepon 2011 2031 SST Telepon Umum Jumlah 19 Tretep 19.716 23.820 238 48 286 20 Wonoboyo 24.291 29.347 293 59 352 Jumlah 737.394 890.894 8.909 1.782 10.691 Sumber: RTRW, 2011- 2031
No
Kecamatan
Kebutuhan sambungan telepon di Kabupaten Temanggung sampai dengan Tahun 2031 sebanyak 10.691 sambungan dengan rincian 8.909 sambungan SST dan 1.782 sambungan telepon umum. 2.
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telepon
Sarana telekomunikasi sangat dipengaruhi oleh tersedianya prasarana jaringan telepon yang masih mempergunakan kabel. Sambungan telepon untuk kebutuhan pemerintahan, industri, perdagangan dan jasa, perumahan dan pelayanan sosial. Arahan Pengembangan, Peningkatan pelayanan untuk pemerintahan (sampai dengan ibukota kecamatan), untuk industri, pariwisata, usaha perdagangan dan pelayanan sosial. Selain itu direncanakan dengan pengembangan sistem prasarana jaringan kabel dan pembangunan rumah kabel berada di seluruh kecamatan Pada akhir-akhir ini sarana telekomunikasi sudah berkembang dengan pesat, bahkan pemerintah melalui PT Telkom sudah menyerahkan sarana ini pada pihak swasta. Pihak swasta telah mengembangkan teknologi telekomunikasi dengan media seluler atau telepon tanpa kabel. Pihak PT Telkom sudah menyerahkan pada anak perusahaan Swasta PT Telkomsel, dan beberapa perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang telekomunikasi ini seperti Fren, Pro XL, Esia, PT.Indosat. Pesatnya perkembangan teknologi ini melalui sistem pra bayar maupun pasca bayar, dimana pelanggan dapat membuka dan menjadi pelanggan telepon baru tanpa harus melalui birokrasi dan tergantung jaringan kabel telepon yang ada, maka pemerintah sangat sulit mengontrol, jumlah maupun arus telekomunikasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan berupa pengontrolan sarana telepon seluler ini yang biasanya mempergunakan fasilitas pemancar ulang (Re Peater), dimana tiap perusahaan saling berlomba untuk membangun pemancar sebanyak mungkin dengan harapan dapat Analisis Pengembangan Kawasan V- 37
menjangkau pelanggan sampai ke pelosok daerah. Pembangunan pemancar ulang (Re Peater) ini perlu dikaji terhadap lingkungan dan keselamatan penerbangan, maupun gangguan komunikasi lain seperti radio dan televisi. Adapun perencanaan sambungan sistem jaringan nirkabel direncanakan sebagai berikut: a. Pembangunan menara telekomunikasi sistem nirkabel di seluruh wilayah. b. Pemerintah kabupaten mengarahkan penggunaan bersama menara telekomunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang. c. Penataan dan pengaturan lokasi pembangunan menara telekomunikasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah. 5.5.2.3.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumberdaya Air Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air dilakukan melalui : 1.
Peningkatan Pengelolaan Wilayah Sungai Strategis Nasional
Peningkatan pengelolaan wilayah sungai strategis nasional berupa peningkatan pengelolaan wilayah sungai Progo Opak Serang berupa daerah aliran sungai (DAS) Progo dan wilayah sungai Bodri Kuto berupa daerah aliran sungai Bodri. Pengelolaan daerah aliran sungai Progo dan daerah aliran sungai Bodri meliputi: 1) operasi dan pemeliharaan daerah aliran sungai Progo dan daerah aliran sungai Bodri sesuai dengan kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah; dan 2) pengendalian tutupan di kawasan tangkapan air sungai-sungai di wilayah sungai Progo Opak Serang. Peningkatan pengelolaan wilayah sungai ini bertujuan untuk menjaga kelestarian dan fungsi sungai agar tetap optimal penggunaan untuk Kabupaten Temanggung dan sekitarnya. 2.
Pengembangan Sistem Prasarana Air Baku Dan Irigasi
Rencana pengembangan sistem pengairan untuk memenuhi kebutuhan air baku domestik, air baku industri dan air baku untuk pertanian irigasi. Secara umum kebutuhan air digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga, irigasi pertanian, industri dan Analisis Pengembangan Kawasan V- 38
keperluan umum atau lainnya. Keberadaan mata air yang cukup banyak terdapat di Kecamatan Parakan (34 mata air), Bulu (31 mata air), Kedu (17 mata air), Ngadirejo (16 mata air) perlu dimaksimalkan dalam operasionalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air domestik maupun air untuk keperluan industri dan irigasi. Sumber air yang digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga dengan memanfaatkan air tanah dangkal dan dalam yang berasal melalui sumur, mata air, atau jaringan pipa PDAM. Arahan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan air baku domestik adalah dengan menambah kapasitas layanan kebutuhan air bersih, peningkatan pelayanan distribusi dengan meningkatkan sumber daya manusia dan pola kinerja PDAM. Kegiatan pertanian memerlukan sumber air sebagai kebutuhan pokok, tanpa air lahan pertanian tidak akan berproduksi secara maksimal. Jaringan irigasi di Kabupaten Temanggung meliputi irigasi teknis, setengah teknis, sederhana dan tadah hujan. Sumber air untuk irigasi memanfaatkan air permukaan (sungai), air tanah dan tadah hujan. Lahan pertanian yang membutuhkan irigasi mencakup lahan seluas 20.642 ha. Oleh karena jaringan irigasi tersebut selain melayani lahan persawahan di wilayahnya Kabupaten Temanggung juga melayani lahan persawahan di Kabupaten dan Kota Magelang, untuk itu keberadaan jaringan irigasi tersebut harus dipertahankan. Untuk hal di atas maka Rencana Pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi direncanakan meliputi: a. Pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi meliputi: 1.
Peningkatan koordinasi pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten berupa daerah irigasi Progo Manggis – Kalibening;
2.
Peningkatatan koordinasi pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi meliputi:
3.
1)
daerah irigasi Soropadan;
2)
daerah irigasi Catgawen I, II, III, IV; dan
3)
daerah irigasi Galeh.
Peningkatan pengelolaan daerah irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten meliputi 579 (lima ratus tujuh puluh sembilan) daerah irigasi, Analisis Pengembangan Kawasan V- 39
4.
Melakukan pembangunan embung untuk keperluan irigasi air baku dan pengendalian banjir di seluruh kecamatan.
b. Peningkatan pengelolaan daerah irigasi dengan cara pembangunan dan perbaikan operasional prasarana jaringan irigasi di seluruh kecamatan. 3.
Peningkatan Pengelolaan Air Tanah
Peningkatan pemanfaatan air tanah dilakukan erat hubungannya sebagai Supply air bersih untuk kebutuhan Kabupaten Temanggung dan sebagai aturan untuk pemanfaatan air tanah yang ada di Kabupaten Temanggung. Adapun rencana peningkatan pemanfaatan air tanah meliputi: a. Peningkatan prasarana air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan; b. Pemanfaatan secara optimal sumber mata air untuk air minum, air bersih, dan air untuk irigasi; dan c. Mengendalikan dengan ketat penggunaan air tanah dalam. 5.5.2.4.Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan bertujuan untuk mendukung kualitas lingkungan yang lebih baik lagi. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan ini meliputi rencana jaringan persampahan, jaringan air minum, rencana sistem jaringan pengelolaan air limbah dan rencana sistem jaringan drainase. 1.
