UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PPKN MELALUI PEMBELAJARAN LESSON STUDY Oleh : Drs. Nudji DA, M.Pd.
Program Studi PPKn STKIP PGRI PASURUAN Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Program Studi PPKn pada Mata kuliah Teori Hukum dan Konstitusi melalui Lesson Study. Adapun subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Angkatan 2013 yang menempuh mata kuliah Teori Hukum dan Konstitusi yang berjumlah 18 orang. Pengimplementasian lesson study ini dilakukan dalam 4 kali putaran. Mengenai materi perkuliahan adalah HAM dan Konstitusi, Negara dan Konstitusi, Amandemen UUD NRI 1945 serta Sistem Pemilukada berdasarkan Konstitusi. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Group Investigation (GI), sedangkan Metode pembelajaran yang dipilih yaitu menerapkan metode ceramah interaktif, Debat, diskusi kelompok dan tanya jawab, Jigsaw Learning, Focus Group discusion (FGD). Indikator kemandirian belajar yang diamati adalah hasil aktifitas belajar yang meliputi mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi dengan kelompok, menanggapi dan bertanya saat presentasi. melakukan diskusi dalam kelompoknya. . Kata kunci: Metode, Kemandirian belajar, Lesson Study
pembelajaran harus dapat membekali peserta
PENDAHULUAN Proses proses
pembelajaran
pengembangan
mahasiswa
sebagai
merupakan
potensi-potensi
peserta
didik
secara
menyeluruh dan terpadu. Dosen dituntut untuk mampu menyampaikan materi kuliah dan juga harus
mampu
mengaktualisasi
peran
strategisnya dalam upaya membentuk watak mahasiswa
melalui
pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang berlaku. Aunurrahman (2009) mengemukakan bahwa secara
substansi,
arah
pendidikan
dan
didik dengan kompetensi mata pelajaran kompetensi lintas kurikulum yang terarah pada kemampuan komunikasi,
memecahkan hubungan
masalah, sosial
dan
interpersonal, kemandirian, etika dan estetika yang harus diperoleh secara holistik dan integratif melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran setiap mahasiswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi mahasiswa yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
9
kemandirian belajar. Dalam perkembangannya
Kemandirian belajar dalam penelitian
kemandirian muncul sebagai hasil proses
ini adalah kemandirian seseorang dalam
belajar dan pengalaman. Kemandirian berasal
kegiatan
dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri,
mendorong
yaitu suatu keadaan yang memungkinkan
terhadap kegiatan serta segala aspek kegiatan
seseorang mengatur dan mengarahkan diri
belajarnya. Dari beberapa pendapat tersebut
sendiri
diatas, kemandirian belajar adalah perilaku
sesuai
Darajat
tingkat
(1983)
perkembangannya.
Kemandirian
belajar
mengambil
prinsip
seseorang
bahwa
yang ada pada seseorang, yang belajar
kemandirian adalah kecenderungan anak untuk
diwujudkan dengan adanya kreatif dalam
melakukan sesuatu yang diingini tanpa minta
belajar, kebebasan dan keyakinan dalam
tolong
dapat
bertindak sesuai nilai yang diajarkan dan
mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada
bertanggung jawab dalam setiap aktivitas
orang lain.
belajarnya.
pada
mengemukakan
belajarnya.
orang
Dulkheim (2007:129)
lain,
(1992)
berpendapat
juga
dalam
Asrori
kemandirian
Pembelajaran sebagai suatu sistem
itu
bertujuan untuk membantu proses belajar
tumbuh dan berkembang karena adanya dua
mahasiswa, yang berisi serangkaian peristiwa
faktor yang merupakan elemen prasyarat bagi
yang dirancang, disusun sedemikian rupa
kemandirian, yaitu (1) adanya disiplin yaitu
untuk
adanya aturan bertindak dan otoritas, (2)
terjadinya proses belajar mahasiswa yang
adanya komitmen terhadap kelompok. Ali dan
bersifat internal. Dalam pembelajaran, situasi
Asrori (2004:114), menyatakan kemandirian
atau kondisi yang memungkinkan terjadinya
merupakan suatu kekuatan internal yang
proses
diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan
dipertimbangkan terlebih dahulu oleh dosen.
