Kiat – Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumberdaya Kawasan Segara Anakan (DKP2SKSA) Kabupaten Cilacap mengakui dengan memaparkan dalam gambaran umum di webnya, bahwa Kabupaten Cilacap merupakan wilayah terbesar di Provinsi Jawa Tengah, berbagai keadaan topografi
serta faktor pendukung lingkungan yang berbeda-
beda pula, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan potensi sumberdaya alam yang ada. Potensi sumberdaya alam yang ada meliputi dalam kawasan pesisir, kawasan dataran rendah, serta potensi sumberdaya alam pada kawasan pedalaman atau wilayah dataran tinggi atau perbukitan, yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tentunya akan berbeda-beda pula cara pemanfaatannya serta dalam pengelolaanya. Begitu ingkar!!! Kalau kita tidak mensyukuri berbagai macam potensi yang ada di Kabupaten Cilacap. Khususnya di kawasan pesisir merupakan tempat yang paling potensial terdapat sektor utama adanya pengembangan budidaya perikanan perairan dan atau perikanan tangkap yang menjanjikan. Sektor budidaya perikanan perairan dan atau perikanan tangkap menjadi sektor yang dapat menyerap tenaga kerja di kawasan pesisir, meskipun bersifat musiman dan tergantung pada kondisi alam. Minapolitan
merupakan
solusi
dari
beragam
permasalahan
pengembangan budidaya perikanan perairan dan atau perikanan tangkap. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
KEP.18/MEN/2011
tentang
Pedoman
Umum
Minapolitan,
menerangkan mengenai definisi Minapolitan sebagai berikut: 1) Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. 2) Sedangkan Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, EVI LESTARI
1
pengolahan,
pemasaran
komoditas
perikanan,
pelayanan
jasa,
dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Berikut merupakan gambaran mengenai kawasan Minapolitan:
Gambar Kawasan Minapolitan Sumber: Subandono (2009)
Budidaya
perikanan
perairan
dan
atau
perikanan
tangkap
merupakan penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan. Sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan adalah pelabuhan perikanan atau tempat pendaratan ikan (TPI). Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan dilahan-lahan budidaya produktif. Sentra produksi pengolahan ikan yang berada di sekitar pelabuhan perikanan juga dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan. Suatu kawasan minapolitan sebaiknya mempunyai karakteristik sebagai berikut: EVI LESTARI
2
1. Satu kota kecil sebagai sentra (mungkin wilayah administrasi kecamatan) dan beberapa wilayah (desa atau kecamatan) di sekitarnya pada radius melakukan commuting ke arah sentra. 2. Sentra kota mempunyai cadangan sumber daya ikan atau kapasitas produksi ikan yang mampu menjadi penggerak ekonomi seluruh kawasan minapolitan (sentra dan wilayah sekitarnya). 3. Kawasan minapolitan harus bisa tumbuh dan berkembang sebagai kawasan mandiri. 4. Faktor kenyamanan dan pergerakan ekonomi harus bisa menjadi daya saing untuk memberikan pilihan alternative bagi urbanisasi ke wilayah metropolitan. 5. Pengembangan atau pertumbuhan (ekonomi dan keruangan) pada kawasan minapolitan harus dilakukan secara terkontrol. Ketika kapasitas daya dukung tercapai, telah teridentifikasi kawasan mina atau agropolitan lain sebagai alternative. 6. Pengembangan kawasan minapolitan harus dilakukan secara terpadu dan efisien, melibatkan instansi dari tingkat pusat dan daerah maupun instansi lintas sector. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan dengan konsep minapolitan didasarkan pada 3 asas, yaitu: 1) Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat 2) Keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui dan pemberdayaan rakyat kecil; dan 3) Penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip daerah kuat maka bangsa dan negara kuat. Tujuan dan Sasaran Minapolitan menurut KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan, sebagai berikut: Tujuan dilaksanakan Minapolitan: 1. meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan perikanan;
EVI LESTARI
3
2. meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata; dan 3. mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Sasaran pelaksanaan Minapolitan, meliputi: 1) Meningkatkan
kemampuan
ekonomi
masyarakat
kelautan
dan
perikanan skala mikro dan kecil, 2) Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, 3) Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional. Strategi utama pembangunan sektor kelautan dan perikanan tertuang dalam kebijakan visi dan misi Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumberdaya di Kabupaten Cilacap. Dengan visi yaitu “Mewujudkan Kabupaten Cilacap sebagai Pusat Kegiatan Perikanan dan Kelautan serta Pengelolaan Sumberdaya Kawasan Segara Anakan yang Berkelanjutan dan Bertanggungjawab Berbasis Pembangunan Ekonomi, Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat.” Dan misinya yaitu: 1) Meningkatkan Kualitas SDM Kelautan & Perikanan, dan Peran Serta Aktif Masyarakat Dalam Pembangunan Kelautan dan Perikanan dan Wilayah pesisir Kabupaten Cilacap. 2) Meningkatkan
Pengelolaan,
Pemanfaatan
dan
Pengendalian
Sumberdaya Alam Kelautan, Perikanan serta Kawasan Segara Anakan Secara Optimal & Berkelanjutan. Sesuai dengan visi dan misinya, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumberdaya di Kabupaten Cilacap lebih terkonsentrasi pada kawasan Segara Anakan Cilacap. Salah satu kunci mewujudkan visi dan misi tersebut adalah dengan pemberdayaan masyarakat khususnya di daerah sekitarnya. Pemberdayaan merupakan proses dimana orang berjuang untuk mengurangi ketergantungan dengan cara meningkatkan kendali terhadap kehidupannya. Pemberdayaan masyarakat mengacu EVI LESTARI
4
pada manfaat yang lebih luas, menumbuhkan rasa memiliki pada anggota masyarakat termotivasi
dan menumbuhkan rasa peduli dan karenanya lebih untuk
keterlibatannya
itu.