Rencana Jaringan Persampahan
Pengelolaan sampah di Kabupaten Temanggung dilakukan dengan dua sistem tradisional yaitu dilakukan sendiri-sendiri dengan cara menimbun atau membakar maupun dengan sistem pengelolaan yang dilakukan melalui lembaga yang terstruktur dengan cara mengkoordinir sampah-sampah kemudian membuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) maupun ke tempat pembuangan sementara. Produksi sampah di Kabupaten Temanggung sebesar terdiri dari sampah domestik (permukiman) dan sampah non domestik (pasar, pertokoan, jalan, dan lain-lain). Pengelolaan sampah di Kabupaten Temanggung sama dengan yang dilakukan pada wilayah lain di Jawa Tengah, yaitu mempunyai masalah dalam penanganan sampah. Analisis Pengembangan Kawasan V- 40
Penanganan sampah diperlukan untuk tiga kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi yakni Kecamatan Temanggung, Parakan, dan Kedu. Di tingkat Kabupaten Temanggung Pengelolaan sampah dapat dilaksanakan dengan cara beberapa tahapan. Pengelolaan sampah tahap sementara, jangka menengah dan jangka panjang. Masing-masing tahap dapat dilaksanakan dengan cara sistem setempat, pengelolaan sistem terpusat dan pengelolaan terpusat. Idealnya di setiap tempat yang menjadi konsentrasi kegiatan penduduk di setiap wilayah kecamatan memiliki TPS. Ditinjau dari kebutuhan TPA, idealnya setiap wilayah yang menjadi konsentrasi penduduk dibuatkan TPA, sehingga minimal di Kabupaten Temanggung memiliki 3 TPA, yaitu di Kecamatan Temanggung, Kecamatan Parakan, dan Kecamatan Kedu. Sampah merupakan kendala yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas suatu daerah baik di perkotaan maupun di perdesaan. Oleh sebab itu pengelolaannya perlu dilaksanakan secara terencana. Empat wilayah kecamatan yang
kepadatannya menduduki ranking
urutan satu sampai empat tertinggi, yaitu Kecamatan Temanggung, Parakan, Kedu dan Pringsurat perlu perencanaan pengelolaan sampah. Kecamatan Pringsurat menjadi wilayah perhatian karena direncanakan untuk masa yang akan datang diperuntukkan menjadi daerah kawasan khusus industri. Rencana sistem persampahan di Kabupaten Temanggung meliputi perencanaan dengan prinsip mengurangi (re-duce), menggunakan kembali (re-use) dan mendaur ulang (recycle) meliputi: a. Rencana lokasi tempat pemrosesan akhir dengan cara peningkatan tempat pemrosesan akhir di Kecamatan Kranggan; pengembangan tempat pemrosesan akhir di Kecamatan Kedu; dan pengembangan tempat pemrosesan akhir di Kecamatan Parakan dengan proses rencana sistem pengelolaan tempat pemrosesan akhir dilakukan dengan sanitary landfill b. Rencana lokasi tempat penampungan sementara yang direncanakan tersebar diseluruh kecamatan c. Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga dengan cara berupa peningkatan partisipasi setiap rumah tangga. Analisis Pengembangan Kawasan V- 41
2.
Rencana Sistem Jaringan Air Minum
Sumber air yang digunakan untuk keperluan domestik rumah tangga dengan memanfaatkan air tanah dangkal dan dalam yang berasal melalui sumur, mata air, atau jaringan pipa PDAM.
Arahan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan air baku
domestik adalah dengan menambah kapasitas layanan kebutuhan air bersih, peningkatan pelayanan distribusi dengan meningkatkan sumber daya manusia dan pola kinerja PDAM. Rencana peningkatan sistem jaringan air bersih dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan sistem perpipaan untuk daerah yang cukup mudah terlayani dan non perpipaan untuk wilayah yang sulit dilayani dengan cara membuat terminal tangki air bersih. Rencana tersebut meliputi: 1) Sistem Jaringan Perpipaan Sistem jaringan perpipaan dengan cara peningkatan dan pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum diseluruh wilayah kabupaten. Strategi rencana pengembangan jaringan perpipaan SPAM perkotaan adalah: (a) Meningkatkan cakupan pelayanan, yaitu memanfaatkan peluang relatif tingginya pendapatan masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Hal ini juga didukung adanya Daftar Tunggu masyarakat yang ingin menyambung air PDAM. (b) Menurunkan tingkat kehilangan air, khususnya kehilangan air yang disebabkan oleh adanya pipa distribusi yang rusak dan adanya meter pelanggan yang tidak secara rutin diganti atau diperbaiki. (c) Menambah kapasitas produksi, yang hingga saat ini hampir seluruh kapasitas produksi terpasang sudah termanfaatkan untuk melayani pelanggan yang ada. (d) Melakukan penyesuaian tarif air minum sudah merupakan keharusan yang akan dilakukan, meningkatknya biaya operasional seiring adanya inflasi tidak dapat dihindari. Strategi harga ini juga bertujuan agar PDAM dapat secara rutin meningkatkan kesejahteraan pegawai yang dimiliki. (e) Melakukan penyelamatan lingkungan daerah tangkapan air, telah mengalami kerusakan akibat tingginya penebangan liar
Analisis Pengembangan Kawasan V- 42
(f) Melakukan sosialisasi kondisi PDAM kepada seluruh stakeholder termasuk masyarakat pelanggan dan non-pelanggan, melalui misalnya pendirian forum komunikasi pelanggan. Rencana pengembangan jaringan perpipaan di Kabupaten Temanggung sebagia berikut: (a) Peningkatan kapasitas produksi Rencana pengembangan unit produksi direncanakan untuk menambah debit sumber mata air baru seperti: Mata Air Serancah dengan kapasitas 10 L/det, untuk menambah pasokan air IKK Jumo Mata Air Bebengan dengan kapasitas 25 L/det, untuk menambah pasokan air IKK Kaloran Mata Air Tuk Bening 2, dengan kapasitas 10 L/det, untuk menambah pasokan air IKK Pringsurat Peningkatan kapasitas penyadapan di Mata Air Pikatan yang memiliki kapasitas 90 L/det, dimana semula disadap 26 L/det ditingkatkan menjadi 51 L/det untuk menambah pasokan air IKK Kranggan. (b) Peningkatan kapasitas reservoir distribusi dari kapastitas total 2.105 m3 menjadi 4.455 m3 Penambahan perpipaan transmisi dan jaringan distribusi Upaya peningkatan kapasitas produksi harus diikuti dengan penyesuaian kapasitas perpipaan transmisi, penyesuaian kapasitas reservoir distribusi dan pengembangan perpipaan distribusi (c) Penambahan sambungan baru sejumlah 9.774 unit Penggantian meter tua dan rusak sejumlah 19.000 unit.
2) Sistem Jaringan Non Perpipaan
Analisis Pengembangan Kawasan V- 43
Sistem jaringan non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan meliputi penggalian atau pengeboran air tanah dan pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi rencana pengembangan jaringan non perpipaan SPAM perdesaan adalah: (a) Peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan. (b) Rehabilitasi sumur air tanah dangkal untuk daerah yang diprioritaskan berdasarkan hasil perhitungan konsultan. (c) Pembangunan dan atau rehabilitasi prasarana dan sarana sanitasi 3) Rencana Kebutuhan Air Bersih Rencana kebutuhan air bersih masyarakat meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas penduduk. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan standar pemenuhan yaitu untuk kebutuhan domestik sebesar 60lt/hari/orang, kebutuhan jasa dan pelayanan umum sebesar 30% dari kebutuhan domestik dengan tingkat kebocoran sebesar 20%. Berdasarkan atas perhitungan dapat diidentifikasi kebutuhan air bersih di Kabupaten Temanggung sampai tahun 2031 adalah: a) Kebutuhan air bersih untuk keperluan domestik sebesar 53.453.667 lt. b) Kebutuhan air bersih untuk pemenuhan jasa dan pelayanan umum sebesar 16.036.100 lt. c) Tingkat kebocoran air bersih sebesar 10.690.733 lt, sehingga jumlah keseluruhan kebutuhan air bersih Kabupaten Temanggung sebesar 80.180.501 lt. 3.