mendukung
belajar
dan
harus
mempengaruhi
dirancang
dan
proses menuju kesempurnaan. Sedangkan
Pembelajaran dapat dirancang secara
kemandirian menurut Basri (2000:53) adalah
sistematis melalui kegiatan lesson study.
keadaan seseorang dalam kehidupannya yang
Dalam kegiatan lesson study sekelompok
mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu
dosen
tanpa
berkesinambungan
bantuan
orang
lain.
Berdasarkan
secara
kolaboratif
dan
merencanakan,
pendapat di atas, dapat diambil pengertian
melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan
bahwa kemandirian adalah kemampuan yang
hasil pembelajaran. Menurut Sudrajat (2008),
ada
memikirkan,
Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat
merasakan, dan melakukan sesuatu dalam
mendorong terbentuknya sebuah komunitas
membuat
belajar
pada
seseorang
rencana,
untuk
memilih
alternatif,
(learning
society)
yang
secara
membuat keputusan, mengatasi masalah, dan
konsisten dan sistematis melakukan perbaikan
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
diri, baik pada tataran individual maupun
dilakukannya serta tidak bergantung pada
manajerial. Bacon Bill Cerbin & Bryan Kopp
orang lain.
(Tanpa Tahun) mengemukakan bahwa Lesson
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
10
Study memiliki 4 tujuan utama, yaitu untuk :
kurang mandiri dan terlalu bergantung dengan
(1) mendapatkan pemahaman yang lebih baik
apa yang diajarkan dosen. Mahasiswa baru
tentang bagaimana mahasiswa belajar dan
akan mengerjakan tugas yang diberikan ketika
dosen mengajar, (2) mendapatkan suatu hasil
diberitahukan
yang dapat dimanfaatkan oleh para dosen
dikumpulkan. Jika tidak ada pemberitahuan
lainnya, di luar lesson study, (3) meningkatkan
bahwa tugas tersebut dikumpulkan maka
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri
kebanyakan mahasiswa tidak mengerjakan
kolaboratif,
sebuah
tugas tersebut. Sehingga perlu adanya upaya
pengetahuan pedagogik, dimana seorang dosen
yang dilakukan untuk mendorong kemandirian
dapat memperoleh pengetahuan dari dosen
mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa kurang
lainnya.
aktif
(4)
Tahapan
membangun
lesson
study
yaitu
(1)
bahwa
dalam
besok
belajar
bisa
harus
disebabkan
perencanaan dan implementasi pembelajaran
perencanaan (plan) bertujuan menghasilkan
yang
rancangan pembelajaran yang diyakini mampu
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
membelajarkan mahasiswa secara efektif dan
meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa
membangkitkan partisipasi mahasiswa dalam
Program Studi Pendidikan Pancasila dan
pembelajaran,
Kewarganegaraan (PPKn) pada Teori Hukum
(2)
pelaksanaan
(do)
dimaksudkan untuk menerapkan rancangan
tidak
sistematis.
Untuk
itu
telah
dan Konstitusi melalui Lesson Study.
pembelajaran yang telah direncanakan. Salah satu anggota tim lesson study sebagai model
METODE
dan yang lainya sebagai pengamat, (3)
Penelitian ini merupakan penelitian
pengamatan dan refleksi (see) tujuannya untuk
deskriptif
menemukan
kelebihan
lesson study. Adapun subyek penelitian adalah
pelaksanaan
pembelajaran
dan
kelemahan
(Susilo,
dkk.,
2009).
dengan
mahasiswa
Program
Pancasila Kemandirian
belajar
mahasiswa
mengimplementasikan
dan
Studi
Pendidikan
Kewarganegaraan
(PPKn)
Angkatan 2013 yang menempuh mata kuliah
Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Teori Hukum dan Konstitusi
Kewarganegaraan
perlu
orang. Pengimplementasian lesson study ini
ditingkatkan. Sebagian besar mahasiswa masih
dilakukan dalam 4 kali putaran. Tahapan
cenderung menganggap dosen sebagai satu-
pelaksanaan lesson study terdiri dari 3 tahapan
satunya sumber ilmu. Mahasiswa hanya
yaitu:
menerima dan mendengarkan ilmu yang
perencanaan dilakukan bersama tim lesson
diberikan oleh dosen. Selain itu mahasiswa
study untuk menentukan materi yang akan
cenderung
diajarkan,
(PPKn)
kurang
sumber-sumber dipelajarinya.
aktif
masih
dalam
pendukung Hasil
ilmu
observasi
mencari
(1)
tahap
dosen
yang
pengamatan.
awal
diajarkan
menunjukkan bahwa sekitar 80% mahasiswa Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Konstitusi
perencanaan
model
materi
adalah dan
berjumlah 18
dan
yang
HAM
instrument
dipilih dan
Negara,
(plan),
untuk
Konstitusi, Amandemen
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
11
Konstitusi UUD Tahun 1945, dan Sistem
Tim
Pilkada Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.
pembelajaran yang bernuansa kontekstual
Model pembelajaran yang dipilih yaitu model
dengan model
Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan
yang digunakan adalah Pembelajaran Group
metode Debat untuk diterapkan pada putaran I.
Investigation (GI), menyusun Lembar Kerja
Untuk
Mahasiswa, menyiapkan instrumen penilaian
putaran
II
menerapkan
metode
lesson
study
menyusun
rencana
Presentasi dan Diskusi Kelompok, selanjutnya
dan menyiapkan lembar observasi kegiatan
putaran ke III menerapkan metode Jigsaw
pembelajaran. Materi yang diajarkan adalah
Learning, dan putaran ke IV melalui metode
HAM dan Konstitusi.
pembelajaran Focus Group Discussien (FGD).
b. Implementasi (Open class) dan Observasi
Pembelajaran
Teori
Hukum
dan
1. Dosen
menyampaikan
Kompetensi
Konstitusi di Program Studi Pendidikan
dasar dan tujuan yang hendak dicapai
Pancasila
dalam pembelajaran
dan
Kewarganegaraan
(PPKn),
dosen pengampu mayoritas menggunakan
2. Dosen membagi kelompok menjadi
metode pembelajaran ceramah. Suwarna dkk
dua untuk kelompok yang Pro dan
(2005:106)
Kelompok yang Kontra berdasarkan
mengemukakan
bahwa
dalam
metode ceramah maka dosen sebagai subyek penyampai informasi serta sebagai pusat perhatian.
Dosen
lebih
banyak
bicara
sedangkan mahasiswa hanya mendengarkan atau
mencatat
hal-hal
yang
penting.
Komunikasi yang terjadi cenderung satu arah
tema debat. 3. Dosen menjelaskan tata tertib debat yang akan dilaksanakan. 4. Proses debat dimoderatori oleh salah satu mahasiswa yang dipilih dari mahasiswa.
(one way traffic communication). Sehingga
5. Mahasiswa melaksanakan debat sesuai
proses pembelajaran menjadi membosankan
waktu yang ditentukan oleh Dosen.
dan kurang menarik.
6. Mahasiswa
Kemandirian belajar yang dimaksud
argumentasi
berdebat sesuai
dengan
dengan posisi
dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
kelompok Pro dan Kontra berdasarkan
terhadap
tema debat.
aktifitas
belajar
yang
meliputi
mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen,
berdiskusi
dengan
kelompok,
menanggapi dan bertanya saat presentasi.
7. Mahasiswa dan dosen menyimpulkan materi tentang HAM dan Konstitusi. 8. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas
yang
menunjukkan
adanya
kemandirian belajar mahasiswa pada putaran I dapat dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada Tabel 1.
