PENGEMBANGAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP Oleh: Sunarko
Sektor perikanan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Cilacap. Sektor perikanan ini terdiri dari perikanan air tawar, air payau dan perikanan air laut. Produksi perikanan air laut merupakan yang terbesar dibandingkan produksi perikanan lainnya. Pada tahun 2012, produksi perikanan tangkap sebesar 21.886 ton, sedangkan perikanan air tawar sebesar 3.952 ton dan perikanan air payau hanya sebesar 1.106 ton. Sentra penghasil perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap tersebar di Kecamatan Silacap Selatan, Cilacap Tengah, Cilacap Utara, Nusawungu, Kesugihan, dan Adipala. Sentra penghasil perikanan air tawar tersebar di hampir semua kecamatan, dengan sentra produksi terbesarnya di Kecamatan Wanareja, Maos, dan Dayeuhluhur. Sedangkan untuk penghasil perikanan air payau tersebar di Kecamatan Kawunganten, Kampunglaut, Bantarsari, Jeruklegi, Adipala, Cilacap Tengah, Cilacap Utara, dan Patimuan. Tabel Produksi Sektor Perikanan di Kabupaten Cilacap Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kecamatan Dayeuhluhur Wanareja Majenang Cimanggu Karangpucung Cipari Sidareja Kedungreja Patimuan Gandrungmangu Bantarsari Kawunganten Kampung laut
Air Tawar (ton) 394,69 466,70 140,04 102,86 56,98 76,55 93,79 122,01 117,03 66,65 207,94 263,02 -
Air Payau (ton) 37,21 214,10 300,29 284,71
Air Laut (ton) -
Air Tawar Air Payau (ton) (ton) 14 Jeruklegi 73,95 74,96 15 Kesugihan 165,54 16 Adipala 94,12 75,84 17 Maos 661,82 18 Sampang 133,78 19 Kroya 339,69 20 Binangun 208,59 21 Nusawungu 154,15 22 Cilacap Selatan 0,53 23 Cilacap Tengah 4,68 67,73 24 Cilacap Utara 7,15 51,26 Jumlah 3.952,24 1.106,10 Sumber: BPS Kabupaten Cilacap (2013)
No
Kecamatan
Air Laut (ton) 198,16 13,13 365,98 18.891,03 1.830,13 567,89 21.866,32
Potensi perikanan laut (perikanan tangkap) di Kabupaten Cilacap sangat besar, karena ditunjang oleh keberadaan garis pantai yang cukup panjang. Kabupaten Cilacap memiliki panjang pantai ± 103 km, yang tersebar di 11 kecamatandan 73 desa. Selain itu, sektor perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap juga didukung sarana dan prasarana berupa Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap sebanyak 1 unit, Dermaga Tambatan Labuh sebanyak 7unit, Perbengkelan Mesin Kapal sebanyak 4unit, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 11 unit, Depot BBM sebanyak 4 unit, galangan kapal sebanyak 4 unit, dan pabrik es sebanyak 5 unit. Sektor perikanan juga banyak menyerap tenaga kerja. Menurut BPS, pada tahun 2012 saja terdapat 18.806 nelayan di Kabupaten Cilacap. Jumlah ini cukup besar, apalagi jika ditambah dengan jumlah petani ikan dan juga orang-orang yang terlibat dalam usaha pengolahan dan perdagangan hasil perikanan. Potensi
sektor
perikanan
di
Kabupaten
Cilacap
mulai
dikembangkan melalui konsep minapolitan, sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Minapolitan dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 39 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor
32
Tahun
2010
tentang
Penetapan
Kawasan
Minapolitan, yang telah menetapkan Kabupaten Cilacap sebagai salah satu kawasan minapolitan. RTRW Kabupaten Cilacap juga sudah mengakomodasi wilayah yang akan dikembangkan sebagai kawasan minapolitan. Pembentukan kawasan minapolitan di Kabupaten Cilacap sangat tepat karena wilayah Kabupaten Cilacap memiliki beberapa keunggulan dibanding wilayah lainnya. Keunggulan tersebut diantaranya adalah keanekaragaman jenis perikanan, yaitu perikanan air laut, perikanan air payau, dan perikanan air tawar. Keunggulan lainnya adalah kelengkapan infrastruktur yang mendukung, seperti pelabuhan perikanan. Keunggulankeunggulan tersebut diharapkan menjadi modal bagi pengembangan wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Minapolitan sendiri merupakan suatu konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsipprinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.
Kawasan
minapolitan merupakan suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Prinsip pembangunan kawasan minapolitan menjadikan kawasan ini terintegrasi mulai dari produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Menurut Douglas (1986), pusat minapolitan yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan transportasi perikanan (aquacultural trade/transport center), penyedia jasa pendukung perikanan (aquacultural support services), pasar konsumen produk non-perikanan (non aquacultural consumers market), pusat industry perikanan (aqua based industry), penyedia pekerjaan non perikanan (non-aquacultural employment), serta sebagai pusat minapolitan dan hinterlandnya terkait dengan sistem
permukiman
nasional,
propinsi,
dan
kabupaten
(sumber:
sarbiawandoka.blogspot.com/2012/01/kawasan-minapolitan.html diakses tanggal 13 November 2014).