lebih
terlibat
dan
Pemberdayaan
memperoleh
dilakukan
manfaat
dengan
dari
pendekatan
Kelembagaan, Pendampingan dan Dana Usaha Produktif Bergulir. Untuk menggerakkan produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran di sentra produksi unggulan pro usaha kecil, di bidang perikanan tangkap dapat dilakukan langkah seperti berikut: 1. menetapkan pelabuhan perikanan dan TPI unggulan sebagai sentra produksi binaan, 2. meningkatkan aksesibilitas nelayan terhadap sumberdaya alam dengan memperluas hak-hak pemanfaatan dan perlindungannya, 3. revitalisasi sarana tempat pendaratan ikan, pelelangan, cold storage, dan pabrik es, 4. revitalisasi prasarana, seperti jalan, air bersih dan listrik, 5. bantuan teknis dan permodalan, menghadirkan lembaga keuangan, pusat penjualan sarana produksi, BBM dan logistik murah di pelabuhan dan TPI, 6. mengembangkan sistem manajemen pelabuhan efisien, bersih, dan sehat, 7. menertibkan pungutan-pungutan dan retribusi yang memberatkan masyarakat, 8. restrukturisasi armada, wilayah penangkapan ikan, dan perijinan, 9. pengkayaan stok ikan (stock enhancement) sebagai penyangga produksi, 10. pengembangan alat penangkapan ikan yang produktif dan tidak merusak (seperti set net), 11. mengembangkan investasi perikanan tangkap terpadu. Sedangkan perikanan budidaya dengan sasaran lahan-lahan budidaya potensial menjadi sentra produksi perikanan dengan tingkat
EVI LESTARI
5
produksi, produktivitas, dan kualitas tinggi pro pembudidaya dengan langkah-langkah seperti berikut: 1. penetapan sentra produksi perikanan budidaya unggulan sebagai binaan, 2. meningkatkan aksesibilitas pembudidaya terhadap sumberdaya alam, sarana produksi dan prasarana pendukung produksi, 3. revitalisasi sarana produksi seperti kolam/tambak dan membuka lahan budidaya baru, 4. revitalisasi prasarana pendukung produksi, seperti pengairan, listrik, dan jalan, 5. pengembangan dan pengadaan induk berkualitas, 6. revitalisasi pusat-pusat pembenihan dan sistem distribusi benih murah seperti UPT /UPTD, 7. pengadaan dan distribusi pakan murah berkualitas pabrik pakan penyangga produksi, 8. pengembangan teknologi budidaya, seperti bio teknologi dan mekanik, 9. bantuan
teknis
dan
permodalan,
lembaga
keuangan,dan
pengembangan investasi, 10. mengembangkan paket-paket kegiatan produktif, berikut komoditas unggulan, skema pembiayaan dan teknologinya. Semoga
pemapaparan
mengenai
minapolitan
diatas
dapat
menyadarkan dan menggerakan untuk cepat melesat bagi semua pihak baik masyarakat maupun kelembagaan tentang pentingnya peran aktif dalam mewujudkan pengembangan minapolitan khususnya di Kabupaten Cilacap yang dikonsentrasikan pada kawasan Segara Anakan. Apalagi diakhir penghujung tahun 2014 ini, siap tidak siap Cilacap yang merupakan bagian dari Indonesia harus mampu bersaing di pasar bebas Asean Economic Community (AEC) 2015. Salam Bercahayalah Selalu Cilacap – Indonesia.
EVI LESTARI
6