Putaran I a. Perencanaan (Plan) Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
12
Tabel 1 Kemandirian Belajar Pada Putaran
pembelajaran dengan menggunakan metode
I
pembelajaran Presentasi makalah kelompok, No
Indikator
Jumlah
Kemandirian
Mahasiswa
diskusi interaktif, dan tanya jawab. Adapun
%
media pembelajaran yang digunakan adalah
Belajar 1
2
Mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, Bertanya kepada
16
100%
powerpoint. Materi yang diajarkan adalah Negara dan Konstitusi. b. Implementasi (Open class) dan Observasi
0
0%
1. Pembentukan
dosen bila merasa
Menjawab
3
jenis
20%
pertanyaan 4
Berdiskusi
Menanggapi dan bertanya
kelamin
mahasiswa.
Pelita
(2009:15, 36) mengemukakan bahwa 4
25%
4
25%
alasan kegiatan kelompok yaitu bagi
dengan kelompok 5
dengan
mempertimbangkan kemampuan dan
kesulitan 3
kelompok
mahasiswa yang lambat dapat belajar lebih baik dengan bantuan mahasiswa
saat
yang
presentasi
cepat
menangkap
pelajaran,
mahasiswa yang cepat menangkap pelajaran
c. Refleksi
pemahaman
Hasil refleksi (see) pada putaran 1 menunjukkan
mahasiswa
mempelajari
materi
yang
sudah
dapat
penjelasan
aktif
memperdalam
dengan atas
memberi
subyek
pada
mahasiswa yang lambat, bagi seluruh
diberikan,
melakukan diskusi kelompok. Tetapi hanya
mahasiswa
sebagian kecil saja yang bersikap pro aktif
permasalahan dengan mendengarkan
dalam debat maupun dalam presentasi. Selain
dan memanfaatkan pemikiran dan
itu masih kurang mahasiswa yang menjawab
gagasan mahasiswa lain serta dapat
pertanyaan dan memberi tanggapan pada saat
membangun hubungan yang lebih baik
temannya mempresentasikan hasil diskusinya.
satu sama lain. Setiap kelompok
Hambatan yang masih ditemui yaitu waktu
beranggotakan 5 orang.
pembelajaran belum optimal karena melebihi
2.
dapat
menyelesaikan
Dosen menggunakan metode ceramah
waktu seharusnya.
interaktif untuk memberi motivasi
Putaran II
kepada
a. Perencanaan (Plan)
konsep-konsep penting yang dipelajari
Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang
sehingga memungkinkan mahasiswa
perlu diselesaikan adalah waktu pembelajaran
melihat lebih jelas hubungan antara
melebihi alokasi waktu yang telah ditetapkan.
materi satu dengan yang lain.
Untuk mengantisipasi kelebihan waktu, masih
mahasiswa,
menyampaikan
3. Dosen membagikan materi kepada
kurangnya mahasiswa yang bersikap pro aktif,
setiap
maka Tim lesson study menyusun rencana
diskusi. Dalam satu kelas terbagi
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
kelompok
sebagai
bahan
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
13
menjadi 4 kelompok dan masingmasing kelompok terdiri 5 mahasiswa.
pertanyaan 4
Berdiskusi
0%
2
15%
dengan
Setiap kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan materi yang diberikan
0
kelompok 5
Menanggapi dan
dan berkewajiban mempresentasikan
bertanya
hasil diskusi dalam kelompoknya.
presentasi
saat
4. Untuk memberdayakan kemampuan mahasiswa
untuk
bertanya
maka
c. Refleksi
digunakan metode tanya jawab. Dosen
Hasil
memberi
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas
kesempatan
kepada
refleksi
(see)
mahasiswa untuk bertanya sehingga
belajar mahasiswa
dosen mengetahui hal-hal yang belum
dalam
dimengerti
kemampuan
oleh
mahasiswa,
serta
melakukan
pada
putaran
II
diskusi
kelompok,
dan
menjawab
bertanya
komunikasi dan interaksi yang terjadi
pertanyaan. Namun
tidak hanya satu arah.
demikian masih ada adanya anggota kelompok
5. Mahasiswa melaksanakan presentasi
yang tidak aktif mengikuti diskusi. Sehingga
kelompok sesuai dengan tema masing
untuk perencanaan berikutnya perlu adanya
berdasarkan alokasi waktu yang telah
perhatian khusus pada mahasiswa yang kurang
ditentukan
aktif
6. Mahasiswa
bersama
dosen
dalam diskusi dan mahasiswa yang tidak
menyimpulkan materi tentang Negara
pernah
mengajukan
dan Konstitusi.
menjawab pertanyaan.
pertanyaan
serta
7. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas
yang
menunjukkan
adanya
Putaran III
kemandirian belajar mahasiswa pada putaran
a. Perencanaan (Plan)
II dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang
Tabel 2 Kemandirian Belajar Pada Putaran
perlu
II
meratanya mahasiswa yang bersikap pro aktif
No
Indikator
Jumlah
Kemandirian
Mahasiswa
%
2
17
Menjawab
kurang
rencana
pembelajaran
dengan
100%
metode Presentasi makalah kelompok secara bergiliran sesuai dengan tema masing-masing, 0
0%
diskusi interaktif, dan tanya jawab. Adapun media pembelajaran yang digunakan adalah
bila
merasa kesulitan 3
masih
menggunakan model Jigsaw Learning dengan
Mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, Bertanya kepada dosen
adalah
dalam forum diskusi , maka Tim lesson study menyusun
Belajar 1
diselesaikan
powerpoint. Materi yang diajarkan adalah 3
18%
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Amandemen UUD NRI Tahun 1945.
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
14
4. Mahasiswa melaksanakan presentasi
b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Pembentukan
kelompok
dengan
kelompok sesuai dengan tema masing
mempertimbangkan kemampuan dan
berdasarkan alokasi waktu yang telah
jenis
Pelita
ditentukan.
(2009:15, 36) mengemukakan bahwa
5. Mahasiswa
kelamin
mahasiswa.
dosen
alasan kegiatan kelompok yaitu bagi
menyimpulkan materi tentang Negara
mahasiswa yang lambat dapat belajar
dan Konstitusi.
lebih baik dengan bantuan mahasiswa yang
cepat
menangkap
pelajaran,
6. Dosen melakukan evaluasi. Aktifitas
yang
menunjukkan
adanya
mahasiswa yang cepat menangkap
kemandirian belajar mahasiswa pada putaran
pelajaran
III
pemahaman penjelasan
dapat
memperdalam
dengan atas
memberi
subyek
pada
mahasiswa yang lambat, bagi seluruh mahasiswa
dapat
dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kemandirian Belajar Pada Putaran III
menyelesaikan
permasalahan dengan mendengarkan
No
dan memanfaatkan pemikiran dan gagasan mahasiswa lain serta dapat
1
satu sama lain. Setiap kelompok beranggotakan 5 orang.
2
2. Dosen membagikan materi kepada setiap
kelompok
sebagai
Kemandirian
Mahasiswa
Mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, Bertanya
bila
3
Menjawab
4
Berdiskusi
mendiskusikan materi yang diberikan
kelompok
Dosen
menggunakan
pada
satu
5
28%
12
67%
15
83%
5
Menanggapi
12
67%
dan
bertanya
saat presentasi
metode
Presentasi makalah kelompok secara bergantian
100%
pertanyaan
dengan
hasil diskusi dalam kelompoknya.
18
merasa
Setiap kelompok ditugaskan untuk
dan berkewajiban mempresentasikan
%
kesulitan
menjadi 4 kelompok dan masingmasing kelompok terdiri 5 mahasiswa.
Jumlah
kepada dosen
bahan
diskusi. Dalam satu kelas terbagi
Indikator
Belajar
membangun hubungan yang lebih baik
3.
bersama
pertemuan.
Kelompok 1 presentasi selanjutnya Tanya jawab, dilanjutkan presentasi kelompok 2 dan sesi Tanya jawab,
c. Refleksi Hasil
refleksi
(see)
pada
putaran
III
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar mahasiswa dalam melakukan diskusi kelompok dengan model Jigsaw Learning,
sampai dengan kelompok terakhir. Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
15
kemampuan
bertanya
pertanyaan.
Namun
dan
menjawab
demikian
UUD
masih
mengikuti
diskusi.
Sehingga
Tahun
1945
beserta
dampak positif dan negatifnya.
adabeberapa mahasiswa yang sama dengan pertemuan sebelumnya yang tidak
NRI
3. Mahasiswa mulai terpetakan menjadi
aktif
dua kelompok besar antara yang
untuk
sepakat
untuk
pemilukada
secara
perencanaan berikutnya perlu adanya perhatian
langsung dan pemilukada melalui
khusus pada mahasiswa yang bersangkutan.
pemilihan DPRD. 4. Mahasiswa mengajukan argumentasi
Putaran IV
berdasarkan pemikiran dan analisa
a. Perencanaan (Plan)
juridis atas sistem pemilukada yang
Berdasarkan hasil refleksi, hambatan yang
ideal untuk masa yang akan datang.
perlu diselesaikan adalah adanya beberapa
5. Dosen
menyimpulkan
bersama
mahasiswa yang dari pertemuan sebelumnya
mahasiswa tentang materi Pemilukada
tidak ada perubahan dalam keaktifannya untuk
berdasarkan UUD NRI 1945.
terlibat dalam forum diskusi kelas dan terkesan
6. Dosen melakukan evaluasi.
bersikap diam dan pasif. Maka Tim lesson
Aktifitas
study menyusun rencana pembelajaran dengan
kemandirian belajar mahasiswa pada putaran
menggunakan metode pembelajaran Focus
IV dapat dilihat pada Tabel 4.
Group discussion (FGD). Adapun media
Tabel 4 Kemandirian Belajar Pada Putaran
pembelajaran
IV.
yang
digunakan
adalah
powerpoint. Materi yang diajarkan adalah
No
Pemilu Kepala daerah Berdasarkan UUD NRI
menunjukkan
Indikator
Jumlah
Kemandirian
Mahasiswa
adanya
%
Belajar
Tahun 1945.
1
b. Implementasi (Open class) dan Observasi 1. Dosen menggunakan metode ceramah interaktif untuk memberi motivasi kepada
yang
mahasiswa,
2
menyampaikan
dosen
18
100%
3
17%
18
100%
16
89%
15
83%
bila
merasa kesulitan
konsep-konsep penting yang dipelajari sehingga memungkinkan mahasiswa
Mempelajari materi yang akan dipelajari dengan sendirinya, Bertanya kepada
3
Menjawab pertanyaan
melihat lebih jelas permasalahan yang
4
Berdiskusi
akan dijadikan tema diskusi yang
dengan
terfokus.
kelompok
2. Dosen menyampaikan materi tentang
5
bertanya
beberapa alternatif sistem pemilukada berdasarkan
asas
Menanggapi dan saat
presentasi
Demokrasi
sebagaimana yang terkandung didalam
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
c. Refleksi
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
16
Hasil
refleksi
(see)
pada
putaran
IV
belajar di dalam kelas. Metode pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan aktifitas
yang
belajar mahasiswa dalam melakukan diskusi
mahasiswa tidak hanya melalui diskusi, namun
kelompok,
metode dalam menyelesaikan tugas juga bisa
kemampuan
bertanya
dan
menjawab pertanyaan.
dapat
menjadi
mendukung
salah
satu
kemandirian
alternatif
untuk
menerapkan kemandirian. Tugas merupakan Kemandirian belajar mahasiswa yang
salah satu sarana untuk mengevaluasi serta
ditunjukkan pada aktifitasnya ketika proses
mengetahui seberapa banyak pemahaman yang
pembelajaran berlangsung selama 2 putaran
telah dimiliki oleh para mahasiswa dari
mengalami kenaikan. Hal ini terlihat pada
penjelasan yang diberikan oleh dosen. Ames
jumlah mahasiswa yang melakukan berbagai
(1995) dalam Muna (2009:12) salah satu
aktifitas yang meliputi mempelajari materi
faktor yang dapat dilakukan untuk memotivasi
yang
dengan
mahasiswa dalam belajar adalah dengan
sendirinya,bertanya kepada dosen bila merasa
memberikan kemandirian pada mahasiswa
kesulitan dan menjawab pertanyaan dosen,
dalam mengerjakan tugas. Kemandirian dalam
berdiskusi dengan kelompok,menanggapi dan
mengerjakan
bertanya saat presentasi.
mahasiswa untuk bertanggung jawab pada
akan
dipelajari
tugas
akan
melatih
para
Pembelajaran dengan metode diskusi
tugas, melatih kreativitas dalam mengerjakan
merupakan salah satu sarana untuk melatih
tugas, dan melatih mahasiswa mengevaluasi
para
hasil belajar.
mahasiswa
mengembangkan
kemandiriannya. Ryan (2002) dalam Muna (2009:12) cara belajar di dalam kelas dapat
KESIMPULAN dan SARAN
dikembangkan jika suasana belajardidasarkan
Kemandirian
belajar
mahasiswa
pada prinsip kemandirian. Desain kelas yang
Program Studi Pendidikan Pancasila dan
berdasarkan prinsip kemandirtan tidak akan
Kewarganegaraan (PPKn) dapat ditingkatkan
membuat siswa jenuh belajar di dalam kelas
melalui Lesson Study. Peningkatan terlihat dari
melainkan mahasiswa dapat lebih bersemangat
hasil pengamatan berbagai aktifitas mahasiswa
dalam belajar karena selalu ada suasana baru
dalam perkuliahan yang meliputi mempelajari
dalam belajar.
materi yang akan dipelajari dengan sendirinya,
Kemandirian di kampus, berkaitan
bertanya kepada dosen bila merasa kesulitan
dengan metode yang dipakai oleh dosen saat
dan menjawab pertanyaan dosen, berdiskusi
mengajar
dengan kelompok, menanggapi dan bertanya
mendukung
di
dalam
kelas.
perkernbangan
Dosen
yang
kemandirian
saat presentasi.
mahasiswa, menerapkan cara belajar yang
Perlu adanya perluasan cakupan mata
demokratis seperti, memberikan kebebasan
kuliah dengan menggunakan pembelajaran
pada
Lesson
mahasiswa
untuk berpendapat
dan
mempertahankan pendapatnya saat proses Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Study
berimplikasi
dengan
kepada
harapan
kemandirian
akan belajar
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
17
mahasiswa
serta
profesionalisme
dosen.
Sehingga akan terbangun sebuah professional
Darajat. 1983. Perawatan Jiwa Untuk Anak. Jakarta: Bulan Bintang
cultur community learning yang sustainabel antar dosen dan antar mahasiswa khususnya Prodi PPKN STKIP PGRI Pasuruan.
DAFTAR RUJUKAN Ali, M. dan Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung.- Wacana Prima. Aunurrahman. 2009. Belajar pembelajaran. Bandung: Alfabeta
dan
Bacon Bill. Corbin & Bryan Kopp. Tanpa Tahun. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online:
Muna,
N. F. 2009. Hubungan antara Kemandirian dengan Motif Berkompetensi pada Siswa kelas VII RSBI. Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. (Online: http://eprint.Undip.ac.id/11107/1/Jurnalku. diakses 1 April 2011) Pelita. 2009. Buku Petunjuk Guru untuk pembelajaran yang lebih baik. Depdiknas/Depag-JICA. Jakarta Sudrajat, A. 2008. Lesson study untuk meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.. www.duniaguru.com Susilo, Herawati., Husnul Chotimah, Ridwan Joharwan, Jumiati, Yuyun Dwita Sari, dan Sunarjo. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah. Bayumedia Publishing. Malang
http ://www.uwlax.edu/sotlAsplindex2.htm Basri, H, 2000. Remaja Berkualitas (Problem Remaja dan Solusinya) Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro, pendekatan praktis menyiapkan pendidik profesional. Tiara Wacana, Yogyakarta
Jurnal Heritage Volume 2 Nomor 2. Januari 2014
Program Studi Ilmu Komunikasi UYP
18