UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PPKN MELALUI MODEL DISKUSI BUZZ GROUP Dian Fitriani Abstract This research was conducted with the aim to improve the learning activities of students in learning through PPKN discussion model Buzz Group . This research using research methods class action is done in two cycles, each of which consists of four stages, planning, action, observing, and reflecting.The application of the model obtained an increase of discussion Buzz Group results in average activity learn from the first cycle and the second cycle at 57.40 of 74.99.This means that when students do a lot of activity, the students actually learn. The success of learning more quickly achieved if learning models can provide a fun atmosphere for students.
Pendidikan dapat dipandang sebagai
PENDAHULUAN Sudah hampir
67 tahun bangsa
Indonesia menikmati kemerdekaan. Dan arti kemerdekaan dalam pembukaan UUD 1945, kemerdekaan memiliki sebuah janji untuk (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan
kesejahteraan
umum,
(3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa, (4) Ikut melaksanakan berdasarkan
ketertiban kemerdekaan,
dunia
yang
perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Tidak peduli dimanapun
“Mencerdaskan
kehidupan
bangsa” adalah sebuah janji yang harus dilunasi untuk setiap anak bangsa Indonesia.
proses
penting
untuk
memenuhi
janji
kemerdekaan. Pendidikan yang berkualitas akan mencetak generasi masa depan yang berkualitas. Pendidikan ini juga merupakan usaha sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya peserta didik
dengan
memfasilitasi
cara kegiatan
mendorong belajar
dan
mereka.
(Depdiknas, Undang-undang RI Nomor.20 ba 1 pasal 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:2) Mengingat pentingnya pendidikan kewarganegaraan pendidikan
maka
kewarganegaraan
pengajaran diberbagai
jenjang
pendidikan
sewajarnya
Berawal dari kondisi tersebut yang
dikembangkan dan diperhatikan. Namun
menjadi permasalahan adalah bagaimana
dikalangan siswa sudah sering beredar
menciptakan kondisi pembelajaran yang
bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah
dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
salah
dan
melakukan aktivitas belajar. Terkait dengan
kurang
hal tersebut tentunya peran guru sangat
satu
sudah
pelajaran
membosankan. berminat
yang
Sehingga
sulit
siswa
mendalami
pendidikan
kewarganegaraan.
bagaimana
usaha
guru
untuk
menumbuhkan dan memberikan motivasi
Permasalahan yang lainpun biasanya muncul ketika guru menganggap tugas guru adalah mengajar dan siswa adalah belajar ada pada satu proses. Sebagian guru menganggap bahwa proses
dituntut
ceramahnya
pembelajaran
yang
dalam
berlangsung
agar
siswa
melakukan
proses
belajar
mengajar dengan baik sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai karena hasil belajar akan optimal kalau dan motivasi yang tepat. Oleh
karena
itu
berdasar
menghabiskan 80% waktu pelajaran di kelas
permasalahan di atas, maka guru selaku
itu diperhatikan dan didengar oleh para
pendidik mempunyai tugas yang harus di
siswa. Mungkin awalnya siswa terlihat
laksanakan
antusias
mulai
profesinya yaitu mendesain sedemikian rupa
muncul
cara mengajarnya untuk dapat meningkatkan
karena mereka merasa diminta mendengar
motivasi siswa dalam pembelajaran. Selain
ceramah
itu guru berperan sebagai: Sumber belajar,
lalu
kehilangan
perlahan-lahan
minat.
gurunya
kebanyakan
siswa
Kebosanan
dan
pada
akhirnya
berbincang
dengan
fasilitator,
sesuai
dengan
pengelola,
tuntutan
demonstrator,
temannya, melamun, bahkan sering izin
pembimbing
dan
evaluator.