II
IV
V
III
I
Peta Rencana Kawasan Minapolitan di Kabupaten Cilacap
Pengembangan minapolitan di Kabupaten Cilacap dapat dilakukan baik untuk perikanan budidaya (air tawar dan dan air payau) maupun periakanan tangkap (air laut). Kawasan minapolitan di Kabupaten Cilacap dapat dibagi menjadi beberapa kawasan: 1.
Kawasan I Kawasan ini merupakan kawasan perikanan tangkap berpusat Kecamatan Cilacap Selatan, dengan sentra produksi meliputi: Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, Cilacap Utara, dan Adipala.
Kawasan
sangat
potensial
dikembangkan
sebagai
kawasan
minapolitan perikanan tangkap karena perairan laut selatan Cilacap mempunyai potensi sebagai pusat ikan tuna, cakalang, dan udang yang bernilai ekonomis tinggi. Selain itu didukung keberadaan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC). 2.
Kawasan II Kawasan ini merupakan kawasan perikanan budidaya air tawar, berupa lele, tawes, emas, nila, patin, lele, dan melem. Pusat kota mina terletak di Kecamatan Majenang dengan sentra produksi di Majenang, Wanareja, Cimanggu dan Dayeuhluhur. Letak geografis Majenang yang berada pada jalur transportasi nasional menuju Jawa Barat diharapkan memudahkan dalam pemasaran hasil produksi.
3.
Kawasan III Kawasan ini merupakan kawasan perikanan budidaya air tawar, berupa gurami. Pusat kota mina terletak di Kecamatan Sampang dengan sentra produksi di Sampang, Maos, Kesugihan, dan Kroya. Letaknya yang strategis pada jalur transportasi nasional serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyumas diharapkan dapat mendorong peningkatan pemasaran produksi. Selain itu wisata kuliner hasil perikanan juga sangat potensial dikembangkan.
4.
Kawasan IV Kawasan ini merupakan kawasan perikanan budidaya air tawar, seperti: lele, tawes, emas, nila, patin, lele, dan melem. Pusat kota mina berada di Kecamatan Sidareja. Sentra produksi meliputi Kecamatan Cipari, Kedungreja, Gandrungmangu, dan Patimuan. Pengembangan minapolitan di kawasan ini diharapkan mendorong perekonomian masyarakat yang relatif tertinggal dibanding wilayah lain di Kabupaten Cilacap.
5.
Kawasan V Kawasan ini merupakan kawasan budidaya periakanan air payau, seperti bandeng, kepiting, dan sidat. Pusat kota mina berada di
Kecamatan Bantarsari, dengan sentra produksi meliputi Kecamatan Bantarsari, Kampunglaut, Jaeruklegi, dan Kawunganten. Pada kawasan ini juga dapat dikembangkan wisata bahari dan wisata kuliner, terutama di Kecamatan Kampunglaut. Pusat kota mina diatas dipilih berdasarkan keunggulan yang dimiliki seperti letak geografis, kelengkapan infrastruktur, serta potensi pengembangan yang dimiliki. Pusat kota mina diharapkan menjadi pusat industri pengolahan dan pemasaran hasil produksi perikanan yang dipasok oleh sentra-sentra produksi. Pusat kota mina juga diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor usaha lain yang berkaitan dengan sektor perikanan di seluruh wilayah kawasan minapolitan tersebut, seperti sektor jasa, keuangan, dan wisata. Pengembangan minapolitan sangat potensial untuk diintegrasikan dengan pengembangan sektor lain, seperti pengembangan kawasan pariwisata.
Pariwisata
yang
mungkin
diintegrasikan
dengan
pengembangan kawasan minapolitan antara lain adalah wisata edukatif dan wisata kuliner. Wisata edukatif berupa proses budidaya dan pengolahan
hasil
produksi
diharapkan
meningkatkan
ketertarikan
masyarakat pada sektor perikanan serta meningkatkan tingkat konsumsi ikan yang masih rendah. Demikian pula wisata kuliner dikembangkan untuk mendukung pengembangan wisata alam, wisata buatan, maupun wisata budaya di sekitar kawasan minapolitan.
BIODATA PENULIS Nama
: Sunarko
Pekerjaan
: PNS
Instansi
: Bappeda Kabupaten Cilacap
Alamat Rumah : Jl. Tirtapati Timur RT 001 RW 004 Maos Kidul, Maos, Cilacap Alamat Kantor : Jl. Kauman No. 28 B Cilacap Judul Artikel
: Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap