POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam
dan
jumlahnya
sangat
melimpah
khususnya
dibidang
sumberdaya perikanan. Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia mempunyai
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Potensi tersebut
didukung oleh wilayah Indonesia yang terdiri dari zona maritim yang sangat luas yaitu 5,8 juta km2, terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta km2, laut teritorial 0,8 juta km2 dan perairan zona ekonomi eksklusif 2,7 juta km2. Selain itu Indonesia juga memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km 2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Kekayaan sumberdaya perikanan di Indonesia selama ini masih belum banyak dimanfaatkan secara optimal (Anonim, 2014). Usaha penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan sektor perikanan diperlukan kebijakan strategi yang inovatif. Implementasi yang dibutuhkan dalam sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan
yaitu berbasis wilayah dengan konsep minapolitan.
Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Kawasan minapolitan merupakan suatu bagian wilayah atau daerah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa dan atau kegiatan pendukung lainnya. Kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan umumnya berada di pedesaan, perkembangannya lambat, dikarenakan kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Dasar kebijakan Pembangunan Perikanan Kabupaten Cilacap dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan. Tujuan kebijakan tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup pembudidaya
ikan dan pengolahan, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan petani ikan, nelayan, dan masyarakat pesisir lainnya, menanggulangi penduduk miskin, meningkatkan konsumsi ikan, memperkuat ketahanan pangan, serta menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan hidup. Arah kebijakan umum pembangunan kelautan dan perikanan Cilacap lebih ditekankan pada pengendalian perikanan tangkap tidak over fishing, pengembangan budidaya perikanan dan peningkatan nilai tambah melalui perbaikan mutu dan pengembangan produk hasil perikanan. Sedangkan
kebijakan
operasional
pembangunan
kelautan
dan
perikanan adalah mendorong optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Alam, peningkatan Sumber Daya Manusia, dan kelembagaan sektor kelautan dan perikanan, mendorong dan meningkatkan produktivitas dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik. Pengembangan perikanan di Kabupaten Cilacap diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (petani dan nelayan), penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan. Kebijakan yang akan dilakukan tentunya membangun komoditas atau produk andalan, unggulan, rintisan, serta meningkatkan produktivitas dan produksi perikanan, meningkatkan pengelolaan
sumber daya
ikan serta
kelestarian ekosistem perairan, pesisir dan daratan, meningkatkan lapangan kerja, ekspor, dan meningkatkan konsumsi makan ikan. Cara yang dilakukan dalam upaya pengembangan bidang perikanan di Kabupaten Cilacap antara lain optimalisasi potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, pemberdayaan masyarakat, penguatan modal, peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan, dan modernisasi sarana dan prasarana. Mengidentifikasi potensi daya dukung dalam pengembangan bahari di kawasan minapolitan Cilacap harus diketahui keadaan sumberdaya alam yang dimiliki. Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah selatan Samudra Hindia, sebelah utara
berbadatan dengan Kabupaten Banyumas,Kabupaten Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kuningan Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis serta Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. Terletak diantara 10804300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan,
mempunyai
luas
wilayah
225.360,840
Ha
(Pemerintah
Kabupaten Cilacap, 2009). Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang(Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2009). Jumlah penduduk kabupaten Cilacap pada tahun 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Daftar jumlah penduduk Kabupaten Cilacap menurut jenis kelamin pada tahun 2008 LAKINO KECAMATAN
LAKI (jiwa)
PEREMPUAN (jiwa)
JUMLAH(jiwa)
1
ADIPALA
42.560
40.796
83.356
2
BANTARSARI
39.897
38.408
78.305
3
BINANGUN
30.669
30.332
61.001
4
CILACAP SELATAN 41.145
40.070