Rencana Sistem Jaringan Pengelolaan Air Limbah
Pelayanan jaringan air limbah melayani air limbah yang dihasilkan oleh domestik, perdagangan industri dan fasilitas sosial yang berada di kawasan perkotaan dan pedesaan. Perencanaan sistem jaringan air limbah ini bertujuang untuk pengelolaan air limbah domestik dan industri agar lebih teratur dan tidak mencemari lingkungan. Perencanaan sistem jaringan air limbah di Kabupaten Temanggung meliputi:
Analisis Pengembangan Kawasan V- 44
a. Pengembangan instalasi pengolahan limbah industri di Kecamatan Pringsurat; Kecamatan Temanggung; Kecamatan Kranggan; dan kawasan industri kecil dan/atau mikro. b. Pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan; dan c. Pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah tangga perdesaan 4.
Rencana Sistem Jaringan Drainase
Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan pembangunan sistem drainase primer sekunder dan tersier yang berfungsi untuk melayani seluruh bagian wilayah kabupaten, dengan memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada secara maksimal, baik sungai, anak sungai, maupun saluran-saluran sistem irigasi sebagai saluran pembuang utama. Bagi penduduk yang terbiasa membuang air limbahnya ke saluran drainase atau sungai, harus ditiadakan secara perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai adanya bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga membahayakan kesehatan masyarakat. Disamping itu melalui penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki tangki septik atau cubluk dapat membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah ada. Rencana sistem jaringan drainase di Kabupaten Temanggung meliputi: 1)
Pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Kabupaten pada kawasan permukiman padat, kumuh, dan kawasan sekitar pasar tradisional;
2)
Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan Kabupaten;
3)
Normalisasi peningkatan saluran primer di Kawasan Perkotaan; dan
4)
Normalisasi saluran sekunder di Kawasan Perkotaan.
Analisis Pengembangan Kawasan V- 45
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
BAB 6
Kelembagaan dan Pembiayaan 6.1. LEMBAGA PENGELOLA MINAPOLITAN Untuk mengelola kawasan minapolitan perlu dikembangkan suatu forum atau focal point yang berfungsi sebagai lembaga yang mengorkestra pembangunan kawasan minapolitan. Forum ini tidak perlu sebagai lembaga baru (mengurangi konflik antar lembaga), cukup mendayagunakan lembaga atau dinas terkait. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Temanggung dapat menjadi conductor yang mengorkestra kinerja lembaga atau dinas terkait, sehingga terjadi paduan kerja yang sinergis dan komplementer. Anggota Forum Pengembangan Kawasan Minapolitan atau POKJA meliputi unsur-unsur dari BAPPEDA, Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta unsur pemerintahan lainnya. Mekanisme kinerja forum pengembangan kawasan Minapolitan seperti diagram berikut ini: Peningkatan PAD dan Pendapatan Masyarakat
BUPATI
9
PEMERINTAH PUSAT dan PROVINSI
SWASTA NASIONAL LOKAL BUMN
8
10
POKJA 4
3
DINAS TERKAIT
KAWASAN MINAPOLITAN
- INVESTASI - PEMBIAYAAN - BANTUAN TEKNIS - PROGRAM - INVESTMENT PLANT - BUSSINES PLANT
2
5
IMPLEMENTASI PROYEK
6 MASYARAKAT
1
Gambar 6.1. Koordinasi POKJA dalam Pembangunan-Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Minapolitan Analisis Pengembangan Kawasan VI - 1
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Keterangan : 1. Collecting Data : Customers Requirements 2. Analizing Data dan Aspirasi Masyarakat 3. Output Proposal Plant: Program Investment Plan dan Bussines Plan 4. Projec Realization : Investasi, Pembiayaan dan Bantuan Teknis 5. Implementasi Protek Melalui Dinas Teknis Terkait 6. Proyek Pembangunan Kawasan dan Masyarakat 7. Hasil Akhir : Peningkatan PAD dan Pendapatan Masyarakat 8. Evaluasi dan Kontrol 9. Improvement Plant 10. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Kepada Bupati Strategi
pengembangan
kemitraan
merupakan
suatu
pendekatan
untuk
mengembangkan pelaku-pelaku atau stakeholder yang berkaitan dengan minapolitan. Diharapkan dengan adanya keterkaitan antara pelaku minapolitan melalui pola kemitraan, maka akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan usaha, dan meningkatkan perekonomian pelaku minapolitan tersebut.
Pembudidaya
LSM / PT (Lembaga Pengembangan Swadaya masyarakat)
BUMN BUMD
SWASTA
Gambar 6.2. Keterkaitan Antara Pelaku Agribisnis Melalui Pola Kemitraan
Strategi
pengembangan
kelembagaan
merupakan
suatu
alat
penunjang
pengembangan, pembinaan, pendampingan dan pembiayaan yang diperlukan untuk pengembangan minapolitan. Keterkaitan antar stakeholder pada kawasan minapolitan dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Analisis Pengembangan Kawasan VI - 2
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
6.2. PERMODALAN / PEMBIAYAAN Salah satu faktor produksi yang sangat penting adalah modal usaha. Modal usaha umumnya merupakan kendala utama bagi usaha kecil mikro di pedesaan, termasuk usaha budidaya ikan, terlebih bagi usaha yang baru dirintis. Hal ini karena usaha budidaya ikan pada umumnya belum “bankable”. Berdasarkan observasi lapang diperoleh gambaran bahwa modal usaha pembudidaya ikan di Kabupaten Temanggung pada umumnya adalah modal sendiri. Pada kondisi yang demikian, usaha budidaya ikan akan sangat lambat berkembang. Menyadari hal tersebut, pemerintah telah memberikan berbagai bantuan langsung maupun pembinaan teknis. Disamping itu, pemerintah juga telah merintis berbagai skema pembisyaan usaha mikro kecil untuk membantu pembubidaya ikan, dan mengusahakan mereka supaya bankable, sehingga pemerintah mendirikan Lembaga Penjamin Kredit untuk Kredit Usaha Ranyat (KUR) dan kebijakan subsidi bunga rendah untuk KKP-E. Skema kredit lain yang dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan di Kabupaten Temanggung antara lain: 1) Dana APBN yang disalurkan melalui LPBD, PNPM, PUMP, dan lain-lain. 2) Dana bantuan dari APBD disalurkan melalui LKPD, dana ini disalurkan untuk kegiatan usaha yang produktif. 3) Dana CSR (coorporate social responsibility) dari BUMN maupun swasta, yang disalurkan dalam bentuk Bina Lingkungan dan kemitraan. Dana bina lingkungan dapat digunakan
untuk
membangun
fasilitas
atau
sarana
prasarana
produksi,
pelatihan/penyuluhan dan pendampingan usaha. Sedangkan dana kemitraan dapat digunakan untuk modal usaha. Salah satu model pendanaan usaha bagi pengusaha mikro kecil seperti pembudidaya ikan adalah model Hibrid Mikro. Model ini adalah pembiayaan usaha mikro yang bergerak di bidang pertanian/perikanan dengan menggunakan sinergi sumber dana melalui anggaran Pemerintah (APBN/APBD) dan dana masyarakat melalui mekanisme perbankan (bentuk skema KUR Mikro dan Linkage. Pendanaan hibrid model ini melibatkan banyak lembaga keuangan bank/nonbank dan jenis paket bantuan.kredit yang disalurkan dengan mekanisme sebagai berikut:
Analisis Pengembangan Kawasan VI - 3
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
DANA PEMERINTAH (APBN)
Laporan Akhir
DANA MASYARAKAT (DPK) Askrindo & Jaskrindo
PUM P
LPD B
Penjaminan kredit
PNPM bantuan sosial
APBD
padat karya
Perbangkan KUR Mikro + KKP+E (penjaminan) (subsidi bunga)
Kredit Mikro
LPK D
Capacity Building Tata Niaga
sinergi pembiayaan usaha produktif
KKM B Sektor informal
LKM
Lembaga Pemeringka t Independen
Gambar 6.3. Alur Sumber Dana Distribusi dan Lembaga Penyalur
Dana yang bersumber dari APBN disalurkan untuk masyarakat perikanan melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bantuan) dalam bentuk capacity building untuk kegiatan tata niaga dan dana yang disalurkan melalui PNPM (PT. Permodalan Nasional Pengusaha Mandiri) berupa dana bergulir. Dana yang disalurkan pemerintah dalam bentuk PUMP (Pengembangan Usaha Masyarakat Perikanan) dan dana yang disalurkan melalui LPBD ditambah dengan dana masyarakat yang dihimpun oleh lembaga perbankan, disalurkan untuk bantuan dana usaha produktif bagi usaha mikro kecil (sektor informal) dan KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi), yakni kredit tanpa bunga. Oleh karena pengusaha mikro kecil dan menengah tidak bankable, diperlukan lembaga penjamin kredit yang dibentuk oleh pemerintah yaitu ASKRINDO, LPKD (Lembaga Penjamin Kredit Daerah), KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bisnis) dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro), agar UMKM mampu mengakses ke perbankan, sehingga pengusaha kecil mikro tersebut dapat memperoleh fasilitas kredit/bantuan modal kerja bagi usahanya. Analisis Pengembangan Kawasan VI - 4
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
6.2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dana yang bersumber dari APBN merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi pembudidaya ikan dalam kawasan minapolitan, yakni dana lintas sektor pemerintah pusat yang dianggarkan setiap tahun yang diusulkan oleh kementerian teknis terkait melalui kementerian keuangan cq. Ditjen Angggaran, dalam bentuk bantuan stimulan antara lain sebagai berikut: 1) Dana stimulan pemberdayaan usaha, misalnya bantuan kredit program, PUMP, PNPM, KUR, KKP-E dan sejenisnya bagi masyarakat pengusaha kecil mikro bidang perikanan. 2) Bantuan dana untuk pendidikan dalam rangka BOS untuk meringankan beban biaya pendidikan masyarakat marginal (termasuk nelayan dan pembudidaya) pada umumnya. 3) Bantuan dana untuk pembangunan insfrastruktur perikanan, sarana dan prasarana produksi perikanan budidaya serta pengolahan hasil yang mendukung peningkatan produksi perikanan (blue revolution program). 4) Dana bantuan untuk sentra produksi, pengolahan dan pemasaran modern dan atau rest area dengan main business-nya minakuliner. 5) Suntikan dana berupa dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan infrastruktur jaringan listrik, saluran air bersih, sanitasi dan saluran untuk supply air bersih bagi masyarakat daerah marginal dan pengembangan prasarana pengendalian air limbah, fasilitas 3R dan pengembangan sarana drainase mandiri. 6) Dana bantuan untuk konservasi sumberdaya hutan untuk rehabilitasi hutan yang rusak (green belt program). 6.2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dana APBD bersumber dari dana anggaran pendapatan daerah yang direncanakan setiap akhir tahun anggaran melalui Bappeda. Pembiayaan dari APBD diperuntukan sebagai dana bantuan operasional, bantuan perbaikan saluran irigasi, pengerasan jalan produksi, listrik, air, bantuan sarana dan prasarana fisik. 6.2.3. Kerjasama Pemerintah dan Swasta. Dana kerjasama pemerintah dan swasta biasanya berupa kerjasama operasional (KSO) yang dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak yang Analisis Pengembangan Kawasan VI - 5
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
mencantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kerjasama semacam ini biasanya dilakukan karena pemerintah memiliki aset, tetapi tidak mampu membiayai dana operasionalnya. 6.2.4. Investasi Swasta. Investasi diserahkan ke pihak swasta apabila biaya yang dubutuhkan untuk pembangunan sarana dan prasarana Minapolitan cukup besar dan pemerintah tidak cukup dana untuk melaksanakan kegiatan yang bersangkutan. Di sisi lain, pemerintah membutuhkan pemanfaatan ruang untuk pengembangan usaha perikanan, misalnya membangun sentra bisnis/pasar modern, pabrik pengolahan ikan modern dan sejenisnya, yang diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja setempat dan mampu menjadi mitra bisnis para pengusaha kecil dan menengah. Hal ini akan ditempuh dengan catatan untuk swasta nasional permodalan dapat 100% dari pengusaha itu sendiri, tetapi lahannya disediakan pemerintah Kabupaten Temanggung. 6.2.5. Swadaya Masyarakat. Dana swadaya masyarakat adalah dana atau modal usaha yang bersumber dari para pembudidaya dan atau pengolah ikan atau dana tersebut dikumpulkan dan dijalankan oleh KUD. Apabila dana tersebut dijalankan oleh KUD, maka pembudidaya sebagai anggota KUD akan mendapatkan sisa hasil usaha. 6.2.6. Dana CSR dari BUMN/Swasta. Dana tersebut berasal dari sebagian kecil keuntungan usaha perusahaan BUMN maupun swasta. Dana CSR (Coorporate Social Responsibility) dapat dipisahkan menjadi dua peruntukan, yakni dana bina lingkungan dan dana kemitraan. Dana bina lingkungan dapat digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana budidaya serta infrastruktur budidaya, pelatihan, penyuluhan dan pendampingan usaha. Sedangkan dana kemitraan terutama diperuntukan bagi modal usaha bergulir bagi berbagai usaha mikro kecil, termasuk budidaya ikan.
Analisis Pengembangan Kawasan VI - 6
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Bab VII
Pengembangan Kawasan Minapolitan 7.1. ISU DAN PERMASALAHAN Salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan antara lain terletak pada kemampuan pengambil dan penyusun kebijakan dalam memahami isu dan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Pemahaman ini juga berlaku dalam pengembangan kawasan perikanan budidaya di Kabupaten Temanggung. Oleh karenanya identifikasi isu dan permasalahan terkait dengan pengembangan minapolitan menjadi suatu yang sangat strategis. Hasil identifikasi terhadap isu dan masalah akan mencerminkan kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan kawasan perikanan budidaya. Di sisi lain, isu dan permasalahan tersebut juga akan mencerminkan peluang dan ancaman yang datangnya dari luar. Isu dan permasalahan dapat dikelompokkan berdasarkan keruangan menjadi dua, yakni isu dan permasalahan mikro/ lokal dan makro/regional. 7.1.1. Isu Lokal Isu yang berdasarkan aspek keruangan lokal yang juga merupakan faktor strategis internal, antara lain meliputi: 1) Dukungan pemerintah daerah sangat tinggi terhadap rencana pengembangan minapolitan di Kabupaten Temanggung 2) Kabupaten Temanggung memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air tawar, karena didukung kondisi geografis dan sumber mata air yang cukup melimpah, terutama budidaya kolam dan mina padi. 3) Lokasi Kabupaten Temanggung cukup strategis, karena berada diantara jalur ekonomi diantara kota-kota besar di Jawa Tengah, yaitu antara Solo, Semarang, Purwokerto dan Jogjakarta. 4) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung sudah menegaskan adanya kawasan minapolitan, meskipun masih belum definitif, mengindikasikan kuatnya dukungan pemerintah kabupaten. Analisis Pengembangan Kawasan VII - 1
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
5) Kabupaten Temanggung memiliki lembaga pendidikan tingkat menengah (SUPM) bidang perikanan dan pariwisata, yang akan mencetak pelaku bisnis perikanan. Saat sekarang telah menjalin kerjasama dengan UNSUD menyelenggarakan pendidikan strata D-1 bidang studi budidaya Lele. 6) Kabupaten Temanggung bukan kawasan industri, sehingga kondisi sumberdaya air masih sangat bagus untuk kegiatan budidaya ikan 7) Alih fungsi lahan daerah tangkapan air menjadi kawasan pertanian dapat mengakibatkan kondisi lahan kritis, sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan. 8) Keterbatasan alat dan sarana produksi (saprodi) kawasan Minapolitan yang sesuai dengan kebutuhannya belum memadai. 9) Masih terbatasnya jumlah dan kualitas SDM perikanan, sebagai tenaga pelaksana kawasan Minapolitan. 10) Saluran promosi dan pemasaran kawasan Minapolitan belum memadai. 11) Koordinasi, keterpaduan dan keterlibatan SKPD pada setiap level perlu ditingkatkan. 12) Keterlibatan dan kesadaran masyarakat lokal dalam kegiatan kewirausahaan di luar usaha tembakau perlu dibangun dan ditingkatkan. 7.1.2. Isu Nasional Isu dan permasalahan yang bersifat makro juga dapat dikategorikan sebagai isu dan permaslahan strategis eksternal antara lain meliputi: 1) Kebijakan pemerintah pusat terhadap peningkatan peran sektor perikanan sebagai penggerak perekonomian daerah sangat kuat. 2) Kebijakan pemerintah pusat melalui KKP dalam peningkatan produksi ikan melalui pengembangan kawasan perikanan budidaya sangat jelas dan kuat. 3) Perubahan pola makan masyarakat (dunia dan nasional) dari konsumsi daging merah berpindah menjadi menjadi ikan terus meningkat, sejalan dengan pemahaman dan kesadaran bahwa ikan merupakan sumber makanan hewani yang sehat dan aman. 4) Iklim investasi di bidang perikanan masih perlu terus didorong.
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 2
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
7.2. ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN Berdasarkan hasil identifikasi isu dan masalah, didukung dengan berbadai data dan informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis potensi untuk pengembangan kawasan minapolitan, menggunakan pendekatanan analisis SWOT. Berbagai data dan informasi yang bersumber dari isu-isu strategis sebagaimana telah dijelaskan di depan, selanjutnya diidentifikasi dan dikelompokkan untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel analisis SWOT. Hasil analisis SWOT akan menjadi arahan dalam penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para pemangku kebijakan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan kebijakan dan strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 3
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 7. 1. Matrik SWOT Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Temanggung
INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) 1) kebijakan terpadu antar sektor 2) institusi pendidikan mendukung 3) dukungan kuat dari PEMDA 4) dukungan masyarakat sangat positif EKSTERNAL 5) dukungan SDA sangat memadai PELUANG (OPPORTUNITIES) STRATEGI SO 1) Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi 1) Peningkatan sosialisasi dan promosi terhadap ikan 2) Tingkatkan suasana kondusif 2) Permintaan pasar DN/LN terhadap produk 3) Terealisasinya RTRW ikan meningkat 4) Meningkatkan profesionalisme 3) Kebijakan Pemerintah Pusat sangat pengelola dan regulasi perikanan mengukung pengembangan kawasan Minapolitan 4) Letak geografis strategis, berada diantara kota-kota besar di Jateng ANCAMAN (TREATHS) STRATEGI ST 1) Produk ikan LN yang lebih rendah 1) Meningkatkan koordinasi sinkronisasi 2) Jaringan pasar belum terbentuk program/kegiatan 3) Sar-pras belum sepenuhnya mendukung 2) Meningkatkan dana pembangunan 4) Biaya produksi, khususnya pakan, masih sektor perikanan tinggi, sehingga posisi tawar ikan masih 3) Pelestarian kondisi lingkungan, rendah. khususnya kawasan serapan air
KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1) SDM pengembangan minapolitan masih terbatas 2) Wawasan masyarakat tentang perikanan masih terbatas 3) STRATEGI WO 1) Perkuat lembaga pendidikan perikanan budidaya 2) Perkuat SDM penyuluh 3) Kembangkan kerjasama
STRATEGI WT 1) Optimasi pelaksanaan pemanfaatan lahan bedasarkan RTRW 2) Pengendalian dampak negatif kawasan Minapolitan 3) Merumuskan sinkronisasi kebijakan pembangunan antar sektor/SKPD dan antara daerah, provinsi dan nasional
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 4
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Berdasarkan matrik di depan maka dapat diketahui arahan alternatif strategi yang akan dilakukan, sebagai berikut. 1) Staregi SO Strategi kombinasi kekuatan dan peluang mencerminkan strategi yang agresif, memberi arahan untuk berusaha memanfaatkan peluang yang ada di Kabupaten Temanggung dengan cara mengoptimalkan segala kemampuan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi yang ditempuh dalam hal ini adalah untuk mendukung kebijakan pengembangan pertumbuhan ekonomi, meliputi arahan strategi: a) Tercapainya
peningkatan
promosi
produk
perikanan
secara
bertahap/
berkesinambungan ; b) Dengan dilakukannya deregulasi peraturan, pelaksanaan usaha perikanan bertambah lancar; c) Meningkatnya suasana kawasan minapolitan lebih kondusif; d) Berkembangnya tingkat profesionalisme pengelola, dan kesadaran masyarakat; e) Dengan adanya konsep pembangunan yang tepat dan berkelanjutan, potensi SDI dan produktivitas perikanan akan terus meningkat. 2) Staregi WO Strategi kombinasi kelemahan dan peluang adalah arahan strategi untuk memanfaatkan peluang yang sangat baik, dengan jalan mengeliminir kelemahan internal, untuk merebut peluang yang ada. Langkah-langkah strategis diarahkan pada: a) Berkembangnua pendidikan formal perikanan untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan b) Terbangunya sarana dan prasarana Minapolitan dan berkembangnya program pengembangan Kawasan Minapolitan yang didukung lintas sektor c) Meningkatnya mutu SDM perikanan, baik aparat terkait maupun pengelolanya. d) Lancarnya urusan legalitas operasional usaha perikanan;
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 5
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
3) Strategi ST Strategi ST memberikan arahan berusaha untuk mengeliminir faktor ancaman dari luar, dengan jalan mengoptimalkan berbagai kemampuan/ kekuatan internal, dalam rangka meraih peluang jangka panjang dengan arahan strategi sebagai berikut:
a) Meningkatkan
koordinasi
sinkronisasi
program/kegiatan,
fungsi
kontrol
dan
pengendalian secara konsisten dan berkesinambungan b) Meningkatkan dana pembangunan sektor perikanan untuk pengembangan Minapolitan dari berbagai sumber dana. c) Lestarinya kondisi kawasan Minapolitan sesuai rencana dan terbangunnya sarana/ prasarana perikanan bagi masyarakat khususnya dan para pelaku bisnis perikanan pada umumnya. 4) Strategi WT Strategi WT merupakan kombinasi antara kelemahan dan ancaman, sehingga merupakan strategi defensif, yaitu strategi untuk menghadapi kondisi yang cukup sulit. Strategi yang tepat untuk direapkan adalah berusaha mengoptimalkan potensi yang ada dan berusaha mengeliminir ancaman dari luar dengan arahan strategi sebagai berikut: a) Optimalnya pelaksanaan pemanfaatan lahan berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan; b) Terkendalinya dampak negatif pelaksnaan pengembangan kawasan Minapolitan di lingkungan masyarakat sekitar. c) Terumuskannya sinkronisasi kebijakan pembangunan antar sektor/SKPD dan antara daerah, provinsi dan nasional 7.2.1. Rumusan Kebijakan Pengembangan Minapolitan Berdasarkan uraian dan analisis terdahulu, selanjutnya disusun suatu matrik strategi dan arah kebijakan yang akan dilakukan (Tabel 6.2.). Matrik tersebut menjelaskan secara rinci tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai kelemahan internal dan menanggulangi ancaman yang mungkin terjadi dari luar. Atas dasar hal tersebut, selanjutnya dapat dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 6
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 7. 2. Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Minapolitan Temanggung NO 1
STRATEGI STRATEGI SO 1) Peningkatan sosialisasi dan promosi 2) Peningkatan suasana kondusif 3) Terealisasinya RTRW 4) Meningkatkan profesionalisme pengelola dan regulasi perikanan
2
STRATEGI WO 1) Perkuat lembaga pendidikan perikanan budidaya 2) Terbangunnya fasilitas fisik minapolitan 3) Perkuat SDM penyuluh
3
STRATEGI ST 1) Meningkatnya koordinasi sinkronisasi program/ kegiatan 2) Meningkatnya dana pembangunan sektor perikanan 3) Pelestarian kondisi lingkungan, khususnya kawasan serapan air STRATEGI WT 1) Optimalnya pelaksanaan pemanfaatan lahan bedasarkan RTRW 2) Pengendalian dampak negatif kawasan Minapolitan 3) Terumuskannya sinkronisasi kebijakan pembangunan antar sektor/SKPD dan antara daerah, procinsi dan nasional
4
ARAH KEBIJAKAN a) Menyusun program promosi pengembangan kawasan monapolitan dan perikanan; b) Menyusun program pelayanan yang baik dan prima; c) Menyusun program pendidikan formal yang mendukung pengembangan kawasan Minapolitan; d) Menyusun konsep pembangunan yang terintegrasi a) Menyempurnakan pendidikan formal dan non formal perikanan untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan b) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana Minapolitan dan meningkatkan koordinasi lintas sektor c) Menambah dan meningkatnya mutu SDM perikanan, baik aparat terkait maupun pengelolanya untuk mendukung kawasan minapolitan. a) Membentuk tim lintas sektor untuk menyusun program/kegiatan jangka pendek dan menengah sesuai masterplan b) Meningkatkan dana pembangunan sektor perikanan untuk pengembangan Minapolitan dari berbagai sumber dana. c) Merancang dan meningkatkan pelestarian lingkungan dan program kebersihan lingkungan. a) Membuat rencana definitif dan dukungan anggaran untuk pelaksanaan pemanfaatan lahan berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan; b) Mengoptimalkan pengendalian dampak negatif atas pelaksanaan pengembangan kawasan Minapolitan di lingkungan masyarakat sekitar. c) Melakukan/ meningkatkan sinkronisasi kebijakan pembiayaan atas pengembangan kawasan Minapolitan, baik secara sektoral maupun antar wilayah dan nasional
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 7
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
7.2.2. Tujuan dan Sasaran program Berdasarkan hasil analisis SWOT sebagaimana dijelaskan di depan, yang kemudian telah dirumuskan dalam strategi dan arahan kebijakan, maka selanjutnya dirumuskan tujuan dan sasaran program pengembangan Kawasan Minapolitan adalah: Terbangunnya Kawasan Miapolitan yang mampu menjadi sentra produksi perikanan budidaya dari hulu sampai hilir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap melestarikan lingkungan dan semangat kebersamaan. 7.2.3. Arahan Strategi Perencanaan Jangka Menengah Berdasarkan tujuan dan sasaran program sebagaimana dirumuskan di atas serta hasil analisis SWOT di depan, maka disusun arahan strategi perencanaan pembangunan Kawasan Minapolitan yang disusun secara bertahap, berkesinambungan, berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan serta tetap berpedoman pada pendekatan
Kebijakan
Nasional.
Strategi
perencanaan
pengembangan
Kawasan
Minapolitan dalam periode RPJMD tahun pertama mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dari RPJP yang terbagi menjadi empat tahap perencanaan jangka menengah (RPJMD) dan setiap tahap memuat perencanaan satu tahunan dengan proyeksi arah dan strategi perencanaan pembangunan Kawasan Minapolitan sebagai berikut. 1) Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan Minapolitan dan sekitarnya sebagai suatu kesatuan sentra produksi/perikanan budidaya yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan. 2) Membangun infrastruktur penunjang (sarana listrik, air dan transportasi) dan utama (sarana usaha perikanan budidaya) sesuai dengan kebutuhan tahapan perkembangan usaha. 3) Menyiapkan
SDM
dan
kelembagaan
pengelola
yang
mampu
mewujudkan
pembangunan Kawasan Minapolitan sebagai satu kesatuan secara berkelanjutan. 4) Mewujudkan keterpaduan dan sinergitas antar SKPD dan penggalangan kemitraan dengan stakeholders selain Pemerintah dalam pembangunan insfrastruktur mulai dari aspek penetapan program, sumber dana dan pengelolaan pembangunan fisik yang mendukung sarana dan prasarana Kawasan Minapolitan dalam satu kesatuan secara optimal. Analisis Pengembangan Kawasan VII - 8
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
7.3.
Laporan Akhir
TAHAPAN PENGEMBANGAN
Sasaran perencanaan strategis perlu ditetapkan agar arah dan tujuan pelaksanaan pengemabngan Kawasan Minapolitan dapat terukur dan sekaligus merupakan indikator keberhasilan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengembangan
Kawasan
Minapolitan
dirancang
secara
bertahap,
realistis,
berkesinambungan dan ramah lingkungan, dalam arti secara operasional rencana tersebut dapat dicapai dengan mudah karena sesuai kemampuan dan daya dukungnya. Sasaran pengembangan Kawasan Minapolitan secara rinci dipaparkan sebagai berikut. Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan adalah di Kecamatan Parakan. Saat sekarang luas lahan untuk budidaya kolam di Kecamatan Parakan sekitar 16 hektar, sedangkan luas lahan perikanan budidaya minapadi sekitar 254 hektar. Luas lahan budidaya masih dapat dikembangkan, baik budidaya ikan minapadi maupun kolam, karena potensi sumberdaya air yang sangat melimpah. Pengembangan Kawasan Minapolitan dilaksanakan secara bertahap, berorientasi jangka panjang, dimulai dengan program jangka pendek yang bersifat rintisan dan stimulan, yang perlu dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kawasan minapolitan bisa mencapai 5 tahun, tergantung situasi dan kondisi tingkatan kawasan yang akan dikembangkan. Program lima tahunan dirinci ke dalam program tahunan. Pelaksanaan pengembangan Minapolitan Kabupaten Temanggung direncanakan dimulai tahun 2013 untuk kurun waktu 5 tahun, yakni hingga tahun 2017. 7.4. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUNAN Kegiatan pengembangan Minapolitan Kabupaten Temanggung yang bersifat tahunan meliputi program pengembangan produksi, program pemasaran, program pengembangan kelembagaan dan program pengembangan infrastruktur wilayah. Program pengembangan produksi budidaya ikan meliputi kegiatan pemanfaatan sarana produksi, perluasan areal lahan budidaya, pemanfaatan teknologi budidaya serta penanganan paska panen. Program pengembangan infrastruktur penunjang minapolitan meliputi kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi terkait dengan jenis komoditas yang diusahakan dan teknologi produksi yang akan digunakan. Program pengembangan infrastruktur kawasan minapolitan mencakup pengembangan sistem jaringan transportasi,
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 9
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
terutama jaringan jalan, penyediaan air bersih, penanganan drainase, pengelolaan sanitasi dan sampah, serta pengembangan layanan listrik dan telekomunikasi. Program utama pengembangan minapolitan sebagaimana dijelaskan di atas akan meliputi: 1. Usulan Program Utama Usulan program utama adalah peningkatan produksi dan pengolahan hasil, serta peningkatan infrastruktur pendukung pengembangan
kawasan Minapolitan yang
diprioritaskan. 2. Lokasi Lokasi adalah tempat usulan program akan dilaksanakan. 3. Besaran. Besaran adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan 4. Sumber pendanaan Sumber pendanaan adalah sumber biaya yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan. 5. Instansi pelaksana Instansi pelaksana adalah pelaksana kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan masing-masing instansi pemerintah. 6. Waktu dan tahapan pelaksanaan Waktu pelaksanaan pengembangan kawasan Minapolitan adalah dalam kurun waktu 5 tahun anggaran, yaitu TA 2013, TA 2014, TA 2015, TA 2016 dan TA 2017. Program utama pengembangan kawasan Minapolitan dipaparkan pada tabel berikut.
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 10
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 7.2. Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Temanggung No A 1
2
3
Program
Lokasi
Besaran
Biaya (Rp.)
Waktu pelaksanaan Sumber Instansi dana pelaksanan 2013 2014 2015 2016 2017
APBN
BUDIDAYA Pengembangan budidaya untuk komoditas unggulan: Subsidi benih o Nila o Lele o Karper Peningkatan Kolam
kolam
Pengembangan budidaya minapadi o Subsidi benih o Nila o Karper o Peningkatan minapadi
Peningkatan usaha pembenihan o Nila o Lele o Karper
JUMLAH
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
86
Ha
86.000.000
Ekor
430.000.000
86
Ha
**
2364
Ha
118.000.000
ekor
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
590.000.000 Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
18
unit
270.000.000
APBN
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
1.290.000.000
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 11
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No B 1
2
3
C 1
2
Program PASCA PANEN Pengembangan pengolahan hasil perikanan o Bantuan peralatan o Abon o Kripik kulit ikan/sirip o Pembangunan unit percontohan pengolahan abon dan kripik
Lokasi
Laporan Akhir
Besaran
Biaya (Rp.)
Kec. Parakan Kec. Temanggung 2
Unit
20.000.000
2
unit
20.000.000
Pengembangan usaha filet ikan o Bantuan peralatan pengolahan
Kec. Parakan
2
unit
20.000.000
o
Kec. Parakan
2
unit
**
Kec. Parakan
1
unit
**
Pembangunan contoh unit produksi Perbaikan dan revitalisasi pasar ikan Dongkel JUMLAH KELEMBAGAAN Penguatan lembaga/instansi pengelola kawasan Bag. Perikanan menjadi Kantor Perikanan Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya o Subsidi insentif bagi pengurus kelompok yang berdedikasi o Penguatan kelompok pembudidaya ikan dan pengolah ikan
Sumber dana
Instansi pelaksanan
APBD
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
APBD
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
APBD
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
60.000.000 Kabupaten Temanggung
1
unit
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
9
Unit
18.000.000
APBD
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
9
unit
27.000.000
APBD
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 12
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
Program
3
Pemebentukan koperasi pembudidaya dan pengolah
4
Pengembangan lembaga pendukung usaha budidaya dan pasca panen o Laboratorium budidaya o Laboratorium Bina Mutu
D 1
JUMLAH SUMBERDAYA MANUSIA Peningkatan Ketrampilan Teknis dan Pengelolaan Usaha Pelatihan budidaya (pembenihan dan pembesaran)
Lokasi Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
Besaran 9
Laporan Akhir
Biaya (Rp.) unit
Sumber dana APBD/ Swasta
Instansi pelaksanan Dinas Koperasi
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
Kec. Parakan
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
1 1
Unit unit
** ** 45.000.000
APBN
18
paket
1.800.000.000
APBN
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 13
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
2
Program
Pelatihan pembuatan pakan ikan
Pelatihan pasca panen
Pelatihan kewirausahaan
Pembinaan dan pendampingan manajemen usaha
Peningkatan kapasitas SDM pembina Pelatihan TOT budidaya
Laporan Akhir
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Parakan Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
18
paket
1.800.000.000
Sumber dana APBN
18
paket
1.800.000.000
APBN
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
4
paket
600.000.000
APBN
5
paket
750.000.000
APBN
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
Kab Temanggung
2
Paket
400.000.000
APBN
Lokasi
Besaran
Biaya (Rp.)
Instansi pelaksanan Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 14
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Pelatihan TOT Pascapanen
Kab Temanggung
2
Paket
400.000.000
Sumber dana APBN
Pelatihan TOT Kewirausahaan
Kab Temanggung
2
Paket
400.000.000
APBN
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Temanggung
9
orang
810.000.000
APBN
No
Program
3
Rekrutmen tenaga penyuluh
4
Penguatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam rangka menghasilkan tenaga terdidik bid. Usaha budidaya dan pengolahan hasil JUMLAH PERMODALAN Pengembangan partisipasi dan kerjasama dengan BUMN/Swasta untuk kegiatan kemitraan Penyusunan program CSR BUMN dan Swasta dalam mendukung Minapolitan
E 1
Laporan Akhir
Lokasi
Besaran
Biaya (Rp.)
Instansi pelaksanan Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
SUPM
8.350.000.000 Kab. Temanggung
Kab. Temangggung
1
paket
150.000.000
APBD
Bag. Perikanan DPP Temanggung
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 15
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
Program
2
3
Sosialisasi program CSR
Dukungan akses permodalan Pendirian BPR Perikanan Sosialisasi BPR kepada pelaku usaha perikanan
Pendampingan pembuatan proposal usaha yang bankable bagi kelompok
JUMLAH
Laporan Akhir
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
9
paket
135.000.000
Sumber dana APBD
Kec. Parakan Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
1 9
paket paket
2.000.000.000 450.000.000
swasta APBD
swasta Bag. Perikanan DPP Temanggung
9
paket
450.000.000
APBN
Bag. Perikanan DPP Temanggung
Lokasi
Besaran
Biaya (Rp.)
Instansi pelaksanan Bag. Perikanan DPP Temanggung
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
3.195.000.000
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 16
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 7.3. Program Pengembangan Prasarana Di Kawanan Minapolitan Kabupaten Temanggung No A 1
Program
Lokasi
Besaran
Biaya (Rp.)
Sumber dana
Instansi pelaksanan
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
BUDIDAYA Pengembangan kolam budidaya
Budidaya pembesaran ikan lele, nila dan karper
Budidaya Mina padi Nila dan Karper
2
Pengembangan Pembenihan Ikan (lele, nila, karper)
3
Pengembangan kolam budidaya
Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo Kec. Parakan Kec. Candiroto Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Parakan Kec. Temanggung Kec. Kedu Kec. Bulu Kec. Candiroto Kec. Tlogomulyo Kec.Tembarak Kec.Selopampang Kec.Wonoboyo
86
Ha
430.000.000
APBN
Bag. Perikanan DPP Temanggung
2360
Ha
600.000.000
APBN
Bag. Perikanan DPP Temanggung
8
paket
400.000.000
90
Ha
450.000.000.00 0
APBN, Swasta, CSR, swadaya
Bag. Perikanan DPP Temanggung
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 17
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No 4
Program Pengembangan infrastruktur kolam budidaya Perbaikan jalan masuk ke kawasan kolam budidaya
Perbaikan saluran irigasi
Lokasi
Kec. Parakan
Besaran
400 ?
Kec. Parakan
Biaya (Rp.)
2
C 3
4
Sumber dana
m
1.000.000.000
APBN,
m
1.000.000.000
APBN,
JUMLAH B 1
Laporan Akhir
Instansi pelaksanan
452.330.000.00 0
Kec. Parakan Kec. Temanggung
4
paket
300.000.000
APBD
Bag. Perikanan DPP Temanggung
Peningkatan pemasaran produk perikanan Perbaikan pasar ikan Dangkel
Ker. Parakan
1
paket
250.000.000
APBN
Bag. Perikanan DPP Temanggung
JUMLAH
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
Bag. Perikanan DPP Temanggung Bag. Perikanan DPP Temanggung
PASCAPANEN Pengembangan usaha pengolahan ikan Abon ikan Kripik kulit ikan
JUMLAH KELEMBAGAAN Pengembangan lembaga pendukung usaha budidaya dan pasca panen o Laboratorium budidaya o Laboratorium Bina Mutu Pengadaan fasilitas pembinaan
2013
550.000.000
Kec. Parakan
Kab. Temanggung
1 1 1
Unit unit unit
1.000.000.000 1.000.000.000 300.000.000
APBN APBN
Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung Bid. Perikanan DPP Kab. Temanggung
2.300.000.000
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 18
2017
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
Tabel 7.4. Program Pengembangan Insfrastruktur Kawanan Minapolitan Kabupaten Temanggung No A
Usulan Program Jaringan Jalan, Pengembangan prasarana jalan provinsi
Pengembangan jalur jalan lokal primer
Pengembangan jalan lingkungan B
C
Sistem Prasarana Energi Pengembangan jaringan listrik
Sistem Prasarana Sumber Daya Air Pengembangan Prasarana Sumber Daya Air
Kegiatan
Lokasi
Sumber dana
Instansi pelaksanan
dan - jalan Temanggung – Kaloran jalan Sumowono; - jalan Pringsurat – Kranggan; - jalan Temanggung - Bulu – Parakan; dan - jalan Parakan – Ngadirejo – Candoroto – Bejen. Peningkatan dan - jalan Wonoboyo – Ngadirejo; pelebaran, meliputi: - jalan Selopampang – Tembarak – Temanggung; - jalan Tlogomulyo – Temanggung; Peningkatan jalan Kec. Parakan lingkungan kawasan budidaya
APBN APBD Provinsi
Kementerian Pekerjaan Umum Dinas PU Binamarga Prov
APBN APBD Provinsi APBD APBD
Kementerian Pekerjaan Umum Dinas PU Binamarga Prov Dinas PU Kabupaten Dinas PU Kabupaten
peningkatan kualitas Seluruh desa di wilayah rencana pelayanan jaringan listrik di setiap Kecamatan pembangunan Seluruh desa di wilayah rencana prasarana dan sarana
APBD, Swasta
PT. PLN, Swasta
APBD, Swasta
PT. PLN, Swasta
peningkatan pengelolaan DAS
APBN APBD Prov APBD
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup
Peningkatan pelebaran provinsi
WS Progo Opak Serang
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
2017
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 19
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
Usulan Program
Kegiatan normalisasi sungai dan saluran irigasi;
pembangunan dan perbaikan operasional prasarana jaringan irigasi pembangunan embung;
pelestarian sumber mata air dan konservasi daerah resapan air
pengawasan dan penertiban sumber air yang berasal dari sumber air tanah dalam. D
Sistem Prasarana Lingkungan a. Sistem Persampahan
Lokasi
Seluruh sungai dan 344 D.I
Laporan Akhir
Sumber dana APBN APBD Prov APBD
344 D.I
APBN APBD Prov APBD
Seluruh Kecamatan
APBN APBD Prov APBD
Seluruh Kecamatan
APBD
Seluruh Kecamatan
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
2017
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup PDAM
APBD
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup PDAM
APBN APBD
Kementrian Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup
peningkatan dan pengembangan TPA Kecamatan Parakan
Instansi pelaksanan
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 20
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
Usulan Program
Kegiatan peningkatan dan pengembangan TPS dan/atau TPST program pengelolaan sampah 3R;
b. Air Bersih
penambahan kapasitas dan revitalisasi sambungan rumah (SR); pengembangan jaringan distribusi utama; penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan diseluruh kecamatan. Pembangunan reservoir
Lokasi
Laporan Akhir
Sumber dana
Seluruh desa di wilayah perencanaan
APBD
Seluruh desa di wilayah perencanaan
APBD
Instansi pelaksanan
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
2017
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup
APBD Seluruh Kabupaten
PDAM APBD
Seluruh Kabupaten
PDAM APBD
Seluruh Kabupaten
Kecamatan Parakan
PDAM APBD
PDAM
c. Air Limbah pemantapan instalasi pengolahan limbah tinja; pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis masyarakat (sanimas) dan rumah tangga perkotaan;
Kaw. Perkotaan Temanggung Kaw. Perkotaan Parakan
Seluruh kawasan perkotaan
APBD
APBD, Provinsi APBD
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 21
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
No
Usulan Program
Kegiatan pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga perdesaan.
Lokasi
Seluruh desa di wilayah perencanaan
Laporan Akhir
Sumber dana
APBD
Instansi pelaksanan
2013
Waktu pelaksanaan 2014 2015 2016
2017
Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup
d. Air Hujan dan Drainase normalisasi peningkatan saluran primer dan sekunder; normalisasi saluran sungai; dan
Seluruh desa di wilayah perencanaan
APBD
Dinas Pekerjaan Umum
Seluruh Kabupaten
APBN APBD
Kementerian PU Dinas Pekerjaan Umum
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 22
Penyusunan Master Plan Mina Politan Kabupaten Temanggung
Laporan Akhir
7.5. INDIKATOR KEBERHASILAN Sebelum pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan dilakukan, perlu disusun terlebih dahulu indikator keberhasilan sebagai salah satu instrumen pemantauan dan evaluasi berhasil atau tidaknya program tersebut dilaksanakan. Sebagai instrumen evaluasi pengembangan kawasan Minapolitan, dalam masterplan minapolitan ini juga dilengkapi dengan standart keberhasilan program Pengembangan Kawasan Minapolitan yang sedang dilakukan, agar Pemerintah Kabupaten Temanggung atau pihak-pihak lain dapat melakukan evaluasi dengan sermat, terhadap tingkat keberhasilan kegiatan tersebut. Sebagai bahan acuan untuk penyusunan indikator keberhasilan, bersama ini disampaikan usulan indikator keberhasilan, yang secara rinci meliputi kriteria sebagai berikut: 1. Meningkatnya produksi perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan 2. Berkembangnya pemasaran produk perikanan 3. Peningkatan modal usaha dan investasi di bidang perikanan 4. Terbangunnya sarana dan prasarana / infrastruktur wilayah yang memadai 5. Meningkatnya pendapatan rumah tangga dan ekonomi wilayah, baik secara langsung dari hasil kegiatan perikanan maupun akibat dampak ikutan (multiplier effect) 6. Berkembangnya pendidikan dan ketrampilan masyarakat 7. Semakin dikenalnya Kabupaten Temanggung sebagai salah satu kabupaten penghasil produk-produk perikanan. Berdasarkan indikator tersebut diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam mewujudkan program Minapolitan dengan baik sebagaimana direncanakan.
Analisis Pengembangan Kawasan VII - 23