Sebagai
keluar dengan berbagai alasan, sebagian
motivator
guru
harus
mampu
siswa yang lain tertidur dan dapat ditebak
membangkitkan
oleh siswa di akhir pembelajaran guru pasti
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
memberikan tugas pekerjaan rumah (PR)
berhasil dengan baik. ( Sardiman AM,
yang diambil dari LKS. Karena aktivitas
2001:79)
siswa
yang
rendah
itu,
sehingga
menyebabkan minat belajar dan hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah.
motivasi
siswa
agar
Seharusnya dapat kita pahami dalam strategi pembelajaran, guru mengajar dan
siswa belajar adalah dua proses atau jalan
tradisional sehingga proses pembelajaran
yang berbeda, Artinya ketika guru mengajar,
hanya berlangsung satu arah dimana guru
belum tentu siswa belajar. Ketika siswa
menerangkan dan siswa mendengar atau
banyak
itulah
mencatat, sehingga sering ditemui adanya
saat siswa belajar. Proses
kecenderungan meminimalkan keterlibatan
pegetahuan dan pembelajaran akan berhasil
siswa hingga akhirnya siswa jenuh dan tidak
apabila waktu terlama difokuskan pada
kreatif.
melakukan
sebenarnya
aktivitas,
kondisi siswa beraktivitas, bukan pada kondisi
guru
mengajar.
Keberhasilan
pembelajaran juga lebih cepat terwujud apabila dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.
Salah satu inovasi yang menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan saat ini adalah sebuah metode pembelajaran partisipatif. Pembelajaran partisipatif adalah salah
satu
menciptakan Dalam pembelajaran
ppkn telah
banyak digunakan metode dan pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar Pkn. Salah satu adalah adalah membentuk siswa ke dalam kelompok diskusi yang sangat banyak keuntungannya kenyataannya bahwa
bagi
siswa.
walaupun
siswa
sudah
mendapatkan
Namun disadari banyak
keuntungan dari diskusi yang mengaktifkan mereka,
tidak
banyak
melakukannya.
Seringkali
guru
yang metode
terbatas
pada
interaksi
pembelajaran yang
saling
mencerdaskan sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku bahan ajar tetapi juga sesama siswa. Siswa belajar dalam kelompok, setiap anggota saling bekerja
sama
dan
membantu
bahan
pembelajaran dan mengkomunikasikan hasil perolehannya kepada siswa sehingga dapat menghidupkan
suasana
kelas,
memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yaitu kelas yang produktif dan menyenangkan.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung
metode
Diskusi Buzz Group merupakan
penyampaian
model pembelajaran diskusi dimana setiap
ceramah, tanya jawab, pemberian contoh
anggota tim bertanggungjawab untuk materi
soal, latihan dan diakhiri dengan pemberian
belajar
tugas untuk dikerjakan dirumah. Banyak
kemudian
mengajarkan
guru yang masih menggunakan pendekatan
dalam
kelompok
yang
ditugaskan
kepadanya,
materi
tersebut
kecil
dan
mempersentasikannya
dalam
kelompok
Begitu
pula
Abu
ahmadi
besar dengan menyuruh salah satu pelapor
mengemukakan pengertian: “Belajar adalah
dari setiap kelompok. Model pembelajaran
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan
ini merupakan salah satu usaha guru
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan
aktivitas-aktivitas tingkah laku yang baru
belajar mengajar. Adapun untuk mengetahui
berkat
hal tersebut maka penulis mengadakan
Ahmadi, 1987:85).
penelitian tindakan kelas (Action Research) di kelas VII.A SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun
telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana Model Diskusi Buzz Group di Kelas VII.A SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran ppkn”.
(Abu
pengertian yang telah dikemukakan, maka
diri
individu.
kebiasaan, tingkahlaku dan pengetahuan suatu proses yang disebut belajar. Belajar adalah melalui pengalaman atau latihan. Sedangkan belajar
latihan
yang
merupakan
dilakukan
aktivitas
siswa
untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
usaha untuk mencapai atau untuk
memenuhi kebutuhan. Arti kata aktivitas
Salah satu kegiatan yang utama adalah
belajar.
Menurut beberapa ahli pendidikan telah berbagai
pada
Perubahan tersebut berupa perubahan sikap,
adalah
Aktivitas Belajar siswa
siswa
perubahan
Menurut Samuel soetopo Aktivitas
TELAAH PUSTAKA
mengemukakan
latihan.
. Dengan demikian dari berbagai
proses
Berdasarkan batasan masalah yang
oleh
dan
belajar disini dimaksudkan sebagai suatu
Rumusan Masalah
dilakukan
pengalaman
teori
tentang
pengertian belajar, di antaranya belajar dapat
dalam KBBI adalah segala bentuk kegiatan, keaktifan dan kesibukan seseorang untuk melakukan
sesuatu.
(Samuel
Soetopo,
1982:52). Aktivitas
belajar
yang
efisien
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah
kenyataannya bersifat individual, artinya
laku di timbulkan atau di ubah melalui
tergantung
latihan atau pengalaman. (Wasty Soemanto,
bersangkutan. Tidak ada dua orang yang
1985;99).
menggunakan cara aktivitas belajar yang
masing-masing
orang
yang
sama. Aktivitas belajar yang efisien inilah
mengemukakan
yang
diskusi, dan interupsi.
harus
dikenal,
dipahami,
dan
pendapat,
wawancara,
dipraktekkan oleh setiap siswa agar berhasil dalam dalam belajarnya. Tanpa aktivitas belajar yang efisien sulitlah bagi seorang anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan Mendengarkan
penyajian
bahan,
oleh
mendengarkan percakapan, atau diskusi
Jerrol E. Kemp. Sebagai berikut: Ada siswa
kelompok, mendengarkan suatu permainan,
belajar lebih efektif dan ada yang tidak. Ada
mendengarkan radio.
Seperti
yang
lebih
yang
mudah
dikemukakan
mengerti
melalui
d. Kegiatan-kegiatan Menulis
pendekatan visual, ada yang lebih mudah menangkap verbal dan ada yang lebih cocok
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
bila ada kegiatan praktek, latihan, aktivitas
karangan,
fisik atau manipulasi. (Jerrol E Kemp,
mengerjakan tes dan mengisi angket.
1980:11)
membuat
rangkuman,
e. Kegiatan-kegiatan menggambar
Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan
Menggambar,
membuat
grafik,
chart,
diagram, peta dan pola.
klasifikasi. Paul.D.Dierich, dalam Oemar hamalik mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok, yaitu:
f. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
a. Kegiatan-kegiatan Visual-Membaca
menyelenggarakan permainan, menari dan Melihat
gambar-gambar,
mengamati
berkebun.
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.
g.
Kegiatan-kegiatan mental
b. Kegiatan-kegiatan Lisan-Oral
Merenung,
mengingat,
memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat Mengemukakan suatu fakta atau perinsip, menghubungkan mengajukan
suatu
pertanyaan,
kejadian, member
saran
hubungan-hubungan keputusan.
dan
membuat
h. Kegiatan-kegiatan Emosional
Menurut Suryobroto dalam Trianto,
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. (Oemar Hamalik, 2011:28) Dengan
demikian
dapat
diskusi adalah percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang bergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat
ditarik
tentang suatu masalah atau sama-sama
kesimpulan, bahwa aktivitas belajar adalah
mencari pemecahan mendapatkan jawaban
sebagai usaha yang bersifat fisik maupun
dan kebenaran atas suatu masalah. ( Trianto,
mental dari individu untuk menciptakan atau
2007:117)
mengubah tingkah lakunya demi tercapainya penyesuaian diri dengan lingkungan.
cara penyampaian bahan pelajaran dan guru
Model Diskusi Buzz Group Pada
berbagai
Diskusi menurut Trianto ialah suatu
memberi kesempatan kepada siswa untuk
situasi
proses
pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau
mengumpulkan kesimpulan
pendapat,
atau
membuat
menyusun
berbagai
alternatif pemecahan masalah. (Trianto, 2007:118)
pendekatan yang dilakukan oleh seorang
Dari beberapa pengertian tersebut
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dapat disimpulkan pada dasarnya diskusi
Dan tidaklah menjadi masalah ketika Istilah
adalah cara,teknik maupun model yang
strategi,
digunakan
metode
atau
teknik
sering
utuk
mengumpulkan
digunakan secara bergantian, walaupun pada
pendapat,membuat
dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki
menyusun
perbedaan satu dengan yang lain.
memecahkan suatu permasalahan.
Menurut Garlach dan Ely dalam Hamzah B. Uno. Model
pembelajaran
kesimpulan
berbagai
Menurut Pembelajaran
Ari diskusi
alternative
maupun untuk
Site
Model
Buzz
Group
seringkali disamakan artinya dengan teknik
merupakan
pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat, atau
dapat digunakan pendidik sebagai metode
media yang digunakan oleh guru untuk
pembelajaran. (Ari site: 2012)
mengarahkan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai.(Hamzah B.Uno, 2007:2)
salah satu cara khusus yang
Model kelompok buzz ini adalah kelompok diskusi dimana siswa dibagi
dalam 4-6 orang siswa untuk mendiskusikan
1. Mungkin terjadi pengelompokan yang
suatu topik terlepas dari fasilitator. Tempat
pesertanya terdiri atas orang – orang yang
duduk diatur sedemikian rupa sehingga
tidak tahu apa – apa, apabila yang memilih
siswa
Teknik
anggota kelompok adalah siswa itu sendiri,
memberikan kesempatan kepada individu –
sehingga kekuatan kelompok tidak seimbang
dapat
bertatap
muka.
individu untuk menguji dan memperdalam –
pemikiran mempertajam
pemikirannya suatu
upaya
atau
pemecahan
masalah dan mendapatkan kepercayaan
2.
tidak tersusun secara sistematis dan tidak terarah. 3.
dirinya sendiri. Menurut Prof. Sudjana
teknik
Laporan kelompok – kelompok kecil
Pembicaraan mungkin dapat berbelit –
belit.
kelompok buzz ini memiliki kelebihan dan
4.
kelemahan.
mempersiapkan masalah dan untuk bagian –
*Kelebihan – kelebihan yang dimaksud
bagian dari masalah itu. (Djuju sudjana:
adalah
sebagai
2012)
1.
didik
Peserta
yang
berikut
:
kurang
biasa
menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar seolah – seolah dipaksa oleh situasi untuk berbicara dalam kelompok kecil 2. Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dan mungkin akan menyenangkan. 3. Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian – bagian maslah dalam waktu
Membutuhkan
waktu
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan model diskusi Buzz Group pada dasarnya yang
menjadi
poin
penting
adalah
bagaimana guru mampu menerapkan model diskusi buzz group karena model buzz group merupakan
salah
satu
pembelajaran
partisipatif yang dapat disesuikan dengan faktor-faktor yang ada disekelilingnya.
singkat
DESAIN DAN PROSEDUR
4. Dapat digunakan bersama teknik lain
PENELITIAN
sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.
untuk
Tujian Penelitian
* Sedangkan kelemahan dari teknik adalah sebagai berikut:
Penelitian
ini
bermaksud
untuk
mendapatkan informasi dan data yang empiris dari upaya peningkatan aktivitas
belajar dalam pembelajaran PKn pada siswa
seluruh siswa kelas VII.A SMP Islam Al-
melalui melalui model pembelajaran diskusi
Azhar 12 Rawamangun dengan jumlah 32
Buzz Group.
siswa.
Jenis Penelitian
Teknik Pemantauan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Teknik pemantau yang dilakukan
tindakan kelas (Action Research). Penelitian
untuk keberhasilan tindakan kelas dalam
ini berusaha mengkaji, merefleksi suatu
upaya meningkatkan aktivitas belajar PKn
rencana pembelajaran terhadap kinerja guru,
melalui metode pembelajaran Buzz Group
interaksi antar guru dengan siswa, serta
adalah observasi, wawancara dan angket
interaksi antar siswa dikelas. Penelitian ini
aktivitas belajar siswa pada tiap siklus yakni
dilakukan
siklus.
dari siklus 1, sampai siklus jenuh (sampai
Masing-masing siklus terdiri dari empat
berhasil/sesuai dengan yang diharapkan
tahap yang berkaitan, yaitu; 1). Perencanaan
dalam penelitian ini).
(Planing),
dalam
2).
serangkaian
Tindakan
(acting),
3).
Tahap-tahap Penelitian
Observasi (observing), dan 4). Refleksi 1.Perencanaan (planning)
(reflecting) Dalam penelitian ini guru PKn berperan
sebagai
pembelajaran
PKn
pelaksanaan dikelas
dalam
sedangkan
Pada
tahap
ini
bekerjasama/berkolaborasi
peneliti
dengan
guru
Pkn kelas VII.A di SMP Islam Al-Azhar 12
peneliti bertindak sebagai pemantau yang
Rawamangun
untuk
merencanakan
bertugas mengamati jalan seluruh kegiatan
pembelajaran yang diterapkan dalam proses
penelitian dikelas.
pembelajaran. Yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi Buzz Group,
Sasaran Penelitian Sasaran dalam penelitian Upaya Meningkatkan
Aktivitas
Belajar
Siswa
dalam Pembelajaran Pkn Melalui metode pembelajaran diskusi Buzz Group adalah
selanjutnya
melakukan
bimbingan
dengan
pelatihan
guru
agar
dan dapat
melaksanakan tindakan sesuai dengan yang diharapkan
2. Tindakan (acting)
Analisis data dilakukan secara bertahap.
Pada awal pembelajaran guru menjelaskan materi kepada siswa lalu membagi kelas menjadi kelompok besar yang terdiri dari 4-6 orang perkelompok tersebut dibagi lagi menjadi dua kelompok tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kelompok. Setelah itu guru memberikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.inti proses
Tahap pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan
data.
Tahap
adalah menyimpulkan dan memberi makna berdasarkan deskripsi data tersebut. Adapun analisis data dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan
kelas
diskusi Buzz Group.
seorang
PEMBAHASAN
mengemukakan
pendapat mereka secara giliran yang tentu saja berkaitan dengan materi pembelajaran.
untuk
diterapkan dengan metode pembelajaran
HASIL PENELITIAN DAN
bicara
yakni
meningkatkan aktivitas belajar siswa yang
pembelajaran adalah ketika dimulainya juru
terakhir
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil angket pada siklus
3. Observasi (observing)
pertama presentase rata-rata aktivitas belajar
Peneliti dibantu oleh guru untuk
siswa
secara
visual
adalah
sebanyak
mengamati situasi kelas selama proses
43.54%, sedangkan yang tidak
pembelajaran
itu
56.45%. Presentase rata-rata aktivitas secara
terjadi
Lisan (oral) adalah sebanyak 58.46%,
berlangsung.
mendeskripsikan
hal-hal
Setelah yang
selama kegiatan berlangsung.
sedangkan yang tidak 33.46%. Presentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan cara
4. Refleksi (Reflecting) Penelitian
adalah
mendengarkan adalah sebanyak 70.96%, menganalisa
sedang
yang
tidak
adalah
29.03%.
permasalahan bersama guru berdasarkan
Presentase rata-rata aktivitas belajar siswa
pengamatan selama kegiatan pembelajarana
dengan cara menulis
di siklus pertama, kemudian diperbaiki
80.64%, sedangkan yang tidak adalah
pada siklus berikutnya.
19.35%. Presentase rata-rata aktivitas belajar
Analisa Data
adalah sebanyak
siswa dengan cara metrik adalah sebanyak 39.24%, sedangkan yang tidak adalah 55.37%. Presentase rata-rata aktivitas belajar
siswa dengan cara mental adalah sebanyak
78.06%, sedangkan yang tidak adalah
72.9%, sedangkan yang tidak adalah23.87%.
21.93%. Presentase rata-rata aktivitas belajar
Presentase rata-rata aktivitas belajar siswa
siswa dengan cara menggambar adalah
dengan cara menggambar adalah sebanyak
sebanyak 70.96%, sedangkan yang tidak
54.83%, sedangkan yang tidak adalah
adalah 29.03%. Presentase rata-rata aktivitas
45.16%. Presentase rata-rata aktivitas belajar
belajar siswa dengan cara emosional adalah
siswa
adalah
sebanyak 41.39%, sedangkan yang tidak
sebanyak 38.70%, sedangkan yang tidak
adalah 58.59%. Berdasarkan hasil presentase
adalah 61.28%. Berdasarkan hasil presentase
angket
angket
bahwa
aktivitas siswa dalam pembelajaran Pkn
aktivitas siswa dalam pembelajaran Pkn
masih kurang hal ini dapat dilihat dari rata-
sudah cukup baik hal ini dapat dilihat dari
rata presentase angket yaitu 74,99%.
dengan
diatas
cara
dapat
emosional
dikatakan
rata-rata presentase angket yaitu 57.40%. Berdasarkan hasil angket pada siklus
diatas
dapat
Berdasarkan
dikatakan
hasil
bahwa
penelitian.
Penerapan model diskusi Buzz Group
kedua presentase rata-rata aktivitas belajar
diperoleh
siswa
sebanyak
belajar yang dapat dilihat dari peningkatan
adalah
presentese rata-rata hasil angket setiap
37.90%. Presentase rata-rata aktivitas secara
siklus. Pada siklus pertama rata-rata hasil
Lisan (oral) adalah sebanyak 61.69%,
angket 57,40%
sedangkan yang tidak 38.80 %. Presentase
meningkat menjadi 74,99%.
secara
visual
adalah
62.09%, sedangkan yang tidak
rata-rata aktivitas belajar siswa dengan cara mendengarkan adalah sebanyak 82.25%, sedang
yang
tidak
adalah
adanya
peningkatan
aktivitas
dan pada siklus kedua
Pembahasan Upaya
17.74%.
meningkatkan
aktivitas
Presentase rata-rata aktivitas belajar siswa
belajar siswa pada mata pelajaran pkn
dengan cara menulis
adalah sebanyak
melalui model diskusi Buzz Group. Pada
78.49%, sedangkan yang tidak adalah
penelitian ini bertujuan untuk melihat
21.50%. Presentase rata-rata aktivitas belajar
peningktan
siswa dengan cara metrik adalah sebanyak
penerapan model diskusi buzz group.
44.99%, sedangkan yang tidak adalah 48.38%. Presentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan cara mental adalah sebanyak
aktivitas
belajar
melalui
Menurut teori aktivitas belajar Paul D.
Dierich,
dalam
Oemar
Hamalik
mengklasifikasikan aktivitas atas delapan
dan
kelompok, yaitu: kegiatan-kegiatan visual,
melakukan proses belajar dengan baik agar
lisan, mendengarkan, menulis, menggambar,
tujuan
metrik, mental dan kegiatan emosional.
meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat
Melalui penerapan model diskusi buzz
group
peneliti
bertujuan
memberi
motivasi
yang
agar
dikehendaki
siswa
dalam
tercapai.
untuk
Keterlibatan
siswa
dalam
meningkatkan aktivitas belajar Pkn sehingga
pembelajaran sebelum diskusi Buzz Group
dengan meningkatnya aktivitas belajar akan
digunakan sudah cukup baik hal ini dapat
mengoptimalkan pembelajaran Pkn dikelas
dilihat
karena siswa melibatkan diri dalam proses
mangikuti peoses pembelajaran dikelas.
pembelajaran.
Siswa
Penerapan model diskusi buzz group yang dilakukan dikelas VII.A berjalan baik dan cukup lancar. Pada awalnya yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa adalah
model
cenderung
tidak
pembelajaran. tertarik
Siswa
dengan
mata
pelajaran Pkn karena mata pelajaran ini mementingkan
hapalan,
kurang
menerangkan aspek penalaran dan jarang sekali dalam pembelajaran dikelas siswa berani
mengungkapkan
pendapat,
mengajukan pertanyaan apalagi mengajukan saran.
ketika
terlihat
peneliti
antusias
pertama
ketika
kali
guru
memasuki ruang kelas bahkan ketika proses pembelajaran dimulai siswa memperhatikan materi yang di berikan oleh guru dan seringkali beberapa siswa mencoba bertanya mengenai materi yang diterangkan guru. Siswa yang diberi pertanyaan oleh guru pun berani
memberikan
terlihat
agak
ragu.
jawaban
meskipun
Namun
kelamaan
sebagian siswa mulai terlihat bosan dan akhirnya
bercanda
dengan
temannya,
sehingga guru seringkali menegur siswa agar memperhatikan materi yang dijelaskan. Setelah model diskusi Buzz Group
Model pembelajaran didalam kelas tentunya diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya. Terkait dengan hal tersebut tentunya yang menjadi faktor berikutnya adalah peranan guru untuk menumbuhkan
digunakan sebenarnya kondisi didalam kelas tidak berbeda seperti pada saat sebelum model ini digunakan yang menjadikan suasana kelas berbeda adalah siswa terlihat lebih aktif, semangat, dan mau mengikuti pembelajaran dengan tertib. Siswa mulai
dapat diatur dan siswa terlihat menyukai
pada pembelajaran Pkn yaitu pada siklus
model diskusi karena suasana kelas yang
pertama 78,93 menjadi 80,87 pada siklus
mulanya merupakan deretan bangku bersaff
kedua.
di ubah menjadi model U dan duduk berkelompok
ditempat
manapun
yang
mereka rasa nyaman untuk berdiskusi.
Penerapan
model diskusi Buzz
Group dalam proses pembelajaran PKn menunjukan
terjadinya saling
dan
Perubahan inilah yang menjadikan siswa
interaksi
juga dapat berinteraksi, bekerjasama dengan
sehingga sumber belajar bagi siswa bukan
baik dengan siswa lainnya. Siswa belajar
hanya guru dan buku bahan ajar tetapi
untuk mengungkapkan pendapatnya dalam
sesama
kelompok kecil dan mendiskusikan ide
kelompok,
mana yang akan dipakai saat dilaporkan
bekerjasama
ketika mereka berkumpul dengan kelompok
mengkomunikasikan
besar.
kepada siswa sehingga dapat menghidupkan
siswa.
Siswa
setiap
mencerdaskan
belajar
kelompok
dan
saling
membantu hasil
dalam
dan
perolehannya
suasana kelas, memberdayakan siswa atau
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
berfokus pada siswa dan membuat kelas
SARAN
menjadi menyenangkan.
Kesimpulan Pada penelitian yang dilakukan di SMP
yang
aktivitas
Islam
dapatkan
Hasil penelitian mengenai upaya
kesimpulan bahwa ativitas belajar siswa
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
pada
pembelajaran
mata
peningkatan
Al-Azhar,
pelajaran melalui
di
Implikasi
Pkn
mengalami
penerapan
model
PKn
melalui
penerapan
Diskusi Buzz Group di SMP Islam Al-Azhar
diskusi buzz group , hal ini terbukti dengan
12
Rawamangun
meningkatnya presentase rata-rata aktivitas
peningkatan aktivitas belajar siswa.
belajar siswa kelas VII.A SMP Islam AlAzhar 12 Rawamangun pada siklus pertama 57.40%
dan
siklus
kedua
meningkat
74.99%. Dan hasil tes evaluasi siswa pun semakin meningkat dilihat dari nilai ratarata siswa yang diperoleh dari setiap siklus
Jika model
hasil
diskusi
pembelajaran optimalisasi
menunjukan
penelitian Buzz
adanya
penerapan
group
memperlihatkan
dalam
terjadinya
hasil belajar siswa dan
peningkatan aktivitas belajar siswa dikelas.
Hasil yang dicapai ini tidak dapat dilepaskan
karena
dari
mempunyai guru yang berkualitas
suatu
proses
perbaikan
dan
penyempurnaan model pembelajaran.
pelatihan
baik bila dilandasi dan didukung rencana terencana
dan
pengembangan
4. Model diskusi Buzz Group dapat
sehingga
disarankan dan digunakan sebagai
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa.
salah satu model pembelajaran di kelas untuk meningkatkan aktivitas belajar
Saran Berdasarkan implikasi
yang telah
kesimpulan
dan
diuraikan
diatas,
siswa khususnya pada mata pelajaran PKn.
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
berjalan
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Teknik Belajar Dengan Sistem
Agar
pelaksanaan
dengan
baik
pembelajaran dan
hasilnya
SKS. Surabaya: PT. Bina Ilmu.1982. AM,
Sardiman. Interaksi dan Motivasi
memuaskan, maka sebaiknya perbaikan
Belajar
pengajaran diarahkan pada pengelolaan
Rajawali.2006.
proses
pembelajaran
melalui
strategi
Mengajar.Jakarta:
Depdiknas.Undang-undang RI No.20 Bab 1
maupun model pembelajaran yang baru dan
pasal 1
terlepas dari pembelajaran konvensional
Pendidikan
yang terlalu terfokus pada guru.
Depdiknas.2003.
2.
sekolah
kompetensi.
diskusi Buzz group akan berhasil dengan
yang
mungkin
jika guru tersebut tidak melaksanakan
Implementasi model dalam bentuk
pembelajaran
mana
Guru harus mempunyai waktu untuk menyusun
berbagai
Tahun 2003 Tentang Nasional.Jakarta:
Hamalik,Oemar. Proses belajar Mengajar.
model
Jakarta : PT.Bumi Aksara.2011.
pembelajaran dikelas sehingga guru mempunyai data pribadi kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran. 3.
Kepala sekolah selaku pemimpin diharapkan memberikan arahan dan memenuhi hak guru harus dipenuhi
Kemp,
Jerrol
E.
Instruksional, Mudhofir. Jakarta.1980.
Seri
Disain disadur
Jakarta:
Sistem oleh IKIP
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Raineka Cipta.1985.
Soetopo, Samuel. Psikologi pendidikan II. Jakarta:FEUI.1982.
Sudjana,
Djuju.
Metode
dan
teknik
pembelajaran partisipatif. Jakarta: Falah Production.2001. Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik Konsep, Landasan
Teoritis-Praktis
dan
Implementasinya. Jakarta. Prestasi Pustaka.2007.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan
Proses
Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara.2007.