81.215
5
CILACAP TENGAH
42.091
40.805
82.898
6
CILACAP UTARA
38.839
37.373
76.212
7
CIMANGGU
51.383
50.739
102.122
8
CIPARI
31.688
31.370
63.058
9
DAYEUHLUHUR
24.970
25.249
50.219
10 GANDRUNGMANGU 52.921
51.458
104.379
11 JERUKLEGI
41.010
39.659
80.669
12 KAMPUNG LAUT
8.255
7.648
15.903
13 KARANG PUCUNG
43.096
42.345
85.441
14 KAWUNGANTEN
40.848
39.370
80.218
15 KEDUNGREJA
44.725
42.619
87.501
16 KESUGIHAN
64.877
62.858
127.735
17 KROYA
55.507
54.053
109.560
18 MAJENANG
63.826
62.628
126.454
19 MAOS
23.168
23.100
46.268
20 NUSAWUNGU
38.099
37.305
75.404
21 PATIMUAN
22.875
22.113
44.989
22 SAMPANG
20.670
20.125
40.795
23 SIDAREJA
28.626
28.561
57.201
24 WANAREJA
49.782
49.555
99.337
TOTAL
941.527 918.539
1.860.240
Sumber : Pemerintah kabupaten Cilacap, 2009 (www.cilacapkab.go.id) Pada sektor perdagangan Kabupaten Cilacap memiliki sarana yang tersedia antara lain pasar modern 2 buah, swalayan 12 buah, pasar tradisional 85 buah, pasar ikan dan hewan 5 buah, TPI Provinsi dan Kabupaten 11 buah. Peluang investasi Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di Jawa Tengah dengan didukung adanya industri atau perusahaan besar yang cukup banyak sehingga terbuka peluang berdirinya pusat petokoan, pasar swalayan, supermarket, perumahan, transportasi dan berbagai bidang jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Produksi ikan laut per tahun 15.153,2 ton yang diperoleh dari 7 (tujuh) Tempat Pelelangan Ikan/TPI, namun sebagian besar melalui TPI Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap dan kapasitas Dermaga 250 Kapal. Kegiatan Ekspor-impor lewat pelabuhan laut Tanjung Intanyang sudah dilakukan adalah impor sapi, bongkar muat pupuk Sriwijaya dan Ekspor-impor Minyak bumi (Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2009). Disektor
perikanan
Kabupaten
Cilacap
memiliki
sebaran
2
penangkapan ikan dengan luas 5.200 km , jumlah nelayan laut 33.000 orang, armada penangkapan 4.538 buah yang terdiri dari perahu tanpa motor 649 buah, mator tempel 1.139 buah, kapal motor 2.639 buah, kapal long line 115 buah, dan jumlah alat penangkapan 107.523 unit. Sarana pendukung perikanan tangkap Kabupaten Cilacap antara lain dermaga 7 unit, TPI 11 buah, depot BBM 2 buah, pabrik es kapasitas 236 ton 5 unit, cold stroge kapasitas 75 ton 3 unit. Pada umumnya sistem penangkapan ikan nelayan Cilacap belum ada yang mencapai zona ZEEI sehingga dibutuhkan fasilitas pendukung untuk mencapai daerah penangkapan tersebut. Peluang investasi perikanan tangkap Cilacap yaitu usaha armada long line, dan pendiriann docking kapal 100 GT (Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2009). Sektor perikanan darat juga dimiliki oleh Kabupaten Cilacap yaitu dengan jumlah nelayan perairan umum 9.000 orang, potensi tambak air payau 12.000 ha, potensi budidaya ikan air tawar 2.500 ha, BBI seluas 4,07 ha dgn produksi benih tahun 2003 sebanyak 1.785.000 ekor, Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dgn produksi benih sebanyak 12.750.000 ekor. Kebutuhan benih per tahun diperkirakan sebanyak 19.900.000 ekor. Peluang investasi usaha ikan bandeng sebagai umpan untuk penyediaan kapal-kapal long line karena selama ini umpannya mengambil dari luar daerah. Usaha tempat pembenihan ikan air tawar, dan payau/hatchery. Banyak lahan yang berpotensi untuk dikembangkan budidaya rumput laut seluas 13.050 Ha yang terletak di pantai sebelah utara Pulau Nusakambangan. Peluang investasi budidaya rumput laut dengan pabrik
pengolahannya. Selain rumput laut potensi lain dikembangkan untuk budidaya ikan kerapu seluas 891 Ha yang terletak disebelah selatan Pulau
Nusakambangan
dengan
menggunakan
sistem
keramba
(Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2009). Berdasarkan Kabupaten
Cilacap
penjelasan memiliki
di
atas
potensi
dapat yang
disimpulkan sangat
baik
bahwa untuk
pengembangan kawasan minapolitan. Dengan adanya pengembangan kawasan minapolitan potensi sumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan dengan optimal dan dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cilacap sehingga terlaksana kebijakan minapolitan bisa terwujud. Upaya pengembangan minapolitan dapat berjalan dengan lancar dibutuhkan adanya dukungan dan partisipasi dari semua elemen masyarakat dan pemerintah.
Daftar Pustaka Anonim, 2014. Perairan Indonesia. http//www.wikipedia.com Pemerintah Kabupaten Cilacap, 2009. Kondisi Geogravis Daerah. http//www.cilacapkab.go.id